DENGAN GANGGUAN
PSIKOSEKSUAL
.
Pengertian
• Sex merupakan kegiatan fisik sedangkan
sexualitas bersifat total, multi determined
dan multi dimensi.
• Oleh karena itu sexualitas bersifat holistik
yang melibatkan aspek biopsikososial
kultur dan spiritual.
.
• Identitas gender sangat berkaitan dengan
aspek psikologis yaitu bagaimana
seseorang merasa tentram dengan
identitas sexualnya dan bagaimana
seseorang memutuskan untuk
menafsirkan identitas sexual untuk dirinya
sendiri atau citra diri sexual (sexual self
image) dan konsep diri.
Aspek sexualitas,
mengapa perlu dipelajari ?
• Diagnosa differensial:
– Anak-anak dg perilaku yang tidak sesuai
dg jenis kelamin mereka menurut
norma-norma kebudayaan.
– Abnormalitas alat kelamin
• Contoh : Anak perempuan tomboy
Kriteria Diagnosa Anak Wanita
• Keinginan yg kuat dan menetap untuk
menjadi anak laki-laki atau bersikeras
menyatakan bahwa dirinya seorang anak
laki-laki, bukan semata-mata berkeinginan
untuk menjadi anak laki-laki, karena
secara kebudayaan menjadi laki-laki lebih
menguntungkan.
• Penolakan yg menetap akan struktur
anatomik yg bermanifestasi secara berulang
oleh paling sedikit satu dari pernyataan
berikut ini :
1. Bahwa dirinya akan tumbuh menjadi laki-
laki (bukan hanya dalam peranan laki-laki
saja)
2. Bahwa secara biologik ia tidak bisa hamil
3. Bahwa ia tidak mempunyai vagina
4. Bahwa pada dirinya tidak akan
berkembang payudara
5. Bahwa pada dirinya telah ada atau akan
tumbuh penis
Kriteria Diagnosis untuk Pria
• Keinginan yg kuat dan menetap untuk menjadi anak
wanita atau bersikeras bahwa dirinya seorang anak
wanita. Terdapat salah satu dari yg berikut ini :
1. Penolakan yg menetap akan struktur anatomik pria,
yg bermanifestasi secara berulang oleh paling
sedikit satu dari pernyataan berikut ini
a. Bahwa dirinya akan tumbuh menjadi wanita
(bukan hanya peranan wanita saja)
b. Bahwa penis dan testisnya menjijikan atau akan
menghilang
c. Bahwa lebih baik bila tidak mempunyai penis
atau testis sama sekali.
Kriteria/…..
Kriteria Diagnosis
• Terapat hambatan selera seks yg enetap
serta meresap (pervasif). (perhitungan
faktor: umur, jenis kelamin, kesehatan,
intensitas dan frekwensi selera seks,
konteks kehidupan individu)
• Faktor organis tidak ada
• Gangguan jiwa lain pada axis I tidak ada
Hambatan Gairah Seksual
Kriteria diagnosis
• Sama dengan wanita kecuali kata orgasme
diganti dengan ejakulasi
Ejakuasi Prematur
1. Ejakulasi yg terjadi sebelum individu itu
menghendaki karena secara berulang dan
menetap tidak ada pengendalian volunter
yg wajar terhadap ejakulasi dan orgasme
selama aktivitas seks (pertimbangan faktor
umur, ciri pasangan seks, frekwensi serta
lamanya senggama)
2. Gangguan jiwa pada aksis I tidak ada
Dispareunia Fungsional
Kriteria Diagnosis
A. Rasa nyeri berulang dan menetap pada
alat kelamin pada waktu senggama baik
pada wanita maupun wanita
B. Gangguan fisik/kurang pelumasan dalam
vagina/vaginismus fungsional/gangguan
jiwa lain pada aksis I tidak ada
Vaginismus Fungsional
• Dikategorikan sebagai faktor psikologik
yg mempengaruhi kondisi fisik
Kriteria diagnostik
A. Terdapat riwayat yg berulang dan
menetap dari spasme involunter otot 1/3
bagian luarvagina sehingga menghalangi
senggama
B. Gagguan fisik/jiwa lain pada aksis I tidak
ada
Disfungsi Psikoseksual Tidak Khas
Perasaan kesepian
(sering), rasa bersalah,
malu, cemas dan depresi
Perjalanan
• Banyak individu dg gangguan ini akhirnya
melepaskan keinginan untuk menjadi
heteroseks dan akhirnya menerima diri
mereka sebagai homoseks (perlu sikap
suportif dan pengertian terhadap
homoseks)
• Perubahan ke heteroseks pada homoseks
eksklusif jarang sekali walaupun
dengan terapi
Diagnosis Banding
• Homoseks yg ego sintonik
• Hambatan hasrat seksual
• Homoseks yg menderita depresi berat
Kriteria Diagnosis
• Individu itu mengeluh secara terus menerus,
kegairahan heteroseks tidak ada atau lemah,
dan secara cukup bermakna menghalangi
upaya dirinya untuk memulai atau
mempertahankan hubungan heteroseksnya.
• Terdapat pola kegairahan homoseks yg
menetap dan oleh individu itu secara jelas
dinyatakan bahwa hal itu tidak
dikehendakinya dan merupakan suatu
sumber penderitaan yg terus menerus.
Therapy
Tetapkan tujuan terapi yang jelas
• Obati masalah-masalah yg menyertainya (ggn afektif
neurotik)
• Pertahankan kesungguhan motivasi untuk beralih ke
heteroseks (tanpa paksaan)
• Terapi tingkah laku
Fokus pengobatan
• Pengurangan ansietas heteroseks
• Peningkatan respon heteroseks
• Mengembangkan rasa puas pada tingkah laku
heteroseks
• Mengurangi minat penyimpangan seks
Homoseks tidak sama dengan sexual obsession
(hanya pikirannya saja
PROSES PERKEMBANGAN KESADARAN DIRI
TERHADAP SEXUALITAS