Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nur Ajijah

Kelas : 1-C
Nim : 1211 600 084
Implikasi Nilai kehidupan Dalam Dzikir Tauhid
Dzikir dilandasi dengan khusyuk. Khusyuk merupakan 'keyakinan bisa ketemu Allah
ketika kita kembali pada-Nya. Dzikir terbagi kepada dzikir dasar dan dzikir tauhid, dimana
dzikir dasar merupakan 'sebuah upaya untuk membangun kesadaran agar bisa bertemu Allah
didalam dzikir dan shalat dengan terminiIestasikan dari kehusyukan. Dzikir yang dilakukan
yaitu dzikir ketika sesudah shalat dengan membaca subhanallah, alhamdulilah, dan allahu akbar
yang masing-masing dibaca 33 kali.
Adapun dzikir tauhid yaitu upaya berdzikir di sepanjang waktu yang kita miliki, sehingga
tidak ada batas pemisahan antara kehidupan dunia dengan akhirat. Dengan dzikir tauhid kita
dapat melakukan urusan dunia sekaligus mendapat pahala untuk tabungan kita di akhirat. Tidak
ada pemisahan karena keduanya adalah karunia Allah.
Kebahagiaan dunia kita nikmati, kebahagiaan akhirat kita raih. Karena sekarang ini
adalah kehidupan dunia, maka kehidupan dunia ini sebagai sarana untuk mencapai urusan
akhirat.
Seperti Iirman Allah dalam al-quran surat Al-Qasas ayat 77 yang berbunyi :
' Dan carilah apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan
fanganlah kamu melupakan bagianmu dari duniawi dan berbuat baiklah sebagaimana Allah
telah berbuat baik padamu, dan fanganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan di bumi`.
nti dari akidah tauhid yaitu 'niat di setiap kegiatan yang kita lakukan, dengan pondasi
niat 'lialhi taala (semuanya untuk mendapat ridho Allah SWT).
4nt4h kegiatan yang berlandaskan dzikir tauhid :
1. Seorang muslim harus berusaha menjadi kaya, supaya bisa menunaikan rukun iman yang ke
lima, dan agar bisa menolong orang miskin,
2. Seorang muslim harus pandai dan berilmu, supaya dapat membangun pusat-pusat penelitian
yang mengantarkan kita memahami ayat-ayat Allah yang ada di alam semesta dan disekitar
lingkungan yang akan menambah kedekatan kita kepada Allah.
3. Seorang muslim harus berusaha menjadi seorang pemimpin, supaya dunia ini hidup damai
sejahtera yang dirahmati dan diridhoi oleh Allah.
Prinsip dasarnya adalah kembali kepada 'mengingat Allah, berdzikir kepada Allah, dan
mengorientasikan segala aktiIitas hanya kepada Allah. Berdzikir hanya untuk meng-Esa-kan
Allah, dan men-Tauhid-kan Sang Maha Perkasa dalam segala aktiIitas kita.
'(yaitu) orang-orang yang berd:ikir kepada Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (sampai
berkesimpulan) 'ya tuhan kami, tiadalah engkau menciptakan ini dengan sia-sia. (subhanaka)
Maha Suci Engkau, maka periharalah kami dari siksa neraka`.
(Q.S ali-imran . 191)
nti kepahaman dari praktek dzikir tauhid yaitu dari mulai bangun tidur sampai tidur
kembali kita berdzikir kepada Allah, beristigIar (memohon ampunan), bertasbih kepada Allah,
bersyukur atas segala kenikmatan, bertakbir mengagungkan nama Allah, dan melenyapkan Ego
dalam diri kita bahwasanya kita hanya manusia kecil dan hina di hadapan Allah SWT.
'Dan berd:ikirlah kepada tuhanmu dalam hatimu dengan merandahakan diri dan rasa
takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, diwaktu pagi dan petang hari, dan fanganlah kamu
termasuk orang-orang yang lalai`.(Q.S Al-araf . 205)
Tahapan meng4ptimalkan dzikir tauhid :
1. Merasakan keberadaan diri kita dan alam semesta, karena dengan menyadari keberadaan
itulah kita akan mengenal dan merasakan kehadiaran sang pencipta.
2. Meniadakan diri, karena segala yang ada di dunia ini hanyalah sementara. Yang abadi
hanyalah Allah.
3. Menyatukan diri dengan alam, dan merasakan keselarasan sunnatullah. Karena pada saat
itulah kita bisa merasakan kehadiran Allah dalam kesadaran kita.
4. Melebur dalam realitas, melatih kepahaman dan rasa bahwa segala realitas adalah Allah.
Allah hadir dalam pendengaran kita, penglihatan kita, dalam ucapan kita, di denyut jantung
kita, naIas pencernaan, metebolisme, dan seluruh aktiIitas kehidupan kita.


Daftar pustaka :
MustoIa agus. 2009. Dzikir Tauhid. Bandung: PADMA press

Anda mungkin juga menyukai