Anda di halaman 1dari 41

OPTIMALISASI PENERAPAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU

MELALUI BUKU SAKU AGENS HAYATI Trichoderma sp. DI


LABORATORIUM PENGAMATAN HAMA PENYAKIT UNIT
PELAKSANA TEKNIS PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DAN
HORTIKULTURA PROVINSI KALIMANTAN BARAT

RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
GOLONGAN III ANGKATAN XCIV
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT
TAHUN 2021

Disusun oleh
Nama : Silvie Kurniasari, S.Si.
NIP : 19940203 202012 2 032
Jabatan : Ahli Pertama – Pengendali Organisme
Pengganggu Tumbuhan
Instansi : Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Unit Kerja : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
Provinsi Kalimantan Barat
Nomor Daftar Hadir : 35

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI KALIMANTAN BARAT
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN

OPTIMALISASI PENERAPAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU MELALUI


BUKU SAKU AGENS HAYATI Trichoderma sp. DI LABORATORIUM
PENGAMATAN HAMA PENYAKIT UNIT PELAKSANA TEKNIS
PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
PROVINSI KALIMANTAN BARAT

RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
GOLONGAN III ANGKATAN XCIV
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT
TAHUN 2021

Disusun oleh
Nama : Silvie Kurniasari, S.Si.
NIP : 19940203 202012 2 032
Jabatan : Ahli Pertama – Pengendali Organisme
Pengganggu Tumbuhan
Instansi : Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Unit Kerja : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
Provinsi Kalimantan Barat
Nomor Daftar Hadir : 35

Telah disetujui untuk diseminarkan pada hari Senin tanggal 5 Juli 2021 di
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Kalimantan Barat.

Pontianak, 3 Juli 2021


Telah diperiksa/disetujui :

COACH, MENTOR,

AGUS WIONO, S.St.Pi., M.M. JANUARIUS ODILLO, S.P.


NIP. 19770806 200003 1 001 NIP. 19810101 201001 1 035
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jl. Gusti Johan Idrus No. 12 Telp. (0561) 732078 Fax. (0561) 766144
Website: http://www.bpsdm.kalbarprov.go.id.
PONTIANAK
Kode Pos 78121

BERITA ACARA
EVALUASI RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN III
ANGKATAN XCIV PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2021

Pada hari ini, Senin tanggal lima bulan Juli tahun dua ribu dua puluh satu, bertempat di
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Kalimantan Barat Jalan Gusti
Johan Idrus Nomor 12 Pontianak, telah dilaksanakan Evaluasi Rancangan Aktualisasi
bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan XCIV Provinsi Kalimantan
Barat Tahun 2021, sebagai berikut :
Nama : Silvie Kurniasari, S.Si.
Pangkat/Gol. Ruang : Penata Muda/IIIa
NIP : 19940203 202012 2 032
Jabatan : Ahli Pertama - Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan
Unit Kerja/Instansi : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalimantan Barat
Mentor : Januarius Odillo, S.P.
Coach : Agus Wiono, S.St.Pi., M.M.
Penguji : Agus Satrio Leksono, S.STP.
Judul : Optimalisasi Penerapan Pengendalian Hama Terpadu melalui
Buku Saku Agens Hayati Trichoderma sp. di Laboratorium
Pengamatan Hama Penyakit Dinas Tanaman Pangan dan
Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat

Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenarnya dan ditandatangani oleh:
MENTOR, PENYAJI,

JANUARIUS ODILLO, S.P. SILVIE KURNIASARI, S.Si.


NIP. 19740515 199903 1 006 NIP. 19940203 202012 2 032
COACH, PENGUJI,

AGUS WIONO, S.St.Pi., M.M. AGUS SATRIO LEKSONO, S.STP.


NIP. 19770806 200003 1 001 NIP. 19820827 200012 1 001

Mengetahui,
a.n. KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Kepala Bidang Pengembangan Kompetensi Manajerial dan Fungsional

YENNI PERMATASARI, S.STP., M.Si.


NIP. 19791016 199810 2 001
LEMBAR PENGESAHAN

OPTIMALISASI PENERAPAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU MELALUI


BUKU SAKU AGENS HAYATI Trichoderma sp. DI LABORATORIUM
PENGAMATAN HAMA PENYAKIT UNIT PELAKSANA TEKNIS
PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
GOLONGAN III ANGKATAN XCIV
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2021

Disusun oleh
Nama : Silvie Kurniasari, S.Si.
NIP : 19940203 202012 2 032
Jabatan : Ahli Pertama – Pengendali Organisme
Pengganggu Tumbuhan
Instansi : Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Unit Kerja : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
Provinsi Kalimantan Barat
Nomor Daftar Hadir : 35

Pontianak, 5 Juli 2021


Telah diperiksa/disetujui :
COACH, MENTOR,

AGUS WIONO, S.St.Pi., M.M. JANUARIUS ODILLO, S.P.


NIP. 19770806 200003 1 001 NIP. 19810101 201001 1 035

Disetujui :
PENGUJI,

AGUS SATRIO LEKSONO, S.STP.


NIP. 19820827 200012 1 001
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat
menyelesaikan Rancangan Aktualisasi Calon Pegawai Negeri Sipil dalam Pelatihan
Dasar CPNS Golongan III Angkatan XCIV Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2021
di Pontianak dengan judul “Optimalisasi Penerapan Pengendalian Hama
Terpadu melalui Buku Saku Agens Hayati Trichoderma sp. di Laboratorium
Pengamatan Hama Penyakit Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi
Kalimantan Barat”
Penulisan rancangan ini terlaksana karena kontribusi dari banyak pihak,
sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orangtua dan keluarga yang selalu mendoakan dan memberi dukungan;
2. Bapak H. Sutarmidji, S.H., M.Hum. selaku Gubernur Kalimantan Barat;
3. Bapak Ir. Florentinus Anum, M.Si. selaku Kepala Dinas Tanaman Pangan dan
Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat;
4. Ibu Yuliana Yulinda, M.Si. selaku Kepala Unit Pelayanan Teknis Perlindungan
Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat;
5. Bapak Suprianus Herman, S.H. selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Provinsi Kalimantan Barat;
6. Bapak Agus Wiono, S.St.Pi., M.M. selaku coach yang telah membimbing;
7. Bapak Januarius Odillo, S.P. selaku mentor yang telah membimbing;
8. Bapak Agus Satrio Leksono, S.STP. selaku penguji yang telah memberikan
saran dan masukan;
9. Para Widyaiswara dan Pendamping yang dengan sabar membagi ilmu selama
kegiatan Latsar CPNS Golongan III Angkatan XCIV
10. Rekan-rekan peserta Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III
Angkatan XCIV yang telah memberikan bantuan dan motivasi.

Penulis berupaya agar Rancangan Aktualisasi ini dapat mencapai tujuan,


sehingga kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan
ini diterima dengan terbuka. Semoga Rancangan Aktualisasi ini dapat bermanfaat.

Pontianak, Juli 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
BERITA ACARA EVALUASI RANCANGAN AKTUALISASI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ……………………………………………….……………….. i
DAFTAR ISI …………………………………………….……………………………. ii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………….………………………… iv
DAFTAR TABEL ……………………………………….……………………………. v
BAB I PENDAHULUAN …………………………….…………………………… 1
A. Latar Belakang .....………………………..…………………………… 1
B. Tujuan ........................………………………………..……………… 2
C. Manfaat .........…………..……………………………………………. 2
BAB II DESKRIPSI ORGANISASI………………………………………………. 3
A. Profil Unit Kerja ...…………………………………………………….. 3
B. Nilai-nilai Unit Kerja ...………………………………………………… 5
C. Tugas dan Fungsi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
Provinsi Kalimantan Barat…………………………………….......….. 5
D. Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Tanaman Pangan
dan Hortikultura……….................................................................... 6
E. Tugas dan Fungsi Seksi Perlindungan Tanaman Pangan……........ 8
F. Tugas dan Fungsi Peserta Pelatihan Dasar.................................... 9
BAB III KONSEP DASAR PROFESI ASN ……………………………………… 10
A. Nilai-nilai Dasar ASN ………..…………………………………….. 10
B. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI………………………... 13
BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI NILAI DASAR ASN …………………… 15
A. Identifikasi Permasalahan …………………………………………. 15
B. Jadwal Rancangan Implementasi Aktualisasi……………………. 28
C. Jadwal Konsultasi dengan Mentor ……………………………….. 29
D. Jadwal Konsultasi dengan Coach ……………………………….. 30
BAB V PENUTUP.............................................………………………………… 31
DAFTAR PUSTAKA ………..……………………………………………………… 32

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Tanaman


Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat…………........ 4

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Isu Aktual di UPT Perlindungan Tanaman Pangan dan


Hortikultura……..…………………………………………...……… 17
Tabel 4.2. Analisis masalah dengan metode USG……….………………….. 19
Tabel 4.3. Keterkaitan Aktualisasi dan Substansi Mata Pelatihan …….….. 24
Tabel 4.4. Jadwal Rancangan Implementasi Aktualisasi…………………… 28
Tabel 4.5. Jadwal Konsultasi dengan Mentor ………….……………………. 29
Tabel 4.6. Jadwal Konsultasi dengan Coach ………..……………………… 30

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan serta tuntutan masyarakat terhadap pelayanan publik
semakin meningkat. Sebagai aparatur pemerintah, Aparatur Sipil Negara
(ASN) memiliki peran penting untuk melayani masyarakat. Keberadaan ASN
adalah untuk mewujudkan amanat UUD 1945, yaitu membangun Aparatur
Sipil Negara yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme, serta
mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu
menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa.
Undang-undang No. 5 Tahun 2014 menyebutkan bahwa Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS) wajib menjalani masa percobaan. Masa percobaan ini
dilaksanakan melalui proses pendidikan dan pelatihan terintegrasi untuk
membangun integritas moral, kejujuran, semangat, motivasi nasionalisme dan
kebangsaan, berkarakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab,
serta memperkuat profesionalisme dan kompetensi bidang. Pendidikan dan
pelatihan yang diselenggarakan untuk CPNS ini dikenal dengan istilah latsar
(pelatihan dasar). Pelatihan terintegrasi ini bertujuan meningkatkan
kompetensi CPNS agar dapat menjalankan peran dan fungsinya, serta
mengedepankan penguatan nilai-nilai dan pembangunan karakter.
Pelatihan dasar merupakan modal awal terwujudnya ASN yang
profesional. Menurut UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN, instansi pemerintah
wajib memberikan Pendidikan dan Pelatihan Dasar terintegritas bagi Calon
ASN. Pernyataan tersebut diperkuat dengan Peraturan Pemerintah Nomor
101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri
Sipil (PNS) dan Peratuan Lembaga Administrasi Negara Nomor 1 Tahun 2021
tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
Pelatihan dasar dilakukan guna mengubah mindset dan perilaku peserta
pelatihan agar mampu menjadi pelayan publik yang profesional dalam
melayani masyarakat. Pelatihan dasar CPNS ini menekankan pada nilai-nilai
dasar ASN, yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi), Manajemen ASN, WoG (Whole of

1
Government) dan Pelayanan Publik. Tiga aspek inilah yang menjadi pedoman
ASN dalam menjalankan tugas dan wewenangnya. Dengan adanya pelatihan
dasar, diharapkan peserta dapat menginternalisasi nilai-nilai yang diperoleh
untuk dapat diaplikasikan di tempat kerja.

B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan rancangan kegiatan ini adalah untuk membentuk
ASN yang profesional dan berkarakter, mampu menerapkan nilai-nilai dasar
ASN dalam pelaksanaan tugas jabatannya, memahami kedudukan dan peran
ASN dalam NKRI, serta menguasai bidang tugas sehingga mampu melayani
masyarakat dengan baik.

C. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari Pelatihan Dasar CPNS yang terintegrasi
adalah terbentuknya ASN yang profesional dan berkompeten sebagai pelayan
masyarakat, yang diindikasikan dengan kemampuan :
a) Menunjukkan sikap perilaku bela negara;
b) Mengaktualisasikan nilai – nilai dasar ASN dalam pelaksanaan tugas
jabatannya;
c) Mengaktualisasikan peran dan kedudukan ASN dalam kerangka NKRI; dan
d) Menunjukkan penguasaan kompetensi teknis yang dibutuhkan sesuai
bidang tugas.

2
BAB II
DESKRIPSI ORGANISASI

A. Profil Unit Kerja


Nama atau nomenklatur Dinas Pertanian senantiasa mengalami perubahan
sesuai dengan situasi dan political will pemerintahan. Sepanjang berdirinya, Dinas
Pertanian memiliki beberapa nomenklatur sebagai berikut:
a) Lembaga Kementerian Kemakmuran yang mengurusi pertanian pada
tahun 1957 yang dipimpin oleh Morton Edward Lewis
b) Lembaga Kementerian Kemakmuran kemudian mengalami perubahan
menjadi Kementrian Pertanian pada tahun 1960 yang dipimpin oleh Ir.
Soedarso Rawidjo
c) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura yang dipimpin oleh Ir.
Makmur Suryonegoro
d) Peraturan Gubernur Kalimantan Barat No. 55 Tahun 2021 merupakan dasar
perubahan nomenklatur dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura menjadi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi
Kalimantan Barat yang dipimpin oleh Ir. Florentinus Anum, M.Si.
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat
terletak di Jalan Alianyang No.17 Pontianak, memiliki areal kantor ditambah
sarana pendukung dengan luas sekitar ± 2.832 M². Bidang lingkup Dinas Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat meliputi:
a) Bidang Sekretariat
b) Bidang Tanaman Pangan
c) Bidang Hortikultura
d) Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian
e) Bidang Penyuluhan dan Pengembangan Pertanian

Sedangkan UPT lingkup Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi


Kalimantan Barat yaitu:
a) UPT Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura
b) UPT Pengawasan dan Sertifikasi Benih
c) UPT Pembenihan Tanaman Pangan

3
Struktur organisasi UPT Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura
Provinsi Kalimantan Barat digambarkan dalam skema berikut:

Kepala UPTPTPH

KELOMPOK JABATAN
KASUBBAG TATA USAHA
FUNGSIONAL (AHLI)

POPT MADYA BENDAHARA

PENYUSUN PROGRAM,
POPT MUDA
ANGGARAN DAN LAPORAN

POPT PERTAMA PENGELOLA KEUANGAN

PENGELOLA BARANG
MILIK NEGARA

VERIFIKATOR KEUANGAN

PENGADMINISTRASI UMUM

KASI PERAMALAN, PENGAMATAN KASI SARANA, PRASARANA


DAN PENGENDALIAN OPT DAN PENGAWASAN PESTISIDA

PENGELOLA PENATAAN
POPT PENYELIA
SARANA DAN PRASARANA

POPT MAHIR

POPT TERAMPIL

POPT PEMULA

PENGELOLA DAMPAK
PENOMENA ALAM DAN
PEREDARAN PESTISIDA

Gambar 2.1. Struktur Organisasi UPT Perlindungan Tanaman Pangan dan


Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat

4
B. Nilai-nilai Unit Kerja
Nilai-nilai unit kerja yang diterapkan di Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat mengacu pada Pergub Nomor 156 tahun
2020 tentang Pengembangan Budaya Kerja di Lingkungan Pemerintahan Provinsi
Kalimantan Barat tanggal 30 Desember 2020 yaitu PRIMA (Profesional, Responsif,
Integritas, Melayani, Akuntabel).
a) Profesional, bermakna bahwa dalam melaksanakan pekerjaan harus
berdasarkan keterampilan atau keahlian tertentu
b) Responsif, bermakna menanggapi dengan segera dalam melaksanakan
setiap pekerjaan
c) Integritas, bermakna mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukan kesatuan
yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan
kewibawaan dan kejujuran
d) Melayani, merupakan nilai budaya kerja untuk mau serta sanggup
mengendalikan, menyiapkan dan mengurus segala sesuatu yang diperlukan
secara cepat
e) Akuntabel, merupakan nilai budaya kerja yaitu dapat dipertanggungjawabkan
serta dapat mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi
kelancaran pelaksana tugas umum pemerintahan dan pelayanan masyarakat
sesuai dengan prinsip serta ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

C. Tugas dan Fungsi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi


Kalimantan Barat
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat mempunyai
tugas dan fungsi sesuai Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 95 Tahun 2019
tanggal 12 Desember 2019. Tugas Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi
Kalimantan Barat yaitu membantu Gubernur melaksanakan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan di bidang pertanian tanaman
pangan dan hortikultura sesuai ketentuan perundang-undangan, sedangkan fungsinya
antara lain:
a) Perumusan program kerja di bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura
b) Perumusan kebijakan di bidang tanaman pangan, hortikultura, prasarana dan
sarana pertanian, penyuluhan dan pengembangan pertanian

5
c) Pelaksanaan kebijakan di bidang tanaman pangan, hortikultura, prasarana dan
sarana pertanian, penyuluhan dan pengembangan pertanian
d) Pengkoordinasian dan pembinaan teknis di bidang pertanian tanaman pangan dan
hortikultura
e) Penyelenggaraan urusan pemerintah di bidang pertanian tanaman pangan dan
hortikultura sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
f) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pertanian tanaman pangan dan
hortikultura
g) Pelaksanaan administrasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Provinsi Kalimantan Barat
h) Pelaksanaan fungsi lain dan tugas pembantuan yang diberikan oleh Gubernur di
bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan

D. Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura


Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura
(UPTPTPH) Provinsi Kalimantan Barat merupakan Instansi Pelaksana Teknis Dinas
Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalimantan Barat, yang pada tahun 2001
bernama Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) XI Pontianak
dan merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Bina Produksi
Tanaman Pangan Departemen Pertanian yang berada di bawah dan bertanggung
jawab langsung kepada Direktur Perlindungan Tanaman.
Pada akhir tahun 2001, BPTPH Pontianak berubah menjadi Unit Proteksi
Tanaman Pangan dan Hortikultura (UPTPH) Kalimantan Barat. Kemudian sejak
akhir tahun 2017, UPTPH Kalimantan Barat berubah menjadi Unit Pelaksana Teknis
Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (UPTPTPH) Kalimantan Barat. Hal
ini sesuai dengan Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 84 Tahun 2017
Tanggal 28 Desember 2017 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, Tugas
Dan Fungsi Serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Tanaman Pangan
dan Hortikultura Kalimantan Barat.
Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura
(UPTPTPH) Kalimantan Barat berperan serta dalam pengamanan areal tanaman
pangan dan hortikultura dari serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)

6
dan terkena Dampak Perubahan Iklim (DPI) berupa banjir maupun kekeringan. Hal
tersebut merupakan bagian penting dalam upaya peningkatan produksi tanaman
pangan dan hortikultura dalam segi kuantitas dan kualitas. Pengamanan produksi
diupayakan melalui pelaksanaan perlindungan tanaman. Perlindungan tanaman
pangan dilaksanakan dengan Sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT), sesuai
dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman
yang dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 tentang
Perlindungan Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1985. Tambahan Lembaran
Negara Nomor: 887/Kpts/OT.210/9/1997 tentang Pedoman Pengendalian OPT.
Pelaksanaannya menjadi tanggung jawab masyarakat bersama pemerintah).
Visi UPTPTPH Provinsi Kalimantan Barat adalah “Terwujudnya kemandirian
masyarakat petani dalam menerapkan pengendalian hama terpadu (PHT) pada
sistem pembangunan pertanian yang berkelanjutan berbasis pedesaan dan
berwawasan agribisnis serta berwawasan lingkungan”. Visi tersebut diwujudkan
melalui beberapa misi, antara lain:
a) Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan petani tentang PHT
b) Menciptakan kondisi yang kondusif untuk terbinanya kemandirian petani dalam
pengelolaan PHT
c) Melindungi petani dan konsumen hasil pertanian dari akibat samping
penggunaan sarana perlindungan (pestisida)
d) Mengurangi pencemaran lingkungan dan mempertahankan keanekaragaman
hayati di ekosistem pertanian

Tugas dari Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Tanaman Pangan dan


Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat yaitu “Melaksanakan sebagian kegiatan
teknis operasional Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura di bidang
perlindungan tanaman pangan dan hortikultura sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku”, sedangkan fungsinya meliputi:

a) Penyusunan Program Kerja di lingkungan UPTPTPH


b) Perencanaan kegiatan yang berkaitan dengan penyusunan program,
monitoring, evaluasi, aparatur dan umum, serta pengelolaan keuangan dan
asset di lingkungan UPTPTPH

7
c) Pengkoordinasian terhadap pelaksanaan dan fungsi di bidang perlindungan
tanaman pangan dan hortikultura
d) Pengamatan, penetapan diagnosis dan penyebarluasan informasi OPT dan DPI
e) Penyelenggaraan sarana, prasarana dan teknis operasional pengawasan
pestisida
f) Pengendalian pelaksanaan tugas di bidang perlindungan tanaman pangan dan
hortikultura
g) Pemberian saran dan pertimbangan kepada Kepala Dinas berkenaan dengan
tugas pokok dan fungsi di bidang perlindungan tanaman pangan dan
hortikultura
h) Pelaksanaan tugas lain di bidang perlindungan tanaman pangan dan
hortikultura yang diserahkan kepada Kepala Dinas

E. Tugas dan Fungsi Seksi Perlindungan Tanaman Pangan


Seksi Pengamatan, Peramalan dan Pengendalian OPT dipimpin oleh seorang
Kepala Seksi yang berada dibawah tanggung jawab Kepala Unit. Adapun tugas dari
seksi ini yaitu melakukan pelayanan teknis kegiatan pengamatan, peramalan dan
pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan
Iklim (DPI). Sedangkan fungsinya adalah:
a) Penyusunan program kerja seksi pengamatan, peramalan dan pengendalian
OPT dan DPI
b) Pengumpulan, pengolahan dan perumusan bahan kebijakan teknis di bidang
pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT dan DPI
c) Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi staf di bidang
pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT dan DPI
d) Pelaksanaan koordinasi sesuai dengan tugas dan fungsinya di bidang
pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT dan DPI
e) Pelaksanaan kegiatan teknis operasional di bidang pengamatan, peramalan dan
pengendalian OPT dan DPI
f) Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan tugas di
bidang pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT dan DPI
g) Pelaksanaan tugas lain di bidang pengamatan, peramalan dan pengendalian
OPT dan DPI yang diserahkan oleh Kepala Unit

8
F. Tugas dan Fungsi Peserta Pelatihan Dasar

Peserta saat ini berada pada jabatan CPNS Ahli Pertama – Pengendali
Organisme Pengganggu Tumbuhan pada Seksi Perlindungan Tanaman Pangan.
Berdasarkan Permentan No. 80 Tahun 2012, Pengendali Organisme Penganggu
Tumbuhan (POPT) adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung
jawab dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang pada satuan organisasi
lingkup pertanian untuk melakukan kegiatan pengendalian OPT dan DPI. Tugas dari
POPT yaitu:

a) Menyusun rencana kerja pengamatan, peramalan, pengendalian OPT dan


penanganan DPI
b) Melaksanakan pengamatan, peramalan, pengendalian OPT dan penanganan
DPI
c) Melaksanakan analisis dan evaluasi hasil pengamatan, peramalan,
pengendalian OPT dan penanganan DPI
d) Menyusun peraturan perundangan di bidang perlindungan tanaman
pangan/hortikultura/ perkebunan dan penanganan DPI
e) Menyusun pedoman (norma, standar, prosedur, dan kriteria) di bidang
perlindungan tanaman pangan/ hortikultura/perkebunan dan penanganan DPI
f) Pemberian bimbingan teknis di bidang perlindungan tanaman
pangan/hortikultura/perkebunan dan penanganan DPI
g) Pemantauan dan evaluasi di bidang perlindungan tanaman
pangan/hortikultura/perkebunan dan penanganan DPI

Adapun fungsi dari Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan yaitu:


a) Pengamatan, penetapan diagnosis dan penyebarluasan informasi OPT dan
DPI
b) Peramalan OPT dan DPI
c) Penetapan rekomendasi pengendaluan OPT dan DPI
d) Pelaksanaan operasional pengendalian OPT spesifik lokasi
e) Pengawasan mutu dan residu serta pemantauan pupuk serta pengawasan
pupuk dan pestisida

9
BAB III
KONSEP DASAR PROFESI ASN

A. Nilai-nilai Dasar ASN


Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
menyatakan bahwa dalam rangka pelaksanaan cita-cita bangsa sebagaimana
dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
perlu dibangun Aparatur Sipil Negara yang profesional, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan
pelayanan publik bagi masyarakat serta mampu menjalankan peran sebagai unsur
perekat persatuan dan kesatuan bangsa, berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Guna mencapai
terciptanya Aparatur Sipil Negara sebagaimana yang disebutkan di atas, maka perlu
ada penerapan nilai-nilai dasar profesi PNS melalui Pelatihan Dasar CPNS. Adapun
nilai-nilai dasar PNS tercermin dalam ANEKA yang merupakan landasan dalam
menjalankan profesi PNS. Adapun nilai-nilai dasar PNS tersebut adalah
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.
a) Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Aspek-aspek Akuntabilitas
meliputi beberapa hal sebagai berikut:
− Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship);
− Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is resultsoriented);
− Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting);
− Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless without
consequences);
− Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance)

Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu: akuntabilitas vertikal (vertical
accountability), dan akuntabilitas horizontal (horizontal accountability). Akuntabilitas
vertikal adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang

10
lebih tinggi. Akuntabilitas horizontal adalah pertanggungjawaban kepada
masyarakat luas. Terdapat lima tingkatan akuntabilitas sebagai berikut:
− Akuntabilitas Personal (Personal Accountability)
− Akuntabilitas Individu
− Akuntabilitas Kelompok
− Akuntabilitas Organisasi
− Akuntabilitas Stakeholder

Indikator nilai-nilai dasar akuntabilitas antara lain:


− Kepemimpinan − Kepercayaan
− Transparansi − Keseimbangan
− Integritas − Kejelasan
− Responsibilitas − Konsistensi
− Keadilan

b) Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham kecintaan terhadap bangsa dan tanah air,
mengedepankan kepentingan Negara dalam menjalankan tugas dan fungsinya
terutama bagi seorang ASN. Nilai Nasionalisme sesuai dengan butir-butir dalam
Pancasila, ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta sebagai
perekat dan pemersatu bangsa.ASN sebagai pelaksana kebijakan publik.
Nilai-nilai Indikator Nasionalisme sesuai dengan lima sila Pancasila, yaitu:
− Religius − Amanah
− Hormat Menghormati − Adil
− Kerjasama − Persamaan Derajat
− Tdk. Memaksakan Kehendak − Tidak Diskriminatif
− Jujur − Mencintai Sesama Manusia
− Tenggang Rasa − Rela Berkorban
− Membela Kebenaran − Cinta Tanah Air
− Persatuan − Memelihara Ketertiban
− Disiplin − Tanggung Jawab
− Musyawarah − Kepentingan Bersama
− Menghormati Keputusan − Gotong Royong

11
− Hidup Sederhana − Sosial
− Kerja − Kekeluargaan
− Menghargai Karya Orang Lain − Tidak menggunakan hak yang
bukan miliknya

c) Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar/ norma yang menentukan
baik/buruk, benar/ salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Ada
tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni:
− Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan
− Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang
pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
− Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.
Indikator nilai-nilai dasar Etika publik antara lain:
− Jujur − Disiplin
− Bertanggung jawab − Hormat
− Integritas tinggi − Sopan
− Taat perintah − Menjaga rahasia
− Cermat − Taat pada peraturan perundang-
undangan

d) Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang
tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Komitmen mutu
merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukuran baik/buruk.
Bidang apapun yang menjadi tanggung jawab pegawai negeri sipil semua mesti
dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder.
Indikator komitmen mutu antara lain:
− Orientasi mutu, berkomitmen untuk senantiasa melakukan pekerjaan dengan
arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan
− Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil
tanpa pemborosan sumber daya dan hemat waktu

12
− Efektif adalah berhasil guna, menunjukkan tingkat ketercapaian target yang
telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
− Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi/perusahaan
untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi di sekitarnya.

e) Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin "corruption" (Andrea, 1951) atau "corruptus"
(Webster Student Dictionary, 1960). Selanjutnya dikatakan bahwa "corruption"
berasal dari kata "corrumpere", suatu bahasa latin yang lebih tua. Dari bahasa latin
tersebut kemudian dikenal istilah "corruption, corrupt" (Inggris), "corruption"
(Perancis) dan "corruptive/korruptie" (Belanda). Korupsi secara harfiah adalah
kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral,
penyimpangan dari kesucian.
Kata kunci untuk menjauhkan diri dari korupsi adalah internalisasi integritas
pada diri sendiri dan hidup atau bekerja dalam lingkungan yang menjalankan
integritas dengan baik. Identifikasi nilai dasar anti korupsi memberikan nilai- nilai
dasar anti korupsi yang prioritas dan memiliki signifikansi yang tinggi bagi kita.
Nilai-nilai dasar anti korupsi penting untuk mencegah terjadinya korupsi dan
mendukung prinsip-prinsip anti korupsi yang meliputi akuntabilitas, transparansi,
kewajaran, kebijakan dan kontrol kebijakan supaya semua dapat berjalan dengan
baik serta, untuk mencegah faktor eksternal penyebab korupsi.
Indikator nilai-nilai dasar Anti Korupsi antara lain:
− Jujur − Peduli
− Disiplin − Mandiri
− Tanggung Jawab − Adil
− Kerja Keras − Berani
− Sederhana

B. Kedudukan dan Peran ASN dalam kerangka NKRI


a) Manajemen ASN
Manajemen Kepegawaian suatu proses pengelolaan pegawai /karyawan mulai
dari perekrutan / rekruitmen sampai PHK (Putusan Hubungan Kerja) supaya
pegawai memberikan andil besar dalam lembaga untuk mencapai tujuan individu,

13
lembaga dan masyarakat. Ada beberapa indikator Manajemen ASN yaitu kepastian
hukum, profesionalisme, proposionalitas, keterpaduan, delegasi, netralitas,
akuntabilitas, efektif, efisien, keterbukaan, nondiskriminatif, persatuan dan
kesatuan, keadilan dan kesetaraan, serta kesejahteraan.

b) Whole of Government (WoG)


Whole of Government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintah yang menyatukan upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan
sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen, program dan pelayanan publik. Beberapa
nilai indikator dalam WoG yaitu koordinasi, komunikasi, kerjasama, integrasi,
sinkronisasi, simplikasi.

c) Pelayanan publik
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
bagi setiap warga negara dan penduduk atas jasa, barang dan atau pelayanan
administrasi yang disediakan oleh penyelenggaraan publik. Beberapa nilai indikator
dalam pelayanan publik yaitu kesederhanaan, kejelasan, kepastian waktu,
keamanan, kelengkapan sarana dan prasarana, kemudahan akses,
disiplin/sapa/ramah, dan kenyamanan.
Terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu unsur pertama, adalah
organisasi penyelenggara pelayanan publik, unsur kedua, adalah penerima layanan
(pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang berkepentingan, dan
unsur ketiga, adalah kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima
layanan (pelanggan).

14
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI DASAR ASN

A. Identifikasi Permasalahan
Penulisan rancangan kegiatan ini memerlukan adanya isu utama (core issue)
untuk kemudian diangkat dan dirumuskan solusinya sehingga dapat
diaktualisasikan secara nyata di lingkungan kerja. Sebelum menentukan isu utama
tersebut, dibutuhkan tahap identifikasi isu-isu yang terdapat di lingkungan kerja.
Berikut 5 (lima) isu yang terdapat di lingkungan UPT Perlindungan Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat:

1. Belum adanya koleksi preparat awetan OPT di Laboratorium Pengamatan


Hama Penyakit (LPHP)
Berdasarkan observasi selama melaksanakan tugas di LPHP, belum pernah
dilakukan koleksi preparat awetan mikroskopis. Hal ini menyebabkan
identifikasi secara morfologi dan anatomi sulit dilakukan.

2. Rendahnya tingkat publikasi kegiatan UPTPTPH


Berdasarkan observasi dan pengalaman selama melaksanakan tugas di
UPTPTPH, setiap kegiatan yang dilakukan dalam rangka menjalankan visi dan
misi UPTPTPH belum memiliki wadah resmi untuk publikasi, terutama di
platform media sosial.

3. Relatif minimnya kesadaran, pemahaman, pengetahuan dan keterampilan


SDM di bidang pertanian, khususnya petani dalam mengenal dan menerapkan
konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT)
Pengendalian hama terpadu (PHT) merupakan salah satu metode yang
digunakan untuk mengatasi dan mengendalikan serangan hama.
Pengendalian hama terpadu didasarkan pada pertimbangan ekologi dan
efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan ekosistem yang berwawasan
lingkungan berkelanjutan. Konsep pengendalian hama terpadu memiliki
landasan hukum dalam Undang-Undang Nomor 12 tahun 1992 tentang Sistem
Budidaya Tanaman pada pasal 5, yang menyebutkan bahwa perlindungan
tanaman dilaksanakan dengan sistem pengendalian hama terpadu.

15
Kesadaran, pemahaman, pengetahuan dan keterampilan petani dalam
mengenal dan menerapkan PHT masih minim. Hal ini dibuktikan oleh
pernyataan beberapa petugas POPT di wilayah Kalimantan Barat, bahwa
sebagian besar petani masih bergantung pada pupuk dan bahan pengendali
kimia seperti pestisida yang tidak ramah lingkungan. Isu ini tertera dalam
LAKIP UPTPTPH.

4. Belum optimalnya pengawasan mutu dan residu pupuk serta pestisida pada
lahan pertanian
Penggunaan sarana produksi sintetis (kimiawi) secara terus menerus
menyebabkan terjadinya akumulasi bahan kimia di dalam tanah. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahan kimia sintetis
menyebabkan kerusakan sifat fisik, kimia, dan biologi tanah yang berujung
pada penurunan produktivitas tanah. Penggunaan pupuk dan pestisida kimia
yang tidak sesuai standar dapat meninggalkan residu dan menurunkan mutu
hasil panen. Isu ini tertera dalam LAKIP UPTPTPH.

5. Ancaman kesehatan dan keamanan pangan dari residu bahan kimia


berbahaya akibat penggunaan bahan pengendali OPT secara berlebihan dan
tidak tepat
Bahan pengendali OPT berupa pestisida kimia banyak digunakan oleh petani
karena dapat diaplikasikan dengan mudah dan hasilnya dapat dirasakan
dalam waktu yang relatif singkat, serta dapat diaplikasikan dalam areal yang
luas. Namun dalam penggunaannya, petani seringkali masih menyalahi aturan
dengan menggunakan pestisida kimia dalam dosis yang masih melebihi
takaran dan bahkan mencampur beberapa jenis pestisida kimia dengan
alasan untuk meningkatkan daya racun pada hama dan penyakit tanaman.
Sehingga, dosis yang digunakan pun seolah tidak diperdulikan lagi dengan
asumsi agar OPT bisa dikendalikan. Akibat penggunaan pestisida yang tidak
tepat atau berlebihan dapat mengakibatkan keracunan bahkan kematian.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan setiap tahun terjadi
sekitar 25 juta kasus keracunan pestisida kimia atau sekitar 68.493 kasus
setiap hari. Isu ini tertera dalam LAKIP UPTPTPH.

16
Sebagai upaya menyikapi isu-isu aktual serta tantangan perubahan dan
perkembangan yang terjadi berdasarkan tugas pokok dan fungsi POPT, perlu
ditentukan isu utama yang akan ditangani. Penapisan isu utama dilakukan
menggunakan skala penilaian dengan rentang angka 1-5 yang menyatakan bahwa
isu tersebut : “(1) Tidak Penting”, “(2) Kurang Penting”, “(3) Cukup Penting”, “(4)
Penting” dan “(5) Sangat Penting”. Skala penilaian ini berpedoman pada 4 (empat)
kriteria isu, yaitu isu yang bersifat Aktual, Problematik, Khalayak dan Layak atau
biasa di singkat APKL. Penapisan isu utama menggunakan metode APKL dapat
dilihat pada Tabel 4.1.:

Tabel 4.1. : Isu Aktual di UPT Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura
KRITERIA
NO ISU AKTUAL  RANK
A P K L
Kurangnya variasi koleksi awetan spesimen di
1. 3 3 4 4 14 V
LPHP
Rendahnya tingkat publikasi kegiatan di
2. 3 4 5 4 16 III
UPTPTPH
Relatif minimnya kesadaran, pemahaman,
pengetahuan dan keterampilan SDM di
3. bidang pertanian, khususnya petani, dalam 5 5 5 4 19 I

mengenal dan menerapkan konsep PHT

Belum optimalnya pengawasan mutu dan


4. residu pupuk serta pestisida pada pertanaman 4 3 4 4 15 IV

Ancaman kesehatan dan keamanan pangan


dari residu bahan kimia berbahaya akibat
5. penggunaan bahan pengendali OPT secara 4 5 4 4 17 II

berlebihan dan tidak tepat

5 = Sangat tinggi A = Aktual


4 = Tinggi P = Problematik
3 = Sedang K = Khalayakan
2 = Rendah L = Layak
1= Sangat rendah

17
Berdasarkan tabel di atas, maka isu utama yang diprioritaskan adalah “Relatif
minimnya kesadaran, pemahaman, pengetahuan dan keterampilan SDM di
bidang pertanian, khususnya petani dalam mengenal dan menerapkan
konsep PHT”. Pertimbangan diambil berdasarkan munculnya masalah saat
implementasi di lapangan, sehingga menjadi kendala dalam mencapai visi dan misi
UPT Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Setelah isu utama ditentukan, selanjutnya dilakukan penentuan prioritas
faktor-faktor penyebab isu dengan menggunakan kriteria USG (Urgency,
Seriousness, Growth):
a) Urgent, yaitu seberapa mendesak suatu masalah harus dibahas, dianalisis,
dan ditindak lanjuti dan diselesaikan. Dengan skala penilaian 1 – 5, akan dinilai
masalah mana dari ketiga faktor penyebab yang paling mendesak dalam
mempengaruhi isu prioritas dan harus segera ditindaklanjuti
b) Seriousness, yaitu seberapa serius dan mendesaknya suatu masalah harus
dibahas dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan. Dengan skala penilaian 1
– 5, akan dinilai masalah mana dari ketiga faktor penyebab yang paling penting
untuk diselesaikan
c) Growth, yaitu seberapa besar kemungkinan memburuknya masalah tersebut
berdampak terhadap perkembangan jangka panjang yang lebih besar jika
tidak ditangani sebagaimana mestinya. Dengan skala penilaian 1 – 5, akan
dinilai masalah mana dari ketiga faktor penyebab yang paling mendesak untuk
segera diselesaikan agar tidak berdampak pada masa mendatang

Kriteria USG digunakan untuk menentukan faktor-faktor penyebab isu utama,


seperti:

1. Belum optimalnya sosialisasi mengenai penggunaan agens hayati untuk


Pengendalian Hama Terpadu (PHT)
2. Rendahnya kesadaran petani sebagai ahli PHT untuk melakukan
pengendalian secara hayati
3. Belum optimalnya program Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu
(SL-PHT)

18
Untuk mengatasi masalah tersebut digunakan metode USG dengan skala
Likert dalam rentang nilai 1 – 5 pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2. Analisis masalah dengan metode USG


Prioritas
No. Masalah Pokok Total Peringkat
U S G
Belum optimalnya sosialisasi
mengenai penggunaan agens hayati
1 5 5 4 14 1
untuk Pengendalian Hama Terpadu
(PHT)
Rendahnya kesadaran petani sebagai
2 ahli PHT untuk melakukan 5 4 3 12 2
pengendalian secara hayati
Belum optimalnya program Sekolah
3 Lapang Pengendalian Hama Terpadu 4 4 3 11 3
(SL-PHT)

5 = Sangat tinggi
4 = Tinggi
3 = Sedang
2 = Rendah
1= Sangat rendah

Berdasarkan analisis menggunakan metode USG, dapat


diketahui bahwa yang paling dominan untuk diangkat sebagai faktor penyebab atau
masalah prioritas adalah yang memperoleh jumlah skor 14, yaitu: “Belum
optimalnya sosialisasi mengenai penggunaan agens hayati untuk
Pengendalian Hama Terpadu (PHT)”.
Selanjutnya dari penetapan isu utama dan penetapan penyebab isu yang
menjadi aspek prioritas dengan pertimbangan jangka waktu habituasi selama 30
hari, maka ditentukan alternatif gagasan yaitu “Optimalisasi Penerapan
Pengendalian Hama Terpadu melalui Buku Saku Agens Hayati Trichoderma
sp. di Laboratorium Pengamatan Hama Penyakit Unit Pelaksana Teknis
Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat”.

19
Tabel 4.3. Keterkaitan Aktualisasi dan Substansi Mata Pelatihan

Unit Kerja : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Bidang Penyuluhan dan Pengembangan
Pertanian Seksi Pengembangan Teknologi dan Informasi Pertanian

Identifikasi Isu 1. Kurangnya variasi koleksi awetan spesimen OPT di LPHP


2. Rendahnya tingkat publikasi dan informasi mengenai kegiatan UPTPTPH
3. Relatif minimnya kesadaran, pemahaman, pengetahuan dan keterampilan SDM di bidang
pertanian, khususnya petani, dalam mengenal dan menerapkan konsep PHT
4. Belum optimalnya pengawasan mutu dan residu pupuk serta pestisida pada pertanaman
5. Ancaman kesehatan dan keamanan pangan dari residu bahan kimia berbahaya akibat
penggunaan bahan pengendali OPT secara berlebihan dan tidak tepat

Isu yang Diangkat : Relatif minimnya kesadaran, pemahaman, pengetahuan dan keterampilan SDM di bidang
pertanian, khususnya petani, dalam mengenal dan menerapkan konsep PHT
Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi Penerapan Pengendalian Hama Terpadu melalui Buku Saku Agens Hayati
Trichoderma sp. di Laboratorium Pengamatan Hama Penyakit Unit Pelaksana Teknis
Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat

20
KONTRIBUSI
PENGUATAN
OUTPUT / KETERKAITAN SUBSTANSI TERHADAP VISI
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN NILAI
OUTCOME MATA PELATIHAN DAN MISI
. ORGANISASI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7

1. Membuat janji dan Langkah pertama yang penulis


1. Melakukan Terlaksananya Melakukan konsultasi Dengan melakukan
mengatur jadwal lakukan yaitu akan berkonsultasi
konsultasi kepada konsultasi dengan kepada atasan terkait konsultasi kepada
konsultasi dengan atasan kepada atasan (Whole of
atasan terkait atasan (dokumentasi rancangan kegiatan atasan terkait
Government) dengan cara
rancangan kegiatan dan notulensi) untuk memberikan rancangan kegiatan
membuat janji serta mengatur
kontribusi terhadap yangakan memberi
2. Bertemu dan jadwal konsultasi secara sopan dan
Misi UPT Perlindungan penguatan kepada
menyampaikan serta santun (Etika Publik dengan
Tanaman Pangan dan nilai organisasi Dinas
berdiskusi mengenai indikator Sopan), akan
Hortikultura Provinsi Pertanian Tanaman
rancangan kegiatan menggunakan Bahasa Indonesia
Kalimantan Barat yaitu Pangan dan
dengan atasan yang baik dan benar (Nasionalisme
meningkatkan Hortikulturayaitu,
dengan indikator Hormat
pengetahuan, Responsif, Melayani
Menghormati), dan akan
3. Menyampaikan rencana keterampilan dan dan Akuntabel.
mengenakan pakaian yang tidak
jadwal pengerjaan kemampuan petani
berlebihan (Anti Korupsi dengan
aktualisasi tentang Pengendalian
indikator Sederhana).
Hama Terpadu.

Saat penyampaian dan diskusi


rancangan kegiatan, penulis akan
mendengarkan dan mencatat
masukan serta saran yang

21
direkomendasikan oleh atasan
sebagai bentuk tanggung jawab
penulis (Akuntabilitas dengan
indikator Responsibilitas).
Saat penyampaian rencana jadwal
/ timeline pengerjaan aktualisasi
(Pelayanan Publik dengan
indikator kepastian waktu),
penulis akan mengerjakan
rancangan rkegiatan sesuai
dengan target kerja yang
direncanakan sehingga pekerjaan
menjadi efisien. (Komitmen Mutu,
Manajemen ASN dengan
indikator efisien)

Pada kegiatan ini, langkah pertama


2. Mengumpulkan data 1. Melakukan studi Tersedianya data Mengumpulkan data- Dengan melakukan
yang penulis akan lakukan yaitu
dan dokumentasi literatur guna yang diperlukan, data dan dokumentasi identifikasi data
membaca literatur mengenai agens
mengenai agens hayati mendapatkan data yaitu data mengenai mengenai agens hayati terkait rancangan
hayati Trichoderma sp., baik dari
Trichoderma sp. yang diperlukan untuk agens hayati Trichoderma sp. kegiatan yangakan
buku maupun artikel jurnal ilmiah
penyusunan buku saku Trichoderma sp. memberikan kontribusi memberi

22
(Etika publik dengan indikator terhadap Misi UPT penguatan kepada
2. Memilah dan merangkum cermat). Data berupa dasar teori Perlindungan Tanaman nilai organisasi
data, serta mensitasi yang diperoleh kemudian dirangkum Pangan dan Dinas Pertanian
dasar teori yang dengan cara sintesis dan parafrase Hortikultura Provinsi Tanaman Pangan
diperoleh dari literatur untuk menghindari plagiasi, tidak Kalimantan Barat yaitu dan Hortikultura
lupa mencantumkan sumber yang meningkatkan yaitu, Integritas
3. Mengumpulkan disitasi (Nasionalisme dengan pengetahuan, dan Akuntabel.
dokumentasi seputar indikator Menghargai Karya keterampilan dan
kegiatan eksplorasi Orang Lain). kemampuan petani
hingga perbanyakan tentang Pengendalian
Proses pengumpulan data akan
agens hayati Hama Terpadu.
penulis lakukan dengan penuh
Trichoderma sp. di
tanggung jawab (Anti Korupsi
Laboratorium
dengan indikator Tanggung
Pengamatan Hama
Jawab) dan bersungguh-sungguh
Penyakit
(Anti korupsi dengan indikator

23
Kerja keras) agar data yang
diperoleh valid (Akuntabilitas
dengan indikator Transparansi)
dan jelas (Pelayanan Publik
dengan indikator Kejelasan).

Peyusunan data dengan teori


pendukung akan penulis lakukan
sesuai dengan waktu yang
ditentukan (Komitmen Mutu,
Manajemen ASN dengan indikator
Efisien)

3. Menyusun buku saku 1. Memasukkan data- Terlaksananya Pada kegiatan ini, penulis akan Menyusun buku saku Dengan melakukan
agens hayati data dan dokumentasi penyusunan buku menyusun data dan dokumentasi agens hayati identifikasi data
Trichoderma sp. yang telah dihimpun saku agens hayati yang telah dihimpun hingga Trichoderma sp. dari Bidang
dari berbagai sumber Trichoderma sp. terbentuk satu kesatuan buku saku memberikan kontribusi Hortikultura terkait
ke dalam bab demi yang utuh dengan memastikan terhadap Misi UPT rancangan
bab buku saku penggunaan jenis dan ukuran Perlindungan Tanaman kegiatan yangakan
huruf, pemilihan diksi dan redaksi Pangan dan memberi
kalimat serta penggunaan tanda Hortikultura Provinsi penguatan kepada
2. Melakukan konsultasi
baca menurut PUEBI, koherensi Kalimantan Barat yaitu nilai organisasi
kepada atasan terkait
antar kalimat, serta tata letak meningkatkan Dinas Pertanian
draf buku saku yang
sesuai bab agar selaras dan pengetahuan, Tanaman Pangan
sudah disusun
informatif (Komitmen Mutu keterampilan dan dan Hortikultura

24
dengan indikator Berorientasi kemampuan petani yaitu, Profesional
3. Melakukan perbaikan pada Mutu). Kemudian penulis akan tentang Pengendalian dan Akuntabel.
draf buku saku (jika ada berkonsultasi dengan atasan terkait Hama Terpadu.
revisi) draf awal buku saku yang telah
disusun (Whole of Government).

4. Membuat 2 (dua) versi Penulis akan menyusun buku saku


buku saku, yaitu versi sesuai rencana yang ditentukan
cetak (hard copy) dan (Pelayanan Publik, Akuntabilitas
versi e-book dalam dengan indikator Kejelasan
format PDF Target), dengan cermat (Etika
Publik dengan indikator Cermat),
tepat waktu (Pelayanan publik
dengan indikator Efisien) dan
sungguh-sunguh (Anti Korupsi
dengan indikator Kerja Keras).
Hasil buku saku tidak akan sama
dengan buku saku yang sudah ada,
dikarenakan penulis membuatnya
sendiri dan tidak menjiplak milik
orang lain (Nasionalisme dengan
indikator Menghargai Karya
Orang Lain). Setelah penyusunan
selesai, penulis akan melakukan
konsultasi kepada atasan untuk

25
mendapatkan koreksi/revisi dan
saran untuk menjamin kualitas
buku saku yang dihasilkan
(Komitmen Mutu dengan
indikator Efektif).

4. Publikasi buku saku 1. Berkonsultasi dengan Terpublikasi dan Pada kegiatan ini, tahap pertama Melakukan konsultasi Dengan melakukan
agens hayati atasan mengenai metode terdistribusinya buku yang penulis lakukan adalah akan kepada atasan terkait Publikasi desain
Trichoderma sp. publikasi dan distribusi saku agens hayati melakukan konsultasi dengan rancangan kegiatan infografis data
buku saku (cetak dan e- Trichoderma sp. di atasan terkait metode publikasi. untuk memberikan informasi pertanian
book) lingkup UPT Setelah metode disepakati, kontribusi terhadap terkait rancangan
Perlindungan Tanaman kemudian penulis akan Misi UPT Perlindungan kegiatan yangakan
2. Berkoordinasi dengan Pangan dan berkoordinasi dengan rekan dan Tanaman Pangan dan memberi
rekan dan senior POPT Hortikultura Provinsi senior POPT wilayah Kalbar terkait Hortikultura Provinsi penguatan kepada
wilayah Kalbar terkait Kalimantan Barat serta publikasi dan distribusi buku saku Kalimantan Barat yaitu nilai organisasi
publikasi dan distribusi ke POPT dan sebagian (Whole of Government). meningkatkan Dinas Pertanian
buku saku (cetak dan e- poktan di wilayah Di saat berkoordinasi dengan pengetahuan, Tanaman Pangan
book) untuk disalurkan ke Kalbar atasan maupun rekan dan senior keterampilan dan dan Hortikultura
kelompok tani/poktan POPT wilayah Kalbar, penulis kemampuan petani yaitu, Integritas,
akan selalu hadir dengan tepat tentang Pengendalian Melayani dan
waktu (Etika Publik dengan Hama Terpadu. Akuntabel
indikator Disiplin), akan
menggunakan pakaian yang rapi
dan tidak berlebihan (Anti
Korupsi dengan indikator

26
Sederhana), akan menggunakan
Bahasa Indonesia yang baik dan
benar (Nasionalisme dengan
indikator Hormat Menghormati).
Penulis akan memastikan
publikasi dan distribusi buku saku
sesuai dengan jadwal yang
ditentukan, akan mengurangi
pengeluaran anggaran publikasi
(Manajemen ASN, Komitmen
Mutu dengan indikator Efisien),
akan dapat diakses/dilihat oleh
banyak orang (Pelayanan Publik
dengan indikator Kemudahan
Akses) dan data yang dipublikasi
akan dapat dipertanggung
jawabkan (Akuntabilitas dengan
indikator Responsibilitas.

27
B. Jadwal Rancangan Implementasi Aktualisasi
Tabel 4.4. Jadwal Rancangan Implementasi Aktualisasi

Nama Peserta : Silvie Kurniasari, S.Si.


Unit Kerja : Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tempat Aktualisasi : LPHP UPT Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat
No. Kegiatan Tanggal Output Bukti Fisik

1. Melakukan konsultasi kepada atasan 12, 13, 14 Mendapatkan saran dan arahan dari atasan Lembar konsultasi yang berisi saran dan
terkait rancangan kegiatan Juli 2021 tentang rancangan kegiatan yang akan arahan kegiatan dari atasan
dilaksanakan
2. Mengumpulkan data dan dokumentasi 15, 16, 19, Memperoleh data dan dokumentasi mengenai Data dan dokumentasi mengenai agens
mengenai agens hayati Trichoderma sp. 20, 21, 22 agens hayati Trichoderma sp. hayati Trichoderma sp.
Juli 2021
3. Menyusun buku saku agens hayati 23, 26, Tersusunnya draf buku saku agens hayati Buku saku dalam bentuk cetak (hard copy)
Trichoderma sp. 27, 28, Trichoderma sp. dan e-book dalam format PDF
29, 30 Juli
2021
4. Publikasi dan distribusi buku saku agens 2, 3, 4 Terpublikasinya buku saku agens hayati Dokumentasi berupa foto / video bahwa
hayati Trichoderma sp. Agustus Trichoderma sp. di lingkup UPTPTPH, POPT buku saku telah dipublikasikan, dibagikan
2021 dan sebagian poktan di wilayah Kalbar dan dapat diakses

28
C. Jadwal Konsultasi dengan Mentor
Tabel 4.5. Jadwal Konsultasi dengan Mentor

Nama Peserta : Silvie Kurniasari, S.Si.


Nomor Daftar Hadir : 35
Instansi : Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tempat Aktualisasi : LPHP UPT Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat
Media
No. Tanggal Kegiatan Output Paraf
Komunikasi
1.

2.

3.

Pontianak, Juli 2021


Peserta Pelatihan Dasar CPNS
Mentor Golongan III Angkatan XCIV Tahun 2021

Januarius Odillo, S.P. Silvie Kurniasari, S.Si.


NIP. 19810101 201001 1 035 NIP. 19940203 202012 2 032

29
D. Jadwal Konsultasi dengan Coach
Tabel 4.6. Jadwal Konsultasi dengan Coach
Nama Peserta : Silvie Kurniasari, S.Si.
Nomor Daftar Hadir : 35
Instansi : Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat
Tempat Aktualisasi : LPHP UPT Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat
Media
No. Tanggal Kegiatan Output
Komunikasi Paraf
1.

2.

3.

Pontianak, Juli 2021


Peserta Pelatihan Dasar CPNS
Coach Golongan III Angkatan XCIV Tahun 2021

Agus Wiono, S.St.Pi., M.M. Silvie Kurniasari, S.Si.


NIP. 19770806 200003 1 001 NIP. 19940203 202012 2 032

30
BAB V
PENUTUP

Rancangan kegiatan nilai-nilai dasar PNS ini merupakan langkah yang harus
ditempuh sebelum melakukan aktualisasi di unit kerja masing-masing. Rancangan
kegiatan ini memuat nilai dasar bagi PNS dalam melakukan tugasnya sebagai
pelayan publik yang profesional. Nilai-nilai dasar tersebut antara lain: Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.
Kegiatan aktualisasi yang direncanakan adalah sebagai berikut:
a) Melakukan konsultasi kepada atasan terkait rancangan kegiatan
b) Mengidentifikasikan data yang diperlukan
c) Membuat desaininfografis data informasi pertanian
d) Publikasi desain infografis data informasi pertanian di akun media sosial Dinas
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kegiatan-kegiatan tersebut direncanakan untuk dilaksanakan di LPHP UPT
Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura yang akan dimulai pada tanggal 7
Juli sampai dengan 4 Agustus 2021 yaitu selama 21 hari kerja mengaktualisasikan
nilai-nilai dasar profesi PNS dengan pembimbingan dan arahan dari coach serta
mentor dan laporan hasil pelaksanaan kegiatan dipresentasikan pada tanggal 20
Agustus 2021.
Melalui implementasi nilai-nilai dasar ANEKA, terdapat perubahan sikap,
budaya dan perilaku kerja PNS di tempat tugas, tepatnya di UPT Perlindungan
Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat.

31
DAFTAR PUSTAKA

BKPSDM Provinsi Kalbar, 2021, Panduan Penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS


Golongan III Angkatan XCIV Tahun 2021, Pontianak
Fatimah, E & Irawati, E, 2015, Manajemen ASN: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS,
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, Jakarta
Kumorotomo, W, Wirapradja, NRD & Imbaruddin, A, 2015, Etika Publik: Modul
Pelatihan Dasar Calon PNS, Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia, Jakarta
Kusumasari, B, Dwiputrianti, S dan Allo, EL, 2015, Akuntabilitas: Modul Pelatihan
Dasar Calon PNS, Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia,
Jakarta
Latif, Yudi, Suryanto, Adi & Muslim, Abdul, 2015, Nasionalisme: Modul Pelatihan
Dasar Calon PNS, Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia,
Jakarta
Peraturan Gubernur Provinsi Kalimantan Barat Nomor 55 Tahun 2021 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas
Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat
Permentan No. 80 Tahun 2012 tentang Pedoman Formasi Jabatan Fungsional
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan
Purwanto, EA, Tyastianti, D, Taufiq, A & Novianto, W, 2017, Pelayanan Publik:
Modul Pelatihan Dasar Calon PNS, Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia, Jakarta
Suwarno, Y & Sejati, TA, 2017, Whole of Government: Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS, Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, Jakarta
Tim Penulis Komisi Pemberantasan Korupsi, 2015, Anti Korupsi: Modul Pelatihan
Dasar Calon PNS, Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia,
Jakarta
Undang-undang No. 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
UPT Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat,
2018, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah UPT Perlindungan
Tanaman Pangan dan Hortikultura, Pontianak

UPT Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat,


2018, Rencana Strategis UPT Perlindungan Tanaman Pangan dan
Hortikultura, Pontianak

Yuniarsih, T & Taufiq, M, 2015, Komitmen Mutu: Modul Pelatihan Dasar Calon PNS,
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, Jakarta

32
BIODATA PESERTA

Nama Kegiatan : Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Provinsi


Kalimantan Barat Angkatan XCIV Tahun 2021

Nama Lengkap dan Gelar : Silvie Kurniasari, S.Si.

NIP : 19940203 202012 2 032

Tempat/Tanggal Lahir : Malang, 3 Februari 1994

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Golongan/ruang : III/a

Jabatan : Ahli Pertama - Pengendali Organisme Pengganggu


Tumbuhan

Unit Kerja : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi


Kalimantan Barat UPT Perlindungan Tanaman Pangan
dan Hortikultura

Pendidikan Terakhir : S-1 Biologi

Alamat Kantor : Jln. Alianyang gg. Kurnia no. 127c, Pontianak

Alamat Domisili : Jln. Sei Sambas Barat 2/40 Perumnas IV Tanjung Hulu

Telepon/HP : 089693241713

E-mail : silvie.kurniasari@gmail.com

Pontianak, Juli 2021


Peserta

SILVIE KURNIASARI, S.Si.


NIP. 19940203 202012 2 032

Anda mungkin juga menyukai