Anda di halaman 1dari 41

BAB I

GAMBARAN UMUM

1. KEGIATAN PERUSAHAAN DAGANG


Dalam catatan maupun prosedur akuntansi perusahaan dagang tidak
berbeda dengan perusahaan jasa. Sesuai dengan konsep penanding (matching
principle) laba bersih (Rugi) suatu perusahan dagang dihitung dengan cara
mengurangkan biaya untuk memperoleh pendapatan dari hasil penjualan pada
periode yang bersangkutan. Biaya-biaya tersebut meliputi harga pokok (cost)
barang yang terjual dan biaya-biaya operasi yang terjadi selama periode yang
bersangkutan. Harga pokok barang yang laku dijual disebut dengan harga pokok
penjualan. Misalkan dalam suatu toko elektronik, yang disebut harga pokok
penjualan meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk membeli televisi, radio,
kulkas, mesin cuci dan lainnya yang telah laku dijual dalam satu periode.
Biaya Operasi suatu toko elektronik meliputi semua biaya yang
berhubungan dengan kegiatan penjualan dan administrasi toko seperti biaya sewa,
gaji pegawai, biaya advertensi, biaya listrik dan biaya telpon.
Perbedaan kegiatan perusahaan jasa dan perusahaan dagangan adalah
perusahaan pertama menjual jasa sedangkan perusahaan yang kedua menjual barang
dagangan. Karena adanya barang secara fisik yang dibeli dan dijual, biasanya
perusahaan dagang mempunyai gudang untuk menyimpan barang dagangan. yang
disebut dengan persediaan barang dagangan. Perusahaan membeli barang dagangan
dari pemasok dan menjualanya kembali kepada pelanggan.

PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 1


Prosedur laba (rugi) untuk perusahaan dagang dapat kita lihat pada

Pandapatan
Penjualan

HPP Laba Bruto

Biaya Laba
Operasional Bersih

2. KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAGANG


Kegiatan utama perusahaan dagang adalah membeli barang dagangan dari
rekanan (supplier) dan menjualnya kembali kepada pembeli dan pelanggan. Barang
yang diperjual-belikan lazimnya disebut barang dagangan (selanjutnya disingkat
BD). Contoh perusahaan dagang adalah supermarket, toko kelontong, toko buku,
toko baju, dan dealer mobil.
Karakteristik perusahaan dagang adalah:
a. Transaksi jual-beli Barang Dagangan merupakan aktivitas utama perusahaan.
b. Perusahaan lazimnya memiliki persediaan Barang Dagangan.
c. Terdapat biaya yang terkait langsung dengan pendapatan, yaitu antara biaya
untuk pembelian Barang Dagangan dan pendapatan dari penjualan Barang
Dagangan.

3. METODE PEMBELIAN DAN PENJUALAN BARANG DAGANGAN


Transaksi pembelian dan penjualan Barang Dagangan dapat dilakukan
secara tunai maupun secara kredit. Transaksi tunai terjadi jika pembeli membayar
tunai segera setelah transaksi disepakati. Sedangkan transaksi kredit terjadi jika
pembeli membayar pada tanggal yang telah disepakati di masa datang.
Transaksi kredit lazimnya dilakukan antara pembeli dan penjual yang saling
percaya dan sering bertransaksi. Transaksi kredit ini memunculkan utang dagang

PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 2


bagi pembeli dan piutang dagang bagi penjual.
4. AKUNTANSI UNTUK PENJULAN BARANG DAGANGAN
Penjualan barang dagangan juga dicatat dengan mendebet rekening kas
atau piutang dagang dan mengkredit rekening pendapatan. Nama rekening
pendapatan yang biasanya digunakan untuk mencatat transaksi penjualan barang
dagangan adalah penjualan.
Penjualan barang dagangan dapat dilakukan secara tunai atau dapat
dilakukan secara kredit.

PENJUALAN TUNAI
Penjualan tunai biasanya dicatat pada Register Kas dan pada akhir hari
kerja dijumlah. Penjualan tunai seperti ini dapat dicatat sebagai berikut :

Kas Rp 10.000.000
Penjualan Rp 10.000.000

(untuk mencatat transaksi penjualan tunai)

Penjualan kepada pelanggan yang membayar dengan kartu kredit bank


misalkan (Master Card, Visa Card) biasanya dianggap sebagai penjualan tunai.
Kartu kredit yang diterima oleh sipenjual disetor ke bank bersama dengan diterima
uang kontan dan cek yang diterima dari pelanggan. Secara berkala bank
membebankan ongkos jasa pengurusan penjualan dengan kartu kredit tersebut.
Ongkos jasa ini didebet ke perkiraan beban.

PENJUALAN KREDIT
Suatu perusahaan sering juga menjual barang dagangan secara kredit yaitu
bilamana pembayaran baru diterima bebarapa waktu kemudian. Penjualan semacam
ini dibukukan debet pada rekening Piutang dagang dan kredit rekening penjualan,
jurnalnya adalah :
Piutang Dagang Rp 10.000.000
Penjualan Rp 10.000.000
(Untuk mencatat transaksi penjualan kredit)

PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 3


Rekening penjulan hanya digunakan untuk mencatat penjualan barang
dagangan. Apabila sebuah perusahaan dagangan menjual peralatan kantor (bukan
barang dagangan), maka yang dikredit adalah rekening Peralatan Kantor, bukan
rekening Penjualan.
Penjualan dengan kartu kredit yang bukan dikeluarkan oleh bank misalnya
American Express umumnya harus dilaporkan secara berkala kepada perusahaan
yang mengelolah kartu kredit tersebut sebelum dapat dicairkan menjadi uang
tunai.Penjualan seperti ini menimbulkan piutang pada perusahaan pengelolah kartu
kredit tersebut. Pengelolah kartu kredit akan memungut ongkos jasa pengurusan
sebelum mengirimkan uang tunai pencairan kartu kredit tersebut. Misalkan
penjualan dengan menggunakan kartu kredit bukan bank Rp 5.000.000 dan
dilaporkan kepada perusahaan pengelolah kartu kredit pada tanggal 10 Januari.
Pada Tanggal 15 Januari perusahaan pengelolah kartu kredit memotong ongkos
sebesar Rp 125.000 dan mengirim uang sebesar Rp 4.875.000. Transaksi tersebut
dapat dicatat :

10 Januari Piutang Dagang Rp.5.000.000


Penjualan Rp 5.000.000
( Penjualan dgn menggunakan American Express)

15 Janauri Kas Rp. 4.875.000


Beban Penagihan Kartu Kredit Rp 125.000
Piutang dagang Rp.5.000.000

(Penerimaan kas dari American Express untuk penjualan yang dilaporkan tanggal 10
Januari)

RETUR DAN POTONGAN PENJUALAN


Barang dagangan yang telah terjual mungkin saja dikembalikan oleh
pelanggan (retur penjualan) atau karena barangnya cacat atau karena alasan lain
sehingga pembeli tidak puas. Kepada pelanggan diberikan potongan dari harga
semula barang yang dijual tersebut (potongan penjualan). Bila retur penjualan atau
potongan penjualan menyangkut penjualan kredit, biasanya penjual menyampaikan
nota kredit (Credit Memorandum) kepada pelanggan.

PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 4


Nota kredit menunjukkan jumlah yang dikreditkan pada pelanggan serta
alasan pengkreditan tersebut.
Retur penjualan pada hakikatnya merupakan pembatalan atas penjualan
yang telah dilakukan perusahaan (baik sebagian ataupun seluruhnya). Pengaruh
Retur ataupun potongan penjualan adalah berkurangnya pendapatan penjualan dan
berkurangnya kas atau piutang dagang.
Bila perkiraan penjualan didebet, maka saldo perkiraan penjualan ini pada
akhir periode akan menunjukkan penjualan bersih (net Sales), dan jumlah retur dan
potongan penjualan tidak akan diungkapkan lagi. Karena berkurangnya pendapatan
disebabkan oleh potongan penjualan, dan berbagai beban yang berkaitan dengan
pengembalikan barang (angkutan, pengepakan, perbaikan, penjualan kembali dan
sebagainya), disarankan agar jumlah transaksi seperti ini diketahui oleh manajemen.
Kebijakan semacam ini akan memungkinkan manajemen menentukan sebab-sebab
retur dan potongan tersebut, seandainya jumlahnya sangat besar, dan untuk
mengambil tindakan perbaikan. Kerena alasan inilah kita cendrung mendebet
perkiraan yang disebut Retur dan potongan penjualan ( Sales Return and Allowances
). Bila penjualan semula dilakukan secara kredit, maka sisa transaksi tersebut dicatat
sebagai kredit ke piutang dagang. Misalnya diterima pengembalian barang karena
rusak dari salah seorang pelanggan senilai Rp 250.000 yang berasal dari transaksi
penjualan kredit. maka pencatatn yang dilakukan untuk pengembalian barang
tersebut adalah :

Retur dan Potongan Penjualan Rp 250.000


Piutang Dagang Rp 250.000
( Berdasarkan nota kredit no. 234)

Jika uang tunai yang dikembalikan karena barang yang dikembalikan


ataupun karena potongan harga, maka retur dan potongan penjualan didebet dan Kas
dikredit.

PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 5


POTONGAN PENJUALAN
Jika penjualan dilakukan secara kredit, maka syarat pembayaran dimasa
akan datang harus ditetapkan dengan jelas, sehingga kedua pihak mengetahui berapa
jumlah yang harus dibayar dan kapan pembayaran dilakukan. Syarat penjualan
biasanya dicantumkan dalam faktur penjualan dan merupakan bagian dari perjanjian
penjualan. Syarat perjanjian disebut juga dengan termin yang biasa ditulis 2/10,
n/30, artinya adalah akan diberikan potongan 2% jika pembayaran dilakukan 10 hari
sesudah tanggal faktur, tapi tidak melewati 30 hari sejak tanggal faktur.
Syarat penjualan kadang kala juga ditulis dengan symbol n/30 (n adalah
singkatan dari netto) yang artinya harga faktur neto atau keseluruhan harga faktur
harus dibayar dalam waktu 30 hari sesudah tanggal faktur, cara lain menyatakan
syarat penjualan adalah misal n,10/EOM (End of Month) atau akhir bulan. Ini berarti
faktur harus dibayar dalam waktu 10 hari sesudah akhir bulan, dihitung dari bulan
yang tertulis pada faktur.
Pada saat transaksi penjualan penjual belum mengetahui apakah pembeli
akan memanfaatkan potongan atau tidak. Biasanya perusahaan mencatat penjualan
sebesar harga faktur bruto.
Contoh :
Pada tanggal 20 Januari perusahaan Amazon menjual barang dagangan
kepada seorang pembeli seharga Rp.10.000.000 secara kredit, dengan syarat
2/10,n/30. Jurnal untuk mencatat transaksi penjualan ini adalah :

20 Januari Piutang dagang Rp 10.000.000


Penjualan Rp 10.000.000

(Pencatatan penjualan barang dagangan dengan syarat 2/10,n/30)

Syarat penjualan diatas mempunyai arti bahwa perusahaan Amazon akan


memberikan potongan 2% ( 2% x 10.000.000 = 200.000) jika pembeli melakukan
pembayaran tidak melewati tanggal 30 Januari atau jika melewati tanggal 30 Januari
tapi tidak lebih dari tanggal 19 Februari pembeli harus membayar penuh yaitu
10.000.000. Jurnal pencatatan transaksi tanggal 30 Januari adalah :

PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 6


30 Januari Kas Rp 9.800.000
Potongan penjualan Rp 200.000
Piutang Dagang Rp 10.000.000
( Pencatatan penerimaan piutang dikurangi potongan 2%)

Seandainya pembeli melakukan pengembalian barang (retur) sebelum


pembayaran dilakukan, maka potongan hanya dikenakan pada harga barang yang
jadi dijual (tidak dikembalikan). Sebagai contoh seandainya konsumen yang
melakukan pembelian pada tanggal 10 Januari seharga Rp 10.000.000 dengan syarat
2/10,n/30, pada tanggal 15 Januari mengembalikan barang yang rusak seharga Rp
2.000.000, maka harga faktur bruto atas barang yang jadi dibeli adalah Rp 8.000.000
(Rp 10.000.000 – Rp 2.000.000). Dengan demikian potongan tunai harus dihitung
atas dasar harga Rp 8.000.000. Misalkan pembeli melakukan pembayaran tanggal 19
Januari maka ia akan mendapat potongan sebesar Rp 160.000 (2% x Rp 8.000.000).
Jurnal yang dicatat adalah :
19 Januari Kas Rp 7.840.000
Potongan tunai penjualan Rp 160.000
Piutang dagang Rp 8.000.000

(untuk mencatat penerimaan piutang dengan potongan 2%)

Seandainya pembayaran piutang diterima tanggal 21 Januari, maka


perusahaan, maka pembeli tidak memanfaatkan potongan, maka ia harus membayar
penuh sebeesar Rp 8.000.000. Jurnal yang dilakukan adalah :
21 Januari Kas Rp 8.000.000
Piutang Dagang Rp 8.000.000

(Untuk mencatat penerimaan piutang dagang)

Contoh penyajian rekening-rekening tersebut dalam laporan laba rugi adalah :

PT XYZ
Laporan Laba-Rugi (sebagian)

Penjualan …………………………………………………… Rp 10.000.000


Kurangi : Retur dan Potongan penjualan Rp 250.000
Potongan Penjualan Rp 160.000
(Rp. 410.000)
Penjualan bersih …………………………………………. Rp. 9.590.000

PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 7


HARGA POKOK PENJUALAN
Harga pokok barang yang telah laku dijual biasa disebut juga Harga Pokok
Penjualan (HPP). Untuk mendapat memahami cara menentukan harga pokok
penjualan pada suatu periode, kita harus memahami dahulu pengertian persediaan
dagangan dan harga pembelian bersih.

PERSEDIAAN BARANG DAGANG (INVENTORY)


Persediaan barang dagangan adalah barang-barang yang disediakan untuk
dijual kepada para konsumen selama periode normal kegiatan perusahaan.
Persediaan yang dimiliki perusahaan pada awal periode akuntansi, disebut
persediaan awal. Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan pada akhir periode
akuntansi disebut dengan persediaan akhir dan akan dilaporkan dalam neraca
sebagai aktiva lancar yaitu pada rekening persediaan dan dipihak lain dicantumkan
dalam laporan laba-rugi sebagai salah satu elemen yang akan berpengaruh pada
penentuan laba bersih perusahaan.
Ada dua system pencatatan persediaan yakni metode persediaan periodik
dan metode persediaan perpetual.

Metode Persediaan Periodik


Dalam metode periodik, adanya transaksi pembelian tidak didebet pada
rekening persediaan tapi didebet pada rekening pembelian begitu juga dengan
transaksi penjualan tidak dikredit pada reeking persediaan tapi pada reeking
penjualan.
Informasi mengenai persediaan yang ada pada suatu saat tertentu, tidak
didapat dari rekening persediaan tapi melalui perhitungan fisik atas persediaan yang
ada digudang. Perhitungan fisik biasa dilakukan pada saat perusahaan akan
menyusun laporan keuangan. Dalam metode ini perhitungan fisik mempunyai
peranan penting, karena tanpa perhitungan fisik laporan keuangan tidak dapat
disusun. Dalam pembahasan ini kita akan menggunakan metode fisik atau periodik.

PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 8


Metode Persediaan Perpetual
Dalam metode perpetual, baik jumlah penjualan maupun harga pokok
penjualan dan dicatat pada setiap saat barang dijual. Dengan cara ini catatan
akuntansi akan secara terus menerus mengungkapkan besarnya persediaan yang ada.

Contoh perhitungan Harga Pokok Penjualan adalah :

Harga Pokok Penjualan :


Persediaan barang, 1 Januari Rp 10.000
Pembelian Rp 530.000
Dikurangi : Retur dan Potongan pembelian Rp 20.000
Potongan pembelian Rp 10.600
(Rp. 30.600)
Pembelian bersih Rp 499.400

Harga Pokok Barang Tersedia Untuk Dijual Rp 509.400


Dikurangi : Persediaan barang, 31 Desember (Rp 60.000)
Harga Pokok Penjualan Rp 449.400

PERSEDIAAN AWAL
Persediaan awal sebesar Rp 10.000 diperoleh dari perhitungan fisik periode yang
lalu

PEMBELIAN
Apabila perusahaan menggunakan metode persediaan periodik, maka
pembelian barang dagangan dicatat dengan mendebet rekening pembelian.
Rekening pembelian merupakan sebuah rekening sementara yang digunakan untuk
mengumpulkan seluruh harga pokok barang yang dibeli selama periode, sehingga
pada tiap akhir periode rekening ini harus ditutup.
Misalkan pada tanggal 5 Januari perusahaan membeli barang dagangan
secara kredit (2/10, n/30) seharga Rp 530.000. Transaksi ini dicatat :

PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 9


5 Januari Pembelian Rp 530.000
Hutang Dagang Rp 530.000
( untuk mencatat pembelian barang dagangan dengan termin (2/10,n/30)

Rekening pembelian hanya digunakan untuk mencatat pembelian barang


dagangan, apabila perusahaan membeli barang yang digunakan untuk keperluan
sendiri misalnya membeli lemari untuk dipakai sendiri, maka yang didebet adalah
rekening aktiva yang bersangkutan.

RETUR DAN POTONGAN PEMBELIAN


Seperti halnya transaksi penjualan, dalam transaksi pembelian terdapat
juga retur pembelian. Apabila barang yang dibeli dari pemasok ternyata rusak atau
tidak memuaskan, maka biasa pembeli mengembalikan barang tersebut dan utang
kepada pemasok menjadi berkurang. Kemungkinan lain adalah barang tersebut tidak
dikembalikan oleh pembeli tapi ia meminta potongan harga. Untuk mencatat
kejadian ini biasanya digunakan rekening Retur dan Potongan pembelian.
Misal Pada tanggal 6 Januari dikembalikan barang sebesar Rp 20.000 yang
dibeli pada tanggal 5 Januari. Maka jurnalnya adalah :

6 Januari Hutang Dagang Rp 20.000


Retur Pembelian Rp 20.000

(untuk mencatat pengembalian barang )

Transaksi retur pembelian sebenarnya dapat dicatat dengan mengkredit


rekening pembelian. Namun banyak perusahaan menyukai rekening retur dan
potongan pembelian, karena dari rekening ini dapat diketahui jumlah retur
pembelian yang terjadi selama periode.
Rekening retur dan potongan pembelian merupakan rekening lawan
terhadap rekening pembelian. Saldo rekening retur dan potongan pembelian
harus dikurangkan terhadap jumlah pembelian kotor, sehingga dapat diketuhi
pembeelian bersih.

PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 10


POTONGAN TUNAI PEMBELIAN
Apabila barang dagangan dibeli secara kredit maka syarat
pembayarannya ditulis pada faktur peembelian. Pemasok biasanya memberikan
potongan kepada pembeli yang membayar dalam waktu yang telah ditentukan.
Jika penjual memberikan potongan tunai, maka potongan tersebut oleh pembeli
dinamakan potongan tunai pembelian.
Sehubungan dengan contoh sebelumnya yaitu pada tanggal 5 Januari
perusahaan membeli barang dagangan secara kredit (2/10, n/30) seharga Rp
530.000 Kemudian tanggal 6 Januari dikembalikan barang sebesar Rp 20.000
yang dibeli pada tanggal 5 Januari. Seandainya tanggal 14 Januari perusahaan
melunasi semua hutangnya. Maka jurnalnya adalah :

14 Januari Hutang dagang Rp 510.000


Potongan pembelian Rp 10.200
Kas Rp 499.800

(Jurnal untuk mencatat saat pembayaran atas pembelian barang tanggal 5


Januari, dengan potongan 2%)

POTONGAN RABAT
Biasanya pembelian dalam jumlah yang besar bisanya mendapat
potongan khusus dari harga resmi yang tercantum. Potongan semacam ini
disebut RABAT. Rabat tidak sama dengan potongan tunai. Potongan tunai
adalah potongan yang diterima karena perusahaan membayar dalam waktu yang
telah ditentukan dalam syarat pembelian, sedangkan rabat adalah potongan yang
diterima berupa pengurang harga dari harga resmi. Rabat biasanya ditentukan
dalam tarif. Misalnya Barang dengan harga menurut daftar sebesar Rp100.000
dijual dengan rabat 30% . Harga jual sesungguhnya menjadi Rp
70.000( 100.000- (30% x Rp 100.000). Rabat tidak dicatat dalam pembukuan,
baik dalam pembukuan pembeli maupun penjual.

PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 11


BIAYA ANGKUT
Perjanjian antara penjual dan pembeli mencakup ketentuan mengenai
pihak manakah yang harus menanggung biaya angkut barang ke gudang
pembeli. Bila pembeli yang menanggung biaya tersebut, ketentuan ini disebut
franco gudang penjual (FOB Shipping point), bila biaya angkut ditanggung oleh
penjual, ketentuan ini disebut franco gudang pembeli ( FOB Destination).

Biaya Angkut Bagi Pembeli


Bila barang dibeli dengan syarat franco gudang penjual, maka biaya
angkut yang telah dibayar oleh pembeli hendaknya didebet ke perkiraan
Pembelian dan dikredit ke rekening Kas. Beberapa perusahaan menggunakan
perkiraan yang diberi judul Angkos Angkut. Saldo perkiraan ini ditambahkan ke
saldo perkiraan pembelian untuk menetapkan jumlah harga pokok barang yang
dibeli.
Dalam bebrapa hal, penjual mungkin membayar dimuka biaya angkut
dan menambahkannya ke Faktur, walaupun dalam perjanjiannya dinyatakan
bahwa pembeli yang menanggung biaya angkut tersebut (franco gudang
penjual). Bila penjual membayar lebih dulu biaya angkut, pembeli akan
memasukkan biaya itu dalam debet pembelian dan kredit hutang dagang.
Misalnya tanggal 15 Januari Amazon Co. membeli barang dari Bill Co. secara
kredit seharga Rp 5.000.000 dengan syarat franco gudang penjual, (2/10,n/30)
ditambah biaya angkut yang telah dibayar lebih dahulu oleh penjual sebesar
Rp50.000yang ditambahkan ke faktur. Ayat jurnalnya adalah :

15 Januari Pembelian Rp 5.050.000


Hutang dagang Rp 5.050.000

(mencatat pembelian barang dagangan dengan franco gudang penjual)

Bila dalam perjanjian dicantumkan adanya potongan harga untuk


pelunasan lebih awal, maka potongan itu dihitung dari jumlah penjualan dan
bukan dari total jumlah dalam faktur. Misalkan Amazon Co. membayar hutang
tanggal 20 Januari , maka perhitungannya adalah :
PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 12
Faktur dari Bill termasuk biaya angkut Rp 50.000 yang telah dibayar lebih
dulu oleh penjual Rp 5.050.000
Dasar menghitung potongan Rp 5000.000
Tarif potong 2%
Jumlah potongan (5.000.000 x 2%) Rp 100.000
Jumlah pembayaran Rp 4.950.000

Amazon akan menjurnal :

20 Januari Hutang dagang Rp 5.050.000


Kas Rp 4.950.000
Potongan pembelian Rp 100.000

Biaya Angkut Bagi Penjual


Bila dalam perjanjian dinyatakan bahwa penjual menanggung biaya
angkut (franco gudang pembeli), maka biaya angkut yang dibayar oleh penjual
didebet ke perkiraan Biaya transport. Total biaya ini dilaporkan dalam
perhitungan laba-rugi sebagai biaya penjualan.

PERSEDIAAN AKHIR
Pada akhir periode akuntansi, perusahaan yang menggunakan metode
periodik harus melakukan perhitungan atas jumlah fisik persediaan yang belum
terjual. Jumlah fisik persediaan ini kemudian dikalikan dengan harga pokok yang
sesuai, sehingga dapat ditentukan harga pokok persediaan akhir periode.

LABA KOTOR
Laba kotor yang dimiliki oleh perusahaan berasal dari Penjualan neto
dikurangi dengan Harga Pokok Penjualan.Contoh :
Penjualan bersih Rp 9.590.000
Harga Pokok Penjualan Rp 449.400
Laba Kotor Rp 9.140.600

BIAYA OPERASIONAL
Biaya operasi perusahaan dapat dikelompokan menjadi beberapa
kelompok dan subjek. Pada perusahaan pengecar umumnya cukup membagi
beban operasi menjadi dua kelompok, yaitu biaya penjualan dan biaya umum.

PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 13


Biaya yang timbul secara langsung dan seluruhnya berhubungan dengan
penjualan barang dagangan, digolongkan sebagai biaya penjualan (selling
expenses). Contoh biaya gaji pegawai bagian penjualan, perlengkapan gudang
yang digunakan, penyusutan peralatan gudang dan beban iklan.
Beban yang timbul dalam operasi umum perusahaan digolongkan
sebagai biaya umum atau biaya administrasi. Contoh gaji pegawai kantor,
asuransi dan pajak biasanya dilaporkan dalam biaya umum.
Biaya yang reletif kecil jumlahnya dan tidak dapat diindentifikasi ke
perkiraan utama umumnya dikumpulkan dalam perkiraan biaya penjualan rupa-
rupa dan biaya umum rupa-rupa.

LABA DARI OPERASIONAL


Selisih antara laba kotor dengan total biaya operasi disebut laba dari
operasi. Jumlah laba operasi dan hubungannya dengan investasi modal serta
penjumlahan bersih merupakan faktor penting untuk menilai efisiensi
manajemen dan tingkat profitabilitas perusahaan. Bila biaya operasi lebih besar
dari laba kotor, selisih ini disebut kerugian dari operasi.

PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 14


LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
PERUSAHAAN DAGANG MUTIARA
NERACA SALDO
31 DESEMBER 2002 (dalam ribuan rupiah)
Rekening Saldo
Debet Kredit
Kas Rp 9.500
Piutang dagang 16.100
Persediaan barang dagangan 36.000
Asuransi Dibayar Dimuka 3.800
Gedung 80.000
Akumulasi Depresiasi Gedung Rp 16.000
Utang Dagang 20.400
Modal, Mutiara 83.000
Prive, Mutiara 15.000
Penjualan 480.000
Retur dan Potongan penjualan 12.000
Potongan tunai penjualan 8.000
Pembelian 325.000
Retur dan potongan pembelian 10.400
Potongan tunai pembelian 6.800
Biaya angkut pembelian 12.200
Biaya angkut penjualan 7.000
Biaya iklan 16.000
Biaya sewa 19.000
Biaya gaji 40.000
Biaya rupa-rupa 17.000
Total 616.600 616.600

PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 15


Prosedur-prosedur akhir periode pada perusahaan dagang dengan Metode fisik:
1. Pembuatan jurnal penyesuaian
2. Penyusunan Neraca Lajur
3. Penyusunan Laporan Keuangan
4. Pembuatan jurnal penutup pada akhir periode

PENYESUAIAN
Penyesuaian diperlukan pada akhir periode didalam suatu perusahaan
dagang, pada umumnya tidak berbeda dengan penyesuaian-penyesuaian dengan
perusahaan jasa.
Perusahaan yang menggunakan metode periodik sangat sederhana,
namun metode ini tidak dapat menyediakan informasi mengenai dua hal yang
sangat diperlukan dalam laporan keuangan, yaitu informasi tentang :
1. Persediaan yang ada pada setiap saat diperlukan.
2. Harga pokok barang yang sudah dijual ( harga pokok penjualan).

Hal ini disebabkan karena dalam metode persedian periodik rekening


persediaan barang dagangan tidak digunakan untuk mencatat pertambahan
persediaan karena adanya transaksian pembelian dan sebaliknya juga tidak
mencatat pengurangan persediaan karena adanya transakssi penjualan sehingga
dalam buku besar rekening persediaan hanya menunjukkan saldo persediaan
barang dagangan pada awal periode. Rekening ini tidak dapat memberi informasi
mengenai jumlah persediaan yang ada pada saat-saat tertentu. Pada akhir periode
perusahaan melakukan perhitungan atas jumlah fisik persediaan yang ada
digudang (belum terjual) pada akhir periode. Informasi tentang persediaan akhir
yang diperoleh melalui perhitungan fisik ini harus dimasukkan dalam
pembukuan perusahaan, agar pembukuan dapat memberikan informasi sesuai
dengan keadaan keadaan yang sebenarnya pada akhir periode akuntansi. Proses
untuk memasukkan data persediaan akhir ini kedalam pembukuan perusahaan
dilakukan dengan membuat jurnal penyesuaian.

PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 16


HPP = Persediaan Awal + Pembelian – Persediaan
Akhir

Sesuai dengan rumus diatas maka jurnal penyesuaian untuk mecatat


harga pokok peenjualan dan persediaan akhir pada perusahaan yang
menggunakan persediaan periodik adalah :

Harga Pokok Penjualan Rp xxxx


Persediaan Barang Dagangan Rp xxxx

(untuk memindahkan saldo rekening persediaan awal ke dalam


rekening Harga Pokok Penjualan)

Harga Pokok Penjualan Rp xxxx


Pembelian Rp xxxx

(untuk memindahkan saldo rekening pembelian ke rekening


Harga Pokok Penjualan)

Persediaan Rp xxxx
Harga Pokok Penjualan Rp xxxx

(untuk mencatat saldo persediaan akhir )

Apabila dalam buku besar terdapat rekening-rekening yang berpengaruh


atas pembelian, seperti rekening biaya angkut pembelian, Retur dan Potongan
Pembelian, dan Potongan Tunai Pembelian, maka saldo rekening-rekening
tersebut harus dipindahkan juga ke rekening Harga Pokok Penjualan.

Harga Pokok Penjualan Rp xxxx


Biaya Angkut Pembelian Rp xxxx

(untuk memindahkan saldo rekening biaya angkut ke dalam


rekening Harga Pokok Penjualan)

PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 17


Retur dan Potongan Pembelian Rp xxxx
Harga Pokok Penjualan Rp xxxx

(untuk memindahkan saldo rekening Retur dan Potongan


Pembelian ke dalam rekening Harga Pokok Penjualan)

Potongan Tunai Pembelian Rp xxxx


Harga Pokok Penjualan Rp xxxx

(untuk memindahkan saldo rekening Potongan tunai pembelian


ke dalam rekening Harga Pokok Penjualan)

Apabila jurnal-jurnal penyesuaian tersebut diatas dibukukan ke buku


besar, maka saldo rekening Persediaan Barang Dagangan akan menunjukkan
jumlah persediaan yang ada pada akhir periode dari rekening Harga Pokok
Penjualan untuk periode yang bersangkutan.
Untuk memperjelas, dibawah ini data-data untuk penyesuaian
pembukuan Perusahaan Dagang MUTIARA pada akhir bulan Desember 2002
(dalam ribuan ):

1. Persediaan barang dagangan per 31 Desember 2002 Rp.40.000


2. Asuransi Dibayar Dimuka Rp 1.800
3. Depresiasi Gedung 10% pertahun
4. Gaji Pegawai yang masih harus dibayar Rp 5.000
5. Sewa yang masih harus dibayar Rp 4.000

Berdasarkan data tersebut, jurnal penyesuaian yang harus dibuat Perusahaan Dagang
MUTIARA pada tanggal 31 Desember 2002 adalah (dalam ribuan ) :
JURNAL PENYESUAIAN
Tanggal Keterangan Jumlah
D K
2002
Des 31 Harga Pokok Penjualan Rp 36.000
Persediaan Barang Dagangan Rp.36.000

31 Harga Pokok Penjualan 325.000


Pembelian 325.000

PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 18


31 Harga Pokok Penjualan 12.200
Biaya Angkut Pembelian 12.200

31 Retur dan Potongan Pembelian 10.400


Harga Pokok Penjualan 10.400

31 Potongan tunai pembelian 6.800


Harga Pokok Penjualan 6.800

31 Persediaan barang dagangan 40.000


Harga Pokok Penjualan 40.000

31 Biaya Asuransi 2.000


Asuransi dibayar dimuka 2.000

31 Biaya Depresiasi Gedung 8.000


Akum. penyusutan gedung 8.000

31 Biaya Gaji 5.000


Hutang gaji 5.000

31 Biaya sewa 4.000


Hutang sewa 4.000

PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 19


PERUSAHAAN DAGANG MUTIARA
NERACA LAJUR
PERIODE BERKAHIR 31 DESEMBER 2002
Rekening Neraca Saldo Penyesuaian Neraca saldo setelah Laba Rugi Neraca
Penyesuaian
Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit Debet Kredit
Kas 9.500 9.500 9.500
Piutang dagang 16.100 16.100 16.100
Persediaan barang dagangan 36.000 40.000 36.000 40.000 40.000
Asr. Dibayar dimuka 3.800 2.000 1.800 1.800
Gedung 80.000 80.000 80.000
Akum Dep. Gedung 16.000 8.000 24.000 24.000
Utang Dagang 20.400 20.400 20.400
Modal, Mutiara 83.000 83.000 83.000
Prive, Mutiara 15.000 15.000 15.000
Penjualan 480.000 480.000 480.000
Retur & Pot. penjualan 12.000 12.000 12.000
Pot. tunai penjualan 8.000 8.000 8.000
Pembelian 325.000 325.000 -
Retur & pot. pembelian 10.400 10.400 -
Pot. tunai pembelian 6.800 6.800 -
Bi. angkut pembelian 12.200 12.200 -
Bi. angkut penjualan 7.000 7.000 7.000
Biaya iklan 16.000 16.000 16.000
Biaya sewa 19.000 4.000 23.000 23.000
Biaya gaji 40.000 5.000 45.000 45.000
Biaya rupa-rupa 17.000 17.000 17.000
Total 616.600 616.600

Harga Pokok Penjualan 36.000 10.400


325.000 6.800
12.200 40.000 316.000 316.000
Biaya Asuransi 2.000 2.000 2.000
Biaya Dep. gedung 8.000 8.000 8.000
Hutang gaji 5.000 5.000 5.000
Hutang sewa 4.000 4.000 4.000
Saldo Laba 449.400 449.400 616.400 616.400 454.000 480.000 162.400 136.400
26.000 - - 26.000
480.000 480.000 162.400 162.400

PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 20


PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Dengan telah selesainya disusun pembuatan Neraca lajur, maka
penyususnan laporan keuangan dapat dilakukan dengan mudah karena data yang
diperlukan dalam pembuatan laporn keuangan telah tersedia di nerac lajur.
Namun demikian dalam menyusun laporan keuangan harus dilakukan dengan
memperhatikan cara-cara penyajian yang lazim.
Berikut ini adalah laporan keuangan Perusahaan Daganga MUTIARA :
PERUSAHAAN DAGANG MUTIARA
NERACA
31 DESEMBER 2002
(DALAM RIBUAN RUPIAH)

AKTIVA PASSIVA

Aktiva Lancar: Kewajiban Lancar :


Kas Rp 9.500 Utang Dagang Rp 20.400
PiutangDagang 16.100 Utang Gaji 5.000
Persediaan Barang dagangan 40.000 Utang Sewa 4.000
Asuransi Dibayar Dimuka 1.800 Jumlah Kewajiban Lancar 29.400
Jumlah Aktiva Lancar 67.400

Aktiva Tak Lancar MODAL :


Modal Mutiara 94.000
Gedung 80.000
Akum. Dep Gedung 24.000
Jumlah Aktiva Tak Lancar 56.000
Jumlah Aktiva 123.400 Jumlah Passiva 123.400

PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 21


PERUSAHAAN DAGANG MUTIARA
LABA RUGI
31 DESEMBER 2002
(DALAM RIBUAN RUPIAH)
Penjualan Rp 480.000
Kurangi :
Retur dan potongan penjualan Rp 12.000
Potongan tunai penjualan Rp 8.000
(Rp 20.000)
Penjualan bersih Rp 460.000
Harga Pokok Penjualan :
Persediaan 1 Jan 2002 Rp 36.000
Pembelian Rp 325.000
Retur dan pot. Pembelian Rp 10.400
Potongan pembelian Rp 6.800
(Rp 17.200)
Pembelian bersih Rp 307.800
Biaya angkut pembelian Rp 12.200
Harga pokok Barang Tersedia untuk dijual Rp 356.000
Persediaan 31 Desember 2002 (Rp 40.000)
Harga Pokok Penjualan (Rp 316.000)
Laba Kotor Penjualan Rp 144.000
Biaya-biaya Operasi :
Biaya Angkut penjualan Rp 7.000
Biaya Iklan Rp 16.000
Biaya sewa Rp 23.000
Biaya gaji Rp 45.000
Biaya Asuransi Rp 2.000
Biaya Depresiasi Gedung Rp 8.000
Biaya Rupa-rupa Rp 17.000
Jumlah biaya operasional (Rp 118.000)
Laba Bersih Rp 26.000

PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 22


PERUSAHAAN DAGANG MUTIARA
PERUBAHAN EKUITAS
31 DESEMBER 2002
(DALAM RIBUAN RUPIAH)
Modal, Mutiara 1 Januari 2002 Rp 83.000
Laba 31 Desember 2002 Rp 26.000
Prive, Mutiara (Rp 15.000 )
Modal, Mutiara 31 Desember 2002 Rp 94.000

PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 23


BAB II
PRAKTIKUM LAPORAN KEUANGAN
PERUSAHAAN DAGANG

TRANSAKSI KEUANGAN PD.HIDUP BARU SELAMA BULAN DESEMBER


TAHUN 2015

Des. 3. Diterima dari Ahmad, pembayaran faktur no. 236. Sebesar Rp. 500.000,00.
5. dijual barang dagang kepada Toko Abdi seharga RP. 400.000,00 dengan faktur
no. 250, syarat pembayaran 2/10, n/30.
7. penjualan tunai 3-7 desember sebesar Rp. 700.000,00.
10. Dibeli dengan kredit barang dagangan dari PT. Rezki Rp. 750.000,00, faktur no.
510.
11. Diterima dari Toko Akwin tagihan faktur no. 230 sebesar Rp. 300.000,00.
13. Dibayar kepada toko makmur pelunasan fakturnya seharga Rp. 600.000,00
dengan cek no. 112.
15. Dibeli dengan syarat 2/10, n/30 barang dagangan seharga Rp. 400.000,00 dari
toko Nanda, faktur no. 112.
16. Penjualan tunai 11-16 Desember sebesar Rp. 470.000,00.
18. Dibeli tunai perlengkapan toko seharga Rp. 150.000,00.
20. Dibayar pada Toko Nanda utang atas faktur no. 112 tertanggal 15 Desember
2015.
21. Diterima dari Toko Abdi tagihan atas faktur no. 250 tertanggal 5 Desember yang
lalu.
22. Dijual barang dagang pada Toko Abdi, faktur no. 251 seharga Rp. 275.000,00
dengan syarat 2/10, n/30.
23. Dibayar macam-macam beban penjualan Rp. 25.000,00.
24. Dibayar beban listrik bulan november Rp. 30.000,00.
25. Penjualan tunai Desember sebesar Rp. 600.000,00.
26. Diterima tagihan Toko Suminta Rp. 200.000,00, faktur no. 215.

PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 24


27. Diterima tagihan faktur no. 251 tertanggal 22 Desember yang lalu dari Toko
Abdi.
28. Dibayar rekening telpon Rp. 40.000,00 untuk bulan November.
29. Dibeli barang dagang secara tunai Rp. 300.000,00.
30. Dibayar gaji karyawan bagian penjualan Rp. 100.000,00 dan gaji karyawan
bagian kantor Rp. 90.000,00.
31. Penjualan tunai 26-31 Desember sebesar Rp. 500.000,00.
31. Diterima kembali barang dagang dari Toko Asih dengan faktur no. 212 sebesar
Rp. 50.000,00 karena rusak.

PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 25


1. SALDO BUKU BESAR
Berikut ini adalah saldo-saldo buku besar pada tanggal 30 November 2015, dari
perusahaan PD. Hidup Baru.

No. Nama Akun Debet Kredit


Akun
111 Kas Rp. 4.100.000,00 -
113 Piutang dagang 2.275.000,00 -
114 Persediaan barang dagang 2.600.000,00 -
115 Perlengkapan toko 1.500.000,00 -
116 Perlengkapan kantor 700.000,00 -
117 Asuransi dibayar di muka 1.800.000,00 -
118 Iklan dibayar di muka 1.200.000,00 -
121 Peralatan toko 8.000.000,00 -
121.1 Akum. Penyusutan peralatan toko - RP.4.000.000,00
122 Peralatan kantor 5.000.000,00 -
122.1 Akum. Penyusutan peralatan kantor - 2.500.000,00
123 Gedung 25.000.000,00 -
123.1 Akum. Penyusutan gedung - 5.000.000,00
211 Utang dagang - 1.900.000,00
311 Modal Komarudin - 30.875.000,00
312 Prive Komarudin 1.000.000,00 -
411 Penjualan - 22.330.000,00
412 Retur penjualan dan pengurangan harga 1.500.000,00 -
413 Potongan penjualan 2.000.000,00 -
511 Pembelian 7.800.000,00 -
512 Retur pembelian dan pengurangan - 600.000,00
513 harga - 400.000,00
611 Potongan pembelian 1.250.000,00 -
612 Beban gaji bagian penjualan 750.000,00 -
613 Beban angkut penjualan 250.000,00 -
711 Macam-macam beban penjualan 1.120.000,00 -
714 Beban gaji pegawai kantor 760.000,00 -
715 Beban umum dan administrasi 150.000,00 -
812 Beban listrik dan telepon - 1.270.000,00
911 Pendapatan sewa 120.000,00 -
Pajak penghasilan
Rp.68.875.000,00 Rp. 68.875.000,00

PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 26


2. DATA PENYESUAIAN
Berikut data penyesuaian per 31 Desember 2015 adalah:
1. Persediaan barang dagang per 31 desember 2015 sebesar Rp. 3.700.000,00.
2. Persediaan perlengkapan per 31 desember 2015:
a. Perlengkapan toko Rp. 500.000,00
b. Perlengkapan kantor Rp. 150.000,00
3. Premi asuransi dibayar sekali setahun tiap tanggal 1 April sebesar
Rp. 1.800.000,00.
4. Iklan untuk 20 kali penerbitan @ Rp. 60.000,00 yang dibayar sekaligus tanggal
15 juli 2015 dan telah diterbitkan 15 kali.
5. Penyusutan peralatan toko 10 % dan peralatan kantor 10 % per tahun.
6. Gedung disusutkan 5 % setahun dari harga perolehan.
7. Gaji seorang pegaawai penjualan belum dibayar sebesar Rp. 25.000,00.
8. Pajak penghasilan yang terutang Rp. 420.000,00

3. INSTRUKSI
1. Catatlah transaksi tersebut ke dalam jurnal khusus.
2. Pindah bukukan jurnal khusus tersebut ke dalam buku besar yang bersangkutan.
3. Buatlah neraca saldo per 31 Desember 2015.
4. Buatlah ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan.
5. Susunlah kertas kerja per 31 Desember 2015.
6. Buatlah ayat jurnal penutup.
7. Buatlah laporan keuangan: Laporan Laba-Rugi, Laporan Perubahan Modal,
Neraca.

PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 27


BAB III
PENYELESAIAN PRAKTIKUM
PERUSAHAAN DAGANG HIDUP BARU

1. MENCATAT TRANSAKSI KE DALAM JURNAL KHUSUS


A. JURNAL PENJUALAN

JURNAL PENJUALAN
Tanggal Akun yang di debet Nomor Ref Piutang dagang (D)
Faktur Penjualan (K)
2015 5 piutang 400.000
Des. 7 kas 700.000
16 kas 470.000
22 piutang 275.000
25 kas 600.000

B. JURNAL PEMBELIAN

JURNAL PEMBELIAN
Tanggal Akun yang di KREDIT Nomor Ref Pembelian (D)
Faktur Utang Dagang (K)

2015 10 utang 750.000


Des. 15 utang 400.000
29

C. JURNAL PENERIMAAN KAS


JURNAL PENERIMAAN KAS
Tanggal Ket Ref Potongan Kas Piutang Penjualan (K) Serba-serbi (K)
Penjualan (D) (D) Dagang (K) Ref Akun jmlh
2015 3 kas 500.000
Des. piutang 500.000

11 Kas 300.000
piutang 300.000
21 Kas 500.000
piutang 500.000
26 Kas 200.000
Piutang 200.000
27 Kas 275.000
Piutang 275.000

PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 28


D. JURNAL PENGELUARAN KAS
JURNAL PENGELUARAN KAS

Tanggal Keterangan R Utang Pembelian Serba-serbi (D) Pot. Kas (K)


e Dagang (D) Ref Akun Jmlh pembe
f (D) lian
(K)
13 Utang 600.000
kas 600.000
20 Utang 400.000
kas 400.000
29 Pembelian 300.000
kas 300.000

E. JURNAL UMUM
JURNAL UMUM

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit


2015 18 Perlengkapan 150.000
Des. Kas 150.000
23 Beban penjualan 25.000
Kas 25.000
24 Beban listrik 30.000
Kas 30.000
28 Beban telpon 40.000
Kas 40.000
30 Beban gaji karyawan bagian penj
Kas

2. BUKU BESAR

PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 29


Kas
Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah
2015 2015
Des. Des.

SALDO

Piutang Dagang
Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah
2015 2015
Des. Des.

SALDO

Persediaan Barang Dagang


Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah
2015 2015
Des. Des.

SALDO

Perlengkapan Toko
Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah
2015 2015
Des. Des.

SALDO

Perlengkapan Kantor
Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah
2015 2015
Des. Des.
SALDO

Asuransi Dibayar Di muka


Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah

PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 30


2015 2015
Des. Des.
SALDO

Iklan Dibayar Di muka


Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah
2015 2015
Des. Des.
SALDO

Peralatan Toko
Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah
2015 2015
Des. Des.
SALDO

Akumulasi Peny. Peralatan Toko


Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah
2015 2015
Des. Des.

SALDO

Peralatan Kantor
Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah
2015 2015
Des. Des.
SALDO

Akumulasi Peny. Peralatan Kantor


Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah
2015 2015
Des. Des.
SALDO

Gedung
Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah
2015 2015
Des. Des.
SALDO

Akumulasi Peny. Gedung

PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 31


Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah
2015 2015
Des. Des.
SALDO

Utang Dagang
Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah
2015 2015
Des. Des.
SALDO

Modal Komarudi
Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah
2015 2015
Des. Des.
SALDO

Prive Komarudin
Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah
2015 2015
Des. Des.
SALDO

Penjualan
Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah
2015 2015
Des. Des.

SALDO

Retur Penjualan Dan Pengurangan Harga


Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah
2015 2015
Des. Des.

SALDO

Potongan Penjualan
PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 32
Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah
2015 2015
Des. Des.

SALDO

Pembelian
Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah
2015 2015
Des. Des.

SALDO

Rektur Pembelian Dan Pengurangan Harga


Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah
2015 2015
Des. Des
SALDO

Potongan Pembelian
Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah
2015 2015
Des. Des.

SALDO

Beban Gaji Bagian Penjualan


Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah
2015 2015
Des. Des.

SALDO

Beban Angkut Penjualan


Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah
2015 2015
Des. Des.
SALDO

PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 33


Macam-Macam Beban Penjualan
Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah
2015 2015
Des. Des.

SALDO

Beban Gaji Pegawai Pegawai Kantor


Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah
2015 2015
Des. Des.

SALDO

Beban Umum Dan Administrasi


Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah
2015 2015
Des. Des.
SALDO

Beban Listrik Dan Telpon


Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah
2015 2015
Des. Des.

SALDO

Pendapatan Sewa
Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah
2015 2015
Des. Des.
SALDO

Pajak Penghasilan
Tanggal Keterangan Ref Jumlah Tanggal Keterangan Ref Jumlah
2015 2015
Des. Des.
SALDO

PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 34


3. NERACA SALDO
PD HIDUP BARU
NERACA SALDO
31 Desember 2015
No.
Nama Akun Debet Kredit
Akun
111 Kas
113 Piutang Dagang
114 Persediaan Barang Dagang
115 Perlengkapan Toko
116 Perlengkapan Kantor
117 Asuransi Dibayar Di Muka
118 Iklan Dibayar Di Muka
121 Peralatan Toko
121.1 Akumulasi Penyusutan Peralatan Toko
122 Peralatan Kantor
122.1 Akumulasi Penyusutan Peralatan Kantor
123 Gedung
123.1 Akumulasi Penyusutan Gedung
211 Utang Dagang
311 Modal Komarudin
312 Prive Komarudin
411 Penjualan
412 Retur Penjualan dan Pengurangan Harga
413 Potongan Penjualan
511 Pembelian
512 Retur Pembelian dan Pengurangan Harga
513 Potongan Pembelian
611 Beban Gaji Bagian Penjualan
612 Beban Angkut Penjualan
613 Macam-Macam Beban Penjualan
711 Beban Gaji Pegawai Kantor
714 Beban Umum dan Administrasi
715 Beban Litrik dan Telpon
812 Pendapatan Sewa
911 Pajak Penghasilan

PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 35


4. JURNAL PENYESUAIAN

Tanggal Nama akun Ref Debet Kredit


Des. 1.
31

201
5

2.

3.

4.

5.

PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 36


6.

7.

8.

6. LAPORAN LABA-RUGI
PD. HIDUP BARU
LAPORAN LABA – RUGI
31 DESEMBER 2015

PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 37


PENJUALAN
Penjualan kotor Rp.
Retur penjualan dan pengurangan harga Rp.
Potongan penjualan Rp.
Rp.
Penjualan Bersih Rp.
HARGA POKOK PENJUALAN
Persediaan barang dagang (awal) Rp.
Pembelian kotor Rp.
Retur pembelian &
Pengurangan harga Rp.
Potongan pembelian Rp.

Pembelian bersih Rp.

Barang yang tersedia untuk dijual Rp.


Persediaan barang dagang (akhir)
Harga pokok penjualan
Laba kotor Rp.
BEBAN USAHA
Beban penjualan:
Beban gaji bagian penjualan Rp.
Beban perlengkapan toko
Beban iklan
Beban peny. Perlatan toko
Beban angkut penjualan
Macam-macam beban penjualan
Jumlah beban penjualan Rp.

Beban umum dan administrasi:


Beban asuransi Rp.
Beban penyusutan gedung
Beban gaji pegewai kantor
Beban administrasi
Beban perlengkapan kantor
Pajak penghasilan
Beban penyusutan peralatan kantor
Beban listrik dan telepon
Jumlah beban umum dan administrasi Rp.
Jumlah beban usaha Rp.
Laba usaha Rp.
PENDAPATAN LAIN-LAIN
Pendapatan sewa Rp.
Laba Rugi Bersih Rp.

PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 38


7. PERUBAHAN MODAL
PD HIDUP BARU
LAPORAN PERUBAHAN MODAL
31 Desember 2015
Modal Komarudin awal tahun Rp.
Laba bersih Rp.
Prive Komarudin Rp.

Penambahan modal Rp.


Modal komarudin akhir tahun Rp.

8. NERACA
PD HIDUP BARU
NERACA
Per 31 Desember 2015
HARTA UTANG
Harta lancar: Utang lancar:
Kas RP. Utang dagang Rp.
Piutang dagang Utang gaji Rp.
Persediaan barang dagang Utang pajak penghasilan
Perlengkapan toko Jumlah utang lancar Rp.
Perlengkapan kantor
Asuransi dibayar di muka Utang jangka panjang -
Iklan dibayar di muka
Jumlah harta lancar RP.

Harta tetap:
Peralatan toko Rp.
Ak.P.Peralatan toko
Rp.
Gedung Rp. MODAL
Ak.P.Peralatan Gedung Modal Komarudin Rp.
Rp.
Peralatan kantor Rp.
Ak.P.Peralatan Kantor
Rp.
Jumlah harta tetap Rp.
Jumlah Harta Rp. Jumlah Utang Dan Modal Rp.

PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 39


9. JURNAL PENUTUP
Re
Tanggal Nama Akun Debet Kredit
f.
Des 3
2015 1

PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 40


PRAKTIKUM AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG 41

Anda mungkin juga menyukai