Anda di halaman 1dari 180

STRATEGI DAKWAH KOMUNITAS SAHABAT MUDA SURABAYA

DALAM MEMBENTUK PEMUDA SOCIAL ENTREPRENEUR YANG


ISLAMI BERDASARKAN TEORI SAYYID MUHAMMAD NUH
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Penyiaran Islam (S. Sos)

Oleh:

NUR SAID RAHMATULLAH


NIM: 1111051000087

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438H/2017M
ABSTRAK

“Strategi Dakwah Komunitas Sahabat Muda Surabaya dalam Membentuk


Pemuda Social Entrepreneur yang Islami”

Generasi muda adalah generasi penerus bangsa. Mereka menjadi salah satu faktor
dalam kemajuan suatu daerah dan negara. Sayangnya, saat ini di Indonesia banyak media
massa yang memberitakan kasus-kasus kenakalan remaja. Kekerasan, perkelahian,
pencopetan dan penjambretan, pemerkosaan, alkohol dan narkoba. Sehingga, melihat
kasusu tersebut, sudah seharusnya generasi muda mendapatkan pembinaan secara khusus
agar bisa masuk tahap dewasa dengan siap dan matang. Di Surabaya, terdapat komunitas,
yakni Sahabat Muda mewadahi bagi para pemuda menjadi social entrepreneur. Uniknya,
komunitas ini juga membina relawannya pada nilai-nilai keagamaan. Oleh sebab itu
penulis tertarik meneliti strategi apa yang dilakukan komunitas Sahabat Muda dalam
membina pemuda social entrepreneur yang Islami?
Berdasarkan latar belakang, ada pertanyaan yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini. 1. Bagaimana strategi dakwah komunitas Sahabat Muda dalam membina
pemuda social entrepreneur yang Islami? 2. Apa faktor pendukung dan penghambat yang
ada pada komunitas Sahabat Muda saat menjalankan strategi dakwahnya?
Pada penelitian ini, penulis menggunakan teori strategi Dakwah dan Pendidikan
Sayyid Muhammad Nuh cendekiawan muslim asal Timur Tengah. Adapun teori tersebut
seperti: memberikan prioritas dalam berdakwah, menjadikan hidup sebagai sarana
dakwah dan pendidikan Islam, menyampaikan dakwah melalui pemahaman dan praktek
yang menyeluruh, sinergis dan seimbang, bersikap lemah lembut, memahami dan
menggunakan hukum sosial, tidak tenggelam dalam hal-hal yang tidak bermanfaat, sabar,
teguh, tenang dan tidak tergesa-gesa.
Pendekatan penelitian yang digunakan menggunakan penelitian kualitatif, dengan
paradigma konstruktivis, dan menggunakan metode penelitian field research. Adapun
teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, pengamatan yang mendalam
dan menyeluruh, serta melalui dokumentasi.
Ada 4 strategi dakwah yang dijalankan komunitas Sahabat Muda dalam
membentuk pemuda social entrepreneur yang Islami. Pertama, memperioritaskan
berdakwah kepada generasi muda. Kedua, mencetak relawan yang bekarakter Islami
melalui program keagamaan. Ketiga, memunculkan jiwa kepedulian relawan dengan
memberikan kegiatan sosial sebagai cara praktik langsung bagi generasi muda memahami
masyarakat miskin. Keempat, membina relawan menjadi pemimpin yang berkompeten
program kegiatan yang mampu menambah skill/kompentensi relawan, seperti kegiatan
kewirausahaan dan ternak. Adapun faktor pendukung ada pada relawan yang sudah
berkomitmen mengikuti program Sahabat Muda, adanya pembina yang mumpuni.
Sedangkan faktor penghambat karena relawan tidak bisa fokus pada kegiatan Sahabat
Muda dan tergoda oleh keasikan dunia modern.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan, bahwa pembinaan yang
dilakukan komunitas Sahabat Muda dalam membentuk generasi muda Social
Entrepreneur yang Islami dapat terwujud karena program yang sudah memenuhi kategori,
program kewirausahawan, program sosial dan program karakter (kegamaan).

Keyword: Strategi, Komunitas Sahabat Muda, Social Entrepreneur

i
KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum Wr. Wb

Segala puji dan syukur yang tak hentinya penulis panjatkan kepada Allah

Swt Zat Maha Segalanya yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya. Maha

besar Allah Swt atas segala nikmat dan karuniaNya. Terkhusus nikmat Sehat, Islam

dan Iman. Shalawat serta salam yang semoga selalu tercurahkan kepada junjungan

baginda Nabi Muhammad Saw yang telah membawa umatnya dari zaman

kegelapan hingga terang benderang seperti sekarang ini.

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, tak hentinya penulis ucapkan rasa syukur

kepada Allah Swt yang dengan campur tanganNya membantu menyelesaikan

peneletian skripsi ini yang berjudul Strategi Dakwah Komunitas Sahabat Muda

Surabaya dalam Memebentuk Pemuda Social Entrepreneur yang Islami. Tanpa

petunjuk dan pertolonganNya rasanya akan mustahil karya ini bisa terselesaikan.

Selanjutnya secara sadar, bahwa dalam penulisan skripsi ini, penulis

merasakan banyaknya dukungan moril yang didapat. Segala macam dukungan,

arahan, petunjuk dan doa yang telah diberikan dari semua pihak sangat memacu

penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.

Maka, pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan banyak terima

kasih kepada beberapa pihak, di antaranya:

1. Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi; Suparto, M. Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang

Akademik; Dra. Hj. Raoudhonah, M.Ag selaku Wakil Dekan II Bidang

ii
Administrasi dan Keuangan; Dr. Suhaemi, M.Si selaku Wakil Dekan II

Bidang Kemahasiswaan Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta

beserta jajarannya.

2. Drs. Masran, MA, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam

(KPI) beserta Fita Fathurokhmah, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam.

3. Kalsum Minangsih, MA, Selaku Dosen Pembimbing Akademik KPI C

2011 yang banyak membimbing saya dan rekan-rekan KPI C selama

mengikuti kegiatan akademik.

4. Rubiyanah, MA, selaku Dosen Pembimbing yang dengan penuh kesabaran,

ketelitian memberikan bimbingan serta arahan kepada penulis selama

proses menyelesaikan penulisan skripsi.

5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

banyak berjasa kepada penulis dalam memberikan ilmu pengetahuan

dengan kesabaran dan kesungguhan hingga menjadikan penulis manusia

yang berilmu.

6. Segenap karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah yang sagat

membantu penulis mendapatkan berbagai referensi buku maupun skripsi

yang dibutuhkan selama pengerjaan skripsi ini.

7. Pak Deddy Wahyudi selaku Pembina dan Penasehat komunitas Sahabat

Muda, Drs. Muhammad Shufyan Bahri, MPSDM selaku direktur LAGZIS

Surabaya, Pak Bimo, Pak Panji, Pak Rino, Pak Rizki, Bu Rina, Zulfa, Nuri,

iii
Risca, Isti, Wahyu, Rizal, Harman, Ma’arif, Faisol, Sadat, Faiz, Ani,

Mareva, Fajar dan teman-teman komunitas Sahabat Muda yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis mengikuti kegiatan selama

penelitian berlangsung. Semoga, apa yang sudah penulis dapatkan tidak

sekedar hanya sebagai rujukan penelitian juga, melainkan bisa penulis

aplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari. Aamin.

8. Kepada Ayah dan Ibu Moh. Yatim dan Eva Yayah CH. Terima kasih atas

setiap doa, motivasi dan dorongan yang diberikan agar penulis tetap

semangat dan terus menyelesaikan skripsi ini. Sungguh, saya berharap,

kalian akan terus mendoakan anakmu ini agar terus mampu menyelesaikan

setiap tantangan hidup yang akan dilalui.

9. Tidak lupa kepada adik saya Ahmad Naufal atas dukungan dan doanya

yang diberikan kepada penulis, selaku kakak.

10. Rekan-rekan seperjuangan KPI angkatan 2011, khsusnya KPI C yang

selama masa kuliah saling membantu dan memberikan dukungan agar kita

semua bisa sama-sama menjadi generasi muda yang sukses. Aamin.

11. Kakak senior FLP Ciputat terima kasih atas dukungannya agar adik junior

ini bisa sama merasakan wisuda dan menjadi sarjana. Tak lupa kepada

rekan-rekan FLP Ciputan khususnya Amal mahasiswi PBSI UIN syarif

Hidayatullah selaku partner saya pada saat menikmati masa jabatan ketua

dan saya sebagai wakil FLP Ciputat, kepada Roni, Andik, Khaliq, Rizal,

Aqso. Dan kepada pengurus FLP Ciputat angkatan 2015-2017 kepada Rifqi

selaku ketua FLP Ciputat, Belda wakil ketua FLP C dan adik kelas di KPI,

iv
kepada Azmi, Akma, Iffah, Reni, Puri, Firda, Qiqi, Ida, Fifi, Jamil dan

kawan-kawan FLP C lainnya yang begitu banyak sehingga tidak bisa

penulis sebutkkan satu persatu. Terima kasih atas setiap doa, motivasi dan

dukungan yang telah diberikan.

12. Kawan-kawan KKN Horizon 2014, Fatah, Darwin, Zain, Rafel, Hanif,

Niam, Yuli, Vani, Tirta, Siti dan Aan yang juga selalu memberikan

dukungan kepada saya agar selalu semangat dalam menyelesaikan skripsi

ini.

13. Tidak lupa kepada rekan JPU (Jurnalis Peduli Umat), wabil khusus Bu

Tinto selaku Pimred Majalah Sahabat, kepada Marini selaku redaktur

pelaksana dan kawan-kawan reporter Iim, Putri, Roni, Ka Fitri dan Akbar

yang selalu mendukung saya agar tetap semangat menyelesaikan skripsi

saya ini.

Sekali lagi, penulis hanya bisa mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu, mendukung dan mendoakan kepada peneliti. Semoga

Allah Swt memberikan karunianya kepada kita semua. Terima kasih atas segalanya

dan mohon maaf atas kesalahan baik sengaja maupun tidak disengaja. Semoga

skripsi ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan khususnya peneliti. Aamin ya Rabbal

alamiin.

Jakarta, 20 Maret 2017

Penulis

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK............................................................................................................. I
KATA PENGANTAR.......................................................................................... II
DAFTAR ISI........................................................................................................VI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.................................................5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...........................................................5
D. Metodologi Penelitian.........................................................................6
E. Tinjauan Pustaka...............................................................................13
F. Sistematika Penulisan.......................................................................14

BAB II KAJIAN TEORI


A. Strategi Dakwah................................................................................16
1. Strategi.........................................................................................16
2. Dakwah........................................................................................26
3. Strategi Dakwah...........................................................................42
B. Teori Strategi Dakwah......................................................................43
1. Strategi Dakwah Rasulullah Saw.................................................43
2. Strategi Dakwah Sayyid Muhammad Nuh...................................46
C. Entrepreneur......................................................................................50
1. Pengertian Entrepreneur (Wirausaha)..........................................50
2. Peran Entrepreneur.......................................................................52
D. Pemuda/Remaja Berkarakter Islami.................................................53
1. Pengertian Pemuda/Remaja.........................................................53
2. Periode Perkembangan Masa remaja...........................................54
3. Membentuk Generasi Muda Islami..............................................55

BAB III GAMBARAN UMUM KOMUNITAS SAHABAT MUDA


A. Latar Belakang Berdirinya Komunitas Sahabat Muda.....................57
B. Visi dan Misi.....................................................................................59
C. Struktur Komunitas Sahabat Muda...................................................60
D. Program Kegiatan Komunitas Sahabat Muda...................................63
1. Character Building.......................................................................63
2. Program Kompetensi....................................................................64
3. Program Magang..........................................................................65

vi
BAB IV ANALISIS STRATEGI DAKWAH KOMUNITAS SAHABAT
MUDA BERDASARKAN TEORI SAYYID MUHAMMAD NUH
A. Memprioritaskan Dakwah pada Generasi Muda...............................67
B. Mencetak Relawan yang Berkarakter Islami....................................72
1. Program Character Building Praktek Langsung Menjadikan
Relawan Rajin Beribadah.............................................................77
2. Mengadakan Pengajian Ceramah Mingguan sebagai Siraman
Rohani Relawan...........................................................................89
3. Menjalankan Kegiatan Ruqiyyah Mandiri sebagai Pembersih Diri
dari Gangguan Jin dan Setan........................................................92
C. Memunculkan Insting Jiwa Sosial Relawan dalam Hidup
Bermasyarakat...................................................................................94
1. Program Helping People Terjun Langsung Memahami
Masyarakat Miskin.......................................................................94
D. Melatih Relawan Menjadi Pemimpin dan Entrepreneur yang
Kompeten........................................................................................103
E. Faktor Pendukung dan Penghambat Strategi Dakwah Komunitas
Sahabat Muda..................................................................................112
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................116
B. Saran...............................................................................................117
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................119
LAMPIRAN-LAMPIRAN

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era modern, ketika percampuran budaya antar negara dan wilayah tidak

bisa dihindarkan, secara tidak langsung dapat mempengaruhi perkembangan

identitas remaja. Pada masyarakat modern, norma-norma dan nilai-nilai sosial telah

mengalami pergeseran sesuai dengan tuntunan dan kebutuhan modern.1

Perkembangan dunia saat ini menjadi situasi yang mengkhawatirkan bagi

generasi muda di Indonesia lantaran tidak dibarengi dengan persiapan serta

penanganan yang matang. Seperti, pembentukan karakter, pengenalan jati diri,

pengembangan kreativitas dan sudah barang tentu pemahaman mengenai nilai-nilai

keagamaan. Sehingga ketidaksiapan ini membawa nilai negatif pada sebagian

generasi muda.

Hidup hedonisme, lunturnya nilai-nilai rasa hormat yang muda pada yang

lebih tua, premanisme, mengabaikan atuuran dan tidak taat pada ajaran agama,

menjadi contoh nilai negatif dari generasi muda. Kekerasan, pencurian,

perampokan hingga aneka pembunuhan yang dilaukan oleh anak muda marak kita

jumpai di media nasional Indonesia. Pergaulan bebas, rokok, mabok, ngelem,

hingga pada narkoba menjadi dampak negatif serius dari masalah negatif anak

muda masa kini.

1
Abdul Basit, Dakwah Remaja: Kajian Remaja dan Instansi Dakwah Remaja,
(Purwokerto: STAIN Press, 2011), h.54.

1
2

Dijelaskan dalam buku Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, perbuatan

tercela yang bisa dilakukan oleh anak remaja seperti, perzinahan, pencurian,

perampokan, kejahatan, kekerasan dan perbuatan durhaka terhadap orangtua,

khamer dan masalah narkotika.2

Prilaku yang buruk seperti contoh di atas jika tidak dihindari sejak dini akan

membawa pada masa depan yang tidak baik bagi kelangsungan hidup generasi

muda masa kini. Tidak terbentuknya, atau bahkan memang sama sekali tidak

memikirkan masa depan yang baik -karena buruknya salah pergaulan yang

berdampak pada buruknya gaya hidup/aktivitas generasi muda masa kini-

membawa mereka kalahnya persaingan setelah lepas dari pendidikan formal.

Bahkan, ada saja yang sudah kalah sebelum menyelesaikan pendidikan formal.

Generasi muda di Indonesia bisa menjadi remaja yang memiliki karakter

lemah, tidak memiliki wawasan dan pengalaman luas, tidak memiliki keberanian

untuk bersaing serta tidak memiliki daya kreatif inovatif, manakala remaja

Indonesia tidak dibangun jati dirinya menjadi remaja yang memiliki identitas yang

sesuasi dengan norma-norma dan nilai-nilai yang ada di Indonesia.3

Islam pun mengajarkan agar umatnya menjadi pribadi yang baik dan

tangguh. Baik dari segi kualitas iman, akhlak dan nilai-nilai kepedulian sosial.

Tangguh agar menjadi pribadi muslim yang mandiri. Hal ini sebagaimana yang

dijalankan Rasulullah Saw semasa hidupnya. Rasulullah Saw menjadi sosok yang

Sempurna dalam kualitas agama, baik dalam budi pekerti, tatanan nilai-nilai sosial

2
Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, (PT Asdi Mahastya, 1989), h. 59-
66.
3
Abdul Basit, Dakwah Remaja: Kajian Remaja dan Instansi Dakwah Remaja, h. 55.
3

dan mampu menjadi mandiri dari menjalankan bisnis perdagangan. Ini menjadi

bukti sekaligus contoh bagi umatnya, khususnya generasi muda agar menjadi

muslim yang taat perintah agama, peduli dan mandiri.

Melihat rekam jejak Rasulullah Saw, sudah seharusnya umat Islam bisa

mengikutinya. Menjadi seorang pemuda yang pandai dalam berwirausaha, menjadi

umat muslim yang baik kualitas keimanan, dan menjadi masysarakat yang peduli

terhadap lingkungan dan sesama.

Di Indonesia, perlu adanya merubah pola pikir mengenai berwirausah,

khususnya di kalangan pemuda dan mahasiswa. Kita perlu mendorong para pelajar

dan mahasiswa untuk mulai mengenali dan membuka usaha atau berwirausaha.

Pola pikir dan lingkungan yang selalu berorientasi menjadi karyawan mulai

sekarang kita putar balik menjadi berorientasi untuk mencari karyawan

(pengusaha).4

Jika kita bandingkan, kenikmatan memiliki usaha sendiri dengan bekerja

pada suatu perusahaan sangat banyak perbedaan. Untuk menjadi seorang pegawai

dibutuhkan kepandaian, seperti batas nilai ipk, mengikuti tes, pandai bergaul,

berpenampilan baik sampai memiliki koneksi atau referensi (kenalan, orang dalam)

tertentu.5

Sementara itu, syarat untuk menjadi wirausaha relatif lebih mudah. Hal

utama yang harus dimiliki adalah kemauan baru kemampuan. Paling tidak, ada

empat keuntungan yang akan diperoleh dari wirausaha, yaitu6:

4
Kasmir, Kewirausahaan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2011), h. 4-5.
5
Kasmir, Kewirausahaan, h. 7.
6
Kasmir, Kewirausahaan, h. 7-8.
4

1. Harga diri
2. Penghasilan
3. Ide dan motivasi
4. Masa depan
Melihat perbedaan di atas, jelas bahwa penting adanya untuk membentuk

mental generasi muda di Indonesia untuk bisa menjadi seorang social entrepreneur.

Menjadi generasi muda yang peduli dan pandai dalam berwirausaha namun tidak

liupa terhadap nilai-nilai agama yang ada. Sebagaimana yang ada pada diri

Rasulullah Saw.

Hal di atas, sebagaimana dilakukan oleh komunitas Sahabat Muda yang

berperan di bidang social entrepreneur. Namun, tidak melupakan pembentukan

karakter menjadi generasi muda yang Islami. Komunitas Sahabat Muda merupakan

sekumpulan anak muda berusia 16-25 tahun yang bergerak dalam menciptakan

generasi muda Islami, peduli dan mandiri. Sebuah komunitas yang mengajarkan

arti menjadi entrepreneur melalui kegiatan bisnis/wirausaha. Komunitas yang

mengajarkan nilai kepedulian melalui aksi kegiatan sosial. Menariknya dari

komunitas Sahabat Muda, ia mempunyai cara pada setiap program dalam

memberikan nilai-nilai keagamaan pada anggotanya. Sehingga, komunitas ini

mampu dan mempunyai tujuan sebagai komunitas yang membentuk generasi muda

berjiwa social entrepreneur yang Islami.

Maka, berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik mengangkat tema

pada skripsi ini dengan judul “STRATEGI DAKWAH KOMUNITAS SAHABAT

MUDA SURABAYA DALAM MEMBENTUK PEMUDA SOCIAL


5

ENTREPRENEUR YANG ISLAMI BERDASARKAN TEORI SAYYID

MUUHAMMAD NUH”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Agar tidak terjadi pelebaran pembahasan, maka penulis membatasi

penelitian ini hanya pada angota komunitas Sahabat Muda. Berdasarkan

pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan pokok masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana strategi dakwah komunitas Sahabat Muda Surabaya dalam

membentuk generasi muda berjiwa social entrepreneur yang Islami?

2. Bagaimana strategi dakwah komunitas Sahabat Muda berdasarkan teori Sayyid

Muhammad Nuh?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan dari penelitian ini adalah:

Tujuan dari penelitian ini penulis ingin mengetahui dan memahami

strategi dakwah komunitas Sahabat Muda berdasarkan teori Sayyid

Muhammad Nuh dalam membentuk generasi muda berjiwa social

entrepreneur yang berkarakter Islami. Membentuk generasi muda yang

kokoh keimanannya, peduli dan mandiri. Sehingga, sampailah pada tahap

hasil akhir dari keberhasilan upaya membentuk pemuda social entrepreneur

yang Islami.
6

2. Manfaat penelitian

a. Manfaat akademis

Adanya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan

informasi, dokumentasi, memperkaya khazanah pengetahuan

mengenai strategi dakwah bagi instansi akademis di jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam dan di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Manfaat praktis

Sampai pada hasil akhir terselesainya penelitian ini yang

akan didapatkan sebuah penemuan terhadap atau pada hasil dari

strategi dakwah serta efektifnya program-program komunitas

Sahabat Muda berdasarkan teori Sayyid Muhammad Nuh dalam

membentuk generasi muda Islami, peduli dan mandiri. Diharapkan

pula komunitas/organisasi dan masyarakat dapat mengaplikasikan

setiap program komunitas Sahabat Muda sehingga ada upaya juga

dari masyarakat dalam menciptakan generasi muda Islami yang

berprestasi. Sehingga, baik komunitas dari mana pun dan

masyarakat dapat bekerjasama dalam upaya melahirkan generasi

muda yang membanggakan.

D. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Menurut Denzin & Lincoln (1998: 105) paradigma adalah “Basic


belief system or world view that guides the investigator, not only in choices
of methode but in ontologically and epistemologically fundamental ways”
yang artinya paradigma adalah sebuah keyakinan dasar atau cara
7

memandang dunia yang membimbing peneliti, tidak hanya dalam


pemilihan metode, tetapi juga cara-cara fundamental yang bersifat ontologis
dan epistemologis).7

Pada penelitian ini, penulis menggunakan paradigma konstruktivis.


Menurut Guba (1990: 25) paradigm konstruktivisme adalah But philosopher
of science now uninformly believe that facts are facts only within some
theoretical framework. Thus the basis for discovering “how thing really
are” and “really work”is lost. “Reality” exists only in the context of mental
framework (construct) for thinking about it. Para ahli filsafat ilmu
pengetahuan percaya bahwa fakta hanya berada dalam kerangka kerja teori.
Basis untuk menemukan “sesuatu benar-benar ada” dan “benar-benar
bekerja” adalah tidak ada. Realitas hanya ada dalam konteks suatu kerangka
kerja mental (konstruk) untuk berpikir tentang realitas tersebut.8 Hal ini
menunjukan realitas ada sebagai hasil konstruksi dari kemampuan berpikir
seseorang.

Selain itu, tambah Guba (1990: 25) menjelaskan bahwa kaum

konstruktivis setuju dengan pandangan bahwa penelitian itu tidak bebas

nilai. Jika “realitas” hanya dapat dilihat melalui jendela teori, maka itu

hanya dapat dilihat sama melalui jendela nilai. Banyak pengkonstruksian

dimungkinkan.9 Hal ini menunjukan penelitian terhadap suatu realitas tidak

bebas nilai. Realitas hanya dapat diteliti dengan pandangan

(jendela/kacamata) yang berdasarkan nilai.

2. Pendekatan Penelitian

Pada pendekatan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan

penelitian kualitatif. Menurut Flick (2002) pendekatan kualitatif adalah

“specific relevance to the study of social relations, owing to the fact of the

pluralization of life worlds” yang artinya keterkaitan spesifik pada studi

7
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2013), h. 26.
8
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, h. 48.
9
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, h. 49.
8

hubungan sosial yang berhubungan dengan fakta dari pluralisasi dalam

kehidupan.10

Sedangkan menurut Bogdan dan Guba, penelitian kualitatif atau

naturalistic inquiry adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang dapat diamati.11

Pendekatan kualitatif ini biasanya digunakan untuk melihat dan

memahami subjek dan objek penelitian, yang berkenaan dengan orang,

lembaga berdasarkan fakta yang ada. Melalui pendekatan kualitatif inilah

sebuah penelitian akan dapat mengungkapkan bagaimana aktualisasi,

realitas sosial, dan persepsi sasaran penelitian.

Oleh karena itu, pada pendekatan kualitatif ini, penulis berusaha

memahami perilaku manusia yang akan dituangkan dalam data-data berupa

deskriptif kata-kata (kualitatif) bukan dengan menggunakan alat pengukur

(kuantitatif).

3. Metode Penelitian

Metode ialah prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang

mempunyai langkah-langkah sistematis.12 Pada penelitian ini, penelitian

kualitatif menggunakan metode penelitian riset lapangan (field research).

Salah satu jenis penelitian riset lapangan ini, peneliti menggunakan metode

10
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, h. 81.
11
Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan, (Bandung:
PT Refika Aditama, 2014), h. 181.
12
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2009), h. 41.
9

studi kasus (case study). Penggunaan metode studi kasus ini dimaksudkan

untuk mempelajari secara intensif, tentang latar belakang masalah keadaan

dan posisi suatu peistiwa yang sedang berlangsung saat ini, serta interaksi

lingkungan unit sosial tertentu yang bersifat apa adannya (given). Adapun

subjek penelitian dapat berupa individu, kelompok, institusi atau

masyarakat.13

Pengertian studi kasus ini pun terus berkembang, hingga

memunculkan adanya perdebatan mengenai makna dari studi kasus.

Sehingga, sampai saat ini pengertian studi kasus ini pun muncul menjadi

dua kelmpok.

Kelompok pertama berpendapat bahwa penelitian studi kasus adalah

penelitian terhadap suatu objek yang disebut sebagai kasus. Kelompok ini

menekankan bahwa penelitian studi kasus merupakan penelitian yang

dilakukan terhadap objek atau sesuatu yang harus diteliti secara

menyeluruh, utuh dan mendalam. Sedangkan pada kelompok kedua

memandang bahwa penelitian studi kasus adalah sebuah metode penelitian

yang dibutuhkan untuk meneliti atau mengungkapkan secara utuh dan

menyeluruh terhadap kasus. Meskipun hampir sama dengan kelompok yang

pertama, kelompok ini berangkat dari adanya kebutuhan metode untuk

meneliti secara khusus tentang objek atau kasus yang menarik perhatian

untuk diteliti.14

13
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, h. 112.
14
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, h. 114.
10

4. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah anggota komunitas

Sahabat Muda Surabaya.

b. Objek penelitian

Objek penelitian ini adalah upaya strategi dakwah apa saja

yang dilakukan komunitas Sahabat Muda dalam membentuk

generasi muda social entrepreneur yang Islami.

5. Tempat dan Waktu Penelitian

Pada penelitian kali ini, peneliti akan melakukan penelitian pada

komunitas Sahabat Muda di cabang Surabaya Jl. Gayungsari I No. 8.

Sedangkan untuk waktu penelitian, peneliti memulai pada tanggal 28

Agustus 2016 sampai 7 September 2016.

6. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian komunikasi kualitatif pada umumnya

berupa informasi kategori subtantif yang sulit dinumerasikan. Secara garis

besar data dalam penelitian komunikasi kualitatif dapat dikelompokkan

menjadi tiga jenis: (a) Data yang diperoleh dari interview, (b) Data yang

diperoleh dari observasi, dan (c) Data yang berupa dokumen, teks, atau

karya seni yang kemudian dinarasikan (dikonversikan ke dalam bentuk

narasi).15

15
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: PT. LkiS Pelangi Aksara
Yogyakarta, 2008), h. 96.
11

Adapun pengertian dari tiga jenis tahapan teknik pengumpulan data

penelitian komunikasi kualitatif adalah sebagai berikut:

a. Pengamatan (Observasi)

Menurut kartono (1980: 142) berpendapat bahwa observasi

ialah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial

dna gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan.16

Jadi, teknik observasi adalah cara yang ditempuh dalam

penelitian dengan terjun langsung pada subjek yang akan diteliti

dengan melakukan pengamatan dan pencatatan. Di mana pada

penelitian ini, penulis melakukan pengamatan dengan mengikuti

program komunitas Sahabat Muda: Keagamaan, helping people dan

pelatihan teknis kompetensi reseller bersama Yessa Malika.

b. Wawancara atau interview

Adalah teknik pengumpulan data melalui tanya jawab

(wawancara) dalam penelitian kualitatif yang dimaksudkan untuk

mendalami suatu kejadian dan atau kegiatan subjek penelitian. Oleh

karena itu, dalam teknik pengumpulan data ini, perlu dilakukan

wawancara mendalam (in-dept interview) dengan percakapan yang

tertuju.

Pada penelitian ini, peneliti melakukan wawancara kepada:

1. Deddy Wahyudi selaku pembina komunitas Sahabat Muda. 2.

Zulfa Arifiyah sebagai Relawan Mentor (RM). 3. Sohlatul Nuriyah

16
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, h. 143.
12

Relawan Mentor (RM). 4. Nurisca Puji Lestari Relawan Mentor

(RM). 5. Isti’ Anatus Zumaroh Relawan pendamping (RP) 6. Nur

Faizza Kumalasari Relawan Baru (RB). 7. Harman Relawan

Magang.

c. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2007: 82) dokumentasi adalah catatan

peristiwa yang sudah berlalu dalam bentuk tulisan, gambar, atau

karya monumental dari seseorang.17

Jadi, pada tahapan ini peneliti berupaya mengumpulkan

dokumen-dokumen lama yang dapat digunakan sebagai data

penelitian. Sehingga, peneliti mendapatkan data-data lama yang

dapat dijadikan sebagai penguat penelitian berdasarkan dokumentasi

tersebut. Pada penelitian, peneliti bisa mendapatkan dokumentasi

dari majalah Sahabat serta hasil penelitian di lapangan.

7. Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Patton adalah proses mengatur uraian data.

Mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satu uraian dasar.

Ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang

signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan

di antara dimensi-dimensi uraian.18

17
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, h. 176
18
Lexy J. Moeleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993),
h. 103.
13

Dalam menganalisis data pada penelitian ini, maka dilakukan

langkah-langkah berikut:

a. Pengumpulan informasi.
b. Reduksi, yakni pengurangan atau pemotongan yang berarti pemilihan
informasi mana saja yang sesuai dan tidak sesuai dengan penelitian
ini.
c. Penyajian.
d. Tahap akhir, kesimpulan.

E. Tinjauan Pustaka

Pada penelitian ini, peneliti menyiapkan tinjauan pustaka terhadap beberapa

skripsi yang memiliki kemiripan sebagai rujukan pengerjaan skripsi yang akan

membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Adanya tinjauan pustaka ini

juga guna menghindari adanya bentuk kesamaan penelitian ataupun tindak plagiat.

Adapun tinjauan pustaka sebagai berikut:

1. Strategi Dakwah Pengurus Viking dalam Aktivitas Keagamaan, oleh:

Rendy Adityawarman 1110051000193 Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2014. Pada penelitian ini, menjelaskan

proses aktivitas keagamaan pada supported Viking mampu menanamkan

nilai-nilai keagamaan pada tiap-tiap pendukung. Penelitian berfokus pada

strategi yang dilajalankan dalam memasukkan kegiataan keagamaan pada

supporter Viking.

2. Strategi Dakwah Pengurus Masjid Ittihadul Muhajirin Reni Jaya Baru-

Pamulang, oleh: Nur Ardiansyah 207051000553 Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013. Pada penelitian ini


14

menjelaskan strategi dakwah yang dilakukan pengurus masjid Ittihadul

Muhajirin. Bagaimana strategi dakwah dijalankan melalui program-

program kegiatan masjid yang bertujuan mensyiarkan ajaran Islam kepada

masyarakat Reni Jaya-Pamulang.

3. Strategi Dakwah Habib Mundzir Al Musawwa dalam Membentuk Akhlakul

Karimah Remaja di Majelis Rasulullah Saw, oleh Halomoan 108051000185

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013.

Pada penelitian ini menjelaskan bagaimana strategi dakwah Habib Mundzir

dalam membentuk akhlak remaja Majelis Rasulullah Saw pada akhlaqul

karimah.

Sedangkan penelitian yang dilakukan penulis saat ini adalah mengenai

strategi dakwah komunitas Sahabat Muda Surabaya dalam membentuk generasi

muda social entrepreneur yang Islami. Hingga menghasilkan remaja yang kokoh

keimanannya, peduli dan mandiri.

F. Sistematika Penulisan

Guna mempermudah peneliti dalam menyusun laporan skripsi ini dan

memberikan gambaran yang jelas dan terarah mengenai pokok permasalahan

dalam penelitian ini, maka penulis mengelompokkan dalam lima bab

pembahasan, yaitu sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,


15

metodologi penelitian, tinjauan pustaka, teknik pengumpulan data,

teknik analisis data, dan sistematika penelitian.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Pada bab ini akan dibahas mengenai kajian teori yang menguraikan

strategi dakwah; pengertian strategi dan dakwah, formulasi strategi,

tahapan-tahapan strategi, unsur-unsur dakwah, bentuk-bentuk

dakwah, strategi dakwah Sayyid Muhammad Nuh, pengertian dan

fungsi entrepreneur, pemuda yang berkarakter Islami.

BAB III GAMBARAN UMUM KOMUNITAS SAHABAT MUDA

Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang berdirinya dan

gambaran umum komunitas Sahabat Muda.

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai strategi dakwah komunitas

Sahabat Muda berdasarkan teori strategi Dakwah dan Pendidikan

Sayyid Muhammad Nuh, faktor pendukung dan penghambat apa

saja yang terjadi dalam menjalankan program komunitas Sahabat

Muda.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran sebagai

pelengkap dan ujung hasil dari penelitian.


BAB II

KAJIAN TEORI

A. Strategi Dakwah

1. Strategi

a. Pengertian Strategi

Membahas arti kata “strategi” sulit untuk dibantah bahwa

penggunaannya diawali atau bersumber dari dan populer di lingkungan militer.

Di lingkungan tersebut penggunaanya lebih dominan dalam situasi peperangan,

sebagai tugas seorang komandan dalam menghadapi musuh, yang bertanggung

jawab mengatur cara atau taktik untuk memenangkan peperangan. Di samping

itu secara lebih bebas perkataan “strategi sebagai teknik dan taktik dapat

diartikan juga sebagai “kiat” seorang komandan untuk memenangkan

peperangan yang menjadi tujuan utamanya”. Kondisi itu menunjukan bahwa

selain strategi, ternyata terdapat unsur tujuan memenangkan perang yang sangat

penting pengaruh dan perannya dalam memilih dan mengarahkan strategi

peperangan, sehingga disebut sebagai “tujuan strategi”.1

Secara estimologis, kata “strategik” dalam manajemen sebuah

organisasi, dapat diartikan sebagai kiat, cara dan taktik utama yang dirancang

secara sistematik dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, yang terarah

1
Hadari Nawawi, ManajemanStrategikOrganisasi Non Profit dan Bidang Pemerintahan,
(Yogyakarta: Gadjah Mada Unversity Press, 2003), h. 147.

16
17

pada tujuan strategik organisasi. Rancangan yang bersifat sistematik itu, di

lingkungan sebuah organisasi disebut “perencanaan strategik”.2

Jika kita mengacu pada pendapat Karl Von Clausewitz maupun Peter

Drucker yang dikutip oleh Wahyudi mengenai strategi dan taktik, ia

menyajikannya kembali degan tiga contoh dalam bentuk tabel untuk

membedakan arti strategi dan taktik sebagai berikut:3

Tabel 1
Perbedaan Strategi dan Taktik

Strategi Taktik

- Apa yang harus kita kerjakan. - Bagaimana mengerjakannya.

- Mengerjakan sesusatu yang benar. - Mengerjakan sesuatu dengan

- Menggunakan pertempuran untuk benar.

memenangkan perang. - Menggunakan tentara untuk

memenangkan pertempuran.

Seperti yang sudah disebutkan di atas mengenai arti dari strategi yang

diyakini menjadi ilmunya para militer, hal tersebut berkembang dan diterapkan

oleh organisasi ataupun perusahaan bisnis. Kata strategy sendiri berasal dari

Yunani strategos yang berarti ‘a general set of maneuvers carried out to

overcome a enemy during combat’.4

2
Hadari Nawawi,Manajeman Strategik Organisasi Non Profit dan Bidang Pemerintahan,
h. 148.
3
Husein Umar, Straetegic Management in Action, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2008, h. 18.
4
John. M Bryson, Perencanaan Strategis bagi Organisasi Sosial, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2008), h. xvi.
18

Berkembangnya perencanaan strategi dimulai dari kaum militer, bisnis

dan berkembang lagi pada pemerintahan yang akhirnya diikuti oleh organisasi

sosial dan keagamaan, maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) juga

merasa perlu untuk mengadopsi perencanaan strategis sebagai alat untuk

memenangkan peperangan untuk advokasi mempengaruhi kebijakan negara

agar memihak pada kepentingan rakyat. Hal itulah yang menjadi munculnya

gagasan perencanaan strategi untuk organisasi non profit.5

Menurut Griffin (2000) strategy is a comprehensive plan for


accomplishing an organization’s goal yang artinya strategi sebagai rencana
komprehensif untuk mencapai tujuan organisasi. Namun pengertian strategi
tidak hanya sekadar mencapai, akan tetapi yang dimaksud adalah untuk
mempertahankan keberlangsungan organisasi di lingkungan di mana organisasi
tersebut menjalankan aktivitasnya.6
Pengertian lain mengenai strategi juga dikemukakan oleh Stephanie

K. Marrus, seperti yang dikutip Sukristono (1955), strategi didefinisikan

sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus

pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau

upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.7

Terakhir melihat pengertian strategi berdasarkan kajian manajemen

strategi di mana hal ini didasarkan bahwa strategi tidak terlepas dari bidang ilmu

manajemen. Manajemen strategis didefinisikan sebagai suatu rangkaian

keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan implementasi

5
John. M Bryson,Perencanaan Strategis bagi Organisasi Sosial, h. xvii.
6
Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajeman, (Jakarta:
Kencana, 2012), h. 132.
7
Husein Umar, Strategic Management in Action, h. 31.
19

rencana untuk mencapai tujuan perusahaan. Manajemen strategi terdiri atas

sembilan tugas penting, di antaranya:8

1) Merumuskan misi perusahaan, termasuk pernyataan umum

mengenai instensi, falsafah dan tujuan perusahaan.

2) Melakukan analisis yang mencerminkan kondisi internal dan

kemampuan perusahaan.

3) Menilai kondisi eksternal perusahaan, termasuk pesaing dan faktor-

faktor kontekstual umum.

4) Menganilisis pilihan-pilihan yang dimiliki oleh perusahaan dengan

menyesuaikan sumber daya yang dimiliki dengan lingkungan

eksternal.

5) Mengidentifikasi pilihan yang paling diinginkan dengan

mengevaluasi setiap pilihan yang ada sesuai dengan misi

perusahaan.

6) Memilih rangkaian tujuan janga panjang dan strategi utama yang

dapat menghasilkan pilihan yang paling diinginkan.

7) Merancang tujuan-tujuan tahunan dan strategi jangka pendek yang

susuai dengan tujuan jangka panjang dan strategi utama yang telah

dipilih.

8) Mengiplementasikan pilihan startegi susuai dengan anggaran

alokasi sumber daya, yakni menyesuaikan tugas-tugas yang

8
John A. Pearce dan Richard B. Robinson, Manajeman Strategi Formulasi,
Implementasi, dan Pengendalian, (Jakarta: Salemba Empat, 2013), h. 3-4.
20

dilaksanakan, para pelaksana, struktur, teknologi, dan sistem

penghargaan merupakan hal yang ditekankan.

9) Mengevaluasi keberhasilan proses strategi sebagai bahan masukan

untuk pengambilan keputusan pada masa yang akan datang.

b. Formulasi Strategi

Ketika kita menentukan sebuah formulasi strategi, mencari aliran yang

paling berpengaruh dalam proses perumusan strartegi adalah hal utama,

khususnya yang berpedoman pada literatur manajemen. Disebutkan dalam

literatur manajemen, terdapat aliran yang paling berpengaruh bagi proses

perumusan strategi yang disebut “the design school”.

Aliran the design school mengatakan bahwa strategi organisasi pada

dasarnya adalah usaha untuk menciptakan fit atau match antara kapabilitas

internal organisasi dan peluang ekternal. Alat analisis untuk membantu

menciptakan fit and match adalah analisis SWOT (Strengths, Weakness,

Opprtunities, and Threats- Kekuatan, kelemahan, Kesempatan, dan ancaman).9

c. Tahap-Tahap Pengembangan Strategi

Pada pengembangan strategi, khususnya strategi organisasi. Terdapat

beberapa tahapan yang harus dijalankan guna mensukseskan perkembangan

pelaksanaan strategi organisasi. Adapun tahapan tersebut adalah sebagai

berikut:10

9
Hendrawan Supratikno dkk, Advanced Stategic Management Back to Basic Approach,
(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 7.
10
Hendrawan Supratikno dkk, Advanced Stategic Management Back to Basic Approach,
h. 8.
21

1) Melakukan analisis trend (kecenderungan). Sesuatu disebut sebagai

kecenderungan apabila memiliki sifat dinamis –mengandung unsur

perubahan. Perubahan tersebut relatif permanen- tidak bersifat

sementara –dan perubahan tersebut relatif bisa diukur.

2) Melakukan analisis SWOT (atau TOWS). SW merupakan analisis

internal organisasi, sedangkan OT merupakan analisis eksternal.

Strategi yang disusun, pertama-tama, berdasarkan analisis internal

organisasi yang disebut strategi “inside-out”. Sedangkan yang

disusun pertama-tama sebagai hasil analisis eksternal disebut

“outside-in”. Strategi inside-out biasanya melihat keterbatasan

sumber daya sebagai kendala, sedangkan strategi outside-in melihat

peluang sebagai daya tarik utama. Dalam praktek sehari-hari,

keduanya digabungkan sehingga disebut analisis SWOT atau

TOWS.

3) Berdasarkan analisis SWOT, kemudian diturunkan berbagai

alternatif strategi yang bisa dipilih. Dengan menghubungkan empat

dimensi tersebut, akan diperoleh empat kuadran, yaitu: alternatif

strategi SO (Strenghts and Opportunities), alternatif strategi ST

(Strengths and Threats), alternatif strategi WO (Weaknesses and

Opportunities), dan alternatif strategi WT (Weaknesses and

Threats).

4) Memilih stategi yang dinilai paling tepat bagi organisasi. Pemilihan

strategi tentu dengan memperhitungkan misi organisasi, nilai-nilai


22

yang diyakini oleh pimpinan puncak organisasi, harapan-harapan

yang berkembang di masyarakat, dan kemungkinan berhasil-

tidaknya strategi yang dipilih tersebut dalam implementasinya.

5) Pelaksanaan strategi. Strategi yang telah dirumuskan harus

diterjemahkan ke dalam program kerja yang jelas. Salah satu yang

harus dibangun adalah arsitektur organisasi. Arsitektur organisasi

berkaitan dengan jawaban terhadap tiga hal dasar, yaitu: siapa yang

mempunyai kewenangan untuk memutuskan tentang hal apa

(distribution of authority), siapa memberi kontribusi apa dan

bagaimana mengukurnya (performance appraisal), dan siapa

memperoleh apa dan berapa banyak (reward system).

d. Perencanaan Strategi

Menurut Schermerhorn, J.R. (1996), strategi merupakan rencana aksi

yang bersifat komprehensif melalui serangkaian arahan yang bersifat kritis dan

terdapat panduan alokasi sumber daya untuk mencapai sasaran jangka panjang

organisasi. langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan rencana strategi

adalah:11

1) Identifikasi misi dan sasaran organisasi.

2) Mengukur kinerja sekarang terhadap pencapaian misi dan sasaran

organisasi.

3) Membuat rencana stategi untuk mewujudkan sasaran organisasi.

11
Dian Wijayanto, Pengantar Manajeman, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2012),
h. 105-106.
23

4) Mengimplementasikan rencana strategi.

5) Mengevaluasi hasil dan menjabarkan ulang proses perencanaan

strategi.

e. Memilih dan Menetapkan Strategi

Terdapat teknik analisis strategi yang dapat diadaptasi oleh organisasi

non-profit dalam usaha memilih dan menetapkan strateginya sebagai usaha

mewujudkan visinya. Beberapa strategi hasil analisis dengan menggunakan

teknik-teknik tersebut, yang dapat dipilih dan ditetapkan sebagai strategi

organisasi non-profit. Adapaun strategi tersebut adalah sebagai berikut:12

1) Strategi Agresif. Strategi ini dibuat dengan membuat program-

program dan mengatur langkah-langkah atau tindakan mendobrak

penghalang, rintangan, atau ancaman untuk mencapai

keunggulan/prestasi yang ditargetkan.

2) Strategi Konserpatif. Strategi ini dilakukan dengan membuat

program-program dan mengatur langkah-langkah atau tindakan

dengan cara yang sangat berhati-hati disesuaikan dengan kebiasaan

yang berlaku.

3) Strategi Difensif. Stratgei ini dilakukan dengan membuat program-

program dan mengatur langkah-langkah atau tindakan untuk

mempertahankan kondisi keunggulan atau prestasi yang sudah

dicapai.

12
Hadari Nawawi, Manajeman Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan, h.
176.
24

4) Strategi Kompetitif. Startegi ini dilakukan dengan membuat

program-program dan mengatur langkah-langkah atau tindakan

untuk mewujudkan keunggulan yang melebihi organisasi non-

profit lainnya yang sama posisi dan jenjang aparatur pemerintah.

5) Stratgei Inovatif. Startegi ini dilakukan dengan membuat program-

program, proyek dan mengatur langkah-langkah atau tindakan agar

organisasi non-profit selalu tampil sebagai pelopor pembaharuan

dalam bidang pemerintahan khususnya di bidang tugas pokok

masing-masing, sebagai keunggulan atau prestasi.

6) Strategi Diversifikasi. Strategi ini dilakukan dengan membuat

program-program, proyek dan mengatur langkah-langkah atau

tindakan berbeda dari strategi biasa yang dilakukan sebelumnya,

atau berbeda dari strtategi yang dipergunakan organisasi profit

lainnya di bidang pemerintahan dalam memberikan pelayanan

umum dan melaksanakan pembangunan.

7) Strategi Preventif. Strategi ini dilakukan dengan membuat

program-program, proyek dan mengatur langkah-langkah atau

tindakan untuk mengoreksi dan memperbaiki kekeliruan, baik yang

dilakukan oleh organisasi sendiri maupun yang diperintahkan

organisasi atasan.

f. Manfaat Manajemen Strategi

Manajemen strategi di lingkungan organisasi non-profit terdapat

beberapa manfaatnya yang dapat memperkuat usaha untuk mewujudkan secara


25

efektif dan efisien. “Manfaat utama yang dapat dipetik dari manajemen strategi

adalah dapat mengurangi ketidakpastian dan kekomplekkan dalam menyusun

perencanaan sebagai fungsi manajemen, dan dalam proses pelaksanaan

pekerjaan dengan menggunakan semua sumber daya yang secara nyata dimiliki

melalui proses yang terintegrasi dengan fungsi manajemen lainnya, dan dapat

dinilai hasilnya berdasarkan tujuan organisasi.”13

Adapun beberapa manfaat yang diperoleh organisasi jika mereka

menerapkan manajemen strategi, yaitu:14

1) Memberikan arah jangka panjang yang akan dituju.

2) Membantu organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan yang

terjadi.

3) Membuat suatu organisasi menjadi lebih efektif.

4) Mengidentifikasi keunggulan komparatif suatu organisasi dalam

lingkungan yang semakin beresiko.

5) Aktivitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan

perusahaan untuk mencegah munculnya masalah di masa datang.

6) Keterlibatan karyawan dalam pembuatan strategi akan lebih

memotivasi mereka pada tahap pelaksanaannya.

7) Aktivitas yang tumpang tindih akan dikurangi.

8) Keengganan untuk berubah dari karyawan lama dapat dikurangi.

13
Hadari Nawawi, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan, h.
183.
14
Agustinus Sri Wahyuni, SE, MBA, Manajemen Strategik Pengantar Proses Berpikir
Srtategik, (Binarupa Aksara, 1996), h. 19.
26

2. Dakwah

a. Pengertian Dakwah

Menurut kamus Arab-Indonesia dakwah berasal dari kata da’aa-

yad’u-da’watan; artinya menyeru, mengajak atau memanggil. Adapun ayat-

ayat di dalam Al-Qur’an yang menunjukkan kata dakwah sebagai berikut:15

َّ ‫ى‬ ۡ ‫ى‬ َّ ۡ ٰ ‫ۡ ۡ ى ى ۡ ى ۡ ى ۡى ى ى ى ى‬ ‫ى ى‬ ‫ٱدعُُإ ى َٰل ى‬


ۡ
ُ‫ن‬
ُ ِ ‫ِهُأحسنُُۚإ‬‫ٱلتُُ ِ ى‬ ُ
‫ب‬ ُ‫م‬ ‫ه‬ ‫ِل‬
‫د‬ ‫ج‬ ‫و‬ ُ ُ
‫ة‬
ِ ‫ن‬ ‫س‬ ‫ِٱۡل‬
‫ة‬ ‫ِظ‬
‫ع‬ ‫و‬ ‫م‬‫ٱل‬ُ
‫و‬ ُ ُ
‫ة‬
ِ ‫م‬‫ِك‬ ‫ٱۡل‬ ُ
‫ب‬ ُ ‫ك‬
ِ ِ ِ ِ‫ب‬ ‫ُر‬ ‫يل‬ ‫ب‬‫ُس‬ ِ
ِ ِ
‫ى‬ ‫ى‬ ۡ ۡ ‫ى ى ى ۡى‬ ‫ى‬ ‫ى َّ ى ى ى ۡ ى ى ى َّ ى‬
ُ ُ٥٢١ُ‫ِين‬
ُ ‫ربكُهوُأعلمُبِمنُضلُعنُسبِيل ِ ُهِۦُوهوُأعلمُبُ ِٱلمهتد‬
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik,...” (QS. An-Nahl: 125).

‫ۡ ى ۡ ى ۡ ى ٰ ى ى َّ ى‬ ‫ى ى ى َّ ى‬ ‫َّ ى ى ۡ ى ى ى ً ۡ ى‬
ُ ‫ُُِٱۡلم ُِرُ ُوٱد‬
ُُ‫عُإَِلُربِكُإَِك‬ ِ ‫كُهمَُاسِكو ََُُُۖيَٰٰ ُِِنك‬
ُ ‫ِكُأم ٖةُجعلناُمنس‬
ُِ ‫ل‬
ُ٧٦ُ‫يم‬ ‫لى ىع ى ٰ ٗ ُّ ۡ ى‬
ٖ ِ‫َلُهدىُمستق‬
Artinya: ... dan serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-

benar berada pada jalan yang lurus. (QS. Al-Hajj: 67).

‫ى‬ ‫َّ ى ۡ ى ۡ ى ۡ ى ۡ ى ى ۡ ى ٰ ى ى ى ى ى‬ ‫ى ى ى ُّ َّ ى ى ۡ ى ى‬
ُ‫ُولُتكون َّن‬ ‫ُوٱدعُُإَِلُربِك‬
ُ ‫َِلتُإَِلك‬
ِ ‫ُأ‬‫ذ‬ِ ‫إ‬ ُ‫د‬ ‫ع‬‫ب‬ ُِ ُ
‫ٱّلل‬ ُ‫ت‬ِ ٰ ‫اي‬‫لُيُصدَكُُنُء‬ ُ‫و‬
‫م ىِنُٱلۡم ۡۡشك ى‬
ُ٧٦ُُ‫ِي‬ ِ
Artinya: ... dan serulah mereka kepada (jalan) Tuhanmu, dan janganlah sekali-

kali kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan. (QS. Al-

Qashash: 87).

Kata “da’wah” berasal dari bahasa Arab yang berarti: ajakan, seruan,

panggilan, undangan. Jadi, definisi ilmu dakwah secara umum ialah suatu ilmu

15
Hasanuddin, Manajemen Dakwah, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2005), h. 39.
27

pengetahuan yang berisi cara-cara dan tuntunan, bagaimana menarik perhatian

manusia untuk menganut, menyetujui, melaksanakan suatu ideologi, pendapat,

pekerjaan yang tertentu.16

Adapun definisi ilmu dakwah menurut Islam ialah mengajak

manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah

Tuhan, untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat.17

Menyoal pengertian ilmu dakwah, banyak para ahli yang mempunyai

ragam definisi seputar dakwah. Di antara para ahli tersebut adalah sebagai

berikut:18

1) Syaikh Ali Mahfuz (1952) dalam karyanya “Hidayatul Mursyidin”

menulis: Dakwah ialah menolong (memotivasi) manusia untuk

melakukan kebaikan dan mengikuti petunjuk dari perbuatan munkar

agar mereka memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.

2) Prof. A. Hasyimi (1974) dakwah Islamiyah yaitu mengajak orang

untuk meyakini dan mengamalkan akidah dan syariat Islamiyah

yang terlebih dahulu telah diyakini dan diamalkan oleh pendakwah

sendiri.

3) Prof. Dr. Abu Bakar Aceh (1971) dakwah ialah perintah

mengadakan seruan kepada semua manusia untuk kembali dan

hidup sepanjang ajaran Allah yang benar, dilakukan dengan penuh

kebijaksanaan dan nasihat yang baik.

16
Toha Yahya Omar, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Penerbit Widjaya Jakarta, 1985), h. 1.
17
Toha Yahya Omar, Ilmu Dakwah, h. 1.
18
Moh. Ardani, Fiqh Dakwah, (PT. Mitra Cahaya Utama, 2006), h. 10-11.
28

Dakwah berdasarkan kesepakatan para ulama adalah suatu kegiatan

untuk menyampaikan dan mengajarkan serta mempraktikkan ajaran Islam di

dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang dikemukakan oleh Muhammad Abu

al-Futuh dalam kitabnya al-Madkhal ila ‘ilm ad’Da’wat, menurut beliau,

dakwah adalah menyampaikan dan mengajarkan ajaran Islam kepada seluruh

manusia dan mempraktikkannya (thatbiq) dalam realitas kehidupan.19

Berdasarkan pengertian di atas, baik melihat dakwah secara bahasa

maupun memurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa dakwah adalah kegiatan

yang dilakukan oleh seseorang guna mengajak baik individu maupun jamaah

kepada sesuatu yang baik dan benar, lebih khusus pada ajaran Allah SWT yang

terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadits.

b. Unsur-Unsur Dakwah

Dakwah, pada prosesnya haruslah terdapat unsur-unsur yang menjadi

rukun dakwah dan harus ada dalam prosesnya. Unsur tersebut saling berkaitan

antara satu dengan yang lainnya. Unsur-unsur dakwah yang dimaksud di sini

adalah berbagai macam elemen yang mesti ada saat terjadinya proses dakwah.

Adapun elemen tersebut adalah sebagai berikut:20

19
Faizah, dan Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 6-7.
20
Enjang dan Aliyudin, Dasar-Dasar Ilmu Dakwah, (Widya Padjadjaran, 2009), h. 73.
29

Tabel 2
Unsur-Unsur Dakwah dalam Proses Dakwah

Tujuan Dakwah Respon balik

Da’i Maudu (Materi Uslub (Metode Wasilah (media Mad’u


dakwah) Dakwah) dakwah)

Konteks dakwah

Berdasarkan gambar di atas, yang dimaksud dengan elemen dakwah

adalah da’i, maudu, uslub, wasilah, mad’u dan tujuan dakwah. Sedangkan

untuk respon balik dan konteks dakwah merupakan situasi dan implikasi yang

seharusnya ada atau melekat saat terjadinya proses dakwah.

1) Da’i (Subjek Dakwah)

Da’i berasal dari bahasa Arab bentuk mudzakar (laki-laki) yang

berarti orang yang mengajak, sedangkan jika muanas (perempuan)

disebut da’iyah). Menurut kamus besar bahasa Indonesia da’i diartikan

sebagai orang yang pekerjaannya berdakwah, pendakwah: melalui

kegiatan dakwah para da’i menyebarluaskan ajaran Islam. Dengan kata

lain, da’i adalah orang yang mengajak kepada oranglain secara langsung

atau tidak langsung, melalui lisan, tulisan atau perbuatan untuk

mengamalkan ajaran-ajaran Islam atau menyebarluaskan ajaran Islam,


30

melakukan upaya perubahan ke arah kondisi yang lebih baik menurut

ajaran Islam.21

Da’i atau subjek dakwah adalah pelaku dakwah. Faktor subjek

dakwah sangat menentukan akan keberhasilan suatu aktivitas dakwah.

Oleh karena itu, da’i atau lembaga dakwah haruslah mampu menjadi

penggerak dakwah bagi masyarakatnya secara profesional.

Pergerakannya bisa individual, maupun kolektif, hal yang terpenting

adalah profesionalisme, termasuk profesionalisme lembaga dakwah.

Sosok da’i yang memiliki kepribadian, wibawa, serta

profesionalisme dalam berdakwah hingga kini menjadi panutan umat

Islam adalah Rasulullah Saw. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT

yang berbunyi:22
ۡ ‫ ى ى ى ى ۡ ْ َّ ى‬ٞ ‫َّ ۡ ى ٌ ى ى ى‬ ‫َّل ىق ُۡدُ ىَك ىنُلىك ۡمُِ ى‬
ِ ‫ٱّللُُ ىُوٱَلى ۡو ىمٱٓأۡل‬
ُ‫خُ ىُر‬ ُ‫ٱّلل ُِأسوةُحسنةُل ِمنَُكنُيرجوا‬
ُ ُ‫ُرسو ِل‬ ِ
ٗ ِ ‫ٱّللُُ ىكث‬
ُ٢٥ُ‫يُا‬ ‫ىو ىذ ىك ىرُ َّ ى‬
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan

yang baik bagi kamu (yaitu) bagi orang yang mengharapkan (rahmat)

Allah dan (kedatangan) hari Akhir dan dia banyak menyebut Allah. (QS.

Al-Ahzab: 21).

2) Maudu (Pesan Dakwah)

Menurut Hafi Anshari (1993) Maudu atau pesan dakwah adalah

pesan-pesan, materi atau segala sesuatu yang harus disampaikan oleh

21
Enjang dan Aliyudin, Dasar-Dasar Ilmu Dakwah, h. 73-74.
22
Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah, h. 89.
31

da’i (subjek dakwah) kepada mad’u (objek dakwah), yaitu keseluruhan

ajaran Islam, yang ada di dalam firman Allah Al-Qur’an atau hadits

Rasulullah Saw.23

Materi dakwah ini bisa juga disebut sebagai al-haq yang artinya

kebenaran hakiki yaitu Islam yang bersumber Al-Qur’an. Hal ini

sebagaimana dalam firman Allah SWT yang berbunyi:

ٗ ‫ى ۡ ى ى ى ۡ ى ٰ ى ۡ ى ى ى ى ى ى ٓ ى ۡ ى ۡ ى ٰ ى َّ ى ٗ ى ى‬
ُ٥٠١ُ‫َٰكُإِلُمب ِۡشاُوَذِيرا‬
ُ ‫قُأَِلَٰهُو ُب ِٱۡل ِقَُُِلَُۗوماُأرسل‬
ُِ ‫وبِٱۡل‬
Artinya: Dan Kami turunkan (Al-Qur’an) itu dengan sebenar-benarnya

dan Al-Qur’an itu telah turun dengan (membawa) kebenaran. Dan

Kami tidak mengutus kamu, melainkan sebagai pembawa berita dan

pemberi peringatan. (Al-Isra 17: 105).

Muhaemin menjelaskan secara umum pokok-pokok isi Al-

Qur’an yang meliputi:24

a) Akidah: Aspek ajaran Islam yang berhubungan dengan

keyakinan, meliputi rukun iman, atau segala sesuatu yang harus

diimani atau diyakini menurut ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah.

b) Ibadah: Aspek ajaran Islam yang berhubungan dengan kegiatan

ritual dalam rangka pengabdian kepada Allah SWT.

c) Muamalah: Aspek ajaran Islam yang mengajarkan berbagai

aturan dalam tata kehidupan bersosial (bermasyarakat) dalam

aspeknya.

23
Enjang AS dan Aliyudin, Dasar-Dasar Ilmu Dakwah, (Widya Padjadjaran, 2009), h.
80.
24
Enjang AS dan Aliyudin, Dasar-Dasar Ilmu Dakwah, h. 80-81.
32

d) Akhlak: Aspek ajaran Islam yang berhubungan dengan tata

prilaku manusia sebagai hamba Allah, anggota masyarakat, dan

bagian dari alam sekitarnya.

e) Sejarah: Peristiwa-peristiwa perjalanan hidup yang sudah

dialami umat manusia sebagai hamba yang diterangkan Al-

Qur’an untuk senantiasa diambil hikmah dan pelajarannya.

f) Prinsip-prisnip pengetahuan dan teknologi; yaitu petunjuk-

petunjuk singkat yang memberikan dorongan kepada manusia

untuk mengadakan analisa dan mempelajari isi alam dan

perubahan-perubahannya.

g) Lain-lain baik berupa anjuran-anjuran, janji-janji, ataupun

ancaman.

3) Uslub (Metode Dakwah)

Menurut Toto Tasmara (1997) metode dakwah adalah cara-

cara tertentu yang dilakukan oleh seorang da’i (komunikator) kepada

mad’u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih

sayang.25

Dalam Al-Qur’an surat An-Nahl pun disebutkan tiga metode

dalam berdakwah. Adapaun ayat tersebut berbunyi:

‫ى‬ ۡ ‫ى‬ َّ ۡ ٰ ‫ى ى ۡ ۡ ى ى ۡ ى ۡ ى ۡى ى ى ى ى‬ ‫ٱدعُُإ ى َٰل ى‬


ۡ
ُُۚ‫حسن‬ ‫ى‬
ُ ‫يلُربِكُبُ ِٱۡل ِكمةُُِ ُوٱلموعِظةِٱۡلسنةُُِوجدِلهمُُب ِٱل ِتُُ ِِهُأ‬ ِ ‫ب‬‫ُس‬ ِ
ِ
‫ى‬ ۡ ‫ى‬ ۡ ‫ى‬ ‫ى ى ى‬َّ ‫ى‬ ۡ ‫ى‬ ‫َّ ى ى‬
‫ى‬
ُ٥٢١ُ‫ِين‬ ۡ ‫ى‬ ‫ى‬ ‫ى‬
ُ ‫علمُبِمنُضلُعنُسبِيل ِ ُهِۦُوهوُأعلمُُب ِٱلمهتد‬ ُ ‫ُر َّبكُه ىوُأ‬ ‫إِن‬

25
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011),
h. 243.
33

Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa

yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-

orang yang mendapat petunjuk. (QS. An-Nahl: 125).

Adapun yang dimaksud tiga metode dalam berdakwah tersebut

adalah sebagai berikut:

a. Metode bi Al-Hikmah.

Menurut Imam Abdullah bin Ahmad Mahmud An-Nasafi,

dikutip oleh Drs. Wahidin Saputra (2011) menjelaskan arti dakwah bi

Al-Hikmah adalah dakwah dengan menggunakan perkataan yang benar

dan pasti, yaitu dalil yang menjelaskan kebenaran dan menghilangkan

keraguan.

Metode dakwah bi Al-Hikmah ini juga dapat diartikan sebagai

suatu cara berdakwah memperlihat kebijaksanaan, akal budi yang mulia,

kelapangan dada, hati yang bersih serta mampu menarik perhatian orang

kepada agama atau Tuhan.

Menurut M. Natsir metode bi Al-Hikmah digunakan sebagai

metode dakwah untuk semua golongan, golongan cerdik maupun awam

dan kelompok antara keduanya. Oleh karena itu, metode ini bisa berarti

hikmah dalam berbicara sesuai keadaan mad’u yang dihadapi seperti


34

dalam ceramah. Begitu pula himmah ketika dakwah dengan akhlak dan

metode memberi contoh.26

Oleh karena itu, metode ini menjadi pengingat kepada setiap

da’i agar menggunakan berbagai macam cara dalam berdakwah. Yakni,

menggunaka berbagai macam cara sesuai realitas yang ditemui pada

masyrakat sekitar. Sehingga, da’i dapat membedakan cara-cara yang

dilakukan dalam berdakwah pada setiap masyarakat yang berbeda latar

belakang.

b. Metode Al-Mau’izda Al-Hasanah

Menurut Abdul Hamid al-Bilali (1989) menjelaskan Al-

Mau’idzatul Al-Hasanah merupakan salah satu manhaj (metode) dalam

dakwah untuk mengajak ke jalan Allah dengan memberikan nasihat atau

membimbing dengan lemah lembut agar mereka mau berbuat baik.

Metode Al-Mau’idza Al-Hasanah dapat disimpulkan adalah

metode dengan nasihat yang baik. Pada penerapannya, metode nasihat

ini mengandung nilai-nilai keislaman yang terdapat dalam Al-Qur’an

dan hadits. Seperti, salat lima waktu, saling tolong-menolong, umat

Islam harus bersatu, anjuran berbuat baik dan masih banyak lagi.

Metode Al-Mau’idza Al-Hasanah ini dapat diklasifikasikan

dalam beberapa bentuk:

a) Nasihat atau petuah.

26
Acep Aripudin, Pengembangan Metode Dakwah, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2011), h. 72.
35

b) Bimbingan, pengajaran (pendidikan).

c) Kisah-kisah.

d) Kabar gembira dan peringatan.

e) Wasiat (pesan-pesan positif).

c. Metode Al-Mujadalah

Menurut tafsir An-Nasafi yang duktip oleh Hasanuddin, S.H

menjelaskan metode Al-Mujadalah mengandung arti berbantahan

dengan baik yaitu dengan jalan yang sebaik-baiknya dalam

bermujadalah, antara lain dengan perkataan yang lunak, lemah lembut,

tidak dengan ucapan yang kasar atau dengan mempergunakan sesuatu

(perkataan) yang bisa menyadarkan hati membangun jiwa dan

menerangi akal pikiran, ini merupakan penolakan bagi orang yang

enggan melakukan perdebatan dalam agama.27

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode

al-Mujadalah merupakan cara bertukar pendapat/pikiran yang dilkaukan

oleh dua belah pihak. Pada proses bertukar pendapat ini pun tidak

menimbulkan adanya permusuhan, sebagaimana tujuan dari al-

Mujadalah adalah membantah pendapat yang salah dengan bukti yang

argumen dan bukti yang kuat. Sehingga, cara ini bermaksud untuk

bertukar pikiran untuk melihat adanya kesalahpahaman dalam

mengartikan sesuatu, khususnya mengenai ajaran Islam.

27
Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 255.
36

4) Wasilah al-Da’wah (Media Dakwah)

Menurut Muhammad Abdul Fatah Al-Bayanuni (2001)

menjelaskan secara bahasa wasilah merupakan bahasa Arab, yang bisa

berarti: al-wushlah, al-ittishal, yaitu segala hal yang dapat

menghantarkan tercapaianya kepada sesusatu yang dimaksud.28

Media dakwah adalah peralatan yang dipergunakan untuk

menyampaikan materi dakwah, pada zaman modern umpanya: televisi,

radio, video, kaset rekaman, majalah, surat kabar dan melalui berbagai

macam upaya mencari nafkah dalam berbagai sektor kehidupan.29

Hamzah Ya’qub membagi sarana dakwah: lisan, audio visual

dan akhlak; pembagian tersebut, secara umum dapat dipersempit

menjadi tiga media, yaitu:30

a) Spoken words, media dakwah yang berbentuk ucapan atau bunyi

yang ditangkap dengan indra telinga, seperti radio, telepon dan

lainnya.

b) Printed writing, berbentuk tulisan, gambar, lukisan dan

sebagainya yang dapat ditangkap dengan mata.

c) The audio visual, berbentuk gambar hidup yang dapat didengar

sekaligus dapat dilihat, seperti televisi, video, film dan

sebagainya.

28
Enjang dan Aliyudin, Dasar-Dasar Ilmu Dakwah, h. 93.
29
Hasanuddin, Manajeman Dakwah, h. 59.
30
Moh. Ardani, Fiqh Dakwah, (PT. Mitra Cahaya Utama, 2006), h. 37-38.
37

Melihat pengertian media dakwah di atas dapat disimpulkan

bahwa media merupakan alat bantu bagi seorang da’i dalam

menyampaikan materinya kepada mad’u. Oleh karena itu, sebaiknya

da’i mempersiapkan dan memilah media apa yang cocok dan efisien saat

digunakan dalam berdakwah.

5) Mad’u (Objek Dakwah)

Menurut Jamaluddin Kafie Mad’u atau sasaran (objek) dakwah


adalah seluruh manusia sebagai makluk Allah yang dibebani
menjalankan agama Islam dan diberi kebebasan untuk berikhtiar,
kehendak dan bertanggung jawab atas perbuatan sesuai dengan
pilihannya, mulai dari individu, keluarga, kelompok, golongan, kaum,
massa, dan umat manusia seluruhnya.31

Mad’u dapat diartikan juga sebagai sasaran dakwah bagi seorang

da’i baik individu maupun masyarakat secara umum. Da’i adalah orang

memberikan ceramah, sedangkan mad’u adalah orang yang

mendengarkan da’i menyampaikan materi pidatonya.

Sehingga, bagi seorang da’i, ia harus dituntut mengetahui

terlebih dahulu klasifikasi dari mad’unya.klasifikasi sasaran dakwah

sebagai berikut:32

a) Tempat tinggal; masyarakat kota atau masyarakat desa

b) Struktur masyarakat; masyarakat industri atau masyarakat

agraris

c) Pendidikan

d) Kekuasaan: elite/pemimpin atau rakyat

31
Enjang dan Aliyudin, Dasar-Dasar Ilmu Dakwah, h. 96.
32
Hasanuddin, Manajeman Dakwah, h. 58.
38

e) Agama

f) Sikap terhadap dakwah; cinta terhadap agamanya atau

simpatisan agama lain tapi bukan Islam atau bahkan kelompok

yang membenci Islam

g) Umur; anak-anak (6-13), remaja (14-18), pemuda (18-35),

orangtua (35-55), dan lanjut usia (55 ke atas)

6) Tujuan Dakwah

Tujuan dakwah dalam hal ini menjadi sebuah pedoman bagi

setiap gerak langkah kegiatan dakwah. Sehingga, setiap kegiatan

dakwah yang mempunyai tujuan tidak akan berlangsung sia-sia begitu

saja lantaran memiliki tujuan yang jelas.

M. Natsir menjelaskan tujuan dakwah adalah:

a) Memanggil kita kepada syariat, untuk memecahkan persoalan

hidup, baik persoalan hidup perseorangan atau perseoalan

berumah tangga, berjamaah-bermasyarakat, berbangsa-bersuku

bangsa, bernegara, berantarnegara.

b) Memanggil kita kepada fungsi hidup sebagai hamba Allah di

atas dunia yang terbentang luas ini, berisikan manusia berbagai

jenis, bermacam pola pendirian dan kepercayaan, yakni fungsi

sebagai syuhada ‘ala an-nas, menjadi pelopor dan pengawas

bagi umat manusia.

c) Memanggil kita kepada tujuan hidup yang hakiki, yakni

menyembah Allah.
39

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diambil kesimpulan

bahwa tujuan dakwah adalah mengajak umat manusia, khususnya umat

Islam kepada jalan yang benar, jalan yang diridhai Allah SWT, kelak

mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

c. Bentuk-Bentuk Dakwah

Secara umum, dakwah Islam dapat dikategorikan ke dalam tiga

macam:

1) Dakwah bi Al-Lisan.

Dakwah bi Al-Lisan dapat diartikan sebagai penyampaian

pesan dakwah melalui lisan berupa ceramah atau komunikasi

langsung antara da’i dan mad’u (objek dakwah).33

Dalam artian lain, dakwah bi Al-Lisan dapat dilakukan

antara lain dengan ceramah-ceramah, khutbah, diskusi, nasihat dan

lain-lain.

Dakwah menjadi proses mengkomunikasikan pesan-pesan

ilahiah kepada oranglain di mana pesan itu dapat disampaikan dan

dipahami dengan baik, maka diperlukan adanya penguasaan

terhadap teknik berkomunikasi yang efektif. Dalam sejarah besar

Islam, sosok tersebut ada pada diri Rasulullah Saw merupakan

seorang komunikator yang efektif.

33
Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah, (Ciputat: Lembaga Penelitian
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 42.
40

Seorang da’i, haruslah dapat menyampaikan pesan

dakwahnya dengan gaya bahasa yang berkesan, menyentuh dan

komunikatif. Al-Qur’an telah menjelaskan dalam firmannya:

ٗ ‫ى َٰٓ ى ُّ ى َّ ى ى ى ْ َّ ْ َّ ى ى ْ ى ۡ ٗ ى‬
ُ٦٠ُ‫ِينُءامنواُٱتقواٱّللُُوقولواُقولُسدِيدا‬
ُ ‫يأيهاٱَّل‬
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada

Allah dan berkatalah dengan perkataan yag benar. (QS. Al-Ahzab

33: 70).

Menurut M. Natsir (1989), berdasarkan ayat di atas,

dijelaskan perkataan yang benar (qaulan sadidan) mempunyai arti

tepat mengenai sasaran. Al-Qasyani menafsirkan kalimat qaulan

sadidan dengan makna perkataan yang lurus (qawiman); perkataan

yang benar (haqqan), perkataan yang tepat (shawaban).34

Berdasarkan penjelasan di atas, dakwah bi Al-Lisan berarti

menyampaikan sebuah perkataan yang jujur, solutif, menyentuh

hati, santun, tidak agigatif, tidak provokatif dan mengandung fitnah.

Di mana, seorang da’i memberikan materi dakwah yang baik, benar

dan mendidik sehingga sampai pada tujuan dakwah itu sendiri.

2) Dakwah bi Al-Hal

Kata dakwah bi Al-Hal dapat diartikan mengajak/menyeru

ke jalan Allah untuk kebahagiaan dunia dan akhirat melalui

perbuatan nyata sesuai dengan keadaan manusia. Oleh karena itu,

dakwah bi Al-Hal lebih mengarah pada tindakan atau aksi

34
Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 43.
41

menggerakkan objek dakwah (mad’u), sehingga dakwah tersebut

lebih berorientasi pada pengembangan masyarakat.35

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

dakwah bi Al-Hal merupakan dakwah dengan perbuatan nyata

(tindakan nyata) yang meliputi keteladanan. Seperti dengan tindakan

amal karya nyata yang dari karya nyata tersebut hasilnya dapat

dirasakan secara konkret oleh masyarakat sebagai objek dakwah.

3) Dakwah bi Al-Qalam

Dakwah bi Al-Qalam yaitu menyampaikan pesan dakwah

melalui tulisan, seperti buku, surat kabar, majalah, jurnal, artikel,

internet dan lain-lain. karena yang dimaksud sebagai pesan dakwah,

maka tulisan-tulisan tersebut tentu berisi ajakan atau seruan

mengenai amal ma’ruf nahi munkar.36

Perihal dakwah bi Al-Qalam, hal ini sudah dilakukan di masa

Rasulullah Saw sejak awal kelahiran dan kebangkitan Islam melalui

pengiriman surat-surat dakwah kepada para kaisar, raja dan para

pemuka masyarakat. Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya tinta

para ulama adalah lebih baik dari darahnya syuhada.”

35
Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 60
36
Rubiyanah dan Ade Masturi, Pengantar Ilmu Dakwah, h. 53.
42

3. Strategi Dakwah

a. Pengertian Strategi Dakwah

Strategi dakwah adalah perencanaan yang berisi rangkaian kegiatan

yang didesain untuk mencapai tujuan dakwah tertentu.37 Menurut Abu Zahrah

strategi dakwah Islam adalah perencanaan dan penyerahan kegiatan dan operasi

dakwah Islam yang dibuat secara rasional untuk mencapai tujuan-tujuan Islam

yang meliputi seluruh dimensi kemanusiaan.38

Berdakwah dengan strategi dakwah, berarti dapat ditempuh beberapa

cara memakai komunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan pada diri

khalayak dengan mudah dan cepat.39

Al-Bayanuni (1993: 46 & 195) mendefinisikan strategi dakwah

(manahij al-da’wah) adalah ketentuan-ketentuan dakwah dan rencana-rencana

yang dirumuskan utuk kegiatan dakwah.40

Penggunaan strategi dakwah seperti apabila seorang da’i mampu

menjalankan strategi dakwah dengan hikmah, ia akan mudah mencapai

keinginannya dalam arti keberhasilan atau efektifitas dakwahnya.41

Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada strategi dakwah ini yang

mana melihat atas apa yang ingin dicapai dari tujuan dakwah. Dua hal tersebut

adalah sebagai berikut:42

37
Moh Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2009),h. 249.
38
Acep Aripudin dan Syukriadi Sambas, Dakwah Damai Pengantar Dakwah
Antarbudaya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 138.
39
Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2011), h. 227-228.
40
Moh Ali Aziz, Ilmu Dakwah, h. 351.
41
Hamidi, Teori Komunikasi dan Strategi Dakwah, (Malang: UMM Press, 2010), h. 127.
42
Moh Ali Aziz, Ilmu Dakwah, h. 350-351.
43

1) Strategi merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan dakwah)

termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber

daya atau kekuatan. Dengan demikian, strategi merupakan proses

penyusunan rencana kerja, belum sampai pada tindakan.

2) Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari

semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan.

Oleh sebab itu, sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan

tujuan yang jelas serta dapat diukur keberhasilannya (Wina

Sanjaya, 2007: 124).

B. Teori Strategi Dakwah

1. Strategi Dakwah Rasulullah Saw

Rasulullah Saw sebagai imam umat muslim dan menjadi imam bagi para

da’i telah menerapkan strategi dakwah secara bijak. Sehingga, melalui beliau,

Allah SWT memberikan manfaat kepada hamba-Nya dan menyelamatkan

mereka dari syirik menuju tauhid.

Strategi atau siasat dakwah Rasulullah Saw sangat bermanfaat besar

dalam menyukseskan dakwahnya, membangun negaranya, menguatkan

kekuasannya, dan meninggikan kedudukannya. Adapun cara atau startegi

dakwah Rasulullah Saw tersebut antara lain sebagai berikut:43

1) Memilih waktu kosong dan kegiatan terhadap kebutuhan audiens.

Artinya, Seorang da’i harus mengusahakan audiens agar tidak

jenuh dan waktu mereka banyak terisi dengan petunjuk, pengajaran

43
Hamidi, Teori Komunikasi dan Strategi Dakwah, h. 128-134.
44

yang bermanfaat dna nasihat yang baik. Abdullah bin Mas’ud

pernah berkata: “Nabi Muhammad Saw jarang memberikan nasihat

kepada kami (dengan maksud) agar kami tidak bosan.” (HR.

Bukhari).

2) Jangan memerintah sesuatu yang jika tidak diakukan, menimbulkan

fitah. Maksudnya jika seorang da’i menjumpai suatu kaum yang

sudah mempunyai tradisi mapan. Tradisi tersebut tidak

bertentangan dengan syariat, tetapi jika dilakukan perombakan

akan mendatangkan kebaikan. Namun, jika seorang da’i sadar

bahwa apabila dilakukan perombakan akan terjadi fitnah, maka hal

itu tidak perlu dilakukan. Seperti, Rasulullah Saw tidak

membiarkan ka’bah direnovasi dari fondasi buatan Nabi Ibrahim

karena menghindari fitnah kaum yang baru mentas dari kehidupan

jahiliyah.

3) Menjinakkan hati dengan harta dan kedudukan. Seorang da’i ibarat

dokter yang memeriksa penyakit. Ia mendiagnosis dan

mengobatinya sesuai dengan jenis penyakitnya. Jika seorang da’i

sadar bahwa iman seseorang (audiens) masih lemah, ia dapat

memberinya harta semampunya agar ia tetap berada dalam hidayah

Islam. Rasulullah Saw bersabda: “Saling berbagi hadiahlah kalian

agar kalian saling mencinta.” (HR. Baihaqi dan Bukhari).

Menjinakkan hati dengan kedudukan pun merupakan bagian dari

strategi yang bijak. Karena itu, Rasulullah Saw pernah bersabda


45

kepada kaum Anshar ketika beliau lebih mementingkan pemberian

kepada orang-orang yang bukan Anshar.

“Apabila kalian tidak senang melihat manusia pulang membawa

harta dan kalian pulang bersama Rasulullah? Demi Allah, apa yang

kalian bawa pulang lebih baik dari pada yang mereka bawa pulang.

Lalu mereka berkata, Ya Rasulullah, kami rela.” (HR. Bukhari dan

Muslim).

4) Menjinakkan hati dengan memberi maaf ketika dihina, berbuat baik

ketika disakiti, bersikap lembut ketika dikasari, dan bersabar ketika

dizhalimi. Cemooh dibalas dengan kesabaran, ketergesa-gesaan

dibalas dengan kehati-hatian.

5) Pada saat memberi nasihat, jangan menunjuk langsung kepada

orangnya tetapi berbicara dengan sasaran umum seperti yang sering

dilakukan Rasulullah Saw. hal ini berarti bersikap lembut dalam

memberikan nasihat merupakan hikmah. Di mana nasihat

sebaiknya tidak disampaikan dengan bahasa yang langsung, tapi

melalui bahasa kiasan.

6) Memberikan sarana yang dapat mengantarkan seseorang pada

tujuannya.

7) Seorang da’i harus siap menjawab berbagai pertanyaan. Hal ini

berarti seorang da’i sebaiknya memiliki ilmu yang matang guna

menjawab setiap pertanyaan yang datang secara rinci dan jelas,

sehingga orang yang bertanya merasa puas.


46

8) Memberikan perumpamaan-perumpamaan sering dilakukan oleh

Rasulullah Saw. Seperti membuat perumpamaan orang-orang

beriman seperti sebuah bangunan. Perumpamaan orang-orang

beriman dalam hal membagi cinta dan kasih sayang seperti satu

tubuh yang anggota-anggotanya saling menyatu, dan banyak lagi.

2. Strategi Dakwah Sayyid Muhammad Nuh

Menurut Sayyid Muhammad Nuh, cendekiawan muslim asal Timur

Tengah menuliskan dalam bukunya “Strategi Dakwah dan Pendidikan” ada dua

belas strategi dalam meningkatkan dakwah. Keduabelas strategi tersebut

dikualifikasikan menjadi dua bentuk, strategi internal dan strategi eksternal.44

1) Strategi Internal, strategi mengarah pada diri sendiri.

a) Menjadikan hidup sebagai sarana dakwah dan pendidikan Islam.

Setiap muslim dengan beragam profesi bisa menjadi seorang

yang baik. berbagai aktivitas dapat mendekatkan diri kepada

Allah SWT dan juga dapat bermanfaat bagi oranglain. Oleh

karena itu, bagi setiap muslim hendaknya menjadikan seluruh

hidupnya sebagai sarana berdakwah dan mengajak oranglain ke

jalan yang baik.

b) Bersikap lemah lembut. Bersikap lemah lembut dalam

berdakwah dan mendidik merupakan kunci untuk menarik

44
Ulil Amri Syafri, Nu’im Hidayat, dkk, Dakwah Mencermati Peluang dan
Problematika, (Jakarta: STID Mohammad Natsir Press, 2007), h. 162-172.
47

simpati hati dan pemikiran manusia karena pada umumnya

manusia tidak menyukai kekerasan dan kekasaran.

c) Tidak tenggelam dalam hal-hal yang tidak bermanfaat. Seorang

da’i harus memusatkan perhatian kepada sesuatu yang

bermanfaat dan bisa menjadi landasan amal, bukan pada hal-hal

yang dipandang tidak baik oleh agama.

d) Menjadikan ridha Allah SWT sebagai tujuan. Tujuan akhir

dakwah dan pendidikan adalah untuk memperoleh ridha Allah

SWT dengan berharap kebahagiaan di dunia dan keselamatan di

akhirat.

e) Sabar, teguh, tenang dan tidak tergesa-gesa. Dalam berdakwah,

membutuhkan waktu yang panjang dengan berbagai macam

kendala dan rintangan. Oleh karena itu, seorang da’i harus

memiliki sikap sabar, teguh pendiriannya, tenang dan tidak

tergesa-gesa dalam berpikir dan mengambil tindakan.

2) Strategi eksternal, yaitu strategi yang lebih mengarah pada objek

dakwah.

a) Memperhatikan prioritas. Dalam berdakwah, seorang muslim

harus memperhatikan hal-hal yang lebih utama dan penting serta

memprioritaskan dakwah di suatu wilayah atas wilayah lainnya.

Seperti dakwah kepada generasi muda didahulukan atas dakwah

generasi tua.
48

b) Mengikut tahapan-tahapan dakwah. Seperti yang disebutkan di

atas, jalan dakwah tidaklah singkat. Oleh sebab itu, seorang da’i

harus dapat membai langkah-langkah dakwahnya, dimulai dari

yang mudah sampai yang sulit. Seperti tahapan pemilihan dan

pembangunan landasan dakwah, pembukaan lahan, tahapan

berhadapan dengan objek dakwah, dan tahapan penguatan atau

basis dakwah, pemeliharaan dan seterusnya.

c) Memulai dakwah dengan meluruskan pemahaman dan

memperdalam kesadaran ummat terhadap realitas. Umat muslim

harus menyadari hakikat dan realitas hidupnya serta

hubungannya dengan Allah, sesama manusia dan alam semesta.

d) Menyampaikan dakwah melalui pemahaman dan praktik yang

menyeluruh, sinergis dan seimbang (ada ketauladanan). Islam

harus dipandang menyeluruh sebagai akidah dan akhlak, ibadah

dan aturan hidup serta agama yang bersifat universal.

e) Memadukan orisinilitas dan kekinian. Menyampaikan dakwah

dan pelaksanaan pendidikan harus berpangkal pada nilai-nilai

dasar Islam di samping juga pada nilai kekinian, yaitu menyerap

hasil-hasil teknologi peradaban modern dalam setiap aspek

kehidupan asalkan tidak bertentangan dengan nilai-nilai dasar

Islam.
49

f) Memahami dan menggunakan hukum sosial. Beberapa hukum

sosial yang berlaku di masyarakat serta harus dipahami dalam

menyampaikan dakwah dan melaksanakan pendidikan:

 Fitrah manusia sebagai makhluk sosial

 Heterogenitas pemikiran dan pendapat

 Etika dalam berdialog dan berdiskusi

 Wujud dari ujian dan cobaan, berupa pergulatan yang

haq dan bathil

 Rencana jahat yang akan menimpa orang yang

merencanakannya sendiri

 Kemenangan yang akan diperoleh oleh yang paling kuat,

dan paling bertakwa.

Sebagai makhluk sosial, manusia diharuskan melakukan dakwah

dan pendidikan secara bersamaan agar mencapai keberhasilan

yang tekandung dalam surat Al-Maidah: 2, ali-Imran: 103, At-

Taubah: 36. Sedangkan dalam menyikapi perbedaan pendapat

antarmanusia, umat Islam diharapkan mencari titik temu dengan

bersiksap toleran pada perbedaan yang ada di luar kesepakatan

tersebut.

g) Menyeimbangkan dakwah dan pendidikan. Dakwah dan

pendidikan harus dilaksanakan secara seimbang karena dakwah

berguna untuk memberikan petunjuk kepada generasi umat yang

tersesat agar menjadi orang yang menjalankan ajaran Islam


50

secara kaffah. Sedangkan pendidikan berguna untuk membekali

pada da’i dengan ilmu agar bisa mengajarkan, mengajak, dan

menuntun umat dalam memperkuat agama Islam.

C. Entrepreneur

1. Pengertian Entrepreneur (Wirausahawan)

Kata entrepreneurship sering diterjemahkan dengan kewirausahaan.

Perkataan kewirausahaan berasal dari bahasa Perancis, yakni entreprendre yang

berarti melakukan (to under take) dalam artian bahwa wirausahawan adalah

seorang yang melakukan kegiatan mengorganisir dan mengatur.45

Istilah entrepreneur berasal dari perkataan bahasa Perancis dan secara

harfiah berarti perantara (bahasa Inggris: Between-taker atau go-Between).46

Entrepreneur berarti orang yang memulai (the originator) sesuatu usaha bisnis

baru. Atau seorang manajer (digarisbawahi: kami), yang berupaya memperbaiki

sebuah unit keorganisasian melalui serangkaian perubahan-perubahan

produktif.47

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dilihat bahwa seorang manajer pun

dapat dikatakan sebagai entrepreneur. Hal ini sebagaimana rumusan yang

dikemukakan oleh Stoner dan Edwar Freeman yang menjelaskan dalam

bukunya “Management” bahwa seorang manajer dapat juga dinamakan sebagai

45
Antoni,“Muslim Entrepreneurship: Membangun Muslim Peneurs Characteristics
dengan Pendekatan Knowladge Based Economy”, Jurnal Pendidikan dan Kajian Keislaman, Vol.
VII, No. 2 (Juli-Desember 2014): h. 322.
46
J. Winardi, Entrepreneur dan Entrepreneurship, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 2.
47
J. Winardi, Entrepreneur dan Entrepreneurship, h. 71.
51

seorang entrepreneur apabila sanggup membuat perubahan yang bersifat

inovatif dalam proses produksi yang dikelolanya.

Para pakar ekonomi mempunyai definisi masing-masing tentang

entrepreneur. Menurut Encyclopedia of America (1984), entrepreneur adalah

pengusaha yang memiliki keberanian untuk mengambil resiko dengan

menciptakan produksi, termasuk modal, tenaga kerja dan bahan, dan dari usaha

bisnis mendapat profit/laba.48

Lloyd E. Shefsky, dalam bukunya yang berjudul “Entrepreneur are


Made Not Born”, mendefinisikan bahwa entrepreneur terdiri dari tiga suku kata,
yaitu: entre, pre dan neur. Menurut akar bahasa Latinnya, entre berarti masuk,
pre berarti sebelum, dan neur berarti pusat syaraf. Jadi, entrepreneur
didefinisikan sebagai seseorang yang memasuki dunia bisnis—bisnis apa saja—
tepat pada waktunya untuk membentuk atau mengubah pusat syaraf (nerve
center) bisnis tersebut secara substansial.49
Schumpeter (1934) menyatakan bahwa entrepreneur adalah seseorang
yang melaksanakan kombinasi-kombinasi baru. Entrepreneur adalah seseorang
yang memiliki kemampuan untuk melihat dan mengevaluasi peluang bisnis,
memperoleh sumber daya yang diperlukan untuk mengambil keunggulan
darinya dan berinisiatif mengambil tindakan yang tepat untuk menjamin
sukses.50

Zimmerer dan Scarborough (2005) menggambarkan entrepreneur

sebagai seseorang yang menciptakan usaha baru dengan menghadapi

ketidakpastian dan resiko dengan maksud untuk mencapai keuntungan dan

pertumbuhan usaha melalui pengidentifikasian peluang yang signifikan dan

penggunaan sumber daya yang diperlukan.51

48
Moko P. Astamoen, Entrepreneurship dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia,
(Bandung: Alfabeta, 2005), h. 51.
49
Moko P. Astamoen, Entrepreneurship dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia, h.
51.
50
Dyan Vidyatmoko dan A. Husni Yasin Rosadi, “Faktor Utama Kesuksesan Wirausaha
di Industri Pangan”, Junal Manajeman Teknologi, Vol. 14, No. 1 (Mei 2015): h. 49.
51
Dyan Vidyatmoko dan A. Husni Yasin Rosadi, h. 49.
52

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa entrepreneur

adalah seseorang yang menjalani usaha baru, dengan mempunyai kemampuan

melihat adanya peluang mencari dana dan sumber dana lainnya yang

diperlukan. Seorang entrepreneur akan menghadapi resiko di mana ia harus

berani mengambilnya guna mencapai tujuan yang dikehendaki, baik

tercapainya kesejahteraan individu maupun bagi masyarakat sekitar.

2. Peran Entrepreneur

Bertanya mengenai apa peran dari seorang entrepreneur, maka agen

perubah adalah jawaban yang tepat untuk mejawab hal tersebut. Drucker, 1986:

27) menjelaskan konsep entrepreneur sebagai seorang yang senantiasa mencari

perubahan dan kemudian ia bereaksi terhadapnya, dan memanfaatkannya

sebagai sebuah peluang.52

Lebih spesifik apa sesungguhnya peran entrepreneur dalam suatu negara

adalah sebagai sberikut:53

1) Pemutar gerak roda ekonomi.

2) Pembuka atau penyedia lapangan kerja.

3) Pembayar pajak sebagai sumber pemasukan APBN/APBD.

4) Penghasil devisa dari produk ekspor yang akan memperkuat

cadangan devisa negara.

52
J. Winardi, Entrepreneur dan Entrepreneurship, h. 74.
53
Moko P. Astamoen, Entrepreneurship dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia,
(Bandung: Alfabeta, 2005), h. 8-9.
53

5) Pelaku fungsi sosial dalam memajukan bangsa melalui sumbangan-

sumbangannya di berbagai bidang, seperti pendidikan, budaya,

kesehatan, agama, kemanusiaan, dan sebagainya.

6) Pendorong tumbuhnya entrepreneur-entrepreneur baru.

D. Pemuda/Remaja Berkarakter Islami

1. Pengertian Pemuda/Remaja

Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolscence, berasal dari

bahasa Latin adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai

kematangan”. Perkembangan lebih lanjut, istilah adolescence sesungguhnya

memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan

fisik (Hurlock, 1991).

Pandangan di atas didukung oleh Piaget (Hurlock, 1991) yang

mengatakan bahwa secara psikologis, remaja adalah suatu usia di mana individu

menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia di mana anak tidak

merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan

merasa sama, atau paling tidak sejajar.54

Definisi mengenai remaja tidak hanya melibatkan pertimbangan

mengenai usia namun juga pengaruh sosio-historis. Dengan

mempertimbangkan konteks sosio historis, dapat didefinisikan masa remaja

sebagai periode transisi perkembangan masa kanak-kanak dengan masa dewasa,

54
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi RemajaPerkembangan Peserta
Didik,(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), h. 9.
54

yang melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosio emosional.

Tugas pokok remaja adalah mempersiapkan diri memasuki masa dewasa.55

Remaja ada di antara anak dan orang dewasa. Oleh karena itu, remaja

seringkali dikenali dengan fase “mencari jati diri” atau fase “topan dan badai”.

Remaja masih belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal

fungsi fisik maupun psikisnya (Monks dkk., 1989).56

Pada fase remaja ini, ada hal yang perlu diingat dan ditekankan bahwa

pada fase ini, merupakan masa perkembangan yang berada pada masa amat

potensial, baik dilihat dari aspek kognitif, emosi, maupun fisik. Sehingga, pada

fase remaja ini sangat baik jika dilakakukan pemberian pembentukan karakter

guna mematangkan dan membentuk jati diri.

2. Periode Perkembangan Masa Remaja

Masa remaja, menurut Mappiare (1982) berlangsung antara umur 12

tahun sampai 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi

pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12/13

tahun sampai dengan 17/18 tahun adalah remaja awal, dan usias 17/18 tahun

sampai dengan 21/22 tahun adalah remaja akhir.57

Masa remaja awal (early adolescence) kurang lebih berlangsung di masa

sekolah menengah pertama atau sekolah menengah akhir dan perubahan

55
John W. Santrock, Remaja, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007), h. 20.
56
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikolgi Remaja Perkembangan Peserta
Didik, h. 9.
57
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, h. 9.
55

pubertal terbesar terjadi di masa ini. Masa remaja akhir (late adolescence)

kurang lebih terjadi pada pertengahan dasawarsa yang kedua dari kehidupan.58

3. Membentuk Generasi Muda Islami

Isu-isu agama merupakan hal penting bagi remaja (Benson, 2004;

Dowling dkk., 2004; Forrow, King, & White, 2004; King & Boyatzis, 2004;

Oser, Scarlett, & Bucher, 2006). Hampir setengah di antara anak-anak muda itu

menyatakan bahwa mempelajari iman religius merupakan hal yang sangat

penting.59

Banyak sudah menurut para peneliti yang menyebutkan bahwa agama

memiliki sejumlah manfaat yang baik bagi perkembangan remaja. Remaja yang

aktif mengunjungi tempat ibadah dinilai lebih mempunyai prestasi dan sikap-

sikap positif yang baik dibanding yang tidak.

Di sisi lain, remaja religius juga mampu menginternalisasikan dakwah

(menyampaikan pesan-pesan keagamaannya) mengenai pengasuhan dan

kepedulian terhadap oranglain. Sebagai contoh bahwa anak remaja yang

memiliki nilai religius (keagamaan lebih dalam) cenderung aktif mengikuti

layanan komunitas bersifat sosial. Oleh karena itu, agama sering kali menjadi

modal bagi komunitas remaja.

Nilai keagamaan, khususnya bagi umat muslim di Indonesia, melihat

nilai keIslaman adalah sesuatu yang mendorong, menggerakkan, dan

mengandung manfaat yang luar biasa bagi seseorang dan kelompok dalam

58
John W. Santrock,Remaja, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2011),h. 21.
59
John W. Santrock, Remaja, h. 327-328.
56

setiap perbuatan dan ucapan berdasarkan ajaran Islam. Secara operasional, nilai

keIslaman dapat digali dari pribadi Nabi Muhammad Saw karena kehidupan

beliau erat hubungannya dengan kaidah Islamiyah.60

Nilai-nilai yang kuat, kokoh dan tidak punah dimakan zaman adalah

nilai-nilai keIslaman itu sendiri, khususnya yang terdapat dalam Al-Qur’an dan

Hadits. Oleh karena itu penting bagi seorang remaja untuk tidak anti terhadap

ajaran agama, khsususnya remaja muslim harus terus menggali dan

mempelajari nilai-nilai keIslaman.

60
Maswardi Muhammad Amin, Pendidikan Karakter Anak Bangsa, (Jakarta: Baduose
Media Jakarta, 2011), h. 79.
BAB III

Gambaran Umum Komunitas Sahabat Muda

A. Latar Belakang Berdirinya Komunitas Sahabat Muda

Komunitas Sahabat Muda menjadi komunitas yang pertama kali terbentuk

pada tahun 2013. Komunitas Sahabat Muda berdiri di bawah naungan LAGZIS

(Lembaga Amal Zakat Infaq Sahdaqah) yang berpusat di Malang dan bermula

berdirinya pada tahun 1999.1

Pada tahun 1999 LAGZIS lebih dikenal sebagai aktivitas mahasiswa di

Universitas Brawijaya yang meyalurkan aksi kepedulian mahasiswa terhadap

masyarakat miskin di sekitar kampus. Dikarenakan semakin banyakya donatur yang

mempercayakan amanahnya kepada LAGZIS, maka aktivitas mahasiswa ini pun

berubah menjadi badan pengelolaan zakat dan infak yang melepas diri dari lingkup

kampus. Menjadi dan terus berkembang hingga berada di beberapa kota besar di

Indonesia: Malang, Surabaya, Jakarta, Makassar, Blitar, Pekanbaru dan Denpasar.2

Awal mula LAGZIS belum membentuk komunitas, melainkan relawan

lemabaga amal zakat sebagaimana lembaga zakat lainnya, relawan ini bergerak

dalam mengatasi kemiskinan. Seperti, para relawan yang menangani anak jalanan,

panti asuhan, pemukiman kumuh, bencana alam serta hal-hal yang bersentuhan

langsung kepada para dhuafa.3

1
Wawancara pribadi dengan Deddy Wahyudi Pembina dan Penasehat komunitas Sahabat
Muda. Jakarta, 7 Februari 2017.
2
Majalah Sahabat edisi 01 Januari 2015, Surabaya: PT Media Muzakki Mandiri, h. 2.
3
Wawancara pribadi dengan Deddy Wahyudi.

57
58

Kemudian LAGZIS mempunyai perubahan konsep pada sistem relawan.

Ada sebuah asumsi yang berubah. Berasumsikan bahwa generasi muda adalah

calon kemiskinan yang akan datang, maka asumsi inilah yang akhirnya menjadikan

LAGZIS membentuk komunitas Sahabat Muda. Menjadi komunitas yang akan

membina potensi anak muda.4

Sehingga, pada tahun 2013 dibentuklah sebuah komunitas Sahabat Muda.

Di komunitas Sahabat Muda inilah setiap anggota yang targetnya adalah anak muda

usia 16-25 tahun akan dibina dan dibentuk karakter, kepedulian dan kemandirian

menjadi seorang pemimpin melalui kompetensi di bidangnya masing-masing.5

Komunitas Sahabat Muda adalah komunitas yang ingin menjadikan anak

muda mandiri dan peduli, karena itu program yang mendasar sebelum mereka

mandiri dan peduli adalah dengan penanaman program karakter. Anak muda akan

dibiasakan melatih karakter mereka menjadi lebih baik terlebih dahulu. Di

komunitas ini, generasi muda akan dibiasakan 8 karakter utama, yaitu sholat wajib,

sholat rawatib, sholat dhuha, sholat tahajud, baca Al-Qur’an dan terjemah,

bersedekah, menabung haji dan olahraga. Saat ini komunitas Sahabat Muda sudah

tersebar di berbagai kota di antaranya: Surabaya sebagai pusat rumah relawan,

Malang, Makassar, Blitar, Pekanbaru, Denpasar dan Jakarta.6

Pembinaan komunitas Sahabat Muda terbagi menjadi tiga. Pertama

pembinaan karakter yang mana setiap anggota akan dibentuk karakternya menjadi

pemuda yang mencerminkan akhlak seorang muslim taat. Kedua pembinaan

4
Wawancara pribadi dengan Deddy Wahyudi.
5
Wawancara pribadi dengan Deddy Wahyudi.
6
Majalah Sahabat edisi 02 Februari 2015, Surabaya: PT Media Muzakki Mandiri, h. 59.
59

kepedulian. Pada pembinaan ini anggota Sahabat Muda secara langsung akan

ditugaskan untuk menjalankan program-program yang sifatnya membantu

lingkungan masyarakat sekitar, sehingga setiap anggota mempunyai

kepekaan/insting jiwa kepedulian soisal yang tinggi. Dan ketiga adalah mandiri

melalui program-program kompetensi. Pada pembinaan ini setiap anggota akan

diasah pengalaman, pengetahuan serta terjun langsung menjadi seorang pemimpin

yang mempunyai keterampilan kompetensi yang akan digeluti sesuai minatnya

masing-masing.7

Sehingga, komunitas Sahabat Muda ini akan menjadi komunitas yang

mencetak generasi muda social entrepreneur yang berkarakter Islami.

B. Visi dan Misi

Setiap perkumpulan yang sudah dibentuk baik menjadi

organisasi/komunitas sudah barang tentu mempunyai pencapaian. Pencapaian

tersebut dibuat dan didasari oleh sebuah visi misi yang menjadi acuan berkembang

dan majunya komunitas tersebut.

Hal ini sebagaiana dengan Komunitas Sahabat Muda mempunyai visi dan

misi sebagai berikut:8

Visi: Mencetak generasi muda yang Peduli dan Mandiri

Misi:

1. Membangun karakter
2. Melatih kompetensi
3. Mencetak pemimpin

7
Wawancara pribadi dengan Deddy Wahyudi.
8
Wawancara pribadi dengan Zulfa Arifiyah Relawan Mentor komunitas Sahabat Muda
Surabaya. Surabaya, 31 Agustus 2016.
60

Melihat dari Visi dan Misi yang ada bisa dilihat bahwa komunitas Sahabat

Muda mempunyai tujuan mencetak generasi muda yang mempunyai nilai

kepedulian simpati, empati dan kemandirian yang tinggi dengan memperhatikan

karekter, kompetensi dan nilai kepemimpinan.

C. Struktur Komunitas Sahabat Muda

Struktur organisasi adalah susunan serta hubungan dari setiap bagian posisi

di dalam organisasi. Tujuan adanya struktur organisasi itu sendiri sebagai pemisah

dan pembagi jobdesk yang dikerjakan dari setiap anggota. Sehingga, setiap anggota

sudah mendapatkan tugasnya masing-masing dari apa yang bisa dikerjakan.

Komunitas Sahabat Muda mempunyai struktural komunitas yang cukup

berbeda dari komunitas/organisasi lainnya. Kalau biasanya pada sebuah komunitas

struktur yang ada adalah ketua, wakil, sekretaris dan lainnya. Maka, komunitas

Sahabat Muda tidak menerapkan itu. Melainkan RB, RP, RT, RK dan RM.9

1. RB (Relawan Baru)

RB atau yang disebut Relawan Baru adalah relawan yang masuk

menjadi anggota setelah mengikuti kegiatan workshop bulanan social

entrepreneur. Mereka masih bebas bisa kapan dateng ke komunitas Sahabat

Muda. Namun jika ingin naik tingkat ke RP 1, wajib hadir 6x dalam satu bulan.

Tugas RB di sini adalah hadir serta mengikuti kegiatan 6x perbulan jika ingin

naik tingkat, dan mematangkan program character building serta melaporkan

laporannya ke relawan pendamping.

9
Wawancara pribadi dengan Zulfa Arifiyah.
61

2. RP (Relawan Pendamping)

Pada Relawan Pendamping atau RP ini terbagi menjadi 3, RP 1, RP 2

dan RP 3. RP 1 (Relawan Pendamping) adalah relawan yang sudah aktif di

Sahabat Muda dengan minimal kehadiran 3 kali dalam seminggu, ia sudah

dapat memegang/mendapingi RB untuk laporan karakter.

RP 2 adalah anggota Sahabat Muda yang sudah harus mempunyai

kehadiran minimal 3 kali seminggu. Pada posisi ini relawan sudah menguasai

teknis kegiatan. Menjalani program karakter sudah tidak bolong-bolong lagi.

Tugas RP 2 ini mendampingi RP1 atau bisa juga membantu RB tugas aksi

kegiatan di lapangan. Target RP 2 yakni berhasil memastikan RP 1 atau RB

menyelesaikan target mereka.

RP 3 adalah anggota yang sudah bisa memipin tim dan membimbing

program karakter. Ia juga bertugas memegang RP 2 seperti RP 2 dan RP 1. RP

3 mempunyai target, berhasil menjalankan sebuah acara, seperti workshop,

program bisnis atau pemberdayaan.

3. RT (Relawan Target)

Relawan Target adalah anggota yang sudah konsisten hadir dalam

kegiatan Sahabat Muda 3x dalam seminggu. Mereka yang naik ke jenjang RT

ini dipastikan tidak lagi lobang pada pelaksanaan program character building,

dan mereka pun sudah bisa mengusai SoP yang ada. Mereka yang sudah sampai

pada tahap ini sudah harus mempunyai target di setiap aksi dan kegiatan yang

dijalankan/amanahkan kepadanya.
62

4. RK (Relawan Koordinator)

Relawan Koordinator adalah adalah mereka yang sudah melewati tahap

RT dan kebawahnya. Relawan Koordinator ini mempunyai tugas memimpin

unit atau bidang yang ada di komunitas Sahabat Muda. Seperti mempimpin

bidang bisnis/kegiatan Fundraising dan lain-lain. Sebagai pemimpin bidang

kegiatan, mereka yang akan menentukan target dari setiap peningkatan hasil

yang diinginkan serta menjadwalkan kegiatan relawan yang mau belajar pada

bidang tertentu.

5. RM (Relawan Mentor)

Struktur paling tinggi pada posisi relawan komunitas Sahabat Muda

adalah RM atau relawan mentor. RM ini pun terbagi menjadi menjadi 3, RM

Bidang, RM Kota dan RM Nusantara.

RM Bidang: relawan yang sudah melewati dan menguasai semua

karakter, kegiatan dan bidang yang dipilih. Seperti, program magang, setiap

relawan yang ingin mengikuti program magang, akan diserahkan/didampingi

kepada RM bidang. RM bidang adalah mereka yang sudah mampu menguasai

SOP kegiatan. RM bidang ini lingkup pengawasannya hanya daerah.

RM Kota: Relawan yang sudah pasti melewati semua karakter,

kegiatan, SOP dan menguasai 3 bidang serta mempunyai target kota. Misalnya

membuka komunitas Sahabat Muda di kota baru atau mengaktifkan kembali

relawan cabang di kota yang sudah ada. Bertugas untuk bertanggung jawab atas

kota yang dibina. Seperti, mengaktifkan relawan/merekrut anggota baru di kota

tersebut. RM kota ini bertanggung jawab juga atas program yang sudah
63

ditentukan di sana. Seperti kegiatan fundraising, kunjungan ke kampung

kumuh, mendampingi relawan baru dan mencetak pemimpin bartu di kota

tersebut.

RM Nusantara: Relawan yang sudah berhasil melewati semua tahapan

kerelawanan di Sahabat Muda, mulai dari RB sampai RM kota. RM Nusantara

ini sifatnya masih baru. Jadi, masih dalam masa proses pembelajaran dari RM

kota. Tugas RM Nusantara bertanggung jawab atas semua kota relawan

Sahabat Muda. Melaporkan perkembangan relawan di setiap kota kepada

pembina. Membuat agenda kota, berdiskusi dengan pembina langsung.

D. Program Kegiatan Komunitas Sahabat Muda

Dibentuknya komunitas Sahabat Muda sudah barang tentu mempunyai

tujuan. Tujuan komunitas Sahabat Muda pun telah dibentuk dengan dibuatnya visi

dan misi yang akan mempermudah komunitas tersebut melihat program apa saja

yang cocok untuk diterapkan.

Sebagaimana misi yang sudah dibuat oleh komunitas Sahabat Muda, maka

bisa dilihat program dalam menunjang misi tersebut berdasarkan 3 program;

Program Character Building, Pelayanan Dhuafa dan Pemberdayaan Umat,

Program Kompetensi dan Program Magang.10

1. Character Building

Character Building adalah program dasar dan wajib dijalani setiap

anggota yang bertujuan pembentukan karakter dengan menanamkan nilai-nilai

10
Majalah Sahabat edisi Januari 2017.
64

keagamaan (kesadaran dalam beribadah). Pada program ini, ada 8 program

wajib yang harus dijalankan setiap anggota.11

a. Solat wajib

b. Solat rawatib mu’akad

c. Solat dhuha

d. Solat tahajud

e. Baca Al-Qur’an dan terjemah

f. Shodaqah

g. Menabung haji

h. Olahraga

Selain program tersebut, ada beberapa kegiatan sehari-hari yang

berlangsung di rumah relawan menunjang kebutuhan rohani anggota

komunitas Sahabat Muda. Seperti membaca al-matsurot setiap subuh dan

magrib bersama, pengajian ceramah setiap hari rabu dan kegiatan tersebut

memanggil ustad dari luar, program ruqiyah, serta baca Al-Qur’an bersama,

dhuha dan tahajud bersama.

2. Program Kompetensi

Program kompetensi adalah pelatihan bagi anggota guna menambah

pengalaman, pengetahuan serta mengasah kemampuan pada bidang yang

digeluti. Pada program ini di dalamnya sudah termasuk program sosial. Pada

program ini terdapat 2 kompetensi program yang sifatnya pun berbeda.

11
Wawancara pribadi dengan Zulfa Arifiyah.
65

Pada program wajib menjadi program yang sifatnya sosial seperti

helping people dan pelatihan kompetensi. Pada program kompetensi pilihan

anggota diarahkan kepada bidang entrepreneur. Pada program inilah anggota

bisa memulai belajar bisnis serta langsung memulai prakteknya.12

Tabel 3
Program Kompetensi

Kompetensi Wajib Kompetensi Pilihan

Fundraising Reseller

PD (Pelayanan Donatur) Kanvasing

ADM (administrasi) Journalist

HP (Helping People) LWS (Leraning Without School)

Keuangan Ternak

Program helping people yang menjadi program sosial pelayanan

dhuafa dan pemberdayaan umat terbagi menjadi menjadi 4. 1. Perawatan dan

pelayanan jompo. 2. Pelayanan membersihkan tempat ibadah masjid/mushola.

3. Pelayanan membuka taman baca dan berkreasi bagi anak-anak. 4. Pelayanan

merapikan, membersihkan dan melayani panti asuhann/disabilitas.13

3. Program Magang

Program magang di sini anggota diberikan kesempatan mengunjungi

kota lain untuk belajar mengenai program yang hanya ada di kota tersebut.

Biasanya, pada program ini adalah perekrutan untuk mahasiswa yang sudah

12
Wawancara pribadi dengan Zulfa Arifiyah.
13
Majalah Sahabat edisi 23 November 2016.
66

lulus. Mereka yang mengikuti program magang akan memilih kota yang dituju

mengingat setiap kota mempunyai program yang berbeda, khususnya pada

program kompetensi. Adapun program magang dibagi menjadi 2:14

a. Magang liburan jangka waktu 2 minggu sampai 1 bulan

b. Magang intensif jangka waktu 3-6 bulan

Adapun program magang sebagai berikut:15

a. PSM Surabaya. Di Surabaya, program magang yang bisa geluti nanti

adalah bisnis perdagangan, reseller, kanvasing, merchandise,

toko/outlet/counter/CFD dan lainnya.

b. PSM Malang. Program magang di kota Malang berfokus pada

pemberdayaan sosial masyarakat seperti LWS, mengajar atau guru TPQ

dan TK, penyuluhan lingkungan, sanitasi, bencana alam dan lainnya.

Tidak ketinggalan, khusus di kota Malang terdapat program tahfiz minimal

1 juz selama liburan kuliah serta mendalami teknik ruqyah.

c. PSM Jombang dan Kasembon. Di Jombang dan Kasembon ini memiliki

program magang di bidang pertanian, peternakan dan perikanan. Seperti,

ternak kambing, lele, bebek, holtikultura dan lainnya.

14
Wawancara pribadi dengan Zulfa Arifiyah.
15
Majalah Sahabat edisi 25 Januari 2017.
BAB IV

ANALISIS STRATEGI DAKWAH KOMUNITAS SAHABAT MUDA

BERDASARKAN TEORI SAYYID MUHAMMAD NUH

A. Memprioritaskan Dakwah Pada Generasi Muda

Salah satu faktor keberhasilan dalam berdakwah adalah

memprioritaskan target dakwah. Dengan memberikan prioritas, dakwah akan

menjadi lebih mudah karena seorang dai sudah bisa menentukan apa yang

harus dilakukan, bagaimana ia harus bersikap, materi apa yang harus

disampaikan serta dapat melihat dengan jelas cara berpikir seperti apa yang

akan ditemuinya.

Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam Strategi Dakwah Sayyid

Muhammad Nuh yang menjelaskan pentingnya prioritas dalam berdakwah,

seperti mendahulukan dakwah terhadap generasi muda daripada generasi tua.

Hal ini disebabkan generasi muda masih akan lebih mudah diarahkan.1 Lebih

jauh lagi dijelaskan, dakwah kepada generasi muda mudah diarahkan pada

pemikiran atau perilaku tertentu dan berinteraksi dengan mereka lebih

gampang daripada dengan orangtua yang telah mempunyai jalan sendiri,

ikatan, tanggung jawab, dan fungsi sosial atau usaha duniawi yang berat

ditinggalkan.2

1
Ulil Amri Syafri, Nu’im Hidayat, dkk. Dakwah Mencermati Peluang dan Problematika,
(Jakarta: STID Mohammad Natsir Press, 2007), h. 168.
2
Ahmad Muzammil, Strategi Dakwah & Pendidikan Umat, (Yogyakarta: Himam-Prisma
Media, 2004), h. 97.

67
68

Dakwah kepada generasi muda sekaligus memberi warna dan

membentuk kepribadian mereka. Di samping itu, sang dai juga tidak

memerlukan waktu lama untuk membersihkan generasi muda dari kerancuan

dan tradisi jahiliyah, ia hanya harus menghiasi dan mengisi mereka dengan

keutamaan-keutamaan dan tradisi Islam. Generasi muda hari ini adalah

orangtua di hari esok, dan pemuda merupakan masa depan umat.3

Memilih memberikan prioritas utama dalam berdakwah seperti yang

dilakukan oleh Rasulullah Saw. Sebagaimana yang sudah kita ketahui, pada

masa awal perjuangannya dalam berdakwah, Rasulullah Saw memulai

berdakwah pada kerabat dekat, sanak saudara. Sebagaimana diterangkan dalam

firman Allah Swt:4

٤١٢ َ‫ِيرت َ َك ۡٱۡل َ ۡق َر ِبين‬


َ ‫عش‬َ ‫َوأَنذ ِۡر‬
Artinya: “Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu (Muhammad)

yang terdekat.” (QS. Asy-Syuara’: 214).

Strategi dakwah ini telah diterapkan juga oleh komunitas Sahabat Muda

dalam menjaring relawan yang akan diterimanya. Sebagaimana yang sudah

dijelaskan pada latar belakang berdirinya komunitas Sahabat Muda, bahwa

mereka menerima relawan khusus anak muda usia 16 sampai 25 tahun.

Upaya memberikan prioritas terhadap anak muda ini pun sudah

dipikirkan oleh Deddy Wahyudi selaku pembina dan penasehat komunitas

Sahabat Muda yang menjelaskan bahwa anak muda adalah masalah yang akan

3
Ahmad Muzammil, Strategi Dakwah & Pendidikan Umat, h. 97
4
Ulil Amri Syafri, Nu’im Hidayat, dkk. Dakwah Mencermati Peluang dan Problematika,
h. 168.
69

datang. Sehingga, mereka harus dibina dengan benar agar menjadi generasi

muda yang bermanfaat.

“Karena anak muda adalah problema yang akan datang jika tidak
dibina dengan serius. 10 tahun lagi anak-anak muda ini adalah orang-
orang yang akan menjadi orang dewasa, orang yang memiliki
kemampuan untuk mengelola usaha, jabatan, politik, kepemimpinan.
Sangat disayangkan jika tidak dibekali dengan bagus. Atau karena tidak
dibekali dengan benar, mereka yang akan menjadi masalah yang akan
datang.”5

Terdapat suatu indikasi, jika generasi muda telah mampu memahami

ajaran Islam dengan baik dan telah menjadikan keimanan (keyakinan

beragama) sebagai bagian integral dari kepribadiannya, maka keimanan itulah

yang akan mengawasi segala tindakan, perkataan dan kondisi emosional.6

Mendahulukan berdakwah kepada generasi muda memang karena

merekalah yang lebih besar mempunyai peranan dalam pembangunan suatu

daerah, bahkan negara. Hal ini pun terkhusus kepada generasi muda Islam di

mana kita tinggal di Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbanyak

di dunia.

Partisipasi generasi muda Islam dalam pembangunan cukup besar

makna dan andilnya. Hal ini bisa dibuktikan dengan banyaknya

organisasi/komunitas kepemudaan yang bernafaskan Islami.

Organisasi/komunitas ini berusaha mendinamisir untuk aktif berbuat,

berkreatifitas ke arah yang lebih maju sehingga para generasi muda mampu

5
Wawancara pribadi dengan Deddy Wahyudi pembina dan penasihat komunitas sahabat
Muda. Jakarta, 7 Februari 2017.
6
Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, (PT Asdi Mahastya, 1989), h. 93
70

menopang pembangunan suatu daerah. Sehingga, hal ini mampu menghambat

terjadinya kenakalan remaja dan pengangguran.7

Jika suatu daerah di mana generasi mudanya telah sukses dalam segi

pembangunan, maka akan timbul lebih besar gairah untuk beribadah. Selain

itu, keberhasilan suatu daerah tersebut, mampu menolak timbulnya kembali

komunisme dan ideologi yang dapat merusak agama.8

Berdakwah kepada generasi muda adalah cara efektif dalam mencapai

sasaran pembangunan. Jelas, besar partisipasi generasi muda yang Islami akan

sangat efektif dan berpengaruh peranannya pada pembangunan suatu daerah.

Nilai keefektifan dan besar pengaruhnya peranan generasi muda pada

pembangunan suatu daerah didasari karena hal yang paling penting dalam

pembangunan itu sendiri adalah membangun mental spiritual. Jika mental

bangsa, masyarakat apalagi generasi muda telah rusak, maka pembangunan

yang dilaksanakan sekarang akan menjadi sia-sia.9

Maka, mendahulukan dakwah kepada generasi muda menjadi hal yang

penting. Mengingat, pastisipasi generasi muda sangat besar artinya bagi

pembangunan, khususnya membangun mental. Merekalah yang akan

menentukan dalam tercapainya suatu kemajuan/kemakmuran bagi suatu

bangsa.10

7
Suraiya, Peranan Generasi Muda Islam dalam Era Pembangunan, (Jakarta:
Departemen Agama RI, 1985), h. 32.
8
Suraiya, Peranan Generasi Muda Islam dalam Era Pembangunan, h. 31.
9
Suraiya, Peranan Generasi Muda Islam dalam Era Pembangunan, h. 31
10
Suraiya, Peranan Generasi Muda Islam dalam Era Pembangunan, h. 31.
71

Di sisi lain, mendahulukan dakwah kepada generasi muda agar mereka

dapat membentuk dirinya menjadi pribadi yang matang jiwa sosial

sebagaimana visi misi komunitas Sahabat Muda dan matang jiwanya. Dengan

falsafah hidup yang jelas inilah, ia akan menyediakan ukuran yang

sesungguhnya bagi kedewasaan sosial dan kejiwaan. Maka, orang yang telah

dewasa dari segi sosial, adalah yang mengetahui bahwa kebahagiaannya

berhubungan erat dengan kebahagiaan oranglain. Dan juga orang yang matang

dari segi kejiwaan adalah orang yang perhatiannya tidak berkisar pada dirinya

dan pemenuhannya saja. Akan tetapi, ia menjaga agar dalam setiap

perbuatannya ada kepentingan kelompoknya, dan hubunganya dengan anggota

lawan jenis tidak tercemar atau dikuatirkan. Di samping masalah seks tidak

banyak menggangu pikirannya. Ia selalu berusaha untuk mandiri dalam

menyelesaikan persoalannya, dan ia tidak lari menghadapi persoalan, tanpa

usaha memecahkannya, di samping itu ia tidak hidup selalu dalam khayal dan

angan-angan.11

Oleh sebab itu, melihat generasi muda adalah estafet perjuangan dan

penerus bangsa, langkah komunitas Sahabat Muda dalam memberikan prioritas

atau mengkhususkan relawan dari usia 16 sampai 25 tahun adalah hal yang

tepat dalam strategi dakwahnya.

11
Zakiah Darajat, Penyesuaian Diri: Lapangan Implementasi dari Penyesuaian Diri,
(Jakarta: Bulan Bintang, 1983), h. 98-99.
72

B. Mencetak Relawan yang Berkarakter Islami

Membentuk karakter yang Islami terhadap relawan menjadi strategi

selanjutnya yang dilakukan komunitas Sahabat Muda kepada para anggotanya.

Pembentukan karakter terhadap relawan dengan muatan nilai-nilai Islami ini

untuk membentuk pondasi anak muda yang kokoh. Menjadi seorang muslim

yang taat dan bisa menjadi cerminan umat muslim lainnya.

“Pada dasarnya, pondasi sebagaimana manusia yang utuh no 1 itu


adalah karakter. Bangunan apa pun jika diletakkan di atas pondasi
tersebut tidak akan masalah kalau karakter sudah terbentuk. Mau jadi
pedagang, guru, bahkan menjadi seorang pejabat, presiden sekalipun
kalau pondasinya sudah benar sebagaimana cerminan akhlak seorang
muslim, insya Allah tidak akan bermasalah.”12

Strategi yang dilakukan Sahabat Muda ini terhadap anggotanya menjadi

langkah yang tepat. Hal ini didukung oleh Strategi Dakwah dan Pendidikan

Sayyid Muhammad Nuh yang mengatakan bahwa, “Setiap muslim dengan

beragam profesi bisa menjadi seorang yang baik. Berbagai aktivitas dapat

mendekatkan diri kepada Allah Swt dan juga dapat bermanfaat bagi oranglain.

Oleh karena itu, setiap muslim hendaknya menjadikan seluruh hidupnya

sebagai sarana berdakwah dan mengajak oranglain ke jalan yang baik. Jika

dakwah dilakukan dengan sungguh-sungguh, insya Allah, akan mampu

mempengaruhi dan mengajak orang-orang ke arah yang benar. Apalagi, saat

ini manusia hidup dalam suasana jahilliyah modern yang mudah tertipu daya

oleh simbol hidup modern.”13

12
Wawancara pribadi dengan Deddy Wahyudi.
13
Ulil Amri Syafri, Nu’im Hidayat, dkk. Dakwah Mencermati Peluang dan
Problematika, h. 162.
73

Hal ini sebagaimana yang tertulis dalam firman Allah Swt.14

‫ار ِإ ۡذ ت َ ۡأ ُم ُرونَنَا ٓ أَن نَّ ۡكفُ َر‬


ِ ‫ٱستَ ۡك َب ُرواْ َب ۡل َم ۡك ُر ٱلَّ ۡي ِل َوٱلنَّ َه‬
ۡ َ‫ض ِعفُواْ ِللَّذِين‬ ۡ ُ ‫ٱست‬ ۡ َ‫َوقَا َل ٱلَّذِين‬
َٰ
ِ ‫اب َو َج َع ۡلنَا ۡٱۡل َ ۡغلَ َل فِ ٓي أ َ ۡع َنا‬
‫ق‬ َ ۚ َ‫س ُّرواْ ٱلنَّدَا َمةَ لَ َّما َرأ َ ُواْ ۡٱل َعذ‬
َ َ ‫ٱَّللِ َون َۡج َع َل لَ ٓۥهُ أَندَادٗ ۚا َوأ‬
َّ ‫ِب‬
ْۖ
٣٣ َ‫ٱلَّذِينَ َكفَ ُرواْ ه َۡل ي ُۡجزَ ۡونَ ِإ ََّّل َما َكانُواْ َيعۡ َملُون‬

Artinya: “Dan orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-


orang yang menyombongkan diri: “(Tidak) sebenarnya tipu daya(mu) di waktu
malam dan siang (yang menghalangi kami), ketika kamu menyeru Kami supaya
Kami kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya”. Kedua
belah pihak menyatakan penyesalan tatkala mereka melihat azab. Dan Kami
pasang belenggu di leher orang-orang yang kafir. Mereka tidak dibalas
melainkan dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Saba’: 33).

Setiap muslim dengan kemampuan masing-masing bisa menjadikan

setiap aktivitas yang digelutinya sebagai jalan untuk menunjukkan oranglain

menuju jalan yang lurus. Seorang dokter, insinyur, astronom, ahli geografi,

sejarahwan, apoteker, petani, pedagang, teknokrat, dan lain sebagainya, dengan

profesinya masing-masing bisa menjadi seorang dai (penyeru dan pengajak) ke

jalan Allah dengan beberapa syarat. Pertama, ia menjalankan profesinya

sebagai aktifitas untuk mendekatkan diri kepada Allah. Kedua, menjadikan

profesinya sebagai sarana yang bisa bermanfaat bagi umat dan dirinya,

sekaligus sebagai pelayanan terbaik kepada oranglain.15

Sebagaimana yang dijelaskan Sayyid Muhammad Nuh, seorang muslim

hendaknya mau menjadikan hidupnya sebagai sarana dakwah dan mau

mengajak oranglain ke jalan yang lebih baik. Nah sebelum melakukan dakwah

bil hal inilah, hal terbaik yang harus dilakukan kepada oranglain adalah

Ulil Amri Syafri, Nu’im Hidayat, dkk. Dakwah Mencermati Peluang dan
14

Problematika, h. 162.
15
Ahmad Muzammil, Strategi Dakwah & Pendidikan Umat, h. 91-92.
74

relawan memperbaiki diri untuk bisa menjadi contoh dahulu. Sehingga,

dilatihlah setiap anggota Sahabat Muda untuk memperbaiki diri menjadi

pribadi yang lebih baik agar bisa menjadikan hidupnya sebagai sarana dakwah.

“Di Sahabat Muda kita menerapkan dakwah bil hal. Tetapi, sebelum
melakukan dakwah bil hal, yang terbaik adalah menjadi contoh. Untuk
melangkah dakwah bil hal, harus siap menjadi contoh dahulu. Oleh
karena itu, karakter-karakter Sahabat Muda ini bisa menjadi contoh.
Jadi, kita bentuk karakter-karakter relawan sesuai dengan integritas
Islam, menjadi seorang muslim.”16

Membentuk relawan agar memiliki karakter Islami dipandang sebagai

cara yang dapat menanggulangi kenakalan remaja. Dalam hal ini, ada beberapa

ulama yang telah aktif membahas kenakalan remaja. Menurut sebagian ulama,

kenakalan remaja dapat disoroti secara Islami: terkhusus dari segi tuntunan

akhlaqul karimah (etika Islam). Nilai-nilai akhlaqul karimah adalah suatu

standar nilai untuk mengukur adanya pelanggaran etis atau bahkan tidak

adanya. Dari sudut pandang lain internalisasi nilai-nilai akhlaqul karimah

dimaksudkan untuk membina kembali anak-anak delinkwen (kenakalan

remaja), sebagai upaya untuk menanggulanginya.17

Ibnu Maskawaih memberi isyarat adanya proses belajar mengajar

antara pendidik dan anak didik: sistem pendidikan formal akan banyak

menunjang proses internalisasi nilai-nilai akhlaq. Bukan hanya proses belajar

mengajar yang dapat digunakan untuk menginternalisasi nilai-nilai tersebut,

akan tetapi peranan kedua orangtua di rumah tidak kalah pentingnya. Orangtua

dapat memberi contoh langsung kepada anak-anak dalam ruang lingkup

16
Wawancara pribadi dengan Deddy Wahyudi.
17
Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, (PT Asdi Mahastya, 1989), h. 3
75

terdekat: keteladanan yang diberikan menyangkut nilai-nilai luhur akhlaqul

karimah yang tercakup di dalam nilai-nilai keutamaan: termasuk menanamkan

nilai-nilai akhlaqul karimah terhadap anak dapat dilakukan di luar rumah, akan

tetapi tidak melalui proses belajar mengajar. Langkah tersebut dapat dilakukan

dengan cara mencarikan atau memilihkan teman-teman bermain yang baik.

Orangtua dengan cara mencarikan atau memilihkan teman dengan siapa dan di

kelompok mana anak-anak dapat bermain dengan leluasa untuk

mengembangkan aktifitas dan kreatifitasnya secara Islami.18

Dalam mencetak generasi muda yang berkarakter Islami, jika kita lihat

dari fungsi pendidikan karakter berbasis agama, memiliki fungsi yang baik

untuk relawan komunitas Sahabat Muda. Adapun di antaranya sebagai

berikut:19

a) Menanamkan nilai-nilai ajaran agama sebagai pedoman mencapai

kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat kelak.

b) Pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha

Esa serta berkarakter (akhlak mulia) terhadap relawan seoptimal

mungkin, yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan

keluarga.

c) Penyesuaian mental relawan terhadap lingkungan fisik dan sosial

melalui pendidikan agama.

d) Perbaikan kesalahan, kelemahan relawan dalam kehidupan sehari-hari.

18
Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, h. 3-4.
19
Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienchiechie, Pendidikan Karakter: Pendidikan
Berbasis Agama dan Budaya Bangsa, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013), h. 194-195.
76

e) Pencegahan relawan dari hal-hal negatif dari budaya luar yang

ditemuinya.

f) Pengajaran ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan

tidak nyata), sistem dan fungsionalnya.

g) Penyaluran relawan untuk mendalami pendidikan agama.

Dijelaskan bahwa tujuan dari pendidikan karakter adalah untuk

mengoptimalkan potensi manusia yang diberikan Allah Swt. Fungsi dari

pendidikan karakter itu sendiri untuk menyelaraskan fungsi akal, emosi (rasa),

dan nurani. Sehingga, hasil pendidikan bervisi Islam menurut Tubagus Maan

Suherman adalah sebagai berikut:20

1) Generasi yang berkarakter soleh.

2) Generasi thayyibah. Seperti yang dijelaskan dalam firman Allah surat


Ali Imran ayat 110.

‫ع ِن ۡٱل ُمن َك ِر‬َ َ‫وف َوت َ ۡن َه ۡون‬ ِ ‫اس ت َ ۡأ ُم ُرونَ ِب ۡٱل َمعۡ ُر‬ ِ َّ‫ُكنت ُ ۡم خ َۡي َر أ ُ َّم ٍة أ ُ ۡخ ِر َج ۡت ِللن‬
َ‫ب لَ َكانَ خ َۡي ٗرا لَّ ُه ۚم ِم ۡن ُه ُم ۡٱل ُم ۡؤ ِمنُون‬
ِ َ ‫ٱَّللِ َولَ ۡو َءا َمنَ أ َ ۡه ُل ۡٱل ِك َٰت‬
ِۗ َّ ِ‫َوت ُ ۡؤ ِمنُونَ ب‬
١١١ َ‫َوأ َ ۡكثَ ُر ُه ُم ۡٱل َٰفَ ِسقُون‬
Artinya: “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan
untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan
mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya
Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara
mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-
orang fasik.” (QS. Ali Imran: 110).

3) Generasi yang ibadurrahman seperti yang dijelaskan dalam surat Al-

Asr ayat 3.

َّ ‫ص ۡواْ بِٱل‬
٣‫ص ۡب ِر‬ ِ ‫ص ۡواْ بِ ۡٱل َح‬
َ ‫ق َوتَ َوا‬ َّ َٰ ‫إِ ََّّل ٱلَّذِينَ َءا َمنُواْ َو َع ِملُواْ ٱل‬
ِ ‫ص ِل َٰ َح‬
َ ‫ت َوتَ َوا‬

20
Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienchiechie, Pendidikan Karakter: Pendidikan
Berbasis Agama dan Budaya Bangsa, h. 202.
77

Artinya: “Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan

kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling

menasehati untuk kesabaran.” (QS. Al-Asr: 3).

4) Generasi yang sosialistik yang dijelaskan dalam surat Al-Balad ayat 18.
ٓ
ُ ‫أ ُ ْو َٰلَ ِئ َك أَصۡ َٰ َح‬
١١ ‫ب ۡٱل َم ۡي َمنَ ِة‬
Artinya: “Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu)

adalah golongan kanan.” (QS. Al-Balad: 18).

Oleh sebab itu, semoga komunitas Sahabat Muda mampu mencetak

relawan yang kokoh karakter Islamnya, baik akhlaknya dan menjadi

sebagaimana dari hasil pendidikan karakter bervisi Islam.

1. Program Character Building Praktek Langsung Menjadikan Relawan

Rajin Beribadah

Program character building menjadi program praktek langsung

relawan Sahabat Muda mengaplikasikan pemahaman beribadah dalam

kehidupan sehari-hari. Sehingga, relawan tidak hanya dibekali oleh

pemahaman mengenai beribadah saja, melainkan memulainya langsung

secara praktek.

“Sebetulnya pendekatan karakter saat ini hanya sekedar wawasan. Nah,


di Sahabat Muda ini kita berpikir bagaimana caranya pendekatan
karakter menjadi sebuah aktivitas. Kami mencoba memformat di
Sahabat Muda ini menjadi sebuah aktivitas tindakan yang dibangun
sebuah komitmen. Misalnya, bisa bangun solat tahajud, menabung haji.
hal ini yang sebetulnya sudah diajarkan orangtua kita sejak kecil,
namum kita belum melaksanakannya karena belum sadar. Dan baru
sadar saat beranjak dewasa.”21

21
Wawancara pribadi dengan Deddy Wahyudi.
78

Menjalankan program character building secara praktek menjadi salah

satu metode dalam pendidikan karakter. Jadi, dilihat dari segi medianya,

metode pendidikan karakter dapat dibagi menjadi 3 kawasan besar:22

1) Dengar (telling), yaitu menyangkut pemberia informasi tentang pikiran-

pikiran, konsep-konsep, teori-teori, ajaran dan sebagainya. Hal ini bisa

dimaksudkan seperti kegiatan pengajian cerama mingguan komunitas

Ssahabat Muda.

2) Lihat (showing), yaitu selain secara lisan, juga dipertunjukan.

3) Tindakan (doing), yaitu relawan diberi kesempatan mencoba

melakukan sesuatu. Hal ini sebagaimana program character building

maupun program praktek langsung lainnya di komunitas Sahabat

Muda.

Program character building didukung oleh teori Sayyid Muhammad

Nuh yang menjelaskan bahwa menyampaikan dakwah haruslah melalui

pemahaman dan praktek yang menyeluruh, sinergis dan seimbang (ada

ketauladan). Dalam menjalankan strategi dakwah, Islam harus dipandang

menyeluruh. Jadi, harus ada akidah dan akhlak, ibadah dan aturan hidup

serta agama yang bersifat universal. Manusia harus dipandang menyeluruh

sebagai akal, fisik dan hati.23

Metode Rasulullah Saw dalam menyampaikan dakwah dan pendidikan

berlandaskan pada pemahaman dan praktik yang menyeluruh, sinergis dan

22
Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciechie, Pendidikan Karakter: Pendidikan
Berbasis Agama dan Budaya Bangsa, h. 229.
23
Ulil Amri Syafri, Nu’im Hidayat, dkk. Dakwah Mencermati Peluang dan
Problematika, h. 170.
79

seimbang. Beliau sama-sama mementingkan akal, hati dan badan agar

jangan sampai satu aspek mengalahkan aspek lain atau yang satu lebih

menonjol daripada lainnya.24

Menjalankan program character building menjadi hal yang tidak

mudah pula. Bagi yang tidak terbiasa, tentu membutuhkan pembiasaan diri

terlebih dahulu. Seperti melakukan solat tahajud. Kalau tidak terbiasa, akan

sulit untuk bangun malam sehingga menjadi laporan tidak mengerjakan

salah satu program character building tersebut.

Menariknya, praktek menjalankan program ini tidak dengan

memaksakan relawan, melainkan dengan komitmen diri sendiri dan saling

menasehati.

“Sadar…. Dakwahnya simpel, Seperti character building. Tahajud


yang jarang, di sini belajar konsisten untuk beribadah. Hal-hal kecil
lainnya, kalo makan harus duduk, pakai tangan kanan, di sini sudah
saling menegur.”25

Budaya saling tegur-menegur, nasehat-menasehati inilah menjadi nilai

dakwah yang baik. Sehingga menciptakan atsmosfer di dalam komunitas

Sahabat Muda rasa nyaman yang membuat dakwah itu diterima oleh sesama

anggota.

“Peranan dakwah yang dilakukan terhadap anggota bisa saya rasakan.


Seperti yang saya jalankan saat ini, di mana saya mengajarkan kepada
sesama relawan pelatihan karakter. Saya ajak juga baca al-matsurot.
Saling mengingatkan saja kepada sesama relawan. Misal ada relawan
perempuan yang tidak pakai kerudung, kita tegur. Tidak solat kita tegur.
Tidak tahajud kita ingatkan juga tahajudnya”26

24
Ahmad Muzammil, Strategi Dakwah & Pendidikan Umat, h. 122.
25
Wawancara pribadi dengan Zulfa relawan mentor di Komunitas Sahabat Muda.
Surabaya, 31 Agustus 2016.
26
Wawancara pribadi dengan Isti relawan pendamping di Komunitas Sahabat Muda.
Surabaya, 3 September 2016.
80

Hal ini jelas menjadi strategi yang baik bagi lingkup komunitas Sahabat

Muda. Dakwah yang dilakukan tidak dengan memaksa, melainkan saling

menasehati ini sebagaimana yang sudah dijelaskan oleh firman Allah Swt.27

‫س ۚ ُن ِإ َّن‬
َ ‫ي أَ ۡح‬ ۡ ْۖ َ ‫ظ ِة ۡٱل َح‬
َ ‫سنَ ِة َو َٰ َجدِل ُهم بِٱلَّتِي ِه‬ َ ‫سبِي ِل َربِ َك بِ ۡٱل ِح ۡك َم ِة َو ۡٱل َم ۡو ِع‬
َ ‫ۡٱدعُ إِلَ َٰى‬
١٤١ َ‫س ِبي ِلِۦه َو ُه َو أ َ ۡعلَ ُم ِب ۡٱل ُمهۡ تَدِين‬ َ ‫عن‬ َ ‫ض َّل‬ َ ‫َرب ََّك ُه َو أ َ ۡعلَ ُم ِب َمن‬
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang

tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang

yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl: 125).

Dan sebagaimana yang dijelaskan dalam strategi dakwah Sayyid

Muhammad Nuh, bersikap lemah lembut dalam berdakwah dan mendidik

merupakan kunci utama menarik simpati hati dan pemikiran manusia karena

pada umumnya mansuia tidak menyukai kekerasan dan kekasaran.28

Berdakwah dengan lemah lembut yang menjadi tuntunan Islam sudah

dijelaskan dalam firman Allah Swt surat Ali Imran ayat 159.29

‫ب َلَنفَضُّواْ ِم ۡن َح ۡو ِل ْۖ َك‬ ِ ‫ظ ۡٱلقَ ۡل‬


َ ‫غ ِلي‬
َ ‫ظا‬ ًّ َ‫نت ف‬
َ ‫نت َل ُه ۡ ْۖم َولَ ۡو ُك‬ َّ َ‫فَ ِب َما َر ۡح َم ٖة ِمن‬
َ ‫ٱَّللِ ِل‬
ۚ َّ ‫علَى‬
ِ‫ٱَّلل‬ َ ‫ت فَتَ َو َّك ۡل‬ َ ‫ٱست َ ۡغ ِف ۡر لَ ُه ۡم َوشَا ِو ۡر ُه ۡم ِفي ۡٱۡل َ ۡم ْۖ ِر فَإِذَا‬
َ ‫عزَ ۡم‬ ۡ ‫ع ۡن ُه ۡم َو‬
َ ‫ف‬
ُ ‫ٱع‬ۡ َ‫ف‬
ۡ
١١١ َ‫ٱَّللَ ي ُِحبُّ ٱل ُمتَ َو ِكلِين‬ َّ ‫ِإ َّن‬

Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah


lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu
ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan

27
Hasanuddin, Manajeman Dakwah, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2005), h. 39.
28
Ulil Amri Syafri, Nu’im Hidayat, dkk, h. 164.
29
Ulil Amri Syafri, Nu’im Hidayat, dkk, h. 164.
81

bermusyawaralhlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila


kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah memnyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-
Nya.” (QS. Ali Imran: 159).

Dilaksanakannya program character building, bertujuan agar setiap

relawan mempunyai jiwa dan karakter pribadi yang lebih baik untuk diri

mereka sendiri. Sehingga segala aktivitas ibadah yang sudah dilakukan

dilandaskan untuk mendapatkan ridha Allah Swt, agar mereka semua bisa

memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.

“Umumnya mencapai mandiri itu bisa dengan segala cara. Tetapi, tidak
akan mungkin menjadi sebuah yang sempurna kalau karakter setiap
anggota tidak menjadi/tidak mengalami sebuah perbaikan. Pasti ada
ketimpangan secara jiwa. Mandiri dalam arti secara financial, pekerjaan
dan sebagainya. Kalau mandiri berkarakter pasti akan lebih menjadi
pribadi yang lebih baik.”30

Hal ini sebagaimana yang dirasakan oleh relawan mentor Nuri pada

program character building. Di mana ia sangat yakin bahwa hal utama yang

perlu dilakukan oleh manusia untuk mencapai sesuatu adalah dengan

memperbaiki diri, dan memperkuat ibadah. Insya Allah segalanya akan

dipermudah.

“99% saya yakin untuk bisa berhasil menjadi seorang social


entrepreneur dengan fokus pada diri sendiri untuk memperkuat ibadah.
Yang menentukan keberhasilan itu Yang Maha Kuasa. Jadi, wajib
sekali untuk kita memperbaiki diri setiap hari. Khususnya solat tahajut.
Kalau tahajutnya sudah rajin setiap hari, maka Insya Allah yang lain
akan dipermudah.”31

Sahabat Muda, dalam hal ini berupaya bagaimana membentuk

kesadaran beribadah anak muda saat ini agar tidak lagi bermalas-malasan

30
Wawancara pribadi dengan Deddy Wahyudi.
31
Wawancara pribadi dengan Sohlatul Nuriyah Relawan Mentor komunitas Sahabat
Muda. Surabaya, 1 September 2016.
82

apalagi sampai tidak dikerjakan. Melalui program character building atau

yang sering disebut sebagai program 8 karakter ini, menjadi strategi

komunitas Sahabat Muda melatih anak muda agar melaksanakan ibadah

tidak berat hati, bahkan menjadi sebuah kebiasan sehari-hari.

“Di Sahabat Muda ini juga menanamkan 8 karakter. Apa sih karakter
itu? Karakter adalah sesuatu yang baik yang diyakini dan selalu
dilakukan terus menerus. 8 karakter ini di sini lebih condong kepada
ibadah (wajib dan sunnah). Di sini kita dilatih mengontrol karakter kita
dengan menggunakan lembaran latihan karakter bersama. tidak hanya
dikontrol, tapi ada kakak-kakak yang selalu siap mengontrol karakter
para relawan dengan cara menyetor apa saja yang tidak mereka
kerjakan dalam setiap harinya. Awalnya memang sulit untuk bisa full
melaksanakan 8 karakter tersebut. Tapi setelah beberapa bulan berjalan,
semuanya akan bisa menjadi terbiasa dengan sendirinya.”32

Adapun program tersebut di antaranya:

a. Solat Wajib

Melaksanakan solat wajib memang sudah seharusnya dilaksanakan

bagi seorang muslim yang sudah baligh. Oleh sebab itu, mendidik

relawan agar rajin dalam beribadah, teratur dalam mengerjakan solat

adalah hal yang sangat baik mengingat solat adalah ibadah wajib.

Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra meriwayatkan

pada suatu hari Rasulullah Saw tengah duduk bersama para sahabatnya

ketika tiba-tiba datang seorang laki-laki dan bertanya, “Apakah Islam?”

Nabi Saw menjawab, “Islam adalah semata-mata beribadah kepada Allah

dan tidak mempersekutukannya: mengerjakan salat secara teratur,

32
Wawancara pribadi dengan Faiz Relawan Baru Sahabat Muda Surabaya. Surabaya, 6
September 2016.
83

membayar zakat dan berpuasa di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari dan

Muslim).33

b. Solat Rawatib Mu’akad

Kegiatan salat rawatib pun demikian sama dilaksanakan

sebagaimana menjalankan ibadah solat. Namun, relawan hanya

diwajibkan menjalani solat rawatib yang muakad saja. Seperti 2 rakaat

sebelum subuh, 2 rakaat sebelum dan sesudah zuhur, 2 rakaat setelah

magrib, dan 2 rakaat setelah isya.

Seorang muslim yang memperbanyak solatnya, termasuk dengan

solat rawatib, maka ia akan diangkat derajatnya dan menjadi teman

Rasulullah Saw di surga. Diriwayatkan dari Rabiah bin Ka’ab Al-Aslami

ra menyebutkan, “Aku pernah menginap di rumah Rasulullah Saw. Aku

membawakan air wudhu dan keperluan beliau. Beliau berkata, ‘Mintalah

sesuatu.’ Aku menjawab, ‘Aku ingin menjadi orang yang menemanimu

di surga.’ ‘Ada permintaan lain?’ tanya beliau. ‘Itu saja.’ Jawabku.

Beliau bersabda, ‘Bantulah aku untuk memenuhi keinginanmu itu

dengan memperbanyak sujud.” (HR. Muslim).34

c. Solat Dhuha

Melaksanakan solat dhuha biasanya dilaksanakan di rumah

relawan pada pukul 7.30 sampai pukul 9.00 dilaksanakan sebelum

kegiatan briefing pagi relawan. Tujuan melaksanakan solat dhuha adalah

33
Anwarul Haq, Bimbingan Remaja Berakhlaq Mulia, Cara Praktis Hidup Sehari-hari,
(Bandung: Marja, 2004), h. 14
34
Abdillah F. Hasan, 200 Amal Saleh Berpahala Dahsyat, h. 96
84

agar manusia mendapatkan hidup setenang dan seindah mungkin.

Ketenangan hidup inilah yang dicari dari mereka-mereka yang ingin

sukses dunia dan akhirat. Dengan melaksanakan solat dhuha, berarti

seorang hamba tengah mengakbarkan Tuhan. Sehingga, akan muncul

rasa kebergantungan kepada Tuhan; ketika masalah menggucang hati dan

jiwa, hanya Tuhanlah tempat bergantung.35

َّ ْ‫َٰيَٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُ ٓواْ إِذَا لَ ِقيت ُ ۡم فِئ َ ٗة فَ ۡٱثبُتُواْ َو ۡٱذ ُك ُروا‬
َ‫ٱَّللَ َكثِ ٗيرا لَّعَلَّ ُك ۡم ت ُ ۡف ِل ُحون‬
٢١

Artinya: ... Maka berteguh hatilah dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-

banyaknya (berzikir dan berdoa) agar kamu beruntung. (QS. Al-Anfal 8:

45).

Maka, solat dhuha menjadi pengukuh dan media bagi seorang

hamba untuk mengingat Allah Swt. Sehingga, jika kita ingin

mendapatkan ketengan hidup, pintu rezeki dibuka, kerjakanlah solat

dhuha secara teratur.

d. Solat Tahajud

Kegiatan solat tahajud jika di rumah relawan dilaksanakan pukul

3.30. Biasanya relawan yang sudah bangun akan membangunkan

relawan lainnya untuk melaksanakan solat tahajud. Kegiatan ini

dilakukan sampai azan subuh dan dilanjutkan membaca al-matsurat

bersama.

35
Sabiel El-Ma’rufie, Shalat dhuha, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2013), h. 37.
85

Hikmah dari menjalankan solat tahajud ini adalah mendapatkan

kebaikan dunia dan akhirat dengan menyelesaikan terlebih dahulu segala

urusan kepada Allah Swt Sang Pencipta.36

Jabir ra meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Sungguh,

pada waktu malam, ada satu saat yang jika seorang muslim memohon

kebaikan kepada Allah ta’la, baik berkaitan dengan urusan dunia maupun

urusan akhirat, niscaya Allah mengabulkannya. Adapun satu saat itu, ada

pada setiap malam.” (HR. Muslim).37

e. Baca Al-Qur’an dan Terjemah

Membaca Al-Qur’an dan terjemah dilakukan secara bersama-sama

oleh seluruh relawan dan staff pegawai Lembaga Amal Zakat Shadaqah

(LAGZIS) Suarabaya pada pukul 7.30 sampai pukul 8.00. Setiap orang

akan membaca satu halaman ayat suci Al-Qur’an dan dibaca dengan

keras. Hal ini agar jika ada yang salah bisa dikoreksi bersama-sama. Dan

pembacaan terjemahan dibaca oleh satu orang saja.

AL-Qur’an adalah petunjuk bagi umat muslim. Semakin sering kita

membaca membaca Al-Qur’an, maka semakin dekat kita menjemput

petunjuk kehidupan tersebut. Maka, seorang muslim yang sering

membaca Al-qur’an, insya Allah semakin dekat dan lekat hatinya

terhadap nilai-nilai keIslaman.38

36
Zaini Ali Akbar, Tobat, Tasbih, Tahajud, (Jakarta: PT Pena Pundi Aksara, 2009), h.
276.
37
Zaini Ali Akbar, Tobat, Tasbih, Tahajud, h. 276-277.
38
Hana Hanifah, Kenal, Dekat, Akhirnya Jatuh Cinta pada Al-Qur’an, (Jakarta: PT
Elexmedia Komputindo, 2016), h. 5-7.
86

‫ت ِمنَ ۡٱل ُهدَ َٰى‬ ٖ َ‫اس َو َب ِي َٰن‬


ِ َّ‫ان ُهدٗ ى ِللن‬ ُ ‫نز َل ِفي ِه ۡٱلقُ ۡر َء‬ ِ ُ ‫ِي أ‬
ٓ ‫ضانَ ٱلَّذ‬ َ ‫شَهۡ ُر َر َم‬
‫سفَ ٖر‬َ ‫علَ َٰى‬ َ ‫ضا أ َ ۡو‬ ً ‫ص ۡم ْۖهُ َو َمن َكانَ َم ِري‬ ُ َ‫شهۡ َر فَ ۡلي‬ َّ ‫ش ِهدَ ِمن ُك ُم ٱل‬
َ ‫ان فَ َمن‬ ِ ۚ َ‫َو ۡٱلفُ ۡرق‬
َ ‫ٱَّللُ بِ ُك ُم ۡٱلي ُۡس َر َو ََّل ي ُِريد ُ بِ ُك ُم ۡٱلعُ ۡس َر َو ِلت ُ ۡك ِملُواْ ٱ ۡل ِعدَّة‬
َّ ُ ‫ة ِم ۡن أَي ٍَّام أُخ ِۗ ََر ي ُِريد‬ٞ َّ‫فَ ِعد‬
١١١ َ‫علَ َٰى َما َهدَ َٰى ُك ۡم َولَ َعلَّ ُك ۡم ت َ ۡش ُك ُرون‬ َّ ْ‫َو ِلت ُ َك ِب ُروا‬
َ َ‫ٱَّلل‬
Artinya: Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan

Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan

mengenai petunjuk itu, dan pembeda (antara yang benar dan yang

batil).... (QS. Al-Baqarah: 185).

f. Shodaqah

Shodaqah salah satu program dari character building ini pastinya

bertujuan menjadikan relawan generasi muda yang gemar memberi.

Loyal terhadap sesama. Dan tidak melupakan ada orang-orang yang

membutuhkan dari sebagian harta kita. Setiap hari relawan diwajibkan

memberikan shodaqah berpapun jumlahnya, yang penting setiap hari

shodaqah.

Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah Saw yang menjelaskan

shodaqah yang paling utama dilakukan saat sedang lapang dan sedang

sangat mencintai harta kita.39

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwa ia berkata, “Seseorang

bertanya kepada Rasulullah Saw, ‘Wahai Rasulullah, sedekah apakah

yang paling afdhal?’Beliau menjawab, ‘Engkau bersedekah ketika masih

dalam keadaan sehat lagi loba, sangat ingin menjadi kaya dan khawatir

miskin. Jangan kau tunda hingga roh sudah sampai di kerongkongan,

39
Abdillah F. Hasan, 200 Amal Saleh Berpahala Dahsyat, h. 154.
87

baru berpesan untuk si fulan sekian dan untuk si fulan sekian. Padahal

harta itu sudah menjadi hak si fulan (ahli waris).” (HR. Bukhari).40

g. Menabung Haji

Kegiatan menabung haji menjadi bentuk kesungguhan relawan

yang ingin berhaji. Maka, relawan Sahabat Muda diajarkan menabung

haji sejak muda.

Bagi relawan yang sudah berkomitmen, relawan akan rajin mengisi

celengan yang sudah dibuat khusus dan diniatkan untuk berhaji. Banyak

dari relawan yang sudah langsung membuka buku rekening tabungan

haji. Jadi, uang yang sudah disetorkan tidak bisa dipakai lagi. Khusus

untuk ibadah haji. Perintah melaksanakan ibadah haji sebagaimana

dalam firman Allah Swt yang berbunyi:41

ۡ ِ ‫ض‬ َ ‫علَ َٰى ُك ِل‬ َ ‫وك ِر َج ٗاَّل َو‬ َ ُ ‫ج َي ۡأت‬ ۡ ِ َّ‫َوأَذِن فِي ٱلن‬
ٍ‫ام ٖر َيأتِينَ ِمن ُك ِل فَج‬ ِ ‫اس ِبٱل َح‬
‫علَ َٰى َما‬ ٍ ‫ٱَّللِ فِ ٓي أَي َّٖام َّمعۡ لُو َٰ َم‬
َ ‫ت‬ ۡ ْ‫ ِليَ ۡش َهد ُواْ َم َٰنَ ِف َع لَ ُه ۡم َويَ ۡذ ُك ُروا‬٤٢ ‫يق‬
َّ ‫ٱس َم‬ ٖ ‫ع ِم‬َ
٤١ ‫ير‬ ۡ
َ ‫س ٱلفَ ِق‬ ۡ ۡ ۡ
َ ‫َرزَ قَ ُهم ِم ۢن َب ِهي َم ِة ٱۡل َ ۡن َٰ َع ِْۖم َف ُكلُواْ ِم ۡن َها َوأَط ِع ُمواْ ٱل َبا ٓ ِئ‬
Artinya: Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji.
niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan
mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang
jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan
supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan
atas rezeki yang telah Allah berikan kepada mereka berupa binatang
ternak. Maka makanlah sebagian dan (sebagian lagi) berikanlah untuk
dimakan orang-orang yang sengsara lagi fakir. (QS. Al-Hajj 22: 27-28).

Tentunya, tujuan dari setiap muslim melaksanakan pergi haji agar

ia bisa mendapatkan haji yang mabrur. Di mana hajinya bisa membawa

40
Abdillah F. Hasan, 200 Amal Saleh Berpahala Dahsyat, h. 154.
41
Abdillah F. Hasan, 200 Amal Saleh Berpahala Dahsyat, h. 169-170.
88

dampak positif bagi perilaku seorang muslim setelah menunaikan ibadah

haji (baik habluminallah maupun habluminannas).42

h. Olahraga

Kegiatan ini bertujuan agar relawan tetap dalam keadaan prima.

Karena sebagai relawan Sahabat Muda, sebagai orang yang berdakwah

menjadi agen perubahan, mereka dituntut untuk menjaga dan memiliki

kondisi badan yang sehat. Kegiatan ini biasanya dilakukan setiap pagi

setelah solat subuh, membaca al-matsurot dan kegiatan bersih-bersih.

Menjaga kesehatan adalah anjuran Rasulullah Saw agar umatnya

kuat secara fisik dan kuat imannya juga. Dari Rifa’ah bin Rafi’ berkata,

“Abu Bakar Ash-Shiddiq berdiri di atas mimbar lalu menangis.

Kemudian ia berkata: ‘Rasulullah Saw pada tahun pertama hijrah berdiri

di atas mimbar, lalu menangis, dan bersabda: “Hendaklah kalian

memohon kepada Allah ampunan dan keselamatan/kesehatan. Setelah

dikaruniai keyakinan (iman), sesungguhnya seorang hamba tidak diberi

karunia yang lebih baik daripada keselamatan/kesehatan.”43

Dijelaskan, dimaksud dengan keselamatan adalah keselamatan

dunia akhirat. Keselamatan dunia yakni berupa selamat dari penyakit

yang berarti adalah kesehatan. Sehingga, menjaga kesehatan dengan

berolahraga adalah anjuran dari Rasululah Saw, karena beliau juga

42
Abdillah F. Hasan, 200 Amal Saleh Berpahala Dahsyat, h. 170
43
Majalah Sahabat rubrik Info Sehat edisi 05 Mei 2015, h. 44.
89

manusia yang gemar berolahraga. Baik memanah, berkuda, gulat

maupun berlari.44

2. Mengadakan Pengajian Ceramah Mingguan sebagai Siraman Rohani

Relawan

Pembentukan relawan dalam berkarakter Islami ini tidak hanya sekedar

dilaksanakan dengan praktek ibadah saja. Melainkan ada pengajian ceramah

mingguan yang biasanya dilakukan pada hari Rabu pagi pukul 08.00 sampai

pukul 09.00.

Kegiatan cermah ini dimaksud agar relawan bisa terus menambah ilmu

pengetahuannya tentang keagamaanya dan belajar langsung dari ahlinya

seperti para ustad yang didatangkan. Mengingat ajaran Islam masih sangatlah

luas, tidak sebatas ibadah wajib dan sunnah saja, sehingga kegiatan pengajian

mingguan ini baik untuk menambah wawasan keagmaan relawan.

“Materi yang disampaikan macem-macem, seperti tentang tauhid, fiqih,


tasawuf. Setiap ustad punya ciri khas materinya sendiri-sendiri yang
disampaikan. Misal ada ustad yang pernah ngisi materi mengenai
Rezeki. Beliau menyampaikan rezeki itu ada 4. 1. Yang sudah
ditanggung Alllah. 2. Rezeki manusia di dunia. 3. Rezeki yang
dijanjikan Allah. 4. Rezeki yang asli dan yang diniati. Materi yang
masih berkaitan juga seperti nikmatnya orang kaya dan nikmatnya
menjadi orang miskin.”45

Dakwah Islam adalah dakwah yang benar-benar harus memperhatikan

asasnya karena ia sebagai seruan hamba kepada Allah Swt. Jalan menuju

44
Majalah Sahabat rubrik Liputan Utama Sahabat edisi 05 Mei 2015, h. 12-13.
45
Wawancara pribadi dengan Zulfa.
90

Allah membutuhkan orang yang menjalaninya dan menunjukkan berdasarkan

petunjuk Al-Qur’an dan Sunnah Nabi.46

Dakwah, yakni menyampaikan ajaran Allah Swt yang bertujuan untuk

mengajak dan menyeru kepada jalan yang baik, jalan menuju surga-Nya ini

sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Swt.47

‫ر ِمن ُّم ۡش ِر َك ٖة َو َل ۡو أ َ ۡع َج َب ۡت ُك ۡ ِۗم‬ٞ ‫ة ُّم ۡؤ ِمنَةٌ خ َۡي‬ٞ ‫ت َحت َّ َٰى ي ُۡؤ ِم ۚ َّن َو َۡل َ َم‬ ِ ‫َو ََّل تَن ِك ُحواْ ۡٱل ُم ۡش ِر َٰ َك‬
‫ر ِمن ُّم ۡش ِر ٖك َولَ ۡو أ َ ۡع َج َب ُك ۡ ِۗم‬ٞ ‫ ُّم ۡؤ ِم ٌن خ َۡي‬ٞ‫َو ََّل تُن ِك ُحواْ ۡٱل ُم ۡش ِركِينَ َحت َّ َٰى ي ُۡؤ ِمنُو ۚاْ َولَ َع ۡبد‬
ٓ َٰ
‫اس‬ ِ َّ‫ع ٓواْ ِإلَى ۡٱل َجنَّ ِة َو ۡٱل َم ۡغ ِف َرةِ ِبإ ِ ۡذنِ ِْۖۦه َويُ َب ِي ُن َءا َٰ َيتِ ِهۦ ِللن‬
ُ ‫ٱَّللُ يَ ۡد‬ ِ ْۖ َّ‫أ ُ ْولَئِ َك يَ ۡدعُونَ ِإلَى ٱلن‬
َّ ‫ار َو‬
٤٤١ َ‫لَعَلَّ ُه ۡم َيتَذَ َّك ُرون‬

Artinya: Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum


mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari
wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu
menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum
mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang
musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang
Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia
supaya mereka mengambil pelajaran. (QS. Al-Baqarah: 221).

Dakwah Islam sebagai sebuah petunjuk mutlak dilakukan agar Islam

menjadi rahmat penyejuk bagi kehidupan manusia, para relawan komunitas

Sahabat Muda. bila kehidupan manusia menjadi baik, maka seluruh

kehidupan alam lainnya menjadi baik pula.48

Sehingga, memberikan cermah keagamaan kepada generasi muda bisa

menjadi upaya penanggulangan mencegah kenakalan remaja. Karena agama

merupakan dasar utama dalam kehidupan manusia yang menjadi kebutuhan

46
Dedi Junaedi, Ilmu Dakwah Prinsip dan Kode Etik Berdakwah Menurut Al-Qur’an dan
As-Sunnah, (Jakarta: Akdemika Pressindo, 2010), h. 143-144.
47
Moh Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), h. 6-7.
48
Moh Ali Aziz, Ilmu Dakwah, h. 113.
91

universal. Kaidah-kaidah yang terkandung di dalamnya mengandung nilai

yang sangat tinggi dalam hidup manusia, kaidah-kaidah agama merupakan

norma-norma keutuhan yang sampai kepada manusia melalui wakyu ilahiyah

kepada nabi-nabi dan rasulnya. Pada hakikatnya, segala yang telah digariskan

oleh agama, terutama agama Islam selalu baik dengan tujuan tunggal yakni:

membimbing umat manusia menentukan jalan yang baik dan benar.49

Adapun materi kegiatan ceramah keagamaan biasannya menunjukkan

pada aktivitas rohani dan jasmani dalam wujud perintah (amr), larangan

(nahi) dan kebolehan (munkar), juga dengan kualitas nilai baik dan buruk.

Hal ini mengandung arti jika relawan komunitas Sahabat Muda memahami

dengan baik kemudian beramal sejauh isi ajaran Islam, maka pastilah para

relawan bisa menjadi umat yang baik, berdasarkan firman Allah Swt,50

‫ع َل ۡي ُك ۡم ِإ ۡذ ُكنت ُ ۡم‬ َّ ‫ت‬


َ ِ‫ٱَّلل‬ َ ‫يعا َو ََّل تَفَ َّرقُو ۚاْ َو ۡٱذ ُك ُرواْ نِعۡ َم‬ ٗ ‫ٱَّللِ َج ِم‬ َّ ‫ص ُمواْ ِب َح ۡب ِل‬ ِ َ ‫ٱعت‬ۡ ‫َو‬
َ‫شفَا ُح ۡف َر ٖة ِمن‬ َ ‫ف بَ ۡينَ قُلُو ِب ُك ۡم فَأَصۡ بَ ۡحتُم ِب ِنعۡ َمتِ ِ ٓۦه إِ ۡخ َٰ َو ٗنا َو ُكنت ُ ۡم‬
َ ‫ع َل َٰى‬ َ َّ‫أ َ ۡعدَآ ٗء فَأَل‬
١١٣ َ‫ٱَّللُ لَ ُك ۡم َءا َٰ َي ِتِۦه لَ َعلَّ ُك ۡم تَهۡ تَدُون‬َّ ‫ار فَأَنقَذَ ُكم ِم ۡن َه ِۗا َك َٰذَ ِل َك يُ َب ِي ُن‬ ِ َّ‫ٱلن‬
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang

menyerukan kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar,

merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali Imran: 103).

Berdasarkan apa yang sudah penulis lihat dan ikuti kegiatan pengajian

ini. Hal ini menjadi pengajian rutin yang bermanfaat bagi relawan. Adanya

pengajian rutin setiap rabu ini akan menambah wawasan kegamaan, menjadi

49
Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, (PT Asdi Mahastya, 1989), h. 91-
92.
50
Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, h. 92.
92

siraman rohani, dan menjadikan relawan ini tidak antipati terhadap pengajian

ceramah.

3. Menjalankan Kegiatan Ruqiyah Mandiri sebagai Pembersih Diri dari

Gangguan Jin dan Setan

Program penunjang dalam membentuk generasi muda yang yang

berkarakter Islami dalam komunitas Sahabat Muda melalui program ruqiyah.

Program ruqiyah ini menjadi kegiatan yang baik menambah pengetahuan

mengenai setan dan jin. Dijelaskan dalam firman Allah Swt,51

ِ ‫َو َخلَقَ ۡٱل َجا ٓ َّن ِمن َّم‬


١١ ‫ار ٖج ِمن نَّ ٖار‬

Artinya: Dan Dia menciptakan jin dari nyala Api. (QS. Ar-Rahman: 15).

Ibnu Abbas berkata, yakni dari ujung gejolak api, sedangkan ujung

gejolak api ialah udara panas yang keluar dari api. Dari penjelasan di atas,

dijelaskan bahwa jin berwujud udara akan masuk ke dalam pori-pori manusia.

Ketika jin sudah masuk ke dalam jasad manusia, dia langsung menuju otak

dan melalui otak dia bisa mempengaruhi bagian mana saja di antar anggota

tubuh manusia dari sentralnya di otak. Kajian-kajian kedokteran telah

membuktikan bahwa para penderita kesurupan memiliki gelombang yang

sangat halus dan aneh yang bersemayam di otak. Banyak jin yang

memberitahukan kepada Syaikh Wahid Abdus Salam Bali bahwa mereka

menetap di otak.52

51
Teddy Surya Gunawan dan Mira Kartiwi, Risalah Ringkas Ruqiyah Syari’iyyah: Terapi
Gangguan Jin, (2005), h. 3.
52
Teddy Surya Gunawan dan Mira Kartiwi, Risalah Ringkas Ruqiyah Syari’iyyah: Terapi
Gangguan Jin, h. 3.
93

Kegiatan ruqiyah ini peserta akan diberikan informasi seputar setan dan

jin, bagaimana mereka bisa masuk ke dalam tubuh kita, apa pengaruhnya jika

tubuh kita terdapat jin, bagaimana mencegah jin masuk ke dalam tubuh kita,

informasi kesehatan bahwa gangguan jin mampu mempengaruhi terhadap

kesehatan kita dan banyak lagi. Segala macam ilmu pengetahuan inilah yang

akan memperkuat iman relawan Sahabat Muda dalam membentengi diri.

“Sahabat Muda juga mengadakan kegiatan ruqiyah. Ketika saya


mengikuti kegiatan tersebut, saya jadi banyak tahu bahwa terkadang
apa yang kita amalkan melalui doa-doa malah mampu mengundang jin
masuk ke tubuh kita. Kegiatan ruqiyah memberikan bukti nyata bagi
saya bahwa jin ternyata makan dan minum menggunakan tangan kiri,
sehingga mereka bisa masuk ke tubuh manusia saat kita makan dan
minum dengan tangan kiri apalagi sambil berdiri. Dari kegiatan
ruqiyah, saya jadi bisa melalukan ruqiyah mandiri. Dari pelatihan inilah
kita akan diajarkan bagaimana melakukan ruqiyah mandiri untuk
membentengi diri dari setan dan jin.”53

Berdasarkan apa yang sudah penulis temui di komunitas Sahabat Muda,

kegiatan ruqiyah mandiri dapat memberikan ilmu pengetahuan seputar

keagamaan mengenai mewasapadai diri dari gangguan setan dan jin. Seperti

tidak makan menggunakan tangan kiri dan sambil berdiri, berdoa saat hendak

makan, tidak marah-marah, tidak boleh bermalas-malasan, tidak boleh terlalu

aktif bermain hp dan menjaga nafsu syahwat54.

Relawan pun akan diajarkan bagaimana cara melakukan ruqiyah

mandiri seperti dengan melakukan pembacaan al-matsurot setiap subuh dan

magrib, serta pembacaan ayat-ayat al-qur’an seperti alfatihah, ayat kursi, al-

53
Wawancara probadi dengan Faiz.
Teddy Surya Gunawan dan Mira Kartiwi, Risalah Ringkas Ruqiyah Syari’iyyah: Terapi
54

Gangguan Jin, h. 3.
94

khlas, al-falaq dan an-nnas55 dibaca masing-masing sebanyak 3x dan sambil

diodakan kepada air putih untuk diminum dan serta lepas membaca satu surat

ditiupkan ke tangan hingga selesai dibasuh tangan kita ke seluruh tubuh. Serta

diajarkan mengusir jin dari rumah dengan membacakan surat Al-Baqarah56

yang sudah dibacakan kepada air dan disemprotkan ke tembok-tembok

rumah.

Sehingga, selepas program ruqiyah, relawan insya Allah akan bersih

hati dan pikiran dari sifat-sifat setan dan jin. Namun, tidak menutup

kemungkinan jin akan datang lagi jika relawan tidak membentengi diri

dengan melakukan ruqiyah mandiri.

C. Memunculkan Insting Jiwa Sosial Relawan dalam Hidup Bermasyarakat

1. Program Helping People Terjun Langsung Memahami Masyarakat

Miskin

Mengasah kepekaan simpati dan empati menjadi generasi muda yang

peduli dalam kehidupan sosial adalah tujuan utama komunitas Sahabat Muda

terhadap relawannya. Hal ini sebagaimana latar belakang dari komunitas

Sahabat Muda itu sendiri, yakni social entrepreneur. Sehingga, komunitas ini

menjadi wadah bagi generasi muda untuk menjadi seorang social

entrepreneur.

“Pencapaian dari setiap relawan di komunitas Sahabat Muda adalah


agar mereka memiliki mental dan karakter sekaligus keterampilan,
kepemimpinan untuk menjadi seorang social entrepreneur. Social
entrepreneur adalah kewirausahaan sosial bagaimana melakukan
upaya-upaya usaha dengan bersamaan melakukan kepedulian kepada

55
Suhendi Abiraja, Setan Skak Mat! Strategi Menghadapi Setan, (Bandung: Mizania,
2008), h. 281-283.
56
Zaini Ali Akbar, Tobat, Tasbih, Tahajut, (Jakarta: PT Pena Pundi Aksara, 2009), h. 63.
95

masyarakat, tidak semata bisnis oriented saja, tetapi dalam berbisnis


mengedepankan kepedulian.”57

Pembangunan manusia mandiri yang berjiwa sosial ini diterapkan

karena melihat generasi muda masa kini yang masih ada atau mungkin

banyak mengabaikan lingkungan sekitar. Hidup hanya untuk mementingkan

diri sendiri, dan kesusksesan pribadi semata. Oleh karena itu, hadirlah

komunitas Sahabat Muda menjadi wadah bagi anak-anak muda dalam

mengasah kepeduliaan dengan memunculkan insting kepedulian, rasa simpati

dan berempati dalam bermasyarakat.

“Sebenarnya, pertanyaan paling urgen ada pada tingkat kepedulian


anak muda saat ini. Karena pada umumnya, pembangunan manusia
mandiri mengabaikan kepedulian. Di sini kita mencoba membangun
kepedulian. Oleh karena itu disebut social entrepreneur.”58

Menjadikan generasi muda agar memiliki rasa peduli yang tinggi di

dalam bermasyarakat sebagaimana yang sudah diajarkan oleh Rasulullah Saw

melalui sabdanya. Abdullah bin Umar meriwayatkan bahwa Nabi Saw

bersabda, “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Ia tidak

menzalimi ataupun membiarkannya ketika ia butuh pertolongan. Barangsiapa

mencukupi kebutuhan saudaranya, Allah akan memenuhi kebutuhannya.

Siapa saja yang menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi dosa-

dosanya di hari pengadilan.” (HR. Bukhari dan Muslim).59

Program kepeduliaan yang merupakan program praktek terjun langsung

dalam bersosialisasi terhadap masyarakat ini menjadi pendukung

57
Wawancara pribadi dengan Deddy Wahyudi.
58
Wawancara pribadi dengan Deddy Wahyudi.
59
Anwarul Haq, Bimbingan Remaja Berakhlaq Mulia, Cara Praktis Hidup Sehari-hari,
h. 16.
96

keberhasilan dakwah menurut teori Sayyid Muhammad Nuh. Dijelaskan

bahwa untuk menentukan keberhasilan dalam berdakwah, seorang dai harus

memahami dan menggunakan hukum sosial. Hukum sosial yang berlaku di

masyarakat dan harus dipahami dalam menyampaikan dakwah dan

pendidikan di antaranya sebagai berikut: 1. Fitrah manusia sebagai makhluk

sosial. 2. Heterogenitas pemikiran dan pendapat. 3. Etika dalam berdialog dan

berdiskusi. 4. Wujud dari ujian dan percobaan, berupa pergulatan yang haq

dan bathil.60

Sebagai makhluk sosial, manusia diharuskan melakukan dakwah dan

pendidikan secara bersamaan agar mencapai keberhasilan yang terkandung

dalam firman Allah Swt surat Al-Maidah: 2, Ali Imran: 103, dan At-Taubah:

36. Sedangkan dalam menyikapi perbedaan pendapat antarmanusia, umat

Islam diharapkan mencari titik temu dengan bersikap toleran pada

perbedaan.61

Sebelum penulis menjelaskan kaitan program Helping People dengan

teori Sayyid Muhammad Nuh, penulis akan menyebutkan kegiatan apa saja

yang dijalankan pada program HP berdasarkan wawancara dengan Zulfa.

“Program sosial pelayanan masyarakat saat ini dibagi menjadi 4: 1.


Sahabat Masjid. 2. Sahabat Panti 3. Sahabat Jompo 4. Sahabat Taman
Baca.”62

60
Ulil Amri Syafri, Nu’im Hidayat, dkk. Dakwah Mencermati Peluang dan
Problematika, h. 171.
61
Ulil Amri Syafri, Nu’im Hidayat, dkk, h. 171.
62
Wawancara langsung dengan Nurisca.
97

a. Sahabat Masjid

Program Sahabat Masjid merupakan kegiatan bersih-

bersih yang mengutamakan mushola tidak dalam kondisi

terawat. Tapi, tetap masjid dibersihkan pada program ini.

Biasanya, target masjid dilakukan saat solat jumat. Membantu

marbot mempersiapkan masjid untuk solat jumat.

Pada program ini, tim yang terbentuk 1 tim sekitar 2-3

orang ini bertugas sesuai target harian minimal 3 masjid untuk

langsung mencari target sasaran muhsola yang bisa

dibersihakan.

“Sahabat Masjid kita bersih-bersih masjid dan mushola


pinggiran. Di sana kita juga silatuhami dengan pengurus
masjid.”63

Kegiatan bersih-bersih ini mencakup, menyapu dan

ngepel masjid, membersihkan tempat wudhu dan kamar mandi,

dan merapikan rak Al-Qur’an/rak mukena. Relawan dari rumah

relawan sudah membawa alat bersih-bersih sendiri, tidak

menggunakan fasilitas mushola.

b. Sahabat Panti dan Disabilitas

Kegiatan ini adalah kunjungan ke panti asuhan atau

yasyasan disabilitas dengan tujuan bersilaturahmi membantu

apa yang bisa dibantu di sana. Seperti membersihkan panti

asuhan. Membantu memasak pengurus panti.

63
Wawancara pribadi dengan Nurisca.
98

“Di Sahabat panti, konteksnya kita mengurus anak panti. Di


sana kita bantu membersihkan panti, bantu ibu pengurus
masak-memasak. Di sana kita dilatih membantu
keuletan.”64

c. Taman Baca

Kegiatan taman baca merupakan program keliling kampung

untuk mengajak anak-anak gemar membaca. Relawan yang

terdiri dari 2 orang dalam 1 tim ini akan mencari tempat anak-

anak kecil berkumpul. Tidak jarang, peminatnya sampai anak-

anak SMP.

“Di sini kita membudayakan adik-adik di kampung untuk


suka membaca. Pada kegiatan ini kita mengajak adik-adik
untuk mebiasakan budaya membaca. Menurut saya, adik-
adik di pinggiran Surabaya sini senang sekali saat kita buka
taman baca.”65

d. Sahabat Jompo

Program Sahabat Jompo kegiatan mencari jompo

kakek/nenek tanpa keluarga untuk bersilaturahmi. Kegiatan

yang dijalankan 1 tim 2 orang berupa mendengarkan cerita-

cerita yang disampaikan, membersihkan rumah jompo,

memandikan jompo, memotong kuku, atau memberikan makan

jompo.

“Sahabat Jompo ini bagian mengurus nenek/kakek lanjut


usia. Kita silaturahmi satu persatu yang sudah lanjut usia
tanpa keluarga, kondisinya tidak terurus. Kita di sana
silaturahmi, mendengarkan cerita. Di sana kita juga
memotong kuku, mandikan, bersihkan rumah, cuci bajunya,

64
Wawancara pribadi dengan Nurisca.
65
Wawancara pribadi dengan Nurisca.
99

kita beri makan. Jadi, di sini kita diajarkan merasakan


merawat nenek jompo. Dan ini dakwah luar biasa.”66

Kembali pada teori Sayyid Muhammad Nuh. Sebagaimana di atas

sudah dijelaskan dalam strategi dakwah ada yang namanya hukum sosial. Di

mana setiap umat Islam yang ingin berdakwah harus memahami dan

menggunakan hukum sosial tersebut.

Dijelaskan fitrah manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia tidak

mungkin bisa hidup secara sempurna kecuali hidup bersama masyarakat yang

akan membantunya dalam memenuhi kebutuhannya dan meningkatkan

statusnya sebagai manusia.67 Manusia harus memiliki jiwa kesosialan dalam

arti mempunyai sifat yang suka memperhatikan ataupun suka menolong

oranglain.68

Selanjutnya dijelaskan dalam hukum sosial bahwa adanya

Heterogenitass pemikiran dan pendapat berarti manusia secara keseluruhan

tidak memiliki pemikiran dan pendapat yang sama. Dan etika dalam berdialog

dan berdiskusi akan menciptakan kesatuan pandangan atau minimal

mendekatkan.69

Berdasarkan teori yang dipaparkan oleh Sayyid Muhammad Nuh

terhadap hukum sosial ini sebagaimana yang ditemukan langsung oleh

relawan Sahabat Muda.

66
Wawancara pribadi dengan Nurisca.
67
Ahmad Muzammil, Strategi Dakwah & Pendidikan Umat, h. 145.
68
KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia melalui aplikasi android diluncurkan oleh Yufid
Inc, 28 September 2016.
69
Ahmad Muzammil, Strategi Dakwah & Pendidikan Umat, h. 145.
100

Program sosial yang dijalankan relawan komunitas Sahabat Muda

secara langsung akan dihadapkan pada hukum sosial ini. Di mana mereka

akan belajar untuk merasa bahwa dirinya sepenuhnya adalah makhluk sosial.

Mereka belajar untuk bisa menerima pendapat dari masyarakat atas program-

program yang mereka coba jelaskan, dan terakhir secara jelas setiap relawan

akan belajar bagaimana berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda

latar belakangnya. Seperti bagaimana berbicara dengan ketua yayasan,

berbicara dengan masyarakat umum dari kelas ke bawah, berbicara dengan

marbot masjid ataupun pengurus masjid, berbicara dengan jompo dan

berbicara dengan anak-anak.

Sehingga, dari setiap proses yang dijalankan tersebut mereka bisa

melakukan dakwah untuk mencapai keberhasilan sebagaimana dalam surat

al-maidah: 2 untuk saling tolong menolong dalam mengerjakan kebajikan dan

takwa, dalam surat Ali Imran: 103 untuk terus saling bersatu karena kita

semua bersaudara.70

‫علَ ۡي ُك ۡم ِإ ۡذ ُكنت ُ ۡم أ َ ۡعدَآ ٗء‬ ِ َّ ‫ت‬


َ ‫ٱَّلل‬ َ ‫يعا َو ََّل ت َ َف َّرقُو ۚاْ َو ۡٱذ ُك ُرواْ نِعۡ َم‬ ِ َّ ‫ص ُمواْ ِب َح ۡب ِل‬
ٗ ‫ٱَّلل َج ِم‬ ِ َ ‫ٱعت‬ۡ ‫َو‬
‫ار فَأَنقَذَ ُكم‬ ِ َّ‫شفَا ُح ۡف َر ٖة ِمنَ ٱلن‬ َ ‫ف بَ ۡينَ قُلُوبِ ُك ۡم فَأَصۡ بَ ۡحتُم ِبنِعۡ َمتِ ِ ٓهۦ إِ ۡخ َٰ َو ٗنا َو ُكنت ُ ۡم‬
َ ‫علَ َٰى‬ َ َّ‫فَأَل‬
١١٣ َ‫ٱَّللُ َل ُك ۡم َءا َٰيَتِِۦه لَ َعلَّ ُك ۡم تَهۡ تَدُون‬ َّ ‫ِم ۡن َه ِۗا َك َٰذَ ِل َك يُ َب ِي ُن‬

Artinya: Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu
ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-
orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu
Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS. Ali Imran:
103).

70
Ulil Amri Syafri, Nu’im Hidayat, dkk, h. 171.
101

Hasil dari program sosial yang sudah dijalankan relawan komunitas

Sahabat Muda bisa dirasakan secara langsung sebagaimana yang didapat oleh

Wahyu.

“Mengikuti kegiatan sosial di Sahabat Muda menjadikan saya lebih


peka melihat kehidupan yang sebenarnya (bukan tentang kita saja
melainkan oranglain juga) tentang carut marut bangsa ini. Dengan
mengikuti kegiatan sosial, saya bisa menjadi manusia yang bermanfaat
untuk orang banyak.”71

Dampak positif dari tujuan Sahabat Muda ini juga dirasakan oleh Nuri

selaku Relawan Mentor Surabaya.

“Saya tertarik masuk komunitas Sahabat Muda karena pertama


memiliki jiwa sosial. Dan kedua ingin menjadi sosok social
entrepreneur. Sosok yang memberdayakan kaum miskin, bukan
dikasihani. Karena, menjadi social entrepreneur memiliki banyak
manfaat untuk saya dan generasi muda lainnya. Seperti, kita bisa
membangun ekonomi kreatif pada lingkungan pemulung. Sehingga,
kita bisa mengangkat ekonomi masyarakat miskin di sana. Masuk di
komunitas Sahabat Muda menjadi saya seorang pemuda yang selalu
ingat untuk tidak hidup hedonisme. Apalagi saya sebagai seorang
aktivis. Dengan menjadi seorang social entrepreneur, saya tidak hanya
sekedar berdemo saja, melainkan menjadi orang yang bermanfaat
sehingga menjadi agent of change.”72

Kembali kepada strategi dakwah Sayyid Muhammad Nuh mengenai

hukum sosial bahwa hukum ini digunakan agar proses dakwah yang

dilakukan bisa berhasil. Sebagaimana yang dilakukan para relawan, bahwa

kegiatan helping people tidak sekedar memunculkan nilai kepeduliaan serta

insting sosial dalam bersimpati dan berempati. Melainkan ada nilai dakwah

yang terkandung di dalamnya. Sehingga apa yang mereka lakukan menjadi

praktek langsung terhadap teori Sayyid Muhammad Nuh.

71
Wawancara pribadi dengan Wahyu Sajiwo relawan Magang (Malang). Surabaya, 5
September 2016.
72
Wawancara pribadi dengan Sohlatul Nuriyah.
102

“Ya, program sosial yang ada di Sahabat Muda menurut saya juga
memiliki nilai dakwah. Seperti program yang sekarang ini dibagi
menjadi 4. Tim Samas, Panti, Taman baca dan Jompo. Semua itu
merupakan dakwah menurut saya. Sahabat Masjid, bersih-bersih masjid
dan mushola pinggiran kita bantu bersihkan itu merupakan dakwah.
Kita silaturahmi ke pengurus. Membersihkan mushola kan merupakan
nilai ibadah juga. Jadi, menurut saya itu dakwah juga karena di Sahabat
Muda menggerakkan anggotanya berbuat baik.”73

Sehingga, jelas tujuannya dari menjalankan program sosial relawan

akan menjadi seorang muslim yang utuh. Yakni, seorang muslim yang tidak

saling menyakiti sesama muslim, yang menolong orang yang membutuhkan

dengan materi maupun kebaikan (sebagaimana program helping people

komunitas Sahabat Muda), dengan niat karena Allah; orang yang memberi

makan orang lapar dan menyayangi dirinya sendiri.74

Melalui program sosial ini, relawan akan mendapat nilai lebih seperti

melakukan aksi dakwah secara langsung. Mereka pun dapat mempraktekkan

dan menemukan melalui aksi kegiatan sosial terhadap hukum sosial, di mana

mereka akan menemukan bahwa diri mereka sejatinya adalah makhluk sosial

dalam melaksanakan dakwah/mengajak suatu kelompok, mereka akan

bertemu dengan heterogenitas pemikiran dan pendapat serta belajar

bagaimana beretika dalam melakukan dialog dan berdiskusi dengan oranglain

yang berbeda dengan relawan komunitas Sahabat Muda.

73
Wawancara pribadi dengan Nurisca Puji Lestari Relawan Mentor Sahabat Muda
Suarabaya. Surabaya, 2 September 2016.
74
Anwarul Haq, Bimbingan Remaja Berakhlaq Mulia, Cara Praktis Hidup Sehari-hari,
h. 13.
103

D. Melatih Relawan Menjadi Pemimpin dan Entrepreneur yang Kompeten

Membentuk karakter bagi generasi muda agar memiliki jiwa pemimpin

dan entrepreneur yang berkompeten memang harus dilakukan sejak dini. Hal

ini dikarenakan urusan ummat bersama ada di tangan generasi muda. Sehingga,

generasi muda semua adalah calon pemimpin bagi setiap ummat.

‫يا ا يها الشباب ان في ايد يكم امراَّلمة‬

“Hai para pemuda terletak di tanganmu (di pundakmulah) urusan ummat.”75

“Di sini, kita dicetak sebagai pemimpin. Di mana kita akan menjadi
seorang yang pandai dalam berentrepreneur namun jiwa sosialnya lebih
dominan, tidak murni hanya sekedar berhubungan dengan usaha saja.
Melainkan menumbuhkan jiwa sosial juga. Di mana kita bermanfaat juga
buat masyarakat sekitar dan bisa menikmati usaha kita.”76

Perlu diketahui bahwa pengangguran dapat terjadi karena lapangan kerja

yang tersedia memerlukan pengetahuan khusus yang tidak dimiliki oleh

pencari kerja.77 Komunitas Sahabat Muda, dalam hal ini berusaha

meningkatkan kualitas SDM generasi muda. karena, jika kualitas SDM sudah

meningkat, otomatis akan meningkatkan produktivitas secara nasional.78

Upaya membentuk generasi muda menjadi seorang pemimpin dan

entrepreneur yang berkompeten, komunitas Sahabat Muda mengajak para

relawannya banyak belajar. Belajar hal yang bisa mengembangkan skill

relawan pada sisi entrepreneur. Dengan banyak belajarlah, relawan akan

75
Syekh Musthafa al-Khalayani, Izlatuun Nasyi-ina, Al-Maktabah, jilid. 6, 1949, h. 7.
Dikutip oleh Suraiya, Perananan generasi muda islam dalam era pembangunan, (Jakarta:
Departemen Agama RI, 1985), h. 31.
76
Wawancara pribadi dengan Nurisca Puji Lestari.
77
Sudradjad, Kiat Mengentaskan Pengangguran melalui Wirausaha, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2000), h. 7.
78
Sudradjad, Kiat Mengentaskan Pengangguran melalui Wirausaha, h. 9.
104

mampu menjadi generasi muda yang kreatif. Seperti meningkatkan skill

melalui program entrepreneur yang ada di Sahabat Muda.

“Program entrepreneur yang ada di Sahabat Muda seperti: ternak


kambing, belajar mengelola TK Mandiri, belajar fashion muslimah
(toko berada di Royal Plaza), sebelumnya di PGS. Ada lagi program
marchendais serta ada program menjadi EO.”79

Membangun sikap mental wirausaha salah satunya adalah meningkatkan

keterampilan. Rajin dan tekun melakukan latihan mengerjakan sesusatu yang

ingin diterampilkan. Melakukan latihan dengan teratur, tertib dan bergairah,

dan rajin mengikuti berbagai pelatiihan keterampilan.80

Acuan bagi terciptanya kreativitas adalah budaya belajar yang tinggi. Hal

tersebut telah dimotivasi oleh Allah Swt dalam firmannya surat Al-Mujadillah

58: 11).81

‫ٱَّللُ لَ ُك ۡ ْۖم َوإِذَا‬


َّ ِ‫سح‬ َ ‫س ُحواْ يَ ۡف‬ َّ َ‫َٰيَٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُ ٓواْ إِذَا قِي َل لَ ُك ۡم تَف‬
َ ‫س ُحواْ فِي ۡٱل َم َٰ َج ِل ِس فَ ۡٱف‬
َّ ‫ت َو‬
ُ ‫ٱَّلل‬ ٖ ۚ ‫ٱَّللُ ٱلَّذِينَ َءا َمنُواْ ِمن ُك ۡم َوٱلَّذِينَ أُوتُواْ ۡٱل ِع ۡل َم دَ َر َٰ َج‬َّ ‫ش ُزواْ َي ۡرفَ ِع‬ُ ‫ش ُزواْ فَٱن‬ُ ‫ِقي َل ٱن‬
١١ ‫ير‬ٞ ‫ِب َما ت َعۡ َملُونَ َخ ِب‬

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu,


“Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah
kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-
orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa
derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mujadilah 58:
11).

Dijelaskan, bahwa sebagai generasi muda, sebagai calon pemimpin di

masa mendatang, iklim budaya kerja harus dimotivasi. Hal ini dikarenakan

79
Wawancara pribadi dengan Zulfa.
80
Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, Menggagas
Bisnis Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), h. 40.
81
Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciechie, Pendidikan Karakter: Pendidikan
Berbasis Agama dan Budaya Bangsa, h. 296.
105

bekerja bukanlah sekedar pemenuhan kebutuhan hidup saja, melainkan

perintah Allah yang bernilai ibadah.82

ِ ‫ع ِل ِم ۡٱلغ َۡي‬
‫ب‬ َ َٰ ‫ست ُ َردُّونَ ِإلَ َٰى‬ ْۖ ُ‫سولُ ۥهُ َو ۡٱل ُم ۡؤ ِمن‬
َ ‫ونَ َو‬ ُ ‫ع َملَ ُك ۡم َو َر‬ َ َ‫ٱع َملُواْ ف‬
َّ ‫س َي َرى‬
َ ُ‫ٱَّلل‬ ۡ ‫َوقُ ِل‬
١١١ َ‫ش َٰ َهدَةِ فَيُن َِبئ ُ ُكم ِب َما ُكنت ُ ۡم ت َعۡ َملُون‬
َّ ‫َوٱل‬

Artinya: Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat

pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan

dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu

diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah

9: 105).

Ayat di atas secara kontekstual adalah motivasi untuk menjadikan

manusia yang percaya diri dan selalu berprestasi dalam apa pun profesi yang

dijalani, baik sebagai pegawai pemerintah, swasta, perusahaan, politisi, ulama,

praktisi, buruh, penulis, wirausahawan dan segala bentuk profesi lainnya.83

Komunitas Sahabat Muda, dalam membentuk relawannya agar bisa

menjadi pemimpin sekaligus entrepreneur melalui tahapan naik level pada

jenis-jenis relawan. Pada program kompetensi dan terakhir program magang.

Pada tahapan pertama yakni tahapan naik level relawan. Sebagaimana

yang sudah penulis jelaskan pada bab III bahwa dalam struktur keanggotaan

relawan harus melalui tahapan-tahapan yang menjadi proses relawan naik

jenjang. Hal ini berguna agar relawan terbiasa menjalani aktivitas dengan target

serta pengembangannya.

82
Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciechie, Pendidikan Karakter: Pendidikan
Berbasis Agama dan Budaya Bangsa, h. 296.
83
Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciechie, Pendidikan Karakter: Pendidikan
Berbasis Agama dan Budaya Bangsa, h. 296.
106

“Di Sahabat Muda kita dilatih untuk menjadi pemimpin, di sini kalo
kita tidak punya rencana dan agenda akan dianggap gagal menjadi
pemimpin. Sehingga, di Sahabat Muda ini kita harus punya target di
setiap kegiatan yang kita kerjakan. Bagaimana menggunakan
managemant resolt. Pelayanan, kita gak sekedar melayani saja, harus
ada target hari ini harus berapa jompo dan berapa yang dilayani, target
tercapai atau tidak.”84

Pada proses kenaikan level inilah relawan secara langsung dibentuk agar

menjadi seorang pemimpin yang mampu mencapai target dan hasil yang

memuaskan. Hal ini sebagaimana yang dirasakan oleh Harman relawan

magang yang melintas dari Makassar ke Surabaya yang telah mendapatkan

ilmu tentang leadership.

“Di antara semua program yang ada, saya paling suka dengan program
leadership. Pada program ini saya diajarkan bagaimana cara memimpin
sebuah tim. Dimulai dari membuat rencana, strategi apa yang dijalankan,
sehingga program berjalan sesuai target.”85

Pada program jenjang level relawan ini misalnya sebagaimana tugas dari

Relawan Pendamping yang ditugaskan untuk mendampingi relawan Baru. Di

mana RP akan membantu RB menjalankan program karakter, serta

mengajarkan relawan baru untuk mencapai target.

“Sebagai relawan pendamping. Saya ditugaskan mendampingi anggota-


anggota baru (RB) untuk bisa belajar juga di Sahabat Muda dari awal.
Seperti program karakter, saya terus mengingatkan anak-anak.
Menjalankan kegiatan SM, saya selalu tekankan untuk punya target
berapa dan hasilnya apa. Sehingga mereka tidak sia-sia menjalankan
aktivitas di Sahabat Muda.”86

Selanjutnya ada program kompetensi dan Magang. Program ini juga

sebagai cara komunitas Sahabat Muda dalam meningkatkan kualitas SDM

84
Wawancara pribadi dengan Zulfa.
85
Wawancara pribadi dengan Harman relawan magang komunitas Sahabat Muda
Surabaya. Surabaya, 4 September 2016.
86
Wawancara pribadi dengan Isti’ Anatuz Zumaroh.
107

relawannya agar bisa menjadi pemimpin dan entrpreneur. Menjadi seorang

entrepreneur, ada prinsip-prinsip bisnis Rasulullah Saw yang perlu diketahui

yakni; Shiddiq, amanah dan fathonah.87

Shiddiq adalah suatu sikap yang jujur, selalu baik dan menghindari

perbuatan tidak menepati janji yang belum atau telah disepakati, menutupi

cacat atau aib barang yang dijual dan membeli barang dari orang awam

sebelum masuk pasar. Amanah berarti tidak melakukan penipuan, memakan

riba, tidak melakukan suap, tidak memberikan hadiah dan komisi yang haram.

Sedangkan fathanah cerdas melakukan strategi pemasaran. Bagaimana

membangun citra dari uswah Rasulullah Saw meliputi: penampilan, pelayanan,

persuasi dan pemuasan.88

Adapun kegiatannya seperti fundraising, di mana relawan akan dilatih

bagaimana berkomunikasi untuk mencari donatur baru dari berbagai kelas

ekonomi. Sebagaimana yang dirasakan manfaatnya oleh Risca Relawan

Mentor Sahabat Muda Surabaya.

“Semua program yang ada di Sahabat Muda pastinya membawa


manfaat kepada saya. Seperti kegiatan fundraising. Dari kegiatan itu
saya mendapatkan manfaat melatih komunikasi. Di sini kita bukan
sekedar berkomunikasi modal cerewet. Tapi melatih bagaimana
berkomunikasi dengan orang yang jauh di atas kita. Bagaimana
berbicara dengan direktur, atau atasan-atasan. Dilatih bagaimana
berbicara di depan orang. Bagaimana menjadi MC saat workshop. Dan
bagaimana berkomunikasi dengan orang-orang yang di bawah kita,
seperti adik kelas. Belajar berkomunikasi bagaimana mengajak mereka
untuk mau mengikuti program 8 karakter.”89

87
Adhitiya Ginanjar, Kewirausahaan Syariah, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2016), h. 31.
88
Adhitiya Ginanjar, Kewirausahaan Syariah, h. 32.
89
Wawancara pribadi dengan Nurisca Puji Lestari.
108

Ada kegiatan administrasi dan keungan menjadi kegiatan yang ada di

Surabaya. Relawan berkesempatan belajar bagaimana menjadi seorang

administrasi dan bagaimana mengatur keuangan sebuah lembaga zakat.

Lainnya Ada reseller, kanvasing dan ternak. Pada kegiatan reseller ini,

relawan akan berkesempatan belajar menjadi seorang reseller dengan produk

baju muslimah. Relawan akan diberikan ilmu pengetahuan seputar berbisnis

baju muslimah melalui workshop yang sudah bekerjasama dengan salah satu

produk baju muslimah di Surabaya.

“Saya pernah ikut kegiatan kewirausahaan baju muslimah vamosh di


PGS (sebelum Yessa Malika), fokus target meningkatkan omset. Saya
juga ikut ternak kambing di Jombang. Di sana saya diajarkan target
fokus pada kambing yang sakit. kalo kambing sehat daya jualnya tinggi.
Dari kompetensi ini pastinya menambah pengalaman saya. Di sini saya
juga belajar disiapkan menjadi manajer. Kalau mau jadi manajer, saya
harus bisa banyak skill.”90

Selain itu, Relawan juga akan diajarkan mengenali jenis bahan pada

produk yang akan dijual, diajarkan bagaimana menarik daya jual baik offline

maupun online serta berkesempatan langsung magang di toko produk yang

dijualkan.

Tahapan selanjutnya adalah melalui proses program magang. Kegiatan

yang ada pada program magang adalah bagian dari program kompetensi. Pada

program ini relawan bisa memanfaatkan waktu kosong dengan mengisi

kegiatan positif untuk belajar berbagai hal menjadi seorang entrepreneur.

“Salah satu kegiatan entrepreneur di Sahabat Muda seperti program


magang. Misal kunjungan ke tempat mitra. Ternak kambing di jombang,
busana muslimah di Royal Plaza.”91

90
Wawancara pribadi denagn Isti’ Anatuz Zumaroh.
91
Wawancara pribadi Sohlatul Nuriyah.
109

Program ini masih ada banyak lagi kegiatannya mengingat waktu

program magang adalah 2 bulan, yakni pada saat liburan kuliah. Program

lainnya yang bisa dijadikan aktivitas positif bagi relawan adalah kegiatan

pertanian, peternakan dan perikanan yang ada di Jombang dan Kasembon.

Seperti mengelola ternak kambing, lele, bebek dan holtikultura.92

Pada program peternakan sebagaimana yang diikuti oleh Harman

relawan magang dari komunitas Sahabat Muda Makassar yang mengikuti

kegiatan ternak kambing, jurnalistik dan pelatihan leadership.

“Pada program magang ini, saya mengikuti kegiatan ternak kambing,


jurnalistik dan pelatihan leadership. Dari pelatihan ini, menambah
wawasan saya khususnya terhadap pengelolaan kambing. Saya bisa
tahu mengenai jenis-jenis kambing, apa saja makanan dari kambing,
tahapan pemberian makanan kambing, sampai mengobati kambing.
Kemaren saya mengikuti kegiatan fokus pelatihan penggembukan
kambing, jadi saya dapet pelajaran itu. Bisa melihat harga kambing bisa
lebih murah di sana, free biaya antar dan saya juga belajar menguliti
kambing.”93

Jadi, upaya menambah pengetahuan dan meningkatkan kualitas

kompetensi SDM dalam penelitian ini adalah relawan Sahabat Muda, langkah

yang tepat untuk menjadikan relawan seorang pemimpin dan entrepreneur.

Berdasarkan apa yang sudah penulis lihat, keberhasilan dakwah yang

dilakukan komunitas Sahabat Muda dalam membentuk pemuda social

entrepreneur yang Islami karena 2 hal.

Pertama karena setiap kegiatan di komunitas Sahabat Muda adalah hal

yang bermanfaat untuk relawan. Mengutip dari teori Sayyid Muhammad yang

92
Majalah Sahabat edisi 25 Januari 2017.
93
Wawancara pribadi Harman relawan magang komunitas Sahabat Muda Surabaya.
Surabaya, 4 September 2016.
110

menyebutkan salah satu strategi dakwahnya dijelaskan, tidak tenggelan dalam

hal-hal yang tidak bermanfaat. Seorang dai harus memusatkan perhatian

kepada sesuatu yang bermanfaat dan bisa menjadi landasan amal, bukan pada

hal-hal yang dipandang tidak baik oleh agama.94

Imam Al-Syathibi berkata, “Menenggelamkan diri dalam sesuatu yang

tidak menjadi landasan amal sama dengan menenggelamkan diri dalam sesuatu

yang tidak dipandang baik oleh syara.”95

Hal ini sebagaimana yang sudah penulis jelaskan di atas. Bahwa relawan

yang dibina oleh komunitas Sahabat Muda diberikan berbagai macam kegiatan

positif yang akan mengarahkan mereka menjadi seorang social entrepreneur

yang Islami. Seperti program dasar character building yang membentuk

relawannya rajin dalam beribadah. Program sosial yang akan melatih relawan

memunculkan sekaligus menyadari arti dari menjadi seorang yang peduli

terhadap lingkungan sekitar bahkan masyarakat luas. Program kompetensi,

menjadi porgram yang akan menambah, serta mengasah kemampuan relawan

dalam segala bidang. Serta program kompetensi di bidang wirausaha akan

menambah pengetahuan dan pengalaman relawan dalam dunia bisnis.

Sehingga, relawan akan menjadi pemuda social entrepreneur yang Islami.

Kedua adanya sikap sabar, teguh, tenang dan tidak tergesa-gesa dari

komunitas Sahabat Muda yang dengan sabar membina para relawan. Hal ini

ditujukan juga pada para relawan yang dengan sabar mengikuti setiap program

94
Ulil Amri Syafri, Nu’im Hidayat, dkk. Dakwah Mencermati Peluang dan
Problematika, h. 164-165.
95
Lihat Al-Muwafaqat, I/46 dikutip oleh Ahmad Muzammil, Strategi Dakwah &
Pendidikan Umat, h. 129.
111

dalam melaksanakannya. Dijelaskan oleh Sayyid Muhammad Nuh dalam

teorinya bahwa dalam berdakwah dibutuhkan waktu yang panjang dengan

dihadapkan pada rintangan yang ada. Segala macam rintangan dapat diatasi

jika dihadapinya dengan sabar, teguh, tenang dan tidak tergesa-gesa bekerja

sama.96

Sikap sabar dalam berdakwah ini sebagaimana yang disebutkan dalam

firman Allah Swt dalam surat Ali Imran ayat 120:97

‫ة يَ ۡف َر ُحواْ بِ َه ْۖا َوإِن ت َصۡ بِ ُرواْ َوتَتَّقُواْ ََّل‬ٞ َ ‫سيِئ‬


َ ‫ص ۡب ُك ۡم‬ ُ َ ‫َة ت‬ٞ ‫سن‬
ِ ُ ‫س ۡؤ ُه ۡم َوإِن ت‬ َ ‫س ۡس ُك ۡم َح‬ َ ‫إِن ت َ ۡم‬
ٞ
١٤١ ‫ٱَّلل ِب َما َيعۡ َملُونَ ُم ِحيط‬ ِۗ
َ َّ ‫ض ُّر ُك ۡم َك ۡيد ُ ُه ۡم ش َۡيا ِإ َّن‬
ُ ‫َي‬

Artinya: Jika kamu memperoleh kebaikan, (niscaya) mereka bersedih hati,

tetapi jika kamu tertimpa bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu

bersabar dan bertakwa, tipu daya mereka tidak akan menyusahkan kamu

sedikit pun. Sungguh, Allah Maha Meliputi segala apa yang mereka kerjakan.

(QS. Ali Imran: 120).

Dan dalam surat Rumm ayat 60 dijelaskan:98


ْۖ َّ ۡ َّ ۡ ۡ‫َٱص‬
٠١ َ‫ق َو ََّل يَ ۡستَ ِخفَّنَّ َك ٱلَّذِينَ ََّل يُو ِقنُون‬ٞ ‫ٱَّللِ َح‬ َ‫ف ِبر ِإن َوعد‬

Artinya: Maka bersabarlah engkau (Muhammad), sungguh, janji Allah itu

benar dan sekali-kali jangan sampai orang-orang yang tidak meyakini

(kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan engkau.” (QS. Rumm: 60).

96
Ulil Amri Syafri, Nu’im Hidayat, dkk. Dakwah Mencermati Peluang dan
Problematika, h. 167.
97
Ahmad Muzammil, Strategi Dakwah & Pendidikan Umat, h. 150.
98
Ahmad Muzammil, Strategi Dakwah & Pendidikan Umat, h. 150.
112

E. Faktor Pendukung dan Penghambat Strategi Dakwah Komunitas

Sahabat Muda

Komunitas, organisasi ataupun instansi besar maupun kecil pastilah

mempunyai faktor pendukung dan penghambat dalam menjalankan program

mereka. Hal ini sebagaiana yang penulis lihat dari komunitas Sahabat Muda

adanya 2 faktor tersebut. Faktor pendukung dan faktor penghambat. Adapun

faktor pendukung sebagai berikut:

1. Faktor Internal:

a. SDM yang sedikit tapi berkomitmen

Sahabat Muda memiliki relawan yang ikut bergabung memang

sedikit. Setelah proses workshop, mendapatkan pengetahuan dan

testimoni dari anggota Sahabat Muda, terjaringlah kurang dari setengah

relawan dari peserta workshop. Namun, dari sedikit inilah, mereka

adalah relawan yang punya komitmen dan mau menjadi pribadi yang

lebih baik sehingga proses dakwah dan pembinaan di dalam Sahabat

Muda menjadi faktor pendukung dalam keberhasilan proses dakwah

yang memudahkan proses pembinaan tersebut.

b. Program social entrepreneur menjadi daya tarik anak muda

Menawarkan program social entrepreneur memang menjadi daya

tarik tersendiri bagi remaja saat ini. Khususnya dalam bidang

entreprenenur, anak muda semangat menggali ilmu serta praktek

mengenai kewirausahaan. Sehingga, banyak dari relawan yang awalnya

memang tertarik pada program social entrepreneur yang ada di Sahabat


113

Muda. Hal ini menjadi faktor pendukung bagi Sahabat Muda dalam

membina relawan, mengingat relawan merasa mempunyai 1 visi misi

selama belajar di Sahabat Muda.

c. Program praktek lapangan lebih menjanjikan hasil

Salah satu yang menjadi faktor pendukung dari keberhasilan

dakwah komunitas Sahabat Muda dalam membina relawannya adalah

praktek langsung. Mulai dari praktek ibadah dalam kehidupan sehari-

hari, praktek terjun langsung di masyarakat, sampai praktek langsung

berwirausaha. Adanya praktek langsung ini menjadikan relawan

mendapatkan hasil secara langsung.

2. Faktor eksternal

a. Didukung oleh pembina berpengalaman

Faktor pendukung dari keberhasilan strategi dakwah komunitas

Sahabat Muda adalah adanya pembimbing yang berpengalaman dalam

membina relawan. Dalam hal ini, Deddy Wahyudi selaku pembina

dibantu juga oleh Ir. Bimo Prasetyo selaku pembina Entreprenenur Skill

dari Nurul Islam Grup di Batam dan Juperta Panji Utama salah satu

tokoh penyair Indonesia yang pernah menjadi anggota Komite

Penelitian dan Pengembangan Dewan Kesenian Lampung (Litbang

DKL) pada tahun 1993-1996.

b. Pemasukan langsung anggaran dana dari LAGZIS

Adanya anggaran dana dalam sebuah komunitas sedikit

banyaknya membantu dalam setiap kegiatan dan program di dalam


114

komunitas tersebut. Hal ini sebagaimana komunitas Sahabat Muda,

yang memang menjadi komunitas di bawah naungan Lembaga Amal

Zakat Infak dan Shodaqah (LAGZIS) Surabaya mendapatkan langsung

dana yang dibutuhkan. Dan anggaran ini memang sudah diketahui oleh

para donatur penggunaanya dan dilaporkan kegiatannya melalui

majalah Sahabat setiap bulannya.

Adapun Faktor Penghambat Komunitas Sahabat Muda sebagai berikut:

a. Faktor Internal

a. Anggota relawan yang tidak bisa fokus pada kegiatan Sahabat Muda

Relawan Sahabat Muda yang terbilang dari kalangan anak muda

ini tidak bisa dipungkiri ada saja yang memiliki lebih dari 1 kesibukan.

Hal ini yang menjadi faktor penghambat bagi komunitas dan relawan

itu sendiri karena tidak bisa berfokus pada program di dalamnya.

Sehingga, tidak bisa dengan cepat mengikuti perkembangan kenaikan

level atau bahkan mengikuti kegiatan yang ada, dan menjadikan

komunitas Sahabat Muda kegiatan pilihan ke dua.

b. Faktor Eksternal

a. Pengaruh negatif dunia luar komunitas Sahabat Muda

Tidak bisa dipungkiri bahwa kegidupan modern menampilkan

banyak hal-hal menarik dan mengasyikkan namun tidak membawa

manfaat. Hal inilah yang bisa menjadi penghambat bagi dakwahnya

komunitas Sahabat Muda. Terkadang ada saja relawan yang memiliki

kehidupan berbeda. Dalam arti jika di komunitas Sahabat Muda dia


115

memakai kerudung, di luar komunitas Sahabat Muda tidak memakai

kerudung. Dan pengaruh negatif lainnya yang bisa membawa dampak

buruk bagi kualitas hidup relawan yang sudah dibentuk sedemikian

rupa.

b. Kurangnya sosialisasi social media mengenai kegiatan Sahabat Muda

Salah satu dalam meningkatkan citra komunitas Sahabat Muda

adalah melalui sosialisasi. Sosialisasi yang masih kurang dilakukan

komunitas Sahabat Muda adalah melalui social media. Baik fb,

instagram, twitter dan website di mana penulis masih merasa sepi

penggunaan social media. Padahal penggunaan social media bisa

menjadi sarana dakwah juga komunitas Sahabat Muda. Seperti

menyampaikan kegiatan sosial mereka, kegiatan pentingnya program 8

karakter, kegiatan sosial, kegiatan kewirausahaan yang bisa menarik

hati simpati masyarakat khususnya anak muda yang sangat dekat

dengan social media.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penemuan dan analisis data yang penulis peroleh maka

dapat disimpulkan bahwa:

1. Komunitas Sahabat Muda dalam membentuk generasi muda social

entrepreneur yang Islami memiliki 4 tahap strategi dakwah. Tahap pertama

dengan memberikan prioritas dalam berdakwah kepada generasi muda.

Tahap kedua menjadikan relawan generasi muda yang rajin beribadah; 1)

Program character building 2) Pengajian ceramah mingguan 3) Program

Ruqiyyah Syair’iyyah. Tahap ketiga mencetak generasi muda yang peduli

dengan program helping people. Tahap keempat, membentuk relawan agar

memiliki jiwa pemimpin yang mandiri dan berkompeten.

Strategi yang dijalankan komunitas Sahabat Muda didukung oleh teori

Strategi Dakwah dan Pendidikan oleh Sayyid Muhammad Nuh yang

didasarkan pada teori sebagai berikut. Pertama, memberikan prioritas dalam

berdakwah. Kedua, menjadikan hidup sebagai sarana dakwah dan

pendidikan Islam. Ketiga, menyampaikan dakwah melalui pemahaman dan

praktek yang menyeluruh, sinergis dan seimbang. Keempat, bersikap lemah

lembut. Kelima, memahami dan menggunakan hukum sosial. Keenam, tidak

tenggelam dalam hal-hal yang tidak bermanfaat. Ketujuh, sabar, teguh,

tenang dan tidak tergesa-gesa.

116
117

2. Faktor pendukung dan penghambat

Adapun faktor pendukung dalam komunitas Sahabat Muda terbagi

menjadi dua, yakni a) faktor internal yakni pada SDM yang sedikit tapi

memiliki kualitas dan komitmen diri dalam mengikuti kegiatan Sahabat

Muda, serta didukung oleh program social entrepreneur dan praktik

langsung yang menjadi daya tarik generasi muda. b) faktor eksternal, di

dalamnya terdapat beberapa pembimbing yang kompeten dan mumpuni

serta adanya anggaran masuk dari LAGZIS sebagai penunjang dalam

menjalankan setiap program.

Sedangkan faktor penghambatnya, yakni: a) faktor internal di mana

relawan tidak bisa fokus pada program kegiatan komunitas Sahabat Muda,

di mana relawan mempunyai kegiatan lain dan menjadikan komunitas

Sahabat Muda sebagai kegiatan sampingan. b) faktor eksternal adalah

adanya gangguan dunia dari luar komunitas Sahabat Muda yang mampu

menghambat aktivitas dakwah komunitas Sahabat Muda. Serta kurang

gencarnya sosialisasi komunitas Sahabat Muda melalui social media agar

mendapat perhatian lebih dari generasi muda yang aktif di social media agar

menjadi tertarik terhadap dakwahnya komunitas Sahabat Muda.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian, peneliti mempunyai beberapa saran yang

semoga bisa bermafaat bagi keberlangsungan dan berkembangnya dakwah

komunitas Sahabat Muda. Adapun saran tersebut sebagai berikut:


118

1. Pengembangan program kompetensi dalam bidang kewirausahan.

Seperti kegiatan ternak. Komunitas Sahabat Muda harus memberikan

target kepada relawan yang mengikuti, berupa hasil jangka panjang

yang mempunyai nilai laporan hasil akhir. Sehingga, para relawan tidak

sekedar mengikuti kegiatan ternak sekali dua kali saja. Melainkan ada

target akhir yang dicapai.

2. Saran untuk relawan agar terus semangat dan bersabar dalam menerima

dakwah komunitas Sahabat Muda. Baik dalam mengikuti dan menjalani

setiap program yang ada. Karena program yang ada di komunitas

Sahabat Muda merupakan program jangka panjang, jadi hasilnya bisa

dirasakan sedikit demi sedikit berproses berjalannya waktu dan

banyaknya ilmu yang relawan serap.

3. Para relawan juga diharapkan untuk tidak tergoda oleh kegiatan luar

dalam artian kegiatan yang sifatnya tidak membawa manfaat padahal

kegiatan di komunitas Sahabat Muda lebih bermanfaat. Khususnya,

jangan sampai keimanan relawan kendur setelah berada di luar

komunitas Sahabat Muda.

4. Komunitas Sahabat Muda harus lebih mengoptimalkan sosialisasi

kegiatan melalui media social. Seperti penggunaan facebook dan

instagram yang bisa dilakukan mengisi konten kegiatan komunitas

Sahabat Muda setiap harinya.


DAFTAR PUSTAKA
Referensi Utama
A. Buku

Aziz, Moh Ali, 2009, Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana.


Darajat, Zakiah, 1983, Penyesuaian Diri: Lapangan Implementasi dari
Penyesuaian Diri, Jakarta: Bulan Bintang.
Ginanjar, Adhitiya, 2016, Kewirausahaan Syariah, Ciputat: UIN Jakarta Press.
Gunawan, Teddy Surya dan Mira Kartiwi, 2005, Risalah Ringkas Ruqyah
Syar’iyyah: Terapi Gangguan Jin.
Junaedi, Dedi, 2010, Ilmu Dakwah Prinsip dan Kode Etik Berdakwah Menurut Al-
Qur’an dan As-Sunnah, Jakarta: Akademika Pressindo.
Muzammil, Ahmad, 2004, Strategi Dakwah &Pendidikan, Yogyakarta: Himam-
Prisma Media
Salahudin, Anas dan Irwanto Alkrienciechie, 2013, Pendidikan Karakter:
Pendidikan Berbasis Agama dan Budaya Bangsa, Bandug: CV Pustaka
Setia.
Suraiya, 1985, Peranan Generasi Muda Islam dalam Era Pembangunan, Jakarta:
Departemen Agama RI.
Sudarsono, 1989, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, PT Asdi Mahastya.

Sudradjad, 2000, Kiat Mengentaskan Pengangguran melalui Wirausaha, Jakarta:


PT Bumi Aksara.

Syafri, Ulil Amri, Nu’im Hidayat, dkk, 2007, Dakwah mencermati Peluang dan
Problematika, Jakarta: STID Mohammad Natsir Press.
Yusanto, Muhammad ismail dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, 2002,
Menggagass Bisnis Islam, Jakarta: Gema Insani Press.
Referensi Pendukung
A. Buku

Abiraja, Suhendi, 2008, Setan, Skak Mat!, Bandung: Mizania.


Akbar, Zaini Ali, 2009, Tobat, Tasbih, Tahajud, Jakarta: PT Pena Pundi Aksara.
Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori, 2011, Psikologi Remaja Perkembangan
Peserta Didik, Jakarta: PT Bumi Aksara.
Amin, Maswardi Muhammad, 2011, Pendidikan Karakter Anak Bangsa, , Jakarta:
Baduose Media Jakarta.

119
120

Ardani, Mohammad, 2006, Fiqh Dakwah, PT. Mitra Cahaya Utama.


Aripudin, Acep, 2011, Pengembangan Metode Dakwah, Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada.
Aripudin, Acep dan Syukriadi Sambas, 2007, Dakwah Damai Pengantar Dakwah
Budaya, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Arifin, Anwar, 2011, Dakwah Kontemporer Sebuah Studi dan Komunikasi,
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Astomoen, Moko P, 2005, Entrepreneurship dalam Perspektif Konidisi Bangsa
Indonesia, Bandung: Alfabeta.
Basit, Abdul, 2011, Dakwah Remaja: Kajian Remaja dan Instansi Dakwah Remaja,
Purwokerto: STAIN Press.
Bryson, John. M, 2008, Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
El-Ma’Rufie, Sabil, 2013, Shalat Dhuha, Bandung: PT Mizan Pustaka.
Enjang dan Aliyudin, 2009, Dasar-Dasar Ilmu Dakwah, Widya Padjadjaran.
Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, 2012, Psikologi Dakwah, Jakarta: Kencana.
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: PT
Bumi Aksara.

Hanifah, Hana, 2016, Kenal, Dekat, Akhirnya Jatuh Cinta pada Al-Qur’an, Jakarta:
PT Elex Media Komputindo.
Hamidi, 2010, Teori Komunikasi dan Stategi Dakwah, Malang: UMM Press.
Hasan, Abdillah F, 2013, 200 Amal Saleh Berpahala Dahsyat, Jakarta: PT Elex
Media Komputindo.
Hasanuddin, 2005, Manajeman Dakwah, Jakarta: UIN Jakarta Press.
Haq, Anwarul, 2004, Bimbingan Remaja Berakhlaq Mulia, Cara Praktis Hidup
Sehari-hari, Bandung: Marja.
Nawawi, hadari, 2003, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit dan Bidang
Pemerintahan, Yogyakarta: Gadjah Mada Unversity Press.
O’Hair, Dan, Gustav W. Friedrich dan Lynda Dee Dixon. 2009. Strategic
Communication in Business and the Professions Edisi Keenam. Jakarta:
Prenada Media Group.

Omar, Toha Yahya, 1985, Ilmu Dakwah, Jakarta: Penerbit Widjaya jakarta.
121

Pawito. 2008. Penelitian Komunikasi Kuaitatif. Yogyakarta: PT LkiS Pelangi


Aksara.

Pearce, John A. dan Richard B. Robinson, 2012, Manajemen Strategi Formulasi,


Implementasi, dan Pengendalian, Jakarta: Salemba Empat.
Rubiyanah dan Ade Masturi, 2010, Pengantar Ilmu Dakwah, Ciputat: Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Santrock, John W, 2007, Remaja, Jakarta: Penerbit Erlangga.
Saputra, Wahidin, 2011, Pengantar Ilmu Dakwah, Jakarta: PT. RajaGranfindo
Persada.
Severin, Werner J dan James W. Tankard, Jr. 2011. Teori Komunikasi Sejarah,
Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa. Jakarta: Prenada Media
Group.

Suharsaputra, Uhar. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan.


Bandung: PT Refika Aditama.

Sule, Ernie Tisnawati dan Kurniawan Saefullah, 2012, Pengantar Manajemen,


Jakarta: Kencana.
Supratikno, Hendrawan dkk, 2003, Advanced Stategic Management Back to Basic
Approach, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Suraiya, 1985, Peranan Generasi Muda Islam dalam Era Pembangunan, Jakarta:
Departemen Agama RI.
Umar, Husein, 2008, Straetegic Management in Action, Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. 2009. Metodologi Penelitian Sosial.
Jakarta: PT Bumi Aksara.

Wahyuni, Agustinus Sri, SE, MBA, 1996, Manajemen Strategik Pengantar Proses
Berpikir Srtategik, Binarupa Aksara.
Wijayanto, Dian, 2012, Pengantar Manajemen, Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Winardi. J, 2004, Entrepreneur dan Entrepreneurship, Jakarta: Kencana.
B. Referenasi Majalah Sahabat

Majalah Sahabat edisi 01 Januari 2015.


Majalah Sahabat edisi 02 Februari 2015.
122

Majalah Sahabat edisi 05 Mei 2015.


Majalah Sahabat edisi 23 November 2016.
Majalah Sahabat edisi 25 Januari 2017.
HASIL WAWANCARA

Narasumber: Deddy Wahyudi (08561052500)

Jabatan: Pembina dan Penasehat Komunitas Sahabat Muda

Tanggal: 7 Februari 2017

Pertanyaan?

1. Kapan pertama kali komunitas Sahabat Muda dibentuk? dan apa yang

melatarbelankangi dibentuknya?

Jawab: Awal mula Sahabat Muda terbentuk pada tahun 2013. Awalnya punya

relawan banyak. Tetapi relawan Lagzis (Lembaga Amal Zakat Infaq dan

Shadaqah) untuk mengatasi kemiskinan. Contoh relawan menangani anak

jalanan, bencana alam hal-hal yang sebetulnya langsung kepada para dhuafa.

Kemudian kita berpikir kok kita membina dhuafa yang merupakan orang-orang

miskin menjadi permasalahan, tetapi kita tidak membina calon-calon

kemiskinan akan datang, yang notabenenya anak muda saat ini. Asumsinya

dulu kita membutuhkan relawan membantu dhuafa. Kalo berikutnya kita ingin

membina relawan. Kita berpikir, kalo kemungkinan relawan ini tidak di bina,

mereka adalah calon kemiskinan akan datang juga. Terutama ketidakmampuan

mereka memuncuslkan mengelola potensi mereka. Oleh karena itu, kita

sekarang berfokus pada anak-anak muda, khususnya anggota komunitas

Sahabat Muda.
2. Kenapa memprioritaskan anak muda?

Jawab: Karena anak muda adalah problema yang akan datang jika tidak dibina

dengan serius. 10 tahun lagi anak2 muda ini adalah orang-orang yang akan

menjadi orang dewasa, orang yang meiliki kemampuan untuk mengenlola

usaha, jabatan, politik, kepemimpinan. Sangat disanyangkan jika tidak dibekali

dengan bagus. Atau karena tidak dibekali dengan benar, mereka yang akan

menjadi masalah yang akan datang.

3. Pencapaian apa yang diinginkan dari setiap anggota Sahabat Muda yang telah

bergabung?

Jawab: Pencapaian diharapkan mereka memiliki mental dan karakter

sekaligus keterampilan, kepemimpinan untuk menjadi seorang social

entrepreneur. SC adalah kewirausahaan sosial bagaimana melalukan upaya-

upaya usaha dengan bersamaan melakukan kepedulian kepada masyarakat

tidak semata bisnis oriented saja, tetapi dalam berbisnis mengedapankan

kepedulian.

4. Apakah benar komunitas Sahabat Muda menyebarkan nilai-nilai dakwahnya

untuk membentuk generasi muda yang Islami? Dakwah seperti apa yang

dilakukan komunitas Sahabat Muda?

Jawab: Dakwah itu bermacam-macam. Pada dasarnya, dakwah kita tidak

berorientasi dakwah bil lisan. Dakwah yang menggunaka tutur kata. Tetapi

pada dakwah bil hal. Tetapi sebelum melakukan dakwah bil hal, yang terbaik

adalah menjadi contoh. Untuk melangkah dakwah bil hal, harus siap menjadi

contoh dahulu. Oleh karena itu, karakter-karakter Sahabat Muda ini bisa
menjadi contoh. Jadi, kita bentuk karakter-karakter sesuai dengan integritas

islam, seorang muslim.

5. Ada filosofi/makna apa dari kata Mandiri, Peduli dan bekarakter (Islami)?

Jawab: Umumnya mencapai mandiri itu bisa dengan segala cara. Tetapi, tidak

akan mungkin menjadi sebuah yang sempurna kalo karakter setiap anggota

tidak menjadi/tidak mengalami sebuah perbaikan. Pasti ada ketimpangan

secara jiwa. Madiri dalam arti secara financial, pekerjaaa dan sebaginya. Kalo

mandiri berkarakter pasti akan lebih baik.

6. Apa tujuan dijalankan dari setiap program unggulan?

Jawab: Pada dasarnya program dibagi 3; pembinaan karakter, membangun

kepedulian dan membangun keterampilan dan mandiri. Masing-masing upaya

terintergrasi dalam menjadi sebuah pribadi yang berkarakter. Sebenarnya

pertanyaan paling urgen adalah pedulinya, karena pada umumnya

pembangunan manusia mandiri mengabaikan kepedulian. Di sini kita mencoba

membangun kepedulian. Oleh karena itu disebut social entrepreneur.

7. Ada makna apa program pembentukan karakter bagi anggota? Kenapa Sahabat

Muda ingin sekali anggotanya menjalankan program caracter building?

Jawab: Sebetulnya pendekatan karakter saat ini hanya sekedar wawasan.

Gimana caranya pendekatan karakter ini menjadi sebuah aktivitas. Kami

mencoba memformat di Sahabat Muda ini menjadi sebuah aktifitas tindakan

yang dibangun sebuah komitmen. Misalnya, bisa bangun solat tahajut,

menabung haji. Hal ini yang sebetulnya sudah diajarkan orangtua kita sejak

kecil, namun kita belum sadar. Dan baru sadar saat beranjak dewasa.
8. Apakah ada keterkaitan antara satu program dengan program lainnya?

Jawab: Pasti. Karena metode pendekatannya didahulukan karakter. Pada

dasarnya pondasi sebagaimana manusia yang utuh no 1 itu adalah karakter.

Bangunan apa pun jika diletakkan di atas pondasi tersebut tidak akan masalah

kalau karakter sudah terbentuk. Mau jadi pedagang, guru, bahkan menjadi

seorang pejabat, presiden sekalipun kalo pondasinya sudah benar sebagaimana

cerminan akhlak seorang muslim insya Allah tidak akan bermasalah. Berbeda

jika sebaliknya, akan menjadi masalah nantinya.

9. Bagaimana hasilnya setelah anggota menjalankan kegiatan tersebut? Ada

perubahan apa yang bisa dilihat dari masing-masing individu?

Jawab: Bisa dilihat dengan cara diperbandingkan antar mahasiswa yang belum

mengikuti Sahabat Muda. No 1 adalah kebiasaan karakter yang dibangun insya

Allah jauh lebih bagus. Seperti solat wajib, tahajut, sunna, dhuha sudah tertata

rapi di sahabat muda.

No 2 sejak awal setiap hari ada kegiatann kepedulian, tentu akan lebih

mengalami sebuah sikap social lebih jauh. Terbiasa mnegurus jompo, anak

jalanan, itu menjadi insting. Sehingga akan otomatis melakukan untuk

membantu masyarakat menjadi hal yang sangat mudah sekali.

No3 kegiatan keterampilan kita mengarahkan kekompetensian yang khusus

pada bidangnya masing-masing. Insya Allah kami yakin sahabat muda menjadi

lebih bagus.
10. Bagaimana komunitas SM melakukan perekrutan anggota?

Perekrutan terbagi menjadi 3:

Jawab:

1. Lewat workshop membangun kompetensi sejak dini 1 bulan sekali.

2. Langsung melibatkan kepada teknis lewat acara pelatihan teknis.

3. Mengajak bagi mahasiswa sudah lulus langsung magang.

Akan berbeda tergantung usia. Jika usia masih muda, akan difokuskan pada

pembangunan karakter. Jika sudah meranjak dewasa sudah lulus kuliah, akan

dibarengkan pelatihan karakter dan pelatihan kemandirian. Berharap ketika

mereka sudah lulus, sudah siap terjun di masyarakat.

11. Apakah workshop bersifat berkelanjutan?

Jawab: Materi berkelanjutan dalam arti ketika membangun karakter sejak dini

akan sangat disayangkan tidak dilakukan sebuah tindakannya. Maka akan ada

follow up lebih lanjut. Karena di workshop biasanya hanya menampilkan

contohnya, testimoni.

12. Tujuan dari workshop ini apa selain untuk perekrutan anggota saja?

Jawab: Memang. Workhsop ini fokusnya 50% wawasan dan 50% teknis.

Otomatis kita mencoba membuka pikiran mahasiswa dengan materi mengenal

jati diri, kompetensi diri serta tujuan hidup. Maka mereka dibutuhkan

pembukaan pikiran dahulu yang sifatnya rasional/empirik baru dilankukan

praktek secara teknis.

13. Definisi dan kategori apa dari setiap anggota SM yang telah berhasil menjalani

setiap program itu?


Jawab: Kita engga bisa mendefinisikan dia berhasil atau tidak. Yang tahu

mereka sendiri. Tapi indikatornya kita bangun. Mungkin selama ini kita tidak

bisa tampak, karena ini program jangka panjang. Sebagaimana ketika kecil

diajarkan bapak ibu seolah-olah pemaksaan. Tapi akan tau manfaatnya setelah

dewasa. Nah begitu sekarang, misal anggota sahabat muda ada yang merasa

tidak nyaman dipaksa menabung haji. Tapi mereka akan terasa setelah bisa

pergi haji. Mereka akan berpikir, “Iya yah kenapa gak saya mulai dari dahulu.”

Jadi indikator kesuksesan adalah mereka sendiri yang tahu. Kita hanya

membantu membangunkan jalurnya saja. Apabila setelah pasca lulus sudah

dididik Sahabat Muda mereka akan bisa melihat jalurnya sendiri tidak jalur

yang kami paksakan. Itu polanya. Yang penting mereka tahu apa yang menjadi

landasan untuk mereka berpikir masa depan, bertindak masa depan apa saja.

Untuk menjadi apa dan sebagainya dikembalikan kepada mereka sesuai bidang

keinginannya masing-masing.

14. Ada faktor penghambat dan pendukung apa saja pada setiap program SM?

Jawab: Kita kadang-kadang kalo melihat sebuah kegiatan, sebuah program

kadang-kadang kita membutuhkan sebuah fasilitas, apalagi kalo bisa

mebutuhkan sebuah regulasi, itu sebuah keniscayaan yang sangat dibutuhkan

sebetulnya. Tetapi Pada dasarnya kita menyadarkan anak-anak muda tanpa

fasilitas, regulasi yamg saat ini belum, melainkan mengedapankan karakter,

kemandiriad dan sebagainya. Kita enggak perlu merasa hal itu sebagai

hambatan. Karena semua itu tergantung kepada pribadi masing-masing. kita

berusaha menyadarkan untuk berusaha lebih maju. Pada dasarnya rasa


tanggung jawab pada diri, jika dibangun apalagi dengan rasa tanggung jawab

kepada masyarakat akan menjadi seorang pemimpin.

Mengetahui,

Deddy Wahyudi
HASIL WAWANCARA

Nama : Zulfa Arifiyah (085607763212)

Jabatan : Relawan Mentor Sahabat Muda

Tanggal` : 31 Agustus 2016.

1. Apa sih komunitas Sahabat Muda itu?

Jawab: Sahabat Muda adalah kumpulan anak-anak muda dari usia 18-25

belajar peduli dan Madiri. Peduli pelayanan masyarakat, Mandiri seperti

kegiatan entrepreneur.

2. Kapan mulai bergabung dengan komunitas Sahabat Muda?

Jawab: Tanggal 13 Mei 2015.

3. Kenapa/Apa yang bikin tertarik dari komunitas Sahabat Muda?

Jawab: Awal karena ikut workshop Social Entrepreneur, ke wirausahaan. Dari

anak kos pengen ngadain usaha apa. Pas nemu workshop ini merasa cocok.

4. Apa bedanya komunitas Sahabat Muda dengan komunitas serupa lainnya?

Jawab: Kalo serupa kayaknya belum ada. Komunitas lainnya fokus pada

relawannya. Sasaran sebagai media saja. Menurut saya bagus ini. Belum

menemukan, mendidik anak-anak berani bermimpi. Mengajak anak-anak

mulai menciptakan planing-planingnya.

5. Ada program apa saja di komunitas Sahabat Muda?

Jawab: Program Sosial pelayanan masyarakat. Saat ini dibagi 4: 1. Sahabat

Taman Baca, 2. Sahabat Jompo 3. Sahabat Masjid 4. Sapa Disa.


Program entrepreneur: ternak kambing, belajar mengelola TK Mandiri, belajar

fashion muslimah ( toko berada di Royal Plaza), sebelumnya Pusat Grosir

Surabaya. Ada lain lagi program marchendais, tapi gak ada yang milih. Ada

kegiatan menjadi EO.

Pembentukan karakter. Setiap relawan yang masuk komunitas sahabat muda,

wajib laporan 8 karakter.

6. Ada program unggulan apa saja di komunitas Sahabat Muda?

Jawab: Workshop, karena di kegiatan tersebut terbuka untuk umum. Di

workshop tersebut banyak yang termotivasi dari materi yang disampaikan.

Merubah mindset anak muda untuk berani melangkah.

Kalo sekarang workshopnya lagi rame inovator social. Mereka merealisasikan

sebuah komunitas kecil baru yang dapat mengembangkan bakat mereka. Kami

ingin merubah dunia, sama-sama berubah, serta mengajak kebaikan pada orang

banyak. Membuat perubahan untuk orang banyak.

7. Apakah Anda merasa komunitas Sahabat Muda menyebarkan dakwahnya

untuk membentuk generasi muda yang Islami? Dakwah seperti apa yang

dilakukan komunitas Sahabat Muda?

Jawab: Sadar…. Dakwahnya simpel, Seperti character building. Tahajud yang

jarang, di sini belajar konsisten untuk beribadah. Hal-hal kecil lainnya, kalo

makan harus duduk, pakai tangan kanan, di sini sudah saling menegur.

8. Program apa saja di Sahabat Muda yang berkaitan dengan kegiatan dakwah

yang sudah dijalankan?


Jawab: Character building, membaca al-masurot pagi dan petang. Kunjungan

pada jompo sebenarnya juga kegiatan dakwah, di sini SM mencoba

membimbing para jompo untuk lebih dekat dengan Sang Pencipta. Program

lainnya seperti bersih-bersih masjid. Taman baca kita bisa mendongeng

mengajak adik-adik mau mebaca dan memberikan kisah-kisah inspiratif.

Sebenarnya semua programnya bernilai dakwah.

9. Salah satu program Sahabat Muda ada yang namanya character building.

Bagaimana pendapat Anda mengenai program ini?

Jawab: Menurut saya bagus banget. Memang terlihat ada hasilnya. Dilakukan

dan niat dengan laporan ini membuahkan hasil. Jadi terlihat ada perubahan. Hal

kecil seperti shodaqah sekarang jadi ringan. Paling disukai dari character

building di menabung haji.

Di sini saya dirubah mindset untuk diajarkan menabung haji walau perhari Rp

500. Setidaknya ini usaha nyata saya dari sejak muda. Pastinya level ditambah.

Dan sekarang sudah punya tabungan khusus untuk menabung haji.

10. Kegiatan apa saja yang dilakukan dari program character building?

Jawab: Solat wajib, rawatib, dhuha, tahajut, shodaqah, menabung haji, tadarus

dan terjemahan dan olahraga.

11. Apa yang bisa Anda dapatkan dari mengikuti program ini?

Jawab: Sekarang sudah lebih konsisten dalam beribadah. Apalagi sekrang

sudah naik level tingkat relawannya. Ibadahnya juga harus naik level, misal

dhuha dari 2 rakaat jadi 4. Tahajud tadi 5 jadi 11.


Program ini juga terkadang ada kontranya. Ada yang merasa ibadah urusan ini

bersifat pribadi jadi gak mesti laporan ke sesama. Tapi kita selalu bilang, di

sini kita sama-sama belajr. Untuk mendapatkan hasil itu terkadang butuh

dipaksa. Nah di sini kan kita niatkan sama-sama belajar. Jadi urusan diterima

tidak amalnya serahkan saja pada Allah. Bukan kita yang menbak-nebak.

Kalau menjalankan sesuai prosedur, insya Allah ada perubahan. Karena dari

setiap laporan kita berusaha kasih solusi gimana caranaya buat ibadahnya

bagus.

12. Apakah program ini sangat bermanfaat buat Anda dan anggota lainnya?

Kenapa?

Jawab: Bermanfaat banget. Saya sudah merasakan manfaatnya. Seperti

shodaqah jalan, sekarang saya selalu merasa kaya saja. Beli ini kok bisa, gak

perlu mikir merasa kekurangan atau tidaknya walau saya tetap bershodqah.

Manfaat lainnya juga saling mengajak melalui laporan ini. Walau terlihat

sepele nyatanya banyak yang tidak mengerjakannya.

13. Apakah Anda menyukai setiap kegiatan dakwah yang ada di komunitas

Sahabat Muda?

Jawab: Saya menyukai. Karena kembali fokus kegiatan sahabat muda untuk

relawannya. Apa yang dilakukan kegiatan Sahbat Muda kembali untuk kita

juga.

14. Materi apa saja yang pernah anda dapat dari mengikuti kegiatan ceramah

mingguan?
Jawab: Banyak, kadang tentang tauhid, fiqh, tasawuf, setiap ustad ada

spesialnya. Seperti materi tentang rezeki. Dijelaskan rezeki ada 4: 1. Yang

sudah ditanggung Allah, 2. Rezeki manusia di dunia, 3. Rezeki yang dijanjikan

Allah, 4. Rezeki yang asli dan yang diniati. Dijelaskan juga seperti nikmat

orang kaya ketika bertemu dengan orang miskin, hal ini karena ada yang

diminta pertolongan. Dan materi tentang orang paling miskin adalah orang

yang pelit, karena tidak menikmati rezekinya sendiri.

15. Setelah mengikuti kegiatan di Sahabat Muda, perubahan apa yang Anda

rasakan?

Jawab: Banyak perubahan yang saya rasakan. Dari setiap program mandiri,

social sampai pembentukan karakter. Social menjadikan kita lebih peduli.

Mandiri bikin saya jadi gak wanita manja. Saya ke luar kota sendiri, ngurus

kampung orang sendirian, sampai menghadapi anak-anak model preman

sendirian.

16. Meurut Anda, ada kekurangan/kendala apa saja saat menjalankan program

Sahabat Muda?

Jawab: Kendala, misal tidak membuat rencana atau agenda kegiatan akan

kesusahan diskusi dengan pembina. Karena sahabat muda dilatih untuk

menjadi pemimpin, di sini kalo kita tidak punya rencana dan agenda akan

dianggap gagal menjadi pemimpin.

17. Menurut Anda, kelebihan apa yang ada di komunitas Sahabat Muda dalam

menjalankan program-programnya dibandingkan komunitas lainnya?


Jawab: Kelebihannya setiap kegiatan yang kita lakukan harus punya target.

Menggunakan management resolt. Pelayanan, kita gak sekedar melayani saja,

harus ada target hari ini harus berapa jompo berapa yang dilayani, target

tercapai atau tidak.

Dengan adanya management resolt ini, kita sebagai agen perubahan akan lebih

banyak membantu dan gak sembarang melaksanakan kegiatan saja.

18. Secara keseluruhan, program apa yang paling Anda sukai/berpengaruh dalam

hidup Anda yang ada di komunitas Sahabat Muda?

Jawab: Sahabat Muda sebagai sekolah bagi saya, gak Cuma teori tapi praktek

nyata. Mungkin lebih bagus daripada kuliah-kuliah.

Suka banget dengan program pembentukan karakter pemimpinnya.

Dulu ngebayang dunia ini mendung, karena gak punya cita-cita. Sekarang jadi

punya dan lebih percaya diri dan berani.

19. Apakah Sahabat Muda mengajarkan agar setiap anggotanya juuga berperan

dalam kegiatan dakwah?

Jawab: Menurut aku sebenarnya lebih ke pelatihan pemimpim. Lambat laun,

lama-lama terlihat kalo ini juga dakwah, Cuma pengemasannya tidak terlihat

terlalu dakwah. Secara tidak sadar sudah melakukan kebaikan.

20. Apakah Anda setuju? Apa yang Anda persiapkan?

Jawab: Persiapan saat ini pasti menunjukan perubahan positif. Oh ini loh saya

ada perubahan di Sahabat Muda. Ibadah lebih rajin, lebih bersosialisasi ke

masyarakat.Sekarang sudah mulai belajar bersosialisasi untuk menerapkan apa

yang sudah diajarkan di sahabat muda.


21. Apakah Anda sudah merasa menjadi pribadi social entrepreneur yang memiliki

karakter nilai-nilai Islami dari hasil belajar di komunitas Sahabat Muda?

Jawab: Kalau merasa tidaknya masih terus harus belajar. Tapi yang rasakan

pastinya banyak perubahan, seperti karakter, sikap, lebih berani berpositif.

22. Apa Visi dan Misi komunitas Sahabat Muda?

Jawab:

-Visi :
Mencetak Generasi Muda yang Peduli dan Mandiri

-Misi:

1. Membangun Karakter
2. Melatih Kompetensi
3. Mencetak Pemimpin
23. Bagaimana struktur keanggotaan di komunitas Sahabat Muda seperti apa?

Jawab:

- RB : Relawan Baru
- RP : Relawan Pendamping
- RT : Relawan Target
- RK : Relawan Koordinator
- RM : Relawan Mentor
24. Program kegiatan di Sahabat Muda ada apa saja?

Jawab: Program karakter, Sosial dan Kemandiriannya (kepemimpinan).

-Karakter : 8 Karakter
- Program: Kompetensi Sahabat Muda dibagi menjadi 2:

1. Kompetensi Wajib :
a. FDR ( Fundrising)
b. PD ( Pelayanan Donatur)
c. ADM (Administrasi
d. Keu (Keuangan)
e. HP ( Helping People)

2. Kompetensi Pilihan :
a. Reseller
b. Kanvasing
c. journalist
d. LWS ( Learning Without School)
e. Ternak

-Program Magang :
1. Magang liburan semester : 2 minggu – 1 bulan
2. Magang Intensif : akselerasi 3-6 bulan

Fasilitas MG (Magang)
1. Makan & Tidur ditanggung SM
2. Transport Tugas
3. Insentif Profit program Bisnis

Mengetahui,

Zulfa Arifiyah
HASIL WAWANCARA

Nama : Sohlatul Nuriyah (085649047726)

Jabatan : Relawan Mentor Komunitas Sahabat Muda

Tanggal : 1 September 2016

1. Sudah berapa lama masuk komunitas Sahabat Muda?

Jawab: April tahun 2015.

2. Apa itu social entrepreneur di Sahabat Muda?

Jawab: Pemberdayaan ekonomi untuk kaum miskin.

3. Kenapa tertarik masuk Sahabat Muda?

Jawab: Pertama, saya punya jiwa social. Kedua inghin menjadi sosok social

entrepreneur. Sosok yang memberdayakan kaum miskin, bermanfaat bagi

orang lain.

4. Apa yang Anda harapkan dari Sahabat Muda?

Jawab: Ingin anak-anak muda tidak hanya berkehidupan hedonisme, mengerti

bahwa disekelilingnya masih banyak kaum yang diberdayakan, bukan

dikasihani.

5. Apa yang bisa Anda lakukan setelah menjadi social entrpreneur?

Jawab: Mulai dari lingkungan pribadi, lingkungan terdekat. Karena di sahbat

muda fokus ke anak-anak muda, jika sudah jadi sosok social entyrepreneur,

saya ingin anak muda lainnya sepoerti.


6. Manfaat apa saja yang bisa dihasilkan dari menjadi social entrepreneur?

Jawab: Contoh misal kita ketemu kampung kumuh. Kalo tiap hari hanya

mulung. Nah, misal ada sosok social entrepreneur masuk, kampung kumuh bisa

lebih berkreasi, bisa dari barang-barang yang dipungut menjadi kreatifitas yang

bernilai. Sehingga social entrepreneur mengangkat ekonomi suatu kehidupan

masyarakat miskin di sana.

7. Kenapa generasi muda saat ini perlu menjadi social entrpreneur?

Jawab: Ya biar tidak jadi hedonisme. Jadi, biasanya mahasiswa yang awam,

cenderung hedonisme. Bagaimana dnegan aktivis. Menurut saya, mahasiswa

aktivis perlu kjadi sosok SE. Kegiatannya tidak hanya demo-demo saja. Jadi

mereka punya manfaat untuk orang-orang, yang katanya m,ahasiswa itu agen

of change.

8. Pelajaran apa saja yang Anda dapatkan dari Sahabat Muda?

Jawab: Pertama. Karakter. Untuk menjadi lebih baik. Sesuatu hal yang baik,

didasari dari iman, menjadi karakter. Seperti solat tepat waktu dan yang keren

tahajut jadi hobi. Yang dulu susah, sekarang jadi hobi.

Kedua yaitu socialnya. Kaya kita langsung turun ke masyarakat, seperti bersih-

bnersih masjid, kunjungan jo9mpo, mengajarkan membaca untuk anak-anak

miskin atau anak jalanan.

Ketiga. Entrepreneur. Seperti kita dapet program magang, ke tempat mitra.

Kambing di Jombang, busana muslimah dio Royal Plaza.

9. Perbedaan Sahabat Muda daripada komunitas lainnya apa?


Jawab: Di sini fokusnya ke relawannya. Bukan ke sasaran. Jadi, fokus yang

didik atau dibina ya relawannya.

10. Seberapa pentingnya social entrepreneur dengan pembentukan karakter yang

penuh dengan nilai-nilai Islami?

Jawab: 99 persen. Yang menentukan keberhasilan itu Yang Maha Kuasa. Jadi,

wajib sekali untuk karakter di perbaiki setiap hari. Utama tahajut. Kalau

tahajutnya sudah rajin setiap hari, maka insya Allah yang lain akan

dipermudah.

11. Peran besar SE yang berkarakter Islami bagi bangsa Indonesia khususnya

untuk anak muda?

Jawab: Jadi, anak muda ini sudah generasi yang baru. Harusnya anmak muda

faham kalau perannya sangat dibutuhkan bagi bangsa Indonesia sendiri. Jadi

sosok SE itu penting sekali. Karena belum banyak SE apalagi yang berkarakter

Islami. Sehingga, keduanya tidak bisa dipisahkan.

Mengetahui,

Sohlatul Nuriyah
HASIL WAWANCARA

Wawancara : Nurisca Puji Lestari (083856038563)

Jabatan : Relawan mentor SahabatMuda

Tanggal : 2 September 2016

1. Apa yang Anda pahami tentang Komunitas Sahabat Muda?

Jawab: Menurut saya sahabat muda merupakan komunitas dari anak muda,

terutama mahasiswa usia 18 sampai 25 yang mempunyai tujuan menjadi social

entrpreneur.

2. Apa itu social entrepreneur yang dimaksud oleh Sahabat Muda?

Jawab: Di sini kita dicetak sebagai pemimpin. Di mana kita akan menjadi

seorang yang pandai dalam berentrpreneur namun jiwa sosialnya lebih

dominan, tidak murni hanya sekedar berhubungan dengam usaha saja.

Melainkan menumbuhkan jiwa sosial juga. Di mana kita bermanfaat juga buat

masyarakat sekitar dan bisa menikmati usaha kita.

3. Target sepertiapa yang diinginkan Komunitas Sahabat Muda terhadap

anggotanya?

Jawab: Mencetak sebanyak-banyaknya relawan yang merupakan generasi

penerus kita. Di sini kita gak hanya menjadi saya saja, tapi saya harus bisa

mencetak juga penerus saya. Jadi setiap relawan diharuskan bisa mencetak

generasinya. Seperti multi level pahala, setelah saya berhasil, saya mencari

penerus saya yang bisa melanjutkan pekerjaan saya juga.


4. Apakah Anda merasa komunitas Sahabat Muda penuh dengan nilai-nilai

dakwah? Seperti apa?

Jawab: Ya, seperti program sekarang dibagi 4, tim SAMAS, PANTI, TAMAN

BACA, dan JOMPO. Semua itu merupakan dakwah menurut saya. Sahabat

Masjid, bersih-bersih masjid dan mushola pinggiran kita bantu bersihkan itu

merupakan dakwah. Kita silaturahmi ke pengurus. Membersihkan mushola kan

merupakan nilai ibadah juga, jadi menurut saya itu dakwah juga karena di

Sahabat Muda menggerakkkan anggotannya berbuat baik.

Ada sahabat panti, di sini konteksnya mengurus anak panti. Di sana kita bantu

membersihkan panti, bantu ibu pengurus masak-memasak. Di sana kita dilatih

membantu keuletan.

Ada juga taman baca. Kita membudayakan adik-adik di kampung untuk suka

membaca. Di kegiatan ini kita mengajak adik-adik untuk membiasakan budaya

membaca. Menurut saya, adik-adik di pinggiran surabaya sini senang sekali

saat kita buka taman baca.

Selanjutnya ada sahabat jompo ini bagian mengurus nenek/kakek sudah lanjut

usia. Kita silaturahmi satu persatu yang sudah lanjut usia tanpa keluarga,

kondisinya tidak tersurus. Kita di sana silaturahmi, mendengarkan cerita.

Mereka ternyata kesepian, saat kita ke sana, banyak sekali nenek/kakek yang

curhat, seperti curhat yang ditahan. Di sana kita juga memotong kuku, kita

mandikan, bersihkan rumah, cuci bajunya, kita suapin makan. Jadi relawan di

sini diajarkan anggota merasakan merawat nenek jompo. Jadi, menurut saya

ini dakwah luar biasa.


5. Apakah di Sahabat Muda dijelaskan terlebih dahulu mengenai maksud dan

tujuan dakwah dari komunitas tersebut? Dan ada persamaan persepsi apa saja

yang disampaikan oleh Sahabat Muda?

Jawab: Kalo pengalaman saya sendiri, pertama kali ikut workshop, niat

pertama lihat pengumuman workshop social entrepreneur. Jadi fokus ke

entrepreneur saja. Akhirnya saya ikut daftar workshopnya. Pas ikut

workshopnya, saya kaget. Kok ada 8 karakter, terus materi mengenai usia,

bagaimana menjalnai hidup yang benar melihat dari usia.

Waktu baru-baru saya awalnya bener-bener belum sadar, kalo saya dicetak

berdakwah. Tapi, pas saya dikirim ke makasssar, kunjungan ke kampung-

kampung kumuh di sana, fundraising, mengadakan bukber, dll. Akhirnya saya

sdadar, di sini saya ternyata menjadi agen dakwah yang membantu masyarakat

miskin. Jadi di sini kita dilatih untuk ayo bergerak. Lakukan apa yang kita bisa

lakukan untuk ummat. Dari cari donatur, bagaimana menyalurkan dana ke

ummat dan mencari sasaran.

6. Setelah masuk komunitas Sahabat Muda, apa yang Anda dapatkan?

Jawab: Campur-campur. Terutama saya seneng dan merasa beruntung masuk

kominutas ini. Saya merasa impian saya tercapai. Saya waktu masih mahasiswa

baru punya banyak impian. Saya tempel di dinding kamar. Seperti saya ingin

solat dhuha dalam minggu ini, ngaji dalam minggu ini, sampai tahajut. Pas di

workshop itu, saya merasa loh ini impian saya. Bahkan, yang belum jadi

impian saya. Seperti menabung haji, sedekah.


Sekarang, alhamdulillah, dari tahajut, sodakoh, sampai menabung haji. Dari

Sahabat Muda saya diajarkan menabung haji. Dari 1000 sampai sudah punya

rekening. Sampai saya ajak orangtua juga. Akhirnya saya motivasi orangtua,

saya buatkan rekening biar langsung nabung. Akhirnya sekarang ibu juga

bangga.

Masalah kewilayahan. Semenjak saya gabung di SM. Saya bisa ke luar pulau.

Pertama, Makassar. Itu hal pertama saya naik pesawat. Seneng, saya dilatih

mandiri, berangkat ke pulau orang tanpa kenal keluarga di sana, dan saya

wanita. Saya berani karena komunitas SM. Insya Allah energi kita didorong

utnuk tidak malas. Kita sama-sama belajar di sini. Karena kita saling mengajak

di sini.

7. Pengaruh besar apa yang komunitas Sahabat Muda berikan padaAnda?

Jawab: Pengaruh paling besar motivasi diri dan perubahan diri. Dari awal

malas tahajut, malas sodakoh, sekarang jadi rajin. Pokoknya setelah saya

masuk SM, saya banyak bisa motivasi keluarga untuk berubah seperti apa yang

saya jalankan dan dididik di Sahabat Muda.

Keluarga saya masih banyak yang muda, saya terus ngasih semangat kalo bisa

jangan pernah berhenti bermimpi. Saya ingin orang-orang di sekitar saya tidak

menganggur. Saya akan membuat orang-orang rumah merasakan manfaat hasil

didikan saya di rumah.

8. Bagaimana kegiatan sehari-hari Anda di komunitas Sahabat Muda? Ada

kegiatan rutin apa saja?


Jawab: Dimulai dari jam setengah 4, sudah bangun. Sudah ada jadwal siapa

yang bangunin tahajut. Sudah ada jadwal imam subuh. Setelahnya baca al-

ma’tsurot, dibaca bareng-bareng.

Setelah itu bersih-bersih rumah relawan. Dan itu udah dijadwal juga siapa yang

bersih-bersih bagian ini dan itu. Setelah itu kita olahraga, tergantung PJ

olahraganya, mau senam apa naik sepeda, atau jalan sehat.

Setelah olahraga aktivitas pribadi, mandi, santai sampai pukul 07.30. Pukul

07.30 kita penghuni rumah relawan ngaji tadarus, kumpul di mushola rumah

relawan. Pukul 08.00 kumpul di ruang brifing + dapur. Di ruang ini kumpul

sekalian bisa makan. Bebas ambil di kulkas. Pokonya yang ada di kulkas milik

bersama. PJ brifing sudah ada jadwal juga siapa pemimpinnya. Bahas di mana

aksinya, target berapa, timnya siapa saja, setelahnya kumpul pertim untuk

persiapan lebih rinci tentang teknis apa yang dikerjakan oleh tim itu.

Jam 09.00 mulai aksi. Keluar kantor semua. Kembali pukul 16.00. lanjut

brifing sore, evaluasi. Kumpul apa saja yang sudah dikerjakan, ada kendala

apa, target sudah tercapai belum, ada cerita apa.

Setelah brifing pembagian insentif. Dan aktivitas pribadi sampai solat magrib.

Yang pulang bisa pulang, yang tinggal di rumah relawan bisa stay dan bebas

ngapain.

Lanjut solat magrib dan sudah ada siapa imamnya yang cowo. Setelah solat

jamaah kita baca al-ma’tsurot. Setelah al-ma’tsurot, kita ruqiah mandiri.

Sambil nunggu isya, biasanya kita nelpon pembina kita, apa rencana
kedepannya, kendala apa yang kita hadapi. Kita ceritakan semua kegiatan dan

kendala, sera minta solusi.

Setelah solat isya jamaah. Kita aktivitas pribadi. Mau makan, mau bikin

laporan, atau mengerjakan tugas. Atau terkadang setelah isya kita masih lanjut

diskusi dengan pembina kita. Sampai besok pukul 03.00 untuk solat tahajut.

9. Apakah Anda sudah merasa sudah mendapatkan manfaat dari apa yang sudah

diajarkan oleh Sahabat Muda?

Jawab: Pasti. Jadi manfaatnya itu seperti yang saya katakan di atas. Dari setiap

program yang saya ajarkan. Contoh lain fundraising, itu kita mendapatkan

manfaat melatih komunikasi. Di sini kita bukan sekedar berkomunikasi modal

cerewet. Tapi melatih bagaimana berkomunikasi dengan orang yang jauh di

atas kita. Bagaiamna berbicara dengan direktur, atau atasan-atasan. Atau dilatih

bagaimana berbicara di depan orang. Bagaimana menjadi MC saat acara

workshop. Dan bagaimana berkomuikasi dengan orang-orang yang di bawah

kita, seperti adik kelas. Bagaimana mengajak mereka mau gabung di sahabat

muda, dan bagaimana mengajak mereka untuk mau mengikuti program 8

karakter.

Selain itu dari penampilan. Tadinya tidak tertata rapih. Sekarang saya berusaha

memperbaiki penampilan karena ikut fundraising yang notabene masuk kantor-

kantor. Saya mencoba menghargai diri sendiri dengan penampilan.

10. Jika di komunitas Sahabat Muda mengajarkan nilai-nilai dakwah, apakah Anda

siap menjadikan hidup sebagai sarana dakwah?


Jawab: Sangat siap saya menjadikan hidup sebagai sarana dakwah. Bahkan

mimpi saya, ingin menjadi agen dakwah. Dimulai bagaimana saya merubah

lingkungan kecil (komunitas Sahabat Muda), meluas ke surabaya, sampai

seIndonesia. Merubah anak muda untuk tidak pasif, diam bertindak aksi. Anak

muda gak boleh lagi banyak bermain. Jangan lagi jadi sebagai anak muda

bermental pekerja. Jadilah agen perubahan, keliling masyarakat, cari tahu

masalah disetiap masyarakat apa, dan cari solusinya.

Banyak sebenarnya yang sudah melakukan, tapi kalo bisa menjadi agen

perubahan kepada maysakarat yang lebih banyak, bermanfaat untuk orang

yang lebih banyak. Merubah kemiskinan, merubah mental pekerja, menjadi

anak muda Indonesia yang berjiwa social entrepreneur. Dan pastinya, tidak

lupa menjadi anak muda yang mempunyai karakter diri keIslaman.

Mengetahui,

Nurisca Puji Lestari


HASIL WAWANCARA

Nama : Isti’ Anatuz Zumaroh (0857 2612 6882)

Jabatan : Relawan Pendaping (RP) Tahap 2 Sahabat Muda

Tanggal : 3 September 2016

1. Apa makna social entrpreneur bagi Anda?

Jawab: Kita berwirausaha tapi kita berbagi dengan dhuafa, anak yatim, fakir

miskin. Seperti: Kita (Sahabat Muda) punya Yesa Malika hasilnya untuk

dhuafa.

2. Kegaiatan apa saja yang dilakukan dari program entrepreneur?

Jawab: Seminarnya saya sudah mulai aktif. Terus saya juga pernah ikut

berwirasuaha baju muslimah vamosh di PGS (sebelum Yesa Malika), fokus

target meningkatkan omset. pernah juga ternak kambing di Jombang. Di sana

saya diajarkan punya target fokus pada kambing yang sakit. Kalo kambing

sehat daya jual juga tinggi.

3. Seberapa penting program ini bagi Anda? Kenapa?

Jawab: Penting banget. Karena tujuan di sini kan belajar, jadi saya ingin

mempelajari apa yang sudah difasilitasi di sini. Seperti jualan, jaga toko, ternak

kambing. Kebetulan di rumah daerahnnya cocok untuk ternak kambing. Jadi

cocok buat saya buka usaha kambing. Jadi saya pengen juga buka lowongan

kerja pada masyarakat di rumah.


4. Ada motivasi apa bagi Anda sebagai seorang muslim mengikuti kegiatan

entrepreneur?

Jawab: Ingin bermanfaat untuk orang lain. Kalo kita punya usaha, kita bisa

menyediakan lapangan kerja, banyak membantu. Pengen punya usaha bisa bagi

hasil sama anak yatim.

5. Ada pengalaman apa saja saat mengikuti program ini?

Jawab: Saat pertama kali jualan, saya kan gak pernah jualan toko baju. Apa

lagi barang brended. Saya jadi belajar promosi dan mental. Awal-awal agak

malu karena lokasinya di pasar, dan ramai. Dapet ilmu baru tentang ternak

kambing, suntik kambing, ngobatin kambing.

6. Apa yang Anda harapkan dari program ini?

Jawab: Bisa belajar lebih banyak lagi. Gak Cuma ternak kambing dan jualan.

Karena saat ini masih mencari kompetensi, jadi sekarang pengen cari minat

saya yang sebenranya.

7. Manfaat apa yang bisa didapat dari mengikuti program ini bagi Anda dan anak

muda lainnya?

Jawab: Pasti menambah pengalaman. Di sini saya juga belajar disiapkan

menjadi manajer. Kalau mau jadi manager, saya harus bisa banyak skill.

8. Apakah Anda sudah punya pandangan kedepan mengenai menjalankan bisnis

nanti setelah mengikuti kegiatan entrepreneur ini?

Jawab: Pandangan ke depan saat ini igin ternak kambing. Karena informasi

yang saya dapat, prospek kambing lebih bagus dari usaha lele yang awalnya

saya minati.
9. Menurut Anda, kenapa seorang entrepreneur harus memiliki nilai-nilai

keIslaman pada diri (sikap, moral, cara berpikir)nya?

Jawab: Karena, kunci dari pada masalah itu solat dan sabar. Jadi, saat

menghadapi hidup untuk menjadi seorang entrepreneur, pendidikan karakter

itu yang bisa membantu menghadapi masalah. Seperti solat tahajut gak perlu

nunggu masalah.

10. Jadi, menurut Anda, ada pandangan apa mengenai komunitas Sahabat Muda

yang mempunyai kedua program tersebut?

Jawab: Sesukses apapun usaha kita, tanpa karakter keislaman apa jadinya?

Kita gak akan jadi social entrepreneur. Tujuan kita pasti hanya uang tanpa

peduli dengan orang lain. Di sini kan kita diajarkan menghasilkan uang dan

membantu orang lain juga.

11. Setelah mengikuti kegiatan di Sahabat Muda, perubahan apa yang Anda

rasakan?

Jawab: Banyak pastinya. Secara internal, di sini saya merasa lebih terarah pada

kemampuan saya dan apa yang saya cari. Sebelum masuk Sahabat Muda kan

saya mengalir saja menjalani hidup. Setelah di Sahabat Muda, saya jadi lebih

percaya diri, membuka komunikasi dengan orang.

12. Meurut Anda, ada kekurang/kendala apa saja saat menjalankan program

Sahabat Muda?

Jawab: Kendala pertama kali saat ikut program fundraising, mungkin masih

menguasai ilmu fundraising yang minim, bagaimana beribicara dengan orang


yang punya jabatan atau orang yang akan saya temui. Setelah ikut kegiatan

fundraising, jadi sedikit lebih lancar menjalankan program Sahabat Panti dan

Disabilitas (SAPADISA). Kendala di Sahabat Panti mungkin kepercayaan

panti yang masih kurang dan komunitas Sahabat Muda.

13. Menurut Anda, kelebihan apa yang ada di komunitas Sahabat Muda

dibandingkan komunitas lainnya?

Jawab: Kalo sahabat muda langsung praktek, tidak hanya berdiskusi teori.

Kalo di sini, saya belajar banyak, bulan ini fundraising, bulan depan sahabat

panti dan disabilitas. Dan sekarang saya keliling kampung buka taman baca.

14. Secara keseluruhan, program apa yang paling Anda sukai/berpengaruh dalam

hidup Anda yang ada di komunitas Sahabat Muda?

Jawab: Paling berpengaruh pastinya fundraising. Dulu diajarkan berpakaian

rapih, berkomunikasi yang baik saat berhadapan dengan bos-bos atau mereka

yang punya jabatan, dan di fundraising juga meningkatkan keberanian diri.

15. Apakah Sahabat Muda mengajarkan agar setiap anggotanya juga berperan

dalam kegiatan dakwah?

Jawab: Merasa. Seperti dalam kehidupan saya mengajarkan orang-orang

sekitar pelatihan karakter juga. Saya ajak juga baca al-matsurot. Kalau di dalam

komunitas Sahabat Muda, sesama anggota kita saling mengingatkan. Seperti

ada yang tidak pakai kerudung, kita tegur. Tidak solat kita tegur. Tidak tahajut

kita tegur solat tahajut.

16. Apakah Anda setuju? Apa yang Anda persiapkan?


Jawab: Ya setuju, saat ini lebih membenahi diri sendiri. Tapi gak juga

menunggu diri sendiri lebih baik, bisa sama-sama sambil belajar. Tapi

usahakan saya sendiri udah mengamalkan apa yang kita kerjakan.

17. Apakah Anda sudah merasa menjadi pribadi social entrepreneur yang memiliki

karakter nilai-nilai Islami dari hasil belajar di komunitas Sahabat Muda?

Jawab: Secara sikap mungkin sudah, karena insya Allah dengan program

karakter itu . tapi kalo nyata pada entrepreneurnya merasa belum. Saat ini

masih merasa belajar saja. Tapi kalau berbicara social entrepreneur sebagai

agen perubahan, insya Allah saya bisa. Karena sebagai relawan pendamping,

saya ditugaskan mendampingi anggota-anggota baru untuk bisa belajar juga di

Sahabat Muda dari awal. Seperti program karakter, saya terus mengingatkan

anak-anak. Menjalankan kegiatan di SM, saya selalu tekankan untuk punya

target berapa dan hasilnmya apa. Sehingga mereka tidak sia-sia menjalankan

aktivitas di Sahabat Muda.

Mengetahui,

Isti’ Anatuz Zumaroh


HASIL WAWANCARA

Nama : Wahyu Sajiwo (081330499005)

Jabatan : Relawan Magang (Malang) Sahabat Muda

Tanggal : 5 September 2016.

1. Sahabat Muda itu Apa?

Jawab: Suatu komunitas berkumpulnya para mahasiswa yang bertujuan

bersama (konkritnya social entrepreneur).

2. Kegiatan apa saja yang dilakukan dari program sosial ini?

Jawab: Peduli dengan anak jalanan, kita punya binaan anak-anak pemulung

sampah. Kita ngajari ibu-ibu tukang sampahnya di sanggar handmade dan

mengenal baca tulis.

3. Menurut Anda, apakah program social masih termasuk dalam kategori

berdakwah? Kenapa?

Jawab: Iya, karena dengan memberdayakan masyarakat, mereka mendapatkan

penghasilan. Orang identik ketika tidak punya uang, tingkat keimanannya akan

menurun bahkan bisa mudah keluar Islam, dengan adanya pembinaan kita bisa

mengimbangi keagamaan mereka. Di sana juga ada pengajian yang kita

ajarkan.

4. Apakah Anda menyukai kegiatan ini?

Jawab: Sangat menyukai, saya merasa sosial adalah pasion saya. Salah

satunya bermanfaat orang banyak. Dan saya flashback pada hidup saya. Bahwa

saya dari kecil banyak dibantu orang dan dari sana mencintai social.
5. Mengapa kegiatan ini bisa menjadi menarik bagi Anda? Atau kenapa kegiatan

ini harus ada dan harus dipertahankan?

Jawab: Kalo bukan kita, para Sahabat Muda, siapa lagi yang peduli pada adik-

adik penerus kita.

6. Apakah kegiatan ini ada kaitannya dengan dua program lainnya (character

building dan entrepreneur) di Sahabat Muda?

Jawab: Ya, dari kegiatan social di sana ada pemberdayaan. Pemberdayaan ini

bertujuan untuk mengangkat kehidupan ataupun menambahkan penghasilan

bagi masyrakat yang diberdayaklan. Di sanalah terjadi jiwa entrepreneur

dikembangkan. Otomatis juga ada kaitannya. Karena untuk menjadi seorang

socail entrepreneur yg kuat, dibutuhkan karakter keIslaman yang kuat juga.

7. Apa yang bisa didapatkan dari mengikuti kegiatan social?

Lebih peka melihat kehidupan yang sebenarnya (bukan tentang kita saja

melainkan orang lain juga) tentang carut marut bangsa ini.

8. Ada pengalaman apa selama mengikuti kegiatan social?

Jawab: Paling berkesan di YKAKI (yayasan Kanker), membuka mata saya

untuk memanfaat sisa hidup dengan sebaik-baiknya. Di sisi lain, bersyukur

ketika melihat mereka sudah ditentukan kapan meninggalnya.

9. Setelah mengikuti kegiatan di Sahabat Muda, perubahan apa yang Anda

rasakan?

Jawab: Character building menguatkan dan meningkatkan spiritual

keagamaan saya. Kemudian, lebih tanggap/peka melihat keadaan sekitar


bahwasannya semua bisa menghasilkan uang. Asal kita mau berpikir, berusaha

dan aksi/bergerak secara nyata.

10. Menurut Anda, kelebihan apa yang ada di komunitas Sahabat Muda dalam

menjalankan program-programnya dibandingkan komunitas lainnya?

Jawab: Semuanya anak muda, dan di sini semuanya adalah orang-orang yang

mau belajar. Dan dibimbing dengan segala macam tahapan yang ada secara

rinci dan matang.

11. Secara keseluruhan, program apa yang paling Anda sukai/berpengaruh dalam

hidup Anda yang ada di komunitas Sahabat Muda?

Jawab: Saya suka kegiatan jompo. Banyak belajar untuk mengenban diri,

bagaimana merawat orangtua.

12. Apakah Sahabat Muda mengajarkan agar setiap anggotanya juuga berperan

dalam kegiatan dakwah?

Jawab: Iya.

13. Apakah Anda setuju? Apa yang Anda persiapkan?

Jawab: Pada diri sendiri saya menguatkan ilmu (agama, maupun ilmu lainnya

khususnya di sisi entrepreneur), perbanyak membaca, ketika sudah

mendapatkan ilmunya, kita harus menerapkan dan berbagi.

14. Apakah Anda sudah merasa menjadi pribadi social entrepreneur yang memiliki

karakter nilai-nilai Islami dari hasil belajar di komunitas Sahabat Muda?

Jawab: Belum total... Masih pengen sesuatu yang lebih lagi dari diri saya

mengenai nilai-nilai keagamaan. Saya ingin terus belajar, dan memperdalam

ilmu agama. Saya ingin menjadi gelas kosong yang terus diisi.
Mengetahui,

Wahyu Sajiwo
HASIL WAWANCARA

Narasumber : Harman (085796292648)

Jabatan : Relawan Magang (Makassar) Sahabat Muda

Tanggal : 4 September 2016

1. Apa yang Anda pahami tentang social entrepreneur?

Jawab: Pengusaha yang tidak hanya menghasilkan profit. Tetapi juga pada

pemberdayaan, di mana usahanya bermanfaat untuk orang banyak.

2. Kegaiatan apa saja yang dilakukan dari program entrepreneur?

Jawab: Untuk pelatihan kompetensi, EO, pelatihan ternak: ternak kambing dan

lele, pemberdayaan (pengelolaan TK dan ponpes),

3. Seberapa penting program ini bagi Anda? Kenapa?

Jawab: Sangat penting, apalagi saya senang dengan entrepreneur. Kegiatan ini

juga bersifat social, sehingga saya rasa program ini bermanfaat untuk

membantu masyarakat.

4. Ada motivasi apa bagi Anda sebagai seorang muslim mengikuti kegiatan

entrepreneur?

Jawab: Saya melihat, kegiatan ini kan social juga, sebagai seorang relawan

kita memberikan manfaat kepada masyarakat. Dengan program kegiatan ini

membantu masyarakat dan saya bisa menjadi seorang muslim yang

bermanfaat dengan jiwa social entrepreneur.


5. Kegiatan apa yang Anda ikuti dari program entrepreneur?

Jawab: Ternak kambing, jurnalistik dan pelatihan leadership. Pelatihan ini

sangat luar biasa bagi saya. Bisa belajar banyak pengetahuan. Apalagi saat

pelatihan kambing, menambah wawasan terhadap mengelola kambing.

6. Ada pengalaman apa saja saat mengikuti program ini?

Jawab: Pertama, saya bisa tahu mengenai jenis-jenis kambing, apa saja

makanan dari kambing, tahapan-tahapan pemberian makanan kambing,

sampai mengobati kambing. Kemaren itu kan fokus pelatihannya

penggemukan kambing, jadi saya dapet pelajaran itu.

Terus saya lihat di sana kambing itu lebih murah, free biaya antar dan saya juga

belajar menguliti kambing.

7. Apa yang Anda harapkan dari program ini?

Jawab: Harapan saya bukan hanya dilanksanakan saat ini, tapi saat setelahnya

saya juga bias mengaplikasikannya. Sehingga saya bisa menjadi orang

bermanfaat untuk masyarakat di rumah saya. Sebagaimana yang diinginkan

Sahabat Muda. Menjadi agen perubahan sebagai seorang muslim.

8. Manfaat apa yang bisa didapat dari mengikuti program ini bagi Anda dan anak

muda lainnya?

Jawab: Manfaat ini menambah pengalaman, wawasan, relasi. Kita bisa

memberikan kepada masyarakat, pengelamanan mengenai kompetensi yang

dipelajari di Sahabat Muda.


9. Apakah Anda sudah punya pandangan kedepan mengenai menjalankan bisnis

nanti setelah mengikuti kegiatan entrepreneur ini?

Jawab: Sudah ada, pertama karena saya masuk tim sapadisa, saya pengen

punya panti dan mengadakan kegiatan-kegiatan sejenis yang sudah saya

pelajari dan saya juga mau belajar usaha kambing.

10. Menurut Anda, kenapa seorang entrepreneur harus memiliki nilai-nilai

keIslaman pada diri (sikap, moral, cara berpikir)nya?

Jawab: Karena menurut saya, entrepreneur yang berhubungan dengan bisnis

tidak semena-mena. Apa yang dihasilkan kedepannya tidak merugikan orang

lain, saat sudah mulai berbisnis dia tahu aturan agama dan kuat imannya

terhadap godaan harta duniawi.

11. Jadi, menurut Anda, ada pandangan apa mengenai komunitas Sahabat Muda

yang mempunyai kedua program tersebut?

Jawab: Sangat bagus, karena komunitasnya di sini kan anak muda. Melihat

kondisi bangsa ini, anak-anak mudanya lebih mengenal dirinya pada hal-hal

yang positif. Sebenarnya tujuan dari Social Entrepreneur kegiatan-kegiatan

bisa diduplikasi masyarakat dan rutinitas kegiatan yang dilakukan terus-

menerus. Sehingga, apa yang diajarkan Sahabat Muda kepada anggotanya bisa

tersalurkan manfaatnya pada masyarakat.

12. Setelah mengikuti kegiatan di Sahabat Muda, perubahan apa yang Anda

rasakan?

Jawab: Karakter, artinya lebih mengerahakan disiplin, pemanfaatan waktu

apalagi ibadah saya. Tahajut jadi full terus, kebiasaan bangun pagi. Dari segi
komunikasi juga saya jadi lancar dan jadi berani berkomunikasi dengan orang

baru apalagi yang sudah punya jabatan.

13. Meurut Anda, ada kekurang/kendala apa saja saat menjalankan program

Sahabat Muda?

Jawab: Kendala mungkin transportasi. Aksi ke panti asuhan masih banyak

panti yang kurang percaya secara spontan.

14. Menurut Anda, kelebihan apa yang ada di komunitas Sahabat Muda dalam

menjalankan program-programnya dibandingkan komunitas lainnya?

Jawab: SM punya didikan karakter, disiplin, sabar dan nilai lebih nilai ibadah

termasuk melayani masyarakat. Karena perkumpulannya anak muda, ini bagus

untuk pengenalan jati diri membangun planning masa depan, dan membantu

anak muda lebih peka terhadap kepekaan bermasyarakat. Selanjutnya kita lebih

dituntut langsung aksi, tidak banyak berteori.

15. Secara keseluruhan, program apa yang paling Anda sukai/berpengaruh dalam

hidup Anda yang ada di komunitas Sahabat Muda?

Jawab: Program leadership, karena saya diajarkan bagiamana cara saya

mempimpin sebuah tim. Dari membuat rencana, strategi apa yang dijalankan,

sehingga program berjalan dan sesuai target.

16. Apakah Anda merasa bahwa Sahabat Muda mengajarkan agar setiap

anggotanya juga berperan dalam kegiatan dakwah?

Jawab: Merasa, karena yang diarahkan pertama kali kan karakter di mana kita

diperhatikan solat wajib, tahajut, sunnah, menabung haji, membaca al-quur’an.


Di sana diajak kita semua pada jalan kebaikan. Setelah itu dakwah langsung

diterapkan baik pada diri sendiri maupun masyarakat melalui program.

17. Apakah Anda setuju? Apa yang Anda persiapkan?

Jawab: Setuju. Saya lebih ke mental. Kita kan berhubungan dengan social,

saya mempersiapkan mental sebelum mengajak kebaikan. Mengumpulkan rasa

percaya diri melalui pribadi diri.

18. Apakah Anda sudah merasa menjadi pribadi social entrepreneur yang memiliki

karakter nilai-nilai Islami dari hasil belajar di komunitas Sahabat Muda?

Jawab: Belum, karena perubahannya di sini masih bertahap, dan saya merasa

belum. Iya, dari awal saya dibina dan dituntut nilai-nilai Islami.

Mengetahui,

Harman
HASIL WAWANCARA

Narasumber : Nur Faizza Kumalasari (082134363800)

Jabatan : Relawan Baru komunitas Sahabat Muda Surabaya

Tanggal : 6 September 2016

1. Kapan pertama kali gabung di komunitas Sahabat Muda?

Jawab: Pertama kali gabung di Sahabat Muda Agustus 2016.

2. Apa sih yang kamu tahu tentang Sahabat Muda?

Jawab: Sahabat Muda sebuah komunitas bagi anak muda yang menanamkan

jiwa kepeduliaan dan kemandirian yang disertai dengan karakter. Tidak hanya

itu, Sahabat Muda juga melatih dan membina kita untuk memunculkan

kompetensi sejak dini.

3. Kamu ngerasa gak sih kalau komunitas Sahabat Muda menyebarkan nilai-nilai

dakwah kepada relawannya?

Jawab: Di dalam Sahabat Muda, kita dilatih untuk lebihi peduli. Misalnya

dalam aksi Sahabat Anak dan Sahabat Jompo atau aksi lainnya kita banyak

menemukan pelajaran yang tidak selalu kita dapatkan dalam kegiatan lain. Di

sini juga kita banyak belajar dari orang-orang di bawah kita agar kita tidak

menjadi orang yang sombong. Dari situ juga tanpa disadari jiwa kita akan

tergerak untuk lebih peduli lagi jika kita sudah tidak berada dalam lingkungan

Sahabat Muda. di SM juga tidak hanya mengajarkan kepedulian terhadap

relawan saja, tetapi kepada teman-teman relawan lainnya. Dari sebuah


kepedulian kita bisa berdakwah dengan semua hikmah dan pelajaran yang telah

kita dapat ketika melakukan berbagai aksi di SM.

4. Apa pendapat Faiz tentang program 8 karakter?

Jawab: Di SM menanamkan nilai-nilai 8 karakter. Apa sih karakter itu?

Karakter adalah sesuatu yang baik yang diyakini dan selalu dilakukan terus

menerus. 8 karakter di sini lebih condong kepada ibadah (ibadah wajib dan

sunnah). Di sini kita dilatih untuk mengontrol karakter kita dengan

menggunakan lembaran latihan karakter bersama. Tidak hanya dikontrol

dengan lembaran saja, tapi ada kakak-kakak yang selalu siap mengontrol

karakter para relawan dengan cara menyetor apa saja yang tidak mereka

kerjakan dalam setiap harinya. Awalnya memang sulit untuk bisa penuh 8

karakter. Tapi setelah beberapa bulan berjalan, semua akan bisa menjadi

terbiasa dengan sendirinya.

5. Pernah ikut kegiatan ruqiyah? Menurut kamu kegiatan tersebut bagaimana?

Jawab: Sahabat Muda juga mengadakan pelatihan ruqyah. Ketika saya

mengikuti pelatihan ruqyah sekaligus pelaksanaanyya. Ternyata banyak doa-

doa atau zikir-zikir yang malah membuat datangnya para jin. Atau ketika kita

makan minum sambil berdiri dan menggunakan tangan kiri, itu juga bisa

mengundang jin masuk dalam tubuh kita. Ternyata ruqyah juga bisa dilakukan

secara perorangan. Tidak harus dengan orang khusus yang melakukan ruqyah

mandiri. Dalam pelatihan ini kita juga diajari bagaimana melakukan ruqyah

mandiri.

6. Manfaat apa yang bisa diambil dari kegiatan ruqiyah tersebut?


Jawab: Banyak manfaat yang dapat kita ambil dari pelatihan ruqyah ini. Salah

satunya agar kita lebih bisa hati-hati dengan segala gerak gerik kita sekaligus

dengan zikir yang tidak terdapat dalam hadits shohih. Dengan kita mengetahui

hal tersebut dan mempraktekkannya, secara tidak langsung kita telah menjaga

diri kita dari masuknya jin-jin yang menggoda kita.

Mengetahui,

Nur Faizza Kumalasari


Dokumentasi Foto
1. Foto Kegiatan komunitas Sahabat Muda

Bagan 1: Kegiatan Sahabat Jompo Bagan 2: Kegiatan Sahabat Jompo

Bagan 4: Kegiatan Sahabat Panti Bagan 3: Kegiatan Sahabat Masjid

Bagan 6: Kegiatan Taman Baca Keliling Bagan 5: Kegiatan Taman Baca Keliling
2. Foto Kegiatan Keagmaan Komunitas Sahabat Muda

Bagan 8: Pembacaan Al-Matsurot Ba'da Magrib Bagan 7: Pengajian Ceramah Mingguan

Bagan 10: Kegiatan Ruqiyyah Syar'iyyah Bagan 9: Kegiatan Ruqiyyah Syar'iyyah

3. Foto Wawancara Bersama Relawan dan Pak Deddy Wahyudi

Bagan 11: Wawancara Bersama Deddy Wahyudi Bagan 12: Wawancara Bersama Deddy Wahyudi
Bagan 13: Wawancara Bersama Deddy Wahyudi Bagan 14: Wawancara Bersama Wahyu

Bagan 16: Wawancara Bersama Harman Bagan 15: Wawancara Bersama Risca

Bagan 18: Wawancara Bersama Isti Bagan 17: Bersama Relawan Sahabat Muda

Anda mungkin juga menyukai