Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan hak eksklusif yang terdiri atas hak moral dan hak ekonomi.
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Pasal 24, dan Pasal 25 tidak berlaku terhadap:
a. penggunaan kutipan singkat Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait untuk pelaporan peristiwa aktual yang ditujukan hanya
untuk keperluan penyediaan informasi aktual;
b. Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk kepentingan penelitian ilmu pengetahuan;
c. Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk keperluan pengajaran, kecuali pertunjukan dan Fonogram
yang telah dilakukan Pengumuman sebagai bahan ajar; dan
d. penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang memungkinkan suatu Ciptaan
dan/atau produk Hak Terkait dapat digunakan tanpa izin Pelaku Pertunjukan, Produser Fonogram, atau Lembaga Penyiaran.
1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak
ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak
ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan
Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
E-Commerce:
Implementasi, Strategi dan
Inovasinya
Oleh:
Romindo
Muttaqin
Didin Hadi Saputra
Deddy Wahyudin Purba
M. Iswahyudi
Astri Rumondang Banjarnahor
Aditya Halim Perdana Kusuma
Faried Effendy
Oris Krianto Sulaiman
Janner Simarmata
Penulis:
Romindo, Muttaqin, Didin Hadi Saputra, Deddy Wahyudin Purba,
M. Iswahyudi, Astri Rumondang Banjarnahor, Aditya Halim Perdana
Kusuma, Faried Effendy, Oris Krianto Sulaiman, Janner Simarmata
Penerbit
Yayasan Kita Menulis
Web: kitamenulis.id
e-mail: press@kitamenulis.id
Kontak WA: +62 858-3552-3449
Desember 2019
Penulis
Daftar Isi
1.1 Pendahuluan
Perdagangan adalah pertukaran barang, jasa dan informasi melalui
transaksi antara kedua belah pihak atas dasar persetujuan dari
keduanya. Pertukaran barang antara kedua belah pihak sudah
dilakukan sejak pada masa sebelum uang ditemukan, transaksi
dilakukan dengan cara tukar menukar barang atau biasa disebut
barter. Sejak uang sudah ditemukan maka setiap barang, jasa dan
informasi dinilai dengan sejumlah uang. Dalam hal tempat usaha,
perdagangan secara konvensional harus memiliki kantor, bangunan,
ruko, dan pasar. Gudang tempat penyimpanan produk dalam bentuk
bangunan, serta layanan terhadap pelanggan harus kunjungan secara
langsung.
2 E-Commerce: Implementasi, Strategi dan Inovasinya
Gambar 1.1: Relasi Dalam Dunia Bisnis (Fingar, Peter, Harsha Kumar,
2000)
1. Business-to-Business (B2B)
B2B adalah jenis E-Commerce yang dilakukan antar perusahaan
dengan perusahaan. Kebanyakan pedagang tradisional lebih sering
Bab 1 Definisi dan Kerangka Kerja E-Commerce 5
2. Business-to-Consumer (B2C)
Business-to-consumer E-Commerce atau perdagangan antara
perusahaan dan konsumen, melibatkan konsumen dalam
pengumpulan informasi; pembelian barang fisik (seperti buku atau
produk konsumen) atau barang informasi (atau barang dari bahan
elektronik atau konten digital, seperti perangkat lunak, atau e-book);
dan untuk barang informasi, menerima produk-produknya melalui
jaringan elektronik. B2C merupakan bentuk kedua terbesar dari e-
commerce. Penjualan dilakukan secara eceran dari perusahaan
langsung ke konsumen akhir.
Contoh perusahaan semacam ini antara lain:
• Amazon.com (http://www.amazon.com/) merupakan pengecer
daring terbesar di dunia. Amazon juga memproduksi barang
elektronik dan juga termasuk salah satu penyedia jasa
komputasi awan terbesar. Amazon memiliki beberapa situs
web ritel untuk Amerika Serikat, Kanada, Britania Raya,
Perancis, Jerman, Italia, Spanyol, Jepang, dan China, dengan
pengiriman internasional ke negara-negara lain. Amazon juga
membuat situs web terpisah di Polandia, Brasil, Belanda, dan
Swedia.
3. Business-to-Government (B2G)
Business-to-government E-Commerce atau B2G didefinisikan sebagai
perdagangan antara perusahaan dan sektor publik atau pemerintahan.
Seperti penggunaan internet dalam pengadaan, prosedur perijinan
dan kegiatan lain yang melibatkan pemerintah.
B2C E-Commerce memiliki dua syarat: pertama, sektor publik
diasumsikan sebagai pemegang kendali utama dalam menjalankan e-
14 E-Commerce: Implementasi, Strategi dan Inovasinya
4. Consumer-to-Consumer (C2C)
Consumer-to-consumer E-Commerce atau C2C didefinisikan sebagai
perdagangan antara individu (sektor swasta) dengan konsumen.
Consumer to Consumer (C2C) merupakan transaksi dimana konsumen
menjual produk secara langsung kepada konsumen lainnya.
C2C ditandai dengan peningkatan pasar elektronik dan lelang online,
khususnya di industri di mana suatu perusahaan/bisnis menawarkan
16 E-Commerce: Implementasi, Strategi dan Inovasinya
apa yang mereka inginkan dari beberapa suplier. Hal tersebut dapat
menciptakan potensi besar untuk membangun pasar baru.
Terdapat tiga jenis C2C, antara lain:
a. Lelang difasilitasi di portal tertentu, seperti eBay, yang
memungkinkan penawaran secara real-time pada produk/jasa
yang dijual di situs web.
b. Peer-to-peer sistem, seperti model Napster (sebuah protokol
untuk dapat membagi file antara pengguna dengan
menggunakan forum chat seperti IRC), pertukaran fie dan
pertukaran mata uang asing.
c. Mengklasifikasikan iklan pada situs portal seperti Excite
Classifieds dan eWanted (sebuah tempat jual beli online yang
interaktif di mana pembeli dan penjual dapat melakukan
negosiasi melalui fitur “Buyer Leads & Want Ads”.
Target dari interaksi ini adalah agar dikemudian hari terjadi kembali
transaksi bisnis antara kedua pihak yang didasari pada kepuasan
pelanggan. Ketiga proses utama di dalam value chain sistem E-
Commerce ini dapat dilakukan selama 24 jam sehari dan 7 hari
seminggu. Berdasarkan kenyataan, website dan email merupakan dua
sarana yang kerap dipergunakan dalam melakukan transaksi
perdagangan. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa pihak penjual
harus memiliki pusat basis data (corporate database) yang berisi
informasi mengenai produk dan jasa perusahaan beserta semua
rekaman interaksi antara penjual dan pemberi (formal maupun
informal) yang terjadi. Sistem basis data ini akan menjadi sebuah pusat
pengetahuan korporat (corporate knowledge) yang di dalamnya
terdapat data mentah maupun informasi mengenai perilaku konsumen
dan pasar.
Sejarah E-Commerce di
Indonesia
2.1 Pendahuluan
Sejarah e-commerce di Indonesia bermula pada tahun 1994 dengan
hadirnya IndoNet sebagai Internet Service Provider (ISP) komersial
pertama 25 tahun silam, dimana kehadirannya menjadi pembuka
kesempatan dan peluang pemanfaatan teknologi telekomunikasi dan
informasi yang sebesar-besarnya dalam segala bidang, termasuk
perdagangan. Walaupun pada awalnya, internet baru semata-mata
digunakan sebagai media komunikasi dan perpanjangan promosi,
bukan sebagai platform untuk melakukan transaksi itu sendiri.
Kala itu, pemanfaatan layanan internet hanya sebagai etalase digital
saja, dimana konsumen dapat melihat barang yang diinginkan, tetapi
proses negosiasi dan jual beli tetap dilaksanakan dengan cara-cara
konvensional. Minimal melalui sambungan telepon. Cara ini berlaku
24 E-Commerce: Implementasi, Strategi dan Inovasinya
umum dan dijalankan oleh para pemilik toko yang sudah merambah ke
jagat maya.
Seiring dengan berjalannya waktu, bermunculannya ide-ide dalam
memaksimalkan pemanfaatan layanan internet kian menjamur,
termasuk virus penjualan online menular dalam bentuk perdagangan
elektronik dan komunikasi virtual. Tahap ini ditandai dengan kehadiran
Bhinneka.com, yang merupakan pelopor dan forum Kaskus pada tahun
1999, walaupun rintisannya telah dilakukan beberapa tahun
sebelumnya. Selain itu, kehadiran dari startup berita berupa portal Detik
ditahun yang sama (Anonim, 2017).
2.2.2 2000-2007
Memasuki era tahun 2000 banyak toko-toko online bermunculan,
pemerintah mulai menyadari akan potensi dan efek dari perdagangan
elektronik akhirnya mulai menyusun rancangan undang-undang. Hal ini
juga berbarengan dengan terus bertumbuhnya sektor e-commerce dan
perilaku ekonomi warganet dalam memanfaatkan media internet dalam
melakukan traksaksi. Dalam hal ini ditandai dengan banyak
bermunculannya startup-startup baru, yang umumnya masih bermain
dibidang jual beli lelang. Tercatat ada glodokshop.com, datakencana,
wetmarket dari Singapura, FastnCheap dari Surabaya, LippoShop,
iklanbaris.co.id, gadogado.net yang merupakan situs lelang.
Dengan muncul banyaknya startup, berimbas pula pada persaingan
dagang di dunia internet. Banyak pemain online berbagai bidang
penjualan lainnya berjatuhan satu persatu. Sebut saja, portal media
seperti kopitime.com yang didirikan pada 2000 dan berhasil
menembus Bursa Efek Jakarta (BEJ), gulung tikar dalam waktu dua
tahun. Hanya sedikit pemain lama yang bisa bertahan dari krisis
26 E-Commerce: Implementasi, Strategi dan Inovasinya
diraih begitu saja karena dibaliknya ada faktor konsep yang baik juga
diterima masyarakat, kerja keras hingga kegigihan para pendirinya.
Meskipun perkembangan teknologi internet ini mempunyai manfaat
yang positif pada bidang komunikasi manusia, namun disertai efek
negatifnya. Dengan media internet apapun menjadi mudah, termasuk
“penipuan”. Pendiri tokopedia William Tanuwijaya yang pada saat itu
masih bekerja disalah satu situs jual beli ditambah pengalamannya
sebagai operator warnet memahami akan masalah ini (Thidi, 2016).
2.2.6 Bukalapak.com
Peluang e-commerce menarik minat pemain luar negeri. Di tahun 2010,
marketplace Bukalapak mulai beroperasi. Pendiri sekaligus CEO
Bukalapak adalah seorang pria kelahiran Sragen yang bernama
Achmad Zaky. Beliau merupakan pria kelahiran tanggal 24 Agustus
1986.
Sejak berada dibangku SMA, pria ini sudah akrab dengan komputer
khususnya perangkat lunak (software). Hobinya mulai berkembang saat
menduduki bangku kuliah. Lulus dari ITB, Zaky melamar pekerjaan pada
3 perusahaan namun kesemuanya ditolak. Sejarah Bukalapak dimulai
ketika Zaky Terilhami dengan sifat konsumtif masyarakat Indonesia.
Dari situ Zaky mulai merintis Bukalapak bersama temannya. Pada awal
tahun 2010 saja, orang yang bergabung di Bukalapak sudah mencapai
10.000.
Bab 2 Sejarah E-Commerce di Indonesia 29
2.2.7 2011
Pada 2011, Rakuten merupakan perusahaan internet dan perdagangan
elektronik Jepang yang berpusat di Tokyo masuk ke Indonesia. Di tahun
yang sama, Tiket.com dengan slogan “Mau kemana? Semua ada
tiketnya.” juga mulai beroperasi. Di akhir tahun ini, Zalora Group
mendirikan Zalora Indonesia sebagai bagian dari jaringan bisnis e-
commerce internasionalnya. Zalora adalah salah satu investasi utama
Rocket Internet di Singapura (Anonim, 2017).
2.2.8 Rakuten
Rakuten didirikan di Jepang tahun 1997 oleh sosok bernama Hiroshi
Mikitani yang sekarang adalah CEO perusahaan itu. Rakuten dalam
bahasa Jepang berarti optimisme. Sejak itu, pertumbuhan Rakuten di
Negeri Sakura tidak terbendung. Tahun 2013 misalnya, Rakuten
membukukan pendapatan total USD 5,3 miliar. Mereka pun masuk
daftar atas perusahaan internet terbesar dari segi pendapatan. Saat ini,
Rakuten mempekerjakan lebih dari 11 ribu pegawai.
Sukses besar di dalam negeri, Rakuten pun melebarkan sayap ke
mancanegara termasuk Indonesia. Tepatnya tahun 2011, Rakuten
mencoba peruntungannya di Indonesia. Saat itu, bisnis e commerce
30 E-Commerce: Implementasi, Strategi dan Inovasinya
2.2.9 Tiket.com
Tiket.com didirikan oleh Wenas Agusetiawan, Dimas Surya Yaputra,
Natali Ardianto, Mikhael Gaery Undarsa pada bulan Agustus 2011.
Pada awalnya, Wenas Agusetiawan membeli domain tiket.com dan
mengajak beberapa kolega untuk membuat sebuah situs web untuk
melayani pemesanan tiket pesawat dan kereta api. Tiket.com
merupakan salah satu rekan bisnis Kereta Api Indonesia di
Indonesia.Tiket.com juga bekerjasama dengan berbagai maskapai di
Indonesia untuk memudahkan orang untuk pemesanan tiket pesawat
melalui internet (Anonim, 2019).
merupakan bagian dari Zalora Grup di Asia yang terdiri dari Zalora
Singapura, Zalora Malaysia, Zalora Vietnam, Zalora Taiwan, Zalora
Thailand dan Zalora Filipina.
Memiliki koleksi lebih dari 500 merek lokal, internasional dan designer,
pelanggan kami dapat berbelanja online dengan pilihan produk fashion
pria dan wanita mulai dari pakaian, sepatu, aksesoris dan produk fashion
lainnya. Zalora.co.id merupakan anak perusahaan dari situs belanja
online Zalando. Zalando merupakan proyek dari Rocket Internet GmBH.
Rocket Internet GmBH adalah inkubator startup online terbesar di
dunia, beberapa usaha lainnya yang hadir di Indonesia meliputi Wimdu,
Foodpanda, PricePanda, Lamudi, dan Carmudi. Di Indonesia Zalora
berada di bawah naungan dan dikelola oleh PT Fashion Eservices
Indonesia (Oesman, 2014).
relations. Hal ini berbuah manis. Dengan tim yang lumayan besar untuk
ukuran sebuah startup, Tees mempunyai portofolio pelanggan yang
mempunyai nama besar. “Tees.co.di sudah dipakai mulai dari brand
seperti L-MEN (Nutrifood), artis (Project Pop), desainer bahkan sampai
ke desainer amatir di pelosok Surabaya.
“Tees telah bertumbuh pesat dengan rata-rata pertumbuhan
[penjualan] 30 persen per bulannya, “Pertumbuhan terbesar bulanan
adalah sebesar 64 persen pada tahun 2014.” Pertumbuhan ini tentunya
harus dibarengi dengan inovasi agar pelanggan tidak merasa stagnan
dalam menggunakan platform marketplace ini (Paragian, 2014).
2.2.12 Maskoolin.com
Berbasis di Jakarta, Maskoolin didirikan pada tahun 2012 oleh Ilham
Syafrialdi, Errol Widhavian, Kristian Harahap, dan Kemal Wiryawan.
Perusahaan dimulai dengan menjual produk-produk untuk pria dan
telah mengalami progres dan perubahaan dalam model bisnis selama
tiga tahun ini. Maskoolin menggunakan algoritma melalui kuis dan
aktifitas penggunaan browser internet yang memungkinkan website
Maskoolin untuk mengerti minat pengguna.
“Tim Maskoolin memiliki potensi baik, produk mungkin dapat gagal
tapi founders pasti dapat terus menemukan model bisnis terbaik untuk
bertumbuh secara pesat. Dengan tim yang kompak, Maskoolin ini akan
menjadi perusahaan yang besar secara global dengan rencana-rencana
yang akan mereka lakukan. Rencananya, dana segar dari bos Blue Bird
yang masuk akan digunakan Maskoolin untuk melakukan ekspansi ke
pasar Asia Tenggara (Ash, 2015).
2.2.15 Bobobobo.com
Berdiri pada tahun 2013, situs produk lifestyle ini kini semakin
memperkuat eksistensinya dengan bekerja sama dengan PT Kreatif
Media Karya yang merupakan anak usaha dari EMTEK Group.
Sebagaimana diungkap oleh Alvin Sariaatmadja selaku Dirut EMTEK
Group pada penandatanganan kerja sama antara kedua belah pihak,
Rabu 29 April 2015 di SCTV Tower, mengatakan dunia online adalah
masa depan dari gaya hidup dan situs produk lifestyle berkualitas
seperti Bobobobo.com perlu didukung.
Di dunia fesyen Indonesia, siapa tidak kenal nama-nama seperti Peggy
Hartanto, Patrick Owen, Rinda Salmun, Billy Tjong, Fbudi, Yosafat Dwi
Bab 2 Sejarah E-Commerce di Indonesia 35
ke situs ini pasti tertarik untuk melihat-lihat apa yang disajikan dan
ditawarkan oleh situs ini. Apalagi ketika melihat display produk yang
menarik dan tag aneka diskon dan voucher belanja. Merelakan sedikit
waktu untuk membuka kategori produk pasti tidak masalah. Terdapat
delapan kategori produk pada situs Elevenia dan informasi terhadap
produk secara detail memudahkan konsumen dalam melakukan
pembelian (Marikxon, 2014).
2.2.19 MatahariMall.com
Raksasa e-commerce ini merupakan proyek yang dikembangkan oleh
salah satu keluarga terkaya di Indonesia, keluarga Riady. Mereka
merupakan pemilik Lippo Group, konglomerat yang menjalankan bisnis
pengembangan real estate dan aset berskala besar lainnya seperti
rumah sakit Siloam dan toserba Matahari.
Muncul tanpa gegap gempita bukanlah pilihan bagi MatahariMall. Alih-
alih, MatahariMall muncul ke publik diiringi oleh pernyataan berani dari
Lippo, bahwa mereka telah mengucurkan pendanaan sebesar $500 juta
(sekitar Rp6,94 triliun) untuk membangun perusahaan e-commerce
nomor satu di negeri ini.
Keluarga Riady tidak akan berhenti sebelum berhasil mendirikan
Alibaba-nya Indonesia. Pengumuman pertama dirilis pada bulan
Februari 2015, sementara situs mereka baru bisa diakses pada bulan
September di tahun yang sama. Setiap tahap dalam pengembangan
MatahariMall diperhatikan hingga detail terkecil oleh komunitas
teknologi lokal. Meski begitu, banyak aspek operasional yang masih
menjadi misteri (Freischlad, 2016).
38 E-Commerce: Implementasi, Strategi dan Inovasinya
2.2.20 Shopee.com
Sejarah Shopee di Indonesia dimulai pada bulan Desember tahun
2015. Prestasi marketplace ini adalah keberhasilan promosi yang dalam
waktu singkat, pengguna shopee tidak kalah banyak dari para
pesaingnya. Tokoh penting di balik sejarah Shopee adalah Chris Feng
pendiri dan CEO yang juga merupakan lulusan terbaik dari Universitas
Singapura.
Shopee memudahkan para penjual serta pembeli dalam berinteraksi
melalui fitur live chatnya. Sarana jual beli ini juga menyediakan banyak
produk mulai dari gadget, fashion, kosmetik, elektronik, otomotif dan
lain sebagainya. Shopee berkantor pusat di Wisma 77 Tower 2 lantai
11, Jl. Letjen. S. Parman Kav. 77 Slipi, palmerah. Jakarta Barat, 11410
(Thidi, 2018).
2.2.21 JD.id
Perusahaan yang didirikan oleh Richard Liu pada Juli 1998 ini mulai
masuk ke ranah retail online sekitar tahun 2004 dengan nama Jingdong
Mall. Pertama kali hanya berjualan barang-barang magneto-optical
yang kemudian mulai mendiversifikasi jualannya ke berbagai produk
lain seperti elektronik, smartphonem komputer dan lain sebagainya.
Perubahan jenis-jenis barang yang dijual inilah yang akhirnya membuat
Jingdong Mall merubah domain perusahaannya menjadi 360buy.com
pada bulan Juni 2007 lalu di tahun 2013 resmi berubah menjadi JD.com
Dengan dengan domain JD.id yang digunakan di Indonesia, tentu ini
bukan perkara yang main-main ke pasar Indonesia. Penghadangnya
pun tentu juga akan mengeluarkan jurus-jurus perlawanan yang tidak
main-main pula.
Bagi yang sering mengamati pergerakan bisnis e-commerce dunia,
nama JD ini tentu tidak asing lagi. Apalagi pada bulan April 2015 ini,
Alibaba--salah satu kompetitor lokalnya di Beijing telah dikalahkannya.
Hal ini pula yang akhirnya membuat JD menjadi perusahaan e-
Bab 2 Sejarah E-Commerce di Indonesia 39
2.2.22 Muslimarket.com
Situs perdagangan elektronik (e-commerce) Muslimarket.com yang
telah beroperasi sejak akhir April 2015 silam resmi diperkenalkan pada
publik. Ini adalah sebuah e-commerce muslim pertama di Indonesia
yang memadukan antara aktivitas belanja dengan membantu
pemberdayaan komunitas muslim. Untuk semakin memperkuat
komitmen mereka dalam membantu, sejak awal berdiri
Muslimarket.com yang memiliki tagline "Serba Muslim, Serba Ada"
juga telah menjalin kerjasama dengan Dompet Dhuafa dan Baznas,
selaku penyalur dalam pemberian bantuan demi pemberdayaan
produsen.
CEO Muslimarket.com, Pramadita Tasmaya mengatakan
pemberdayaan adalah sebuah unsur penting yang dapat membantu
memajukan sebuah bisnis dan komunitas. Selain itu, pemberian
bantuan untuk memberdayakan sebuah komunitas dapat membuat
bantuan tersebut lebih berkesinambungan. Pemilihan Dompet Dhuafa
dan Baznas sebagai partner dalam pemberian bantuan juga didasarkan
pada kepedulian NGO ini akan program pemberdayaan.
Bantuan untuk pemberdayaan komunitas tersebut juga dapat dilakukan
dalam dua cara. Pertama adalah bantuan secara langsung, dimana
konsumen memberikan dana tunai secara langsung melalui Dompet
Dhuafa atau Baznas, yang nantinya akan digunakan untuk membantu
pemberdayaan produsen dengan menciptakan lapangan pekerjaan
baru dimana hasil produksinya dapat dijual kembali di
Muslimarket.com.
Sementara cara kedua adalah dengan memberi kesempatan pada
desainer lokal, produsen dan pedagang muslim untuk bekerjasama
dengan Muslimarket.com. Seperti misalnya Zaskia Adya Mecca yang
40 E-Commerce: Implementasi, Strategi dan Inovasinya
3.1 Pendahuluan
Seiring dengan semangkin pesat dan cepatnya perkembangan,
pergerakan informasi dan dinamika lingkungan bisnis, baik pada tataran
lokal atau regional, nasional maupun global atau internasional, yang
disertai dan diikuti dengan situasi atau keadaan yang serba tidak
menentu atau sulit diprediksi atau sulit ditebak (unpredictable),
tantangan atau kendala khususnya yang terkait dengan infomasi digital
yang dihadapi oleh setiap instansi atau organisasi sekarang ini semakin
meningkat. Kondisi tersebut semakin ditambah dengan hadirnya sistem
informasi yang siap tidak siap harus dijalani atau harus dilaksanakan oleh
seluruh pengguna atau seluruh stakeholder yang dengan otomatis
harus dijalankan guna lebih melancarakan kegiatan atau aktivitas bisnis
diperusahaan atau organisasi bisnisnya (Litfin dkk., 2017).
42 E-Commerce: Implementasi, Strategi dan Inovasinya
tepat, dan nyaris tanpa kertas. Pemanfaatan media social akan lebih
memungkinkan kustomer atau pelanggan melakukan pemasaran dan
atau penjualan dengan tujuan utama yakni pasar global dan atau pasar
internasional, sehingga peluang untuk menembus kegiatan ekspor
menjadi sangat mungkin dan terbuka lebar kapanpun dan dimanapun,
dan oleh siapapun (Saepudin, 2019).
Pemanfaatan sistem informasi manajemen dewasa ini juga telah
demikian pesat berkembang terlebih pada berbagai sendi atau aspek
dan bidang kehidupan lainnya. Terlebih, kini semakin banyaknya
masyarakat di Indonesia yang memanfaatkan informasi melalui sistem
informasi, serta semakin mudahnya masyarakat serta murahnya koneksi
internet dalam mendukung aktifitas masyarakat.
Sistem informasi manajemen yang awalnya diperuntukkan untuk
otomatisasi atau untuk mempermudah tugas-tugas dilapangan atau
kantor, kini sistem informasi telah memasuki ruang kerja dimanapun
berada, dan dalam sebuah sistem informasi ternyata pada akhirnya
mampu dan bisa dimanfaatkan untuk mempermudah dan untuk
memperoleh dan mendapatkan keunggulan dan strategis dan
kompetitif dalam memenangi persaingan bisnis saat ini. Internet,
sebagai salah satu bentuk media atau wadah yang dimanfaatkan
masyarakat dalam bentuk kehadiran teknologi informasi juga telah
banyak dimanfaatkan untuk meningkatkan daya saing (Adiwihardja,
2016).
Kehadiran teknologi dalam sistem informasi juga telah mempermudah
pekerjaan dalam rangka menghemat biaya, mengefisiensi waktu, serta
mempersempit ruang, jarak dan waktu bekerja. Sistem informasi juga
lebih mempercepat dan mempersingkat komunikasi (terutama
komunikasi di lapangan), serta membuka akses keilmuan dalam
penyampaian informasi yang utuh, komprehensif dan menyeluruh.
Untuk mempermudah menggunakan sistem informasi, dibutuhkan
Bab 3 Sistem Informasi Manajemen E-Commerce 45
TPS ini berguna untuk proses data dalam jumlah yang besar
dengan transaksi bisnis yang rutin. Program ini biasa diaplikasikan
untuk manajemen gaji dan inventaris. Contohnya adalah aplikasi
yang digunakan untuk Bantuan Keuangan Desa Pemprov Jawa
Timur.
d. Office Automation System (OAS)
3.3 E-Commerce
Contoh Sarana dan prasarana marketing dalam kegiatan operasional
bisnis dalam kegiatan e-commerce yang sering digunakan perusahaan
(skala kecil, menengah dan besar) adalah e-mail dan website. E-mail
atau electronic mail adalah sarana komunikasi digital yang
menggantikan dan yang mempermudah proses surat-menyurat antara
perusahaan langsung dengan pembeli. Selain itu perusahaan dapat
melakukan penghematan karena semua proses surat-menyurat tidak
memerlukan kertas hanya berupa file komputer (Quhtani, 2017).
Teknologi berkembang dengan sangat pesat saat ini menyebabkan
strategi bisnis maupun penjualan sebagai ujung tombak semua bisnis
menjadi semakin mengarah kepada penguasaan dan penggunaan
teknologi. Tidak dapat dipungkiri, peranan teknologi menjadi sangat
dominan bagi perkembangan perusahaan. Dari mulai untuk
peningkatan penjualan, transaksi, kinerja perusahaan, sampai pada
alasan efisiensi dan efektifitas. Bisnis apapun bentuknya, membutuhkan
penjualan agar tetap survive. Scottish Enterprise, sebuah konsultan
manajemen berkantor pusat di Glasgow Skotlandia, dalam websitenya
menuliskan beberapa tips meningkatkan penjualan menggunakan
peralatan E-Bisnis. E-Bisnis sendiri dalam website tersebut didefinisikan
sebagai proses bisnis yang menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi untuk mencapai perubahan dan pertumbuhan bagi
perusahaan.
Pemanfaatan sistem informasi dalam bidang manajemen, terutama
untuk operasional sebuah proses e-commerce, dan berbasiskan
internet, tentu sangat baik untuk untuk menunjang berbagai macam
aktivitas dan kegiatan usaha (Adiwihardja, 2016). Kegiatan operasional
bisnis yang dilakukan dan dilaksanakan secara online juga bisa meliputi
distribusi, pemasaran, mengenakan harga, promosi atau iklan, kegiatan
Bab 3 Sistem Informasi Manajemen E-Commerce 51
kecil, siapa yang cepat akan menang atau dikenal dengan time to
market atau economic of time (Balan dan Rege, 2017).
Di era globalisasi informasi bergerak sangat cepat dan menjadi pelaku
bisnis untuk memenangkan persaingan. Internet melalui e-commerce
membuka peluang bagi pengusaha untuk memasarkan dan
menumbuhkan jaringan usaha di seluruh belahan dunia usaha. Untuk
itu pelaku usaha dituntut menjadi bagian dari komonitas global dengan
pemanfaatan teknologi informasi melalui e-commerce, jika mereka
tidak mengikuti perkembangan teknologi informasi akan tertinggal jauh
dan kalah dalam persaingan. E-commerce merupakan salah satu cara
yang dapat dilakukan oleh pelaku usaha untuk memasarkan produknya
selain dapat memperluas akses pasar. Pengusaha harus melihat
manfaat e-commerce untuk akses pasar secara mudah dan efisien
seiring era globalisasi yang pasti akan dihadapi. Kondisi ini menuntut
para pengusaha untuk memilih yang efektif dan mengenai sasaran.
Pemasaran melalui e-commerce membuat pelaku usaha dapat
langsung berkomunikasi dengan pembelinya, sehingga mereka dapat
memproleh keuntungan yang lebih besar (E-commerce, 2009).
4.1 Pendahuluan
Penerapan E-Business telah menjadi trend yang mewarnai aktivitas
bisnis di negara negara maju dan berkembang. Konsep baru yang
berkembang karena kemajuan teknologi informasi dan berbagai
paradigma bisnis baru ini dianggap sebagai kunci sukses perusahaan-
perusahaan di era informasi dan di masa-masa mendatang.
Menurut O’Brien (2005) menjelaskan bahwa e-business adalah
penggunaan internet dan jaringan serta teknologi informasi lainnya
untuk mendukung e-commerce, komunikasi dan kerjasama
perusahaan, dan berbagai proses yang dijalankan melalui web, baik
dalam jaringan perusahaan maupun dalam para pelanggan serta mitra
bisnisnya.
58 E-Commerce: Implementasi, Strategi dan Inovasinya
1. Dimensi WHA
Semua pihak atau entiti yang melakukan interaksi dalam sebuah sistem
bisnis atau serangkaian proses bisnis (business process) merupakan
pihak-pihak yang berkepentingan dalam ruang lingkup eBusiness.
Paling tidak ada tujuh (A sampai G) klasifikasi entiti yang kerap
dipergunakan dalam mengilustrasikan eBusiness, masing-masing:
Agent, Business, Consumer, Device, Employee, Family, dan
Government.
3. Dimensi WHERE
4. Dimensi WHY
2. Community
5. Access Channels
8. Change Strategy
5.1 Pendahuluan
Dulu saat kita ingin membeli sesuatu, kita harus pergi ke tempat di
mana penjual tersebut berada. Setelah sampai ditempat penjual, kita
memilih mana yang akan kita beli, kemudian setelah menentukan
pilihan mana yang kita beli, kita menanyakan harga kepada si penjual.
“Berapa harganya pak?” setelah si penjual menyebutkan harganya, kita
‘biasanya’ menawar dengan harga yang kita mampu. Jika terjadi
kesepatakan harga antara si pembeli dan si penjual maka akan
dilakukan pembayaran dan barang akan berpindah kepemilikan.
Sebaliknya jika tidak terjadi kesepakatan antara si pembeli dan si
penjual maka kepemilikan barang masih menjadi milik penjual.
Sekarang (era digital) saat kita ingin membeli sesuatu, kita tinggal
mencarinya di internet melalui smartphone. Mencari barang dengan
82 E-Commerce: Implementasi, Strategi dan Inovasinya
5.2 Behaviourism
Implementasi e-commerce oleh individu merupakan sebuah perilaku
baru di era digital. Penggunaan sistem/aplikasi tentu menimbulkan
interaksi antara manusia sebagai pengguna dengan sistem sebagai
alat. Interaksi ini tentu akan menimbulkan masalah keperilakuan
(behavioural). Beberapa aplikasi e-commerce yang disediakan tidak
selalu berhasil, bahkan tidak jarang gagal atau dengan kata lain manusia
sebagai pengguna tidak berminat ‘menolak’ untuk menggunakannya.
Penerimaan atau penolakan untuk menggunakan aplikasi e-commerce
ini merupakan suatu behaviour.
Menjamurnya penggunaan e-commerce mendorong untuk semakin
diperlukannya pemahaman mengenai faktor yang memicu perilaku
individu terhadap penggunaan aplikasi e-commerce. Maka perlu untuk
membuat sebuah aplikasi e-commerce yang dirasa sesuai dengan apa
yang individu inginkan. Perilaku mengenai penggunaan aplikasi e-
commerce masuk dalam ranah psikologi. ‘behaviorism’ adalah cabang
ilmu psikologi yang mempelajari mengenai perilaku individu yang
dapat diukur dan diteliti.
Behaviour dapat dilakukan dengan sadar atau tidak sadar, terus terang
atau diam-diam dan sukarela maupun tidak sukarela. Manusia
melakukan evaluasi penerimaan dari behaviour dengan menggunakan
84 E-Commerce: Implementasi, Strategi dan Inovasinya
Perbedaan utama antara TRA dan TPB adalah penentu minat perilaku
selain norma subjektif dan sikap yaitu kontrol perilaku. Persepsi kontrol
perilaku ditentukan oleh dua faktor penentu yakni kepercayaan akan
kemampuannya dan persepsi mengenai kekuasaan yang dimilikinya
untuk melakukan suatu perilaku. kontrol perilaku mencerminkan bahwa
kecenderungan individu dipengaruhi oleh bagaimana ia
mempersepsikan pada tingkat kesulitan atau kemudahan dalam
menampilkan suatu perilaku. Jika individu mempunyai kepercayaan
yang kuat terhadap kemampuannya untuk menampilkan perilaku
tertentu, maka individu tersebut mempunyai kontrol perilaku yang
tinggi, kuat untuk mampu mengendalikan suatu perilaku. sebaliknya,
individu mempunyai kontrol perilaku yang rendah, lemah untuk
mengendalikan suatu perilaku manakala individu memiliki kepercayaan
yang lemah terhadap kemampuannya untuk menampilkan suatu
perilaku. Biasanya hal ini merupakan cerminan masa lalu individu dan
sikap individu terhadap norma-norma yang berpengaruh disekitarnya.
Pada model TPB digambar 5.2, menyediakan sebuah kerangka dalam
mempelajari sikap individu untuk memprediksi perilaku. Dimana
perilaku ini pada TPB ditentukan oleh minat individu untuk
menampilkan suatu perilaku. Sedangkan minat individu untuk
menampilkan sebuah perilaku merupakan cerminan dari sikap untuk
menampilkan sebuah perilaku dan norma subjektif. Sikap individu
terhadap sebuah perilaku meliputi kepercayaan individu mengenai
suatu perilaku, evaluasi terhadap dampak adanya perilaku, norma
subjektif dan kepercayaan normatif. Jadi dapat dikatakan bahwa ketika
individu merasa bahwa dengan menampilkan sebuah perilaku tertentu
memberikan dampak yang positif, maka dapat dipastikan bahwa
individu tersebut memiliki sikap positif terhadap perilakunya.
Sebaliknya jika dengan menampilkan sebuah perilaku tertentu akan
memberikan dampak yang negatif, maka dapat dipastikan bahwa
individu tersebut mempunyai sikap negatif terhadap perilaku yang
88 E-Commerce: Implementasi, Strategi dan Inovasinya
sumber daya UMKM. Selain itu banyak bukti yang menunjukkan bahwa
jika UMKM yang menggunakan teknik internet sebagai salah satu
strategi dalam melakukan inovasi maka dapat meningkatkan kinerja
organisasi (Dibrell, Davis, dan Craig, 2008).
Pada saat pelaku UMKM memutuskan suatu strategi untuk
pertumbuhan organisasi, maka UMKM tersebut harus menghadapi
suatu keputusan besar tentang bagaimana memperluas dan
meningkatkan produk mereka melalui suatu inovasi. Oleh karena itu
perusahaan yang berorientasi pada pertumbuhan dengan jalan
meningkatkan daya saing, harus mencari dan menciptaan pangsa pasar
yang baru dan berkonsentrasi terhadap pemanfaatan teknologi dalam
melakukan inovasi produk mereka.
UMKM yang mampu bersaing dalam lingkungan bisnis yang bergerak
cepat dan dinamis, otomatis memiliki kemampuan untuk beradaptasi
dengan turbulensi eksternal dan responsif terhadap perubahan
eksternal. UMKM dapat meningkatkan kinerja pemasaran elektronik
dengan cepat dibandingkan dengan lingkungan bisnis yang tidak
memanfaatkan perdagangan elektronik yang relatif stabil.
Dibandingkan dengan bisnis atau penjualan tradisional, perdagangan
elektronik memiliki komunikasi dua arah yang tidak memiliki waktu,
keterbatasan ruang, maupun layanan, karena dapat dilakukan secara
langsung atau personal dan yang memiliki kecepatan dan dapat
mengurangi pengeluaran atau biaya transaksi.
Bab 7
7.1 Pendahuluan
Dukungan sosial merupakan salah satu aspek sentral yang memegang
peranan penting dalam pengambilan keputusan konsumen dalam
berbelanja. Baik di marketplace konvensional maupun marketplace
online. Beragamnya pilihan baik jenis, merek maupun variasi harga
menjadikan calon pembeli memerlukan dukungan untuk membantu
mengintervensi keinginan mereka dalam memutuskan pembelian.
tentunya pertimbangan aspek fitur, pertimbangan harga,
pertimbangan kualitas maupun aspek nilai sosial jika suatu produk dibeli
oleh konsumen tersebut merupakan hal yang secara alami menjadi
bahan pertimbangan calon konsumen (Yusuf dan Putra, 2019) dan
(Buana, Ma’ruf dan Aswari, 2019).
118 E-Commerce: Implementasi, Strategi & Inovasinya
McCarty 1972 (Festa dkk., 2016) dan masih sering digunakan hingga
saat ini. Bahkan diksi 4P berkembang menjadi idom bersamaan dengan
berkembangnya ilmu marketing, sehingga sulit memisahkan
interpretasi konseptual manajemen pemasaran antara 4P dengan ilmu
marketing itu sendiri.
Mengurucut pada aspek sosial dan perilaku sosial. Bahwa konsumen
memutuskan untuk melakukan suatu pembelian terutama dalam
lingkup e-commerce, Menurut Indahingwati dkk., (2019) adalah
sebagai berikut:
1. Aspek Rasional
Pada proses pembelian yang sifatnya rasional, konsumen
melakukan pertimbangan dengan cermat dan mengevaluasi
sifat produk secara fungsional, terkadang muncul pembelian
yang didasari oleh faktor emosi. Pembelian ini bersifat hedonic,
sehingga objek konsumsi dipandang secara simbolis dan
berhubungan dengan respon emosi (Hirschman dan Holbrook,
1992)
a. Testimony (Kesaksian)
Tidak jauh berbeda dengan sistem pengambilan keputusan
pembelian suatu produk pada marketplace konvensional, WoM
(word of mouth) merupakan aspek penting yang tidak ternilai
dalam mempengaruhi sisi psikologi seseorang dalam
memutuskan untuk membeli atau tidak. Dalam ranah e-
commerce Testimony (kesaksian) merupakan hal yang
kemudian akan dicari oleh calon konsumen untuk semakin
mengarahkan persepsi keinginan mereka untuk berbelanja.
Umumnya testimony pada e-commerce terdapat pada kolom
komentar atau dapat pula berbentuk skor pada bagian ulasan
produk (Lihat gambar 7.2).
Testimoni yang diulas umumnya berbentuk kondisi fisik produk
meliputi kesan durability (ketahanan) atau kesesuaian kesan
122 E-Commerce: Implementasi, Strategi & Inovasinya
Gambar 7.2: Bentuk Ulasan Produk Dari Konsumen Pada Salah Satu
Media E-commerce di Indonesia (www.lazada.co.id)
b. Perbandingan Harga
Umumnya dalam lingkup e-commerce faktor harga merupakan
aspek yang menjadi salah satu bahan pertimbangan yang juga
turut diperhitungkan oleh calon konsumen. Berbeda dengan
marketplace konvensional atau berbelanja secara langsung,
faktor harga yang murah umumnya menjadi alasan ketertarikan
konsumen untuk berbelanja sehingga pemandangan yang
sering kita temukan pada marketplace konvensional adalah
strategi perang harga (war pricing). Berbanding terbalik
dengan online marketplace bahwa kecenderungan harga yang
lebih murah daripada harga pasaran tidak langsung membuat
Bab 7 Dukungan Sosial dan Interaksi Sosial Dilingkup E-Commerce 123
diklaim sebagai smartphone termahal pada saat itu tapi memiliki fitur
Unlock Access retina recognition yang ditanamkan pada Iphone 8 gagal
pada saat konferensi peluncuran produknya. Kekecewaan pelanggan
justru tidak selalu datang dari functional benefit akan tetapi sering pada
emotional benefit.
Functional benefit merupakan tangible asset bagi produk tersebut yang
secara kasat mata dapat diukur dan dilihat. Sedangkan emotional
benefit merupakan intangible asset bagi suatu produk. Inovasi dalam
konsep manajemen merupakan hal yang memiliki dua sisi positif dan
negatif yang menuntut perusahaan harus seimbang antara memikirkan
keunggulan produk dari segi fungsi akan tetapi mampu menekan harga
pokok produksi. Functional benefit dapat disimpulkan sebagai satu
komponen dari brand equity. Karena produklah yang kemudian akan
dikonsumsi langsung oleh penggunanya yang berujung pada penilaian
dan pengalaman. Functional benefit ini akan menentukan apakah
pengalaman atau penilaian pengguna akan mereferensikan kembali
kepada orang lain (word of mouth).
Produk dengan functional benefit yang bekerja baik mampu
mendatangkan testimonial positif melalui Word of Mouth (WoM) yang
positif begitupun sebaliknya. Functional benefit dapat disimpulkan
sebagai alasan utama mengapa produk menjadi penting untuk
diproduksi, dipasarkan dan wajib dimiliki oleh penggunanya.
Sedangkan emotional benefit merupakan alasan utaman yang
kedepannya akan menentukan kelas dari suatu produk apakah biasa
saja atau luar biasa. Functional benefit mampu menciptakan kepuasan
pelanggan (customer satisfaction) (Putra dkk., 2019). Sedangkan
emotional benefit mampu menentukan nilai pelanggan (customer
value), citra produk dan kepercayaan produk. Sebab hari demi hari
konsumen tidak hanya mencari produk yang berkualitas secara fungsi
tapi konsumen juga mencari produk yang mampu mewakiliki pikiran
dan menyentuh hati mereka.
Bab 7 Dukungan Sosial dan Interaksi Sosial Dilingkup E-Commerce 129
Folarin, (2017), Aswari, (2018), Gerber dkk., (2016), Tokay dan Argan,
(2013) juga selanjutnya menambahkan bahwa aplikasi e-commerce
selain memberikan kemudahan bertransaksi juga wajib memenuhi
aspek keamanan sebagai fasilitas penunjang kepuasan pelanggan.
Bab 8
8.1 Pendahuluan
Beberapa tahun terakhir, perkembangan bisnis e-commerce di
Indonesia telah maju sedemikian pesatnya. Badan Pusat Statistik (BPS)
menyatakan dalam sensus ekonomi tahun 2016 bahwa industri e-
commerce telah tumbuh hampir 18% atau berkisar 26 juta perusahaan.
Pertumbuhan e-commerce telah menghasilkan keragaman dan
kompleksitas yang cukup besar dalam struktur dan aplikasinya. E-
commerce mengacu pada penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi untuk jaringan kegiatan dan proses ekonomi, untuk
mengurangi informasi terkait dengan biaya transaksi untuk
mendapatkan keuntungan strategis (Zainul, Osman dan Mazlan, 2004).
Transaksi online dan e-commerce telah digunakan oleh sebagian besar
konsumen diseluruh dunia, termasuk oleh konsumen Muslim. Meskipun
132 E-Commerce: Implementasi, Strategi dan Inovasinya
membeli atau menjual secara online, karena bersifat terbuka dan gratis.
SET dirancang untuk memanfaatkan teknologi untuk mengotentikasi
pihak-pihak yang terlibat dalam pembelian kartu pembayaran pada
semua jenis jaringan online dan internet yang menggunakan enkripsi,
tanda tangan digital dan sertifikat digital.
Gambar 8.2: Ilustrasi transaksi syariah (Contoh Praktek Akad Jual Beli
Pada Perbankan Syariah, 2019)
Dari sisi syariah, permasalahan yang yang menjadi ganjalan dalam
transaksi e-commerce adalah gharar (ketidakpastian). Secara umum
dalam transaksi e-commerce, pembeli barang belum mengetahui
secara pasti informasi mengenai barang yang dijual. Agar transaksi
menjadi halal, transaksi e-commerce harus disepakati oleh kedua belah
pihak yaitu penjual dan pembeli dalam dua hal. Yang pertama adalah
permasalahan jenis kontrak dan yang kedua adalah jenis pembayaran.
Tabel 8.1 di bawah ini menjelaskan tentang dasar transaksi syariah
(Zainul, Osman dan Mazlan, 2004).
136 E-Commerce: Implementasi, Strategi dan Inovasinya
8.4 Gharar
Gharar secara harfiah berarti penipuan dan sering dikaitkan dengan
risiko dan ketidakpastian. Untuk menghindari dari gharar kedua belah
pihak; pembeli dan penjual diharuskan untuk memiliki informasi yang
memadai tentang barang yang ingin mereka transaksikan, keberadaan
barang, asal, kuantitasnya, kualitas dan atributnya yang dapat
diidentifikasi dengan jelas. Penjualan gharar adalah penjualan yang
berisiko dan melanggar hukum. Para ahli hukum Islam berpendapat
bahwa perlunya untuk menghindari transaksi jual beli yang
menyesatkan pihak lain, menggunakan cara-cara kasar, dan tidak jujur.
Bab 8 E-Commerce dalam Perspektif Syariah 141
berdasarkan prinsip bagi hasil dan bebas dari bunga/ riba. Telah banyak
bank BUMN maupun swasta yang telah menerapkan konsep syariah
pada pembiayaan/ pinjaman individu maupun UMKM.
Fintech (Financial Technology) merupakan istilah yang dipergunakan
untuk perusahaan/ startup dibidang teknologi yang memberikan
layanan pendanaan (wikipedia.org, 2019). Pendanaan berbasis fintech
juga telah merambah wilayah syariah dalam rangka meningkatkan
pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia. Per September 2019
tercatat telah ada Sembilan fintech berbasis syariah yang telah terdaftar
di OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Salah satu fintech berbasis syariah
adalah Investree (www.investree.id) sebagai peer-to-peer syariah
financing yang telah direkomendasikan oleh Dewan Syariah Nasional
dan OJK, Investree syariah melayani pembiayaan dalam hal modal
usaha maupun pendanaan lain berdasarkan hukum dan ketetapan
syariah. Investree mempertemukan antara pencari pinjaman dan
pemberi pinjaman dalam sebuah wadah yang disebut marketplace.
WooCommerce Sebagai
Media E-Commerce
9.1 Pendahuluan
Perkembangan teknologi yang semakin pesat berdampak pada
banyaknya lingkungan kerja yang mengalami perubahan. Hampir
semua lingkungan kerja saat ini menggunakan teknologi, mulai dari
ojek online sampai dengan laundry berbasis online. Tidak dapat
dipungkiri perubahan lingkungan kerja juga terjadi pada proses jual beli
yang menggunakan sistem berbasis elektronik, perdagangan secara
elektronik atau online dapat disebut dengan E-Commerce. Penjelasan
E-Commerce telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya. Pada bab ini
akan dibahas praktik untuk membuat sebuah E-Commerce berbasis
toko online atau online store. Online store yang akan dibuat pada buku
ini berbasis open source software. Open source software merupakan
perangkat lunak yang memungkinkan pengembang lainnya untuk
148 E-Commerce: Implementasi, Strategi dan Inovasinya
9.2 WordPress
Salah satu open source software yang sangat populer adalah
WordPress. WordPress merupakan Content Management System
(CMS) gratis yang berfungsi untuk membuat sebuah blog tanpa perlu
untuk mengetahui kode-kode program (Lisa and Wilson, 2019). Dengan
adanya WordPress anda dapat membuat sebuah blog atau website
secara profesional tanpa memerlukan latar belakang IT. WordPress
terus menerus mengalami perkembangan mulai dari penyediaan tema-
tema yang gratis hingga berbayar, tidak hanya sampai di tema
WordPress juga mengalami perkembangan dari sisi fungsionalitas
dengan ketersediaan plugin yang membuat WordPress semakin
optimal, termasuk plugin WooCommerce yang membuat WordPress
dapat digunakan tidak sebagai blog, tetapi sebagai E-Commerce.
WordPress dan WooCommerce bukan satu-satunya pilihan untuk
membuat online store atau toko online. Ada banyak perangkat lunak
yang dapat digunakan untuk membuat toko online baik open source
software maupun commercial software, contoh nya adalah shopify yang
dapat diakses pada shopify.com. Berbeda dari WordPress dan
WooCommerce, shopify merupakan cloud source software yang artinya
pengguna tidak dapat mengubah kode program di dalam perangkat
Bab 9 WooCommerce Sebagai Media E-Commerce 149
9.3 WooCommerce
WooCommerce merupakan open source software sebagai plugin
WordPress untuk membuat online store sebagai media E-Commerce
atau perdagangan digital (Rauland, 2015; Robbert Ravensbergen,
2015; Sims, 2018).
Sejarah dari WooCommerce dapat dilihat dari laman
WooCommerce.com (About WooCommerce - WooCommerce, 2019).
2007-2009 merupakan tahun awal terbentuknya Woo. Dimulai dari
bulan november 2007 percakapan melalui media chatting terjadi antara
Mark, Magnus dan Adii. Beberapa bulan mereka bekerja untuk
membuat tema tema premium WordPress di bawah "Premium News
Theme". Pada bulan Juli 2008 Mark, Magnus dan Adii memutuskan
untuk membangun hubungan kerja resmi dengan diluncurkannya
Bab 9 WooCommerce Sebagai Media E-Commerce 153
Eksternal
Plugin
Internal
Plugin
Alamat
Skip
Nama produk
Deskripsi
produk
Harga produk
Gambar
produk
9.5 Ringkasan
Toko online yang anda buat saat ini hanyalah bagian dasar dari dunia
E-Commerce, tentu saja anda dapat mengembangkan toko online
166 E-Commerce: Implementasi, Strategi dan Inovasinya
anda sesuai dengan kebutuhan. Ada banyak hal yang dapat dipelajari
seperti membuat tampilan yang lebih bagus, optimalisasi toko online
dan bagaimana mengamankan toko online tersebut. Ini merupakan
langkah awal untuk membuat toko online, pekerjaan anda akan lebih
besar dikemudian hari seiring bertambahnya kebutuhan dan fitur-fitur
yang harus terpenuhi guna menciptakan toko online yang berkualitas.
Bab 10
Keamanan Sistem
E-Commerce
pembayaran yang sah (uang) secara tunai (cash). Cara lain adalah
dengan menggunakan kartu kredit (credit card), kartu debit (debet
card), cek pribadi (personal check), atau transfer antar rekening (David
Kosiur, 1997).
E-commerce memberikan peluang untuk membeli dan menjual
produk, informasi, dan layanan di internet sehingga diperlukan standar
sistem pembayaran daring yang efektif (Rumondang et al., 2019).
Proses pembayaran biasanya dilakukan di tempat dimana produk atau
jasa tersebut diperjualbelikan. Lokasi tersebut biasa disebut sebagai
POS (Point-Of-Sale). Prinsip pembayaran di dalam sistem E-Commerce
sebenarnya tidak jauh berbeda dengan dunia nyata, hanya saja internet
(dunia maya) berfungsi sebagai POS yang dapat dengan mudah
diakses melalui sebuah komputer pesonal (PC).
Pembeli yang hendak memilih belanjaan yang akan dibeli bisa
menggunakan ‘Shopping Cart’ untuk menyimpan data tentang barang-
barang yang telah dipilih dan akan dibayar. Konsep ‘Shopping Cart’ ini
meniru kereta belanja yang biasanya digunakan orang untuk berbelanja
di pasar swalayan. ‘Shopping Cart’ biasanya berupa formulir dalam
web, dan dibuat dengan kombinasi CGI, database, dan HTML. Barang-
barang yang sudah dimasukkan ke shopping cart masih bisa di-cancel,
jika pembeli berniat untuk membatalkan membeli barang tersebut.
Jika pembeli ingin membayar untuk barang yang telah dipilih, ia harus
mengisi form transaksi. Biasanya form ini menanyakan identitas pembeli
serta nomor kartu kredit. Karena informasi ini bisa disalahgunakan jika
jatuh ke tangan yang salah, maka pihak penyedia jasa e-commerce
telah mengusahakan agar pengiriman data-data tersebut berjalan
secara aman, dengan menggunakan standar security tertentu.
Setelah pembeli mengadakan transaksi, pihak retailer akan
mengirimkan barang yang dipesan melalui jasa pengiriman langsung
ke rumah pembeli. Pembeli bisa melacak tracking status secara
langsung dengan memasukkan nomor resi pengiriman pada website
170 E-Commerce: Implementasi, Strategi dan Inovasinya
jasa pengiriman tersebut. Namun ada juga beberapa Online Shop yang
menyediakan layanan transaksi COD (Cash on Delivery) selain karena
faktor kebiasaan juga karena faktor kepercayaan pembeli tersebut yang
kurang memiliki kepercayaan yang cukup terhadap mekanisme jual beli
online seperti ini.
Hal sangat penting karena segala sesuatu memang harus diatur oleh
hukum agar terdapat suatu ketegasan yang akan menciptakan
keamanan di dalamnya.
Di Indonesia, transaksi e-commerce diatur dalam PP Nomor 82 TAHUN
2012 Pasal 49 tentang Penyelenggaraan Sistem Dan Transaksi
Elektronik, yaitu:
1. Penjual harus memberikan informasi yang detail mengenai
barang yang ditawarkan ke konsumen,
2. Penjual harus memberikan kejelasan mengenai kontrak
pembelian atau biasa dinamakan dengan ketentuan dalam
pembelian,
3. Penjual memberikan batas waktu dalam pengembalian barang
jika tidak sesuai atau terdapat kecactan dengan barang,
4. Penjual memberikan infomasi kepada konsumen mengenai
statis pengiriman barang,
5. Penjual tidak boleh memberikan kewajiban membayar jika
belum ada kontrak.
https://www.cermati.com/artikel/kisah-sukses-ceo-berrybenka-
jason-lamuda-jualan-dari-garasi-rumah-hingga-melawan-tren.
Ash (2015) ‘Ekspansi e-Commerce, Bos Blue Bird Rogoh Miliaran
Rupiah’. Available at: https://inet.detik.com/cyberlife/d-
3045441/ekspansi-e-commerce-bos-blue-bird-rogoh-miliaran-
rupiah.
Aswari, A. (2018) ‘Peran Ganda Administrator Sebagai Mediator Dalam
Sengketa Transaksi Ponsel Bekas Secara Online (Double Roles of
Administrator as a Mediator in a Dispute in an On-line Second
Cell Phone Transaction ) Abstrak’, pp. 259–274.
avesta.co.id (2019). Available at: https://avesta.co.id/ (Accessed: 26
November 2019).
Ayeh, J.K., Au, N. & Law, R., 2013. Predicting the intention to use
consumer-generated media for travel planning. Tourism
Management, 35, pp.132–143. Available at:
http://dx.doi.org/10.1016/j.tourman.2012.06.010.
Ayu, I. (2015) ‘E-Commerce Muslim Pertama di Indonesia Resmi
Diluncurkan’. Bisnis.com. Available at:
https://lifestyle.bisnis.com/read/20150625/104/447000/e-
commerce-muslim-pertama-di-indonesia-resmi-diluncurkan.
b2gmarket.com (2019). Available at: https://www.b2gmarket.com/
(Accessed: 28 November 2019).
Bala Subrahmanya, M. H. (2005). Pattern of technological innovations in
small enterprises: A comparative perspective of Bangalore (India)
and Northeast England (UK). Technovation, 25(3), 269–280.
https://doi.org/10.1016/S0166-4972(03)00094-4
Balan, S. and Rege, J. (2017) ‘Mining for Social Media : Usage Patterns
of Small Businesses’, 8(1). doi: 10.1515/bsrj-2017-0004.
182 E-Commerce: Implementasi, Strategi dan Inovasinya
Lisa, S. and Wilson (2019) Wordpress All-in-One for Dummies. 4th edn.
New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. doi:
10.1017/CBO9781107415324.004.
Litfin, T. et al. (2017) ‘Corporate Social Responsibility Reporting - a
Stakeholder ` s Perspective Approach’, 8(1), pp. 30–42. doi:
10.1515/bsrj-2017-0003.
Lowry, P. B., Wells, T. M., Moody, G. D., Humphreys, S., & Kettles, D.
(2006). Online payment gateways used to facilitate e-commerce
transactions and improve risk management. Communications of
the Association for Information Systems (CAIS), 17(6), 1–48.
Mada, U. G. (2000) ‘POTENSI MANFAAT DAN PROBLEM DI E-
COMMERCE’, 15(3), pp. 388–395.
Magdalena, H. (2017) ‘Strategi Memanfaatkan E-Commerce Dalam
Memasarkan Makanan Khas Bangka ( Studi Kasus : Aneka Citra
Snack ) The Strategy of Exploiting E-Commerce in The Marketing
Of Bangka Peculiar Food ( Case Study : Aneka Citra Snack )’, pp.
286–298.
Maia, C. et al. (2018) ‘Factors and characteristics that influence
consumers’ participation in social commerce’, Revista de Gestão,
p. REGE-03-2018-031. doi: 10.1108/REGE-03-2018-031.
Mansor, N. and Che-Mat, A. (2009) ‘Islamic credit card: Are
demographic factors a good indicator’, Asian Social Science,
5(12), pp. 17–26.
Marikxon (2014) ‘Elevenia ~ eCommerce Pendatang Baru Di Indonesia’.
Martins, P. V. and Zacarias, M. (2017) ‘Applying the Business Process
and Practice Alignment Meta-model : Daily Practices and Process
Modelling’, 8(1), pp. 1–16. doi: 10.1515/bsrj-2017-0001.
Daftar Pustaka 189
Semoga tulisan yang ada pada buku ini memberikan manfaat bagi
pembaca. Kritik dan saran apapun akan penulis terima sebagai upaya
peningkatan kualitas menjadi lebih baik. Penulis dapat dihubungi
melalui WA: 0813-6559-8807 atau melalui email romindo4@gmail.com.
Akhirnya Semoga Tulisan yang ada pada buku ini memberikan seluas-
luasnya manfaat bagi pembaca, karena sebaik manusia adalah mereka
yang paling banyak memberikan manfaat untuk sesama. Kritik dan
saran apapun akan penulis tampung sebagai upaya menjadi lebih baik.
Penulis dapat dihubungi melalui WA: 0823-3535-7256 atau melalui
email m.iswahyudi@untag-banyuwangi.ac.id.