Teknik follow the money pertama adalah melihat naluri penjahat. Tanpa disadari,
naluri ini akan meninggalkan jejak berupa gambaran mengenai arus uang. Teknologi
informasi merupakan factor penting dalam teknik follow the money.
Naluri penjahat
Dalam kejahatan, pelaku berusaha memberi kesan tidak terlibat atau memberikan
alibi dan identitas palsu lainnya. Identitas orang lain ini terlihat dalam dokumen
penting seperti perjanjian yang nantinya akan dipakai oleh penyidik sebagai barang
bukti. Sehingga identitas asli pelaku sama sekali tidak tampak. Kalau identitas
pelaku terlanjur muncul dalam dokumen, pelaku berupaya menghancurkan
dokumen tersebut. Pelaku kejahatan berusaha memberi kesan bahawa dia tidak ada
di TKP ketika kejahatan berlangsung.
Dalam melakukan fraud, motifnya adalah mendapatkan uang, untuk dirinya, orang
lain atau organisasi. Meski pelaku memberi kesan bahwa ia tidak terlibat, harus ada
aliran uang menuju tempat tujuan akhir. Naluri pelaku fraud inilah yang mendasari
teknik audit investigative follow the money.
Dana mengalir bertahap dan berakhir di satu atau beberapa tempat tujuan akhir
inilah yang memberi petunjuk kuat mengenai pelaku fraud. Mengikuti jejak yang
ditinggalkan aliran dana inilah yang dilakukan penyidik dalam teknik follow the
money. Teknik follow the money juga membawa hasil baik bagi KPK dalam berbagai
aliran dana ke anggota DPR, partai politik, dan pihak lain.
antara jaringan terorisme dan menghimpun sumber dana yang berada di dalam
maupun luar negeri. Dari kutipan diatas terlihat ada hubungan antara terorisme
sebagai kejahatan utama dengan pencucian uang. Uang dalam kasus ini digunakan
untuk mendanai tindak pidana utamanya. Oleh karena itu pencucian uang dalam
terorisme disebut reverse money laundering atau pencucian uang terbalik.
Money Laundering (ML) dan Reverse Money Laundering (RML)
ML : Predicate crime Uang (hasil kejahatan) Pencucian uang
RML : Uang (untuk mendanai kejahatan) Pencucian uang Predicate crime