Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL

KSU KAMARIN
( K O P E R A S I S E R B A U S A H A K A R YAWA N A K A D E M I M A R I T I M N U S A N TA R A )

A K A D E M I M A R I T I M N U S A N TA R A
TA H U N 2 0 2 0
K ATA P E N G A N TA R

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Proposal Pendirian
Koperasi ilmiah tentang proposal pendirian koperasi serba usaha “KSU KAMARIN”.

Proposal pendirian Koperasi ini telah kami susun dan mendaptakan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Proposal Pendirian Koperasi ini. Untuk itu,
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang berkontribusi dalam
pembuatan Proposal Pendirian Koperasi ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari stackholder agar kami dapat memperbaiki Proposal
Pendirian Koperasi ini.
Akhir kata kami berharap semiga Proposal Pendirian Koperasi KSU KAMARIN ini dapat
memberikan manfaat dan dapat segera di wujudkan.
                                                                                    

Cilacap,  November 2018

Penyusun
 
I. L ATA R B E L A K A N G M A S A L A H
Koperasi merupakan usaha bersama dari sekelompok orang orang yang mempunyai
kepentingan yang sama dalam tujuan, meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Upaya
pendirian koperasi ini sangat menguntungkan masyarakat, karena koperasi dapat
bermafaat untuk mendapatkan keuntungan serta mempererat tali persaudaraan
masyarakat, namun perkembangan koperasi yang sangat terbatas dan tidak dapat
bersaing dengan jenis usaha lainnnya membuat koperasi semakin dilupakan oleh
masyarakat, dari permasalahan tersebut oleh karena itu, sebagai langkah nyata kami
Karyawan Akademi Maritim Nusantara sepakat untuk mendirikan koperasi bersama
untuk membentuk pemikiran baru dalam masyarakat, koperasi sebagai peluang usaha
dan sebagai penyedia lapangan pekerjaan untuk masyarakat.

Berdasarkan UU No. 17 Tahun 2012, koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi


rakyat yang berwatak sosial dan beranggotakan orang – orang, badan – badan hukum
koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasar atas
asas kekeluargaan. Koperasi bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya. Pada
hakekatnya koperasi merupakan suatu lembaga ekonomi yang sangat diperlukan dan
pening untuk dierhatikan sebab koperasi merupakan suatu alat bagi orang – orang yang
ingin meningkatkan taraf hidupnya. Dasar kegiatan koperasi adalah kerjasama yang
dianggap sebagai cara untuk memecahkan berbagai persoalan yang mereka hadapi
masing-masing, oleh sebab itu sudah selayaknya apabila koperasi menduduki yang
penting dalam sistem perekonomian suatu Negara, begitupun koperasi pasar yang kami
dirikan merupakan unit yang dibentuk dalam rangka menunjang pelaksanaan dan
keberhasilan studi serta kesejahteraan pedagang dan masyarakat setempat.

II. KOPERASI SERBA USAHA


Koperasi Serba Usaha adalah koperasi yang kegiatan usahanya di berbagai segi
ekonomi, seperti bidang produksi, komsumsi, perkreditan, dan jasa yang beranggotakan
orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas
kekeluargaan. Koperasi bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya. Berdasarkan
pengertian tersebut, syarat yang dapat menjadi anggota koperasi:
 Perorangan, yaitu orang yang secara sukarela menjadi anggota koperasi;
 Badan hukum koperasi, yaitu suatu koperasi yang menjadi anggota koperasi
yang memiliki lingkup lebih luas. Pada Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan
(PSAK) No. 27 (Revisi 1998), disebutkan bahwa karateristik utama koperasi yang
membedakan dengan badan usaha lain, yaitu anggota koperasi memiliki identitas
ganda dimana identitas anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus pengguna
jasa koperasi.

III. SUMBER MODAL KOPERASI SERBA USAHA


Seperti halnya bentuk badan usaha yang lain, untuk menjalankan kegiatan usahanya
koperasi memerlukan modal. Adapun Sumber Modal Koperasi terdiri atas Modal
Sendiri, Modal Pinjaman dan Hibah. Sumber-sumber modal sebagai berikut:

1. Simpanan Pokok
Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang wajib dibayarkan oleh anggota
kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat
diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota koperasi.
Simpanan pokok jumlahnya sama untuk setiap anggota.
2. Simpanan Wajib
Simpanan wajib berbeda dengan simpanan pokok yaitu jumlah simpanan tertentu
yang harus dibayarkan oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan
kesempatan tertentu, misalnya tiap bulan dengan jumlah simpanan yang sama
untuk setiap bulannya. Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang
bersangkutan masih menjadi anggota koperasi.
3. Dana Cadangan
Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan Sisa Hasil
usaha, yang dimaksudkan untuk pemupukan modal sendiri, pembagian kepada
anggota yang keluar dari keanggotaan koperasi, dan untuk menutup kerugian
koperasi.
4. Hibah
Hibah adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang
yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibah/pemberian dan tidak mengikat.
Adapun Modal Pinjaman koperasi berasal dari pihak-pihak sebagai berikut :
a. Anggota dan calon anggota.
b. Koperasi lainnya dan/atau anggotanya yang didasari dengan perjanjian
kerjasama antarkoperasi.
c. Bank dan lembaga keuangan lainnya yang dilakukan berdasarkan ketentuan
peraturan perudang-undangan yang berlaku.
d. Penerbitan obligasi dan surat utang lainnya yang dilakukan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 
I V. P R I N S I P
Prinsip – prinsip koperasi KSU KAMARIN:
1. Keanggotaannya bersifat sukarela dan terbuka.
2. Partisipasi aktif dari seluruh anggota koperasi
3. Pengelolaan secara Adil, Jujur dan demokratisis
4. Kerjasama antar koperasi dg bidang usaha lain dan koperasi antar koperasi
5. Pendidikan kewirausahaan dan perkoperasian
6. Pembagian hasil sisa usaha (SHU) berdasarkan besarnya jasa usaha masing-
masing anggota koperasi.
 
V. MAKSUD DAN TUJUAN PENDIRIAN KOPERASI
Pendirian koperasi yang dilakukan di maksudkan untuk meningkatkan pengalaman
setiap anggota dalam pendirian koperasi, dan juga dapat menciptakan iklim usaha
Karyawn Akademi Maritim Nusantara, Tujuan diadakannya koperasi ialah:
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota
pada khusunya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
2. Berperan serta aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan
masyarakat.
3. Mengembangkan kreatifitas dan jiwa organisasi Karyawan Akademi Maritim
Nusantara.

VI. VISI
Visi dari pendirian koperasi adalah menjadikan koperasi serba usaha sebagai wadah
kreasi Karyawan Akademi Maritim Nusantara dalam berusaha.

VII. MISI
1. Meningkatkan kinerja anak muda dalam berbisnis.
2. Meningkatkan wawasan berorganisasi dalam koperasi.
3. Memberi pengalaman kepada setiap anggota dalam membuka usaha.
4. Menciptakan Karyawan Akademi Maritim Nusantara yang siap berkompetisi
dalam dunia usaha.
5. Membangun kerjasama dalam mewujudkan iklim usaha karayawan Akademi
MAritim Nusantara

V I I I . J E N I S K E G I ATA N
Koperasi Serba USaha Kamarin adalah koperasi dengan jenis kegiatan menjual dan
membeli hasil kreasi karyawan Akademi Maritim Nusantara, simpan-pinjam, dan
menyediakan kebutuhan sehari-hari anggotanya, dan kebutuhan Proses Pendidikan di
lingkungan Akademi Maritim Nusantara.

I X . TA R G E T PA S A R
1. Seluruh Karaywan/i dan Taruna/i Akademi Maritim Nusantara
2. Dan setiap masyarakat yang mengenal atau mempunyai keperluan membeli di
koperasi.

X. S T R AT E G I P E N J U A L A N
1. Promosi secara lansung dari yang melibatkan seluruh Pimpinan dan Staf
Karyawan Akademi Maritim Nusantara.
2. Promosi melalui sosial media secara online (FB, Twitter, Blog, Instagram,
Whatsapp, Line, dll)
3. Promosi melalui poster

XI. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KOPERASI SERBA USAHA


1. KELEBIHAN KOPERASI SERBA USAHA
a. Prinsip pengelolaan bertujuan memupuk laba untuk kepentingan anggota.
Misalnya koperasi pertanian mendirikan pabik pengilingan padi.
Maksudnya adalah laba/Sisa hasil Usaha yang dihasilkan oleh koperasi
akan dibagi kepada anggota.
b. Anggota koperasi berperan sebagai konsumen dan produsen. Agar koperasi
berjalan, anggotanya harus berperan ganda, anggota harus aktif dalam
menyimpan dana koperasi, dan melakukan pinjaman kepada koperasi.
c. Dasar sukarela, orang terhimpun dalam koperasi atau masuk menjadi anggota
dengan dasar sukarela. Maksudnya adalah seseorang yang akan menjadi
anggota koperasi atau yang ingin atau yang sudah menjadi anggota, bukan
karena terpaksa, melainkan keinginanya sendiri untuk memperbaiki
hidupnya.
d. Mengutamakan kepentingan Anggota. Maksudnya didalam koperasi
menitikberatkan untuk kepentingan anggota buka individu. karena tanpa
anggota, koperasi tidak akan berjalan.

2. KEKURANGAN KOPERASI SERBA USAHA


a. Keterbatasan dibidang permodalan. Bagi koperasi yang baru saja berdiri
mungkin akan mengalami sedikit kesulitan modal untuk dapat berkembang.
b. Daya saing lemah. Jika dibandingkan dengan badan usaha besar lainnya
koperasi bisa dikatakan kalah bersaing dengan mereka.
c. Rendahnya kesadaran berkoperasi pada anggota. Tidak semua anggota
koperasi memiliki kesadaran penuh dalam berkoperasi, seperti tidak
menyetorkan Iuran wajib terhadap koperasi.
d. Kemampuan tenaga professional dalam pengelolaan koperasi. Sumber Daya
Manusia yang tersedia terkadang kurang memiliki keahlian sehingga
menyebabkan kurangnya kerja sama antara pengurus, pengawas dan
anggotanya dan masalah lainnya.

XII. KELEMBAGAAN

1.      Nama Koperasi : Koperasi Serba Usaha Kamarin

2.      Nama Pimpinan :

3.      Alamat Koperasi : 

4. No. Tlpn :
XIII. PERMODALAN
Dalam pendirian koperasi ini, modal awal pendirian diperoleh dengan cara:
JUMLAH
No. SUMBER MODAL
MODAL

Simpanan Pokok Anggota dengan asumsi jumlah


1. Rp 6.000.000
anggota 30 Karaywan @ Rp. 200.000

Simpanan Wajib Anggota Asumsi jumlah


Anggota 30 Karayawan @ Rp. 25.000/Bulan
2. Rp. 9.000.000
(pada saat pendirian atau bulan pertama) Rp.
750.000 maka dalam setahun

3. Hibah dari Akademi Maritim Nusantara Rp. 50.000.000

Jumlah Modal Awal Pendirian Rp. 65.000.000

XIV. PENUTUP
Koperasi berarti bekerja sama, sehingga setiap bentuk kerja sama dapat disebut
koperasi. Koperasi yang menyelenggarakan satu fungsi disebut koperasi tunggal usaha
(single purpose cooperative), sedangkan koperasi yang menyelenggarakan lebih dari
satu fungsi disebut koperasi serba usaha (multi purpose cooperative).

Permasalahan korupsi yang terjadi dikoperasi kebanyakan yang terjadi karena tindakan
kepengurusan yang kurang professional. Kepungurusan professional adalah pengurus
yang memiliki keahlian yang nyata serta jiwa yang aktif, kreatif, dan bertanggung
jawab Akhir dari penulisan proposal ini kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah ikut serta berpartisipasi dalam penyusunan proposal pendirian koperasi KSU
KAMARIN. Dan terima kasih juga atas terkabulnya proposal ini, serta saya berharap
agar pelaksanaan koperasi yang kami dirikan ini dapat berjalan dengan baik dan lancar
seperti harapan kami.
LAMPIRAN
ANGGARAN DASAR KOPERASI SERBA USAHA
KARYAWAN AKADEMI MARITIM NUSANTARA

PEMBUKAAN

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Kami yang bertanda tangan di bawah ini yang
namanya tersebut pada bagian akhir anggaran dasar ini, berniat dan bersepakat untuk
mendirikan suatu usaha bersama dalam bentuk Koperasi dengan syarat-syarat sebagaimana
yang tercantum dalam Anggaran Dasar dibawah ini:

BAB I : NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN JANGKA WAKTU

Pasal 1
1. Badan Usaha bernama Koperasi Serba Usaha Karyawan Akademi Maritim Nusantara
dengan nama singkatan KSU - KAMARIN dan selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini
disebut Koperasi.
2. Karyawan Akademi Maritim Nusantara adalah Karyawan yang telah memiliki status
kepegawaian tetap yang bekerja di lingkungan Akademi Maritim Nusantara yang
bernaung di bawah Yayasan Pembina Pendidikan Kemaritiman (YPPK) Akta Notaris
………………. No. ……. tanggal …………….,
3. koperasi berkedudukan di:
Kelurahan : …………………………………………………………..
Kecamatan : …………………………………………………………..
Kabupaten : …………………………………………………………..

(1) Koperasi didirikan dalam jangka waktu tidak terbatas sesuai dengan tujuannya.

BAB II : LANDASAN, ASAS DAN PRINSIP

Pasal 2
1. Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
2. Koperasi berasaskan kekeluargaan.
3. Koperasi melaksanakan prinsip sbb:

a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.


b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
c. Pembagian Sisa Hasil Usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya modal
masing-masing anggota.
d. Kemandirian.
e. Pendidikan Perkoperasian.
f. Kerjasama antar koperasi.

BAB III : FUNGSI, PERAN DAN USAHA

Pasal 3
1. Koperasi berfungsi untuk membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan
khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi
sosial.
2. Koperasi berperan:

a. Secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
b. Memperkokoh Perekonomian Rakyat dan Koperasi sebagai ketahanan perekonomian
Nasional dan Koperasi sebagai Sokogurunya.
c. Berusaha untuk mewujudkan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi.

1. Koperasi bertujuan mewujudkan kesejahteraan Anggota pada Khususnya dan Masyarakat


pada umumnya.
2. Untuk mencapai tujuannya, maka koperasi menyelenggarakan usaha sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan Usaha Simpan Pinjam Uang kepada Anggota.


b. Pemenuhan kebutuhan barang primer maupun skunder untuk anggota.
c. Menyelenggarakan Usaha Pengadaan Barang & Jasa seperti; seragam karayawan,
seragam taruna, percetakan, penyediaan alat tulis dan kantor, pemeliharaan dan
perawatan gedung dan fasilitas pendidikan di lingkungan Akademi Maritim Nusantara
dan usaha lain yang tidak bertentangan dengan undang-undang dan peraturan
pemerintah.
d. Mengadakan kerjasama antar Koperasi, dengan pihak lain, Perusahaan Swasta baik
dalam negeri maupun di luar negeri, BUMN, KUD, dalam bidang Usaha permodalan
yang saling menguntungkan.
BAB IV : KEANGGOTAAN

Pasal 4
1. Anggota Koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa.
2. Keanggotaan Koperasi tidak dapat dipindah tangankan.
3. Yang dapat diterima menjadi anggota Koperasi adalah Warga negara Indonesia yang
memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Mempunyai kemampuan penuh melakukan tindakan hukum (dewasa, tidak dalam
perwalian).
b. Bertempat tinggal di : Jakarta dan sekitarnya.
c. Karyawan yang bekerja pada Unit FTI Usakti.
d. Telah menyatakan kesanggupan tertulis untuk melunasi Simpanan Pokok dan
Simpanan wajib sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) dan (3) AD ini.
e. Telah menyetujui isi Anggaran Dasar dan peraturan-peraturan Perkoperasian yang
berlaku.
4. Setiap anggota mempunyai kewajiban:
a. Mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan keputusan-keputusan
Rapat Anggota.
b. Membayar simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan lain yang diputuskan oleh
Rapat Anggota.
c. Berpartisipasi dalam kegiatan Usaha yang diselenggarakan oleh koperasi.
d. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan asas kekeluargaan.
e. Menanggung kerugian sesuai dengan ketentuan Pasal 34 ayat (1) UU No. 25/1992.
5. Setiap anggota mempunyai hak:
a. Menghadiri, menyatakan pendapat dan memberikan suara dalam Rapat anggota.
b. Memilih dan/atau dipilih menjadi anggota Pengurus atau pengawas.
c. Meminta diadakannya Rapat Anggota menurut ketentuan Pasal 7 Anggaran Dasar ini.
d. Mengemukakan pendapat dan saran kepada pengurus di luar atau di dalam Rapat
anggota baik diminta maupun tidak diminta secara lisan atau tulisan.
e. Mendapatkan pelayanan yang sama antar sesama anggota.
f. Meminta keterangan mengenai perkembangan Koperasi.
g. Mendapatkan sebagian SHU sesuai dengan tingkat partisipasi masing-masing anggota
terhadap Koperasi.
h. Mendapatkan sebagian Sisa Hasil Usaha penyelesaian.
6. Keanggotaan Koperasi mulai berlaku dan hanya dapat dibuktikan dengan catatan dalam
daftar Anggota Koperasi.
7. Seorang yang akan masuk menjadi anggota Koperasi harus:
a. Mengajukan surat permintaan kepada pengurus.
b. Bilamana Pengurus menolak permintaan dimaksud pada huruf a, maka Pengurus
segera memberikan surat penolakannya paling lambat 2 (dua) minggu setelah
diterimanya surat permintaan tersebut.
8. Keanggotaan berakhir bilamana Anggota:
a. Meninggal dunia.
b. Meminta berhenti atas permintaan sendiri.
c. Diberhentikan oleh Universitas Trisakti.
d. Diberhentikan oleh pengurus karena tidak memenuhi lagi syarat keanggotaan.
e. Diberhentikan oleh pengurus karena tidak mengindahkan kewajibannya sebagai
anggota, atau berbuat sesuatu yang merugikan Koperasi.
9. Berakhirnya keanggotaan mulai berlaku dan hanya dapat dibuktikan dengan catatan daftar
Anggota.
10. Permintaan berhenti sebagai Anggota harus diajukan secara tertulis kepada Pengurus.
11. Seseorang yang diberhentikan oleh Pengurus dapat meminta pertimbangan dalam Rapat
Anggota berikutnya.

BAB V : RAPAT ANGGOTA

Pasal 5
1. Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Koperasi.
2. Rapat Anggota diselenggarakan paling sedikit sekali dalam 1 (satu) tahun yang disebut
Rapat Anggota Tahunan.
3. Rapat Anggota Tahunan diselenggarakan untuk membahas dan mengesahkan perubahan
AD/ART, pertanggung-jawaban Pengurus, Pemilihan pengurus baru, penyusun program
kerja dan pelaksanaannya paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun buku lampau.

Pasal 6
1. Selain Rapat Anggota Tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat 3 Anggaran
Dasar ini, Koperasi dapat menyelenggarakan Rapat Anggota Luar Biasa apabila
keadaannya mengharuskan adanya keputusan segera yang wewenangnya ada pada rapat
Anggota.
2. Rapat Anggota Luar Biasa dapat diselenggarakan atas kehendak:
a. Pengurus.
b. Pengawas.
c. Atas permintaan tertulis dari minimal lebih dari 10% jumlah anggota.

Pasal 7
1. Pada dasarnya Rapat Anggota sah bila dihadiri lebih dari 50% jumlah anggota yang
tercatat dalam daftar anggota.
2. Rapat Anggota berhak meminta keterangan dan pertanggung jawaban Pengurus serta
pengawas tentang pengelolaan Koperasi.
3. Hari, tanggal, waktu dan tempat serta acara Rapat Anggota harus diberitahukan sekurang-
kurangnya 7 hari terlebih dahulu kepada anggota.
4. Keputusan Rapat Anggota diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat.
5. Apabila tidak diperoleh keputusan dengan cara musyawarah maka pengambilan
keputusan dilakukan berdasarkan suara terbanyak.
6. Keputusan Rapat Anggota untuk mengubah Anggaran Dasar syah bila disetujui oleh
minimal 3/4 dari jumlah anggota yang hadir.
7. Dalam hal ini dilakukan pemungutan suara setiap anggota mempunyai hak satu suara.

BAB VI : PENGURUS

Pasal 8
1. Pengurus Koperasi dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota.
2. Yang dapat dipilih menjadi pengurus ialah anggota yang memenuhi syarat-syarat sbb:
a. Memenuhi sifat perilaku yang baik, di dalam maupun di luar Koperasi.
b. Mempunyai wawasan yang baik, serta pengetahuan keterampilan kerja yang baik.
c. Pengurus dipilih untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun.
1. Masa jabatan Anggota Pengurus maksimum 2 (dua) kali berturut-turut, dan dapat dipilih
kembali untuk masa jabatan berikutnya jika telah diselingi oleh masa jabatan Anggota
Pengurus lainnya.
2. Bilamana seorang Anggota Pengurus berhenti atau diberhentikan sebelum masa
jabatannya berakhir, maka rapat Anggota Pengurus dapat mengangkat gantinya, akan
tetapi pengangkatan itu harus disahkan oleh Rapat Anggota berikutnya.
3. Dalam masa transisi keanggotaan pengurus diangkat untuk masa jabatan 1 (satu) tahun.

Pasal 9
1. Pengurus terdiri atas sekurang-kurangnya 3 orang meliputi ketua, sekretaris dan
bendahara.
2. Terhadap pihak ketiga maka yang berlaku sebagai anggota Pengurus hanyalah mereka
yang dicatat sebagai anggota pengurus dalam daftar Pengurus.

Pasal 10
1. Pengurus bertugas untuk:
a. Mengelola Koperasi dan usahanya.
b. Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama Koperasi.
c. Mewakili Koperasi di hadapan dan di luar Pengadilan.
d. Menyelenggarakan dan memelihara buku daftar anggota, daftar Pengurus dan buku-
buku lainnya yang dilakukan.
e. Menyelenggarakan pembukuan keuangan dan investasi secara tertib dan teratur.
f. Menyelenggarakan Rapat Anggota.
g. Mengajukan laporan keuangan dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugasnya.
h. Mengajukan Rancangan Rencana kerja dan Rancangan Rencana Anggaran Pen-
dapatan dan Belanja Koperasi.

2. Pengurus atas persetujuan Rapat Anggota dapat mengangkat Manager dan Karyawan
sebagai pengelola usaha Koperasi.
3. Tugas pokok masing-masing anggota Pengurus ditetapkan dalam Rapat Pengurus.

Pasal 11
1. Pengurus berkewajiban mencatat masuk dan berhentinya anggota dalam daftar anggota.
2. Pengurus berkewajiban mencatat dimulainya dan berhentinya pengurus.
3. Setiap anggota pengurus harus memberikan bantuan kepada Pengawas yang ditunjuk
melaksanakan tugasnya dan ia diwajibkan untuk memberikan keterangan yang diperlukan
serta memperlihatkan catatan pembukuan persediaan barang, alat-alat perlengkapan
inventaris dan uang yang ada pada Koperasi.
4. Tiap anggota Pengurus harus berusaha agar pengawasan dan/atau pemeriksaan
sebagaimana tersebut dalam pasal 16 ayat (6) tidak dihambat baik disengaja atau tidak
disengaja oleh anggota Pengurus, Manager maupun Karyawan.

Pasal 12
1. Pengurus diwajibkan agar setiap kejadian penting dicatat sebagaimana mestinya.
2. Pengurus wajib memberitahukan pada anggota setiap kejadian penting yang mengenai
jalannya Koperasi.

Pasal 13
1. Pengurus harus melakukan segala ketentuan dalam Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga, Peraturan Khusus dan keputusan Rapat Anggota.
2. Pengurus wajib memberikan laporan kepada Pemerintah tentang keadaan serta
perkemkembangan organisasi dan usaha Koperasi sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan
sekali.
3. Pengurus diwajibkan berusaha agar segala laporan Pemeriksaan Koperasi dapat diketahui
oleh setiap anggota Pengawas dan Pemerintah.
4. Pengurus diwajibkan berusaha supaya ketentuan dalam Anggaran Dasar, Anggaran rumah
tangga, peraturan Khusus dan keputusan Rapat Anggota lainnya diketahui dan dipahami
oleh anggota.
5. Pengurus diwajibkan memelihara kerukunan di antara para anggota dan mencegah hal
yang menyebabkan timbulnya perselisihan paham.
6. Perselisihan yang timbul karena hanya menyangkut kepentingan sebagai anggota harus
diselenggarakan oleh Pengurus dengan jalan musyawarah.
Pasal 14
1. Pengurus menanggung kerugian yang diderita Koperasi sebagai akibat kelalaiannya
dalam melaksanakan tugas kewajibannya.
2. Jika kelalaian itu mengenai sesuatu yang termasuk pekerjaan beberapa orang anggota
Pengurus, maka kerugian tersebut ditanggung bersama oleh pengurus, akan tetapi anggota
pengurus bebas dari tanggungannya jika ia dapat membuktikan bahwa kerugian tadi
bukan karena kesalahannya serta ia telah berusaha dengan segera dan secukupnya untuk
mencegah kelalaian tadi.

Pasal 15
1. Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya Pengurus berwenang menggunakan fasilias
sarana maupun dana yang tersedia, sesuai dengan keperluan.
2. Pengurus berhak menerima imbalan jasa sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
3. Pengurus berhak menerima sebagian Sisa Hasil Usaha sesuai dengan keputusan Rapat
Anggota.

BAB VII : PENGAWAS

Pasal 16
1. Pengawas dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota.
2. Pengawas bertanggung jawab kepada Rapat Anggota.
3. Yang dapat dipilih menjadi Pengawas adalah anggota yang memenuhi syarat-syarat sbb:

a. Mempunyai sifat perilaku yang baik, di dalam maupun di luar Koperasi.


b. Mempunyai wawasan yang baik terutama di bidang Pengawasan.

4. Pengawas terdiri dari sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang.


5. Pengawas dipilih untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun.
6. Pengawas bertugas untuk:
a. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan
Koperasi sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali.
b. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya dan disampaikan kepada
pengurus dan anggota dengan tembusan kepada Pemerintah.
7. Untuk kepentingan Koperasi, Rapat Anggota dapat meminta jasa audit pada Akuntan
Publik atau Koperasi jasa audit.
8. Pengawas berhak menerima imbalan jasa dan sebagian sisa hasil usaha sesuai dengan
keputusan rapat anggota.
9. Dalam masa transisi keanggotaan Pengawas diangkat untuk masa jabatan 1 (satu) tahun.

Pasal 17
1. Dalam hal Koperasi mengangkat pengelola (direksi/manager) maka unsur Pengawas
dapat ditiadakan atau diadakan pada waktu diperlukan sesuai dengan kebutuhan melalui
Rapat Anggota. Dengan demikian fungsi pengawasan menjadi tugas dan tanggung jawab
Pengurus.
2. Terhadap pihak ketiga, maka mereka yang melakukan pengawasan dan/atau pemeriksaan
atas Koperasi dan juga Dewan Penasehat diharuskan merahasiakan segala sesuatu tentang
keadaan Koperasi yang didapatkannya dalam melakukan tugasnya.

BAB VIII : PENGELOLAAN KOPERASI

Pasal 18
1. Usaha Koperasi dikelola berdasarkan prinsip perkoperasian dan prinsip ekonomi.
2. Pengelola Koperasi diangkat dan diberhentikan oleh Pengurus berdasarkan keputusan
rapat Pleno Pengurus dan Pengawas.
3. Tugas, wewenang, tanggung jawab, gaji serta pendapatan lainnya atas pengelola dite-
tapkan dalam suatu kontrak kerja.
4. Pengelola sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) bertanggung jawab kepada Pengurus.

BAB IX : DEWAN PENASIHAT

Pasal 19
1. Untuk kepentingan Koperasi Rapat Anggota dapat mengangkat Dewan Penasehat.
2. Rapat Anggota dapat mengangkat anggota atau orang bukan anggota yang mempunyai
keahlian sesuai dengan kepentingan Koperasi untuk menjadi Dewan Penasehat.
3. Anggota Dewan Penasehat tidak menerima gaji, akan tetapi dapat diberikan insentif
sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
4. Anggota Dewan Penasehat tidak mempunyai hak suara dalam rapat anggota maupun
rapat pengurus.
5. Dewan Penasehat dapat memberi saran atau pendapat kepada Pengurus untuk kemajuan
koperasi baik diminta maupun tidak diminta secara tertulis.

BAB X : PEMBUKUAN KOPERASI

Pasal 20
1. Tahun buku Koperasi mulai tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember.
2. Koperasi wajib menyelenggarakan pembukuan tentang badan usahanya.
3. Koperasi wajib pada setiap tutup buku menyusun laporan keuangan.

BAB XI : KEADAAN KOPERASI TIDAK DIRAHASIAKAN


Pasal 21
Pada waktu kantor dibuka Pengurus dapat memberi kesempatan kepada:
1. Setiap anggota untuk menelaah Akta Pendirian dan Akta Perubahan tanpa biaya, dan
untuk mendapatkan salinannya atau petikannya dengan membayar ongkos menyalin
seperlunya.
2. Anggota dan Pejabat Instansi yang berwenang untuk menelaah buku, catatan-catatan dan
perhitungan keuangan serta laporan pemeriksaan tanpa biaya dan untuk mendapatkan
salinannya atau petikannya dengan membayar ongkos menyalin seperlunya.

BAB XII : MODAL BADAN USAHA KOPERASI

Pasal 22
1. Modal Koperasi terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman.
2. Modal sendiri dapat berasal dari:
a. Simpanan Pokok
b. Simpanan Wajib
c. Simpanan Sukarela
d. Hibah

3. Modal Pinjaman dapat berasal dari:


a. Anggota
b. Koperasi lain
c. Bank dan lembaga keuangan lainnya
d. Penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya
e. Sumber lainnya yang sah.

Pasal 23
Selain Modal sebagaimana dimaksud dalam pasal 22, Koperasi dapat pula melakukan
pemupukan modal yang berasal dari modal penyertaan.

BAB XIII : SIMPANAN ANGGOTA

Pasal 24
1. Setiap anggota harus menyimpan dana atas namanya pada Koperasi berupa Simpanan
pokok sejumlah Rp 200.000,- (Dua ratus ribu rupiah)
2. Uang simpanan pokok harus dibayar sekaligus.
3. Uang simpanan wajib setiap bulan dibayar Rp 20.000,- (Dua puluh ribu rupiah).
4. Anggota memiliki hak untuk menyimpan uang di Koperasi berupa simpanan sukarela
dengan ketentuan minimal simpanan sukarela sebesar Rp. 10.000 (Sepuluh ribu rupiah).
5. Pada waktu keanggotaan diakhiri simpanan pokok dan simpanan wajib merupakan suatu
tagihan atas Koperasi sebesar jumlahnya secara kumulatif, jika perlu dikurangi dengan
bagian tanggungan kerugian.
6. Setiap anggota digiatkan untuk mengadakan simpanan sukarela dalam bentuk tabungan
atau jenis lainnya atas dasar keputusan Rapat Anggota.

Pasal 25
1. Uang simpanan pokok dan simpanan wajib tidak dapat diminta kembali selama anggota
belum berhenti sebagai anggota.
2. Uang simpanan sukarela dalam bentuk tabungan atau lainnya dapat diminta kembali
sesuai dengan keputusan Rapat Anggota atau menurut perjanjian.

Pasal 26
Apabila keanggotaan berakhir menurut pasal 4 ayat (8) Anggaran Dasar ini maka uang
simpanan pokok dan simpanan wajib setelah dipotong dengan tanggungan kerugian yang
ditetapkan dikembalikan kepada yang berhak dengan segera dan selambat-lambatnya satu
bulan kemudian.

BAB XIV : SISA HASIL USAHA

Pasal 27
1. Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan yang diperoleh dalam satu tahun buku
dikurangi dengan biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun
buku yang bersangkutan.
2. Sisa Hasil Usaha setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding
dengan jasa usaha yang dilakukan masing-masing anggota terhadap Koperasi, serta
digunakan untuk dana pendidikan, sosial, Pembangunan Daerah Kerja dan dana pengurus,
pengawas, karyawan sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
3. Sisa Hasil Usaha sesuai dengan ayat (1) tersebut di atas dibagi sesuai dengan prosentase
yang akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga dan ditetapkan dalam Rapat Anggota.

BAB XV : TANGGUNGAN ANGGOTA


 
Pasal 28
1. Bilamana Koperasi dibubarkan dan pada penyelesaiannya ternyata bahwa kekayaan
Koperasi tidak mencukupi untuk melunasi segala perjanjian dan kewajibannya, maka
setiap anggota diwajibkan menanggung kerugian sebatas pada simpanan pokok dan
simpanan wajib yang seharusnya telah disetor oleh anggota yang bersangkutan pada
koperasi serta penyertaan yang dimiliki.
2. Kerugian yang diderita oleh Koperasi pada akhir suatu tahun buku ditutup dengan dana
cadangan.
3. Bilamana kerugian tersebut dalam ayat (2) tidak dapat ditutup dengan dana cadangan,
maka Rapat Anggota dapat memutuskan untuk membebankan bagian kerugian yang
belum terpenuhi, dapat ditutup atau diperhitungkan dengan SHU tahun-tahun yang akan
datang.

BAB XVI : PEMBUBARAN DAN PENYELESAIAN

Pasal 29
Pembubaran Koperasi dapat dilakukan berdasarkan:
1. Keputusan Rapat Anggota.
2. Keputusan Pemerintah.

Pasal 30
1. Dengan memperhatikan Pasal 7 Anggaran Dasar ini, maka Rapat Anggota Luar Biasa
mengambil keputusan untuk membubarkan Koperasi.
2. Keputusan pembubaran Koperasi dimaksud diberitahukan kepada kreditur.
3. Selama Pemberitahuan keputusan pembubaran Koperasi belum diterima oleh kreditur,
maka pembubaran Koperasi belum berlaku baginya.
Pasal 31
Keputusan Pembubaran Koperasi oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam 29 ayat 2
Anggaran Dasar ini dilakukan apabila:
1. Terdapat buki-bukti bahwa Koperasi yang bersangkutan tidak memenuhi ketentuan
undang-undang Koperasi.
2. Kegiatan yang bertentangan dengan ketertiban umum/atau kesusilaan.
3. Kelangsungan hidupnya tidak dapat lagi diharapkan.

Pasal 32
Untuk kepentingan kreditur dan para anggota koperasi, terhadap pembubaran koperasi
dilakukan penyelesaian pembubaran yang selanjutnya disebut penyelesaian.

Pasal 33
1. Penyelesaian dilakukan oleh penyelesai pembubaran yang selanjutnya disebut tim
likuidasi.
2. Untuk penyelesaian berdasarkan keputusan Rapat Anggota tim likuidasi ditunjuk oleh
Rapat Anggota dan bertanggung jawab kepada Kuasa Rapat Anggota.
3. Untuk penyelesaian berdasarkan keputusan pemerintah, tim likuidasi ditunjuk oleh
Pemerintah dan bertanggung jawab kepada pemerintah.
4. Selama dalam proses penyelesaian, Koperasi tersebut tetap ada dengan sebutan “Koperasi
Dalam Penyelesaian”.

Pasal 34
Tim likuidasi mempunyai hak, wewenang dan kewajiban sbb:
1. Melakukan segala perbuatan hokum untuk dan atas nama “Koperasi Dalam
Penyelesaian”.
2. Mengumpulkan segala keterangan yang diperlukan.
3. Memanggil anggota dan bekas anggota tertentu, Pengurus serta Pengawas baik sendiri-
sendiri maupun bersama-sama.
4. Memperoleh, memeriksa dan menggunakan catatan-catatan serta arsip koperasi.
5. Menetapkan dan melaksanakan segala kewajiaban pembayaran yang didahulukan dari
utang lainnya.
6. Menggunakan sisa kekayaan Koperasi untuk menyelesaikan sisa kewajiban koperasi.
7. Membagikan sisa hasil penyelesaian kepada anggota.
8. Membuat berita serta penyelesaiannya.

BAB XVII : PEMBINAAN

Pasal 35
1. Pembinaan koperasi dapat dilakukan oleh Pimpinan Universitas, Yayasan Trisakti &
Pemerintah.
2. Pemerintah menciptakan dan mengembangkan iklim serta kondisi yang mendorong
pertumbuhan dan pemasyarakatan Koperasi.
3. Pemerintah memberikan bimbingan, kemudahan dan perlindungan kepada Koperasi.

B A B XVIII : SANKSI – SANKSI

Pasal 36
1. Setiap anggota yang melanggar pasal 4 ayat (4) huruf a,b dan c Anggaran Dasar ini
dikenakan sanksi sbb:

a. Bagi anggota yang tidak membayar simpanan wajib dan simpanan lainnya 3 kali
berturut-turut, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota, dikenakan sanksi secara
bertahap dari peringatan pertama, kedua dan ketiga, skorsing dan pemberhentian
dengan hormat.
b. Bagi anggota yang tidak berpartisipasi dalam kegiatan usaha selama satu tahun buku,
dikenakan sanksi secara bertahap mulai dari peringatan, skorsing dan pemberhentian
tidak hormat.
c. Bagi anggota yang tidak melaksanakan kewajiban dalam transaksi usaha, dikenakan
sanksi secara bertahap mulai dari peringatan, skorsing dan pemberhentian tidak
hormat.
1. Rapat Anggota dapat memutuskan untuk memberhentikan Pengurus yang tidak
melaksanakan Pasal 11 ayat (1) dan (3), Pasal 12, Pasal 13, Pasal 14 dan Pasal 15,
Aggaran Dasar ini.
2. Rapat Anggota dapat memutuskan untuk memberhentikan Pengawas yang tidak
melaksanakan Pasal 17 ayat (5) Anggaran Dasar ini.
3. Sanksi-sanksi yang tersebut dalam ayat (1), (2) dan (3) tidak menutup kemungkinan
adanya penuntutan oleh Koperasi sesuai dengan hukum yang berlaku.
BAB XIX : LAIN-LAIN

Pasal 38
1. Untuk pertamakalinya Anggota Pengurus dipilih diatara Pendiri Koperasi yang dihadiri 
oleh Anggota Koperasi dalam rapat anggota.
2. Kepengurusan selama-lamanya satu tahun dan tidak diperhitungkan sebagai masa jabatan.

BAB XX : PENUTUP
 
Pasal 38
Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur lebih lanjut dalam
Angggaran Rumah Tangga dan Peraturan khusus yang tidak boleh bertentangan dengan
Anggaran Dasar ini.
Demikian Badan Usaha Koperasi ini didirikan pada tanggal, ……………………..
Oleh kami selaku pendiri, yang tersebut dibawah ini:
- ……………………………………………………………………………….
- ……………………………………………………………………………….
- ……………………………………………………………………………….
- ……………………………………………………………………………….
ANGGARAN RUMAH TANGGA
KOPERASI SERBA USAHA KARYAWAN AKADEMI MARITIM NUSANTARA

PENDAHULUAN

BAB I : KEANGGOTAAN

Pasal 1
1. Tata cara pendaftaran anggota:

a. Mengisi formulir pendaftaran anggota.


b. Peryataan kesanggupan melunasi simpanan pokok dan simpanan wajib.
c. Menyetujui anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.

2. Persyaratan keanggotaan disetujui oleh pengurus, dalam hal permohonan ditolak


pengurus harus memberitahukan paling lambat 2 minggu setelah tanggal pendaftaran.
3. Melakukan pencatatan daftar keanggotaan.
4. Memproleh kartu anggota

Pasal 2
1. Keanggotaan akan berakhir jika:

a. Anggota mengundurkan diri dengan mengajukan surat permohonan kepada pengurus.


b. Anggota meninggal dunia dengan disertai bukti yang sah.
c. c. Berhenti sebagai karyawan FTI Usakti.
d. Diberhentikan sebagai anggota koperasi atas keputusan rapat anggota.

2. Penyelesaian administrasi bagi keanggotaan yang berakhir paling lambat diselesaikan


dalam waktu 1(satu) bulan setelah persyaratan-persyaratan yang diperlukan dipenuhi.
3. Bagi anggota yang dinyatakan berhenti kartu anggota tidak berlaku lagi dan wajib
dikembalikan kepada pengurus.
BAB II : HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA

Pasal 3
1. Para anggota mempunyai hak:

a. Suara yang sama dalam rapat anggota yaitu satu anggota satu suara.
b. Mendapatkan sebagian SHU sesuai dengan tingkat partisipasi masing-masing anggota
yang besarnya ditetapkan dalam rapat anggota.

2. Para anggota mempunyai kewajiban:

a. Membantu pengembangan koperasi sesuai kemampuan masing-masing anggota.


b. Membayar simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan lainnya sesuai dengan
jadwal yang ditentukan.

BAB III : RAPAT ANGGOTA

Pasal 4
1. Rapat Tahunan adalah rapat yang diadakan setiap satu tahun sekali setelah tutup buku
tahun yang sama dan paling lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal tutup buku tersebut.
2. Rapat anggota berwenang menetapkan:

a. Penilaian dan pengesahan laporan pertanggung jawaban keuangan.


b. Membuat dan mengesahkan rencana kerja, rencana anggaran, dan tambahan modal.
c. Memilih dan menetapkan pengurus baru jika masa jabatan pengurus berakhir.
Mengubah anggaran dasar dan anggaran rumah tangga jika dikehendaki 3/4 dari
jumlah anggota yang hadir.

Pasal 5
1. Mekanisme rapat anggota:

a. Menyiapkan undangan rapat anggota secara tertulis paling lambat 7 (tujuh) hari
sebelum tanggal rapat dan disertai lampiran ringkasan pertanggung jawaban.
b. Dihadiri oleh setengah dari jumlah anggota.
c. Jika tidak memenuhi korum, maka diadakan pengulangan undangan rapat anggota
secara tertulis maksimal dua kali.
d. Apabila dalam rapat ketiga tidak memenuhi korum maka rapat dianggap sah.
e. Pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah untuk mencapai mufakat.
f. Jika tidak tercapai mufakat dilakukan Voting oleh pengurus dan anggotanya.

1. Melakukan penilaian terhadap pertanggung jawaban pengurus.


2. Jika laporan pertanggung jawaban disetujui maka dilakukan penghitungan sisa hasil
usaha.
3. (SHU) yang akan dibagikan kepada anggota.
4. Jika laporan pertanggung jawabannya tidak disetujui maka dilakukan audit ulang oleh
pengawas dan jika perlu dilakukan penggantian pengurus dalam rapat anggota berikutnya.
5. Menyusun rencana kerja dan anggaran tahun berikutnya.
6. Hasil rapat dibuat notulen dan diumumkan secara terbuka kepada semua anggota.

Pasal 6
Rapat Anggota luar biasa dapat diselenggarakan apabila terjadi ha-hal sebagai berikut:
1. Meninggalnya salah seorang pengurus.
2. Salah seorang pengurus mengundurkan diri.
3. Salah seorang pengurus ditaruh dibawah pengampuan (curatele).
4. Salah seorang pengurus dijatuhi hukum pidana berdasarkan keputusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
5. Apabila terjadi kejadian yang dapat mengakibatkan berkurangnya aset koperasi atau yang
mengancam keberadaan koperasi.

BAB IV : PENGURUS

Pasal 7
1. Jumlah anggota pengurus ditentukan dan disesuaikan dengan kebutuhan, sekurang-
kurangnya 3 orang dan sebanyak-banyaknya 5 orang.
2. Minimal terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara
3. Untuk kelancaran tugas pengurus dan untuk membantu pengurus dalam pengelolaan
Koperasi pengurus dapat mengangkat ketua unit usaha atau manajer yang bertanggung
jawab kepada pengurus sesuai kebutuhan.
4. Tugas kewajiban serta kewenangan dari masing-masing pengurus ditetapkan oleh ketua.

Pasal 8
Mekanisme pengangkatan pengurus:
1. Pemilihan seorang calon dilakukan secara rahasia dan bertahap.
2. Tahap pertama menentukan 3 bakal calon berdasarkan perolehan suara terbanyak.
3. Tahap kedua dilakukan pemilihan ulang untuk menentukan salah seorang dari ketiga
calon berdasarkan perolehan suara terbanyak.
4. Ketua pengurus terpilih memilih anggota pengurusnya.

Pasal 9
1. Pengurus diberikan jasa yang dibebankan pada unit usaha.
2. Imbalan jasa kepada pengurus diberikan setiap 1 (satu) bulan sekali.
Pasal 10
Rapat pengurus adalah rapat rutin yang dilaksanakan sekurang-kurangnya sekali dalam 2
(dua) bulan yang dihadiri oleh pengurus, ketua unit usaha dan badan pengawas.

Pasal 11
Setiap rapat yang diadakan oleh pengurus harus dibuatkan notulen rapat dan disahkan oleh
pengurus.

BAB V : BADAN PENGAWAS

Pasal 12
1. Badan pengawas wajib memeriksa keuangan dan menilai pelaksanaan tugas pengurus.
2. Setiap mengadakan pemeriksaan badan pengawas wajib membuat laporan hasil 
pemeriksaan dan disampaikan pada ketua pengurus clan diumumkan secara terbuka.

Pasal 13
1. Rapat Badan Pengawas diadakan sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali.
2. Badan Pengawas dapat mengundang pengurus clan anggota lainnya jika diperlukan.

Pasal 14
Badan pengawas mendapat imbalan jasa yang dibebankan pada unit usaha.
BAB VI : PERMODALAN

Pasal 15
1. Modal koperasi diperoleh dari simpanan anggota.
2. Koperasi dapat mengusahakan modal usaha dari sumber lain yang tidak bertentangan
dengan Peraturan dan Hukum yang berlaku di Indonesia.
BAB VII : SIMPANAN ANGGOTA

Pasal 16
Simpanan wajib sebagaimana dimaksudkan:

1. dibayarkan secara teratur setiap bulan melalui potongan gaji.


2. besarnya sejumlah Rp. 10.000,- untuk golongan III & IV, Rp. 5.000,- untuk golongan I &
II.

BAB VIII : SISA HASIL USAHA

Pasal 17
1. Sisa hasil usaha merupakan pendapatan yang diperoleh dalam 1 (satu) tahun buku
dikurangi dengan biaya termasuk pajak dalam tahun buku berjalan.
2. Sisa hasil usaha dialokasikan berdasarkan prosentase untuk hal sebagai berikut:

a. 35% untuk dana cadangan


b. 10 % untuk dana pengurus dan badan pengawas
c. 50 % untuk anggota dan diatur sesuai dengan pasal 3 ayat (1) huruf b Anggaran
Rumah Tangga ini
d. 5 % untuk dana sosial
TIM PEMBUAT AD/ART KOPERASI KELUARGA BESAR
KARYAWAN AKADEMI MARITIM NUSANTARA

1. ……………………………………………………………………………….
2. ……………………………………………………………………………….
3. ……………………………………………………………………………….
4. ……………………………………………………………………………….
5. ……………………………………………………………………………….
6. ……………………………………………………………………………….
7. ……………………………………………………………………………….
8. ……………………………………………………………………………….
9. ……………………………………………………………………………….
10. ……………………………………………………………………………….

Anda mungkin juga menyukai