Ahmad Subhan
e-mail: ahmadsoebhan01@yahoo.com
ABSTRAK
ABSTRACT
Behind the financial contributions to the area, coal also raises transportation
problems in Jambi province. Mobilization of trucks that pass through the public
roads has caused damage despite existing regional regulations that forbid it. This
brief paper examines that issue from public policy aspects by using the policy
network approach. This study used descriptive qualitative approach by relying on
secondary data has found that the complexity of coal transportation issues in Jambi
province visible from regulation violations by coal’s businessman that is still pass
through public roads, demonstrations by coal truck driver, road blockage protests
by residents, and efforts of coal’s businessman to revise local regulation. Source of
the problem is due to differences of interests between local government and business
operators of coal. Key to the solution is law enforcement and policy support from
district government towards the provincial government policies.
Keywords: policy network, coal transportation, good governance.
ada beberapa dampak yang muncul, umum. Langkah ini diambil sebagai
antara lain: kesepakatan bersama antara pihak
a. Kondisi jalan yang rusak akibat pemerintah dan pelaku usaha pada saat
kelebihan muatan dan tidak sesuai mempersiapkan Perda tersebut.
dengan klasifikasi jalan yang ada
di Jambi. Sebagai regulasi tambahan,
Pemerintah Provinsi Jambi pada bulan
b. Kerugian finansial pemerintah
daerah yang harus mengeluarkan Maret 2013 mengeluarkan Peraturan
dana yang besar untuk tambal Gubernur (Pergub) Nomor 18 Tahun
sulam memperbaiki kondisi jalan 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan
yang rusak. Pengangkutan Batubara yang di
dalamnya membentuk Tim Terpadu
c. Banyak terjadi kecelakaan lalu
lintas pada saat pengendara (Timdu) dalam rangka melakukan
yang menghindari jalan yang pembinaan, pengawasan, serta
berlubang. penindakan. Tim ini terdiri dari unsur
Dinas Perhubungan, Dinas ESDM,
d. Adanya pondasi rumah warga
TNI, POLRI, Satpol PP, dan unsur
yang turun beberapa meter karena
angkutan truk batubara melebihi terkait lainnya. Setiap pelaku usaha
kapasitas. yang melanggar ketentuan jalan khusus
dan jalur sungai dikenai sanksi
Menyikapi hal tersebut, pada administrasi berupa pencabutan izin
tanggal 28 Desember 2012, disahkan usaha pertambangan.
Peraturan Daerah (Perda) Provinsi
Jambi Nomor 13 Tahun 2012 tentang Tenggat waktu satu tahun berlalu
Pengaturan Pengangkutan Batubara dan ternyata jalan khusus belum
dalam Provinsi Jambi. Perda ini terealisasi. Demikian juga jalur sungai
mengatur setiap pengangkutan sulit untuk dilalui karena sudah
batubara dalam Provinsi Jambi wajib mengalami pendangkalan. Negosiasi
melalui jalan khusus atau jalur sungai. dengan investor Asing mengenai
Kewajiban melalui jalan khusus harus pengerukan sungai Batanghari sempat
siap selambat-lambatnya Januari 2014. dilakukan sejak tahun 2010, namun
Kebijakan ini memperlihatkan adanya gagal. Sehingga konsekuensi yang
tenggang waktu satu tahun yang muncul ialah aktivitas pengangkutan
diberikan kepada pelaku usaha untuk batubara masih melalui jalan umum.
membuat sendiri jalan khusus Dari sini titik awal terjadinya silang
pengangkutan batubara. Terlihat disini sengkarut masalah pengangkutan
pihak pemerintah sudah mengakomodir batubara di Provinsi Jambi pada waktu
kebutuhan pelaku usaha dengan belakangan ini.
memberikan toleransi bagi pelaku Sejak Januari tahun 2014, Timdu
usaha untuk mempersiapkan jalan telah melakukan pengawasan
khusus agar tidak lagi melewati jalan penindakan dalam bentuk penilangan
artikulasi saling ketergantungan secara berbeda dengan pola hierarki dan pasar
horizontal antara beberapa aktor dimana koordinasi dibangun dari
otonom; 2) interaksi berlangsung me pluralitas aktor, hubungan bersifat
lalui negosiasi; 3) terjadi dalam suatu saling ketergantungan, negosiasi
aturan, normatif, kognitif dan kerangka sebagai dasar keputusan, serta dilandasi
imajiner; 4) bersifat mengatur sendiri kepercayaan dan kewajiban. Masya
(self-regulating) di dalam batas-batas rakat ditempatkan sebagai pemangku
dari agen eksternal; dan 5) berkontribusi kepentingan bersama pihak lainnya
bagi produksi tujuan publik. sehingga ada kompleksitas aktor yang
saling berinteraksi.
Governance network dapat
dibedakan dari bentuk governance
lainnya, seperti terlihat dalam Tabel 1. Jejaring Kebijakan (Policy
Network)
Tabel 1
Tata pemerintahan di era sekarang
Perbedaan Pola Governance ini harus memperhatikan beberapa
Hierarki Pasar Jejaring
(Hierarchy)
perubahan kontemporer, seperti
(Market) (Network) demokratisasi, desentralisasi, dan libe
Koordi- Tunggal Tidak Plural ralisasi ekonomi. Perubahan tersebut
nasi Terpusat Tunggal (pluri-
(unicentric) (multicen- centric) menempatkan posisi pemerintah bukan
tric)
Hubung-an Subordinasi Tidak Saling
satu-satunya aktor yang mengelola
antar aktor terikat ketergan- kekuasaan negara dan bukan satu-
tungan
Dasar Nilai Prosedur Negosiasi
satunya pihak yang bisa menyelesaikan
Keputus- substansial masalah publik tanpa peran-serta
an
Dasar Sanksi hukum Sanksi Keperca-
pemangku kepentingan lainnya. Dalam
Kerelaan ekonomi yaan dan konteks ini, pemerintah perlu
Hubung-an kewajiban
Basis Weberian/ New Public Whole-of-
membangun sinergi dalam pola relasi
Teoritis Neo Weberian Manage- Govern- yang lebih setara mengingat masing-
Model ment ment
Pola Pikir Regulasi Kompetisi Kolaborasi
masing pelaku memiliki otonomi
dan (Rhodes, 1997).
Koordinasi
Hubungan Kewenangan, Pelayanan Pemang-ku
Pemerin- peraturan, terhadap kepenting-
Berangkat dari pemikiran tersebut,
tah dengan kewajiban Pelanggan an (stake- pendekatan jejaring (network
Masya- (costumers holders)
rakat of services) termasuk approach) menjadi salah satu solusi
masya-
rakat menyelesaikan masalah yang komplek.
Aktor tunggal bukan ide yang tepat
Sumber: diolah dari Sorensen dan untuk menyelesaikan masalah, karena
Torfing (2007).
aktor tunggal hanya memiliki sumber
daya terbatas dalam menjalankan
Tabel 1 menunjukkan governance
peran secara optimal. Sehingga,
network memiliki karakteristik yang
Tabel 2
Kompleksitas Kebijakan Pengangkutan Batubara
di Provinsi Jambi