1
Lampiran 4
FORMAT
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien :
DS : ............................……………………………….…………………………………….......
DO : ..................................................................................................................................
2. Diagnosa Keperawatan : .......................................................................................................
3. Tujuan : ..........................................................................................................................
.....…………………………………….…………………………………………..………………………....
4. Tindakan Keperawatan (SP) :.....................................................................................................
……………………………………………………………….…………………………….………………..
2
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik ………………………………………………………………….……………
b. Perkenalan / validasi identitas perawat : ...................................................................
c. Pembicaraan dengan topik netral :............................................................................
d. Evaluasi / validasi : ………………………………………………………….........................
e. Kontrak :
Topik ………………………………………………………………
Waktu ……………………………………………………………..
Tempat ………………………………………………………………
3. Fase terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien (subjektif) : ....................................................................................................
………………………………………………………….……………………………………………
Evaluasi perawat (objektif setelah reinforcement) : .............................................................
…………………………….………………………………………………………………………..
b. Rencana tindak lanjut : ........................................................................................................
c. Kontrak yang akan datang :
Topik …………………………………………………………………………..
Waktu ………………………………………………………………………….
Tempat ………………………………………………………………………….
d. Salam terapeutik...
Lampiran 7
FORMAT
DOKUMENTASI ANALISA PROSES INTERAKSI (API)
Initial klien :…………………………………………..….
Usia klien :………………………………………………
Interaksi ke :………………………………………………
Lingkungan :………………………………………………
Deskripsi klien : diagnosa ……………………….................
Tujuan Interaksi :………………………………………………
Waktu Interaksi : durasi………………………………………
(contoh isian)
No Komunikasi Komunikasi Analisa Berfokus Analisa Berfokus Landasan Teoritis
Verbal Non Verbal Pada Perawat Pada Klien
3
1 P :”selamat P : tersenyum, P: perawat mencoba K :Klien sudah Salam terapeutik:
pagi mengulurkan membina trust, terbina trust
pak..”………… tangan………… membuka (Stuart, 2009)
K : tersenyum pembicaraan, Trust tercapai jika....
mengawali kom ter
K:”iya..” K:menjabat
tangan perawat
P:duduk di
samping klien
2 P :………… P :………… P:………….. K :…………
K :………….
K:………….. K:…………..
P:…………..
…dst….
K; walaikum Perawat mengakhir Klien mulai terbuka
salam… komter dg salam
terapeutik
Kesan perawat:
Klien dapat memahami arahan perawat. Klien blm dpt melakukan latihan mandiri... Perawat cukup terapeutik
karena mlk komter sesuai tahapan dan menggunakan teknik komter...
Bandung, ……………………………….
Perawat,
(……………………………………………)
Lampiran 10
1. Pengkajian
Inisial klien : ...................................................................
Usia : ...................................................................
No. RM : ...................................................................
Tgl pengkajian : ...................................................................
Kondisi saat dikaji : (fokus pada masalah utama yang ditemukan)
..........................................................................................................................................................
4
....................................................................................................................................................................
...........................................................................
2. Diagnosa
DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN
DS : Klien mengatakan : ‘………...............’ ..................................................................
Klien mengatakan : ‘……………………’ ........
Keluarga klien mengatakan : ‘…………’
DO : -………………..
-………..............
DS : Klien mengatakan : ‘………...............’ ..................................................................
Klien mengatakan : ‘……………………’ .........
Keluarga klien mengatakan : ‘…………’
DO : -………………..
-………..............
3. Perencanaan
(sesuai SAK)
4. Implementasi dan Evaluasi
No Tindakan Keperawatan Evaluasi (SOAP) TTD dan
nama jelas
Tgl:...... jam :....... Tgl:........ jam: ........
Lampiran 11
FORMAT
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
A. TOPIK : …………………………………………………………………………………….
B. TUJUAN :
1. Tujuan umum : ……………………………………………………………………
2. Tujuan khusus : ……………………………………………………………………
a. …………………………………………………………………………………………
b. .……………………………………………………………………………………….
c. ………………………………………………………………………………dst.
5
3. Tujuan hari ini :…………………………………………………………………………
LANDASAN TEORITIS (Memberikan justifikasi bahwa TAK dibutuhkan pada
klien yang akan dilibatkan)
D. KLIEN
1. Karakteristik / kriteria peserta
2. Proses seleksi
E. PENGORGANISASIAN
1. Waktu : tanggal, hari, jam, waktu yang dibutuhkan untuk tiap langkah tindakan
2. Tim terapis : leader, co leader, fasilitator, observer
3. Metoda dan media
F. PROSES PELAKSANAAN
1. Orientasi
a. Salam perkenalan
b. Penjelasan tujuan dan aturan main
2. Kerja
(gambarkan langkah-langkah kegiatan selama TAK)
3. Terminasi
a. Evaluasi respons subjektif klien
b. Evaluasi respons objektif (observasi perilaku klien selama kegiatan dikaitkan dengan tujuan)
c. Tindak lanjut (apa yang dapat dilaksanakan setelah TAK)
d. Kontrak yang akan datang
Lampiran 15
STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN (SAK) JIWA
(diagnosa gangguan jiwa)
1. Diagnosa : Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Pasien mampu : Setelah ….x pertemuan, SP I
- Mengenali pasien dapat menyebutkan : - Bantu pasien mengenal halusinasi (isi, waktu
halusinasi yang terjadinya, frekuensi, situasi pencetus, perasaan
dialaminya saat terjadi halusinasi)
6
- Mengontrol - Isi, waktu, frekuensi, - Latih mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
halusinasinya situasi pencetus, Tahapan tindakannya meliputi :
- Mengikuti program perasaan - Jelaskan cara menghardik halusinasi
pengobatan - Mampu memperagakan - Peragakan cara menghardik
- cara dalam mengontrol - Minta pasien memperagakan ulang
halusinasi - Pantau penerapan cara ini, beri penguatan perilaku
pasien
- Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
Setelah ….x pertemuan, SP 2
pasien mampu : - Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
- Menyebutkan kegiatan - Tanyakan program pengobatan
yang sudah dilakukan - Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada
- Menyebutkan manfaat gangguan jiwa
dari program pengobatan - Jelaskan akibat bila tidak digunakan sesuai program
- Jelaskan akibat bila putus obat
- Jelaskan cara mendapatkan obat/ berobat
- Jelaskan pengobatan (5B)
- Latih pasien minum obat
- Masukkan dalam jadwal harian pasien
Setelah ….x pertemuan, SP 3
pasien mampu : - Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1 dan 2)
- Menyebutkan kegiatan - Latih berbicara/bercakap dengan orang lain saat
yang sudah dilakukan halusinasi muncul
- Memperagakan cara - Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
bercakap-cakap dengan
orang lain
Setelah ….x pertemuan SP 4
pasien mampu : - Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1,2 dan 3)
- Menyebutkan kegiatan - Latih kegiatan agar halusinasi tidak muncul
yang sudah dilakukan Tahapannya :
dan - Jelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk
- Membuat jadwal mengatasi halusinasi
kegiatan sehari-hari dan - Diskusikan aktivitas yang biasa dilakukan oleh
mampu pasien
memperagakannya. - Latih pasien melakukan aktivitas
- Susun jadwal aktivitas sehari-hari sesuai dengan
aktivitas yang telah dilatih (dari bangun pagi sampai
tidur malam)
- Pantau pelaksanaan jadwal kegiatan, berikan
penguatan terhadap perilaku pasien yang (+)
Keluarga mampu : Setelah ….x pertemuan SP 1
Merawat pasien di keluarga mampu - Identifikasi masalah keluarga dalam merawat pasien
rumah dan menjadi menjelaskan tentang - Jelaskan tentang halusinasi :
sistem pendukung halusinasi - Pengertian halusinasi
yang efektif untuk - Jenis halusinasi yang dialami pasien
pasien - Tanda dan gejala halusinasi
- Cara merawat pasien halusinasi (cara
berkomunikasi, pemberian obat & pemberian
aktivitas kepada pasien)
- Sumber-sumber pelayanan kesehatan yang bisa
dijangkau
- Bermain peran cara merawat
- Rencana tindak lanjut keluarga, jadwal keluarga
untuk merawat pasien
7
Setelah ….x pertemuan SP 2
keluarga mampu : - Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1)
- Menyelesaikan kegiatan - Latih keluarga merawat pasien
yang sudah dilakukan - RTL keluarga / jadwal keluarga untuk merawat pasien
- Memperagakan cara
merawat pasien
Setelah ….x pertemuan SP 3
keluarga mampu : - Evaluasi kemampuan keluarga (SP 2)
- Menyebutkan kegiatan - Latih keluarga merawat pasien
yang sudah dilakukan - RTL keluarga / jadwal keluarga untuk merawat pasien
- Memperagakan cara
merawat pasien serta
mampu membuat RTL
Setelah ….x pertemuan SP 4
keluarga mampu : - Evaluasi kemampuan keluarga
- Menyebutkan kegiatan - Evaluasi kemampuan pasien
yang sudah dilakukan - RTL Keluarga :
- Melaksanakan Follow Up - Follow Up
rujukan - Rujukan
8
Keluarga mampu : Setelah ….x pertemuan SP 1
- Mengidentifikasi keluarga mampu - Identifikasi masalah keluarga dalam merawat pasien
waham pasien mengidentifikasi masalah - Jelaskan proses terjadinya waham
- Memfasilitasi dan menjelaskan cara - Jelaskan tentang cara merawat pasien waham
pasien untuk merawat pasien - Latih (simulasi) cara merawat
memenuhi - RTL keluarga / jadwal merawat pasien
kebutuhannya Setelah ….x pertemuan SP 2
- Mempertahankan keluarga mampu : - Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1)
program - Menyebutkan kegiatan - Latih keluarga cara merawat pasien (langsung ke
pengobatan pasien yang sesuai dilakukan pasien)
secara optimal - Mampu memperagakan - RTL keluarga
cara merawat pasien
Setelah ….x pertemuan SP 3
keluarga mampu - Evaluasi kemampuan keluarga
mengidentifikasi masalah - Evaluasi kemampuan pasien
dan mampu menjelaskan - RTL keluarga :
cara merawat pasien - Follow Up dan rujukan
3. Diagnosa Keperawatan : Perilaku Kekerasan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Pasien mampu : Setelah ….x pertemuan, SP I
- Mengidentifikasi pasien mampu : - Identifikasi penyebab, tanda dan gejala serta akibat
penyebab dan - Menyebutkan penyebab, perilaku kekerasan
tanda perilaku tanda, gejala dan akibat - Latih cara fisik : Tarik nafas dalam dan pukul
kekerasan perilaku kekerasan kasur/bantal
- Menyebutkan jenis - Memperagakan cara - Masukkan dalam jadwal harian pasien
perilaku kekerasan fisik 1 untuk mengontrol
yang pernah perilaku kekerasan
dilakukan Setelah ….x pertemuan SP 2
- Menyebutkan pasien mampu : - Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
akibat dari perilaku - Menyebutkan kegiatan - Latih patuh obat :
kekerasan yang yang sudah dilakukan - Minum obat secara teratur dengan prinsip 5 B
dilakukan - Memperagakan cara - Susun jadwal minum obat secara teratur
- Menyebutkan cara patuh obat - Masukkan dalam jadwal harian pasien
mengontrol perilaku Setelah ….x pertemuan SP 3
kekerasan pasien mampu : - Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1 dan 2)
- Mengontrol perilaku - Menyebutkan kegiatan - Latih secara sosial / verbal
kekerasannya yang sudah dilakukan - Menolak dengan baik
dengan cara : - Memperagakan cara - Meminta dengan baik
- Fisik sosial / verbal untuk - Mengungkapkan dengan baik
- Sosial / verbal mengontrol perilaku - Masukkan dalam jadwal harian pasien
- Spiritual kekerasan
- Terapi Setelah ….x pertemuan, SP 4
psikofarmaka pasien mampu : - Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1,2&3)
(patah obat) - Menyebutkan kegiatan - Latih secara spiritual:
yang sudah dilakukan - Berdoa
- Memperagakan cara - Sholat
spiritual - Masukkan dalam jadwal harian pasien
Keluarga mampu : Setelah ….x pertemuan SP 1
Merawat pasien di keluarga mampu - Identifikasi masalah yang dirasakan keluarga
rumah menjelaskan penyebab, dalam merawat pasien
tanda dan gejala, akibat - Jelaskan tentang Perilaku Kekerasan :
serta mampu - Penyebab
- Akibat
9
memperagakan cara Cara merawat
-
merawat. - Latih 2 cara merawat
- RTL keluarga / jadwal untuk merawat pasien
Setelah ….x pertemuan SP 2
keluarga mampu - Evaluasi SP 1
menyebutkan kegiatan yang - Latih (simulasi) 2 cara lain untuk merawat pasien
sudah dilakukan dan - Latih langsung ke pasien
mampu merawat serta - RTL keluarga / jadwal keluarga untuk merawat
dapat membuat RTL pasien
Setelah ….x pertemuan SP 3
keluarga mampu - Evaluasi SP 1 dan 2
menyebutkan kegiatan yang - Latih langsung ke pasien
sudah dilakukan dan - RTL keluarga / jadwal keluarga untuk merawat
mampu merawat serta pasien
dapat membuat RTL
Setelah ….x pertemuan SP 4
keluarga mampu - Evaluasi SP 1,2 &3
melaksanakan Follow Up - Latih langsung ke pasien
dan rujukan serta mampu - RTL Keluarga :
menyebutkan kegiatan yang - Follow Up
sudah dilakukan - Rujukan
10
- Beri contoh cara pelaksanaan aktivitas yang
dapat dilakukan pasien
- Susun bersama pasien aktivitas atau kegiatan
sehari-hari pasien
- Nilai kemampuan pertama yang telah dipilih
- Diskusikan dengan pasien untuk menetapkan
urutan kegiatan (yang sudah dipilih pasien) yang
akan dilatihkan.
- Bersama pasien dan keluarga memperagakan
beberapa kegiatan yang akan dilakukan pasien.
- Berikan dukungan atau pujian yang nyata sesuai
kemajuan yang diperlihatkan pasien.
- Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
- Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba
kegiatan.
- Beri pujian atas aktivitas / kegiatan yang dapat
dilakukan pasien setiap hari
- Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi
dan perubahan sikap
- Susun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan
bersama pasien dan keluarga.
- Berikan kesempatan mengungkapkan
perasaannya setelah pelaksanaan kegiatan.
Yakinkan bahwa keluarga mendukung setiap
aktivitas yang dilakukan pasien
SP 2
- Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
- Pilih kemampuan kedua yang dapat dilakukan
- Latih kemampuan yang dipilih
- Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
SP 3
- Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1 dan 2)
- Memilih kemampuan ketiga yang dapat dilakukan
- Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
SP 4
- Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1,2 dan 3)
- Memilih kemampuan ketiga yang dapat dilakukan
- Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
Keluarga mampu : Setelah ….x pertemuan SP 1
Merawat pasien dengan keluarga mampu : - Identifikasi masalah yang dirasakan dalam merawat
harga diri rendah di - Mengidentifikasi pasien
rumah dan menjadi kemampuan yang - Jelaskan proses terjadinya HDR
sistem pendukung yang dimiliki pasien - Jelaskan tentang cara merawat pasien
efektif bagi pasien - Menyediakan fasilitas - Main peran dalam merawat pasien HDR
untuk pasien melakukan - Susun RTL keluarga / jadwal keluarga untuk
kegiatan merawat pasien
- Mendorong pasien SP 2
melakukan kegiatan - Evaluasi kemampuan SP 1
- Memuji pasien saat - Latih keluarga langsung ke pasien
pasien dapat melakukan - Menyusun RTL keluarga / jadwal keluarga untuk
kegiatan merawat pasien
11
- Membantu melatih SP 3
pasien - Evaluasi kemampuan keluarga
- Membantu menyusun - Evaluasi kemampuan pasien
jadwal kegiatan pasien - RTL keluarga :
- Membantu - Follow Up
perkembangan pasien - Rujukan
SP 4
- Evaluasi kemampuan pasien yang lalu (SP1,2&3)
- Latih cara BAB & BAK yang baik
- Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
- Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB/
BAK
Keluarga mampu : Setelah ….x pertemuan SP 1
Merawat anggota keluarga mampu - Identifikasi masalah keluarga dalam merawat pasien
keluarga yang meneruskan melatih pasien dengan masalah kebersihan diri, berdandan,
mengalami masalah dan mendukung agar makan, BAB/BAK
kurang perawatan diri kemampuan pasien dalam - Jelaskan defisit perawatan diri
perawatan dirinya meningkat - Jelaskan cara merawat kebersihan diri, berdandan,
makan, BAB/BAK
- Bermain peran cara merawat
- Rencana tindak lanjut keluarga / jadwal keluarga
untuk merawat pasien
SP 2
- Evaluasi SP 1
- Latih keluarga merawat langsung ke pasien,
kebersihan diri dan berdandan
- RTL keluarga / jadwal keluarga untuk merawat
pasien
SP 3
- Evaluasi kemampuan SP 2
- Latih keluarga merawat langsung ke pasien cara
makan
- RTL keluarga / jadwal keluarga untuk merawat
pasien
SP 4
- Evaluasi kemampuan keluarga
- Evaluasi kemampuan pasien
- RTL Keluarga : Follow up dan rujukan
7. Diagnosa : Risiko Bunuh Diri
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Pasien tetap aman dan SP I
selamat Setelah ….x pertemuan, - Identifikasi benda-benda yang dapat membahayakan
pasien mampu : pasien
- Mengidentifikasi benda- - Amankan benda-benda yang dapat membahayakan
benda yang dapat pasien
membahayakan pasien - Lakukan kontrak treatment
- Mengendalikan dorongan - Ajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri
bunuh diri - Latih cara mengendalikan dorongan bunuh diri
14
Setelah ….x pertemuan, SP 2
pasien mampu : - Identifikasi aspek positif pasien
Mengidentifikasi aspek positif - Dorong pasien untuk berpikir positif terhadap diri
dan mampu menghargai diri - Dorong pasien untuk menghargai diri sebagai individu
sebagai individu yang yang berharga
berharga
Setelah ….x pertemuan, SP 3
pasien mampu : - Identifikasi pola koping yang biasa diterapkan pasien
Mengidentifikasi pola koping - Nilai pola koping yang biasa dilakukan
yang konstruktif dan mampu - Identifikasi pola koping yang konstruktif
menerapkannya - Dorong pasien memilih pola koping yang konstruktif
- Anjurkan pasien menerapkan pola koping yang
konstruktif dalam kegiatan harian
Setelah ….x pertemuan, SP 4
pasien mampu : - Buat rencana masa depan yang realistis bersama
Membuat rencana masa pasien
depan yang realistis dan - Identifikasi cara mencapai rencana masa depan yang
mampu melakukan kegiatan realistis
- Beri dorongan pasien melakukan kegiatan dalam
rangka meraih masa depan yang realistis
Keluarga mampu : Setelah ….x pertemuan SP 1
Merawat pasien dengan keluarga mampu : - Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
risiko bunuh diri Merawat pasien dan mampu merawat pasien
menjelaskan pengertian, - Jelaskan pengertian, tanda dan gejala risiko bunuh diri
tanda dan gejala serta jenis dan jenis perilaku bunuh diri yang dialami pasien
perilaku bunuh diri beserta proses terjadinya
- Jelaskan cara-cara merawat pasien risiko bunuh diri
Setelah ….x pertemuan SP 2
keluarga mampu : - Latih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien
Merawat pasien dan mampu dengan risiko bunuh diri
melakukan langsung cara - Latih keluarga melakukan cara merawat langsung
merawat pasien kepada pasien risiko bunuh diri
Setelah ….x pertemuan SP 3
keluarga mampu : - Bantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah
Membuat jadwal aktivitas di termasuk minum obat
rumah dan mampu - Jelaskan follow up pasien setelah pulang
melakukan follow up
Lampiran 16
15
1. mengenal proses terjadi, tanda a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri,
ansietas dan gejala, akibat panggil pasien sesuai nama panggilan yang disukai
2. mengatasi 2. Melatih teknik b) Menjelaskan tujuan interaksi: melatih pengendalian
ansietas melalui relaksasi fisik, ansietas agar proses penyembuhan lebih cepat
tehnik relaksasi pengendalian pikiran 2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan
3. memperagakan & emosi latihan pengendalian ansietas
dan 3) Bantu pasien mengenal ansietas:
menggunakan a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan
tehnik relaksasi perasaannya.
untuk mengatasi b) Bantu pasien mengenal penyebab ansietas
ansietas c) Bantu klien menyadari perilaku akibat ansietas
4) Latih teknik relaksasi:
a) Tarik napas dalam
b) Mengerutkan dan mengendurkan otot-otot (distraksi)
SP2: evaluasi asesmen ansietas, manfaat teknik relaksasi
dan latihan hipnotis diri sendiri (latihan 5 jari) dan kegiatan
spiritual
1) Pertahankan rasa percaya pasien
a) Mengucapkan salam dan memberi motivasi
b) Asesmen ulang ansietas dan kemampuan melakukan
teknik relaksasi
2) Membuat kontrak ulang: latihan pengendalian ansietas
3) Latihan hipnotis diri sendiri (lima jari) dan kegiatan spiritual
Keluarga mampu: 1. Mendiskusikan SP1 keluarga: penjelasan kondisi pasien dan cara
1. mengenal kondisi pasien: merawat:
masalah ansietas, penyebab, 1) Bina hubungan saling percaya
ansietas pada proses terjadi, tanda a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri
anggota dan gejala, akibat b) Menjelaskan tujuan interaksi: menjelaskan ansietas
keluarganya 2. Melatih keluarga pasien dan cara merawat agar proses penyembuhan
2. merawat merawat ansietas lebih cepat
anggota pasien 2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan
keluarga yang 3. Melatih keluarga latihan cara merawat ansietas pasien
mengalami melakukan follow up 3) Bantu keluarga mengenal ansietas:
ansietas a) Menjelaskan ansietas, penyebab, proses terjadi, tanda
3. memfollow up dan gejala, serta akibatnya
anggota b) Menjelaskan cara merawat ansietas pasien: tidak
keluarga yang menambah masalah (stres) dengan sikap positif,
mengalami memotivasi cara relaksasi yg telah dilatih perawat pada
ansietas pasien
c) Sertakan keluarga saat melatih teknik relaksasi pada
pasien dan minta untuk memotivasi pasien
melakukannya
SP 2 keluarga: evaluasi peran keluarga merawat pasien,
cara merawat dan follow up
1) Pertahankan rasa percaya keluarga dengan mengucapkan
salam, menanyakan peran keluarga merawat pasien &
kondisi pasien
2) Membuat kontrak ulang: latihan lanjutan cara merawat dan
follow up
3) Menyertakan keluarga saat melatih pasien hipnotis diri
sendiri (lima jari) dan kegiatan spiritual
4) Diskusikan dengan keluarga follow up dan kondisi pasien
yang perlu dirujuk (lapang persepsi menyempit, tidak
16
mampu menerima informasi, tanda-tanda fisik semakin
meningkat) dan cara merujuk pasien
SP2: evaluasi asesmen gangguan citra tubuh, manfaat
mengembangkan harapan positif dan latihan
mengontrol perasaan ketidakberdayaan
1) Pertahankan rasa percaya pasien
a) Mengucapkan salam dan memberi motivasi
b) Asesmen ulang gangguan citra tubuh dan kemampuan
mengembangkan pikiran postif
2) Membuat kontrak ulang: latihan mengontrol perasaan
gangguan citra tubuh
3) Motivasi pasien untuk melakukan aktifitas yang mengarah
pada pembentukan tubuh yang ideal
4) Lakukan interaksi secara bertahap dengan cara :
a) Susun jadual kegiatan sehari-hari
b) Dorong melakukan aktifitas sehari-hari dan terlibat
dalam aktifitas dalam keluarga dan sosial
c) Dorong untuk mengunjungi teman atau orang lain yang
berarti/mempunyai peran penting baginya.
d) Beri pujian terhadap keberhasilan pasien melakukan
interaksi
Keluarga mampu 1) Mendiskusikan kondisi SP1 keluarga: penjelasan kondisi pasien dan cara
1) mengenal pasien gangguan citra merawat:
masalah tubuh, penyebab, 1) Bina hubungan saling percaya
gangguan citra proses terjadi, tanda a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri
tubuh pada dan gejala, akibat b) Menjelaskan tujuan interaksi: menjelaskan gangguan
anggota 2) Melatih keluarga citra tubuh pasien dan cara merawat agar proses
keluarganya merawat gangguan penyembuhan lebih cepat
2) Keluarga mampu citra tubuh pasien 2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan
merawat anggota 3) Melatih keluarga latihan cara merawat gangguan citra tubuh pasien
keluarga yang melakukan follow up 3) Bantu keluarga mengenal gangguan citra tubuh:
mengalami a) Menjelaskan gangguan citra tubuh, penyebab, proses
gangguan citra terjadi, tanda dan gejala, serta akibatnya
tubuh b) Menjelaskan cara merawat gangguan citra tubuh
3) Keluarga mampu pasien: membantu mengembangkan motivasi bahwa
memfollow up pasien untuk menerima kondisi tubuhnya yang telah
anggota keluarga dilatih perawat pada pasien
yang mengalami 4) Sertakan keluarga saat melatih pasien menggunakan
ketidakberdayaan protese
SP 2 keluarga: evaluasi peran keluarga merawat pasien,
mengatasi gangguan citra tubuh melalui aktifitas yang
mengarah pada pembentukan tubuh yang ideal dan follow
up
1) Pertahankan rasa percaya keluarga dengan mengucapkan
salam, menanyakan peran keluarga merawat pasien &
kondisi pasien
2) Membuat kontrak ulang: latihan lanjutan cara merawat dan
follow up
3) Menyertakan keluarga saat melatih pasien mengatasi
gangguan citra tubuh melalui aktifitas yang mengarah pada
pembentukan tubuh yang ideal
4) Diskusikan dengan keluarga follow up dan kondisi pasien
yang perlu dirujuk (penolakan terhadap perubahan diri
17
bersifat menetap dan tidak mau terlibat dalam perawatan
diri) dan cara merujuk pasien
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN: KEPUTUSASAAN
TUJUAN PRINSIP TINDAKAN STRATEGI PELAKSANAAN
Pasien: 1) Diskusi tentang SP I : Assesmen keputusasaan dan latihan berfikir positif
1) Mampu kejadian yang melalui penemuan harapan dan makna hidup
mengenal membuat putus asa, 1) Bina hubungan saling percaya
masalah perasaan/pikiran/ a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri,
keputusasaannya perilaku yang berubah panggil pasien sesuai nama panggilan yang disukai
2) Mampu 2) Latihan berfikir positif b) Menjelaskan tujuan interaksi: melatih pengendalian
memberdayakan melalui penemuan perasaan putus asa agar proses penyembuhan lebih cepat
diri dalam harapan dan makna 2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan
aktivitas hidup latihan pengendalian perasaan putus asa
3) Mampu 3) Latihan melakukan 3) Bantu pasien mengenal keputusasaan:
menggunakan aktivitas untuk a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan
keluarga sebagai menumbuhkan perasaan sedih/ kesendirian/ keputusasaannya.
sumber daya harapan dan makna b) Bantu pasien mengenal penyebab putus asa
hidup c) Diskusikan perbedaan antara perasaan dan pikiran
klien terhadap kondisinya dengan kondisi real kondisi klien
d) Bantu pasien menyadari perilaku akibat putus asa
e) Dukung klien untuk mengungkapkan pengalaman yang
mendukung pikiran, perasaan dan perilaku positif
4) Latih restrukturisasi pikiran melalui latihan berpikir positif
dengan mengidentifikasi harapan dan penemuan makna
hidup
SP 2 Pasien : Evaluasi assesmen keputusaan, manfaat
berfikir positif, dan latihan melakukan aktivitas untuk
menumbuhkan harapan dan makna hidup
1) Pertahankan rasa percaya pasien
a)
e
n
g
u
c
a
p
k
a
n
s
a
l
a
m
d
a
n
m
e
m
b
e
r
18
i
m
o
t
i
v
a
s
i
b) Asesmen ulang keputusasaan dan kemampuan
melakukan restrukturisasi pikiran
2) Membuat kontrak ulang: cara
mengatasi keputusaaan
3) Diskusikan aspek positif diri sendiri, keluarga, dan
lingkungan
4) Diskusikan kemampuan positif diri
sendiri
5) Latih satu kemampuan positif
6) Tekankan bahwa kegiatan melakukan kemampuan positif
berguna untuk menumbuhkan harapan dan makna hidup
Keluarga mampu: 1) Mendiskusikan kondisi SP1 keluarga: penjelasan kondisi pasien dan cara
1) mengenal pasien: keputusaan, merawat:
masalah penyebab, proses 1) Bina hubungan saling percaya
keputusasaan terjadi, tanda dan gejala, a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri
pada anggota akibat b) Menjelaskan tujuan interaksi: menjelaskan
keluarganya 2) Melatih keluarga keputusasaan pasien dan cara merawat agar proses
2) merawat anggota merawat pasien dengan penyembuhan lebih cepat
keluarga yang ansietas 2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan
mengalami 3) Melatih keluarga latihan cara merawat pasien dengan keputusasaan
keputusasaan melakukan follow up 3) Bantu keluarga mengenal putus asa pada pasien:
3) memfollow up a) Menjelaskan keputusasaan, penyebab, proses terjadi,
anggota keluarga tanda dan gejala, serta akibatnya
yang mengalami b) Menjelaskan cara merawat pasien dengan putus asa:
keputusasaan menumbuhkan harapan positif melalui restrukturisasi
pikiran melalui penemuan harapan dan makna hidup
serta melatih kemampuan positif
c) Sertakan keluarga saat melatih restrukturisasi pikiran
dan latihan kemampuan positif
SP 2 keluarga: evaluasi peran keluarga merawat pasien,
cara merawat dan follow up
1) Pertahankan rasa percaya keluarga dengan mengucapkan
salam, menanyakan peran keluarga merawat pasien &
kondisi pasien
2) Membuat kontrak ulang: latihan lanjutan cara merawat dan
follow up
3) Menyertakan keluarga saat melatih pasien melatih
kemampuan positif
4) Diskusikan dengan keluarga follow up dan kondisi pasien
yang perlu dirujuk (muncul ide bunuh diri atau perilaku
pengabaian diri) dan cara merujuk pasien
3. HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL
TUJUAN PRINSIP TINDAKAN STRATEGI PELAKSANAAN
Klien mampu: 1. Mendiskusikan harga SP1: Asesmen harga diri rendah dan latihan melakukan
diri rendah : kegiatan positif:
19
1. meningkatkan penyebab, proses 1) Bina hubungan saling percaya
kesadaran terjadinya masalah, a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri,
tentang tanda dan gejala dan panggil pasien sesuai nama panggilan yang disukai
hubungan positif akibat b) Menjelaskan tujuan interaksi: melatih pengendalian
antara harga diri 2. Membantu pasien harga diri rendah agar proses penyembuhan lebih cepat
dan pemecahan mengembangkan pola 2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan
masalah yang pikir positif latihan pengendalian harga diri rendah
efektif 3. Membantu 3) Bantu pasien mengenal harga diri rendah:
2. melakukan mengembangkan a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan
keterampilan kembali harga diri perasaannya.
positif untuk positif melalui melalui b) Bantu pasien mengenal penyebab harga diri rendah
meningkatkan kegiatan positif c) Bantu klien menyadari perilaku akibat harga diri rendah
harga diri d) Bantu pasien dalam menggambarkan dengan jelas
3. melakukan keadaan evaluasi diri yang positif yang terdahulu
pemecahan 4) Bantu pasien mengidentifikasi strategi pemecahan yang
masalah dan lalu, kekuatan, keterbatasan serta potensi yang dimiliki
melakukan 5) Jelaskan pada pasien hubungan antara harga diri dan
umpan balik yang kemampuan pemecahan masalah yang efektif
efektif 6) Diskusikan aspek positif dan kemampuan diri sendiri,
4. menyadari keluarga, dan lingkungan
hubungan yang 7) Latih satu kemampuan positif yang dimiliki
positif antara 8) Latih satu kemampuan positif
harga diri dan Tekankan bahwa kegiatan melakukan kemampuan positif
kesehatan fisik berguna untuk menumbuhkan harga diri positif
SP 2 Pasien : Evaluasi assesmen harga diri rendah,
manfaat latihan melakukan kemampuan positif 1, melatih
kemampuan positif 2
1) Pertahankan rasa percaya pasien
a) Mengucapkan salam dan memberi motivasi
b) Asesmen ulang harga diri rendah dan kemampuan
melakukan kegiatan positif
2) Membuat kontrak ulang: cara
mengatasi harga diri rendah
3) Latih satu kemampuan positif ke 2
4) Evaluasi efektifitas melakukan kegiatan positif untuk
meningkatkan harga diri
5) Tekankan kembali bahwa kegiatan melakukan
kemampuan positif berguna untuk menumbuhkan harga diri
Keluarga mampu: 1. Mendiskusikan SP1 keluarga: penjelasan kondisi pasien dan cara
1. mengenal kondisi pasien: merawat:
masalah harga penyebab, proses 1) Bina hubungan saling percaya
diri rendah pada terjadi, tanda dan a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri
anggota gejala, akibat b) Menjelaskan tujuan interaksi: menjelaskan harga diri
keluarganya 2. Melatih keluarga rendah pasien dan cara merawat agar proses
2. merawat anggota merawat pasien penyembuhan lebih cepat
keluarga yang dengan harga diri 2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan
mengalami harga rendah latihan cara merawat pasien dengan harga diri rendah
diri rendah 3. Melatih keluarga 3) Bantu keluarga mengenal HDR pada pasien:
3. memfollow up melakukan follow up a) Menjelaskan harga diri rendah, penyebab, proses
anggota keluarga terjadi, tanda dan gejala, serta akibatnya
yang mengalami b) Menjelaskan cara merawat pasien dengan harga diri
harga diri rendah rendah: menumbuhkan harga diri positif melalui
melakukan kegiatan positif
20
c) Sertakan keluarga saat melatih latihan kemampuan
positi
SP 2 keluarga: evaluasi peran keluarga merawat pasien,
cara merawat dan follow up
1) Pertahankan rasa percaya keluarga dengan mengucapkan
salam, menanyakan peran keluarga merawat pasien &
kondisi pasien
2) Membuat kontrak ulang: latihan lanjutan cara merawat dan
follow up
3) Menyertakan keluarga saat melatih pasien melatih
kemampuan positif ke 2
4) Diskusikan dengan keluarga follow up dan kondisi pasien
yang perlu dirujuk (kondisi pengabaian diri dan perawatan
dirinya) dan cara merujuk pasien
4. KETIDAKBERDAYAAN
TUJUAN PRINSIP TINDAKAN STRATEGI PELAKSANAAN
Pasien mampu: 1. Mendiskusikan SP1: Assesmen ketidakberdayaan dan latihan berpikir
1) membina ketidakberdayaanya : positif
hubungan saling penyebab, proses 1) Bina hubungan saling percaya
percaya terjadinya masalah, a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri,
2) mengenali dan tanda dan gejala dan panggil pasien sesuai nama panggilan yang disukai
mengekspresikan akibat b) Menjelaskan tujuan interaksi: melatih pengendalian
emosinya. 2. Membantu ketidakberdayaan agar proses penyembuhan lebih
3) memodifikasi mengembangkanpola cepat
pola kognitif yang pikir positif c) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan
negatif 3. Melatih mengontrol latihan pengendalian ketidakberdayaan
4) berpartisipasi perasaan 2) Bantu pasien mengenal ketidakberdayaan:
dalam ketidakberdayaan a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan
pengambilan perasaannya.
keputusan yang b) Bantu pasien mengenal penyebab ketidakberdayaan
berkenaan c) Bantu klien menyadari perilaku akibat ketidakberdayaan
dengan d) Bantu Bantu klien untuk mengekspresikan perasaannya
perawatannya dan identifikasi area-area situasi kehidupannya yang
sendiri. tidak berada dalam kemampuannya untuk mengontrol
5) termotivasi untuk e) Bantu klien untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
aktif mencapai dapat berpengaruh terhadap ketidak berdayaannya
tujuan yang f) Diskusikan tentang masalah yang dihadapi klien tanpa
realistis. memintanya untuk menyimpulkan
g) Identifikasi pemikiran yang negatif dan bantu untuk
menurunkan melalui interupsi atau subtitusi
h) Bantu pasien untuk meningkatkan pemikiran yang
positif
i) Evaluasi ketepatan persepsi, logika dan kesimpulan
yang dibuat pasien
j) Identifikasi persepsi klien yang tidak tepat,
penyimpangan dan pendapatnya yang tidak rasional
a) Latih mengembangkan harapan positif (afirmasi positif)
SP2: evaluasi asesmen ketidakberdayaan, manfaat
mengembangkan harapan positif dan latihan mengontrol
perasaan ketidakberdayaan
1) Pertahankan rasa percaya pasien
b) Mengucapkan salam dan memberi motivasi
c) Asesmen ulang ketidakberdayaan dan kemampuan
mengembangkan pikiran postif
21
2) Membuat kontrak ulang: latihan mengontrol perasaan
ketidakberdayaan
3) Latihan mengontrol perasaan ketidakberdayaan melalui
peningkatan kemampuan mengendalikan situasi yang
masih bisa dilakukan pasien (Bantu klien mengidentifikasi
area-area situasi kehidupan yang dapat dikontrolnya.
Dukung kekuatan – kekuatan diri yang dapat di identifikasi
oleh klien) misalnya klien masih mampu menjalankan peran
sebagai ibu meskipun sedang sakit.
Keluarga mampu: 1) Mendiskusikan kondisi SP1 keluarga: penjelasan kondisi pasien dan cara
1) mengenal pasien: merawat:
masalah ketidakberdayaan, 1) Bina hubungan saling percaya
ketidakberdayaan penyebab, proses a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri
pada anggota terjadi, tanda dan b) Menjelaskan tujuan interaksi: menjelaskan
keluarganya gejala, akibat ketidakberdayaan pasien dan cara merawat agar proses
2) merawat anggota 2) Melatih keluarga penyembuhan lebih cepat
keluarga yang merawat 2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan
mengalami ketidakberdayaan latihan cara merawat ketidakberdayaan pasien
ketidakberdayaan pasien 3) Bantu keluarga mengenal ketidakberdayaan:
3) memfollow up 3) Melatih keluarga a) Menjelaskan ansietas, penyebab, proses terjadi,
anggota keluarga melakukan follow up tanda dan gejala, serta akibatnya
yang mengalami b) Menjelaskan cara merawat ketidakberdayaan pasien:
ketidakberdayaan membantu mengembangkan motivasi bahwa pasien
dapat mengendalikan situasi dan memotivasi cara
afirmasi positif yang telah dilatih perawat pada pasien
4) Sertakan keluarga saat melatih afirmasi positif
SP 2 keluarga: evaluasi peran keluarga merawat pasien,
cara latihan mengontrol perasaan ketidakberdayaan dan
follow up
1) Pertahankan rasa percaya keluarga dengan mengucapkan
salam, menanyakan peran keluarga merawat pasien & kondisi
pasien
2) Membuat kontrak ulang: latihan lanjutan cara merawat dan
follow up
3) Menyertakan keluarga saat melatih pasien latihan
mengontrol perasaan tidak berdaya
4) Diskusikan dengan keluarga follow up dan kondisi pasien
yang perlu dirujuk (klien tidak mau terlibat dalam perawatan di
Rumah Sakit) dan cara merujuk pasien
5. GANGGUAN CITRA TUBUH
TUJUAN PRINSIP TINDAKAN STRATEGI PELAKSANAAN
Pasien mampu: 1) Asesmen gangguan SP 1 Pasien : Assesmen gangguan citra tubuh dan
1) mengidentifikasi citra tubuh dan menerima keadaan tubuh saat ini
citra tubuhnya menerima keadaan 1) Bina hubungan saling percaya
2) mengidentifikasi tubuh saat ini a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri,
potensi (aspek 2) Evaluasi asesmen panggil pasien sesuai nama panggilan yang disukai
positif) dirinya gangguan citra tubuh, b) Menjelaskan tujuan interaksi: melatih pengendalian
3) mengetahui cara- manfaat ganggaun citra tubuh agar proses penyembuhan lebih
cara untuk mengembangkan cepat
meningkatkan harapan positif dan 2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan
citra tubuh latihan mengontrol latihan pengendalian gangguan citra tubuh
4) melakukan cara- perasaan 3) Bantu pasien mengenal gangguan citra tubuhnya:
cara untuk ketidakberdayaan a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan
perasaannya.
22
meningkatkan b) Bantu pasien mengenal penyebab gangguan citra tubuh
citra tubuh c) Bantu klien menyadari perilaku akibat gangguan citra
5) berinteraksi tubuhnya
dengan orang 4) Diskusikan persepsi pasien tentang citra tubuhnya : dulu
lain tanpa dan saat ini, perasaan tentang citra tubuhnya dan harapan
terganggu terhadap citra tubuhnya saat ini.
5) Diskusikan potensi bagian tubuh yang lain.
6) Bantu pasien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang
terganggu.
7) Ajarkan pasien meningkatkan citra tubuh dengan cara :
a) Gunakan protese, wig, kosmetik atau yang lainnya
sesegera mungkin, gunakan pakaian yang baru (jika
diperlukan)
b) Motivasi pasien untuk melihat bagian yang hilang
secara bertahap.
c) Bantu pasienmelihat, menyentuh bagian tubuh yang
terganggu
23
24