Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

SISTEM SMART OFFICE BERBASIS WIRELESS SENSOR


NETWORK ( WSN )

Oleh :
SALIM ACHMAD ATTUBELL
121746810880

FAKULTAS TEKNIK, JURUSAN ELEKTRO


UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG
2014/2015
1.1.LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi yang semakin canggih sangat membantu manusia
dalam pengawasan dan pengendalian suatu ruang. Seperti penggunaan Wireless Sensor
Network (WSN) atau Sensor Jaringan Nirkabel, yaitu suatu jaringan nirkabel yang
terdiri dari beberapa sensor yang diletakkan ditempat-tempat yang berbeda untuk
pengawasan kondisi suatu runag. (Moch. Harun Arrosyid, Ir.Anang Tjahjono, dan Epyk
Sunarno, 2010)

WSN dapat di aplikasikan pada sebuah Smart Home atau Smart Office. Sistem
Smart Home atau Smart Office adalah sistem aplikasi gabungan antara teknologi dan
pelayanan yang dikuhususkan pada suatu rumah atau kantor yang bertujuan
meningkatkan efisiensi, kenyamanan, keamanan penghuninya. (Tri Fajar Yurmama dan
Novi Azman, 2009).

Perlu dirancang suatu sistem untuk melakukan pengawasan dan pengendalian


peralatan kantor seperti print menggunakan Wireless, Pintu menggunakan Password,
Otomatisasi pintu berdsarkan pergerakan manusia dan efisiensi biaya untuk lampu
penerangan taman dapat diaplikasikan dengan metode Wireless Sensor Network (WSN).
Semua peralatan dapat diawasi dan dikendalikan melalui sebuah PC secara Real Time
tanpa memerlukan kabel yang panjang untuk pengiriman data ke server.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Bagaimana merencanakan sebuah sistem Smart Office untuk Efisiensi,
Monitoring dan Controlling :
1. Otomatisasi pintu dengan berbasis Password dan PIR
2. Penerangan lampu taman kantor menggunakan sensor cahaya berbasis WSN?

1.3. TINJAUAN PUSTAKA


1.3.1. Smart Office
Sistem kantor cerdas adalah sistem aplikasi gabungan antara teknologi dan
pelayanan yang di khususkan pada suatu kantor dengan fungsi yang bertujuan
meningkatkan efisiensi, kenyamanan, keamanan Pemilik serta Kariawannya. Sistem
kantor cerdas ini terdiri dari perangkat control, monitoring dan otomatisasi peralatan di
kantor. Sebuah kantor dapat dikatakan Smart Office apabila memiliki beberapa
komponen seperti gamba dibawah ini ;

SMART OFFICE

INTERNAL INTELEGENT OFFICE


NETWORK CONTROL AUTOMATION

Gambar 1 Komponen Smart Office

Gambar 2 Design Smart Office

1.3.2. Wireless Sensor Network (WSN)


WSN (Wireless sensor network) merupakan jaringan wireless alat yang
menggunakan sensor untuk memonitor fisik atau kondisi lingkungan sekitar,seperti
suhu, suara, getaran, gelombang elektromagnetik, tekanan, gerakan, dan lain-lain.

Perkembangan dari WSN sebenarnya sudah dimulai dari kebutuhan dalam


bidang militer seperti pemantauan pada saat perang di medan perang. tapi sekarang
WSN sudah digunakan dalam bidang industri dan penggunaan untuk kemudahan
masyarakat sipil, melingkupi pengawasan dan pengontrolan proses dalam industri,
mesin pengawasan kesehatan, pemantau kondisi lingkungan, aplikasi untuk kesehatan,
otomatisasi pada rumah, dan pengaturan pada lalu lintas.

Dalam penambahan pada satu atau lebih suatu sensor,masing-masing node


dalam WSN biasanya dilengkapi dengan radio tranciever atau alat komunikasi wireless
lainnya, mikro-kontroler kecil,dan sumber energi, biasanya baterai.

Gambar 3 Prinsip Kerja wireless sensor network

Untuk ukuran node sensor pada WSN memiliki kisaran node sensor yang bisa
mencapai besar dari sebuah kotak sepatu hingga seukuran debu. Aplikasi dan
penggunaan dari WSN ada banyak dan bervariasi, tapi umumnya adalah untuk
monitoring, tracking dan controlling. aplikasi spesifik dari WSN misalnya adalah
pengontrolan reaktor nuklir, pendeteksi api, dan monitoring lalu lintas.

Kemampuan sensor pada WSN secara luas membuat penggunaan WSN untuk
melakukan monitoring banyak digunakan. WSN dapat digunakan dengan sensor
sederhana yang memonitoring suatu fenomena sedangkan untuk yang komplek maka
setiap WSN akan mempunya lebih dari satu sensor sehingga WSN ini akan dapat
melakukan banyak monitoring suatu fenomena. Jika WSN ini dihubungkan ke gateway
yang dapat mengakses internet maka WSN ini dapat diakses dan berkolaborasi dengan
sistem lain seperti yang terlihat pada gambar 2.

1.3.3. MIKROKONTROLER ATMEGA 8535


Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam sebuah chip.
Di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori
program, atau keduanya), dan perlengkapan input output.

Dengan kata lain, mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang
mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan
dihapus dengan cara khusus, cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan
menulis data. Sekedar contoh, bayangkan diri Anda saat mulai belajar membaca dan
menulis, ketika Anda sudah bisa melakukan hal itu Anda bisa membaca tulisan apapun
baik buku, cerpen, artikel dan sebagainya, dan Andapun bisa pula menulis hal-hal
sebaliknya. Begitu pula jika Anda sudah mahir membaca dan menulis data maka Anda
dapat membuat program untuk membuat suatu sistem pengaturan otomatik
menggunakan mikrokontroler sesuai keinginan Anda. Mikrokontroler merupakan
komputer didalam chip yang digunakan untuk mengontrol peralatan elektronik, yang
menekankan efisiensi dan efektifitas biaya. Secara harfiahnya bisa disebut “pengendali
kecil” dimana sebuah sistem elektronik yang sebelumnya banyak memerlukan
komponen-komponen pendukung seperti IC TTL dan CMOS dapat direduksi/diperkecil
dan akhirnya terpusat serta dikendalikan oleh mikrokontroler.

1.3.3.1. Arsitektur Mikrokontroler AVR ATMEGA8535

Mikrokontroler ATmega8535 memiliki 3 jenis memori, yaitu memori program,


memori data dan memori EEPROM. Ketiganya memiliki ruang sendiri dan terpisah :
a. Memori program
ATmega8535 memiliki kapasitas memori progam sebesar 8 Kbyte yang
terpetakan dari alamat 0000h – 0FFFh dimana masing-masing alamat memiliki lebar
data 16 bit. Memori program ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu bagian program bootdan
bagian program aplikasi.
b. Memori data
ATmega8535 memiliki kapasitas memori data sebesar 608 byte yang terbagi
menjadi 3 bagian yaitu register serba guna, register I/O dan SRAM. ATmega8535
memiliki 32 byte register serba guna, 64 byte register I/O yang dapat diakses sebagai
bagian dari memori RAM (menggunakan instuksi LD atau ST) atau dapat juga diakses
sebagai I/O (menggunakan instruksi IN atau OUT), dan 512 byte digunakan untuk
memori data SRAM.
c. Memori EEPROM
ATmega8535 memiliki memori EEPROM sebesar 512 byte yang terpisah dari
memori program maupun memori data. Memori EEPROM ini hanya dapat diakses
dengan menggunakan register-register I/O yaitu register EEPROM Address, register
EEPROM Data, dan register EEPROM Control. Untuk mengakses memori EEPROM
ini diperlakukan seperti mengakses data eksternal, sehingga waktu eksekusinya relatif
lebih lama bila dibandingkan dengan mengakses data dari SRAM.
ATmega8535 merupakan tipe AVR yang telah dilengkapi dengan 8 saluran
ADC internal dengan fidelitas 10 bit. Dalam mode operasinya, ADC ATmega8535
dapat dikonfigurasi, baik secara single ended input maupun differential input. Selain itu,
ADC ATmega8535 memiliki konfigurasi pewaktuan, tegangan referensi, mode operasi,
dan kemampuan filter derau yang amat fleksibel, sehingga dengan mudah disesuaikan
dengan kebutuhan ADC itu sendiri.
ATmega8535 memiliki 3 modul timer yang terdiri dari 2 buah timer/counter 8
bit dan 1 buah timer/counter 16 bit. Ketiga modul timer/counter ini dapat diatur dalam
mode yang berbeda secara individu dan tidak saling mempengaruhi satu sama lain.
Selain itu, semua timer/counter juga dapat difungsikan sebagai sumber interupsi.
Masing-masing timer/counter ini memiliki register tertentu yang digunakan untuk
mengatur mode dan cara kerjanya.
Serial Peripheral Interface (SPI) merupakan salah satu mode komunikasi serial
syncrhronous kecepatan tinggi yang dimiliki oleh ATmega8535. Universal
Syncrhronous and Asyncrhronous Serial Receiver and Transmitter (USART) juga
merupakan salah satu mode komunikasi serial yang dimiliki oleh ATmega8535.
USART merupakan komunikasi yang memiliki fleksibilitas tinggi, yang dapat
digunakan untuk melakukan transfer data baik antar mikrokontroler maupun dengan
modul-modul eksternal termasuk PC yang memiliki fitur UART. USART
memungkinkan transmisi data baik ecara syncrhronous maupun asyncrhronous,
sehingga dengan memiliki USART pasti kompatibel dengan UART. Pada
ATmega8535, secara umum pengaturan mode syncrhronous maupun asyncrhronous
adalah sama. Perbedaannya hanyalah terletak pada sumber clock saja. Jika pada
mode asyncrhronous masing-masing peripheral memiliki sumber clock sendiri, maka
pada mode syncrhronous hanya ada satu sumber clock yang digunakan secara bersama-
sama. Dengan demikian, secara hardware untuk mode asyncrhronous hanya
membutuhkan 2 pin yaitu TXD dan RXD, sedangkan untuk mode syncrhronousharus 3
pin yaitu TXD, RXD dan XCK.
Gambar 4 Arsitektur ATMega8535
1.3.3.2. Konfigurasi Pin

Gambar 5 Konfigurasi pin ATMega8535

Deskripsi pin-pin pada Mikrokontroler ATMega8535 :


1. PORT A
Merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat menyediakan internal
pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port A dapat memberi arus 20 mA
dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data Direction Register port A
(DDRA) harus disetting terlebih dahulu sebelum Port A digunakan. Bit-bit DDRA diisi
0 jika ingin memfungsikan pin-pin port A yang bersesuaian sebagai input, atau diisi 1
jika sebagai output. Selain itu, kedelapan pin port A juga digunakan untuk masukan
sinyal analog bagi A/D converter. Port A juga memiliki fungsi- fungsi yang sangat
khusus yaitu :
1. A0 ADC0 (ADC input channel 0)
2. PA1 ADC1 (ADC input channel 1)
3. PA2 ADC2 (ADC input channel 2)
4. PA3 ADC3 (ADC input channel 3)
5. PA4 ADC4 (ADC input channel 4)
6. PA5 ADC5 (ADC input channel 5)
7. PA6 ADC6 (ADC input channel 6)
8. PA7 ADC7 (ADC input channel 7)

2. PORT B
Port B (PB0...PB7) merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat
menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port B dapat
memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data
Direction Register port B (DDRB) harus disetting terlebih dahulu se belum Port B
digunakan. Bit-bit DDRB diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port B yang
bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Pin-pin port B juga memiliki
untuk fungsi-fungsi alternatif khusus yaitu :
1. PB0 T0 = timer/counter 0 external counter input
2. PB1 T1 = timer/counter 0 external counter input
3. PB2 AIN0 = analog comparator positive input
4. PB3 AIN1 = analog comparator negative input
5. PB4 SS = SPI slave select input
6. PB5 MOSI = SPI bus master output / slave input
7. PB6 MISO = SPI bus master input / slave output
8. PB7 SCK = SPI bus serial clock

3. PORT C
Port C (PC0...PC7) merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat
menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port C dapat
memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data
Direction Register port C (DDRC) harus disetting terlebih dahulu se belum Port C
digunakan. Bit-bit DDRC diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port C yang
bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, dua pin port C
(PC6 dan PC7) juga memiliki fungsi alternatif sebagai oscillator untuk timer/Counter 2.
1. PC0 SCL (Two-wire Serial Bus Clock Line)
2. PC1 SDA (Two-wire Serial Bus Data Input/Output Line)
3. PC6 TOSC1 (Timer Oscilator Pin 1)
4. PC7 TOSC2 (Timer Oscilator Pin 2)

4. PORT D
Port D (PD0...PD1) merupakan 8-bit directional port I/O. Setiap pinnya dapat
menyediakan internal pull-up resistor (dapat diatur per bit). Output buffer Port D dapat
memberi arus 20 mA dan dapat mengendalikan display LED secara langsung. Data
Direction Register port D (DDRD) harus disetting terlebih dahulu sebelum Port D
digunakan. Bit-bit DDRD diisi 0 jika ingin memfungsikan pin-pin port D yang
bersesuaian sebagai input, atau diisi 1 jika sebagai output. Selain itu, pin-pin port D juga
memiliki untuk fungsi-fungsi alternatif khusus yaitu :
1. PD0 RDX (UART input line)
2. PD1 TDX (UART output line)
3. PD2 INT0 ( external interrupt 0 input )
4. PD3 INT1 ( external interrupt 1 input )
5. PD4 OC1B (Timer/Counter1 output compareB match outpu
6. PD5 OC1A (Timer/Counter1 output compareA match outpu
7. PD6 ICP (Timer/Counter1 input capture pin)
8. PD7 OC2 (Timer/Counter2 output compare match output)
5. RESET
Reset merupakan RST pada pin 9 merupakan reset dari AVR. Jika pada pin ini
diberi masukan low selama minimal 2 machine cycle maka sistem akan di-reset.
6. XTAL1
XTAL1 adalah masukan ke inverting oscillator amplifier dan input ke internal
clock operating circuit.
7. XTAL2
XTAL2 adalah output dari inverting oscillator amplifier.
8. AVcc
Avcc adalah kaki masukan tegangan bagi A/D Converter. Kaki ini harus secara
eksternal terhubung ke Vcc melalui lowpass filter.

9. AREF
AREF adalah kaki masukan referensi bagi A/D Converter. Untuk
operasionalisasi ADC, suatu level te gangan antara AGND dan Avcc harus dibeikan ke
kaki ini.
10. AGND
AGND adalah kaki untuk analog ground. Hubungkan kaki ini ke GND, kecuali
jika board memiliki anlaog ground yang terpisah.

1.3.4. LIQUID CRYSTAL DISPLAY (LCD)

LCD (Liquid Cristal Display) adalah salah satu jenis display elektronik
yang dibuat dengan teknologi CMOS logic yang bekerja dengan tidak menghasilkan
cahaya tetapi memantulkan cahaya yang ada di sekelilingnya terhadap front-lit atau
mentransmisikan cahaya dari back-lit. LCD (Liquid Cristal Display) berfungsi sebagai
penampil data baik dalam bentuk karakter, huruf, angka ataupun grafik.

LCD adalah lapisan dari campuran organik antara lapisan kaca bening dengan
elektroda transparan indium oksida dalam bentuk tampilan seven-segment dan lapisan
elektroda pada kaca belakang. Ketika elektroda diaktifkan dengan medan listrik
(tegangan), molekul organik yang panjang dan silindris menyesuaikan diri dengan
elektroda dari segmen. Lapisan sandwich memiliki polarizer cahaya vertikal depan dan
polarizer cahaya horisontal belakang yang diikuti dengan lapisan reflektor. Cahaya yang
dipantulkan tidak dapat melewati molekul-molekul yang telah menyesuaikan diri dan
segmen yang diaktifkan terlihat menjadi gelap dan membentuk karakter data yang ingin
ditampilkan.

Gambar 6 LCD M162A


Sumber : www.datasheet4u.com
Konfigurasi terminal I/O pada sebuah LCD akan tampak seperti pada gambar
berikut :

Sumber : www.datasheet4u.com

1.3.5. Keypad 4x3

Modul Keypad 3x4 merupakan suatu modul keypad berukuran 3 kolom x 4 baris.
Modul ini dapat difungsikan sebagai input dalam aplikasi seperti pengaman digital,
absensi, pengendali kecepatan motor, robotik, dan sebagainya. Penggunaan Keypad
dilakukan dengan cara menjadikan tiga buah kolom sebagai output scanning dan empat
buah baris sebagai input scanning. Maka konfigurasinya sebagai berikut :
Gambar 7 Matriks keypad 4x3

1.3.6. LIGH DEPENDENT RESISTOR (LDR)


LDR (Light Dependent Resistor), ialah jenis resistor yang berubah hambatannya
karena pengaruh cahaya. Bila cahaya gelap nilai tahanannya semakin besar, sedangkan
cahayanya terang nilainya menjadi semakin kecil.
Resistansi LDR berubah seiring dengan perubahan intensitas cahaya yang
mengenainya. Dalam keadaan gelap resistansi LDR sekitar 10 M dan dalam keadaan
terang sebesar 1 k atau kurang. LDR terbuat dari bahan semikonduktor seperti
cadmium sulfide. Dengan bahan ini energy dari cahaya yang jatuh menyebabkan lebih
banyak muatan yang dilepas atau arus listrik meningkat. Artinya resistansi bahan telah
mengalami penurunan.
LDR digunakan untuk mengubah energy cahaya menjadi energi listrik. Saklar
cahaya otomatis dan alarm pencuri adalah beberapa contoh alat yang menggunakan
LDR. Akan tetapi karena responnya terhadap cahaya cukup lambat, LDR tidak
digunakan pada situasi di mana intensitas cahaya berubah secara drastis. Sensor ini akan
berubah nilai hambatannya apabila ada perubahan tingkat kecerahan cahaya.
1.3.7. PASSIVE INFRA RED (PIR)
PIR pada dasarnya terbuat dari sensor piroelektrik (yang dapat anda lihat di atas
sebagai logam bulat dengan dengan kristal persegi panjang di tengah), yang dapat
mendeteksi tingkat radiasi inframerah. Semua benda di sekitar kita memancarkan
beberapa radiasi tingkat rendah, dan dan semakin panas benda tersebut maka akan lebih
banyak radiasi yang dipancarkan.

Gambar 8 Passive Infra Red (PIR)

Sensor PIR ini bekerja dengan menangkap energi panas yang dihasilkan dari
pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki setiap benda dengan suhu benda diatas
nol mutlak. Seperti tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 32 derajat
celcius, yang merupakan suhu panas yang khas yang terdapat pada lingkungan.
Pancaran sinar inframerah inilah yang kemudian ditangkap oleh Pyroelectric
sensor yang merupakan inti dari sensor PIR ini sehingga menyebabkan Pyroelectic
sensor yang terdiri dari galium nitrida, caesium nitrat danlitium tantalate menghasilkan
arus listrik. Mengapa bisa menghasilkan arus listrik? Karena pancaran sinar inframerah
pasif ini membawa energi panas. Prosesnya hampir sama seperti arus listrik
yang terbentuk ketika sinar matahari mengenai solar cell.

1.3.8. SERIAL TO ETHERNET CONVERTER WIZ110SR

WIZ110SR adalah modul gateway yang mengkonversi protocol RS-232 ke


protocol TCP/IP. Hal ini memungkinkan kontrol perangkat melalui jaringan berbasis
pada ethernet dan TCP/IP dengan menghubungkan ke peralatan yang ada dengan
RS-232 serial interface. Bentuk fisik dari modul ethernet WIZ110SR dapat dilihat pada
Gambar 8.
Gambar 9 Serial to ethernet converter wiz110sr

1.3.9. TRANSISTOR

Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai


sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau
sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana
berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan
pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.

Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan
Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk
mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada
keluaran tegangan dan arus output Kolektor.

Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik


modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat).
Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan
penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan
sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian
rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian
lainnya.
1.3.9.1. TRANSISTOR SEBAGAI SWITCH
Pada dasarnya prinsip kerja trasistor sebagai switch/saklar adalah memanfaatkan
kondisi jenuh dan cut-off suatu transistor, dimana kedua kondisi ini bisa diperoleh
dengan pengaturan besarnya arus yang melalui basis transistor. Kondisi jenuh atau
saturasi akan diperoleh jika basis transistor diberi arus cukup besar sehingga transistor
mengalami jenuh dan berfungsi seperti saklar yang tertutup. Sedangkan kondisi cut-off
diperoleh jika arus basis dilalui oleh arus yang sangat kecil atau mendekati nol ampere,
sehingga transistor bekerja seperti saklar yang terbuka.

Sebenarnya seri dan jenis transistor memiliki spesifikasi yang berbeda-beda


mengenai arus yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi jenuh atau cut-off. Tetapi
biasanya tidak terlalu jauh berbeda kecuali terbuat dari bahan semikonduktor yang
berbeda (silikon atau germanium).

Fungsi transistor sebagai saklar berbeda dengan fungsi transistor sebenarnya


sebagai penguat. Sebagai penguat transistor akan bekerja pada titik Q atau kondisi kerja
transistor. Secara sederhana titik Q ini berada antara kondisi jenuh dan cut-off, jadi pada
kondisi ini transistor akan bekerja sebagai penguat.

Gambar 10. Rangkaian transistor sebagai switch


1.3.10. Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah
getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama
dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada
diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi
elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah
arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap
gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat
udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator
bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm).

1.4. PEMBAHASAN DAN HASIL


1.4.1. OTOMATISASI PINTU BERBASIS PASSWORD DAN PIR

Otomatisasi pintu berdasarkan password dan sensor gerak (PIR). Terdapat dua
limit switch untuk mengetahui posisi pintu sedang membuka atau menutup. Setiap
password yang di masukkan akan ditampilkan pada LCD 2x16. Bila password yang di
masukkan kesistem benar maka pintu akan bergerak membuka sampai menyentuh limit
switch open yang mengakibatkan motor pintu akan berhenti. Kemudian limit switch akan
mengirim sinyal ke sistem bahwa pintu terbuka. Password yang salah akan diberi
kesempatan 3 kali untuk memasukkan laagi. Bila sampai ke 4 masih salah maka buzzer
akan aktif.

Pintu yang telah terbuka tadi akan menutup secara otomatis sampai sensor PIR
yang terpasang di atas pintu bagian dalam mendeteksi adanya gerakan. Sensor akan
mengirimkan sinyal ke sistem untuk mengaktifkan motor pintu bergerak menutup. Motor
akan bergerak menutup sampai mengenai limit switch close. Kondisi pintu telah tertuutup
akan terdeteksi kettika sistem menerima informasi dari limit switch bahwa pintu telah
tertutup. Dan ketika penghuni rumah ingin keluar maka tidak perlu memasukkan
password untuk membuka pintu. Pintu akan bergerak terbuka ketika sensor gerak (PIR)
mendeteksi adanya pergerakan. Dan pintu akan bergerak tertutup berdasarka timer.

Terdapat satu lagi sensor yaitu ssensor cahaya (LDR). Sensor ini digunakan untuk
pegendalian penerangan lampu taman. Sensor cahaya diletakkan dihalaman rumah.
Sensor akan mendeteksi Intensitas cahaya diluar rumah/kantor. Ketika Intensitas rendah
maka sensor akan mengirim sinyal ke sistem untuk menyalakan penerangan lampu taman.
Bila sensor mendeteksi intensitas cahaya tinggi, sensor akan mengirimkan sinyal ke
sistem dan lampu penerangan taan akan dimatikan.
Terdapat satu buah mikrokontroler, menggunakan ATMEGA 8535 yang
fungsinya yaitu membaca dari beberapa sensor di pinttu dan lampu penerangan taman.
Data atau indikasi yang dihasilkan sensor tadi akan dikirimkan ke PC melalui media
wireless. Tentunya dengan terlebih dahulu mengkonversi data keluaran dari
mikrokontroler berupa data serial menjadi data Ethernet. Dari PC pemilik kantor juga
bisa memberikan perintah atau mengontrol perlatan tersebut, seperti membuka dan
menutup pintu, menyalkan buzzer serta mematikan lampu penerangan.
1.4.2. Keypad 3x4
Konfigurasi keypad ke MCU :
KEYPAD MCU
R1 PORTB.0
R2 PORTB.1
R3 PORTB.2
R4 PORTB.3
C1 PORTB.4
C2 PORTB.5
C3 PORTB.6

1.4.3. SENSOR CAHAYA


Menggunakan LDR sbagai sensor untuk megetahui intensitas cahaya. Gambar rangkaian
seperti dibawah ini. Menggunakan sistem pembagi tegangan output dari pembagi
tegangan ini akan mengaktifkan transistor sebelum dikirim ke MCU. Terdapat variable
resistor yang berfungsi untuk mengatur kepekaan dari LDR.

Gambar 11. Rangkaian sensor cahaya


Pengujian :
INTENSITAS CAHAYA TRANSISTOR INPUT
GELAP ON 0
TERANG OFF 1

1.4.4. LIMIT SWITCH


Terdaat 2 buah limit switch yang terletak di ujung-ujung pintu. Limit switch
berfungsi untuk menunjukkan posisi dari pintu keadaan terbuka atau tertutup. Saat limit
switch dalam keadaan ON maka akan mengirimkan logika 0 ke port MCU. Sehingga
rangkaian output dari rrangkaian ini adalah aktif low.

Gambar 12 Rangkaian limit switch


Pengujian :
LIMIT SWITCH INPUT
ON GND
OFF VCC

1.4.5. LCD 2 x 16
LCD digunakan untuk menampilkan password berupa angka yang dimasukkan ke
sistem sesuai dengan keypad yang ditekan. LCD yang digambarkan adalah type M162A
(16 Kolom x 2 Baris). Bus data LCD (D4-D7) terhubung dengan pin PC4-PC7 dari
Mikrokontroler. RS dihubungkan dengan PC0 dari Mikrokontroler, RD dihubungkan
dengan pin PC1 dan untuk mengaktifkan E(Enable) LCD dibutuhkan keluaran dari pin
PC2. Untuk mengatur tingkat kecerahan LCD digunakan resistor variable 1 k Ω. Gambar
LCD dan konfigurasi pinnya dapat dilihat dalam gambar 14
Gambar 13 Skema Raangkaian LCD

1.4.6. DRIVER MOTOR CW & CCW


Rangkaian driver motor ini untuk menggerakkan pintu. Dikendalikan oleh 2 input.
Menggunakan prinsip kerja transistor sebagai saklar. Terdapat 4 buah transistor terdiri
dari 2 transistor NPN dan 2 transistor PNP. Transistor NPN akan aktif mengalirkan arus
bila tegangan basis aktif high (5V) sedangkan Transistor PNP akan aktif bila basis diberi
tegangan (0V). Berikut gambar ranggkaiannya

Gambar 14 Rangkaian driver motor


Pengujian :
INPUT TRANSISTOR
MOTOR
1 2 1 2 3 4
0 0 OFF ON OFF ON DIAM
0 1 OFF ON ON OFF CCW
1 0 ON OFF OFF ON CW
1 1 OFF ON OFF ON DIAM

1.4.7. DRIVER LAMPU PENERANGAN


Rangkaian driver unttuk lampu penerangan menggunakan prinsip transistor
sebagai saklar. Transistor ini berfungsi sebagai saklar elektronik yang akan mengalirkan
arus jika terdapat arus bias pada kaki basisnya. Relay 12V digunakan untuk penggeraknya
dari transistor sebelum ke beban. Relay akan aktif bila ada arus yang mengalir pada
coilnya.

Gambar 15 Rangkaian driver lampu peneangan


Pengujian :
INPUT OUTPUT
1 NYALA
0 MATI
1.4.8. BUZZER
Buzzer digunakan untuk informasi tanda bahaya berupa suara alarm yang terdapat
pada ruang pemasangan alat, berikut adalah gambar rangkaian dari buzzer. Dimana
resistor digunakan sebagai pembatas tegangan yang masuk pada buzzer.

Gambar 16 Rangkaian buzzer


Pengujian :
INPUT OUTPUT
1 OFF
0 ON
1.4.9. PASSIVE INFRA RED (PIR)

PIR merupakan sebuan sensor yang berasiskan inframerah. Akan tetapi tidak
seperti sensor inframerah keebanyakan yang terdiri dari IR LED dan Fototransistor. PIR
tidak memancarkan apapun seperti IR LED. Sesuai dengan namanya ‘passive’, sensor ini
hanya merespon energi dari pancaran inframerah pasif yang dimiliki oleh seiap yang
terdetesi olehnya. Benda yang bisa dideteksi oleh sensor ini biasanya adalah tubuh
manusia.
Mengapa sensor PIR hanya bereaksi pada tubuh manusia saja, Hal ini
disebabkan karena adanya IR Filter yang menyaring panjang gelombang sinar
inframerah pasif. IR Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang
gelombang sinar inframerah pasif antara 8 sampai 14 mikrometer, sehingga panjang
gelombang yang dihasilkan dari tubuh manusia yang berkisar antara 9 sampai 10
mikrometer ini saja yang dapat dideteksi oleh sensor.
Ketika seseorang berjalan melewati sensor, sensor akan menangkap pancaran
sinar inframerah pasif yang dipancarkan oleh tubuh manusia yang memiliki suhu yang
berbeda dari lingkungan sehingga menyebabkan material pyroelectric bereaksi
menghasilkan arus listrik karena adanya energi panas yang dibawa oleh sinar
inframerah pasif tersebut. Kemudian sebuah sirkuit amplifier yang ada menguatkan arus
tersebut yang kemudian dibandingkan oleh comparator sehingga menghasilkan output.
Pyroelectric sensor yang merupakan inti dari sensor PIR ini sehingga
menyebabkan Pyroelectic sensor yang terdiri dari galium nitrida, caesium nitrat dan
litium tantalate menghasilkan arus listrik. Mengapa bisa menghasilkan arus listrik?
Karena pancaran sinar inframerah pasif ini membawa energi panas. Material
pyroelectric bereaksi menghasilkan arus listrik karena adanya energy panas yang
dibawa oleh infrared pasif tersebut. Untuk jangkauan dari sensor PIR sendiri bisa
diseting sesuai kebutuhan, akan tetapi jarak maksimalnya ± 10m dan Minimalnya 30cm.
Modul PIR terdapat 3 buah pin. 2 buah tegangan Vin dan GND, untuk pin yang
terakhir yaitu output. Bila terdeteksi adanya pergerakan output akan aktif high.
Sehingga transistor NPN akan aktif. Rangkaian ini bekerja aktif low bils ada pergerakan
driver aka mengirimkan sinyal low ke MCU. Berikut gambar rangkaian sensor PIR
Gambar 17 Rangkaian PIR
Pengujian
KONDISI TRANSISTOR OUTPUT
ADA GERAK ON 0
TIDAK ADA GERAK OFF 1

1.4.10. MIKROKONTROLER ATMEGA 8535


ATMEGA 8535 digunakan untuk memproses sinyal masukan dari sensor cahaya,
keypad, sensor gerak, limit switch open, limit switch close, output dari mikrokontroler
akan meggerakkan motor DC CW & CCW, membunyikan Buzzer, dan menyalakan
lampu. Berikut adalah gambar rangkaiannya.
Gambar 18 Rangkaian Mikrokontroler
Pengujian :
INPUT OUTPUT
Sensor Gerak (PIR) LCD
Sensor Cahaya Buzzer
Limit Switch Open Lamppu Penerangan
Limit Switch Close Motor CW/CCW
Keypad

1.5. KESIMPULAN
WSN merupakan jaringan sensor nirkabel. Sistem kerja sensor pada dasarnya
sama dengan sensor biasa pada umumnya. Yang membedakan sistem ini adalah proses
pengiriman data. Jadi dalam perancangan ini sistem komunikai data semuanya
menggunakan jaringan nirkabel dan sistem yang digunakan ini merupakan sistem
minimum yang kedepannya bisa ditambahkan berbagai macam sensor tambahan sesuai
dengan kebutuhannya.
1.6. DAFTAR PUSTAKA

Wardhana, Lingga. 2006. Belajar Sendiri Mikrokontroler AVR Seri ATMega8535.


Yokyakarta : Andi Publisher.
Fajar Yurnama, Tri. “ Perancangan Softwere Aplikasi Pervasive Smart Home”
Atmel Inc, 2003. “Data Sheet Mikrokontroler ATMega 8535”, Atmel Inc.
Moch Harun Arrosyid 1, Ir. Anang Tjahjono 2, Epyk Sunarno 3, S.ST Implementasi
Wireless Sensor Network Untuk Monitoring Parameter Energi Listrik Sebagai
Peningktan Layanan Bagi Penyedia Energi Listrik.
Muhammad Hilman Kasyidi 1, Ali Husein Alasiry 2, Dedid Cahaya Happyanto 3, Budi
Nur Iman 4, dengan Judul Rancang Bangun Sistem Informasi Keamanan Rumah
Tangga Berbasis Mikrokontroler dan SMS Gateway.
www.id.wikipedia.org
Elektrondasarnika. 2013, “Transistor Sebagai Saklar”. http://elektrondasarnika.blogspot.
com/2013/06/transistor-switching.htm (Diakses 10, Desember, 1014)

Anda mungkin juga menyukai