Anda di halaman 1dari 62

Pengkajian kehamilan

Veronica Silalahi
Pemeriksaan Kehamilan
• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
– Inspeksi
– Palpasi
– Auskultasi
• Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Kehamilan
• Anamnesis
– Identitas: nama, alamat, umur, status perkawinan,
pekerjaan dll
– Keluhan: haid terlambat, mual/muntah,
pusing dll
– Penyakit penyerta
– HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
– Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas
– Pergerakan anak pertama dirasakan
– GPAPIAH (Gravida Partus Aterm Prematur Imatur
GPAPIAH
• Contoh Ibu hamil G3P10011
Maka artinya adalah hamil anak ke 3, kelahiran
aterm 1, tidak ada lahir prematur, tidak ada
kelahiran imatur, abortus 1x, dan 1 anak hidup.
Pemeriksaan Kehamilan
(Inspeksi)
• Muka: Chloasma gravidarum, Anemia,Ichterus
• Leher: Kelenjar gondok
• Payudara:
– Areola mammae gelap
– Puting mammae retracted,
kolostrum
• Perut:
– Besar
– Simetrisitas
Pemeriksaan Kehamilan
(Inspeksi)
• Perut (lanjutan)
– Linea alba
– Striae gravidarum
– Pergerakan janin kadang dapat dilihat
– Bekas luka
– Tinggi Fundus uteri
Pemeriksaan Kehamilan
(Inspeks
i)
• Vulva:
– livide
– Vaginal discharge
– Varises
• Ekstremitas
– Edem
– Varises
Pemeriksaan Kehamilan

(Palpasi)
• Pemeriksaan bimanual
– VT tangan lain memegang bagian atas symphysis,
pantulan benda padat dalam rongga cairan
(BALLOTEMENT) – Kehamilan bulan ke 4
• Palpasi tinggi fundus uteri
• Posisi dan Letak janin
• LEOPOLD
Umur kehamilan berdasarkan TFU
Menentukan usia kehamilan dan Hari
Perkiraaan persalinan dari HPHT

• HPL = tanggal + 7, bulan + 9, tahun +


0 (untuk bulan januari-maret)
• HPL = tanggal + 7, bulan - 3, tahun
tambah 1 (untuk bulan setelah
maret)

rumus Neagele
• Menghitung Usia kehamilan menggunakan
rumus Mc.Donalds

TFU (cm) x 8
7
Menghitung tafsiran berat janin (TBJ) menurut
Johnson

TBJ (gram) = (TFU-11) x 155 (bila bagian


persentasi sudah masuk PAP)

TBJ (gram) = (TFU-13) x 155 (bila bagian


persentasi belum masuk PAP)
Menghitung djj
• Tentukan lokasi untuk mendengarkan DJJ,
dengan memastikan posisi punggung janin atau
pada area garis tengah fundus 2-3 cm diatas
simpisis pubis ke arah kuadran bawah kiri
• Letakkan fetoscope di area yang ditentukan
• 5 ‘ 1 : hitung, 5’ 2: istirahat, 5’3 : hitung, 5’ 4 :
istirahat, 5’ 5 : hitung. Kemudian jumlahkan
dan dikali 4
• Bedakan antara djj dan arteri ibu.
• Bila yang tedengar terdengar cepat,
berarti denyut jantung janin
• Bila teratur berarti arteri ibu
Pemeriksaan Diagnostik kehamilan
• Tes urine kehamilan (tes HCG)
 dilakukan seawal mungkin begitu diketahui
ada amenore
 Upayakan urine yang digunakan adalah urine
pagi hari
• Palpasi abdomen
Leopold 1

Mengetahui Tinggi
Fundus Uteri dan
bagian janin yang
ada di fundus
Cara pelaksanaan
• Pemeriksa menghadap ke pasien
• Gunakan ujung jari kedua tangan untuk
mempalpasi fundus uteri
• Kedua tangan meraba bagian fundus dan
mengukur berapa tinggi fundus uteri
• Palpasi abdomen bagian atas dengan kedua
tangan
• Apabila kepala janin dibagian fundus, yang
akan teraba adalah keras, bulat, mudah
digerakkan, melenting
• Apabila bokong janin teraba di bagian
fundus, yang akan teraba adalah benda bulat,
besar, tidak melenting, sudah digerakkan
Leopold II

• Mengidentifikasi
bagian janin yang
ada disebelah kanan
Leopold II dan kiri abdomen ibu
Langkah pelaksanaan
• Menghadap ke kepala pasien. Kedua tangan
pemeriksa pada kedua sisi abdomen pasien
• Pertahankan uterus dengan tangan yang satu,
dan palpasi sisi lain untuk menentukan lokasi
punggung janin
• Jika teraba benda yang rata, tidak teraba
bagian kecil, terasa ada tahanan, jelas, tidak
dapat digerakkan punggung janin
• Jika teraba bagian-bagian kecil, bentuk/posisi
tidak jelas, menonjol, dan mungkin dapat
bergerak  bagian kecil janin, bisa tangan,
kaki
Leopold III

Mengetahui
bagian janin
yang ada di
bawah uterus
Langkah-langkah
• Tangan kiri menahan fundus
• Tangan kanan meraba bagian yang ada
dibawah uterus
• Jika teraba bagian yang bulat, melenting,
keras, dapat digoyangkan maka itu adalah
kepala
• Jika teraba bagian yang bulat, besar, lunak,
dan sulit digerakkan, maka itu adalah bokong
• Jika dibagian bagian bawah tidak ditemukan
kedua bagian tersebut, maka kemungkinan
janin letak lintang
Leopold IV

Untuk menentukan apakah


kepala sudah masuk
panggul atau belum
Langkah-langkah
• Pemeriksa menghadap ke kaki pasien
• Kedua tangan meraba bagian janin yang ada
dibawah
• Secara perlahan, gerakkan jari tangan ke sisi
bawah abdomen ke arah pelvis hingga ujung
jari salah satu tangan menyentuh bagian
tulang yang menonjol. Ini adalah bagian ujung
kepala.
• Jika teraba kepala, tempatkan kedua tangan di
dua belah pihak berlawanan di bagian bawah
• Jika kedua tangan dapat saling bertemu
(konvergen), berarti belum masuk panggul
• Jika kedua tangan divergen (tidak saling
bertemu) berarti sudah masuk panggul.
Pengukuran panggul
• Distansia spinarum
 Klien berbaring terlentang dengan kedua kaki
diluruskan
 Posisi petugas menghadap klien,ambil jangka
panggul
 Cari dengan telunjuk tulang SIAS (Spina Iliaka
Anterior Superior) di kiri dan kanan panggul
 Tempatkan ujung jangka panggung pada masing-
masing tulang tersebut
 Jarak normal adalah 23-26 cm
• Distansia Kristarum
 Klien berbaring terlentang dengan kedua kaki di
luruskan
 Posisi petugas menghadap klien, ambil jangka panggul
 Cari dengan telunjuk tulang krista iliaka di kanan dan
kiri panggul
 Tempatkan ujung jangka panggul pada masing-masing
tulang tersebut
 Jarak normal adalah 26-29 cm
• Konjugata Externa
 Klien berbaring miring membelakangi petugas
dengan kedua kaki diluruskan
 Posisi petugas dibelakang klien
 Cari dengan telunjuk tulang lumbal V tempatkan
ujung jangka panggul kemudian cari tulang
simpisis pubis bagian atas dan tempatkan ujung
jangka panggul yang lain
 Jarak normal adlah 18-20 cm
• Lingkar panggul
 Posisi klien berdiri
 Ukur dengan metline / pita ukur mulai dari pinggir
atas simpisis ke pertengahan antara SIAS kanan
(Spina Iliaka Anterior Superior) dan Trochanter
mayor kanan ke pertengahan SIAS kiri (spina iliaka
anterior superior) dan trochanter mayor kiri
kemudian kembali lagi ke simpisis (melingkar)
 Baca angka petunjuk pada pita pengukur
 Jarak normal adalah 80-90 cm
Lanjutan pemeriksaan diagnostik kehamilan

• USG
 salah satu diagnosa pasti kehamilan
 Gambaran yangterlihat yaitu rangka janin,
kantong kehamilan
Fetal activity monitoring
penilaian yang dilakukan oleh ibu untuk
menghitung gerakan janin berdasarkan
tendangan janin ke perut ibu dalam jangka
waktu tertentu (Chapman, 2010).
Pemeriksaan ini dilakukan sendiri oleh ibu, lebih
sederhana, noninvasive, tidak mahal, mudah
untuk dimengerti dan tidak mengganggu
aktivitas sehari-hari, dapat dilakukan setiap saat,
sehingga ibu dapat memantau kondisi kesehatan
janin (Perry, et al, 2014).
Pemantauan dapat dilakukan setiap hari selama
60 menit. Rekomendasi yang lain dilakukan
setiap 2 atau 3 kali dalam sehari selama 2 jam,
(Perry, et al, 2014).
Cara menghitung FAM
Ibu diminta untuk duduk atau berbaring, dan
meraba perut, dan merasakan gerakan janin. Ibu
melakukan melakukan perhitungan selama 60
menit dan mencatatnya pada lembar data
rekaman.
• Beberapa rekomendasi yang diberikan untuk
cara penghitungan adalah ibu melakukan
pemantauan aktivitas janin 2 atau 3 kali dalam
sehari selama 2 jam atau sampai terhitung 10
kali gerakan, dan rekomendasi lainnya dengan
menghitung gerakan janin minimal setiap hari
sampai terhitung 10 kali gerakan janin dan
mencatat dalam chart yang dibagi pada ibu
Dikatakan normal apabila jumlah gerakan janin
tetap seperti hari sebelumnya atau lebih dari 10
kali gerakan perhari maka dapat dikatakan
normal. Jika gerakan janin berhenti selama 12
jam dan jika gerakan janin lebih sedikit dari 10
kali gerakan dalam waktu tertentu atau gerakan
dianggap kurang dari hari sebelumnya, maka
disebut sinyal alarm janin (fetal alarm signal).
Keluhan-keluhan
yang dialami ibu
hamil
Trimester 1
Rasa mual dan muntah (Morning Sickness)
• Rasa mual dan muntah yang terjadi
diakibatkan karena:
• Peningkatan hormon HCG dan
estrogen/progesteron
• Relaksasi otot-otot polos abdomen dan
hipomotilitas karena peningkatan hormon
HCG atau estrogen.
Keringat berlebihan
• Keringat yang berlebihan yang terjadi pada
kehamilan karena
• kegiatan kelenjar apokrin meningkat
• akitifitas kelenjar eccerine yang menigkat
• aktivitas kelenjar tiroid yang meningkat
Kelelahan
• Kelelahan yang terjadi pada ibu hamil terjadi
karena
• Kemampuan gerakan usus yang mengarah
pada keterlambatan waktu pengosongan
berkurang
• Tekanan uterus yang membesar terhadap
usus.
Hipersalivasi
• Dapat terjadi pada 2-3 minggu kehamilan I
• Terjadi akibat peningkatan estrogen sehingga
terjadi proliferasi jaringan ikat dan
vaskularisasi, dan Malas menelan karena
emesis
Frekuensi berkemih meningkat (Nokturia)
• Timbulnya frekuensi berkemih yang meningkat
dari biasanya pada ibu hamil disebabkan oleh:
• Tekanan uterus atas kandung kemih
• sekresi sodium yang meningkat yang
menyebabkan kehilangan air secara bersama
Trimester 2
Sakit Kepala
• Adanya kontraksi, ketegangan otot, dan keletihan
• Pengaruh hormon progesteron yang memicu
dinding pembuluh darah melebar sehingga
mengakibatkan terjadinya penurunan tekanan
darah dan membuat pusing, tegang mata
sekunder terhadap perubahan okuler, kongesti
hidung, dinamika cairan saraf yang berubah, dan
alkalosis pernapasan ringan
Gatal-gatal
• Timbulnya gatal-gatal pada ibu hamil
kemungkinan disebabkan oleh
hipersensitivitas terhadap antigen plasenta.
Varises
• tungkai nyeri merupakan predisposisi
herediter, dinding otot polos vena melebar
akibat pembesaran uterus dan gravitasi
sehingga menekan vena-vena.
Konstipasi
• Motilitas saluran GI menurun karena pengaruh
progesteron, meningkatnya kadar aldosteron
dan angiotensin, menyebabkan reabsorbsi air
meningkat dan tinja menjadi kering; usus
halus dikompresi oleh uterus yang membesar
Trimester 3
Insomnia
• Gerakan janin
• Kram otot
• Sering berkemih
Perubahan mood, cemas meningkat
• Perasaan dalam menghadapi pengalaman
bersalin, melahirkan dan menjadi orangtua
Sering berkemih
• Pembengkakan vaskular dan perubahan fungsi
kandung kemih akibat pengaruh hormon
• Kapasitas kandung kemih menurun akibat
pembesaran uterus dan bagian presentasi
janin
Rasa tidak nyaman dan tekanan di perineum
• Tekanan akibat pembesaran uterus, terutama saat
berjalan atau berdiri

Kram tungkai
• Kompresi saraf yang mempersarafi ekstrimitas akibat
pembesaran uterus
• Penurunan kadar kalsium
• Keletihan
• Sirkulasi perifer yang buruk
Edema pad tungkai
• Edema menjadi lebih berat bila berdiri lama,
duduk, postur buruk, kurang latihan, pakaian
ketat (misalnya, ikat kaos kaki), atau jika cuaca
panas
Diagnosa keperawatan pada kehamilan
fisiologis
• Apa saja yang bisa menjadi diagnosis
keperawatan pada kehamilan fisiologis?

Anda mungkin juga menyukai