Disusun oleh:
YOGYAKARTA
2015
A. Latar Belakang Masalah
Karena kebutuhan akan logam jenis besi terus meningkat secara nasional
setiap tahun, maka akhirnya pemerintah mulai melirik ke daerah pesisir Kulon
Progo yang terbukti mengandung pasir besi. Permasalahan penambangan ini
sudah dimulai pada tahun 1964, di mana pada saat itu telah dilakukan penelitian
mengenai kandungan pasir besi di kawasan pasir di kawasan pesisir Kulon Progo
oleh ITB. Dan hasilnya pada kedalaman 4-5 meter ditemukan kandungan air tawar
dan besi.
Banyak pihak yang pro dan kontra tentang perencanaan pembangunan pabrik pasir besi
ini karena dampak positif dan dampak negatifnya.
Bagi yang pro menganggap bahwa pertambangan pasir besi di kawasan ini
tentunya akan membuatefek limpahan (spill over efek) di mana selain akan
menciptakan pertumbuhan ekonomi di sana namun juga akan mampu mengundang
investasi asing dan peningkatan infrastruktur yang semakin baik. Sedangkan bagi yang
kontra khususnya petani pesisir mengganggap bahwa pertambangan ini tentunya
akan membuat hilangnya hak warga atas tanah, mata pencaharian serta kerusakan
lingkungan. (Aprilia, 2012)
C. Solusi
Sehingga dalam hal ini, pemerintah harus turut andil memberi kebijakan
khusus terhadap polemik ini. Memang pemerintah cukup diuntungkan dari adanya
proyek pertambangan pasir besi ini karena mendatangkan investor asing, tetapi
pemerintah tetap tidak boleh luput dari persoalan bahwa masyarakat Kulon Progo
yang dirugikan, khususnya desa yang dijadikan lokasi pertambangan ini, mereka
sebagian besar adalah para petani yang hidupnya sangat bergantung terhadap
lahan-lahan yang dijadikan lokasi pertambangan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Soal Tambang Pasir Besi, Petani Kulon Progo Surati Menneg LH (2012). Dalam
http://regional.kompas.com/read/2009/02/22/14511278/Soal.Tambang.Pasir.Besi..
aPetani.Kulon.Progo.Surati.Menneg.LH pada hari Minggu, 9 Agustus 2015 pukul
10.50 WIB.