Anda di halaman 1dari 37

KEUANGAN BISNIS

MANAJEMEN KAS DAN


SEKURITAS
Definisi

• Kas
 merupakan salah satu bagian dari aktiva
KEUANGAN BISNIS

yang memiliki sifat paling lancar (paling


likuid) dan paling mudah berpindah
tangan dalam suatu transaksi
 aktiva yang tidak dapat langsung
menghasilkan ‘laba’, dalam arti tidak bisa
untuk mendapatkan laba secara langsung
dalam operasi perusahaan
 perlu dikelola secara efektif dan efisien
supaya pemanfaatan kas dapat optimal.
Aliran Kas

• Kas dibutuhkan untuk operasional


KEUANGAN BISNIS
a. Aliran kas masuk (cash inflow)
 termasuk dalam pembelanjaan pasif
merupakan aliran sumber-sumber dari
mana kas diperoleh
b. Aliran kas keluar (cash outflow)
 termasuk dalam pembelanjaan aktif
merupakan aliran pengeluaran untuk
kegiatan operasional perusahaan.
Persediaan Kas Minimal

• Kas minimal tergantung pada prediksi atau


KEUANGAN BISNIS
estimasi besarnya aliran kas masuk dan kas
keluar beserta penyimpangannya.
• Estimasi aliran kas keluar perlu
mempertimbangkan adanya biaya yang
keluar secara tunai dan biaya yang tidak tunai.
• Perusahaan harus memiliki persediaan kas
minimal yang harus ada setiap saat, atau
sering disebut persediaan besi (safety cash)
Persediaan Kas Minimal
• Bertujuan untuk menjaga agar kelangsungan
operasi perusahaan tetap terjamin dan dapat
KEUANGAN BISNIS

memenuhi kewajiban finansial perusahaan


apabila sewaktu-waktu harus dibayar.
• Kewajiban finansial ini dapat berupa hutang
lancar maupun biaya-biaya baik biaya tetap
maupun biaya variabel yang harus segera
harus dibayar untuk kelangsungan operasi
perusahaan.
• Ketersediaan kas dalam perusahaan
merupakan hal yang mutlak.
Persediaan Kas Minimal

• Besarnya kas yang cukup baik dan aman


adalah antara 5% s/d 10% dari aktiva lancar
KEUANGAN BISNIS

yang ada.
• Jumlah kas yang kurang dari 5% dari aktiva
lancar akan menyulitkan operasi perusahaan.
• Standar jumlah kas 5% sampai dengan 10% ini
biasanya layak untuk perusahaan manufaktur.
• Bagi perusahaan jasa perbankan, jumlah kas
biasanya akan lebih besar lagi.
Persediaan Kas Minimal

• Semakin besar jumlah kas yang tersedia di


KEUANGAN BISNIS
perusahaan, maka makin tinggi pula
likuiditasnya.
• Persediaan kas yang terlalu besar yang berarti
likuiditasnya tinggi bukan berarti perusahaan
tersebut baik
• Kas yang terlalu besar berakibat pemanfaatan
kas tersebut kurang efisien karena kas
tersebut menganggur dan tidak menghasilkan
keuntungan.
Motif memiliki Kas
1. Motif transaksi (transaction motive) atau
kebutuhan kas untuk transaksi
KEUANGAN BISNIS
 perusahaan memiliki kas untuk keperluan
realisasi berbagai transaksi bisnisnya, baik
transaksi yang bersifat rutin maupun yang
tidak rutin.
 memiliki kas yang cukup untuk transaksi
sangat diperlukan dalam operasional
sehari-hari
a. Jangka pendek: pembayaran upah,
pembelian bahan baku, pembelian
bahan penolong, biaya administrasi,
biaya kantor dan pembayaran tunai
lainnya.
b. Jangka panjang: pembelian aktiva tetap
Motif memiliki Kas
2. Motif berjaga-jaga (precautionary motive) atau
kebutuhan kas untuk berjaga-jaga
KEUANGAN BISNIS
 Perusahaan memiliki kas untuk mengantisipasi
berbagai kebutuhan yang mendadak.
 Kebutuhan kas untuk berjaga-jaga dimaksudkan
untuk mengantisipasi aliran kas masuk dan
keluar yang tidak kontinyu dan sulit
diperkirakan.
 Perusahaan menetapkan saldo kas minimum
yang besarnya tergantung pada indikator dari
penyimpangan aliran kas yang dianggarkan.
 Penerimaan dan pengeluaran perusahaan
diprediksi melalui anggaran kas atau cash
budget.
Motif memiliki Kas
3. Motif spekulasi (speculatif motive) atau
kebutuhan kas untuk berspekulasi
KEUANGAN BISNIS

 Kebutuhan kas untuk spekulasi dimaksudkan


agar perusahaan dapat memanfaatkan
kesempatan apabila ada barang yang dapat
dibeli secara lebih murah.
Model Manajemen Kas

• Model manajemen kas, ada dua macam


KEUANGAN BISNIS
yaitu:
1. Model yang dikembangkan oleh William J.
Baumol
2. Model yang dikembangkan oleh Merton H.
Miller dan Daniel Orr
Model Manajemen Kas
Model Baumol

• Model manajemen kas yang dikemukakan oleh


KEUANGAN BISNIS

William Baumol sering disebut dengan Model


Persediaan.
• Baumol  ada kesamaan antara manajemen
kas dengan manajemen persediaan, jika
ditinjau dari aspek keuangan.
• Model Baumol mengasumsikan bahwa
perusahaan menggunakan kas dengan pola
yang konstan baik kebutuhan kas, aliran kas
masuk maupun aliran kas keluarnya.
Model Manajemen Kas
Model Baumol

Saldo Kas Rp.


Kas Maksimum
Sebesar C =
3.000.000

Kas Rata-rata
Sebesar C/2 =
1.500.000

Kas Akhir

0 3 6 9 Minggu
Model Manajemen Kas
Model Baumol

• Formula :
KEUANGAN BISNIS
Dimana:
2 (F) (T) C = jumlah kas yang optimal
C F = biaya tetap untuk memperoleh
k
pinjaman atau menjual
sekuritas
T = jumlah kas untuk transaksi
selama periode tertentu
k = biaya kesempatan dari kas yang
dimiliki. Biaya kesempatan
merupakan penghasilan yang
seharusnya dapat diperoleh
dari kas yang menganggur.
Model Manajemen Kas
Model Baumol
Contoh:
KEUANGAN BISNIS

 Suatu perusahaan mengeluarkan biaya tetap


berupa bunga per tahun sebesar Rp.150.000.
 Jumlah kebutuhan kas untuk kegiatan
perusahaan per minggu sebesar Rp.1.000.000,
sehingga setahun
= 52 x Rp. 1.000.000 = Rp. 52.000.000,-.
 Besarnya penghasilan investasi yang diharapkan
sebesar 15% per tahun.
 Jumlah kas optimal yang diperlukan perusahaan
adalah:
Model Manajemen Kas
KEUANGAN BISNIS Model Baumol

2 (F) (T)
C
k
2 (150.000) (52.000.000)
C  Rp. 10.198.039
0,15
Model Manajemen Kas
KEUANGAN BISNIS Model Baumol

• Kas optimal perusahaan tersebut adalah


sebesar Rp. 10.198.039,-.
• Jumlah frekuensi transaksi:
52.000.000
= = 5,09 = 5 kali
10.198.039
• Rata-rata saldo kas:
10.198.039
= = 5.099.019,5 = 5.099.020
2
Model Manajemen Kas
Model Baumol
• Model Baumol terlalu sederhana
KEUANGAN BISNIS

 asumsi mengenai aliran kas masuk dan keluar


yang dianggap konstan dan diperkirakan
dengan tepat tanpa mengindahkan adanya
situasi musiman atau fluktuasi ekonomi
 Pada model Baumol ada asumsi yang sulit
untuk dipenuhi yaitu pemakaian kas setiap
waktunya sama atau konstan, oleh karena itu
tidak cocok untuk kondisi ketidakpastian
pemakaian kas.
• Untuk mengatasi perubahan aliran kas masuk
Model Manajemen Kas
Model Baumol
• Untuk mengatasi perubahan aliran kas masuk
KEUANGAN BISNIS

dan kas keluar yang tidak konstan, dapat


dilakukan dengan model Miller dan Orr.
Model Manajemen Kas
Model Miller and Orr
• Perusahaan harus menetapkan jumlah saldo kas
KEUANGAN BISNIS

yang paling tinggi (batas atas) dan saldo kas


terendah (batas bawah)
• Apabila saldo kas telah mencapai batas
maksimal (batas atas), maka perusahaan
hendaknya merubah sebagian kas tersebut ke
dalam bentuk surat berharga agar saldo kas
kembali pada jumlah yang ideal.
• Apabila saldo kas telah mencapai batas
minimal (batas bawah), maka perusahaan
dapat merubah sekuritas yang ada menjadi kas
sehingga mencapai jumlah saldo kas yang ideal.
Model Manajemen Kas
Model Miller and Orr

• Rumus:
KEUANGAN BISNIS

1
 3 T σ2  3
Z 
 4i 

di mana:
T = biaya tetap untuk melakukan transaksi
2 = varian dari aliran kas masuk bersih
sebagai penyebaran arus kas
i = tingkat bunga harian untuk investasi pada
surat berharga (sekuritas)
Model Manajemen Kas
KEUANGAN BISNIS Model Miller and Orr

• Nilai maksimal sebagai batas atas (diberi


notasi h) adalah sebesar 3 z.
• Rata-rata saldo kas kurang lebih sebesar (z +
h) : 3.
• Nilai minimal besarnya adalah nol.
Model Manajemen Kas
Model Miller and Orr
Model Manajemen Kas
KEUANGAN BISNIS Model Miller and Orr

Contoh:
 Suatu perusahaan mengeluarkan biaya
transaksi sebesar Rp. 5.000 setiap kali
transaksi.
 Deviasi standar () aliran kas masuk
sebesar Rp. 100.000.
 Tingkat bunga per tahun sebesar 12%.
 Batas minimal kas yang tersedia sebagai
batas bawah sebesar nol rupiah. Satu
tahun dihitung 360 hari.
 Maka jumlah persediaan kas yang
diinginkan perusahaan adalah:
Model Manajemen Kas
KEUANGAN BISNIS Model Miller and Orr

1
 3 T σ2  3
Z 
 4i 
1
 3 (5.000) (100.000)2 
3
Z   Rp. 482.745
 4 (0,12/360) 
Model Manajemen Kas
KEUANGAN BISNIS Model Miller and Orr

• Jumlah kas yang diinginkan perusahaan


sebesar Rp.482.745
• Nilai batas atas adalah 3 z yaitu:
= 3 x Rp.482.745 = Rp.1.448.235
• Batas atas jumlah kas tersebut menunjukkan
batas maksimal kas yang optimal tersedia di
perusahaan.
Model Manajemen Kas
KEUANGAN BISNIS Model Miller and Orr

• Ketika kas mencapai batas atas yakni


Rp.1.448.235, maka:
 perusahaan harus merubah sebagian kas
tersebut sebesar Rp. 965.490 (dari
Rp.1.448.235 – Rp. 482.745) menjadi surat
berharga agar saldo kas kembali sebesar
Rp. 482.475 sesuai dengan yang diinginkan
perusahaan.
Model Manajemen Kas
KEUANGAN BISNIS Model Miller and Orr

• Ketika kas perusahaan sampai batas minimal,


dalam hal ini nol rupiah, maka:
 perusahaan harus menjual surat
berharganya sebesar Rp.482.475 agar
saldo kas kembali ke jumlah Rp. 482.475
sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.
Anggaran Kas

• Untuk menentukan besarnya kas yang harus


disediakan dan kapan waktu yang tepat
KEUANGAN BISNIS

 pemanfaatan kas dapat efektif dan efisien


perlu mengetahui anggaran kas (Cash
budget)
• Anggaran kas
 merupakan skedul yang menyajikan
perkiraan aliran kas masuk dan kas keluar
suatu perusahaan selama periode tertentu
pada waktu yang akan datang
 sebagai proyeksi posisi kas yang berupa
penerimaan dan pengeluaran kas pada
saat tertentu di masa yang akan datang.
Anggaran Kas
• Anggaran kas sangat penting untuk menjaga
likuiditas dan kelangsungan usaha, sebab
KEUANGAN BISNIS

dengan menyusun anggaran kas dapat


diprediksi waktu atau kapan perusahaan
mengalami defisit dan kapan mengalami
surplus kas.
• Apabila mengalami defisit kas:
segera disiapkan sumber dana
menutupnya.
defisit dapat ditutup dari pinjaman pihak
bank atau dengan mencari modal sendiri.
Anggaran Kas
• Apabila mengalami surplus kas:
bisa direncanakan untuk investasi pada
KEUANGAN BISNIS

instrumen investasi yang sesuai


likuiditasnya
merencanakan pemanfaatan kas untuk
kegiatan yang lebih menguntungkan.
Anggaran Kas
Fokus anggaran kas meliputi dua bagian yaitu:
1. Penerimaan kas yang direncanakan atau estimasi
KEUANGAN BISNIS
penerimaan kas
 proyeksi penerimaan pada waktu tertentu baik
yang berasal dari penerimaan penjualan tunai,
penerimaan piutang, penerimaan bunga, hasil
penjualan aktiva tetap maupun penerimaan
lainnya.
2. Pengeluaran kas yang direncanakan atau estimasi
pengeluaran kas
 proyeksi pengeluaran yang dilakukan
perusahaan, seperti pembelian bahan baku,
pembayaran upah dan gaji, pengeluaran tunai
biaya pemasaran, biaya administrasi,
pembayaran hutang, pembayaran pajak dan
pembayaran lainnya yang bersifat tunai.
Anggaran Kas

• Setelah mengadakan estimasi pada masing-


masing periode, langkah selanjutnya
KEUANGAN BISNIS

membandingkan hasil estimasi penerimaan


dengan estimasi pengeluaran kas.
• Perencanaan aliran uang kas masuk dan
keluar akan menunjukkan:
1. Kebutuhan untuk membiayai kekurangan
kas yang mungkin terjadi, atau
2. Kebutuhan terhadap perencanaan investasi
atas kelebihan uang pada penggunaan yang
mendatangkan keuntungan.
Anggaran Kas

• Tujuan anggaran kas yaitu:


1. Membuat taksiran posisi kas pada setiap akhir
KEUANGAN BISNIS

periode dari kegiatan operasi perusahaan baik


periode bulanan ataupun tahunan.
2. Mengetahui adanya kelebihan atau kekurangan
kas yang terjadi pada periode tertentu.
3. Merencanakan besarnya kas untuk menutup
kekurangan (defisit) yang terjadi.
4. Menentukan besarnya kas untuk pembayaran-
pembayaran dan kelebihan kas yang dapat
digunakan untuk melakukan investasi.
5. Mengetahui waktu kapan suatu pinjaman atau
kewajiban lainnya harus dibayar.
Anggaran Kas

• Penyusunan anggaran kas memberikan


KEUANGAN BISNIS
gambaran tentang sumber penerimaan kas,
pos-pos pengeluaran kas, saat terjadinya
kelebihan atau kekurangan kas, dan saat
pembayaran pinjaman dan bunga pinjaman.
• Penyusunan anggaran kas ini dilakukan
melalui beberapa tahap:
Anggaran Kas

1. Menyusun estimasi penerimaan dan


pengeluaran dari operasi perusahaan
KEUANGAN BISNIS

(transaksi operasi).
2. Menyusun estimasi atau rencana transaksi
finansial, yaitu transaksi yang berhubungan
dengan estimasi kebutuhan dana yang
diperoleh dari pinjaman untuk menutup defisit
yang terjadi beserta estimasi pembayaran
pinjaman tersebut beserta bunganya.
3. Menyusun anggaran kas final, yaitu meliputi
transaksi operasi dan transaksi fmansial.
KEUANGAN BISNIS

SAMPAI KETEMU PADA PERTEMUAN


BERIKUTNYA

Anda mungkin juga menyukai