KSU KAMARIN
( K O P E R A S I S E R B A U S A H A K A R YAWA N A K A D E M I M A R I T I M N U S A N TA R A )
A K A D E M I M A R I T I M N U S A N TA R A
TA H U N 2 0 2 0
K ATA P E N G A N TA R
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Proposal Pendirian
Koperasi ilmiah tentang proposal pendirian koperasi serba usaha “KSU KAMARIN”.
Proposal pendirian Koperasi ini telah kami susun dan mendaptakan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Proposal Pendirian Koperasi ini. Untuk itu,
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang berkontribusi dalam
pembuatan Proposal Pendirian Koperasi ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari stackholder agar kami dapat memperbaiki Proposal
Pendirian Koperasi ini.
Akhir kata kami berharap semiga Proposal Pendirian Koperasi KSU KAMARIN ini dapat
memberikan manfaat dan dapat segera di wujudkan.
Penyusun
I. L ATA R B E L A K A N G M A S A L A H
Koperasi merupakan usaha bersama dari sekelompok orang orang yang mempunyai
kepentingan yang sama dalam tujuan, meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Upaya
pendirian koperasi ini sangat menguntungkan masyarakat, karena koperasi dapat
bermafaat untuk mendapatkan keuntungan serta mempererat tali persaudaraan
masyarakat, namun perkembangan koperasi yang sangat terbatas dan tidak dapat
bersaing dengan jenis usaha lainnnya membuat koperasi semakin dilupakan oleh
masyarakat, dari permasalahan tersebut oleh karena itu, sebagai langkah nyata kami
Karyawan Akademi Maritim Nusantara sepakat untuk mendirikan koperasi bersama
untuk membentuk pemikiran baru dalam masyarakat, koperasi sebagai peluang usaha
dan sebagai penyedia lapangan pekerjaan untuk masyarakat.
1. Simpanan Pokok
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh anggota
kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat
diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi.
Simpanan pokok jumlahnya sama untuk setiap anggota.
2. Simpanan Wajib
Simpanan wajib berbeda dengan simpanan pokok yaitu jumlah simpanan tertentu
yang harus dibayarkan oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan
kesempatan tertentu, misalnya tiap bulan dengan jumlah simpanan yang sama
untuk setiap bulannya. Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang
bersangkutan masih menjadi anggota koperasi.
3. Dana Cadangan
Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan Sisa Hasil
usaha, yang dimaksudkan untuk pemupukan modal sendiri, pembagian kepada
anggota yang keluar dari keanggotaan koperasi, dan untuk menutup kerugian
koperasi.
4. Hibah
Hibah adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang
yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibah/pemberian dan tidak mengikat.
Adapun Modal Pinjaman koperasi berasal dari pihak-pihak sebagai berikut :
a. Anggota dan calon anggota.
b. Koperasi lainnya dan/atau anggotanya yang didasari dengan perjanjian
kerjasama antarkoperasi.
c. Bank dan lembaga keuangan lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan
peraturan perudang-undangan yang berlaku.
d. Penerbitan obligasi dan surat utang lainnya yang dilakukan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
I V. P R I N S I P
Prinsip – prinsip koperasi KSU KAMARIN:
1. Keanggotaannya bersifat sukarela dan terbuka.
2. Partisipasi aktif dari seluruh anggota koperasi
3. Pengelolaan secara Adil, Jujur dan demokratisis
4. Kerjasama antar koperasi dg bidang usaha lain dan koperasi antar koperasi
5. Pendidikan kewirausahaan dan perkoperasian
6. Pembagian hasil sisa usaha (SHU) berdasarkan besarnya jasa usaha masing-
masing anggota koperasi.
V. MAKSUD DAN TUJUAN PENDIRIAN KOPERASI
Pendirian koperasi yang dilakukan di maksudkan untuk meningkatkan pengalaman
setiap anggota dalam pendirian koperasi, dan juga dapat menciptakan iklim usaha
Karyawn Akademi Maritim Nusantara, Tujuan diadakannya koperasi ialah:
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota
pada khusunya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
2. Berperan serta aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan
masyarakat.
3. Mengembangkan kreatifitas dan jiwa organisasi Karyawan Akademi Maritim
Nusantara.
VI. VISI
Visi dari pendirian koperasi adalah menjadikan koperasi serba usaha sebagai wadah
kreasi Karyawan Akademi Maritim Nusantara dalam berusaha.
VII. MISI
1. Meningkatkan kinerja anak muda dalam berbisnis.
2. Meningkatkan wawasan berorganisasi dalam koperasi.
3. Memberi pengalaman kepada setiap anggota dalam membuka usaha.
4. Menciptakan Karyawan Akademi Maritim Nusantara yang siap berkompetisi
dalam dunia usaha.
5. Membangun kerjasama dalam mewujudkan iklim usaha karayawan Akademi
MAritim Nusantara
V I I I . J E N I S K E G I ATA N
Koperasi Serba USaha Kamarin adalah koperasi dengan jenis kegiatan menjual dan
membeli hasil kreasi karyawan Akademi Maritim Nusantara, simpan-pinjam, dan
menyediakan kebutuhan sehari-hari anggotanya, dan kebutuhan Proses Pendidikan di
lingkungan Akademi Maritim Nusantara.
I X . TA R G E T PA S A R
1. Seluruh Karaywan/i dan Taruna/i Akademi Maritim Nusantara
2. Dan setiap masyarakat yang mengenal atau mempunyai keperluan membeli di
koperasi.
X. S T R AT E G I P E N J U A L A N
1. Promosi secara lansung dari yang melibatkan seluruh Pimpinan dan Staf
Karyawan Akademi Maritim Nusantara.
2. Promosi melalui sosial media secara online (FB, Twitter, Blog, Instagram,
Whatsapp, Line, dll)
3. Promosi melalui poster
XII. KELEMBAGAAN
4. No. Tlpn :
XIII. PERMODALAN
Dalam pendirian koperasi ini, modal awal pendirian diperoleh dengan cara:
JUMLAH
No. SUMBER MODAL
MODAL
XIV. PENUTUP
Koperasi berarti bekerja sama, sehingga setiap bentuk kerja sama dapat disebut
koperasi. Koperasi yang menyelenggarakan satu fungsi disebut koperasi tunggal usaha
(single purpose cooperative), sedangkan koperasi yang menyelenggarakan lebih dari
satu fungsi disebut koperasi serba usaha (multi purpose cooperative).
Permasalahan korupsi yang terjadi dikoperasi kebanyakan yang terjadi karena tindakan
kepengurusan yang kurang professional. Kepungurusan professional adalah pengurus
yang memiliki keahlian yang nyata serta jiwa yang aktif, kreatif, dan bertanggung
jawab Akhir dari penulisan proposal ini kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah ikut serta berpartisipasi dalam penyusunan proposal pendirian koperasi KSU
KAMARIN. Dan terima kasih juga atas terkabulnya proposal ini, serta saya berharap
agar pelaksanaan koperasi yang kami dirikan ini dapat berjalan dengan baik dan lancar
seperti harapan kami.
LAMPIRAN
ANGGARAN DASAR KOPERASI SERBA USAHA
KARYAWAN AKADEMI MARITIM NUSANTARA
PEMBUKAAN
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Kami yang bertanda tangan di bawah ini yang
namanya tersebut pada bagian akhir anggaran dasar ini, berniat dan bersepakat untuk
mendirikan suatu usaha bersama dalam bentuk Koperasi dengan syarat-syarat sebagaimana
yang tercantum dalam Anggaran Dasar dibawah ini:
Pasal 1
1. Badan Usaha bernama Koperasi Serba Usaha Karyawan Akademi Maritim Nusantara
dengan nama singkatan KSU - KAMARIN dan selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini
disebut Koperasi.
2. Karyawan Akademi Maritim Nusantara adalah Karyawan yang telah memiliki status
kepegawaian tetap yang bekerja di lingkungan Akademi Maritim Nusantara yang
bernaung di bawah Yayasan Pembina Pendidikan Kemaritiman (YPPK) Akta Notaris
………………. No. ……. tanggal …………….,
3. koperasi berkedudukan di:
Kelurahan : …………………………………………………………..
Kecamatan : …………………………………………………………..
Kabupaten : …………………………………………………………..
(1) Koperasi didirikan dalam jangka waktu tidak terbatas sesuai dengan tujuannya.
Pasal 2
1. Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
2. Koperasi berasaskan kekeluargaan.
3. Koperasi melaksanakan prinsip sbb:
Pasal 3
1. Koperasi berfungsi untuk membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan
khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi
sosial.
2. Koperasi berperan:
a. Secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
b. Memperkokoh Perekonomian Rakyat dan Koperasi sebagai ketahanan perekonomian
Nasional dan Koperasi sebagai Sokogurunya.
c. Berusaha untuk mewujudkan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi.
Pasal 4
1. Anggota Koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa.
2. Keanggotaan Koperasi tidak dapat dipindah tangankan.
3. Yang dapat diterima menjadi anggota Koperasi adalah Warga negara Indonesia yang
memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Mempunyai kemampuan penuh melakukan tindakan hukum (dewasa, tidak dalam
perwalian).
b. Bertempat tinggal di : Jakarta dan sekitarnya.
c. Karyawan yang bekerja pada Unit FTI Usakti.
d. Telah menyatakan kesanggupan tertulis untuk melunasi Simpanan Pokok dan
Simpanan wajib sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) dan (3) AD ini.
e. Telah menyetujui isi Anggaran Dasar dan peraturan-peraturan Perkoperasian yang
berlaku.
4. Setiap anggota mempunyai kewajiban:
a. Mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan keputusan-keputusan
Rapat Anggota.
b. Membayar simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan lain yang diputuskan oleh
Rapat Anggota.
c. Berpartisipasi dalam kegiatan Usaha yang diselenggarakan oleh koperasi.
d. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan asas kekeluargaan.
e. Menanggung kerugian sesuai dengan ketentuan Pasal 34 ayat (1) UU No. 25/1992.
5. Setiap anggota mempunyai hak:
a. Menghadiri, menyatakan pendapat dan memberikan suara dalam Rapat anggota.
b. Memilih dan/atau dipilih menjadi anggota Pengurus atau pengawas.
c. Meminta diadakannya Rapat Anggota menurut ketentuan Pasal 7 Anggaran Dasar ini.
d. Mengemukakan pendapat dan saran kepada pengurus di luar atau di dalam Rapat
anggota baik diminta maupun tidak diminta secara lisan atau tulisan.
e. Mendapatkan pelayanan yang sama antar sesama anggota.
f. Meminta keterangan mengenai perkembangan Koperasi.
g. Mendapatkan sebagian SHU sesuai dengan tingkat partisipasi masing-masing anggota
terhadap Koperasi.
h. Mendapatkan sebagian Sisa Hasil Usaha penyelesaian.
6. Keanggotaan Koperasi mulai berlaku dan hanya dapat dibuktikan dengan catatan dalam
daftar Anggota Koperasi.
7. Seorang yang akan masuk menjadi anggota Koperasi harus:
a. Mengajukan surat permintaan kepada pengurus.
b. Bilamana Pengurus menolak permintaan dimaksud pada huruf a, maka Pengurus
segera memberikan surat penolakannya paling lambat 2 (dua) minggu setelah
diterimanya surat permintaan tersebut.
8. Keanggotaan berakhir bilamana Anggota:
a. Meninggal dunia.
b. Meminta berhenti atas permintaan sendiri.
c. Diberhentikan oleh Universitas Trisakti.
d. Diberhentikan oleh pengurus karena tidak memenuhi lagi syarat keanggotaan.
e. Diberhentikan oleh pengurus karena tidak mengindahkan kewajibannya sebagai
anggota, atau berbuat sesuatu yang merugikan Koperasi.
9. Berakhirnya keanggotaan mulai berlaku dan hanya dapat dibuktikan dengan catatan daftar
Anggota.
10. Permintaan berhenti sebagai Anggota harus diajukan secara tertulis kepada Pengurus.
11. Seseorang yang diberhentikan oleh Pengurus dapat meminta pertimbangan dalam Rapat
Anggota berikutnya.
Pasal 5
1. Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Koperasi.
2. Rapat Anggota diselenggarakan paling sedikit sekali dalam 1 (satu) tahun yang disebut
Rapat Anggota Tahunan.
3. Rapat Anggota Tahunan diselenggarakan untuk membahas dan mengesahkan perubahan
AD/ART, pertanggung-jawaban Pengurus, Pemilihan pengurus baru, penyusun program
kerja dan pelaksanaannya paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun buku lampau.
Pasal 6
1. Selain Rapat Anggota Tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat 3 Anggaran
Dasar ini, Koperasi dapat menyelenggarakan Rapat Anggota Luar Biasa apabila
keadaannya mengharuskan adanya keputusan segera yang wewenangnya ada pada rapat
Anggota.
2. Rapat Anggota Luar Biasa dapat diselenggarakan atas kehendak:
a. Pengurus.
b. Pengawas.
c. Atas permintaan tertulis dari minimal lebih dari 10% jumlah anggota.
Pasal 7
1. Pada dasarnya Rapat Anggota sah bila dihadiri lebih dari 50% jumlah anggota yang
tercatat dalam daftar anggota.
2. Rapat Anggota berhak meminta keterangan dan pertanggung jawaban Pengurus serta
pengawas tentang pengelolaan Koperasi.
3. Hari, tanggal, waktu dan tempat serta acara Rapat Anggota harus diberitahukan sekurang-
kurangnya 7 hari terlebih dahulu kepada anggota.
4. Keputusan Rapat Anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat.
5. Apabila tidak diperoleh keputusan dengan cara musyawarah maka pengambilan
keputusan dilakukan berdasarkan suara terbanyak.
6. Keputusan Rapat Anggota untuk mengubah Anggaran Dasar syah bila disetujui oleh
minimal 3/4 dari jumlah anggota yang hadir.
7. Dalam hal ini dilakukan pemungutan suara setiap anggota mempunyai hak satu suara.
BAB VI : PENGURUS
Pasal 8
1. Pengurus Koperasi dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota.
2. Yang dapat dipilih menjadi pengurus ialah anggota yang memenuhi syarat-syarat sbb:
a. Memenuhi sifat perilaku yang baik, di dalam maupun di luar Koperasi.
b. Mempunyai wawasan yang baik, serta pengetahuan keterampilan kerja yang baik.
c. Pengurus dipilih untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun.
1. Masa jabatan Anggota Pengurus maksimum 2 (dua) kali berturut-turut, dan dapat dipilih
kembali untuk masa jabatan berikutnya jika telah diselingi oleh masa jabatan Anggota
Pengurus lainnya.
2. Bilamana seorang Anggota Pengurus berhenti atau diberhentikan sebelum masa
jabatannya berakhir, maka rapat Anggota Pengurus dapat mengangkat gantinya, akan
tetapi pengangkatan itu harus disahkan oleh Rapat Anggota berikutnya.
3. Dalam masa transisi keanggotaan pengurus diangkat untuk masa jabatan 1 (satu) tahun.
Pasal 9
1. Pengurus terdiri atas sekurang-kurangnya 3 orang meliputi ketua, sekretaris dan
bendahara.
2. Terhadap pihak ketiga maka yang berlaku sebagai anggota Pengurus hanyalah mereka
yang dicatat sebagai anggota pengurus dalam daftar Pengurus.
Pasal 10
1. Pengurus bertugas untuk:
a. Mengelola Koperasi dan usahanya.
b. Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama Koperasi.
c. Mewakili Koperasi di hadapan dan di luar Pengadilan.
d. Menyelenggarakan dan memelihara buku daftar anggota, daftar Pengurus dan buku-
buku lainnya yang dilakukan.
e. Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan investasi secara tertib dan teratur.
f. Menyelenggarakan Rapat Anggota.
g. Mengajukan laporan keuangan dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugasnya.
h. Mengajukan Rancangan Rencana kerja dan Rancangan Rencana Anggaran Pen-
dapatan dan Belanja Koperasi.
2. Pengurus atas persetujuan Rapat Anggota dapat mengangkat Manager dan Karyawan
sebagai pengelola usaha Koperasi.
3. Tugas pokok masing-masing anggota Pengurus ditetapkan dalam Rapat Pengurus.
Pasal 11
1. Pengurus berkewajiban mencatat masuk dan berhentinya anggota dalam daftar anggota.
2. Pengurus berkewajiban mencatat dimulainya dan berhentinya pengurus.
3. Setiap anggota pengurus harus memberikan bantuan kepada Pengawas yang ditunjuk
melaksanakan tugasnya dan ia diwajibkan untuk memberikan keterangan yang diperlukan
serta memperlihatkan catatan pembukuan persediaan barang, alat-alat perlengkapan
inventaris dan uang yang ada pada Koperasi.
4. Tiap anggota Pengurus harus berusaha agar pengawasan dan/atau pemeriksaan
sebagaimana tersebut dalam pasal 16 ayat (6) tidak dihambat baik disengaja atau tidak
disengaja oleh anggota Pengurus, Manager maupun Karyawan.
Pasal 12
1. Pengurus diwajibkan agar setiap kejadian penting dicatat sebagaimana mestinya.
2. Pengurus wajib memberitahukan pada anggota setiap kejadian penting yang mengenai
jalannya Koperasi.
Pasal 13
1. Pengurus harus melakukan segala ketentuan dalam Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga, Peraturan Khusus dan keputusan Rapat Anggota.
2. Pengurus wajib memberikan laporan kepada Pemerintah tentang keadaan serta
perkemkembangan organisasi dan usaha Koperasi sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan
sekali.
3. Pengurus diwajibkan berusaha agar segala laporan Pemeriksaan Koperasi dapat diketahui
oleh setiap anggota Pengawas dan Pemerintah.
4. Pengurus diwajibkan berusaha supaya ketentuan dalam Anggaran Dasar, Anggaran rumah
tangga, peraturan Khusus dan keputusan Rapat Anggota lainnya diketahui dan dipahami
oleh anggota.
5. Pengurus diwajibkan memelihara kerukunan di antara para anggota dan mencegah hal
yang menyebabkan timbulnya perselisihan paham.
6. Perselisihan yang timbul karena hanya menyangkut kepentingan sebagai anggota harus
diselenggarakan oleh Pengurus dengan jalan musyawarah.
Pasal 14
1. Pengurus menanggung kerugian yang diderita Koperasi sebagai akibat kelalaiannya
dalam melaksanakan tugas kewajibannya.
2. Jika kelalaian itu mengenai sesuatu yang termasuk pekerjaan beberapa orang anggota
Pengurus, maka kerugian tersebut ditanggung bersama oleh pengurus, akan tetapi anggota
pengurus bebas dari tanggungannya jika ia dapat membuktikan bahwa kerugian tadi
bukan karena kesalahannya serta ia telah berusaha dengan segera dan secukupnya untuk
mencegah kelalaian tadi.
Pasal 15
1. Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya Pengurus berwenang menggunakan fasilias
sarana maupun dana yang tersedia, sesuai dengan keperluan.
2. Pengurus berhak menerima imbalan jasa sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
3. Pengurus berhak menerima sebagian Sisa Hasil Usaha sesuai dengan keputusan Rapat
Anggota.
Pasal 16
1. Pengawas dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota.
2. Pengawas bertanggung jawab kepada Rapat Anggota.
3. Yang dapat dipilih menjadi Pengawas adalah anggota yang memenuhi syarat-syarat sbb:
Pasal 17
1. Dalam hal Koperasi mengangkat pengelola (direksi/manager) maka unsur Pengawas
dapat ditiadakan atau diadakan pada waktu diperlukan sesuai dengan kebutuhan melalui
Rapat Anggota. Dengan demikian fungsi pengawasan menjadi tugas dan tanggung jawab
Pengurus.
2. Terhadap pihak ketiga, maka mereka yang melakukan pengawasan dan/atau pemeriksaan
atas Koperasi dan juga Dewan Penasehat diharuskan merahasiakan segala sesuatu tentang
keadaan Koperasi yang didapatkannya dalam melakukan tugasnya.
Pasal 18
1. Usaha Koperasi dikelola berdasarkan prinsip perkoperasian dan prinsip ekonomi.
2. Pengelola Koperasi diangkat dan diberhentikan oleh Pengurus berdasarkan keputusan
rapat Pleno Pengurus dan Pengawas.
3. Tugas, wewenang, tanggung jawab, gaji serta pendapatan lainnya atas pengelola dite-
tapkan dalam suatu kontrak kerja.
4. Pengelola sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) bertanggung jawab kepada Pengurus.
Pasal 19
1. Untuk kepentingan Koperasi Rapat Anggota dapat mengangkat Dewan Penasehat.
2. Rapat Anggota dapat mengangkat anggota atau orang bukan anggota yang mempunyai
keahlian sesuai dengan kepentingan Koperasi untuk menjadi Dewan Penasehat.
3. Anggota Dewan Penasehat tidak menerima gaji, akan tetapi dapat diberikan insentif
sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
4. Anggota Dewan Penasehat tidak mempunyai hak suara dalam rapat anggota maupun
rapat pengurus.
5. Dewan Penasehat dapat memberi saran atau pendapat kepada Pengurus untuk kemajuan
koperasi baik diminta maupun tidak diminta secara tertulis.
Pasal 20
1. Tahun buku Koperasi mulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember.
2. Koperasi wajib menyelenggarakan pembukuan tentang badan usahanya.
3. Koperasi wajib pada setiap tutup buku menyusun laporan keuangan.
Pasal 22
1. Modal Koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.
2. Modal sendiri dapat berasal dari:
a. Simpanan Pokok
b. Simpanan Wajib
c. Simpanan Sukarela
d. Hibah
Pasal 23
Selain Modal sebagaimana dimaksud dalam pasal 22, Koperasi dapat pula melakukan
pemupukan modal yang berasal dari modal penyertaan.
Pasal 24
1. Setiap anggota harus menyimpan dana atas namanya pada Koperasi berupa Simpanan
pokok sejumlah Rp 200.000,- (Dua ratus ribu rupiah)
2. Uang simpanan pokok harus dibayar sekaligus.
3. Uang simpanan wajib setiap bulan dibayar Rp 20.000,- (Dua puluh ribu rupiah).
4. Anggota memiliki hak untuk menyimpan uang di Koperasi berupa simpanan sukarela
dengan ketentuan minimal simpanan sukarela sebesar Rp. 10.000 (Sepuluh ribu rupiah).
5. Pada waktu keanggotaan diakhiri simpanan pokok dan simpanan wajib merupakan suatu
tagihan atas Koperasi sebesar jumlahnya secara kumulatif, jika perlu dikurangi dengan
bagian tanggungan kerugian.
6. Setiap anggota digiatkan untuk mengadakan simpanan sukarela dalam bentuk tabungan
atau jenis lainnya atas dasar keputusan Rapat Anggota.
Pasal 25
1. Uang simpanan pokok dan simpanan wajib tidak dapat diminta kembali selama anggota
belum berhenti sebagai anggota.
2. Uang simpanan sukarela dalam bentuk tabungan atau lainnya dapat diminta kembali
sesuai dengan keputusan Rapat Anggota atau menurut perjanjian.
Pasal 26
Apabila keanggotaan berakhir menurut pasal 4 ayat (8) Anggaran Dasar ini maka uang
simpanan pokok dan simpanan wajib setelah dipotong dengan tanggungan kerugian yang
ditetapkan dikembalikan kepada yang berhak dengan segera dan selambat-lambatnya satu
bulan kemudian.
Pasal 27
1. Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun buku
dikurangi dengan biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun
buku yang bersangkutan.
2. Sisa Hasil Usaha setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding
dengan jasa usaha yang dilakukan masing-masing anggota terhadap Koperasi, serta
digunakan untuk dana pendidikan, sosial, Pembangunan Daerah Kerja dan dana pengurus,
pengawas, karyawan sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
3. Sisa Hasil Usaha sesuai dengan ayat (1) tersebut di atas dibagi sesuai dengan prosentase
yang akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan ditetapkan dalam Rapat Anggota.
Pasal 29
Pembubaran Koperasi dapat dilakukan berdasarkan:
1. Keputusan Rapat Anggota.
2. Keputusan Pemerintah.
Pasal 30
1. Dengan memperhatikan Pasal 7 Anggaran Dasar ini, maka Rapat Anggota Luar Biasa
mengambil keputusan untuk membubarkan Koperasi.
2. Keputusan pembubaran Koperasi dimaksud diberitahukan kepada kreditur.
3. Selama Pemberitahuan keputusan pembubaran Koperasi belum diterima oleh kreditur,
maka pembubaran Koperasi belum berlaku baginya.
Pasal 31
Keputusan Pembubaran Koperasi oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam 29 ayat 2
Anggaran Dasar ini dilakukan apabila:
1. Terdapat buki-bukti bahwa Koperasi yang bersangkutan tidak memenuhi ketentuan
undang-undang Koperasi.
2. Kegiatan yang bertentangan dengan ketertiban umum/atau kesusilaan.
3. Kelangsungan hidupnya tidak dapat lagi diharapkan.
Pasal 32
Untuk kepentingan kreditur dan para anggota koperasi, terhadap pembubaran koperasi
dilakukan penyelesaian pembubaran yang selanjutnya disebut penyelesaian.
Pasal 33
1. Penyelesaian dilakukan oleh penyelesai pembubaran yang selanjutnya disebut tim
likuidasi.
2. Untuk penyelesaian berdasarkan keputusan Rapat Anggota tim likuidasi ditunjuk oleh
Rapat Anggota dan bertanggung jawab kepada Kuasa Rapat Anggota.
3. Untuk penyelesaian berdasarkan keputusan pemerintah, tim likuidasi ditunjuk oleh
Pemerintah dan bertanggung jawab kepada pemerintah.
4. Selama dalam proses penyelesaian, Koperasi tersebut tetap ada dengan sebutan “Koperasi
Dalam Penyelesaian”.
Pasal 34
Tim likuidasi mempunyai hak, wewenang dan kewajiban sbb:
1. Melakukan segala perbuatan hokum untuk dan atas nama “Koperasi Dalam
Penyelesaian”.
2. Mengumpulkan segala keterangan yang diperlukan.
3. Memanggil anggota dan bekas anggota tertentu, Pengurus serta Pengawas baik sendiri-
sendiri maupun bersama-sama.
4. Memperoleh, memeriksa dan menggunakan catatan-catatan serta arsip koperasi.
5. Menetapkan dan melaksanakan segala kewajiaban pembayaran yang didahulukan dari
utang lainnya.
6. Menggunakan sisa kekayaan Koperasi untuk menyelesaikan sisa kewajiban koperasi.
7. Membagikan sisa hasil penyelesaian kepada anggota.
8. Membuat berita serta penyelesaiannya.
Pasal 35
1. Pembinaan koperasi dapat dilakukan oleh Pimpinan Universitas, Yayasan Trisakti &
Pemerintah.
2. Pemerintah menciptakan dan mengembangkan iklim serta kondisi yang mendorong
pertumbuhan dan pemasyarakatan Koperasi.
3. Pemerintah memberikan bimbingan, kemudahan dan perlindungan kepada Koperasi.
Pasal 36
1. Setiap anggota yang melanggar pasal 4 ayat (4) huruf a,b dan c Anggaran Dasar ini
dikenakan sanksi sbb:
a. Bagi anggota yang tidak membayar simpanan wajib dan simpanan lainnya 3 kali
berturut-turut, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota, dikenakan sanksi secara
bertahap dari peringatan pertama, kedua dan ketiga, skorsing dan pemberhentian
dengan hormat.
b. Bagi anggota yang tidak berpartisipasi dalam kegiatan usaha selama satu tahun buku,
dikenakan sanksi secara bertahap mulai dari peringatan, skorsing dan pemberhentian
tidak hormat.
c. Bagi anggota yang tidak melaksanakan kewajiban dalam transaksi usaha, dikenakan
sanksi secara bertahap mulai dari peringatan, skorsing dan pemberhentian tidak
hormat.
1. Rapat Anggota dapat memutuskan untuk memberhentikan Pengurus yang tidak
melaksanakan Pasal 11 ayat (1) dan (3), Pasal 12, Pasal 13, Pasal 14 dan Pasal 15,
Aggaran Dasar ini.
2. Rapat Anggota dapat memutuskan untuk memberhentikan Pengawas yang tidak
melaksanakan Pasal 17 ayat (5) Anggaran Dasar ini.
3. Sanksi-sanksi yang tersebut dalam ayat (1), (2) dan (3) tidak menutup kemungkinan
adanya penuntutan oleh Koperasi sesuai dengan hukum yang berlaku.
BAB XIX : LAIN-LAIN
Pasal 38
1. Untuk pertamakalinya Anggota Pengurus dipilih diatara Pendiri Koperasi yang dihadiri
oleh Anggota Koperasi dalam rapat anggota.
2. Kepengurusan selama-lamanya satu tahun dan tidak diperhitungkan sebagai masa jabatan.
BAB XX : PENUTUP
Pasal 38
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur lebih lanjut dalam
Angggaran Rumah Tangga dan Peraturan khusus yang tidak boleh bertentangan dengan
Anggaran Dasar ini.
Demikian Badan Usaha Koperasi ini didirikan pada tanggal, ……………………..
Oleh kami selaku pendiri, yang tersebut dibawah ini:
- ……………………………………………………………………………….
- ……………………………………………………………………………….
- ……………………………………………………………………………….
- ……………………………………………………………………………….
ANGGARAN RUMAH TANGGA
KOPERASI SERBA USAHA KARYAWAN AKADEMI MARITIM NUSANTARA
PENDAHULUAN
BAB I : KEANGGOTAAN
Pasal 1
1. Tata cara pendaftaran anggota:
Pasal 2
1. Keanggotaan akan berakhir jika:
Pasal 3
1. Para anggota mempunyai hak:
a. Suara yang sama dalam rapat anggota yaitu satu anggota satu suara.
b. Mendapatkan sebagian SHU sesuai dengan tingkat partisipasi masing-masing anggota
yang besarnya ditetapkan dalam rapat anggota.
Pasal 4
1. Rapat Tahunan adalah rapat yang diadakan setiap satu tahun sekali setelah tutup buku
tahun yang sama dan paling lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal tutup buku tersebut.
2. Rapat anggota berwenang menetapkan:
Pasal 5
1. Mekanisme rapat anggota:
a. Menyiapkan undangan rapat anggota secara tertulis paling lambat 7 (tujuh) hari
sebelum tanggal rapat dan disertai lampiran ringkasan pertanggung jawaban.
b. Dihadiri oleh setengah dari jumlah anggota.
c. Jika tidak memenuhi korum, maka diadakan pengulangan undangan rapat anggota
secara tertulis maksimal dua kali.
d. Apabila dalam rapat ketiga tidak memenuhi korum maka rapat dianggap sah.
e. Pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah untuk mencapai mufakat.
f. Jika tidak tercapai mufakat dilakukan Voting oleh pengurus dan anggotanya.
Pasal 6
Rapat Anggota luar biasa dapat diselenggarakan apabila terjadi ha-hal sebagai berikut:
1. Meninggalnya salah seorang pengurus.
2. Salah seorang pengurus mengundurkan diri.
3. Salah seorang pengurus ditaruh dibawah pengampuan (curatele).
4. Salah seorang pengurus dijatuhi hukum pidana berdasarkan keputusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
5. Apabila terjadi kejadian yang dapat mengakibatkan berkurangnya aset koperasi atau yang
mengancam keberadaan koperasi.
BAB IV : PENGURUS
Pasal 7
1. Jumlah anggota pengurus ditentukan dan disesuaikan dengan kebutuhan, sekurang-
kurangnya 3 orang dan sebanyak-banyaknya 5 orang.
2. Minimal terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara
3. Untuk kelancaran tugas pengurus dan untuk membantu pengurus dalam pengelolaan
Koperasi pengurus dapat mengangkat ketua unit usaha atau manajer yang bertanggung
jawab kepada pengurus sesuai kebutuhan.
4. Tugas kewajiban serta kewenangan dari masing-masing pengurus ditetapkan oleh ketua.
Pasal 8
Mekanisme pengangkatan pengurus:
1. Pemilihan seorang calon dilakukan secara rahasia dan bertahap.
2. Tahap pertama menentukan 3 bakal calon berdasarkan perolehan suara terbanyak.
3. Tahap kedua dilakukan pemilihan ulang untuk menentukan salah seorang dari ketiga
calon berdasarkan perolehan suara terbanyak.
4. Ketua pengurus terpilih memilih anggota pengurusnya.
Pasal 9
1. Pengurus diberikan jasa yang dibebankan pada unit usaha.
2. Imbalan jasa kepada pengurus diberikan setiap 1 (satu) bulan sekali.
Pasal 10
Rapat pengurus adalah rapat rutin yang dilaksanakan sekurang-kurangnya sekali dalam 2
(dua) bulan yang dihadiri oleh pengurus, ketua unit usaha dan badan pengawas.
Pasal 11
Setiap rapat yang diadakan oleh pengurus harus dibuatkan notulen rapat dan disahkan oleh
pengurus.
Pasal 12
1. Badan pengawas wajib memeriksa keuangan dan menilai pelaksanaan tugas pengurus.
2. Setiap mengadakan pemeriksaan badan pengawas wajib membuat laporan hasil
pemeriksaan dan disampaikan pada ketua pengurus clan diumumkan secara terbuka.
Pasal 13
1. Rapat Badan Pengawas diadakan sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali.
2. Badan Pengawas dapat mengundang pengurus clan anggota lainnya jika diperlukan.
Pasal 14
Badan pengawas mendapat imbalan jasa yang dibebankan pada unit usaha.
BAB VI : PERMODALAN
Pasal 15
1. Modal koperasi diperoleh dari simpanan anggota.
2. Koperasi dapat mengusahakan modal usaha dari sumber lain yang tidak bertentangan
dengan Peraturan dan Hukum yang berlaku di Indonesia.
BAB VII : SIMPANAN ANGGOTA
Pasal 16
Simpanan wajib sebagaimana dimaksudkan:
Pasal 17
1. Sisa hasil usaha merupakan pendapatan yang diperoleh dalam 1 (satu) tahun buku
dikurangi dengan biaya termasuk pajak dalam tahun buku berjalan.
2. Sisa hasil usaha dialokasikan berdasarkan prosentase untuk hal sebagai berikut:
1. ……………………………………………………………………………….
2. ……………………………………………………………………………….
3. ……………………………………………………………………………….
4. ……………………………………………………………………………….
5. ……………………………………………………………………………….
6. ……………………………………………………………………………….
7. ……………………………………………………………………………….
8. ……………………………………………………………………………….
9. ……………………………………………………………………………….
10. ……………………………………………………………………………….