Anda di halaman 1dari 11

Kelompok 10

Manajemen Strategi Zakat Wakaf

Munadiyah E20194018
Fina Fathiya Salsabila E20194041
Mochammad Faqih Fariz Madani E20194045
Nabilur Rohman E20194050
Pengertian Zakat Produktif
Kata produktif berasal dari bahasa inggris "productive" yang
berarti banyak menghasilkan, memberikan banyak hasil, banyak
menghasilkan barang-barang berharga, yang mempunyai hasil
baik. "productivity" yang berarti banyak menghasilkan karya atau
barang. Produktif juga berarti banyak menghasilkan, memberikan
banyak hasil.
Zakat produktif adalah pemberian zakat yang dapat membuat para
pemerimanya menghasilkan sesuatu secara terus-menerus, dengan
harta zakat yang telah diterimanya. Zakat produktif dengan
demikian adalah zakat di mana harta atau dana zakat yang
diberikan kepada para mustahik tidak dihabiskan, akan tetapi
dikembangkan dan digunakan untuk membantu usaha mereka,
sehingga dengan usaha tersebut mereka dapat memenuhi
kebutuhan hidup secara terus-menerus.
Pengertian
Pendayagunaan
Pendayagunaan berasa dari kata "Guna" yang berarti
manfaat
pendayagunaan adalah bagaimana cara atau usaha
dalam mendatangkan hasil dan manfaat yang lebih
besar serta lebih baik.
Bentuk Pendayagunaan Zakat

1 Bentuk sesaat, dalam hal ini berarti bahwa zakat hanya diberikan kepada seseorang satu
kali atau sesaat saja. Dalam hal ini juga berarti bahwa penyaluran kepada mustahik tidak
disertai target terjadinya kemandirian ekonomi dalam diri mustahik. Hal ini dikarenakan
mustahik yang bersangkutan tidak mungkin lagi mandiri, seperti pada diri orang tua yang
sudah jompo, orang cacat. Sifat bantuan sesaat ini idealnya adalah hibah.

Bentuk pemberdayaan, merupakan penyaluran zakat yang disertai target mengubah keadaan
2
penerima dari kondisi kategori mustahik menjadi kategori muzaki. Target ini adalah target besar
yang tidak dapat dengan mudah dan dalam waktu yang singkat. Untuk itu, penyaluran zakat harirus
disertai dengan pemahaman yang utuh terhadap permasalahan yang ada pemerima. Apabila
permasalahannya adalah permasalahan kemiskinan, harus diketahui penyebab kemiskinan tersebut
sehingga tidak dapat mencari solusi yang tepat demi tercapainya target yang telah dicanagkan.
PERAN NEGARA TERHADAP LEMBAGA ZAKAT

Beberapa ahli hukum islam menjelaskan bahwa negara berkewajiban dan bertanggung
jawab dalam mengelola zakat. Yusuf Qardhawi menjelaskanlima alsan mengapa islam
menyerahkan wewenang kepada negara untukmengelola zakat, atu pentingnya pihak
ketiga dalam pengelolaan zakat(memungut zakat dan membagikannya kepada yang
berhak):
1.Banyak orang yang telah mati jiwanya, buta mata hatinya, tidak sadarakan tanggung
jawabnya terhadap orang kafir yang mempunyai hak milikyang tersimpan dalam harta
benda mereka.
2.ntuk memelihara hubungan baik antara muzakki dan mustahiq. Menjaga
kehormatan dan martabat para mustahiq. Denganmengmbil haknya dari pemerintah
mereka terhindar dari perkataanmenyakitkan dari pihak pemberi.
3. Agar pendistribusiannya tidak kacau, semraut dan salah atur.
4. Agar ada pemerataan dalam pendistribusiannya, bukan hanya terbatas pada orang-
orang miskin dan mereka yang sedang dalam perjalanan,namun pada pihak lain yang
berkaitan erat dengna kemaslahatan umum.
5. Zakat merupakan sumber dana terpenting dan permanen yang dapatmembantu
pemerintah dalam menjalankan fungsi-fungsinya dalam mengayomi dan membawa
rakyatnya dalam kemakmuran dan keadilanyang beradab.
HUKUM ZAKAT PRODUKTIF
Penyaluran zakat secara produktif ini pernah terjadi di zamanRasulullah SAW.
Dikemukakan dalam sebuah hadits riwayat Imam Muslimdari Salim Bin Abdillah
Bin Umar dari ayahnya, bahwa Rasulullah telahmemberikan zakat kepadanya lalu
menyuruhnya untuk dikembangkan ataudisedekahkan lagi.
Disyaratkan bahwa yang berhak memberikat zakat yang bersifat produktif adalah
yang mampu melakukan pembinaan dan pendampingankepada para mustahiq agar
kegiatan usahanya dapat berjalan dengan baik. Disamping melakukan pembinaan
dan pendampingan kepada para mustahikdalam kegiatan usahanya, juga harus
memberikan pembinaan ruhani danintelektual keagamaannya agar semakin
meningkat kualitas keimanan dankeislamanannya.
Dari bebrapa pendapat diatas dapt disimpulkan bahwa zakat roduktifadalah boleh
bahkan sangat dianjurkan bila dikaitkan dengan situasi dankondisi negara
indonesia saat ini. Agar dari zakat produktif tersebut ,masyarakat bisa berorientasi
dan berbudaya produktif , sehingga dapatmemproduksi sesuatu yang dapat
menjamin kebutuhan hidup mereka.Pada saat ini modal dalam bentuk uang tidak
hanya dikonsentrasikankepada pengelolaan tanah dan perdagangan saja, akan
tetapi juga sudahdiarahkan kepada pendirian bangunan-bangunan untuk disewakan
atau diinvestasikan, pabrik-pabrik sarana transportasi udara, laut dan darat, dana
sebagainya.
Pendayagunaan Zakat Mal untuk Alokasi Produktif

Menurut berita resmi statistik menyatakan bahwa, jumlah penduduk miskin (penduduk
yang berada dibawah garis kemiskinan) di Indonesia pada tahun 2006 sebesar 39,05
juta(17,75%). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada tahun 2005 yang berjumlah
35,10 juta(15,97%), berarti jumlah penduduk miskin meningkat sebesar 3,95%. Data
diatas menginformasikan bahwa tingkat penduduk miskin Indonesia dari tahun ke tahun
belum mengalami penurunan secara signifikan dan bisa jadi semakin hari bertambah
jumlah penduduk miskinnya dengan melihat realitas kondisi perekonomian Indonesia
yang belum stabil, angka pengangguran yang setiap tahun bertambah, ditambah dengan
kebijakan PHK oleh perusahaan yang sedang colaps(declean). Janji janji pemerintah
untuk berkomitmen mengurangi jumlah angka penduduk miskin belum menampakkan
keseriusannya, malah fakta yang terjadi justru pemerintah menambah deretan derita
penduduk miskin dengan mengeluarkan kebijakan yang tidak popoler (kebijakan impor
beras, menaikkan tarif BBM dan TDL dan sebagainya).
Pendayagunaan Zakat Mal untuk Alokasi Produktif
Masalah kemiskinan memang menjadi tanggung jawab negara. Sebagai bagian dari
anggota masyarakat, tentu kita tidak boleh hanya mengutuk keadaan, Menyalahkan
pemerintah. Tetapi harus ada ikhtiar insaniah dari kelompok/anggota masyarakat
yang peduli dengan kondisi sosial masyarakat. Dalam gagasan strategi
pembangunan yang baru, yang disebut basic strategy timbul gagasan untuk
melakukan sesuatu yang disebut "pengalihan konsumsi" (transfer of consumption),
"pengalihan pendapatan" (transfer of income), "pengalihan kekayaan" (transfer of
wealth), "pengalihan investasi" (transfer of invest) ataupun "pembagian kembali
kekuasaan" (redistribution of powers). Maksudnya adalah bahwa hendaknya
program-program pembangunan itu ditujukan dan dapat diambil manfaatnya secara
langsung oleh golongan yang paling miskin dan paling lemah. Juga dimaksudkan
agar golongan yang kaya dan kuat dikurangi kekuatannya secara relatif, dengan
meningkatkan kemampuan dan kekuasaan lapisan yang paling miskin. Disinilah
pengalihan kemampuan dan kekuasaan berjalan seiring dengan pengalihan
kekayaan, pendapatan, konsumsi dan investasi.

Anda mungkin juga menyukai