Anda di halaman 1dari 17

METODELOGI PENELITIAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK 4

DOSEN PENGAMPU : Ns, ERNA JULIANTI, M.Kep.,Sp.An

1. DWI APRI WIJAKSANA 19010011


2. MINAWATI 19010029
3. MUHAMMAD ALFA REZA 19010030
4. SHANDIAN PUTRA 19010046
5. FERINA DEVILIA 18010017

AKADEMI KEPERAWATAN PANGKALPINANG


TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat dan salam
juga disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Serta sahabat dan
keluarganya, seayun langkah dan seiring bahu dalam menegakkan agama Allah. Dengan
kebaikan beliau telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu
pengetahuan. Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah Metodelogi Penelitian pada
Program Studi D3 keperawatan Akademi Keperawatan Pangkalpinang dengan ini penulis
mengangkat judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI”.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh
dalam kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya. Oleh karenanya penulis sangat
mengharapkan masukan dan saran-saran yang positif sangat penulis harapkan guna
penyempurnaan makalah ini untuk tugaas yang akan datang. Semoga makalah ini akan benar-
benar memberikan manfaat yang seluas-luasnya bagi para pembacanya. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pangkalpinang, 5 April 2021


Penulis

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang....................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................1
1.3. Tujuan Studi Kasus.............................................................................................1
1.4. Manfaat Penelitian..............................................................................................2
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Penyakit..................................................................................................3
2.1.1 Definisi .............................................................................................................3
2.1.2 Etiologi ............................................................................................................3
2.1.3 Patofisiologi......................................................................................................3
2.1.4 Manifestasi Klinis.............................................................................................4
2.1.5 Klasifikasi Hipertensi........................................................................................5
2.1.6 Komplikasi........................................................................................................5
2.1.7 Penatalaksanaan................................................................................................5
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang....................................................................................6
2.2. Konsep Asuhan Keperawatan.............................................................................7
2.2.1 Pengkajian Keperawatan...................................................................................7
2.2.2 Diagnosa Keperawatan......................................................................................7
2.2.3 Rencana Asuhan Keperawatan..........................................................................8
2.2.4 Implementasi Keperawatan...............................................................................10
2.2.5 Evaluasi Keperawatan.......................................................................................10
BAB 3 METODELOGI PENELITIAN
3.1. Rancangan Studi Kasus.......................................................................................11
3.2. Subjek Studui Kasus...........................................................................................11
3.3. Fokus Studi Kasus...............................................................................................11
3.4. Definisi Operasional............................................................................................11
3.5. Lokasi dan Waktu...............................................................................................11
3.6. Pengkumpulan Data............................................................................................11

iii
3.7. Instrumen Pengumpulan Data.............................................................................12
3.8. Penyajian Data ...................................................................................................12
3.9. Etika Studi Kasus................................................................................................12
Daftar Pustaka.......................................................................................................... 13

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Penyakit tidak menular (PTM) adalah penyebab kematian terbayak di Indonesia,
penyakit tidak menular masih merupakan masalah kesehatan yang paling penting sehingga
dalam waktu bersamaan morbidibilitas dan mortalitas PTM makin meningkat. Salah satu
penyakit tidak menular yang menyerang masyarakat saat ini adalah penyakit hipertensi.
Sampai saat ini hipertensi masih jadi masalah karena beberapa hal antara lain, meningkatnya
pravelensi hipertensi, masih banyak pasien hipertensi yang belum mendapat pengobatan
maupun adanya intake natrium yang mendukung risiko terjadinya hipertensi.
Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup berbahaya di
seluruh dunia karena hipertensi merupakan faktor risiko utama yang mengarah kepada
penyakit kardiovaskuler seperti serangan jantung, gagal jantung, stroke dan penyakit ginjal
yang mana pada tahun 2016 penyakit jantung iskemik dan stroke.
Hipertensi saat ini secara global sebesar 22% dari total penduduk dunia. Wilayah
Afrika memiliki pravelensi hipertensi tertinggi sebesar 27%. Asia tenggara berada diposisi
ke-3 tertinggi dengan prevalensia sebesar 25 % terhadap total penduduk. WHO juga
memperkirakan 1 di antara 5 orang perempuan di seluruh dunia memiliki hipertensi. Jumlah
ini lebih besar diantara kelompok laki-laki, yaitu 1diantara 4 (WHO,2019).
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana Gambaran Asuhan Keperawatan pada pasienpenderita Hipertensi ?
1.3. Tujuan Studi Kasus
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk melakukan Asuhan keperawatan pada pasien penderita hipertensi
1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa memahami konsep hipertensi.


2. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian pada pasien penderita
3. Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien penderita
hipertensi
4. Mahasiswa mampu merencanakan asuhan pada pasien penderita hipertensi
5. Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan asuhan keperawatan pada pasien
penderita hipertensi

1
6. Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang dilaksanakan pada
pasien penderita hipertensi

1.4. Manfaat
1.4.1. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat menambah informasi, khususnya mengenai asuhan
keperawatan pada pasien Hipertensi. Dan juga sebagai acuan dalam mengembangkan ilmu
keperawatan
1.4.2. Bagi Penulis
Manfaat penelitian bagi penulis adalah menambah wawasan penelitian tentang asuhan
keperawatan pada pasien penderita Hipertensi
1.4.3. Bagi Penderita dan Keluarga
Manfaat penelitan bagi penderita hipertensi dan keluarga yang agar penderita dan
keluarga mengetahui tentang penyakit hipertensi serta perawatan yang benar agar klien
mendapat perawatan yang tepat.
1.4.4. Bagi Puskesmas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan
kepada petugas kesehatan khususnya perawat untuk melakukan asuhan keperawatan pada
pasien penderita hipertensi.

2
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Penyakit Hipertensi


2.1.1 Definisi
Hipertensi adalah suatu keadaan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolic
lebih 140/90 mmHg, dimana sudah dilakukan pengukuran tekanan darah minimal dua kali
untuk memastikan keadaan tersebut dan hipertensi dapat menimbulkan risiko terhadap
penyakit stroke, gagal jantung, serangan jantung, dan kerusakan ginjal (Manurung,2018).
Hipertensi terjadi jika tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. Hipertensi adalah suatu
keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah secara abnormal dan terus menerus pada
beberapa kali pemeriksaan tekanan risiko yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dalam
mempertahankan tekanan darah secara normal (Majid 2018)
2.1.2. Etiologi
Kusuma dan Nurarif (2015) hipertensi sebagai penyababnya dapat dibedakan
menjadi 2 golongan besar yaitu :
2.1.2.1. Hipertensi primer (Esensial)
Disebut juga idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya, faktor yang mempengaruhi
yaitu : genetic, lingkungan, hiperaktivitas saraf simpatis sistem renin, Angiotensis dan
peningkatan Na + Ca intraseluler. Faktor –faktor yang meningkatkan resiko, obesitas,
merokok,alkohol dan polisitemia.
2.1.2.2 Hipertensi sekunder
Hipertensi yang di sebabkan yaitu penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom
cushing, dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
2.1.3. Patofisiologi
Mekanisme yang mengotrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat
vasomotor, pada mendula diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jalar saraf simpatis,
yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke
ganglia simpatis di thoraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk implus yang bergerak ke bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik
ini neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf
pascaganglion kepembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinerif mengakibatkan
kostriksi pembuluh darah.

3
Sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsangan emosi,
kelenjar adrenal juga terangsang mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula
adrenal mengsekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon
vasokontriksi pembuluh darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah
ke ginjal menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotesis 1 yang
kemudian diubah menjadi 11, suatu vasokontriksi kuat, yang pada gilirannya merangsang
sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Perubahan struktural dan fungsional pada sistem
pembuluh darah prifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada
lanjut usia. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastistas jaringan ikat dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada giliranya menurun
kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. (Manurung, 2018)
2.1.4. Manifestasi Klinis
Smelzer,dkk (2010) dalam Majid (2018) menyatakan sebagian besar gejala klinis
yang timbul yaitu :
2.1.4.1 Pemeriksaan fisik mungkin tidak menunjukan kelainan selain tekanan darah tinggi
2.1.4.2 Perubahan retina dengan pendarahan eksudat, arterior yang menyepit, dan bintik
kapas-wol (infark kecil), dan papill edema dapat dilihat pada hipertensi berat.
2.1.4.3 Gejala biasanya menujukan kerusakan vaskular yang berhubungan dengan sistem
organ yang difasilitasi oleh pembuluh yang terikat.
2.1.4.4 Penyakit arteri koroner dengan angina atau infark miokard adalah konsekuensi yang
paling umum
2.1.4.5 Hipertrofi ventrikel kiri dapat terjadi gagal jantung,bisa terjadi Kemudian.
2.1.4.6 Perubahan patologis dapat terjadi pada ginjal (nokturia dan Peningkatan kadar
Blood Urea Nitrogen (BUN) dan kreatinin)
2.1.4.7. Adanya keterlibatan serebrovaskular (serangan iskemik atau transien iskemik (TIK)
(yaitu, perubahan dalam penglihatan atau ucapan, pusing , kelemahan, pingsan tiba-
tiba, atau hemiplegia sementara atau permanen)

4
Tabel. 2.1.5 Klasifikasi Hipertensi
Derajat Tekanan Darah Sistol (mmHg ) Tekanan Darah Diastol (mmHg)
Normal <120 Dan <80
Pre-Hipertensi 120-139 Atau 80-89
Hipertensi derajat I 140-159 Atau 90-99
Tingkat 3 (Hipertensi ≥160 Atau ≥100
Berat)

2.1.6. Komplikasi
Menurut Wijaya & Putri 2013. Tekanan darah tinggi apabila tidak diobati dan
ditanggulangi, maka dalam jangka panjang akan mnyebabkan kerusakan arteri didalam
tubuh sampai organ yang mendapat suplai darah dari arteri tersebut. Komplikasi hipertensi
dapat terjadi pada organ-organ sebagai berikut
2.1.6.1 Jantung
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan terjadinya gagal jatung dan penyakit
jantung koroner. Pada penderita hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot
jantung akan mengedor dan berkurang elastisitasitanya, yang disebut dekompensasi.
Akibanya jantung tidak mampu lagi memompa sehingga banyak cairan tertahan diparu
maupun jaringan tubuh lain yang dapat menyebabkan sesak napas atau oedema. Kondisi ini
disebut gagal jantung.
2.1.6.2 Otak
Komplikasi hipertensi pada otak, menimbulkan risiko stroke, apabila tidak diobati
risiko terkena stroke 7 kali lebih besar.
2.1.6.3 Ginjal
Tekanan drah tinggi juga menyebabkan kerusakan ginjal, tekanan darah tinggi dapat
menyebabkan kerukan system penyaring didalam ginjal akibatnya lambat laun ginjal tidak
mampu membuang zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah
dan terjadi penumpukan didalam tubuh.
2.1.6.4 Mata
Pada mata hipertensi dapat mengakibatkan terjadinya retinopati hipertensi dan dapat
menimbulkan kebutaan.
2.1.7. Penatalaksanaan
2.1.7.1 Penatalaksanaan Non farmakologi
Menurut Dalimartha, et al (2008) dalam Manurung (2018), upaya pengobatan
hipertensi dapat dilakuakan dengan pengobatan non farmakologis, termasuk mengubah gaya
hidup yang tidak sehat.

5
Wijaya dan putri (2013) menjelaskan bahwa ada tujuh cara dalam perubahan gaya hidup
yang sehat bagi para penderita hipertensi yaitu :
1. Mempertahankan berat badan ideal
2. Kurangi asupan natrium (sodium)
3. Batasi Konsumsi Alkohol.
4. Makan K dan Ca yang Cukup dari Diet
5. Menghindari merokok
6. Penurunan stress.
7. Terapi masase (pijat)
2.1.7.2. Pengobatan Farmakologi
1. Diuretik (Hidrokorotiazid).
2. Penghambat simpatetik (Metidopa, klonidin dan reserpin) Menghambat aktivitas
saraf simpatis.
3. Betabloker (Metoprolol, propanolol dan Atenolol)
4. Vasodilator (prasosia, hidralasin) Bekerja langsung pada pembuluh darah dengan
relaksasi otot polos pembuluh darah.
5. ACE inhibitor (Captopril).
2.1.8. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium awal:
a) Urinalis
b) Hb, Ht, ureum, kreatinin, gula darah, dam elektrolit
2. Pemeriksaan penunjang: Ekg, foto thoraks.
3. Pemeriksaan lain bila memungkinkan: CT scan kepala, ekokardiogram

6
2.2. Konsep Asuhan Keperawatan pada pasien Hipertensi
2.2.1. Pengkajian Keperawatan
2.2.1.1. Data biografi : Nama, alamat,umur, tanggal MRS, diagnosa medis, penanggung
jawab, catatan kedatangan.
2.2.1.2. Riwayat kesehatan :
 Keluhan utama : Biasanya pasie datang Rs dengan diagnosa medis,kepala terasa
pusing dan bagian kuduk terasa berat, tidak bisa tidur.
 Riwayat kesehatan sekarang: Biasanya pada saat ilakukan pengkajian pasien masih
mengeluh kepala terasa sakit dan berat, penglihatan berkunang kunang, tidak bisa
tidur.
 Riwayat kesehatan dahulu: Bisanya penyakit hipertensi ini adalah penyakit yang
menahun yang sudah lama dialami oleh pasien, dan biasanya pasien mengkonsumsi
obat rutin seperti captopril.
 Riwayat kesehatan keluarga: Biasanya penyakit hipertensi ini adalah penyakit
keturunan.
2.2.1.3. Data Dasar Pengkajian
1. Aktivitas/istirahat
2. Sikurlasi
3. Integritas Ego
4. Eliminasi
5. Makanan/cairan
6. Neurosensori
7. Nyeri/ketidaknyamanan
8. Pernapasan
9. Keamanan
10. Pembelajaran/Penyuluhan
2.2.2. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tiinggi terhadap penurunan curah jantung berhubngan dengan peningkatan
afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertensi ventricular
2. Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
3. Potensial perubahan perkusi jaringan: serebral, ginjal, jantung, berhubungan dengan
ngangguan sirkulasi.

7
4. Kurangnya pengetahuan berhubunga dengan kurangnya informasi tentang proses
penyakit dan perawat diri.
2.2.3. Rencana Asuhan Keparawatan
1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan
afterload, iskemia miokard, hebat hipertropi ventricular.
Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokontriksi, tidak terjadi iskemia
miokarrd.
Hal yang diharapkan:
 Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD
 Mempertahankan TD dalam rentang yang dapat diterima
 Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil
Intervensi Keperawatan:
1. Pantau TD, ukuran pada kedua tangan, gunakan manfaat dan teknik yang
tepat
2. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer
3. Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan
4. Anjurkan teknik relaksasi panduan imajinasi aktivitas pengalihan
5. Berikan pembatasan cairan dan natrium sesuai indikasi
6. Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi
2. Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
Tujuan: setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan
nyeri berkurang.
Hasil yang diharapkan:
 Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala dan tampak nyaman.
Intervensi Keperawatan:
1. Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan
2. Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan
3. Batasi aktivitas
4. Beli obat analgesik dan sedasi sesuai pesanan
5. Berikan tindakan yang menyenangkan sesuai indikasi seperti kompres es,
posisi nyaman, teknik relaksasi, bimbingan imajinasi, hindari konstipasi.

8
3. Potensial perubahan perfusi jaringan: selebrasi, ginjal, jantung berhubungan
dengan gangguan sirkulasi.
Tujuan: setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan
sirkulasi tubuh tidak terganggu.
Hasil yang diharapkan:
 pasien mendemontrasikan perfusi jaringan dan membaik seperti
ditunjukkan dengan: TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan
sakit kepala pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal
 Haluaran urine 30ml/menit
 tanda tanda vital stabil.
Intervensi Keperawatan:
1. Pertahankan tirah baring: tinggikan kepala tempat tidur
2. Gaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan: tidur, duduk dengan
pemantauan tekanan jika tersedia
3. Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan
4. Pantau elektrolit, Bun, kreatinin sesuai pesanan
5. Ambulasi sesuai kemampuan: hidrasi kelelahan
d. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses
penyakit dan perawatan diri.
Tujuan setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 ja diharapkan klien
terpenuhi dalam informasi tentang hipertensi
Hasil yang diharapkan:
 Pasien mengungkapkan pengetahuan dan keterampilan penatalaksanaan
perawatan dini
 Melaporkan pemakaian obat-obatan sesuai pesanan.
Intervensi Keperawatan:
1. Jelaskan sifat penyakit dan tujuan dari pengobatan dan presedur.
2. Jelasakan pentingnya lingkungan yang tenang, tidak penuh dengan stress.
3. Diskusikn tentang obat obatan: nama, dosis, waktu pemberian, tujuan dan
efek samping atau efek toksik
4. Diskusikan pentingnya mempertahankan berat badan stabil.
5. Diskusikan perlunya diet rendah kalori, rendah natrium sesuai pesanan.

9
2.4. Implementasi Keperawatan
Implementasi yang merupakan kompnen dari proses keperawatan adalah kategori
dari prilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil
yang dperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan. Dalam teori,
implementasi dari rencana asuhan keperawatan mengikuti komponen perencanaan dari
proses keperawatan
2.5. Evaluasi Keperawatan
Evalusi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan
yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil
yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan dengan
melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya.

10
BAB 3
METODELOGI PENELITIAN

3.1. Rancangan Studi Kasus


Rancangan studi kasus yang dipakai adalah deskriptif untuk mengeksplorasi
gambaran Asuhan Keperawatan pada penderita Hipertensi dengan pendekatan asuhan
keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosis, keperawatn, perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi.
3.2. Subyek Studi Kasus
Subyek penelitian yang digunakan dalam penelitian dalam studi kasus adalah
individu dengan kasus yang diteliti secara rinci dan mendalam. Adapun subjek penelitian
yang diteliti yaitu pasien dengan kasus dan masalah Asuhan Keperawatan tentang
Hipertensi.
3.3. Fokus studi
Fokus studi pada studi kasus ini pada pasien hipertensi.
3.4. Definisi Operasional
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah secara
abnormal dan terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan tekanan risiko yang tidak
berjalan sebagaimana mestinya dalam memepertahankan tekanan darah secara normal
(Majid 2018).
3.5. Lokasi dan waktu
Lokasi pada penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas.
3.6. Pengumpulan Data
Setiadi (2012) menyatakan bahwa ada beberapa teknik pengumpulan yaitu :
3.6.1.Teknik pengumpulan data
3.6.1.1. Teknik wawancara / komunikasi yang efektif
Wawancara adalah menanyakan atau hanya tanya jawab yang berhubungan dengan
masalah yang dihadapi klien dan merupakan suatu komunikasi yang direncakan. Dalam
wawancara perawat mengajak klien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaanya
yang diistilahkan sebagai Teknik Komunikasi terapeutik. Hasil anamnesis berisi tentang
identitas klien keluhan utama. Riwayat penyakit sekarang, Riwayat penyakit dahulu,
Riwayat penyakit keluarga, dan alergi sumber data dari pasien, Keluarga kerabat dekat,
tetangga, perawat, serta tenaga medis lainnya

11
3.6.1.2 Metode Observasi dan pemeriksaan fisik
Menggunakan pendekatan IPPA (Inspeksi, palpasi, perkusi, Auskultasi) pada
pemeriksaan Head to toe.
3.6.1.3 Studi Dokumentasi
Hasil pemeriksaan rontgen dada, Ekg, CT scan kepala,hasil Laboratorium (Hb,
Ht,ureum, gula darah dan elektrolit).
3.7. Instrumen pengumpulan Data
Alat atau instrumen pengumpulan data menggunkan format pengkajian asuhan
keperawatan keluarga sesuai ketentuan yang berlaku.
3.8.Penyajian Data
Penenlitian ini, data disajikan secara tersruktur/ narasi dan dapat disertai dengan
ungkapan verbal dari pasien yang mengalami Hipertensi.
3.9 Etika Studi Kasus
Menurut Hidayat (2012), asalah etika penelitian keperawatan merupakan maslah
yang sangat penting dalam penelitian mengingat penelitian keperawatan berhubungan
langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan masalah etika yang
harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut :
3.9.1 Informed Consent
Sebelum peneliti memberikan informed consent peneliti harus menjelaskan tujuan
maksud,serta manfaat dalam penelitian kemudian peneliti meminta persetujuan kepada
klien dan keluarga klien. Jika klien dan keluarga setuju makan form informed consent di
berikan kepada klien untuk ditanda tangani.
3.9.2 Anomity (Tanda Nama)
Penelitian tidak akan menuliskan / mencantumkan nama respoden pada lembar alat
ukur,dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
akan disajikan.
3.9.3 Kerahasiaan (Confidentiality)
Penelitian akan menjamin kerahasian hasil peneliti, baik informasi maupun masalah
lainnya. Penulis tidak akan menceritakan kepada siapa pun.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A.A.(2012). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:


Salemba Medika.
Majid, A. (2018). Asuhan Keperawatn Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Manurung, N. (2018). Keperawatan Medikal Bedah Konsep, Mind Mapping dan
Nanda NIC NOC. Jakarta: Trans Info Media.
Wijaya, A.S., & Putri, Y.M (2013). Keperawtan Medikal Bedah Keperawatan
Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta: Nuha Medika.
Nurarif, A.H., & Kusuma,H.(2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC. Yogyakarta:Mediaction Publishing Yogyakarta.
Setiadi. (2012) Konsep & Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

13

Anda mungkin juga menyukai