Anda di halaman 1dari 6

BAB III

A. ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN LANSIA DENGAN DEMENSIA

1. Pengkajian
1. Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan secara umum pada penyakit demensia antara lain:
a. Aktifitas istirahat
Gejala: Merasa lelah
Tanda: Siang/malam gelisah, tidak berdaya, gangguan pola tidur
Letargi: penurunan minat atau perhatian pada aktivitas yang biasa, hobi, ketidakmampuan untuk
menyebutkan kembali apa yang dibaca/ mengikuti acara program televisi.
Gangguan keterampilan motorik, ketidakmampuan untuk melakukan hal yang telah biasa yang
dilakukannya, gerakan yang sangat bermanfaat.

b. Sirkulasi
Gejala: Riwayat penyakit vaskuler serebral/sistemik. hipertensi, episode emboli (merupakan factor
predisposisi).

c. Integritas ego
Gejala : Curiga atau takut terhadap situasi/orang khayalan, kesalahan persepsi terhadap lingkungan,
kesalahan identifikasi terhadap objek dan orang, penimbunan objek : meyakini bahwa objek yang salah
penempatannya telah dicuri. kehilangan multiple, perubahan citra tubuh dan harga diri yang dirasakan.
Tanda : Menyembunyikan ketidakmampuan ( banyak alasan tidak mampu untuk melakukan kewajiban,
mungkin juga tangan membuka buku namun tanpa membacanya) , duduk dan menonton yang lain,
aktivitas pertama mungkin menumpuk benda tidak bergerak dan emosi stabil, gerakan berulang ( melipat
membuka lipatan melipat kembali kain ), menyembunyikan barang, atau berjalan-jalan.

d. Eliminasi
Gejala: Dorongan berkemih
Tanda: Inkontinensia urine/feaces, cenderung konstipasi/ imfaksi dengan diare.

e. Makanan/cairan
Gejala: Riwayat episode hipoglikemia (merupakan factor predisposisi) perubahan dalam pengecapan,
nafsu makan, kehilangan berat badan, mengingkari terhadap rasa lapar/ kebutuhan untuk makan.
Tanda: Kehilangan kemampuan untuk mengunyah, menghindari/menolak makan (mungkin mencoba
untuk menyembunyikan keterampilan). dan tampak semakin kurus (tahap lanjut).

f. Hiygene
Gejala : Perlu bantuan /tergantung orang lain
Tanda : tidak mampu mempertahankan penampilan, kebiasaan personal yang kurang, kebiasaan
pembersihan buruk, lupa untuk pergi kekamar mandi, lupa langkah-langkah untuk buang air, tidak dapat
menemukan kamar mandi dan kurang berminat pada atau lupa pada waktu makan: tergantung pada orang
lain untuk memasak makanan dan menyiapkannya dimeja, makan, menggunakan alat makan.

g. Neurosensori
Gejala : Pengingkaran terhadap gejala yang ada terutama perubahan kognitif,
dan atau gambaran yang kabur, keluhan hipokondria tentang kelelahan, pusing atau kadang-kadang sakit
kepala. adanya keluhan dalam kemampuan kognitif, mengambil keputusan, mengingat yang berlalu,
penurunan tingkah laku ( diobservasi oleh orang terdekat). Kehilangan sensasi propriosepsi ( posisi tubuh
atau bagian tubuh dalam ruang tertentu ). dan adanya riwayat penyakit serebral vaskuler/sistemik, emboli
atau hipoksia yang berlangsung secara periodic ( sebagai factor predisposisi ) serta aktifitas kejang
( merupakan akibat sekunder pada kerusakan otak ).
Tanda : Kerusakan komunikasi : afasia dan disfasia; kesulitan dalam menemukan kata- kata yang benar
( terutama kata benda ); bertanya berulang-ulang atau percakapan dengan substansi kata yang tidak
memiliki arti; terpenggal-penggal, atau bicaranya tidak terdengar. Kehilangan kemampuan untuk
membaca dan menulis bertahap ( kehilangan keterampilan motorik halus ).

h. Kenyamanan
Gejala : Adanya riwayat trauma kepala yang serius ( mungkin menjadi factor predisposisi atau factor
akselerasinya), trauma kecelakaan ( jatuh, luka bakar dan sebagainya).
Tanda : Ekimosis, laserasi dan rasa bermusuhan/menyerang orang lain
i. Interaksi social
Gejala : Merasa kehilangan kekuatan. factor psikososial sebelumnya; pengaruh personal dan individu
yang muncul mengubah pola tingkah laku yang muncul.
Tanda : Kehilangan control social,perilaku tidak tepat.

J. Demensia terjadi akibat kerusakan yang terjadi di dalam susunan saraf pusat terkait dengan
proses penuaan. Pada pengkajian Lansia dengan masalah demensia bisa digolongkan dalam
pengkajian sistem saraf secara umum.

Perubahan umum dari sistem saraf yang terkait dengan Proses Menua adalah sebagai
berikut:
Struktur Otak:
 Kehilangan berat otak karena penuaan menyebabkan pengurangan jumlah dari neuron
dengan kehilangan area yang besar dari cortex dan cerebellum.
 Atrofi dari tegangan dengan perluasan sulci dan gyri paling banyak di daerah frontal.
 Dilatasi dari ventrikel karena proses menua.
 Peningkatan akumulasi intrasel dari pigmen lipofuscin menyebabkan intisel
mengasumsikan posisi yang abnormal.
 Perkembangan dari senile plaques atau lesi yang anatomik terkait dengan penuaan.
Fungsi Metabolik dan Fisiologik
 Menurunnya konsumsi oksigen menyebabkan penurunan energi intraseluler, penggunaan
glukosa, aliran darah.
 Perubahan metabolik dari kompleks sinaptik menyebabkan efek neurotransmiter
berhubungan dengan fungsi otak dengan tidur, kontrol temperatur, mood mengakibatkan
gangguan tidur, intoleransi terhadap dingin dan depresi.
 Penurunan kadar norepinephrine, peningkatan kadar serotonin dan monoamin oksidase
menyebabkan perubahan dalam fungsi neurotransmiter dan depresi, penurunan kadar
dopamin menyebabkan penyakit parkinson’s.
 Perubahan umum dalam sirkulasi otak menyebabkan kekacauan mental (association
retrieval, recall, memory dan kemampuan kognitif), dalam pergerakan (kekuatan motorik,
kelincahan dan ketangkasan), pada interpretasi sensory (penglihatan, pendengaran,
penciuman, peraba dan perasa), kemampuan dalam koping dengan kejadian multipel
(depresi, afek, komunikasi).
 Penurunan jumlah neuron menyebabkan penurunan dalam kekuatan transmisi dari otak
ke anggota badan dan mengakibatkan perubahan ambang bekerja dari organ dan sistem.
 Peningkatan recovery time dari susunan saraf otonom menyebabkan pemanjangan waktu
untuk kembali ke fungsi organ awal setelah stimulasi mengakibatkan kecemasan dan
ketegangan akibat stimulasi yang berlebihan.
 Penurunan dendrites pada saraf, sinap, lesi pada akson menyebabkan penurunan pada
hantaran saraf tepi dan memperlambat waktu reaksi.
 Perubahan ekstra piramidal menyebabkan perubahan affect, mengurangi pergerakan dan
berkedip.
Perubahan Electroencephalographic (EEG)
 Pada pembacaan menampakkan satu siklus yang lebih rendah daripada tahap lain yang
matang.
Fungsi dan Struktur Sensori
 Penurunan ukuran pupil dan perubahan respon cahaya yang minimal menyebabkan
kesulitan melihat dalam gelap, pada malam hari atau adaptasi yang lambat untuk melihat
dalam gelap.
 Penurunan dalam sensitivitas dari cones di retina terhadap warna menyebabkan kesulitan
dalam membedakan warna (merah dan hijau menjadi hitam).

Perubahan Pola Tidur


 Tetap pada tahap I dan II untuk jangka waktu yang lama dan mungkin membutuhkan
waktu yang lama untuk tertidur.
 Tahap III tetap sama, waktu tahap IV sangat berkurang atau terlewati semua dengan
penuaan, menyebabkan frekuensi bangun saat malam hari dan penurunan intensitas dari
tidur membuat lebih mudah untuk bangun dan tidak mendapatkan tidur yang cukup.
 Waktu tidur REM sebanding dengan tahap lain dari masa dewasa tetapi penuaan
mengakibatkan mimpi kurang dan pengurangan pada REM mengakibatkan mudah
terangsang, letargi dan depresi.
 Pengurangan pada tahap IV menyebabkan rasa lemas, capek, cemas dan tegang.
 Insomnia, sleep apnea dan tidur sebentar, meningkat dengan usia menyebabkan gangguan
pola tidur dan penyimpangan.
1. Diagnosi keperawatan
a. Gangguan persepsi sensori b.d gangguan pengelihatan
b. Resiko jatuh b.d gaguan keseimbangan
c. Ganguan pola tidur b.d mengeluh sulit tidur
A. Gangguan persepsi sensori b.d ganguan pengelihatan
Subjektif:
_ mendengar suara, bisikan atau melihat bayangan
Objektif:
_respon tidak sesuai

INTERVENSI
_ anjurkan tidak menyentuh mata
_anjurkan tidak terpapar debu dan polisi
_ anjurkan mengkonsumsi makanan yang kaya vitamin A
_hindari membaca dengan pencahayaan yang redup
_anjurkan tidak terpapar cahaya terang terlalu lama

B. Resiko jatuh b.d ganguan keseimbangan


Observasi:
_ identifikasi ganguan kognitif dan fisik yang memungkinkan jatuh

Trapeutik:
_ berikan kesempatan untuk bertanya
Intervensi:
_ ajarkan mengidentifikasi perilaku dan faktor yang berkontribusi terhadap resiko jatuh dan cara
mengurangi semua faktor resikoa
_ajarkan mengidentifikasi tingkat kelemahan, cara berjalan dan keseimbangan
_anjurkkan meminta bantuan saat ingin menggapai sesuatu yang sulit
_ jelaskan pentingnya alat bantu jalan untuk mencegah jatuh seperti tongkat, Walker ataupun
kruk
_ jelaskan pentingnya handarail pada tangga kamar mandi Dan area jalan di rumah
C. Gaguan pola tidur b.d mengeluh sulit tidur
Observasi:
_ identifikasi pola aktivitas dan tidur

Terapeutik:
_ fasilitasi menghilangkan setres sebelum tidur
Intervensi
_ajurkan menepati kebiasaan waktu tidur
_ ajurkan menghindari makanan/ minuman yang menggangu tidur
_ jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
_ anjurkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola tidur
_ ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara nonfarmakologi

Anda mungkin juga menyukai