Anda di halaman 1dari 10

JUDUL BUKU : PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)

BERKARAKTER
Melejitkan Kepribadian Anak Secara Utuh

(Kecerdasan Emosi, Spirit, dan Sosial)


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Pengantar Paud
Dosen Pengampu : A. Tabiin, M.Pd

Nama : MILARISKIANA

NIM : 2420054

KELAS : PIAUD B

KELAS B

JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN 2021


BAB I PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak sejak lahir
sampai usia 6 tahun, yang dilakukan secara menyeluruh , mencakup semua aspek
perkembangan dengan memberikan stimulasi terhadap perkembangan jasmani dan rohani
agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
 faktor yang mempengaruhi perkembangan anak ada dari orang tua (gen) da nada faktor
lingkungan seperti: asupan gizi yang diterima, faktor psikologis, anak usia dini memiliki
karakteristik yang khas,baik secara fisik, psikis, social, moral, masa ini masa yang paling
baik pembentukan fondasi dam dasar kepribadian yang akan menentukan pengalaman
anak selanjutnya. Bentuk program pendidikan anak usia dini meliputi: pendidikan
keluarga, bina keluarga, taman pengasuhan, kelompok bermain dan taman kanak-kanak.

B. PRINSIP- PRINSIP PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI


Penyelengaraan pembelajaran berbasis perkembangan mempunyai sejumlah prinsip yang
harus di perhatikan . prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut sebagai berikut:
1. Semua aspek perkembangan anak saling terkait, artinya perkembangan dalam satu aspek
yang dapat membatasi atau memudahkan atau melancarkan perkembangan lainnya.
2. Perkembangan terjadi dalam urutan yang relative teratur. Sehingga urutan pertumbuhan
dan perubahan yang terjadi pada anak yang dapat diprediksikan
3. Perkembangan anak adalah hasil dari interaksi kematangan biologis dan lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan dimana ia hidup, oleh sebab itu, seringg
dikemukakan bahwa kehidupan manusia adalah hasil dari pembawaan dan lingkungan
yang saling berhubungan.
4. Atas dasar itu maka para pendidik disamping menyediakan lingkungan yang sehat, aman
dan menyediakan makanan dengan gizi yang baik, juga harus memberikan layanan yang
komprehensid pada anak, seperti layanan kesehatan fisik, gigi, mental, dan social.

Setiap anak memiliki kecerdasan dan kemampuan yang berbeda-beda dalam mrmahami
sebuah mata pelajaran. Seorang pendidik harus bisa memahami kemampuan mereka secara
personal. Seorang pendidik tidak boleh memaksa siswanya untuk memahami setiap pelajaran
dengan pemahaman yang sama dan smpurna dengan satu takaran kecerdasan sebab keadaan
anak dalam satu kelas berbeda-beda.
 Berdasarkan teori kecerdasan majemuk merupakan validitas tertinggi terhadap gagasan
bahwa perbedaan individu adalah penting. menurut Howard Gardner mengidentifikasikan
kecerdasaan menjadi tujuh macam yaitu:
1. Liguistik (berkaitan dengan bahasa), kecerdasan ini di ungkapkan dalam bentuk kata-
kata. Mereka yang memiliki kecerdasan ini gemar membaca dan menulia serta memiliki
kemampuan mengolah kata secara tulisan maupun lisan.
2. Logis- matematis (nalar logika dan matematika), kecerdasan ini berhubungan dengan
kemampuan ilmiah mengolah data, menganalisis dan menginteprestasikan. Kecerdasan
ini dipandang dan dihargai lebih tinggi dari jenis- jenis kecerdasan lainnya.
3. Special (ruang dan gambar). Orang yang memiliki kecerdasan yang c3nderung berpikir
dengan gambar dan cenderung mudah belajar melalui visual sperti film, gambar, video,
dan peragaan.
4. Musikal (music,irama dan bunyi/suara) orang yang memiliki kecerdasan ini biasanya
peka dengan suara atau bunyi-bunyian. Mereka memiliki kemampuan memadukan nada
dan dapat memproduksi melodi.
5. Badani-kinestik (badan dan gerak tubuh) yang memiliki kecerdasan ini memproses
informasi melalui sensasi yang dirasakan pada badan mereka. Mereka tidak suka diam
dan selalu ingin bergerak terus. Mereka sangat baik dalam keterampilan jasmaninya.
6. Interpersonal (antar pribadi, social), orang yang memilikikecerdasan ini menyukai kerja
kelompok. Mereka menyukai untuk menjadi mediator dalam beberapa masalah atau
pertikaian yang terjadi disekitarnya.
7. Intrapersonal (hal-hal yang sangat mempribadi), mereka yang mempunyai kecerdasan inii
bisa memahami dirinya sendiri. Mereka memiliki rasa percaya diri yang tinggi.

C. PERAN SEMUA PIHAK


Semua pihak sangat dibutuhkan untuk membebaskan anak-anak dari trends budaya yang
tidak mendidik dan nengabaikan nilai-nilai budaya. Bimbingan, serta kasih sayang orang tua
menjadi bagian penting dalam peran tersebut tapi disamping perang orang tua, peran
kelembagan pendidikan sangat penting dalam memberikan fungsi bimbingan moral pada
anak-anak dan juga keberpihakan dan tanggung jawab perusahaan penyiaran untuk ikut andil
dalam menumbuhkan anak-anak Indonesia. Fungsi penyiaran sebagai social control dan
pendidikan harus diterapkan. Selain itu, memaksimalkan peran control pemerintah dalam hal
kebijakan penyiaran, yang perlu dipertanyakan terhadap KPI (Komisi Penyiaran Indonesia)
untuk memberikan pengawasan terhadap penayangan media massa yang sesuai untuk anak-
anak.

D. PENGERTIAN PERKEMBANGAN KOGNITIF


Kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan syaraf pada waktu
manusia sedang berpikir. Kemampuan kognitif ini berkembang secara bertahap. Sejalan
dengan perkembangan fisik dan syaraf-syaraf yang berada di pusat susunan syaraf. Salah satu
teori yang menjelaskan perkembangan kognitif ini adalah teori Piaget.
 Jean Piaget merupakan salah seorang yang merumuskan teori yang menjelaskan fase-fase
perkembangan kognitif. Teori ini dibangun berdasarkan dua sudut pandang yang disebut
sudut pandang aliran structural dan aliran kontruktif.
1. Aliran structural yang mewarnai teori piaget dapat dilihat dari pandangannya tentang
inteligensi yang berkembang melalui serangkaian tahap perkembangan yang ditandai
oleh perkembangan kualitas struktur.
2. Aliran konstruktif terhihat dari pandangan Piaget yang menyatakan, bahwa anak
membangun kemampuan kognitif melalui interaksinya dengan dunia sekitarnya.

E. FASE-FASE PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA ANAK USIA DINI


Menurut Piaget perkembangan merupakan suatu proses yang bersifat kumulatif. Artinya
perkembangan terdahulj akan menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya. Begitu pula
sebaliknya apabila ada terjadi hambatan. Pigaet membagi perkembangan kognitif ke dalam
empat fase, yaitu:
1. Fase Sensorimotor (usia 0-2 tahun)
Fase sonsprimotor dimulai dengan gerakan-gerakan refleks yang dimiliki anak sejak ia
dilahirkan. Pada masa ini anak mulai membangun pemahamannya tentang lingkungannya
melalui kegiatan sensorimotor, seperti mengenggam, menghisap, melihat, melempar.
2. Fase Praoperasional (Usia 2-7 tahun)
Pada fase praperasional anak mulai menyadari bahwa pemahaman tentang benda-benda
di sekitarnya tidak hanya dapat dilakukan melalui sensorimotor, akan tetapu juga dapat
dilakukan melalui kegiatan yang bersifat simbolis. Kegiatan ini dapat berbentuk
melakukan percakapan melalui telepon mainan atau berpura-pura menjadi bapak atau ibu
dan kegiatan simbolis lainnya. Fase ini memberikan andil besar bagi perkembangan
kognitif.
3. Fase Operasi Konkret (usia 7-12 tahun)
Pada fase operasi konkret kemampuan anak untuk berpikir secara logis sudah
berkembang, dengan syarat obyek yang menjadi sumber berpikir logis tersebut hadir
secara konkret.
4. Fase Operasi Formal (12 tahun sampai usia dewasa)
Fase operasi formal ditandai oleh perpindahan dari cara berpikir konkret ke cara berpikir
abstrak. Kemampuan abstrak dapat dilihat dari kemampuan ide-ide, melakukan proses
berpikir ilmiah yaitu mengumukakan hipotesis dan menentukan cara untuk membuktikan
kebenaran hipotesis.

F. ASPEK PERKEMBANGAN KOGNITIF PADA ANAK USIA DINI


Dilihat dari gambaran umum tentang fase-fase perkembangan kognitif di atas, maka dapat
diketahui bahwa perkembangan kognitif anaj usia PAUD berada dalam fase praoperasional
yang mencakup tiga aspek, yaitu:
1. Berpikir Simbolis
Aspek berpikir simbolis yaitu kemampuan untuk berpikir tentang onjek dan peristiwa
walaupun objek dan peristiwa tersebut tidak hadir secara fisik (nyata) dihadapan anak.
2. Berpikir Egosentris
Aspek berpikir egosentris, yaitu cara berpikir tentang benar atau tidak benar, setuju atau
tidak setuju, berdasarkan sudut pandang sendiri. Oleh sebab itu, anak belim dapat
meletakan cara pandang di sudut pandang orang lain.
3. Berpikir intuitif
Fase berpikir secara intuitif, yaitu kemampuan untuk menciptakan sesuatu, seperti
menggambar atau menyusun balok, akan tetapi tidak mengetahu dengan pasti alasan
untuk melakukannya.

G. IMPLIKASI PERKEMBANGAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF


1. Aktivitas didalam pproses belajar-mengajar hendaknya ditekankan pada pengembangan
struktur kognitif, melalui pemberian kesempatan pada anak untuk memperoleh
pengalaman langsung dalam berbagai aktivitas pembelajaran, seperti membuat
bangunandari balok, menggambar, menggunting dan lainnya yang dikaitkan dengan
pengembangan dasar-dasar pengetahuan alam atau matematika dan pengembangan
bahasa, baik lisan maupun membaca dan menulis.
2. Memulai kegiatan dengan membuat konflik dalam pikiran anak. Misalnya memberikan
jawaban yang salah untuk memotivasi anak memikirkan dan mengemukakan jawaban
yang benar.
3. Memberikan kesempatan pada anak untuk melalukan berbagai kegiatan yang dapat
mengembangkan kemampuan kognitifnya. Misalnya, mengubah objek-objek yang
disajikan secara nyata kedalam bentuj lain, missal gambar.
4. Melakukan kegiatan tanya jawab yang dapat mendorong anak untuk berpikir untuk
mengemukakan pikirannya.

H. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI


Sebuah studi tentang “karakteristik perkembangan anak usia dini” menyimpulkan bahwa usia
dini merupakan masa perkembangan dan pertumbuhan yang sangat membutuhkan
perkembangan masa selanjutnya. Secara umum, anak usia dini memiliki karakteristik yaitu:
unik, egosentris, aktif, dan energik, rasa ingin yang kuat dan antusias terhadap banyak hal,
eksplorasif dan berjiwa petualang, spontan, senang dan kaya akan fantasi, masih mudah
frustasi, masih kurang mempertimbangkan dalam melalukan sesuatu, daya perhatian pendek,
bergairah untuk belajar, dan banyak belajar dari pengalaman dan semakin menunjukan minat
terhadap teman.
Pada dasarnya perkembangan anak usia dini membutuhkan pengawasan dari orangtua agar si
anak memiliki sifat dan mental yang baik. Karena pada hakikatnya orang tua memiliki peran
yang cukup besar dalam perkembangan dan pertumbuhan usia dini.

BAB II MENGHADAPI MASA DEPAN


Hampir semua orang tua mengharapkan buah hatinya tumbuh sehat,cerdas,serta menjadi
insan yang tangguh menghadapi masa depannya yang semakin penuh dengan
tantangan.*Berawal dari mana?Bagaimanapun juga,keluarga adalah titik awal terbentuknya
generasi yang cerdas tentu saja tidak hanya secara intelektual.*Tanggung jawab orang tua
yang gagal,hal tersebut terjadi karena kita tidak mau mendengarkan anak kita.*Peran ibu
menumbuhkan kecerdasan anak,si ibu harus tahu betul bahwa kepada anak harus diaajarkan
keberanian untung menguji kemampuannya.*Sekilas tentang otak kanan dan otak kiri,Kedua
otak ini memiliki fungsi yang berbeda,otak kiri berfungsi untuk mengendalikan aktifitas yang
bersifat teratur,sedangkan otak kanan berfungsi untuk berfikir meluas tentang imajinasi,ide-ide
dan lainnya.*Memberi kesempatan,Kita tidak bisa memaksakan kehendak kita,mengubah anak
emapt tahun menjadi enam tahun,atau merampas kesempatan untuk menikmati masa
kecilnya.*Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Anak Usia Pra Sekolah Melalui
prinsip”Bermain Sambil Belajar”Anak yang cerdas adalah anak yang mampu mengungkapkan
perasaannya,menyelesaikan masalahnya denagn cara berkomunikasi secara
baik.*Perkembangan Bahasa Anak Usia Pra Sekolah,Perkembahangan berbahasa
berlangsung sejak bayi hingga akhir hayat.Mulai drai memperoleh bahasa ketika berumur kurang
dari satu tahun sebelum mengucapkan satu kata.

*Teori Perkembangan dan Pemerolehan Bahasa :

1. Teori Behavioristik

2. Teori Genetik

3.Teori Sosiokultural

*Meningkatkan kecerdasan Emosi :

Kecerdasan emosionall memilki peran penting dalam mengahsilkan buah hati yang
bahagia,sukses dan memilki karakter kepemimpinan.contoh kegiatan yang mampu melatih
kecerdasan yaitu berbagi dan berkuda.

*15 Cara Meningkatkan Kecerdasan Anak

1. Sediakan makanan sehat setiap pagi

2. Memberikan pertanyaan untuk memancing ide anak

3. Bangun suasan keluarga yang hangat

4. Memprioritaskan jam tidur anak

5. penuhi asupan lemak omega 3 pada anak

6. ajak anak berolahraga


7. Kenalkan permainan edukatif pada anak

8. Batasi waktu untuk menonton tv

9. sediakan cemilan seaht untuk anak

10. ajak anak berlatih memainkan alat musik

11. Berikan asupan vitamin melalui sayur dan buah

12. Bantu anak mengatasi stress

13. Kurangi kebisingan

14.Birkan anak akrab dengan alam

15. Rapikan rumah anda

*Melatih Kecerdasan emosi,Emosi adalah sesuatu yang liar dalam diri manusia,karena itu
harus dikendalikan.

*IQ Anak,Dapat diartikan denagn kemampuan seseorang dalam beradaptasi denagn lingkungan
menggunakn akal sehat.

*Tips mengembangkan kecerdasan emosional(EQ)anak

1. Mendidik anak-anak untuk bertahan dalam situasi sulit

2. Menanamkan ketahanan dan pengendalian diri

3. Menghadapi dunia luar\

4. Menumbuhkan rasa ingin tahu,aktifiras dan imajinasi

5. bero anak anak kesempatan untuk melatih cara berfikir mereka

6. Menumbuhkan rasa percaya diri dan kemampuan untuk bbangkit dari kegagalan

7.menangani masalah harga diri anak

8. Lebih banyak dorongan dan dukungan

9. tananmkan rasa hormat poada orang lain

*Peranan Nutrisi,Cikal bakal otak mulai terbentuk pada minggu ketiga kehamilan berupa
lempengan saraf,berbuah menjadi tabung saraf pada minggu keempat dan mulai terbentuk
menjadi otak besar dan otak lainnya pada minggu kelima.

*Nutrisi emas untuk bayi cerdas


1. Air Susu ibu

2. DHA dan ARA

3. Zat Besi

4. Yodium

5. Protein

*Makanan Untuk Kecerdasan Otak

1. Telur

2. Kacang-kacangan

3. Gandum murni

4. Oatmeal

5. Berry

6. Sayuran Berwarna

7. Susu dan yogurt

8. Daging sapi tanpa lemak

9. Asi

10. Salmon

*Faktor Pendukung,faktor prndukungnya antara lain Perhatian dan kasih sayang orang tua dan
lingkungan yang berpengaruh pada spek emosi.
KRITIK DAN SARAN BAB I
Pentingnya tahap perkembangan anak usia dini ini maka dalam pendidikan anak usia dini harus
sangat diperhatikan dengan baik. Degan demikian PAUD yang diselenggarakan harus dapat
mengakomodasi semua aspek pertumbuhan dan perkembangan anak dalam suasana yang
menyenangkan dan menimbulkan minat anak. Saran saya pembelajaran untuk anak pendidikan
dini harus di lakukan dengan cara yang menyenangkan dan mengasikan karena emosi anak usia
dini belum bisa terkendali sebagi seorang pengajar harus bisa memahami hal tersebut. Di dalam
buku BAB I mengenei pendahuluan pendidikan dan perkembangan anak usia dini telah di
paparkan apa saja yang harus orang tua dan guru pahami dan perhatikan mengenei masa
perkembangan anak usia dini.

KRITIK DAN SARAN BAB II


Modernisasi memunculkan berbagai macam dampak. Baik secara positif ataupun negatif seperti
ini yang dipaparkan dalam “BAB II Menghadapi Masa Depan Anak Usia Dini” menurut saya
modernisasi tidak di terapkan pada pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini, karena akan
mempengaruhi tingkat kecerdasan dan emosional. Pendidikan pra sekolah sangat penting karena
pada era ini, mayoritas orang tua sudah terbawa pengaruh negative gadget yang berdampak pada
anak. Yang seharusnya sejak usia dini membutuhkan kasih sayang orang tuanya, anak malah di
berikan kebebasan namun tidak dituntun oleh orangtuanya. Yang pada akhirnya waktu dewasa
anak tersebut mempunyai tingkat kecerdasan rendah serta emosional tinggi dan orangtua hanya
bisa menyalahkan tanpa mengingat perkembangan dulu sejak kecilnya. Maka dari itu kita harus
memanfaatkanmodernisasi sesuai posisinya supaya memberikan dampak positif.

Anda mungkin juga menyukai