Anda di halaman 1dari 32

BAB 7

SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN


DAGANG

Ellyn Octavianty,SE.,MM

1
AKTIVITAS PERUSAHAAN DAGANG

Perusahaan Dagang adalah perusahaan yang mebeli barang dari


perusahaan lain dan menjualnya kepada pihak yang membutuhkan
barang tersebut. Jadi, fungsi perusahaan dagang adalah sebagai
jembatan antara konsumen yang membutuhkan suatu barang
tertentu dan produsen yang menyediakan barang tersebut.
Perusahaan dagang berfungsi mempertemukan antara produsen
suatu produk tertentu dan konsumen yang membutuhkan produk
tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Karena tidak membuat sendiri produknya, maka perusahaan dagang
harus (1) membeli barang-barang yang akan dijual. Untuk membeli
barang-barang tersebut, perusahaan harus (2) mengeluarkan uang
sebagai bukti pembayaran, baik pada saat terjadinya transaksi
maupun di kemudian hari.
Setelah memperoleh barang dagang, perusahaan harus melakukan
aktivitas (3) penjualan kepada konsumen langsung ataupun kepada
pedagang lain yang menjadi pedagang perantara. Aktivitas
penjualan ini mengakibatkan arus barang keluar perusahaan. Dari
aktivitas penjualan barang ini perusahaan akan memperoleh (4)
penerimaan uang dari pelanggan, transaksi ini mengakibatkan
terjadinya arus kas masuk ke dalam perusahaan.

Pembelian Penjualan
Produsen Perusahaan Konsumen
Kas Keluar Dagang Kas Masuk
Melihat fungsi perusahaan dagang seperti itu, aktivitas
perusahaan dagang dapat dikelompokkan ke dalam 4 kelompok
utama, yaitu :
1. Pembelian
2. Pengeluaran Kas
3. Penjualan
4. Penerimaan Kas
Karena itu, sebagian besar aktivitas dalam perusahaan
dagang akan didominasi oleh keempat aktivitas tersebut. Jadi,
pencatatan transaksi dalam perusahaan dagang akan sangat
berkaitan dengan keempat jenis transaksi tersebut.
AKUN-AKUN PERUSAHAAN DAGANG

Berbeda dengan perusahaan jasa yang menjual produk yang


bersifat nonfisik, perusahaan dagang membeli dan menjual produk
yang memiliki bentuk fisik. Karena itu, terdapat beberapa aktivitas
dan beberapa akun dalam perusahaan dagang yang tidak memiliki
perusahaan jasa. Akun-akun tersebut antara lain:

1. Akun Pembelian, yaitu akun yang hanya digunakan untuk


menampung aktivitas pembelian barang dagang perusahaan.
2. Akun Penjualan, yaitu akun yang hanya digunakan untuk
menampung penjualan barang dagang perusahaan
3. Akun Persediaan, yaitu akun yang digunakan untuk
menunjukkan jumlah barang dagang yang dimiliki perusahaan
pada awal atau akhir periode akuntansi tertentu.
4. Akun Beban Pokok Penjualan (BPP), yang digunakan untuk
menampung beban pokok/harga beli barang yang telah terjual
selama suatu periode akuntansi tertentu.
5. Akun Potongan Penjualan/Potongan Tunai, yaitu akun yang
digunakan untuk menampung jumlah diskon atau
pengurangan yang diberikan pihak penjual kepada
pelanggannya karena telah membayar secara tunai atau dalam
waktu yang telah ditentukan.
6. Akun Retur penjualan, yaitu akun yang digunakan untuk
menampung sejumlah barang yang telah dijual tetapi
dikembalikan lagi oleh pihak pembeli karena ada
ketidaksesuain pesanan.
7. Akun Potongan Pembelian, yaitu akun yang digunakan untuk
menampung sejumlah diskon yang telah diberikan oleh pihak
produsen/supplier kepada pihak pembeli karena telah
membayar secara tunai atau dalam waktu yang ditetapkan.
8. Akun Beban pemasaran, yaitu akun yang digunakan untuk
menampung keseluruhan beban yang dikeluarkan
perusahaan demi menjual dan mendistribusikan barang
dagangnya hingga sampai ke tangan konsumen. Karena itu,
beban pemasaran mencakup : Gaji staf adm penjualan, Gaji
dan komisi wiraniaga, Gaji manajer pemasaran, Beban Iklan,
Beban pelatihan wiraniaga dll.

7
9. Akun Beban administrasi dan Umum, yaitu akun yang digunakan
untuk menampung keseluruhan beban operasi kantor guna
perencanaan dan pengendalian secara umum. Karena itu,
lingkup kegiatan administrasi dan umum sangat luas, yang
mencakup: gaji staf adm, Gaji manajer dan direktur, beban sewa,
beban urusan hukum, beban koersponden dll.

METODE PENCATATAN
Karena fungsi utama perusahaan dagang adalah menjual barang
dagang (persediaan) yang dimilikinya, maka pencatatan dan
perlakuan akuntansi atas persediaan yang dimiliki perusahaan akan
berpengaruh langsung terhadap keseluruhan proses akuntansi di
perusahaan tersebut. Dalam melakukan pencatatan atas aktivitas
perusahaan dagang, terdapat dua metode yg digunakan.
1. Metode Periodik, yaitu metode yang digunakan untuk
mencatat hal-hal yang berkaitan dengan persediaan
barang dagang dalam suatu perusahaan dagang, dimana
persediaan dicatat dan dihitung hanya pada awal serta
akhir periode akuntansi saja untuk menentukan beban
pokok penjualannya. Metode ini paling banyak dipakai
oleh perusahaan yang frekuensi transaksinya tinggi.
2. Metode Perpetual, yaitu metode yang digunakan untuk
mencatat hal-hal yang berkaitan dengan persediaan
barang dagang dalam perusahaan dagang, di mana
persediaan dicatat dan dihitung secara detail baik pada
waktu dibeli maupun dijual. Berbeda dengan metode
periodik, pada saat melakukan transaksi pembelian,
Nilai transaksinya di jurnal di sebelah debet akun Persediaan dan
di sebelah kredit akun Kas atau Utang Usaha. Setiap kali
melakukan transaksi penjualan, nilainya di debet pada akun Kas
dan Piutang Usaha dan di kredit pada akun Penjualan. Pada saat
yang sama, juga di debet akun Beban Pokok Penjualan dan di
kredit akun Persediaan. Jadi, dari setiap jurnal perusahaan dapat
langsung mengetahui laba kotor yang diperoleh.
Transaksi Jurnal
Periodik Perpetual
Pembelian Barang Pembelian xxx Persediaan xxx
Kas xxx Kas xxx

Penjualan Barang Kas xxx Kas xxx


Penjualan Penjualan xxx
BPP xxx
Persediaan xxx
BEBAN POKOK PENJUALAN

Beban Pokok Penjualan (BPP) adalah harga beli barang-barang


yang dijual selama suatu periode akuntansi. Perhitungan BPP
dapat dilakukan dengan menjumlahkan persediaan awal barang
dagang dengan pembelian bersih dalam satu periode lalu
dikurangi jumlah persediaan barang dagang pada akhir periode
akuntansi. Sementara itu, perhitungan pembeliaan bersih
dilakukan dengan mengurangkan jumlah retur pembelian dan
potongan pembelian total.
Beban Pokok Penjualan yang telah ditetapkan lalu dikurangkan
dari penjualan bersih untuk menentukan laba kotor usah.
Sedangka penjulan bersih dihitung dengan mengurangkan
jumlah retur penjualan dan potongan penjualan dari penjualan
total.
Laba Kotor yang telah diketahui lalu dikurangi dengan beban operasi
untuk menentukan laba bersih usaha sebelum pajak. Beban operasi
tersebut terdiri dari beban pemasaran dan beban adm & umum.

Persediaan awal barang dagang xxx


Pembelian xxx
Potongan pembelian (xx)
Retur pembelian (xx)
Pembelian bersih xxx
Persediaan total barang dagang xxx
Persediaan akhir (xx)
Beban Pokok Penjualan xxx
BEBAN ANGKUT DAN MEKANISME PENGIRIMAN

Karena proses penjualan barang dagang pasti berkaitan dengan


biaya pengiriman dan tanggung jawab pengiriman, umumnya
transaksi penjualan dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Free On Board-Shipping Point (FOB-Shipping Point) adalah
transaksi penjualan barang dagang di mana penyerahan hak
kepemilikan atas barang dagang tersebut dilakukan digudang
penjual. Konsekwensinya, seluruh beban pengiriman barang
dagang sejak dari gudang penjual hingga gudang pembeli
menjadi tanggung jawab pembeli. Itu berarti jika transaksi
penjualan dilakukan dengan menggunakan FOB-Shipping Point,
maka biaya pengiriman tidak dicatat dan dijurnal oleh pihak
penjual. Sebaliknya, pihak pembeli harus mencatat dan
menjurnal biayapengiriman tersebut dalam buku jurnalnya.
Akibatnya, harga beli barang dagang tersebut akan bertambah
sebesar biaya pengirimannya.
2. Free On Board-Destination (FOB-Destination) adalah transaksi
penjualan barang dagang di mana penyerahan hak kepemilikan
atas barang dagang tersebut dilakukan di gudang pembeli.
Konsekuensinya, seluruh beban pengiriman barang dagang sejak
dari gudang penjual hingga gudang pembeli menjadi tanggungan
penjual. Jika transaksi penjualan menggunakan FOB-Destination,
maka biaya pengiriman sama sekali tidak dicatat dan dijurnal oleh
pihak pembeli. Sebaliknya, pihak penjual harus mencatat dan
menjurnal beban pengiriman tersebut ke dalam buku jurnalnya.
Itu berarti beban pengiriman menjadi tanggungan ouhak penjual
dan menjadi bagian dari beban operasi yang harus dikeluarkan
pada periode tersebut, dan yang akan mengakibatkan
berkurangnya laba usaha perusahaan penjual pada periode
bersangkutan.
14
Sebagai contoh, PT KalStar yang berlokasi di Jakarta menjual
secara tunai barang dagang yang memiliki BPP sebesar
Rp392.000.000 sehraga Rp444.000.000 kepada PT BorStar
yang berlokasi di Kalimantan. Biaya pengiriman barang
dagang tersebut dari Jakarta ke Kalimantan adalah
Rp16.000.000. Disepakati bahwa transaksi penjualan tersebut
perlu di buat jurnal dengan menggunakan:
1. FOB-Shipping Point
2. FOB-Destination
FOB-Shipping Point

Metode J urnal
Pencatatan
Penjual Pembeli

Periodik
Kas Rp444.000.000 Pembelian Rp444.000.000
Penjualan Rp444.000.000 Beban angkut Rp16.000.000
Kas Rp460.000.000

Perpetual Kas Rp444.000.000


BPP Rp392.000.000
Persediaan Rp460.000.000
Penjualan Rp444.000.000 Kas Rp460.000.000
PersediaanRp392.000.000

16
FOB-Destination

Metode J urnal
Pencatatan Penjual Pembeli

Periodik Kas Rp444.000.000


Penjualan Rp444.000.000 Pembelian Rp444.000.000
Kas Rp444.000.000
Beban angkut Rp16.000.000
Kas Rp16.000.000

Perpetual Kas Rp444.000.000


BPP Rp392.000.000
Penjualan Rp444.000.000 Persediaan Rp444.000.000
PersediaanRp392.000.000 Kas Rp444.000.000
Beban angkut Rp16.000.000
Kas Rp16.000.000

17
POTONGAN

Dalam transaksi yang dilakukan perusahaan dagang sering kali


diberikan berbagai potongan (diskon), mulai dari potongan tunai
hingga potongan pemasaran. Pemberian potongan tersebut
memiliki dampak terhadap pencatatan transaksi tersebut. Karena
itu, perlakuan yang tepat atas potongan tersebut akan
menghasilkan laporan keuangan yang tepat.
1. Potongan Tunai
Potongan tunai adalah fasilitas pengurangan pembayaran yang
diberikan oleh penjual kepada pembeli karena memilih
melakukan pembayaran tunai (bukan kredit) pada saat
dilakukannya transaksi tersebut. Akibatnya, pembeli tidak perlu
membayar sebesar jumlah yang seharusnya dibayar jika
pembayaran dilakukan secara kredit.
2. Potongan Pelunasan
Potongan pelunasan adalag fasilitas pengurangan pembayaran
yang diberikan oleh penjual kepada pembeli karena pembeli
memilih melakukan pembayaran dalam batas yang ditentukan
oleh pihak penjual. Akibatnya, pembeli tidak perlu membayar
sebesar jumlah yang seharusnya dibayar jika pembayaran
dilakukan setelah melewati batas waktu yang ditentukan.
Terdapat dua model yang biasa digunakan terkait dengan
pemberian potongan pelunasan ini, yaitu:
 Formula 2/10, n/30, yaitu ketentuan yang diberikan pihak
penjual bahwa pembeli akan diberikan potongan sebesar 2%
jika melakukan pembayaran dalam jangka waktu maksimal 30
hari setelah dilakukannya transaksi penjualan tersebut.
19
Sebagai contoh, pada tanggal 2 Mei 2014, PT Anugerah menjual
barang dagang kepada PT Semoga seharga Rp120.000.000 dengan
ketentuan 4/12, n/50. Ternyata PT Semoga melakukan pembayaran
tanggal 11 Mei 2014. Atas transaksi ini, ayat jurnal yang perlu
dibuat oleh pihak penjual adalah sebagai berikut:
2 Mei Piutang Usaha 120.000.000
Penjualan 120.000.000

11 Mei Kas 115.200.000


Potongan Penjualan 4.800.000
Piutang Usaha 120.000.000
Sedangkan ayat jurnal yang perlu dibuat oleh pihak pembeli (jika
digunakan metode periodik) atas transaksi tersebut adalah sebagai
berikut:

2 Mei Pembelian 120.000.000

Utang Usaha 120.000.000

11 Mei Utang Usaha !20.000.000


Potongan Pembelian 4.800.000
Kas 115.200.000

21
Formula 2/10,EOM (end of month) adalah ketentuan yang
diberikan pihak penjual bahwa pembeli akan menerima
potongan sebesar 2% jika melakukan pembayaran pada akhir
bulan saat dilakukannya transaksi penjualan tersebut.
Sebagai contoh, pada tanggal 2 Mei 2014, PT Anugerah
menjual barang dagang kepada PT Semoga seharga
Rp120.000.000 dengan ketentuan 4/12, EOM. Ternyata PT
Semoga melakukan pembayaran tanggal 25 Mei 2014. Atas
transaksi ini, ayat jurnal yang perlu dibuat oleh pihak penjual
adalah sebagai berikut:
2 Mei Piutang Usaha 120.000.000
Penjualan 120.000.000

25 Mei Kas 115.200.000


Potongan Penjualan 4.800.000
120.000.000

2 Mei Pembelian 120.000.000


Utang Usaha 120.000.000

25 Mei Utang Usaha 120.000.000


Potongan Pembelian 4.800.000
Kas 115.200.000

23
3. Potongan Pemasaran
Potongan pemasaran adalah fasilitas pengurangan pembayaran
yang diberikan oleh penjual kepada pembeli karena suatu
alasan tertentu yang terkait dengan aktivitas pemasaran.
Setidaknya terdapat dua jenis potongan pemasaran, yaitu:
a. Potongan kuantitas, yaitu fasilitas pengurangan
pembayaran yang diberikan oleh penjual kepada pembeli
karena membeli barang dagang dalam jumlah yang sangat
besar.
b. Potongan dagang, yaitu fasilitas pengurangan
pembayaran yang diberikan oleh penjual kepada pembeli
karena telah menjadi pelanggan dalam waktu yang lama.
RETUR PENJUALAN

Dalam transaksi yang dilakukan perusahaan dagang sering kali


terjadi situasi di mana pihak pembeli mengembalikan sebagian
barang dagang yang telah dibelinya karena berbagai alasan,
seperti ketidakcocokan warna, kerusakan produk, ketidaksesuaian
kualitasn sdbnya.
Pengembalian barang yang telah terjual oleh pembeli karena
berbagai alasan itulah yang disebut retur penjualan.
Pengembalian barang dagang oleh pembeli kepada penjual akan
mengakibatkan piutang usaha berkurang sebesar nilai barang
yang dikembalikan. Di pihak lain, atas retur yang dilakukannya,
pihak pembeli mencatatnya sebagai retur pembelian dan utang
usaha pihak pembeli akan berkurang dalam jumlah yang sama.

25
RETUR PENJUALAN

Sebagai contoh, pada tanggal 5 Mei 2014 PT Hangsana


menjual 40 unit AC dengan harga Rp3.400.000 per unit kepada
Toko Marsangna dengan persyaratan 5/15, n/45. Tiga hari
setelah pengiriman barang tanggal 8 Mei 2014, Toko
Marsangna, mengembalikan 8 unit AC karena penyok. Dan
pada tanggal 17 Mei 2014, Toko Marsangna melunasi seluruh
utangnya kepada PT Hangsana.
Atas transaksi tersebut, ayat jurnal yang perlu dibuat oleh
pihak penjual barang dagang (metode periodik) adalah sebagai
berikut:

26
RETUR PENJUALAN
5 Mei Piutang Usaha 136.000.000
Penjualan 136.000.000
8 Mei Retur Penjualan 27.200.000
Piutang Usaha 27.200.000
17 Mei Kas 103.360.000
Potongan Penjualan 5.440.000
Piutang Usaha 108.800.000

Dipihak lain, ayat jurnal yang perlu dibuat oleh pihak pembeli
barang dagang (metode periodik) adalah sbt:
5 Mei Pembelian 136.000.000
Utang usaha 136.000.000
8 Mei Utang Usaha 27.200.000
Retur Pembelian 27.200.000
17 Mei Utang Usaha 108.800.000
Potongan Pembelian 5.440.000
Kas 103.360.000
27
PENCATATAN AKTIVITAS PERUSAHAAN DAGANG

Sebagaimana telah dibahas sebelumnya bahwa pencatatan


aktivitas pembelian dan penjualan dalam perusahaan dagang
dapat menggunakan metode perpetual atau periodik. Metode
perpetual menuntut perusahaan memiliki kartu persediaan
barang dagang untuk pencatatan dan pengendalian barang
dagang di gudang.
Sedangkan metode periodik tidak menuntut disediakannya
kartu stok untuk mencatat arus keluar masuknya barang
dagang. Untuk mengetahui jumlah dan nilai stok pada suatu
saat, pihak manajemen perusahaan harus melakukan
perhitungan fisik persediaan barang dagang (stock opname)

28
PENCATATAN AKTIVITAS PERUSAHAAN DAGANG

 Contoh soal berikut ini ditamp[ilkan untuk


memperjelas perbedaan pencatatan dan pelaporan
antara metode perpetual dan periodik.
PT SangSari adalah perusahaan distributor kipas
angin Merk “Dingin” yang berlokasi di Semarang.
Perusahaan ini baru didirikan pada bulan Mei 2013.
sampai akhir bulan Mei 2013, perusahaan ini belum
melakukan aktivitas pembelian dan penjualan. Pada
awal bulan Juni 2013, akuntan perusahaan menyajikan
laporan posisi keuangan sbt:

29
PENCATATAN AKTIVITAS PERUSAHAAN DAGANG

Laporan Posisi Keuangan


Kas 250.000.000
Perlengkapan Kantor 8.000.000
Peralatan Kantor 52.000.000
Kendaraan 150.000.000
Bangunan 200.000.000 Modal Saham 700.000.000
Tanah 100.000.000 Laba Ditahan 60.000.000

Total Aset 760.000.000 Total L + E 760.000.000


30
PENCATATAN AKTIVITAS PERUSAHAAN DAGANG

Selama bulan Mei 2013 PT Sang Sari mulai melakukan transaksi


berkaitan dengan usaha tersebut, sebagaimana terlihat berikut
ini:
1 /5/2013 PT SangSari membeli 2.000 unit kipas angin
dengan harga @ Rp30.000 secara kredit
10/5/2013 PT SangSari menjual 1.600 unit kipas angin ke Toko
Midori dengan harga Rp40.000 secara kredit
16/5/2013 PT SangSari membeli 2.000 unit kipas angin dengan
harga Rp34.000 perunit secara tunai dengan
potongan tunai sebesar Rp2.000.000

31
PENCATATAN AKTIVITAS PERUSAHAAN DAGANG

20/5/2013 PT SangSari menjual 1.000 unti kipas angin dengan


hraga@ Rp40.000 secara tunai. Dengan potongan
tunai sebesar Rp500.000
25/5/2013 PT SangSari membayar beban iklan dan beban angkut
penjualan masing-masing sebesar Rp800.000 dan
Rp500.000
secara tunai.
29/5/2013PT SangSari membayar gaji pegawai sebesar
Rp1.200.000 secara tunai
30/5/2013 PT SangSari membagikan dividen tunai sebesar
Rp400.000.
32

Anda mungkin juga menyukai