Oleh:
Ali Geno Berutu
NIM. 13.2.00.1.01.01.0016
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Said Aqil al-Munawwar, MA.
Disusun Oleh:
Ali Geno Berutu
13200101010016
SEKOLAH PASCASARJANA
UNVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
2014 M/1435 H
1
1935), 374
terhadap Islam. Dia membawa kabar ini kepada Nabi dan selanjutnya
mengirimkannya kembali untuk melaporkan kepada kaum Quraisy
bahwa umat Islam datang untuk melaksanakan ibadah haji bukan untuk
berperang. Kepada kaum Quraisy juga diiusulkan agar menerima
perdamaian dengan mereka selama masa tertentu. Karena telah
mengirim pesan kepada kaum Quraisy, umat Islam berhenti di
Hudaibiyah6
Kaum Quraisy, walaupun begitu tetap menyiagakan
pasukannya untuk menahan Rasulullah dan para sahabat agar tidak
masuk kota Makkah. Pada waktu itu, bangsa Arab bersiaga terhadap
kekuatan militer Islam yang sedang berkembang. Pada awalnya beliau
mengutus Umar Ibnul-Khattab, namun sekali lagi Nabi Muhammad
mencoba mengirim utusan. Pertama sekali maksud tersebut dibebankan
kepada Umar bin Khattab. Tetapi Umar menolak dengan mengatakan
: Rasulullah, saya kahawatir Quraisy akan mengadakan tindakan
kepada saya, mengingat di Mekkah tidak ada pihak Banu Adi bin
Kaab yang akan melindungi saya. Quraisy sudah cukup mengetahui
bagaimana permusuhan saya dan tindakan tegas saya terhadap
mereka. Saya ingin menyarankan orang yang lebih dalam hal ini dari
pada saya, yakni Usman bin Affan..
Usman pun dipanggil oleh Nabi untuk melaksanakan tugas
sebagai utusan kepada pihak Quraisy. Pertama sekali ia diperintahkan
untuk bertemu dengan Abu Sufyan. Dan ketika Usman sudah bertemu
dengan mereka, ia diperintahkan untuk mengehentikan keinginan untuk
masuk Mekkah. Kalau ia sendiri mau thawaf silakan thawaf. Tetapi
Usman menampik bujukan tersebut. Dia baru mau thawaf kalau Nabi
juga dan beserta rombongan dapat pula thawaf bersama sama.
Perundingan antara Utsman bin Affan dan para pemimpin
Quraisy memakan waktu agak lama, sehingga tersiar kabar di kalangan
kaum Muslimin bahwa Utsman telah dibunuh. Tiada pilihan lain bagi
mereka kecuali menuntut balas, sambil berdiri di sebatang pohon beliau
mengumpulkan semua sahabatnya untuk membulatkan tekad dan
bersiap-siap menghadapi kaum musyrikin Quraisy.
Mahmudunnasir, Islam, Its Consepts and History, ter Adang Affandi, Cet
4 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), 140.
8
Abd al-Aziz Salim, Tarikh al-Daulah al-Arabiyyah (Bairut: Dar alNahdhah al-Arabiyyah, 1986), 126.
Kami telah memberikan kepadamu suatu kemenangan yang
nyata; supaya Tuhan mengampuni kesalahanmu yang sudah
lalu dan yang akan datang, dan Tuhan akan mencukupkan
karunia-Nya kepadamu serta membimbing engkau ke jalan
yang lurusdan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan
yang kuat (banyak)
Turunnya ayat ini merupakaan kabar gembira yang
menyejukkan jiwa mereka dan menyembuhkan luka hati. Mereka
sangat yakin terhadap informasi yang datang dari Al-Quran karena
10
1935), 383.
Bakar r.a dan Umar r.a. Ini beliau lakukan demi menjaga rahasia
strategi beliau. Maka beliau membiarkan para sahabat dan Kaum
Muslimin dalam keadaan seperti itu. Ternyata, setelah kemenangan
Islam terjadi, kita bisa mengambil pelajaran bahwa paling tidak ada 5
hal penting yang beliau ambil dari Perjanjian Hudaibiyah tersebut:
1. Perjanjian ini ditandatangani oleh Kaum Quraisy dengan Suhail
bin Amr sebagai wakilnya. Suku Quraisy adalah suku paling
terhormat di daerah Arab, sehingga siapapun akan menghormati
apa yang mereka tentukan. Dengan penandatanganan perjanjian
ini, maka Madinah diakui sebagai suatu daerah yang
mempunyai otoritas sendiri. Jika Suku Quraisy telah mengakui,
maka suku- suku lain pun pasti mengakuinya.
2. Dengan perjanjian ini, maka pihak Quraisy (Mekah) memberi
kekuasaan kepada Madinah untuk menghukum mereka jika
menyalahi perjanjian tersebut. Ternyata sangat hebat
konsekuensi dari perjanjian ini. Kaum Muslimin Madinah yang
tadinya dianggap bukan apa- apa, sejak perjanjian itu dibuat
bisa menghukum suku yang paling terhormat di Arab.
3. Perjanjian ini menjadi payung legalitas kaum Muslimin dalam
berdakwah di jazirah Arab, termasuk di Mekkah. Karena dalam
perjanjian itu tidak boleh ada penyerangan dari kedua pihak.
Termasuk perjanjian nomor 3 tidak menjadi sebuah kerugian
bagi kaum Muslimin. Karena ketika ada seseorang dari
Mekkah yang masuk Islam ia harus kembali ke Mekkah
sebagai juru dakwah. Hingga justru perkembangan dakwah
Islam di Mekkah menjadi signifikan, termasuk masuknya
Khalid bin Walid ke dalam Islam tanpa ada satu orangpun yang
bisa menghalangi.
4. Perjanjian ini juga membuka keran dukungan kabilah-kabilah
yang ada di Jazirah Arab untuk bersekutu dengan kaum
Muslimin. Kabilah-kabilah yang tadinya sembunyi-sembunyi
menyatakan dukungan pada kaum Muslimin, karena
memandang Mekkah, setelah perjanjian ini terang-terangan
menyatakan bersekutu dengan kaum Muslimin.
5. Perjanjian ini mengajarkan kita, dalam fiqih pertimbangan
yang ditulis Dr. Yusuf Al-Qordhowi bahwa dalam mengambil
keputusan, kita harus mendahulukan kepentingan yang lebih
10
14
11
1935),387.
16
Qs Al-Fath: 29
12
Kedua,secara
13
14
16
mengindahkan
perintahku,
aku
memerintahkannya
untuk
menyembelih hewan dan memotong rambutnya, namun tidak
melaksanakannya. Umu Salamah berkata: Wahai Rasulullah!
Janganlah engkau mencelanya, karena mereka sedang mengalami
kejadian yang dilematis akibat isi perjanjian yang menahan perolehan
kemenangan yang sebenaranya dapat dicapai, wahai Nabi utusan
Allah, keluarlah dan jangan mengeluarkan sepatah katapun,
sembelihlah hewanmu dan bertahalullah!. Akhirnya Nabi
menjalankan nasehat isterinya Umu Salamah, kemudian orang-orang
menyembelih hewan korbannya dan bertahallul seperti Nabi.19
Demikianlah Nabi mengaplikasikan nasehat isterinya Umu
Salamah guna menyelesaikan permasalahan yang rumit. Jika pendapat
perempuan diklaim sangat tidak proporsional dan akal perempuan
tidak sebanding dengan akal laki-laki, secara implisit Nabi dalam hal
ini tidak melaksanakan nasehat Umu Salamah.20
9. Penutup
Perjanjian Hudaibiyah merupakan titik awal kemenangan umat
Islam dalam melakukan deplomasi dengan pihak Quraisy. Meski
disangsikan oleh para sahabat Muhammad kokoh dalam pendiriannya
karena baginya memenangan yang hakiki bukan pada waktu terjadinya
perjanjian. Kemenangan yang sebenarnya adalah pasca terjadinya
perjanjian. Ini berarti Muhammad merupakan pemimpin yang
mempunyai pandangan kedepan, yang bisa memprediksi apa yang
akan terjadi di kemudian hari.
Maka terbukti ketika perjanjian berjalan selam satu tahun
disaat umat Islam diperkenankan melakukan ibadah haji, maka
pengaruh dari ritual itu sangat terasa sekali bagi perkembangan Islam.
Ini disebabkan umat Islam diberi wewenang untuk melakukan
pertemuan-pertemuan dengan famili-famili mereka yang masih kafir di
Makah untuk diajak memeluk agama Islam. Meski ini disaksikan oleh
orang-orang Quraisy, tetapi mereka tidak mampu berbuat banyak
19
20
17
18
19