Anda di halaman 1dari 5

ARTIKEL MENGENAI BATU BARA PROVINSI JAMBI

MATA KULIAH MEMBACA TEKS INGGRIS

Disusun Oleh Kelompok 1:


Maulana Anggun Saputra 105210209
Riska Amriyani 105210210
Amelina Puspa Disa 105210212
Nurhayati 105210216
Riandra Fiqri 105210219
Juanda Pratama 105210224
M. Reza Alfalah 105210236

UNIVERSITAS NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI


PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARIAH
TAHUN 2023
Permasalahan Angkutan Batubara Di Wilayah Kota Jambi :
Pemenuhan Hak Atas Lingkungan Hidup Bagi Masyarakat
Provinsi Jambi menjadi salah satu daerah yang menghasilkan batu bara cukup tinggi
dan merupakan pemasukan dalam menyumbang pemasukan keuangan daerah. Dalam
kegiatan pertambangan batu bara dijambi tentunya menimbulkan berbagai dampak, baik
positif maupun dampak negatif.

Salah satu dampak negatif yakni akibat dari angkutan batu bara yang menggunakan
truk yang lewat di sepajang jalan lintas di Provinsi Jambi adalah tercemarnya udara akibat
debu yang dihasilkan ketika truk batu bara melintas serta masih banyaknya mobil angkutan
batu bara yang menggunakan armada dari luar kota jambi sehingga menambah kemacetan di
jalan umum karena volume truk angkutan batu bara yang tidak sebanding dengan ketersediaan
infrastruktur jalan.

Banyaknya debu-debu yang beterbangan pada saat kendaraan angkutan batu bara
melintas tentunya dapat menimbulkan polusi udara dan tercemarnya udara yang membuat
masyarakat bisa terjangkit penyakit pernafasan serta batuk. Dalam hal ini tentunya
bertentangan dengan jaminan oleh konstitusi dan undang-undang bahwa setiap orang berhak
mendapatkan lingkungan yang baik dan sehat, yaitu yang tercantum dalam Pasal 28H ayat (1).

Provinsi Jambi sebenarnya, telah memiliki Perda Nomor 13 Tahun 2012 tentang
Pengaturan pengangkutan batubara dalam provinsi Jambi namun pelaksanannya masih lemah
ditegakkan. Aktivitas angkutan batubara yang beroperasi di luar jam ketentuan masih
mengular pada siang hari. Tuntutan masyarakat jelas, Paling tidak pemerintah mengatur ritme
angkutannya jam operasi, perlu direvisi atau diberikan saja toleransi pada siang hari dengan
jumlah persetiganya, supaya tidak terjadi penumpukan di malam hari.

Para sopir sudah menyadari soal terjadi kepadatan lalin dan dampak lingkungan.
Buktinya sampai sekarang masih ada yang bandel. Pendapatan negara boleh meningkat, tapi
harus mempertimbangkan segala risiko yang akan terjadi di tengah masyarakat. Masalah
angkutan batubara, substansi persoalan sebenarnya adalah hak masyarakat sebagai penguna
jalan yang terampas atau bahkan tereliminasi.

Dalam hal ini pihak yang paling menderita adalah pengguna jalan baik motor, mobil
dan angkutan umum. Masyarakat rugi waktu, mengalami depresi sosial hingga kehilangan
nyawa adalah fakta yang tak terbantahkan.

Oleh karena itu perlu diterbitkannya surat edaran Gubernur Jambi yang mengatur
perihal persyaratan diberikan dispensasi yaitu kendaraan harus menggunakan Plat BH
(Provinsi Jambi), harus terdaftar dalam badan usaha, Kelengkapan administrasi kendaraan,
membatasi batas minimum muatan 7-8 ton , operasional angkutan sesuai dengan jam yang
telah ditentukan, kemampuan/kompetensi pengemudi memadai dan kondisi kendaraan aman
untuk dioperasionalkan dijalan umum, kesanggupan pengusaha (Pemegang Izin Usaha
Pertambangan Operasi Produksi atau Pemegang Izin Usaha Pertambangan Operasi Khusus
untuk Pengangkutan dan Penjualan), serta persyaratan lain yang diperlukan untuk
meminimalisir permasalahan angkutan truk batubara .
Problems of Coal Transportation in the Jambi City Region:
Fulfillment of the Right to the Environment for the Community
Jambi Province is one of the areas that produces coal quite high and is an income in
contributing to regional financial income. Coal mining activities in Jambi certainly have
various impacts, both positive and negative impacts.

One of the negative impacts is the result of coal transportation using trucks passing
along the cross roads in Jambi Province is the pollution of the air due to the dust produced
when coal trucks pass and there are still many coal transportation cars that use fleets from
outside the city of Jambi so as to increase congestion on public roads because the volume of
coal transportation trucks is not proportional to the availability of road infrastructure.

The amount of dust that flies when coal transportation vehicles pass can certainly
cause air pollution and air pollution that makes people infected with respiratory diseases and
coughing. In this case, of course, it is contrary to the guarantee by the constitution and law
that everyone has the right to a good and healthy environment, which is stated in Article 28H
paragraph (1).

Jambi Province actually has Local Regulation No. 13/2012 on the regulation of coal
transportation in Jambi province, but its implementation is still weakly enforced. Coal
transportation activities that operate outside the stipulated hours are still snaking during the
day. The demands of the community are clear, at least the government regulates the rhythm of
transportation operating hours, needs to be revised or just given tolerance during the day with
the number of thirds, so that there is no accumulation at night.

The drivers are aware of the traffic congestion and environmental impacts. The proof
is that until now there are still recalcitrant. State revenue may increase, but it must consider all
the risks that will occur in the community. The problem of coal transportation, the substance
of the problem is actually the rights of the community as road users who are deprived or even
eliminated.

In this case, the ones who suffer the most are road users, including motorcycles, cars
and public transportation. People lose time, experience social depression and even lose their
lives is an undeniable fact.

Therefore, it is necessary to issue a circular letter from the Jambi Governor which
regulates the requirements for dispensation, namely vehicles must use BH plates (Jambi
Province), must be registered in a business entity, complete vehicle administration, limit the
minimum load limit to 7-8 tons, transport operations in accordance with predetermined hours,
adequate driver ability/competence and safe vehicle conditions to be operated on public roads,
the ability of entrepreneurs (Holders of Production Operation Mining Business Licenses or
Holders of Special Operation Mining Business Licenses for Transportation and Sales), and
other requirements needed to minimize coal truck transportation problems.
Tanggapan Pro dan Kontra terhadap kebijakan pemerintah
terkait batubara.

Pro:

1. Sumber pendapatan bagi provinsi: Provinsi Jambi memiliki cadangan batu bara
yang cukup besar, dan industri batu bara menjadi salah satu sektor ekonomi
yang penting bagi provinsi tersebut. Kebijakan pemerintah provinsi yang
mendukung pengembangan industri batu bara dapat meningkatkan pendapatan
daerah melalui royalti, pajak, dan kontribusi sektor tambang.
2. Penciptaan lapangan kerja: Industri batu bara di Provinsi Jambi dapat
menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat. Baik dalam tahap
eksplorasi maupun eksploitasi batu bara, industri ini membutuhkan tenaga
kerja yang signifikan. Hal ini memberikan peluang pekerjaan bagi penduduk
setempat dan dapat membantu mengurangi tingkat pengangguran.
3. Pemberdayaan ekonomi lokal: Kebijakan pemerintah provinsi yang mengatur
eksploitasi batu bara dapat memperkuat sektor ekonomi lokal. Dengan
memanfaatkan sumber daya alam yang ada, pemerintah dapat memacu
pertumbuhan industri terkait, seperti logistik, jasa pendukung, dan sektor usaha
kecil dan menengah, yang pada gilirannya dapat memberikan manfaat ekonomi
kepada masyarakat setempat.

Kontra:

1. Dampak lingkungan yang merugikan: Eksploitasi batu bara dapat berdampak


negatif terhadap lingkungan. Aktivitas penambangan dan pembakaran batu
bara menghasilkan emisi gas rumah kaca dan polutan udara, yang dapat
mencemari udara dan berkontribusi terhadap perubahan iklim. Selain itu,
limbah pertambangan batu bara seperti air asam tambang (AAT) dapat
mencemari sumber daya air.
2. Kerusakan ekosistem dan biodiversitas: Tambang batu bara seringkali
berdampak pada kerusakan ekosistem dan hilangnya habitat alami. Aktivitas
pertambangan dapat mengganggu kawasan hutan, sungai, dan lahan yang
berpotensi merugikan keanekaragaman hayati dan ekosistem alam. Hal ini
dapat mengancam keberlanjutan lingkungan dan kehidupan satwa liar.
3. Masalah sosial dan hak asasi manusia: Industri batu bara kadang-kadang
melibatkan konflik lahan dan hak asasi manusia. Penggusuran paksa,
ketidakadilan dalam kompensasi, dan konflik dengan masyarakat adat adalah
beberapa masalah sosial yang terkait dengan industri ini. Perlu adanya
kebijakan yang melindungi hak-hak masyarakat lokal dan memastikan
keberlanjutan sosial dalam pengembangan industri batu bara.
4. Ketergantungan pada sumber energi fosil: Mengandalkan batu bara sebagai
sumber energi dapat meningkatkan ketergantungan pada sumber energi fosil
yang tidak dapat diperbaharui. Dalam jangka panjang, perlu dipertimbangkan
transisi menuju sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan, seperti
energi terbarukan, guna mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
5. Dampak sosial dan kesehatan: Industri batu bara sering kali berdampak negatif
pada masyarakat sekitarnya. Masalah pencemaran air dan tanah, penggusuran
paksa, dan kerusakan ekosistem dapat merugikan masyarakat lokal secara
sosial dan ekonomi. Di provinsi jambi saat ini dampak sosial yang sangat di
rasakan oleh masyarakat jambi khusus nya di daerah yang sering di lalui oleh
batu bara, kemacetan yang terjadi sangat lah panjang, di akibat kan oleh iring-
iringan truk batu bara, bahkan di bulan maret lalu telah terjadi macet horor di
jalan nasional selama 22 jam, dan belum lagi kecelakaan yang sering terjadi di
daerah mendalo,yang di sebab kan oleh truk batu bara, dan rata-rata korban
nya yaitu mahasiswa dan mahasiswi dua kampus terbesar di provinsi jambi
yaitu UNJA dan UIN STS JAMBI.

Selain itu, pekerja tambang seringkali berisiko terkena penyakit paru-paru akibat
paparan debu batu bara. Pemerintah perlu mempertimbangkan kedua sisi ini dalam kebijakan
batu bara saat ini dan mencari solusi yang mengurangi dampak negatif dan mendukung
transisi menuju energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai