TRANSFORMASI
PENGEMBANGAN
KARIER ASN
PROFILE
NEWS
TOPIC
ARTICLE
covid19.go.id GALLERY
Salam Kompetensi
Inovasi Tiada Henti
Kami segenap Tim Redaksi mengucapkan terimakasih tulis/Artikel untuk dimuat, dengan syarat dan ketentuan yang
kepada para kontributor dan pihak terkait yang telah bahu telah kami tetapkan, untuk informasi lebih lanjut bisa
membahu menyelesaikan penyusunan M-PRO terbitan Edisi V, menghubungi kami di kantor BPSDM Provinsi kalbar.
Tahun 2021, meski dalam suasana wabah Covid-19 yang masih Sebagaimana M-Pro diciptakan untuk menjadi media
belum mereda ini. Bagi rekan-rekan sekalian, selalu jaga informasi terkait pengembangan SDM ASN yang ada di Kalbar,
kesehatan, pola makan, istirahat yang cukup, sempatkan kami juga berharap mendapatkan masukan dan saran dari
berolahraga meski hanya sebentar dan selalu berhati-hati saat berbagai pihak, agar ke depan M-Pro bisa menjadi semakin
beraktifitas diluar rumah. baik.
Sebagaimana edisi sebelumnya, edisi M-Pro kali ini Di kesempatan ini kami juga mengucapkan, Minal Aidin
menyuguhkan 4 sub kategori informasi yang bisa disimak Wal faizin, Mohon maaf lahir dan batin, selamat Idul Fitri
seperti News, Topic, Article, dan Gallery yang semuanya 1442H, kepada seluruh umat muslim yang merayakan.
terkait dengan aktivitas BPSDM Provinsi Kalbar. Sebagai
informmasi, kami dari tim redaksi sangat membuka diri kepada
OPD yang ingin berkontribusi dalam memberi karya Selamat Membaca.
REDAKTUR
PENASEHAT Suprianus Herman, SH {Kepala BPSDM Provinsi Kalbar} PENANGGUNG JAWAB Juliansyah, S.IP, M.Si {Sekretaris BPSDM Provinsi Kalbar}
TIM REDAKSIONAL Ita Asih Indrawati, S.Sos., M.Si. | Prasetyo | Sy. Faisal dan Eva Yuliantika EDITORIAL Prasetyo & Team work
TIM KREATIF BPSDM Provinsi Kalbar & BROF Management KORESPONDEN Agus Wiono, S.St.Pi., MM. | Ir. Bosman Donald Hutahaean, MM
Dr. Ir. H. Darmawan, MSc. | Didih Abidin, S.IP., M.Si. | Dr., Hj. Ersa Tri Fitriasari, ST., M.Si. | Eka Wulandari, S.STP., M.Ec.Dev.
Juliana Emma Ulina, S.Pd, M.Pd. | Hot Junjungan Simmamora, SH, MH. | Ir. Irawadi, M.M, M.T. |Drs. Robertus Isdus, M.Si.
D r. S o fi a , M . Pd . | Ta s l i m a j a n , S T, M E BA . | Z a i n u r i , S . Pd . , M . S i . P U B L I S H B P S D M P ro v i n s i Ka l i m a nta n B a rat
P R O D U C T I O N S U P E R V I S I N G B P S D M P r o v i n s i K a l b a r & C V. F a j a r D i n a m i k a K h a t u l i s w a
management
kitanimasi Volks
ARTWORK & ANIMATION PHOTO WORK
Keluarga Besar
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
M E N G U C A P K A N
“Minal Aidin Wal Faizin
Mohon Maaf Lahir & Batin”
Selamat
Idul1442Fitri
H
“Mari selalu saling menjaga,
menjaga sikap, perbuatan, hati, pikiran
dan yang terpenting saat ini
bersama menjaga kesehatan”
daftar isi M-PRO.
ED.V
2021
Majalah Profesional Diklat Aparatur
BPSDM Provinsi Kalbar
PROFILE
Trasformasi Organisasi
Perangkat Daerah
Berbasis Digital..........11
Perlunya Pendampingan dan Evaluasi
Pada Pasca Diklat Terhadap
Aktualisasi Peserta Latsar.......... 14 Membangun Tunas Integritas
Anti Korupsi
Bahasa Melalui Latsar CPNS......... 31
Karya Tulis Ilmiah......... 16
Blended Learning,
Metode Diklat Sebuah Keniscayaan...... 34
di Era Covid-19..... 18
Ketersediaan SDM jasa Konstruksi
Responsif Gender...... 21 Pada Usaha Kualifikasi Kecil
36
Di Kalbar........................................
Beraktivitas Dalam Keterbatasan
24
Berprestasi Tanpa Batas................... Adopsi Community of
Practice (CoP)
Pekerja Migran Indonesia Dalam Kegiatan
Sebagai Pahlawan Devisa... 27 Berbagi Pengetahuan
di organisasi Publik...... 38
PBJP dari APBD: PA/KPA
Merangkap Sebagai PPK Mengantar Investasi
dan PPTK Sebagai Pelaksana menjadi Inovasi
Sebagaian Tugas PPK................. 29 (Bridging the Valley of Death).... 41
GALLERY
Kumpulan Foto
Dokumentasi Kegiatan
BPSDM Kalbar................. 45
M-PRO.
Profile
Majalah Profesional Diklat Aparatur BPSDM Provinsi Kalbar
ED. V 2021
i
Bersama
Kita
Profile
Bisa
Suprianus Herman Kepala BPSDM Provinsi Kalbar
ii Majalah Profesional Diklat Aparatur BPSDM Provinsi Kalbar
ED. V 2021
Profile
Tuti
Sumarni
Be Positive
Be Useful
iv Majalah Profesional Diklat Aparatur BPSDM Provinsi Kalbar
ED. V 2021
Kurangi Risiko
Tertular Virus Corona
M-PRO.
News
Majalah Profesional Diklat Aparatur BPSDM Provinsi Kalbar
ED. V 2021
01
Bimtek
Metode Pembelajaran
Bagi Widyaiswara
Dalam Rangka
HUT Pemprov. Kalbar
Ke-64
“INOVASI
DITENGAH PANDEMI COVID-19
MEWUJUDKAN
KALIMANTAN BARAT MAJU”
Latsar CPNS
Gol. II & III
Untuk Menghasilkan ASN Prima
Koordinasi
Pengembangan Wawasan
Manajerial & Fungsional ASN
PONTIANAK - Pada hari Selasa/23- Untuk itu, peran Pejabat Pengelola waian Daerah dan Biro Organisasi Setda
03-2021 bertempat di Aula Bhinneka Kepegawaian di tiap-tiap Perangkat Provinsi Kalimantan Barat untuk menya-
Tunggal Ika, BPSDM Provinsi Kalbar Daerah menjadi sentral untuk meng- makan persepsi sekaligus mensosia-
menggelar Koordinasi Pengembangan identifikasi dan menyusun kebutuhan lisasikan penerapan Peraturan Gubernur
Wawasan Manajerial Dan Fungsional, pengembangan kompetensi di lingkungan Kalimantan Barat Nomor 128 Tahun 2019
tujuannya tak lain adalah untuk unit kerja masing-masing. tentang Pengembangan kompetensi PNS
meningkatkan kinerja ASN yang bekerja Hasil identifikasi dan rencana tersebut di Provinsi Kalimantan Barat.
di Pemerintah Provinsi Kalbar. selanjutnya dikoordinasikan dengan Tim Suprianus Herman, SH. Kepala
Pengembangan kompetensi bagi Pengembangan Kompetensi Pemerintah BPSDM Provinsi Kalbar berharap
aparatur sangat bervariasi, sesuai dengan Provinsi Kalimantan Barat. "Semoga koordinasi ini bisa memberi
kebutuhan kompetensi dari setiap bidang Untuk hasil yang maksimal koor- manfaat sebanyak-banyaknya bagi
tugas dalam melaksanakan tugas dinasi menjadi hal yang wajib, serta salah pengembangan kompetensi PNS di
pemerintahan baik pada pemerintah satu bentuk dukungan dari BPSDM Provinsi Kalimantan Barat".(Phy)
pusat, provinsi maupun kabupaten/kota. Provinsi Kalbar kepada Badan Kepega-
M-PRO.
News
Majalah Profesional Diklat Aparatur BPSDM Provinsi Kalbar
ED. V 2021
07
Pela han
Perencanaan & Penganggaran
Responsif Gender
PONTIANAK - Kesetaraan gender dalam menghasilkan dokumen
merupakan hal yang diidamkan oleh perencanaan penganggaran responsif
setiap orang di Indonesia, bahkan negara gender yang tersusun secara optimal,
sendiri telah mengakui kesetaraan gender sistematis, efektif dan efisien."
melalui terbitnya Instruksi Presiden "Bagi peserta yang mengikuti pela-
N o m o r 9 Ta h u n 2 0 0 0 t e n t a n g tihan ini diharapkan untuk serius, disiplin
Pengarusutamaan Gender atau PUG dan maksimal, tidak hanya sekedar
dalam pembangunan nasional. pemenuhan tuntutan penugasan dari
Namun pada kenyataannya kesen- pimpinan, tetapi ikutilah Pelatihan ini
jangan gender masih terlihat di berbagai dengan belajar secara sungguh-sungguh.
sektor, maka dari itu BPSDM Provinsi Ingatlah bahwa hasil dari Pelatihan ini
Kalbar menggelar Pelatihan Perencanaan akan sangat bergantung kepada keseri-
Dan Penganggaran Responsif Gender usan peserta dalam menyimak pembela-
pada Senin/22-03-2021 di BPSDM jaran yang dilakukan." ungkapnya lebih
Provinsi Kalbar. lanjut.(Rif)
Pelatihan ini hadir sebagai peren-
canaan yang mengakomodasi kebutuhan
dan permasalahan perempuan dan laki-
laki untuk menjamin agar perempuan dan
laki-laki mendapatkan akses, partisipasi,
kontrol dan manfaat yang sama dalam
pembangunan serta mengatasi masalah
kesenjangan gender.
Suprianus Herman, SH. selaku Kepala
BPSDM Provinsi Kalbar mengung-
kapkan "Saya sangat menyambut positif
dilaksanakannya Pelatihan PPRG ini. Hal
ini tentunya dengan harapan adanya
sinkronisasi kesamaan visi dan kesatuan
pandangan terhadap PPRG itu sendiri.
Sehingga ada kesatuan gerak dan langkah
08 Majalah Profesional Diklat Aparatur BPSDM Provinsi Kalbar
ED. V 2021 M-PRO.
News
TRANSFORMASI
PENGEMBANGAN
KARIER ASN
Workshop
Tenaga Penguji
Latsar CPNS
tatap muka dan komunikasi tertulis online. Konsep Blended kompetensi yang ingin dicapai.
learning kelihatannya sederhana tetapi penerapanya lebih Berdasarkan keputusan Kepala LAN No.
kompleks. Asumsi utama dari desain Blended learning adalah 93/K.1/PDP.07/2021 tentang pedoman penyelenggaraan
(1) pemikiran menggabungkan belajar tatap muka dan online, Pelatihan Dasar CPNS dan Bahan Presentasi dari Pusat
Pembinaan program dan Kebijakan pengembangan kompetensi
(2) pemikiran ulang mendasar tentang desain mata pelatihan ASN LAN RI Tahun 2021 untuk desain Model Pembelajaran
untuk mengoptimalkan keterlibatan peserta didik , dan Blended Learning secara Garis Besar dibagi menjadi 4 bagian
(3) strukturisasi dan pengaturan ulang jam pelatihan besar yakni MOOC, Distance Learning, Pembelajaran Klasikal
tradisional. dan Penguatan Kompetensi Teknis Bidang Tugas. Pelaksanaan
Model Blended Learning ini dilaksanakan selama 74 hari atau
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED 647 Jam Pelajaran dengan rincian Tatap Muka 62 JP, Asyncronus
LEARNING DI PELATIHAN DASAR CPNS 240 JP, Syncronus 25 JP dan masa Habituasi Selama 30 hari atau
Model blended learning adalah menggabungkan antara 320 JP.
proses belajar mandiri (on line internet) dan proses belajar
klasikal (di dalam kelas) yang tersistem untuk mencapai tujuan 1. MOOC ( Massive Open Online Course)
Desain
Model Pembelajaran
Blended Learning
pada Pelatihan Dasar
CPNS
M-PRO.
Artikel
Majalah Profesional Diklat Aparatur BPSDM Provinsi Kalbar
ED. V 2021
Kesimpulan
Perlunya Pendampingan
dan Evaluasi Pada Pasca
Diklat Terhadap
Aktualisasi Peserta Latsar Oleh
Ir. Bosman Donald Hutahaean, MM
Widyaiswara Ahli Madya
BPSDM Provinsi Kalbar
PENDAHULUAN
Sumber daya manusia merupakan aset yang sangat berharga,
berbagai upaya peningkatan dan pengembangan terus dilakukan,
berbagai lembaga diklat dan pihak yang terkait terlibat dalam
rangka meningkatkan kapasitas Aparatur Sipil Negara agar
dapat mengelola sumber daya secara optimal. Tujuan pelatihan
dasar calon pegawai negeri sipil (CPNS) adalah membentuk
PNS profesional yang berkarakter sebagai pelayan masyarakat.
Salah satu upaya yang dilakukan melalui penyelenggaraan
Pelatihan Dasar, memadukan pembelajaran klasikal dan non
klasikal di tempat pelatihan dan di tempat kerja dan menjadikan
laporan Aktualisasi di Implementasikan serta dihabituasikan
untuk menjadi sebuah Inovasi.
Menindaklanjuti dari hasil penelitian kepada peserta diklat
PKP di Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2020 bahwa dari
17 (tujuh belas) orang hanya 6 (enam) orang atau sebesar 33,33%
yang mengimplementasi proyek perubahan setelah peserta
kembali ke instansinya masing-masing. Peserta Pelatihan Dasar
adalah orang-orang yang terpilih dan berprestasi memiliki
potensi, kapasitas yang mumpuni, memiliki nilai-nilai, sikap dan
perilaku yang baik, dan berharga, saat ini disebut dengan generasi
melenial dan generasi Z. Generasi ini umumnya ditandai oleh
peningkatan penggunaan dan keakraban dengan komunikasi,
media, dan teknologi digital. Potensi, kapasitas serta nilai-nilai
karakter tersebut dapat dikembangkan secara optimal yang faktor
utamanya dibarengi dengan lingkungan yang kondusif serta
melakukan pendampingan dan evaluasi pasca Pelatihan Dasar
terhadap aktualisasi setelah peserta kembali ke instansinya
masing-masing.
KAJIAN LITERATUR
Abstrak
Marilyn Atkinson pendiri Erikson Coaching International
Tulisan ini mencoba menelaah tentang perlunya melakukan
menjelaskan mentor adalah seorang ahli yang memberikan hal-
pendampingan dan evaluasi terhadap aktualisasi pasca diklat
hal bijak dan membimbing berdasarkan pengalaman sendiri,
kepada peserta latsar. Peserta latsar umumnya generasi Milenial
mentor dapat menasehati, melakukan konseling. Menurut
dan generasi Z merupakan aset yang sangat berharga untuk
(Maliki, 2016:10) evaluasi program pasca diklat adalah
menerima estafet menjadi calon pemimpin dimasa depan.
serangkaian kegiatan yang dilakukan secara teratur dan
Aktualisasi adalah salah satu wujud dari ide dan kreativitas dari
sistematis untuk mengetahui tingkat penerapan hasil diklat oleh
peserta diklat sesuai ruang lingkup tugasnya. Diharapkan mampu
peserta dan peningkatan kinerja peserta serta organisasi yang
menjadi pembiasaan dan bersifat intristik (habituasi) dan
dimulai dari pengembangan instrumen, pengumpulan dan
menjadi sebuah inovasi. Kajian ini merupakan penelitian secara
analisis data serta penafsiran temuan dengan tujuan untuk
kualitatif didasari dari hasil pengamatan, pengalaman yang
memperoleh umpan balik dan mengetahui efektivitas diklat
menggunakan data primer dan sekunder serta studi literatur.
yang dilaksanakan.
Kata kunci: sederhana, perubahan, karakter
Inovasi menurut (LAN, 2014) proses memikirkan dan
M-PRO.
Artikel
Majalah Profesional Diklat Aparatur BPSDM Provinsi Kalbar
ED. V 2021
mengimplementasikan suatu gagasan yang memiliki unsur sikap pada level 3 difokuskan pada perubahan tingkah laku
15
kebaruan dan kebermanfaatan. Menurut (Utomo, 2017:36) salah setelah peserta diklat kembali ke tempat kerja, sehingga
satu faktor pembentuk budaya inovasi adalah sikap. Sikap adalah penilaian tingkah laku ini lebih bersifat ekternal. Dengan kata
cara pandang kita terhadap sesuatu hal, misalnya bagaimana kita lain yang perlu dinilai adalah apakah peserta merasa senang
memberi makna terhadap tugas dan tanggung jawab dalam dan bersemangat setelah kembali ketempat kerjanya,
organisasi, menghargai sebuah usaha dan kerja keras dari orang bagaimana peserta dapat mentransfer pengetahuan, sikap dan
lain. Karakter atau watak adalah sifat ba n yang memengaruhi ketrampilan yang diperoleh selama Pelatihan Dasar untuk di
segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki Implementasikan ditempat kerjanya.
manusia atau makhluk hidup lainnya. Gene Klann (2007)
4.Evaluating Result
mengemukakan model pengembangan karakter adalah 5 E yaitu
Example, Ekperience, Education, Environment dan Evaluation. Evaluasi hasil pada level 4 ini difokuskan pada hasil akhir (final
result) karena peserta diklat telah mengikuti suatu program,
METODE
yang termasuk dari hasil akhir suatu program diklat
Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, diantaranya adalah kenaikan produksi, peningkatan kualitas,
menggunakan kajian Literatur, melalui pengalaman, observasi, penurunan biaya, penurunan kualitas kecelakan kerja,
menggunakan data primer dan sekunder. Menurut Sugiyono penurunan turn over dan kenaikan keuntungan.
(2010:15), menjelaskan bahwa: Metode penelitian kualitatif
KESIMPULAN
merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang Sebagai sintesis dapat disimpulkan bahwa :
alamiah, Literatur yang dipergunakan meliputi Literatur terkait
1. Karakter, sikap dan perilaku yang mengedepankan nilai-nilai
teori dan konsep, peraturan, data dan informasi, diolah menjadi
dasar, pengetahuan, kedudukan dan peran PNS dalam NKRI,
kesimpulan.
mampu melaksanakan tugas, peran secara profesional sebagai
ANALISIS/PEMBAHASAN pelayan masyarakat dapat terwujud apabila adanya
pembimbingan/mentoring berperan sebagai pelaku perubahan,
Dari analisis terhadap data kualitatif dari hasil kasus
suri tauladan, penasihat, pemberi dukungan, perintis dan
studi diperlukan adanya pendampingan dan evaluasi.
pelindung.
A. Pendampingan / mentor
2. Lingkungan yang kondusif berkontribusi terhadap
Dalam pendidikan karakter yang perlu dibangun bersama adalah pembentukan karakter, sikap dan perilaku diperlukan
: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja cerdas, kreatif, mandiri, Komitmen dari para pemimpin .
demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah
3. Ide, gagasan, kreativitas akan bermakna apabila
air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai,
diimplementasi/diaktualisasikan menjadi kebiasan (habituasi)
gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung
akan menjadi sebuah inovasi.
jawab.
SARAN
B. Model Evaluasi
Sebagai studi lanjutan dari penelitian ini, disarankan agar adanya
Dalam kajian ini fokus pada evaluasi 4 level, bagaimana
penelitian lebih lanjut dengan pengayaan variabel, teori dan
Implementasi berdampak pada kinerja individu maupun kinerja
konsep terbaru.
organisasinya dan upaya yang akan dilakukan. Ada beberapa
model dalam melakukan evaluasi, namun dalam kajian ini REFERENSI:
mengemukakan model Kirkpatrick dengan nama Kirkpatrick
Peraturan Lan No.25 Tahun 2017, Tentang Pedoman
Training Evaluation mencakup 4 (empat) level sebagai berikut :
Penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan II dan
1. Evaluating Reaction III, Jakarta.
Evaluasi yang dilakukan pada level 1 menekankan pada Maliki, 2016, Evaluasi Program Diklat, Lan Jakarta.
reaksi peserta terhadap pelaksanaan penyelenggaraan diklat,
Wiranata, 2016, Teknik Dasar Coaching, Jakarta, PKP2A1, Lan
sarana dan prasarana dan kurikulum sehingga mereka
RI.
termotivasi untuk belajar dan berlatih.
Sugiono, 2010, Metodologi Peneletian Kuantitatip, Kualitatip
2. Evaluating Learning
dan R&D, Bandung, Alfabeta.
Maliki (1988:20) Learning can be defined as the extent to
Utomo, 2017, Inovasi Harga Mati, Jakarta, PT. Raja Grafindo
which participant change attitudes, improve knowledge, and
Persada.
for increase skills as result of attending the program. Evaluasi
yang dilakukan pada level 2 ini menekankan pada penilaian
hasil (Output) belajar. Oleh karena itu dalam pengukuran
hasil belajar (Learning Measurement) seperti pengetahuan
apa yang dipelajari.
3.Evaluating Behevior
Evaluasi pada level 3 disebut penilaian pasca diklat yang
menekankan pada outcame dari kegiatan diklat. Penilaian
16 Majalah Profesional Diklat Aparatur BPSDM Provinsi Kalbar
ED. V 2021 M-PRO.
Artikel
Bahasa
Karya Tulis
Ilmiah
Oleh
Dr. Ir. H. Darmawan, MSc
Widyaiswara Ahli Utama
BPSDM Provinsi Kalbar
Abstrak yaitu bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa tulis yang baku.
Karya ilmiah merupakan jenis tulisan yang memiliki desain dan Sejatinya, kualitas dari karya ilmiah tidak hanya dilihat dari
sistematika tertentu sesuai dengan karakteristik ilmiah itu metode dan hasil penelitian saja, tetapi juga dari sisi
sendiri. Salah satu karakteristik tersebut wujud dalam bentuk penyampaiannya melalui kata-kata yang tertuang dalam karya
bahasa, yaitu bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa tulis ilmiah. Oleh karena itu, bahasa merupakan faktor penting yang
yang baku. Kualitas dari karya ilmiah tidak hanya dilihat dari harus diperhatikan ketika menulis karya ilmiah. Karya ilmiah
metode dan hasil penelitian saja, tetapi juga dari sisi harus memperhatikan kaidah bahasa dalam penulisan akademik
penyampaiannya melalui kata-kata yang tertuang dalam karya yang benar.
ilmiah. Oleh karena itu, bahasa merupakan faktor penting dalam
Sebagaimana dikemukakan Sumantri (1984), aktivitas menulis
penulisan karya ilmiah.
adalah sebuah proses transfer ilmu dan informasi, dari ilmuwan
untuk dipublikasikan ke masyarakat. Sedalam apapun ilmu yang
dimiliki, kalau tidak mengetahui teknik penulisan yang baik dan
PENDAHULUAN
berbahasa yang baik, maka ilmu yang dituliskan itu hanya akan
Secara umum, teknik penulisan ilmiah mempunyai dua aspek dipahami oleh si empunya ilmu saja.
yakni gaya penulisan dalam membuat pernyataan ilmiah serta
PEMBAHASAN
teknik notasi dalam menyebutkan sumber pengetahuan ilmiah
yang digunakan dalam penulisan. Penulisan ilmiah harus 1. Karya Tulis Ilmiah
menggunakan bahasa yang baik dan benar. Sebuah kalimat yang
Karya Tulis ilmiah adalah satu karangan yang disusun secara
tidak bisa diidentifikasi yang mana merupakan subjek dan
sistematis dan bersifat ilmiah. Sistematis berarti bahwa karangan
predikat serta hubungan apa antara subjek dan predikat
atau karya tulis tersebut disusun menurut aturan tertentu sehingga
kemungkinan besar merupakan informasi yang tidak jelas.
kaitan antara bagian-bagian tersebut sangat jelas dan padu.
Penggunaan kata harus dilakukan secara tepat artinya harus
Bersifat ilmiah, berarti bahwa karya tulis tersebut menyajikan
dipilih kata-kata yang sesuai dengan pesan apa yang akan
satu deskripsi, gagasan, argumentasi atau pemecahan masalah
disampaikan.
yang didasarkan pada berbagai bukti empirik atau kajian teoretis
Karya ilmiah merupakan jenis tulisan ilmiah yang memiliki sehingga para pembacanya dapat melacak kebenaran bukti
desain dan sistematika tertentu sesuai dengan karakteristik ilmiah empirik atau teoritik yang mendukung gagasan tersebut.
itu sendiri. Salah satu karakteristik tersebut dalam bentuk bahasa,
M-PRO.
Artikel
Majalah Profesional Diklat Aparatur BPSDM Provinsi Kalbar
ED. V 2021
Terkait tata cara penyajian, karya tulis ilmiah harus memenuhi c. Kuantitatif
17
kriteria logis, sistematis, dan lugas. Karya tulis ilmiah disebut
Keterangan atau pendapat yang dikemukakan dalam
logis jika keterangan yang dikemukakannya dapat ditelusuri
tulisan dapat diukur secara pasti, benar dan tepat.
alasan-alasannya yang masuk akal. Karya tulis ilmiah disebut
sistematis jika keterangan yang ditulisnya disusun dalam satuan-
d. Tepat
satuan yang berurutan dan saling berhubungan. Karya tulis
ilmiah disebut lugas jika keterangan yang diuraikannya disajikan Ide atau pendapat yang diungkapkan harus sesuai
dalam bahasa yang langsung menunjukkan persoalan dan tidak dengan ide yang diungkapkan oleh penutur atau penulis
berbunga-bunga. dan tidak mengandung makna ganda, samaran atau
banyak arti.
2. Bahasa Ilmiah
e. Denotatif
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 2008 (KBBI 2008)
Kata yang digunakan dipilih sesuai arti yang
dijelaskan bahwa ilmiah adalah bersifat ilmu, secara ilmu
sesungguhnya dan tidak melibatkan perasaan karena
pengetahuan, memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan. Dari
sifat ilmu itu sebenarnya objektif.
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa karya tulis ilmiah
adalah karya tulis yang bersifat keilmuan. Sifat keilmuan ini
terlihat pula dalam penggunaan bahasanya. Ragam bahasa yang
digunakan dalam sebuah karya tulis ilmiah adalah ragam bahasa
ilmiah. Ragam bahasa ilmiah merupakan bahasa dalam dunia
f. Ringkas
pendidikan. Ragam bahasa ini dikenal pula dengan istilah ragam
bahasa baku/standar. Ide dan gagasan diungkapkan dengan kalimat pendek
sesuai dengan kebutuhan dan padat dalam arti,
Menurut Hasan Alwi dkk. (2003), ragam bahasa ini memiliki dua
pemakaian kata seperlunya, tidak berlebihan dan
ciri, yaitu kemantapan dinamis dan kecendekiawanan.
panjang.
Kemantapan dinamis berarti aturan dalam ragam bahasa ini telah
berlaku dengan mantap, tetapi bahasa ini tetap terbuka terhadap
g. Runtun
perubahan, terutama dalam kosakata dan istilah. Ciri
kecendekiawanan terlihat dalam penataan penggunaan bahasa Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan
secara teratur, logis, dan masuk akal. Ragam bahasa ini bersifat dan tingkatannya baik dalam kalimat maupun dalam
kaku dan terikat pada aturan-aturan bahasa yang berlaku. paragraf yang ditulis.
Dijelaskan Natawijaya (1997) bahwa formulasi bahasa karya
ilmiah memiliki lima kriteria: cendekia (logis), lugas (to the REFERENSI
point), penalaran, ekonomi kata (efisien dan efektif), dan baku 1. Alwi, Hasan, dkk (2003): Tata Bahasa Baku Bahasa
(standar). Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah Indonesia. Jakarta: PT Balai Pustaka.
ragam bahasa tulis baku. Ragam bahasa tulis baku dapat dilihat 2. Natawidjaja, P. Suparman. (1997). Teras Komposisi.
dari kata/istilah dan kalimat yang digunakan. Kata/istilah yang Jakarta: PT Intermasa.
digunakan adalah kata/istilah baku, yang digunakan dengan 3. Resmini, Novi (2007). Penggunaan Bahasa Dalam
makna yang tepat. Satu istilah atau kata dikatakan baku jika Karangan Ilmiah. Disajikan dalam Program Pendidikan dan
pembentukannya dan cara penulisannya sesuai dengan kaidah Latihan Karya Tulis Ilmiah bagi para Widyaiswara di
pembentukan kata/istilah bahasa Indonesia. Lingkungan PKP2 Aparatur I. Pusat Kajian Pendidikan dan
Pelatihan Aparatur I Lembaga Administrasi Negara.
4. Sumantri, Junjun S. (1984). Filsafat Ilmu, Suatu
3. Syarat Kebahasaan Karya Ilmiah Penghantar Populer. Jakarta; pustaka sinar harapan.
5. Wijaya, I Ketut. (2016). Buku Ajar Bahasa Indonesia
Penggunaan bahasa dalam bentuk tulisan formal seperti karya
dan Tata Tulis Karya Ilmiah. Denpasar: Universitas
tulis ilmiah harus mengikuti syarat-syarat tertentu. Beberapa
Udayana.
syarat tersebut adalah sebagai berikut (Resmini, 2007; Wijaya,
2016):
a. Baku
Struktur bahasa yang dipergunakan sesuai dengan
kaidah atau aturan bahasa Indonesia yang baku, baik,
dan benar mengenai struktur kalimat maupun kata.
Demikian juga, pemilihan aturan kata/istilah, dan
penulisan sesuai dengan kaidah ejaannya.
b. Logis
Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa
Indonesia dalam ragam ilmiah yang dapat diterima dan
masuk akal.
18 Majalah Profesional Diklat Aparatur BPSDM Provinsi Kalbar
ED. V 2021 M-PRO.
Artikel
Metode Diklat
Di Era
Covid-19
Oleh
Didih Abidin, S.IP., M.Si
Widyaiswara Ahli Madya
BPSDM Provinsi Kalbar
berbasis komputer (online dan offline) untuk membentuk suatu teknologi cetak, teknologi audio, teknologi audio visual,
19
pendekatan pembelajaran yang berintegrasi, dengan tujuannya teknologi komputer, dan teknologi m-learning atau mobile
adalah untuk memberikan pengalaman pembelajaran yang paling learning. (Ahmad, 2017).
efektif dan efisien. (Idris, 2011). Itulah sebabnya Blended Berkaitan dengan pengembangan kompetensi PNS di era
Learning juga dapat di definisikan sebagai sebuah strategi belajar pandemi Covid-19 ini maka Lembaga Administrasi Negara
mengajar yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran Republik Indonesia sebagai salah satu institusi negara, yang salah
dengan cara memadukan pembelajaran berbasis kelas / tatap satu tugasnya adalah mengembangkan standar kualitas
muka dengan pembelajaran berbasis teknologi dan informasi pendidikan dan pelatihan Pegawai ASN, telah mengeluarkan
yang dilakukan secara daring (online). (Widiara, 2018). kebijakan berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan dan
Dalam dunia pendidikan, pembelajaran berbasis Blended pelatihan bagi PNS di masa pandemi Covid-19. Salah satu
Learning dimulai sejak ditemukan komputer. Awal dari proses kebijakan yang dikeluarkan adalah melaksanakan kegiatan
pembelajaran adalah adanya tatap muka dan interaksi antara pelatihan dengan metode Blended Learning.
pengajar dan yang diajar. Setelah ditemukan mesin cetak maka Kegiatan pelatihan tersebut adalah Pelatihan Dasar CPNS
pengajar memanfaatkan media cetak. Pada saat ditemukan media Terpadu yang selanjutnya disebut dengan Blended Learning
audio visual maka sumber belajar dalam pembelajaran yaitu Pelatihan Dasar CPNS yang dilakukan dengan memadukan
mengkombinasikan antara pengajar, media cetak, dan audio proses pembelajaran tatap muka di dalam kelas dengan proses
visual. Terminologi Blended Learning kemudian semakin pembelajaran secara daring. (LAN RI, 2021). Blended Learning
mengemuka apalagi setelah berkembangnya teknologi informasi itu sendiri dilakukan melalui 3 (tiga) bagian pembelajaran yaitu :
sehingga sumber belajar dapat diakses oleh yang diajar baik pelatihan mandiri, distance learning dan pembelajaran klasikal
secara offline maupun online. . ditempat penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS.
Berkaitan dengan kegiatan pelatihan bagi PNS maka motede
Sejarah Blended Learning yang berkembang di dunia Blended Learning menjadi salah satu pilihan utama, apalagi
pelatihan pada awalnya juga seperti yang dilakukan pada berkaitan dengan situasi dan kondisi saat pandemi Covid-19 ini.
lembaga pendidikan yaitu sumber belajar utama adalah pelatih, Meskipun keuntungan dan kelemahan dari Blended Learning itu
fasilitator, instruktur atau narasumber. Dengan ditemukannya sendiri tetap ada.
teknologi komputer, pelatihan dilakukan secara mandiri, yang Adapun keuntungan dari Blended Learning adalah sebagai
dapat dilakukan secara individual, dan tidak bergantung pada berikut :
waktu dan terfokus pada materi yang sama. Sejalan dengan Beberapa referensi menunjukkan bahwa Blended Learning
perkembangan teknologi satelit, dengan daya jangkau yang lebih lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran konvensional
luas melintasi pulau dan benua maka pembelajaran berbasis yang selama ini dilakukan. Bahkan cenderung lebih efisien.
Blended Learning menjadi terkenal dan berkembang. (Idris, Dari sisi peserta, maka peserta pelatihan tidak ada kewajiban
2011). Saat ini pembelajaran berbasis Blended Learning untuk setiap hari masuk ke ruang kelas. Belajar dilakukan melalui
dilakukan dengan menggabungkan pembelajaran tatap muka, internet dan bisa dilakukan di mana saja. Bahan ajar, bahan
tayang, modul, buku dan materi pendukung pembelajaran
20
lainnya dapat diperoleh secara online. Tinggal di unduh atau
Majalah Profesional Diklat Aparatur BPSDM Provinsi Kalbar
ED. V 2021
upload maka peserta sudah memiliki bahan tersebut. Peserta juga dukungan teknologi lainnya.
memiliki keleluasaan untuk mempelajari materi secara mandiri v Metode Penilaian
dengan memanfaatkan bahan yang telah tersimpan secara system. Salah satu ukuran untuk menilai berhasil atau tidaknya suatu
Kegiatan diskusi dapat dilakukan kapan saja baik secara online proses pembelajaran adalah dengan melakukan penilaian.
atau offline. Artinya bisa berlangsung di luar jam pelajaran atau di Penilaian tersebut tidak hanya dari sisi pengetahuan dan
luar waktu yang ditentukan, tinggal perjanjian antara peserta keterampilan, tetapi juga dari sisi sikap dan perilaku.
dengan pengajar atau antara peserta dengan peserta. Setiap Penilaian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh
peserta memiliki cara belajar yang berbeda satu sama lain. Ada mana penguasaan kompetensi yang telah dikuasai oleh
peserta yang nyaman belajar di pagi hari, sore hari atau bahkan peserta. Selain itu, penilaian juga bertujuan sebagai tindak
belajar di malam hari sambil bersantai dan mendengarkan musik lanjut pengajar dalam pelaksanaan pembelajaran.
setelah seharian menyelesaikan tugas di kantor. Ada juga peserta Berkaitan dengan pembelajaran menggunakan metode
yang lebih nyaman belajar di ruang kerja sendiri, di cafe atau di Blended Learning, maka yang agak sulit adalah bagaimana
ruang kelas. Ada juga peserta yang mungkin lebih nyaman belajar mengukur sikap dan perilaku peserta, serta apakah ada
sambil melakukan aktivitas kerja kantor. Yang jelas, dengan perubahan pola pikir terhadap peserta dari sebelum mengikuti
menggunakan metode Blended Learning ini, peserta pelatihan pelatihan hingga setelah melaaksanakan pelatihan, selain
dapat mengatur sendiri waktu dan tempat belajarnya. kesulitan juga dalam mengukur apakah materi yang diberikan
Dari sisi pengajar atau pemberi materi, maka pengajar dapat sudah terinternalisasi atau belum. Karena apa yang terlihat
meminta kepada peserta pelatihan untuk mempelajari dan secara virtual dengan yang terlihat secara nyata kadang terjadi
mengkaji materi pelatihan sebelum pembelajaran dilakukan perbedaan dan tidak sama.
dengan menyiapkan tugas-tugas pendukung. Target pencapaian Kesimpulan
materi yang disampaikan dapat dicapai sesuai dengan target yang
Penerapan pembelajaran dengan sistem Blended Learning
ditetapkan. Pengajar dapat mengelola dan mengontrol
adalah salah satu metode yang dapat dilakukan berkaitan dengan
pembelajaran yang dilakukan di luar jam pemberian materi.
Keuntungan yang diperoleh dengan manfaat pembelajaran kegiatan pelatihan selama masa pandemi Covid-19 ini. Apalagi
berbasis Blended Learning bagi lembaga pendidikan atau ini juga seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan
pelatihan adalah efisiensi biaya. Jika selama ini peserta harus di komunikasi serta situasi dan kondisi di masa revolusi industri 4.0,
siapkan alat pembelajaran berupa tas, kit, modul dan bahkan di mana inovasi harus dilakukan di semua sektor kehidupan
konsumsi serta penginapan bagi peserta dan juga panitia, maka termasuk di sektor pendidikan dan pelatihan.
dengan adanya metode Blended Learning biaya tersebut dapat Apapun bentuk strategi, metode ataupun model pembelajaran
ditekan secara minimal. yang diterapkan dan dimanfaatkan dengan baik dan tepat di
Namun demikian ada beberapa point penting yang perlu dalam pelatihan akan memperluas kesempatan belajar,
dipersiapkan berkaitan dengan pelaksanaan metode Blended meningkatkan efisiensi, meningkatkan kualitas pembelajaran,
Learning yaitu : memfasilitasi pembentukan keterampilan, dan mendorong
v Kesiapan Jaringan belajar sepanjang hayat secara berkelanjutan. Blended Learning
Penyampaian pembelajaran dapat dilaksanakan kapan saja mungkin bukanlah satu-satunya alternatif dalam mengatasi
dan dimana saja dengan memanfaatkan sistem jaringan permasalahan pembelajaran. Namun di tengah pesatnya arus
internet. Mengingat penggunaan pembelajaran melalui informasi dan komunikasi di berbagai lapisan masyarakat, serta
internet maka jaringan menjadi suatu kebutuhan yang mutlak situasi pandemi Covid-19 yang belum tahun kapan berakhirnya
dalam proses pembelajaran. Jangan sampai jaringan bersifat maka Blended Learning sebagai solusi esensial masa kini,
“hilang-datang”. Dan yang lebih penting lagi bahwa, jangan setidaknya bisa menjadi inovasi karena bagaimanapun
sampai lokasi tempat pembelajaran peserta tidak tersedia penambahan inovasi pembelajaran yang tepat akan
jaringan internet. membangkitkan kemandirian serta percaya diri yang tinggi.
Bagaimanapun internet sudah merupakan suatu kebutuhan Daftar Pustaka
karena menggunakan internet memang tidak terbatas tempat Ahmad, K. A. (2017). Kajian Konseptual Model Pembelajaran
dan waktu, dan dalam metode Blended Learning jaringan Blended Learning berbasis Web untuk Meningkatkan
internet merupakan kebutuhan yang mutlak. Hasil Belajar dan Mo vasi Belajar. Jurnal Pendidikan
v Kesiapan Pengajar Edutama, 4(2), 5164.
Meskipun Blended Learning sudah menggunakan sistem Idris, H. (2011). Pembelajaran Model Blended Learning. Jurnal
komputerisasi namun peran pengajar tetap masih diperlukan. Ilmiah Iqra, 5(1), 6173.
Pengajar menjadi peran yang sangat sentral dalam pelatihan h ps://doi.org/10.30984/jii.v5i1.562
berbasis Blended Learning. iNewsKalbar.id. (2021). Gubernur Kalbar Keluarkan Surat
Pengajar perlu memiliki keterampilan dalam
Peringatan, Warga 3 Daerah Ini Dilarang Ke Luar Kota.
menyelenggarakan e-learning. Pengajar harus update
LAN RI. (2021). Lembaga Administrasi Negara Republik
informasi, selain itu, juga harus punya skill yang mumpuni
Indonesia Jakarta 2016.Widiara, I. K. (2018). Blended
dalam mengembangkan sumber belajar berbasis
Learning Sebagai Alterna f Pembelajaran Di Era Digital.
komputer. Materi ajar yang disajikan oleh pengajar tentunya
Purwadita, 2(2), 5056.
di design agar bersifat interaktif, mendetail dan menarik
perhatian peserta. Bentuknya bisa melalui video interaktif,
video penjelasan, podcast dan materi tertulis dalam format e-
book. Semua ini ditambah lagi dengan berbagai fasilitas
M-PRO.
Artikel
Majalah Profesional Diklat Aparatur BPSDM Provinsi Kalbar
ED. V 2021
21
Responsif
Gender
Oleh
Dr. Hj. Ersa Tri Fitriasari, ST., M.Si.
Widyaiswara Ahli Muda
BPSDM Provinsi Kalbar
Abstrak Pendahuluan
Pemahaman pelaksana kebijakan tentang gender yang masih Kebijakan pembangunan berbasis gender menjadi sebuah
keliru, di mana pemahaman gender bukan hanya perempuan keharusan untuk membangun kesadaran peran gender yang baru
tetapi laki-laki adalah bagian dari gender. Pemahaman yang dan lebih adil bagi perempuan dan laki-laki melalui
kurang terkait dengan pelaksanaan kebijakan berbasis gender pembangunan responsif gender yaitu pembangunan yang penuh
bahwa kebijakan tersebut sulit mencapai hasil yang optimal jika perimbangan sebagai respon terhadap muatan-muatan lokal dan
persepsi dan aspek-aspek yang mendukungnya belum sesuai dalamnya mengandung unsur demografi sosialnya, sumber daya
dengan yang diharapkan. Harapan dari implementasi responsif manusia, geografis, ekonominya, politik, kesehatan dll, sehingga
gender dapat menghasilkan perencanaan dan pembangunan apa yang menjadi tujuan pembangunan sampai pada suatu
responsif gender. kondisi masyarakat yang lebih baik. Hal ini sejalan dengan yang
Pembangunan responsif gender merupakan strategi bahwa diamanatkan kepada pemerintah, di mana pemerintah memiliki
perempuan dan laki-laki mempunyai hak yang sama dalam tugas dan keterlibatan untuk merealisasikan pembangunan
menikmati hasil pembangunan dan mendorong pengalokasian sebagaimana tujuan dan cita-cita Nasional yang dibungkus dalam
sumber daya pembangunan menjadi lebih efektif, dapat di Garis Besar Haluan Negara (GBHN).
pertanggungjawabkan, dan adil dalam memberikan manfaat Pemerintah Indonesia mengeluarkan Instruksi Presiden No. 9
pembangunan bagi seluruh penduduk Indonesia, baik laki-laki Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam
maupun perempuan. Pembangunan Nasional yaitu bertujuan untuk meningkatkan
Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender merupakan komitmen kualitas sumber daya manusia dan mewujudkan kesejahteraan
Nasional yang secara yuridis didasarkan pada peraturan rakyat. Peningkatan kualitas SDM sebagai salah satu kunci
perundang-undangan sebagai turunan dari diratifikasinya keberhasilan pembangunan disesuaikan dengan keberagaman
Konvenan Internasional yakni berupa Intruksi Presiden No. 9 aspirasi dan hambatan kemajuan kelompok masyarakat laki-laki
Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender di mana dan perempuan. Proses ini memerlukan suatu strategi yang
perencanaan dan regulasi kebijakan dalam pembangunan yang menempatkan rakyat pada posisi aktif sebagai aktor
responsif gender, hal ini bertujuan agar tercapainya kesetaraan pembangunan. Memerankan rakyat sebagai aktor berarti
dan keadilan di semua bidang pembangunan baik perempuan dan memerankan perempuan dan laki-laki sebagai aktor.
laki-laki. Dalam rangka mendorong pembangunan responsif gender,
mengefektifkan serta mengoptimalkan upaya pengarusutamaan
22
gender secara terpadu dan terkoordinasi, Pemerintah Indonesia
Majalah Profesional Diklat Aparatur BPSDM Provinsi Kalbar
Puspitawati, 2013).
ED. V 2021 M-PRO.
Artikel
mengeluarkan Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pemahaman pelaksanaan kebijakan tentang gender
Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional yang masih keliru, di mana mereka memahami gender sebagai
mengamanatkan bahwa dalam rangka meningkatkan kedudukan, perempuan. Pemahaman yang kurang terkait dengan
peran dan kualitas perempuan, serta upaya mewujudkan pelaksanaan kebijakan berbasis gender bahwa kebijakan tersebut
kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan berkeluarga, sulit mencapai hasil yang optimal jika aspek-aspek yang
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, perlu melakukan mendukungnya belum sesuai dengan yang diharapkan. Harapan
strategi pengarusutamaan gender ke dalam seluruh proses dari implementasi responsif gender dapat menghasilkan
pembangunan nasional. Pengarusutamaan gender ini merupakan perencanaan dan penganggaran yang responsif gender di SKPD.
pengintegrasian bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan Implementasi kebijakan adalah proses di mana kebijakan
fungsional utama semua instansi dan lembaga pemerintah di diterapkan atau aplikasi rencana dalam praktik. Dalam
tingkat pusat dan daerah. implementasi terdapat makna dasar yang terkandung yaitu
Pengintegrasian dan sarana untuk memperlancar adanya tujuan atau sasaran kebijakan, adanya aktivitas atau
integrasi sosial dalam responsif gender di mana pengembangan kegiatan pencapaian tujuan dan adanya hasil kegiatan.
dari teori sistem sosial terurai dalam sub sistem-sub sistem. Implementasi kebijakan tidak hanya terbatas pada tindakan atau
Talcott Parsons (Rahardjo, 2007, 2010) dengan teori struktural perilaku badan alternatif atau unit birokrasi yang bertanggung
fungsional yang dimulai dengan empat fungsi penting sistem jawab untuk melaksanakan program dan menimbulkan
tindakan, yaitu adaptation (adaptasi), goal attainment kepatuhan dari target group, namun lebih dari itu juga berlanjut
(pencapaiana tujuan), integration (integrasi) dan latency dengan jaringan kekuatan politik sosial ekonomi yang
(pemeliharaan pola). Yang diperlukan dalam teori tindakan berpengaruh pada perilaku semua pihak yang terlibat dan pada
dalam responsif gender adalah suatu adaptasi aktif, bukan pasif. akhirnya terdapat dampak yang diharapkan maupun yang tidak
Teori ini adanya kesinambungan dalam merealisasi diharapkan.
pembangunan dengan mengedepankan dan merealisasi Aktualisasi Responsif Gender
kebutuhan masyarakat dan memberikan pelayanan publik yang Pembangunan responsif gender yang dikenal dengan
optimal. perencanaan dan penganggaran responsif gender (PPRG) adalah
Undang-undang nomor 25 tahun 2009 tentang mewajibkan untuk menggunakan analisis gender dalam
pelayanan publik yang berkualitas dan berkeadilan serta menyusun kebijakan strategis dan kebijakan operasional sebagai
responsif terhadap gender dan ramah anak serta penyandang langkah mengurangi ketidakadilan gender maka dibutuhkan
disabilitas merupakan agenda utama Pemerintah konsistensi dalam pembangunan untuk pemenuhan kebutuhan
Kabupaten/Kota dan berdasarkan regulasi setiap warga negara hak perempuan dan laki-laki. Responsif gender sering
memiliki hak dan kewajiban sebagai warga negara, di Indonesia diidentikkan dengan peruntukan untuk perempuan, bukan untuk
hak dan kewajiban warga negara diatur dalam pasal 27 sampai perwujudan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki.
dengan 34 Undang-Undang Dasar 1945 tanpa membedakan jenis Akibatnya adanya salah kaprah para penentu kebijakan adanya
kelamin, agama dan suku bangsa. Upaya manusiawi merasa anggaran sudah responsif gender jika sudah ada alokasi
menghasilkan keseimbangan yang kompleks memenuhi khusus untuk PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) dan
kebutuhan warga negara dalam menikmati hasil pembangunan pemberdayaan perempuan (Rinusu, 2006: 11).
sebagai wujud aktualisasi pemerintah bahwa rakyat mempunyai Pilihan kebijakan publik berupa penempatan keadilan
peran dalam pembangunan nasional dan harus menikmati hasil dan kesetaraan gender serta pemberdayaan perempuan sebagai
pembangunan tersebut. isu strategis nasional tidak serta merta membuat kebijakan publik
Konsep Gender tersebut mudah diimplementasikan. Isu paling strategis di
Gender merupakan ciri-ciri peran dan tanggung jawab Provinsi Kalimantan Barat saat ini bahwa masih ditemui
yang dibebankan pada perempuan dan laki-laki, yang ditentukan kesenjangan yang cukup jauh antara perempuan dan laki-laki di
secara sosial dan bukan berasal dari pemberian Tuhan atau kodrat mana hal tersebut terlihat pada Indeks Pembangunan Gender
(Anwar, 2017; Hermanto, 2017). Konsep gender adalah hasil (IPG) sebesar 86.74, BPS (2019). Pengalokasian kegiatan
konstruksi sosial yang diciptakan oleh manusia, yang sifatnya responsif gender untuk meningkatkan kesempatan yang setara
tidak tetap, berubah-ubah serta dapat dialihkan dan dalam ruang publik merupakan affirmative action untuk
dipertukarkan menurut waktu, tempat dan budaya setempat dari mewujudkan kesempatan yang setara antar laki-laki dan
satu jenis kelamin kepada jenis kelamin lainnya. perempuan terutama dalam lingkungan pemerintahan atau ruang
Konsep gender juga termasuk karakteristik atau ciri-ciri publik lainnya (Budlender, 2003: 88). Misalnya untuk pelatihan
laki-laki dan perempuan yang diciptakan oleh keluarga dan atau teknologi pertanian bagi perempuan, alokasi anggaran untuk
masyarakat, yang dipengaruhi oleh budaya dan interpretasi fasilitas penitipan anak di tempat kerja, dan lain-lain. Peluang
agama. Misalnya, secara umum, pekerjaan memasak, mengurus yang sama dalam sektor publik dapat dianalisa dengan cara
anak, mencuci selalu disebutkan hanya sebagai pekerjaan menggambarkan pola kepegawaian dalam sektor tertentu atau
perempuan. Pandangan seperti ini merupakan ciptaan sektor publik secara keseluruhan. Mengidentifikasi berbagai
masyarakat dari budaya tertentu, padahal pekerjaan tersebut gagasan yang dapat mendorong peningkatan kesempatan yang
dapat juga dipertukarkan dengan laki-laki atau dapat dikerjakan sama. Mendata persebaran berdasarkan jenis kelamin, tingkat
oleh laki-laki. Namun pandangan ini bisa saja berbeda dari satu jabatan/pekerjaan, bentuk-bentuk pekerjaan (penuh atau paruh
budaya dengan budaya yang lain. Karakteristik atau ciri-ciri ini waktu, tetap atau sementara), upah, dan keuntungan. Persebaran
menciptakan pembedaan antara laki-laki dan perempuan yang lainnya seperti ras dan cacat jasmani juga bisa dimasukkan.
disebut pembedaan gender (Budiman, 2000; Djajanegara, 2000; Dalam melakukan penilaian atas penerapan kebijakan gender,
M-PRO.
Artikel
Majalah Profesional Diklat Aparatur BPSDM Provinsi Kalbar
ED. V 2021
juga penting untuk melihat secara umum dan komprehensif dari untuk Kementerian atau Lembaga, Jakarta : KPPA.
23
berbagai kebijakan baik pada sektor ataupun pembangunan BPS Provinsi Kalimantan Barat, 2019, Indeks Pembangunan
secara keseluruhan. Kebijakan responsif gender harus dinilai Gender Provinsi Kalimantan Barat.
Budiman, K. 2000. Feminis laki-laki dan Wacana Gender.
untuk apa mereka dibuat, baik implisit ataupun eksplisit,
Indonesiatera.
mengenai gender. Harus juga dilihat apakah kontradiktif dengan Budlender, Debbie 2008, “Performance budgeting and
kebijakan gender. Thomas R. Dye dalam (Widodo: 2000:2), indicators: How do we make them gendersensitive?”,
mengemukakan: Public policy is whatever the government handout pada Advanced Gender Budget Training,
choose to do or not to do. Sejak tahun 2011 Anggaran Responsif International Budget Partnership – BIGS
Gender telah menjadi komitmen di mana berdasarkan Peraturan Budlender, Debbie et.all. 2002. Gender Budgets Make Cents
Menteri Keuangan No 104 tahun 2010 mulai diujicobakan pada 7 (Understanding Gender Responsive Budgets). London:
(tujuh) Kementrian/Lembaga Negara yaitu Departemen Commonwealth Secretariat.
Pendidikan; Departemen Kesehatan, Departemen Pekerjaan Djajanegara, S. 2000. Kritik Sastra feminis: Sebuah Pengantar.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Umum, Departemen Pertanian, Departemen Keuangan, Fakih, Mansour. 2007. Analisis Gender Dan Transformasi.
Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Kementrian Pemberdayaan Perempuan. Komitmen Anggaran Hermanto, A. 2017. Teori Gender Dalam Mewujudkan
berdimensi gender ini juga menuntut adanya integrasi isu gender Kesetaraan: Menggagas Fikih Baru. Ahkam, Jurnal
ke dalam Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) masing-masing Hukum Islam, 5(2), 209–232
SKPD. Berikut pembangunan responsif gender yang dapat Peraturan Menteri Dalam Negeri No 15 Tahun 2008 Tentang
dirasakan dan dinikmati oleh masyarakat Kalimantan Barat Pedoman Umum Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender
untuk kendaraan sepeda, pejalan kaki, disabilitas, rekreasi dan di Daerah.
Peraturan Menteri Keuangan No 104 Tahun 2010 Tentang
sarana edukasi. Terlihat pada gambar kunjungan bapak Presiden Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja
Jokowi didampingi Gubernur Kalimantan Barat dan dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Tahun
Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup menikmati Anggaran 2011.
pembangunan responsif gender di Kota Pontianak. Puspitawati, H. 2013. Konsep, Teori, dan Analisis Gender.
Bogor: Departemen Ilmu Keluarga Dan Konsumen
Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian.
Rahardjo, 2010, Konsep Gender, Kerangka Analisa Gender
Berkaitan Dengan Pelaksanaan Anggaran Responsif
Gender/ARG”, disampikan pada Sosialisasi Penyusunan
dan Penelaahan RKAKL yang Responsif Gender
Kementerian PPN-Bappenas, Jakarta 1 Juni 2010.
Rahardjo, Yulfita (ed). 2005. Engendering Development:
Pembangunan Berperspektif Gender. Jakarta: Dian
Rakyat
Rinusu. (2006). Gender Budget Analysis: Upaya Untuk
Mewujudkan Keadilan Gender. Jurnal Perempuan, 46,
36-61.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-undang nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik
Widodo Tri Utomo, W. 2000. Pengantar Kebijakan Publik.
Bandung: STIA LAN.
Penutup
“Cucimata”
Di Pelatihan
Oleh
Juliana Emma Ulina, S.Pd, M.Pd.
Widyaiswara Ahli Madya
BPSDM Provinsi Kalbar
Abstrak
“Cucimata” adalah kiasan yang dipergunakan untuk
menggambarkan satu kegiatan bersenang-senang dengan melihat
sesuatu yang indah. Tujuannya hanya sekedar untuk melepas
kepenatan, membuang kebosanan, mengisi waktu luang atau
hanya sekedar melihat-lihat hal-hal baru yang sedang trend saat
ini. Meskipun niat awal untuk “Cucimata” bukan untuk membeli
sesuatu tetapi tidak menutup kemungkinan pada saat “cucimata”
ada sesuatu yang menarik untuk dibelanjakan. Konsep
“cucimata” ini sangat menarik apabila digunakan dalam proses
pembelajaran dalam pelatihan. Dengan materi dan durasi
pelatihan yang cukup lama, seringkali membuat peserta merasa
jenuh, penat atau bosan. Peserta membutuhkan “refreshing”.
Model pembelajaran dengan metode “cucimata” dikenal dengan
model pembelajaran “Window Shopping”. Model pembelajaran
ini sangat menarik karena peserta bergerak aktif berkeliling dari
satu kelompok ke kelompok lain (mengurangi kepenatan atau
kebosanan duduk di kursi), selain itu ketika peserta berkeliling,
peserta juga mendapatkan pengetahuan, pengalaman atau
informasi terkait materi yang sedang mereka pelajari dari sesama
peserta.
KATA KUNCI: window shopping, pembelajaran tutor sebaya
PENDAHULUAN
Peran seorang pengampu materi (widyaiswara) dalam proses
pembelajaran sangatlah menentukan efektif atau tidaknya suatu
proses pembelajaran berlangsung. Pemilihan metode
pembelajaran dan media pembelajaran yang tepat membutuhkan
keterampilan dari pengampu materi itu sendiri. Walaupun tidak
dapat dipungkiri, minat serta semangat dari peserta itu sendiri
juga sangat berpengaruh.
Ketika sedang berdiri di depan kelas menyampaikan materi,
dari gerak tubuh, cara duduk, serta respon peserta, widyaiswara
seyogyanya dapat merasakan apakah peserta sedang mengikuti
proses pembelajaran dengan sungguh-sungguh atau tidak. Akan Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan
tetapi seringkali tanpa disadari hal tersebut luput dari perhatian adalah model pembelajaran Window Shopping atau “Cucimata”.
dikarenakan widyaiswara sedang fokus untuk menyampaikan “Cucimata” merupakan kegiatan yang menyenangkan karena
materi yang cukup banyak. Ataupun peserta sudah mulai bosan dapat mengurangi kejenuhan atau kebosanan akan sesuatu hal.
dengan metode pembelajaran yang itu-itu saja, mendengar Jika dalam kehidupan sehari-hari kegiatan “cucimata” ini
ceramah dan diskusi. biasanya dikaitkan dengan kegiatan melihat-lihat pajangan-
Terbatasnya waktu yang disediakan sementara materi yang pajangan di toko/pusat perbelanjaan, maka “cucimata” di dalam
harus disampaikan cukup banyak tentu saja memerlukan teknik proses pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh peserta
tertentu dalam proses pembelajarannya. Penggunaan metode dengan berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain untuk
tertentu secara terus menerus dapat menimbulkan kebosanan mencari informasi/pengetahuan dari peserta lainnya atau disebut
tidak hanya bagi peserta tetapi juga widyaiswara itu sendiri. juga pembelajaran tutor sebaya.
M-PRO.
Artikel
Majalah Profesional Diklat Aparatur BPSDM Provinsi Kalbar
ED. V 2021
Negara yang mampu melindungi segenap warganya, migran yang diberi label sebagai pahlawan.
khususnya para tenaga kerja yang dalam kehidupan berbangsa Indonesia tidak dapat memungkiri bahwa TKI sebagai
memiliki peranan yang vital dalam pembanguan Negara pahlawan devisa bagi negara Indonesia. Terlihat hingga Mei
merupakan ciri negara yang memiliki karakter yang kuat ,tenaga 2019, FBI (Fee Based Income) dari pengiriman uang TKI ke
Kerja dimaksud tanpa kecuali baik yang bekerja didalam negeri Tanah Air telah menyumbang sebesar 82,12 persen terhadap total
maupun yang bekerja di luar negeri. pendapatan komisi bisnis remitansi, atau Rp34,16 miliar. Tanpa
Selain dari Perlindungan yang diberikan oleh Negara yang disadari, remitansi TKI ini sudah membantu menggerakan
merupakan wujud kehadirannya juga dengan dengan perekonomian negara Indonesia, remitansi TKI juga tak bisa
menerbitkan berbagai peraturan perundangan yang di dalamnya dianggap kecil. Mengingat remitansi TKI telah turut membantu
mengatur praktek penyelenggaraan ketenagakerjaan di Indonesia menggerakkan roda perekonomian dalam negeri, sepatutnya
baik yang mengatur praktek penyelenggaraan ketenagakerjaan masyarakat lebih menghargai keberadaan para TKI bukan
yang dilakukan di dalam negeri, dan juga regulasi praktek semata-mata hanya dapat memberikan kritikan terhadap
penyelenggaraan ketenagakerjaan yang dipersiapkan untuk penempatan TKI, khususnya di sektor informal yang
tenaga kerja yang akan bekerja di luar negeri. Peraturan- menganggap pengiriman TKI informal mencerminkan
peraturan tersebut dibuat sedemikian rupa agar dalam ketidakmampuan negara dalam menyediakan lapangan kerja.
pelaksannaanya dapat berjalan sesuai dengan asas Good Walau tidak dapat dipungkiri juga bahwa para TKI di luar negeri
Governance dengan harapan berjalan efektif dan efisien. ada yang mengalami perlakuan buruk dan tidak mendapat
perlindungan. Misalnya, mengalami penganiayaan dari majikan,
Upaya meningkatkan ekonomi yang lebih baik maka tidak mendapat gaji yang wajar, hingga kekerasan seksual
dilakukan pembangunan yang sistematis dan terencana oleh ataupun penyekapan terutama bagi TKI yang penempatannya
seluruh komponen bangsa untuk mengubah suatu keadaan non prosedural oleh karena itu perlu adanya suatu perlindungan
menjadi keadaan yang lebih baik dengan cara memanfaatkan dan pengawasan yang mampu mengatasi persoalan atau
sumber daya yang tersedia secara optimal, efektif, efisien, dan permasalahan yang ada selama ini terkait dengan penempatan
akuntabel, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan perlindungan Pekerja Migran Indonesia, baik itu sebelum
masyarakat menjadi lebih sejahtera. berangkat, selama bekerja, maupun setelah kembali pulang ke
Keterbatasan sumber daya ekonomi di suatu wilayah Indonesia, maka dengan demikian dapat diyakini bahwa
mengakibatkan adanya perpindahan (migrasi) penduduk ke luar permasalahan ketidakadilan terhadap TKI dapat teratasi.
wilayah asal . Sehingga dapat terwujudnya hubungan saling menguntungkan,
Jumlah pengangguran yang cukup tinggi di Indonesia yakni dimana negara dapat menggerakan roda perekonomian
menyebabkan para pencari kerja tersebut bermigran, baik itu negara serta mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia dan
bermigran dari suatu daerah ke daerah lain, maupun bermigran TKI memiliki rasa aman bekerja di luar negeri.
hingga ke luar negeri yang selanjutnya disebut sebagai pekerja
migran Indonesia atau lebih dikenal dengan sebutan TKI (Tenaga III.KESIMPULAN
Kerja Indonesia). Menurut Pasal 1 angka (2) UU No. 18 Tahun
2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, “Pekerja 1. Dengan adanya tenaga kerja yang bermigran ke luar
Migran Indonesia adalah setiap warga negara Indonesia yang negeri, hal tersebut membawa dampak positif bagi
akan, sedang, atau telah melakukan pekerjaan dengan menerima pemerintah Indonesia yang dapat mengurangi jumlah
upah di luar wilayah Republik Indonesia.” Dengan adanya tenaga pengangguran di dalam negeri yang pada akhirnya
kerja yang bermigran ke luar negeri, hal tersebut membawa dapat juga meningkatkan devisa negara.
dampak positif bagi pemerintah Indonesia karena dengan 2. Keberadaan para pekerja migran memiliki peranan yang
sendirinya akan mengurangi jumlah pengangguran di dalam penting bagi perekonomian nasional yang merupakan
negeri yang pada akhirnya dapat juga meningkatkan devisa pahlawan devisa.
negara. Daftar Pustaka
Pada kenyataannya bahwa keberadaan para pekerja migran 1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang
memiliki peranan yang penting bagi perekonomian nasional. Pelindungan Pekerja Migran Indonesia
Sumbangsih para TKI tidak bisa dipandang sebelah mata, jika
dilihat dari jumlah remitansi atau uang kiriman TKI dari luar 2. UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
negeri. Dapat dibandingkan , remitansi dari buruh migran lebih
tinggi dari jumlah dana yang dikumpulkan pemerintah lewat
program amnesti pajak .
Pada setiap kesempatan forum tertentu secara khusus yang
berhubungan dengan ketenagakerjaan sering diungkapkan
bahwa TKI merupakan pahlawan devisa. Namun, sebutan
sebagai pahlawan tak lantas membuat para pekerja migran
tersebut bebas dari problematika demikian juga perlakuan
terhadap TKI tidaklah selayaknya pahlawan masih banyaknya
polemik yang dihadapi oleh TKI di luar negeri, seperti
diperlakukan tidak adil dan semena-mena oleh majikan, hingga
kasus hukuman mati TKI di luar negeri. Seyogianya, pemerintah
M-PRO.
Artikel
Majalah Profesional Diklat Aparatur BPSDM Provinsi Kalbar
ED. V 2021
29
PBJP Dari APBD: PA/KPA
Merangkap Sebagai PPK
dan PPTK Sebagai Pelaksana Oleh
Ir. Irawadi, M.M, M.T.
Sebagian Tugas PPK Widyaiswara Ahli Madya
BPSDM Provinsi Kalbar
angka 3 (hal. 15) Lampiran Permendagri Nomor 77 Tahun 2020, 2023) dapat ditugaskan oleh PA/KPA untuk melaksanakan
dalam membantu tugas dan wewenang PA/ KPA meliputi: tugas Pejabat Pembuat Komitmen dan menandatangani
a. Mengendalikan dan melaporkan perkembangan pelaksanaan dokumen-dokumen terkait dengan ruang lingkup tugas
teknis Kegiatan/sub kegiatan SKPD/Unit SKPD; sebagaimana dimaksud pada Pasal 11 ayat (1) huruf a sampai
b. Menyiapkan dokumen dalam rangka pelaksanaan anggaran dengan huruf m Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021
atas Beban pengeluaran pelaksanaan Kegiatan/Sub kegiatan; tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun
dan 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. (butir 9.)
c. Menyiapkan dokumen pengadaan barang/jasa pada
Kegiatan/Sub kegiatan SKPD/Unit SKPD sesuai ketentuan KESIMPULAN
peraturan perundang undangan yang mengatur mengenai Dari pembahasan terhadap peraturan perundang-undangan
pengadaan barang/jasa. tersebut di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa untuk PBJP
Sedangkan berdasarkan Pasal 11 ayat (3) Perpres No. 12 yang dananya bersumber dari APBD berlaku ketentuan sebagai
Tahun 2021: Dalam hal tidak ada penetapan PPK pada Pengadaan berikut:
Barang/Jasa yang menggunakan anggaran belanja dari APBD, a. PA/KPA bertindak/merangkap sebagai PPK.
PA/KPA menugaskan PPTK untuk melaksanakan tugas PPK b. PA/KPA dapat dibantu oleh pegawai yang memiliki
sebagaimana dimaksud pada Pasal 11 ayat (1) huruf a sampai kompetensi sesuai dengan bidang tugas PPK, yaitu:
dengan huruf m, yaitu: PPTK/Tim Pendukung/Tim Ahli atau Tenaga Ahli, atau Agen
a. Menyusun perencanaan pengadaan; Pengadaan sesuai peraturan perundang-undangan.
b. Melaksanakan Konsolidasi Pengadaan Barang/Jasa; c. PPTK yang memiliki kompetensi PPK dapat ditugaskan oleh
c. Menetapkan Spesifikasi Teknis/Kerangka Acuan Kerja PA/KPA untuk melaksanakan sebagian tugas PPK dan
(KAK); menandatangani dokumen-dokumen terkait dengan ruang
d. Menetapkan rancangan kontrak; lingkup tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 11 ayat (1)
huruf a sampai dengan huruf m Perpres Nomor 12 Tahun
e. Menetapkan HPS;
2021.
f. Menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan
d. PPTK yang memiliki kompetensi PPK adalah pejabat
kepada Penyedia;
struktural/pejabat fungsional/personil lainnya yang diangkat
g. Mengusulkan perubahan jadwal kegiatan; sesuai peraturan perundang-undangan dan memiliki Sertifikat
i. Melaksanakan E-purchasing untuk nilai paling sedikit di atas Pengadaan Barang/Jasa Tingkat Dasar/Level I (berlaku
Rp200.000.000,00 sampai dengan 31 Desember 2023) atau memiliki
j. Mengendalikan Kontrak; Sertifikat Kompetensi di Bidang Pengadaan
k. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen Barang/Jasa.
pelaksanaan kegiatan;
l. Melaporkan pelaksanaan dan penyelesaian kegiatan kepada DAFTAR PUSTAKA
PA/ KPA; Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP) Nomor 12 Tahun
m. Menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada 20l9 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
PA/KPA dengan berita acara penyerahan; Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres) Nomor 16
n. Menilai Kinerja Penyedia; Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
Selanjutnya disebutkan dalam Pasal 11 ayat (4) Perpres No. Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres) Nomor 12
12 Tahun 2021: PPTK yang melaksanakan tugas PPK Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib memenuhi Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang
persyaratan kompetensi PPK. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
Ketentuan di atas juga diatur melalui Surat Gubernur Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Kalimantan Barat Nomor 027/1198/PBJ-A, Tanggal 1 April (Permendagri) Nomor 77 Tahun 2020 Tentang Pedoman
2021, Hal Penegasan Kedudukan PA/KPA dalam Pengadaan Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah;
Barang/Jasa, yaitu: Surat Gubernur Kalimantan Barat Nomor 027/1198/PBJ-A,
a. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran bertindak Tanggal 1 April 2021, Hal Penegasan Kedudukan PA/KPA
sebagai Pejabat Pembuat Komitmen yang dalam dalam Pengadaan Barang/Jasa.
pelaksanaan tugasnya dapat dibantu oleh PPTK/Tim
Pendukung/Tim ahli atau Tenaga Ahli. (butir 7.).
b. P e n g g u n a A n g g a r a n / K u a s a P e n g g u n a A n g g a r a n
menetapkan/menandatangani seluruh jenis dokumen
pengadaan barang/jasa yang disiapkan PPTK/Tim
Pendukung/Tim Ahli atau Tenaga Ahli dalam membantu
PA/KPA untuk melaksanakan tugas selaku Pejabat Pembuat
Komitmen. (butir 8.)
c. Dalam hal dibutuhkan maka PPTK yang memiliki
Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa Tingkat Dasar
(sepanjang belum memiliki sertifikat kompetensi dibidang
M-PRO.
Artikel
Majalah Profesional Diklat Aparatur BPSDM Provinsi Kalbar
ED. V 2021
31
Membangun Tunas Integritas
Anti Korupsi
Melalui Latsar CPNS Oleh
Drs. Robertus Isdius, M.Si
Widyaiswara Ahli Utama
BPSDM Provinsi Kalbar
kurikulum, yang dibagi ke dalam agenda I untuk membetuk sikap Penyelenggara Pelatihan dan Widyaiswara, untuk menjalankan
dan perilaku bela negara, agenda II yang memuat nilai-nilai dasar seluruh proses dan kurikulum pembelajaran. Oleh karena itu
profesi ASN, agenda III untuk memahami kedudukan dan peran mata pembelajaran anti korupsi menjadi salah satu mata
ASN dalam NKRI serta agenda IV sebagai pembelajaran pembelajaran cukup menarik perhatian peserta Latsar CPNS, hal
aktualisasi dan pembiasaan peserta menerapkan nilai-nilai dasar ini dapat dilihat dari antusiasme peserta dalam mengeksplor
ASN dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya. Selain berbagai persoalan dan perilaku korupsi yang sangat
itu, pembelajaran Latsar CPNS juga memuat substansi teknis memungkinkan terjadi di lingkup tugas ASN. Membangun tunas
bidang tugas. integritas anti korupsi bagi CPNS menjadi penting, karena
Mata pembelajaran Anti Korupsi sebagai salah satu integritas menurut Wibowo (2016:521) merupakan kualitas
pembelajaran agenda II diharapkan dapat memberikan untuk menjadi jujur dan memiliki dasar moral yang kuat.
pemahaman kepada para CPNS agar kelak dapat tumbuh Integritas merupakan tanda yang paling membedakan individu.
berintegritas anti korupsi yang kuat, karena upaya untuk Orang dengan integritas tinggi mempunyai sikap yang tulus dan
melakukan pemberantasan korupsi tidak boleh kendor dan harus peduli pada orang lain. Mereka tidak akan mengkhianati
tetap dilakukan terus menerus dengan berbagai cara sampai kepercayaan orang lain, tidak berbohong dan tidak menyabotase
budaya hidup yang terbebas dari korupsi menjadi bagian dari orang lain. Sikap dan perilaku seperti ini harus ditanamkan untuk
seluruh tindakan dan perbuatan setiap lapisan masyarakat, dimiliki setiap CPNS yang mengikuti Latsar.
termasuk dalam kehidupan ASN. Hal ini merujuk kepada 2. Penanaman Nilai Integritas CPNS
pendapat yang dikemukakan Nugraheni (2016) yang dikutip BPS Merupakan tantangan tersendiri bagi CPNS yang baru masuk
(2020:30) mengatakan bahwa tiga aspek penting dalam ke dalam alam kerja birokrasi, karena korupsi bisa saja terjadi
menanamkan sikap anti korupsi yaitu keluarga, bukan atas kemauan diri sendiri, namun karena
masyarakat/lingkungan sekitar dan sekolah. Langkah penting keterlibatan/keterkaitan pihak lain dalam pelaksanaan tugas,
dalam membangun karakter CPNS anti korupsi yang kuat misalnya karena adanya pemaksaan oleh orang lain atau
melalui penyelenggaraan Latsar CPNS, adalah : atasannya. Oleh karena itu sikap perilaku atau kesadaran anti
1. Membangun Integritas CPNS korupsi sangat dibutuhkan. Untuk itu Kelman (1958) dan
Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran menuntut Brigham (1991) dalam Modul Anti Korupsi (LAN,2014:55)
peran serta yang optimal antara CPNS sebagai peserta, menyebutkan ada 3 (tiga) proses sosial yang berperan dalam
perubahan sikap dan perilaku, yaitu kesediaan (compliance),
M-PRO.
Artikel
Majalah Profesional Diklat Aparatur BPSDM Provinsi Kalbar
ED. V 2021
Blended Learning,
Sebuah Keniscayaan
Oleh
Dr. Sofiati, M.Pd.
Widyaiswara Ahli Utama
BPSDM Provinsi Kalbar
Ketersediaan
SDM Jasa Konstrukasi
Pada Usaha
Kualifikasi Kecil Oleh
Taslimajan, ST, MEBA.
Di Kalbar Pembina Jasa Konstruksi Ahli Madya
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Provinsi Kalbar
pembangunan yang dilakukan oleh suatu negara terdapat 4 Apabila data di atas kita bandingkan dengan kebutuhan
37
(empat) faktor utama yaitu : ahli/petugas K3 sesuai jumlah paket dengan kualifikasi usaha
kecil yang sudah dialokasikan pada Tahun Anggaran 2020 pada
1. Ketersediaan dana
2. Peralatan salah satu OPD yang ada di Pemerintah Provinsi Kalimantan
3. Bahan/material konstruksi Barat dapat dilihat pada grafik berikut ini :
4. Sumber Daya Manusia Jasa Konstruksi
PERBANDINGAN JUMLAH PAKET PENGADAAN
Dalam artikel ini, penulis akan membahas tentang sumber LANGSUNG DI OPD PUPR DAN PERUMAHAN DAN
daya manusia jasa konstruksi khususnya personil manajerial KAWASAN PERKIM DENGAN JUMLAH SKA/PETUGAS K3
konstruksi untuk ahli/petugas K3 untuk usaha dengan kualifikasi DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT S/D TAHUN 2020
kecil. Pembahasan tentang ahli/petugas K3 konstruksi selain
diatur dalam peraturan tersebut di atas juga diatur di dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 tentang Peraturan 4000
Pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa 555 orang
Konstruksi. 2000
2.686 PAKET
Dalam menyelenggarakan usaha jasa konstruksi, ada 0
beberapa hal yang harus dipatuhi dan dilaksanakan sebagaimana AHLI/PETUGAS K3 JUMLAH PAKET
ketentuan sebagai berikut:
Dari data grafik di atas dapat dilihat bahwa jumlah
a) Memenuhi asas nyata dalam penyelenggaraan layanan
ahli/petugas K3 belum dapat mencukupi kebutuhan persyaratan
usaha jasa konstruksi;
pelaksanaan pekerjaan/paket pekerjaan atau hanya mampu
b) Memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan
mencukupi 20,6% jumlah paket yang harus dikerjakan. Oleh
dan Keberlanjutan;
karena itu, perlu langkah antisipatif guna mengatasi kesenjangan
c) Menggunakan bentuk usaha jasa konstruksi yang memiliki
kebutuhan ahli/petugas K3, salah satunya adalah mendatangkan
kemampuan usaha yang sesuai, kompetensi dan kinerja
ahli/petugas K3 dari luar daerah.
yang baik;
d) Menggunakan tenaga kerja konstruksi yang kompeten dan Guna mengatasi kesenjangan yang cukup tinggi, Pemerintah
dibuktikan dengan Sertifikat Kompetensi Kerja. Provinsi Kalimantan Barat dapat mengoptimalkan kegiatan
Bimbingan Teknis Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
Sesuai ketentuan di atas, maka Pengguna Jasa dan Penyedia
(SMKK) untuk petugas K3 yang difasilitasi oleh narasumber
Jasa wajib menggunakan tenaga kerja yang bersertifikat untuk
yang berasal dari asosiasi profesi yang ada di Kalimantan Barat
mengurangi resiko kecelakaan kerja dan dalam
agar kebutuhan petugas K3 segera terpenuhi serta meminimalisir
implementasinya, pelaksanaan kegiatan usaha kualifikasi kecil
terjadinya keterlambatan pelaksanaan paket-paket pekerjaan
di Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi maupun
konstruksi di Provinsi Kalimantan Barat.
Kabupaten/Kota se-Kalimantan Barat wajib memenuhi
ketentuan di atas. SIMPULAN
Berdasarkan data yang ada, hingga saat ini jumlah Berdasarkan uraian di atas dapat disampaikan kesimpulan
ahli/petugas K3 yang tersedia di Provinsi Kalimantan Barat antara lain implementasi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
sebanyak 401 orang dan petugas K3 berjumlah 154 orang dan Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2020 tentang Standar
berdasarkan hasil sertifikasi yang dilaksanakan dari tahun 2018 dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia
hingga 2020. Rincian data jumlah ahli/petugas K3 dapat dilihat masih terdapat beberapa tantangan dalam implementasinya
pada grafik dibawah berikut : terutama dalam pemenuhan tenaga ahli/petugas K3 untuk
kualifikasi usaha kecil yang ada di Kalimantan Barat. Sehingga
untuk memenuhi kebutuhan ahli/petugas K3 dalam pengadaan
JUMLAH SKA K3 / PETUGAS K3 jasa konstruksi perlu ada langkah-langkah percepatan, salah
DARI TAHUN 2018 S/D 2020 (Orang) satunya adalah penyelenggaraan Bimtek Petugas K3 untuk
memenuhi kebutuhan ahli/petugas K3 sebagaimana amanat yang
diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
500 401 Rakyat Nomor 14 Tahun 2020 tentang Standar dan Pedoman
Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia dapat terpenuhi
400
sehingga angka kecelakaan kerja konstruksi dapat diminimalisir
300 menuju program zero accident di wilayah Kalimantan Barat.
148 157 154 DAFTAR PUSTAKA
200
96
79 1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
100 3… 40
2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang – Undang No. 2
0 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
2018 2019 2020 JUMLAH 2. Peraturan Menteri PUPR No. 21/PRT/M/2019 tentang
Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi.
SKA K3 PETUGAS K3 3. Peraturan Menteri PUPR Nomor 14 Tahun 2020 tentang
Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi melalui
Sumber : Data LPJK Prov. Kalbar Tahun 2020
Penyedia.
38 Majalah Profesional Diklat Aparatur BPSDM Provinsi Kalbar
ED. V 2021 M-PRO.
Artikel
Adopsi
Community of Practice (CoP)
Dalam Kegiatan
Berbagi Pengetahuan Oleh
Zainuri, S.Pd., M.Si.
di Organisasi Publik Widyaiswara Ahli Madya
BPSDM Provinsi Kalbar
PENDAHULUAN
Organisasi Publik diupayakan mewujudkan lingkungan kerja
dan mekanisme untuk mendorong SDM agar saling berbagai
pengetahuan secara eksplisit maupun implisit dan memicu
inovasi guna memaksimalkan kinerja. Salah satu kegiatan dalam
berbagi pengetahuan adalah memaksimalkan Community of
Practice (CoP) dalam suatu organisasi publik. Kegiatan ini
bertujuan menghimpun dan berbagi ilmu antar pegawai dalam
suatu organisasi publik sehingga dapat menciptakan
pembelajaran berkesinambungan guna meningkatkan kinerja
organisasi publik tersebut.
CoP bertujuan untuk menjaring, menyaring dan mengelola
informasi atau pengetahuan pada individu (tacit knowledge)
dalam organisasi publik yang didapat dari kegiatan pemecahan
masalah dalam implementasi program. Permasalahan tersebut
dicari solusinya secara bersama dan disebarluaskan kembali
sehingga membentuk pengetahuan yang dimiliki bersama
(explicit knowledge). CoP juga dapat digunakan sebagai sarana
pengembangan pengetahuan, sehingga mewujudkan “best
practice” lainnya yang berkontribusi dalam pelayanan publik.
PEMBAHASAN
Konsep dan Karakteristik Community of Practice (CoP)
Wenger (2008) mendefinisikan Community of Practice (CoP)
sebagai kelompok yang dikelola sendiri oleh individu yang
Abstrak berbagi perhatian yang sama, serangkaian upaya pemecahan
masalah maupun interest pada suatu topik, dan upaya
Community of Practice (CoP) merupakan salah satu kegiatan pendalaman pengetahuan dan keahlian dalam suatu bidang
dalam berbagi pengetahuan dimaksudkan untuk mendorong agar melalui interaksi berkelanjutan. Menurutnya, Community of
pengetahuan individu (tacit knowledge) dibagikan pada proses Practice (CoP) berbeda dengan komunitas minat atau komunitas
pemecahan masalah dalam suatu kelompok jabatan/profesi atau geografis yang di dalamnya menyiratkan praktik bersama.
organisasi publik menjadi pengetahuan yang dimiliki bersama Community of Practice (CoP) mendefinisikan dirinya dalam tiga
(explicit knowledge) guna meningkatkan kinerja pelayanan dimensi:
publik. CoP dianggap metode terbaik dalam berbagi
pengetahuan. Banyak manfaat yang dapat dihasilkan CoP seperti 1. Tujuan bersama (Shared Domain) : bertindak sebagai perekat
penyebarluasan pengetahuan hingga pengembangan budaya yang mengikat anggota bersama. Alasan untuk berinteraksi
inovasi menjadi “best practice” dalam suatu organisasi publik, satu sama lain biasanya termasuk tujuan pribadi dan
sehingga CoP perlu dikelola dan dikembangkan secara aktif dan kontribusi terhadap tujuan komunitas. Tujuan bersama
sistematis dalam rangka pelayanan publik. dipahami, dibagikan dan terus dinegosiasikan oleh para
anggotanya.
Kata-kata Kunci: berbagi pengetahuan, Community of
Practice (CoP), tacit knowledge, explicit knowledge, 2. Komitmen oleh semua anggota (Community) - ikatan
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) 'hubungan timbal balik' anggota bersama menjadi entitas
sosial.
M-PRO.
Artikel
Majalah Profesional Diklat Aparatur BPSDM Provinsi Kalbar
ED. V 2021
Ada tiga karakteristik utama yang membedakan CoP dari Ardichvilli, A., Page, V., & Wentling, T. (2003).
komunitas lain yaitu Domain, Komunitas dan Anggota yang Motivation and Barriers to Participation in Virtual
seharusnya berasal praktisi yang memiliki profesi yang sama. Knowledge-Sharing Communities of Practice.
Komunitas ini hanya terikat oleh kepercayaan di antara anggota, Journal of Knowledge Management, 7(1), 64-77.
meskipun dalam perkembangannya, CoP memasuki manajemen Ciborra, C., & Patriota, G. (1998). Groupware and
atau sistem organisasi sebagai tempat internal berbagi Teamwork in R&D : Limits to Learning and
pengetahuan. Berbagi pengetahuan tentang pemecahan masalah Innovation. R&D Management, 28(1), 1-10.
atau pekerjaan menjadi ciri khusus CoP dan outputnya dapat
berbentuk pengetahuan baru berupa inovasi dalam memecahkan De Long, D., & Fahey, L. (2000). Diagnosing Cultural
suatu masalah, pekerjaan atau implementasi program. Barriers to Knowledge Management. Academy of
Management Executive, 14(1), 113-127.
Segala kegiatan berbagi pengetahuan akan lebih mudah
terwujud jika dibentuk dalam CoP sebagai metode terbaik. Holthouse, H. (1998). Knowledge Research Issues.
Banyak manfaat yang dapat dihasilkan CoP seperti California Management Review, 40(3), 277-280.
penyebarluasan pengetahuan hingga pengembangan budaya
inovasi menjadi “best practice” dalam suatu OPD, sehingga CoP Szulanski, G. (1996). Exploring internal stickiness:
perlu dikelola dan dikembangkan secara aktif dan sistematis. Impediments to the transfer of best practice within
Faktor kritis penentu keberhasilan CoP adalah motivasi the firm. Strategic Management Journal, 17(2),
anggotanya untuk berpartisipasi aktif. Diperlukan dukungan 2743.
manajemen berupa upaya terencana dan terkoordinasi untuk Veronica, A. (2012, October). Community of Practitioner
memfasilitasi pertukaran pengetahuan atribut sistem sosial dan as one of the competitive advantage of
teknologi serta budaya dan iklim organisasional. organization. International Journal of
Communication & Information Technology
(CommIT), 6(2), 85-89.
Wasko, M., & Faraj, S. (2000). It is what one does: Why
people participate and help others in electronic
communities of practice. The Journal of Strategic
Information Systems, 9, 155-173.
Wenger, E. (2008). Communities of Practice: Learning,
Meaning, and Identity. Cambridge: Cambridge
University Press.
Wenger, E., McDermott, R., & Snyder, W. (2002).
Cultivating Communities of Practice. Cambridge:
Harvard Business School Press.
M-PRO.
Artikel
Majalah Profesional Diklat Aparatur BPSDM Provinsi Kalbar
ED. V 2021
41
Mengantar Invensi
Menjadi Inovasi
(Bridging the Valley of Death)
Oleh
Eka Wulandari, S.TP, M.Ec.Dev.
PNS Pemprov. Kalbar/Mahasiswi S3 UGM
telah membedakan invensi dengan inovasi. Jika invensi atau bahwa kecil harapan penemuannya dapat diproses ketahapan
penemuan adalah creative response terhadap masalah selanjutnya. Pendapat yang hampir sama juga dikemukan Usher
perekonomian, maka inovasi adalah proses mengkomersialkan ide- bahwa ketika invensi akan diproses, perlu ada revisi kritis terhadap
ide yang ditemukan dari creative response dimaksud (Schumpeter, penemuan yang ada berdasarkan hasil demontrasi serta perlu
1947). Schmookler (1966) tidak membedakan antara invensi dengan didukung dengan invensi pelengkap sekunder maupun tersier, hal ini
inovasi, yang kemudian dibantah oleh Rosenberg, menurutnya juga sering diabaikan sehingga menyebabkan penemuannya tidak
invensi tidak akan bermanfaat jika tidak dapat diadaptasi dengan efisien (Usher, 1971). Sejalan dengan pendapat diatas, masih terkait
baik dalam proses produksi. Invensi menjadi inovasi karena dengan perilaku entrepreneur atau perusahaan bahwa mengubah
memberikan kontribusi dalam produktivitas penggunaan sumber penemuan menjadi inovasi adalah tindakan yang rasional, bukan
daya yang ada sehingga membedakan antara invensi dan inovasi dipengaruhi oleh kurangnya informasi namun lebih pada kurangnya
dalam ekonomi sangat penting (Rosenberg, 1974). Dalam konteks motivasi untuk memilih, karena seorang entrepreneur maupun
perkembangan teknologi, Elster mendefinisikan inovasi sebagai perusahaan paling tidak sudah memiliki sebagian pengetahuan
produksi pengetahuan teknis baru, sehingga invensi atau penemuan tentang kelayakan dan keuntungan yang dapat dihasilkan oleh suatu
diartikan sebagai aktivitas untuk menghasilkan ide-ide ilmiah, teori penemuan (Elster, 1984).
atau konsep yang akan menjadi inovasi jika diterapkan dalam proses Kegagalan penemuan menjadi inovasi diilustrasikan sebagai the
produksi (Elster, 1984). Dikaitkan dengan membedakan invensi dan Valley of Death (Beard, Ford, Koutsky, & Spiwak, 2009;
inovasi, studi lebih lanjut menunjukkan setiap pengembangan Branscomb & Auerswald, 2002). The valley of death merupakan
produk memberikan tambahan biaya yang berpengaruh terhadap suatu perumpamaan dimana penemuan-penemuan, ide-ide yang
pengusaha (entrepreneur), perusahaan, pembuat kebijakan maupun bagus tidak berkembang atau terbengkalai karena kurangnya dana
masyakarat yang akan menggunakan produk tersebut, diperlukan atau investasi untuk mengembangkannya menjadi produk yang
seorang yang memiliki jiwa wirausaha untuk mengubah ide menjadi komersial yang bisa bermanfaat bagi kemanusiaan serta
produk yang komersial. Seorang penemu atau inventor belum tentu menggerakkan perekonomian (Heller & Peterson, 2005).
bisa menjadikan ide atau gagasannya menjadi produk yang dapat Berdasarkan pendapat tersebut, sebab utama mengapa penemuan
digunakan atau bernilai komersial (Chandy et al., 2014). Sejalan bisa gagal menjadi inovasi adalah dikarenakan dukungan dana atau
dengan pendapat tersebut, Beckenbach dan Daskalakis mengartikan investasi yang tidak memadai. Ketidaktersediaan informasi yang
bahwa inovasi adalah penciptaan kebaruan instrumental, yaitu cukup bagi investor maupun entrepreneur tentang resiko yang tinggi
proses penerapan atau pencarian hasil dari penemuan di mana dari tahap awal pengembangan penemuan serta ketidakpastian pasar
memerlukan dua syarat yaitu kelayakan dari gagasan atau ide untuk terhadap produk baru yang akan dihasilkan juga menyebabkan
diterapan serta pemasaran dari ide-ide atau gagasan di mana seorang penemuan tidak tidak berkembang ke tahap inovasi. Hal ini
entrepreneur lah yang mampu menjalankan fungsi tersebut disebabkan investor maupun entrepreneur tidak mau berspekulasi
(Beckenbach & Daskalakis, 2003). untuk menanamkan modalnya (Branscomb & Auerswald, 2002).
Berangkat dari definisi invensi (penemuan) dan inovasi, maka Pendapat lain yang bertentangan menyebutkan bahwa the valley
dapat disimpulkan invensi atau penemuan secara garis besar adalah of death hanya akan ada jika inovasi diliat sebagai proses yang
kombinasi ide baik yang baru atau yang lama (Nelson, 1959), muncul berurutan, yaitu tahap 1 basic research, tahap 2 failure / valley of
dari pemikiran seseorang atau inventor untuk mengatasi death dan tahap 3 komersialisasi dan penyebaran produk baru.
permasalahan yang bisa berasal dari permasalahan ekonomi, sosial Penyebab gagalnya invensi dikarenakan non-economic activity
maupun teknologi. Invensi adalah ide atau gagasan yang bersifat bukan masalah investasi di tahap 2 tetapi terkait dengan investasi
abstrak maupun konkrit. Proses menjadikan ide dan gagasan tersebut oleh entitas pada tahap 1 yang tidak mempertimbangkan apa yang
sebagai produk yang komersial inilah yang dimaksud dengan akan terjadi terhadap invensi atau penemuan di tahap selanjutnya
inovasi. Proses komersialisasi memerlukan seseorang entrepreneur. (Beard et al., 2009). Tahapan tesebut dapat digambarkan sebagai
Inventor bisa juga seorang entrepreneur tapi bisa juga bukan, berikut:
sehingga antara penemuan dan inovasi dapat dilakukan oleh orang
Gambar 1
yang berbeda.
invensi atau penemuan tidak bisa lepas dari inovasi. Perlu proses
untuk menjadikan invensi sebagai produk yang komersial. Sudah
menjadi pengetahuan umum bahwa para inventor sering gagal
'Valley of Death'
mendapatkan pembiayaan untuk memasarkan penemuannya
(Nelson, 1959). Pertanyaannya mengapa hal tersebut bisa terjadi? Sumber : (Beard et al., 2009)
Invensi menghadapi dua fase yang saling tumpang tindih, fase
pertama adalah penemuan ide atau gagasan, sedangkan fase kedua Pendapat yang lebih sederhana dari Schmookler (1966)
adalah mewujudkan ide dan gagasan menjadi realita fisik. Keduanya menyatakan bahwa invensi seperti proses kegiatan ekonomi, ada
punya tantangan tersendiri, hasil studi menunjukkan bahwa untuk permintaan dan penawaran terhadap penemuan baru (Rosenberg,
mengubah penemuan menjadi produk fisik yang bernilai komersial, 1974). Berdasarkan pendapat tersebut, invensi bisa gagal dikonversi
sering sekali gagal. Kegagalan tersebut lebih terletak pada pikiran menjadi inovasi jika tidak ada permintaan, sedangkan untuk
dari para entrepreneur tentang keberfungsian penemuan itu sendiri, pengetahuan ilmiah dan kemampuan teknis dari masyarakat pada
bagaimana penemuan itu bisa dioperasionalisasikan (Arthur, 2007). waktu tertentu juga menjadi factor penting yang mendukung
Pendapat yang sama juga disampaikan dalam laporan U.S keberhasilan invensi menjadi inovasi (Rosenberg, 1974). Sejalan
Department of Energy, bahwa seorang inventor sering mengabaikan dengan pendapat tersebut, faktor resistensi konsumen, kurangnya
pertanyaan-pertanyaan krusial tentang penemuan yang dibuatnya kompetensi melakukan komersialisasi serta struktur organisasi yang
yaitu apakah penemuannya dapat berkerja, jika bisa, apakah sama tidak mendukung berkembangnya invensi atau penemuan
atau lebih baik dari yang sudah ada, adakah yang akan membelinya memainkan peran penting terjadinya the valley of death (Sandberg
(U.S. Department of Energy, 2000). Ketika seorang inventor gagal & Aarikka-Stenroos, 2014).
M-PRO.
Artikel
Majalah Profesional Diklat Aparatur BPSDM Provinsi Kalbar
ED. V 2021
Selain faktor manusia secara individual, tim serta struktur Penemuan khususnya teknologi dapat berkembang pesat
43
organisasi juga mempengaruhi gagalnya invensi menjadi inovasi, menjadi inovasi jika pemerintah yang melakukan atau membiaya
misalnya organisasi yang terlalu rumit menyebabkan pemangku R&D serta mampu mengurangi resiko teknis sehingga pihak swasta
kepentingan tidak bersatu serta komunikasi yang berlebihan. Untuk lebih siap mengembangkan disektor bisnis. Namun banyak hal yang
menjalankan proses inovasi, maka diperlukan tim yang berasal dari bisa dikerjakan bersama antara pemerintah dan swasta dalam rangka
berbagai disiplin ilmu, serta ketidaksamaan prioritas terkait proses mengubah penemuan menjadi inovasi yang bernilai komersial
inovasi yang ingin dicapai menjadi penyebab gagalnya proses (Murphy & Edward, 2003), antara lain :
inovasi (Klitsie, Price, & Lille, 2018). Hambatan yang kritis dalam 1. Mengurang informasi asimetris antara kedua pihak,
proses invensi menjadi inovasi yang lain adalah tidak adanya dengan menyediakan akses data dan pengetahuan yang
infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung produk masuk memadai serta wawasan yang kritis untuk membuat investasi
kedalam pasar, baik infrastuktur dalam skala besar, software maupun yang sehat;
asset-aset pelengkap yang lain (Branscomb & Auerswald, 2002).
2. Membina percepatan pergeseran teknologi ke pasar serta
Mempelajari kegagalan invensi atau penemuan menjadi inovasi usaha pendukung;
dari perspektif teori ekonomi, sejarah maupun teknologi dapat
ditarik kesimpulan bahwa inventor, entrepreneur, investor, inovator 3. Mengembangkan investasi kemitraan baru bersama sektor
sebagai penentu dalam keberhasilan proses invensi atau penemuan swasta untuk mengantisipasi permasalahan pendanaan yang
ke inovasi harus memiliki motivasi atau tindakan rasional untuk selalu ada.
mengambil langkah menjalankan proses tersebut. Tahap awal Jika diatas proses invensi ke inovasi lebih banyak dilihat dari
invensi menjadi sangat krusial karena invensi baik berupa ide sector swasta, maka sektor publik juga jika ingin lebih efektif dalam
maupun teknologi harus dilengkapi dengan rencana yang matang mencapai tujuan organisasi harus terus berinovasi. Mendorong
tentang target dari invensi tersebut, mau dikemanakan invensi invensi ke inovasi di sektor publik, bukan hanya harus menghadapi
tersebut setelah ada. masalah teknik seperti kemampuan dan keahlian saja dari para
pejabat, pegawai yang terlibat dalam proses tersebut. Menurut
Bason, ada empat area yang harus diperhatikan untuk mendorong
MENJEMBATANI INVENSI KE INOVASI inovasi di sektor publik, yaitu: 1) membangun kesadaran untuk
Membuat invensi menjadi inovasi merupakan proses panjang berinovasi, 2) mengembangkan kemampuan berinovasi, 3)
dan bertahap dimana setiap tahapan saling berhubungan dan memanfaatkan kekuatan kerjasama antara pemerintah dan
memiliki tantangan tersendiri. Setiap pihak baik, inventor, investor masyarakat, 4) memperkuat kepemimpinan yang mampu
dan enterpreneur (pemerintah maupun sector swasta) memiliki mendorong inovasi terjadi disemua level (Bason, 2010). Pendapat
peran yang sama besar untuk membawa invensi menjadi inovasi. lain namun masih sejalan dengan bason, merekomendasikan tigal
Usaha menjembatani invensi ke inovasi yang berasal dari cara membawa inovasi ke sector public; 1) Values, menyiapkan
inventor yaitu dengan memahami kembali bahwa proses mengubah budaya untuk berinovasi sebagai sesuatu yang alamiah dan biasa
invensi menjadi inovasi untuk menghasilkan produk yang dapat berawal dari pimpinan untuk memastikan inovasi dapat diterapkan,
dikomersialisasi, maka untuk keberhasilan proses tersebut perlu sehingga kebijakan dan perilaku sangat penting untuk
strategi komersialisasi yang dilakukan dalam bisnis. Ketika invensi menumbuhkan budaya inovasi dari dalam organisasi. 2) Resources,
(baik berupa teknologi, gagasan atau ide) masuk ke pasar, maka yang memperbaharui kebijakan sumber daya manusia, membangun
paling dibutuhkan adalah keterampilan bisnis. Perlu rencana matang lingkungan fisik yang melibatkan orang-orang kreatif, memastikan
yang memberikan gambaran secara umum dari sisi bisnis terkait ada aliran pembiayaan untuk memulai, mengimplementasikan
invensi yang akan dikembangkan sehingga akan mendatangkan bahkan menyebarkan inovasi. Pembiayaan berdasarkan pencapaian
bantuan finansial untuk mendukung proses produksi baik dari tujuan bukan berdasarkan aturan saja. Selalu memastikan ada
investor maupun entrepreneur (U.S. Department of Energy, 2000). sirkulasi pengetahuan untuk mendukung pikiran yang kreatif. 3)
Dengan adanya bisnis plan yang baik, akan lebih mudah Processes, bisnis proses aktivitas atau kegiatan bertujuan untuk
mendatangkan para investor maupun entrepreneur dikarenakan mencapai tujuan tertentu. Dalam setiap aktivitas tersebut harus
informasi untuk mengambil tindakan rasional tersedia. Inventor baik diberikan ruang untuk berkembangnya ide, gagasan, metode, alat-
perorangan maupun badan usaha perlu memahami dinamika pasar, alat baru untuk mencapai tujuan dari organisasi. Membuka
mempertahankan kemampuan organisasi yang sudah ada serta kesempatan untuk berkolaborasi dengan pihak luar untuk membantu
membangun keahlian dan kemampuan baru baik dari sisi organisasi mengatasi permasalahan yang dihadapi. Mencari informasi dari luar
dan komersialisasi. Untuk memperlancar transisi dari invensi ke melalui kunjungan studi, bench marking atau magang dapat
inovasi, pengetahuan terkait peraturan juga diperlukan, misalnya membantu proses bisnis dalam hal ini sektor publik untuk berkinerja
dalam memperoleh hak paten. Menerapkan manajemen terpadu pada lebih efektif (Serrat, 2012).
setiap tahapan menuju inovasi akan menghasilkan bisnis yang layak Salah satu penyebab invensi atau penemuan gagal berlanjut
dan memuaskan pasar (Khilji et al., 2006). Penyiapan infrastruktur ketahap inovasi adalah ketidakpastian pasar sehingga meningkatkan
yang diperlukan untuk mendukung proses inovasi agar produk siap resiko. Dalam hal ini pemerintah harus mengintervensi dengan
dipasarkan juga dapat menjembatani proses invensi ke inovasi, membuat kebijakan yang mengurangi ketidakpastian pasar,
contoh prasarana besar seperti tempat pengisian bahan bakar untuk kebijakan yang mendorong meningkatnya permintaan inovasi.
mobil listik, pendukung lainnya seperti pelatihan untuk Berdasarkan pengalaman dari negara Swedia dalam mendorong
menggunakan teknologi baru, format baru dalam distribusi maupun terjadinya inovasi di bidang teknologi lingkungan, kebijakan
pelayanan (Beard et al., 2009). pengadaan inovasi (Innovation Procurement Policy) adalah
Komunikasi juga menjadi salah satu kunci menjembatani invensi kebijakan yang paling efisien dari sisi biaya dibanding kebijakan
ke inovasi. Menurut Arthur, pada setiap tahapan perlu ada interaksi subsidi R&D untuk mendukung inovasi. Kebijakan ini mendukung
manusia dalam konteks yang informal. Melalui komunikasi dapat terjadinya inovasi melalui pembentukan, peningkatan dan
memberikan pandangan baru terhadap masalah yang dihadapi. penggabungan pasar yang fokus dalam pembelian produk komersial
Komunikasi juga akan memberikan kritik yang diperlukan untuk dari hasil inovasi (European Commission Directorate General
mewujudkan konsep invensi menjadi produk fisik. Namun interaksi Environment, 2009). Bahkan kebijakan investasi R&D menjadi
atau komunikasi juga tidak boleh berlebihan, dan hanya dilakukan salah satu pendorong yang dominan penyebab adanya valley of
dengan kelompok tertentu karena beda kelompok akan memiliki ide death (Beard et al., 2009). Kebijakan yang mendorong lahirnya
yang berbeda, sedangkan untuk memproses invensi ke inovasi harus inovasi tidak bisa disamakan disetiap negara, harus memperhatikan
dilakukan dalam standar berpikir tertentu (Arthur, 2007). karakteristik masing-masing. Di negara berkembang kebijakan
tersebut harus menekankan pada strategi transfer teknologi, masalah
44
kelembagaan, kerangka hukum, kebutuhan negara, aset, agen
Majalah Profesional Diklat Aparatur BPSDM Provinsi Kalbar
ED. V 2021
perubahan, reformasi serta budaya dan karakteristik perilaku (World evolu onary microeconomics. (February).Boskoff, A.
Bank, 2010). Dalam konteks inovasi, kebijakan berfungsi untuk (1953). Review Innova on : The Basis of Cultural Change by
mendukung innovator serta memperbaiki kerangka hukum yang H . G . Barne . Social Forces, 32(1), 93.Branscomb, L. M., &
mendukung inovasi seperti menurunkan hambatan untuk Auerswald, P. E. (2002). Between Inven on and Innova on,
perdagangan dan foreign direct investment. Kebijakan juga An Analysis of Funding for Early-Stage Technology
berfungsi untuk memperkuat R&D, mendukung inovasi melalui Development. Gaithersburg.Chandy, R., Hopstaken, B.,
pendidikan dan pelatihan, serta mengevaluasi sistem dan program Narasimhan, O., & Prabhu, J. (2014). From Inven on to
dalam implementasi inovasi. Innova on : Conversion Ability in Product Development. In
Journal of Marke ng Research.
h ps://doi.org/10.1509/jmkr.43.3.494Department of
KESIMPULAN Economic and Social Affairs. (2006). Innova ons in
Lingkungan yang makin bergejolak, ketidakpastian pasar, Governance and Public Administra on : Replica ng what
permasalah kesejahteraan sosial mendorong terjadinya invensi atau works. New York: United Na ons.Elster, J. (1984).
penemuan. Tujuannya adalah untuk mengatasi berbagai persoalan Explaining Technical Change A Case Study in the Philosophy
tersebut dengan ide, gagasan, metode, alat yang lebih baik, lebih of Science. In G. H. Jon Elster (Ed.), Philosophical Studies
efektif serta lebih efisien. Invensi penemuan bisa sepenuhnya baru (Vol. 30).
tapi bisa juga perbaikan terhadap penemuan sebelumnya, bisa h ps://doi.org/10.5840/philstudies19843069European
berasal dari individu maupun kelompok serta bisa bersifat abstrak Commission Directorate General Environment. (2009).
maupun konkrit Bridging the Valley of Death : public support for
Banyak invensi atau penemuan tidak berhasil masuk ke dalam commercialisa on of eco-innova on. Denmark.Heller, J., &
pasar, gagal diproses menjadi inovasi entah karena kurang Peterson, C. (2005). “Valley of Death” in Nanotechnology
permintaan, pendanaan, kelayakan, keberfungsian, infrastruktur Inves ng. Retrieved October 1, 2019, from
yang mendukung maupun ketidakpastian pasar, serta ketidaktahuan h ps://foresight.org/policy/brief8.htmlKhilji, S. E.,
para inventor ditahap awal terhadap tujuan dari invensinya pada Mroczkowski, T., & Bernstein, B. (2006). From Inven on to
tahap selanjutnya. Sumber keraguan ini bisa berasal dari si invetor, Innova on: Toward Developing an Integrated Innova on
investor dan entrepreneur. Model for Biotech Firms. Product Innova on Management,
(202), 528540.Killick, D. (2015). Inven on and innova on in
Melalui perspektif bisnis, pada tahap awal invensi sudah harus African iron-smel ng technologies. Cambridge
disiapkan bisnis plan yang matang untuk mendatangkan investor dan Archaeological Journal, 25(1), 307319.
entrepreneur atau mempersiapkan keterampilan bisnis dan h ps://doi.org/10.1017/S0959774314001176Klitsie, B.,
menyusun strategi bisnis jika akan melakukan proses produksi Price, R., & Lille, C. De. (2018). Overcoming the Valley of
sendiri. Penerapan manajemen terpadu pada tiap tahapan serta Death : A Design Innova on Overcoming the Valley of
komunikasi informal pada kelompok tertentu akan sangat membantu Death : A Design Innova on Perspec ve. (August).
memberikan pandangan baru terhadap permasalahan yang dihadapi. Academic Design Management Conference.McCraw, T. K.
Pemerintah berperan sangat penting untuk membawa invensi ke (2007). Prophet of Innova on. The Belknap Press of
inovasi. Pemerintah bisa menjadi pengguna awal dari produk- Harvard University Press.Murphy, L. M., & Edward, P. L.
produk hasil penemuan baru yang efeknya mampu mengurangi (2003). Bridging the Valley of Death : Transi oning from
ketidakpastian dan akhirnya mendorong pihak swasta untuk Public to Private Sector Financing. Colorado.Nelson, R. R.
berinovasi. Untuk membuat inovasi terjadi disektor publik, maka (1959). The Economics of Inven on: A Survey of the
penanaman nilai tentang pentingnya inovasi atau membangun Lierature. The Journal of Business, 32(2),
kesadaran akan inovasi harus dilakukan terlebih dahulu baru 101127.Rosenberg, N. (1974). Science , Inven on and
berlanjut ketahap meningkatkan kapasitas, implementasi bahkan ke Economic Growth. The Economic Journal, 84(333),
difusi dan adopsi. 90108.Sandberg, B., & Aarikka-Stenroos, L. (2014). What
Selain itu pemerintah juga dapat membuat kebijakan yang makes it so difficult? A systema c review on barriers to
mendorong terjadinya inovasi, sehingga memungkinkan proses radical innova on. Industrial Marke ng Management,
invensi ke inovasi. Kebijakan yang paling efektif salah satunya 43(8), 12931305.
adalah melalui kebijakan pengadaan. Tidak semua hal terkait proses h ps://doi.org/10.1016/j.indmarman.2014.08.003Schump
invensi ke inovasi harus dari inisiatif pemerintah. Dalam hal ini eter, J. A. . (1947). The Crea ve Response in Economic
pemerintah juga dapat bekerjasama dengan pihak swasta dengan History. The Journal of Economic History, 7(2),
berbagi informasi yang sesuai dan memadai untuk bisa melakukan 149159.Sener, S., Hacioglu, V., & Akdemir, A. (2017).
investasi yang sukses, bekerjasama dalam pendanaan serta membina Inven on and Innova on in Economic Change. (July).
dan mendorong pergeseran teknologi ke pasar serta usaha h ps://doi.org/10.17261/Pressacademia.2017.450Serrat,
pendukungnya. O. (2012). Innova on in the Public Sector.
Mandaluyong.U.S. Department of Energy. (2000). FROM
INVENTION TO INNOVATION.Usher, A. P. (1971). Technical
REFERNESI Change and Capital Forma on. In Capital Forma on and
Arrow, K. J. (1962). The Economic Implica ons of Learning by Economic Growth (Vol. 11, pp. 521548).
Doing. The Review of Economic Studies, 29(3), h ps://doi.org/10.2307/2976610World Bank. (2010).
155173.Arthur, W. B. (2007). The structure of inven on. Innova on Policy: A Guide for Developing Countries. World
Research Policy, 36(2), 274287. Bank.
h ps://doi.org/10.1016/j.respol.2006.11.005Bason, C.
(2010). Leading Public Sector Innova on: Co-crea ng for a
Be er Society (First Edit). Bristol: Policy Press.Beard, T. R.,
Ford, G. S., Koutsky, T. M., & Spiwak, L. J. (2009). A Valley of
Death in the innova on sequence: an economic
inves ga on. Research Evolu on, 18(December), 343356.
h ps://doi.org/10.3152/095820209X481057Beckenbach,
F., & Daskalakis, M. (2003). Inven on and innova on as
Majalah Profesional Diklat Aparatur BPSDM Provinsi Kalbar
Gallery M-PRO. ED. V 2021
Majalah Profesional Diklat Aparatur BPSDM Provinsi Kalbar Gallery M-PRO. ED. V 2021
Majalah Profesional Diklat Aparatur BPSDM Provinsi Kalbar
Gallery M-PRO. ED. V 2021
Majalah Profesional Diklat Aparatur BPSDM Provinsi Kalbar Gallery M-PRO. ED. V 2021
Majalah Profesional Diklat Aparatur BPSDM Provinsi Kalbar
Gallery M-PRO. ED. V 2021
“Ambillah waktu untuk berfikir,
karena itu adalah sumber kekuatan dan ambillah waktu untuk belajar
karena itu adalah sumber kebijaksanaan”
- BPSDM Kalbar -
bpsdm.kalbarprov.go.id