OLEH
IDA AYU INDAH ARIMAWATI, S.FARM., APT
NIP. 198702272019032014
Dr. Siti Nurmawan Damanik, SH, MH. Putu Sastri Suliasih, S.Si., Apt
NIP. 19691124 199403 2 010 NIP. 19780206 200312 2 009
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR CPNS
Pembimbing/Coach,
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan
Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Kegiatan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar CPNS yang
berjudul “Optimalisasi Pencegahan Medication Error di Instalasi Farmasi Rumah
Sakit Daerah Mangusada”. Penyusunan laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi
salah satu syarat tugas Pelatihan Dasar CPNS Golongan III. Penyusunan laporan
rancangan kegiatan aktualisasi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Dr. Siti Nurmawan Damanik, SH., MH, selaku Widyaiswara pembimbing
(coach) yang telah bersedia memberikan bimbingan dan motivasi kepada
penulis
2. Ibu Putu Sastri Suliasih, S.Si., Apt, selaku mentor yang memberikan bantuan
dan bimbingan kepada penulis dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi diunit
kerja RS Daerah Mangusada
3. Seluruh Widyaiswara, Fasilitator dan Panitia Pelatihan Dasar Golongan III
Tahun 2019 atas bantuan dan kerjasamanya selama pelaksanaan diklat.
4. Keluarga besar Instalasi Farmasi RSD Mangusada tempat melaksanakan
aktualisasi.
5. Keluarga, sahabat, dan rekan-rekan peserta Pelatihan Dasar Golongan III
Angkatan XXIV atas saran dan bantuannya dari mulai menyusun hingga
selesainya laporan aktualisasi ini.
6. Kedua orang tua yang selalu memberikan doan dan dukungan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa laporan rancangan aktualisasi ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun. Semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi bidang pekerjaan
dan penerapan di lapangan.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................
iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................
iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................
v
DAFTAR TABEL...................................................................................................
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................
1
1.2 Tujuan...............................................................................................................
2
1.3 Unit Kerja..........................................................................................................
3
1.4 Penetapan Core Issue........................................................................................
3
BAB II RANCANGAN AKTUALISASI
2.1 Rancangan Aktualisasi......................................................................................
6
2.2 Jadwal Kegiatan................................................................................................
12
BAB III CAPAIAN AKTUALISASI KEGIATAN
3.1 Melakukan Penyimpanan Obat Sesuai Dengan Tempatnya Dan Memberikan
Label Untuk Obat-Obat Khusus........................................................................
13
v
3.2 Melakukan Konfirmasi Penulisan Resep Yang Tidak Jelas Ke Dokter
Penulis Resep....................................................................................................
16
3.3 Melakukan Telaah/Pengkajian Peresepan Obat Pada Resep/CPO (Catatan
Penggunaan Obat).............................................................................................
18
3.4 Melakukan Verifikasi Obat Yang Telah Disiapkan...........................................
20
3.5 Memberikan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Obat dengan
Penggunaan Khusus pada Pasien......................................................................
22
3.6 Membuat Laporan Setiap Kejadian Kesalahan Obat........................................
24
IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................
26
4.2 Saran.................................................................................................................
27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
beberapa orang apoteker maupun tenaga teknis kefarmasian lain yang memenuhi
persyaratan perundang-undangan yang berlaku dan bertanggungjawab atas seluruh
pekerjaan atau pelayanan kefarmasian mencakup perencanan, pengadaan, produksi,
penyimpanan perbekalan kesehatan atau sediaan farmasi, dispensing obat berdasarkan
resep bagi penderita saat tinggal dan rawat jalan, pengendalian mutu, dan
pengendalian distribusi perbekalan kesehatan di rumah sakit, dan farmasi klinis.
Pelayanan kefarmasian merupakan suatu pelayanan langsung dan bertanggung
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Pelayanan
farmasi merupakan salah satu kegiatan di rumah sakit yang menunjang pelayanan
kesehatan yang bermutu. Apoteker sebagai salah satu tenaga kefarmasian memiliki
kewenangan untuk melaksanakan pekerjaan kefarmasian salah satunya dengan
mencegah terjadinya kesalahan pelayanan obat (medication error). Medication error
ini merupakan kejadian yang patut dihindari karena menyebabkan atau berakibat pada
pelayanan obat yang tidak tepat sehingga dapat membahayakan keselamatan pasien.
Dari pengamatan penulis, medication error telah beberapa kali terjadi di Instalasi
Farmasi Rumah Sakit Daerah Mangusada. Hal ini tentu bertentangan dengan salah
satu misi dari rumah sakit yaitu menyelenggarakan pelayanan yang berfokus pada
keselamatan pasien. Selain itu indikator mutu dari pelayanan Instalasi Farmasi juga
tidak terpenuhi. Melihat hal tersebut, maka penulis mengangkat rancangan ini yang
berfokus pada “Optimalisasi Pencegahan Medication Error di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Daerah Mangusada”.
1.2 Tujuan
Yang menjadi tujuan dalam pelatihan dasar ini adalah:
1. Peserta mampu menerapkan nilai-nilai dasar profesi ASN dalam melaksanakan
setiap pekerjaan/ kegiatan yang dilakukan, dan berkontribusi dalam
memperkuat visi dan misi instansi.
2. Peserta mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai
Apoteker dalam memberikan pelayanan yang bermutu prima kepada pasien.
2
Pelaksaaan aktualisasi ini berlokasi di unit kerja penulis yaitu Instalasi Farmasi
RSD Mangusada yang beralamat di Jalan Raya Kapal-Mengwi Kabupaten Badung.
RSD Mangusada mempunyai visi dan misi sebagai berikut:
Visi : Menjadi Rumah Sakit Pendidikan Dengan Pelayanan yang Profesional Inovatif
Dan Berbudaya Menuju Standar Internasional
Misi :
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berfokus pada keselamatan
pasien.
2. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan serta
pengabdian kepada masyarakat.
3. Melaksanakan Tata Kelola Administrasi Rumah Sakit yang baik.
Dalam melakukan pelayanannya RSD Mangusada mempunyai motto Kesehatan
anda adalah kebahagian kami. Hal ini tidak terlepas dari prinsip pelayanannya yaitu
4S (Senyum, Sapa, Servis, Simpati).
3
Tabel 1.4.1
Metode Kriteria APKL
4
Tabel 1.4.2
Metode USG
No. ISU (U) (S) (G) Jumlah
Keterangan : Skor :
U = Urgency 5 = Sangat gawat/serius/berdampak
S = Seriousness 4 = Gawat/serius/berdampak
G = Growth 3 = Cukup gawat/serius/berdampak
2 = Kurang gawat/serius/berdampak
1 = Tidak gawat/serius/berdampak
5
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
6
7
Tabel 2.1.1
Tabel Rancangan Kegiatan Aktualisasi
KETERKAITAN
KONTRIBUSI
NO KEGIATAN TAHAP KEGIATAN OUTPUT/HASIL SUBSTANSI MATA
THD VISI MISI
PELATIHAN
1 Melakukan a. Mengecek expired date dan Terlaksananya Akuntabilitas Meningkatkan
penyimpanan obat jumlah obat yang diterima kegiatan Bertanggungjawab penyelenggaraan
sesuai dengan dari gudang penerimaan, terhadap tugas pokok pelayanan yang
b. Menempatkan obat sesuai pengecekan, Nasionalisme berorientasi pada
tempatnya dan
dengan tempatnya pelabelan obat. Saling membantu dalam keselamatan
memberikan label menggunakan system FEFO pasien.
mengerjakan tugas
untuk obat-obat c. Mencatat jumlah yang Bukti fisik : Etika publik
khusus. diterima pada kartu stok. - Dokumentasi Bekerja sesuai aturan dan
d. Obat-obat khusus (high dalam bentuk tertib
alert, LASA) diberi label foto kegiatan Komitmen mutu
dan ditempatkan terpisah. - SOP Bekerja efektif dan
Khusus untuk obat-obat penyimpanan efisien agar target waktu
LASA diberi penamaan obat High Alert pelayanan dapat tercapai.
dengan sistem tall letter dan LASA Anti korupsi
e. Membuat SOP penyimpanan Jujur dalam mencatat
obat High Alert dan LASA jumlah sesuai dgn yg
diterima
8
KETERKAITAN
KONTRIBUSI
NO KEGIATAN TAHAP KEGIATAN OUTPUT/HASIL SUBSTANSI MATA
THD VISI MISI
PELATIHAN
resep hasil proses konfirmasi Dokumentasi Pada saat berkomunikasi pasien.
d. Mengulang kembali dengan dokter
keseluruhan instruksi yang menggunakan Bahasa
diberikan Indonesia
e. Hasil dokumentasi di beri Etika publik
stempel Readback Menjaga komunikasi,
f. Pelaksanaan hasil konfirmasi konsultasi dan kerjasama
yang baik dengan sejawat
dokter
Komitmen mutu
Profesional dalam
bertugas dan efektif
9
KETERKAITAN
KONTRIBUSI
NO KEGIATAN TAHAP KEGIATAN OUTPUT/HASIL SUBSTANSI MATA
THD VISI MISI
PELATIHAN
aturan
Komitmen mutu
Menjaga kesesuaian obat
yang diberikan dengan
kondisi pasien sesuai
dengan panduan
10
KETERKAITAN
KONTRIBUSI
NO KEGIATAN TAHAP KEGIATAN OUTPUT/HASIL SUBSTANSI MATA
THD VISI MISI
PELATIHAN
5 Memberikan KIE a. Memanggil nama pasien Terlaksananya Akuntabilitas Meningkatkan
obat dengan b. Konfirmasi kebenaran pemberian KIE Tanggungjawab, penyelenggaraan
penggunaan khusus identitas pasien kepada pasien transparan, dan konsisten pelayanan yang
c. Memberikan edukasi kepada dalam memberikan berorientasi pada
pada pasien.
pasien/keluarga pasien Bukti fisik : informasi kepada pasien keselamatan
terkait obat yang diterima. Form KIE Nasionalisme pasien.
Untuk obat-obat dengan Memberikan KIE
penggunaan khusus (Insulin, menggunakan Bahasa
suppo, inhaler) ditulis pada Indonesia kepada setiap
form KIE. pasien
d. Menyerahkan obat kepada Etika publik
pasien/keluarga pasien Profesional dan dalam
e. Meminta pasien/keluarga pemberian informasi
pasien menandatangani resep menggunakan bahasa
dan form KIE sebagai bukti yang santun
serah terima obat dan Komitmen mutu
edukasinya. Memberikan informasi
mengenai obat kepada
pasien secara efektif dan
sesuai dengan aturan
11
KETERKAITAN
KONTRIBUSI
NO KEGIATAN TAHAP KEGIATAN OUTPUT/HASIL SUBSTANSI MATA
THD VISI MISI
PELATIHAN
d. Membuat laporan dan Bukti fisik : Nasionalisme pasien.
melaporkan ke tim Laporan insiden Membuat laporan dengan
keselamatan pasien Bahasa Indonesia
Etika publik
Profesional dalam bekerja
Komitmen mutu
Melaporkan setiap
kejadian kesalahan obat
sehingga dapat digunakan
untuk perbaikan mutu
pelayanan
Anti korupsi
Jujur dengan mencatat
semua kesalahan obat
12
2.2 Jadwal Kegiatan
Adapun jadwal kegiatan yang akan dilakukan untuk mengatasi core issue tersebut
dilaksanakan mulai tanggal 5 Agustus 2019 – 14 September 2019. Adapun kegiatan –
kegiatan aktualisasi dijabarkan dalam table tabel berikut:
Tabel 2.2.1
Tabel Jadwal Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
No Kegiatan Agustus September
I II III IV I II
1 Melakukan penyimpanan obat sesuai dengan
tempatnya dan memberikan label untuk obat-
obat khusus.
2 Melakukan konfirmasi penulisan resep yang
tidak jelas ke dokter penulis resep.
3 Melakukan telaah/pengkajian peresepan obat
pada resep/CPO (Catatan Penggunaan Obat)
4 Melakukan verifikasi obat yang telah disiapkan
5 Memberikan KIE obat dengan penggunaan
khusus pada pasien.
6 Membuat laporan setiap kejadian kesalahan obat.
13
BAB III
CAPAIAN AKTUALISASI KEGIATAN
B. Output
Output atau hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah terlaksananya
kegiatan penerimaan, pengecekan, pelabelan, dan penyimpanan obat.
C. Tahapan Kegiatan
Kegiatan ini diawali dengan penerimaan barang farmasi berupa obat-obatan
dan alat kesehatan dari gudang farmasi. Obat dan alat kesehatan yang diterima
dicocokkan jumlahnya sesuai dengan Form Mutasi Barang. Jika semua sudah
sesuai obat dan alat kesehatan disimpan sesuai tempatnya dan dicatat jumlah yg
diterima pada kartu stok. Expired date dari masing-masing obat dan alat kesehatan
kita cek dan penyimpanannya menggunakan system FEFO (First Expired date
First Out) dan system FIFO (First In First Out). Tujuannya disini agak obat dan
alat kesehatan yang expired date terdekat lebih dahulu didistribusikan.
14
Obat-obat khusus seperti High Alert dan obat yang memiliki kemiripan
(LASA) diberi penandaan/label dan ditempatkan terpisah. Menurut Permenkes
No.72 Tahun 20116 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit,
Obat High-alert adalah obat yang harus diwaspadai karena sering menyebabkan
terjadi kesalahan/kesalahan serius (sentinel event) dan obat yang berisiko tinggi
menyebabkan reaksi obat yang Tidak Diinginkan (ROTD) . Obat-obat yang termasuk
kriteria ini memerlukan perhatian khusus dalam penggunaannya, baik label
peringatan, penyimpanan, dan penerapan double check untuk keamanan.
Mengingat pentingnya menjaga keamanan obat-obat khusus ini, maka
diperlukan Standard Operating Procedure (SOP) untuk memberikan panduan atau
pedoman kerja agar kegiatan ini dapat terkontrol. Hal pertama yang dilakukan
adalah konsultasi dengan mentor berkaitan dengan Rancangan SOP Penyimpanan
Obat High Alert dan LASA. Hal yang perlu diperhatikan adalah penulisan harus
mudah dimengerti dan diterapkan, prosedur harus efisien dan efektif dalam proses
pelaksanaan.
Penyimpanan obat ini baik yang disimpan disuhu ruangan dan di lemari
pendingin harus ditempatkan terpisah dengan obat-obat yang lain dan diberi
penandaan/label high alert dan untuk lemari penyimpanannya diberi plester
merah.
15
Gambar 3. Lemari obat High Alert
Sama halnya dengan obat High Alert, obat yang memiliki kemiripan (LASA)
penempatannya harus terpisah atau diberi jarak dan diberi penandaan/label LASA.
Tujuannya adalah mencegah terjadinya kesalahan pemberian obat akibat
kekurangtelitian ketika mendengar atau membaca nama obat yang mirip/serupa
satu sama lain. Penulisan nama obat pada box obat harus menggunakan TALL
MAN LETTER yaitu perbedaan huruf-huruf dalam nama obat ditandai dengan
penebalan dan/atau font yang lebih besar. Contoh obat LASA dengan penulisan
Tall Man Letter antara lain SefTRIAKSON – SefTAZIDIM ; KAPTOpril –
LISINOpril – RAMIpril.
16
foto nama obat kurang kelihatan jelas
Gambar 4. Pelabelan LASA pada kotak pemyimpanan obat
E. Manfaat Kegiatan
Dengan melakukan kegiatan ini berdasarkan nilai dasar ANEKA diharapkan
Apoteker dapat bekerja dengan jujur, bertanggung jawab, saling membantu,
bekerja sesuai SOP dalam melaksanakan tugas pokoknya. Penyimpanan obat yang
efektif dan sesuai tempatnya agar target waktu pelayanan dapat tercapai.
F. Analisis Dampak
Apabila nilai dasar profesi ASN tidak teraktualisasi dengan baik pada saat
penyimpanan dan pelabelan obat maka yang akan terjadi adalah penyimpanan
obat tidak akan teratur, terjadi perbedaan jumlah obat antara fisik dan kartu stok
17
yang bisa memungkinkan terjadinya kehilangan obat. Obat-obat khusus (High
Alert dan LASA) tanpa penandaan dapat menyebabkan kesalahan pemberian obat
dikarenakan kekurangtelitian petugas farmasi dalam penyiapan obat-obat tersebut
sehingga pelayanan yang berorientasi pada keselamatan pasien tidak akan
tercapai.
3.2 Melakukan Konfirmasi Penulisan Resep Yang Tidak Jelas Ke Dokter Penulis
Resep
A. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan kegiatan ini dilakukan setiap hari selama masa aktualisasi,
yaitu 5 Agustus 2019 – 14 September 2019. Bertempat di Depo Rawat Inap
Instalasi Farmasi RSD Mangusada.
B. Output
Terlaksananya komunikasi yang baik dalam proses konfirmasi obat.
C. Tahapan Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan saat ditemukan penulisan resep yang tidak jelas oleh
petugas farmasi (Apoteker/Asisten Apoteker). Saat petugas farmasi pertama yang
menemukan resep yang tidak terbaca, maka diminta kepada petugas kedua untuk
membacanya. Jika kedua petugas ini tidak dapat membacanya maka petugas
farmasi harus melakukan klarifikasi kepada dokter penulis resep. Klarifikasi ini
dilakukan dengan menelepon dokter penulis resep menggunakan bahasa yang
sopan dan santun dengan menyebut nama dan ruangan dinas. Saat melakukan
klarifikasi petugas farmasi mencatat setiap informasi yang diberikan oleh dokter
penulis resep. Untuk memastikan kejelasan informasi yang diberikan petugas
farmasi harus mengulang kembali seluruh informasi yang diterima tersebut. Pada
resep diberi stempel READBACK sebagai bukti pelaksanaan hasil konfirmasi.
Setelah penulisan resep terbaca dengan jelas maka resep segera dikerjakan.
18
Gambar 4. Stempel Readback sebagai bukti pelaksanaan konfirmasi obat
E. Manfaat Kegiatan
Dengan melakukan kegiatan ini berdasarkan nilai dasar ANEKA diharapkan
klarifikasi obat oleh Apoteker dapat dipertanggungjawabkan, sehingga pelayanan
obat kepada pasien sesuai dengan resep yang dituliskan oleh dokter.
F. Analisis Dampak
Apabila nilai dasar ANEKA tidak terlaksana dengan baik pada saat melakukan
konfirmasi resep yang tidak jelas maka pelayanan yang dilakukan oleh apoteker
tidak dapat dipertanggungjawabkan, komunikasi antara teman sejawat tidak
terjalin dengan baik. Terjadinya kesalahan dalam pelayanan obat dimana pasien
akan memperoleh obat yang tidak sesuai dengan yang diresepkan oleh dokter
sehingga tujuan terapi pasien tidak akan tercapai.
19
3.3 Melakukan Telaah/Pengkajian Peresepan Obat Pada Resep/CPO (Catatan
Penggunaan Obat)
A. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan kegiatan ini dilakukan setiap hari selama masa aktualisasi,
yaitu 5 Agustus 2019 – 14 September 2019. Bertempat di Depo Rawat Inap
Instalasi Farmasi RSD Mangusada.
B. Output
Terlaksananya telaah/kajian peresepan obat pada resep
C. Tahapan Kegiatan
Telaah/pengkajian resep dilakukan untuk menganalisa adanya masalah terkait
obat, bila ditemukan masalah terkait obat harus dikonsultasikan kepada dokter
penulis resep. Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan form telaah dan
buku panduan informasi obat (formularium nasional, MedScape). Resep/CPO
ditelaah/dikaji oleh Apoteker dengan mengisi formulir review dengan mengisi
waktu awal telaah. Dalam kegiatan ini Apoteker memeriksa kesesuaian
persyaratan administrasi, farmasetik, klinis dari resep. Persyaratan administrasi
meliputi nama dan SIP dokter; tanggal penulisan resep; tanda tangan dan paraf
dokter; nama, tanggal lahir, jenis kelamin, dan berat badan pasien. Persyaratan
farmasetik meliputi bentuk sediaan, dosis, stabilitas, cara dan lama pemberian
obat. Persyaratan klinis meliputi alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian (dosis,
durasi, jumlah obat). Tujuan dari dilakukan telaah/pengkajian resep ini adalah
untuk menjaga kesesuaian obat yang diberikan dengan kondisi pasien.
20
Gambar 5. Panduan telaah resep/CPO
21
D. Aktualisasi Nilai Dasar
- Akuntabilitas
Apoteker bertanggungjawab terhadap kejelasan informasi obat yang akan
diserahkan kepada pasien
- Nasionalisme
Berkomunikasi dengan teman sejawat (dokter) menggunakan Bahasa
Indonesia saat melakukan konsultasi terkait masalah obat yang ditemukan.
- Etika Publik
Pada saat melakukan telaah/pengkajian resep obat harus dilakukan dengan
cermat, sesuai aturan dan profesional
- Komitmen Mutu
Apoteker selalu menjaga agar obat yang diberikan sesuai dengan kondisi
tubuh atau penyakit pasien sehingga pasien mendapat terapi yang efektif.
E. Manfaat Kegiatan
Dengan melakukan telaah/pengkajian resep berdasarkan nilai dasar ANEKA
diharapkan Apoteker dapat menganalisa masalah terkait dengan obat yang
mungkin timbul atau tidak sesuai dengan kondisi tubuh pasien sehingga dapat
segera dikonsultasikan dengan dokter. Hal ini dapat mencegah terapi yang tidak
tepat dan pelayanan yang berorientasi pada keselamatan pasien berjalan dengan
optimal.
F. Analisis Dampak
Apabila nilai dasar ANEKA tidak teraktualisasi dengan baik pada saat
melakukan telaah/pengkajian resep obat maka yang akan terjadi adalah obat yang
disiapkan untuk pasien tidak dapat dipertanggungjawabkan, komunikasi antara
teman sejawat tidak terjalin dengan baik. Memungkinkan terjadi kesalahan
pelayanan obat misalkan tidak tepat indikasi, salah dosis atau terjadi efek samping
obat sehingga tujuan terapi tidak tercapai.
22
3.4 Melakukan Verifikasi Obat Yang Telah Disiapkan
A. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan kegiatan ini dilakukan setiap hari selama masa aktualisasi,
yaitu 5 Agustus 2019 – 14 September 2019. Bertempat di Depo Rawat Inap
Instalasi Farmasi RSD Mangusada.
B. Output
Terlaksananya proses verifikasi obat yang telah disiapkan sebelum diserahkan
kepada pasien.
C. Tahapan Kegiatan
Resep yang telah ditelaah/dikaji lalu dientri dalam system dan disiapkan oleh
petugas farmasi. Resep yang disiapkan ini harus berdasarkan urutan yang diterima
tanpa membeda-bedakan resep antar pasien. Setelah obat dientri dalam sistem,
petugas farmasi mengambil obat dan alat kesehatan sesuai jumlah yang telah
dientri. Apoteker mengecek kembali kesesuaian identitas pasien dalam resep,
ketepatan obat yang disiapkan, dosis obat, waktu dan frekuensi pemberian obat,
rute pemberian obat. Dalam kegiatan ini Apoteker harus melakukan double check
dengan cermat dan teliti.
23
D. Aktualisasi Nilai Dasar
- Akuntabilitas
Pada saat melakukan verifikasi obat harus dilakukan dengan
bertanggungjawab dan konsisten
- Etika Publik
Melaksanakan verifikasi obat secara professional sesuai dengan aturan dan
SOP.
- Komitmen Mutu
Pada saat melakukan verifikasi obat Apoteker harus menjaga kesesuaian
obat yang telah disiapkan dengan resep yang ditulis oleh dokter dan
melakukan double check dengan cermat dan teliti.
- Anti Korupsi
Pada saat mengecek jumlah obat yang telah disiapkan harus dilakukan
dengan jujur tanpa mengurangi jumlah obat tersebut.
E. Manfaat Kegiatan
Dengan melakukan verifikasi obat yang telah disiapkan berdasarkan nilai-nilai
dasar ANEKA diharapkan Apoteker dapat menjalankan tugas secara professional
dan bertanggung jawab dalam menyiapkan obat. Kesesuaian antara resep dan obat
yang disiapkan terjaga sehingga terapi pasien dapat tercapai, mutu pelayanan obat
di Instalasi Farmasi berjalan dengan baik.
F. Analisis Dampak
Apabila nilai dasar ANEKA tidak teraktualisasi dengan baik dalam kegiatan
ini maka yang terjadi adalah Apoteker tidak dapat menjalankan tugasnya dengan
tanggung jawab dan professional sesuai aturan dan SOP. Terjadinya kesalahan
pelayanan obat, diantaranya jumlah obat tidak sesuai resep, dosis kurang, obat
yang disiapkan tidak tepat. Hal ini dapat menyebabkan terapi obat pasien tidak
berjalan optimal bahkan dapat mengancam keselamatan pasien.
24
3.5 Memberikan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Obat dengan
Penggunaan Khusus pada Pasien
A. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan kegiatan ini dilakukan setiap hari selama masa aktualisasi,
yaitu 26 Agustus 2019 – 14 September 2019. Bertempat di Depo Rawat Jalan
Instalasi Farmasi RSD Mangusada.
B. Output
Terlaksananya pemberian KIE penggunaan obat khusus kepada pasien.
C. Tahapan Kegiatan
Kegiatan ini merupakan rangkaian terakhir dalam pelayanan obat kepada
pasien. Pemberian KIE ini berfokus pada obat dengan penggunaan khusus
(insulin, inhaler, suppositoria) yang diresepkan untuk pasien, yaitu sebanyak 70
pasien. Setelah obat selesai disiapkan, Apoteker akan memanggil nama pasien dan
melakukan konfirmasi kebenaran identitas pasien. Jika telah sesuai, pasien atau
keluarga pasien diberikan KIE terkait obat yang diterima. Apoteker akan
menanyakan kembali, apakah pasien atau keluarga pasien telah memahami
informasi yang diberikan. Apabila sudah memahami pasien atau keluaga pasien
menandatangani resep dan form KIE sebagai bukti serah terima obat dan
edukasinya.
25
Pada saat melakukan kegiatan ini harus dilakukan dengan
bertanggungjawab, transparan dan konsisten.
- Nasionalisme
Pada saat memberikan KIE menggunakan Bahasa Indonesia kepada setiap
pasien.
- Etika Publik
Apoteker harus professional dalam meberikan KIE, berkomunikasi dengan
baik kepada setiap pasien, dan memberikan pelayanan dengan cepat, tepat
dan santun.
- Komitmen Mutu
Pada saat memberikan KIE harus dilakukan secara efektif dan sesuai
aturan agar pasien atau keluarga pasien dapat mengerti tentang obat yang
akan digunakan sehingga tujuan terapi dapat tercapai.
E. Manfaat Kegiatan
Dengan memberikan KIE obat dengan penggunaan khusus pada pasien rawat
jalan berdasarkan nilai dasar ANEKA diharapkan Apoteker dapat menjalankan
tugasnya secara professional, konsisten dan bertanggung jawab. Pasien dapat
menggunakan obat sesuai dengan aturan pakai sehingga terapi pasien yang
diinginkan dapat tercapai. Hal ini akan dapat meningkatkan mutu pelayanan yang
berorientasi pada keselamatan pasien berjalan dengan optimal.
F. Analisis Dampak
Apabila nilai dasar ANEKA tidak berjalan dalam kegiatan pemberian KIE
obat-obat dengan penggunaan khusus maka yang terjadi adalah pekerjaan yang
dilakukan Apoteker tidak dapat dipertanggungjawabkan. KIE yang diberikan tidak
jelas dan konsisten. Pasien menggunakan obat tidak efektif dan sesuai aturan
sehingga terapi obat tidak akan tercapai.
26
3.6 Membuat Laporan Setiap Kejadian Kesalahan Obat
A. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan kegiatan ini dilakukan setiap hari selama masa aktualisasi,
yaitu 2 – 14 September 2019. Bertempat di Depo Rawat Inap Instalasi Farmasi
RSD Mangusada.
B. Output
Terlaksananya pelaporan kejadian medication error
C. Tahapan Kegiatan
Bila menemukan masalah terkait kesalahan pelayanan obat (medication error),
harus segera dilaporkan kepada atasan agar segera bisa dicarikan solusi untuk
mencegah reaksi obat tidak diinginkan. Setelah kejadian medication error ini
tertangani, dilakukan dokumentasi pada pada Form Laporan Insiden Internal.
Form laporan ini dikumpulkan dan dilaporkan ke tim keselamatan pasien.
(Laporan Insiden Internal terlampir)
27
E. Manfaat Kegiatan
Dengan membuat laporan setiap kejadian medication error berdasarkan nilai-
nilai dasar ANEKA diharapkan Apoteker dapat mendata dan mengetahui
penyebab terjadinya kesalahan pelayanan obat sampai pada akar masalah. Dari
laporan kejadian ini juga diperoleh pembelajaran untuk perbaikan agar dapat
mencegah kejadian yang sama terulang kembali sehingga dapat menurunkan
insiden keselamatan pasien (KTD, KNC, KTC, KPC). Hal ini tentu saja dapat
meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
F. Analisis Dampak
Apabila nilai dasar ANEKA tidak teraktualisasi dengan baik pada kegiatan
membuat laporan insiden kesalahan obat maka yang akan terjadi adalah Apoteker
tidak bertanggung jawab disetiap kejadian kesalahan penggunaan obat.
Kemungkinan terjadi kesalahan atau insiden kembali yang lebih fatal karena tidak
ada dokumentasi yang dapat digunakan sebagai acuan untuk tindak lanjut dalam
mengatasi kesalahan atau insiden tersebut.
28
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut
ini.
1. Isu utama yang diangkat dalam kegiatan ini adalah “Belum optimalnya
pencegahan kejadian medication error di Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Daerah Mangusada”. Pemilihan isu tersebut telah melalui analisis penetapan
terlebih dahulu. Setelah kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan, diharapkan
kejadian medication error dapat diminimalisir guna meningkatkan mutu
pelayanan kefarmasian dan keselamatan pasien.
2. Kegiatan aktualisasi yang dilaksanakan untuk mengatasi isu tersebut terdiri
dari:
a. Melakukan penyimpanan obat sesuai dengan tempatnya dan memberikan
label untuk obat-obat khusus.
b. Melakukan konfirmasi penulisan resep yang tidak jelas ke dokter penulis
resep.
c. Melakukan telaah/kajian peresepan obat pada resep/CPO (Catatan
Penggunaan Obat)
d. Melakukan verifikasi obat yang telah disiapkan
e. Memberikan KIE obat dengan penggunaan khusus pada pasien.
f. Membuat laporan setiap kejadian kesalahan obat.
3. Kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan selama 30 hari kerja di Instalasi Farmasi
RSD Mangusada, yaitu dari tanggal 5 Agustus 2019 – 14 September 2019.
Tahapan kegiatan dilaksanakan dengan bekerja sama dengan sejawat apoteker,
dokter, dan tenaga teknis kefarmasian.
4.2 Saran
1. Apoteker di masing-masing depo farmasi dapat meningkatkan kinerja sesuai
tupoksinya berdasarkan nilai-nilai dasar ANEKA, sehingga profesionalitasnya
dapat dipertanggungjawabkan dalam memberikan pelayanan yang bermutu
prima agar visi dan misi dari Rumah Sakit yaitu pelayanan yang berorientasi
pada keselamatan pasien dapat berjalan lebih optimal.
29
2. Perlu adanya penambahan jumlah tenaga farmasi untuk menunjang kegiatan
agar pelayanan dapat berjalan lebih efektif dan dan tepat waktu.
30
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. 2015. Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP) (Patient
Safety Incident Report). Jakarta: Komite Keselamatan Pasien Rumah
Sakit.
Lembaga Administrasi Negara. Akuntabilitas PNS: Modul Diklat Prajabatan
Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
___________________________. Nasionalisme PNS: Modul Diklat Prajabatan
Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
___________________________. Etika Publik PNS: Modul Diklat Prajabatan
Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
___________________________. Komitmen Mutu PNS: Modul Diklat Prajabatan
Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
___________________________. Anti Korupsi PNS: Modul Diklat Prajabatan
Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Peraturan Lembaga Administrasi Negara No.12 Tahun 2018 Tentang Pelatihan Dasar
CPNS.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit.
31
LAMPIRAN – LAMPIRAN
32
LAMPIRAN 1
(FORM MUTASI BARANG)
33
LAMPIRAN 2
(RANCANGAN SOP PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT DAN
LASA)
34
PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT
Ditetapkan :
SPO Tanggal Terbit Direktur RSD Mangusada
1 Pebruari 2019 Kabupaten Badung
35
PROSEDUR 1. Obat yang diidentifikasi termasuk obat High Alert harus
disimpan ditempat penyimpanan khusus diberi plester
berwarna merah dan ditempelkan label “High Alert”.
2. Penyimpanan obat-obat High Alert di gudang farmasi dan
di depo-depo farmasi ditempatkan pada tempat yang
terpisah dari obat-obat lain dan di beri penandaan/label
High Alert pada kemasan primer
3. Obat-obat High Alert yang harus disimpan pada suhu
tertentu (refrigerator) harus terpisah dari obat-obat yang
lain dan diberi penandaan/label High Alert pada kemasan
primer.
4. Penyerahan obat-obat High Alert di ruangan harus
disertakan bukti serah terima oleh petugas farmasi dan
perawat ruangan sesuai dengan SPO Double Check High
Alert
4. 5. Obat-obat High Alert yang diresepkan sebelum
diberikan ke pasien harus ditempatkan pada tempat yang
terpisah di ruang perawatan dan diberi penandaan/label
High Alert
UNIT TERKAIT Petugas farmasi, perawat, bidan.
36
PENYIMPANAN OBAT LASA
(LOOK ALIKE SOUND ALIKE)
Ditetapkan oleh :
SPO Tanggal Terbit Direktur RSD Mangusada
1 Pebruari 2019 Kabupaten Badung
37
LAMPIRAN 3
(DAFTAR OBAT HIGH ALERT DAN LASA)
38
POSTER HIGH ALERT MEDICATION
OBAT HIGH ALERT adalah obat-obat yang jika digunakan secara salah memiliki
resiko tinggi untuk dapat menyebabkan bahaya yang signifikan pada pasien. Obat-
obat yang masuk dalam kriteria HIGH ALERT memerlukan perhatian khusus dalam
penggunaannya, baik label peringatan, penyimpanan, dan penerapan double check
untuk keamanan.
39
DAFTAR HIGH ALERT MEDICATION
RSD MANGUSADA KABUPATEN BADUNG
OBAT HIGH ALERT adalah obat-obat yang jika digunakan secara salah memiliki
resiko tinggi untuk dapat menyebabkan bahaya yang signifikan pada pasien. Obat-
obat yang masuk dalam kriteria HIGH ALERT memerlukan perhatian khusus dalam
penggunaannya, baik label peringatan, penyimpanan, dan penerapan double check
untuk keamanan.
40
Metotreksat - Injeksi
Oksaliplatin Rexta, Oxitan Injeksi
Paclitaxel Sindaxel, Paxus Injeksi
Rituximab Manthera Injeksi
Trastuzumab Herceptin Injeksi
Uromitexan Mesna Injeksi
Vincristine Vincristine Injeksi
Vinorelbine Navelbine Injeksi
5-Fluorouracil Curacil Injeksi
Bikalutamid Casodex Tablet
Capesitabin Xeloda Tablet
Erlotinib Tarceva Tablet
Gefitinib Iressa Tablet
Hidroksi Urea Hydroksiurea Tablet
Medac
Melphalan Alkeran Tablet
Nilotinib Tasigna Tablet
Tamoksifen Tamofen Tablet
41
DAFTAR OBAT LASA (LOOK ALIKE SOUND ALIKE) DAN MULTIPLE
STRENGTH
RSUD KABUPATEN BADUNG MANGUSADA
NO SOUND ALIKE
1. SefTRIAKSON SefTAZIDIM
2. SefoPERAZON SefoTAKSIM
3. Sefoperazon Sefoperazon +
SULBAKTAM
4. Ampisilin Ampisilin +
SULBAKTAM
5. SIPROfloksasin LEVOfloksasin
6. SefEPIME SefTAZIDIM SefIXIME
7. CPZ CPG (Clopidogrel)
(chlorpromazine)
8. KTM (Ketamin) CTM
(Chlorpheniramine)
9. NovoMIX NovoRAPID
10. DoPAmin DoBUTAmin
11. NOREPIneprin EpiNEPRIN
12. Asam MEFEnamat Asam TRANEKsamat
13. AZItromisin ERItromisin
14. LANZOprazol PANTOprazol OMEprazol
15. NIKARdipin NIFEdipin NIMOdipin
16. DOMPEridon RISPEridon
17. DUviral NEviral
18. TUTOfusin TRIOfusin
19. FLUkonazol KETOkonazol
20. KAPTOpril LISINOpril RAMIpril
NO LOOK ALIKE
1. Seftriakson Sefazolin Sefoperazon
2. Seftriakson Omeprazol
3. Neostigmin Klonidin
4. Water injeksi Dextrose 40% Natrium Bikarbonat
5. Asam Traneksamat Dobutamin
6. Metil Ergometrin Oksitosin
7. Ventolin Flexotide
42
LAMPIRAN 4
(FORM TELAAH DAN VERIFIKASI RESEP/CPO)
43
FORM TELAAH DAN VERIFIKASI RESEP/CPO
44
45
LAMPIRAN 5
(FORM KIE PENGGUNAAN OBAT KHUSUS)
46
FORM KIE PENGGUNAAN OBAT KHUSUS
RSD MANGUSADA
Jl. Raya Kapal Mengwi – Badung – Bali
Telp/ (0361) 9006812 – 13
Kabupaten Badung – Bali
………………… …………………
47
LAMPIRAN 6
(LAPORAN INSIDEN INTERNAL)
48