DISUSUN OLEH
MIKAEL MAHORE
NIM: 2019611031
LAPORAN PENDAHULUAN
2. Rentang Respon
Rentang respon
Adaptif Maldaptif
3. Penyebab
1. Faktor Predisposisi
1) Faktor Biologis
a. Teori psikonalisa
1 ) Latar Belakang
Budaya
a)Budaya
permissive: Kontrol sosial yang tidak pasti terhadap perilaku
kekerasan akan menciptakan seolah-olah perilaku
kekerasan diterima.
Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 4
2) Agama dan Kenyakinan
4 Pengalaman sosial
5) Peran sosial
4. Faktor Presipitasi
4. Tanda gejala
- Data obyektif :
a. Mata merah
b. Pandangan tajam
c. Otot tegang
e. Suka berdebat
- Data subyektif
V. STRATEGI PELAKSANAAN
File terlampir bagian bawah
DAFTAR PUSTAKA
Terlampir
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
GANGGUAN/ RISIKO GANGGUAN JIWA
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn.AF (L) Tanggal Dirawat : 2 april 2016
Umur : 27 tahun
Pendidikan: STM
Agama : Islam
Status : belum menikah Tanggal Pengkajian : …………….............
Alamat : desa pana, kec.Alla Ruang Rawat : …………………….
Pekerjaan : kuli bangunan Sumber Informasi : ..................................
Jenis Kel. : laki-laki
No RM : ………………………
ALASAN MASUK
Pasien mengamuk, dialami sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu tetapi tidak terus menerus dan
memberat 1 minggu sebelum masuk rumah sakit.
Tidak
RIWAYAT TRAUMA
Jelaskan:
Tidak terkaji
4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan (Bio,Psiko,Sosio, Kultural dan
Spiritual)
Tidak terkaji
Diagnosa Keperawatan : -
Diagnosa Keperawatan: -
4. Keluhan fisik:
Tidak
Jelaskan
Tidak terkaji
Diagnosa Keperawatan :-
: laki-laki
: perempuan
: klien
:tinggal serumah
Diagnosa Keperawatan :-
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti/terdekat:
Ibu dan 2 adik laki-lakinya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:
Tidak terkaji
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
Tidak terkaji
Diagnosa Keperawatan :-
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien beragama islam
b. Kegiatan ibadah
Tidak terkaji
Diagnosa Keperawatan: -
Diagnosa Keperawatan:-
2. Kesadaran
Menurun:
Compos mentis
Meninggi
Hipnosa
Gangguan Tidur: tidak terkaji
Disosiasi:tidak terkaji
Berubah
Gangguan perhatian
3. Orientasi
Waktu
Tempat
Orang
Jelaskan:
Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 12
Orientasinya baik dilihat dari taraf pendidikan sesuai dengan pengetahuan
Diagnosa Keperawatan:-
Diagnosa Keperawatan :-
6. Persepsi – Sensorik
Halusinasi
Pendengaran
Penglihatan
depersonalisasi berupa merasakan bayangan naga yang masuk kedalam
tubuhnya
Ilusi
Ada
Tidak ada
Depersonalisasi
Ada
Derealisasi
Tidak ada
Jelaskan:
Tidak ada (Pengendalian impuls cukup)
Diagnosa Keperawatan :-
7. Proses Pikir
a. Arus Pikir
Koheren
Inkoheren
Sirkumstansial
Neologisme
Tangensial
Logorea
Kehilangan asosiasi
Bicara lambat
Flight of idea
Bicara cepat
Irrelevansi
Main kata-kata
Blocking
Pengulangan Pembicaraan/perseverasi
Afasia
Asosiasi bunyi
Lain-lain ……………………
Jelaskan:
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
………………………
Diagnosa Keperawatan:
b. Arus Pikir
Obsesif
Ekstasi
Fantasi
Alienasi
Pikiran Bunuh Diri
Preokupasi
Pikiran Isolasi sosial
Ide yang terkait
Pikiran Rendah diri
Pesimisme
Pikiran magis
Pikiran curiga
Fobia,sebutkan…………..
Waham
Agama
Somatik/hipokondria
Kebesaran
Kejar / curiga
Nihilistik
Dosa
Sisip pikir
Siar piker
Kontrol pikir
Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 15
Lain lain
c. Bentuk Pikir
Realistik
Non Realistik
Dereistik
Otistik
Jelaskan :
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Diagnosa Keperawatan :
9. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang ( > 1 bulan)
Gangguan daya ingat jangka pendek ( 1 hari – 1 bulan)
Gangguan daya ingat saat ini ( < 24 jam)
Amnesia
Paramnesia:
Konfabulasi
Dejavu
Jamaisvu
Fause reconnaissance
hiperamnesia
Jelaskan : tidak terkaji
Diagnosa Keperawatan :-
10. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Mudah beralih
Tidak mampu berkonsentrasi
Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan : tidak terkaji
Diagnosa Keperawatan :-
Diagnosa Keperawatan :-
2. BAB/BAK
Bantuan minimal
Bantuan total
Jelaskan:
Tidak terkaji
3. Mandi
Bantuan minimal
Bantuan total
Jelaskan : tidak terkaji
4. Berpakaian/berhias
Bantuan Minimal
Bantuan total
6. Penggunaan obat
Bantuan Minimal
Bantuan total
Jelaskan:
Farmakoterapi: Haloperidol 15 mg 3x1 (0-0-1) tetapi tidak teratur minum obat
7. Pemeliharaan kesehatan
Ya Tidak
Perawatan Lanjutan
Sistem pendukung
Jelaskan :
Tidak terkaji
Diagnosa Keperawatan : -
Asuhan keperawatan gangguan/ risiko gangguan jiwa | 17
MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minum alkhohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebihan
Teknik relaksasi Bekerja berlebihan
Aktifitas konstruktif Menghindar
Olah raga Menciderai diri
Lain-lain……………. Lain-lain…………..
Diagnosa Keperawatan :-
Jelaskan :
Klien mempunyai riwayat penyakit malaria Pada tahun 2015 dan tidak teratur dalam
pengobatan.
Diagnosa Keperawatan :
DO:-
Malang, ……………………….
Perawat yang mengkaji
Mikael Mahore
NIM: 2019611031
STRATEGI PELAKSANAAN
PERILAKU KEKERASAN
STRATEGI PELAKSANAAN 1
(SP 1)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
Klien tenang, kooperatif, klien mampu menjawab semua pertanyaan yang
diajukan.
2. Diagnosa Keperawatan
4. Tindakan Keperawatan
SP 1 Klien :
Membina hubungan saling percaya, mengidentifikasi penyebab marah, tanda dan
gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibat dan cara
mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara fisik pertama ( latihan nafas dalam)
2. Fase Kerja :
Pada saat penyebab marah itu ada, seperti banyak tamu, makanan yang tidak
tersedia, pakaian tidak tersedia ( misalnya ini penyebab marah klien), apa yang
bapak rasakan?“
Apakah bapak merasa kesal, kemudian dada bapak berdebar-debar, mata melotot,
dan tangan mengepal?”“ apa yang bapak lakukan selanjutnya”
“ Apakah dengan bapak memukul orang, keadaan jadi lebih baik?
“ Menurut bapak adakah cara lain yang lebih baik selain marah dan memukul?
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko perilaku kekerasan
3. Tujuan khusus
4. Tindakan Keperawatan
SP 2 klien :
Membantu klien latihan mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara fisik ke dua
(evaluasi latihan nafas dalam, latihan mengendalikan perilaku kekerasan dengan cara
fisik ke dua : pukul kasur dan bantal), menyusun jadwal kegiatan harian cara ke dua.
“ Assalamu’alaikum bapak, masih ingat nama saya” bagus pak,,,ya saya mikael”
“sesuai dengan janji saya kemarin, sekarang saya datang lagi.
“Bagaimana perasaan bapak saat ini, adakah hal yang menyebabkan bapak
marah ingin memukul?” “Baik, sekarang kita akan belajar cara mengendalikan
perasaan marah dengan
kegiatan fisik untuk cara yang kedua.”
2. Fase Kerja
“ Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal, selain
nafas dalam bapak dapat memukul kasur dan bantal.”“ Sekarang mari kita latihan
memukul bantal dan kasur mari ke kamar pak? Jadi kalau nanti bapak kesal atau
marah, bapak langsung kekamar dan lampiaskan marah bapak tersebut dengan
“ Mari kita masukkan kedalam jadwal kegiatan sehari-hari bapak. Pukul berapa
bapak mau mempraktikkan memukul kasur/bantal?
Bagai mana kalau setiap bangun tidur? Baik jadi jam 6 pagi, lalu kalau ada keinginan
marah sewaktu-waktu gunakan kedua cara tadi ya pak.“ sekarang bapak istirahat, 2
jam lagi kita ketemu ya pak, kita akan belajar mengendalikan marah dengan belajar
bicara yang baik. Assalamu’alaikum
DS:
Keluarga:
Data Keluarga:
DO:
O:
Pasien:
DS:
Keluarga:
DIAGONOSIS KEPERAWATAN:
TINDAKAN KEPERAWATAN: A:
Pasien: Kognitif:
Afektif:
Psikomotor:
Perawat:
Keluarga:
RENCANA TINDAK LANJUT:
Pasien:
Keluarga:
Rekomendasi :.............................................................................................................................................................................................................
FKUI : Jakarta.