SULISTA
ABSTRAK
Masih tingginya aktivitas pertambangan timah rakyat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung membuktikan
bahwa timah merupakan komoditas penting dalam membentuk ekonomi masyarakat pedesaan. Tujuan
penelitian ini adalah diperolehnya informasi tentang bagaimana masyarakat memainkan perannya dalam
aktivitas pertambangan rakyat dan kontribusi ekonomi yang diperoleh sehingga aktivitas ini menjadi tumpuan
ekonomi. Metodologi penelitian dilakukan melalui wawancara terhadap aparatur pemerintahan desa dan
pelaku pertambangan untuk memetakan kelompok masyarakat yang beraktivitas di sektor ini, selanjutnya
dilakukan wawancara mendalam terhadap kelompok masyarakat tersebut guna mendapatkan informasi
tentang daya tarik ekonomi dari tambang rakyat ini. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa aktivitas masyarakat
dalam proses pertambangan rakyat terdiri dari pelimbang timah, pekerja tambang inkonvensional, penambang
dengan menggunakan pompa air, pemilik tambang inkonvensional, pekerja lobi timah, dan pembeli timah.
Aktivitas tersebut sangat berpengaruh terhadap kondisi ekonomi masyarakat penambang yang dikelompokkan
ke dalam pelaku pertambangan berpenghasilan rendah yaitu pelimbang, pekerja tambang inkonvensional (TI),
pekerja robin, berpenghasilan sedang yaitu pekerja lobi timah, berpenghasilan tinggi yaitu pemilik TI serta
berpenghasilan sangat tinggi yaitu pembeli timah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan
bagi pemerintah daerah dalam merumuskan strategi pembangunan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
ABSTRACT
The high activity of tin mining in Bangka Belitung Islands Province proves that tin is an important commodity
in shaping the economy of rural society. The purpose of this research is to obtain information about how
society plays its role in people’s mining activity and economic contribution, therefore this activity becomes
economic support. The research methodology was conducted through interviewing with village government
apparatus and mining stakeholders to map the community groups in this sector and then conducted in-depth
interviewing with the community groups to obtain information on the economic attraction from the people’s
mine. From the result of the research, it is known that community activities in the community mining process
consist of tin artisanal miners/tin small scale miners, unconventional mine worker, miner using water pump,
unconventional mine owners, tin lobby workers, and tin buyers. This activity greatly affect the economic
condition of miners who are grouped into low-income mining stakeholder such as artisanal miners/small scale
miners, IT workers, Robin workers, middle income is tin lobby workers, high income is IT owners, and very
high income is tin buyers. The results of this study are expected to be an input for local government in
formulating development strategies in Bangka Belitung Province.
Keywords: the economy of rural society, community role, unconventional mine, tin.
Naskah masuk : 07 September 2017, revisi pertama : 08 Desember 2017, revisi kedua : 06 Maret 2018, revisi terakhir : 03 Desember 2018. 63
DOI: 10.30556/jtmb.Vol15.No1.2019.348
Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY-NC (http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/)
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 15, Nomor 1, Januari 2019 : 63 - 75
64
Tambang Inkonvensional: Peran Masyarakat dan Daya Tarik Ekonomi Bagi Penambang, Sulista
menerus dan cenderung turun temurun. Adiatma, Bambang dan Purnaweni (2013), serta
Pertama, sifat kegiatan tersebut dapat Marfirani dan Adiatma (2012) menyebutkan
menghasilkan uang secara cepat (instant bahwa aktivitas TI Apung di Desa Batu
money) dan kadangkala dalam jumlah yang Belubang memberikan peningkatan kapasitas
cukup signifikan sehingga menimbulkan ekonomi dengan pendapatan tiga juta rupiah
harapan bagi yang ingin mengubah nasibnya per bulan bagi buruh TI dan bagi pemilik
dengan cepat. Kedua, kegiatan tersebut tidak tambang dalam 1 minggu dapat menghasilkan
memerlukan pengetahuan dan keahlian yang belasan juta rupiah serta memicu timbulnya
tinggi, tetapi lebih berdasarkan pengalaman dampak ganda walaupun dinilai belum efektif
dengan bermodalkan tenaga dan keberanian. menjamin keberlanjutan lingkungan.
Kedua hal tersebut yang menyebabkan Sedangkan Harliyana dan Radjiman (2008)
kegiatan menambang menjadi salah satu menyebutkan bahwa pengaruh penambangan
pilihan yang sangat menarik untuk dijadikan timah rakyat terhadap kondisi sosial ekonomi
mata pencaharian, terutama bagi mereka yang masyarakat bagi sebagian penambang hanya
berpendidikan terbatas dan memiliki kondisi bisa mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari
fisik yang cukup kuat. Kegiatan menambang saja. Peningkatan kesejahteraan hanya terjadi
merupakan kehidupan yang mereka nikmati pada para pemilik tambang skala kecil, tetapi
dan jalani untuk memenuhi kebutuhan itupun belum sebanding dengan resiko yang
ekonomi sepanjang kehidupannya. dihadapi, baik resiko secara ekonomi maupun
keselamatan kerja.
Kelimpahan sumber daya alam memiliki
hubungan positif terhadap pendapatan suatu Kegiatan penambangan rakyat yang dilakukan
negara didukung oleh kemampuan modal di berbagai daerah lainnya seperti
insan dalam membantu pertumbuhan penambangan emas rakyat di Gunung
ekonomi (Kunchu dan Sarmidini, 2015). Di Pongkor, juga merupakan sumber pendapatan
Indonesia sektor pertambangan berpengaruh penting. Bagi penduduk lokal, baik yang
positif yang signifikan terhadap pertumbuhan terlibat secara langsung maupun tidak, turut
PDRB di provinsi-provinsi di Indonesia merasakan dampak ekonomi yang cukup
(Hermawan, 2014). Namun beberapa daerah besar dari kegiatan penambangan rakyat ini
di tingkat kabupaten/kota, sektor ini tidak (Pudjiastuti, 2005). Pudjiastuti (2010)
memberikan dampak dikarenakan dana bagi menyebutkan kegiatan penambangan emas
hasil sumber daya alam tidak dimanfaatkan masyarakat Mombana merupakan kegiatan
pada sektor yang memberikan multiplier effect yang menghasilkan dampak multiplier yaitu
seperti pendidikan dan kesehatan terbentuknya pasar yang menjual beras hingga
(Martawardaya, Basuki, dan Hanafi, 2014). linggis, bahkan tersedia praktek lokalisasi
Bahkan, sejumlah provinsi di Indonesia terselubung, terjadi perputaran uang yang
teridentifikasi mengalami kerusakan sumber diperkirakan bisa mencapai miliran rupiah per
daya alam (Haryanto, 2018). Studi-studi ini hari. Dampak lainnya adalah berdirinya
menunjukan bahwa pertentangan antara warung-warung yang merupakan warung
dampak positif ekonomi dan dampak negatif tumbuh, yaitu ramai menjamur ketika mulai
masih menjadi permasalahan serius di daerah- ada penambang yang menjual berbagai
daerah yang mengandalkan sektor macam kebutuhan penambang. Warung-
pertambangan sebagai komoditas unggulan warung ini menjual berbagai macam
pembentuk struktur perekonomian daerah. kebutuhan penambang mulai dari makanan
dan bahan makanan, kelengkapan tambang
Sejauh ini kajian penambangan timah rakyat hingga kelengkapan untuk bermukim, seperti
didominasi oleh dampak negatifnya yang tikar, tenda, tali dan lainnya. Begitu pula
dirasa lebih besar baik terkait isu lingkungan, kegiatan penambangan emas liar di Desa
regulasi, konflik pertimahan dan dampak sosial Kebun Lado Kecamatan Singingi Kabupaten
ekonominya yang cenderung negatif. Namun Kuantan Singingi, kegiatan penambangan
masih sedikit kajian tentang kegiatan emas liar memberikan besaran pendapatan
pertambangan timah rakyat yang menunjukkan bagi masyarakat sehingga mereka terus
sebagai komponen inti sumber pendapatan bekerja sebagai penambang emas liar
utama bagi ekonomi masyarakat pedesaan. walaupun dari segi hukum merupakan
pekerjaan ilegal (Eriyati dan Iyan, 2011).
65
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 15, Nomor 1, Januari 2019 : 63 - 75
66
Tambang Inkonvensional: Peran Masyarakat dan Daya Tarik Ekonomi Bagi Penambang, Sulista
Sementara itu, dampak ekonomi diukur informasi berdasarkan koding yang telah
berdasarkan besaran pendapatan yang disusun. Keempat, tahapan kategorisasi yaitu
diperoleh oleh masyarakat yang terlibat dalam pengelompokan hasil wawancara berdasarkan
aktivitas pertambangan baik langsung maupun hasil ekstraksi data untuk melihat
tidak. Menurut Sukirno (2006) pendapatan kecenderungan dari data yang diperoleh. Data
adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh diolah menggunakan model explanatory
penduduk atas prestasi kerjanya selama satu approach yaitu model analisis dengan
periode tertentu, baik harian, mingguan, memberikan penekanan pada eksplorasi
bulanan maupun tahunan. Lumintang (2013) berbagai data lapangan dan realitas yang
dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa ditemui sekaligus memberikan interpretasi
besarnya pendapatan yang diterima oleh terhadap objek penelitian untuk menjawab
penduduk sangat dipengaruhi oleh biaya persoalan atau rumusan masalah yang telah
produksi dan penerimaan. Pendapatan yang dituangkan dalam pertanyaan penelitian.
diperoleh oleh setiap individu pun berbeda
yang disebabkan oleh faktor usia, karekteristik
bawaan sejak lahir, keberanian mengambil HASIL DAN PEMBAHASAN
resiko, bobot latihan, kekayaan dan warisan,
keseimbangan pasar dan diskriminasi (Eriyati Peran Masyarakat dalam Aktivitas
dan Iyan, 2011). Pertambangan Rakyat
67
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 15, Nomor 1, Januari 2019 : 63 - 75
68
Tambang Inkonvensional: Peran Masyarakat dan Daya Tarik Ekonomi Bagi Penambang, Sulista
Penawaran jasa
Reman masak (menyiapkan
makanan bagi pekerja TI)
Sedangkan pekerja robin merupakan istilah timah skala besar sesuai dengan besarnya
setempat untuk kelompok penambang yang modal yang dikeluarkan. Para pembeli timah
menambang menggunakan satu unit pompa air membeli timah secara langsung dari para
yang dihubungkan dengan pipa sebagai unit penambang, mendatangi lokasi penambangan
penambangan. Pada umumnya beroperasi di ataupun para penambang yang mendatangi
ujung unit pencucian TI yaitu tempat para pembeli.
pembuangan ampas. Operator akan
menyemprot pasir ampas menggunakan Aktivitas yang dilakukan oleh pelaku
pompa air. Pasir timah akan terkumpul pada pertambangan timah dipengaruhi oleh modal
sump dan dimasukkan ke dalam karung untuk finansial dan kondisi fisik, usia, jenis kelamin,
dibawa ke unit pencucian. Proses pencucian serta tingkat pendidikan. Modal besar
menggunakan karpet seperti halnya pelimbang diperlukan oleh pembeli timah untuk
timah. Kadar timah yang diperoleh tidak jauh membeli timah dari penambang. Begitu pula
berbeda dengan kadar timah hasil melimbang. pemilik TI memerlukan investasi besar untuk
dapat membeli peralatan dan perlengkapan
Kelompok masyarakat yang berperan dalam penambangan serta menanggung biaya
proses lanjutan bertugas melobi timah atau operasional. Sementara itu, pekerja robin
melakukan tahapan pencucian kembali. memerlukan cukup uang untuk modal awal
Setelah itu timah dikeringkan menggunakan dan biaya operasional walaupun tidak sebesar
tungku pemanas untuk mengurangi kadar air. pemilik TI. Kondisi fisik yang kuat dan tenaga
Timah kering ditimbang menggunakan neraca yang lebih besar diperlukan pada tingkatan
ohaus sehingga diperoleh kadar timah yang pekerja TI dan pelobi timah, sedangkan
dapat diterima oleh pasar. pelimbang timah tidak memerlukan fisik yang
kuat dan modal yang dikeluarkan relatif kecil.
Sementara itu masyarakat yang terlibat dalam
pemasaran atau jual beli pasir timah terdiri Melimbang timah merupakan pekerjaan yang
dari pembeli timah skala kecil dan pembeli relatif santai dan ramai dilakukan ketika
69
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 15, Nomor 1, Januari 2019 : 63 - 75
tahapan pencucian TI. Kegiatan ini dilakukan yang terlibat tersebut. Nurtjahya, Agustina dan
selama 4-5 hari kerja dari jam 10 pagi hingga Putri (2008) menyebutkan bahwa pendapatan
jam 5 sore sehingga melimbang dapat dari penambangan timah memberi kontribusi
dilakukan oleh anak usia sekolah dasar dan yang signifikan terhadap total pendapatan
para wanita. Sama halnya dengan melimbang, keluarga per bulan, yaitu sebesar 89 hingga
para pekerja robin, tidak memerlukan fisik 95 persen. Kondisi ini memberikan dampak
yang kuat dengan aktivitas yang cenderung positif bagi peningkatan penghasilan
santai dan juga bekerja ketika para pekerja TI walaupun kerugian yang diderita oleh
melakukan tahapan pencucian. Namun pekerja penambang timah memang terbukti ada,
kategori ini memerlukan modal yang cukup tergantung dari besar kecilnya kerugian akibat
besar untuk membeli satu unit alat untuk investasi yang dibelanjakan, luas lahan, dan
menambang, serta biaya perbaikan dan lama operasional yang merugi.
pergantian spare part yang rusak.
Subiman dan Resosudarmo (2010)
Tenaga yang besar dan kondisi fisik yang menyebutkan bahwa adanya pelaku TI,
prima diperlukan oleh pekerja TI untuk memberikan manfaat keuangan yang besar.
menjalankan kegiatan penambangan. Pada TI Tidak seperti bertani lada yang hasilnya baru
rajuk, para pekerja menggunakan pipa besi didapat setidaknya setelah dua tahun
untuk merajuk hingga kedalaman lebih memelihara tanaman ini, menambang timah
kurang 20 meter. Sedangkan pada TI darat, dapat menghasilkan uang yang setara dengan
pekerja menyemprot lapisan dinding pasir jangka waktu 1 - 3 bulan saja. Hal ini dapat
untuk melepaskan bijih timah dari gumpalan diamati dari ribuan rumah di tepi jalan yang
material. Setelah itu pekerja TI juga dulunya terbuat dari kayu atau anyaman
melakukan proses pencucian menggunakan bambu kini telah direnovasi pemiliknya
sakan. Sementara pemilik TI hanya menjadi layaknya rumah-rumah di perkotaan
bertanggungjawab atas permodalan dan dengan perangkat elektronik lengkap dan
kelancaran operasional TI. kendaraan pribadi.
Pembeli timah memerlukan modal besar Ada tiga hal yang memengaruhi besar
untuk membeli timah dari penambang. Besar kecilnya penghasilan para penambang yaitu
kecilnya modal yang dikeluarkan tergantung harga timah, kadar timah, dan banyak
kepada banyak sedikitnya timah yang dibeli. sedikitnya timah yang diperoleh. Pada saat
Dalam rutinitas pekerjaannya, kegiatan penelitian berlangsung harga timah hasil
melobi dilakukan oleh pekerja lobi dengan melimbang dan robin yaitu 40–50 ribu
fisik yang prima karena dikejar oleh target dan rupiah/kg kadar Sn 1,1, harga timah TI ±80
waktu. Timah yang dibeli dalam satu minggu ribu rupiah/kg rupiah kadar Sn 1,2 dan harga
dikumpulkan terlebih dahulu, kemudian timah lobi 178-180 ribu rupiah/kg kadar Sn
dilobi hingga selesai. 69-72 persen. Tabel 2 menampilkan
perbedaan pendapatan yang didapat oleh
Selain para penambang, kehadiran TI memicu masyarakat yang terlibat dalam usaha
bermunculannya para pedagang yang pertambangan rakyat.
berjualan di pasar malam yang terdiri dari
puluhan pedagang (penjual kaset, penjual Dari Tabel 2 tersebut diketahui besarnya
buah, pedagang baju, pedagang sembako, pendapatan pelaku pertambangan rakyat.
pedagang sayur-sayuran), kuli bangunan, Penghasilan terendah diperoleh oleh
warung-warung kecil yang menjual makanan kelompok penambang yaitu pekerja TI,
dan minuman ringan, toko sembako, dan pelimbang timah dan pekerja robin.
reman masak. Khususnya pekerja TI memiliki penghasilan
terendah dengan pendapatan 300-500 ribu
Daya Tarik Ekonomi Tambang rupiah/minggu dan memiliki resiko lebih
Inkonvensional besar dikarenakan sewaktu-waktu operasional
bisa saja terhenti dan tidak sepadan dengan
Pendapatan yang diperoleh dari kegiatan tenaga yang sudah dikeluarkan. Sementara itu,
pertambangan rakyat merupakan komponen para pelimbang timah memperoleh pasir
inti sumber utama pendapatan masyarakat timah sebanyak 1-2 kg/hari dengan
70
Tambang Inkonvensional: Peran Masyarakat dan Daya Tarik Ekonomi Bagi Penambang, Sulista
penghasilan lebih kurang 500 ribu maupun pekerja robin bisa berpindah-pindah
rupiah/minggu, pengeluaran relatif kecil, dan dari satu lokasi TI ke TI lainnya dengan
adakalanya seorang pelimbang ikut memperhatikan suatu kegiatan TI
membantu pekerja TI yang disebut dengan menghasilkan atau tidak. Berbeda halnya
reman TI. Para reman TI dibayar dengan 1-2 dengan pekerja TI, seorang pekerja TI
kg pasir timah sehingga mendapatkan mendapatkan bagi hasil rata-rata sebesar 20
penghasilan sebesar 800 ribu hingga 1 juta ribu rupiah untuk satu kilogram pasir timah
rupiah setiap minggunya. dari kegiatan TI yang sedang berlangsung,
bahkan sewaktu-waktu bisa saja tidak ada
Pekerja robin mendapatkan pasir timah ± 15 hasil yang didapat jika TI yang dioperasikan
kg/minggu dengan pendapatan rata-rata tidak mendapatkan pasir timah ataupun terjadi
sebesar 900 ribu rupiah/minggu, lebih besar kerusakan alat yang mengakibatkan
dibandingkan dengan pekerja TI dan operasional terhenti.
pelimbang, tetapi biaya yang dikeluarkan juga
lebih besar yaitu modal untuk membeli 1 unit Sementara itu, dengan tingkat penghasilan
robin dan kelengkapannya sebesar 3-4 juta sedang adalah pekerja lobi yang bekerja pada
rupiah, biaya operasional 100 ribu pembeli timah mendapatkan rata-rata
rupiah/hari, sehingga secara keseluruhan baik penghasilan 500-800 ribu rupiah/minggu.
pekerja TI, pelimbang timah maupun pekerja Pada umumnya pekerjaan ini dibayar 1000
robin memiliki penghasilan yang hampir sama rupiah/kilo yang dibagi dengan jumlah
tiap minggunya. pekerja dan dilaksanakan 2-3 hari dalam
seminggu. Para pekerja dibayar seminggu
Kegiatan para pelimbang dan pekerja robin sekali. Selain itu pekerja lobi juga
sangat bergantung dari aktivitas TI karena mendapatkan tambahan penghasilan dari
memanfaatkan ampas yang dihasilkan oleh TI penjualan ampas timah lobi dengan besaran
tersebut. Semakin banyak pasir timah yang rupiah tergantung dari bos, yaitu pembeli
dihasilkan maka semakin banyak pula ampas timah. Dari sisi pengeluaran, hampir tidak ada
yang dibuang. Hanya saja para pelimbang biaya yang dikeluarkan.
Tabel. 2. Pendapatan penduduk lokal yang terlibat langsung dalam kegiatan pertambangan rakyat
71
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 15, Nomor 1, Januari 2019 : 63 - 75
72
Tambang Inkonvensional: Peran Masyarakat dan Daya Tarik Ekonomi Bagi Penambang, Sulista
73
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 15, Nomor 1, Januari 2019 : 63 - 75
74
Tambang Inkonvensional: Peran Masyarakat dan Daya Tarik Ekonomi Bagi Penambang, Sulista
75
76