2. PP. Nomor 4 tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tatacara Pengesahan Akta Pendirian dan
Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
4. PP Nomor 9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam oleh Koperasi.
6. Surat Keputusan Menteri Koperasi dan PPK nomor 36/Kep/M/II/1998 tentang Pedoman
Pelaksanaan Penggabungan dan Peleburan Koperasi.
7. Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan PKM nomor 19/KEP/Meneg/III/2000 tentang
Pedoman kelembagaan dan Usaha Koperasi.
8. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia Nomor
01/Per/M.KUKM/I/2006 tanggal 9 Januari 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan,
Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
1
SISTIMATIKA UU NO. 25/1992
TENTANG PERKOPERASIAN
2. Bab II, Landasan, Asas dan Tujuan, Bagian Pertama : Tujuan dan Asas Psl 12 dan
Bagian Kedua Tujuan Psl 13.
3. Bab III, Fungsi, Peran dan Prinsip Prinsip Koperasi, Bagian Pertama : Fungsi dan
Peran Psl 14 huruf a s/d d, Bagian kedua : Prinsip Koperasi Psl 5 No. 1 dan 2
4. Bab IV, Pembentukan , Bagian pertama Syarat Pembentukan Koperasi Psl 6.s/d 8
Bagian kedua Status Badan Hukum Psl 9 s/d 1Psl 4 dan Bagian ketiga Bentuk
dan Jenis Koperasi Psl 15 dan Psl 16 .
6. Bab VI , Perangkat Organisasi, Bagian Pertama Umum Psl 21, Bagian Kedua
Rapat Anggota Psl 22 s/d Psl 28 , Bagian ketiga Pengurus psl 29 s/d Psl 37 dan
Pengawas Psl 38 s/d Psl 40
1a
SISTIMATIKA UU NO. 25/1992
TENTANG PERKOPERASIAN
10. Bab X, Pembubaran Koperasi , Bagian pertama Cara Pembubaran Psl 46 s/d 50,
Bagian Kedua Penyelesaian Pembubaran Psl 51 s/d Psl 55 dan Bagian Ketiga
Hapusnya Status Badan Hukum Psl 56 No. 1 dan 2
1b
PERKOPERASIAN
I. Pengertian
Koperasi merupakan organisasi atau lembaga ekonomi rakyat yang
didirikan oleh orang-orang sebagai anggota koperasi, dipimpin oleh para
anggota dan dijalankan untuk meningkatkan kesejahteraan para anggota
yang dipilih oleh rapat anggota khususnya dan masyarakat pada
umumnya.
2
Beberapa pengertian tentang Koperasi berdasarkan UU No. 25
/1992 Tentang Perkoperasian Bab. I pada Ketentuan Umum Psl. I
No, Urut 1 s/d 5 dapat diuraikan sebagai berikut :
3
Beberapa pengertian tentang Koperasi dapat
diuraikan sebagai berikut : (lanjutan)
4
II. LANDASAN, ASAS DAN TUJUAN KOPERASI
berdasarkan UU No. 25 /1992 ttg Perkoperasian
Bab. II :
5
III. FUNGSI, PERAN DAN PRINSIP KOPERASI berdasarkan UU No.
25 /1992 Tentang Perkoperasian Bab. III :
6
II.Prinsip Koperasi Berdasarkan Kongres
ICA di Menchester
5. Kemandirian
6. Pendidikan perkoperasian
8
PRINSIP–PRINSIP KOPERASI
5. KEMANDIRIAN :
• BERDIRI SENDIRI
• KEBEBASAN BERTANGGUNG JAWAB
• OTONOMI
• SWADAYA
• MENGELOLA DIRI SENDIRI
6. PENDIDIKAN PERKOPERASIAN :
• MENINGKATKAN KEMAMPUAN
• MEMPERLUAS WAWASAN
• MERUBAH SIKAP MENTAL
• MEMPERKUAT SOLIDARITAS
PRINSIP–PRINSIP KOPERASI
10
II. PERSIAPAN PEMBENTUKAN
11
III. RAPAT PEMBENTUKAN
15
16
IV.PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN BAB
IV PSL : 9
18
PROSES PENGESAHAN BADAN HUKUM KOPERASI
UU 25/1992
Pengesahan selambat-
lambatnya 3 bulan
PP 4/1994 Diterima sejak berkas diterima
lengkap
• Pejabat yang berwenang wajib
melakukan penelitian
terhadap materi Anggaran
PERMEN 01/2006 Dasar yang diajukan.
Keputusan penolakan
dan alasannya
• Pejabat yang berwenang disampaikan kembali
Sekelompok orang yang melakukan pengecekan kepada kuasa pendiri
terhadap keberadaan koperasi paling lama 3 bulan
mempunyai kegiatan
dan kepentingan tersebut.
ekonomi yang sama. Terhadap penolakan,
para pendiri dapat
mengajukan
Ditolak permintaan ulang
PRA KOPERASI pengesahan akta
pendirian koperasi
dalam jangka waktu
paling lama 1 bulan.
Kop. Primer
Rapat Persiapan - Sekurang - Keputusan terhadap
permintaan ulang
kurangnya di tersebut diberikan
Rapat Pembentukan hadiri 20 orang paling lambat
1 bulan.
pendiri.
Membahas Anggaran Dasar Koperasi : Mengajukan
Kop. Sekunder permohanan pengesahan
Anggaran Dasar memuat antara lain : secara tertulis kepada
• Nama & tempat kedudukan. Pejabat berwenang.
• Maksud & tujuan - Dihadiri sekurang
• Bidang usaha. kurangnya 3 (tiga) disetujui ditolak
• Keanggotaan. koperasi melalui
wakil-wakilnya.
• Rapat Anggota.
• Pengurus, Pengawas.
• Sisa Hasil Usaha. Keputusan akhir
Pembuatan Akta oleh
19
Notaris. 10
Persyaratan Pengesahan Akta Pendirian
21
II. Penelitian Anggaran Dasar Koperasi
1. Keanggotaan, Permodalan,
Kepengu-rusan dan Bidang
Usaha harus layak.
2. Materi AD tidak boleh
bertentangan dengan UU
Nomor 25 tahun 1992 dan
ketertiban umum dan
kesusilaan.
3. Kepastian tentang keberadaan
kope-rasi tersebut
22
III. Pengesahan Akta Pendirian Kop
23
III. Pengesahan Akta Pendirian Kop (lanjutan)
24
III. Pengesahan Akta Pendirian Kop (lanjutan)
25
IV. Penolakan Akta Pendirian Koperasi
26
IV. Penolakan Akta Pendirian Koperasi (lanjutan)
27
IV. Penolakan Akta Pendirian Koperasi (lanjutan)
28
IV. Penolakan Akta Pendirian Koperasi (lanjutan)
29
IV. Penolakan Akta Pendirian Koperasi (lanjutan)
30
31
Bentuk dan Jenis Koperasi (Psl. 15 s/d
dan 16 )
1. Bentuk Koperasi : Dapat berbentuk Koperasi
Primer ataupun Koperasi Sekunder dibentuk
berdasarkan kesamaan kepentingan dan
tujuan efisiensi, Koperasi sekunder dapat
didirikan oleh koperasi sejenis maupun
berbagai jenis;
32
I. Bentuk Koperasi dapat diuraikan :
33
I. Jenis Koperasi
34
Jenis Koperasi ( lanjutan )
2. Koperasi Konsumen
Sebagai pemilik dan pengguna jasa
koperasi, anggota berpartisipasi aktif
dalam kegiatan usaha koperasi.
Keanggotaan Koperasi konsumen atau
pendiri Koperasi konsumen adalah
Kelompok masyarakat misalnya
Kelompok P2KP, kelompok KUBE,
Kelompok UPPKS, Kelompok PKK,
Kelompok P4 K, Koperasi menyalurkan
barang-barang konsumsi kepada para
anggotanya dengan harga layak, atau
membuat sendiri barang-barang
konsumsi untuk keperluan anggotanya
dan juga melayani masyarakat umum.
35
Jenis Koperasi ( lanjutan )
3. Koperasi Produsen
Koperasi produsen adalah koperasi
yang anggotanya terdiri dari orang-
orang yang mampu menghasilkan suatu
produk barang tertentu misal :
36
Jenis Koperasi ( lanjutan )
4. Koperasi Pemasaran
Koperasi Pemasaran adalah koperasi yang
beranggotakan orang-orang yang
mempunyai kegiatan dibidang pemasaran
barang dagangan, misalnya :
37
Jenis Koperasi ( lanjutan )
5. Koperasi Jasa
Koperasi Jasa didirikan untuk memberikan
pelayanan ( Jasa ) kepada para
anggota,beberapa Koperasi jasa antara lain :
Koperasi Angkutan memberikan jasa
angkutan barang atau orang. Koperasi jasa
angkutan didirikan oleh orang-orang yang
mempuyai kegiatan dibidang jasa angkutan
barang atau orang.
Koperasi perumahan menberikan jasa
penyewaan rumahsehat dengan sewa yang
murah atau menjual rumah dengan harga
murah.
38
39
I. Keanggotaan Koperasi
40
Anggota Mempunyai Hak dan Kewajiban
Hak Anggota Kewajiban Anggota
41
MANFAAT BERKOPERASI
LANGSUNG TIDAK LANGSUNG
1. Manfaat Harga
2. Bunga Kredit Lebih Rendah 1. Pendidikan dan Pelatihan
3. Efisien Biaya Produksi 2. Konsultasi dan pendampingan
42
43
PERANGKAT ORGANISASI
Dalam memperlancar
kegiatannya operasionalnya,
koperasi sebgai organisasi harus
mempunyai kelengkapan struktur
yang harus dipenuhi. Oleh
karena itu didalam pengelolaan
koperasi yang sehat perlu
dilengkapai dengan perangkat
organisasi yang meliputi :
I. Rapat Anggota.
II. Pengurus.
III. Pengawas.
44
I. RAPAT ANGGOTA (Bab,VI Psl. 21
s/d 28 )
1. Tujuan Rapat Anggota :
1. Sebagai pencerminan pelaksanaan demokrasi
dalam tata kehidupan suatu lembaga koperasi
sebagai forum pemegang kekuasaan tertinggi
yang membahas, membicarakan, dan
memutuskan berbagai pesoalan atau masalah,
aspirasi anggota untuk kemajuan koperasi.
45
2. Fungsi Rapat Anggota
46
3. Peranan Rapat Anggota
50
4. Jenis Rapat Anggota (lanjutan)
51
4. Jenis Rapat Anggota (lanjutan)
52
5. Pedoman Penyelanggaran Rapat Anggota
53
5. Pedoman Penyelanggaran Rapat Anggota
(lanjutan)
4. Adanya undangan dan bahan-bahan yang akan
dibahas serta tata tertib yang telah disampaikan
secara tertulis kepada anggota minimal 14 hari
sebelum tanggal penyelenggaran.
55
5. Pedoman Penyelanggaran Rapat Anggota
(lanjutan)
56
5. Pedoman Penyelanggaran Rapat Anggota
(lanjutan)
57
5. Pedoman Penyelanggaran Rapat Anggota
(lanjutan)
60
PENGURUS (lanjutan)
a. Struktur Pengurus
Seorang ketua, seorang wakil
ketua, seorang sekretaris,
seorang wakil sekre-taris,
seorang bendahara dan seorang
wakil bendahara. Masing-msing
pengurus memiliki fungsi, tugas
dan wewenang sendiri
sebagaimana diatur dalam
anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga koperasi.
61
PENGURUS (lanjutan)
b. Persyaratan Pengurus
1. Tercatat sebagai anggota.
Adalah kelengkapan
organisasi koperasi,
yang diberi kekuasaan
oleh anggota atau rapat
anggota untuk
melaksanakan
pengawasan dan
pemeriksaan terhadap
koperasi.
63
PENGAWAS (lanjutan)
2. Memeriksa kebenaran
pembukuan koperasi.
3. Mengumpukan keterangan
yang diperlukan dari
siapapun.
64
PENGAWAS (lanjutan)
65
PENGAWAS (lanjutan)
66
PENGAWAS (lanjutan)
67
68
7. PERMODALAN KOPERASI
Modal bagi koperasi mempunyai
kedudukan yang sangat penting
dalam menjalankan organisasi dan
usahanya, permodalan koperasi
bersumber dari modal sendiri dan
modal pinjaman.
69
7. PERMODALAN KOPERASI
5. Sumber-sumber lainnya.
70
7. PERMODALAN KOPERASI
1. Pemerintah.
2. Anggota masyarakat.
3. Badan Usaha.
4. Badan-badan usaha
lainnya.
71
71
I. Usaha Koperasi
72
Usaha Koperasi (lanjutan)
3. Karakter utama yang membedakan koperasi dengan badan usaha lain adalah bahwa anggota
koperasi memiliki identitas ganda ( the dual identity of the member) yaitu sebagai pemilik
dan sekaligus sebagai pengguna jasa koperasi ( user own oriented firm) oleh karena :
1. Kpts. R.A Kuasa R.A Pemberitahuan Tim Penyelesai Hapusnya Status BHK
Kpd :
- Semua Kreditur - Ditunjuk oleh R.A - Sejak diumumkan
- Pemerintah - Hak, Wewenang dalam BN-RI.
dan Kewajiban T.P
78
PELAKSANAAN PEMBUBARAN
OLEH RAPAT ANGGOTA DENGAN CARA :
79
3. Penyampaian Pemberitahuan keputusan pembubaran dilakukan secara tertulis dengan surat
tercatat lengkap dalam rangkap 2 (dua) dengan melampirkan :
1) Asli keputusan Rapat Angggota Pembubaran Koperasi.
2) Daftar hadir yang ditanda tangani oleh para anggota koperasi yang menghadiri rapat
anggota Pembubaran Koperasi, yang telah diteliti kebenarannya berdasarkan buku
daftar anggota.
3) Berita Acara Penyelesaiaan Pembubaran Koperasi .
4) Asli Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga Koperasi ybs.
4. Dinas Koperasi Kab/Kota, Dinas Provinsi /DI melaporkan Kementerian Koperasi dan UKM
untuk mengumumkan pembubaran koperasi dalam Berita Negara Republik Indonesia.
80
LEMBAGA GERAKAN KOPERASI
BAB. XI. PSL 57 S/D 59
1. Koperasi secara bersama sama mendirikan satu organisasi tunggal yang berfungsi
sebagai wadah untuk memperjuangkan kepentingan dan bertindaksebagai pembawa
aspirasi koperasi.
2. Organisasi ini berazaskan pancasila.
3. Nama dan tujuan, Susunan, dan tata kerja organisasi diatur dalam anggaran dasar
organisasi yang bersangkutan.
4. Organisasi ini dibentuk dengan kegiatan : a) Memperjuangkan dan menyalurkan aspirasi
koperasi, b) Meningkatkan kesadaran berkoperasi di kalangan masyarakat, c) Melakukan
pendidikan perkoperasian bagi anggota dan masayarakat, d) Mengembangkan
kerjasama antar koperasi dan antara koperasi dengan Badan Usaha lain, baik pada
tingkat nasional maupun internasional.
5. Untuk melaksanakan kegiatan tersebut secara bersama sama menghimpun dana
koperasi.
6. Organisasi yang dibentuk sebagaimana dimaksuddalam pasal 57 ayat 1 disahkan oleh
pemerintah.
81
PEMBINAAN
BAB. XII. PSL 60 - 64
82
PEMBINAAN
BAB. XII. PSL 60 - 64
83
PEMBINAAN
BAB. XII. PSL 60 - 64
84
PEMBINAAN
BAB. XII. PSL 60 S/D 64
2. Persyaratan dan tata cara pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diatur lebih lajut dengan Peraturan Pemerintah (PP).
85
AGUS WUSTHO, 087775514908