Anda di halaman 1dari 38

PEDOMAN UMUM BAHASA

INDONESIA (PUEBI)
Kelompok 3, Manajemen B
Endah Bati Purnama
Kusmarini Dwi Rahayu
Salma Agustin
Our Services
OUT LINE

1 Sejarah Ejaan
Bahasa Di Indonesia
2Pemakaian
Huruf

3 Penulisan Kata
Sejarah Ejaan Bahasa di Indonesia
Kelompok 3 Manajemen B
Sejarah Ejaan Bahasa Di Indonesia
Ejaan merupakan tata cara penulisan huruf, kata dan kalimat sesuai dengan standarisasi yang
telah di sepakati dalam kaedah Bahasa Indonesia.

Ejaan Republik Ejaan MelIndo

1901 1947 1957 1959


Ejaan Van Ophusyen Ejaan Pembaharuan

EYD

1967 1972 2015


Ejaan Baru EBI
Sejarah Ejaan Bahasa Di Indonesia

1. Ejaan Van Ophusyen 1901-1947 2. Ejaan Republik 1947-1972


Ciri-ciri Ejaan Van Ophuysen: Ciri-ciri Ejaan Republik:
 Huruf “I” untuk membedakan antara  Huruf “oe” diganti dengan “u” pada
huruf I sebagai akhiran dan karenanya kata-kata guru, itu, umur, dan
harus dengan diftong seperti mulai sebagainya.
dengan ramai, juga digunakan untuk
huruf “y” soerabaia.  Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis
dengan “k” pada kata-kata tak, pak,
 Huruf “j” untuk menuliskan kata-kata rakjat, dan sebagainya.
jang, pajah, sajang dan sebagainya.
Huruf “oe” untuk menuliskan kata-kata  Kata ulang boleh ditulis dengan angka
goeroe, itoe,oemoer, dan sebagainya. 2, seperti kanak2, ber-jalan2, ke-
barat2-an.
 Tanda diakritik seperti koma, ain dan
tanda , untuk menuliskan kata-kata  Awalan di- dan kata depan di kedua-
ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dan sebagainya. duanya ditulis serangkai dengan kata
yang mendampinginya.
Sejarah Ejaan Bahasa Di Indonesia

3. Ejaan Pembaharuan (1957-1959) 4. Ejaan Melindo-Melayu Indonesia (1959-1967)

Ciri-ciri Ejaan Pembaharuan: Ciri-ciri Ejaan Melindo:

 Gabungan konsonan dj diubah menjadi j  Gabungan konsonan tj, seperti pada kata tjinta,
diganti dengan c menjadi cinta juga gabungan
 Gabungan konsonan tj diubah menjadi ts konsonan nj seperti njonja, diganti dengan huruf
nc, yang sama sekali masih baru.
 Gabungan konsonan ng diubah menjadi ŋ
5. Ejaan Baru atau Ejaan LBK (1967-1971)
 Gabungan konsonan nj diubah menjadi ń
Pada ejaan ini sudah banyak perubahan
 Gabungan konsonan sj diubah menjadi š ejaan yang disempurnakan, hampir tidak ada
 Gabungan vokal (diftong) ai, au, dan oi,
perbedaan antara ejaan Baru dengan EYD, kecuali
ditulis berdasarkan pelafalannya yaitu pada rincian kaidah-kaidahnya.
menjadi ay, aw, dan oy.
Sejarah Ejaan Bahasa Di Indonesia
6. Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan – EYD (1972-2015)
Kebijakan baru yang ditetapkan dalam EYD, antara
lain: Secara umum, hal-hal yang diatur dalam EyD
adalah:
 Huruf f, v, dan z yang merupakan unsur serapan
dari bahasa asing diresmikan pemakaiannya.
 Penulisan huruf, termasuk huruf kapital dan
huruf miring.
 Huruf q dan x yang lazim digunakan dalam
bidang ilmu pengetahuan tetap digunakan,
misalnya pada kata furqan, dan xenon.  Penulisan kata.

 Awalan “di-” dan kata depan “di” dibedakan  Penulisan tanda baca.
penulisannya. Kata depan “di” pada contoh di
rumah, di sawah, penulisannya dipisahkan  Penulisan singkatan dan akronim.
dengan spasi, sementara “di-” pada dibeli atau
dimakan ditulis serangkai dengan kata yang  Penulisan angka dan lambang bilangan.
mengikutinya.
 Penulisan unsur serapan.
 Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang
unsur-unsurnya. Angka dua tidak digunakan
sebagai penanda perulangan.
Sejarah Ejaan Bahasa Di Indonesia
6. Ejaan Bahasa Indonesia – EBI (2015)

Pedoman Umum Ejaan Bahasa


Indonesia (PUEBI) ini disusun berdasarkan Perbedaan Ejaan Bahasa Indonesia
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan EYD adalah:
Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 yang
diterbitkan pada tanggal 26 November 2015 ▪ Penambahan huruf vokal diftong. Pada EYD, huruf
tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, diftong hanya tiga yaitu ai, au, oi, sedangkan pada
EBI, huruf diftong ditambah satu yaitu ei (misalnya
serta untuk menyempurnakan Pedoman Umum
pada kata geiser dan survei).
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
(PUEYD) edisi ketiga. ▪ Penggunaan huruf tebal. Dalam EYD, fungsi huruf
tebal ada tiga, yaitu menuliskan judul buku, bab,
dan semacamnya, mengkhususkan huruf, serta
menulis lema atau sublema dalam kamus. Dalam
EBI, fungsi ketiga dihapus.
Pemakaian Huruf
Kelompok 3 Manajemen B
Pemakaian Huruf
01 Huruf Abjad 06 Huruf Kapital
02 Huruf Vokal 07 Huruf Miring
03 Huruf Konsonan 08 Huruf Tebal
04 Huruf Diftong

05 Gabungan Huruf Konsonan


01 Huruf Abjad
Abjad yang digunakan
dalam ejaan bahasa Indonesia
terdiri atas 26 huruf. Adapun nama
huruf diterangkan di kolom ketiga.
Untuk lebih jelasnya, silahkan
perhatikan tabel berikut :
02 Huruf Vokal
Keterangan :
Untuk keperluan pelafalan kata secara tepat,
diakritik berikut bisa digunakan apabila ejaan kata
menimbulkan keraguan. Hal itu biasanya berlaku pada huruf
vokal e. Inilah contohnya :
 Diakritik (é) dilafalkan [e].
Contoh :
Rudi dan Intan bermain di teras (téras).
Kecap (kécap) itu dibuat dari kedelai pilihan.
 Diakritik (è) dilafalkan [ε].
Contoh :
Kami menonton film seri (sèri) di rumah.
Pertahanan militer (militèr) indonesia cukup kuat.
 Diakritik (ê) dilafalkan [ǝ].
Contoh :
Upacara tersebut dihadiri oleh pejabat teras (têras)
pemerintah.
Pertandingan sepak bola itu berakhir seri (sêri).
03 Huruf Konsonan

Huruf yang melambangkan


konsonan dalam bahasa Indonesia
terdiri atas huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l,
m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
04 Huruf Diftong

Di dalam bahasa Indonesia terdapat


pengkombinasian dua huruf vokal yang di
sebut deNgan huruf diftong. Pengucapan
bunyinya dilakukan secara luncur dan
tingginya tidak sama. Dengan kata lain, huruf
vokal pertama pembunyiannya tinggi,
sedangkan huruf vokal kedua rendah.
05 Gabungan Huruf Konsonan
Dalam bahasa Indonesia,
terdapat gabungan huruf konsonan.
Yang berupa kh. Ng, ny, dan sy. Masing
– masing melambangkan satu uny
konsonan.
Keterangan :
Nama orang, badan hukum, dan nama
diri lainnya ditulis sesuai dengan Ejaan
Bahasa indonesia, kecuali apabila ada
pertimbangan tertentu.
06 Huruf Kapital
1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama awal kalimat.
Misalnya:
Apa maksudnya?
Dia membaca buku

2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf


pertama unsur nama orang, termasuk
julukan.
Misalnya:
Amir Hamzah
06 Huruf Kapital
• Nama, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya. Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama
Catatan huruf kapital di peristiwa sejarah.
pakai sebagai huruf
• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
pertama: bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
• Setiap kata nama agama, kitab
suci, dan Tuhan, termasuk • Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan
sebutan dan kata ganti untuk langsung.
Tuhan.
• Unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau
akade-mik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik
yang mengikuti nama orang, profesi, serta nama jabatan dan
kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan.
• Unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang
atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu,
nama instansi, atau nama tempat.
06 Huruf Kapital • Nama geografi.

Catatan huruf kapital di • Unsur singkatan nakma gelar, pangkat, atau sapaan.
pakai sebagai huruf
pertama:
• Kata penunjuk hubungan kekerabatan, misalnya
bapak, ibu, saudara, saudari, kakak, adik, paman,
dan bibi, serta kata atau ungkapan lain yang
digunakan dalam penyapaan atau pengacuan.
• Semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang
sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan,
organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti
di, ke , dari, dan, yang, dan untuk.
• Semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna)
di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah, serta
nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti
di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada
posisi awal.
06 Huruf Kapital
Catatan huruf kapital tidak
dipakai sebagai huruf
pertama:
• Kata yang bermakna ‘anak dari’,
seperti bin,binti, boru, dan van, atau
huruf pertama kata tugas.

• Nama orang yang merupakan


nama jenis atau satuan ukuran.
07 Huruf Miring
Pengertian Contoh
 Saya sudah membaca buku Negarakertagama
 Huruf miring digunakan untuk menuliskan
karangan Mpu Prapanca.
judul buku, nama majalah, dan nama surat
 Pusat Bahasa. 2011. Kamus Besar Bahasa
kabar yang dikutip dalam tulisan,
Indonesia Pusat Bahasa. Edisi Keempat (Cetakan
termasuk daftar pustaka.
Kedua). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
 Huruf miring digunakan untuk menegaskan
atau mengkhususkan huruf, bagian kata,  Huruf pertama kata abad adalah a.
kata, atau kelompok kata dalam kalimat  Huruf terakhir kata ahad ialah d.

 Huruf miring dipakai untuk menuliskan  Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangosana.
kata atau ungkapan dalam bahasa daerah
atau bahasa asing.  Orang tua harus bersikap tut wuri handayani terhadap
anak.
06 Huruf Kapital

Keterangan:

Kalimat maupun teks berbahasa asing atau


Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik
berbahasa daerah yang dikutip secara langsung
(bukan komputer), bagian yang akan dicetak
dalam teks berbahasa Indonesia ditulis dengan
miring ditandai dengan garis bawah.
huruf miring.
08 Huruf Tebal

 Huruf tebal dipakai untuk menegaskan  Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan
bagian tulisan yang sudah ditulis miring. bagian- bagian karangan, seperti judul buku,
bab, atau subbab.

Misalnya:
 Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, Misalnya:
tidak terdapat dalam Ejaan Bahasa 1.1 Latar Belakang dan Masalah
Indonesia. 1.1.1 Latar Belakang
 Kata et dalam ungkapan ora et labora 1.1.2 Masalah
berarti ‘dan’.
Penulisan Kata
Kelompok3 Manajemen B
Penulisan Kata
01 Kata Dasar 05 Pemenggalan Kata 09 Angka dan Bilangan

02 Kata Berimbuhan 06 Kata depan 10 Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan -
nya

03 Bentuk Ulang 07 Partikel 11 Kata Sandang si dan sang

04 Gabungan kata Singkatan dan


08 Akronim
Kata Dasar

Kata dasar ditulis debagai satu kesatuan.


Contoh:
Buku ini sangat bagus.
Kantor pajak penuh sesak.

Ika pergi ke sekolah


Kata Berimbuh
Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran,
maupun gabungan awalan dan
akhiran) ditulis serangkai dengan a. Imbuhan yang diserap dari unsur asing, seperti -isme, -man, -wan, atau, -
bentuk dasarnya. wi,ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya. Misalnya: sukuisme, seniman.

Misalnya: b. Bentuk terikat yang di ikuti oleh kata yang berhuruf awal kapital atau
berjalan menyudahi singkatan yang berupa huruf kapital dirangkaikan dengan tanda hubung (-).
dipermainkan membela Contohnya: non-Indonesia

c. Bentuk maha yang diikuti kata turunan yang mengacu pada nama atau sifat
Bentuk terikat ditulis serangkai Tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal kapital. Contohnya: Kita berdoa
dengan kata yang mengikutinya. kepada Tuhan Yang Maha Pengampun.

Misalnya: d. Bentuk maha yang diikuti kata dasar yang mengacu kepada nama atau sifat
adipati multilateral Tuhan, kecuali kata esa, ditulis serangkai. Contohnya: Segala puji bagi Tuhan
adibusana narapidana Yang Mahabesar.
Bentuk Ulang
Keterangan
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda
hubung (-) di antara unsur-unsurnya Bentuk ulang gabungan kata cukup ditulis dengan
mengulang unsur pertama.
Contoh : Contoh :
anak-anak mata-mata
berjalan-jalan mencari-cari surat kabar → surat-surat kabar
kapal barang → kapal-kapal barang
rak buku → rak-rak buku
Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata Gabungan kata yang penulisannya terpisah tetap
majemuk, termasuk istilah khusus, ditulis ditulis terpisah apabila mendapat awalan atau
terpisah. akhiran.
Misalnya: Misalnya:
cendera mata meja tulis bertepuk tangan garis bawahi Gabungan kata yang
duta besar model linear menganak sungai sebar luaskan sudah benar-benar padu
ditulis serangkai.
Misalnya:
acapkali manasuka
Gabungan kata yang bisa menimbulkan salah
pengertian ditulis dengan menambahkan Gabungan kata yang mendapat awalan dan adakalanya matahari
tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya. akhiran sekaligus ditulis serangkai.
Misalnya: Misalnya:
ibu-bapak kami ibu bapak-kami dilipatgandakan penghancurleburkan
buku-sejarah baru buku sejarah-baru menggarisbawahi pertanggungjawaban

Gabungan Kata
1. Pemenggalan Kata
a. Jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan
pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf vokal, yaitu: Bu-
ah, Ma-in.

2. Pemenggalan kata turunan sedapat-dapatnya b. Huruf diftong ai, au, ei dan oi tidak di penggal, yaitu: Pan-dai, Au-la.
dilakukan di antara bentuk dasar dan unsur
pembentuknya. Contohnya: ber-jalan, mem- c. Jika ditengah kata dasar terdapat huruf konsonan (terma-suk
gabungan huruf konsonan) di antara dua huruf vokal,
pertanggungjawabkan
pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonan itu. Yaitu: Ba-
pak, la-wan

d. Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang


berurutan, pemenggalannya dilakukan diantara kedua huruf
konsonan itu.Yaitu: Ap-ril, Cap-lok.

e. Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih
yang masing-masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya
dilakukan di anatar huruf kon-sonan yang pertama dan huruf
konsonan yang kedua.
Kata Depan

Kata depan seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari
kata yang mengikutinya.

Misalnya:
– Di mana dia sekarang?
– Kain itu disimpan di dalam lemari.
– Dia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.
– Saya pergi ke sana mencarinya.
– Cicin itu terbuat dari emas
1. Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya. Misalnya:
 Rawatlah buku itu baik-baik. 3. Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari
 Dialah yang kamu cari selama ini. kata yang mengikutinya.
Misalnya:
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Misalnya:
 Mereka masuk ke dalam ruang ujian satu per satu.
 Apa pun permasalahannya, dia dapat mengatasinya secara bijaksana.
 Harga kain itu Rp40.000,00 per meter.
 Hendak pulang larut malam pun sudah ada kendaraan.  Semua karyawan di perusahaan tersebut mendapatkan kenaikan gaji
per 1 Januari.
Keterangan:
Partikel pun yang merupakan unsur kata penghubung ditulis serangkai.
Contoh:
Adapun penyebab kecelakaan itu belum diketahui.
Bagaimanapun tugas itu akan diselesaikan oleh Nita.
Singkatan dan Akronim
Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pang-kat di Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, ukuran,
ikuti dengan tanda titik pada setiap unsur singkatan itu. Misalnya: W.R takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
Supratman yaitu Wage Rudolf Supartman. Misalnya: Cu yaitu kuprum.

Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama


lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau Akronim nama diri yang terdiri atas huruf awal setiap
organisasi, serta nama dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital tanpa kata ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Misalnya: BIN
tanda titik. Misalnya: NKRI yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia. yaitu Badan Intelegejen Negara.

Singakatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang


bukan nama diri ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik. Misalnya Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata
SD yaitu Sekolah Dasar. atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan
huruf awal kapital. Misalnya: Bulog yaitu Badan Urusan Logistik
Singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti dnegan
tanda titik. Misalnya: dll yaitu dan lain-lain.
Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf
Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim dipakai awal dan suku kata atau gabungan suku kata ditulis dengan huruf
dalam surat-menyurat masing-masing diikuti oleh tanda titik. Misalnya a.n kecil. Misalnya: Pemilu yaitu pemilihan umum.
yaitu atas nama.
Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu
atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika dipakai secara
berurutan seperti dalam perincian. Contoh: Mereka menonton drama
itu sampai tiga kali Angka dipakai untuk menyatakan (a) ukuran
panjang, berat, luas, isi, dan waktu serta (b) nilai uang.
Contohnya: 0,5 sentimeter dan 5 kilogram.
 Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Contoh: Lima
Puluh siswa teladan mendapat beasiswa dari pemerintah. Angka dipakai untuk menomori alamat, seperti jalan,
 Apablia bilangan pada awal kalimat tidak dinyatakan dengan satu rumah, apartemen, atau kamar. Contohnya: Jalan Tanah
atau dua kata, susunan kalimatnya diubah. Contoh: Panitia Abang I No. 15 atau Jalan Tanah Abang I/15
mengundang 250 orang peserta.

Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis Angka dipakai untuk menomori bagian karangan atau
sebagian dengan huruf supaya lebih mudah dibaca. Contoh: Dia ayat kitab suci. Contohnya: Bab X, Pasal 5, halaman 252
mendapatkan bantuan 250 juta rupiah untuk mengembangkan
usahanya.
Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
Penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus
 Bilangan Utuh. Contohnya: dua belas (12)
dilakukan dalam peraturan perundang-undangan, akta,
 Bilangan Pecahan. Contohnya: Setengah atau seperdua (1Τ2)
dan kuitansi. Contohnya: UUD 1945.

Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara: abad Penulisan bilangan yang dilambangkan dengan angka dan
XX, abad ke-20, abad kedua puluh. diikuti huruf dilakukan sebagai berikut: Saya lampirkan
tanda terima uang sebesar Rp900.500,50 (sembilan
ratus ribu lima ratus rupiahlima puluh sen).
Penulisan angka yang mendapat akhiran –an dilakukan dengan
cara berikut: Lima lembar uang 1.000-an (lima lembar uang
Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis
seribuan).
dengan huruf. Misalnya: Kelapadua atau Kotonanampek.
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya, sedangkan –ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai
dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Rumah itu telah kujual.
Majalah ini boleh kaubaca.

Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan diperpustakaan.


Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Misalnya : Catatan:
Huruf awal sang ditulis dengan huru kapital jika sang
Surat itu dikembalikan kepada si pengirim.
merupakan unsur nama Tuhan.
Ibu itu menghadiahi sang suami kemeja batik. Contohnya:
Kita harus berserah diri pada Sang Pencipta.

Pura dibangun oleh umat Hindu untuk memuja Sang


Hyang Widhi Wasa.
Mengetahui Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI) serta menggunakannya dalam kehidupan Kesimpulan
sehari-hari sangat penting karena kita sebagai bangsa
Indonesia ikut membudayakan bagaimana cara menulis
Bahasa Indonesia dengan baik dan benar. PUEBI dapat
dijadikan pedoman dalam berbahasa Indonesia. Berbahasa
yang baik sering kali dikatakan sulit dan kaku. Untuk itu
penulis menyarankan agar pembaca memperlajari PUEBI,
cek KBBI (Kamus Besar Bahas Indonesia) juga
menerapkannya dalam keseharian.

Anda mungkin juga menyukai