DISUSUN OLEH :
KABUPATEN TABANAN
Telah disetujui dan memenuhi syarat untuk diajukan pada seminar Rancangan Aktualisasi
pada hari --- tanggal --- 2019 di ---.
Denpasar,
Atasan Langsung/Mentor Widyaiswara
Pembimbing/Coach
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENGESAHAN SEMINAR RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI – NILAI DASAR PROFESI PEGAWAI NEGERI SIPIL
Telah mengikuti seminar Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS di -- yang
diselenggarakan pada hari ---- 2019.
Mengetahui
Pembimbing Mentor
Penguji
Nama
NIP
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
berkah dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan rencana kegiatan aktualisasi ini.
Rancangan aktualisasi ini dibuat untuk membantu penulis selaku peserta Pelatihan Dasar
CPNS Golongan II dalam mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN di tempat penulis
bekerja yaitu sebagai Asisten Apoteker Terampil di UPTD Puskesmas Pupuan II
Penyusunan rancangan ini, tentunya tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan berbagai
pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak DR. Ida Bagus Sedhawa,S.E.,M.Si. selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Provinsi Bali.
2. Ir.I Wayan Sugatra sebagai Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Kabupaten Tabanan.
3. ----. selaku penguji dalam seminar rancangan aktualisasi ini.
4. Ibu Dra. Ni Ketut Riani, M.Si selaku pembimbing /coach dalam penyusunan rancangan
kegiatan aktualisasi ini.
5. dr. Putu Paramita Dewi selaku mentor yang banyak memberi masukan untuk
penyempurnaan rancangan ini.
6. Seluruh Widyaiswara yang telah memberikan materi nilai-nilai dasar profesi ASN dan
membantu kami untuk menginternalisasikan nilai-nilai tersebut.
7. Panitia Latsar CPNS golongan II provinsi Bali tahun 2019 yang telah banyak
memberikan bantuan dalam penyelesaian laporan ini.
8. Keluarga, sahabat, dan rekan-rekan peserta Latsar CPNS golongan II Gelombang V
Kabupaten Tabanan.
Penulis menyadari bahwa rancangan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
dibutuhkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan rancangan ini.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................................iv
DAFTAR ISI..........................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.2. Tujuan...........................................................................................................2
2.1.2. Visi, Misi, Tujuan dan Tata Nilai Puskesmas Pupuan II...........................3
BAB IV PENUTUP...........................................................................................................20
4.1. Kesimpulan........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................21
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
yang ditujukan untuk memastikan bahwa pasien mendapatkan pengobatan yang rasional, yaitu:
efektif, aman dan dengan biaya terjangkau. Mengingat pelaksanaan Pemberian Informasi Obat di
Puskesmas Pupuan II tidak dilakukan secara maksimal, karena tidak terdapatnya data mengenai
informasi apa saja yang telah diberikan pada pasien rawat jalan yang telah diberikan informasi
mengenai obat, belum terdapatnya media informasi pada puskesmas mengenai cara penggunaan
obat, dan pelabelan obat yang tidak lengkap. Kegiatan pemberian informasi mengenai obat ini
mempegaruhi tingkat keberhasilan pengobatan pada pasien yang meliputi aspek mutu pelayanan,
keselamatan pasien, serta akan mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap Puskesmas.
Maka dari itu diperlukan adanya pengoptimalan pemberian informasi obat yang terpadu
pada UPTD Puskesmas Pupuan II dengan menerapkan nilai – nilai dasar ASN (Akuntabilitas;
Nasionalisme; Etika Publik; Komitmen Mutu; Anti Korupsi).
1.2. Tujuan
Tujuan dibuatnya kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN ini yaitu :
1. Untuk memahami dan menghabituasi nilai-nilai dasar ASN mencakup akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi (ANEKA)
2. Untuk mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA dalam pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi Asisten Apoteker Terampil di Puskesmas
3. Untuk mengoptimalkan pemberian informasi obat kepada pasien di UPTD Puskesmas
Pupuan II
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
kesehatan pribadi, keluarga, kelompok/ masyarakat dan lingkungannya yang di dukung oleh
faskes yang merata, akses terjangkau, memiliki jaminan pembiayaan kesehatan.
Visi dapat dianggap sebagai petunjuk jalan dan arah yang mengikat bagi pimpinan dan
semua staf dalam organisasi khususnya penyelenggara layanan kesehatan tingkat pertama di
Puskesmas Pupuan II. Oleh kerena itu pencapaian visi akan berhasil apabila pengertian pimpinan
dan seluruh staf tentang kualitas layanan kesehatan serta masyarakat pengguna layanan
senantiasa bertekad mendukung, bekerjasama dalam mewujudkan dan meningkatkan derajat
kesehatan yang mandiri baik perorangan, keluarga, kelompok/masyarakat dan lingkungannya,
berkesadaran tentang pentingnya jaminan pembiayaan kesehatan, mengetahui faskes dan sistem
pelayanan kesehatan yang ada.
Masyarakat sehat secara mandiri ditandai dengan;
a. Peran serta masyarakat yang aktif dalam mewujudkan kemandirian hidup sehat dengan
prilaku masyarakat (UKM, PHBS, Desa Siaga dll), yang proaktif untuk mengetahui,
memelihara, meningkatkan kesehatan dan mencegah terjadinya penyakit.
b. Pelayanan kesehatan yang berkualitas berhasil guna dan berdayaguna tersebar merata
di wilayah Puskesmas Pupuan II
c. Masyarakat memilki jaminan pendanaan kesehatan.
d. Meningkatkan derajat kesehatan dan menurunya angka kesakitan dan kematian
Misi Puskesmas Pupuan II
Pengertian Misi adalah sistem, metoda dan langkah-langkah yang dilakukan FKTP
Puskesmas Pupuan II dalam rangka merealisasikan Visi Puskesmas Pupuan II, dalam
penyelenggaraan FKTP Puskesmas dan penyelenggaraan menejemen mutu sesuai dengan
peraturan/pedoman dan perundangan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
Untuk mewujudkan visi tersebut telah ditetapkan misi secara jelas sebagai suatu pernyataan
untuk menetapkan arah kebijakan dan strategi yang ingin dicapai sebagai berikut:
1. Melaksanakan menejemen pengelolaan Puskesmas dan sistem mutu secara terpadu sesuai
dengan perundangan, peraturan yang berlaku, meliputi; menejemen operasional
Puskesmas, menejemen alat dan obat, menejemen ketenagaan dan kuangan.
2. Melayani masyarakat secara professional dan terpadu antar profesi dan program dengan
mempertimbangkan faktor resiko dan keselamatan(petugas dan pasien) ,memperhatikan
kebutuhan dan keluhan klien/masyarakat pengguna layanan.
4
4. Melaksanakan sistem menejemen ”P-D-C-A” dengan siklus berkelanjutan terhadap
seluruh program dan upaya dalam system penyelenggaraan puskesmas dan system
menejemen mutu.
5. Melaksanakan rekapitulasi terpadu, pencatatan dan pelaporan, dokumentasi/ pemutahiran,
revisi/korektip, pemusnahan, sasaran, target dan kinerja dll, berbasis manual dan IT (sik)
yang terkendali dan berkesinambungan.
Puskesmas Pupuan II telah membangun budaya kerja yang harus dihayati dan dilaksanakan
oleh setiap insan puskesmas agar pelayanan kesehatan yang dilakukan dapat memuaskan pasien
(konsumen). Budaya kerja puskesmas dapat dilaksanakan dengan memegang nilai-nilai dasar
sebagai acuan bagi Puskesmas Pupuan II dalam berperilaku yang menunjang tercapainya visi dan
misi. Nilai dasar tersebut nantinya diharapkan dapat menjadi budaya organisasi. Nilai dasar
tersebut diakronimkan dalam kata PINTAR, yang dijabarkan sebagai berikut:
a. P : Profesional;
Memberikan pelayanan yang oleh tenaga yang memiliki kemampuan yang tinggi, sesuai
protokol dan peraturan dalam bidangnya(profesi) berpegang teguh kepada nilai moral,
berlandaskan pada kaidah ilmiah dan kaidah profesi serta tidak bertentangan dengan
perundangan, peraturan dan norma-norma yang berlaku.
b. I : Inovatif;
Memiliki kemampuan mengembangkan ide - ide kreatif positif yang menghasilkan solusi,
penyempurnaan, efektifitas dan efisiensi dalam sistem penyelenggaraan puskesmas dan
sistem mutu.
c. T : Tepat dan cepat
Tepat adalah bekerja sesuai dengan acuan (perundangan, peraturan, kebijakan
pemda/dikes, regulasi (RUK, RPK, RKHP) yang ditetapkan dalam rangka
penyelenggaraan kegiatan FKTP Puskesmas meliputi keseluruhan aspek menejemen dan
upaya pelayanan puskesmas serta mempertimbangkan k kebutuhan masyarakat,
meminimalisir resiko keselamatan dan keluhan pengguna layanan.
Cepat adalah melaksanakan kegiatan mengacu pada respon times yang ditetapkan setiap
jenis kegiatan, melaksanan sistem prioritas terhadap klien berkebutuhan
khusus/disabilitas dan kasus gawat darurat, meminimalisir ketitidak puasan pelanggan.
5
Kecepatan juga didukung oleh kemudahan dan terkendalinya akses yankes dan
koordinasi antar unit layanan di puskesmas.
d. A : Aman; Keamanan dan kenyamanan pengguna layanan dengan menerapkan
Manajemen Resiko dan Keselamatan Pasien yang terkendali, di dukung oleh penataan
infra struktur, sarana dan prasarana, prilaku petugas meliputi; kompetensi, tugas, fungsi,
pendelegasian , penguasaan sistem, penguasaan SOP, analisis kemungkinan resiko,
dengan mempertimbangkan keselamatan petugas dan pasien. Bertindak cepat dan tepat
terhadap Insiden keselamatan pasien, memiliki sistem yang baku terkait resiko dan
keselamatan pasien (RCA/FMEA).
e. R : Ramah & Santun;
Dalam memberikan pelayanan, insan puskesmas pupuan II , selalu bersikap ramah,
santun, empaty dengan melaksanakan ” senyum, salam dan sapa ” dalam pelayanan.
Motto Puskesmas Pupuan II adalah “Melati (Melayani Segenap Hati)”. Melayani segenap
hati bermakna insan Puskesmas Pupuan II dengan sepenuh hati, tulus dan ikhlas dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat dan mengembangkan program-program kesehatan
baik secara promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif demi tercapainya derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.
6
terbatas dilakukan oleh tenaga teknis kefarmasian atau tenaga kesehatan lain yang
ditugaskan oleh kepala dinas kesehatan kabupaten/kota,
2. Pelayanan Kefarmasian secara terbatas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai; dan
b. pelayanan resep berupa peracikan Obat, penyerahan Obat, dan pemberian informasi
Obat.
3. Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian secara terbatas sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) berada di bawah pembinaan dan pengawasan Apoteker yang ditunjuk oleh kepala
dinas kesehatan kabupaten/kota.
Pelayanan Informasi Obat (PIO), Merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh tenaga
kefarmasian untuk memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter,
apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien. Dengan tujuan :
7
2. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis.
3. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik.
4. Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintah.
B. Nasionalisme
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya sendiri,
sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya (chauvinism). Sedangkan dalam
arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan
negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain (LAN RI, 2015:1). Secara politis nasionalisme
berarti pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya
yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
C. Etika Publik
Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang
standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik
(LAN RI, 2015:6). Integritas publik menuntut para pemimpin dan pejabat publik untuk memiliki
komitmen moral dengan mempertimbangkan keseimbangan antara penilaian kelembagaan,
dimensi-dimensi pribadi, dan kebijaksanaan di dalam pelayanan publik
D. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang tercermin
dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Aspek utama yang menjadi target
stakeholder adalah layanan yang berkomitmen pada mutu melalui penyelenggaraan tugas secara
efektif, efisien, inovatif dan berorientasi mutu.
E. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin coruptio dan corruptus yang berarti kerusakan atau
kebobrokan. Dalam bahasa Yunani coruptio artinya perbuatan yang tidak baik, buruk, curang,
dapat disuap, tidak bermoral, menyimpang dari kesucian, melanggar norma-norma agama,
material, mental dan umum. Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk
memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-norma dengan tujuan
8
memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara atau masyarakat baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Peran dan Kedudukan Aparatur Sipil Negara dalam NKRI
A. Manajemen ASN
Dalam Undang-undang No 11 Tahun 2017 tenang manajemen ASN berkaitan dengan
pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi publik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
Berdasarkan pemahaman tersebut, penilaian yang berkaitan dengan kinerja PNS merupakan
salah satu indicator. Pengelolaan tersebut pada dasarnya bertujuan untuk memotivasi para ASN
dan juga dapat meningkatkan produktivitas pegawai dalam melaksanakan tugasnya sehingga
mampu berkontribusi pada pencapaian tujuan, dan sasaran organisasi. Landasan inilah yang
dijadikan alasan bahwa untuk memeroleh profil pegawai yang produktif, efektif dan efisien
tersebut diperlukan sebuah sistem pengelolaan yang mampu memberikan jaminan keamanan dan
kenyamanan bagi individu yang bekerja di dalamnya dengan menerapkan prisnip-prinsip
objektifitas dan transparansi.
B. Whole of Government (WoG)
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-
upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang
lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik. Konsep WoG di Indonesia sendiri mengadopsi konsep WoG yang telah
diterapkan di Negara Anglo-Saxon, seperti Inggris, Australia dan Selandia Baru. WoG
dipandang menunjukan atau menjelaskan bagaimana instansi pelayanan publik bekerja lintas
batas atau lintas sector guna mencapai tujuan bersama sebagai respon terpadu pemerintah
terhadap isu-isu tertentu.
Lebih lanjut, penerapan WoG di Indonesia sendiri dapat dilihat pada pelayanan publik satu
pintu dan pelayanan satu atap. Pelayanan satu atap merupakan bentuk pelayanan publik yang
terdiri dari beberapa intansi yang dilakukan dalam satu gedung, sedangkan pelayanan satu pintu
merupakan bentuk pelayanan publik yang melibatkan beberapa instansi pemerintah namun telah
diwewenangkan pada satu lembaga saja, seperti contoh perizinan.
C. Pelayanan Publik
9
Konsep dan prinsip pelayanan publik di atur dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009
yang menjelaskan bahwa pelayanan publik merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga Negara dan penduduk atas barang jawa, dan/atau pelayanan administrative yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Selain itu, pelayanan publik juga dapat
diartikan segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di
pusat dan daerah dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk dan/atau jasa baik dalam
pemenuhan kebutuhan masayarakat (Lembaga administrasi Negara, 1998). Adapun dalam
pelaksanaannya pelayanan publik harus memerhatikan prinsip-prinsipnya, seperti: 1).
Partisipatif; 2). Transparan; 3). Responsif; 4). Tidak Diskriminatif; 5). Mudah dan murah; 6).
Efektif dan efisien; 7). Aksesibel; dan 8). Akuntabel.
10
BAB III
PENETAPAN ISU
Keterangan :
A = Aktual K = Kekhalayakan
P = Problematik L = Layak
Isu nomor (2) dianggap aktual karena pelaksanaan Pemberian Informasi Obat di Puskesmas
Pupuan II tidak dilakukan secara maksimal mengingat tidak terdapatnya data mengenai
11
informasi obat yang telah diberikan kepada pasien, sebagai bukti bahwa pasien telah menerima
dan mengerti mengenai obat yang dikonsumsi, tidak terdapatnya media mengenai cara
menggunaan obat, serta pelabelan pada obat pasien yang belum lengkap. Isu ini jika tidak segera
diatasi akan mempengaruhi kesehatan pasien karena belum optimalnya pemberian pemahaman
kepada pasien mengenai obat yang dikonsumsinya (kekhalayakan). Isu ini dianggap problematic,
karena menyangkut tingkat keberhasilan pengobatan pada pasien yang menyangkut aspek mutu
pelayanan, keselamatan pasien, serta akan mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap
Puskesmas. Oleh karena itu isu ini layak untuk dicarikan solusinya dan segera ditangani.
Isu nomor (3) terkait dengan pengkajian resep di UPTD Puskesmas Pupuan II yang masih
belum optimal mengingat pada peresepan obat masih belum memenuhi persyaratan yang
berlaku. Isu ini merupakan isu yang aktual mengingat masih sering terjadi kesalahan pembacaan
resep yang dapat menyebabkan terjadinya kesalahan pemberian obat. Isu ini juga memenuhi
kekhalayakan karena akan mempengaruhi ketepatan dalam pemberian obat sesuai dengan
diagnosis penyakit pasien. Selain itu, juga akan mempengaruhi keselamatan pasien bila pasien
tidak diberikan obat yang tepat sehingga merupakan isu yang problematic. Berdasarkan hal
tersebut isu ini layak untuk mendapatkan solusi dalam pemecahan masalah.
Dari isu yang telah diidentifikasi tersebut, setelah dilakukan validasi isu dengan metode
APKL dari 3 (tiga) isu yang valid 2 (dua) isu yaitu :
Mengingat keterbatasan waktu, tenaga, biaya dan sarana yang tersedia, maka dari ketiga
isu itu dipilih satu isu yang menjadi prioritas (Core Issue) dengan menggunakan metode USG.
Urgent artinya seberapa mendesaknya suatu isu untuk segera dibahas, dianalisis, dan
ditindaklanjuti. Seriousness artinya seberapa serius suatu isu harus segera dibahas dikaitkan
dengan akibat yang akan ditimbulkan. Growth artinya seberapa besar kemungkinan
memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani sebagaimana mestinya. Adapun analisis isu
berdasarkan kriteria USG dapat dilihat pada Tabel 3.2.
12
Tabel 3.2 Penetapan Isu dengan Metode USG
METODE USG
NO ISU U S G TOTAL
SKOR
1 Belum optimalnya Pemberian Informasi Obat oleh 5 5 3 13
tenaga kefarmasian di UPTD Puskesmas Pupuan II
Keterangan :
U = Urgency
S = Seriousness
G = Growth
Skor :
5 = Sangat gawat/serius/mendesak
4 = gawat/serius/mendesak
3 = Cukup gawat/serius/mendesak
2 = Kurang gawat/serius/mendesak
1 = Tidak gawat/serius/mendesak
Berdasarkan hasil analisis USG ditetapkan isu yang menjadi prioritas (Core issue) adalah
“Belum optimalnya Pemberian Informasi Obat oleh tenaga kefarmasian di UPTD Puskesmas
Pupuan II”.
13
3.3. Formulir Rancangan Aktualisasi
15
NO KEGIATAN TAHAP KEGIATAN KELUARAN NILAI-NILAI DASAR KONTRIBUSI PENGUATAN
THD VISI MISI NILAI-NILAI
ORGANISASI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
yang sopan dan santun.
Anti-Korupsi
Pembuatan label harus
sesuai anggaran
3. Pembuatan poster a. Berkonsultasi dengan pimpinan untuk Poster Akuntabilitas Melalui kegiatan Penguatan nilai
yang usulan pembuatan brosur Poster dibuat jelas dan membuat poster PINTAR
menginformasikan b. Buat kreasi brosur yang berlandaskan benar dan sesuai dengan yang (Profesinal, Inovatif,
mengenai literature literature. menginformasikan Tepat dan cepat,
penggunaan obat c. Mencetak dan memperbanyak brosur Nasionalisme mengenai Aman, Ramah dan
d. Meletakkan poster pada tempat strategis Dalam proses pembuatan Penggunaan Obat santun)
yang dapat dibaca dengan mudah oleh poster melalui proses diharapkan dapat
pasien. musyawarah (sila 4) berkontribusi pada
dengan beberapa pihak misi UPTD
Etika publik Puskesmas Pupuan
Poster yang dibuat terlihat II yaitu Pelayanan
indah dan rapi. Serta kesehatan yang
menggunakan Bahasa berkualitas berhasil
yang sopan dan santun guna dan
yang tidak menimbulkan berdayaguna
isu SARA. tersebar merata di
Komitmen mutu wilayah Puskesmas
Poster dibuat dengan Pupuan II
kreatif dengan memuat
informasi yang tepat,
serta mudah dipahami.
Anti-Korupsi
Pembuatan poster harus
sesuai anggaran
16
NO KEGIATAN TAHAP KEGIATAN KELUARAN NILAI-NILAI DASAR KONTRIBUSI PENGUATAN
THD VISI MISI NILAI-NILAI
ORGANISASI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
4. Pembuattan form a. Melakukan kajian terhadap Permenkes Form Pelayanan Akuntabilitas Melalui kegiatan Penguatan nilai
pelayanan informasi RI No. 74 th 2016 tentang Standar Informasi Obat Pembuatan form pembuatan form PINTAR
obat Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas pelayanan informasi obat PIO diharapkan (Profesinal,
b. Menyusun form berdasarkan kajian dibuat sesuai dengan dapat berkontribusi Inovatif, Tepat dan
regulasi. regulasi. Dan dapat secara pada misi UPTD cepat, Aman,
konsisten melakukan Puskesmas Pupuan Ramah dan santun)
pelayanan informasi obat II yaitu melayani
sesuai dengan form PIO masyarakat secara
sebagai bahan monitoring professional dan
dan evaluasi kinerja terpadu antar
Nasionalisme profesi dan
Form dibuat dengan program dengan
kesepakatan seluruh pihak mempertimbangkan
yang terlibat. faktor resiko dan
Etika publik keselamatan(petuga
Form pelayanan informasi s dan
obat terlihat rapid an pasien) ,memperhat
digunakan sebagai bentuk ikan kebutuhan dan
pertanggungjawaban keluhan
kinerja kepada publik klien/masyarakat
Komitmen mutu pengguna layanan.
Form pelayanan informasi
obat dibuat berdasarkan
standar regulasi serta
efektif menunjukkan
tingkat ketercapaian
target Pelayanan
Informasi Obat
Anti korupsi
17
NO KEGIATAN TAHAP KEGIATAN KELUARAN NILAI-NILAI DASAR KONTRIBUSI PENGUATAN
THD VISI MISI NILAI-NILAI
ORGANISASI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
Form pelayanan informasi
obat harus dibuat sesuai
anggaran
5. Sosialisasi kepada a. Mengalokasikan waktu dan tempat Teman sejawat Akuntabilitas Melalui kegiatan Penguatan nilai
teman sejawat untuk koordinasi yang Sosialisasi dilakukan koordinasi kepada PINTAR
mengenai cara tersosialisasi sesuai waktu yang telah mentor dan teman (Profesinal,
pengisian Form PIO b. Melakukan sosialisasi mengenai form sejawat mengenai Inovatif, Tepat dan
disepakati.
dan cara pengisiannya kegiatan yang akan cepat, Aman,
Nasionalisme
Seluruh kegiatan yang di lakukan sesuai Ramah dan santun)
akan dilaksanakan dengan misi UPTD
diketahui oleh teman Puskesmas Pupuan
sejawat sehingga akan II yaitu
memiliki persepsi yang melaksanakan
sama (sila 3). menejemen
Etika publik pengelolaan
Penggunaan tutur bahasa Puskesmas dan
yang sopan dan baik saat sistem mutu secara
melakukan sosialisai dan terpadu sesuai
diskusi. dengan
Komitmen mutu perundangan,
Saat melakukan peraturan yang
koordinasi dilakukan berlaku
dengan tidak bertele-tele
dan serius, dan sesuai
waktu yang telah di
alokasikan
Anti-Korupsi
Kegiatan sosialisai
18
NO KEGIATAN TAHAP KEGIATAN KELUARAN NILAI-NILAI DASAR KONTRIBUSI PENGUATAN
THD VISI MISI NILAI-NILAI
ORGANISASI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
dimulai tepat waktu.
6. Mengkaji kembali c. Melakukan kajian terhadap Permenkes Standar Akuntabilitas Keterkaitan dengan Penguatan nilai
Standar Operasional RI No. 74 th 2016 tentang Standar Prosedur Membuat SPO dengan visi dan salah satu PINTAR
Prosedur sesuai Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Operasional benar dan sesuai dengan misi UPTD (Profesinal,
dengan Peraturan d. Mendiskusikan dengan rekan sejawat standar yang berlaku Puskesmas Pupuan Inovatif, Tepat dan
Menteri Kesehatan untuk pengkajian kembali standar Nasionalisme II yaitu cepat, Aman,
yang terbaru prosedur operasional SPO disepakati oleh Meningkatkan Ramah dan santun)
b. Menyusun standar prosedur operasional seluruh TIM penyusun derajat kesehatan
(SPO) pemberian informasi obat (sila ke-3) dan menurunya
c. Mencetak SPO yang telah disusun dan Etika Publik angka kesakitan
Pendiskusian terkait SPO dan kematian serta
ditandatangani oleh kepala puskesmas
dilakukan dengan baik
dan sikap sopan santun.
Komitmen Mutu
SPO disusun secara
ringkas namun tidak
mengurangi esensi dari
isi prosedur (sesuai
standar keilmuan terkini)
sehingga mudah
dipahami
Anti Korupsi
Pembuatan dan
pelaporan SPO
dilaksanakan diluar jam
pelayanan
19
NO KEGIATAN TAHAP KEGIATAN KELUARAN NILAI-NILAI DASAR KONTRIBUSI PENGUATAN
THD VISI MISI NILAI-NILAI
ORGANISASI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
7. Pelaksanaan a. Memberikan informasi kepada pasien Pasien paham Akuntabilitas Melalui kegiatan Penguatan nilai
pelayanan informasi berdasarkan resep atau catatan akan informasi Pemberian informasi obat pemberian PINTAR
obat saat pelayanan pengobatan pasien atau kondisi obat pada resep kepada pasien secara informasi obat (Profesinal,
resep pasien rawat kesehatan pasien baik secara lisan dan resep yang bertanggungjawab sesuai diharapkan dapat Inovatif, Tepat dan
jalan maupun tertulis telah diserahkan dengan literatur atau berkontribusi pada cepat, Aman,
b. Melakukan penelusuran literatur bila sumber yang valid dan misi UPTD Ramah dan santun)
diperlukan, secara sistematis untuk dipertanggungjawabkan Puskesmas Pupuan
memberikan informasi dengan tanda tangan II yaitu Pelayanan
c. Menjawab pertanyaan pasien dengan pasien dan apoteker pada kesehatan yang
jelas dan mudah dimengerti, tidak bias, form PIO berkualitas berhasil
etis dan bijaksana baik secara lisan Nasionalisme guna dan
maupun tertulis Pemberian informasi obat berdayaguna
d. Hal-hal yang perlu disampaikan ke dengan tidak diskriminatif tersebar merata di
pasien: (sesuai sila ke-2) wilayah Puskesmas
1. Jumlah, jenis, dan kegunaan Etika publik Pupuan II serta
masing-masing obat Pelayanan informasi obat melayani
2. Cara pemakaian obat, meliputi: dengan penerapan 5S masyarakat secara
bagaimana cara memakai obat, (Senyum, Salam, Sapa, professional dan
kapan harus Sopan, Santun) terpadu antar
mengkonsumsi/menggunakan obat, Komitmen mutu profesi dan
seberapa banyak/dosis yang Pelayanan informasi obat program dengan
dikomsumsi sebelumnya, waktu secara efektif dan efisien mempertimbangkan
sebelum/sesudah makan, frekuensi Anti korupsi faktor resiko dan
penggunaan/rentang jam Pelayanan informasi obat keselamatan(petuga
penggunaan dengan jujur s dan
3. Peringatan atau efek samping obat pasien) ,memperhat
4. Cara penyimpanan obat ikan kebutuhan dan
5. Pentingnya kepatuhan penggunaan keluhan
obat klien/masyarakat
20
NO KEGIATAN TAHAP KEGIATAN KELUARAN NILAI-NILAI DASAR KONTRIBUSI PENGUATAN
THD VISI MISI NILAI-NILAI
ORGANISASI ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
6. Menyediakan informasi aktif seperti pengguna layanan.
brosur, leaflet, dll
7. Mendokumentasikan setiap
kegiatan yang dilakukan dalam
formulir pelayanan informasi obat
22
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Pelaksanaan Pemberian Informasi Obat di Puskesmas Pupuan II tidak dilakukan secara
maksimal, karena tidak terdapatnya data mengenai informasi apa saja yang telah diberikan
pada pasien rawat jalan yang telah diberikan informasi mengenai obat, belum terdapatnya
media informasi pada puskesmas mengenai cara penggunaan obat, dan pelabelan obat yang
tidak lengkap. Untuk dapat membuat pemberian informasi obat menjadi optimal dilakukan
dengan melakukan kegiatan, sosialisai kepada mentor dan teman sejawat mengenai kegiatan
yang akan di lakukan, membuat label obat yang akan di tempel pada kemasan obat, membuat
poster yang menginformasikan mengenai Penggunaan Obat, membuat form Pelayanan
Informasi Obat, sosialisai kepada teman sejawat mengenai cara pengisian Form PIO
mengkaji kembali Standar Operasional Prosedur sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
yang berlaku, melakukan Pelayanan Informasi Obat saat pelayanan resep pasien rawat jalan.
Kegiatan ini akan dilaksanakan di UPT Puskesmas Pupuan II selama 30 hari. Dengan
adanya rancangan kegiatan ini maka diharapkan kegiatan aktualisasi di tempat kerja ini dapat
terlaksana dengan baik dan lancar sehingga dapat meningkatkan kompetensi SDM dalam
upaya optimalisasi pemberian informasi obat. Selain itu, dengan usaha menerapkan nilai-nilai
dasar profesi ANS maka diharapkan nantinya akan terbentuk ASN yang profesional yang
mampu berperan sebagai pelaksana kebijakan publik, sebagai pelayan publik, serta perekat
dan pemersatu bangsa.
23
DAFTAR PUSTAKA
24