Anda di halaman 1dari 20

Perawatan paliatif pada pasien penyakit terminal : End-

Stage heart disease (ESHD) Dan End-Stage Chronic lung


disease (ECLD)
ISS 8 TIK 3
End-stage Heart Disease (ESHD)

Insiden dan prevalensi

Menurut American Heart Association (2005) sebanyak 5 juta


orang di Amerika didiagnosis gagal jantung, dan ada 600 ribu
kasus baru setiap tahun. Hampir 75% dari mereka mengalami
gagal jantung pada umur >65 tahun. Jumlah gagal jantung
meningkat 150% selama 20 tahun terakhir

(Matzo &
sherman, 2010)
Prevelensi

Di indonesia prevelsi penyakit gagal jantung sebesar 1,5 %.


Menurut kelompok umur, PJK paling banyak terjadi pada
kelompok umur 65-74 tahun (3,6%) diikuti kelompok umur 75
tahun keatas (3,2%), kelompok umur 55-64 tahun (2,1%) dan
kelompok umur 35-44 tahun (1,3%)

( Kemenkes, 2013)
Pengertian ESHD
Gagal jantung adalah kondisi kronis dan progresif
dimana otot jantung tidak dapat memompa cukup darah
untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan darah dan
oksigen serta terjadi peningkatan beban kerja jantung.
(AHA,2017)

Gagal jantung dapat digambarkan sebagai sindrom


klinis yang ditandai dengan kongesti jantung atau sitemik
atau keduanya dengan curah jantung yang berkurang
atau terbatas. Penurunan curah jantung ini menyebabkan
gejala terkait seperti dispnea, kelelahan, edema perifer,
sehingga jantung tidak bisa memompa darah dalam
jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik
tubuh (Matzo & Sherman, 2010)
Tanda dan Gejala
Dispnea
Ortopnea
Batuk kering
Hipoksemia
Edema paru dan edema
PowerPoint
perifer
Splenomegali Presentation

Distensi vena jugularis


Berat badan meningkat
Kecemasan, depresi, dan gangguan tidur

(Matzo & Sherman, 2010)


Gejala
Tanda dan Gejala Tanda
Spesifik Spesifik
 Sesak napas  Peningkatan JVP
 Ortopneu  Reflusk hepatojugular
 Paroxysmal nocturnal dyspnoe  Suara jantung S3 (Gallop)
 Toleransi aktifitas yang berkurang  Apex jantung bergeser ke lateral
 Cepat lelah  Bising jantung
 Bengkak di pergelangan kaki

Kurang spesifik Kurang Spesifik PowerPoint


 Batuk di malam hari/dini hari  Edema perifer Presentation
 Mengi  Krepitasi pulmonal
 Berat badan turun (gagal jantung  Suara pekak di basal paru pada perkusi
stadium lanjut)  Takikardia
 Perasaan kembung/begah  Nadi ireguler
 Nafsu makan menurun  Nafas cepat
 Perasaan bingung (terutama pasien  Hepatomegali
lansia)  Asites
 Depresi  Kaheksia
 Berdebar
 Pingsan

(PERKI, 2015)
Terapi Medis ESHD
1. ACE Inhibitor
2. ARB (Angiotensin Reseptor Blockers)
3. ARNI (ARB with Neprilysin Inhibitor)
4. BB
5. Diuretik PowerPoint
6. Aldosterone Antagonists
Presentation

7. Digoxin
(Matzo & Sherman, 2019)
Isu Perawatan Paliatif ESHD
1. Terapi menggunakan alat pada Gagal Jantung
Penggunaan Implantable cardioverter defibrilalators (ICD)
menjadi pilihan untuk menyelematkan nyawa pasien yang
berisiko henti jantung mendadak akibat aritmia. Hasil penelitian
menunjukkan penggunaan ICD menunjukkan perbaikan gejala,
peningkatan kualitas hidup, dan penurunan kejadian kematian
mendadak. Namun ICD dianggap belum pasti bermanfaat bagi
pasien dengan kondisi komorbiditas ganda.

(Matzo & Sherman, 2019)


2. Perkembangan Terapi Farmakologi
Pengobatan yang berpotensi untuk
dihentikan dengan menggunakan
pedekatan End-of-Life Care adalah digoxin,
karena sifat toksik dari digoksin akan terus
meningkat seiring dengan penurunan
fungsi ginjal. Selain itu jika pasien
mengalami gejala hipotensi, maka ACE dan
ARBI mungkin perlu di hentikan.

(Matzo & Sherman, 2019)


Issue terkait dengan perawatan
paliatife pada pasien gagal jantung

1. Berbicara tentang treatment yang dapat


membingungkan
2. Gambarkan nyeri dan pilihan yang diberikan
3. Berbicara tentang petunjuk yang dinginkan dan
memahami apa yang dinginkan
4. Memberikan salinan petunjuk lanjutan pada semua
penyedia layanan kesehatan

(Matzo & Shermen,2010)


End-Stage Chronic lung disease
(ECLD)

Insiden & Prevalensi


Tahun 2012 lebih dari 3 juta orang meninggal disebabkan karna PPOK,
yaitu sebesar 6% dari semua kematian diseluruh dunia. Lebih dari 90%
kematian akibat PPOK terjadi pada negara berpenghasilan rendah dan
menengah

(WHO,2015)

COPD merupakan penyebab kematian ke-4 terbesar di Amerika, 80-90 %


COPD berasal dari orang yang merokok

(Deborah,2010)
Prevalensi

• WHO(2008) menyatakan PPOK akan menjadi


penyebab kematian ketiga didunia pada 2030.

• WHO(2014) menyatakan PPOK akan


menyumbang 5% kematian akibat penyakit tidak
menular di Indonesia pada tahun 2014.

• Riskesdas (2013) PPOK memiliki prevalensi 3,7% per satu


juta penduduk di indonesia
Pengertian ECLD
Penyakit Paru Obstruktif Kronik atau dahulu disebut dengan Penyakit Paru
Obstruktif Menahun adalah penyakit yang ditandai dengan adanya
perlambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya reversibel. Perlambatan
Aliran udara umumnya bersifat progresif dan berkaitan dengan respons
inflamasi yang abnormal terhadap partikel atau gas iritan.

(KEMENKES,2016)

Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) adalah penyakit paru-


paru yang secara progresif mengancam nyawa yang menyebabkan sesak
napas (awalnya dengan pengerahan tenaga) dan menyebabkan
pembengkakan dan penyakit serius.

(WHO, 2017)
Pengertian ECLD
Penyakit gagal paru obstruktif (Obstructive Pulmonary Disease/COPD)
adalah penyakit umum, dapat dicegah, dan dapat diobati, yang dicirikan
oleh gejala-gejala pernapasan dan pembatasan aliran udara yang
berkepanjangan akibat ketidaknormalan saluran udara dan/atau alveolar
yang biasanya disebabkan oleh paparan yang signifikan terhadap partikel-
partikel atau gas berbahaya.

(GOLD, 2017)
Tanda Dan Gejala

• dispnea saat aktivitas juga seperti saat istirahat.


• Penurunan nafsu makan, atau hilangnya nafsu makan
• Penurunan berat badan
• status mental berubah karena untuk penurunan
oksigenasi
• Gangguan tidur
• Sleep apnea
• auskultasi paru-paru mungkin menunjukkan wheezing,
ronki, atau berkurangnya suara paru-paru.

(Brennan dalam Matzo & Sherman, 2019)


Terapi Medis

• Bronkodilator; yaitu substansi untuk mempelebar


permukaan bronkus sehingga melegakan pernafasan.
• Anti-inflamasi, biasa digunakan untuk meredakan nyeri
dan mengurangi peradangan.
• Antibiotik, tapi tidak dianjurkan penggunaan jangka
panjang untuk mencegah eksaserbasi(perburukan
penyakit).
• Antitusif, yaitu obat untuk batuk kering, diberikan hanya
bila terdapat batuk.
Terapi Penunjang

• Rehabilitasi; edukasi, berhenti merokok, latihan fisik,


laitah respirasi, nutrisi
• Terapi oksigen
• Ventilasi mekanik
• Operasi paru
• Vaksinasi influensa, untuk mengurangi timbulnya
eksaserbasi. Diberikan pada usia diatas 60 tahun dan
PPOK sedang dan berat
Isu Perawatan Paliatif ECLD
Pengguanaan Ventilasi Mekanis
Ventilasi mekanis adalah intervensi yang melibatkan
pembuatan jalan napas buatan untuk menghantarkan
oksigen dengan dua jenis menajemen, yaitu invasi dan
non invasis. Dalam perawatan paliatif manajemen non
invasif menjadi pertimbangan digunakan untuk
meningkatkan kenyamanan pasien.
Namun pada PPOK tahap akhir, penggunaan
ventilasi mekanis bukanlah pilihan yang menguntungkan,
karena terdapat peningkatan risiko infeksi nosokimial,
dan akan sulit untuk menyapih/melepas nya di kemudian
hari karena kondisi kelemahan otot diafragma.

(Matzo & Sherman, 2019)


THANK YOU
ANY QUESTIONS?

Anda mungkin juga menyukai