Anda di halaman 1dari 12

PERUSAHAAN DAGANG: KETENTUAN BISNIS DAN PENCATATAN AKUNTANSI BAB 9

PERUSAHAAN DAGANG:
KETENTUAN BISNIS DAN PENCATATAN AKUNTANSI
1. KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAGANG
Perusahaan lazimnya dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu perusahaan jasa,
perusahaan dagang, dan perusahaan manufaktur. Karakteristik utama masing-masing
perusahaan disajikan di Peraga 9.1 berikut ini.

Peraga 9.1: Karakteristik Perusahaan Berdasar Jenis Usaha


Jenis Perusahaan Output yang Dihasilkan Aktivitas yang Dilakukan
Jasa Jasa/fasilitas Menyediakan fasilitas atau layanan
Dagang Barang Membeli barang dagangan dan menjualnya kembali
Membeli bahan baku, mengolahnya, dan menjualnya
Manufaktur Produk
berupa produk jadi

Yang lazimnya termasuk perusahaan jasa antara lain adalah perusahaan


telekomunikasi, perusahaan konsultasi, perusahaan transportasi, dan perusahaan
persewaan mobil. Yang termasuk perusahaan dagang antara lain adalah supermarket,
toko kelontong, toko komputer, dan toko buku. Yang termasuk perusahaan manufaktur
antara lain adalah perusahaan buku tulis, perusahaan susu kaleng, dan pertambangan.
Kegiatan utama perusahaan dagang adalah membeli barang dari pemasok dan
menjualnya ke pembeli. Barang yang diperjual-belikan lazim disebut barang dagangan
(selanjutnya disingkat BD). Karakteristik utama perusahaan dagang adalah:
a. Transaksi jual-beli BD merupakan aktivitas utama perusahaan
b. Barang yang diperjual-belikan tidak mengalami perubahan secara substansi.
c. Perusahaan lazimnya memiliki persediaan BD.
d. Terdapat transaksi yang memiliki hubungan langsung dan proporsional, yaitu antara
kegiatan pengadaan dan penjualan BD.

2. KETENTUAN UMUM DI BISNIS


Berikut ini ketentuan-ketentuan yang lazim berlaku umum di bisnis dan
dipertimbangkan relevan untuk diketahui dalam rangka pencatatan akuntansi.

Penyerahan Hak Kepemilikan Barang Dagangan


Terutama jika lokasi antara penjual dan pembeli berjauhan, penetapan tempat
terjadinya penyerahan hak kepemilikan atas BD sangat penting terkait dengan pihak-pihak
yang harus menanggung ongkos pengiriman. Terdapat dua ketentuan yang lazim, yaitu:
a. FOB (free on board) shipping point; penyerahan hak kepemilikan atas BD
dilakukan di gudang penjual. Dengan demikian, semua ongkos pengiriman BD sejak
dari BD dikeluarkan dari gudang penjual merupakan tanggungan pembeli (buyer).
b. FOB (free on board) destination; penyerahan hak kepemilikan atas BD dilakukan di
gudang pembeli. Dengan demikian, semua ongkos pengiriman BD ditanggung oleh
penjual (seller).

www.akuntamatika.com 155
PERUSAHAAN DAGANG: KETENTUAN BISNIS DAN PENCATATAN AKUNTANSI BAB 9

Contoh (a): Perusahaan Tepat menjual BD ke perusahaan Janji. Harga beli BD


Rp8.500.00, ongkos pengiriman Rp500.000, FOB Shipping point.
Analisis Fakta: Ongkos pengiriman Rp500.000 ditanggung pembeli (perusahaan Janji).

Contoh (b): Perusahaan Tentram di Yogyakarta menjual BD ke perusahaan


Sejahtera di Palangkaraya Kalimantan. Harga beli BD Rp3.600.000,
ongkos pengiriman 10% dari harga beli, FOB Destination.
Analisis Fakta: Ongkos angkut Rp360.000 ditanggung oleh Tentram.

Insentif Pelunasan Kredit


Kadangkala penjual menawarkan insentif berupa potongan harga (discount) agar
pembeli mau melunasi dalam tenggat (kurun) waktu tertentu. Sebagai catatan,
penghitungan tenggat atau kurun waktu dapat bervariasi sesuai kebijakan perusahaan.
Satu ketentuan yang lazim digunakan dalam penentuan tenggat waktu adalah Mulai
tanggal transaksi – Sampai dengan tanggal pelunasan (m-s/d): tanggal transaksi tidak
dihitung, sedangkan tanggal pelunasan dihitung.
Terdapat dua (2) macam ketentuan yang lazim digunakan, yaitu:
a. 2/10, n/30 (baca: dua-sepuluh, n-tigapuluh); potongan harga diberikan sebesar 2%
apabila pembeli melunasi utang dalam jangka waktu 10 hari setelah tanggal transaksi,
dan pembeli harus melunasi utang paling lambat 30 hari setelah tanggal transaksi.

Contoh (c): 01 Juni Perusahaan menjual BD Rp1.000.000 kredit (2/10, n/30).


Analisis Fakta: Jika pembeli melunasi utang tersebut paling lambat 11 Juni maka
pembeli mendapat potongan harga (Rp1.000.000 x 2%) = Rp20.000.
Pembeli harus melunasi paling lambat 01 Juli sejumlah Rp1.000.000.

b. 2/10, EOM (end of month); potongan harga diberikan sebesar 2% jika pembeli
melunasi dalam jangka waktu 10 hari setelah tanggal transaksi, dan pembeli harus
melunasi utang paling lambat tanggal terakhir di bulan transaksi.

Contoh (d): 13 Juni Perusahaan membeli BD secara kredit Rp2.000.000 dengan


ketentuan 2/10,EOM.
Analisis Fakta: Jika perusahaan membayar utang paling lambat 23 Juni maka
berhak mendapat potongan harga (Rp2.000.000 x 2%) = Rp40.000.
Perusahaan harus membayar utang tersebut paling lambat 30 Juni
sebesar Rp1.000.000 tanpa mendapat potongan harga.

Retur dan Keringanan Harga


Jika BD yang diperjual-belikan tidak sesuai pesanan atau mengalami rusak maka
pembeli dapat melakukan salah satu berikut ini:
a. Mengembalikan (retur) BD tersebut ke penjual.
b. Meminta keringanan/pengurangan harga (allowance) tanpa disertai pengembalian BD.

www.akuntamatika.com 156
PERUSAHAAN DAGANG: KETENTUAN BISNIS DAN PENCATATAN AKUNTANSI BAB 9

Contoh (e): 3 Mei perusahaan mengembalikan BD Rp780.000 karena rusak yang


Dibeli secara kredit dan masih belum dilunasi
Analisis Fakta: Bagi perusahaan pembeli, terdapat retur pembelian Rp780.000 yang
mengurangi saldo utang dagang dan BD. Bagi penjual, terjadi retur penjualan Rp780.000
yang mengurangi penjualan dan saldo piutang dagang, dengan disertai penerimaan BD.

Contoh (f): 20 Mei perusahaan memberitahu ke penjual bahwa barang yang


dikirimkan tidak sesuai spesifikasi. Penjual setuju memberi keringanan
harga Rp194.000 yang diperlakukan sebagai pengurang piutang.
Analisis Fakta: Bagi pembeli, terdapat keringanan pembelian Rp280.000 yang
mengurangi utang dagang. Bagi penjual, terjadi keringanan penjualan
Rp280.000 yang mengurangi penjualan dan piutang dagang, tanpa
disertai penerimaan BD.

3. PENGETAHUAN DASAR AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG

Berikut ini beberapa pengetahuan dasar terkait akuntansi di perusahaan dagang.

Akuntansi Perusahaan Jasa vs. Akuntansi Perusahaan Dagang


Karakteristik utama yang membedakan antara perusahaan jasa dan perusahaan
dagang adalah barang dagangan (BD). Sistem pencatatan akuntansi di perusahaan jasa
pada dasarnya juga berlaku untuk akuntansi di perusahaan dagang. Peraga 9.2 berikut ini
menunjukkan kesamaan dan hubungan diantara kedua jenis perusahaan.

Peraga 9.2: Hubungan Akuntansi Perusahaan Jasa dan Akuntansi Perusahaan Dagang

TRANSAKSI-TRANSAKSI BARANG DAGANGAN


A P
K E D
U R
A
N U
T S G
AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA
RAGAM TRANSAKSI DI PERUSAHAAN JASA A A A
(PEMBAHASAN DI BAB 1 SAMPAI DENGAN BAB 8) N H N
S A G
I A
N

Perbedaan antara akuntansi perusahaan dagang dan perusahaan jasa terutama


terkait transaksi yang melibatkan BD. Terdapat tiga topik utama yang terkait dengan BD:
1) Pembelian BD, khususnya penentuan kos atau harga perolehan;
2) Penjualan BD, khususnya penentuan kos barang terjual (KBT) atau pernah lazim
dikenal istilah harga pokok penjualan (HPP); dan
3) Penyusunan laporan keuangan, khususnya penyajian laporan laba/rugi dan laporan
kos barang terjual.

www.akuntamatika.com 157
PERUSAHAAN DAGANG: KETENTUAN BISNIS DAN PENCATATAN AKUNTANSI BAB 9

Pembelian BD: Kos Barang Dagangan


Pada awalnya perusahaan membeli BD dari supplier/rekanan. Semua pengeluaran
yang terkait langsung dengan usaha-usaha untuk memperoleh BD sampai dengan BD
siap dijual diperlakukan sebagai komponen kos (cost) atau harga perolehan BD. Kos BD
meliputi komponen-komponen berikut ini (dapat bersifat menambah maupun mengurangi):
a. Harga beli BD (menambah kos); harga beli yang diakui adalah harga bersih setelah
dikurangi iming-iming pemasaran. Akuntansi tidak memperhitungkan iming-iming
pemasaran karena sejauh ini iming-iming tersebut dipertimbangkan sebagai teknik
marketing semata untuk menggoda psikologi calon pembeli.
b. Retur pembelian (mengurangi kos); komponen terjadi jika pembeli mengembalikan
secara fisik BD yang dibeli ke penjual.
c. Pengurangan harga pembelian (mengurangi kos); komponen ini terjadi jika pembeli
meminta pengurangan harga karena, misalnya, BD tidak sesuai pesanan.
d. Potongan pembelian (mengurangi kos); komponen ini terjadi jika pembeli melunasi
utang dagang dalam periode potongan.
e. Ongkos angkut pembelian (menambah kos); komponen ini terjadi jika ketentuannya
FOB Shipping point sehingga ongkos angkut ditanggung pembeli.

Penjualan BD: Kos Barang Terjual (KBT) dan Metode Penghitungan


Pada saat penjualan sebenarnya terdapat 2 transaksi yang terjadi bersamaan.
Transaksi pertama adalah penjualan BD yang dicatat sebesar harga jual, dan transaksi
kedua adalah perubahan BD dari aset menjadi beban yang dicatat sebesar kos BD yang
terjual. Pencatatan kos BD yang terjual ditampung di akun Kos barang terjual (KBT) atau
Harga pokok penjualan (HPP). Dengan demikian, akun HPP atau KBT merupakan
kumpulan dari kos-kos BD yang telah terjual. Peraga 9.2 mengilustrasikan substansi KBT.

Peraga 9.2: Hubungan Akun PBD dan KBT


Saat Pembelian BD Saat Penjualan BD
Kos BD YZ yang Kos BD YZ yang
dibeli Rp750.000 terjual Rp750.000

Persediaan BD (sebagai Aset) Kos Barang Terjual (sebagai Beban)

Contoh (g): 21 Agustus perusahaan membeli BD 60 unit dengan harga


Rp50.000/unit. Setengah (1/2) dari BD tersebut terjual di tanggal 3
September dengan harga Rp60.000/unit. Berapakah besarnya
penjualan dan KBT (kos barang terjual)?
Analisis Fakta: Besarnya penjualan adalah 30 unit x Rp60.000 = Rp1.800.000
Besarnya KBT adalah 30 unit x 50.000 = Rp1.500.000.

www.akuntamatika.com 158
PERUSAHAAN DAGANG: KETENTUAN BISNIS DAN PENCATATAN AKUNTANSI BAB 9

Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk penentuan KBT, yaitu:
a) Metode identifikasi khusus; teknik ini adalah yang terbaik dan seharusnya diusahakan
untuk digunakan karena mencerminkan KBT yang sesungguhnya.
b) Metode FIFO (first in first out); teknik ini mengasumsikan bahwa BD yang pertama
dibeli (first in) maka merupakan BD yang pertama dijual (first out).
c) Metode LIFO (last in first out); teknik ini mengasumsikan bahwa BD yang terakhir di
beli (last in) maka merupakan BD yang pertama dijual (first out).
d) Metode rata-rata sederhana (simple average); teknik ini menggunakan harga rata-
rata/unit BD yang dibeli (tanpa memperhitungkan jumlah) sebagai tarif.
e) Metode rata-rata tertimbang (weighted average); teknik ini menggunakan harga rata-
rata/unit BD yang dibeli (dengan memperhitungkan jumlah) sebagai tarif.

Contoh (i): 13 Juni perusahaan membeli BD sepeda tipe LANANG 6 unit dengan
harga Rp400.000/unit. 17 Juni perusahaan membeli sepeda tipe
LANANG 4 unit dengan harga Rp420.000/unit. 20 juni perusahaan
menjual 7 sepeda tipe LANANG dengan harga Rp500.000/unit.
Berapakah besarnya penjualan dan KBT (kos barang terjual)?
Analisis Fakta: a) Jika diketahui 7 sepeda yang terjual tanggal 20 Juni dari pembelian
13 Juni 5 unit dan dari pembelian 17 Juni 2 unit maka besarnya KBT:
(5 x Rp400.000) + (2 x Rp420.000) = Rp2.840.000.
b) Jika perusahaan menggunakan metode FIFO maka besarnya KBT:
(6 x Rp400.000) + (1 x Rp420.000) = Rp2.820.000.
c) Jika perusahaan menggunakan metode LIFO maka besarnya KBT:
(4 x Rp420.000) + (3 x Rp400.000) = Rp2.880.000.
d) Jika perusahaan menggunakan metode rata-rata sederhana, KBT:
([Rp400.000 + Rp420.000] / 2) x 7 = Rp2.870.000.
e) Jika perusahaan menggunakan metode rata-rata tertimbang, KBT:
[([6 x Rp400.000] + [4 x Rp420.000]) / 10] x 7 = Rp2.856.000

Laporan Laba/Rugi dan Laporan Kos Barang Terjual


Laporan laba/rugi di perusahaan dagang lazim menyajikan laba bruto (gross profit)
yang mencerminkan kinerja yang membandingkan antara penjualan dan kos barang
terjual. Peraga 9.3 menyajikan ilustrasi laporan laba/rugi di perusahaan dagang Adil.

Peraga 9.3: Laporan Laba/Rugi di Perusahaan Dagang (ilustrasi)

Perusahaan dagang Adil


Laporan Laba/Rugi untuk Periode 2012 (1 Jan. s/d 31 Des.)
Penjualan bersih Rp473.000.000
Kos barang terjual (KBT) (Rp363.000.000)
Laba bruto Rp110.000.000
Beban-beban operasional (Rp85.000.000)
Laba bersih sebelum pajak Rp25.000.000
Pajak penghasilan (Rp1.870.000)
Laba bersih setelah pajak Rp23.130.000

www.akuntamatika.com 159
PERUSAHAAN DAGANG: KETENTUAN BISNIS DAN PENCATATAN AKUNTANSI BAB 9

Dalam banyak hal perusahaan dagang juga menyajikan laporan kos barang terjual
(KBT) agar dapat digunakan untuk mengenali pola pembelian BD. Peraga 9.4 menyajikan
ilustrasi laporan KBT di perusahaan dagang Adil.

Peraga 9.4: Penghitungan Kos Barang Terjual (ilustrasi)


Perusahaan Dagang Adil
Penghitungan KBT untuk Periode 2012 (1 Jan. s/d 31 Des.)
Persediaan BD awal, 01/01/2012 Rp50.000.000
Pembelian Rp360.000.000
(-) Potongan pembelian (Rp25.000.000)
(-) Retur & pengurangan pembelian (Rp5.000.000)
Pembelian bersih Rp330.000.000
(+) Ongkos angkut pembelian Rp10.000.000
Kos BD yang dibeli selama 2012 Rp340.000.000
Barang dagangan siap dijual selama tahun 2012 Rp390.000.000
(-) Persediaan BD akhir, 31/12/2012 (Rp27.000.000)
Kos Barang Terjual (KBT) Rp363.000.000

4. SISTEM PENCATATAN TRANSAKSI BD

Barang dagangan merupakan aset (sebagai persediaan) ketika dibeli yang pada gilirannya berubah menjadi
beban (sebagai kos barang terjual ketika dijual. Terdapat dua sistem pencatatan utama terhadap transaksi-
transaksi barang dagangan, yaitu:
a. Sistem Perpetual (disebut juga sistem Kontinyu); setiap transaksi yang menyebabkan perubahan barang
dagangan dicatat di akun PBD (persediaan barang dagangan). Transaksi pembelian BD menambah akun PBD,
sedangkan transaksi penjualan BD mengurangi akun PBD. Menggunakan sistem perpetual maka saldo akun
PBD menyajikan informasi terkini tentang persediaan BD.
b. Sistem Periodik (disebut juga sistem Fisik); perubahan barang dagangan dicatat ke akun PBD secara periodik,
biasanya akhir periode ketika hendak menyusun laporan keuangan. Transaksi-transaksi BD selama periode
berjalan dicatat di akun-akun nominal. Menggunakan sistem periodik maka saldo akun PBD sebatas
menyajikan besaran persediaan BD di awal atau di akhir periode.

www.akuntamatika.com 160
PERUSAHAAN DAGANG: KETENTUAN BISNIS DAN PENCATATAN AKUNTANSI BAB 9

KESIMPULAN

Perusahaan lazimnya diklasifikasi menjadi tiga jenis, yaitu perusahaan jasa, perusahaan
dagang, dan perusahaan manufaktur. Perbedaan antar jenis perusahaan tersebut berdasar
pada keragaman aktivitas bisnis yang ada. Transaksi utama yang lazimnya terdapat di
perusahaan dagang tetapi tidak terdapat di perusahaan jasa adalah transaksi-transaksi yang
terkait dengan pembelian dan penjualan barang dagangan. Sementara itu, transaksi-
transaksi lainnya pada dasarnya terjadi baik di perusahaan jasa maupun perusahaan
dagang. Oleh karena itu, pembelajaran akuntansi di perusahaan dagang lazimnya fokus
pada pencatatan atas transaksi-transaksi yang terkait dengan barang dagangan (BD).
Dalam dunia bisnis terdapat bahasa yang digunakan oleh para pelaku usaha agar
transaksi dapat berjalan optimal. Pembelajaran akuntansi perlu mengenali bahasa bisnis
tersebut agar dapat mengenali fakta. Pada gilirannya akuntansi diharapkan dapat mencatat
fakta yang terjadi di bisnis dengan baik. Beberapa bahasa tersebut antara lain adalah FOB
shipping point, 2/10,n/30, retur barang dagang, dan pengurangan harga.
Akuntansi transaksi barang dagangan meliputi 3 isu utama berikut ini. Pertama,
penentuan kos atau harga perolehan BD yang dibeli. Kedua, penentuan besarnya kos
barang terjual (KBT) atau dulu disebut harga pokok penjualan (HPP). Dalam penentuan KBT,
akuntansi mengenal 5 metode yang lazim digunakan, yaitu identifikasi khusus, first in first out
(FIFO), last in first out (LIFO), rata-rata sederhana, dan rata-rata tertimbang. Ketiga,
penyajian informasi laba bruto (gross profit) yang dapat digunakan sebagai indikator kinerja
sejauh mana perusahaan memperoleh laba dari hasil kegiatan utama, yaitu beli-jual barang
dagangan. Terdapat 2 sistem pencatatan yang dapat digunakan dalam akuntansi transaksi
BD, yaitu sistem Perpetual (Kontinyu) dan sistem Periodik (Fisik).

Kata-kata Kunci

1. FOB shipping point 6. Persediaan barang dagangan (PBD)


2. Metode identifikasi khusus 7. Retur barang dagangan
3. 2/10,n/30 8. First in first out (FIFO)
4. Sistem Perpetual 9. Pengurangan harga (allowances)
5. Laba bruto (gross profit) 10. Sistem Periodik

www.akuntamatika.com 161
PERUSAHAAN DAGANG: KETENTUAN BISNIS DAN PENCATATAN AKUNTANSI BAB 9

SUDUT IFRS

DSAK (2008) menerbitkan PSAK 14 Persediaan


yang bertujuan untuk “mengatur perlakuan akuntansi untuk persediaan. Perlakuan pokok dalam
akuntansi persediaan adalah penentuan jumlah biaya yang diakui sebagai aset dan perlakuan akuntansi
selanjutnya atas aset tersebut sampai pendapatan terkait diakui.” DSAK menyatakan bahwa PSAK 14
ini mengadopsi seluruh pengaturan dalam IAS (International Accounting Standard) 2 per 1 Januari 2008,
kecuali 2 hal terkait dengan aset biolojik dan tentang biaya hasil panen agrikultur karena IAS 41
Agriculture belum diadopsi oleh Indonesia. Menariknya, dalam perjalanannya, IAS 2 Inventories sendiri
nampaknya mengalami amandemen sampai dengan 31 Desember 2010, sejauh ini.
PSAK 14 mengatur terkait dengan perlakuan akuntansi untuk persediaan dalam artian luas.
Berikut ini beberapa kutipan dan ringkasan yang terdapat dalam PSAK 14 Persediaan.
Dalam paragraf 06, DSAK (2008) mendefinisikan “Persediaan adalah aset: (a) tersedia untuk
dijual dalam kegiatan usaha biasa; (b) dalam proses produksi untuk penjualan tersebut; atau (c)
dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian
jasa.” Paragraf 08 menjelaskan bahwa “persediaan meliputi barang yang dibeli dan dimiliki untuk dijual
kembali, misalnya barang dagangan yang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali, atau pengadaan
tana dan property lainnya untuk dijual kembali.”
PSAK 14 juga mengatur tentang pengukuran persediaan. Paragraf 11 menyebutkan “Biaya
pembelian persediaan meliputi harga beli, bea impor, pajak lainnya (kecuali yang kemudian dapat
ditagih kembali oleh entitas kepada otoritas pajak), biaya pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya
lainnya yang secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan, dan jasa. Diskon
dagang, rabat dan hal lain yang serupa dikurangkan dalam menentukan biaya pembelian.” Selanjutnya,
paragraf 22 s/d 26 membahas metode perumusan biaya. Paragraf 22 dan 24 yang merupakan prinsip-
prinsip utama mencantumkan bahwa “Biaya untuk persediaan yang secara umum tidak dapat
ditukar dengan persediaan lain (not ordinary interchangeable) dan barang atau jasa yang
dihasilkan dan dipisahkan untuk proyek tertentu diperhitungkan berdasarkan identifikasi khusus
terhadap biayanya masing-masing.” (paragraf 22). “Biaya persediaan, kecuali yang disebut dalam
paragraf 22, harus dihitung dengan menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar pertama
(MPKP) atau rata-rata tertimbang. Entitas menggunakan rumus biaya yang sama terhadap semua
persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang sama. Untuk persediaan yang memiliki sifat
dan kegunaan yang berbeda, rumus biaya yang berbeda diperkenankan.” (paragraf 24).
Terkait dengan pengakuan persediaan sebagai beban, paragraf 33 PSAK 14 menyatakan bahwa
“Jika persediaan dijual, maka jumlah tercatat persediaan tersebut diakui sebagai beban pada periode
diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut.
Catatan penting: PSAK 14 menegaskan penerapan metode Identifikasi khusus, MPKP (FIFO,
penulis), dan rata-rata tertimbang dan secara implisit melarang penerapan metode LIFO. Sementara
IAS 2 Inventories (edisi 2010) menyatakan secara eksplisit dalam Introduction (IN13): The Standard
does not permit the use of the last-in, first-out (LIFO) formula to measure the cost of inventories.”

www.akuntamatika.com 162
PERUSAHAAN DAGANG: KETENTUAN BISNIS DAN PENCATATAN AKUNTANSI BAB 9

LATIHAN SOAL DAN LEMBAR KERJA)


SOAL 1
PT SENANGKEBAIKAN membeli barang dagangan berupa alat tulis kantor secara kredit dari rekanan PT.
AJAKKEBAIKAN. Untuk mengajak pembeli membayar utang dengan segera, PT. AJAKKEBAIKAN memberi penawaran
berupa fasilitas potongan potongan, tetapi juga mengenakan denda 5% jika pembayaran dilakukan melebihi tanggal yang
telah disepakati. Berikut ini 4 transaksi pembelian BD PT. SENANGKEBAIKAN dari PT. AJAKKEBAIKAN.
1. Tanggal 1 Okt Dibeli BD dengan harga beli Rp1.000.000 FOB Shipping point, 2/10,n/30. Ongkos pengiriman BD
sebesar Rp50.000.
2. Tanggal 3/10 Dibeli BD dengan harga beli Rp2.000.000 FOB Destination, 3/5,n/45. Ongkos pengiriman BD sebesar
Rp100.000.
3. Tanggal 5/10 Dibeli BD senilai Rp2.500.000 FOB Shipping point, 3/5,n/30. Ongkos pengiriman BD sebesar
Rp125.000.
4. Tanggal 10/10 Dibeli BD senilai Rp5.000.000 FOB Destination, 2/10,n/45. Ongkos pengiriman BD sebesar
Rp250.000.

Diminta: Isilah tabel berikut ini untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan (a) dan (b).
a. Tentukan kapan PT.SENANGKEBAIKAN paling lambat harus membayar utangnya ke PT. AJAKKEBAIKAN agar
mendapatkan fasilitas potongan pembelian.
b. Tentukan kapan PT. SENANGKEBAIKAN paling lambat harus membayar utangnya ke PT. AJAKKEBAIKAN agar tidak
dikenai denda 5% karena keterlambatan membayar.

Tanggal Terakhir Tanggal Terakhir


Ketentuan Ketentuan Tanggal
No. Pembayaran Dapat Pembayaran Tanpa
Pembayaran Pengiriman Transaksi
Potongan (a) Denda (b)
01 2/10,n/30 FOB Shipping point 1 Oktober ............... ..................
02 3/5,n/45 FOB Destination 3 Oktober ............... ..................
03 3/5,n/30 FOB Shipping point 5 Oktober ............... ...................
04 2/10,n/45 FOB Destination 10 Oktober ............... ...................

Isilah tabel di bawah ini untuk menjawab pertanyaan (c) dan (d) berikut ini.
c. Tentukan harga perolehan barang dagangan yang harus dibayar PT. SENANGKEBAIKAN untuk tiap-tiap transaksi jika
perusahaan tersebut memanfaatkan insentif potongan yang ditawarkan PT. AJAKKEBAIKAN.
d. Tentukan harga perolehan barang yang harus dibayar PT. SENANGKEBAIKAN untuk masing-masing transaksi jika
perusahaan tersebut memutuskan untuk tidak memanfaatkan insentif potongan tetapi juga tidak terkena denda.

Kos BD jika dibayar


Kos BD jika dibayar
tanpa mendapat
Ketentuan Ongkos dengan mendapat
No. Harga Beli potongan pembelian
Pengiriman Pengiriman potongan pembelian
tetapi tidak didenda
(c)
(d)
01 FOB Shipping point 1.000.000 50.000 Rp........................... Rp............................
02 FOB Destination 2.000.000 100.000 Rp........................... Rp............................
03 FOB Shipping point 2.500.000 125.000 Rp........................... Rp............................
04 FOB Destination 5.000.000 250.000 Rp........................... Rp............................

www.akuntamatika.com 163
PERUSAHAAN DAGANG: KETENTUAN BISNIS DAN PENCATATAN AKUNTANSI BAB 9

SOAL 2
PT. BARANGBAIK selalu memanfaatkan insentif potongan yang ditawarkan oleh penjual. Ketentuan pengiriman adalah
FOB Shipping point. Berikut ini ketentuan pembayaran dan transaksi pembelian BD di PT. BARANGBAIK:

Jumlah kas yang dibayarkan


Ketentuan Ongkos Angkut
No. Nilai Harga beli BD dengan mendapat potongan
Pembayaran Pembelian
(Kos Barang Dagangan)
01
2/10,n/30 Rp25.000 Rp1.005.000
Rp....................................
02
2/10,n/30 Rp25.000 Rp780.000
Rp....................................
03
1/10,n/45 Rp50.000 Rp2.570.000
Rp....................................
04.
3/15,n/45 Rp50.000 Rp815.000
Rp....................................
05
2/15,n/60 Rp25.000 Rp4.950.000
Rp....................................
06
1/5,n30 Rp25.000 Rp490.000
Rp....................................
07
2/5,n/60 Rp50.000 Rp2.080.000
Rp....................................
08
3/15,n/60 Rp50.000 Rp1.520.000
Rp....................................
09
5/5,n/60 Rp25.000 Rp7.540.000
Rp....................................
10
2,5/10,n/30 Rp25.000 Rp5.520.000
Rp...................................

Diminta: Hitunglah harga beli BD dari masing-masing transaksi di atas. Setiap nomor soal berdiri sendiri.

SOAL 3
Perusahaan BERBAGI MANFAAT memberi potongan 10% dari harga normal kepada pelanggan yang membeli antara 10
sampai dengan 50 unit barang dagangan, dan potongan 15% kepada pelanggan yang membeli lebih dari 50 unit barang
dagangan. Harga normal per unit barang dagangan adalah Rp150.000. Jika seorang pelanggan membeli 75 unit barang
dagangan, hitunglah pendapatan dari transaksi penjualan tersebut.

Harga normal/unit Rp.......................

Dikurangi: ..........................................
Rp ......................

Harga jual/unit Rp ......................

Jumlah barang dagangan yang dijual ........

Pendapatan dari penjualan (Rp................./unit x ........ unit) Rp .......................

www.akuntamatika.com 164
PERUSAHAAN DAGANG: KETENTUAN BISNIS DAN PENCATATAN AKUNTANSI BAB 9

SOAL 4
Isilah nilai-nilai moneter yang hilang yang digantikan dengan huruf A s/d M berikut ini (FOB destination).

Deskripsi PT. JUJUR PT. EMPATI PT. IKHLAS PT. AMIN PT. ADIL

Penjualan bersih Rp300.000 Rp600.000 Rp700.000 Rp900.000


K Rp.................

PBD awal Rp95.000 Rp90.000 Rp230.000 Rp260.000


H Rp.................

Pembelian bersih Rp130.000 Rp340.000 Rp500.000


F Rp............... L Rp.................

PBD akhir Rp44.000 Rp185.000 Rp150.000 Rp255.000


C Rp..............

KBT Rp330.000 Rp490.000 Rp660.000


A Rp............. I Rp................

Laba bruto Rp119.000 Rp210.000 Rp260.000 Rp225.000


D Rp..............

Beban operasional Rp90.000 Rp165.000 Rp300.000


E Rp.............. M Rp..............

Laba (Rugi) Rp25.000 (Rp25.000)


B Rp............. G Rp.............. J Rp...............

SOAL 5
Berikut ini akun-akun yang terkait dengan transaksi barang dagangan jika perusahaan membentuknya. Tentukan saldo
normal untuk masing-masing akun.
Nama akun Saldo normal Nama akun Saldo normal
1. Persediaan barang dagangan 1. Penjualan
2. Pembelian 2. Pengurangan penjualan
3. Retur pembelian 3. Potongan penjualan
4. Pengurangan pembelian 4. Beban angkut penjualan
5. Biaya angkut pembelian 5. Kos barang terjual

SOAL 6
Isilah nilai moneter yang hilang di laporan keuangan dari 2 perusahaan.
Deskripsi PT. ILMU KEBAIKAN PT. ILMU UNTUK IBADAH

Penjualan Rp90.000.000.000 Rp.................................

Retur & pengurangan penjualan Rp.................................. Rp5.000.000.000

Penjualan bersih Rp81.000.000.000 Rp95.000.000.000

Kos barang terjual Rp58.000.000.000 Rp.................................

Laba bruto Rp.................................. Rp38.000.000.000

Beban operasional Rp15.000.0000.000 Rp..................................

Laba bersih sebelum pajak Rp.................................. Rp18.000.000.000

www.akuntamatika.com 165
PERUSAHAAN DAGANG: KETENTUAN BISNIS DAN PENCATATAN AKUNTANSI BAB 9

SOAL 7
PT. AMANAHDAGANG membeli barang dagangan dalam satu periode sebanyak empat kali dan menjual sebanyak dua
kali. Tabel berikut merupakan ikhtisar transaksi beli-jual yang dilakukan oleh PT. AMANAHDAGANG selama 1 bulan.
Kos yang
Bulan Tanggal Pembelian Penjualan Saldo BD
tersedia
Mei 3 75 unit @Rp1.600 dijual 75 unit
12 50 unit 25 unit
19 100 unit @Rp1.800 125 unit
22 150 unit @Rp1.850 275 unit
25 215 unit 60 unit
30 50 unit @Rp1.900 110 unit
Total

Berdasar data di atas, besarnya (KBT) tanggal 12 dan 25 Mei jika menggunakan metode:
a. FIFO (First In First Out)
KBT tanggal 12 Mei
Pembelian tanggal Jumlah unit Kos per unit Kos total
........................ .... ............................. Rp......................................
Total KBT (FIFO) Rp......................................

KBT tanggal 25 Mei


Pembelian tanggal Jumlah unit Kos per unit Kos total

…………......................... .... ............................. Rp......................................

…………......................... .... ............................. Rp......................................

…………......................... .... ............................. Rp......................................


Total KBT (FIFO) Rp......................................

b. LIFO (Last In First Out)


KBT tanggal 12 Mei
Pembelian tanggal Jumlah unit Kos per unit Kos total

........................ .... ............................. Rp......................................


Total KBT (LIFO) Rp......................................

KBT tanggal 25 Mei


Pembelian tanggal Jumlah unit Kos per unit Kos total

…………......................... .... ............................. Rp......................................

…………......................... .... ............................. Rp......................................

…………......................... .... ............................. Rp......................................


Total KBT (LIFO) Rp......................................

www.akuntamatika.com 166

Anda mungkin juga menyukai