Anda di halaman 1dari 20

1

KONFLIK DAN KETIDAKEFEKTIFAN REKONSILIASI


(Studi Kasus Konflik Penambangan Pasir Mekanik dan Rekonsiliasi Melalui Program
Pengamanan Tanggul Sungai Brantas Berbasis Partisipatif di Desa Gebangbunder
Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang dalam Perspektif Lewis Coser)

Oleh:
Anita Ayu Fatmaningtias
NIM. 105120103111003

ABSTRAKSI
Aktivitas penambangan pasir mekanik di Kabupaten Jombang menyebabkan konflik
terjadi antara pemerintah dalam usaha penertiban pelanggaran Perda serta masyarakat DAS
Brantas. Pemerintah Kabupaten Jombang bekerja sama dengan BBWS Brantas dan PJT I
untuk aktivitas penambangan pasir melalui Program Pengamanan Tanggul Sungai Brantas
Berbasis Partisipatif, penambang pasir dialihkan pekerjaannya. Permasalahannya yang
muncul adalah aktivitas penambangan pasir mekanik di Desa Gebangbunder masih
berlangsung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika konflik penambangan
pasir dan menganalisis faktor penyebab rekonsiliasi konflik melalui Program Pengamanan
Tanggul Sungai Brantas yang berjalan tidak efektif di Desa Gebangbunder. Penelitian ini
menggunakan teori konflik sosial dari Lewis Coser, mengunakan metode kualitatif dengan
pendekatan studi kasus. Informan ditentukan dengan menggunakan teknik purposive. Sumber
data diperoleh melalui wawancara, observasi, dokumentasi, rekaman arsip dan perangkat
fisik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik penambangan pasir mekanik di Desa
Gebangbunder mengalami dinamika, mulai dari pra konflik hingga mengalami situasi krisis
dan mengalami deeskalasi dengan adanya Program Pengamanan Tanggul Sungai Brantas
Berbasis Partisipatif sebagai katup penyelamat konflik. Implementasi dari program
pemberdayaan yang digagas oleh Pemda Jombang, BBWS Brantas dan PJT I tidak berjalan
efektif. Ketidakefektifan perumusan program, kuatnya solidaritas penambang pasir,
kegagalan pemerintah dalam menjalankan program menjadi faktor penyebab ketidakefektifan
Program Pengamanan Tanggul Sungai Brantas Berbasis Partisipatif.

Kata Kunci : Dinamika Konflik, Solidaritas, Rekonsiliasi

ABSTRACK
Mechanical sand mining activities in Jombang cause a conflict occurs between the
government in an effort to curb violations of legislation and the public of Brantas river basin.
The government of Jombang collaborate with BBWS Brantas and PJT I for sand mining
activities through the Brantas River Levee Safety Program Based Participatory, sand miners
diverted his job. The problem that arises is the mechanical sand mining activities in the
village Gebangbunder still ongoing. This study aims to analyze the dynamics of conflict sand
mining and analyzing the causes of conflict through reconciliation Brantas River Levee
Safety Program running in the village Gebangbunder ineffective. This study uses the theory
of social conflict Lewis Coser, using qualitative methods with case study approach.
Informants determined using purposive technique. Sources of data obtained through
interviews, observation, documentation, archival records and physical devices. The results
showed that the sand mining conflicts in the village Gebangbunder experienced mechanical
dynamics, ranging from pre-conflict to experience a crisis situation and experience deeskalasi
with the Brantas River Levee Safety Program Based Participatory conflict as a safety valve.
Implementation of development programs initiated by the local government of Jombang,
2

BBWS Brantas and PJT I was not effective. Ineffectiveness program formulation, the strong
solidarity sand miners, the government's failure in running the program into the causes of the
ineffectiveness of the Brantas River Levee Safety Program Based Participatory.

Keywords: Conflict Dynamics, Solidarity, Reconciliation

PENAMBANGAN PASIR MEKANIK Bahan Galian Golongan C yang


Berdasarkan Profil BBWS (Balai menjelaskan bahwa usaha pertambangan
Besar Wilayah Sungai) Brantas (2008:4) dilakukan dengan cara manual/tradisional
bahwa 37% panjang Sungai Brantas dan tidak menggunakan alat-alat mekanik.
melewati Kabupaten Jombang. Pelanggaran Perda tersebut menyebabkan
Keberadaan Sungai Brantas memberi penertiban yang dilakukan oleh Satpol PP
banyak manfaat kepada warga sekitar, Kecamatan Plandaan. Penambangan pasir
disisi lain memberi peluang terjadinya mekanik di Desa Gebangbunder tidak
permasalahan lingkungan. Pasir yang memiliki surat izin resmi untuk melakukan
terkandung di sungai memiliki nilai aktivitas tersebut. Satpol PP dalam
ekonomi yang tinggi, menyebabkan melakukan penertiban bekerja sama
Sungai Brantas dijadikan sebagai lokasi dengan Muspika (Musyawarah Pimpinan
strategis bagi aktivitas penambangan pasir. Kecamatan) Plandaan seperti, Polsek,
Penambangan pasir mengalami Koramil dan pemerintah kecamatan
modernisasi alat pada tahun 2000, melalui operasi Patas (Pengamanan Sungai
sebelumnya penambangan dilakukan Brantas). Upaya penertiban yang
dengan alat tradisional berupa cikrak, dilakukan Satpol PP seperti, penyitaan
karena kedalaman sungai yang semakin alat-alat penambang pasir mekanik,
dalam menyebabkan kesulitan dalam penembakan peringatan hingga
pengambilan pasir akhirnya penambang penangkapan penambang pasir mekanik.
menggunakan mesin penyedot pasir Pemerintah Daerah Jombang juga
(sandpump). melakukan sosialisasi kepada penambang
Pada tahun 2010 terdapat 400 pasir mekanik tentang pentingnya
lebih jumlah penambangan pasir di keberdaan Sungai Brantas dan bahayanya
Kabupaten Jombang, yaitu penambangan aktivitas penambangan pasir mekanik.
tradisional maupun penambangan pasir Warga DAS Brantas menuai
mekanik (www.jombangkab.go.id, 2012). berbagai protes karena aktivitas
Aktivitas penambangan pasir dengan penambangan pasir mekanik yang semakin
menggunakan alat mekanik menjadi salah berkembang dan mengancam pada
satu penyebab longsornya tanggul. Tahun pemukiman warga bantaran sungai,
2010 ditemukan 27 titik tanggul bantaran terutama dampak tergerusnya bantaran
Sungai Brantas yang telah longsor serta sungai hingga menyebabkan banjir. Warga
terdapat 212 aktivitas penambangan pasir DAS Brantas Desa Gebangbunder
dengan menggunakan alat mekanik di melakukan protes kepada Kepala Desa
wilayah aliran Sungai Brantas sepanjang Gebangbunder. Aktivitas penambangan
aliran Jombang hingga Mojokerto pasir mekanik di Desa Gebangbunder
(Wibowo, 2010). Kecamatan Plandaan dilakukan di area
Aktivitas penambangan pasir tanah hasil sedimentasi Sungai Brantas.
mekanik di Desa Gebangbunder Letak aktivitas penambangan pasir
Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang mekanik di Desa Gebangbunder
melanggar Pasal 7 Perda (Peraturan berbatasan dengan Desa Megaluh
Daerah) Prov. Jatim No. 1 Tahun 2005 Kecamatan Megaluh. Galangan
tentang Pengendalian Usaha Pertambangan penambangan pasir terletak di Desa
3

Gebangbunder, namun dalam aktivitasnya Gebangbunder menciptakan solidaritas


penambangan pasir mekanik seringkali Pemda Jombang dengan pihak-pihak
mendekat di sekitar tanggul wilayah Desa terkait dengan pemelihara Sungai Brantas.
Megaluh. Reaksi dari aktivitas Solidaritas akan tercipta atas kepentingan
penambangan pasir mekanik juga yang sama, Pemda Jombang, BBWS
dilakukan oleh warga DAS Brantas Desa Brantas dan PJT I mempunyai kepentingan
Megaluh dengan mengketapeli para yang sama untuk melindungi Sungai
penambang pasir. Berikut peta Desa Brantas.
Gebangbunder dan posisi penambangan
pasir mekanik: PROGRAM PENGAMANAN
TANGGUL SUNGAI BRANTAS
BERBASIS PARTISIPATIF
Tahun 2010 Pemda Jombang
bekerja sama dengan BBWS Brantas dan
PJT I untuk menghentikan aktivitas
penambangan pasir mekanik (BPM-PD
Kabupaten Jombang, 2010). Pemda
Kabupaten Jombang, BBWS Brantas dan
(Sumber: Diolah dari Google Earth, 2014)
PJT I menghasilkan Kesepakatan Bersama
(MoU) melalui Program Pengamanan
Gambar 1. Peta Desa Gebangbunder Tanggul Sungai Brantas Berbasis
dan Posisi Penambangan Pasir Mekanik Partisipatif. Program Pengamanan Tanggul
Sungai Brantas Berbasis Partisipatif
Reaksi warga Desa bertujuan untuk mengamankan Sungai
Gebangbunder akibat aktivitas Brantas melalui partisipasi mantan
penambangan pasir mekanik menyebabkan penambang pasir mekanik di wilayah
konfllik antara penambang pasir dengan Kabupaten Jombang (Portal Kementrian
pemerintah dan warga DAS Brantas. BUMN, 2012). Mantan penambang pasir
Konflik penambangan pasir mekanik di diberdayakan agar beralih pekerjaan dan
Desa Gebangbunder memuat berbagai kesejahteraannya terjamin. Program
kepentingan, permusuhan dan penindasan. tersebut memiliki 2 (dua) sub program
Perbedaan kepentingan antara penambang yaitu, Pokmas Brantas dan Jogo Tanggul.
pasir mekanik dan warga bantaran sungai Pokmas Brantas merupakan program
menjadi alasan terjadinya konflik. Aspek dimana mantan penambang pasir diberi
ekonomi menjadi alasan bagi penambang modal melalui hewan ternak atau uang
pasir mekanik, berbanding terbalik dengan tunai untuk dikembangkan. Jogo tanggul
kebutuhan rasa nyaman oleh warga DAS merupakan program pemberdayaan kepada
Brantas. Konflik penambang pasir mantan penambang pasir dalam
mekanik dengan warga DAS Brantas memelihara tanggul Sungai Brantas dari
mulai memanas pada sekitar tahun 2010 penambang pasir dan tanaman liar yang
(Mubarok, 2010). merusak tanggul sungai.
Menurut Lewis Coser Program Pengamanan Tanggul
menjelaskan tentang konflik, dimana Sungai Brantas Berbasis Partisipatif
menurut Coser konflik tidak selalu bernilai sebagai lembaga yang secara sengaja
negatif, dengan adanya konflik akan dibentuk karena adanya konflik
melahirkan konsensus dalam sebuah penambangan pasir mekanik. Tujuan
kelompok (Coser, 1957:197). Konflik akan program tersebut yaitu penambang pasir
menciptakan negosiasi untuk dapat mengalihkan pekerjaannya sehingga
menghentikan konflik. Konflik akar permasalahan dari konflik tersebut
penambangan pasir mekanik di Desa dapat teratasi. Program pemberdayaan
4

tersebut menjadi katup penyelamat membangun ekonomi masyarakat sekitar


(savety-valve). Menurut Coser (1956, bantaran Sungai Brantas dengan
dikutip dari Polama, 1987:109) katup mengembangkan dan meningkatkan fungsi
penyelamat berfungsi sebagai jalan keluar sungai sebagai potensi ekonomi melalui
yang meredakan permusuhan, tanpa itu pelatihan manajemen kelompok dan
hubungan-hubungan di antara pihak-pihak penyadaran pelestarian.
yang bertentangan akan semakin tajam. Wilayah Program Pengamanan
Katup penyelamat dapat mengatur konflik, Tanggul Sungai Brantas Berbasis
karena adanya katup penyelamat anggota Partisipatif merupakan sepanjang DAS
yang berkonflik dapat mengaspirasikan (Daerah Aliran Sungai) Brantas Kabupaten
keluhannya terhadap struktur, sehingga Jombang yaitu sebanyak 8 kecamatan,
permusuhan tersalurkan tanpa yang meliputi Kecamatan
menghancurkan struktur dalam anggota Bandarkedungmulyo, Megaluh, Plandaan,
tersebut. Ploso, Tembelang, Kudu, Ngusikan dan
Implementasi Program Kesamben (BPM-PD Kabupaten Jombang,
Pengamanan Tanggul Sungai Brantas 2012). Sasaran dari program tersebut
Berbasis Partisipatif di Kabupaten adalah mantan penambang pasir yang
Jombang tidak efektif, aktivitas berada di sepanjang DAS (Daerah Aliran
penambangan pasir mekanik di Desa Sungai) Brantas. Tujuan akhir dari
Gebangbunder masih berlangsung. program tersebut adalah memberdayakan
Berdasarkan fenomena tersebut peneliti melalui keterlibatan terutama bagi mantan
ingin mengetahui dinamika konflik penambang pasir agar sejahtera dalam
penambangan pasir mekanik di Desa aspek ekonomi dan menjaga Sungai
Gebangbunder dan rekonsiliasi Program Brantas.
Pengamanan Tanggul Sungai Brantas Hasil dari kesepakatan bersama
Berbasis Partisipatif sebagai katup antara Pemda Jombang, BBWS Brantas
penyelamat tidak bisa berjalan efektif. dan PJT I menghasilkan Program
Peneliti sebagai instrumen kunci ingin Pengamanan Tanggul Sungai Brantas
meneliti pada obyek konflik penambangan Berbasis Partisipatif. Program tersebut
pasir mekanik secara alamiah, oleh karena terdapat 2 sub program yaitu, Pokmas
itu metode yang digunakan merupakan Brantas dan Jogo Tanggul. Penanggung
metode kualitatif dengan pendekatan studi jawab dana Pokmas Brantas yaitu Pemkab
kasus intrinsik. Jombang dibawah tanggung jawab BPM-
Program Pengamanan Tanggul PD (Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
Sungai Brantas Berbasis Partisipatif Pemerintah Desa) Kabupaten Jombang dan
merupakan MoU dari kesepakatan antara BBWS dibawah tanggung jawab bidang
Pemda Jombang, BBWS Brantas dan PJT OP (Operasional Program). Bidang OP
I. Melalui pendekatan yang berbasis BBWS Brantas dan BPM-PD Kabupaten
partisipasi yang melibatkan masyarakat Jombang memilih pendamping untuk
untuk menjaga dan melindungi Sungai mendampingi Pokmas Brantas. Kecamatan
Brantas dengan menumbuhkan kesadaran dan Pemerintah Desa mengawasi
kritis, keikutsertaan dan rasa memiliki berlangsungnya program tersebut.
Sungai Brantas. Tujuan dari Kesepekatan Pendanaan Program Jogo Tanggul
Bersama (MoU) tersebut adalah pertama, oleh PJT I. Wilayah Kabupaten Jombang
meningkatkan partisipasi masyarakat merupakan wilayah Brantas Tengah,
dalam upaya pengamanan sungai. Kedua, dimana penanggung jawab
meningkatkan peran serta masyarakat pemeliharaannya oleh Divisi Jasa Asa III.
dalam hal perlindungan, pengembangan PJT I memilih pengawas untuk membantu
dan penggunaan sungai melalui mengawasi selama berlangsungnya
penyuluhan dan bimbingan. Ketiga, program tersebut. Berikut penjelasan
5

kedua sub program dari Program observasi penulis implemntasi dari


Pengamanan Tanggul Sungai Brantas Pokmas Brantas tidak berjalan efektif,
Berbasis Partisipatif: kambing yang diberikan pemerintah untuk
dikembangbiakkan justru dijual untuk
1) Program Pokmas Brantas memenuhi kebutuhan ekonomi.
Pokmas (Kelompok Masyarakat)
Brantas merupakan pemberdayaan 2) Program Jogo Tanggul
masyarakat dalam sektor ekonomi, melalui Program Jogo Tanggul
kegiatan kewirausahaan guna peningkatan merupakan program pengamanan dan
kesejahteraan. Berbagai bentuk usaha pelestarian tanggul Sungai Brantas dengan
dapat dilakukan seperti, peternakan, penanggungjawab anggaran oleh PJT I
koperasi dan lain sebagainya. Satu (Perum Jasa Tirta). Tujuan dari Jogo
kelompok Pokmas Brantas berjumlah ±20 Tanggul tersebut adalah memberikan
mantan penambang pasir. Pemerintah pemahaman untuk menjaga dan
memberi sejumlah dana untuk digunakan melestarikan Sungai Brantas dari segala
kelompok masyarakat Brantas dalam hal yang mengancam sungai, termasuk
mengembangkan usaha. Dana yang adanya penambangan pasir mekanik.
diberikan dalam satu kelompok berjumlah Anggota Jogo Tanggul setiap bulannya
Rp.50.000.000,00 (Lima Puluh Juta mendapat uang jasa dati Jasa Tirta I sesuai
Rupiah). Bantuan keuangan kepada panjang Km bantaran Sungai Brantas
Pokmas Brantas bersifat pinjaman yang sebesar Rp. 1.000.000,00 per Km, uang
jangkanya sesuai dengan musyawarah jasa tersebut dibagi untuk semua anggota
pokmas. Masa tenggang yang Jogo Tanggul (BPM-PD Kabupaten
dimusyawarahkan perkelompok rata-rata Jombang, 2012). Anggota Jogo Tanggul di
1-3 tahun. Pendanaan Pokmas Brantas Desa Gebangbuder sebanyak 2 orang
dibagi menjadi 2 sumber anggaran yaitu, untuk panjang tanggul 2 Km, anggota
dari BPM-PD Kabupaten Jombang yang tersebut merupakan mantan penambang
berasal dari APBD dan BBWS Brantas pasir (Tarpen, wawancara, Februari 28,
yang berasal dari APBN. 2014). Berdasarkan observasi penulis,
Berdasarkan data yang implementasi dari program Jogo Tanggul
dikumpulkan peneliti melalui data BPM- tidak berjalan efektif, salah satu anggota
PD Kabupaten Jombang dan wawancara Jogo Tanggul wilayah Desa Gebangbunder
pada beberapa sumber, jumlah Pokmas ikut serta dalam aktivitas penambangan
Brantas di Kabupaten Jombang sebanyak pasir mekanik di Desa Gebangbunder.
43 Pokmas. Tahun 2010 sebanyak 8 orang Anggota Jogo Tanggul tidak menjalankan
pendamping Pokmas Brantas telah tugasnya untuk melaporkan aktivitas
direkrut, untuk 8 kecamatan DAS Brantas. penambangan pasir mekanik yang
Fasilitator Kabupaten dimana bertugas mengancam Sungai Brantas.
sebagai fasilitator untuk membantu
Pokmas Brantas dalam program DINAMIKA KONFLIK
pengamanan tanggul Sungai Brantas Reaksi dari aktivitas
(BPM-PD Kabupaten Jombang, 2012). penambangan pasir mekanik di Desa
Jumlah anggota Pokmas Brantas di Desa Gebangbunder oleh Satpol PP dalam
Gebangbunder sebanyak 22 mantan upaya penertiban pelanggaran Perda dan
penambang pasir mekanik (BPM-PD, warga DAS Brantas melalui aksi protes
2012). Berdasarkan musyawarah anggota maupun pengketapelan dilakukan untuk
Pokmas Brantas Desa Gebangbunder, dana menghentikan aktivitas penmabangan pasir
yang diberikan pemerintah sebagai mekanik. Respon yang dilakukan pihak-
pinjaman digunakan untuk membeli hewan pihak yang memiliki kepentingan berbeda
ternak. Berdasarkan wawancara dan akan menciptakan in-group atau out-group
6

berdasar atas kepentingan yang sama. atas merupakan kondisi prakonflik.


Tingkat tindakan koersif ketika berada Prakonflik merupakan periode saat
dalam suatu hubungan konflik akan terdapat suatu ketidaksesuaian sasaran di
menciptakan dinamika konflik (Susan, antara dua pihak atau lebih sehingga
2010:65). Menurut Fisher (2001, dikutip timbul konflik (Susan, 2010:102). Warga
dari Novri Susan, 2010:102) tahapan DAS Brantas dan pemerintah menyadari
dinamika konflik meliputi prakonflik, ketidaknyamanan atas peralihan alat
konfrontasi, krisis, akibat dan pasca penambangan pasir dengan menggunakan
konflik. alat mekanik. Namun,masyarakat DAS
Brantas dan pemerintah setempat masih
1) Prakonflik membiarkannya, belum ada ketegasan dari
Aktivitas penambangan pasir pemerintah.
berawal dari program pemerintah dalam
pengerukan pasir di kawasan Brantas 2) Konfrontasi
Tengah, salah satunya yaitu Kabupaten Modernisasi alat penambangan
Jombang. Nilai ekonomi yang tinggi pasir mekanik pada tahun 2000an
menyebabkan warga DAS Brantas tertarik menyebabkan aktivitas penambangan pasir
melakukan aktivitas pengambilan pasir. menjadi tidak terkendali. Hampir setiap
Pengambilan pasir pada mulanya hari dalam waktu 24 jam penambang pasir
menggunakan alat manual berupa cikrak, tidak berhenti melakukan aktivitas
namun kedalaman Sungai Brantas yang penambangan pasir di Sungai Brantas.
semakin tinggi akibat dari pengambilan Dari beberapa kondisi dan pernyataan dari
pasir menyebabkan permasalahan. beberapa informan, tahun 2000 mulai
Penambang pasir tidak bisa mengambil munculnya reaksi dan aksi dari warga
pasir, akhirnya pada tahun 2000 terjadi DAS Brantas dan pemerintah Kabupaten
modernisasi alat untuk mempermudah Jombang. Warga Desa Gebangbunder
pengambilan pasir dengan menggunakan menyampaikan keluhannya kepada Kepala
mesin penyedot pasir (sandpump). Desa Gebangbunder karena merasa resah
Kebutuhan ekonomi yang terhadap aktivitas penambangan pasir
semakin tinggi dan didukung dengan mekanik tersebut. Upaya yang dilakukan
penghasilan sebagai penambang pasir yang pemerintah tidak hanya penertiban oleh
besar menyebabkan warga terutama warga Satpol PP, namun sosialisasi secara
DAS Brantas memanfaatkan peluang berkala diberikan oleh Pemkab Jombang
tersebut. Penambang pasir mekanik tidak sebagai upaya memberikan pemahaman
memerlukan kualifikasi keahlian khusus bahayanya aktivitas penambangan pasir.
atau batasan umur, tenaga yang kuat Menurut Fisher (2001, dikutip
menjadi keahlian utama yang dibutuhkan dari Novri Susan, 2010:102) kondisi
sebagai penambang pasir mekanik. tersebut merupakan dinamika konflik
Penambangan pasir mekanik di Desa sudah pada konfrontasi. Konfrontasi
Gebangbunder tidak memiliki ijin memperlihatkan suatu tahap pada saat
penambangan serta penggunaan alat konflik mulai terbuka. Terdapat aksi
mekanik melanggar Perda Prov. Jatim mobilisasi individu atau kelompok untuk
Pasal 7 No. 1 Tahun 2005 tentang melakukan suatu gerakan atas
Pengendalian Usaha Pertambangan Bahan ketidaknyamanan situasi aktivitas
Galian Golongan C yangmenjelaskan penambangan pasir mekanik. Warga DAS
bahwa usaha pertambangan dilakukan Brantas Desa Gebangbunder
dengan cara manual/tradisional dan tidak menyampaikan reaksi terhadap aktivitas
menggunakan alat-alat mekanik. penambangan pasir mekanik kepada
Menurut Fisher (2001, dikutip kepala desa. Upaya untuk menghentikan
dari Novri Susan, 2010:102), kondisi di aktivitas penambangan pasir tidak hanya
7

dalam bentuk penertiban oleh Satpol PP, Brantas merupakan puncak konflik
namun dalam bentuk sosialisasi juga penambangan pasir mekanik.
dilakukan dengan tujuan memberi
kesadaran untuk menghentikan aktivitas 4) Pascakonflik
penambangan pasir mekanik yang dapat Bupati Kabupaten Jombang
mengancam keberlanjutan Sungai Brantas. prihatin atas kondisi penambangan pasir
mekanik, akhirnya Bupati Jombang
3) Krisis melakukan kerjasama dengan pihak-pihak
Berbagai upaya dilakukan untuk yang berkaitan tentang pemeliharaan
menghentikan aktivitas penambangan pasir Sungai Brantas. BBWS (Balai Besar
mekanik di Desa Gebangbunder. Satpol PP Wilayah Sungai) Brantas dan PJT I
setiap hari mengkontrol penambangan (Perum Jasa Tirta) merupakan pihak yang
pasir hingga terjadi gerakan sosial dari secara langsung berkaitan dengan
warga DAS Brantas di Desa Megaluh pemeliharaan Sungai Brantas. Pemkab
untuk menghentikan aktivitas tersebut. Jombang, BBWS Brantas dan PJT I
Satpol PP tidak hanya melakukan tindakan bekerjasama dan menghasilkan MoU
ancaman namun mencapai pada tahap (Memorandum of Understanding) tentang
tindakan nyata, berupa penyitaan hingga Program Pengamanan Tanggul Sungai
pembakaran alat penambangan pasir Brantas Berbasis Partisipatif.
mekanik. Tindakan yang dilakukan Satpol Program Pengamanan Tanggul
PP merupakan tugas penertiban bagi Sungai Brantas Berbasis Partisipatif
masyarakat yang menyalahi aturan. merupakan program pemberdayaan yang
Penambang pasir mengetahui secara jelas ditujukan untuk penambang pasir agar
pelanggaran dan ancaman aktivitas berhenti melakukan aktivitas
penambangan pasir mekanik melalui penambangan. Pemberdayaan tersebut
sosialisasi yang telah diberikan, namun berusaha membuat penambang pasir bisa
kebutuhan ekonomi menjadi alasan memampukan diri dan berdaya untuk
berlangsungnya aktivitas penambangan memenuhi kebutuhan mereka tanpa
pasir mekanik tersebut. bekerja sebagai penambang pasir dan
Aktivitas penambangan pasir menjaga lingkungan Sungai Brantas dari
mekanik yang berlangsung di wilayah penambang maupun dari tanaman-tanaman
tanggul Sungai Brantas Desa Megaluh liar.
menyebabkan aksi dilakukan oleh warga Menurut Susan (2010:103) ketika
DAS Brantas Desa Megaluh. Aksi konflik mengalami puncaknya
dilakukan oleh warga Desa Megaluh (konfrontasi) maka situasi terebut
dengan mengketapeli penambang pasir tergantung pada proses penanganan
yang sedang melakukan penambangan di konfliknya. Jika kedua belah pihak mampu
wilayah tanggul Desa Megaluh. Aksi melakukan negosiasi dan menggunakan
tersebut dilakukan untuk menghentikan strategi pemecahan masalah (problem
aktivitas tersebut. solving) kemungkinan situasi yang
Fisher menjelaskan tahap ketika dihasilkan cukup positif dan mengurangi
konflik pecah menjadi bentuk aksi-aksi jumlah kerugian bersama (Susan,
kekerasan yang dilakukan secara intens 2010:103). Situasi tersebut dinamakan
dan masal merupakan dinamika konfli pascakonflik.
pada tahapan krisis (Susan, 2010:102). Program Pengamanan Tanggul
Aksi yang dilakukan oleh Satpol PP secara Sungai Brantas Berbasis Partisipatif
terus-menurus untuk menertibkan aktivitas terdapat koordinator dan pendampingnya
penambangan pasir mekanik dan berbagai pada setiap wilayah desa. Masing-masing
gerakan yang dilakukan pihak-pihak yang sub program memiliki koordinator dan
merasa dirugikan seperti warga DAS pendamping masing-masing. Koordinator
8

dan pendamping dipilih oleh BPM-PD Gebangbuder. Jumlah penambangan pasir


Kabupaten Jombnag, BBWS Brantas dan mekanik di Desa Gebangbunder
PJT I. Kecamatan Plandaan sebelum adanya
Fisher (2001, dikutip dari Novri Program Pengamanan Tanggul Sungai
Susan, 2010:103) menjelaskan bahwa Brantas Berbasis Partisipatif berjumlah ±
pascakonflik merupakan situasi 35 galangan (wawancara dengan Pak
diselesaikan dengan cara mengakhiri Andy, 27 Februari 2014). Berdasarkan
berbagai konfrontasi kekerasan, hasil observasi peneliti jumlah
ketegangan berkurang dan hubungan penambangan pasir mekanik di Desa
mengarah ke lebih normal di antara kedua Gebangbunder saat ini berjumlah 4 perahu
belah pihak. MoU tentang Program beserta alat penambangan pasirnya.
Pengamanan Tanggul Sungai Brantas Dinamika konflik penambangan
Berbasis Partisipatif tersebut merupakan pasir mekanik di Desa Gebangbunder
hasil dari negosiasi yang digagas oleh mengalami eskalasi hingga deeskalasi.
Pemkab Jombang. Harapan dari program Keadaan stabilitas sebelum terjadinya
tersebut tercapainya kesejahteraan untuk konflik ketika aktivitas penambangan pasir
semua pihak baik penambang pasir dan belum berlangsung. Munculnya
warga DAS Brantas. penambangan pasir tradisional hingga
Menurut Wehr (2003, dikutp dari berkembangnya alat menjadi mekanik
Novri Susan, 2010:66) dinamika konflik merupakan pergerakan menuju konflik
merupakan kondisi dimana ditandai oleh penambangan pasir mekanik. Berdasarkan
eskalasi dan deeskalasi konflik. Eskalasi uraian diatas tahapan dinamika konflik
konflik adalah meningkatnya berbagai penambangan pasir mekanik di Desa
tindakan koersif kedua belah pihak Gebangbunder, berikut grafik
berkonflik sehingga aksi kekerasan timbal dinamikanya:
balik bisa muncul dalam situasi tersebut.
Eskalasi konflik selalu ditandai dengan Grafik 1. Dinamika Konflik
dan disebabkan oleh meningkatnya Penambangan Pasir Mekanik di Desa
aktivitas solidaritas konflik, pergerakan Gebangbunder
sumber daya konflik dan eskalasi
strategis(Susan, 2010:66). Strategi eskalasi 8
7
DGDODK UHVSRQ ³UDVLRQDO´ GDUL VDWX SLKDN
Tingkat Konflik

6
berkonflik yang melihat tindakan-tindakan
5
lawan. Menurut Bartos dan Wehr (2003, 4
dikutip dari Novri Susan, 2010:66) 3
deeskalasi konflik akan muncul dengan 2
ditandai dan disebabkan oleh penurunan 1
aktivitas solidaritas konflik, sumber daya 0
konflik dan eskalasi strategis.
Konflik penambangan pasir
mekanik di Desa Gebangbunder telah Periodesasi
mengalami dinamika konflik, mulai dari
terjadinya eskalasi ditandai dengan Sumber: Observasi dan Hasil Wawancara Peneliti
memuncaknya konflik yaitu berbagai
gerakan dari warga DAS Brantas dan Keterangan :
Pemerintahan Jombang. Konflik 0 : Keadaan tanpa konflik
penambangan pasir mekanik tersebut juga 1 : Muncul penambang pasir manual
telah mengalami deeskalasi yang ditandai 3 : Berkembangnya alat penambang pasir
dengan menurunnya jumlah penambangan manual ke modern
pasir mekanik di bantaran Desa
9

5 : Tidak terkendalinya aktivitas penertiban kepada pemilik penambang


penambangan pasir mekanik pasir mekanik, yang menyebabkan
7 : Terjadi konflik penambang pasir hilangnya barang bukti saat operasi;
dengan warga Desa Gebangbunder d) Aktivitas penambangan pasir mekanik
dan Desa Megaluh di Desa Gebangbunder menuai protes
5 : Muncul program pengamanan tanggul sebagian warga DAS Brantas Desa
Sungai Brantas berbasis pasrtisipatif Gebangbunder kepada Kepala Desa
4 : Terjadi deeskalasi atau penurunan Gebangbunder untuk menghentikan
aktivitas konflik karena aktivitas aktivitas penambangan pasir mekanik
penambangan pasir menurun yang mengancam pemukiman serta
3 : Aktivitas penambangan di Desa merusak infrastruktur;
Gebangbunder masih berlangsung e) Sebagian besar penambang pasir
mekanik di Desa Gebangbunder
PEMETAAN KONFLIK merupakan warga Desa Gebangbunder,
1) Isu Konflik yang menyebabkan warga Desa
Amr Abdalla (2002, dikutip dari Gebangbunder tidak bisa melakukan
Novri Susan, 2010:98) menjelaskan bahwa aksi protes oleh semua warga desa dan
isu menunjuk pada saling keterkaitan hanya dilakukan oleh sebagian warga;
tujuan-tujuan yang tidak sejalan di antara f) Pemerintah Desa Gebangbunder tidak
pihak bertikai. Konflik penambangan pasir bisa bersikap tegas dalam melihat
mekanik di Desa Gebangbunder terjadi aktivitas penambangan pasir mekanik
antara kelompok penambang pasir yang masih berlangsung, karena
mekanik dengan pemerintah dan dengan pemilik penambang pasir memberikan
warga DAS Brantas. Perkembangannya, dana untuk pembangunan desa, seperti
konflik penambangan pasir mekanik di jalan dan mushola;
Desa Gebangbunder tidak hanya g) Proses penambangan pasir mekanik di
melibatkan beberapa aktor diatas, namun Desa Gebangbunder mendekati tanggul
terdapat konflik peran didalamnya dalam Sungai Brantas wilayah Desa Megaluh
implemntasi Program Pengamanan menyebabkan reaksi dari warga Desa
Tanggul Sungai Brantas Berbasis Megaluh untuk menghentikan aktivitas
Partisipatif. Berikut penjelasannya penambangan pasir mekanik melalui
terhadap isu konflik penambangan pasir aksi pengketapelan;
mekanik di Desa Gebangbunder: h) Konflik penambangan pasir mekanik di
a) Pelanggaran Perda Prov. Jatim No. 1 Desa Gebangbunder menyebabkan
Tahun 2005 tentang aktivitas kerja sama dilakukan oleh Pemda,
penambangan pasir mekanik di Desa BBWS Brantas dan PJT I untuk
Gebangbunder menyebabkan menghentikan aktivitas penambangan
penertiban dilakukan oleh Satpol PP pasir mekanik, namun dalam proses
Kecamatan Plandaan; perumusan kebijakan tersebut tanpa
b) Operasi Patas (Penertiban Sungai dilibatkannya penambang pasir,
Brantas) tidak membuat penambang sehingga menyebabkan perumusan
pasir jera untuk menghentikan aktivitas kebijakan bersifat top-down. Perumusan
penambangan pasir mekanik; kebijakan tersebut menghasilkan
c) Anggota Satpol PP Kecamatan Program Pengamanan Tanggul Sungai
Plandaan hanya berjumlah 4 orang Brantas Berbasis Partisipatif, terdapat 2
menyebabkan kerja sama dilakukan sub program yaitu Pokmas Brantas dan
dengan Muspika Plandaan, yaitu TNI, Jogo Tanggul;
Polsek Plandaan dan Pemerintah i) Implementasi Pokmas Brantas untuk
Kecamatan Plandaan. Polsek Plandaan anggota Pokmas dalam menerima
membocorkan jadwal operasi bantuan hewan ternak tidak
10

dikembanbiakkan sebagaimana menghentikan aktivitas penambangan


mestinya akan tetapi dijual untuk pasir mekanik;
membeli keperluan lainnya; f) Kebutuhan ekonomi menjadikan
j) Salah satu anggota Jogo Tanggul solidaritas penambang pasir mekanik
wilayah Desa Gebangbunder ikut semakin kuat dan masih
melakukan aktivitas penambangan pasir berlangsungnya aktivitas penambangan
mekanik di Desa Gebangbunder. pasir mekanik.

2) Sumber Konflik 3) Aktor Konflik


Menurut Amr Abdalla (2001, Menurut Amr Abdalla melalui
dikutip dari Novri Susan, 2012:98) sumber model SIPABIO (2002, dikutip dari Novri
konflik merupakan penyebab terjadinya Susan, 2012: 98), aktor konflik merupakan
konflik sehingga melahiran berbagai tipe- pihak berkonflik dalam bentuk individu
tipe konflik. Aktivitas penambangan pasir maupun kelompok yang berpartisipasi
mekanik di Desa Gebangbunder melanggar dalam konflik. Pihak berkonflik dibagi
Perda Prov. Jatim Pasal 7 No. 1 tahun menjadi beberapa, antara lain pihak utama
2005 tentang Pengendalian Usaha yang secara langsung berhubungan dengan
Pertambangan Bahan Galian Golongan C, kepentingan, pihak sekunder yang tidak
penambangan pasir dengan menggunakan secara langsung terkait dengan
alat mekanik dilarang. Penambangan pasir kepentingan. Konflik penambangan pasir
mekanik menyebabkan beberapa dampak mekanik di Desa Gebangbunder
terhadap lingkungan Sungai Brantas yaitu melibatkan beberapa pihak. Pihak utama
jebolnya tanggul, jalan raya di DAS yang terlibat secara langsung adalah
Brantas menjadi rusak serta suara alat penambang pasir mekanik, warga DAS
penambangan pasir yang keras Brantas (Desa Gebangbunder dan Desa
menyebabkan warga DAS Brantas Megaluh) dan Satpol PP Kecamatan
terganggu dan resah terhadap aktivitas Plandaan. Satpol PP dalam upaya
tersebut. penertiban bekerja sama dengan Muspika
Konflik penambangan pasir Plandaan. Konflik penambangan pasir
mekanik di Desa Gebangbunder memiliki mekanik menyebabkan kerja sama yang
beberapa penyebab. Berikut dilakukan Pemkab Jombang dibawah
penjelasannya: tanggung jawab BPM-PD Kabupaten
a) Aktivitas penambangan pasir mekanik Jombang, BBWS Brantas dan PJT I,
yang melanggar Perda Prov. Jatim Pasal dimana menghasilkan Program
7 No. 1 Tahun 2005; Pengamanan Tanggul Sungai Brantas
b) Aktivitas penambangan pasir mekanik Berbasis Partisipatif. Program tersebut
meresahkan warga DAS Brantas Desa terdapat pendamping dan koordinator pada
Gebangbunder Kecamatan Plandaan; masing-masing sub program. Berikut aktor
c) Penambang pasir mekanik mengambil konflik tersebut:
pasir mengarah pada wilayah tanggul 1) Aktor Utama, yaitu pemilik penambang
Sungai Brantas wilayah Desa Megaluh pasir mekanik, pekerja penambang pasir
Kecamatan Plandaan; mekanik yang terlibat secara langsung
d) Penertiban yang dilakukan Satpol PP dalam konflik dengan warga DAS
Kecamatan Plandaan dan Muspika Brantas dan Satpol PP Kecamatan
Plandaan tidak bisa membuat jera Plandaan. Warga DAS Brantas terdiri
penambang pasir mekanik; dari Desa Megaluh dan Desa
e) Program pengamanan tanggul Sungai Gebangbunder.
Brantas berbasis partisipatif sebagai 2) Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik
bentuk MoU dari Pemkab Jombang, penambangan pasir mekanik yaitu
BBWS Brantas dan PJT I tidak bisa Muspika Plandaan (Pemerintah
11

Kecamatan Plandaan, TNI dan Polsek Bagan 1. Pemetaan Konflik


Plandaan), Pemkab Jombang, BPM-PD Penambangan Pasir Mekanik Desa
Kabupaten Jombang, BBWS Brantas, Gebangbunder (2000-2014)
PJT I, pendamping dan korrdinator
program serta anggota Jogo Tanggul
Desa Gebangbunder.
Konflik yang terjadi pada sebuah
kelompok akan menunjukkan identitas in-
group dalam melawan kelompok out-group
(Susan, 2009:62). Konflik penambangan
pasir mekanik di Desa Gebangbunder
menyebabkan tumbuhnya solidaritas in-
group dalam melawan out-group yang
dianggap tidak memiliki kepentingan yang
sama. Pada tahap implementasi Program
Pengamanan Tanggul Sungai Brantas
Berbasis Partisipatif membentuk kelompok
atas kepentingan yang sama. Berikut aktor
konflik berdasarkan implementasi program
pemberdayaan di Desa Gebangbunder:
1) In-group, yaitu berlangsungnya
aktivitas penambangan pasir mekanik
yang melibatkan pemilik penambang
pasir mekanik, pekerja penambang pasir Sumber: Observasi dan Hasil Wawancara Peneliti
mekanik. Ketidakberfungsian elemen
pemerintah seperti, pemerintah Desa Keterangan Bagan:
Gebangbunder dan Polsek Plandaan
yang menyebabkan penambangan pasir : Hubungan konflik
mekanik tetap berlangsung serta : Konflik tidak
anggota Jogo Tanggul yang tidak langsung
menjalankan tugas sebagaimana : Kerjasama
mestinya. : Netral (pihak
2) Out-group, yaitu pihak yang dianggap yang mendorong
berbeda kepentingan dengan : Hubungan
penambang pasir yaitu warga DAS kekerabatan
Brantas, Satpol PP, TNI, Pemerintah
Kecamatan Plandaan, Pemkab, BBWS,
Pendamping dan koordinator program KEGAGALAN REKONSILIASI
yang secara bersama menjaga MELALUI PROGRAM
keberlangsungan Sungai Brantas. PENGAMANAN TANGGUL SUNGAI
Berikut ini merupakan pemetaan BRANTAS BERBASIS PARTISIPATIF
konflik penambangan pasir mekanik di Program Pengamanan Tanggul
Desa Gebangbunder: Sungai Brantas Berbasis Partisipatif
merupakan hasil dari perumusan kerjasama
oleh BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai)
Brantas dan PJT I (Perum Jasa Tirta).
Proses kerja sama tersebut merupakan
tahapan ketika konflik mengalami
deeskalasi. Program tersebut digagas
karena kondisi Sungai Brantas sudah mulai
12

berbahaya jika aktivitas penambangan mengalihkan pekerjaan sebagai


pasir mekanik terus berlangsung. penambang pasir. Hasil dari kerjasama
Menurut Coser, konflik memiliki pihak-pihak yang terkait perlindungan
fungsi positif dalam sebuah kelompok. Sungai Brantas berbasis pada
Beberapa fungsi konflik dalam sistem pemberdayaan mantan penambang pasir.
sosial khususnya pada hubungan lembaga Payne (dikutip dari Isbandi R.A, 2008)
yaitu perubahan sosial (Coser, 1957:197). menjelaskan tentang pemberdayaan
Konflik memandang perubahan sosial (empowerment), pada intinya ditujukan
karena dengan adanya konflik akan guna:
melahirkan konsensus. Negosiasi yang (Membantu klien memperoleh
dilakukan pihak-pihak tersebut daya untuk mengambil keputusan
menghasilkan nilai-nilai dan norma yang dan menentukan tindakan yang
baru. Nilai-nilai dan norma tersebut akan ia lakukan terkait dengan
menghasilkan perubahan sosial. Aturan diri mereka, termasuk
yang dimuat dalam program mengurangi efek hambatan
pemberdayaan tersebut mengikat mantan pribadi dan sosial dalam
penambang pasir sehingga secara sukarela melakukan tindakan. Hal ini
atau terpaksa mantan penambang pasir dilakukan melalui peningkatan
akan menaatinya. kemampuan dan rasa percaya
Program Pengamanan Tanggul diri untuk menggunakan daya
Sungai Brantas Berbasis Partisipatif yang ia miliki, antara lain
memiliki tujuan dapat menghilangkan akar transfer daya dari lingkungan).
konflik sumber daya tersebut, yaitu Menjadikan mantan penambang
penambangan pasir mekanik. Menurut pasir meningkat dalam kemampuan diri
Coser (1957, dikutip dari Novri Susan, sehingga dapat menjadi sejahtera. Mantan
2012:14) katup penyelamat (savety-valve) penambang pasir diberikan pelatihan
merupakan lembaga yang menyediakan berwirausaha dan perlindungan Tanggul
mekanisme penyelesaian konflik yang Sungai Brantas. Diikutsertakan dalam
akan mempertahankan integrasi suatu menjaga tanggul guna lebih peduli dan
masyarakat. Katup penyelamat melalui meninggalkan pekerjaan penambang pasir
praktek-praktek atau institusi dapat merupakan tujuan dari Program
menjadi media pengungkapan rasa tidak Pengamanan Tanggul Sungai Brantas
puas terhadap struktur. Program Berbasis Partisipatif. Coser (1956, dikutip
Pengamanan Tanggul Sungai Brantas dari Poloma, 2010:108) katup penyelamat
Berbasis Partisipatif merupakan katup EHUIXQJVL VHEDJDL ³MDODQ NHOXDU \DQJ
penyelamat dari konflik penambangan PHUHGDNDQ SHUPXVXKDQ´ WDQSD DGDQ\D
pasir mekanik di Kabupaten Jombang. jalan keluar hubungan-hubungan di antara
Program tersebut dibentuk secara sengaja pihak-pihak yang bertentangan akan
oleh pemerintah Kabupaten Jombang semakin tajam. Melalui pemberdayaan
melalui kerja sama dengan BBWS Brantas kepada mantan penambang pasir mekanik
dan PJT I untuk menyelesaikan konflik agar beralih dan konflik penambangan
penambangan pasir mekanik di Kabupaten pasir dapat dihentikan.
Jombang. Menurut Susan katup Menurut Coser (1956, dikutip dari
penyelamat merupakan kelembagaan yang Polama, 1987:109) katup penyelamat akan
mengatur bagaimana konflik dikelola, agar membantu dalam meminimalisir dari
konflik tidak tersumbat dan meledak konflik sosial, berikut penjelasan Coser
sebagai kekerasan (email, April 3, 2014). (1956):
Program tersebut merupakan ³/HZDW NDWXS SHQ\HODPDW VDYHW\
solusi untuk meredakan konflik melalui valve) itu permusuhan dihambat
pemberdayaan yang bertujuan agar berpaling melawan objek
13

aslinya. Tetapi penggantian yang 4) Sebagian besar pemilik penambangan


demikian mencakup juga biaya pasir maupun pekerjanya merupakan
bagi sistem maupun individu: warga Desa Gebangbunder
mengurangi tekanan untuk menyebabkan solidaritas warga DAS
menyempurnakan sistem untuk Brantas Desa Gebangbunder tidak bisa
memenuhi kondisi-kondisi yang tercipta secara keseluruhan dalam aksi
sedang berubah maupun mobilisasi karena terhambat oleh rasa
membendung ketegangan dalam persaudaraan;
diri-individu, menciptakan 5) Solidaritas yang tercipta dalam
kemungkinan tumbuhnya kelompok penambang pasir mekanik
ledakan-OHGDNDQ GHVWUXNWLI´ dipergunakan dalam aktivitas
Program Pengamanan Tanggul Sungai penambangan pasir mekanik;
Brantas sebagai savety valve diharapkan 6) Solidaritas penambang pasir mekanik
mampu mengurangi konflik yang sedang menghambat berjalannya program
berlangsung. Berdasarkan penjelasan pemberdayaan;
Coser (1956) diatas, agar terpenuhinya 7) Anggota Pokmas Brantas sebagai sub
savety valve yang ideal sebagai jalan program pemberdayaan tidak
keluar untuk meredakan konflik, program melaksanakan program sebagaimana
pemberdayaan sebagai sistem maupun mestinya, kambing yang diberikan
individu atau kelompok sebagai pelaksana pemerintah untuk dikembangbiakkan
savety valve tersebut harus mampu justru dijual untuk memenuhi
memenuhi kondisi-kondisi yang sedang kebutuhan ekonomi;
berubah maupun ketegangan yang tercipta 8) Anggota Jogo Tanggul sebagai sub
dalam kelompok agar terhindar dari program pemberdayaan bertugas
kemungkinan tercipatanya ledakan- menjaga tanggul dari tanaman liar
ledakan konflik selanjutnya. maupun penambang pasir,
Implementasi dari Program implementasinya untuk wilayah Desa
Pengamanan Tanggul Sungai Brantas Gebangbunder, salah satu anggota Jogo
Berbasis Partisipatif sebagai savety valve Tanggul ikut serta dalam aktivitas
tidak berjalan efektif. Berikut situasi- penambangan pasir mekanik di Desa
situasi yang menyebabkan tidak efektifnya Gebangbunder.
savety valve sebagaimana dijelaskan oleh
Coser (1956) diatas, antara lain: Katup penyelamat yang dibentuk
1) Proses perumusan program bersifat top- oleh pemerintah sebagai upaya meredakan
down, tidak dilibatkannya penambang konflik tidak berjalan efektif. Program
pasir mekanik sebagai salah satu aktor pemberdayaan sebagai sistem savety valve
utama penyebab konflik dalam tidak mampu menghentikan aktivitas
pembuatan kebijakan menyebabkan penambangan pasir mekanik secara
kebutuhan dasar penambang pasir keseluruhan untuk wilayah Kabupaten
mekanik tidak diketahui oleh Jombang. Pemerintah maupun sasaran
pemerintah; program pemberdayaan tersebut juga tidak
2) Berlangsungnya penambangan pasir mampu menjalankan perannya dalam
mekanik di Desa Gebangbunder setelah implemtasi savety valve tersebut. Berikut
adanya program pemberdayaan; penjelasan faktor penyebab
3) Pemerintah tidak bisa bersikap tegas ketidakefektifan Program Pengamanan
dalam penertiban serta implementasi Tanggul Sungai Brantas Berbasis
program pemberdayaan tersebut, Partisipatif sebagai savety valve dalam
sehingga penambangan pasir mekanik konflik penambangan pasir mekanik:
di Desa Gebangbunder semakin 1) Solidaritas Penambang Pasir sebagai
berkembang; Penghambat Rekonsiliasi
14

Berlangsungnya aktivitas secara intensif, tumbuhnya rasa saling


penambangan pasir mekanik di Desa memiliki dan suka terhadap sesama
Gebangbunder menyebabkan peluang anggota, dan mulai terikatnya individu
konflik muncul kembali. Penambang pasir pada kesamaan kepercayaan (keyakinan),
mekanik melakukan aktivitasnya di area nilai-nilai dan norma (Susan, 2012:24).
lahan milik warga. Penambang membayar Ketiga proses ini akan teraktualisasi dan
sebagai ganti rugi tergerusnya lahan warga dipicu oleh adanya fakta kekejian
akibat dari penambangan pasir mekanik. (hostility) dalam bentuk tindakan koersif
Konflik merupakan proses yang kelompok lain. Masing-masing anggota
bersifat instrumental dalam pembentukan, kelompok penambang pasir memiliki
penyatuan dan pemeliharaan struktur sosial kepentingan yang sama, yaitu kebutuhan
(Poloma, 2000:107). Konflik akan ekonomi.
menjaga garis batas antara dua atau lebih Interaksi yang tumbuh di area
kelompok. Konflik yang sedang penambangan dan didukung oleh tindakan
berlangsung dengan out-group dapat koersif nyata (warga Desa Megaluh) serta
memperkuat identitas para anggota koersif ancaman (Satpol PP beserta
kelompok. Kelompok penambang pasir Muspika Plandaan) menumbuhkan
dengan adanya konflik antara warga dan solidaritas kelompok penambang pasir
Satpol PP akan semakin menguatkan yang semakin kuat. Kerjasama dalam
identitas kelompok penambang pasir. menyelesaikan masalah seperti protes
Identitas kelompok akan semakin kentara pemilik lahan daat diselesaikan tanpa
perbedaannya ketika kelompok terjadi tindakan kekerasan merupakan
penambang pasir melakukan perlawanan salah satu bentuk solidaritas anggota
atas kepentingan yang dianggap berbeda. penambang pasir. Kuatnya solidaritas
Solidaritas terbentuk karena dalam penambang pasir mekanik
terancamnya kelompok penambang pasir melanggengkan aktivitas penambangan
dengan pihak luar yaitu Satpol PP dan pasir mekanik.
warga DAS Brantas. Saling memberi Aksi protes yang dilakukan oleh
informasi antar penambang pasir sebagian warga Desa Gebangbunder
merupakan bentuk solidaritas yang muncul kepada Kepala Desa sebagai bentuk rasa
karena kepentingan yang sama yaitu ketidaknyamanan tidak berdampak pada
berlangsungnya aktivitas penambangan penurunan aktivitas penambang pasir
pasir mekanik. Kebersamaan penambang mekanik. Sebagian besar penambang pasir
pasir mekanik yang bersifat kekeluargaan mekanik di Desa Gebangbunder
menyatukan dan menumbuhkan solidaritas merupakan warga Desa Gebangbunder.
kelompok penambang pasir mekanik di Keadaan tersebut berbenturan dengan rasa
Desa Gebangbunder. Kelompok kekeluargaan yang sudah tumbuh dalam
penambang pasir akan saling melindungi masyarakat. Keadaan tersebut menjadikan
anggota kelompok lain, mereka akan penambangan pasir mekanik di Desa
menyebarkan jadwal operasi penambangan Gebangbunder sampai sekarang masih
pasir dan secara bersama menghilangkan berlangsung.
barang bukti. Aksi mobilisasi dalam Berdasarkan observasi penulis,
bentuk perlawanan akan meciptakan salah satu anggota Jogo Tanggul wilayah
solidaritas, integrasi dan kerjasama dalam Desa Gebangbunder melakukan aktivitas
kelompok penambang pasir. Kelompok penambangan pasir mekanik di Desa
penambang pasir akan semakin kuat Gebangbunder. Terdapat beberapa tugas
strukturnya akibat dari konflik tersebut. dan tanggung jawab anggota Jogo
Solidaritas konflik muncul dalam Tanggul, yaitu melaporkan kepada
tiga tahapan, yaitu ketika interaksi pengawas apabila terdapat penambangan
individu-individu anggota terbangun pasir mekanik dan ikut serta memelihara
15

ekosistem Sungai Brantas (BPM-PD demi efektifnya implementasi kebijakan


Kabupaten Jombang, 2012). Selain yang dibuat.
kebutuhan ekonomi menjadi alasan salah Implementasi dari Pokmas
satu anggota Jogo Tanggul melakukan Brantas berjalan tidak efektif, kambing
aktivitas penambangan pasir, solidaritas yang diberikan oleh anggota pokmas dijual
yang tumbuh sebagai warga Desa untuk memenuhi kebutuhan. Perumusan
Gebangbunder menyebabkan anggota Jogo kebijakan harus diformat sedemikian
Tanggul tidak melaporkan pelanggaran sehingga pasrtisipasi politik menjadi lebih
aktivitas tersebut dan justru ikut terlibat bermakna bagi masyarakat dan lebih
dalam penambangan pasir mekanik. kondusif bagi pencapaian kebijakan
tersebut (Santoso dan Tri Susdinarjanti,
2) Perumusan Program yang Bersifat dikutip dari Lambang Trijono, dkk,
Top-Down 2004:270). Tanpa adanya partisipasi dalam
Perumusan Program Pengamanan perumusan kebijakan oleh elemen yang
Tanggul Sungai Brantas Berbasis secara langsung terlibat konflik
Partisipatif tersebut digagas oleh Pemda menyebabkan kebijakan yang dibuat tidak
Jombang, BBWS Brantas dan PJT I. berjalan sebagaimana mestinya serta tidak
Perumusan dilakukan tanpa melibatkan bermakna untuk masyarakat.
elemen penambang pasir atau warga DAS
Brantas. 3) Kegagalan Koordinatif dan
Wewenang dan kekuasaan yang Ketidaktegasan Pemerintah dalam
legal oleh ketiga instansi tersebut dan Implementasi Program
menghasilkan kerjasama. Situasi tersebut Operasi Patas (Penertiban Sungai
mencerminakan pemerintah melakukan Brantas) yang dilakukan Satpol PP
kebijakan yang bersifat top-down dan sebelum dan sesudah berlangsungnya
keputusan berdasar pada posisi kekuasaan program pemberdayaan tersebut seringkali
dan wewenang. gagal, Satpol PP kehilangan barang bukti
Menurut Santoso dan Tri berupa perahu dan mesin penambangan
Susdinarjanti (dikutip dari Lambang pasir. Terdapat kerjasama yang dilakukan
Trijono, dkk, 2004:270) dalam proses oleh Satpol PP Kecamatan Plandaan
perumusan kebijakan terdapat dua hal dengan Muspika Plandaan yaitu Polsek,
yang penting yaitu, pertama, partisipasi Koramil dan Pemerintah Kecamatan.
politik diperlukan dalam demokrasi agar Kerjasama tersebut bertujuan untuk
korespondensi antara keputusan kebijakan membantu tugas Satpol PP Kecamatan
dengan kehendak rakyat bisa terjamin. Plandaan dengan menambah personil dari
Kedua, proses kebijakan harus diformat beberapa instansi pemerintah kecamatan.
sedemikian sehingga pasrtisipasi politik Implementasinya terdapat pembocoran
menjadi lebih bermakna bagi masyarakat jadwal Operasi Patas oleh pihak yang tidak
dan lebih kondusif bagi pencapaian bertanggung jawab. Pihak Polsek Plandaan
kebijakan tersebut. memberitahu jadwal Operasi Patas kepada
Pemilik penambangan pasir penambang pasir, selanjutnya penambang
maupun penambang pasir, dimana menjadi pasir akan memberitahu kepada rekan-
aktor utama konflik penambangan pasir rekannya untuk menghilangkan barang
tidak dilibatkan dalam proses perumusan bukti aktivitas penambangan.
kebijakan. Aspirasi maupun kebutuhan Konflik dapat membantu
dasar penambangan pasir tidak diketahui mengeratkan ikatan kelompok yang
secara langsung oleh pemerintah. terstruktur secara longgar (Ritzer,
Partisipasi pemilik penambang pasir 2007:159). Masyarakat yang berkonflik
maupun penambang pasir menjadi utama dengan masyarakat lain dapat
memperbaiki kepaduan integrasi. Konflik
16

dapat mengaktifkan peran individu dan membiarkan berlangsungnya aktivitas


membantu fungsi komunikasi (Ritzer, penambangan pasir mekanik.
2007:159). Konflik penambangan pasir Pemerintah Desa Gebangbunder
di Desa Gebangbunder dapat yang bersifat longgar dan didukung oleh
mengintegrasi anggota kelompok berbenturannya posisi pelanggaran
penambang dalam melakukan kerjasama dilakukan oleh sebagian warga Desa
saat aktivitas penambangan pasir. Gebangbunder menyebabkan pertarungan
Kerjasama dilakukan saat terjadi operasi, posisi. Posisi pemerintah sebagai
konflik penambangan pasir mekanik juga pengawas sekaligus penanggung jawab
membuka komunikasi kelompok dalam implementasi program
penambang pasir di Desa Gebangbunder pemberdayaan tersebut berbenturan
terhadap Polsek Plandaan. Komunikasi dengan sebagian besar warga Desa
tersebut ditandai dengan adanya Gebangbunder yang menjadikan
informasi tentang jadwal Operasi Patas pekerjaan penambang pasir menjadi
yang akan dilakukan Satpol PP beserta pekerjaan utama. Pemilik penambang
Muspika Plandaan. pasir juga memberikan dana untuk
Konflik penambangan pasir pembangunan infrastruktur desa serta
tidak hanya menyatukan Pemerintah penambang pasir menambang di area
Kabupaten Jombang dengan BBWS lahan warga, dimana penambang pasir
Brantas dan PJT I. Konflik penambangan memberikan kompensasi sebagai ganti
pasir juga membuka peluang komunikasi rugi kepada pemilik lahan. Keadaan
yang tercipata demi kepentingan tersebut menyebabkan Pemerintah Desa
ekonomi. Elemen pemerintah yaitu Gebangbunder tidak bisa bersikap tegas
Polsek Plandaan dibalik tugasnya melalui dalam implemntasi Program Pengamanan
kerja sama dengan Satpol PP untuk Tanggul Sungai Brantas Berbasis
melakukan penertiban aktivitas Partisipatif tersebut.
penambangan pasir membuka
komunikasi dengan penambang pasir SIMPULAN
mekanik. Peluang digunakan Polsek
Plandaan dalam keadaan konflik tersebut. 1) Dinamika Konflik Penambangan
Kerjasama tersebut berakibat membuat Konflik penambangan pasir
Program Pengamanan Tanggul Sungai mekanik di Desa Gebangbunder
Brantas Berbasis Partisipatif berjalan Kecamatan Plandaan mengalami dinamika
tidak efektif. mulai dari prakonflik, dimana mulai
Pemerintah Desa Gebangbunder munculnya penambang manual. Protes
juga tidak tegas dalam melakukan warga DAS Brantas Desa Gebangbunder
pengawasan aktivitas penambangan di menjadi tahapan konfrontasi. Aksi nyata
wilayahnya sendiri. Penambang pasir Satpol PP dan warga DAS Brantas Desa
mekanik memberi uang dalam bentuk Megaluh menjadi puncak konflik (krisis).
sumbangan untuk pembangunan Upaya menyelesaikan konflik
infrastruktur desa. Berdasarkan Perda penambangan pasir mekanik dilakukan
Provinsi yang melarang dengan keras Pemkab Jombang, BBWS Brantas dan PJT
aktivitas penambangan pasir mekanik I melalui Program Pengamanan Tanggul
tersebut. Pemerintah Desa Gebangbunder Sungai Brantas Berbasis Partisipatif
sebagai penanggung jawab atas merupakan tahapan pasca konflik. Namun
daerahnya serta sebagai pengawas ditataran, kenyataan bahwa penambangan
Program Pengamanan Tanggul Sungai pasir mekanik di Desa Gebangbunder
Brantas tidak menjalankan tugas dan masih berlangsung.
perannya dengan efektif, dengan
17

2) Ketidakefektifan Program mengawasi aktivitas penambangan pasir


Pengamanan Tanggul Sungai mekanik yang masih berlangsung di Desa
Brantas Berbasis Partisipatif Gebangbunder dan pembocoran jadwal
Berlangsungnya penambangan Operasi Patas oleh Polsek Kecamatan
pasir mekanik disebabkan oleh 3 (tiga) hal Plandaan.
yaitu, pertama perumusan program Hal yang sudah disampaikan
pemberdayaan menggunakan pengelolaan diatas yang menjadikan dinamika konflik
konflik bersifat top-down. Kedua, penambangan pasir mekanik masih
solidaritas yang kuat dalam kelompok berlangsung dan Program Pengamanan
penambang pasir mekanik menyebabkan Tanggul Sungai Brantas Berbasis
terhambatnya proses rekonsiliasi. Ketiga, Partisipatif sebagai bentuk rekonsiliasi
kegagalan pemerintah dalam menjalankan menjadi tidak efektif.
program. Pemerintah tidak tegas dalam

Daftar Pustaka

Adi, Isbandi Rukminto. 2008. Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat sebagai


Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

BPM-PD Kabupaten Jombang. 2012. Program Pengamanan Tanggul Sungai Brantas


Berbasis Partisipatif di Kabupaten Jombang. Jombang: BPM-PD Kabupaten Jombang.

Bungin, Burhan. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.

Chadwick, Bruce A.,dkk. 1984. Metode Penelitian Ilmu Pengetahuan Sosial. New Jersey:
Englewood Cliffts.

Coser, Lewis A.. 1984. The Functions of Social Conflict. United States of America: First Free
Press.

Endraswara, Suwardi. 2006. Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan: Ideologi,


Epistemologi dan Aplikasi. Yogjakarta: Pustaka Widyatama.

Ghony, Djunaidi dan Fauzah Almanshur. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media.

Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta:
Salemba Humanika.

Ife, Jim dan Frank Tesoriero. 2008. Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi
Community Development. Yogjakarta: Pustaka Belajar.

Johnson, Doyle Paul. 1981. Sociological Theory. Terjemahan Robert M.Z. Lawang. Teori
Sosiologi Klasik dan Modern. 1988. Cetakan 2. Jakarta: Gramedia.

K. Yin, Robert. 2006. Studi Kasus Desain & Metode. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
18

Krisyantono, Rahmat. 2006. Teknis Praktis Riset Komunikasi: disertai contoh praktis riset
media, public relations, advertising, komunikasi organisasi, komunikasi pemasaran.
Jakarta: Kencana Prenada.

Kum, Krinus. 2013. Konflik Pemearan Wilayah di Tanah Papua. Yogjakarta: Buku Litera
Yogyakarta.

Moleong, Lexy J.. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya.

Narwoko, J. Dwi dan Bagong Suyanto. 2004. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan.
Jakarta: Kencana.

Polama, Margaret M.. 1987. Sosiologi Kontemporer. Jakarta: CV.Rajawali.

Pruitt, Dean G. Dan Jeffrey Z. Rubin. 1986. Social Conflict. Escalation, Stalemate and
Settlement. McGraw-Hill. Terjemahan Helly P. Soetjipto dan Sri Mulyantini
Soetjipto.2011. Teori Konflik Sosial. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Salim, Agus. 2006. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogjakarta: Tiara Wacana.

Santoso, Purwo dan Tri Susdinarjanti. Konflik dalam Perumusan Kebijakan Publik, Potret
Persilangan Kepentingan dalam Menata Peradaban. Editor Lambang Trijono, dkk. 2004.
Potret Retak Nusantara, Studi Kasus Konflik di Indonesia. Yogyakarta: Pusat Studi
Keamanan dan Perdamaian UGM.

Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditama.

Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Susan, Novri. 2009. Pengantar Sosiologi Konflik dan Isu-isu Konflik Kontemporer. Jakarta:
Prenada Media Group.

Susan, Novri. 2012. Negara Gagal Mengelola Konflik Demokrasi dan Tata Kelola Konflik di
Indonesia. Sleman: Pustaka Belajar.

Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2005. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif
Pendekatan. Jakarta: Prenada Media Group.

Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2007. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana.

Wahyuni, Niniek Sri dan Yusniati. 2007. Manusia dan Masyarakat. Jakarta: Ganeca.

Artikel dari Internet:

Balai Besar Wilayah Sungai Brantas. Operasional dan Pemeliharaan. (Online).


(http://www.bbwsbrantas.com, 18 Nopember 2013).

Cholisin. 2011. Pemberdayaan Masyarakat. (Online). (http://staff.uny.ac.id, 12 Desember


2013).
19

Dial. Teori-Teori Tentang Konflik dan Rekonsiliasi-Dari Disertasi Hamdi. (Online).


(http://id.scribd.com/doc, 16 Desember 2013).

DIRJEN SDA DPU. 2008. Profil Balai Besar Wilayah Sungai Brantas. (Online).
(http://www.pu.go.id, 3 Desember 2013).

Humas Kabupaten Jombang. 2004. Sosialisasi Penambang Pasir. (Online).


(http://www.jombangkab.go.id, 3 Desember 2013).

Humas Pemda Jombang. 2004. Sosialisasi Penambang Pasir. (Online).


(http://www.jombangkab.go.id, 3 Desember 2013).

Humas Pemkab Jombnag. 2010. Pemkab Jombang Serius Tangani Penambang Pasir Liar.
(Online). (http://www.jombangkab.go.id, 7 Nopember 2013).

Jasa Tirta 1. 2012. Latar Belakang Berdirinya Perum Jasa Tirta 1. (Online).
(http://www.jasatirta1.co.id, 5 Desember 2013).

Jasa Tirta 1. 2012. Pelatihan Jogo Tanggul-Waspada Dini Bencana Sungai Kali Brantas.
(Online). (http://www.jasatirta1.co.id, 5 Mei 2014).

Lembaga Penyiaran Publik Lokal Radio Suara Jombang AM. 2012. Bupati Suyanto Buka
Pelatihan Jaga Tanggul Waspada Dini Bencana. (Online). (http://sjam792.blogspot.com,
25 Desember 2013).

Mubarok, Taman. 2010. Warga dan Penambang Pasir Liar di Sungai Brantas Terlibat Baku
Tembak. (Online). (http://news.detik.com/surabaya, 25 September 2013).

Muhammad Taufik. 2010. Operasi Penambang Pasir, Petugas Bakar Perahu Penambang.
(Online). (http://www.tempo.co, 22 Desember 2013).

Pemerintah Prov. Jatim. 2006. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur No. 1 Tahun 2005
tentang Pengendalian Usaha Pertambangan Bahan Galian Gol. C Pada Wilayh Sungai di
Propinsi Jawa Timur. (Online). (http://ditjenpp.kemenkumhM.GO.ID, 11 Desember
2013).

Portal Kementrian BUMN. 2012. Pelatihan Jaga Sarana (Jogo Tanggul) Tahun 2012.
(Online). (http://www.bumn.go.id, 17 September 2013).

Soenardi, Tjutju. Pengujan Keabsahan Data Penelitian Kualitatif. (Online).


(http://file.upi.edu, 2 Januari 2014).

Staf Data Center 2. 2008. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2005
Tentang Pengendalian Usaha Pertambangan Bahan Galian Golongan C Pada Wilayah
Sungai Di Propinsi Jawa Timur. (Online). (http://jdih.jatimprov.go.id, 3 Desember 2013).

Wibowo, Kukuh S.. 2010. Aktivis Lingkungan Somasi Menteri Pekerjaan Umum. (Online).
(http://www.tempo.co, 25 September 2013).
20

Jurnal dari Internet:

Coser, Lewis A. 1957. Social Conflict and The Theory of Social Change. (Online).
(http://libks.jstor.org, 1 Desember 2013). The British Journal of Sociology, Vol. 8, No. 3, pp.
197-207.

Lismawati, Tirta. 2013. Peran Pemerintah dalam Penyelesaian Konflik Penambangan Bahan
Galian C melalui Proses Mediasi (Kasus Konflik Penambangan antara PT BRD
Banjarnegara dengan LSM GMTB di Sungai Gung Desa Kajen Kecamatan Lebaksiu
Kabupaten Tegal). (Online). (http://ejournal-s1.undip.ac.id, 29 Desember 2013).

Mahrudin. 2012. Konflik Kebijakan Pertambangan antara Pemerintah dan Masyarakat di


Kabupaten Buton. (Online). (http://jsp.umy.ac.id, 29 Desember 2013).

Nur, Diah, dkk. 2012. Konflik Internasional, Resolusi dan Rekonsiliasi. (Online).
(http://indira-a--fisip10.web.unair.ac.id, 16 Desember 2013).

Siregar, Gabriel Vishnu Anindita. 2006. Sengketa Penambang Pasir Mekanik Sungai
Brantas: Studi Kasus Sengketa Aktivitas Penambangan Pasir Mekanik di Desa Jongbiru,
Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri. (Online). Vol. 1 No. 2.

Ulfah, Maria. 2011. Penambangan Pasir Liar di Sekitar Sungai Brantas di Desa Karangmojo
Keamatan Plandaan Kabupaten Jombang. (Online). (http://digilib.sunan-ampel.ac.id, 29
Desember 2013)

Yumi, Endang Dwi Hastuti, dkk. 2012. Pengelolaan Konflik Sumber Daya Hutan. (Online).
(http://cyberpenyuluhankht.info, 16 Desember 2013).

DATA PENULIS

Nama : Anita Ayu Fatmaningtias


Tempat, Tanggal Lahir : Jombang, 1 Juli 1992
Alamat : Jalan Kauman RT 011/RW 001 Desa Megaluh Kecamatan
Megaluh Kabupaten Jombang
Email : Anitaayufatmaningtias@yahoo.com
No Telepon : 085791120006

Anda mungkin juga menyukai