Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

disusun sebagai bukti hasil tugas kelompok 1

Disusun oleh : 1. Asrida deliyant

2.Dita putriant

3.Enggal ardiastu afriani

4.Endi wahyudi

UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA

2019 / 202
Transaksi-Transaksi Perusahaan Jasa
Kegiatan perusahaan berkaitan dengan uang harus disertai bukt transaksi. Bukt transaksi itulah yang
digunakan untuk catatan-catatan yang digunakan sebagai tahap-tahap proses akuntansi yang
berhubungan dengan kegiatan usaha baik dari waktu berdirinya sampai dengan waktu berjalannya
usaha tersebut.

Contohnya : pengeluaran biaya mengurus izin usaha, membeli perabotan kantor, membeli alat tulis
kantor (ATK), biaya perjalanan, biaya sewa gedung, dan biaya gaji karyawan. Selain pengeluaran juga
ada transaksi pemasukan kas usaha dari jasa yang diberikan perusahaan kepada konsumen. Semua
ini menjadi dasar penyusunan laporan keuangan nantnya.

Transaksi-Transaksi Perusahaan Dagang

Kegiatan perusahaan dagang banyak macamnya daripada perusahaan jasa, secara lebih terperinci
transaksi-transaksinya sbb :

1. Pembelian Barang Dagang

Pembelian adalah jumlah harga beli barang dagangan sesuai dengan jumlah yang disepakat antara
penjual dan pembeli, yang pencatatannya dalam rekening pembelian yang akan ditulis pembelian
(Debet) dan harga perolehan pembelian (Kredit) dan ada juga pembelian yang dicatat pada rekening
khusus dengan syarat barang yang dibeli bertujuan untuk digunakan perusahaan ataupun tdak untuk
dijual.

Pembelian barang dagang dapat dilakukan dalam dua cara sbb :

a) Pembelian Tunai

Pembelian tunai adalah pembelian yang pembayarannya dilakukan secara bersamaan setelah
menerima barang dari penjual, yang jurnalnya :

Pembelian ( Debit ) Rp xxx _

¾ Kas ( Kredit ) _ Rp xxx

b) Pembelian Kredit

Pembelian kredit adalah pembelian yang pembayarannya dilakukan beberapa waktu setelah barang
diterima (Hutang), yang jurnalnya :

Pembelian ( Debit ) Rp xxx _

¾ Utang Usaha ( Kredit ) _ Rp xxx

2. Retur dan Pengurangan Pembelian

Retur pembelian adalah pembeli mengembalikan barang yang sudah dibelinya disebabkan barang
yang dibelinya tersebut rusak, cacat, berkualitas rendah, atau tdak sesuai dengan pesanan. Jika
barang tsb dikembalikan pembeli maka terjadi pengurangan atau potongan harga dari barang yang
dibelinya.

Jurnal yang dibuat Penjual :

Retur & Pengurangan Penjualan ( Debit ) Rp xxx _

¾ Piutang Usaha ( Kredit ) _ Rp xxx

Jurnal yang dibuat Pembeli :

Utang Usaha ( Debit ) Rp xxx _

¾ Retur & Pengurangan

Pembelian ( Kredit ) _ Rp xxx

Untuk retur dan pengurangan pembelian biasanya pembeli akan memberitahukan penjual untuk
mengurangi utangnya dengan mengeluarkan nota debit yang dikirimkan kepada penjual. Nota
Debit adalah nota yang dikirimkan pembeli kepada penjual untuk mendebit rekeninya dengan jumlah
tertentu, jika yang membuat nota itu pihak penjual disebut Nota Kredit.

3. Biaya Angkut Pembelian

Biaya angkut pembelian adalah biaya yang dikeluarkan pembeli dalam rangka memperoleh barang
dagangan dari penjual sampai ketangan pembeli untuk siap dijual.

Biaya angkut dicatat dalam rekening tersendiri yang disebut rekening biaya angkut pembelian, yang
jurnalnya :

Biaya Angkut Pembelian ( Debit ) Rp xxx _

¾ Kas ( Kredit ) _ Rp xxx

4. Penjualan Barang Dagangan

Penjualan barang dagangan dapat dilakukan secara tunai atau kredit. Penjualan Tunai adalah
penjualan barang dagangan yang pembayarannya dilakukan bersamaan saat menerima barang tsb.
Penjualan Kredit adalah penjualan barang dagangan yang penerimaan pembayarannya dilakukan
beberapa waktu setelah menerima barang tsb.

Jurnal Penjualan Tunai :

Kas ( Debit ) Rp xxx _

¾ Penjualan ( Kredit ) _ Rp xxx

Jurnal Penjualan Kredit :

Piutang Usaha ( Debit ) Rp xxx _

¾ Penjualan ( Kredit ) _ Rp xxx


5. Retur dan Pengurangan Penjualan

Retur dan pengurangan penjualan merupakan kebalikan dari retur dan pengurangan pembelian. Bagi
para pembeli disebut retur pembelian dan bagi penjual disebut retur penjualan. Untuk menyetujui
retur dan pengurangan penjualan maka penjual mengirimkan Nota Kredit kepada pembeli, maka
jurnalnya :

Retur & Pengurangan Penjualan ( Debit ) Rp xxx _

¾ Piutang Usaha ( Kredit ) _ Rp xxx

Pada jurnal diatas dipakai jika penjualan secara kredit, dan jika penjualan secara tunai maka yang
dikredit adalah rekening Kas.

6. Potongan Tunai Penjualan

Potongan penjualan adalah potongan yang diberikan oleh penjual kepada pembeli yang melakukan
pembelian secara kredit dengan syarat pembayaran dengan faktur yang gunanya untuk merangsang
pembeli agar membayar utangnya sebelum batas waktu kredit (secepatnya). Biasanya syarat itu akan
diberikan keterangan 2/10, n/30 artnya jika pembeli bisa membayar utang sebelum hari ke-10 maka
akan diberikan potongan 2% akan tetapi jika lebih 10 hari ataupun saat terakhir batas waktu
pembayaran utang maka pembeli harus membayar sebanyak utangnya (tanpa potongan), maka
jurnalnya :

Kas ( Debit ) Rp xxx _

Potongan Tunai Penjualan ( Debit ) Rp xxx _

¾ Piutang Usaha ( Kredit ) _ Rp xxx

7. Biaya Angkut Penjualan

Biaya angkut penjualan adalah biaya angkut yang dikeluarkan oleh penjual untuk mengangkut barang
dagangan yang dijualnya, maka jurnalnya :

Biaya Angkut Penjualan ( Debit ) Rp xxx _

¾ Kas ( Kredit ) _ Rp xxx

8. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Berdasarkan Undang-Undang perpajakan di Indonesia terdapat beberapa jenis barang dan jasa yang
dijual dengan dikenakan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) sebesar 10% dari harga faktur. Pajak ini akan
dibebankan kepada pembeli (pelanggan) sampai pembeli terakhir, dalam hal ini penjual bertndak
sebagai wajib pungut PPN dan berkewajiban menyetorkan pungutan PPN ke kas negara jika PPN
belum disetor ke kas negara maka akan dimasukkan ke dalam rekening Utang PPN, maka jurnalnya :

Kas atau Piutang Usaha ( Debit ) Rp xxx _

¾ Utang PPN ( Kredit ) _ Rp xxx


¾ Penjualan ( Kredit ) _ Rp xxx

9. Syarat Penyerahan

Dalam perdagangan barang dagangan terdapat dua syarat penyerahan barang yaitu FOB Shipping
Point dan FOB Destnaton.

a) FOB Shipping Point (Free on Board Shipping Point)

FOB Shipping Point atau perangko gudang penjualan adalah syarat penyerahan barang dagangan
yang mana pembeli harus menanggung biaya pengiriman barang dari gudang penjual sampai ke
gudang pembeli.

b) FOB Destnaton (Free on Board Destnaton)

FOB Destnaton atau perangko gudang pembeli adalah seluruh biaya pengangkutan barang
dagangan yang dijual sampai ke tempat pembeli biaya angkutnya ditanggung oleh penjual.

10. Sediaan Barang Dagang

Sediaan barang dagang adalah sediaan yang dibeli oleh perusahaan tetapi pada saat penyusutan
neraca belum selesai diproses atau dijual yang merupakan aktva lancar perusahaan. Sediaan
bertambah jika ada pembelian dan retur penjualan, sedangkan berkurang jika ada penjualan, retur
pembelian dan pemrosesan. Pencatatan dilakukan dengan dua metode yaitu Perpetual dan Fisik.

a) Metode Perpetual

Metode ini mencatat terus-menerus setap terjadi perubahan sediaan barang, sehingga setap saat
dapat diketahui HPP dan sediaan barang. Apabila terjadi penjualan barang dagangan maka
pencatatannya.

Masukan pendapatan, maka jurnalnya :

Kas atau Piutang Usaha ( Debit ) Rp xxx _

¾ Penjualan ( Kredit ) _ Rp xxx

( Sebesar Harga Perolehan )

Keluaran sediaan barang sebesar HPP, maka jurnalnya :

HPP ( Debit ) Rp xxx _

¾ Sediaan Barang Dagangan ( Kredit ) _ Rp xxx

( Sebesar Harga Perolehan )

b) Metode Periodik ( Metode Fisik )

Metode ini tdak melakukan pencatatan secara terus menerus, apabila terjadi Pembelian dan
Penjualan, transaksi tsb tdak dicatat pada rekening sediaan barang dagangan. Dengan demikian
rekening sediaan barang tdak dapat menunjukkan perubahan akibat pembelian, penjualan, dan
pemakaian.

Perhitungan HPP tdak dapat diketahui setap saat melainkan saat akhir periode akuntansi,
disebabkan baru dihitung saat periode berakhir. Perusahaan melakukan pencatatan sbb :

Jurnal pembelian barang

Pembelian ( Debit ) Rp xxx _

¾ Kas ( Kredit ) _ Rp xxx

Jurnal retur pembelian

Kas ( Debit ) Rp xxx _

¾ Retur & Pengurangan Pembelian ( Kredit ) _ Rp xxx

Jurnal penjualan barang

Kas ( Debit ) Rp xxx _

¾ Penjualan ( Kredit ) _ Rp xxx

Jurnal retur penjualan

Retur & Pengurangan Penjualan ( Debit ) Rp xxx _

¾ Kas ( Kredit ) _ Rp xxx

c) Harga Pokok Penjualan ( HPP )

Harga pokok penjualan adalah jumlah rupiah yang melekat pada barang yang diserahkan kepada
konsumen, didalam ini harus diperhitungkan adanya biaya angkut pembelian, retur dan pengurangan
pembelian, dan potongan tunai pembelian.

Penentuan HPP barang dagangan diperlukan dalam :

1) Mencatat pembelian barang dagangan untuk dijual lagi.

2) Menetapkan harga pokok barang yang dibeli dalam satu periode akuntansi.

3) Menentukan harga pokok barang-barang yang masih ada pada awal dan akhir periode akuntansi
Transaksi-Transaksi Perusahaan Manufaktur

Transaksi perusahaan Manufaktur lebih banyak daripada transaksi perusahaan jasa dan dagang
disebabkan pada perusahaan ini transaksinya dimulai dari pembelian bahan yang belum jadi sampai
terjadinya pemasaran dari barang yang di olah, jadi proses transaksinya sangat panjang. Transaksi-
transaksi pada perusahaan manufaktur secara terperinci sbb :

1. Transaksi Pembelian Bahan.

2. Transaksi Pemakaian Bahan.

3. Transaksi Pencatatan dan Pembayaran Gaji dan Upah.

4. Transaksi Pencatatan Biaya Overhead Pabrik.

5. Transaksi Penjualan Barang Jadi.

6. Transaksi Pencatatan Biaya Administrasi dan Umum.

7. Transaksi Pencatatan Biaya Pemasaran.

Dari transaksi utama perusahaan manufaktur tsb, dapat dihasilkan bukt-bukt transaksi sbb :

1. Voucher atau Laporan Penerimaan Barang

Voucher merupakan bukt awal yang digunakan sebelum transaksi pengeluaran kas dilakukan.
Voucher dapat diartkan sebagai bukt perusahaan dalam melakukan pembelian secara kredit.

2. Bukt Pemakaian Barang

Bukt pemakaian barang digunakan untuk mencatat seluruh transaksi pemakaian barang oleh
departemen produksi bagian persiapan dan ring spinning, departemen pembantu (listrik, bengkel,
dan umum pabrik), departemen administrasi dan umum, serta departemen pemasaran.

3. Faktur Penjualan

Faktur penjualan digunakan untuk merekam seluruh transaksi penjualan barang jadi perusahaan
secara kredit.

4. Bukt Kas Masuk (Bukt Penerimaan Kas)

Bukt kas masuk (BKM) merupakan bukt transaksi yang membuktkan telah terjadinya transaksi
penerimaan kas. Bukt kas masuk menjadi sumber utama pencatatan dalam jurnal penerimaan kas.

5. Bukt Kas Keluar

Bukt kas keluar (BKK) digunakan untuk mencatat seluruh transaksi yang berkaitan dengan
pengeluaran kas yang didasarkan pada bukt voucher yang sudah jatuh tempo. Bukt kas keluar
merupakan sumber utama pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas.

6. Bukt Memorial
Seluruh transaksi yang tdak direkam dalam bukt transaksi lain (BKM, BKK, faktur, penjualan, laporan
penerimaan barang, dan laporan pemakaian barang) dicatat kedalam bukt memorial (BM). Bukt
memorial merupakan sumber utama dalam pencatatan jurnal umum.

Contoh Jurnal Penyesuaian Perusahaan Jasa Dengan “5


Transaksi

Berikut ini adalah contoh jurnal penyesuaian Candra Taylor oleh Tn. Candra
melakukan pengecekkan ulang sebelum penyusunan laporan keuangan per
31 Mei 2017 dan diperoleh informasi seperti berikut ini.

1. Perlengkapan jahit yang ada senilai Rp 850.000,-


2. Pembayaran sewa dibayar dimuka sebesar Rp 1.200.000 untuk jangka
waktu 3 bulan yang terhitung mulai tanggal 2 Mei 2017.
3. Peralatan disusutkan nilainya sebesar Rp. 100.000
4. Akibat kelalaian tagihan listrik pada bulan Mei 2017 sebesar Rp 70.000
belum dibayarkan perusahaan.
5. Pembayaran gaji dilakukan 2 minggu sekali yaitu tiap hari sabtu tanggal
31 maret dan rabu tanggal 3 juni 2017. Sehingga gaji karyawan yang
terhitung belum dibayarkan sebesar Rp 150.000.

Informasi penyesuaian diatas maka disusun jurnal penyesuaiannya adalah


sebagai berikut.

1. Perlengkapan jahit
Saldo perlengkapan di neraca saldo adalah sebesar Rp. 1.000.000. ternyata
setelah dilakukan pengecekkan jumlah perlengkapan yang sebenarnya
adalah sebesar Rp 850.000, jadi perlengkapan harus dikurangi sebesar Rp
150.000 (pada kolom kredit).

Perlengkapan yang berkurang untuk kegiatan usaha maka akan diakui


sebagai Beban Perlengkapan (bertambah), jadi Beban
Perlengkapan bertambah sebesar Rp 150.000 (Debet)
Ayat Jurnal Penyesuaiannya adalah :

Beban Perlengkapan Rp. 150.000

Perlengkapan Rp. 150.000

2. Perhitungan Sewa dibayar dimuka


Perhitungan Sewa dibayar dimuka sebesar Rp 1.200.000 untuk jangka waktu
3 bulan dan terhitung mulai tanggal 2 mei 2017 adalah Sewa per bulan
1.200.000 / 3 (bulan) = 400.000 per-bulan.
Karena pada bulan mei sudah terhitung, jadi sewa sudah dijalani jadi sewa
dibayar dimuka yang tersisa adalah hanya tersisa 2 bulan lagi.

Maka sewa dibayar dimuka harus dikurangi sebesar Rp. 400.000 karena
terhitung masih bulan mei atau belum menggunakannya lagi. Artinya sewa
dibayar dimuka berkurang di Kredit sebesar Rp. 400.000.

Sewa yang sudah terhitung dijalani 1 bulan (mei) sebilai Rp. 400.000 juga
harus diakui sebagai Beban Sewa. Artinya Beban Sewa bertambah Rp.
400.000.
Ayat Jurnal Penyesuaiannya adalah.

Beban Sewa Rp. 400.000

Sewa Dibayar Dimuka Rp. 400.00

3. Peralatan disusutkan
Analisis dari peralatan disusutkan nilainya sebesar Rp 100.000,- artinya
peralatan telah mengalami penyusutan dan dicatat sebagai beban
penyusutan bertambah sebesar Rp. 100.000 kolom (Debet). Dan akumulasi
penyusutan peralatan jahit bertambah sebesar Rp. 100.000.
Ayat Jurnal Penyesuaiannyaa adalah:

Beban Penyusutan Peralatan Akum Rp. 150.000

Penyusutan Peralatan Rp. 150.000

4. Beban Tertangguhkan
Akibat kelalaian perusahaan ternyata tagihan listrik belum terbayarkan yaitu
sebesar an Mei 2017 Rp 70.000 belum dibayar. Beban listrik bertambah
sebesar Rp. 70.000 (debet) dan karena belum dibayarkan maka beban
listrik yang masih harus dibayar atau menjadi hutang listrik bertambah
sebesar Rp. 70.000
Ayat Jurnal Penyesuaiannya adalah :

Beban Listrik Rp. 150.000

Utang Listrik Rp. 150.000

5. Beban Gaji
Pembayaran gaji 2 minggu sekali tiap hari sabtu Rp 200.000,- sekarang
tanggal 31 Mei 2017 tepat hari Rabu dan gaji dibayar hari Sabtu tanggal 3
Juni. Sehingga gaji karyawan bulan Mei terhitung Rp 150.000,- belum bisa
dibayarkan. Analisis :
Beban gaji bertambah sebesar Rp. 150.000 pada debet dan karena belum
dibayar maka utang gaji bertambah sebesar Rp.150.000 pada kredit.
Jadi AJP nya adalah

Beban Gaji Rp. 150.000

Utang Gaji Rp. 150.000

Candra Taylor
Ayat Jurnal Penyesuaian
Periode Mei 2017

Tanggal Nama Akun Debet Kredit

Mei 31 Beban Perlengkapan Rp. 150.000

Perlengkapan Rp. 150.000

31 Beban Sewa Rp. 400.000

Sewa Dibayar Dimuka Rp. 400.000

31 Beban Penyusutan Peralatan Akun Rp. 150.000

Penyusutan Peralatan Rp. 150.000

31 Beban Listrik Rp. 150.000

Utang Listrik Rp. 150.000

31 Beban Gaji Rp. 150.000

Utang Gaji Rp. 150.000

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa


Perusahaan Jasa
Perusahaan jasa bisa kita artikan sebagai perusahaan yang khusus bergerak
menangani atau memberikan pelayanan di bidang penjualan jasa (keahlian).
Apa saja contohnya ?

Yang termasuk ke dalam bidang perusahaan jasa contohnya adalah bank,


asuransi, bengkel motor/mobil, rental, usaha salon, jasa pengiriman
surat/barang (POS, JNE, TIKI dsb) dan masih banyak contoh lainnya.
Laporan Keuangan Perusahaan Jasa
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK), menyatakan bahwa laporan
keuangan dapat diidentifikasikan secara jelas informasi yang ada di suatu
perusahaan. Laporan keuangan meliputi

1. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain (statement of income


and other comprehensive income).
2. Laporan perubahan ekuitas( statement of change equity).
3. Laporan posisi keuangan (statement of financial position) / Neraca (balance
sheet).
4. Laporan arus kas (stetement of cash flow).
5. Catatan atas laporan keuangan.
6. Informasi komparatif.

Laporan keuangan perusahaan jasa memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Menyajikan informasi yang menyangkut posisi keuangan.


2. Untuk memenuhi kebutuhan informasi bersama.
3. Untuk menyatakan apa yang telah dilakukan manajemen.

Baca juga:

1. Tujuan Laporan Arus Kas, Definisi, Manfaat dan Contoh


2. “6” Contoh Laporan Arus Kas Perusahaan (Dagang dan Jasa)

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

contoh
laopran laba rugi perusahaan jasa
contoh laporan
perubahan modal perusahaan jasa

contoh
laporan neraca perusahaan
jasa contoh
laporan arus kas perusahaan jasa lengkap

Laporan Keuangan Perusahaan Jasa


Laporan keuangan perusahaan jasa yang disajikan setiap akhir periode terdiri
atas laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan posisi kas (neraca),
dan laporan arus kas.

1. Contoh Laporan Laba-Rugi (Income Statement)


Laporan laba/rugi adalah laporan yang menyajikan seluruh pendapatan dan
beban dari suau perusahaan dalam satu periode akuntansi. Laporan laba/rugi
memiliki dua bentuk penyajian yaitu:

1. Bentuk Single Step

Bentuk laporan ini jenisnya adalah menjumlahkan seluruh pendapatan dan


semua beban yang ada. Kemudian selisih dari pendapatan dan beban adalah
diketahui besarnya sebagai laba/rugi perusahaan.

2. Bentuk Bertahap (Multiple Step)


Pada prinsipnya bentuk yang kedua ini sama dengan bentuk sebelumnya
hanya perbedaannya karena adanya pengelompokkan atas jenis pendapatan
dan jenis beban. Misalnya pendapatan, antara pendapatan usaha dan
pendapatan diluar usaha dikelompokkan tersendiri. Begitupun pada beban,
dibedakan pula beban usaha dan beban diluar usaha.

Selisih dari pendapatan dan beban kemudian diketahui sebagai laba/rugi


perusahaan.

Baca juga:

1. [TERBARU] Contoh Laporan Laba Rugi Perusahaan Jasa


2. Pengertian dan Contoh Laporan Laba Rugi +Bentuk dan Format
Penyusunan

2. Laporan Perubahan Modal (Capital Statement)


Laporan perubahan modal / laporan perubahan ekuitas adalah suatu bentuk
laporan keuangan perusahaan jasa yang secara khusus menyajikan informasi
tentang segala perubahan yang terjadi pada modal/ekuitas suatu perusahaan
pada satu periode akuntansi.

Unsur-unsur laporan perubahan ekuitas:

 Modal awal (pemilik)


 Laba (rugi) bersih
 Setoran (penarikan) pemilik
 Ekuitas akhir

Informasi :

Terjadi penambahan modal apabila: laba lebih besar dari pada


pengambilan pribadi (prive). Dan terjadi pengurangan modal apabila:

1. Laba lebih kecil dari prive (pengambilan pribadi)


2. Rugi ditambah dengan prive (pengambilan pribadi).

Baca juga:

1. Pengertian, Contoh dan Unsur Laporan Perubahan Modal


2. Contoh Laporan Perubahan Ekuitas Perusahaan Jasa

3. Laporan Posisi Keuangan / Neraca


Laporan Posisi Keuangan atau sering disebut neraca pada perusahaan jasa
adalah suatu bentuk laporan keuangan yang menyajikan informasi mengenai
perubahan posisi keuangan yang berupa aset, kewajiban, dan ekuitas (modal)
untuk satu periode akuntansi tertentu pada suatu perusahaan.

Berikut adalah unsur-unsur Laporan Posisi Keuangan:

1. Aset
2. Kewajiban (liabilitas)
3. Ekuitas (equity)

Bentuk Laporan Posisi Keuangan yang lazim digunakan adalah dengan


2 bentuk , yaitu:

1. Bentuk skontro
2. Bentuk staffel

Langkah-langkah Penyusunan Laporan Posisi Keuangan:

1. Judul Laporan

Menuliskan keterangan yang terdiri dari:

 nama perusahaan,
 nama laporan, dan
 periode laporan di tengah atas halaman.

2. Isi Laporan

 Aset disusun sedemikian rupa hingga menurut urutan likuiditasnya


 Kewajiban harus disusun menurut urutan jatuh temponya
 Ekuitas harus disusun menurut urutan sifat kekekalannya

Baca juga:

1. Bentuk Neraca Staffel dan Skontro “Mudah”


2. “4” Contoh Laporan Neraca Perusahaan (Dagang dan Jasa)

Contoh Laporan Posisi Keuangan / Neraca

1. Bentuk skontro (sebelah-menyebelah) Bentuk T

Neraca dengan bentuk skontro atau bentuk T adalah dengan cara kelompok
harta (aktiva) di kolom sebelah kiri , sedangkan kelompok kewajiban dan
modal letaknya dikolom sebelah kanan.

2. Bentuk laporan (Stafel)


Bentuk neraca ini disajikan dengan cara, kelompok harta (aktiva) diletakkan
dibagian atas dan kelompok kewajiban dan modal diletakkan dibawahnya..
bentuk ini sering dikenal dengan bentuk laporan/vertical.

4. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows)


Laporan arus kas perusahaan jasa adalah laporan keuangan yang
menyajikan informasi arus masuk dan arus keluar kas dan setara dengan kas.

Kas : meliputi uang tunai atau saldo kas dan rekening giro

Sedangkan setara kas : adalah investasi yang sifatnya sangat likuid,


berjangka waktu pendek yang dengan mudah dapat dapat dijadikan/dicairkan
menjadi kas.

Jadi, laporan arus kas harus dapat melaporkan arus kas selama periode
akuntansi tertentu dan dapat diklasifikasikan menjadi :

1. Arus Kas dari Aktivitas Operasi


2. Arus Kas dari Aktivitas Investasi
3. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Yang disesuaikan dengan bisnis perusahaan tersebut. Tujuan dari klasifikasi


sendiri adalah untuk memberikan informasi yang memungkinkan para
pengguna laporan keuangan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut
terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara
kas.

1. Arus Kas dari Aktivitas Operasi


Arus kas dari aktivitas operasi diperoleh dari transaksi dan peristiwa yang
mempengaruhi laba/rugi bersih perusahaan karena berhubungan dengan
pendapatan perusahaan. Arus kas dari aktivitas operasi meliputi:

 penerimaan kas hasil dari penjualan barang atau


 penerimaan kas dari royalty, fee, komisi, dan pendapatan lain,
 pembayaran sejumlah kas kepada pemasok barang atau jasa,
 pembayaran sejumlah kas kepada karyawan,
 penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi
sehubungan dengan premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi
lainnya,
 pembayaran sejumlah kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak
penghasilan,
 penerimaan dan pembayaran sejumlah kas dari kontrak yang diadakan
dan dilaksanakan untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.
2. Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Arus kas dari aktivitas investasi menunjukkan berupa informasi tentang


penerimaan dan pengeluaran kas yang berhubungan dengan sumberdaya
yang bertujuan menghasilkan pendapatan dan arus kas di masa depan.

Arus kas dari aktivitas investasi meliputi:

1. sejumlah uang muka yang diterima akibat pinjaman yang diberikan


kepada pihak lain serta pelunasannya (terkecuali yang dilakukan oleh
lembaga keuangan).
2. penerimaan kas atas penjualan aktiva tetap (tanah, bangunan,
peralatan) aktiva tak berwujud, dan aktiva jangka panjang lain.
3. pengeluaran kas yang digunakan untuk pembelian seperti aktiva tetap,
aktiva jangka panjang, termasuk didalamnya adalah biaya
pengembangan aktiva yang dibangun sendiri oleh perusahaan.
4. perolehan saham dari perusahaan lain atau instrumen keuangan.
5. pembayaran sejumlah kas yang berhubungan dengan futures contracts,
forward contracts, option contracts, dan swap contracts, terkecuali pelaksanaan
kontrak tersebut untuk tujuan perdagangan (dealing or trading), atau
apabila pembayaran tersebut digolongkan sebagai aktivitas pendanaan.

3. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Perlunya dilakukan pengungkapan yang terpisah dari arus kas akibat dari
aktivitas pendanaan adalah untuk memprediksi klaim (aduan) terhadap arus
kas masa depan oleh para penyetor (pemasok) modal perusahaan.
Yang termasuk dalam Arus kas dari aktivitas pendanaan diantaranya:

1. pembayaran kas untuk mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan


dengan sewa guna usaha.
2. penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan
pinjaman lainnya.
3. penerimaan kas yang berasal dari saham atau instrumen modal
lainnya.
4. pengeluaran kas untuk penarikan atau menebus saham perusahaan
kepada para pemegang saham.
5. pelunasan pinjaman.
6. pembiayaan (finance lease) oleh penyewa guna usaha (lessee) Berikut
contoh laporan keuangan perusahaan jasa.
Langkah-langkah Tahapan Pencatatan
keuangan Pada Perusahaan Jasa Beserta
Contohnya
1. Analisa Transaksi (Pencatatan & Penggolongan)
Tahap yang pertama dalam tahapan akuntansi perusahaan jasa adalah
mengumpulkan data-data keuangan yang valid, akurat, dan bisa
dipertanggungjawabkan.
Contohnya seperti nota pembelian, kwitansi penjualan, dan sebagainya.
Kemudian catatlah seluruh transaksi keuangan secara detail pada jurnal
umum berdasarkan data-data yang dikumpulkan agar memudahkan
Anda pada tahap-tahap selanjutnya.
Setelah itu, pindahkanlah data tersebut dari jurnal umum ke buku besar.
Golongkanlah data transaksi keuangan berdasarkan jenis transaksi,
tanggal, nomor dan nama akun, dan lain sebagainya.
Dengan begitu, seluruh transaksi perusahaan pada jurnal yang
berhubungan dengan kas akan masuk pada satu buku besar kas. Lalu,
hitunglah saldo masing-masing akun pada buku besar untuk mengetahui
total nilai akun.

2. Neraca Saldo atau Neraca Percobaan


Kegiatan akuntansi selanjutnya merupakan membuat neraca saldo untuk
menilai proses pencatatan data dari jurnal umum ke buku besar (posting)
sudah benar adanya dengan cara membuat neraca saldo. Dan apabila
jumlah debit dan kredit seimbang, itu berarti tidak ada kesalahan dalam
peng-input-an data.

3. Jurnal Penyesuaian
Tahap yang ketiga adalah penyusunan jurnal penyesuaian yang dibuat
saat terjadinya transaksi yang berpengaruh pada akun-akun perusahaan,
misalnya penyusutan peralatan, uang sewa yang belum dilunasi, dan lain
sebagainya. Di tahap ketiga ini, biasanya akan muncul akun-akun baru
setelah adanya jurnal penyesuaian.

4. Neraca Lajur
Idealnya, penyusunan neraca lajur akan mengacu pada neraca saldo dan
jurnal penyesuaian. Apabila keduanya sudah Anda buat, maka
penyusunan neraca lajur bisa dilakukan secara mudah. Nantinya, neraca
lajur itu akan memberikan informasi dalam bentuk laporan laba-rugi dan
neraca. Keduanya itu akan menjadi dasar dalam pembuatan laporan
keuangan nantinya.

5. Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan tahapan kelima dari siklus akuntansi
perusahaan jasa yang diantaranya berisi laporan laba-rugi, neraca, dan
laporan perubahan modal. Dalam laporan keuangan laba-rugi, semua
pendapatan dan biaya yang telah dikeluarkan perusahaan akan dihitung
untuk mengetahui laba atau rugi yang diperoleh. Sedangkan, dalam
laporan neraca akan menampilkan semua keuangan perusahaan dari
sektor aset, utang. dan modal.

6. Jurnal Penutup
Akun-akun perkiraan pada laporan perubahan modal dan laporan laba-
rugi yang ada pada perusahaan jasa pada akhirnya akan ditutup. Akun-
akun tersebut diantaranya merupakan akun pendapatan, biaya dan
beban, laba-rugi, dan prive. Setiap akun ini perkiraan yang ditutup akan
bersaldo Rp.0, sehingga yang tersisa hanya akun perkiraan yang
mempengaruhi neraca saja yang memiliki saldo.

7. Jurnal Pembalik
Tahapan jurnal pembalik adalah tahap pembalikan beberapa akun yang
telah ditutup untuk mengembalikan saldonya. Akun perkiraan yang
dibalik biasanya merupakan pembayaran yang dibayar di muka dan
belum jatuh tempo.

8. Neraca Akhir atau Awal (Setelah Penutupan)


Tahap ini disebut dengan neraca akhir atau awal, karena sebagai neraca
akhir yang dihasilkan pada akhir periode, disebut neraca awal karena
akan digunakan sebagai neraca awal pada siklus akuntansi periode
berikutnya.

Dengan adanya langkah-langkah tahapan siklus akuntansi yang harus


dilakukan pada perusahaan jasa, tentunya akan lebih mudah jika
perusahaan menggunakan software akuntansi online seperti Jurnal yang
akan menggolongkan semua transaksi usaha sesuai dengan semua
kriteria laporan keuangan maupun jurnal yang dibutuhkan.

Dapatkan kemudahan dalam melakukan tahapan akuntansi dengan


menggunakan Jurnal. Dengan Jurnal ini Anda bisa mempersingkat proses
dalam siklus akuntansi. Karena, Anda hanya perlu mencatat seluruh isi
transaksi di Jurnal dan Jurnal akan mengolahnya menjadi laporan
keuangan instan dengan data akurat dan realtime.

Contoh Pencatatan Akuntansi pada Perusahaan Jasa

Pada tanggal 1 januari 2012 Wawan mendirikan perusahaan yang diberi


nama “Wawan Elektronik Servis” transaksi yang terjadi selama bulan
januari sebagai berikut:
 1/01/2012 tuan Wawan menyetorkan uang pribadinya dan
kekayaannya sebagai modal awal, berupa uang tunai Rp
6.000.000,- peralatan kantor Rp 3.000.000,- gedung Rp
10.000.000,-
 2/01/2012 dibeli peralatan servis dari toko garuda Rp 3.000.000,-
baru dibayar tunai Rp 1.000.000,- sisanya diangsur selama 3
bulan.
 3/01/2012 dibeli perlengkapan servis secara tunai Rp 750.000,-
 10/01/2012 diterima pendapatan servis tunai Rp 900.000,-
 15/01/2012 dibayar gaji pegawai sebesar Rp 300.000,-
Catatlah transaksi diatas kedalam jurnal umum!
Jawaban;
Wawan Elektronik Servis
Jurnal Umum
Periode, Januari 2012 Halaman 5
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit
2012 1 Kas Rp -
Janua Peralatan kantor 6.000.000,- -
ri Gedung Rp -
Modal 3.000.000,- Rp
(modal awal) Rp 19.000.000,-
10.000.000,-
-
2 Peralatan Rp -
Kas 3.000.000,- Rp
Utang - 1.000.000,-
(pembelian peralatan servis secara - Rp
kredit) 2.000.000,-
3 Perlengkapan servis Rp -
Kas 740.000,- Rp
(pembelian perlengkapan secara - 750.000,-
tunai)
1 Kas Rp -
0 Pendapatan 900.000,- Rp
(penerimaan pendapatan servis) - 900.000,-
1 Beban gaji Rp -
5 Kas 500.000,- Rp
(pembayaran gaji karyawan) - 300.000,-
Rp
23.950.000,-

Rp
23.950.000,-

Anda mungkin juga menyukai