Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Personal higiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
Personal higiene atau kesehatan pribadi adalah upaya individu dalam memelihara
kebersihan diri yang meliputi kebersihan rambut, telinga, gigi dan mulut, kuku, kulit, dan
kebersihan daam berpakaian dalam meningkatkan kesehatan yang optimal.

Menurut Roper (2002), aktivitas ini dikembangkan menjadi rutinitas harian guna
memberikan perasaan stabil dan aman pada diri individu. Tingkat kebersihan sendiri
dinilai dari penampilan individu serta upayanya dalam menjaga kebersihan dan kerapian
tubuhnya setiap hari. Hal ini sangat penting, mengingat kebersihan merupakan kebutuhan
dasar utama yang dapat mempengaruhi status kesehatan dan kondisi psikologis individu
secara umum. Perilaku kebersihan diri dapat dipengaruhi oleh nilai serta kebiasaan yang
dianut individu, disamping faktor budaya, sosial, norma keluarga, tingkat pendidikan,
status ekonomi, persepsi seseorang terhadap kesehatan serta tingkat perkembangan dan
lain sebagainya. Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan.
Hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele,
padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat memengaruhi kesehatan secara umum.
Oleh karena itu, hendaknya setiap orang selalu berusaha supaya personal higienenya
dipelihara dan ditingkatkan.

Cara merawat hidung antara lain: jaga agar lubang hidung tidak kemasukan air
atau benda asing; jangan biarkan benda kecil masuk kedalam hidung, sebab nantinya
dapat terisap dan menyumbat jalan napas serta menyebabkan luka pada membran
mukosa; sewaktu mengeluarkan debu dari lubang hidung, hembuskan secara perlahan
dengan membiarkan kedua lubang hidung tetap terbuka; jangan mengeluarkan kotoran
dari lubang hidung dengan menggunakan jari, karena dapat mengiritasi mukosa hidung.

Telinga dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu bagian luar, bagian tengah, dan daun
telinga. Telinga bagian luar terdiri atas lubang telinga dan daun telinga. Telinga bagian
tengah terdiri atas ruang yang terdiri atas tiga buah ruang tulang pendengaran. Ditelinga
bagian dalam terdapat alat keseimbangan tubuh yang terletak daalm rumah siput. Telinga
merupakan alat pendengaran, sehingga berbagai macam bunyi-bunyi suara dapat
didengar. Disamping sebagai alat pendengaran telinga juga dapat berguna sebagai alat
keseimbangan tubuh. Menjaga kesehatan telinga dapat dilakukan dengan dengan
pembersihan yang berguna untuk mencegah kerusakan dan infeksi telinga. Beberapa
upaya perawatan telinga yaitu dengan menghindari kebiasaan mengorek telinga dengan
jari kotor atau benda tajam karena dapat berakibat robeknya gendang telinga. Hindari
dari bunyi-bunyian yang bernada dan benturan yang keras. Bila terasa ada kelainan pada
telinga segera berobat atau periksa ke dokter. Telinga yang sehat yaitu lubang telinga
selalu bersih, untuk mendengar jelas dan telinga bagian luar selalu bersih. Saat
membersihkan telinga bagian luar, hendaklah kita tetap memperhatikan telinga bgian
dalam.

Adanya masalah pada kebersihan diri akan berdampak pada kesehatan seseorang.
Saat seseorang sakit, salah satu penyebabnya mungkin adalah kebersihan diri yang
kurang. Ini harus menjadi perhatian kita bersama, sebab kebersihan merupakan faktor
penting dalam mempertahankan derajat kesehatan individu. Sebagai contoh, adanya
perubahan pada kulit dapat menimbulkan berbagai gangguan fisik dan psikologis.
Gangguan fisik yang terjadi dapt mengakibatkan perubahan konsep diri. Sementara itu,
gangguan psikologis dapat terjadi karena kondisi tersebut mungkin mengurangi
keindahan penampilan dan reaksi emosional. Peran perawat dalam hal ini sangat
dibutuhkan guna meningkatkan higiene personal individu melalui kegiatan penyuluhan
dan peningkatan pengetahuan tentang upaya kebersihan diri melalui penerapan prinsip
hidup bersih dan sehat.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana prosedur melakukan irigasi telinga?
1.2.2 ???????????
1.2.3 ????????
1.2.4 ?????

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum : Mengetahui pentingnya pemahaman dan penerapan prosedur
personal higiene pada telinga dan hidung bagi perawat dalam menjalankan proses
asuhan keperawatan
1.3.2 Tujuan Kusus :
1. Menjelaskan tentang prosedure irigasi telinga
2. ????
3. ???
4. ???
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Melakukan Irigasi Telinga

2.2.1 Definisi
Irigasi telinga adalah pencucian kanal auditorius eksterna dengan menggunakan
aliran cairan.

2.2.2 Tujuan
1. Mengeluarkan kotoran telinga
2. Mengeluarkan benda asing (kecuali zat-zat higroskopik)
3. Membersihkan telinga dari secret nanah akibat infeksi telinga tengah
4. Untuk efek antiseptik
5. Memberikan efek panas
6. Mengevaluasi fungsi vestibulum (misalnya: uji kalori bilateral)

2.2.3 Cairan yang Digunakan


1. Asam borat 2-4%
2. Larutan natrium bikarbonat 1%
3. NaCl 0,9%
4. Hydrogen peroksida 2%
5. Air steril

2.2.4 Perangkat Alat


1. Larutan irigasi steril yang diresapkan (dihangatkan sampai 37 derajat
celcius)
2. Seperangkat alat irigasi (tabung irigasi dan bola karet penghisap)
3. Perlak tahan air
4. Baskom muntahan
5. Kapas usap
6. Sarung tangan bersih
7. Bola-bola kapas
8. Lampu sorot dan cermin kepala
9. Potongan kasa steril
10. Jas steril berisi cairan ekstra
2.2.5 Prosedure Irigasi Telinga

Tindakan keperawatan Rasionalisasi


1. Jelaskan prosedurnya pada pasien dan Penjelasan membasilitasi kerjasama dan
jelaskan apa yang harus dilakukan oleh memberikan rasa percaya
pasien
2. Bawa alat ke samping ranjang pasien.Memberikan cara kerja yang terorganisir
Perisa intruksi dokter, lindungi pasien
dan sprei ranjang dengan perlak tahan air
3. Cuci tangan Mencegah penyebaran mikroorganisme
4. Posisikan pasien dalam keadaan duduk Gravitasi menyebabkan cairan irigasi
atau berbaring dengan kepala mengalir
dimiringkan kearah sisi telinga yang
sakit
5. Bersihkan pinna dan meatus kanal Benda-benda yang menempel pada
auditorius sesuai keperluan dengan penna dan meatus dapat tercuci masuk
menggunakan ujung kapas usap yang kedalam telinga
basah yang dicelupkan kedalam air
hangat atau cairan irigasi.
6. Pastikan apakah sumbatan akan Bila air menyentuh benda tersebut, maka
disebabkan oleh benda higroskopik benda tersebut akan membesar dan
(menyerap air) atau bukan. menimbulkan rasa nyeri.
7. Isi bola karet dengan larutan hangat, bila Udara yang dipaksa masuk ke dalam
menggunakan tabung irigasi, keluarkan telinga akan menimbulkan suara berisik
udara dari dalam tabung. sehingga tidak nyaman untuk pasien
8. Luruskan kanal auditorius dengan cara Meluruskan kanal auditorius membantu
menarik pinna ke atas dan kebelakang cairan irigasi memenuhi semua area
pada orang dewasa, kea rah atas dan kanal
belakang pada anak-anak usia lebih dari
3 tahun, dan kearah bawah dan belakang
pada bayi atau anak sampai usia 3 tahun.
9. Arahkan aliran cairan secara mantap dan Mengarahkan cairan kearah atap kanal
perlahan kea rah atap kanal auditorius membantu mencegah terjadinya cedera
dengan kekuatan yang cukup saja untuk pada membrane timpani. Masuk dan
mengeluarkan secret. Jangan sampai tim keluarnya cairan secara
tabung irigasi menutup jalan kanal berkesinambungan akan mencegah
auditorius. Biarkan cairan mengalir terjadinya kenaikan tekanan di dalam
keluar tanpa hambatan kanal
10. Bila proses irigasi sudah selesai, Bola kapas akan menyerap sisa cairan
letakkan satu buah bola kapas secara dan day gravitasi akan menyebabkan sisa
longgar pada meatus auditorius dan cairan dalam kanal mengalir keluar dari
posisikan pasien berbaring pada sisi dalam telinga
telinga yang sakit diatas handuk atau
perlak.
11. Buang cairan irigasi dan kapas usap.
Bersihkan dan simpan kembali alat yang
masih bisa digunakan
12. Cuci tangan Mencegah penyebaran mikroorganisme
13. Catat proses irigasi tadi, penampakan Berperan sebagai sarana komunikasi
cairan yang keluar dari dalam telinga antar anggota staf
dan respon pasien
14. Angkat bola kapas dan amati aliran Cairan yang keluar dan nyeri
cairan yang keluar setelah 15 menit menandakan adanya cedera pada
membrane timpani

2.2.6 Perhatian Kusus


1. Cairan irigasi harus paling tidak bersuhu kamar
2. Tabung irigasi dengan tabung dan tip dapat digunakan jika tujuan irigasi
adalah memberikan rasa panas pada area dalam telinga
3. Bila irigasi tidak mampu mengeluarkan kotoran telinga, teteskan
beberapa tetes gliserin, karbonat peroksida yang diresepkan atau cairan
lain sesuai intruksi, dua atau tiga kali sehari selama 2-3 hari untuk
membantu melunakkan dan melonggarkan sumbatan
4. Hati-hati jangan sampai mengirigasi telinga orang tua dengan air dingin
karena dapat menimbulkan rasa pusing

2.2 ???
2.3 ???
2.4 ???
BAB III

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Jacob,annamma ,Rekha R, Jadhav Sonali Tarachnand.2014.Buku Ajar: Clinical Nursing


Procedures jilid 1.Tangerang Selatan:Binarupa Aksara.

Mubarak,Wahid Iqbal, Lilis Indrawati, Joko Susanto.2015.Buku 1: Buku Ajar Ilmu


Keperawatan Dasar.Jakarta:Salemba Medika.
LAMPIRAN

Pembagian Tugas

1. Ana Khusniyaturrahmah (P27820117004) : mengerjakan materi kebersihan telinga,


daftar pustaka, dan daftar isi
2. Eka Diana Karisma (P27820117014) : mengerjakan bab 1, bab 3, dan editing
3. Bima Aryo Ningrat (P27820117024) : mengerjakan materi kebersihan hidung,
sampul, dan kata pengantar

Anda mungkin juga menyukai