Contoh: Pada tanggal 3 Januari 2013 dibeli barang dagang secara tunai seharga
Rp.5.100.000,Tgl
Keterangan
P/R
DEBIT
KREDIT
Jan
3 Pembelian/Purchase
Rp.5.100.000,Cash
Rp.5.100.000,Contoh: Pada tanggal 3 Januari 2013 dibeli barang dagang secara kredit seharga
Rp9.250.000,Tgl
Keterangan
P/R
DEBIT
KREDIT
Jan
3 Pembelian/Purchase
Rp.9.250.000,Hutang Dagang/Acc Payable
Rp.9.250.000,Potongan Pembelian (Purchases Discount).
Dalam kegiatan jual beli barang dangang secara kredit, biasanya baik sipembeli
maupun sipenjual, disatu sisi akan menerima discount dan disisi lain akan memberi
discount atau potongan. Pada sipembeli disebut Potongan Pembelian (Purhase
Discount) dan pada Sipenjual disebut Potongan Penjualan (Sales Discount).
Untuk merangsang pembayaran sebelum akhir periode kredit, sering diberikan
potongan tunai (discount). Sebagai tanda adanya fasilitas potongan kredit biasaya dalam
transaksi pembelian disebut syarat 2/10, n/30, yang berarti bahwa jika sipembeli
membayar pembelian kreditnya dalam kurun waktu 10 hari maka akan mendapatkan
2% potongan pembelian, sementara n/30 maksudnya adalah bahwa sipembeli harus
melunasi pembelian kreditnya paling lama 30 hari, terhitung sejak tanggal pembelian
dilakukan.
Hakikat dari syarat 2/10, n/30 diiktisarkan dalam diagram berikut:
YA
2% dari
jumlah faktur
mendapat
potongan
Apakah faktur
dibayarkan dalam
waktu 10 hari sejak
tanggal faktur
TIDAK
Jumlah seluruhnya
terhutang dalam waktu
30 hari sejak tanaggal
faktur
Dari sudut pembeli, penting sekali untuk memanfaatkan semua kesempatan potongan
yang tersedia, walau untuk pembayaran itu mungkin harus meminjam. Sebagai contoh,
misalkan pada tanggal 11 Oktober 2013, Rudianto Electric Corporation menerima
faktur sebesar Rp.15.000.000,- dari Waldemar Corporation
Faktur tersebut dengan syarat 2/10, n/30, harus dibayar dalam periode potongan dengan
uang pinjaman untuk sisa periode kredit 20 hari. Bila suku bunga pinjaman setahun
12%, maka penghematan bersih bagi pembeli adalah sebesar Rp.202.000,-
P/R
Tgl
Keterangan
Okt 21 Hutang Dagang............................
Cash.....................................
Potongan Pembelian............
(pelunasan kepada
Waldemarcorporation)
P/R
DEBIT
Rp.15.000.000,-
KREDIT
Rp.15.000.000,-
DEBIT
Rp.15.000.000,-
KREDIT
Rp.14.700.000,Rp. 300.000,-
P/R
DEBIT
Rp.20.450.000,-
KREDIT
Rp.20.450.000,-
Dua hari kemudian yaitu tanggal 3 Juli 2013 si Badu mengirimkan kepada si
Burhan Nota Debet karena barang yang dibeli si Badu sebagian rusak seharga
Rp.625.000,- Untuk mencatat nota debit di atas tampak sebagai berikut:
Tgl
Juli 3
Keterangan
P/R
Hutang Dagang............................
Retur dan Pengurangan
Pembelian...........................
DEBIT
Rp.625.000,-
KREDIT
Rp.625.000,-
Berhubung si Badu memanfaatkan fasilitas discount pada tanggal 11 juli 2013 maka
pencatatan yang diperlukan oleh si Badu adalah sebagai berikut:
Faktur nomor 7291, tanggal 1 Juli 2013 (syarat 2/10, n/30).................Rp.20.450.000.Nota Bebet yang dikirim tanggal 3 Juli 2013..........................................Rp. 625.000,Saldo perkiraan (sisa hutang Budi setelah pengembalian)....................Rp.19.825.000,Potongan (2% dari Rp.19.825.000,-)........................................................Rp. 396.500.Jumlah yang dibayar pada tanggal 11 Juli 2013 adalah........................Rp.19.428.500.-
Atas pelunasan hutang Budi tersebut maka dibuat jurnal sebagai berikut:
Tgl
Keterangan
P/R
DEBIT
KREDIT
Jul1 11 Hutang Dagang...........................
Rp.19.825.000,Kas.......................................
Rp.19.428.500,Potongan Pembelian..........
Rp. 396.500,(pembayaran faktur nomor
7291 dari Burhan
Corporation)
AKUNTANSI UNTUK PENJUALAN (ACCOUNTING FOR SALES):
Penjualan barang dagang biasanya di buku besar diberi judul Penjualan (Sales).
Suatu perusahaan mungkin menjual barang secara tunai. Penjualan ini biasaya ditacat
pada Register Kas dan pada akhir hari kerja dijumlah.Penjualan tunai semacam ini
dapat dicatat sebagai berikt:
Tgl
Jan 07
Keterangan
Cash.............................................
Penjualan............................
Penjualan tunai hari ini
P/R
DEBIT
Rp.1.872.500,-
KREDIT
Rp.1.872.500,-
Penjualan kepada pelanggan yang membayar dengan kartu kredit bank (misalnya
Master Card, Visa Card, BCA Card) biasanya dianggap sebagai penjualan dtunai. Kartu
kredit yang diterima oleh si Penjual disetor ke bank bersama uang kontan dan cek yang
diterima yang diterima dari pelanggal. Secara periodik, bank membankan ongkos jasa
pengurusan penjualan kartu kredit tersebut. Ongkos jasa ini didebet ke perkiraan beban.
Suatu perusahaan sering juga menjual barang secara kredit. Penjualan semacam ini
dibukukan debet ke Piutang Usaha dan kredit ke Penjualan, seperti digambarkan berikut
ini:
Tgl
Keterangan
Jan 12
Piutang Usaha................................
Penjualan............................
Faktur No. 7172 kepada Simon Co.
P/
R
DEBIT
KREDIT
Rp.18.725.000,Rp.18.725.000,-
Penjualan yang dibayar dengan kartu kredit yang dikeluarkan bukan oleh bank
(misalnya American Express) umumnya harus dilaporkan secara periodik kepada
perusahaan yang mengelola kartu kredit tersebut sebelum dapat dicairkan menjadi uang
tunai. Oleh karena itu, penjualan semacam ini menimbulkan piutang dari perusahaan
pengelola kartu kredit tersebut. Perusahaan pengelola kartu kredit akan memungut
ongkos jasa pengurusan sebelum mengirimkan uang tunai pencairan kartu kredit
tersebut.
Sebagai ilustrasi, misalkan penjulan kartu kredit bukan bank Rp.10.000.000,- dilakukan
dan dilaporkan kepada perusahaan yang mengeluarkan kartu kredit pada tanggal 20
Januari. Pada tanggal 27 Januari, perusahaan pengelola kartu kredit memotong ongkos
jasa sebesar Rp.500.000,- dan mengirimkan uang Rp.9.500.000,- Transaksi tersebut
dapat dicacat sebagai berikut:
Tgl
Keterangan
Jan 20
Piutang Usaha................................
Penjualan............................
Penjualan kartu kredit Ame Exp
Cash..............................................
Beban Penagihan Kartu Kredit....
Piutang Usaha........................
(pernerimaan kas dari Ame. Exp untuk
penjualan yang dilaporkan tanggal 20 Januari
Jan 27
P/R
DEBIT
KREDIT
Rp.10.000.000,Rp.10.000.000,Rp.9.500.000,Rp. 500.000,Rp.10.000.000,-
Tgl
Keterangan
April 10
P/R
DEBIT
KREDIT
Rp4.900.000,Rp. 100.000,-
Cash..............................................
Potongan Penjualan......................
Piutang Usaha........................
(hasil tagihan faktur No. 8722 daru
Carolina Co.)
Rp.5.000.000,-
No. 32
Berry Company
7608 Melton Avenue
Los Angeles, CA 90025 - 3942
Date
Rp.2.250.000,-
P/R
Keterangan
Retur dan Pengurangan Penjualan...............
Piutang Usaha..........................................
Nota Kredit No. 32
DEBIT
KREDIT
Rp2.250.000Rp.2.250.000,-
Jika uang tunai dikembalikan karena barang dikembalikan ataupun karena potongan
harga, maka Retur dan Pengurangan Penjualan di debet dan Kas di Kredit.
Biaya Transfortasi (Transportation Cost)
Syarat perjanjian antara pembeli dan penjual meliputi ketentuan yang menyangkut:
1. Bilamana kepemilikan (hak) barang berpindah ke pembeli dan
2. Pihak mana yang menanggung biaya pengiriman barang dagang kepada pembli.
Jika kepemilika berpindah ke pembeli ketika penjual menyerahkan barang dagang
kepda perusahaan pengiriman, maka pembelilah yang akan membayar biaya
transportasi dan syarat ini disebut franko gudang penjulan (FOB Shipping Point).
Franko gudang penjual berarti penjual mengantar barang sampai di kapal atau free on
board dan dari situ pembeli menanggung biaya transportasi sampai ke tempatnya.
Apabila kepemilikan berpindah kepada pembeli ketika barang dagang diterima oleh
pembeli, maka penjuallah yang akan membayar biaya transportasi, dan syarat ini
disebut franko gudang pembeli (FOB Destination). Franko gudang pembeli berarti
penjual mengantar barang sampai ke gudang pembeli dan membayar biaya pengankutan
(free on board sampai ke tujuan). Hubungan antara syarat pengiriman sampai
berpindahnya kepemilikan dan siapa yang menaggung biaya transportasi diiktisarkan
dalam tabel berikut:
Penjual
Kepemilikan (hak) berpindah ke
diserahkan kepada
pembeli
diserahkan
pengirim
penjual
pembeli
penjual
kepada
Apabila barang dagang dibeli berdasarkan franko gudang penjual, biaya transportasi
yang dibayar pembeli harus di debet ke Biaya Transportasi Masuk (Transportation In)
dan dikredit ke Kas. Sldo perkiraan biaya transportasi masuk atau biaya transportasi
pembelian harus ditambahkan pada pembelian bersih guna menentukan biaya total dari
barang dagang yang dibeli.
Dalam beberapa hal, penjual mungkin membayar di muka biaya transportasi dan
menambahkannya ke faktur, walaupun dalam perjanjiannya dinyatakan bahwa pembeli
yang menanggung biaya tersebut (frnko guang penjual). Bial penjual membayar lebih
dulu biaya penganggutan/transportasi, pembeli akan memasukkan biaya itu dalam debet
Biaya transportasi Masuk.
Sebagai ilustrasi, misalkan pada tanggal 10 Juni Burhan Company membeli barang dari
Bella Corporation secara kredit seharga Rp.9.000.000,- dengan syarat frando gudang
penjual, 2/10, n/30, dengan biaya transportasi yang dibayar di muka oleh penjual
sebesar Rp.500.000,- yang ditambahkan ke faktur. Ayat jurnal yang dibuat Burhan Co
adalah sebagai berikut:
Tgl
Okt 13
Keterangan
P/R
DEBIT
KREDIT
Rp9.000.000Rp. 500.000-
Pembelian....................................................
Biaya Transportasi Masuk..........................
Hutang Usaha..........................................
Rp.9.500.000,-
Bila dalam perjanjian dicantumkan adanya potongan harga untuk pembayaran yang
lebih awal, maka potongan itu dihitung dari jumlah penjualan dan bukan dari total
jumlah dalam faktur.
Sebagai ilustrasi, jika Burhan Co. Membayar hutang dari
pembelian barang tanggal 10 Juni dalam waktu 10 hari, jumlah potongan harga dan
jumlah pembayaran dapat ditentukan sebagai berikut:
Faktur dari Bella Corp., termasuk biaya transportasi.......................... Rp.9.500.000,00
Yang telah dibayar di muka oleh penjual..................Rp 500.000,Jumlah untuk penghitungan potongan......................Rp.9.000.000,Tarif potongan...........................................................
2%
Jumlah Potongan pembelian............................................................. Rp. 180.000,Rp.9.320.000,Burhan Co. Mencatat pembayaran tersebut sebagai berikut:
P/R
Tgl
Keterangan
DEBIT
KREDIT
Juni 20
Rp9.500.000,-
Hutang Usaha..............................................
Cash........................................................
Potongan Penjualan.............................
Faktur 73B dari Bella Corp.
Rp.9.320.000,Rp. 180.000,-
Apabila penjual membayar di muka biaya transportasi dan syaratnya adalah FOB franco
gudang penjual, seperti dalam contoh di atas, penjual menambahkan biaya ini pada
faktur yang dikirimkan kepada pembeli.
Dengan demikian penjual mencatat
pembayaran biaya transportasi dengan mendebet Piutang Usaha. Misalnya dalam
contoh di atas, Bella Corp akan mencatat ayat jurnal berikut pada tanggal 10 Juni,
sebagai tambahan pada ayat jurnal yang dicatat untuk Burhan Co:
Tgl
Juni 20
Keterangan
Hutang Usaha..............................................
Cash.................................................
P/R
DEBIT
KREDIT
Rp.500.000,Rp.500.000,-
perkiraan yang serupa. Total biaya seperti itu yang terjadi selama suatu periode
dilaporkan pada perhitungan rugi-laba penjual sebagai beban penjulan.
Pajak Penjualan (Sales tax)
Hampir semua negara dan banyak instansi pajak lainnya memungut pajak atas
penjualan barang. Pajak penjualan ini terhutang pada saat terjadi transaksi penjualan,
tanpa memandang syarat penjualan tersebut.
Dalam penjualan tunai, penjual langsung memungut pajak penjualan. Bila penjualan
dilakukan secara kredit, pajak penjualan dibebankan kepada pembeli. Penjual
mengkredit perkiraan Penualan sebesar jumlah penjualannya saja, dan mengkredit
jumlah pajak ke perkiraan Hutang Pajak Penjualan. Sebagai contoh, penjualan kredit
sebesar Rp.1.000.000,- dan terkena pajak penjualan 10% maka akan dicatat dengan ayat
jurnal berikut:
Tgl
Keterangan
Agt 12
Piutang Usaha..............................................
Penjualan...............................................
Hutang Pajak Penjualan.......................
Faktur No. 339
P/R
DEBIT
Rp.1.100.000,
-
KREDIT
Rp.1.000.000,100.000,-
Secara periodik, jumlah pajak penjualan tersebut disetor ke Kantor Inspeksi Pajak dan
Hutang Pajak Penjualan di Debet.
PELAPORAN PERIODIK UNTUK PERUSAHAAN DAGANG
Pada setiap jangka waktu tahunan selama umur perusahaan, data operasi dalam satu
tahun pajak harus diiktisarkan dan dilaporkan untuk kepentingan manajer, pemilik,
kreditor, instansi pemerintah, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Iktisar dari
berbagai aktiva perusahaan pada tanggal terakhir suatu tahun pajak, bersama-sama
dengan status hak pemilikan dari para kreditor dan pemilik harus juga dilaporkan.
Buku besar perusahaan, yang berisi data dasar untuk laporan tersebut, harus dibuat
sesuai keadaan terakhir dengan menggunakan ayat jurnal penyesuaian yang semestinya.
Akhirya perkiraan-perkiraan tersebut harus disiapkan untuk menampung ayat jur
transaksi yang akan terjadi dalam tahun berikutnya. Urutan prosedur akhir tahun dapat
diubah-ubah, namun secara umum garis besarnya adalah sebagai berikut:
1. Buat neraca percobaan pada buku besar dalam bentuk neraca lajur tersebut.
2. Tinjau kembali perkiraan-perkiraan dan kumpulkan data yang diperlukan untuk
penyesuaian.
3. Masukkan penyesuaian dan selesaikan neraca lajur.
4. Siapkan laporan keuangan dari data dalam neraca lajur.
5. Buatlah ayat jurnal penyesuaian dan bukukan ke buku besar.
6. Buatlah ayat jurnal penutup dan bukukan ke buku besar
7. Siapkan ayat Neraca percobaan setelah penutupan buku pada buku besar.