Anda di halaman 1dari 94

DASAR H U KU M

1. UU Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian.

2. PP. Nomor 4 tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tatacara Pengesahan Akta Pendirian dan
Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.

3. PP. Nomor 17 tahun 1994 tentang Pembubaran Koperasi oleh Pemerintah

4. PP Nomor 9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam oleh Koperasi.

5. PP. Nomor 33 tahun 1998 tentang Modal Penyertaan pada Koperasi.

6. Surat Keputusan Menteri Koperasi dan PPK nomor 36/Kep/M/II/1998 tentang Pedoman
Pelaksanaan Penggabungan dan Peleburan Koperasi.

7. Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan PKM nomor 19/KEP/Meneg/III/2000 tentang
Pedoman kelembagaan dan Usaha Koperasi.

8. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik Indonesia Nomor
01/Per/M.KUKM/I/2006 tanggal 9 Januari 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan,
Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.

1
SISTIMATIKA UU NO. 25/1992
TENTANG PERKOPERASIAN

1. Bab I, Ketentuan Umum Psl 1 No. 1 s/d 5.

2. Bab II, Landasan, Asas dan Tujuan, Bagian Pertama : Tujuan dan Asas Psl 12 dan
Bagian Kedua Tujuan Psl 13.

3. Bab III, Fungsi, Peran dan Prinsip Prinsip Koperasi, Bagian Pertama : Fungsi dan
Peran Psl 14 huruf a s/d d, Bagian kedua : Prinsip Koperasi Psl 5 No. 1 dan 2

4. Bab IV, Pembentukan , Bagian pertama Syarat Pembentukan Koperasi Psl 6.s/d 8
Bagian kedua Status Badan Hukum Psl 9 s/d 1Psl 4 dan Bagian ketiga Bentuk
dan Jenis Koperasi Psl 15 dan Psl 16 .

5. Bab V, Keanggotaan Psl 17 s/d Psl 20.

6. Bab VI , Perangkat Organisasi, Bagian Pertama Umum Psl 21, Bagian Kedua
Rapat Anggota Psl 22 s/d Psl 28 , Bagian ketiga Pengurus psl 29 s/d Psl 37 dan
Pengawas Psl 38 s/d Psl 40

7. Bab VII, Modal, Psl 41 No : 1 s/d 3

1a
SISTIMATIKA UU NO. 25/1992
TENTANG PERKOPERASIAN

8. Bab VIII, Lapangan Usaha Psl 43 dan Psl 44

9. Bab IX, Sisa Hasil Usaha , Psl 45 No. 1 s/d 3.

10. Bab X, Pembubaran Koperasi , Bagian pertama Cara Pembubaran Psl 46 s/d 50,
Bagian Kedua Penyelesaian Pembubaran Psl 51 s/d Psl 55 dan Bagian Ketiga
Hapusnya Status Badan Hukum Psl 56 No. 1 dan 2

11. Bagian XI, Lembaga Gerakan Koperasi Psl 57 s/d 59

12. Bab XII, Pembinaan Oleh Pemerintah Psl 60 s/d 64

13. Bab XIII, Ketentuan Peralihan Psl 65

14. Bab XIV, Ketentuan Penutup Psl 66 dan 67.

1b
PERKOPERASIAN

I. Pengertian
Koperasi merupakan organisasi atau lembaga ekonomi rakyat yang
didirikan oleh orang-orang sebagai anggota koperasi, dipimpin oleh para
anggota dan dijalankan untuk meningkatkan kesejahteraan para anggota
yang dipilih oleh rapat anggota khususnya dan masyarakat pada
umumnya.

Berdasarkan UU Nomor : 25 Tahun 1992 Bab I, Ketentuanan Umum


Psl 1 No. 1 Koperasi adalah Badan Usaha yang beranggotakan orang
atau seorang atau Badan Hukum Koperasi dengan melandaskan pada
prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan atas azas kekeluargaan.

2
Beberapa pengertian tentang Koperasi berdasarkan UU No. 25
/1992 Tentang Perkoperasian Bab. I pada Ketentuan Umum Psl. I
No, Urut 1 s/d 5 dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Perkoperasian adalah segala sesuatu yang menyangkut kehidupan


koperasi.

2. Koperasi adalah Badan Usaha yang beranggotakan orang orang atau


badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus asebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan atas azas kekeluargaan.

3
Beberapa pengertian tentang Koperasi dapat
diuraikan sebagai berikut : (lanjutan)

3.Gerakan koperasi adalah keseluruhan organisasi


koperasi dan kegiatan perkoperasian yang bersifat
terpadu menuju tercapainya cita-cita bersama
koperasi.

4.Koperasi Primer adalah koperasi yang didirikan oleh


dan beranggotakan orang seorang.

5.Koperasi Sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh


dan beranggotakan badan badan hukum kioperasi.

4
II. LANDASAN, ASAS DAN TUJUAN KOPERASI
berdasarkan UU No. 25 /1992 ttg Perkoperasian
Bab. II :

1.Landasan Koperasi dan Azas ( Bab.II, Pasal


2 ) adalah Pacasila dan UUD 1945 Asas
Kekeluargaan.

2.Tujuan Koperasi adalah Memajukan


kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masayarakat pada umumnya serta
membangun tatanan perekonomian nasional.

5
III. FUNGSI, PERAN DAN PRINSIP KOPERASI berdasarkan UU No.
25 /1992 Tentang Perkoperasian Bab. III :

1. Fungsi Koperasi dan Peran ( Bab.III, Pasal 4 ) adalah :


a. Berfungsi membangun dan memgembangkan potensi dan kemampuan
ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya
untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial.

b. Berperan Serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas


kehidupan manusia dan masyarakat.

c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan


ketahanan perekonomia nasional dengan Koperasisebagai soko
gurunya.

d. Berusaha untuk memwujudkan dan mengembangkan perekonomian


nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas azas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

6
II.Prinsip Koperasi Berdasarkan Kongres
ICA di Menchester

Nilai dasar koperasi yang terakhir yang dikeluarkan oleh ICA


(International Cooperative Aliance) di Stocholm tahun 1988
mencantumkan nilai dasar yaitu : Democracy (Demokrasi),
Participation (Partisipasi/Keikut sertaan), Honesty (kejujuran),
Caring (Kepedulian) yang kemudian di jabarkan kedalam Prinsip
Koperasi yang dianut secara umum diseluruh dunia.

Dalam dokumen ICA sebagai pernyataan ICA tahun 1995


yang kemudian menjadi keputusan konggres Menchester telah
mengalami sedikit pembaharuan yaitu : Selp help (Menolong diri
sendiri), Democracy (Domokrasi), Equality (Persamaan), Equity
and Solidarity ( modal dan kesetia kawanan) dengan menambah
nilai etika yaitu : Honesty (Kejujuran), Opennes (Keterbukaan),
Social Responbility (Respon Sosial), dan Caring for Other (Saling
Mengawasi) 7
PRINSIP KOPERASI INDONESIA ( Bab III Psl 5 )

1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka

2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis

3. Pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya

jasa masing-masing anggota

4. Pembagian balas jasa yang terbatas terhadap modal

5. Kemandirian

6. Pendidikan perkoperasian

7. Kerjasama antar koperasi

8
PRINSIP–PRINSIP KOPERASI

1. KEANGGOTAAN SUKARELA DAN TERBUKA.


• MENJADI ANGGOTA KOPERASI TIDAK BOLEH DIPAKSAKAN

• ANGGOTA DAPAT MENGUNDURKAN DIRI SESUAI SYARAT AD

• KEANGGOTAAN TIDAK DIBATASI / DISKRIMINASI DALAM BENTUK


APAPUN.

2. PENGELOLAAN SECARA DEMOKRATIS.

• RAPAT ANGGOTA MEMEGANG KEKUASAAN TERTINGGI

• PENGELOLAAN ATAS KEPUTUSAN ANGGOTA.

• SATU ORANG SATU SUARA.


PRINSIP–PRINSIP KOPERASI

3. PEMBAGIAN SHU DILAKUKAN SECARA ADIL

• PEMBAGIAN SHU TIDAK SAMA


• PERTIMBANGAN ATAS DASAR JASA USAHA (PARTISIPASI
ANGGOTA)
• TIDAK ATAS DASAR MODAL SESEORANG DI KOPERASI

4. BALAS JASA MODAL TERBATAS

• TERBATAS = WAJAR = TIDAK


MELEBIHI SUKU BUNGA DI PASAR

• MERINGANKAN BEBAN ANGGOTA


PRINSIP–PRINSIP KOPERASI

5. KEMANDIRIAN :
• BERDIRI SENDIRI
• KEBEBASAN BERTANGGUNG JAWAB
• OTONOMI
• SWADAYA
• MENGELOLA DIRI SENDIRI

6. PENDIDIKAN PERKOPERASIAN :
• MENINGKATKAN KEMAMPUAN
• MEMPERLUAS WAWASAN
• MERUBAH SIKAP MENTAL
• MEMPERKUAT SOLIDARITAS
PRINSIP–PRINSIP KOPERASI

7. KERJA SAMA ANTAR KOPERASI

• LOKAL, REGIONAL, NASIONAL, INTERNASIONAL


9
IV. TATA CARA PEBENTUKAN ATAU
PENDIRIAN KOPERASI Bab . IV. Pasal 6
S/D 8
I. DASAR PEMBENTUKAN
1. Harus mempunyai kegiatan dan atau kepentingan
ekonomi yang sama.
2. Usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi harus
layak secara ekonomi.
3. Modal sendiri harus cukup tersedia untuk mendukung
kegiatan usaha.
4. Kepengurusan dan manajemen harus disesuaikan
dengan kegiatan usaha yang akan dilaksanakan.

10
II. PERSIAPAN PEMBENTUKAN

1.Penyuluhan, Penerangan maupun latihan bagi


para pendiri dan calon anggota.
2.Pendiri adalah mereka yang hadir dalam
rapat pembentukan koperasi dan telah
memenuhi persyaratan keanggotaan serta
menyatakan diri sebagai anggota.
3.Pendiri mempersiapkan rapat anggota
pembentukan dengan acara penyusunan AD
dan ART.

11
III. RAPAT PEMBENTUKAN

1.Dihadiri oleh sekurang-kurangnya 20


orang atau disebut pendiri.
2.Dipimpin oleh pendiri atau kuasa
pendiri.
3.Kuasa Pendiri adalah orang yang
diberi kuasa dan sebagai pengurus
koperasi untuk memproses pengajuan
permintaan pengesahan akta pendirian
koperasi dan menanda tangani AD.
12
III. RAPAT PEMBENTUKAN (lanjutan)

4.Apabila diperlukan dan atas


permohonan para pendiri, pejabat
pembina dapat diminta hadir untuk
memberikan bantuan.
5.Perlu dibahas antara mengenai
keanggotaan, usaha yang akan
dijalankan, modal sendiri,
kepengurusan dan pengelolaan usaha
serta penyusunan AD dan ART.
13
III. RAPAT PEMBENTUKAN (lanjutan)

6.AD memuat sekurang-kurangnya daftar


nama pendiri, nama dan tempat
kedudukan, maksud dan tujuan serta
bidang usaha ketentuan anggota
mengenai keanggotaan, rapat anggota,
pengelolaan pembagian SHU dan
ketentuan mengenai sanksi.
7.Rapat harus mengambil kesepakatan dan
keputusan terhadap hal-hal sebagaimana
dimaksud dalam point 3 dan 5 dan wajib
membuat berita acara
14
MATERI MUATAN ANGGARAN DASAR BAB. IV. PSL : 8

Materi muatan dalam Anggaran Dasar Koperasi sekurang‑kurangnya meliputi :

a. Daftar nama pendiri;


b. Nama dan tempat kedudukan;
c. Landasan dan asas;
d. Maksud dan tujuan serta bidang usaha;
e. Ketentuan mengenai keanggotaan;
f. Ketentuan mengenai rapat anggota;
g. Ketentuan mengenai pengurus;
h. Ketentuan mengenai pengawas;
i. Ketentuan mengenai pengelola;
j. Ketentuan mengenai permodalan;
k. Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya Koperasi;
l. Ketentuan mengenai Sisa Hasil Usaha;
m. Ketentuan mengenai sanksi;
n. Ketentuan mengenai pembubaran;
o. Ketentuan mengenai perubahan Anggaran Dasar;
p. Ketentuan mengenai Anggaran Rumah Tangga dan peraturan khusus.

15
16
IV.PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN BAB
IV PSL : 9

I. Pengajuan Permintaan Pengesahan


Akta Pendirian :
Para pendiri koperasi atau
melalui kuasa pendiri mengajukan
permintaan pengesahan secara
tertulis kepada pejabat yang
berwenang pada tingkat Nasional,
Provinsi dan Kabupaten/kota.
17
Pengajuan Permintaan
Pengesahan Akta Pendirian

Tingkat Nasional Tingkat Provinsi Tingkat Kab/Kota

Koperasi primer dan


Koperasi primer sekunder yang Koperasi primer
dan sekunder anggotanya berdomi- atau sekunder yang
yang anggotanya anggotanya berdo-
sili dibeberapa Kab/ misili diwilayah kab/
berdomisili lebih kota dalam wilayah
dari satu Provinsi kota yang bersang-
propinsi yang kutan diajukan ke
diajukan ke bersang kutan Kepala Dinas/Kantor
Deputi Bidang diajukan ke Kepala koperasi atau
Kelembagaan Dinas koperasi atau instansi yang
Koperasi dan instansi yang membidangi koperasi
UKM RI. membidangi Koperasi ditingkat kab/kota.
ditingkat Provinsi.

18
PROSES PENGESAHAN BADAN HUKUM KOPERASI
UU 25/1992
Pengesahan selambat-
lambatnya 3 bulan
PP 4/1994 Diterima sejak berkas diterima
lengkap
• Pejabat yang berwenang wajib
melakukan penelitian
terhadap materi Anggaran
PERMEN 01/2006 Dasar yang diajukan.
Keputusan penolakan
dan alasannya
• Pejabat yang berwenang disampaikan kembali
Sekelompok orang yang melakukan pengecekan kepada kuasa pendiri
terhadap keberadaan koperasi paling lama 3 bulan
mempunyai kegiatan
dan kepentingan tersebut.
ekonomi yang sama. Terhadap penolakan,
para pendiri dapat
mengajukan
Ditolak permintaan ulang
PRA KOPERASI pengesahan akta
pendirian koperasi
dalam jangka waktu
paling lama 1 bulan.
Kop. Primer
Rapat Persiapan - Sekurang - Keputusan terhadap
permintaan ulang
kurangnya di tersebut diberikan
Rapat Pembentukan hadiri 20 orang paling lambat
1 bulan.
pendiri.
Membahas Anggaran Dasar Koperasi : Mengajukan
Kop. Sekunder permohanan pengesahan
Anggaran Dasar memuat antara lain : secara tertulis kepada
• Nama & tempat kedudukan. Pejabat berwenang.
• Maksud & tujuan - Dihadiri sekurang
• Bidang usaha. kurangnya 3 (tiga) disetujui ditolak
• Keanggotaan. koperasi melalui
wakil-wakilnya.
• Rapat Anggota.
• Pengurus, Pengawas.
• Sisa Hasil Usaha. Keputusan akhir
Pembuatan Akta oleh
19
Notaris. 10
Persyaratan Pengesahan Akta Pendirian

1. Dua rangkap akta pendirian koperasi, atau satu diantaranya


dibubuhi dengan meterai bernilai cukup.
2. Berita acara rapat pembentukan koperasi
3. Surat kuasa dari pendiri koperasi kepada pengurus yang
ditunjuk
4. Surat bukti penyetoran modal sekurang-kurangnya sebesar
simpanan pokok, Surat bukti penyetoran modal dapat
berupa surat keterangan yang dibuat pendiri koperasi dan
harus menggambarkan jumlah yang sebenarnya, jumlah
yang harus disetor berupa kuitansi pembayaran simpanan
pokok dan simpanan wajib penyetoran uang ke bank
apabila jumlah modal yang telah disetor tersebut disimpan
di Bank.
20
Persyaratan Pengesahan Akta Pendirian (lanjutan )

5.Rencana kegiatan awal usaha koperasi minimal 3


tahun.
6.Susunan Pengurus dan Pengawas
7.Untuk koperasi primer melampirkan foto copy KTP
para para pendiri.
8.Untuk koperasi sekunder melampirkan keputusan
rapat anggota masing-masing pendiri tentang
persetujuan pembentukan koperasi sekunder dan
foto copy akta pendirian masing-masing anggota
pendiri.
9.Daftar hadir rapat pembentukan

21
II. Penelitian Anggaran Dasar Koperasi

1. Keanggotaan, Permodalan,
Kepengu-rusan dan Bidang
Usaha harus layak.
2. Materi AD tidak boleh
bertentangan dengan UU
Nomor 25 tahun 1992 dan
ketertiban umum dan
kesusilaan.
3. Kepastian tentang keberadaan
kope-rasi tersebut

22
III. Pengesahan Akta Pendirian Kop

1. Harus ditetapkan dalam waktu 3 (tiga) bulan


sejak diterimanya permintaan pengesahan
secara lengkap.
2. Nomor dan Tanggal Pengesahan akta pendirian
koperasi merupakan nomor dan tanggal
perolehan Badan Hukum.
3. SK pengesahan dihimpun dengan cara dicatat
dalam buku daftar umum, dan setiap orang
dapat memperoleh salinan akta pendirian
koperasi dari pejabat.

23
III. Pengesahan Akta Pendirian Kop (lanjutan)

4. SK pengesahan akta pendirian yang


bermeterai disampaikan langsung kepada
kuasa pendiri atau dengan surat tercatat
dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari
sejak surat Keputusan ditetapkan.
5. Akta pendirian koperasi yang bermeterai
diserahkan kapada pendiri atau kuasanya
dan yang tidak bermeterai disimpan oleh
pejabat yang berwenang sebagai
pertinggal.
6. Jika terdapat perbedaan antara kedua
akta pendirian yang telah diserahkan,
maka akta yang disimpan oleh pejabat
yang dianggap benar.

24
III. Pengesahan Akta Pendirian Kop (lanjutan)

7. SK Pengesahan akta pendirian


koperasi yang diterbitkan oleh
pejabat ditingkat propinsi dan
kab/kota ditembuskan dan dikirimkan
kepada Menteri Negara Koperasi dan
UKM RI.
8. SK pengesahan akta pendirian
koperasi tersebut diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia
melalui Kementrian Koperasi dan UKM
RI.

25
IV. Penolakan Akta Pendirian Koperasi

1. Keputusan penolakan serta alasan


berikut berkas permintaan
disampaikan kembali secara
tertulis kepada kuasa pendiri
dengan surat tercatat dalam
jangka waktu paling lama 3 bulan
sejak diterimanya permintaan
pengesahan secara lengkap.
2. Para pendiri atau kuasanya
dapat mengajukan permintaan
ulang pengesahan atas akta
pendirian koperasi, dalam jangka
waktu paling lama 1 bulan
terhitung sejak diterimanya
pemberitahuan penolakan dengan
melampirkan berkas yang telah
diperbaiki sesuai dengan yang
disarankan didalam surat
penolakan.

26
IV. Penolakan Akta Pendirian Koperasi (lanjutan)

3. Apabila permitaan ulang pengesahan


disetujui maka, maka SK pengesahan
akta pendirian koperasi disampaikan
langsung kepada kuasa pendiri.
4. Apabila permintaan ulang pengesahan
ditolak, maka keputusan penolakan
beserta alasannya disampaikan kepada
pendiri atau kuasanya dengan surat
tercatat dalam waktu paling lama 7
(tujuh) hari terhitung sejak keputusan
penolakan ditetapkan.

27
IV. Penolakan Akta Pendirian Koperasi (lanjutan)

5. Keputusan terhadap permintaan ulang


tersebut merupakan keputusan akhir.
6. Apabila pejabat yang berwenang
tidak memberikan keputusan dalam
jangka waktu 3 (tiga) bulan
sebagaimana dimaksud atau 1 (satu)
bulan terhitung sejak diterimanya
permintaan ulang pengesahan –
pengesahan secara lengkap, maka
akta pendirian koperasi diberikan
pengesahan oleh pejabat yang
berwenang berdasarkan kekuatan PP
No. 4 Tahun 1994 tentang Tata Cara
Pengesahan Akta Pendirian dan
Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.

28
IV. Penolakan Akta Pendirian Koperasi (lanjutan)

7. Selama permintaan pengesahan


akta pendirian koperasi masih
dalam penyelesaian, kuasa
pendiri dapat melakukan
kegiatan usaha atau tindakan
hukum untuk kepentingan calon
anggota atau koperasi.
8. Setelah akta pendirian
koperasi disyahkan, rapat
anggota memutuskan untuk
menerima atau menolak
tanggung jawab kuasa pendiri
atas kegiatan usaha atau
tindakan hukum yang telah
dilakukan.

29
IV. Penolakan Akta Pendirian Koperasi (lanjutan)

9. Apabila rapat anggota menerima,


maka kegiatan usaha atau tindakan
hukum yang telah dilaksanakan kuasa
pendiri menjadi beban atau
keuntungan koperasi. Tetapi jika
ditolak maka segala akibat yang
ditimbulkan dari kegiatan usaha atau
tindakan hukum tersebut menjadi
tanggung jawab pribadi kuasa pendiri,
baik secara sendiri-sendiri maupun
bersama-sama.

30
31
Bentuk dan Jenis Koperasi (Psl. 15 s/d
dan 16 )
1. Bentuk Koperasi : Dapat berbentuk Koperasi
Primer ataupun Koperasi Sekunder dibentuk
berdasarkan kesamaan kepentingan dan
tujuan efisiensi, Koperasi sekunder dapat
didirikan oleh koperasi sejenis maupun
berbagai jenis;

2. Jenis Koperasi adalah adanya kesamaan


aktivitas kepentingan dan kebutuhan ekonomi
anggota seperti KSP, Kop. Produsen, Kop.
Pemasaran dan Koperasi Jasa.

32
I. Bentuk Koperasi dapat diuraikan :

1. Koperasi Primer adalah koperasi yang didirikan


oleh dan beranggotakan orang orang.

2. Koperasi Sekunder adalah koperasi yang didirikan


oleh Pengurus yang telah menerima surat kuasa
dan beranggotakan badan badan hukum kioperasi.

33
I. Jenis Koperasi

1. Koperasi Simpan Pinjam


Sesai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor : 9 Tahun 1995 Pasal 1
bahwa Koperasi Simpan Pinjam adalah
Koperasi yang kegiatannya hanya
Simpan Pinjam. Keanggotaan Koperasi
Simpan Pinjam pada prinsipnya bebas
bagi semua orang yang memenuhi
persyaratan untuk menjadi anggota
koperasi dan orang-orang dimaksud
mempunyai kegiatan usaha dan atau
mempunyai kepentingan ekonomi yang
sama, misalnya KSP dengan anggota
Petani, KSP dengan anggotanya
Nelayan, KSP dengan anggotanya
Karyawan.

34
Jenis Koperasi ( lanjutan )

2. Koperasi Konsumen
Sebagai pemilik dan pengguna jasa
koperasi, anggota berpartisipasi aktif
dalam kegiatan usaha koperasi.
Keanggotaan Koperasi konsumen atau
pendiri Koperasi konsumen adalah
Kelompok masyarakat misalnya
Kelompok P2KP, kelompok KUBE,
Kelompok UPPKS, Kelompok PKK,
Kelompok P4 K, Koperasi menyalurkan
barang-barang konsumsi kepada para
anggotanya dengan harga layak, atau
membuat sendiri barang-barang
konsumsi untuk keperluan anggotanya
dan juga melayani masyarakat umum.

35
Jenis Koperasi ( lanjutan )

3. Koperasi Produsen
Koperasi produsen adalah koperasi
yang anggotanya terdiri dari orang-
orang yang mampu menghasilkan suatu
produk barang tertentu misal :

 Koperasi kerajinan industri kecil


anggotanya para pengrajin.

 Koperasi Perkebunan anggotanya


Produsen perkebunan rakyat.

 Koperasi Produksi Peternakan


anggotanya para peternak.

36
Jenis Koperasi ( lanjutan )

4. Koperasi Pemasaran
Koperasi Pemasaran adalah koperasi yang
beranggotakan orang-orang yang
mempunyai kegiatan dibidang pemasaran
barang dagangan, misalnya :

 Koperasi Pemasaran ternak sapi


anggotanya adalah Pedagang.

 Koperasi pemasaran elektronik


anggotanya adalah pedagang barang-
barang elektronik.

 Koperasi Pemasaran alat-alat tulis


kantor anggotanya adalah pedagang
barang-barang alat tulis kantor.

37
Jenis Koperasi ( lanjutan )

5. Koperasi Jasa
Koperasi Jasa didirikan untuk memberikan
pelayanan ( Jasa ) kepada para
anggota,beberapa Koperasi jasa antara lain :
 Koperasi Angkutan memberikan jasa
angkutan barang atau orang. Koperasi jasa
angkutan didirikan oleh orang-orang yang
mempuyai kegiatan dibidang jasa angkutan
barang atau orang.
 Koperasi perumahan menberikan jasa
penyewaan rumahsehat dengan sewa yang
murah atau menjual rumah dengan harga
murah.

 Koperasi Asuransi memberikan jasa jaminan


kepada anggotanya seperti asuransi jiwa,
asuransi pinjaman asuransi kebakaran,
Anggota koperasi Asuransi adalah orang-
orang yang bergerak dibidangjasa asuransi .

38
39
I. Keanggotaan Koperasi

1. Anggota Koperasi adalah Pemilik dan


sekaligus pengguna jasa koperasi dan
Keanggotaan Koperasi dicatat dalam buku
anggota (Bab V Psl. 17 No , 1 dan dua )

2. Yang dapat menjadi anggota koperasi


adalah setiap warga negara Indonesia
yang mampu melakukan tindakan hukum
atau memenuhi persyaratan sebagai mana
yang ditetapkan dalam AD Koperasi.
Koperasi dapat memiliki anggota seperti
PNS, ABRI, Karyawan dsb. ( Bab V Psl
18 No. 1 dan 2 )

40
Anggota Mempunyai Hak dan Kewajiban
Hak Anggota Kewajiban Anggota

1. Mematuhi AD dan ART serta


1. Menyatakan Pendapat.
keputusan lainnya yg telah
2. Memilih/dipilih.
disepakati dlm rapat anggota.
3. Meminta diadakan rapat.
2. Berpartisipasi dalam kegiatan
4. Mendapat pelayanan.
usaha yang diselenggaran oleh
5. Memberikan suara dalam
koperasi.
rapat
3. Mengembangkan dan
6. Dapat meminta laporan per-
memelihara kebersamaan
kembangan Koperasi.
beradasarkan azas
7. Menyetujui/Mengubah AD.
kekeluargaan.
8. Melakukan Pengawasan.
4. Membayar SP dan SW

41
MANFAAT BERKOPERASI
LANGSUNG TIDAK LANGSUNG

1. Manfaat Harga
2. Bunga Kredit Lebih Rendah 1. Pendidikan dan Pelatihan
3. Efisien Biaya Produksi 2. Konsultasi dan pendampingan

1. Meningkatkan nilai tambah secara bersama-sama


2. Menjual hasil produksinya lebih tinggi dan menghindari
dari persaingan.
3. Dapat menentukan SHU.
4. Anggota sebagai pemilik sekaligus sebagai pengguna jasa

42
43
PERANGKAT ORGANISASI

Dalam memperlancar
kegiatannya operasionalnya,
koperasi sebgai organisasi harus
mempunyai kelengkapan struktur
yang harus dipenuhi. Oleh
karena itu didalam pengelolaan
koperasi yang sehat perlu
dilengkapai dengan perangkat
organisasi yang meliputi :

I. Rapat Anggota.

II. Pengurus.

III. Pengawas.

44
I. RAPAT ANGGOTA (Bab,VI Psl. 21
s/d 28 )
1. Tujuan Rapat Anggota :
1. Sebagai pencerminan pelaksanaan demokrasi
dalam tata kehidupan suatu lembaga koperasi
sebagai forum pemegang kekuasaan tertinggi
yang membahas, membicarakan, dan
memutuskan berbagai pesoalan atau masalah,
aspirasi anggota untuk kemajuan koperasi.

2. Untuk mengukur partisipasi dan keikut


sertaan atau keterlibatan para anggota
didalam penyelenggaraan rapat anggota,
dengan melihat tingkat kehadiran dan
penggunaan hak dan kewajibannya yang sesuai
dan dilindungi oleh nilai-nilai dasar prinsip
koperasi dan ketentuan teknis perkoperasian.

45
2. Fungsi Rapat Anggota

Sebagai wahana forum pertemuan


para anggota dan manajemen sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi didalam badan
usaha koperasi untuk melakukan musyawarah
mufakat guna membicarakan atau membahas,
mengatur, memutuskan, menyetujui,
mengesahkan dan atau menolak mengenai
berbagai persoalan yang menyangkut tata
kehidupan pengelolaan koperasi, antara lain
dibidang organisasi dan manajemen, bidang
usaha, bidang keuangan dan bidang-bidang
lainnya.

Undang-undang Nomor 25 tahun


1992 telah menghapus hambatan yurisdis
dalam penyelenggaraan rapat anggota, dengan
menghilangkan kehadiran dan pemeriksaan
pejabat pembina koperasi dan dikembalikan
sepenuhnya kepada koperasi sendiri.

46
3. Peranan Rapat Anggota

1. Menetapakan atau merubah AD dan ART pada


saat pendirian dan perubahan.

2. Menetapkan dan mengatur pengabungan atau


amalgamsi peleburan atau konsolidasi,
pemecahan atau pembagian koperasi dan
termasuk mendirikan dan atau menjadi anggota
koperasi sekunder.

3. Menetapkan dan pengaturan tentang pembubaran


koperasi, karena telah berakhir masa
berdirinya, berdasarkan pasal 8 huruf h dan
pasal 46 huruf a UU Nomor 25 Tahun 1992.

4. Menetapkan kebijakan umum, ketentuan dan


peraturan dasar operasional tentang kehidupan
koperasi dibidang organisasi, manajemen, usaha,
keuangan, visi dan misi, tujuan dan sasaran
jangka panjang maupun jangka menengah.
47
3. Peranan Rapat Anggota (lanjutan)

5. Menetapkan ,pemilihan, pengangkatan dan


pemberhentian pengurus, pengawas dan
penasehat koperasi. Memilih pengurus pengawas
dan penasehat yang berakhir masa bhaktinya
maupun oleh karena sesuatu hal diberhentikan
oleh rapat anggota dan atau berhenti atas
permohonan sendiri atau meninggal dunia serta
tidak lagi menjadi anggota koperasi.

6. Menetapkan dan meyetujui atau mengesahkan


Rencana Kerja Jangka Panjang dan Rencana
Kerja Jangka Pendek, serta RAPBK untuk 1
(satu) tahun kedepan.

7. Menerima, mengesahkan dan atau menolak


Laporan Tahunan Pertanggungjawaban Pengurus
(LPJP) dan Laporan Pelaksanaan Tugas
Pengawas (LPTP). Dan minta untuk menyetujui
audit atas LPJP oleh akuntan publik yang
disajikan atas dasar prinsip kebersamaan,
transparansi dan akuntabilitas sebagai
pengurus yang baik. 48
4. Jenis Rapat Anggota

a. Rapat Anggota Tahunan :


1. Rapat anggota biasa tentang pengesahan dan
penetapan rencana kerja dan RAPBK, termasuk
kebijakan umum dibidang perencanaan usaha,
keuangan dan pelayanan.

2. Rapat anggota tahunan biasa tentang


pengesahan, penerimaan LPJP tahunan, termasuk
pengesahan laporan keuangan, pembagian SHU
plus atau minus, kebijakan umum dibidang
organisasi, manajemen, usaha, permodalan dan
LPTP pengawas.

3. Rapat anggota biasa tentang pemilihan,


pengangkatan dan pemberhentian pengurus serta
pengawas termasuk penasehat karena telah
berakhir masa bahktinya dan atau oleh sebab lain
seperti mengundurkan diri, berhenti dari anggota
koperasi, meninggal dunia dan atau diberhentikan
oleh rapat anggota.
49
4. Jenis Rapat Anggota (lanjutan)

b. Rapat Anggota Khusus :


1. Tentang pendirian atau pembentukan sekaligus
menetapkan AD pertama koperasi, dilaksanakan
hanya 1 kali pada saat koperasi belum berbadan
hukum.

2. Tentang penetapan dan oerubahan AD, ART dan


peraturan ketentuan teknis.

3. Tentang pengabungan atau amalgamasi koperasi,


peleburan atau merjer/konsolidasi, pembagian
dan pemecahan koperasi.

4. Tentang Pembubaran koperasi karena telah


berakhir masa berdirinya koperasi dan tidak
diajukan perpanjangan, atas permintaan rapat
anggota atau masalah lain karena tidak mampu
melanjutkan kegiatannya.

50
4. Jenis Rapat Anggota (lanjutan)

c. Rapat Anggota Luar Biasa :


Berdasarkan pasal 27 UU Nomor 25 tahun
1992, yang dimaksud dengan rapat anggota luar
biasa adalah Rapat anggota dalam keadaan luar
biasa yang diadakan kerena :

1. Permintaan sejumlah anggota seperti diatur


dalam AD dan ART.

2. Pengurus tidak mampu atau tidak bersedia


mengadakan rapat anggota (rutin/biasa atau
khusus)

51
4. Jenis Rapat Anggota (lanjutan)

3. Mengharuskan adanya keputusan segera yang


wewenannga ada pada rapat anggota.

4. Keadaan darurat atau biasa, yaitu :

 Keadaan negara dalam bahaya atau karena


peraturan atau ketentuan pemerintah.

 Apabila kehadiran anggota pada rapat anggota


rutin atau biasa dan rapat anggota khusus tidak
mencapai qourum, setelah diadakan penundaan
dan diundang kembali.

 Biaya untuk mengadakan rapat anggota tidak


mungkin dipikul atau sangat memberatkan
koperasi dan atau untuk menyelamatkan
koperasi.

 Keadaan darurat atau bahaya lainnya.

52
5. Pedoman Penyelanggaran Rapat Anggota

Berpedoman pada dasar dasar yang diatur dalam UU


Nomor 25 Tahun 1992 tentang, perkoperasian serta
AD dan ART.

a. Syarat Rapat Anggota :

1. Adanya acara rapat yang kongkrit atau


permasalahan yang perlu dibahas dan
membutuhkan keputusan rapat anggota.

2. Tersedianya biaya yang memadai sesuai


dengan keperluan dan tampa adanya
pemborosan dana.

3. Tersedianya tempat atau ruangan yang


memadai untuk menampung para anggota.

53
5. Pedoman Penyelanggaran Rapat Anggota
(lanjutan)
4. Adanya undangan dan bahan-bahan yang akan
dibahas serta tata tertib yang telah disampaikan
secara tertulis kepada anggota minimal 14 hari
sebelum tanggal penyelenggaran.

5. Terjaminnya keamanan dan kelancaran jalannya


rapat.

6. Tercapainya partisipasi aktif dari para anggota.

7. Memenuhi quorum rapat anggota.

8. Adnya pimpinan rapat

9. Adanya daftar hadir, notulen dan berita acara


rapat.

10. Anggota yang hadir adalah mereka yang terdaftar


dalam Buku Daftar Anggota (BDA).

11. Keputusan rapat anggota bersifat mengikat.


54
5. Pedoman Penyelanggaran Rapat Anggota
(lanjutan)

b. Tata Tertib Pelaksanaan Rapat Anggota :

Tata tertib disyahkan oleh rapat anggota


sebelum rapat anggota dilanjutkan dan
memenuhi quorum. Minimal memuat materi
pokok :

1. Nama atau jenis rapat anggota, waktu dan tempat.


2. Dasar penyelenggaraan rapat anggota.
3. Maksud dan tujuan serta acara rapat anggota.
4. Hak dan kewajiban peserta.
5. Pimpinan rapat.
6. Sifat rapat.
7. Sifat cara-cara pengambilan keputusan rapat anggota.

55
5. Pedoman Penyelanggaran Rapat Anggota
(lanjutan)

c. Quorum Syahnya Rapat Anggota :

Rapat anggota syah dan dapat


dilaksanakan apabila memenuhi quorum yaitu lebih
seperdua atau > 50 % dari jumlah yang
terdaftar dalam Buku Daftar Anggota (BDA),

Cara perhitungan quorum rapat anggota


juga ditentukan oleh sistem penyelenggaraan
rapat anggota yang ditentukan oleh masing-
masing koperasi, seperti sistim kelompok atau
perwakilan dan keadaan darurat.

56
5. Pedoman Penyelanggaran Rapat Anggota
(lanjutan)

d.Rapat Anggota Tahunan :

Rapat anggota tahunan dan Rapat Penetapan


Rencana Kerja dan RAPBK quorum syah bila :

1. Dihadiri minimal lebih seperdua dari jumlah


anggota secara langsung.

2. Koperasi yang jumlah anggotanya lebih dari 500


orang, syah bila dihadiri minimal 20 % dari jumlah
anggota yang dilaksanakan dengan sistim
bertingkat, yang didahului dengan rapat anggota
kelompok.

57
5. Pedoman Penyelanggaran Rapat Anggota
(lanjutan)

3. Rapat anggota khusus perubahan AD dan


ART atau Merjer ditetapkan jumlah
anggota yang hadir 2/3 dari jumlah
anggota yang terdaftar dalam Buku
Daftar Anggota (BDA).

4. Rapat anggota yg tidak mencapai qourum


dan setelah ditunda bila dihadiri oleh
lebih dari 1/3 atau 25 % dari jumlah
anggota yang terdaftar dalam Buku
Daftar Anggota (BDA). Ketentuan ini
diberlakukan juga bila situasi keamanan
tidak memungkinkan untuk dilaksanakan
secara normal.

5. Rapat anggota yang mengharuskan


adanya keputusan rapat anggota qourum
dapat ditentukan bila dihadiri lebih dari
20 % atau 25 % atau 1/3 jumlah anggota.
58
59
II. PENGURUS

Merupakan perlengkapan organisasi


koperasi yang diberikan kuasa oleh
anggota atau rapat anggota koperasi
untuk melaksanakan kegiatan koperasi
sehari-hari.

60
PENGURUS (lanjutan)

a. Struktur Pengurus
Seorang ketua, seorang wakil
ketua, seorang sekretaris,
seorang wakil sekre-taris,
seorang bendahara dan seorang
wakil bendahara. Masing-msing
pengurus memiliki fungsi, tugas
dan wewenang sendiri
sebagaimana diatur dalam
anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga koperasi.

61
PENGURUS (lanjutan)

b. Persyaratan Pengurus
1. Tercatat sebagai anggota.

2. Memiliki kejujuran dan ketrampilan dan


memenuhi syarat-syarat lain yang
ditentukan dalam anggaran dasar :

• Tidak mempunyai usaha yang dapat


menyaingi koperasi.

• Dapat bekerja sama dengan anggota


pengurus lainnya.

• Tidak menuntut perlakuan istimewa.

• Bersedia meyediakan waktu untuk


rapat-rapat pengurus.

• Selama menjadi pengurus pada koperasi


tersebut, tidak boleh menjadi pengurus
pada koperasi lain.
62
III. PENGAWAS

Adalah kelengkapan
organisasi koperasi,
yang diberi kekuasaan
oleh anggota atau rapat
anggota untuk
melaksanakan
pengawasan dan
pemeriksaan terhadap
koperasi.

63
PENGAWAS (lanjutan)

a. Hak dan Wewenang Pengawas

1. Meneliti segala catatan


harta dan kekayaan
koperasi,

2. Memeriksa kebenaran
pembukuan koperasi.

3. Mengumpukan keterangan
yang diperlukan dari
siapapun.

64
PENGAWAS (lanjutan)

b. Tugas dan Kewajiban Pengawas


1. Pemeriksaan terhadap tata
kehidupan koperasi, misalnya
bagaimana organisasi,
perkembangan usaha, kegiatan-
kegiatan koperasi dan lain
sebagainya.

2. Membuat laporan pemeriksaan


secara tertulis dan
menyampikannya kepada rapat
anggota.

3. Merahasiakan hasil pemeriksaan


kepada pihak ketiga.

65
PENGAWAS (lanjutan)

c. Tata Cara Pemeriksaan


Tugas-tugas pemeriksaan yang dilimpahkan
oleh rapat anggota dilaksanakan oleh badan
pemeriksaan dengan urutan sebagai berikut :

 Merumuskan maksud pemeriksaan


kepada pengurus.

 Menyampaikan pemberithuan maksud


pemeriksaan kepada pengurus.

 Melaksanakan kegiatan sesuai


prosedur.

 Membuat laporan secara tertulis untuk


disampaikan kepada rapat anggota
tahunan dan tembusannya kepada
pejabat koperasi.

66
PENGAWAS (lanjutan)

Hal-hal yang menjadi perhatian pengawas


dalam pemeriksaan adalah :

 Kedaan keuangan koperasi melalui


pembukuan.

 Kegiatan koperasi yang berkaitan


dengan masalah keuangan baik,
pendapatan maupun pengeluaran.

 Pemeriksaan kas koperasi maupun


inventaris yang lainnya.

 Menilai pelaksanaan kebijakan apakah


kebijakan tersebut telah sesuai dengan
keputusan rapat anggota.

67
68
7. PERMODALAN KOPERASI
Modal bagi koperasi mempunyai
kedudukan yang sangat penting
dalam menjalankan organisasi dan
usahanya, permodalan koperasi
bersumber dari modal sendiri dan
modal pinjaman.

a. Modal Sendiri, berasal dari :


1. Simpanan Pokok dari anggota.
2. Simpanan Wajib dari anggota.
3. Simpanan Sukarela dari anggota.
4. Dana Cadangan dari penyisihan pembagian SHU.
5. Hibah atau donatur dari anggota.

69
7. PERMODALAN KOPERASI

b.Modal Pinjaman berasal dari :


1. Anggota.

2. Koperasi lain dan atau anggota


koperasi lainnya.

3. Lembaga perbankan dan lembaga


keuangan atau pembiayaan lainnya.

4. Penerbitan saham atau obligasi dan


surat hutang lainnya.

5. Sumber-sumber lainnya.

70
7. PERMODALAN KOPERASI

c.Modal Peyertaan berasal dari :

1. Pemerintah.

2. Anggota masyarakat.

3. Badan Usaha.

4. Badan-badan usaha
lainnya.

71
71
I. Usaha Koperasi

1. Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir


pemanfaatan sumberdaya ekonomi para
anggotanya atas dasar prinsip koperasi dan
kaedah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf
hidup anggotanya, dengan demikian koperasi
merupakan gerakan ekonomi rakayat dan
sokoguru perekonomian nasional.

2. 7 (tujuh) Prinsip-prinsip koperasi merupakan


landasan pokok koperasi dalam menjalankan
usahanya sebagai badan usaha dan gerakan
ekonomi rakyat.

72
Usaha Koperasi (lanjutan)

3. Karakter utama yang membedakan koperasi dengan badan usaha lain adalah bahwa anggota
koperasi memiliki identitas ganda ( the dual identity of the member) yaitu sebagai pemilik
dan sekaligus sebagai pengguna jasa koperasi ( user own oriented firm) oleh karena :

 Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar


sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama.

 Para anggota koperasi sepakat untuk membangun usaha bersama


atas dasar kekuatan sendiri dan atas dasar asas kekeluargaan
serta prinsip koperasi.

 Koperasi didirikan, dimodali, dibiayai dan diawasi serta


dimanfaatkan sendiri oleh anggotanya.

 Tugas pokok badan usaha adalah menunjang kepentingan ekonomi


anggotanya dalam rangka memejukan kesejahteraan anggota.

 Jika terdapat kelebihan kemampuan pelayanan koperasi kepada


anggotanya, maka kelebihan kemampuan pelayanan tersebut dapat
digunakan utk memenuhi kebutuhan masyarakat yang bukan
anggota. 73
Usaha Koperasi (lanjutan)

4. Dalam meningkatkan kesejahteraan


anggotanya, koperasi tidak saja
dituntut mempromosikan usaha-usaha
ekonomi anggota tetapi juga
mengembangkan sumber daya anggota
melalui pendidikan dan pelatihan yang
dilakukan secara menerus dan
berkelanjutan, sehingga anggota
semakinn profesional dan mamnpu
mengikuti perkembangan usahanya.

5. Koperasi sebagai pengerak ekonomi


rakyat dan soko guru perekonomian
sosial, pemerintah sangat
berkepentingan terhadap keberhasilan
koperasi. Oleh karena itu pemerintah
berperan dalam memberikan
pembinaan, perlindungan dan peluang
usaha kepada Koperasi. .
74
Usaha Koperasi ( lanjutan )

6. Apabila Koperasi melayani bukan anggota :


• Bagi pengguna jasa bukan anggota
transaksi dengan koperasi berlaku sama
seperti dengan perusahaan bukan
koperasi.

• Terhadap bukan anggota koperasi tidak


terkait dengan prinsip indentitas ganda
dan dapat saja beralih misi untuk
mengejar laba sebesar-besarnya.

• Pelayanan koperasi terhadap bukan


anggota adalah dalam rangka
memanfaatkan kelebihan kapasitas dan
laba yang diraih dari bukan anggota
diperuntukan bagi kepentingan
perbaikan sosial ekonomi anggota
koperasi dan untuk pengembangan badan
usaha koperasi. 75
76
PEMBUBARAN KOPERASI

1. Kpts. R.A Kuasa R.A Pemberitahuan Tim Penyelesai Hapusnya Status BHK
Kpd :
- Semua Kreditur - Ditunjuk oleh R.A - Sejak diumumkan
- Pemerintah - Hak, Wewenang dalam BN-RI.
dan Kewajiban T.P

2. Kpts. Pemerintah Persyaratan Pembubaran Proses dan Tata Cara Pembubaran :


- PP No. 17/1994. - Tidak lagi memenuhi ketentuan - Persiapan pembubaran
UU. - Keberatan thdp Kpts pembubaran.
- SE No. 269/
- Kegiatannya bertentangan dgn - Penyampaian Kpts pembubaran.
1994. ketertiban umum dan/atau
kesusilaan.
- Kelangsungan hidupnya tidak
dapat lagi diharapkan.

Tim Penyelesai Pemberitahuan Kpd Pengumuman Pembubaran Koperasi


Kreditur
- Susunan TP. - Proses Penyampaian. - Dalam BN – RI.
- Hak, Wewenang & - Sejak diumumkan status
Kewajiban TP. BH Kop. hapus.
- Berakhirnya 77
penyelesaian.
ALASAN PEMBUBARAN
Menteri dapat membubarkan Koperasi apabila :

a. Koperasi tidak memenuhi ketentuan dalam Undang ‑undang


Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, dan atau tidak
melaksanakan ketentuan dalam Anggaran Dasar Koperasi yang
bersangkutan.
Keputusan pembubaran Koperasi berdasarkan ketentuan ini harus
menguraikan secara jelas ketentuan yang menjadi alasan
pembubaran.

b. Kegiatan Koperasi bertentangan dengan ketertiban umum dan


atau kesusilaan yang dinyatakan berdasarkan keputusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum yang pasti; atau

c. pasti; aKoperasi dinyatakan pailit berdasarkan keputusan


pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang atau;

d. Koperasi tidak melakukan kegiatan usahanya secara nyata


selama dua tahun berturut‑turut terhitung sejak tanggal
pengesahan Akta Pendirian Koperasi.

78
PELAKSANAAN PEMBUBARAN
OLEH RAPAT ANGGOTA DENGAN CARA :

1. Koperasi yang akan melaksanakan pembubaran wajib melaksanakan Rapat Anggota


Pembubaran berdasarkan ketentuan yang ada dalam Anggaran Dasar Koperasi yang
bersangkutan. Rapat Anggota Pembubaran memutuskan pembubaran koperasi
sekaligus menunjuk dan memberi kuasa kepada anggota dan pengurus untuk
melaksanakan penyelesaian pembubaran koperasi sebagai tim penyelesai.

2. Pengurus koperasi yang hendak membubarkan diri harus terlebih dahulu


menyampaikan surat pemberitahuan pembubaran koperasi kepada Kepala Dinas
Koperasi Kab/Kota /Dinas Koperasi Provinsi atau Menteri Koperasi dan seluruh
kreditor, dalam jangka waktu paling lambat 14 hari sejak tanggal keputusan Rapat
Anggota Pembubaran Koperasi ditetapkan.

79
3. Penyampaian Pemberitahuan keputusan pembubaran dilakukan secara tertulis dengan surat
tercatat lengkap dalam rangkap 2 (dua) dengan melampirkan :
1) Asli keputusan Rapat Angggota Pembubaran Koperasi.
2) Daftar hadir yang ditanda tangani oleh para anggota koperasi yang menghadiri rapat
anggota Pembubaran Koperasi, yang telah diteliti kebenarannya berdasarkan buku
daftar anggota.
3) Berita Acara Penyelesaiaan Pembubaran Koperasi .
4) Asli Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga Koperasi ybs.

4. Dinas Koperasi Kab/Kota, Dinas Provinsi /DI melaporkan Kementerian Koperasi dan UKM
untuk mengumumkan pembubaran koperasi dalam Berita Negara Republik Indonesia.

80
LEMBAGA GERAKAN KOPERASI
BAB. XI. PSL 57 S/D 59

1. Koperasi secara bersama sama mendirikan satu organisasi tunggal yang berfungsi
sebagai wadah untuk memperjuangkan kepentingan dan bertindaksebagai pembawa
aspirasi koperasi.
2. Organisasi ini berazaskan pancasila.
3. Nama dan tujuan, Susunan, dan tata kerja organisasi diatur dalam anggaran dasar
organisasi yang bersangkutan.
4. Organisasi ini dibentuk dengan kegiatan : a) Memperjuangkan dan menyalurkan aspirasi
koperasi, b) Meningkatkan kesadaran berkoperasi di kalangan masyarakat, c) Melakukan
pendidikan perkoperasian bagi anggota dan masayarakat, d) Mengembangkan
kerjasama antar koperasi dan antara koperasi dengan Badan Usaha lain, baik pada
tingkat nasional maupun internasional.
5. Untuk melaksanakan kegiatan tersebut secara bersama sama menghimpun dana
koperasi.
6. Organisasi yang dibentuk sebagaimana dimaksuddalam pasal 57 ayat 1 disahkan oleh
pemerintah.

81
PEMBINAAN
BAB. XII. PSL 60 - 64

PEMBINAAN BAB. XII. PSL 60

1. Pemerintah menciptakan dan mengembangkan iklim dan kondisi


yang mendorong pertumbuhan serta pemasyarakatan koperasi.

2. Pemerintah memberikan bimbingan, kemudahan dan perlindungan


kepada koperasi.

82
PEMBINAAN
BAB. XII. PSL 60 - 64

PEMBINAAN BAB. XII. PSL 61


Dalam upaya menciptakan dan mengembangkan iklim dan kondisi yang
mendorong pertumbuhan dan pemasyarakatan koperasi, pemerintah :

a. Memberikan kesempatan usaha yang seluas luasnya kepada koperasi.


b. Meningkatkan dan memantapkan kemampuan koperasi agar menjadi
koperasi yang sehat, tangguh, dan mandiri.
c. Mengupayakan tata hubungan usaha yang saling menguntungkan antara
koperasi dengan badan usaha lainnya.
d. Membudayakan koperasi dalam masyarakat

83
PEMBINAAN
BAB. XII. PSL 60 - 64

PEMBINAAN BAB. XII. PSL 62


Dalam rangka memberikan bimbingan dan kemudahan kepada kepada
koperasi, pemerintah :

a. Membimbing usaha koperasi yang sesuai dengan kepentingan ekonomi


anggotanya.
b. Mendorong, mengembangkan dan membantu pelaksanaan pendidikan, pelatihan,
penyuluhan dan penelitian perkoperasian.
c. Memberikan kemudahan untuk memperkokoh permodalan koperasi serta
mengembangkan lembaga keuangan koperasi.
d. Membantu pengembangan jaringan usaha koperasi dan kerjasama yang saling
menguntungkan antar koperasi.
e. Memberikan bantuan konsultasi guna memecahkan permasalahan yang dihadapi
oleh koperasi dengan tetap memperhatikan Anggaran Dasar dan Prinsip
Koperasi.

84
PEMBINAAN
BAB. XII. PSL 60 S/D 64

PEMBINAAN BAB. XII. PSL 63


1. Dalam rangka pemberian perlindungan kepada koperasi pemerintah dapat :

a. Menetapkan bidang usaha kegiatan ekonomi yang hanya diusahakan oleh


koperasi.
b. Menetapkan bidang kegiatan ekonomi di suatu wilayah yang telah
berhasil diusahakan oleh Koperasi untuk tidak di usahakan oleh badan
usaha lain.

2. Persyaratan dan tata cara pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
diatur lebih lajut dengan Peraturan Pemerintah (PP).

85
AGUS WUSTHO, 087775514908

Anda mungkin juga menyukai