DISUSUN OLEH :
Ns. NI PUTU EKA WIDIASTUTI, S.Kep
NIP. 19921211 201903 2 021 / NDH. 32
Telah memenuhi persyaratan dan mendapat persetujuan untuk mengikuti Seminar Rancangan
Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi ASN di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Provinsi Bali yang akan dilaksanakan pada tanggal 5 Juli 2019.
i
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR
PROFESI APARATUR SIPIL NEGARA
Telah mengikuti Seminar Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS di Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Bali yang dilaksanakan pada tanggal 6 Juli
2019 sebagai persyaratan sebelum melakukan kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS
(off campus) di Unit Kerja masing-masing.
Penguji,
Puja dan puji syukur saya panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang Hyang
Widhi Wasa, karena atas berkat rahmat-Nya lah saya dapat menyelesaikan pembuatan
Rancangan Aktualisasi nilai – nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) di UPTD. Rumah Sakit
Umum Daerah Bali Mandara Provinsi Bali ini tepat pada waktunya. Rancangan aktualisasi ini
disusun sebagai pijakan dalam mengimplementasikan aktualisasi diri pasca mengikuti Latihan
Dasar CPNS Golongan III Gelombang II Angkatan XVIII tahun 2019 dengan rancangan
aktualisasi yang berjudul, “Optimalisasi Pemahaman Staf Terhadap Penggunan APAR (Alat
Pemadam Kebakaran Api Ringan) di Ruang Rawat Inap UPTD. Rumah Sakit Umum Daerah
Bali Mandara Provinsi Bali”.
Penyusunan rancangan aktualisasi ini tidak terlepas dari dukungan, bimbingan, dan
arahan serta masukan dari berbagai pihak. Sebagai bentuk penghargaan, penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat konstruktif sangat penulis harapkan
dari berbagai pihak guna penyempurnaan rancangan aktualisasi ini. Penulis berharap
Rancangan Aktualisasi ini dapat bermanfaat umumnya bagi instansi dan khususnya bagi unit
satuan kerja tersebut.
iii
DAFTAR ISI
1.3 Visi, Misi, dan Moto UPTD. Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara Provinsi Bali
................................................................................................................................... 4
1.3.1 Visi ....................................................................................................................... 4
1.3.2 Misi ...................................................................................................................... 4
1.3.3 Motto .................................................................................................................... 4
1.4 Tugas Pokok Perawat .................................................................................................. 5
1.5 Penetapan Isu............................................................................................................... 5
1.5.1 Penetapan Isu ....................................................................................................... 6
1.5.2 Validasi Isu .......................................................................................................... 6
1.5.3 Prioritas Isu .......................................................................................................... 7
BAB II RANCANGAN AKTUALISASI KEGIATAN ....................................................... 10
2.1 Formulir Rancangan Kegiatan Aktualisasi ............................................................... 10
2.2 Jadwal Pelaksanaan Rancangan Aktualisasi Kegiatan .............................................. 18
BAB III SIMPULAN ............................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 21
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara disebutkan bahwa fungsi PNS adalah sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan
publik, serta perekat dan pemersatu bangsa. PNS mempunyai 5 nilai-nilai dasar profesi yang
harus dipahami dan dapat diaktualisasikan di dalam tugasnya sehari-hari, yaitu Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA). Pelatihan Dasar
menuntut CASN mampu mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA (Akuntabilias, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) dalam Unit Kerja sebagai modal dasar
mewujudkan Pelayanan Publik yang kompeten. Implementasi nilai-nilai ANEKA tersebut
diharapkan dapat meningkatkan kepedulian dan partisipasi untuk meningkatkan kapasitas
organisasi secara kompeherensif dan kualitas dalam diri ASN. Kualitas ASN ditingkatkan
melalui kegiatan manajemen ASN yang didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 11
Tahun 2007 tentang manajemen Pegawai Negeri Sipil (PNS) dimana pengelolaan Pegawai
Negeri Sipil untuk dilakukan untuk menghasilkan Pegawai Negeri Sipil yang professional,
memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme sehingga mampu meperbaiki stigma negatif PNS.
Melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, seorang ASN dituntut bekerja secara
profesional. Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 25 tahun 2017 tentang pedoman
penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III diselenggarakan
1
untuk membentuk PNS professional yang berkarakter serta menguasai bidang tugasnya
sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara professional sebagai pelayan
masyarakat. Profesionalitas Aparatur Sipil Negara dibidang kesehatan tidak hanya dalam
bentuk pelayanan kesehatan publik kini penting ditekankan aspek kesehatan dan keselamatan
kerja rumah sakit (K3RS). Salah satunya bentuk keselamatan kerja dengan memprioritaskan
penanganan bencana sebagai prioritas nasional. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 432/MENKES/IV/2007 tentang pedoman Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3RS) di Rumah Sakit bahwa kedaruratan dapat terjadi di rumah sakit.
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat. Rumah Sakit sebagai sebuah industri kesehatan juga harus bersiap dalam
menghadapi keadaan darurat dengan kata lain rumah sakit dipandang perlu melakukan
evakuasi pada keadaan darurat, seperti bencana internal maupun eksternal untuk
menyelamatkan pasien, pegunjung, maupun karyawan di rumah sakit. Menurut Peraturan
Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2014 tentang Penanggulangan
Bencana di Rumah Sakit, penanggulangan bencana di rumah Sakit dilaksanakan dengan tujuan
mencegah timbulnya korban yang lebih banyak, melindungi semua pasien, petugas kesehatan
dan mengembalikan fungsi normal rumah sakit secepat mungkin. Prinsip penanggulangan
bencana di rumah sakit meliputi respon cepat, tepat, dan aman; kemanusiaan, netral, dan tidak
diskriminatif; kesatuan arah, keseragaman, serta efektif, efisien; dan untuk kepentingan
pertahanan Negara.
Gambaran bencana yang mungkin terjadi di rumah sakit berupa bencana internal dan
ekternal. Penanganan bencana membutuhkan upaya mitigasi dan kesiapsiagaan untuk
mengrangi risiko bencana. Rumah Sakit termasuk dalam tempat yang memiliki aktifitas tinggi,
dimana salah satu elemen risiko didalamnya adalah terdapat banyak orang sakit, sehingga
dibutuhkan upaya pengurangan risiko bencana. Penanganan bencana di rumah sakit
memerlukan sistem koordinasi yang melibatkan seluruh komponen internal dan beberapa
komponen external yang terkait dengan pelayanan kesehatan. Bencana internal adalah bencana
yang terjadi didalam rumah sakit dan bencana eksternal yang berdampak di dalam rumah sakit.
Potensi jenis bencana (Hazard) yang mungkin terjadi di internal Rumah Sakit Umum Daerah
Bali Mandara berupa kebakaran, gempa bumi, ledakan, kejadian luar biasa (KLB), dan
tsunami.
2
Rumah Sakit Bali Mandara adalah rumah sakit umum milik Provinsi Bali yang
merupakan rumah sakit pemerintah tipe B. Rumah Sakit Bali Mandara melayani pasien umum
dan rujukan berjenjang dari BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan) baik rawat inap
maupun rawat jalan. Rumah Sakit Bali Mandara sebagai pemberi layanan yang paripurna telah
menerapkan sistem tanggap bencana diseluruh komponennya. Sebagai instalasi yang
menangani keadaan darurat, rumah sakit juga perlu melakukan evakuasi internal pada saat
keadaan darurat khususnya pada rawat inap. Pemahaman staf terhadap Kesehatan dan
Keselamatan Kerja Rumah Sakit khususnya terhadap bencana kebakaran pada bulan Maret
2019 sebesar 76% dan bulan April 2019 78,57% dengan kata lain pencapaian tersebut belum
mencapai target 100%.
Menurut Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) Edisi I seluruh staf rumah
sakit wajib memiliki pemahaman terhadap bencana dan mampu melakukan simulasi
kebencanaan, khususnya kebakaran. Pemahaman ini disesuaikan dengan pedoman disaster
plan yang ada di rumah sakit. Pemahaman terhadap standar bencana bertujuan untuk
meningkatkan tanggap darurat sebagai upaya penanggulan bencana diinternal rumah sakit.
Berdasarkan target pencapaian yang belum 100% maka diperlukan optimalisasi pemahaman
penggunaan APAR (Alat Pemadam Kebakaran Api Ringan) oleh seluruh staf rumah sakit.
Mengacu pada hal tersebut maka saya menyusun rancangan aktualisasi ini mengarah pada
intansi rawat inap terkait dengan jumlah staf dan jumlah pasien yang banyak dengan pelayanan
24 jam (aktifitas tinggi). Rancangan ini berjudul “Optimalisasi Pemahaman Staf Terhadap
Penggunan APAR (Alat Pemadam Kebakaran Api Ringan) di Ruang Rawat Inap Jepun UPTD.
Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara Provinsi Bali”.
3
1.3 Visi, Misi, dan Moto UPTD. Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara Provinsi
Bali
1.3.1 Visi
“Menjadi Rumah Sakit yang Berkualitas dengan Mengedepankan Pelayanan,
Pendidikan dan Penelitian Menuju Rumah Sakit Berkelas Dunia Tahun 2025”.
1.3.2 Misi
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar
akreditasi nasional dan internasional yang berorientasi pada keselamatan dan
kepuasan pelanggan;
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan rujukan dengan jejaring yang luas;
3. Menyediakan sarana dan prasarana sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi kesehatan;
4. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengembangan yang
berkesinambungan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten,
berintegrasi dan memiliki budaya kerja; dan
5. Meningkatkan kinerja layanan, profesionalisme dan meningkatkan kesejahteraan
pegawai.
1.3.3 Motto
Guna mewujudkan VISI dan MISI tersebut, UPTD. RSUD Bali Mandara Provinsi Bali
menerapkan MOTTO Rumah Sakit, yaitu “CAKRA” :
C : Cepat
Merupakan keakuratan waktu dan standar pelayanan yang telah ditetapkan.
A : Aman
Memberikan rasa aman terhadap pasien, keluarga, petugas kesehatan dan
lingkungan.
K : Komunikatif
Keterbukaan dalam memberikan informasi pelayanan.
R : Ramah
Ramah adalah sifat santun harus diberikan dalam setiap pelaksanaan
pelayanan.
A : Akuntabel
5
1.5.1 Penetapan Isu
Beberapa isu yang berhasil diidentifikasi di UPTD. Rumah Sakit Umum Daerah Bali
Mandara dari hasil pengamatan selama masa orientasi umum dan khusus periode Mei –
Juni 2019, adalah:
2. Kurang lengkapnya dalam penulisan rekam medis pasien di ruang rawat inap Rumah
Sakit Umum Daerah Bali Mandara.
3. Sulitnya penerapan pembatasan pengunjung di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum
Daerah Bali Mandara.
5. Rendahnya pelaksanaan etika batuk oleh keluarga dan pengunjung pasien padahal
sudah terdapat informasi etika batuk di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Bali
Mandara.
6. Kurangnya pemahaman staf terhadap penggunaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
dilihat berdasarkan target pemahaman staf terhadap berncana kebakaran yang belum
mencapai 100%.
Rancangan aktualisasi ini memerlukan penentuan isu manakah yang terpenting guna dapat
segera dicari solusinya. Adapun cara yang digunakan yakni menggunakan metode APKL
atau penapisan melalui analisa untuk mengetahui bagaimana memahami isu tersebut secara
utuh. Maka diperlukan alat bantu penetapan kriteria isu dengan teknik menentukan apakah
isu tersebut memenuhi kriteria A-P-K-L (aktual, problematik, kekhalayakan, kelayakan)
atau tidak. Aktual artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
oleh masyarakat. Kekhalayakan dapat diartikan bahwa isu tersebut menyangkut hajat
hidup orang banyak. Problematik artinya isu tersebut memiliki dimensi masalah yang
kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komprehensif. Kelayakan
artinya isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya.:
6
Tabel 1.2 Identifikasi Isu dengan APKL
Parameter
No. Isu A K P L Keterangan.
7
1. Sulitnya penerapan pembatasan pengunjung di 3 3 4 10
ruang rawat inap.
2. Rendahnya persentase kepatuhan cuci tangan 5 3 4 12
perawat pada momen ke 1 (sebelum kontak
dengan pasien) yaitu sebear 40% di tahun
2019.
3. Kurangnya pemahaman staf terhadap 5 5 5 15
penggunaan APAR (Alat Pemadam Api
Ringan) dilihat berdasarkan target
pemahaman staf terhadap berncana
kebakaran yang belum mencapai 100%.
Keterangan:
4) Melakukan Praktik Cara Penggunaan APAR (Alat Pemadam Kebakaran Api Ringan).
5) Melakukan simulasi bersama cara penggunaan APAR (Alat Pemadam Kebakaran Api
Ringan) di ruang Jepun.
8
6) Evaluasi kemampuan dalam penggunaan APAR (Alat Pemadam Kebakaran Api
Ringan).
9
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI KEGIATAN
2. Kurang lengkapnya dalam penulisan rekam medis pasien di ruang rawat inap Rumah
Sakit Umum Daerah Bali Mandara.
3. Sulitnya penerapan pembatasan pengunjung di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum
Daerah Bali Mandara.
5. Rendahnya pelaksanaan etika batuk oleh keluarga dan pengunjung pasien padahal
sudah terdapat informasi etika batuk di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Bali
Mandara.
Isu yang diangkat : Pentingnya pemahaman staf terhadap penggunan APAR (Alat
Pemadam Kebakaran Api Ringan) di ruang rawat inap.
Gagasan pemecahan isu : Meningkatkan pemahaman staf terhadap penggunan APAR
(Alat Pemadam Kebakaran Api Ringan) di ruang rawat inap.
10
Tabel 2.1 Formulir Rancangan Kegiatan Aktualisasi
11
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi
/Hasil Pelatihan Terhadap Visi dan
Misi Organisasi
1. Mengidentifikasi 1. Berkoordinasi dengan Tersedianya APAR Akuntabiltas: bertanggung jawab Identifikasi
ketersediaan kepala ruangan rawat (Alat Pemadam dalam mencari informasi ketersediaan jumalah
jumlah APAR inap Jepun. Kebakaran Api ketersediaan APAR secara benar. APAR yang sesuai
(Alat Pemadam 2. Melakukan survey Ringan) layak pakai Nasionalisme: melakukan standar bertepatan
Kebakaran Api ketersediaan APAR di di ruang rawat inap musyawarah dengan pihak ruang dengan nilai – nilai
Ringan) di ruang ruang Jepun. Jepun. Jepun dalam melakukan survey di ANEKA dan sejalan
rawat inap Jepun. 3. Memastikan APAR ruangan tersebut. dengan misi Rumah
dapat digunakan dan Etika Publik: melakukan Sakit Umum Daerah
tidak melebihi tanggal identifikasi ketersediaan APAR di Bali Mandara, yaitu
kadaluarsanya. ruang Jepun dengan menyediakan sarana
mengedepankan komunikasi dan dan prasarana sesuai
kerjasama yang baik antara penulis dengan
dengan kepala ruangan beserta staf perkembangan ilmu
di ruangan. pengetahuan dan
Komitmen Mutu: melihat dan teknologi kesehatan.
mengidentifikasi apakah APAR
yang tersedia efektif dan efisien
saat digunakan.
Anti Korupsi: bertindak jujur dan
bertanggung jawab dalam
mengidentifikan informasi
ketersediaan APAR di ruang Jepun.
12
2. Mengidentifikasi 1. Berkoordinasi dengan 1. Mengetahui Akuntabilitas: bertanggung jawab Melalui identifikasi
cara penggunaan mentor dan Kepala standar petunjuk dalam kejelasan informasi cara cara penggunaan
APAR (Alat Ruang Jepun penggunaan penggunaan APAR. APAR dan
Pemadam 2. Memastikan tersedianya APAR. Nasionalisme: berkoordinasi memastikan
Kebakaran Api petunjuk penggunan 2. Telah tersedianya dengan kepala ruangan tentang tersedianya petunjuk
Ringan) yang APAR di setiap alat yang petunjuk ketersediaan petunjuk penggunaan penggunaan APAR
tersedia di ruang terpasang. penggunan APAR APAR. telah sesuai dengan
rawat inap Jepun. di setiap alat yang Etika Publik: professional dalam misi Rumah Sakit
terpasang. memastikan tersedianya cara Umum Daerah Bali
penggunaan APAR serta tidak Mandara, yaitu
diskriminatif terhadap petugas di menyediakan sarana
ruangan jika petunjuk penggunaan dan prasarana sesuai
yang tersedia sudah tidak layak dengan
pakai. perkembangan ilmu
Komitmen Mutu: memastikan pengetahuan dan
lokasi petunjuk penggunaan APAR teknologi kesehatan.
yang tersedia efektif saat
dibutuhkan.
Anti Korupsi: peduli terhadap
petunjuk penggunaan apar yang
sudah tidak sesuai pada tempatnya
dan membantu mecarikan
solusinya.
13
3. Mensosialisasikan 1. Berkoordinasi dengan 1. Tersedianya Akuntabilitas: bertanggungjawab Sosialisasi materi
materi cara mentor terkait materi cara dengan kejelasan materi sosialisasi cara penggunaan
penggunaan APAR menyiapkan materi yang penggunaan cara penggunaan APAR. APAR tepat sesuai
(Alat Pemadam sesuai dengan standar APAR. Nasionalisme: sosialisasi yang ANEKA dan sejalan
Kebakaran Api yang relevan. 2. Waktu diberikan mencangkup seluruh dengan misi Rumah
Ringan. 2. Menetapkan waktu pemberian petugas di ruang jepun dengan Sakit Umum Daerah
pemberian edukasi yang sosialisasi sesuai standar materi yang sama. Bali Mandara, yaitu:
efektif dan efisien. dengan kontrak Etika Publik: memberikan menyelenggarakan
3. Melakukan proses yang dilakukan sosisalisasi materi secara tepat, pendidikan,
sosialisasi cara sebelumnya. akurat, dan menggunakan bahasa penelitian dan
penggunaan APAR. 3. Seluruh staf yang santun. pengembangan yang
memahami Komitmen Mutu: materi berkesinambungan
materi cara sosialisasi yang diberikan efektif untuk menghasilkan
penggunaan dan efisien sesuai kebutuhan dan sumber daya manusia
APAR. keadaan di ruangan. yang kompeten,
Anti Korupsi: tidak melebihkan berintegrasi dan
dan mengurangi materi yang memiliki budaya
diberikan bagaimanapun keadaan kerja.
di ruangan.
14
4. Melakukan Praktik 1. Menyiapkan tempat di 1. Tersedia tempat Akuntabilitas:.bertanggung jawab Praktik penggunaan
Cara Penggunaan ruang Jepun untuk yang terhadap kebenaran praktik cara yang benar sejalan
APAR (Alat melakukan praktik cara memungkinkan penggunaan APAR. dengan misi Rumah
Pemadam penggunaan APAR. untuk Naionalisme: saling bekerjasama Sakit Umum Daerah
Kebakaran Api 2. Memperagakan langkah memperagakan dalam meperagakan langkah – Bali Mandara, yaitu
Ringan). – langkah cara cara penggunaan langkah penggunan APAR yang meningkatkan
penggunaan APAR APAR. benar. kinerja layanan,
bersama petugas di 2. Langkah – Etika Publik: menghargai profesionalisme, dan
ruang Jepun. langkah komunikasi dan kerjasma dalam meningkatkan
penggunaan memperagakan langkah kesejahteraan
APAR penggunaan APAR serta tidak pegawai.
tersampaikan diskriminatif dalam terhadap
dengan baik. golongan tertentu dalam praktik
penggunaannya.
Komitmen Mutu: praktik
dilakukan secara benar sehingga
menimbulkan efek rasa puas
terhadap kemampuan melakukan
langkah-langkah penggunaan
APAR.
Anti Korupsi: berani mengubah
ketidaktahuan menjadi tahu dan
bisa melakukan praktik yang benar.
15
5. Melakukan 1. Berkoordinasi dengan Telah dilaksanakan Akuntabilitas:bertanggung jawab Pelaksanaan kegiatan
simulasi bersama mentor. kegiatan simulasi dalam pelaksaan simulasi yang simulasi menunjukan
cara penggunaan 2. Menyiapkan petugas bencana kebakaran di aman sehingga tidak menimbulkan salah satu tindakan
APAR (Alat yang akan diajak ruang rawat inap kegaduhan diarea rumah sakit. nyata penerpan misi
Pemadam melakukan simulasi. Jepun Rumah Sakit Nasionalisme: melakukan doa rumah sakit, yaitu
Kebakaran Api 3. Memulai simulasi Bali Mandara. bersama sebelum memulai simulasi menyelenggarakan
Ringan) di ruang diawali dengan doa. dan simulasi diberikan kepada pendidikan,
Jepun. 4. Simulasi dimulai dengan seluruh petugas di ruang Jepun. penelitian dan
bunyi alarm kebakaran Etika Publik: komunikasi yang pengembangan yang
5. Bersikap tenang dan baik, menghargai kerjasama dalam berkesinambungan
jangan panik melakukan evakuasi dan tidak untuk menghasilkan
6. Menghubungi pihak call diskriminatif dalam pembagian sumber daya manusia
center rumah sakit untuk tugas. yang kompeten,
memberikan arahan dan Komitmen Mutu: melaksanakan berintegrasi dan
melakukan evakuasi simulasi dengan sungguh – memiliki budaya
pengosongan ruangan sungguh sehingga proses kerja.
7. Pilih APAR yang sesuai pelaksaanya menjadi efektif dan
dengan jenis kebakaran efisien juga memberikan kepuasan
8. Tarik pin pengaman pada petugas karena telah mampu
yang berada pada valve melakukan simulasi dengan benar.
9. Yakinkan anda berdiri Anti Korupsi: berani untuk
searah angina memberikan kritik ketika
10. Pegang noozle pada pelaksaan simulasi mulai
ujung hoze dengan kuat menyimpang dan melaksanakan
11. Pegang ggang dan tekan simulasi lengkap dari awal sampai
lever. akhir proses.
12. Semprotkan pada jarak 3
meter ke pangkal lidah
api
13. Setelah api padam
balikkan posisi tabung
16
dan semprot ke atas
untuk membuang sisa
gas.
6. Evaluasi 1. Melakukan evaluasi Terdapat hasil Akuntabilitas: bertanggung jawab Dalam melakukan
kemampuan dalam kemampuan dan evaluasi berupa atas terlaksananya kegiatan yang evaluasi kegiatan
penggunaan APAR pemahaman penggunaan dokumentasi baik dan benar. diharapkan dapat
(Alat Pemadam APAR melalui cek list kegiatan. Nasionalisme: berpegang pada meningkatan
Kebakaran Api dan memastikan semua nilai pancasila “keadilan sosial pemahaman dan
Ringan). petugas dapat bagi seluruh rakyat Indonesia” profesionalisme
melakukan simulasi maka evaluasi kegiatan dilakukan sesuai dengan misi
kebakaran. terhadap seluruh petugas di ruang Rumah Sakit Umum
2. Mendokumentasikan Jepun. Daerah Bali
kegiatan simulasi Etika Publik: evaluasi dilakukan Mandara, yaitu
kebakaran. dengan mengutamakan pencapaian meningkatkan
hasil secara menyeluruh dari tiap kinerja layanan,
prosesnya dan tidak diskriminatif profesionalisme dan
dalam menyatakan suatu meningkatkan
keberhasilan. kesejahteraan
Komitmen Mutu: evaluasi dan pegawai.
dokumentasi yang dilakukan
dengan benar dapat dijadikan alat
ukur efektitas kegiatan yang telah
dilakukan.
Anti Korupsi: jujur, disiplin, dan
bertanggungjawab dalam
pembuaatan dokumentasi evaluasi
pemahaman kegiatan yng telah
dilakukan.
17
2.2 Jadwal Pelaksanaan Rancangan Aktualisasi Kegiatan
Rancagan Aktualisasi Kegiatan ini akan dilaksanakan mulai tanggal 8 Juli 2019 sampai dengan 31 Agustus 2019 di ruang rawat inap Jepun
Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara. Aktualisasi kegiatan tersebut dijabarkan melalui timeline kegiatan sebagai berikut.
18
6. Evaluasi kemampuan dalam penggunaan APAR (Alat
Pemadam Kebakaran Api Ringan).
19
BAB III
SIMPULAN
UPTD. Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara Provinsi Bali bekerjasama dengan
BPSDM Provinsi Bali dalam pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III yang bertujuan
meningkatkan kemampuan CPNS untuk mengaktualisasikan nilai-nilai ANEKA (Akuntabilias,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) dalam Unit Kerja sebagai
modal dasar mewujudkan Pelayanan Publik yang berintegritas. Implementasi nilai-nilai
ANEKA akan meningkatkan kepedulian dan partisipasi untuk meningkatkan mutu organisasi
secara komprehensif dan kualitas ANEKA dalam diri ASN.
Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara sebagai salah satu fasilitas layanan publik
harus bersiap dalam menghadapi keadaan atau mampu melakukan evakuasi pada keadaan
darurat, salah satu contohnya bencana kebakaran untuk menyelamatkan pasien, pegunjung,
maupun karyawan di rumah sakit. Setelah melakukan proses mengidentifikasian isu
menggunakan A-P-K-L dilanjutkan dengan memprioritaskan dengan USG maka didapatkan
core issue “Kurangnya pemahaman staf terhadap penggunaan APAR (Alat Pemadam Api
Ringan) yang dilihat berdasarkan target pemahaman staf terhadap berncana kebakaran yang
belum mencapai target 100%”. Kegiatan yang akan dilakukan dalam memecahkan isu tersebut
antara lain mengidentifikasi ketersediaan jumlah APAR di ruang rawat inap Jepun,
mengidentifikasi tersedianya cara penggunaan APAR, mensosialisasikan materi cara
penggunaan APAR, melakukan Praktik Cara Penggunaan APAR, melakukan simulasi bersama
cara penggunaan APAR di ruang Jepun dan melakukan ealuasi kemampuan terhadap
penggunaan APAR.
Proses pelaksanaan kegiatan tersebut akan dilakukan pada saat dalam proses habituasi
off campus di ruang rawat inap UPTD. Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara Provinsi
Bali. Kegiatan yang dilakukan dalam peningkatan pemahaman staf terhadap penggunan APAR
(Alat Pemadam Kebakaran Api Ringan) di ruang rawat inap melalui implementasi nilai – nilai
ANEKA diharapkan mampu meningkatkan mutu layanan kesehatan dan keselamatan kerja
(K3RS) khususnya dalam pemahaman penanggulan bencana kebakaran di ruang rawat inap.
20
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara 2017. Akuntabilitas : Modul Diklat Prajabatan Golongan III.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara 2017. Nasionalisme : Modul Diklat Prajabatan Golongan III.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara 2017. Etika Publik : Modul Diklat Prajabatan Golongan III.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara 2017. Komitmen Mutu : Modul Diklat Prajabatan Golongan III.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara 2017. Anti Korupsi : Modul Diklat Prajabatan Golongan III.
Jakarta : Lembaga Administrasi Negara.
Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2014 tentang
Penanggulangan Bencana di Rumah Sakit Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional
Indonesia. Jakarta: Menteri Pertahanan Republik Indonesia. Diakses pada tanggal 3 Juli
2019 dari (https://www.google.co.id/kemhan.go.id)
UPTD Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara. 2019. Denpasar: Profil Rumah Sakit Umum
Daerah Bali Mandara. Diakses pada tanggal 2 Juli 2019 dari
(https://rsbm.baliprov.go.id)
21