Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN KEGIATAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR CPNS

OPTIMALISASI PENCEGAHAN MEDICATION ERROR


DI INSTALASI FARMASI
RUMAH SAKIT DAERAH MANGUSADA

OLEH
IDA AYU INDAH ARIMAWATI, S.FARM., APT
NIP. 198702272019032014

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


GOLONGAN III ANGKATAN XXIV
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI BALI
TAHUN 2019
LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR
LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR CPNS

Nama : Ida Ayu Indah Arimawati, S.Farm., Apt.


Nip : 198702272019032014
Jabatan : Apoteker Ahli Pertama
Unit Kerja : Rumah Sakit Daerah Mangusada

Telah memenuhi persyaratan untuk mendapatkan persetujuan untuk mengikuti


Seminar Laporan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar CPNS yang dilaksanakan di Kampus
II Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Bali pada tanggal
September 2019.

Denpasar, September 2019


Widyaiswara Pembimbing/Coach, Atasan Langsung/Mentor,

Dr. Siti Nurmawan Damanik, SH, MH. Putu Sastri Suliasih, S.Si., Apt
NIP. 19691124 199403 2 010 NIP. 19780206 200312 2 009

ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR CPNS

Nama : Ida Ayu Indah Arimawati, S.Farm., Apt.


Nip : 198702272019032014
Jabatan : Apoteker Ahli Pertama
Unit Kerja : Rumah Sakit Daerah Mangusada

Telah mengikuti Seminar Laporan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar CPNS sebagai


persyaratan lulus dalam mengikuti Pelatihan Dasar bagi CPNS Golongan III Angkatan
XXIV yang dilaksanakan di Kampus II Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
(BPSDM) Provinsi Bali pada tanggal September 2019.

Denpasar, September 2019


Penguji, Atasan Langsung/Mentor,

Putu Sastri Suliasih, S.Si., Apt


NIP. 19780206 200312 2 009

Pembimbing/Coach,

Dr. Siti Nurmawan Damanik, SH, MH.


NIP. 19691124 199403 2 010

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa/ Tuhan
Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Kegiatan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar CPNS yang
berjudul “Optimalisasi Pencegahan Medication Error di Instalasi Farmasi Rumah
Sakit Daerah Mangusada”. Penyusunan laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi
salah satu syarat tugas Pelatihan Dasar CPNS Golongan III. Penyusunan laporan
rancangan kegiatan aktualisasi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Dr. Siti Nurmawan Damanik, SH., MH, selaku Widyaiswara pembimbing
(coach) yang telah bersedia memberikan bimbingan dan motivasi kepada
penulis
2. Ibu Putu Sastri Suliasih, S.Si., Apt, selaku mentor yang memberikan bantuan
dan bimbingan kepada penulis dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi diunit
kerja RS Daerah Mangusada
3. Seluruh Widyaiswara, Fasilitator dan Panitia Pelatihan Dasar Golongan III
Tahun 2019 atas bantuan dan kerjasamanya selama pelaksanaan diklat.
4. Keluarga besar Instalasi Farmasi RSD Mangusada tempat melaksanakan
aktualisasi.
5. Keluarga, sahabat, dan rekan-rekan peserta Pelatihan Dasar Golongan III
Angkatan XXIV atas saran dan bantuannya dari mulai menyusun hingga
selesainya laporan aktualisasi ini.
6. Kedua orang tua yang selalu memberikan doan dan dukungan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa laporan rancangan aktualisasi ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun. Semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi bidang pekerjaan
dan penerapan di lapangan.

Denpasar, September 2019

Penulis

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................
iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................
iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................
v
DAFTAR TABEL...................................................................................................
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................
1
1.2 Tujuan...............................................................................................................
2
1.3 Unit Kerja..........................................................................................................
3
1.4 Penetapan Core Issue........................................................................................
3
BAB II RANCANGAN AKTUALISASI
2.1 Rancangan Aktualisasi......................................................................................
6
2.2 Jadwal Kegiatan................................................................................................
12
BAB III CAPAIAN AKTUALISASI KEGIATAN
3.1 Melakukan Penyimpanan Obat Sesuai Dengan Tempatnya Dan Memberikan
Label Untuk Obat-Obat Khusus........................................................................
13

v
3.2 Melakukan Konfirmasi Penulisan Resep Yang Tidak Jelas Ke Dokter
Penulis Resep....................................................................................................
16
3.3 Melakukan Telaah/Pengkajian Peresepan Obat Pada Resep/CPO (Catatan
Penggunaan Obat).............................................................................................
18
3.4 Melakukan Verifikasi Obat Yang Telah Disiapkan...........................................
20
3.5 Memberikan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Obat dengan
Penggunaan Khusus pada Pasien......................................................................
22
3.6 Membuat Laporan Setiap Kejadian Kesalahan Obat........................................
24
IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................
26
4.2 Saran.................................................................................................................
27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pegawai Negeri Sipil atau disingkat PNS, merupakan bagian dari pegawai
Aparatur Sipil Negara (ASN) yang mempunyai peran sebagai perencana, pelaksana,
dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan
nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas
dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Implementasi dari peran tersebut di atas tidaklah mudah. Aparatur Sipil Negara (ASN)
harus mampu memenuhi standar kompetensi jabatannya sehingga mampu
melaksanakan tugas jabatannya secara efektif dan efisien.
Sejalan dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (UU ASN) dan merujuk Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4); CPNS
wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses diklat terintegrasi
untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme
dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, dan
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Diperlukan sebuah
penyelenggaraan pelatihan yang inovatif dan terintegrasi agar dapat menghasilkan
PNS profesional yang berkarakter dalam melaksanakan tugas dan jabatannya sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa dan
dapat mengimplementasikan nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, Anti korupsi).
Rumah Sakit Daerah Mangusada merupakan salah satu Rumah Sakit Daerah yang
mempunyai visi sebagai arah yang dituju, yaitu Menjadi Rumah Sakit Pendidikan
Dengan Pelayanan yang Profesional Inovatif Dan Berbudaya Menuju Standar
Internasional. Perwujudan dari visi tersebut salah satunya dengan memberikan
pelayanan kesehatan yang berfokus pada keselamatan pasien.
Instalasi farmasi rumah sakit adalah suatu bagian atau unit di rumah sakit, tempat
penyelenggaraan semua kegiatan pekerjaan kefarmasian yang ditujukan untuk
keperluan rumah sakit itu sendiri. Berdasarkan definisi tersebut maka instalasi farmasi
rumah sakit secara umum dapat diartikan sebagai suatu departemen atau unit atau
bagian disuatu rumah sakit di bawah pimpinan seorang apoteker dan dibantu oleh

1
beberapa orang apoteker maupun tenaga teknis kefarmasian lain yang memenuhi
persyaratan perundang-undangan yang berlaku dan bertanggungjawab atas seluruh
pekerjaan atau pelayanan kefarmasian mencakup perencanan, pengadaan, produksi,
penyimpanan perbekalan kesehatan atau sediaan farmasi, dispensing obat berdasarkan
resep bagi penderita saat tinggal dan rawat jalan, pengendalian mutu, dan
pengendalian distribusi perbekalan kesehatan di rumah sakit, dan farmasi klinis.
Pelayanan kefarmasian merupakan suatu pelayanan langsung dan bertanggung
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud
mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Pelayanan
farmasi merupakan salah satu kegiatan di rumah sakit yang menunjang pelayanan
kesehatan yang bermutu. Apoteker sebagai salah satu tenaga kefarmasian memiliki
kewenangan untuk melaksanakan pekerjaan kefarmasian salah satunya dengan
mencegah terjadinya kesalahan pelayanan obat (medication error). Medication error
ini merupakan kejadian yang patut dihindari karena menyebabkan atau berakibat pada
pelayanan obat yang tidak tepat sehingga dapat membahayakan keselamatan pasien.
Dari pengamatan penulis, medication error telah beberapa kali terjadi di Instalasi
Farmasi Rumah Sakit Daerah Mangusada. Hal ini tentu bertentangan dengan salah
satu misi dari rumah sakit yaitu menyelenggarakan pelayanan yang berfokus pada
keselamatan pasien. Selain itu indikator mutu dari pelayanan Instalasi Farmasi juga
tidak terpenuhi. Melihat hal tersebut, maka penulis mengangkat rancangan ini yang
berfokus pada “Optimalisasi Pencegahan Medication Error di Instalasi Farmasi
Rumah Sakit Daerah Mangusada”.

1.2 Tujuan
Yang menjadi tujuan dalam pelatihan dasar ini adalah:
1. Peserta mampu menerapkan nilai-nilai dasar profesi ASN dalam melaksanakan
setiap pekerjaan/ kegiatan yang dilakukan, dan berkontribusi dalam
memperkuat visi dan misi instansi.
2. Peserta mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai
Apoteker dalam memberikan pelayanan yang bermutu prima kepada pasien.

1.3 Unit Kerja

2
Pelaksaaan aktualisasi ini berlokasi di unit kerja penulis yaitu Instalasi Farmasi
RSD Mangusada yang beralamat di Jalan Raya Kapal-Mengwi Kabupaten Badung.
RSD Mangusada mempunyai visi dan misi sebagai berikut:
Visi : Menjadi Rumah Sakit Pendidikan Dengan Pelayanan yang Profesional Inovatif
Dan Berbudaya Menuju Standar Internasional
Misi :
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berfokus pada keselamatan
pasien.
2. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan pengembangan serta
pengabdian kepada masyarakat.
3. Melaksanakan Tata Kelola Administrasi Rumah Sakit yang baik.
Dalam melakukan pelayanannya RSD Mangusada mempunyai motto Kesehatan
anda adalah kebahagian kami. Hal ini tidak terlepas dari prinsip pelayanannya yaitu
4S (Senyum, Sapa, Servis, Simpati).

1.4 Penetapan Core Issue


Beberapa isu atau masalah yang ditemukan di Instalasi Farmasi RSD Mangusada
perlu dianalisis untuk menentukan satu isu utama dan terpenting yang selanjutnya
akan dirancang kegiatan untuk memecahkan isu tersebut. Dalam penetapan isu utama
tersebut, penulis menggunakan metode kriteria APKL dan USG. Metode kriteria
APKL dan metode USG dapat kita lihat dalam table berikut:

3
Tabel 1.4.1
Metode Kriteria APKL

No. ISU (A) (P) (K) (L)


1. Belum optimalnya pelaksanaan √ √ √ √
Unit Dose Dispensing (UDD) di
depo sentral RSD Mangusada.
2. Belum optimalnya apoteker dalam √ √ √ √
melakukan penyerahan obat.
3. Belum optimalnya instalasi farmasi √ √ √ √
sebagai pusat pelayanan informasi
obat kepada pasien.
4. Belum optimalnya pencegahan √ √ √ √
kejadian medication error di
Instalasi Farmasi RSD Mangusada.
Keterangan :
Aktual (A) : benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan di masyarakat
Problematik (P) : isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga
perlu dicarikan solusinya segera
Kekhalayakan (K) : isu yang menyangkut hajat orang banyak
Layak (L) : isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk
dimunculkan pemecahan masalahnya.

4
Tabel 1.4.2
Metode USG
No. ISU (U) (S) (G) Jumlah

1. Belum optimalnya pelaksanaan 4 4 5 13


Unit Dose Dispensing (UDD) di
depo sentral RSD Mangusada.
2. Belum optimalnya apoteker dalam 4 4 3 11
melakukan penyerahan obat.
3. Belum optimalnya instalasi farmasi 4 3 3 10
sebagai pusat pelayanan informasi
obat kepada pasien.
4. Belum optimalnya pencegahan 5 5 4 14
kejadian medication error di
Instalasi Farmasi RSD Mangusada.

Keterangan : Skor :
U = Urgency 5 = Sangat gawat/serius/berdampak
S = Seriousness 4 = Gawat/serius/berdampak
G = Growth 3 = Cukup gawat/serius/berdampak
2 = Kurang gawat/serius/berdampak
1 = Tidak gawat/serius/berdampak

5
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

2.1 Rancangan Aktualisasi


Unit Kerja : Instalasi Farmasi RSD Mangusada
Identifikasi Isu :
1. Belum optimalnya pelaksanaan Unit Dose
Dispensing (UDD) di depo sentral RSD
Mangusada.
2. Belum optimalnya apoteker dalam melakukan
penyerahan obat.
3. Belum optimalnya instalasi farmasi sebagai
pusat pelayanan informasi obat kepada pasien.
4. Belum optimalnya pencegahan kejadian
medication error di Instalasi Farmasi RSD
Mangusada.
Isu Utama : Belum optimalnya pencegahan kejadian medication
error di Instalasi Farmasi RSD Mangusada.
Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi pencegahan kejadian medication error
di Instalasi Farmasi RSD Mangusada.
Untuk melaksanakan gagasan pemecahan isu tersebut dibuatlah beberapa
kegiatan, yaitu :
1. Melakukan penyimpanan obat sesuai dengan tempatnya dan memberikan label
untuk obat-obat khusus.
2. Melakukan konfirmasi penulisan resep yang tidak jelas ke dokter penulis
resep.
3. Melakukan telaah/kajian peresepan obat pada resep/CPO (Catatan Penggunaan
Obat)
4. Melakukan verifikasi obat yang telah disiapkan
5. Memberikan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) obat dengan
penggunaan khusus pada pasien.
6. Membuat laporan setiap kejadian kesalahan obat.

6
7
Tabel 2.1.1
Tabel Rancangan Kegiatan Aktualisasi

KETERKAITAN
KONTRIBUSI
NO KEGIATAN TAHAP KEGIATAN OUTPUT/HASIL SUBSTANSI MATA
THD VISI MISI
PELATIHAN
1 Melakukan a. Mengecek expired date dan Terlaksananya  Akuntabilitas Meningkatkan
penyimpanan obat jumlah obat yang diterima kegiatan Bertanggungjawab penyelenggaraan
sesuai dengan dari gudang penerimaan, terhadap tugas pokok pelayanan yang
b. Menempatkan obat sesuai pengecekan,  Nasionalisme berorientasi pada
tempatnya dan
dengan tempatnya pelabelan obat. Saling membantu dalam keselamatan
memberikan label menggunakan system FEFO pasien.
mengerjakan tugas
untuk obat-obat c. Mencatat jumlah yang Bukti fisik :  Etika publik
khusus. diterima pada kartu stok. - Dokumentasi Bekerja sesuai aturan dan
d. Obat-obat khusus (high dalam bentuk tertib
alert, LASA) diberi label foto kegiatan  Komitmen mutu
dan ditempatkan terpisah. - SOP Bekerja efektif dan
Khusus untuk obat-obat penyimpanan efisien agar target waktu
LASA diberi penamaan obat High Alert pelayanan dapat tercapai.
dengan sistem tall letter dan LASA  Anti korupsi
e. Membuat SOP penyimpanan Jujur dalam mencatat
obat High Alert dan LASA jumlah sesuai dgn yg
diterima

2 Melakukan a. Menyiapkan resep yang akan Terlaksananya  Akuntabilitas Meningkatkan


konfirmasi penulisan dikonfirmasi komunikasi yang Bertanggungjawab pelayanan yang
resep yang tidak jelas b. Menghubungi dokter penulis baik dalam proses dengan kejelasan bermutu, dan
resep konfirmasi obat informasi berorientasi pada
ke dokter penulis
c. Mendokumentasikan seluruh Bukti fisik :  Nasionalisme keselamatan

8
KETERKAITAN
KONTRIBUSI
NO KEGIATAN TAHAP KEGIATAN OUTPUT/HASIL SUBSTANSI MATA
THD VISI MISI
PELATIHAN
resep hasil proses konfirmasi Dokumentasi Pada saat berkomunikasi pasien.
d. Mengulang kembali dengan dokter
keseluruhan instruksi yang menggunakan Bahasa
diberikan Indonesia
e. Hasil dokumentasi di beri  Etika publik
stempel Readback Menjaga komunikasi,
f. Pelaksanaan hasil konfirmasi konsultasi dan kerjasama
yang baik dengan sejawat
dokter
 Komitmen mutu
Profesional dalam
bertugas dan efektif

3 Melakukan a. Menyiapkan form Terlaksananya  Akuntabilitas Meningkatkan


telaah/kajian telaah/kajian resep dan telaah/kajian Bertanggungjawab dan penyelenggaraan
peresepan obat pada panduan (fornas, Medscape) peresepan obat konsisten dalam bertugas pelayanan yang
b. Memeriksa kesesuaian untuk memberikan berorientasi pada
resep/CPO (Catatan
persyaratan administratif. Bukti fisik : kejelasan pemberian obat keselamatan
Penggunaan Obat) c. Memeriksa kesesuaian Form telaah pasien.
 Nasionalisme
persyaratan klinis Berkomunikasi dengan
d. Memberi paraf pada form teman sejawat (dokter)
telaah resep menggunakan Bahasa
Indonesia
 Etika publik
Melaksanakan tugas
dengan cermat dan sesuai

9
KETERKAITAN
KONTRIBUSI
NO KEGIATAN TAHAP KEGIATAN OUTPUT/HASIL SUBSTANSI MATA
THD VISI MISI
PELATIHAN
aturan
 Komitmen mutu
Menjaga kesesuaian obat
yang diberikan dengan
kondisi pasien sesuai
dengan panduan

4 Verifikasi Obat yang a. Menyiapkan form verifikasi Terlaksananya  Akuntabilitas Meningkatkan


telah disiapkan b. Mengecek identitas pasien proses verifikasi Bertanggungjawab atas penyelenggaraan
c. Mengecek ketepatan obat obat pekerjaan yang dilakukan pelayanan yang
yang disiapkan dengan  Etika publik berorientasi pada
resep/CPO Bukti fisik : Melaksanakan tugas keselamatan
d. Mengecek dosis obat Form verifikasi sesuai dengan aturan dan pasien.
e. Mengecek waktu dan SOP
frekuensi pemberian obat  Komitmen mutu
dengan resep/CPO Menjaga kesesuaian obat
f. Mengecek rute pemberian dengan resep dan
obat dengan resep/CPO melakukan double check
g. Memberi paraf pada form dengan cermat dan teliti
verifikasi.  Anti korupsi
Menyiapkan obat sesuai
dengan resep/CPO tanpa
mengurangi jumlah obat
yang diberikan kepada
pasien.

10
KETERKAITAN
KONTRIBUSI
NO KEGIATAN TAHAP KEGIATAN OUTPUT/HASIL SUBSTANSI MATA
THD VISI MISI
PELATIHAN
5 Memberikan KIE a. Memanggil nama pasien Terlaksananya  Akuntabilitas Meningkatkan
obat dengan b. Konfirmasi kebenaran pemberian KIE Tanggungjawab, penyelenggaraan
penggunaan khusus identitas pasien kepada pasien transparan, dan konsisten pelayanan yang
c. Memberikan edukasi kepada dalam memberikan berorientasi pada
pada pasien.
pasien/keluarga pasien Bukti fisik : informasi kepada pasien keselamatan
terkait obat yang diterima. Form KIE  Nasionalisme pasien.
Untuk obat-obat dengan Memberikan KIE
penggunaan khusus (Insulin, menggunakan Bahasa
suppo, inhaler) ditulis pada Indonesia kepada setiap
form KIE. pasien
d. Menyerahkan obat kepada  Etika publik
pasien/keluarga pasien Profesional dan dalam
e. Meminta pasien/keluarga pemberian informasi
pasien menandatangani resep menggunakan bahasa
dan form KIE sebagai bukti yang santun
serah terima obat dan  Komitmen mutu
edukasinya. Memberikan informasi
mengenai obat kepada
pasien secara efektif dan
sesuai dengan aturan

6 Membuat laporan a. Menemukan masalah Terlaksananya  Akuntabilitas Meningkatkan


setiap kejadian mengenai kesalahan obat pelaporan Tanggungjawab, penyelenggaraan
kesalahan obat b. Melaporkan kepada atasan kejadian transparan, dan konsisten pelayanan yang
c. Mencatat pada form laporan medication error untuk melaporkan berorientasi pada
(medication error)
insiden internal kejadian kesalahan obat keselamatan

11
KETERKAITAN
KONTRIBUSI
NO KEGIATAN TAHAP KEGIATAN OUTPUT/HASIL SUBSTANSI MATA
THD VISI MISI
PELATIHAN
d. Membuat laporan dan Bukti fisik :  Nasionalisme pasien.
melaporkan ke tim Laporan insiden Membuat laporan dengan
keselamatan pasien Bahasa Indonesia
 Etika publik
Profesional dalam bekerja
 Komitmen mutu
Melaporkan setiap
kejadian kesalahan obat
sehingga dapat digunakan
untuk perbaikan mutu
pelayanan
 Anti korupsi
Jujur dengan mencatat
semua kesalahan obat

12
2.2 Jadwal Kegiatan
Adapun jadwal kegiatan yang akan dilakukan untuk mengatasi core issue tersebut
dilaksanakan mulai tanggal 5 Agustus 2019 – 14 September 2019. Adapun kegiatan –
kegiatan aktualisasi dijabarkan dalam table tabel berikut:

Tabel 2.2.1
Tabel Jadwal Kegiatan

Waktu Pelaksanaan
No Kegiatan Agustus September
I II III IV I II
1 Melakukan penyimpanan obat sesuai dengan
tempatnya dan memberikan label untuk obat-
obat khusus.
2 Melakukan konfirmasi penulisan resep yang
tidak jelas ke dokter penulis resep.
3 Melakukan telaah/pengkajian peresepan obat
pada resep/CPO (Catatan Penggunaan Obat)
4 Melakukan verifikasi obat yang telah disiapkan
5 Memberikan KIE obat dengan penggunaan
khusus pada pasien.
6 Membuat laporan setiap kejadian kesalahan obat.

13
BAB III
CAPAIAN AKTUALISASI KEGIATAN

3.1 Melakukan Penyimpanan Obat Sesuai Dengan Tempatnya Dan Memberikan


Label Untuk Obat-Obat Khusus
A. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan kegiatan ini dilakukan setiap hari selama masa aktualisasi,
yaitu 5 Agustus 2019 – 14 September 2019. Bertempat di Depo Rawat Inap
Instalasi Farmasi RSD Mangusada.

B. Output
Output atau hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah terlaksananya
kegiatan penerimaan, pengecekan, pelabelan, dan penyimpanan obat.

C. Tahapan Kegiatan
Kegiatan ini diawali dengan penerimaan barang farmasi berupa obat-obatan
dan alat kesehatan dari gudang farmasi. Obat dan alat kesehatan yang diterima
dicocokkan jumlahnya sesuai dengan Form Mutasi Barang. Jika semua sudah
sesuai obat dan alat kesehatan disimpan sesuai tempatnya dan dicatat jumlah yg
diterima pada kartu stok. Expired date dari masing-masing obat dan alat kesehatan
kita cek dan penyimpanannya menggunakan system FEFO (First Expired date
First Out) dan system FIFO (First In First Out). Tujuannya disini agak obat dan
alat kesehatan yang expired date terdekat lebih dahulu didistribusikan.

Gambar 1. Form mutasi barang dan kartu stok

14
Obat-obat khusus seperti High Alert dan obat yang memiliki kemiripan
(LASA) diberi penandaan/label dan ditempatkan terpisah. Menurut Permenkes
No.72 Tahun 20116 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit,
Obat High-alert adalah obat yang harus diwaspadai karena sering menyebabkan
terjadi kesalahan/kesalahan serius (sentinel event) dan obat yang berisiko tinggi
menyebabkan reaksi obat yang Tidak Diinginkan (ROTD) . Obat-obat yang termasuk
kriteria ini memerlukan perhatian khusus dalam penggunaannya, baik label
peringatan, penyimpanan, dan penerapan double check untuk keamanan.
Mengingat pentingnya menjaga keamanan obat-obat khusus ini, maka
diperlukan Standard Operating Procedure (SOP) untuk memberikan panduan atau
pedoman kerja agar kegiatan ini dapat terkontrol. Hal pertama yang dilakukan
adalah konsultasi dengan mentor berkaitan dengan Rancangan SOP Penyimpanan
Obat High Alert dan LASA. Hal yang perlu diperhatikan adalah penulisan harus
mudah dimengerti dan diterapkan, prosedur harus efisien dan efektif dalam proses
pelaksanaan.

Gambar 2. Konsultasi dengan mentor tentang rancangan SOP

Penyimpanan obat ini baik yang disimpan disuhu ruangan dan di lemari
pendingin harus ditempatkan terpisah dengan obat-obat yang lain dan diberi
penandaan/label high alert dan untuk lemari penyimpanannya diberi plester
merah.

15
Gambar 3. Lemari obat High Alert

Gambar 4. Pelabelan obat High Alert

Sama halnya dengan obat High Alert, obat yang memiliki kemiripan (LASA)
penempatannya harus terpisah atau diberi jarak dan diberi penandaan/label LASA.
Tujuannya adalah mencegah terjadinya kesalahan pemberian obat akibat
kekurangtelitian ketika mendengar atau membaca nama obat yang mirip/serupa
satu sama lain. Penulisan nama obat pada box obat harus menggunakan TALL
MAN LETTER yaitu perbedaan huruf-huruf dalam nama obat ditandai dengan
penebalan dan/atau font yang lebih besar. Contoh obat LASA dengan penulisan
Tall Man Letter antara lain SefTRIAKSON – SefTAZIDIM ; KAPTOpril –
LISINOpril – RAMIpril.

16
foto nama obat kurang kelihatan jelas
Gambar 4. Pelabelan LASA pada kotak pemyimpanan obat

D. Aktualisasi Nilai Dasar


- Akuntabilitas
Kegiatan ini merupakan salah satu tugas pokok yang harus dilakukan
dengan tanggunggung jawab.
- Nasionalisme
Setiap pelabelan nama obat menggunakan pelafalan Bahasa Indonesia.
- Etika Publik
Kegiatan ini harus dilakukan dengan tertib berdasarkan aturan atau Standar
Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan.
- Komitmen Mutu
Pada saat melakukan kegiatan ini dilakukan dengan efektif agar target
waktu pelayanan dapat tercapai.
- Anti Korupsi
Pada saat mencatat jumlah obat pada kartu stok harus sesuai dengan form
mutasi barang dan jumlah fisik yang diterima.

E. Manfaat Kegiatan
Dengan melakukan kegiatan ini berdasarkan nilai dasar ANEKA diharapkan
Apoteker dapat bekerja dengan jujur, bertanggung jawab, saling membantu,
bekerja sesuai SOP dalam melaksanakan tugas pokoknya. Penyimpanan obat yang
efektif dan sesuai tempatnya agar target waktu pelayanan dapat tercapai.

F. Analisis Dampak
Apabila nilai dasar profesi ASN tidak teraktualisasi dengan baik pada saat
penyimpanan dan pelabelan obat maka yang akan terjadi adalah penyimpanan
obat tidak akan teratur, terjadi perbedaan jumlah obat antara fisik dan kartu stok

17
yang bisa memungkinkan terjadinya kehilangan obat. Obat-obat khusus (High
Alert dan LASA) tanpa penandaan dapat menyebabkan kesalahan pemberian obat
dikarenakan kekurangtelitian petugas farmasi dalam penyiapan obat-obat tersebut
sehingga pelayanan yang berorientasi pada keselamatan pasien tidak akan
tercapai.

3.2 Melakukan Konfirmasi Penulisan Resep Yang Tidak Jelas Ke Dokter Penulis
Resep
A. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan kegiatan ini dilakukan setiap hari selama masa aktualisasi,
yaitu 5 Agustus 2019 – 14 September 2019. Bertempat di Depo Rawat Inap
Instalasi Farmasi RSD Mangusada.

B. Output
Terlaksananya komunikasi yang baik dalam proses konfirmasi obat.

C. Tahapan Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan saat ditemukan penulisan resep yang tidak jelas oleh
petugas farmasi (Apoteker/Asisten Apoteker). Saat petugas farmasi pertama yang
menemukan resep yang tidak terbaca, maka diminta kepada petugas kedua untuk
membacanya. Jika kedua petugas ini tidak dapat membacanya maka petugas
farmasi harus melakukan klarifikasi kepada dokter penulis resep. Klarifikasi ini
dilakukan dengan menelepon dokter penulis resep menggunakan bahasa yang
sopan dan santun dengan menyebut nama dan ruangan dinas. Saat melakukan
klarifikasi petugas farmasi mencatat setiap informasi yang diberikan oleh dokter
penulis resep. Untuk memastikan kejelasan informasi yang diberikan petugas
farmasi harus mengulang kembali seluruh informasi yang diterima tersebut. Pada
resep diberi stempel READBACK sebagai bukti pelaksanaan hasil konfirmasi.
Setelah penulisan resep terbaca dengan jelas maka resep segera dikerjakan.

18
Gambar 4. Stempel Readback sebagai bukti pelaksanaan konfirmasi obat

D. Aktualisasi Nilai Dasar


- Akuntabilitas
Pada saat melakukan kegiatan ini harus bertanggung jawab terhadap
kejelasan penulisan resep
- Nasionalisme
Pada saat berkomunikasi dengan dokter penulis resep menggunakan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar
- Etika Publik
Pada saat melakukan klarifikasi dengan dokter penulis resep, harus
berkomunikasi secara professional dengan menggunakan bahasa yang
santun
- Komitmen Mutu
Profesional dalam bertugas dengan mengklarifikasi kejelasan penulisan
resep sebelum dikerjakan

E. Manfaat Kegiatan
Dengan melakukan kegiatan ini berdasarkan nilai dasar ANEKA diharapkan
klarifikasi obat oleh Apoteker dapat dipertanggungjawabkan, sehingga pelayanan
obat kepada pasien sesuai dengan resep yang dituliskan oleh dokter.

F. Analisis Dampak
Apabila nilai dasar ANEKA tidak terlaksana dengan baik pada saat melakukan
konfirmasi resep yang tidak jelas maka pelayanan yang dilakukan oleh apoteker
tidak dapat dipertanggungjawabkan, komunikasi antara teman sejawat tidak
terjalin dengan baik. Terjadinya kesalahan dalam pelayanan obat dimana pasien
akan memperoleh obat yang tidak sesuai dengan yang diresepkan oleh dokter
sehingga tujuan terapi pasien tidak akan tercapai.

19
3.3 Melakukan Telaah/Pengkajian Peresepan Obat Pada Resep/CPO (Catatan
Penggunaan Obat)
A. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan kegiatan ini dilakukan setiap hari selama masa aktualisasi,
yaitu 5 Agustus 2019 – 14 September 2019. Bertempat di Depo Rawat Inap
Instalasi Farmasi RSD Mangusada.

B. Output
Terlaksananya telaah/kajian peresepan obat pada resep

C. Tahapan Kegiatan
Telaah/pengkajian resep dilakukan untuk menganalisa adanya masalah terkait
obat, bila ditemukan masalah terkait obat harus dikonsultasikan kepada dokter
penulis resep. Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan form telaah dan
buku panduan informasi obat (formularium nasional, MedScape). Resep/CPO
ditelaah/dikaji oleh Apoteker dengan mengisi formulir review dengan mengisi
waktu awal telaah. Dalam kegiatan ini Apoteker memeriksa kesesuaian
persyaratan administrasi, farmasetik, klinis dari resep. Persyaratan administrasi
meliputi nama dan SIP dokter; tanggal penulisan resep; tanda tangan dan paraf
dokter; nama, tanggal lahir, jenis kelamin, dan berat badan pasien. Persyaratan
farmasetik meliputi bentuk sediaan, dosis, stabilitas, cara dan lama pemberian
obat. Persyaratan klinis meliputi alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian (dosis,
durasi, jumlah obat). Tujuan dari dilakukan telaah/pengkajian resep ini adalah
untuk menjaga kesesuaian obat yang diberikan dengan kondisi pasien.

20
Gambar 5. Panduan telaah resep/CPO

Gambar 6. Dokumentasi kegiatan telaah resep/CPO

Gambar 7. Hasil telaah resep/CPO

21
D. Aktualisasi Nilai Dasar
- Akuntabilitas
Apoteker bertanggungjawab terhadap kejelasan informasi obat yang akan
diserahkan kepada pasien
- Nasionalisme
Berkomunikasi dengan teman sejawat (dokter) menggunakan Bahasa
Indonesia saat melakukan konsultasi terkait masalah obat yang ditemukan.
- Etika Publik
Pada saat melakukan telaah/pengkajian resep obat harus dilakukan dengan
cermat, sesuai aturan dan profesional
- Komitmen Mutu
Apoteker selalu menjaga agar obat yang diberikan sesuai dengan kondisi
tubuh atau penyakit pasien sehingga pasien mendapat terapi yang efektif.

E. Manfaat Kegiatan
Dengan melakukan telaah/pengkajian resep berdasarkan nilai dasar ANEKA
diharapkan Apoteker dapat menganalisa masalah terkait dengan obat yang
mungkin timbul atau tidak sesuai dengan kondisi tubuh pasien sehingga dapat
segera dikonsultasikan dengan dokter. Hal ini dapat mencegah terapi yang tidak
tepat dan pelayanan yang berorientasi pada keselamatan pasien berjalan dengan
optimal.

F. Analisis Dampak
Apabila nilai dasar ANEKA tidak teraktualisasi dengan baik pada saat
melakukan telaah/pengkajian resep obat maka yang akan terjadi adalah obat yang
disiapkan untuk pasien tidak dapat dipertanggungjawabkan, komunikasi antara
teman sejawat tidak terjalin dengan baik. Memungkinkan terjadi kesalahan
pelayanan obat misalkan tidak tepat indikasi, salah dosis atau terjadi efek samping
obat sehingga tujuan terapi tidak tercapai.

22
3.4 Melakukan Verifikasi Obat Yang Telah Disiapkan
A. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan kegiatan ini dilakukan setiap hari selama masa aktualisasi,
yaitu 5 Agustus 2019 – 14 September 2019. Bertempat di Depo Rawat Inap
Instalasi Farmasi RSD Mangusada.

B. Output
Terlaksananya proses verifikasi obat yang telah disiapkan sebelum diserahkan
kepada pasien.

C. Tahapan Kegiatan
Resep yang telah ditelaah/dikaji lalu dientri dalam system dan disiapkan oleh
petugas farmasi. Resep yang disiapkan ini harus berdasarkan urutan yang diterima
tanpa membeda-bedakan resep antar pasien. Setelah obat dientri dalam sistem,
petugas farmasi mengambil obat dan alat kesehatan sesuai jumlah yang telah
dientri. Apoteker mengecek kembali kesesuaian identitas pasien dalam resep,
ketepatan obat yang disiapkan, dosis obat, waktu dan frekuensi pemberian obat,
rute pemberian obat. Dalam kegiatan ini Apoteker harus melakukan double check
dengan cermat dan teliti.

Gambar 6. Form verifikasi obat

23
D. Aktualisasi Nilai Dasar
- Akuntabilitas
Pada saat melakukan verifikasi obat harus dilakukan dengan
bertanggungjawab dan konsisten
- Etika Publik
Melaksanakan verifikasi obat secara professional sesuai dengan aturan dan
SOP.
- Komitmen Mutu
Pada saat melakukan verifikasi obat Apoteker harus menjaga kesesuaian
obat yang telah disiapkan dengan resep yang ditulis oleh dokter dan
melakukan double check dengan cermat dan teliti.
- Anti Korupsi
Pada saat mengecek jumlah obat yang telah disiapkan harus dilakukan
dengan jujur tanpa mengurangi jumlah obat tersebut.

E. Manfaat Kegiatan
Dengan melakukan verifikasi obat yang telah disiapkan berdasarkan nilai-nilai
dasar ANEKA diharapkan Apoteker dapat menjalankan tugas secara professional
dan bertanggung jawab dalam menyiapkan obat. Kesesuaian antara resep dan obat
yang disiapkan terjaga sehingga terapi pasien dapat tercapai, mutu pelayanan obat
di Instalasi Farmasi berjalan dengan baik.

F. Analisis Dampak
Apabila nilai dasar ANEKA tidak teraktualisasi dengan baik dalam kegiatan
ini maka yang terjadi adalah Apoteker tidak dapat menjalankan tugasnya dengan
tanggung jawab dan professional sesuai aturan dan SOP. Terjadinya kesalahan
pelayanan obat, diantaranya jumlah obat tidak sesuai resep, dosis kurang, obat
yang disiapkan tidak tepat. Hal ini dapat menyebabkan terapi obat pasien tidak
berjalan optimal bahkan dapat mengancam keselamatan pasien.

24
3.5 Memberikan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) Obat dengan
Penggunaan Khusus pada Pasien
A. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan kegiatan ini dilakukan setiap hari selama masa aktualisasi,
yaitu 26 Agustus 2019 – 14 September 2019. Bertempat di Depo Rawat Jalan
Instalasi Farmasi RSD Mangusada.

B. Output
Terlaksananya pemberian KIE penggunaan obat khusus kepada pasien.

C. Tahapan Kegiatan
Kegiatan ini merupakan rangkaian terakhir dalam pelayanan obat kepada
pasien. Pemberian KIE ini berfokus pada obat dengan penggunaan khusus
(insulin, inhaler, suppositoria) yang diresepkan untuk pasien, yaitu sebanyak 70
pasien. Setelah obat selesai disiapkan, Apoteker akan memanggil nama pasien dan
melakukan konfirmasi kebenaran identitas pasien. Jika telah sesuai, pasien atau
keluarga pasien diberikan KIE terkait obat yang diterima. Apoteker akan
menanyakan kembali, apakah pasien atau keluarga pasien telah memahami
informasi yang diberikan. Apabila sudah memahami pasien atau keluaga pasien
menandatangani resep dan form KIE sebagai bukti serah terima obat dan
edukasinya.

Gambar . KIE obat kepada pasien


D. Aktualisasi Nilai Dasar
- Akuntabilitas

25
Pada saat melakukan kegiatan ini harus dilakukan dengan
bertanggungjawab, transparan dan konsisten.
- Nasionalisme
Pada saat memberikan KIE menggunakan Bahasa Indonesia kepada setiap
pasien.
- Etika Publik
Apoteker harus professional dalam meberikan KIE, berkomunikasi dengan
baik kepada setiap pasien, dan memberikan pelayanan dengan cepat, tepat
dan santun.
- Komitmen Mutu
Pada saat memberikan KIE harus dilakukan secara efektif dan sesuai
aturan agar pasien atau keluarga pasien dapat mengerti tentang obat yang
akan digunakan sehingga tujuan terapi dapat tercapai.

E. Manfaat Kegiatan
Dengan memberikan KIE obat dengan penggunaan khusus pada pasien rawat
jalan berdasarkan nilai dasar ANEKA diharapkan Apoteker dapat menjalankan
tugasnya secara professional, konsisten dan bertanggung jawab. Pasien dapat
menggunakan obat sesuai dengan aturan pakai sehingga terapi pasien yang
diinginkan dapat tercapai. Hal ini akan dapat meningkatkan mutu pelayanan yang
berorientasi pada keselamatan pasien berjalan dengan optimal.

F. Analisis Dampak
Apabila nilai dasar ANEKA tidak berjalan dalam kegiatan pemberian KIE
obat-obat dengan penggunaan khusus maka yang terjadi adalah pekerjaan yang
dilakukan Apoteker tidak dapat dipertanggungjawabkan. KIE yang diberikan tidak
jelas dan konsisten. Pasien menggunakan obat tidak efektif dan sesuai aturan
sehingga terapi obat tidak akan tercapai.

26
3.6 Membuat Laporan Setiap Kejadian Kesalahan Obat
A. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan kegiatan ini dilakukan setiap hari selama masa aktualisasi,
yaitu 2 – 14 September 2019. Bertempat di Depo Rawat Inap Instalasi Farmasi
RSD Mangusada.

B. Output
Terlaksananya pelaporan kejadian medication error

C. Tahapan Kegiatan
Bila menemukan masalah terkait kesalahan pelayanan obat (medication error),
harus segera dilaporkan kepada atasan agar segera bisa dicarikan solusi untuk
mencegah reaksi obat tidak diinginkan. Setelah kejadian medication error ini
tertangani, dilakukan dokumentasi pada pada Form Laporan Insiden Internal.
Form laporan ini dikumpulkan dan dilaporkan ke tim keselamatan pasien.
(Laporan Insiden Internal terlampir)

D. Aktualisasi Nilai Dasar


- Akuntabilitas
Bertanggung jawab dan konsisten dalam melaporkan setiap kejadian
kesalahan obat (medication error).
- Nasionalisme
Pada saat membuat laporan menggunakan Bahasa Indonesia.
- Etika Publik
Menjalankan tugas secara professional dan cepat tanggap setiap terjadi
insiden medication error.
- Komitmen Mutu
Melaporkan setiap kejadian kesalahan obat (medication error) sehingga
dapat digunakan sebagai acuan dalam perbaikan mutu pelayanan.
- Anti Korupsi
Bekerja dengan jujur dengan mencatat dan mendokumentasikan setiap
terjadi kesalahan pelayanan obat.

27
E. Manfaat Kegiatan
Dengan membuat laporan setiap kejadian medication error berdasarkan nilai-
nilai dasar ANEKA diharapkan Apoteker dapat mendata dan mengetahui
penyebab terjadinya kesalahan pelayanan obat sampai pada akar masalah. Dari
laporan kejadian ini juga diperoleh pembelajaran untuk perbaikan agar dapat
mencegah kejadian yang sama terulang kembali sehingga dapat menurunkan
insiden keselamatan pasien (KTD, KNC, KTC, KPC). Hal ini tentu saja dapat
meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien.

F. Analisis Dampak
Apabila nilai dasar ANEKA tidak teraktualisasi dengan baik pada kegiatan
membuat laporan insiden kesalahan obat maka yang akan terjadi adalah Apoteker
tidak bertanggung jawab disetiap kejadian kesalahan penggunaan obat.
Kemungkinan terjadi kesalahan atau insiden kembali yang lebih fatal karena tidak
ada dokumentasi yang dapat digunakan sebagai acuan untuk tindak lanjut dalam
mengatasi kesalahan atau insiden tersebut.

28
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut
ini.
1. Isu utama yang diangkat dalam kegiatan ini adalah “Belum optimalnya
pencegahan kejadian medication error di Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Daerah Mangusada”. Pemilihan isu tersebut telah melalui analisis penetapan
terlebih dahulu. Setelah kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan, diharapkan
kejadian medication error dapat diminimalisir guna meningkatkan mutu
pelayanan kefarmasian dan keselamatan pasien.
2. Kegiatan aktualisasi yang dilaksanakan untuk mengatasi isu tersebut terdiri
dari:
a. Melakukan penyimpanan obat sesuai dengan tempatnya dan memberikan
label untuk obat-obat khusus.
b. Melakukan konfirmasi penulisan resep yang tidak jelas ke dokter penulis
resep.
c. Melakukan telaah/kajian peresepan obat pada resep/CPO (Catatan
Penggunaan Obat)
d. Melakukan verifikasi obat yang telah disiapkan
e. Memberikan KIE obat dengan penggunaan khusus pada pasien.
f. Membuat laporan setiap kejadian kesalahan obat.
3. Kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan selama 30 hari kerja di Instalasi Farmasi
RSD Mangusada, yaitu dari tanggal 5 Agustus 2019 – 14 September 2019.
Tahapan kegiatan dilaksanakan dengan bekerja sama dengan sejawat apoteker,
dokter, dan tenaga teknis kefarmasian.

4.2 Saran
1. Apoteker di masing-masing depo farmasi dapat meningkatkan kinerja sesuai
tupoksinya berdasarkan nilai-nilai dasar ANEKA, sehingga profesionalitasnya
dapat dipertanggungjawabkan dalam memberikan pelayanan yang bermutu
prima agar visi dan misi dari Rumah Sakit yaitu pelayanan yang berorientasi
pada keselamatan pasien dapat berjalan lebih optimal.

29
2. Perlu adanya penambahan jumlah tenaga farmasi untuk menunjang kegiatan
agar pelayanan dapat berjalan lebih efektif dan dan tepat waktu.

30
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. 2015. Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP) (Patient
Safety Incident Report). Jakarta: Komite Keselamatan Pasien Rumah
Sakit.
Lembaga Administrasi Negara. Akuntabilitas PNS: Modul Diklat Prajabatan
Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
___________________________. Nasionalisme PNS: Modul Diklat Prajabatan
Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
___________________________. Etika Publik PNS: Modul Diklat Prajabatan
Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
___________________________. Komitmen Mutu PNS: Modul Diklat Prajabatan
Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
___________________________. Anti Korupsi PNS: Modul Diklat Prajabatan
Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Peraturan Lembaga Administrasi Negara No.12 Tahun 2018 Tentang Pelatihan Dasar
CPNS.
Peraturan Menteri Kesehatan No. 72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit.

31
LAMPIRAN – LAMPIRAN

32
LAMPIRAN 1
(FORM MUTASI BARANG)

33
LAMPIRAN 2
(RANCANGAN SOP PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT DAN
LASA)

34
PENYIMPANAN OBAT HIGH ALERT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1041/PEN-FARM/II/2019 00 1/1

Ditetapkan :
SPO Tanggal Terbit Direktur RSD Mangusada
1 Pebruari 2019 Kabupaten Badung

dr. I Nyoman Gunarta, M.P.H.


Pembina Tingkat I
NIP.19721213 200212 1 005
PENGERTIAN Merupakan kegiatan identifikasi, penyimpanan, dan
pelabelan obat High Alert menurut persyaratan yang
ditetapkan.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
terwujudnya keselamatan penggunaan obat (medication
safety), terhindarnya pasien dari kesalahan pemberian
obat, terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan rumah
sakit.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Daerah Mangusada
Kabupaten Badung Nomor 53 Tahun 2019 Tentang
Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat

35
PROSEDUR 1. Obat yang diidentifikasi termasuk obat High Alert harus
disimpan ditempat penyimpanan khusus diberi plester
berwarna merah dan ditempelkan label “High Alert”.
2. Penyimpanan obat-obat High Alert di gudang farmasi dan
di depo-depo farmasi ditempatkan pada tempat yang
terpisah dari obat-obat lain dan di beri penandaan/label
High Alert pada kemasan primer
3. Obat-obat High Alert yang harus disimpan pada suhu
tertentu (refrigerator) harus terpisah dari obat-obat yang
lain dan diberi penandaan/label High Alert pada kemasan
primer.
4. Penyerahan obat-obat High Alert di ruangan harus
disertakan bukti serah terima oleh petugas farmasi dan
perawat ruangan sesuai dengan SPO Double Check High
Alert
4. 5. Obat-obat High Alert yang diresepkan sebelum
diberikan ke pasien harus ditempatkan pada tempat yang
terpisah di ruang perawatan dan diberi penandaan/label
High Alert
UNIT TERKAIT Petugas farmasi, perawat, bidan.

36
PENYIMPANAN OBAT LASA
(LOOK ALIKE SOUND ALIKE)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1040/PEN-FARM/II/2019 00 1/1

Ditetapkan oleh :
SPO Tanggal Terbit Direktur RSD Mangusada
1 Pebruari 2019 Kabupaten Badung

dr. I Nyoman Gunarta, M.P.H.


Pembina Tingkat I
NIP.19721213 200212 1 005
PENGERTIAN Merupakan kegiatan identifikasi, penyimpanan, dan
pelabelan obat LASA menurut persyaratan yang
ditetapkan.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
terwujudnya keselamatan penggunaan obat (medication
safety), terhindarnya pasien dari kesalahan pemberian
obat, terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan rumah
sakit.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur Rumah Sakit Daerah Mangusada
Kabupaten Badung Nomor 53 Tahun 2019 Tentang
Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat
PROSEDUR 1. Obat yang diidentifikasi termasuk obat LASA harus diberi
penandaan/label LASA
2. Penyimpanan obat-obat LASA di gudang farmasi dan di
depo-depo farmasi ditempatkan terpisah atau diberi jarak
dengan obat-obat yang memiliki kemiripan dan diberi
penandaan/label LASA
3. Obat-obat LASA yang harus disimpan pada suhu tertentu
(refrigerator) harus terpisah atau diberi jarak dari obat-obat
yang memiliki kemiripan dan diberi penandaan/label LASA.
4. Penulisan nama obat harus menggunakan TALL LETTER
pada setiap box obat

UNIT TERKAIT Petugas farmasi

37
LAMPIRAN 3
(DAFTAR OBAT HIGH ALERT DAN LASA)

38
POSTER HIGH ALERT MEDICATION

HIGH WASPADA OBAT


ALERT HIGH ALERT!

OBAT HIGH ALERT adalah obat-obat yang jika digunakan secara salah memiliki
resiko tinggi untuk dapat menyebabkan bahaya yang signifikan pada pasien. Obat-
obat yang masuk dalam kriteria HIGH ALERT memerlukan perhatian khusus dalam
penggunaannya, baik label peringatan, penyimpanan, dan penerapan double check
untuk keamanan.

DAFTAR HIGH ALERT MEDICATION


No. Kelas/Kategori Nama Obat
1. Antikoagulan Heparin Inj.
2. Elektrolit Konsentrasi tinggi NaCl 3%
KCL 7,46%
3. Antidiabetes Insulin Inj.
4. Antineoplastik Obat Kemoterapi

39
DAFTAR HIGH ALERT MEDICATION
RSD MANGUSADA KABUPATEN BADUNG

HIGH WASPADA OBAT


ALERT HIGH ALERT!

OBAT HIGH ALERT adalah obat-obat yang jika digunakan secara salah memiliki
resiko tinggi untuk dapat menyebabkan bahaya yang signifikan pada pasien. Obat-
obat yang masuk dalam kriteria HIGH ALERT memerlukan perhatian khusus dalam
penggunaannya, baik label peringatan, penyimpanan, dan penerapan double check
untuk keamanan.

DAFTAR HIGH ALERT MEDICATION


No Kelas/Kategori Nama Generik Nama Paten Sediaan
.
1. Antikoagulan Heparin Sodium Inviclot Injeksi
Warfarin sodium Tablet
2. Elektrolit Konsentrasi 3% Sodium Chloride Otsu-Salin 3% Infus
tinggi
7,46% Sodium Otsu-KCL 7,46% Injeksi
Chloride
3. Antidiabetes Insulin Aspart Novorapid Injection
Pens
Insulin Aspart Novomix Injection
Pens
Insulin Detemir, rDNA Levemir Injection
Pens
Insulin Glargine Lantus Injection
Solosar Pens
4. Antineoplastik Bevasizumab Avastin Injeksi
Bleomycin HCL Bleocin Injeksi
Cisplatin Cisplatin Injeksi
Cyclophosphamide Cyclovid Injeksi
Dakarbazin DBL Dacarbazine Injeksi
Dosetaksel Brexel Injeksi
Doxorubicin Doxorubicin Injeksi
Epirubisin - Injeksi
Filgrastim Neukine Injeksi
Gemcitabine Gemcixal Injeksi
Ifosfamide Holoxan Injeksi
Irinotekan - Injeksi
Karboplatin - Injeksi

40
Metotreksat - Injeksi
Oksaliplatin Rexta, Oxitan Injeksi
Paclitaxel Sindaxel, Paxus Injeksi
Rituximab Manthera Injeksi
Trastuzumab Herceptin Injeksi
Uromitexan Mesna Injeksi
Vincristine Vincristine Injeksi
Vinorelbine Navelbine Injeksi
5-Fluorouracil Curacil Injeksi
Bikalutamid Casodex Tablet
Capesitabin Xeloda Tablet
Erlotinib Tarceva Tablet
Gefitinib Iressa Tablet
Hidroksi Urea Hydroksiurea Tablet
Medac
Melphalan Alkeran Tablet
Nilotinib Tasigna Tablet
Tamoksifen Tamofen Tablet

41
DAFTAR OBAT LASA (LOOK ALIKE SOUND ALIKE) DAN MULTIPLE
STRENGTH
RSUD KABUPATEN BADUNG MANGUSADA

DAFTAR KEMIRIPAN NAMA OBAT (SOUND ALIKE)

NO SOUND ALIKE
1. SefTRIAKSON SefTAZIDIM
2. SefoPERAZON SefoTAKSIM
3. Sefoperazon Sefoperazon +
SULBAKTAM
4. Ampisilin Ampisilin +
SULBAKTAM
5. SIPROfloksasin LEVOfloksasin
6. SefEPIME SefTAZIDIM SefIXIME
7. CPZ CPG (Clopidogrel)
(chlorpromazine)
8. KTM (Ketamin) CTM
(Chlorpheniramine)
9. NovoMIX NovoRAPID
10. DoPAmin DoBUTAmin
11. NOREPIneprin EpiNEPRIN
12. Asam MEFEnamat Asam TRANEKsamat
13. AZItromisin ERItromisin
14. LANZOprazol PANTOprazol OMEprazol
15. NIKARdipin NIFEdipin NIMOdipin
16. DOMPEridon RISPEridon
17. DUviral NEviral
18. TUTOfusin TRIOfusin
19. FLUkonazol KETOkonazol
20. KAPTOpril LISINOpril RAMIpril

DAFTAR KEMIRIPAN OBAT (LOOK ALIKE)

NO LOOK ALIKE
1. Seftriakson Sefazolin Sefoperazon
2. Seftriakson Omeprazol
3. Neostigmin Klonidin
4. Water injeksi Dextrose 40% Natrium Bikarbonat
5. Asam Traneksamat Dobutamin
6. Metil Ergometrin Oksitosin
7. Ventolin Flexotide

42
LAMPIRAN 4
(FORM TELAAH DAN VERIFIKASI RESEP/CPO)

43
FORM TELAAH DAN VERIFIKASI RESEP/CPO

44
45
LAMPIRAN 5
(FORM KIE PENGGUNAAN OBAT KHUSUS)

46
FORM KIE PENGGUNAAN OBAT KHUSUS

RSD MANGUSADA
Jl. Raya Kapal Mengwi – Badung – Bali
Telp/ (0361) 9006812 – 13
Kabupaten Badung – Bali

FORM KIE OBAT PASIEN


TANGGAL NAMA DOKTER
NAMA PASIEN DIAGNOSIS
ALAMAT BB/TB PASIEN
NO TELEPON USIA
RESEP

RIWAYAT ALERGI Tidak/Ya


RIWAYAT Tidak ada penyakit lain
PENYAKIT Ada penyakit lain :
RIWAYAT
PENGOBATAN
KONDISI KHUSUS
INFORMASI DAN
SARAN

PASIEN/KELUARGA PASIEN APOTEKER

………………… …………………

47
LAMPIRAN 6
(LAPORAN INSIDEN INTERNAL)

48

Anda mungkin juga menyukai