Transaksi penjualan barang dagangan adalah menjual barang dagangan baik secara tunai
maupun kredit. Jika penjualannya secara kredit maka akan menimbulkan piutang dagang.
6. Retur Penjualan dan Pengurangan Harga
Retur penjualan dan pengurangan harga adalah menerima kembali sebagian barang yang telah
dijual dari pembeli karena rusak atau tidak sesuai dengan pesanan.
7. Potongan Penjualan
Potongan penjualan adalah potongan yang diberikan oleh penjual karena pelunasan piutang
dalam jangka waktu yang ditetapkan dalam syarat pembayaran.
8. Beban Angkut Penjualan
Beban angkut penjualan adalah biaya beban angkut untuk mengirim barang yang ditanggung
oleh penjual.
9. Pembayaran Utang
Pembayaran utang adalah melunasi kewajiban atas pembelian barang dagangan secara kredit.
10. Penerimaan Piutang
Penerimaan piutang adalah menerima pelunasan piutang atas penjualan secara kredit.
11. Persediaan Barang Dagangan
Barang dagangan yang dibeli untuk dijual kembali ada kalanya selama periode tertentu belum
seluruhnya terjual sehinga pada akhir periode tertentu masih terdapat sisa barang dagangan.
Sisa barang dagangan yang belum terjual ini setelah dihitung nilainya akan dicatat pada akun
persediuaan barang dagangan. Bukti pencatatan untuk persediaan barangdagangan ini adalah
bukti memorial.
Syarat Pembayaran dan Penyerahan Barang
1. Syarat Pembayaran
Syarat pembayaran yang biasanya berlaku dalam transaksi jual beli antara lain sebagai
berikut:
a) Pembayaran tunai atau on cash, artinya pembayaran dilakukan pada saat terjadinya
penyerahan barang dagangan dari penjual kepada pembeli atau pada saat terjadinya transaksi
jual beli.
b) Pembayaran kredit atau on account, artinya pembayaran dilakukan selang beberapa waktu
setelah penyerahan barang dari penjual kepada pembeli. Jangka waktu pembayaran (saat
jatuh tempo) biasanya dicantumkan dalam faktur atau bukti transaksi pembelian dan
penjualan barang dagangan. Syarat-syarat pembayaran yang tercantum dalam faktur antara
lain adalah sebagai berikut:
Syarat n/30
Artinya pembeli harus melunasi harga barang paling lambat 30 hari setelah tanggal transaksi.
Syarat 2/10 n/30
Artinya pembeli akan mendapatkan potongan sebesar 2 % apabila ia melunasi harga barang
paling lambat 10 hari setelah tanggal transaksi atau pembeli melunasi harga barang dalam
kurun waktu 30 harisetelah tanggal transaksi tanpa mendapatkan potongan.
Syarat EOM (End of Month)
Artinya harga bersih faktur harus dilunasi paling lambat pada akhir bulan dan pihak penjual
tidak memberi potongan tunai kepada pembeli
Syarat 2/15 EOM
Artinya adalah jika pembayaran dilakukan dalam waktu 15 hari maka pembeli akan
mendapatkan potongan 2 %, sedangkan pembayaran dilakukan selambat-lambatnya pada
akhir bulan.
2. Syarat Penyerahan Barang
Syarat penyerahan barang merupakan kesepakatan antara pihak penjual dan pihak
pembeli yang berhubungan dengan tempat barang yang akan diserahterimakan setelah terjadi
kecocokan atau kesesuaian mengenai harga. Jadi syarat penyerahan adalah perjanjian antara
kedua belah pihak mengenai siapa yang akan menanggung biaya pengiriman barang dari
gudang penjual sampai ke gudang pembeli. Beberapa syarat penyerahan yang biasanya terjadi
dalam jual beli barang yaitu sebagai berikut:
a) FOB Destination Point (free on board destination point)
FOB destination point atau frangko gudang pembeli yaitu biaya angkut barang mulai dari
gudang penjual sampai kegudang pembeli ditanggung oleh penjual. Hak kepemilikan barang
masih ditangan penjual sampai barang sampai ketangan pembeli.
b) FOB Shipping Point (free on board shipping point)
FOB shipping point atau frangko gudang penjual adalah biaya angkut barang mulai dari
gudang penjual sampai gudang pembeli menjadi tanggungan pembeli. Hak kepemilikan
barang sejak keluar dadri gudang penjual sudah menjadi hak pembeli.
c) CIF (cost, insurance and freight)
CIF adalah pihak penjual menanggung biaya pengiriman barang dan premi asuransi kerugian
atas barang tersebut.
d) CIFIC (cost, insurance, and freight inclusive commission)
CIFIC adalah pihak penjual menanggung biaya pengiriman barang, premi asuransi kerugian
serta tanggungan biaya komisi atas barang tersebut.
1.3 Perbedaan Akuntansi Perusahaan Jasa dan Perusahaan Dagang
a. Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa adalah suatu perusahaan yang kegiatan usahanya ditujukan untuk
memperoleh pendapatan/penghasilan melalui pelayanan jasa-jasa tertentu.Dalam proses
perusahaan jasa hanya melakukan kegiatan menjual jasa. Dan ini yang menjadikan
perusahaan jasa sangat mudah di lakukan proses penjurnalan. Akan tetapi jangan lupa jika
melakukan proses penjurnalan dan pembuatan laporan keuangan harus dengan teliti. Jika
salah sedikit bisa membuat kesaalahan pada laporan - laporan selanjutnya.
Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan barang, sehingga dalam laporan laba rugi
tidak terdapat komponen atau akun harga pokok penjualan
b. Perusahaan Dagang
Dalam proses perusahaan dagang,ini terjadi banyak kegiatan jadi lebih rumit daripada
perusahaan jasa. Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan usahanya melakukan
transaksi pembelian barang dagang kemudian untuk dijual kembali tanpa mengubah
bentuknya.kegiatan dalam perusahaan dagang ialah : Membeli barang dagang , Menjual
barang dagang , Memberikan potongan jika perlu. dan lain-lain. Inilah juga yang membuat
perusaahn dagang harus meiliki akuntan yang sangat teliti. Karena ke depannya perlu sekali
seorang akuntan untuk bisa meninjau , membuat , memberikan informasi berupa alaporan
yang valid dan bisa di pertanggungjawabkan.pada perusahaan dagang muncul akun
persediaan dan membutuhkan perhitungan Harga pokok penjualan.
Debit
Kredit
Saldo Normal
Kas
Kendaraan
Piutang Dagang
Barang Habis pakai
Peralatan Kantor
Gedung
Tanah
Perabotan
Perlengkapan
Asuransi di bayar dimuka
Sewa dibayar dimuka
Beban dibayar dimuka
Biaya Sewa
Macam-macam biaya
Gaji Pegawai
Biaya Bunga
Biaya Promosi
Prive
Utang dagang
Utang Jangka Panjang
Utang Jangka Pendek
Pendapatan
Modal
Pendapatan lainnya
Pendapatan
diterima
dimuka
Beban yang masih harus
dibayar
Sewa diterima dimuka
Persediaan
barang
dagangan
Penjualan
Retur
penjualan
dan
pengurangan harga
Potongan penjualan
Beban angkut penjualan
Pembelian
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
-
+
+
+
+
+
+
+
Debit
Debit
Debit
Debit
Debit
Debit
Debit
Debit
Debit
Debit
Debit
Debit
Debit
Debit
Debit
Debit
Debit
Debit
Kredit
Kredit
Kredit
Kredit
Kredit
Kredit
Kredit
Kredit
+
-
Kredit
Debit
+
-
Kredit
Debit
+
+
+
Debit
Debit
Debit
Kredit
+
-
Kredit
Debit
Jurnal Umum
Berikut ini merupakan cara pencatatan transaksi-transaksi dalam jurnal umum:
1. Pencatatan transaksi pembelian
Pada saat pembelian barang dagangan akan dicatat dengan mendebit akun pembelian dan
mengkredit akun kas (jika pembelian secara tunai) atau mengkredit akun utang dagang (jika
pembelian secara kredit)
Contoh 1:
Pada tanggal 5 Mei 2011 PT.Andalas membeli barang dagangan secara tunai kepada PT.
Royal sebesar Rp. 200.000
Penyelesaian:
Transaksi diatas akan dicatat dalam jurnal umum sebagai berikut:
5/5
Pembelian
Kas
Rp. 200.000
-
Rp. 200.000
Contoh 2:
Pada tanggal 7 Mei PT. Andalas membeli barang dagangan secara kredit kepada PT. Royal
sebesar Rp. 200.000
Penyelesaian:
Transaksi diatas akan dicatat dalamjurnal umum sebagai berikut:
7/5
Pembelian
Utang Dagang
Rp. 200.000
-
Rp. 200.000
Rp 50.000
-
Rp 50.000
Contoh 2:
Pada tanggal 14 Mei 2011 PT Andalas mengembalikan barang yang dibeli secara kredit dari
PT Widya sebesar Rp 50.000
Rp 50.000
-
Rp 50.000
Pembelian
Rp 500.000
Utang Dagang
Rp 500.000
ii. Jurnal membayar biaya angkut barang:
20/5 Beban Angkut Pemb. Rp 60.000
Kas
Rp 60.000
Walaupun syarat penyerahan barang adalh FOB Shipping Point, terkadang penjual
membayar lebih dulu biaya angkut pembelian. Selanjutnya biaya angkut tersebut dibebankan
kepada pembeli dengan menambahkannya pada jumlah faktur pembelian.
Contoh 2:
Dari contoh nomor 1 diatas misalkan biaya angkut barang tersebut sementara dibayar lebih
dulu oleh PT Purnama dan dibebankan kepada PT Andalas dengan menambahkannya pada
faktur pembelian.
Transaksi tersebut diatas dicatat dalam jurnal umum sebagai berikut:
i. Jurnal pembelian barang
20/5 Pembelian
Rp 500.000
Utang Dagang
Rp 500.000
ii. Jurnal membayar biaya angkut pembelian
20/5 Beban Angkut Pemb.
Rp 60.000
Utang Dagang
Rp 60.000
5. Pencatatan transaksi penjualan
Penjualan barang dagangan dapat dilakuakn secara tunai atau kredit. Jurnal untuk
mencatat suatu transaksi penjualan terdiri atas mendebet akun kas (jika penjualan tunai) atau
mendebet akun piutang dagang (jika penjualan kredit) dan mengkredit akun penjualan.
Contoh 1:
Pada tanggal 5 juni 2011 PT Naharina menjual barang dagangan secara tunai kepada PT
Andalas sebesar Rp 1.500.000
Transaksi tersebut akan dicatat oleh PT Naharina dalam jurnal umum sebagai berikut:
5/6 Kas
Penjualan
Rp 1.500.000
Rp 1.500.000
Contoh 2:
Pada tanggal 6 Juni 2011 PT Pesantren Baru menjual barang dagangannya kepada PT
Ngadirejo sebesar Rp 2.500.000 dengan syarat 3/10, n/30
Transaksi tersebut akan dicatat oleh PT Pesantren Baru dalam jurnal umum sebagai berikut:
6/6 Piutang Dagang
Penjualan
Rp 2.500.000
-
Rp 2.500.000
Rp 200.000
Kas
Rp 200.000
Contoh 2:
Pada tanggal 8 Juni 2011 PT Ngadirejo menerima kembali barang yang telah dijual kepada
PT Pesantren Baru sebesar Rp 500.000
Transaksi diatas akan dicatat oleh PT Ngadirejo dalam jurnal umum sebagai berikut:
8/8 Retur Penjualan
Rp 500.000
Piutang Dagang
Rp 500.000
Rp 2.425.000
Rp
Piutang Dagang
75.000
-
Rp 2.500.000
Rp 50.000
Rp 50.000
3.Buku Besar
Buku Besar adalah buku yang berisi semua rekening-rekening (kumpulan rekening) yang ada
dalam jurnal umum.Buku ini mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada masing-masing
rekening dan pada akhir periode akan tampak saldo dari rekening-rekening tersebut. Setiap transaksi
yang telah dicatat dalam jurnal akan diposting atau dipindahkan ke Buku Besar secara berkala.
4. Neraca Saldo
Neraca saldo adalah laporan atau daftar yang memuat akun saldo dari buku besar pada
periode tertentu, biasanya pada akhir periode pembukuan. Neraca saldo disusun setelah semua
transaksi yang terdapat di dalam jurnal dipindah bukukan ke dalam akun-akun yang
bersangkutan. Neraca Saldo biasanya disiapkan pada akhir periode atau dapat juga disiapkan kapan
saja untuk memastikan keseimbangan Buku Besar. Neraca Saldo disusun untuk memastikan bahwa
Buku Besar secara matematis adalah akurat dengan pengertian bahwa jumlah saldo-saldo debet
selalu sama dengan saldo-saldo kredit. Untuk lebih jelasnya
5. Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo rekeningrekening ke saldo yang sebenarnya sampai dengan periode akuntansi, atau untuk memisahkan
antara pendapatan dan beban dari suatu periode dengan periode yang lain.
Penyesuaian yang diperlukan pada akhir periode di dalam suatu perusahaan dagang, pada
umumnya tidak berbeda dengan penyesuian-penyesuaian yang dilakukan dalam perusahaan jasa.
Pada perusahaan dagang yang berbeda hanya penyusunan penyesuaian akun persediaan barang
dagang karena pada perusahaan jasa tidak terdapat persediaan barang dagang. penyesuaian akun
persediaan barang dagang dilakukan dua kali karena terdapat persediaan dagang awal dan
persediaan barang dagang akhir.
Pada akhir periode, perusahaan melakukan perhitungan atas jumlah fisik persediaan yang ada di
gudang. Dari perhitungan ini akan dapat diketahui jumlah unit barang yang ada di gudang (belum
terjual) pada akhir periode. Jumlah unit ini kemudian dikalikan dengan harga pokok barang yang
bersangkutan, sehingga dapat diketahui harga pokok persediaan yang ada pada akhir periode.
Melalui perhitungan fisik ini harus dimasukkan kedalam pembukuan perusahaa, agar pembukuan
dapat memberiakan informasi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada aakhir periode. Proses
untuk memasukkan data persedian akhir ke dalam pembukuan dapat dilakukan dengan membuat
jurnal penyesuaian. Dengan jurnal penyesuaian ini akan dapat memberikan informasi mengenai
persediaan akhir sekaligus juga HPP selama periode yang bersangkutan. HPP dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
Pembelian Bersih = Pembelian + Beban Angkut Pembelian (retur pembelian + potongan pembelian)
HPP = Persediaan barang dagang awal + pembelian bersih persediaan barang dagang akhir
Sejalan dengan rumus tersebut maka jurnal penyesuaian untuk mencatat HPP dan Persediaan
Barang Dagang Akhir pada perusahaan adalah sebagai berikut:
1)
HPP
Rp xxx
-
2)
3)
Persediaan BD Awal
Rp xxx
HPP
-
Rp xxx
Rp xxx
Pembelian
Rp xxx
Persediaan BD Akhir
HPP
Rp xxx
Apabila dalam buku besar terdapat akun-akunn yang berpengaruh atas pembelian seperti beban
angkut pembelian, retur dan potongan pembelian maka saldo-saldo rekening-rekening tersebut harus
dipindahkan kerekening HPP melalui jurnal penyesuaian sebagai berikut:
1) HPP
Rp xxx
Beban Angkut Pemb.
2) Retur Pembelian
HPP
3) Potongan Pembelian
HPP
Rp xxx
Rp xxx
-
Rp xxx
Rp xxx
-
Rp xxx
Perlengkapan
Rp
xxx
-Perlengkapan
Rp xxx
2.
Jurnal penyesuaian untuk beban dibayar dimuka
Misalnya transaksi beban sewa, maka jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut:
Beban Sewa
Rp xxx
Rp xxx
Misalnya transaksi gaji yang belum dibayar, maka jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut:
Beban
Gaji
Rp
-
4.
xxx
Utang
Gaji
Rp xxx
Jurnal untuk penyusutan aktiva tetap
Misalnya transaksi penyusutan gedung, maka jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut :
Rp xxx
Rp xxx
Pada kolom neraca saldo setelah disesuaikan terlihat bahwa akun persediaan barang
dagangan menunjukkan saldo persediaan barang per akhir periode, sedangkan akun-akun
Pembelian, Biaya Angkut Pembelian, Retur dan Potongan Pembelian, dan Potongan
Pembelian tidak bersaldo lagi karena telah dipindahkan ke akun Harga Pokok Penjualan.
Akun penjualan dan akun-akun yang berhubungan dengan penjualan tidak memerlukan
penyesuaian.
Pada kolom rugi-laba, saldo akun Penjualan berada pada sisi kredit, sedangkan saldo
akun Retur dan Potongan Penjualan dan Potongan Penjualan dicantumkan pada sisi debit,
karena kedua akun tersebut akan mengurangi jumlah penjualan. Saldo akun Harga Pokok
Penjualan dicantumkan pada sisi debit kolom rugi-laba, karena harga pokok penjualan adalah
biaya.
7. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil dari proses kegiatan akuntansi. Laporan keuangan
merupakan informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan, hasil usaha (kinerja), dan
perubahan posisi keuangan suatu entitas bisinis (perusahaan) yang berguna bagi berbagai
pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan.
Laporan keuangan dalam Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) terdiri atas laporan laba
atau rugi, laporan perubahan modal dan neraca.
DAFTAR RUJUKAN
Jusup, Haryono. 2005. Dasar-dasar Akuntansi.Yogyakarta: STIE YKPN Yogyakarta.
Rusdarti dan Kusmuriyanto. 2008. Ekonomi Fenomena di Sekitar Kita 3. Solo: Platinum.
MGMP Dinas Pendidikan Kota Kediri. 2010 .Ekonomi. Kediri: Intan Pariwara.
Nurhuda, Arif. 2009. Buku Besar dalam Dasar-dasar Akuntansi, (Online), (http://dasarakuntansi.blogspot.com/2009/09/buku-besar-dasar-dasar-akuntansi.html), diakses tanggal 17
April 2012.
Nurhuda, Arif. 2009. Neraca Saldo dalam Dasar-dasar Akuntansi, (Online), (http://dasarakuntansi.blogspot.com/2009/09/neraca-saldo-dasar-dasar-akuntansi.html), diakses tanggal
17 April 2012.
Castalie, Tania. 2011. Akuntansi Perusahaan Dagang, (http://taniacastalie.wordpress.com), diakses tanggal
21 April 2011.