Anda di halaman 1dari 78

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

Daftar Isi
PENGANTAR DIRJEN MANDIKDASMEN................................. 5
BAB I PENDAHULUAN............................................................. 7
OSN Menjaring dan Membina Siswa Brilian............................. 8
Materi OSN Mendorong Kecerdasan Pikir dan Hati................ 10
Pembukaan OSN 2009 Meriah............................................... 12
Galeri Foto............................................................................. 15
BAB II DIREKTORAT PEMBINAAN TK DAN SD......................... 19
Menjaring dan Membina Siswa Brilian................................... 20
Technical Meeting OSN berjalan lancar................................... 22
Harapan dari Sulawesi Utara................................................. 24
Zata Dini dan Perjuangan Panjang Menuju OSN..................... 26
Materi OSN Gampang-gampang Susah................................. 27
OSN Memadukan Rasa dan Olah Pikir.................................... 28
Mengubah Wajah SERAM sains Jadi Menyenangkan............ 30
Galeri Foto............................................................................. 32
Daftar Juara OSN Tingkat SD.................................................. 38
BAB III DIREKTORAT PEMBINAAN SMP................................. 41
OSN Menjadi Ruang Observasi Siswa.................................... 42
Persiapan Optimal, Harga Mati Menghadapi OSN................. 44
Ujian Praktikum Butuh Kepercayaan Diri............................... 46
Antisipasi Rahadian Memberinya Perak............................... 48
Tak Menduga Dikalungi Medali............................................. 49
Prestasi dan Kualitas Siswa Telah Merata............................... 51
Galeri Foto............................................................................. 53
Daftar Juara OSN Tingkat SMP............................................... 65
BAB IV DIREKTORAT PEMBINAAN SLB.................................. 69
OSN Tunjukkan Eksistensi Luar Biasa ABK.............................. 70
Persiapan peserta optimisme daerah.................................... 72
Fian dan Kemenangan yang Tertunda................................... 74
Alicia Tak Berkecil Hati........................................................... 75
Kemampuan Peserta OSN SLB Luar Biasa.............................. 76
Pendidikan Inklusif, Semangat OSN SLB................................ 78
Mereka Bisa Seperti Stephen Hawking................................. 80
Galeri Foto............................................................................ 82
Daftar Juara OSN Tingkat SLB................................................ 86
BAB V DIREKTORAT PEMBINAAN SMA................................. 87
Soal-Soal OSN Jadikan Dua Alis Siswa Merapat...................... 88
Empat Tema Untuk Keseimbangan dan Kelestarian Alam..... 90
Akibat Cuaca Buruk, Observasi OSN Astronomi Diganti
Simulasi................................................................................. 91
Hasil Simulasi OSN Astronomi Menakjubkan......................... 92
Listrik Magnet, Soal Baru Bidang Fisika.................................. 94
Membina Siswa Ahli Mendeteksi Gejala Alam....................... 96
Tak Biasa Mencium Bau Kimia, Perut Nurul Mual.................... 98
Analisa dan Pemrograman Jadi Materi OSN Komputer......... 99
Sambutan Hangat Untuk Peserta OSN Bidang Matematika. 101
OSN Ekonomi Terapkan Kompetisi Via Email........................ 102
Peserta OSN Ekonomi Berkunjung ke Bank Indonesia......... 104

O l i m p i a d e

S a i n s

OSN Menjaring dan Membina Siswa Brilian


Di antara tahapan mencerdaskan kehidupan
bangsa adalah menjaring dan membina siswa
brilian. Tahapan-tahapan inilah yang dilaksanakan
dalam OSN........................................................... 8
Persiapan
Optimal,
Harga Mati Menghadapi OSN
Sejumlah
peserta
mengalami kondisi di
mana materi soal OSN
tak semudah materi soal di tingkat kabupaten
dan provinsi. Usaha optimal dan optimisme tinggi
menjadi modal utama....................................... 44
Bank Sentral dan Pasar Modal Jadi Tema OSN Ekonomi........106
Game Invantion Tumbuhkan Jiwa Wirausahawan................ 108
Penghargaan Bagi Juara OSN.............................................. 109
Galeri Foto............................................................................ 111
Daftar Juara OSN Tingkat SMA............................................. 119
BAB VI PENUTUP.................................................................. 129
Kembali Segar Lewat Wisata di TMII..................................... 130
Kekompakan Peserta Mewarnai Penutupan OSN 2009....... 132
DKI Jakarta Juara Umum OSN 2009 ...................................... 134
Para Jawara FLS2N Meriahkan Penutupan OSN 2009........... 136
Sumatera Utara Tuan Rumah OSN IX .................................... 138
Ada OSN di Punggung Budi................................................... 139
Perhatian Pada OSN Wujud Kepedulian Pada Dunia
Pendidikan.......................................................................... 140
Lemahnya Perhatian Daerah, Jadikan Siswa Kurang
Menguasai Soalsoal OSN ..................................................... 142
Galeri Foto........................................................................... 144
KOLOM............................................................................... 150
MEREKA BERKATA.............................................................. 152

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

OSN, Satu Upaya


Mencerdaskan Kehidupan
Bangsa

embukaan Undang-Undang Dasar 1945 secara


tegas menyatakan bahwa salah satu tujuan
Negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan
nasional tersebut, negara wajib menyediakan
layanan pendidikan bermutu bagi semua warga
negara.
Amanah UUD 1945 itu kemudian dirumuskan
dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional tahun 2003, salah satunya adalah Pasal
1 yang menjelaskan tentang definisi pendidikan
nasional, yaitu: Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara.
Definisi pendidikan nasional itu selanjutnya
dijabarkan dalam Rencana Strategis Pendidikan
Nasional Departemen Pendidikan Nasional
(Renstra Depdiknas) yang mencangkup visi,
misi, tujuan, kebijakan pokok, program jangka
menengah, dan indikator kunci kinerja.
Sebagaimana termaktub dalam Renstra
Depdiknas, visi Depdiknas yang ingin dicapai pada
tahun 2025 adalah menciptakan insan cerdas
komprehensif dan kompetitif (insan kamil/insan
paripurna). Visi Depdiknas ini lebih menekankan

pada pendidikan transformatif yang menjadikan


pendidikan sebagai motor penggerak perubahan
masyarakat dari keterbelakangan menuju kondisi
masyarakat yang modern dan beradab.
Untuk merealisasikan visi pendidikan nasional
itu, Depdiknas sudah merancang dan melaksanakan
program-program dan kegiatan pendidikan melalui
berbagai direktorat jenderal beserta direktorat
yang berada di bawah naungannya. Semua
program dan kegiatan itu senantiasa berada di
area tiga pilar kebijakan pendidikan nasional yaitu:
a) Pemerataan dan perluasan akses pendidikan; b)
Peningkatan mutu, relevansi pendidikan, dan daya
saing; c) Penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan
citra publik.
Olimpiade Sains Nasional (OSN) adalah salah
satu bentuk kegiatan pendidikan yang masuk dalam
area pilar kedua. Sebab OSN merupakan kegiatan
yang bertujuan: a) Menumbuhkembangkan sikap

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

Adu kejelian.
Peserta OSN
bidang kimia
mengerjakan
ujian praktik.

S a i n s

N a s i o n a l

P eng a n ta r Di r j en M a n di k d asm en M a n di k d asm en

Mendiknas
Prof. Dr.
Bambang
Sudibyo, MBA.
memberikan
ucapan selamat
kepada salah
satu juara OSN.

kompetitif yang sehat di kalangan siswa SD/MI,


SDLB/SD Inklusi (tunanetra/tunarungu/tunadaksa
ringan), SMP/MTs, dan SMA/MA pada tingkat
sekolah, kabupaten/kota, provinsi, nasional, dan
internasional; b) Menjaring siswa-siswi unggul di
bidang sains dan teknologi untuk dipersiapkan
menjadi anggota tim nasional dalam kompetisi
internasional; c) Memotivasi siswa agar lebih
gemar belajar sains; dan d) Memacu peningkatan
mutu pendidikan khususnya di bidang sains dan
teknologi.
Hingga detik ini, kegiatan asah otak yang
digagas dan diselenggarakan oleh Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah (Ditjen Mandikdasmen) beserta
empat direktorat (kecuali Direktorat Pembinaan
SMK, karena konsentrasi yang berbeda), sudah
berumur delapan tahun. Selama ini pula, OSN
sudah banyak melahirkan generasi brilian yang
berhasil mengharumkan nama bangsa dan
negara Indonesia di pentas internasional, seperti
International Mathematical Olympiad (IMO),
International Physics Olympiad (IPhO), International
Chemistry Olympiad (IChO), dan International
Biology Olympiad (IBO). Para juara dari berbagai
O l i m p i a d e

S a i n s

kompetisi internasional ini sebelumnya


adalah para juara OSN yang dibina secara
intensif sebelum diberangkatkan ke ajang
internasional tersebut.
Pada OSN 2009 ini tercatat sembilan
materi pelajaran yang diperlombakan, yaitu:
Untuk SD/MI adalah Matematika dan IPA;
SMP/MTs Matematika, Fisika, dan Biologi;
SMA/MA Matematika, Fisika, Kimia, Bilogi,
Komputer, Astronomi, Kebumian, dan
Ekonomi. Sementara untuk SDLB/SD Inklusi
yaitu Matematika dan IPA.
Pelaksanaan OSN tahun 2009 di DKI
Jakarta kemarin terbilang sukses dengan
indikasi kelancaran tiap pelaksanaan
perlombaan dan kepuasan para peserta OSN yang
berasal dari 33 provinsi di Indonesia. Kesuksesan
ini, selain kerja keras kami beserta empat direktorat
di lingkungan Ditjen Mandikdasmen, juga karena
kerjasama yang baik dengan praktisi pendidikan
dan masyarakat.
Selayang Pandang OSN 2009 ini memberikan
gambaran kegiatan OSN selama lima hari sejak
tanggal 3-9 Agustus di DKI Jakarta. Ditjen
Mandikdasmen sangat mengharapkan Selayang
Pandang OSN ini bisa melengkapi wawasan dan
pemahaman segenap pemangku kepentingan
di dunia pendidikan terhadap upaya-upaya
peningkatkan mutu pendidikan, mulai dari tingkat
sekolah, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi,
nasional hingga internasional. Semoga. n
Direktur Jendral Manajenemen Pendidikan
Dasar dan Menengah

Prof. Suyanto, Ph. D.

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

OSN Menjaring dan Membina Siswa


Brilian
Di antara tahapan mencerdaskan kehidupan bangsa adalah menjaring dan membina
siswa brilian. Tahapan-tahapan inilah yang dilaksanakan dalam OSN.

limpiade Sains Nasional (OSN) tak sekadar


menumbuh-kembangkan sikap kompetitif
antarsiswa dalam bidang sains dan teknologi.
OSN juga merupakan media penjaringan dan
pembinaan bagi siswa-siswi berprestasi dalam
dunia sains dan teknologi agar bisa dipersiapkan
mengikuti kompetisi internasional.
Para juara OSN akan dibina dan diikut
sertakan dalam kompetisi sains dan teknologi
tingkat internasional, kata Direktur Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah
(Dirjen Mandikdasmen) Prof. Suyanto Ph. D.
Menurut Suyanto, proses penjaringan siswa
brilian tersebut tidak instan. Sebelum diizinkan
mengikuti kompetisi sains tingkat nasional, mereka

Matematika dan IPA.


Sementara tempat pelaksanaan lomba OSN,
yaitu: Bumi Karsa Bidakara, Jakarta Selatan;
Direktorat Pembinaan SMP bertempat di SMPN
29 (Matematika), SMPN 11 (Fisika), SMPN 19
(Biologi); Direktorat Pembinaan SMA di SMAN 70
(Fisika, Kimia, dan Biologi), UI (Komputer), SMAN
I (Matematika, Kebumian, dan Astronomi), dan

Doc. Dir. PSMP

Dirjen
Mandikdasmen
Prof. Suyanto,
Ph.D.
memberikan
sambutan saat
pembukaan
OSN 2009.

Pendahuluan

peserta OSN.
Suyanto juga memaparkan tentang OSN secara
umum. Menurutnya, OSN 2009 ini bertujuan
untuk meningkatkan mutu pendidikan, terutama
bidang sains dan teknologi melalui budaya belajar,
berkarya, dan pengembangan potensi diri, sikap
kompetitif serta meningkatkan dan memperkokoh
rasa persaudaraan, persatuan, dan kesatuan

O l i m p i a d e

S a i n s

harus lolos dari pelbagai kompetisi sains, mulai


dari tingkat sekolah, kabupaten hingga provinsi.
Penyaringan siswa brilian ini sangat ketat,
kata Suyanto.
Suyanto menyampaikan tujuan penyelenggaraan OSN itu dalam acara pembukaan OSN 2009
di Gedung Birawa Assembly Hall, Hotel Bidakara,
Jalan Jenderal Gatot Subroto, Pancoran, Jakarta
(Senin, 3 Agustus 2009). Acara pembukaan OSN
VIII itu dihadiri Menteri Pendidikan Nasional
(Mendiknas) Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA.,
Anggota komisi X DPR RI, Pejabat Eselon I dan II
Departemen Pendidikan Nasional, Rektor UGM,
UI, ITB, UNJ, UNIBRAW dan UNS, beberapa kepala
dinas provinsi dan kabupaten/kota, serta para

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

bangsa.
Dalam OSN yang berlangsung pada 3-9 Agustus
ini, terdapat 1.447 peserta yang terdiri dari siswasiswi tingkat SD/MI, SMP/Mts, SMA/MA, dan
SDLB/SD Inklusi (tunanetra/tunarungu/tunadaksa
ringan). Mereka merupakan wakil dari 33 provinsi
di Indonesia, setelah berjuang keras dan berhasil
menjuarai kompetisi/seleksi OSN yang berlapislapis mulai tingkat sekolah, kabupaten/kota hingga
provinsi.
Dalam OSN ke-8 ini, materi yang dilombakan
adalah sebagai berikut: untuk SD/MI adalah
Matematika dan IPA. SMP/MTs Matematika,
Fisika dan Biologi. SMA/MA Matematika, Fisika,
Kimia, Bilogi, Komputer, Astronomi, Kebumian,
dan Ekonomi. Dan untuk SDLB/SD Inklusi adalah

Doc. Dir. PSMP

Bab I

Tekun
mengerjakan
soal. Mereka
bekerja keras
untuk menjadi
yang terbaik.

STEKPI (Ekonomi); Direktorat Pembinaan SLB


bertempat di Hotel Grand Tropic.
Selama mengikuti OSN, para peserta beserta
pendamping beristirahat di beberapa hotel, yaitu:
SD/MI di Hotel Bumi Karsa, Bidakara Jakarta
Selatan, SMP/MTs di Hotel Century Jakarta Pusat,
SMA/MA di Hotel Wiyata Depok, Hotel Ibis, dan
Hotel Kaisar Jakarta, sementara SLB/Inklusi
bertempat di Hotel Grand Tropic.
Sebagai penghargaan terhadap para juara,
disediakan 67 medali emas, 132 medali perak, dan
197 medali perunggu serta sertifikat keikutsertaan
bagi semua peserta.
Untuk dewan juri, telah terjalin kerjasama yang
baik antara Depdiknas dengan berbagai perguruan
tinggi, seperti UI, UGM, ITB, IPB, dan STEKPI. n

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

Bab I

Materi OSN Mendorong Kecerdasan


Pikir dan Hati
Materi soal sains dan teknologi yang dilombakan dalam OSN tidak hanya
meningkatkan kecerdasan pikir saja, tetapi juga kecerdasan hati.

Pendahuluan

gabungkan konsep pembangunan dari perspektif


ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan. Pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan ini
pertama kali diintroduksi pada United Nations
Conference on Environment and Development
(UNCED) di Rio De Janeiro pada tahun 1992, yang
kemudian menghasilkan Rio Declaration yang

ndang-undang Sistem Pendidikan Nasional


Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 menjelaskan
tentang definisi pendidikan, yaitu Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
Berangkat dari UU Sisdiknas Pasal 1 itu, maka
materi soal yang diberikan kepada seluruh peserta
Olimpiade Sains Nasional (OSN) tidak hanya
memuat materi yang mendorong kecerdasan
intelektual saja, namun juga terdapat materi soal
yang mendorong kecerdasan hati.
Muatan atau materi yang mendorong
kecerdasan hati bisa ditemui dalam mata pelajaran
biologi, misalnya. Dengan memahami fungsi
anatomi tubuh manusia yang luar biasa, siswa
akan sadar bahwa ada kekuasaan yang tak bisa ia
lampaui, yaitu kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan kecerdasan hati yang didasari
akhlak mulia, manusia dapat memahami dan
mengapresiasi kekayaan alam semesta yang telah
dilimpahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa, kata
Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Prof.
Dr. Bambang Sudibyo, MBA., dalam pembukaan
OSN 2009 di Gedung Birawa Assembly Hall, Hotel
Bidakara, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Pancoran,

10

O l i m p i a d e

S a i n s

Doc. Dir. PSMA

Jakarta (Senin, 3 Agustus 2009).


Dengan kecerdasan pikir dan hati itu,
diharapkan kita terdorong untuk memelihara
kelestarian alam dengan menerapkan prinsipprinsip Education for Sustainable Development
(EfSD), lanjut Bambang Sudibyo.
EfSD, Konsep Pendidikan Sadar Lingkungan
EfSD merupakan konsep pendidikan yang tidak
hanya bervisi kepada pendidikan murni, namun
merupakan konsep multidisiplin yang meng-

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

berisi prinsip-prinsip pelaksanaan pembangunan


berkelanjutan.
Menurut Bambang Sudibyo, prinsip EfSD tidak
hanya menekankan kelestarian alam, tetapi juga
kelestarian kehidupan manusia yang harmonis
untuk kehidupan masa depan yang lebih baik.
Kesadaran terhadap lingkungan perlu
dibangun sedini mungkin melalui jalur pendidikan,
sehingga setiap peserta didik ketika dewasa akan
menjadi orang yang bertanggung jawab terhadap

kelestarian
dan
keberlangsungan
lingkungan
yang
dapat
mendukung
kehidupan manusia
di masa depan.
Oleh
karena
itu, saya harap ada
kiranya salah satu
di antara peserta
OSN tahun ini yang
mengabdikan dirinya
sebagai
pelestari
lingkungan, baik sebagai peneliti atau pun sebagai
pengajar di perguruan tinggi, lanjut Bambang
Sudibyo.
Selain itu, Bambang Sudibyo menekankan
bahwa keberhasilan siswa mengikuti kompetisi
sains hingga tingkat nasional merupakan buah
dari ketekunan dan kerja keras antara siswa dan
para guru pembina. Hal ini menunjukkan bahwa
sebuah kerjasama yang baik akan menghasilkan
prestasi yang baik pula. Kerjasama seperti ini,
lanjut Bambang Sudibyo, hendaknya tidak hanya
terjadi pada saat mempersiapkan siswa untuk
mengikuti kompetisi seperti OSN, namun juga
pada kegiatan belajar-mengajar sehari-hari.
Kepada para pemenang OSN 2009, Bambang
Sudibyo berpesan agar bekerja lebih keras dan
tekun, karena para jawara OSN nantinya akan
mewakili Indonesia pada pentas internasional.
Semoga partisipasi kalian dalam OSN ini,
selain untuk memperoleh prestasi juga menjadi
motivator dan inspirator bagi teman-teman kalian,
baik teman satu sekolah, satu kecamatan atau pun
satu kabupaten/kota, pesan Bambang Sudibyo,
yang selanjutnya membuka secara resmi OSN
2009.n

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

Prof. Dr.
Bambang
Sudibyo, MBA.

Menggunakan
teknologi
komputer.
Mereka
tak hanya
mengasah
kecerdasan
pikir, namun
juga hati.

11

Bab I

Pembukaan OSN Meriah Dan


Memuaskan
Kemeriahan yang mewarnai sepanjang pembukaan OSN ke delapan di Gedung
Birawa Assembly Hall, Hotel Bidakara, Jakarta, membuat para peserta OSN puas.

Luwes.
Siswi-siswi SD
ini memainkan
tarian yang
memukau.

uasana pembukaan Olimpiade Sains Nasional


(OSN) di Gedung Birawa Assembly Hall, Hotel
Bidakara, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Pancoran,
Jakarta, Senin, 3 Agustus 2009, sangat meriah.
Acara ini diawali dengan menyanyikan lagu
Indonesia Raya yang dipandu oleh paduan suara

12

O l i m p i a d e

S a i n s

SMA Negeri 70 Jakarta. Selain itu, pembukaan


yang berlangsung pukul 19.00 WIB ini, juga
dimeriahkan dengan penampilan band dari siswasiswa SLB Lebak Bulus, Jakarta. Kemeriahan acara
makin terasa dengan munculnya penari-penari
cantik yang terdiri dari siswi-siswi SMA Bakti

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Pendahuluan

Idhata, Jakarta, saat membawakan


tari Saman yang berasal dari Nanggroe
Aceh Darussalam.
Budaya Indonesia yang sarat
dengan aneka ragam tari-tarian, kian
diperkuat saat dipersembahkannya
gerakan gemulai tarian dari para penari
yang semuanya pelajar. Paduan gerak
tubuh dan irama musik yang harmonis
tersebut diberi nama Tari Nusantara ,
dibawakan oleh siswa-siswi SMPN 115
Jakarta. Tarian Nusantara merupakan
gabungan dari Tari Yapong (Betawi,
Jawa Barat, Jawa Tengah), Tari
Narojeng dari Betawi, Tari Piring dari
Sumatera Barat, dan Tari Giring-Giring
dari Kalimantan. Pentas tari-tarian ini
memberi warna tersendiri di ajang
pembukaan OSN 2009.
Terhadap suguhan aneka ragam
tarian tradisional tersebut, tampak
wajah
siswa-siswi
berseri-seri,
menunjukkan rasa takjub, bangga, dan
senang sekaligus. Tak bosan-bosan
mata mereka mengikuti rangkaian
gerakan para penari. Bahkan satudua di antara mereka ada yang
mengabadikannya lewat kamera atau
handycam.
Salah satunya adalah Abidah
Rahmah, siswi kelas 10 SMA Kharisma
Bangsa. Perhatian gadis manis
berkerudung putih ini senantiasa
tertuju pada gerak gemulai para
penari. Tak henti-hentinya ia memotret
gerakan demi gerakan para penari.
Saat ditanya alasannya, ia menjawab
bahwa aneka tari yang disuguhkan
selama pembukaan OSN ini sangat
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

Tarian
nusantara.
Beragam
tarian indah
ditampilkan
sepanjang
pembukaan
OSN 2009.

13

Bab I

Khidmat.
Mereka
terpukau
terhadap
tariantarian yang
ditampilkan
sepanjang
pembukaan
OSN.

14

Pendahuluan

menarik dan bisa menyadarkan generasi muda


bahwa budaya dan seni tari Indonesia tak kalah
hebat dengan budaya barat dan pop.
Pembukaan yang penuh tarian tradisional
ini sangat berarti bagi kita, generasi muda, agar
senantiasa melestarikan budaya bangsa, kata
Abidah.
Dalam pembukaan OSN ini juga disuguhkan
pesan-pesan yang sarat dengan upaya menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa. Ini seperti
tergambar pada parade siswa-siswi yang membawa
bendera merah-putih, bendera Tut Wuri Handayani,
dan bendara OSN. Sementara di belakang mereka
berbaris 33 siswa-siswi berpakaian adat dari 33
Provinsi Indonesia, merujuk pada asal daerah para
peserta OSN.
Pesannya sangat jelas, meski kita berkompetisi
namun ada hal yang penting, yaitu memperkokoh
persatuan dan kesatuan, kata Drs. Hartoyo
Wibowo, M. PA., Kepala Bagian Perencanaan
Sekretariat Ditjen Mandikdasmen yang juga
panitia OSN.
Puncak acara pembukaan OSN ini adalah
penekanan tombol yang diiringi taburan kertas
warna-warni, menandakan OSN telah resmi
dibuka oleh Menteri Pendidikan Nasional Prof.
Dr. Bambang Sudibyo, MBA. Dalam sambutannya,
Mendiknas
mengatakan bahwa OSN sudah
delapan kali dilaksanakan, dan OSN yang sedang
berlangsung saat ini merupakan bentuk olimpiade
terakhir yang dilaksanakan tahun ini.
FLS2N sudah kita laksanakan di Yogyakarta,
begitu pula O2SN, juga sudah kita laksanakan di
DKI Jakarta. FLS2N merupakan kompetisi estetika,
sementara O2SN lebih pada kinestetika. Sekarang
saatnya kita menunjukkan siapa yang terbaik
dalam supremasi sains dan teknologinya, kata
Mendiknas disambut tepuk tangan para peserta
pembukaan OSN.n
O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

15

Bab I

16

O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Pendahuluan

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

17

Bab I

18

O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Pendahuluan

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

19

Bab II

20

O l i m p i a d e

S a i n s

Di r ek tor at P e m bi n a a n T K / S D

Perkembanga n Diri Siswa

Dalam berbahasa, anak banyak belajar tentang


perbendaharaan kata terutama istilah-istilah yang
baruditemuinya. Dalam berlogika, anak belajar
menalar persoalan dalam hitungan matematis
dan sistematis. Dalam bersosialisasi, anak belajar

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Doc. Dir. P. TK-SD

Kerja keras.
Siswa-siswi SD
ini berusaha
seoptimal
mungkin
menjawab
soal-soal OSN
dengan baik
dan benar.

OSN Beri War na Baru Bagi

Doc. Dir. P. TK-SD

ola pembelajaran peserta didik mengacu pada


usia dan faktor-faktor yang memengaruhi
proses
pendidikan.
Secara
struktural,
penggolongan usia anak didik dikelompokkan
dalam jenjang pendidikan dasar, menengah, dan
tinggi. Di antara penjenjangan tersebut, pola
pengembangan peserta didik di jenjang pendidikan
dasar mendapat perhatian lebih.
Hal demikian menjadi sangat strategis
mengingat pada jenjang inilah masa terbaik untuk
meletakkan dasar yang kokoh bagi perkembangan
mental, emosional, akhlak, dan potensi otak anak.
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa
perkembangan intelektual anak terjadi sangat
pesat pada tahun-tahun awal kehidupan anak.
Sekitar 50% variabilitas kecerdasan orang dewasa
sudah terjadi ketika anak berusia 4 tahun.
Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia 8
tahun. Sisanya, 20%, terjadi pada pertengahan
atau akhir dasawarsa kedua.
Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak dan
Sekolah Dasar memahami pola perkembangan
intelektual dan mental anak tersebut. Maka
program yang digagas dan dijalankan selalu
memerhatikan berbagai aspek berkaitan dengan
perkembangan anak, baik anak secara individu
maupun sebagai makhluk sosial.
Keikutsertaan Direktorat Pembinaan TK dan SD
dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) tak lepas
dari program pengembangan kapasitas anak.
Bahwa OSN merupakan kegiatan yang tak hanya
mengutamakan kecerdasan kognitif. Aspek lain
seperti kecerdasan afektif dan psikomotorik turut
diperhatikan.
Anak di usia SD berada pada fase lanjutan
dari perkembangan biologis dan psikologis yang
dimulai sejak balita. Unsur-unsur kecerdasan otak
mengalami pertumbuhan pesat, yaitu kemampuan
dalam berbahasa, berlogika, dan bersosialisasi.

bersikap sesuai dengan lingkungannya.


Hal demikian mengondisikan anak untuk terus
melakukan eksperimen-eksperimen. Mereka
senang melakukan dan menemui hal-hal baru.
Konsentrasi mereka untuk mencerap pengetahuan

baru sangat tinggi.


Sehingga di ajang akbar yang lebih
menitikberatkan pada intelegensi ini, Direktorat
Pembinaan TK dan SD memilih melombakan bidang
keilmuan yang berkaitan dengan tiga kemampuan
dasar anak tersebut, yaitu matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Dua bidang inilah yang diyakini
dapat menjembatani ketiganya.
Materi soal matematika dan IPA diarahkan
pada pola pengembangan pemikiran anak untuk
melakukan analisis dan optimalisasi nalar. Siswa
mulai dikenalkan pada eksperimen praktis yang
mudah dan dekat dengan kehidupan keseharian.
Diharapkan, siswa mendapatkan pengalaman baru
dan benang merah hubungan antara pelajaran
akademis dengan lingkungan sekitarnya.
OSN
kemudian
menjadi
laboratorium
eksperimen peserta didik. Tak hanya soal bidang
keilmuan yang dilombakan. Juga faktor lain yang
turut memengaruhi prestasi mereka, seperti
kesiapan mental, percaya diri, dan keyakinan pada
kemampuan diri sendiri.
Ajang ini juga memberi mereka pengalaman
baru berupa interaksi luas dengan teman-teman
sebayanya dari berbagai penjuru nusantara. OSN
menjadi sarana mereka untuk saling berkenalan,
memahami perbedaan, dan akhirnya keinginan untuk mempererat hubungan sosial yang lebih luas.
Tentu saja pergaulan lintas daerah ini
berdampak positif bagi perkembangan diri peserta
didik. Mereka mengalami langsung bagaimana
berinteraksi dengan orang-orang yang berbeda
baik warna kulit, dialek, dan adat istiadat.
Lewat penyelenggaraan OSN, Direktorat
Pembinaan TK dan SD hendak memberi warna
baru bagi perkembangan diri siswa. Semoga
pada perkembangan selanjutnya, siswa dapat
mengapresiasi pengalamannya demi kebaikan diri,
masyarakat, dan negaranya. n

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

21

Bab II

Technical Meeting Memang Penting


Salah satu hal terpenting dalam penyelenggaraan acara akbar adalah technical
meeting. Seluruh pemangku kepentingan berkoordinasi guna kelancaran acara.

T
Elfira, staf
Direktorat
Pembinaan
TK dan SD.
Sosialisasi agar
ada komitmen
bersama

22

ak ada keberhasilan tanpa sebuah perencanaan.


ihwal tata tertib selama
Terlebih acara yang digelar berskala nasional
penyelenggaraan
OSN.
semacam Olimpiade Sains Nasional (OSN). Butuh
Karena para ketua tim
persiapan panjang, koordinasi yang mantap, dan
atau koordinator dari
kerjasama yang solid antarpanitia sehingga acara
provinsi, kan, banyak
berjalan dengan lancar.
yang baru, jelas Elfira.
Guna mensosialisasikan aturan dan penyamaan
Makanya perlu sosialisasi
pemahaman tentang tata tertib dan pola penilaian
lagi agar ada komitmen
yang diterapkan selama perlombaan, maka
bersama.
digelarlah technical meeting pada Selasa, 4 Agustus
Di antara tata tertib yang disosialisasikan adalah
2009. Acara ini melibatkan seluruh koordinator pemisahan tempat istirahat peserta OSN dengan
provinsi dan guru pembina peserta OSN.
orangtua. Menurut Elfira, pemisahan ini penting
Salah satu direktorat di lingkungan Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah yang menyelenggarakan technical
meeting adalah Direktorat Pembinaan TK dan SD.
Acara dilaksanakan di Hotel Bidakara, Jalan Gatot
Subroto, Pancoran, Jakarta.
Menurut Elfira, koordinator penyelenggara
OSN tingkat SD, ada dua technical meeting yang
digelar. Pertama, dari tim juri. Kedua, dari Direktorat
Pembinaan TK dan SD. Di SD ada skema penilaian
yang membicarakan kesepakatan tentang ukuran
menilai hasil tes perlombaan, baik yang tes tertulis
maupun praktik, katanya.
Ukuran penilaian yang diterapkan di SD,
tambah Elfira, lebih rinci. Misalnya, bila ada dua
peserta memperoleh nilai sama, maka untuk
membedakannya akan dilihat dari beberapa sudut
penilaian, seperti bagaimana hasil tes tulisnya,
apakah eksplorasinya sama.
Sementara technical meeting yang dilakukan
Direktorat Pembinaan TK dan SD banyak membahas
O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Di r ek tor at P e m bi n a a n T K / S D

agar semua peserta OSN bisa beristirahat dengan


tenang. Peserta pun pada saat mengerjakan
pelbagai materi soal lomba bisa konsentrasi tanpa
digelayuti rasa capek atau kurang tidur.
Setiap tahun penyakitnya
sama; bapak, ibu, om, kakek,
nenek tidurnya satu kamar
dengan peserta, keluh Elfira.
Malah yang parah anak tidak
tidur di kasur. Nah ini, kan, tidak
baik bagi kondisi peserta saat
perlombaan OSN.
Setelah
diberikan
pemahaman dan sosialisasi, para
guru pembina dan koordinator
provinsi sepakat untuk mematuhi
segala keputusan yang telah

ditetapkan. Tak ada lagi bapak, ibu, om, kakek,


dan nenek numpang tidur dengan peserta. Atau
tiada lagi peserta tidur di lantai akibat tergusur
orangtua. n

Suasana
Technical
Meeting. Guna
sosialisasi
aturan dan
penyamaan
pemahaman.

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

23

Harapan dari Sulawesi Utara


Mereka datang dengan persiapan matang. Berharap pulang bawa medali.

elasa siang, 4 Agustus 2009, lima anak kecil


riuh di salah satu sudut sebuah restoran Hotel
Bidakara Pancoran, Jakarta. Kursi dan meja makan
ukuran orang dewasa menenggelamkan tubuh
kecil mereka. Seorang ibu mendekat. Makan
yang tenang, ujarnya. Ibu itu Agustin Kawengian,
pendamping peserta Olimpiade Sains Nasional
dari Provinsi Sulawesi Utara.
Kelima anak-anak itu peserta OSN tingkat
Sekolah Dasar bidang matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Sebelum terpilih menjadi wakil
Provinsi Sulawesi Utara dalam
pesta asah otak tingkat nasional
ini, mereka harus berjuang
menjadi yang terbaik dari sekian
saingan mulai tingkat kabupaten/
kota hingga provinsi.
Dua dari kelima anak-anak
itu bernama Wulan Arny Emely
Pussung dan Al Iqbal Bin Salin.
Mereka peserta OSN bidang IPA.
Wulan siswi kelas 6 SD GMIM
1 Woloan, Tomohon, Sulawesi
Utara. Kerja kerasnya dalam
seleksi di tingkat kota dan
provinsi membuahkan hasil.
Awalnya saya ikut seleksi di
kota setelah ditunjuk kepala
sekolah. Selanjutnya jadi juara 2
tingkat provinsi, ujarnya.
Salah satu materi pelajaran
IPA yang disukai Wulan yaitu
hubungan antara magnet dan

24

O l i m p i a d e

S a i n s

logam. Tidak semua logam bisa ditarik oleh


magnet, seperti emas, kuningan, dan tembaga.
Karena daya magnetnya tidak cukup untuk
menarik, ungkapnya. Maka, jelasnya, emas
bagus dijadikan perhiasan lantaran tidak bisa
ditarik magnet. Kalau mudah ditarik, akan mudah
dicuri, simpul gadis cilik kelahiran 4 Januari 1999
ini.
Al Iqbal siswa kelas 6 SD Negeri 3 Qogagoman,

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Di r ek tor at P e m bi n a a n T K / S D

Kotamobagu, Sulawesi Utara. Berbeda


dengan Wulan yang lincah dan ceria, Al Iqbal
cenderung pemalu. Ia menyukai IPA dan
senang membuat rangkaian listrik. IPA itu
mengasyikkan, ucapnya.

keleluasaan kepada Profesor


untuk membawa mereka ke
perpustakaan, mendidik mereka
dengan soal-soal yang inovatif,
tuturnya. Siswa tidak hanya
dibekali latihan mengerjakan
Pembinaan
soal tertulis dan praktikum.
Sebelum berangkat ke Jakarta, Al Iqbal,
Mereka juga diajari sikap disiplin
Wulan, dan kawan-kawan mereka dibina
dan asah mental. Selain itu,
selama satu bulan. Pembinanya dua instruktur;
mereka diajak main ke pantai dan
guru masing-masing siswa terpilih dan seorang tempat lain untuk mengusir kejenuhan pikiran.
ahli matematika bernama Prof. Dr. Pinotoan.
Wulan membenarkan pernyataan Agustin.
Menurut Agustin, materi yang diberikan Katanya, ia dan kawan-kawan diajari bagaimana
sesuai kurikulum SD. Kami juga memberikan berhadapan dengan orang lain. Misalkan jangan
terlalu gugup saat menghadapi
orang lain. Kita bisa melihat
sekeliling, dan kalau ada yang
kita kenal maka kita akan rileks
dan santai, jelasnya.
Dengan persiapan yang
telah dijalani, Wulan, Al Iqbal,
dan kawan-kawannya yakin
bisa mengerjakan pelbagai
materi soal OSN dan pulang
membawa medali. Saya tidak
grogi ketemu kawan-kawan seIndonesia, karena saya sudah
tekun belajar dan yakin bisa,
ujar Al Iqbal, optimis.
Bagaimana kalau kalah?
Kalau pun hanya dapat sertifikat, saya sudah mendapatkan
suatu berkat. Saya senang OSN,
karena saya telah dibanggakan
oleh provinsi dan kota, dan
bisa punya banyak kawan dari
seluruh Indonesia, jawab
Wulan. Suatu jawaban yang jujur
dan dewasa. n

Al Iqbal (atas)
dan Wulan
(bawah)
berjuang
keras menjadi
bintang OSN.

Doc. Dir. P. TK-SD

Bab II

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

25

Bab II

Di r ek tor at P e m bi n a a n T K / S D

Zata Dini dan Perjuangan Panjang


Menuju OSN

Materi Soal OSN Gampang-gampang


Susah

Tak semua cerita tentang persiapan siswa menuju OSN enak didengar.

Kemampuan siswa menyelesaikan materi soal OSN tergantung dua hal; persiapan
dan intelegensi siswa itu sendiri.

Zata
Dini. Tidak
tergantung
pada
pembinaan
Pemda.

26

ntuk bisa mengikuti Olimpiade Sains Nasional


(OSN), ternyata tak hanya otak brilian yang
dibutuhkan. Tekad kuat juga jadi modal utama
yang sangat berpengaruh. Sebab ada saja halangan
untuk menjadi yang terbaik.
Hal demikian dialami Zata Dini Puteri, siswi
kelas 6 SD YAPIS Al-Jihad, Kota Sorong, Provinsi
Papua Barat. Setelah terpilih menjadi wakil provinsi
dalam OSN 2009 bidang Ilmu Pengetahuan Alam,
Zata Dini meningkatkan frekuensi belajarnya.
Hari-harinya yang biasa dijalani dengan santai,
berubah menjadi serius
dan padat dengan jadwal
belajar. Berbeda dengan
siswa-siswi dari provinsi
lain, jadwal belajar yang
padat itu ia jalani di rumah.
Tidak ada pembinaan
khusus dari provinsi. Saya
lebih banyak belajar sendiri
dari buku-buku yang ada,
O l i m p i a d e

S a i n s

kata Zata Dini.


Zata Dini sangat menyayangkan kurangnya
perhatian pemerintah daerahnya. Padahal
keberangkatannya
ke
Jakarta
untuk
mengharumkan nama Provinsi Papua Barat.
Belum lagi fasilitas pendidikan di sekolahnya
kurang memadai. Komputer, jaringan internet,
laboratorium, dan buku-buku pelajaran masih
sangat terbatas, ungkapnya.
Bahkan, untuk tiba di Jakarta, ia harus
mengeluarkan kocek lebih dulu. Saya ke Jakarta
menggunakan biaya sendiri, kemudian diganti
oleh panitia, keluh Zata Dini.
Zata Dini berharap Pemerintah Daerah Provinsi
Papua Barat dan instansi terkait agar lebih
memerhatikan siswa berprestasi yang mewakili
daerah dalam rangka OSN atau kegiatan-kegiatan
lain yang bersifat membawa nama daerah. Sebab
mereka adalah aset penting yang harus dipelihara.
Mereka juga sumber daya manusia berharga yang
akan membangun daerah. n

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

ateri soal Olimpiade


Sains
Nasional
gampang-gampang
susah. Bagi siswa yang
persiapannya
matang,
tak ada kata sulit.
Sebalik-nya,
peserta
yang persiapannya paspasan, akan tampak
selama
menger-jakan
soal keningnya berkerutkerut.
Mualim
Al-Rasyid
merupakan
peserta
golongan kedua. Tak
semua materi soal ia pahami dan selesaikan
dengan mulus. Sebagian soal terasa sulit, dan
akhirnya ada soal yang diisi asal-asalan, katanya
sambil tersenyum malu. Mualim siswa kelas 6
SD Negeri Gudang I Tanjung Sari, Kabupaten
Sumedang, Jawa Barat. Ia berlaga di bidang Ilmu
Pengetahuan alam.
Kendati
merasa
kesulitan
mengerjakan
soal tertulis dan praktikum,
bukan berarti materi soal
asing di otaknya. Ia sudah
mempelajari semua topik
pelajaran. Semua soal
pernah saya ketahui.
Hanya saja ada beberapa

rumus yang belum saya hafal, keluhnya.


Tes tertulis dan eksperimen IPA digelar di Birawa
Assembly Hall Hotel Bumikarsa Bidakara, Pancoran,
Jakarta. Banyak saingan tak cukup menggetarkan
hatinya. Ia tidak gugup melihat mereka. Sebab
semua peserta berkonsentrasi mengerjakan
materi soal sehingga tidak memperhitungkan para
pesaingnya. Ia pun demikian.
Usai mengerjakan soal, hati Mualim terasa
longgar. Materi soal yang sulit tak membuatnya
gentar. Wah, lega rasanya setelah berjuang
semaksimal mungkin pada kedua tes itu,
katanya.
Kenyataannya, Mualim berhasil menunjukkan
ketinggian intelegensinya. Materi soal yang
sulit tak menyurutkan prestasinya. Di lehernya
terkalung medali perunggu. n

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

Mualim AlRasyid. Yang


penting
berjuang
semaksimal
mungkin.

27

Di r ek tor at P e m bi n a a n T K / S D

Bab II

OSN Memadukan Olah Rasa dan


Olah Pikir

dalam proses penjaringan secara berjenjang dari


tingkat gugus/kecamatan, kabupaten/kota, dan
provinsi. Melibatkan peran aktif Pemerintah
Daerah, Komite Sekolah, dan pemerhati/pakar
pendidikan dalam mempersiapkan soal tes seleksi
hingga merencanakan dan melakukan pembinaan
sebelum siswa berkompetisi di tingkat nasional,
tambah Mudjito.

28

anyak sekali dampak positif yang dirasakan


siswa dalam berbagai proses penyelenggaraan
Olimpiade Sains Nasional (OSN). Mulai dari seleksi
di tingkat sekolah hingga pelaksanaan lomba di
tingkat nasional.
Di sekolah, siswa mendapatkan berbagai
perlakuan inovatif dari guru yang terpacu
meningkatkan kemampuan peserta didiknya.
Potensi dan bakat siswa makin terasah. OSN juga
mempunyai dampak positif pada satuan gugus
O l i m p i a d e

S a i n s

sekolah. Bila ada siswa dari satu sekolah meraih


prestasi di OSN dapat memacu semangat guruguru di gugus sekolah tersebut, kata Drs. Mudjito,
AK, M.Si, Direktur Pembinaan Taman Kanak-kanak
dan Sekolah Dasar Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan Nasional.
Proses seleksi dalam menjaring siswa pun telah
memiliki prosedur operasi standar (SOPStandard
Operational Procedure). SOP ini diterapkan

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Mekanisme moderasi
Menurut
Mudjito,
pelaksanaan
OSN
tingkat
Sekolah
Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah berbeda dengan
tingkat SMP/MTs dan SMA/
MA dari segi mekanisme
moderasi pembina matematika
dan IPA tiap provinsi dengan
tim juri MIPA. Kegiatan yang
dilakukan berkenaan dengan
moderasi ini yakni skema
penilaian, pemilahan soal, dan
diberikannya kesempatan pada
tim pembina oleh tim juri untuk
kemudian dibahas bersama.
Dengan demikian seluruh
proses kompetisi tetap berjalan
fair dan transparan, jelas
Mudjito. Selain itu, moderasi
ini bertujuan agar soal-soal tes
dapat dikerjakan oleh seluruh
siswa.
Secara
umum,
penyelenggaraan
OSN
mengandung
nilai-nilai
sportivitas, disiplin, mandiri,
dan persahabatan. Sebab, di
ajang yang mempertemukan
siswa dari 33 provinsi di Indonesia ini, tiap peserta
dapat belajar mengenal karakter peserta lain yang
berbeda baik dari segi adat-istiadat, dialek, warna
kulit, maupun bahasa.
Peserta diinapkan bersama peserta lain tanpa
didampingi orangtua. Mereka pun belajar disiplin
dengan mematuhi jadwal kegiatan yang telah
ditetapkan panitia. n
Doc. Dir. P. TK-SD

Suasana
ujian.
Materi soal
mengandung
olah rasa dan
olah pikir.

Doc. Dir. P. TK-SD

Ada nilai tambah tersendiri bagi peserta OSN, baik pada perkembangan diri maupun
masa depannya.

sama.

Saat dikarantina, selain diberi materi pengayaan


dan wawasan berpikir, siswa juga diajari etika dan
perilaku. Karena kita tidak hanya mengharapkan
siswa yang berprestasi di bidang akademik saja,
melainkan siswa yang smart, berperilaku santun,
berbudi pekerti, memiliki jiwa sosial dan peduli
sesama, ungkap Mudjito. Dengan demikian
olah rasa dan olah pikir dapat dijalankan bersama-

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

Drs. Mudjito
AK, M.Si,
Direktur
Pembinaan TK
dan SD.

Siswa
mengerjakan
materi soal.
Selain dibekali
materi
pengayaan
dan wawasan
berpikir, siswa
juga diajari
etika dan
perilaku.

29

Bab II

Di r ek tor at P e m bi n a a n T K / S D

Mengubah Wajah Seram S ains Jadi Menyenangkan

Sains itu mengasyikkan, tidak menakutkan. Indonesian Science Festi val mencoba mengubah citra buruk tentang sains pada masyarakat.

i sela-sela keseriusan para peserta Olimpiade


Sains Nasional (OSN) mengerjakan pelbagai
tes yang memeras otak, ada kegembiraan di lantai
1 Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta. Kegembiraan
itu terpancar dari raut muka anak-anak Sekolah
Dasar (SD) yang asyik melihat dan bermain dengan
berbagai alat peraga sains dalam acara Indonesian
Science Festival (ISF) yang diselenggarakan
Direktorat Pembinaan TK dan SD.
Alat peraga sains yang dipamerkan cukup
beragam. Mulai dari alat peraga yang menjelaskan
tentang bagaimana fungsi jantung dengan balon,

yang menggambarkan sistem tubuh manusia,


permainan perkalian halang lurus, hingga
permainan yang bermanfaat untuk melatih tingkat
konsentrasi.
Salah satu permainan yang mendukung
tingkat konsentrasi adalah membaca warna pada
kata. Kata diberi warna yang berbeda dengan
makna kata yang sebenarnya. Misalnya, kata
yang bermakna hijau, namun diberi warna merah,
sehingga si pembaca harus mengucapkan kata
merah. Permainan ini menarik minat banyak
pengunjung.

Wah, cukup susah ya! ujar Vidya, siswi kelas


6 SD Tarakanita 3, Jakarta Selatan.
Coba sekali lagi! Jangan tergesa-gesa! ujar
Whedi, instruktur permainan.
Setelah memejamkan mata sejenak, Vidya
kembali mencoba. Hijau, merah, ungu, biru...
putih. Ups, saya bisa! pekik Vidya, senang.
Keceriaan Vidya itu juga dialami siswa-siswi
SD yang sedang berkumpul di sekitar lokasi ISF.
Bersama orangtua dan sanak saudara, mereka
bermain sambil belajar sains.
Kehadiran ISF di tengah-tengah kegiatan OSN,

menurut Elfira, staf Direktorat Pembinaan TK dan


SD, bertujuan untuk menarik perhatian masyarakat
sekitar agar bisa lebih dekat dengan sains. Sains
itu asyik, tak ada yang perlu ditakuti. Sejauh ini,
wajah sains, kan, menakutkan. Nah, lewat ISF
ini kami ingin mengubah paradigma tersebut,
jelasnya.
Pernyataan Elfira diamini Agung, salah satu
orangtua yang menemani putranya berkunjung
ke ISF. Lewat permainan yang sedemikian rupa,
anak saya mulai bisa menyenangi sains, katanya,
senang. n

Siswa siswi di arena


ISF. Sejak dini
anak dikenalkan
dengan
sains yang
mengasyikkan.

30

Siswa
menyukai
sains. Sains
tidak lagi
menakutkan
jika diakrabi
sejak dini.

O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

31

Bab II

32

O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Di r ek tor at P e m bi n a a n T K / S D

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

33

Bab II

34

O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Di r ek tor at P e m bi n a a n T K / S D

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

35

Bab II

36

O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Di r ek tor at P e m bi n a a n T K / S D

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

37

Di r ek tor at P e m bi n a a n T K / S D

Bab II

DAFTAR PERAIH MEDALI


OLIMPIADE SAINS NASIONAL TINGKAT SD/MI TAHUN 2009
BIDANG: ILMU PENGETAHUAN ALAM
NO
1

Koyuki Atifa Rahmi

2
3

Sekolah

Provinsi

Ket.

MIN 1 Malang

Jawa Timur

Emas

Noor Rizky Firdhausy

SDN Ungaran 03 Kab. Semarang

Jawa Tengah

Emas

Sentosa Adjikusuma

SDK BPK Penabur, Kota Modern


Tangerang

Banten

Emas

SD Santo Yosep 1, Denpasar

Bali

Emas

SD Lab Undiksha Buleleng

Bali

Emas

TROFI
Best Overall
Best
Experiment

Nama

Sekolah

Provinsi

Ket.

TROFI

26

Mualim Al Rasyid

SDN Gudang I, Kab. Sumedang

Jawa Barat

Perunggu

27

Beauty Novianty

SD Xaverius 1, Palembang

Sumatera Selatan

Perunggu

28

Chaidir Vitra Achmad

SDN 1 Dompu, Dompu

NTB

Perunggu

29

Roy Chrismantika SM

SDS Xaverius, Padang Sidempuan

Sumatera Utara

Perunggu

30

Dalila Afina

SDN 1 Taliwang, Sumbawa Barat

NTB

Perunggu

DAFTAR PERAIH MEDALI


OLIMPIADE SAINS NASIONAL TINGKAT SD/MI TAHUN 2009
BIDANG: MATEMATIKA

Deas Prouditya
Raharjo
Putu Gery Wahyu
Nugraha
Kevin Lawu

SDS Pangudi Luhur Jakarta Selatan

DKI Jakarta

Perak

No

Ket.

TROFI

Maharani Zaini

SD Cor Yesu Kota Semarang

Jawa Tengah

Perak

Timothy Antoni

SDS BPK 4 Penabur, Jaktim

DKI Jakarta

Emas

Best Overall

Jaswin

SDS Sutomo 1, Medan

Sumatera Utara

Perak

Jeffrey

SDS Sutomo 1 Medan

Sumatera Utara

Emas

Best Theory

Ihya Fakrhurizal A.

MIN 1 Malang

Jawa Timur

Perak

Ko'abel Adnana K.

SD Karangturi Kota Semarang

Jawa Tengah

Emas

10

M. Izza Fikro Fauzi

SDIT Permata Bunda Kab. Demak

Jawa Tengah

Perak

Feno Valentino

SD Pribadi Depok

Jawa Barat

Emas

Annetta Dewi Wijaya

SDK Aletheia Ampenan, Mataram

NTB

Emas

Andrew T. Young

SDK Santa Maria Surabaya

Jawa Timur

Perak

Jonathan Kenny

SD Xaverius I Palembang

Sumatera Selatan

Perak

SD No. 8 Dauh Puri, Denpasar

Bali

Perak

SDS Tirta Marta, Jakarta Selatan

DKI Jakarta

Perak

SD Daya Susila

Jawa Barat

Perak

11

Made Dwi Aryastana


Debora Kezia
Soesanto
Yosafat Chandra
Saputra
Hanah Debora

SDK Harapan, Denpasar

Bali

Perak

12

Adi Suryanata H.

SDK 6 BPK Penabur, Jakarta Utara

DKI Jakarta

Perak

4
5

11

Grace Felinna

SDS Bina Kasih, Kota Jambi

Jambi

Perak

12

M. Hudiya Aviciena

SD Al Izhar, Jakarta Selatan

DKI Jakarta

Perak

13

Azhar Aditya

SDN 01 Kota Bengkulu

Bengkulu

Perak

14

SDN 08 Semperiuk B. Sambas

Kalimantan Barat

Perak

SD Kristen Kalam Kudus

Maluku

Perak

16

M. Bobi Ermanda
Christ D. M. A.
Soselisa
Eka Jennie Anggasari

SDN Kalirejo, Pasuruan

Jawa Timur

Perunggu

17

Alfian Rahman Hadi

SDN 02 Cakranegara, Mataram

NTB

Perunggu

18

Jerry F. Twelu

NTT

Perunggu

19

Jonah Rubianto

SDK Waiwerang
SDK Tunas Bangsa Sunter, Jakarta
Utara
SDK BPK Penabur, Kota Tangerang
Selatan

DKI Jakarta

Perunggu

Banten

Perunggu

SDK Donbosco

NTT

Perunggu

15

20
21
22
23
24
25

38

Nama

NO

James Sebastian
I Gusti A.E Arrirah
Rahma Yarti
Amelia Nur
Khasanah
Aliyya Ilma Shafani
Vera Febriana Umiati
Satrio Eko
Wicaksono

O l i m p i a d e

SDN 04 Birugo, Kota Bukittinggi

Sumatera Barat

Perunggu

SDN Majalaya 2, Kab. Bandung

Jawa Barat

Perunggu

SDN 019 Samarinda

Kalimantan Timur

Perunggu

SD Binsus Dumai, Kota Dumai

Riau

Perunggu

S a i n s

Best Theory

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

9
10

Nama

Sekolah

Provinsi

Best
Exploration
Best
Exploration
Best
Exploration

13

Agustinus Sinaga

SDS St. Yoseph Sisikalang

Sumatera Utara

Perak

14

M. Mulki Abdul Azis

SDN Banjarsari 3

Jawa Barat

Perak

15

Y. Loangga

SDK Frater Xaverius 2, Palembang

Sumatera Selatan

Perak

16

SDK Kalam Kudus Kota Surakarta


SD Mutiara Harapan, Kab.
Pelalawan
SDK Aletheia Ampenan, Mataram

Jawa Tengah

Perunggu

Riau

Perunggu

18

Untung Tanujaya
Anand Bannet
Ganesen
Catherine Irviani

NTB

Perunggu

19

M. Lukmanul Hakim

SDN 1 Prigen, Pasuruan

Jawa Timur

Perunggu

17

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

39

Di r ek tor at P e m bi n a a n T K / S D

Bab II

NO

Sekolah

Provinsi

Ket

20

M. Rayhandi Naufal

SDN 47/IV Kota Jambi

Jambi

Perunggu

21

Roderica Wynne

SDK Immanuel 1 Kota Pontianak

Kalimantan Barat

Perunggu

22

Makrifat Sabil Haq

Kalimantan Barat

Perunggu

23

Patricia Tedja

SDS Al Azhar Kota Pontianak


SD Mutiara Harapan, Kab.
Pelalawan

Riau

Perunggu

SD Muh Kauman

D.I. Yogyakarta

Perunggu

SD Kemala Bayangkara Balikpapan

Kalimantan Timur

Perunggu

SD Fransiskus 2

Lampung

Perunggu

27

Andika Gilang Al
Afgani
Aditya D.T.
Ricky Wutama
Gunawan
Eric Jonathan

SDS Xaverius II Kota Jambi

Jambi

Perunggu

28

Hans Krishandi

SDK Ricci II

Banten

Perunggu

29

Riski Santoso

SD Gembala Baik 1 Kota Pontianak

Kalimantan Barat

Perunggu

30

Vincent Marcello Dwi T. SD Kanisius Kab. Jepara

Jawa Tengah

Perunggu

24
25
26

40

Nama

O l i m p i a d e

S a i n s

TROFI

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

41

42

O l i m p i a d e

Di r ek tor at P e m bi n a a n T K / S D

Bab II

ata-rata usia siswa Sekolah Menengah Pertama


berkisar antara 13-15 tahun. Secara psikologis,
siswa di usia ini mengalami masa transisi antara
masa kehidupan anak-anak dan masa kehidupan
remaja/dewasa. Mereka mulai membuka ruang
baru bagi kehidupan yang lebih kompleks, baik
dalam berpikir, berlaku, maupun bergaul.
Di usia ini mereka juga senang pada hal-hal
baru. Kebiasaan-kebiasaan lama ditinggalkan,
kebiasaan baru diciptakan dan dilakoni dengan
sistem coba-gagal (trial and error). Pada tahap ini,
logika berpikir memegang peranan penting dalam
menalar berbagai hal.
Mereka juga mulai mengenal lebih dalam
makhluk di sekitarnya, baik makhluk hidup maupun
benda mati. Mereka tertarik pada unsur-unsur
penyusun sebuah organisme, mengeksplorasinya,
lalu mengujinya dengan harapan menemukan hal
baru.
Minat dan perhatian demikianlah yang menurut

S a i n s

OSN Menjadi Rua ng Observasi Siswa


Direktorat Pembinaan SMP harus disalurkan dan
diberi ruang bagi pengayaan lebih lanjut. Siswa,
dalam skala luas, mestinya diberi kesempatan
mengeksplorasi objek-objek yang menarik minat
dan perhatiannya. Sehingga pada gilirannya
mereka memiliki bekal dasar bagi kegiatan
selanjutnya: melakukan penelitian.
Selama ini upaya-upaya yang mengakomodasi
pengayaan minat itu diwujudkan dalam bentuk
pengadaan sarana-prasarana dan fasilitas seperti
laboratorium dan perpustakaan sekolah. Siswa
tak sekadar dibekali teori sebuah hukum. Mereka
diajak membuktikan teori dan hukum-hukum yang
telah dipelajari dan diteliti ilmuwan sebelumnya.
Sehingga mereka tahu bahwa materi pelajaran di
kelas merupakan rangkaian eksperimen tentang

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

lingkungan dan kehidupan di sekitarnya. Terdapat


korelasi antara ilmu di kelas dengan praktik di
lapangan.
Dalam pengelompokan ilmu pengetahuan,
ilmu-ilmu dasar tentang eksperimen dapat
disebutkan seperti matematika, fisika, dan biologi.
Matematika merupakan penunjang dasar bagi
seluruh cabang ilmu pengetahuan yang ada, baik
sebagai landasan logika berpikir maupun materi
penghitungan.
Fisika berkaitan dengan hukum alam seputar
benda mati. Ia mengeksplorasi hukum-hukum
dasar seperti gerak, energi, dan listrik. Fisika
pun, sebenarnya, merupakan ilmu induk bagi
pengembangan cabang ilmu lainnya, seperti
astronomi, geologi, dan metalurgi.

Sementara biologi membahas hukum alam


seputar makhluk hidup, baik manusia, hewan,
tumbuhan, maupun interaksi antarketiganya.
Eksplorasi biologi dilakukan dari tingkat makro
(populasi, habitat, kehidupan komunal) hingga
tingkat mikro (unsur, sel, atom).
Ketiga bidang ilmu di atas menjadi perhatian
Direktorat Pembinaan SMP. Bagaimana agar
penguasaan terhadap ketiga ilmu tersebut menjadi
sebuah kebutuhan dan memberi penghargaan bagi
orang-oang yang bergelut di dalamnya. Kompetisi
salah satu sarana mencapainya. Dan Olimpiade
Sains Nasional (OSN) menjadi wadah terbaiknya.
Dalam OSN, Direktorat Pembinaan SMP
memilih matematika, fisika, dan biologi sebagai
bidang ilmu yang dilombakan. Soal-soal yang
dipilih sesuai dengan kurikulum di sekolah. Tapi,
tentu saja, wawasan dan pengembangan materi
pelajarannya kemudian disadari akan menyentuh
pengetahuan di luar bangku SMP. Sebab, siswa juga
dikenalkan pada pola pikir dan perilaku peneliti,
bahwa untuk mendapatkan hasil eksperimen yang
baik dibutuhkan paradigma tertentu dan usaha
mendalam yang tiada batas.
OSN memberi ruang kepada siswa untuk
melakukan observasi, menguji pemahamannya
pada teori dan rangkaian kerja makhluk-makhluk
di sekitarnya. Tak hanya itu, pesertanya yang
berasal dari berbagai penjuru negeri membuka
ruang interaksi yang nyata bagi pengembangan
personal siswa. Siswa belajar mengakui adanya
perbedaan dan dengan demikian terpacu untuk
saling memahami dan menghargai.
Diharapkan,
lewat
OSN,
siswa-siswi
SMP terpacu untuk meningkatkan kualitas,
kemampuan, dan kompetensinya di bidang ilmu
yang digelutinya. Pada akhirnya mereka menjadi
pionir bagi ilmuwan-ilmuwan masa depan yang
akan membangun negeri ini menjadi lebih baik. n

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

43

Di r ek tor at P e m bi n a a n S M P

Persiapan Optimal, Harga Mati


Menghadapi OSN

Doc. Dir. P. SMP

Sejumlah peserta mengalami kondisi di mana materi soal OSN tak semudah materi
soal di tingkat kabupaten dan provinsi. Usaha optimal dan optimisme tinggi menjadi
modal utama.

Kevin
Pratama.
Intensif latihan
privat untuk
menunjang
pembinaan
oleh Pemprov.

44

ntuk berpartisipasi dalam Olimpiade


Sains Nasional, tiap daerah benar-benar
mempersiapkan para wakilnya agar dapat meraih
medali dan mengharumkan nama daerah. Ada
yang mengkarantina siswa-siswinya di hotel, di
kampus, atau di training
center. Dosen didatangkan
untuk memberi pelatihan
dan pembinaan. Bahan
praktik disediakan. Kalau
perlu, mengirim siswa
belajar beberapa hari di
kampus yang memiliki
laboratorium lengkap.
Selain sekolah dan
O l i m p i a d e

S a i n s

Dinas Pendidikan Provinsi yang sibuk melakukan


pembinaan, peserta pun termotivasi untuk
meningkatkan kemampuannya. Salah satunya
Kevin Pratama.
Kevin siswa SMP Negeri 1 Bogor. Bersama
beberapa temannya ia mewakili Provinsi Jawa
Barat berlaga di ajang OSN bidang biologi.
Untuk mematangkan persiapan, ia mengundang
guru datang ke rumahnya. Saya latihan selama
seminggu intensif privat, mendatangkan guru ke
rumah. Bahas soal-soal dan bab-bab biologi yang
susah, ucapnya.
Dalam pembinaan di tingkat provinsi, ia dikirim
ke Bandung, menginap di hotel dekat Universitas
Pendidikan Indonesia (UPI). Yang bina dosen

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

UPI, ujarnya.
Beragam tema di bidang biologi ia cerap,
mulai dari genetika, sel, bioteknologi sederhana
dan modern, hingga jaringan tumbuhan dan
hewan. Pelajaran praktiknya membedah ikan dan
membuat preparat dari bawang dan akar.

pengalaman Eka Nurjanah. Eka siswi SMP Negeri


7 Pleihari, Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Peserta
OSN bidang biologi. Baginya, soal OSN sebagian
sulit sebagian mudah. Yang sulit tidak pernah
diajarkan, hanya disinggung saja, dalihnya.
Di tingkat kabupaten, Eka merasa soal-soalnya

Kendati sudah mempersiapkan segala hal


dengan matang, termasuk mempelajari materimateri soal tahun 2008, 2007, dan 2006, ada saja
soal OSN yang lolos ia pelajari. Terlebih, selama
pelaksanaan lomba, perasaan gugup tak jarang
menghantui. Takut tidak
dapat medali, kenangnya.
Namun, dengan segala
daya upaya, ia berhasil
menyelesaikan 120 materi
soal biologi; 70 soal pilihan
ganda, 30 soal analisis, dan
20 soal isian singkat.
Pengalaman
Kevin
agak berbeda dengan

mudah. Sehingga kendati passinggrade yang


ditetapkan 9, banyak yang maju ke lomba tingkat
provinsi. Namun, di tingkat provinsi pola ujiannya
diubah. Tidak pakai passinggrade. Ditentukan
lewat nilai. Yang tertinggi jadi perwakilan. Saya
peringkat satu di bidang biologi, ucap Eka.
Kendati optimis meraih medali dan
menargetkan emas, Eka tidak berkecil hati jika
ternyata kalah. Dalam perlombaan ada menang
ada kalah. Jika kalah dijadikan pemacu dan
pengalaman, jelasnya.
Baik Kevin maupun Eka, persiapan optimal
menghadapi OSN menjadi harga mati sebagai
wakil provinsi. Apapun hasilnya, menjadi peserta
OSN sudah merupakan suatu kebanggan. n

Doc. Dir. P. SMP

Bab III

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

Eka Nurjanah.
Menang kalah
hal biasa, yang
penting usaha
optimal.

45

Rasa percaya diri memegang peran signifikan dalam menyelesaikan mate ri soal Olimpiade Sains Nasional.

46

Doc. Dir. P. SMP

Siswa
serius.
membuat
rangkaian
listrik. Butuh
kepercayaan
diri penuh.

O l i m p i a d e

S a i n s

saja. Bolehlah alat berbeda, namun prinsip alat


tersebut yang digunakan untuk menjawab soal
pasti tidak jauh beda.
Kemudian Fajar teringat pada nasihat guru
dalam menjawab soal praktikum. Kata guru di
sekolah, ujian praktikum butuh kepercayaan diri
disamping mengetahui alat-alat, kenangnya.
Fajar lalu mengumpulkan segenap rasa percaya
diri dan berhasil menjawab dua soal praktikum.
Dan ia optimis menjadi juara.
Fajar dilatih dosen Universitas Negeri Padang.
Dua orang melatih teori dan dua orang melatih

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

praktikum. Materi yang diberikan merupakan


pelajaran dari tingkat SMP hingga perguruan
tinggi. Ada kesulitan menerima materi? Tidak. Ia
menyukai pelajaran fisika sejak kelas 7. Di kelas ini
gurunya memberi materi pelajaran yang diajarkan
di bangku SMA. Jadi tidak kaget waktu terima
materi mahasiswa, ucapnya.
Selama menjalani pelatihan, Fajar mengaku
menjumpai kesulitan. Tapi itu tak merepotkannya
lantaran para pelatihnya profesional dalam
mengajar. Dosen UNP terbuka dengan kesulitan
siswanya, tuturnya.

Doc. Dir. P. SMP

pa jadinya jika alat yang digunakan dalam


ujian berbeda dengan alat yang biasa dipakai?
Pusing! Itulah yang dialami Fajar Febrianto, siswa
SMP Negeri 5 Batu Sangkar, Sumatera Barat.
Waktu praktikum, kan, alat-alatnya baru. Waktu
dilatih di UNP, alatnya agak berbeda, ujar Fajar.
Fajar salah satu peserta Olimpiade Sains Nasional
tingkat SMP bidang fisika.
Kendati sudah lima hari ia berlatih praktikum
saat pembinaan di tingkat provinsi, namun tetap
saja alat yang agak berbeda membuatnya ragu
menjawab soal. Tetapi ia tak mau menyerah begitu

Doc. Dir. P. SMP

Fajar punya harapan


terhadap pemerintah. Ia
ingin pemerintah lebih
memerhatikan anak-anak
berintelegensi tinggi dan
memberdayakan mereka.
Anak-anak yang punya
intelegensi di Indonesia
ketika telah mencapai titel
tinggi, banyak dari mereka
yang
dimanfaatkan
negara lain, katanya,
mengungkapkan kegelisahan.
Ia berharap pemerintah memberikan beasiswa
bagi siswa-siswi berprestasi. Terutama anak
Indonesia yang berpeluang tapi tidak bisa
bersekolah, ujarnya. n

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

Fajar Febrianto.
Kuncinya
kepercayaan
diri.

Doc. Dir. P. SMP

Ujian Praktikum Butuh Keper cayaan Diri

Di r ek tor at P e m bi n a a n S M P

Doc. Dir. P. SMP

Bab III

S a i n s

N a s i o n a l

47

Bab III

Antisipasi Rahadian Memberinya


Perak
Pada akhirnya, keberhasilan seseorang sangat dipengaruhi oleh sikap mental.
Rahadian telah membuktikannya.

Doc. Dir. P. SMP

Rahadian
Syahreza Putra.
Antisipasi
jalan terbaik
mengatasi
kekurangan.

isa karena biasa. Ungkapan ini sangat ampuh


dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) pada
bidang yang berkaitan dengan praktikum. Jika
peserta tidak pernah menjalani latihan praktikum
tertentu saat mengikuti pembinaan di tingkat
Provinsi, pastilah mereka kerepotan ketika
menemui materi soal praktikum OSN.
Salah satu peserta OSN yang mengalaminya
adalah Rahadian Syahreza Putra. Rahadian siswa
kelas 9 SMP Negeri 1 Blitar, Jawa Timur. Ia cukup
kesulitan saat menjawab materi soal praktikum
biologi. Meskipun sudah diadakan latihan untuk
menghadapi praktik, tapi menurut saya masih
kurang, jelasnya.
Kondisi demikian bisa dirunut sejak
keikutsertaannya di olimpiade tingkat sebelumnya.

48

O l i m p i a d e

S a i n s

Di tingkat Kota dan Provinsi,


materi soal olimpiade sains
tak menyentuh sama sekali
praktikum. Hanya soal teori.
Praktikum biologi baru
dikenyamnya saat mengikuti
pembinaan
di
tingkat
Provinsi. Namun Rahadian
merasa itu kurang memadai.
Di Provinsi sudah diberikan
pembinaan tentang praktik tapi masih kurang,
ucapnya.
Tak mau menyerah, ia membuat langkah
antisipasi. Berdasarkan pengalaman tahun
lalu, praktikum biologi hampir sama tiap tahun.
Latihannya sudah diketahui, terangnya.
Selain materi soal kognitif, Rahadian diberi
pelatihan mental ketika dikarantina di training
center Jawa Timur selama tujuh hari. Misalnya
apa yang harus dilakukan sebelum ujian, yaitu
tenang, tidak nervous, tuturnya.
Usahanya membuahkan hasil. Medali perak
terkalung di lehernya. Ia peringkat 4 dari sepuluh
peraih medali perak. Medali itu ia persembahkan
kepada kedua orangtuanya yang sejak pembinaan
di tingkat Kota mendukungnya.
Optimisme Rahadian didukung oleh sikap
mental juara; tenang. Buktinya, kendati kesulitan
mengerjakan materi soal OSN, ia berhasil
membuktikan bahwa kerja kerasnya patut diganjar
medali. n

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Di r ek tor at P e m bi n a a n S M P

Tak Menduga Dikalungi Medali


Sebagian juara sebelumnya tak menyangka akan meraih medali. Kuncinya, ulet dan
kreatif dalam menerapkan pola pembelajaran.

alaupun
persiapan
sudah
matang,
optimisme menjadi pegangan, kemenangan
bagi sebagian juara menjadi hal yang tak terduga.
Barangkali materi soal Olimpiade Sains Nasional
yang tampak sulit menyiutkan nyali mereka.
Namun, saat nama disebut sebagai peraih medali,
hanya syukur yang bisa mereka panjatkan.
Adi Prasetyo, siswa SMP Negeri 1 Boyolali,
Jawa Tengah, tak membayangkan dirinya dikalungi
medali emas. Sebelumnya saya menganggap
mendapat emas adalah hal mustahil bagi saya,
katanya. Bersama lima siswa lain peraih emas
bidang biologi, Adi peringkat tiga.
Bagi Adi, prestasi ini merupakan peningkatan
kualitas dirinya. Sebab pada keikutsertaannya
di OSN tahun lalu, tak satupun medali singgah di
lehernya. Di olimpiade sains tingkat provinsi pun ia

(Kiri-kanan)
Adi Prasetyo,
Lidia Putri
Hapsari, Joshua
Christian
Nathanael. Tak
menduga bakal
jadi juara.

hanya menduduki peringkat 23.


Lidia Putri Hapsari juga mengalami hal sama.
Ia tak menyangka medali perak menggantung
di lehernya. Tak hanya itu, siswi SMP Negeri
8 Yogyakarta ini menyandang predikat Best
Experiment. Ia peringkat tiga dari sepuluh peraih
perak bidang biologi.
Peraih medali lain yang tak menduga akan
berhasil adalah Joshua Christian Nathanael. Joshua
siswa SMPK Ipeka Sunter, DKI Jakarta. Dari lima
peraih emas di bidang biologi, ia peringkat dua
sekaligus menyandang predikat Best Theory.
Yakob Kristiawan, guru pendamping Joshua,
juga tak mengira anak didiknya bakal dapat medali.
Dulu saya pesan juara nggak juara yang penting
maju, ucapnya. Dijawab pertanyaannya.

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

49

Bab III

Ulet dan kreatif


Lalu apa yang membuat mereka menjadi juara?
Tentu saja tak lepas dari persiapan yang matang.
Mereka tak hanya mengandalkan pembinaan yang
dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten dan
Provinsi.
Adi Prasetyo menerapkan pola pembelajaran
mandiri. Sekarang saya ikut OSN dengan kiat-kiat
belajar sendiri selain dibina oleh dosen dan guru di
tingkat Kabupaten, ujarnya.
Lidia selama enam bulan berlatih soal yang
dianggapnya sebagai kelemahannya. Terus
belajar dan menekankan pada praktikumnya,
ungkapnya. Ia beruntung dilatih oleh dua dosen
Universitas Gadjah Mada dan seorang guru SMP.

Sedangkan
Joshua,
menurut
Yakob,
terus
mengikuti pembinaan dan
kompetisi. Kegagalan meraih
juara tak membuat Joshua
jatuh mental. Sebab, Baru kali
ini bisa lolos, tambah Yakob.
Memang pada akhirnya
keuletan
dan
kreativitas
dalam
menerapkan
pola
pembelajaran
yang
menentukan
suksestidaknya seseorang. Adi, Lidia, dan Joshua telah
membuktikannya. Ketiganya berharap dapat lagi
membuktikan prestasi di ajang olimpiade tingkat
internasional. n

Yakob
Kristiawan
(atas) dan
Adi Prasetyo
beserta
para juara
kontingen
Jawa Tengah.
Kerja keras
berbuah hasil
gemilang.

50

O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Di r ek tor at P e m bi n a a n S M P

Prestasi dan Kualitas Siswa Telah


Merata
Olimpiade Sains Nasional memicu peningkatan prestasi sekolah-sekolah di daerah.
Pemerataan kualitas pendidikan makin tampak.

ilihat
dari
hasil
pelaksanaan
dan
pencapaiannya, Olimpiade Sains Nasional
(OSN) 2009 tingkat Sekolah Menengah Pertama
/Madrasah Tsanawiyah cukup menggembirakan.
Pertama, dilihat dari sisi penyebaran willayah
peraih medali, tidak lagi terkonsentrasi di Pulau
Jawa, urai Didik Suhardi, SH, M.Si., Direktur
Pembinaan SMP Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan Nasional.
Kedua, jika pada tahun-tahun sebelumnya
perolehan medali didominasi oleh siswa dari
sekolah swasta, kini siswa sekolah negeri mulai
menggeliat dan menunjukkan taringnya. Ini
mengindikasikan prestasi pelajar mengalami
peningkatan dan pemerataan. Menurut Didik
Suhardi, hal demikian dapat menjadi indikator

bahwa kualitas pendidikan


di Indonesia, terutama di
jenjang SMP/MTs, telah
merata.
Kemampuan
delegasi
tiap daerah dalam perolehan
medali juga menunjukkan
perhatian
Pemerintah
Daerah terhadap dunia
pendidikan. Itu tampak dari
keseriusannya membina anak-anak jenius dalam
rangka persiapan menghadapi OSN. Sebagian
mereka ada yang mengkarantina peserta OSN di
sebuah training center. Di training center siswa
digembleng oleh dosen atau guru berpengalaman.
Atau siswa dikirim ke sebuah kampus di mana
praktik bidang studi yang ditekuni bisa dilakukan
dengan baik di laboratorium lengkap.
Didik Suhardi memandang penting
pemberian
informasi
mengenai
pencapaian mereka ke berbagai instansi
pemerintah. Dengan begitu mereka tahu
posisi prestasi di antara daerah lain.
Dengan tahu posisi tingkat daya saing
masing-masing daerah, mestinya daerah
punya inisiatif untuk memperbaiki diri
supaya tahun berikutnya bisa menjadi
lebih baik, tegasnya.
Ada sejumlah cara yang dapat
dilakukan Pemda dalam memacu
peningkatan kualitas pendidikan di

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

Didik Suhardi,
SH, M.Si.,
Direktur PSMP.
Hasil OSN
jadi indikator
pemerataan
kualitas
pendidikan.

51

Bab III

Suasana
ujian
praktikum.
Para juara OSN
memiliki masa
depan cerah.

daerahnya sehingga dapat berjaya di OSN.


Pertama, ujar Didik Suhardi, perbaikan
dalam
proses
belajar-mengajar.
Perbaikan dimulai dari penyiapan bahan
ajar, metodologi pembelajaran, hingga
sistem evaluasi. Dengan adanya perbaikan
dalam proses belajar-mengajar, kualitas
pengetahuan siswa terhadap mata
pelajaran, kata Didik Suhardi, semakin
baik.
Kedua, desain besar (grand design)
dalam menyiapkan delegasi. Siswa peserta
OSN harus dibina dengan sistematis dan
terencana, mulai dari seleksi di tingkat
sekolah hingga pembinaan di training center.
Dengan demikian kualitas siswa dapat terus
ditingkatkan dan dievaluasi untuk perbaikan
selanjutnya. Pembinaan secara berjenjang
sehingga potensi anak betul-betul dikembangkan
secara optimal, ucap Didik Suhardi.
Masa depan cerah
Ada tiga bidang studi yang dilombakan dalam
OSN tingkat SMP/MTs tahun ini, yaitu matematika,
fisika, dan biologi. Sebenarnya, jelas Didik
Suhardi, ingin mencakup semua bidang studi.
Namun lantaran kendala dana, akhirnya hanya
pelajaran eksak (Ilmu Pengetahuan Alam) saja
yang dilombakan. Jika ada biaya, tahun depan
kita rencanakan termasuk IPS (Ilmu Pengetahuan
Sosial), ujarnya.
Sengaja bidang eksak dipilih sebab selama ini
mata pelajaran ilmu eksak dianggap mata pelajaran
paling sulit oleh kebanyakan siswa. Dengan adanya
olimpiade di bidang eksak, Direktorat Pembinaan
SMP ingin menunjukkan bahwa eksak bukan
pelajaran sulit, malah menyenangkan. Orangorang yang berprestasi di dalamnya dihargai dan
memiliki masa depan cerah. Kita juga ingin melihat

52

O l i m p i a d e

S a i n s

Di r ek tor at P e m bi n a a n S M P

ada metode atau cara baru yang bisa kita gunakan


sebagai best practises untuk diterapkan di sekolahsekolah yang selama ini belum punya prestasi,
ungkap Didik Suhardi. Metode itu nantinya bisa
digunakan untuk proses pembelajaran di sekolahsekolah seperti itu.
Didik Suhardi memandang reuni atau forum
khusus yang mempertemukan para siswa
berprestasi OSN merupakan suatu hal yang bagus.
Saya kira itu sesuatu yang pada saatnya nanti
akan kita lakukan, mungkin tiga atau empat tahun
lagi, katanya. Dalam forum ini kemajuan siswa
dapat dipantau, terutama kesinambungan mereka
dalam mengikuti berbagai kompetisi tingkat
nasional dan internasional. Tapi karena butuh
dana yang tak sedikit, forum itu belum bisa digelar
dalam waktu dekat.
Pada tataran yang lebih maju, OSN memotivasi
siswa untuk terus meningkatkan prestasi. Ada
harga yang akan mereka dapatkan jika memiliki
konsistensi memelihara prestasi. Kalau mereka
punya prestasi yang bagus, ada kesempatan yang
lebih luas, ucap Didik Suhardi. Kesempatan luas itu
dapat berupa diikutkan dalam beragam kejuaraan
tingkat dunia maupun pemberian beasiswa untuk
pendidikan di jenjang selanjutnya. n

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

53

Bab III

54

O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Di r ek tor at P e m bi n a a n S M P

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

55

Bab III

56

O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Di r ek tor at P e m bi n a a n S M P

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

57

Bab III

58

O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Di r ek tor at P e m bi n a a n S M P

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

59

Bab III

60

O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Di r ek tor at P e m bi n a a n S M P

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

61

Bab III

62

O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Di r ek tor at P e m bi n a a n S M P

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

63

Bab III

Di r ek tor at P e m bi n a a n S M P

DAFTAR PERAIH MEDALI


OLIMPIADE SAINS NASIONAL TINGKAT SMP/MTs TAHUN 2009
BIDANG STUDI : BIOLOGI
Peraih Medali Emas
No
Nama

64

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Propinsi

Nilai

SMPN 5 Sragen

Kab Sragen

Jawa Tengah

645.64

Yasmina Neera Annisa

SMPN 1 Ponorogo

Kab. Ponorogo

Jawa Timur

643.86

Adhi Prasetyo

SMPN 1 Boyolali

Kab Boyolali

Jawa Tengah

628.86

Naulita Pramanti

SMP 115 Jakarta

Jakarta Selatan

DKI Jakarta

628.07

Ferizka Shalima Chaeruniza

SMPN 19 Jakarta

Jakarta Selatan

DKI Jakarta

623.50

Asal Sekolah

Kab./Kota

Propinsi

Nilai

Indiarto Adi Prasetyo

SMPN 1 Gresik

Kab. Gresik

Jawa Timur

610.50

Tazkya Amany

SMP 49 Jakarta

Jakarta Timur

DKI Jakarta

597.07

Lidia Putri Hapsari

SMPN 8 Yogyakarta

Kota Yogyakarta

D.I. Yogyakarta

594.57

Rahadian Syahreza Putra

Kota Blitar

Jawa Timur

590.79

Elva Vidya

Jakarta Utara

DKI Jakarta

579.93

Ummi Chamidatun Nadliroh

SMPN 1 Blitar
SMPK 4 Bpk
Penabur
SMPN 2 Brebes

Kab Brebes

Jawa Tengah

578.79

Hengky

SMPN 2 Jakarta

Jakarta Pusat

DKI Jakarta

574.07

Sherlly Caroline O

SMPN 1 Bojonegoro

Kab. Bojonegoro

Jawa Timur

568.00

Annisa Alviariza

Smpit Al - Ittihad

Kota Pekanbaru

Riau

566.64

10

Jihan Farah Zakia

SMPN 1 Sidayu

Kab. Gresik

Jawa Timur

563.43

Peraih Medali Perunggu


No
Nama

S a i n s

Kab./Kota

Yusuf Azmi

Peraih Medali Perak


No
Nama

O l i m p i a d e

Asal Sekolah

Asal Sekolah

Kab./Kota

Propinsi

Nilai

Syahdi Nugraha Kadafi

SMP Semesta

Kota Semarang

Jawa Tengah

562.86

Vichi Sicha Irianto

SMPN 1 Wonosobo

Kab Jepara

Jawa Tengah

562.71

Ni Putu Mega Gena Yani

SMPN 2 Tabanan

Tabanan

Bali

558.29

Ferias Dwi Sembodo

SMPN 1 Kebumen

Kab Kebumen

Jawa Tengah

557.71

Gd. Benny Setia Wirawan

Denpasar

Bali

542.50

Alvin Sanjaya

Jakarta Selatan

DKI Jakarta

542.00

Rhogerry Deshyeka

SMPN 1 Denpasar
SMP Strada
Margamulya
SMPN 1 Padang

Padang

Sumatera Barat

539.71

Laurentius Nico W.

SMP Santa Angela

Kota Bandung

Jawa Barat

539.64

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

Ket.

Best
Theory

Ket.

Best
Experiment

Ket.

N a s i o n a l

65

Bab III

No

Nama

Asal Sekolah

Kab./Kota

Di r ek tor at P e m bi n a a n S M P

Propinsi

Nilai

Yuyun Suci Megawati

SMPN 2 Boyolali

Kab Boyolali

Jawa Tengah

536.14

10

Hasbi Bagas Wasisto

SMPN 1 Tuban

Kab. Tuban

Jawa Timur

535.43

11

Enggardini Rachma Hakim

SMPN 2 Kendal

Kab Kendal

Jawa Tengah

535.14

12

Kharis Lazuardi

SMPN 1 Genteng

Kab. Banyuwangi

Jawa Timur

533.29

13

Shella Rachma Dianty

SMPI Al-Azhar II

Kota Serang

Banten

531.71

14

Sri Ayu Wulandari

SMPN 1 Nganjuk

Kab. Nganjuk

Jawa Timur

524.43

15

Kenty Regina

MTsN Pd Panjang

Pd Panjang

Sumatera Barat

523.50

Ket.

Peraih Medali Perunggu


No
Nama
1
Irfan Kurnia Pratama
Imam Wahyudi
2
Indrawan
3

I Made Gita Narendra


Kumara
Christoporus Deo
Putratama
Imam Prasetyo

Aryani Paramita

4
5

DAFTAR PERAIH MEDALI


OLIMPIADE SAINS NASIONAL TINGKAT SMP/MTs TAHUN 2009
BIDANG STUDI : FISIKA

1
2
3
4
5

Asal Sekolah
SMP Kolese
Kanisius

Nathan Darius
Joshua Christian
Nathanael
Renata
Dani Muhamad Trianto
Bagus Guntur Farissa

Peraih Medali Perak


No
Nama
Marcellinus Hendro Adi
1
Wibowo
Kezia Stevanie
2
Tanfriana
3
Samuel Wirajaya
4
5
6
7
8
9
10

66

Agung Wibawanto
Justian Harko
Angga Wiratama
Lokeswara
Vincent Sebastian
Fatchur Rochman
Dinni Royana Al Asy'ari
Himawan Wicaksono W.

O l i m p i a d e

8
9
10

Peraih Medali Emas


No
Nama

Kab./Kota

Propinsi

Nilai

Kota Jakarta Pusat

DKI Jakarta

157.00

SMPK Ipeka Sunter

Kota Jakarta Utara

DKI Jakarta

152.50

SMP Ipeka Tomang


SMPN 19 Jakarta
SMP Semesta

Kota Jakarta Barat


Kota Jakarta Selatan
Kota Semarang

DKI Jakarta
DKI Jakarta
Jawa Tengah

145.25
140.75
140.25

Asal Sekolah

Kab./Kota

Propinsi

Nilai

Ket.

Best
Theory

Regina Chandra

11
12
13
14
15

Werdi Wedana
Gunawan
Victor Sinaga
Tri Ahmad Irfan
Dheo Arokhim Yusufi
Cahyo
Mardika Firlina
Giovanna Prajatri
Surialim
Aji Putro Prakoso
Boby Pratama Putra

Kota Surabaya

Jawa Timur

134.50

SMP Yos Sudarso

Kota Batam

Kepulauan Riau

131.50

SMP Regina Pacis


SMPS Immim
Putera
SMP Santo Petrus
SMPI Al Azhar 1 Kby
Baru
SMPK BPK Penabur
MTsN Parakan
SMPN 1 Ponorogo
SMPK Santa Maria 2

Kota Bogor

Jawa Barat

131.25

Peraih Medali Emas

126.50

No

S a i n s

Sulawesi Selatan

Kota Pontianak

Kalimantan Barat

123.50

Kota Jakarta Selatan

DKI Jakarta

122.50

Kota Tangerang
Kab. Temanggung
Kab. Ponorogo
Kota Malang

Banten
Jawa Tengah
Jawa Timur
Jawa Timur

118.25
116.00
115.00
114.25

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Kab./Kota
Kab. Kediri

Propinsi
Jawa Timur
Nusa Tenggara
Barat

Nilai
112.00

SMPN 2 Mataram

Kota Mataram

SMPK 1 BPK
Penabur

Kota Bandung

Jawa Barat

109.00

SMPN 1 Negara

Kab. Jembrana

Bali

108.75

SMP Santa Angela

Kota Bandung

Jawa Barat

108.50

SMPN 1 Salatiga
SMPK BPK Penabur
2

Kota Salatiga

Jawa Tengah

108.25

Kota Jakarta Pusat

DKI Jakarta

108.25

SMPN 1 Gianyar

Kab. Gianyar

Bali

106.50

SMPN 1 Cilacap
SMPN 1 Boyolali
SMPN 1
Tulungagung
SMP Pribadi
Bandung

Kab. Cilacap
Kab. Boyolali

Jawa Tengah
Jawa Tengah

105.25
105.00

Kab. Tulungagung

Jawa Timur

104.25

Kota Bandung

Jawa Barat

103.50

SMPN 1 Denpasar

Kota Denpasar

Bali

103.25

SMPN 200 Jakarta


SMPN 1 Blitar

Kota Jakarta Utara


Kota Blitar

DKI Jakarta
Jawa Timur

103.00
102.00

Ket.

110.00

DAFTAR PERAIH MEDALI


OLIMPIADE SAINS NASIONAL TINGKAT SMP/MTs TAHUN 2009
BIDANG STUDI : MATEMATIKA

Ket.
Best
Experiment

SMPK Santa Maria

Kota Makassar

Asal Sekolah
SMPN 2 Pare

Nama

Asal Sekolah

Kab./Kota

Propinsi

Nilai

Gusnadi Wiyoga

SMPN 8 Yogyakarta

Kota Yogyakarta

D.I. Yogyakarta

63.50

Muhammad Rizki Rahmanda

SMPN 115 Jakarta

Kota Jakarta Selatan

DKI Jakarta

57.50

Nixie Syapphira Lesmana

SMP Kharisma Bangsa

Kota Tangerang Selatan

Banten

55.50

Yohanes Yudhi Adikusuma


Andres Bethavand
Situmorang

SMP Santa Angela

Kota Bandung

Jawa Barat

51.00

SMP Pribadi Depok

Kota Depok

Jawa Barat

50.50

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

67

Bab III

Di r ek tor at P e m bi n a a n S M P

Peraih Medali Perak


No

Nama

Asal Sekolah

Kab

Kota

Propinsi

Darryl Chandra

SMPK

BPK Penabur

Kota Jakarta Utara

DKI Jakarta

Septian Nendra Said

SMPN

Depok

Kota Depok

Jawa Barat

Antyanta Bangunharcana

SMP Al Azhar

Kota Jakarta Selatan

DKI Jakarta

Christopher Melky Tanujaya

SMP OPEKA Pluit

Kota Jakarta Utara

DKI Jakarta

Adeline Tifanie Suwana

SMP Jubile Jakarta

Kota Jakarta Utara

DKI Jakarta

Dwi Smaradahana Indraloka

SMPN

Jember

Kab

Jawa Timur

Yusuf Adiprawira

SMPN

Jakarta

Kota Jakarta Pusat

DKI Jakarta

Sefina Rahmatunisa

SMPN

Bukittinggi

Kota Bukittinggi

Sumatera Barat

Nicolas Tarino

SMPK Kanisius Jakarta

Kota Jakarta Pausat

DKI Jakarta

Cynthia Clarissa Istanto

SMP PL Bintang Laut

Kota Surakarta

Jawa Tengah

Jaksel

Jember

Nilai

Peraih Medali Perunggu


No

68

Nama

Asal Sekolah

Wahyu Idris

SMPN

Steven Lucianto

Kab

Kota

Propinsi

Kota Solok

Sumatera Barat

SMP Santa Maria

Kota Cirebon

Selamat

SMP Sutomo

Kab

Nathan Azaria
Muhammad Khairul
Ramadhan
Ardie Nirvansyah

SMPN

Majenang

Kab Cilacap

Jawa Barat
Sumatera
Utara
Jawa Tengah

SMPN

Kuningan

Kab

Jawa Barat

SMPN

Jakarta

Kota Jakarta Timur

DKI Jakarta

Muhammad Rif at
Fabiola Maria Teresa Retno
Kinasih

MTsN

Bukit Tinggi

Kota Bukittinggi

Sumatera Barat

SMPN

Surabaya

Kota Surabaya

Jawa Timur

Anggiat Roy Silalahi

SMPN

Sidikalang

Kab

Angela Christine

SMP Kr

Petra

Kota Surabaya

Sumatera
Utara
Jawa Timur

Alyssa Diva Mustika

SMPN

Pamekasan

Kab

Pamekasan

Jawa Timur

Jansen Wangsa

SMPK

Jakarta

Kota Jakarta Pusat

Michael Tanzil

SMP Xaverius I

Kab

Nur Adhianti Heryanto

SMPN

Kota Bogor

Kota Bogor

DKI Jakarta
Sumatera
Selatan
Jawa Barat

Moh

SMPN

Kediri

Kota Kediri

Jawa Timur

Yasya

O l i m p i a d e

Bahrul Ulum

S a i n s

Solok

Medan

Medan

Kuningan

Dairi

Palembang

Nilai

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

69

Bab IV

Percaya
diri. Dua siswi
SLB ini tidak
minder dan
senantiasa
percaya diri bisa
menyelesaikan
soal-soal OSN.

70

O l i m p i a d e

S a i n s

Di r ek tor at P e m bi n a a n S L B

OSN Tunjukkan Eksis tensi Luar Biasa ABK

mendapat apresiasi luar biasa bagi siswa-siswi


berkebutuhan khusus. Inilah ajang yang dapat
membuktikan eksistensi mereka, bahwa kapasitas
intelektual ABK tak kalah dengan anak-anak
normal.
Memang sebagian mereka butuh materi soal
dengan huruf braile atau perlu sokongan orang
lain untuk bergerak, namun bukan berarti hal
demikian mengurangi kadar kualitas
otak mereka. Mereka pun dapat
mengerjakan soal yang sama dengan
siswa-siswi normal.
Selain
mendapat
kesempatan
berlaga, nilai lain yang dapat dicerap
peserta ABK adalah pengakuan
terhadap eksistensi mereka. Tak
dipungkiri,
keberadaan
mereka
di masyarakat belum sepenuhnya
diterima baik. Maka, lewat OSN,
mereka bisa menunjukkan diri bahwa
keberadaan mereka ihwal intelegensi
patut dibanggakan sebagaimana orang
normal pada umumnya.
Interaksi antar-ABK juga memberi
pengaruh tersendiri. Pergaulan luas
yang melibatkan peserta dari berbagai
penjuru tanah air menimbulkan rasa
percaya diri, keteguhan, dan kobaran
semangat menggebu. Semangat berjuang mereka
akan berlipat ganda. Otomatis pencapaianpencapaian pada dua bidang lomba, matematika
dan IPA, menimbulkan kejutan-kejutan tak
terelakkan.
Direktorat Pembinaan SLB berharap nilainilai OSN dapat dicerap peserta. OSN, kemudian,
memberi angin baru bagi eksistensi mereka
dalam lomba asah otak. Sehingga mereka bisa
menunjukkan pada dunia, bahwa ABK juga
manusia biasa. n
Doc. Dir. P.SLB

ada dasarnya manusia memiliki kemampuan


yang sama, baik dalam memberdayakan panca
inderanya maupun mengoptimalkan kapasitas
otaknya. Kekurangan pada salah satu komponen
menjadi kelebihan pada komponen lain. Inilah
yang menjadi landasan argumen bahwa anak-anak
berkebutuhan khusus (ABK) memiliki kemampuan
sama dengan anak-anak normal.
Hanya
saja,
sebagaimana
namanya, ABK butuh pengondisian
tertentu agar mereka optimal
memberdayakan segala potensinya.
Mereka
memiliki
kecacatan,
kekurangan pada salah satu atau
lebih komponen panca inderanya,
namun dalam waktu bersamaan
mereka memiliki kelebihan pada
indera lain.
Kondisi demikian membuat
mereka mengapresiasi sebuah objek,
apakah berbentuk seni, olahraga,
maupun produk intelektual dengan
cara berbeda. Cara kerja mereka
pun terbilang unik.
Pada penyelenggaraan event
akbar sebelumnya, yaitu Festival
dan Lomba Seni Siswa Nasional
di Yogyakarta (1-5 Juni 2009) dan
Olimpiade Olahraga Siswa Nasional di Jakarta
(15-19 Juni 2009), ABK yang dinaungi Direktorat
Pembinaan Sekolah Luar Biasa (SLB) menunjukkan
kualitas prima. Penampilan mereka pada semua
bidang lomba menunjukkan kegigihan dan
perjuangan keras yang tak kalah berkualitas
dengan kinerja siswa-siswi normal.
Bahkan, pada sejumlah penampilan, mereka
berhasil
membuat
pencapaian-pencapaian
penting dan menarik perhatian masyarakat
umum. Sebab masyarakat pada umumnya menilai

ABK memiliki keterbatasan yang dirasa sulit


untuk mengimbangi kualitas orang-orang normal.
Namun ketika ABK menciptakan kejutan-kejutan di
sejumlah penampilan, mata masyarakat kemudian
terbuka bahwa pandangan mereka salah selama
ini. Bahkan dalam kekurangannya, ABK memiliki
kelebihan yang tak tertandingi oleh anak normal.
Maka keikutsertaan Direktorat Pembinaan SLB
untuk kali pertama di Olimpiade Sains Nasional
2009 ini merupakan bentuk penghargaan bagi
ABK. Bagaimanapun mereka memiliki hak untuk

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

mendapat kesempatan berlaga di acara berskala


nasional seperti OSN.
Kendati kesempatan untuk unjuk prestasi baru
pada tingkat Sekolah Dasar, namun antusiasme
peserta mengikuti perlombaan patut diacungi
jempol. Banyak sekali kejutan yang mereka
tunjukkan sehingga mengundang decak kagum
dari kalangan juri maupun panitia.
Pada event kali ini, Direktorat Pembinaan SLB
memilih matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
sebagai bidang lomba. Dua bidang ini diyakini

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

71

Perlu persiapan khusus bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Dinas Pendidikan


Provinsi memiliki tanggung jawab penuh untuk memenuhinya.

Persiapan
matang.
Zulkifli (kedua
dari kiri) dan
pembinanya
foto bersama
ketika
berkunjung ke
Taman Mini
Indonesia
Indah, beserta
peserta OSN
lainnya.

ersiapan mengikuti Olimpiade Sains Nasional


harus dilakukan dengan serius. Terlebih jika
lokasi acara jauh dari tempat asal. Persiapan lebih
membutuhkan tenaga ekstra bila pesertanya
adalah anak-anak berkebutuhan khusus. Ya, dari
namanya saja sudah dapat dibayangkan bahwa
segalanya harus serba khusus.

72

O l i m p i a d e

S a i n s

Itulah yang dirasakan Ami Fatmawati, guru di


Sekolah Luar Biasa Muhammadiyah Palu, Sulawesi
Tengah. Ami merupakan guru dan pendamping
Zulkiflli, salah satu peserta OSN SLB bidang
matematika. Kita berikan materinya untuk
persiapan tingkat nasional. Tidak sama dengan
SD umumnya karena kebutuhannya khusus,

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Doc. Dir. P. SLB

Persiapan Peserta, Optimisme Daerah

Di r ek tor at P e m bi n a a n S L B

ujarnya.
Salah satu hal yang cukup
menyulitkan
adalah
penyediaan
materi. Pada OSN kali ini, keikutsertaan
Direktorat Pembinaan SLB merupakan
kali pertama. Otomatis guru dan
pembina tidak memiliki referensi
soal yang pernah digunakan dalam
lomba sebelumnya. Kendati tetap ada
standar materi yang diberikan, tetap
saja standar pembinaan yang dipakai
berbeda pada umumnya. Standar
harus sesuai dengan kemampuan
anak. Kalau mengikuti KTSP tidak
bisa. Kemampuan otak anak tidak
sama dengan yang umum, tutur Ami.
Untung saja perhatian Pemerintah
Provinsi Sulawesi Tengah terhadap
peserta OSN sangat baik. Tanggung
jawab dalam menyiapkan fisik dan
mental Zulkifli menjadi lebih ringan.
Kalau ada kegiatan difasilitasi.
Berangkat didanai Dinas Provinsi,
kata Ami.
Zulkifli sendiri termasuk siswa
andalan
utusan
provinsinya.
Dalam seleksi di kabupaten dan
provinsi, ia juara satu. Tak ada yang meragukan
kemampuannya. Namun, dalam pengerjaan soal
OSN, ia mengalami sedikit kendala. Sulit sedikit.
Lumayan, kata siswa kelas 5 berusia 10 tahun
ini. Ia mengaku lima puluh persen soal yang
dihadapinya belum dipelajari. Kendati demikian ia
optimis mengalungi medali.
Meskipun kondisi tubuhnya tak sempurna,
Zulkifli merasa tidak minder pada teman-teman
yang normal. Ia malah senang bertemu dan
berteman dengan siswa-siswi dari berbagai
penjuru tanah air.

Doc. Dir. P. SLB

Bab IV

Tetap
semangat.
Keterbatasan
fisik yang
mereka
miliki tak
menyurutkan
semangat
untuk menjadi
yang terbaik.

Ami sendiri optimis terhadap kemampuan


anak didiknya. Ia sudah mempersiapkan Zulkifli
dengan matang. Kita sudah berusaha semaksimal
mungkin, tegasnya.
Ami berharap penyelenggaraan OSN tahun
mendatang lebih maju. Peserta lomba tidak hanya
dari jenjang SD. Kalau bisa nanti ada perlombaan
tingkat SMP dan SMA, imbuhnya.
Tentu harapan ini tak sekadar harapan. Sebagai
pengajar bagi anak-anak berkebutuhan khusus,
Ami tahu banyak sekali anak jenius di jenjang SMP
dan SMA. Dan mereka berhak diberi kesempatan
untuk unjuk prestasi. n

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

73

Bab IV

Di r ek tor at P e m bi n a a n S L B

Alicia Tak Berkecil Hati

Fian dan Kemenangan yang


Tertunda

Kemenangan
yang tertunda.
Fian dan keluarga
foto bersama
saat berkunjung
ke TMII.

74

ifiano Rizki Tantowi


tidak sedang gembira.
Kemenangannya tertunda.
Namun, siswa SD Inklusi dari
Kabupaten Jember, Jawa
Timur, ini tetap tersenyum.
Ia sudah berusaha maksimal.
Tak ada alasan untuk terus
bersedih.
Memang ia merasa
kesulitan mengerjakan soal,
namun persiapan panjang
memberinya
banyak
kemudahan. Lumayan sulit.
Materi lama. Materi kelas
4, kelas 5. Tapi saya bisa
mengerjakan, katanya.
Fian, begitulah ia biasa
disapa, tergolong siswa
pintar. Ia juara 1 Olimpiade
Sains bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tingkat
Kabupaten dan Provinsi. Saat lomba di tingkat
Provinsi, ia menunjukkan kehebatannya. Setelah
juri mengundi urutan penyaji presentasi per tema,
peserta dipersilakan mempersiapkan diri selama
15 menit. Dan, presentasi Fian tentang terjadinya
bencana alam mengantarkannya sebagai juara 1
sekaligus tiket mengikuti Olimpiade Sains Nasional
(OSN) di Jakarta mewakili Jawa Timur.
Di mata Anastasia Untari Ningrum, ibu Fian,
Fian termasuk istimewa dalam hal akademis.
Minat dan potensinya di bidang IPA menonjol. Itu
O l i m p i a d e

S a i n s

tampak dari nilai-nilai mata


pelajaran IPA di sekolah,
ujarnya.
Kondisi demikian tentu
saja ditunjang oleh minat
Fian yang besar pada mata
pelajaran tersebut. Rasa
ingin tahunya besar,
ungkap Anastasia. Kalau
minat belajarnya muncul,
ia langsung belajar walau
kondisinya di sekitar ramai
dan bising.
Fian memang pintar
tapi dia tetaplah anak-anak
biasa. Seperti anak-anak
lain pada umumnya, di
rumah ia main game seperti
playstation. Namun yang
membuatnya berbeda dari
mereka adalah kemampuannya berlayar di dunia
maya. Ia bisa merambah internet sejak duduk
di bangku kelas 3 SD. Ada PR di sekolah, bisa
download sendiri, ucap Anastasia.
Fian salah satu sosok siswa bersahaja yang
sangat maksimal mempersiapkan diri berlaga di
OSN. Proses telah dijalaninya dengan baik. Tak ada
yang dapat mengalahkan proses itu termasuk hasil
perjuangannya yang kurang menggembirakan. Ia
punya banyak teman baru selama penyelenggaraan
OSN. Dan itu lebih dari cukup sebagai hadiah tak
terkira dari ajang OSN ini. n

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

enyum manis tersungging dari bibir Alicia


Angelica saat menerima medali emas di acara
penutupan Olimpiade Sains Nasional (OSN), Sabtu,
8 Agustus 2009. Ia mengantungi nilai 88,67 pada
bidang lomba Ilmu Pengetahuan Alam jenjang
Sekolah Dasar Luar Biasa dengan predikat The
Best of Theory dan The Best Overall.
Alicia siswi SLB Al-Khairiyah, Banten. Lantaran
persiapannya sudah matang, baginya soal-soal
lomba tak membuatnya mengerutkan kening.
Lumayan mudah. Soalnya sudah pernah dipelajari
di sekolah, ujarnya.
Kendati medali emas telah di genggamannya,
ia mengaku belum tahu akan dikemanakan medali
itu. Namun, yang pasti, ia senang menerimanya.
Kerja kerasnya membuahkan hasil yang gemilang.
Meski keadaannya tak sempurna, Alicia
mengaku tidak minder jika berkumpul dengan
teman-temannya yang normal. Ia tidak berkecil
hati di hadapan mereka. Inilah yang membuat
semangat juangnya terus bergelora hingga
memunculkan rasa percaya diri. Orangtua dan
guru selalu berpesan agar jangan berkecil hati,
ucap dara yang lahir pada 20 Februari 1997 ini. Dan
ia berhasil membuktikan kemujaraban pesan itu.
Di mata Heriati, pendamping Alicia, anak
didiknya itu memiliki banyak kelebihan. Dia
juga bakat main piano, catur, dan tenis meja. Dia
menyanyi juga bisa, katanya. Ia berharap Alicia
lebih tekun belajar supaya tercapai cita-citanya.
Di dalam kekurangan ada kelebihan. Hal
demikian banyak dijumpai pada anak-anak
berkebutuhan khusus. Alicia telah menunjukkan
kelebihannya itu. n
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

Doc. Dir. P. SLB

Kalah tak membuat Fian sedih. Ia paham kemenangannya sedang tertunda.

Untuk merebut medali tidak hanya dibutuhkan kesiapan intelektual. Kesiapan


mental turut memengaruhi keberhasilan seorang juara.

Tenang. Alicia
mengerjakan
soal-soal OSN
dengan tenang
dan jeli.

Berpose
bersama Dirjen.
Ketenangan
dan kejelian
Alicia
membawanya
meraih medali
emas.

S a i n s

N a s i o n a l

75

Bab IV

Di r ek tor at P e m bi n a a n S L B

Kemampuan Peserta OSN SLB Luar Biasa


Kegigihan peserta Sekolah Luar Biasa dalam ajang Olimpiade Sains N asional menimbulkan kejutan-kejutan bagi Direktorat Pembinaan SLB.

76

O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

ini ikut serta menyelenggarakan OSN? Menurut


Ekodjatmiko Sukarso, memang baru tahun ini
yang memungkinkan. Dan ini sebagai tanda bukti
bahwa Direktorat PSLB siswa-siswanya siap untuk
bisa mengikuti OSN akan datang, tegasnya.
Bahkan, tambah Ekodjatmiko, untuk OSN tahun
depan, direktorat PSLB berencana memperluas
peserta yang awalnya hanya tingkat SD menjadi
tingkat SD, SMP, dan SMA. Mudah-mudahan ke
depannya OSN bisa diikuti oleh tingkat SMP dan
tingkat SMA, sebab saya yakin di balik kekurangan
mereka ada kelebihan, katanya.
Satu hal yang disayangkan adalah tiadanya
kompetisi internasional yang melibatkan anak berkebutuhan khusus. Jadi, puncak prestasi tertinggi
mereka sebatas tingkat nasional. Kalau ada tingkat internasional, kami ingin mengusulkan dan
merekomendasikan bahwa anak-anak SDLB boleh
diikutkan, ujar Sanusi. Kami jangan dikasihani,
tapi berilah murid-murid kami kesempatan seperti
yang lain.
Sanusi berharap masyarakat turut membantu

pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada


anak-anak berkebutuhan
khusus. Sebab ini tanggung
jawab bersama Pemerintah
Pusat, Pemerintah Daerah,
kalangan masyarakat, bahkan kalangan pengusaha
juga, tuturnya. Menurut
Sanusi, hanya 1 persen lulusan SLB yang bisa ke perguruan tinggi.
Kondisi itu tentu tidak menguntungkan.
Makanya siswa SLB dibekali sejumlah keterampilan agar bisa mencari nafkah selulus nanti.
Keterampilan itu seperti tata boga, tata busana,
dan pijat refleksi. Kami berharap, terutama
kepada dunia usaha swasta, sebagian besar atau
minimal 1 persen dari jumlah karyawannya adalah
anak-anak berkebutuhan khusus, harapnya.
Dengan memberi kesempatan yang luas pada
mereka, tak akan ada lagi perasaan diskriminasi
dialami oleh anak-anak berkebutuhan khusus. n

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

Drs. Sanusi,
M.Pd, Kasubdit
Kegiatan
Kesiswaan
Direktorat
PSLB.

Doc. Dir. P. SLB

Doc. Dir. P. SLB

Gigih
berjuang.
Kegigihan
siswa-siswi SLB
mengerjakan
soal-soal OSN
melahirkan
kekaguman
berbagai
kalangan.

belajar huruf braile sehingga


berkonsekuensi logis pada
logika berpikirnya, ia tidak
meraih medali. Tetapi kami
Direktorat PSLB memberikan
penghargaan kepada anak
tersebut, ujar Eko.
Hal senada diutarakan
Drs. Sanusi, M.Pd, Kasubdit
Kegiatan
Kesiswaan
Direktorat PSLB. Ia melihat para peserta mampu
mengerjakan soal di luar dugaan. Ternyata anakanak sungguh luar biasa mengerjakan soal,
ucapnya.
Sambutan provinsi terhadap OSN, lanjut Sanusi,
sangat antusias. Bagi anak SLB kesempatan ini
langka sekali. Sangat dinanti-nantikan, ujarnya.
Inilah yang menjadi landasan Pemerintah Daerah
serius mempersiapkan para dutanya di ajang
nasional. Namun, dari 33 provinsi di Indonesia,
hanya 30 provinsi yang mengirimkan delegasinya.
Lalu mengapa Direktorat PSLB baru tahun

Doc. Dir. P. SLB

drg.
Ekodjatmiko
Sukarso,
MM, M.Kom.,
Direktur
Pembinaan
Sekolah Luar
Biasa.

uatu hari sebuah pesan layanan singkat


mampir ke telepon seluler Drg. Ekodjatmiko
Sukarso, MM, M.Kom., Direktur Pembinaan
Sekolah Luar Biasa Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan Nasional. Pesan dari seorang dosen
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Indonesia. Dibacanya isi pesan dan ia
terkejut: sebuah pujian kepada salah satu peserta
Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat SDLB/SD
Inklusi. Bayangkan, ada seorang dosen MIPA UI
bilang bahwa itu luar biasa! katanya, bangga.
Kendati Direktorat Pembinaan Sekolah
Luar Biasa baru kali pertama ikut serta dalam
penyelenggaraan OSN, hasil yang tampak
pada pelaksanaan OSN tahun ini begitu
menggembirakan. Rata-rata peserta mampu
mengerjakan soal dengan baik.
Ekodjatmiko Sukarso bercerita tentang seorang
peserta asal Sumatera Barat. Peserta itu baru tiga
bulan operasi kanker otak. Kepandaiannya dalam
matematika luar biasa. Lantaran baru tiga bulan

Doc. Dir. P. SLB

S a i n s

N a s i o n a l

77

Di r ek tor at P e m bi n a a n S L B

Pendidikan Inklusif, Semangat OSN


SDLB/SD INKLUSI

siswanya tidak hanya mereka yang secara fisik


cacat. Siswa-siswi yang masuk dalam kategori
Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan
Khusus, seperti anak-anak berbakat istimewa,
anak-anak di lembaga pemasyarakatan, dan
anak-anak pengungsian, masuk dalam naungan
Direktorat PSLB.
Tentu saja di antara siswa-siswi tersebut ada
yang memiliki kejeniusan dan kepintaran di atas
rata-rata. Dan mereka berhak untuk tampil ke muka
umum untuk unjuk prestasi. Hal demikian menjadi
perhatian Direktorat PSLB dengan melakukan
penjaringan hingga tingkat bawah menjelang OSN
mendatang.

Tak kalah
dengan siswa
normal.
Kemampuan
mereka tak
bisa dipandang
sebelah mata
dalam OSN.

78

ptimisme akhir-akhir
ini menggelayut di hati
Drg. Ekodjatmiko Sukarso,
MM, M.Kom., Direktur
Pembinaan Sekolah Luar
Biasa Direktorat Jenderal
Manajemen
Pendidikan
Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan
Nasional. Pasalnya, ia
melihat kemampuan anakanak Pendidikan Luar Biasa
di ajang Olimpiade Sains
Nasional 2009 sangat baik.
Ini yang membuat terharu
saya saat penyerahan
medali
OSN.
Karena
mereka bertanding bersama-sama dengan yang
normal, katanya.
Mereka
berlomba
dan
menunjukkan
kegigihannya dalam berjuang. Percaya diri mereka
tinggi. Tidak rendah diri terhadap anak-anak
normal. Ini yang jadi nilai tambah di OSN yang
diikuti siswa-siswa SLB, sambung Ekodjatmiko
Sukarso.
Ekodjatmiko Sukarso menjelaskan, semangat
yang ditumbuhkan oleh Direktorat PSLB dalam
ajang OSN adalah pendidikan inklusif. Tidak boleh
O l i m p i a d e

S a i n s

Doc. Dir. P. SLB

ada diskriminsi dan pembedaan dalam semua


kegiatan pendidikan kita, tegasnya.
Siswa-siswi PLB telah berpartisipasi dalam dua
event besar yang digelar Direktorat Mandikdasmen
sebelumnya, yaitu Festival dan Lomba Seni Siswa
Nasional di Yogyakarta dan Olimpiade Olahraga
Siswa Nasional di Jakarta. Penampilan mereka
sangat meyakinkan. Ini membuktikan kemampuan
mereka sama dengan siswa-siswi normal. Bahkan
di antara yang mampu punya kelebihan, ujarnya.
Ketimbang jenjang pendidikan lain, tingkat SLB
memiliki karakteristik siswa yang unik. Komposisi

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Beri kesempatan
Ekodjatmiko Sukarso menilai, kualitas anakanak berkebutuhan khusus tak kalah dengan siswasiswi normal, termasuk dalam segi intelektual. Ia
percaya, jika keduanya diadu, ada kemungkinan
siswa normal kalah oleh anak berkebutuhan
khusus.
Pertanyaannya kemudian, mengapa anak-anak
berkebutuhan khusus tidak diberi kesempatan
untuk berlaga di ajang olimpiade sains internasional,
mengingat olimpiade sains internasional bagi anakanak berkebutuhan khusus belum ada. Mereka

Doc. Dir. P. SLB

Yang membedakan antara anak-anak berkebutuhan khusus dengan yang normal


adalah perlakuan dalam pelayanan pendidikan. Ini tak kemudian menjadi
penggugur atas persamaan hak untuk menjadi wakil Indonesia dalam lomba tingkat
internasional.

dapat bersaing dengan


siswa-siswi
normal.
Nanti seandainya ada
anak berkebutuhan
khusus jago betul
matematika dan IPA,
bersama-sama dengan
yang normal, maka
bisa juga dong mereka
dikirim menjadi wakil
Indonesia di ajang
internasional, tutur
Ekodjatmiko Sukarso.
Ia berharap tak ada
pembedaan terhadap anak-anak berkebutuhan
khusus. Setidaknya mereka diberi kesempatan
unjuk prestasi. Saya percaya betul mereka bisa
seperti Stephen Hawking, tegasnya. Stephen
Hawking merupakan ilmuwan fisika pencetus
teori Lubang Hitam. Ia diyakini sebagai ilmuwan
terbesar abad ini setelah Albert Einstein. Ia lumpuh
tapi otaknya berhasil menelurkan teori tentang
alam semesta.
Pada dasarnya anak-anak berkebutuhan khusus
tak jauh beda dengan anak-anak normal lainnya.
Perlakuan khusus terhadap mereka tidak berarti
pembedaan pemberian kesempatan. n

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

Doc. Dir. P. SLB

Bab IV

S a i n s

N a s i o n a l

drg.
Ekodjatmiko
Sukarso,
MM, M.Kom.,
Direktur
Pembinaan
Sekolah Luar
Biasa.

Tak ada
kalkulator,
jari pun jadi.
Siswa sedang
mengerjakan
soal berhitung.

79

Bab IV

Di r ek tor at P e m bi n a a n S L B

Doc. Dir. P. SLB

Kekurangan
tak jadi kendala.
Kegigihan dan
ketabahan
siswa-siswi
SLB bisa jadi
mengantarkan
mereka menjadi
seorang ahli
dalam bidang
keilmuan yang
mereka geluti.

eikutsertaan Direktorat Pembinaan Sekolah Luar


Biasa untuk kali pertama di ajang Olimpiade Sains
Nasional memberi banyak makna. Salah satunya
adalah kesiapan peserta yang merupakan anakanak berkebutuhan khusus dalam bersaing dengan
anak-anak normal. Direktur PSLB drg. Ekodjatmiko
Sukarso, MM, M.Kom. menilai, kesiapan tersebut
didukung oleh upaya-upaya Direktorat PSLB dalam
memenuhi kebutuhan pembelajaran peserta didik.
Berikut ini petikan wawancara dengan Ekodjatmiko
Sukarso berkenaan dengan hal tersebut:
Nilai-nilai apa yang terdapat dalam OSN?
Sebetulnya semangatnya pendidikan inklusif.
Tidak boleh ada diskriminasi dan pembedaan dalam
semua kegiatan pendidikan kita. Kita lihat dalam
tiga event nasional yang telah lalu, yaitu bidang
seni, olahraga, dan terakhir sains. Berdasarkan
pengalaman tersebut terbukti bahwa mereka
mampu sama dengan anak yang normal. Bahkan

80

di antara yang mampu tadi


punya kelebihan.
Dalam cakupan sekolah
inklusif terdapat Pendidikan
Khusus dan Pendidikan
Layanan Khusus seperti
anak-anak
pengungsi
dan penghuni Lembaga
Pemasyarakatan.
Bagaimana dengan mereka?
Selain mereka yang
cacat, kami juga akan
melibatkan
siswa-siswi
PK dan PLK. Sebab sudah
terbukti penghuni Lembaga
Pemasyarakatan Anak Tangerang Laki-laki sudah
keliling ke berbagai pameran.
Otak mereka seimbang antara kiri dan kanan.
Jika itu diolah sedikit saja, siapa tahu mereka
lebih dari kita yang normal di luar tahanan.
Yang kedua, teater. Didi Petet melatih mereka
berteater. Didi bercerita kemampuan mereka
luar biasa. Bagaimana kalau saya bawa keliling
saja? katanya. Oh silakan saja, asal diizinkan oleh
Kalapas, jawab saya.
Bahkan ada banyak kejutan dari siswa PLB
yang tidak dimiliki direktorat lain?
Pada Gebyar Nasional di Malang, ada siswa PLB
perwakilan Jawa Timur yang membuat kriya keramik
dari lumpur panas Lapindo. Menteri berhenti
sebentar. Kemudian ia menerima pemberian
mereka. Saya merinding juga. Keramiknya bagus
betul; guci, asbak. Seandainya ada sekian banyak
siswa yang telah dilatih mengolah keramik,

O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

bayangkan lumpur Lapindo


sekian banyak bisa dibikin
guci dan macam-macam.
Saya bayangkan lumpur
Lapindo banyak betul.
Kaya betul, kita. Kita bisa
mengolahnya.
OSN dijadikan sarana
menjaring
anak-anak
jenius. Apa ada cara lain
untuk
meningkatkan
kemampuan mereka?
SLB
Pembina
kita
jadikan sentra. SLB yang
maju dan lengkap kita
jadikan sentra Pendidikan
Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus. Di situ
ada kelas keterampilan, bakat istimewa, dan kelas
inklusif.
Dengan menjadi sentra, kita berikan semua
kelengkapan fasilitas kemudian program ISO.
Manajemennya berstandar internasional. Dengan
demikian yang masuk situ akan terangkat menjadi
lebih dari yang lain karena sarana-prasarana yang
lengkap tadi. Mereka bisa menjadi lulusan-lulusan
yang sangat luar biasa. Hingga tahun 2009, sudah
ada 57 sentra pendidikan se-Indonesia yang
menggunakan program ISO.
Yang sudah ISO misalnya SLB di Semarang.
Kepala Sekolahnya Ciptono. Dia bercita-cita punya
kelas cerdas istimewa dan bakat istimewa, baik
yang normal maupun yang cacat. Belakangan
permintaan untuk masuk sekolah ini begitu besar.
Mereka datang dari berbagai penjuru tanah air.

Doc. Dir. P. SLB

Mereka Bi sa Seperti
Stephen Hawking

Terpaksa dia menolak sebagian dari mereka


karena kapasitasnya tidak mencukupi. Kalau
sudah jadi sentra PK-PLK dan dapat ISO, tentu
seperti ungkapan ada gula dan semut. Semua
akan berlari ke sana.
Harapan Anda terhadap pembinaan siswa
PLB?
Harapan saya, mohon diperhatikan anak-anak
kita, jangan dibedak-bedakan dalam hal partisipasi
kompetisi. Jangan di Pusat saja, di Daerah juga.
Kan ada Peraturan Mendiknas untuk seleksi dari
bawah. Seleksi yang sifatnya umum. Nanti tidak
dipisahkan antara yang cacat dan normal. Selama
bisa mengimbangi, diikutsertakan.
Saya percaya betul mereka bisa seperti Stephen
Hawking. Diikutsertakan saja sehingga dengan
demikian, harapan kedua saya, mereka menjadi
wakil dari bangsa Indonesia yang hebat. Yang dinilai oleh semua orang adalah kemampuannya. n

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

81

Bab IV

82

O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Di r ek tor at P e m bi n a a n S L B

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

83

Bab IV

84

O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Di r ek tor at P e m bi n a a n S L B

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

85

Bab IV

Di r ek tor at P e m bi n a a n S L B

DAFTAR PERAIH MEDALI


OLIMPIADE SAINS NASIONAL TINGKAT SLB TAHUN 2009
BIDANG: ILMU PENGETAHUAN ALAM
No

Nama

Sekolah

Provinsi

Nilai

Keterangan

Alicia Angelica

SLB Khairiyah

Banten

88.67

Emas

Nimas Fatima Zahra

SLB-B Santirama

DKI Jakarta

86,00

Perak

Hendra Wijaya

SLB Negeri Palembang

Sumatera Selatan

83.33

Perunggu

DAFTAR PERAIH MEDALI


OLIMPIADE SAINS NASIONAL TINGKAT SLB TAHUN 2009
BIDANG: MATEMATIKA
No

86

Nama

Sekolah

Provinsi

Nilai

Keterangan

Nur Eka Evidyanti

SLB-B Santirama, DKI Jakarta

DKI Jakarta

78.16

Emas

Racmadona

SDN 37 Batipuh, Padang Sumatera Barat

Sumatera Barat

74.49

Perak

Mayasari

SLB Negeri 1 Pomala, Sulawesi Tenggara

Sulawesi Tenggara

69.74

Perunggu

O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

87

oal-soal yang diberikan selama kompetisi


Olimpiade
Sains
Nasional
(OSN)
ternyata menjadikan kedua alis sebagian
peserta OSN merapat, pertanda tingkat
kesulitan soal lebih berat beberapa tingkat
daripada yang pernah mereka hadapi.
Hal itu seperti yang tergambar pada tes teori ilmu
biologi tingkat SMA yang berlangsung di SMAN
70, Jakarta. Keseriusan para peserta menjawab
pelbagai soal menjadi warna utama tes teori ilmu
biologi, mulai detik awal hingga akhir.
Salah satu materi yang dirasa sulit oleh sebagian
besar peserta adalah geometri. Ini seperti dialami
Irma Nurhalimah, siswi kelas XII SMAN Brangrea,
Sumbawa Barat. Menurutnya soal geometri
lumayan susah. Ia hanya mampu mengerjakan
setengahnya saja. Secara keseluruhan, soal-soal
yang diujikan lebih mudah di hari kedua. Irma
hanya berharap memperoleh medali perunggu.
Saya tidak berani bermimpi yang muluk-

88

O l i m p i a d e

S a i n s

Soal-Soal OSN Jadi kan Dua Alis Siswa


Mer apat
Keseriusan siswa mengerjakan soal-soal OSN ter gambar sepanjang detik awal dimulainya ujian
hingga akhir.
muluk, saya mengukur kemampuan diri sendiri,
katanya.
Agnes Christina AY, siswi SMAN 1 Fakfak Papua
Barat, juga melontarkan hal yang sama. Kata Agnes,
tingkat kesulitannya lebih sulit dibandingkan
soal-soal tahun lalu, sehingga butuh waktu lama
untuk berpikir. Saya terlalu banyak buang energi
untuk berpikir mencari jawabannya, lagi pula saya
perlu istirahat juga. Saya yakin jawaban saya pasti
salah, ujar Agnes yang menargetkan dirinya bisa
masuk 30 besar.
Andriani Lesli yang kebetulan duduk di

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

membuktikan ketegaklurusan dari garisgaris pada segi tiga lancip. Kita disuruh
membuktikan sekian garis lain yang sudah
diketahui. Di samping itu, kita juga disuruh
untuk membuktikan bahwa salah satu dari
garis-garis itu tegak lurus atau tidak dengan
yang lainnya. Ini yang memusingkan saya.
Saya menganggap matematika itu tekateki, katanya.
Keluhan peserta itu disadari oleh salah
satu juri OSN bidang biologi tingkat SMA/
MA, Dr. Ahmad Ridwan. Menurut Ahmad
Ridwan, standar soal yang diberikan
kepada peserta OSN memang berat,
karena mengacu pada olimpiade biologi
internasional.
Informasi tentang mutu soal itu sudah
diberikan di tingkat Kabupaten/Kota dan
Provinsi sebelum OSN tingkat nasional.
Karena para pemenang OSN ini nantinya
akan dipersiapkan untuk menghadapi olimpiade
biologi internasional yang akan diselenggarakan
pada 2010 di Korea, kata Ahmad Ridwan.
Menurut Ahmad Ridwan, ada empat tema
yang diujikan kepada peserta OSN bidang biologi
tingkat SMA, yaitu anatomi fisiologi tumbuhan,
anatomi fisiologi hewan, biologi molekuler dan
genetika, serta ekologi.
Keempat tema itu merupakan tema yang akan
diujikan dalam olimpiade internasional di Korea.
Harapan saya, anak-anak yang lolos di tingkat
nasional ini, kompetensinya sudah mengarah ke
keempat tema itu. Ini untuk yang praktikum. Nah,
kalau yang teoretis itu sudah baku, lanjut Ahmad
Ridwan
Tingkat kesulitan soal yang mengacu ke
standar internasional tersebut juga diberikan
kepada peserta OSN bidang matematika, fisika,
kimia, kebumian, dan astrologi. n
Doc. Dir. P. SMA

Doc. Dir. P. SMA

Ekspresi
mereka
menunjukkan
bahwa soal-soal
OSN tak mudah
diselesaikan.

Di r ek tor at P e m bi n a a n S M A

Doc. Dir. P. SMA

Bab V

samping Agnes membenarkan perkataan Agnes.


Ia bahkan sempat pesimis. Semula target awalnya
mendapat perunggu, tapi setelah melihat temantemannya yang lain juga pesimis, ia tidak berani
berharap banyak. Meski begitu dia merasa bangga
dan senang bisa menjadi duta sains mewakili
provinsinya dan juga mendapat banyak teman
baru serta pengalamannya jadi bertambah.
Keluhan tersebut juga dialami Octa Fiandani
Putra dan Rahmad Az Haris yang keduanya samasama bersekolah di SMAN Plus Riau. Seingat saya,
soal yang tidak bisa saya jawab adalah saat harus

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

89

Bab V

Empat Tema untuk Keseimbangan


dan Kelestarian Alam

Akibat Cuaca Buruk, Observasi OSN


Astronomi Diganti Simulasi

Terdapat empat tema dalam OSN bidang biologi.

Cuaca buruk tunda observasi peserta OSN bidang astronomi.

90

O l i m p i a d e

S a i n s

eratus tujuh peserta bidang astronomi


terpaksa harus menunda tes observasi bidang
studi astronomi. Hal ini karena cuaca di sekitar
lapangan sepak bola Universitas Indonesia (UI)
yang awalnya akan dijadikan tempat observasi,
mendadak berubah buruk sehingga kemungkinan
bisa melihat bintang sangat minim.
Ini risiko observasi, karena bergantung pada
cuaca, kata Dr. Hakim L. Malasan, Juri OSN bidang
astronomi.
Menurut Hakim, pada siang hari cuaca masih

Tati.
Menurut Tati, jika diambil objek dari tempat
yang lebih besar maka seharusnya lebih banyak
hasil yang didapat. Namun bisa saja hasilnya
sedikit.
Pada anatomi dan sistematika tumbuhan,
siswa meneliti 5 spesies tumbuhan yang diberi
label 1 sampai 5, lalu mereka diminta meneliti
kesamaan karakter dan hubungan kekerabatan
di antara lima spesies itu. Sedangkan untuk tema
anatomi hewan, objek yg dipakai adalah jangkrik.
Di sini siswa diminta menunjukkan nama-nama
organ jangkrik dan menandainya dengan jarumjarum berwarna.
Secara subtansi, keempat materi OSN biologi
itu bertujuan mengenal lebih dekat tentang alam,
yang di dalamnya terdapat hewan dan tumbuhan,
agar siswa sadar bahwa mereka adalah bagian dari
keseimbangan alam, kata Tati. n

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

ruang yang gelap, dan mereka diberi beberapa


pertanyaan mengenai letak bintang oleh pantia,
ujar Hakim.
Hakim menjelaskan perbedaan memakai
teleskop langsung dengan simulasi.
Kalau observasi di lapangan menggunakan
teleskop dan melihat langit secara langsung,
kalau simulasi hanya di dalam ruangan mengamati
sejumlah bintang yang terdapat pada layar,
ujarnya.
Dalam kesempatan itu, para peserta mengikuti

Doc. Dir. P. SMA

alam
Olimpiade
Sains
Nasional (OSN)
bidang
Biologi terdapat empat tema yang
dikompetisikan.
Keempatnya
adalah
anatomi
sistematika
tumbuhan, anatomi fisiologi
hewan, biologi sel, molekuler dan
genetika, serta ekologi.
Keempat
tema
itu
bertujuan menyeimbangkan dan
melestarikan alam, kata Dr. Tati
S. Subahar, juri dan ahli biologi
materi ekologi.
Sementara keempat tema
tersebut, menurut Tati, memiliki segi ilmu dan
perlakuan praktikum yang berbeda. Sebagai salah
satu contoh sub tema ekologi adalah mengenai
kerapatan populasi dengan larva udang.
Tujuan diberikan soal tersebut yaitu ingin
memberikan pemahaman kepada siswa tentang
pengertian bagaimana mengambil sampel atau
melakukan pencuplikan udang dengan mengambil
larva udang dari wadah A menggunakan beker
gelas 10 ml hingga air sampai batas 10 ml, lalu
menghitung jumlah larva udang yang tercuplik
dalam beker gelas tersebut.
Ide tersebut sebenarnya agar siswa bisa
mencuplik. Jadi sebetulnya, ini hal mudah kalau
dilakukan, tapi pengertian bagaimana mencuplik,
lalu bagaimana melakukan observasi, serta
menghitung dengan memindahkan larva pada
wadah B sebanyak 5 kali, itulah yang sulit, jelas

sangat bagus dan panitia sudah mempersiapkan


enam teleskop di lapangan sepak bola UI sejak
pukul 17.00 WIB. Tapi menjelang malam hari,
cuaca mulai tidak bersahabat. Langit tidak terang
karena terhalang awan hitam sehingga panitia
membereskan kembali peralatan teleskop.
Meski demikian, tes tetap berjalan dengan
menggunakan plan B, yaitu simulasi di dalam
ruangan dengan menggunakan dua layar OHP dan
dua laptop. Jadi di dalam ruangan, para peserta
secara bergiliran melihat bintang dengan keadaan

Doc. Dir. P. SMA

D
Kesulitan
yang mereka
temui selama
OSN adalah
gerbang
keberhasilan.

Di r ek tor at P e m bi n a a n S M A

Meski praktik
astronomi
berganti
simulasi di
dalam ruangan,
semangat
peserta OSN
tetap tinggi.

dua tes, analisis data dan simulasi secara


bersamaan, mulai pukul 19.30 hingga 24.00 WIB.
Pada tes analisis data, soal-soal yang diberikan
tentang pengulangan angka dan data astronomi
untuk kesimpulan astrofisika. Analisis data
mempunyai dua tema, yaitu Bintang Berdenyut
dan Orbit.
Pada tes simulasi ini, panitia memanggil dua
orang peserta untuk melaksanakannya. Setelah
itu, mereka kembali ke tempat masing-masing
untuk mengerjakan analisis data. n

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

91

Bab V

Di r ek tor at P e m bi n a a n S M A

Hasil Simulasi OSN Astronomi


Menakjubkan

Semangat
tinggi
peserta OSN
membuahkan
hasil yang
menakjubkan.

Doc. Dir. P. SMA

asil tes simulasi Olimpiade Sains Nasional


(OSN) bidang astronomi sebagai pengganti
observasi yang gagal karena cuaca buruk, cukup
menakjubkan. Dalam simulasi yang dilaksanakan
dalam ruangan di salah satu kampus Universitas
Indonesia itu, ditemukan beberapa peserta yang
mencetak angka gemilang, serta ada beberapa

92

O l i m p i a d e

S a i n s

provinsi yang memberi kejutan dengan meraih


nilai sempurna.
Itu hanya sepertiga saja yang baru dikoreksi,
kami butuh proses dan waktu, mungkin hari Jumat
sudah tahu persis, kata Dr. Hakim L. Malasan, juri
OSN bidang astronomi.
Sementara itu Dr. Djoni N. Damanas, koordinator

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Doc. Dir. P. SMA

Doc. Dir. P. SMA

Beberapa peserta simulasi OSN bidang astronomi cetak angka gemilang.

Hati-hati.
Mereka
menjalani
praktik
astronomi
dengan penuh
kejelian.

juri bidang astronomi dari ITB, mengatakan, OSN


bidang astronomi ini mengalami peningkatan
peserta.
Padahal astronomi jarang sekali diketahui
siswa-siswi SMA. Tapi sekarang, tampaknya sudah
banyak yang tahu, dan nilainya sudah cukup bagusbagus, kecuali yang berasal dari beberapa daerah
tertinggal. Ya, itu perlu pembinaan khusus,
katanya.
Kekurangan yang dialami siswa-siswi dari
daerah tertinggal terutama karena harga teleskop
lumayan mahal.
Namun bila Pemda di tingkat Kabupaten/
Kota dan Provinsi turut berperan aktif dalam
menyediakan sarana teleskop bagi sekolahsekolah, barangkali ketertinggalan para siswa
tersebut akan bisa diminimalisir, lanjut Djoni.

komputer online atau internet.


Dua juri akan memeriksa soal, kemudian akan
terjadi moderasi mencari nilai yang terbaik, dan
itu dilakukan sepanjang OSN berlangsung, kata
Hakim.
Tes teori tersebut meliputi pengetahuan benda
langit secara umum, astrofisika secara umum,
dan tes observasi atau eksperimen. Kedua tes ini
meliputi pengetahuan benda langit secara nyata,
segmentasi, dan pengolahan data.
Kami mengacu pada kisi-kisi soal sejak
olimpiade ada dan sudah disosialisasikan ke
provinsi-provinsi. Dalam tes ini, jumlah soal untuk
pilihan ganda ada 25 soal dan lima soal untuk
uraian, jelas Hakim.
Bobot nilai untuk teori 60 persen daneksperimen
40 persen.
Pertimbangannya, kalau kita letakkan
Tes teori di STEKPI
eksperimen 60 persen, tidak semua provinsi
Peserta OSN 2009 bidang astronomi melak- mempunyai teropong dan melatih kemampuan.
sanakan tes teori di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Jadi 60 persen untuk tes teori rasanya sudah pas,
Keuangan dan Perbankan Indonesia (STEKPI), karena sesuai International Astronomy Olympiad,
Jakarta. Sebanyak 107 peserta mengikuti tes ini.
lanjut Hakim. n
Menurut Hakim L. Malasan, tes teori basisnya
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

93

Bab V

Listrik Magnet, Soal Baru Bidang


Fisika
Soal baru yang menyatukan dua alis siswa.

Listrik
Magnet untuk
melengkapi
kemampuan
peserta OSN
bidang Fisika .

94

ateri soal Olimpiade Sains Nasional (OSN)


bidang fisika tahun ini sedikit berbeda
dengan tahun sebelumnya. Jika tahun lalu soal
yang diujikan hanya mekanika, maka saat ini, selain
mekanika ada tambahan materi baru tentang listrik
magnet dasar, yaitu listrik yang dikombinasikan
dengan mekanika. Penambahan soal ini, menurut
juri OSN bidang fisika Dr. Hendra Kwee, karena
hampir rata-rata siswa yang menang OSN nilai
mekanikanya sudah bagus. Selain itu, juga ada
variasi soal baru agar tidak terlalu monoton.
Kita juga ingin anak-anak bisa menguasai
bidang lain, sehingga konsentrasinya tidak hanya
di mekanika saja. Jadi dengan ditambahnya listrik
magnet ini, kita berharap dapat membantu siswa
untuk belajar menjembatani ke bidang lain,
jelasnya.
Para peserta OSN bidang fisika tingkat SMA
mengawali rangkaian seleksi olimpiade tingkat
nasional dengan tes teori di SMAN 70 Jakarta.
Tes dilaksanakan mulai pukul 08.30 - 13.30 WIB.
Sebanyak 105 siswa dibagi ke dalam lima kelas. Tiap
kelas terdiri dari 21 peserta. Tampak keseriusan
siswa mengerjakan soal-soal yang diujikan oleh
tim juri bidang fisika yang terdiri dari TOFI, Dosen
UI, UNIBRAW, dan UPH.
Menurut Hendra Kwee, fisika penting
untuk dihubungkan antarbagian. Misalnya, apa
pentingnya hubungan mekanika dengan listrik,
termodinamika dengan optik, dan sebagainya.
Penguasaan hubungan inilah yang penting
sehingga siswa mengerti fisika secara mendalam.
O l i m p i a d e

S a i n s

Nah itulah yang akan kita usahakan tahun


ini. Dengan adanya penambahan materi, kita lihat
nanti hasilnya seperti apa. Seandainya nilai mereka
baik, tahun depan akan kita tambahkan dengan
materi yang lebih banyak lagi. Penambahan ini juga
bertujuan untuk mendorong anak belajar lebih
luas dengan bidang-bidang yang lain, lanjutnya.
Ada empat soal teori yang harus diselesaikan
siswa dalam waktu lima jam. Penyelesaian soal
teori bersifat variabel. Bobot nilai untuk teori
ini lebih besar daripada praktikum, yaitu 90%,
sedangkan praktikum 10%. Nilai teori lebih tinggi
dengan pertimbangan banyak anak-anak di daerah

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Di r ek tor at P e m bi n a a n S M A

yang kekurangan fasilitas praktikum, dan sebagian


sekolah di daerah belum terbiasa melakukan
eksperimen.
Tentunya siswa-siswa yang lolos nanti lebih
banyak yang bagus secara teori. Kekurangannya
di eksperimen tinggal diasah saja dalam pelatihan
nasional. Dalam OSN ini kita mencari siswa yang
berbakat. Kalau anak yang bagus secara teori dan
logikanya ada, eksperimennya juga akan bagus.
Masalah eksperimen, mereka tinggal dilatih, jelas
Hendra Kwee.
Siswa kewalahan mengerjakan soal
Tepat
pukul
13.30
WIB,
pengawas
mengumumkan waktu ujian habis. Para peserta
pun bergegas mengumpulkan kertas jawaban
di depan meja masing-masing yang kemudian
dikumpulkan oleh guru pengawas. Tak lama, salah
seorang siswa dengan muka yang agak memerah
keluar dari ruangan. Namanya Aris Munandar A.R,

siswa SMAN 1 Polewali, Sulawesi Barat.


Aduuh, soalnya susah bukan main, ujarnya.
Aris mengaku telah berusaha dengan susah
payah untuk menjawab soal dengan baik.
Saya tidak bisa berharap banyak dengan hasil
tadi. Bisa lolos 30 besar saja sudah bersyukur,
katanya.
Sama dengan Aris, Sonny Theo Tumbur, siswa
SMAN 68 Jakarta, tak memungkiri soal yang
diujikan pada OSN kali ini memang sulit, khususnya
soal nomor empat.
Satu nomor itu baru diujikan tahun ini.
Tahun sebelumnya nggak ada teori tentang listrik
magnet. Jadi rada-rada kaget juga. Pada soal
nomor tiga, bisa dibilang standar soalnya sudah
APhO. Kayaknya susah aja kalau dibawa ke tingkat
nasional. Pokoknya jauh lebih sulit dibandingkan
tahun lalu. Nggak prediksi aja dapat soal seperti
itu, cerita Sonny.
Kalau ditanya target, Sonny hanya bisa pasrah
pada Yang Di Atas. Mudah-mudahan besok aku
bisa memperbaiki nilai dari praktikum. Walaupun
bobot nilainya cuma 10%, paling tidak bisa
membantu kekurangan poin untuk dapat medali,
tambah Sonny yang tahun lalu belum berhasil
masuk ke tingkat nasional.
Yudistira Virgus, alumni TOFI tahun 2003 yang
dalam OSN kali ini menjadi salah satu tim juri yang
membuat soal, mengakui ia dan rekan-rekannya
menaikkan tingkat kualitas soal.
Soal memang kita buat sulit supaya mereka
terbiasa. Karena soal yang di tingkat Kabupaten
dan Provinsi lebih gampang. Soal-soal yang kita
buat ini adalah untuk melatih analisis, bukan
untuk menghafal rumus. Jadi kalau hanya untuk
menghafal rumus, pastinya nggak akan bisa
ngerjain soal ini, ujar Yudis yang bersama tim juri
lainnya ikut mengoreksi soal. n

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

95

Para
peserta
OSN bidang
kebumian
menjalani ujian
praktik.

96

Pengamatan langsung di alam


Selain menjalani tes teori, para
peserta OSN bidang kebumian juga
menjalani tes praktik berupa pengamatan
langsung terhadap alam. Pengamatan
yang diikuti 129 peserta ini berlangsung
O l i m p i a d e

S a i n s

Membina Siswa Ahli Mendeteksi Gejala Alam

OSN bidang kebumian akan melahirkan para ahli yang peka terhadap gejala alam di Indonesia yang rawan bencana alam.
di BMKG Dermaga, Bogor, dan Sungai Cileungsi,
Tajur, Bogor, pada hari Kamis, 6 Agustus 2009.
Pada tes kedua ini, materi yang diberikan
lebih variatif. Sekarang ada pengamatan langsung
mengenai meteorologi. Kalau tahun lalu, kan,
hanya geologi dan geofisika, kata Hendra
Amijaya.
Pada tes obervasi lapangan, peserta diminta
untuk melakukan analisa dan pengamatan
langsung tentang keadaan sekitarnya. Seperti
keadaan bebatuan dan mineral serta hubungannya
dengan kehidupan di sekelilingnya.
Para siswa melakukan aktivitas geosains yang
levelnya di atas tingkat pendidikan mereka di
SMA, ucapnya.
Dengan mengetahui kondisi alam atau
lingkungan sekitar, manusia dapat mengetahui
gejala-gejala alam yang terjadi pada lingkungan
tersebut, baik di masa lalu, sekarang, atau masa
datang. Sehingga peristiwa-peristiwa alam seperti
gunung meletus, gempa, badai, dan perubahan
iklim bisa diprediksi.

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Materi kebumian di sekolah perlu ditambah


Menurut Hendra Amijaya, meski materi
kebumian sangat penting untuk maslahat umat,
namun hingga saat ini materi tersebut belum
memperoleh perhatian yang baik di sekolah.
Karena itu, para peserta dalam OSN ini rata-rata
adalah mereka yang memiliki kemampuan lebih,
khususnya bidang kebumian.
Mereka tidak mendapatkan bimbingan secara
formal untuk bidang studi ini di sekolah. Nah, ini

Doc. Dir. P. SMA

Di r ek tor at P e m bi n a a n S M A

Doc. Dir. P. SMA

Bab V

i tengah iklim negara Indonesia


yang rawan bencana, kelahiran
para ahli kebumian sangat dibutuhkan.
Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang
kebumian adalah salah satu materi yang
sangat relevan melahirkan para ahli yang
peka terhadap gejala alam. Harapannya,
sebelum alam bergejolak, para ahli
sudah jauh-jauh hari memperingatkan
masyarakat, hingga mereka bisa terlebih
dahulu menyelamatkan diri.
OSN Kebumian ini sangat penting
untuk melahirkan ahli bumi, kata
Dr. Sungkowo Mudjiamano, Direktur
Pembinaan SMA.
Pendapat itu diamini Dr. Hendra
Amijaya, Ketua Tim Juri OSN bidang
kebumian. Menurutnya, dengan adanya
OSN bidang kebumian, ahli-ahli yang
peka terhadap gejolak alam akan makin
banyak dilahirkan.
Karena itu soal-soal yang diberikan
juga mengarah pada antisipasi gejala
alam, kata Hendra Amijaya.
Soal yang dimaksud Hendra, di
antaranya adalah melakukan pemetaan
geologi, lalu menjabarkannya. Selain
materi geologi, juga ada materi geofisika,
astronomi dasar, oseanografi, dan
meteorologi. Kebumian merupakan
kombinasi dari ilmu-ilmu tersebut,
jelasnya.

Semangat.
Mereka
mengerjakan
soal-soal OSN
dengan penuh
semangat.

bisa menjadi hambatan ke depan, keluh Hendra


Amijaya.
Selain itu, lanjutnya, ada kesenjangan antara
satu provinsi dengan provinsi lainnya. Tidak semua
provinsi bisa memberikan pelatihan kepada siswa
untuk mengamati secara langsung kejadian alam
karena fasilitas dan kondisi guru atau pembina
yang masih minim dalam bidang kebumian.
Hal ini pula yang menyebabkan wakil setiap
provinsi jumlahnya berbeda. Satu provinsi bisa
mengirim banyak, sementara propinsi lain hanya
bisa sedikit, ungkapnya.
Meski demikian, lanjut Hendra, ada hal
yang menggembirakan pada OSN ke-8 ini, yaitu
peningkatan jumlah peserta. Menurutnya,
peningkatan ini akan mempermudah penjaringan
siswa-siswi berpotensi dalam bidang kebumian.
Dengan demikian, semakin banyak pilihan
terhadap siswa berprestasi yang nantinya akan
disatukan dalam pelatihan, untuk berkompetisi
dalam lomba kebumian berskala internasional.
Salah satunya adalah International Science Award
Olympiad 2010, kata Hendra Amijaya. n

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

97

Bab V

Di r ek tor at P e m bi n a a n S M A

Tak Biasa Mencium Bau Kimia, Perut


Nurul Mual

Analisa dan Pemrograman Jadi


Materi OSN Bidang Komputer
OSN bidang komputer mengupayakan siswa andal dalam analisa dan pemrograman.

98

O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

Doc. Dir. P. SMA

Doc. Dir. P. SMA

omposisi soal Olimpiade Sains Nasional


(OSN) bidang komputer tahun ini masih
sama dengan dengan tahun lalu, yaitu analisa dan
pemrograman.
Pertama adalah soal-soal yang menuntut
kemampuan analitis, di mana siswa menganalisa
sebuah
masalah,
kemudian
menjabarkan
pemecahannya dengan tepat. Jumlah soal yang
harus diselesaikan pada materi pertama ini ada 60
buah, kata Ir. Suryana Setiawan, M.Sc., Ketua Tim
Juri bidang komputer/informatika.
Materi soal yang kedua adalah pemrograman.
Ada delapan masalah pemrograman yang harus
dipecahkan oleh peserta. Bobot nilai untuk masingmasing soal adalah 25. Bila siswa bisa mengerjakan
kedelapan materi ini, maka bobot nilainya 200.
Sedangkan materi analitis, total bobot nilainya
300.
Pada intinya, baik materi analitis maupun
pemrograman, keduanya memperlihatkan sejauh
mana siswa mampu memecahkan masalah, jelas
Suryana Setiawan.
Mengingat titik berat materi yang diberikan
adalah problem solving, para peserta OSN
seyogianya memiliki kemampuan analisis yang
baik. Karena untuk memecahkan sebuah persoalan
tak hanya dibutuhkan kecepatan namun juga
daya analisa yang tajam, agar bisa menghasilkan
keputusan yang akurat.
Dasarnya adalah matematika, jelas Suryana
Setiawan.

Doc. Dir. P. SMA

Doc. Dir. P. SMA

Karena
masih asing
terhadap zatzat kimia, Nurul
mengalami
mual-mual.

ebiasaan adalah salah satu faktor yang


bisa melahirkan sikap akrab. Namun
bila belum terbiasa terhadap sesuatu,
dapat dipastikan orang itu akan susah
beradaptasi. Hal ini seperti yang dialami
Nurul Mutia Baba, siswi kelas XI SMAN
1 Tobelo, Maluku Utara. Gara-gara tidak
pernah menjalani praktikum kimia yang
sarat bau menyengat, perut Nurul mualmual.
Tidak terbiasa dengan bau-bau kimia,
ujarnya, lemah.
Menurut Nurul, rasa mual dan ingin
muntah yang melandanya mulai ia rasakan
sejak awal memasuki ruang praktikum
pada kompetisi Olimpiade Sains Nasional
(OSN) bidang Kimia tingkat SMA di SMAN
70, Jakarta. Namun demikian, ia mencoba
untuk bertahan dan terus mengikuti
kompetisi.
Saat jeda waktu tes praktikum kimia
tiba, dan para peserta OSN keluar ruangan,
dengan langkah seribu Nurul langsung
keluar ruangan. Matanya sembab,
wajahnya kuyu, dan badannya lemah.
Melihat keadaan tersebut, panitia OSN
segera tanggap mendatangi Nurul dan
memberikan pertolongan pertama. Nurul
diperbolehkan istirahat sementara waktu
hingga ia siap mengikuti kompetisi.
Keadaan seperti yang dialami Nurul
barangkali bisa diminimalisasi bila para
peserta praktikum OSN bidang kimia diberi
masker penutup hidung dan mulut. n

S a i n s

N a s i o n a l

Standar materi
OSN bidang
komputer
tingkat SMA
menyamai
materi
perguruan
tinggi.

99

Bab V

Sambutan Hangat Untuk Peserta


OSN Bidang Matematika
Peserta OSN bidang Matematika mendapat sambutan hangat dari SMAN I Budi
Utomo.

O l i m p i a d e

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

Doc. Dir. P. SMA

Peluang menggeser superioritas kota-kota besar


Ditanya soal prediksi kandidat juara OSN bidang
komputer, Suryana Setiawan melihat provinsi
seperti DKI Jakarta, Banten, dan sebagaian besar
kota di Pulau Jawa masih merupakan kandidat
kuat juara.
Namun jangan anggap remeh wakil-wakil
dari kota kecil. Sekadar mengingatkan, tahun lalu
wakil dari Gorontalo tampil mengejutkan dengan
merebut perunggu. Sumatera juga termasuk yang
mengalami kemajuan, katanya.
Salah satu masalah yang dihadapi peserta
dari kota-kota kecil adalah sarana dan prasarana.
Berbeda dengan di kota-kota besar yang beberapa
sekolahnya sudah memiliki laboratorium sendiri.
Tapi intinya bukan berapa banyak komputer
yang dimiliki. Karena meski punya seratus
komputer, tapi tidak didukung oleh tenaga
pengajar yang benar-benar menguasai materi,
juga buat apa? lanjutnya.

S a i n s

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Doc. Dir. P. SMA

Pameran komputer
Seiring digelarnya OSN 2009 bidang komputer/
informatika, Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom)
Universitas Indonesia juga menyelenggarakan
pameran dan presentasi komputer. Pada pameran
ini peserta OSN, pendukung, bahkan pengunjung
umum bisa melihat sejumlah produk hasil tugas
akhir (skripsi) mahasiswa Fasilkom. Semua produk
tersebut berbasis komputer. Lewat pameran
ini diharapkan minat siswa pada bidang studi
komputer/informatika semakin tumbuh.
Mereka yang terpilih dalam OSN biasanya
siswa yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata.
Meski demikian, dasarnya adalah matematika. Jadi,
mereka yang punya minat besar pada matematika
Semangat dari Gorontalo
semestinya juga bisa seperti anak-anak peserta
Sementara itu di tempat terpisah, Alfat OSN, kata Suryana Setiawan. n

agi hari pukul 07.00 WIB, 5 Agustus


2009, segenap siswa dan para
guru SMAN 1 Budi Utomo, Jakarta,
telah siap menyambut kedatangan
para duta Olimpiade Sains Nasional
(OSN) 2009. Di sekolah inilah, selama
dua hari, 5 dan 6 Agustus 2009, akan
dilaksanakan kompetisi bidang ilmu
matematika. Kedatangan mereka
disambut gembira oleh sejumlah
guru dan para siswa SMAN 1 Budi
Utomo Jakarta.
Beberapa
acara
sengaja
disuguhkan untuk menyambut
mereka, seperti marawis, paduan
suara dari Swansa (Swara Satu),
dan tarian tradisional Betawi dari Tradasa (Tarian
Tradisional Satu). Turut menyambut pula tim
Paskibra SMAN 1 Budi Utomo Jakarta, tim Pramuka
dan PMR, dua pasang remaja dari ajang pemilihan
Remaja Ceria, lima pasang Abang dan None Jakarta
2009, dan lima pasang guru berpenampilan resmi.
Kepala Sekolah SMAN 1 Budi Utomo, Drs. Muh.
Agus Salihin, menyambut gembira kedatangan
para peserta. Rangkaian acara dan suasana,
yang sudah dipersiapkan dengan matang,
berjalan dengan baik sehingga membuat para
duta olimpiade sains merasa terhibur dan santai
sebelum menjalani ketatnya kompetisi.
Dalam OSN matematika kali ini, terdapat 18 poin
petunjuk umum bagi peserta dalam mengerjakan

Dengan
penuh kehatihatian mereka
mengerjakan
materi
analisa dan
pemrograman.

100

Di r ek tor at P e m bi n a a n S M A

Saputra Harun, siswa MAN


Insan
Cendikia,
Gorontalo,
mengatakan bahwa bobot soal
yang diberikan pada OSN tahun
ini lebih mudah daripada tahun
sebelumnya.
Aku rasa soal-soalnya relatif
lebih mudah. Tahun lalu, dari
empat soal aku bisa menjawab
tiga. Sedangkan sekarang, dari
lima soal aku bisa menyelesaikan
semuanya, katanya, bangga.
Karena
merasa
bisa
mengerjakan soal OSN bidang
komputer dengan mudah, Alfat
berharap bisa meningkatkan
prestasi tahun lalu. Aku berharap
prestasi tahun ini bisa lebih baik. Bila tahun lalu
saya berhasil menyabet medali perunggu, semoga
tahun ini prestasi saya bisa lebih baik lagi. Minimal
sekarang peraklah, harapnya.

soal. Delapan belas petunjuk itu sudah mengacu


pada aturan internasional. Sedangkan materi
soal yang diberikan terdiri dari empat materi,
yaitu teori bilangan, aljabar, geometri, dan
kombinatorik. Adapun soal-soal tersebut sangat
dijaga kerahasiaannya. Bukan tak mungkin dari
empat materi itu akan diselesaikan siswa dengan
cara yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya.
Hal ini bukanlah masalah, asalkan alur jawaban
terangkai dengan jelas, benar, dan tepat.
Pada kompetisi matematika tingkat nasional
ini, SMAN 1 Budi Utomo Jakarta telah menyediakan
enam ruang untuk kompetisi. Masing-masing
ruang diisi oleh 20 peserta dan satu ruang lainnya
diisi 13 peserta. Tiap ruang diisi oleh dua guru
sebagai pengawas.
S a i n s

N a s i o n a l

Senang dan
tenang. Peserta
OSN bidang
matematika
merasa
senang dan
tenang selama
mengerjakan
soa-soal
OSN karena
sambutan
hangat yang
mereka terima.

101

Bab V

102

O l i m p i a d e

S a i n s

Di r ek tor at P e m bi n a a n S M A

OSN Ekono mi Terapkan Kompetisi Via Email


Sesuai prinsip ekonomi, efektif dan

efisien, maka pola ujian OSN bidang ekonomi tahun ini menggunakan email.

odel
kompetisi
bidang
ekonomi dalam Olimpiade
Sains Nasional (OSN) tingkat SMA/
MA tahun ini berbeda dengan
tahun sebelumnya. Bila tahun
sebelumnya tema-tema makalah
yang harus dikerjakan seluruh
peserta OSN bidang ekonomi
diberitahukan
dengan
cara
konvensional, maka pada tahun ini
menggunakan email.
Agar lebih cepat dan hasilnya
bisa segera diketahui dewan juri,
kata Dr. Dumairy, MA, salah satu
dewan juri OSN bidang ekonomi.
Kompetisi OSN bidang ekonomi
berlangsung di Sekolah Tinggi
Ekonomi Keuangan dan Perbankan
Indonesia (STEKPI), Pasar Minggu,
Jakarta Selatan. Pada hari pertama
kompetisi, peserta dipersilakan
memilih salah satu tema dari 15
tema yang telah ditetapkan dewan
juri. Ke lima belas tema yang berkaitan dengan
bank sentral dan pasar modal itu dikirim online
ke alamat email masing-masing peserta. Setelah
masing-masing peserta menetapkan salah satu
tema, mereka dipersilakan mengeksplorasi tema
tersebut dalam bentuk makalah berjumlah 8-20
halaman, dengan ukuran kertas kwarto.
Untuk mengerjakan tugas makalah itu, masingmasing peserta disediakan satu unit komputer
yang sudah terhubung dengan internet. Waktu
yang diberikan hanya 180 menit. Selanjutnya,

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Doc. Dir. P. SMA

Peserta terlihat tekun dan serius menghadapi


lembar-lembar soal yang ada di hadapannya.
Suasana ruang yang tenang dan sejuk membuat
konsentrasi mereka tidak terganggu. Pada hari
pertama kompetisi, bidang ilmu matematika
diikuti oleh 113 siswa. Semuanya dapat mengerjakan soal-soal dengan baik.
Tes matematika pada hari pertama ini ada
empat soal. Hari kedua juga empat soal. Bobot
penilaiannya tujuh. Dari semua soal, total
skornya 56. Tipe soal masih sama, namun tiap
soal kesulitannya meningkat.
Setiap tahun tingkat kesulitan itu kita
naikkan sedikit demi sedikit hingga mendekati
standar internasional. Memang untuk menaikkan
tidak secara langsung. Nanti pada saat pelatihan
baru dinaikkan. Yang menggembirakan, ada
peserta yang memperoleh nilai ujian perfect. Ia
memperoleh nilai 100%, kata Dr. Herry Susanto,
dosen matematika Universitas Negeri Malang
(UNM).
Meski demikian, lanjut Herry, juga terdapat
anak yang tidak memperoleh skor sama sekali.
Namun yang pasti, semuanya berjalan lancar,
lanjut Herry Susanto
Pada OSN bidang matematika kali ini, terdapat
juri dari UI dan UNM.
Sementara itu, dalam OSN bidang kebumian
yang juga digelar di sekolah ini, terdapat seorang
siswa yang menderita sakit maag hingga harus
mendapatkan perawatan dari tim medis. Ia
adalah Linda Magdalena, dari Kalimantan
Selatan. Atas kebijakan para juri dan dokter
yang memeriksanya, Linda dibolehkan mengikuti
kompetisi di ruang perawatan khusus dan
mendapat perlakuan yang sama dengan para
peserta lainnya. n

mereka diberi waktu 60 menit untuk menuangkan


isi makalah dalam bentuk power point sebanyak
3-10 halaman. Setelah itu,
makalah dan tampilan
power point dikirimkan ke
alamat email dewan juri.
Menurut
Arief
Syahbudi, peserta OSN
bidang ekonomi dari Jawa
Tengah, sistem email dalam
kompetisi OSN bidang

ekonomi tahun ini membuatnya agak gugup,


walaupun ia sering mengirim email.
Sistem ini baru digunakan tahun ini, jadi
agak gugup saja. Tapi tugas makalah dapat saya
selesaikan dengan baik, kata Arif Syahbudi. Saat
itu, Arif memilih tema Peran Bank Sentral dalam
Menjaga Kestabilan Rupiah.
Sebenarnya banyak tema yang menarik untuk
dijadikan makalah, tapi saya lebih memilih yang
saya anggap paling saya kuasai, tuturnya. n

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

Para peserta
OSN bidang
ekonomi
mengerjakan
soal-soal OSN
via email.

Arief Syahbudi,
peserta
OSN bidang
ekonomi.

103

Bab V

Peserta OSN Bidang Ekonomi


Berkunjung ke Bank Indonesia

Di r ek tor at P e m bi n a a n S M A

Doc. Dir. P. SMA

Agar tak jadi ilmuwan di menara gading, para peserta OSN bidang ekonomi diajak
berkunjung ke Bank Indonesia, melihat praktik perputaran uang secara langsung.

Para
peserta
OSN bidang
ekonomi
menyimak
penjelasan
pegawai Bank
Indonesia.

104

erhelatan akbar Olimpiade Sains Nasional menyenangkan dan menambah wawasan,


(OSN) 2009 kali ini tidak hanya diisi dengan terutama yang berhubungan dengan bidang yang
kompetisi yang memeras otak. Para peserta tengah menjadi konsentrasi mereka dalam OSN.
OSN juga diajak mengikuti kegiatan yang
Salah satu kegiatan tersebut adalah kunjungan

ke Bank Indonesia bagi para peserta OSN


bidang ekonomi tingkat SMA. Kunjungan ini bisa
mengurangi tingkat stres para peserta OSN bidang
ekonomi. Mereka pun memperoleh pengetahuan
tentang bank sentral.
Supaya mereka tak jadi ilmuwan di menara
gading, katanya.
Kunjungan tersebut diterima oleh Bambang
Suroso, Staf Humas Bank Indonesia, di Ruang
Sidang Direktorat Akunting dan Sistem
Pembayaran Bank Indonesia.
Kami sangat apresiatif atas kunjungan peserta
OSN bidang ekonomi tingkat SMA ini, karena
mereka adalah siswa-siswi terbaik di seluruh
Indonesia, kata Bambang Suroso.
Pertemuan itu diawali dengan penjelasan
tentang fungsi dan produk Bank Indonesia.

O l i m p i a d e

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Kemudian mereka diajak melihat proses


penyortiran cek, kliring, dan warkat. Mendengar
penjelasan tersebut, anak-anak berotak brilian
ini tidak hanya menjadi pendengar setia. Mereka
pun dapat mengajukan pelbagai pertanyaan kritis
kepada pihak Bank Indonesia.
Setelah mendengar penjelasan yang cukup
rigid dari pihak Bank Indonesia, raut muka para
peserta OSN ini menjadi sumringah karena kagum
melihat begitu banyak cek yang masuk di ruang
penyortiran cek yang beredar di DKI Jakarta.
Kurang lebih tiga jam para peserta OSN bidang
ekonomi mengeksplorasi informasi seputar Bank
Indonesia. Kunjungan ini sangat bermanfaat bagi
peserta karena dalam materi yang diujikan nanti,
terdapat pembuatan makalah yang berkaitan
dengan bank sentral. n
S a i n s

N a s i o n a l

Kunjungan
peserta
OSN bidang
ekonomi ke
Bank Indonesia
menambah
wawasan
mereka
dalam bidang
ekonomi.

105

Bab V

Di r ek tor at P e m bi n a a n S M A

Bank Sentral dan Pasar Mo dal Jadi Tema OSN Ekonomi


Temanya tentang dua lembaga yang menstabilkan kondisi keuangan negara.

ema yang diambil untuk Olimpiade Sains


Nasional (OSN) bidang ekonomi kali ini adalah
pasar modal dan bank sentral. Menurut para juri,
tema ini berkaitan dengan dua lembaga yang
masih terbatas dikenal masyarakat, yaitu Bank
Indonesia (BI) dan Bursa Efek Indonesia (BEI).
Padahal, peran kedua lembaga ini sangat vital bagi
kestabilan ekonomi negara.
Kami juga mau masyarakat mengenal

lembaga-lembaga yang peranannya penting bagi


stabilitas ekonomi negara, kata Dr. Dumairy, MA.
anggota dewan juri OSN bidang ekonomi.
Baik BI maupun BEI, selama ini telah menjadi
mitra dalam penyelenggaraan OSN bidang
ekonomi. Mereka mengirimkan stafnya sebagai
juri untuk membantu panitia OSN dari Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah (Ditjen Mandikdasmen). Sehingga

106

Doc. Dir. P. SMA

Para
peserta
OSN bidang
ekonomi
mendapat
penjelasan
materi yang
akan mereka
kerjakan.

penilaian OSN dapat dilihat dari sisi praktisnya.


Tema Bank Sentral dan Pasar Modal sendiri
sebenarnya sudah pernah dipakai dalam OSN
sebelumnya. Hanya saja juri membuat pilihan
judul-judul yang berbeda dan bervariasi pada OSN
tahun ini.
Soal-soal seluruhnya dibuat oleh dewan
juri yang berlatar belakang pengajar. Soal yang
dibuat menyesuaikan kurikulum ekonomi SMA.
Perbedaan soal-soal di tingkat
Kabupaten/Kota, Provinsi, dan
Nasional pun harus disesuaikan
tingkat kesulitannya, lanjut
Dumairy.
Agar mengenal lebih dekat
lembaga yang menyokong
urat nadi kestabilan ekonomi
negara, para peserta OSN
bidang ekonomi juga diajak
berkunjung ke BI, PT. Peruri,
dan BEI.
Kasihan jauh-jauh ke
Jakarta hanya tes terusmenerus. Maka kita buat
hiburan yang bermutu seperti
study tour ke BI, PT. Peruri,
dan BEI, supaya mereka tidak
terlalu stres, jelas Dumairy
yang masih tercatat sebagai
staf pengajar Universitas
Gadjah Mada.
OSN tahun lalu dan
sekarang tidak jauh berbeda.
Hanya tes pilihan ganda

O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

dan
uraian
dikerjakan
menggunakan
komputer
yang tersambung dengan
internet, dan tes berupa
permainan ditambah satu
permainan lagi.
Kami
akan
mengusahakan
OSN
semakin lama semakin baik
kualitasnya, kata Dumairy.
Dumairy
menambahkan,
peningkatan
OSN dari tahun ke tahun dapat diukur dengan
beberapa elemen. Pertama, perolehan skor/nilai
menunjukkan kenaikan atau penurunan.
Kedua, komposisi jumlah peserta antarprovinsi.
Apabila jumlah peserta masih didominasi oleh
Pulau Jawa, maka ini menandakan perlu upaya
pemerataan pendidikan yang lebih maksimal lagi.
Tahun ini, dari 110 peserta bidang ekonomi masih
didominasi Pulau Jawa, setelah mereka melewati
passing grade yang ditentukan oleh dewan juri.
Ketiga, apabila jumlah peserta yang ikut
seleksi di tingkat Kabupaten/Kota peminatnya
makin bertambah, ini menandakan ada keinginan
kuat dari tiap sekolah untuk meningkatkan mutu
dan memberikan pelajaran yang baik pada anak
didiknya untuk bersaing menuju OSN.
Setelah OSN ini, semoga guru-guru pembina
lebih keras dalam mendidik siswa-siswinya di
daerah masing-masing, dan bagi peserta dapat
memberikan semangat kepada adik-adik kelasnya
untuk ikut berkompetisi tahun depan, harap
Dumairy. n

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

Dr. Dumairy,
MA. anggota
dewan juri
OSN bidang
ekonomi.

107

Bab V

Game Invantion Tumbuhkan Jiwa


Wirausaha
Rangkaian kegiatan OSN tak selamanya identik dengan keseriusan. Ada juga
permainan berkualitas yang memotivasi siswa menjadi wirausahawan andal.

Game
Invantion
membuat
Para peserta
OSN bidang
ekonomi
gembira.

alah satu rangkaian kegiatan Olimpiade SAins


NAsional (OSN) bidang ekonomi tingkat
SMA/MA adalah permainanan yang diberi nama
Invantion. Permainan yang diikuti semua peserta
di Aula Sekolah Tinggi Ekonomi Keuangan dan
Perbankan Indonesia (STEKPI), Kalibata, Jakarta
Selatan, ini bertujuan menumbuhkan semangat
kewirausahaan. Bentuk permainan Invantion
sendiri adalah menemukan ide baru dari barangbarang bekas.
Peserta dapat membuat karya yang kadangkadang cukup spektakuler dari barang-barang
bekas. Kalau bangsa kita pandai membuat inovasi
seperti itu, akan tercipta lapangan pekerjaan
yang banyak di masyarakat. Minimal dia dapat
menciptakan pekerjaan untuk dirinya sendiri,
kata Wiji Purwanta, dewan juri bidang ekonomi
tingkat SMA/MA.
Ia menjelaskan, tujuan permainan ini adalah
untuk mendidik anak menjadi entrepreneur karena
berkaitan dengan salah satu Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) materi kewirausahaan.

108

O l i m p i a d e

S a i n s

Aturan permainan ini, pertama, semua peserta


dikumpulkan bersama dan masing-masing diberi
kertas yang bertuliskan nama kelompok yang
harus dicari, sementara mata ditutup dengan kain.
Juri menilai dari kecepatan peserta menemukan
kelompok yang berarti mereka mempunyai feeling
yang bagus untuk mendapatkan peluang.
Kedua,
masing-masing
peserta
harus
mengeluarkan idenya untuk membuat produk
dengan bahan-bahan yang telah disediakan
panitia. Yang mendapatkan nilai tambah adalah
ide yang disepakati oleh kelompok lain untuk
dijadikan produk bersama.
Berarti produknya dapat diterima masyarakat, kata Wiji Purwanta.
Ketiga, produk tersebut dipasarkan dan dibeli
oleh peserta lain menggunakan uang-uangan yang
disediakan panitia. Produk yang memiliki omset
penjualan tertinggi akan mendapatkan poin.
Wiji Purwanta berharap dengan model kompetisi permainan ini siswa-siswi OSNbidang ekonomi
punya motivasi menjadi wirausahawan. n

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Di r ek tor at P e m bi n a a n S M A

Penghargaan Bagi Juara OSN

limpiade Sains Nasional ke-8 telah berakhir.


Ada kemenangan, ada kekalahan. Kekalahan
adalah kemenangan yang tertunda, kata Dr.
Sungkowo Mudjiamano, Direktur Pembinaan SMA.
Semoga mereka makin bersemangat belajar dan
pada OSN ke sembilan nanti bisa memperbaiki
prestasinya.
Bagaimana dengan yang menang? Berikut
petikan
wawancara
dengan
Sungkowo
Mudjiamano:
Penghargaan apa yang diberikan kepada juara
OSN?
Di samping dapat piala dan medali, mereka
juga mendapat uang tunai. Tapi menurut saya,
sebenarnya bukan itu yang utama, namun lebih
pada bentuk penghargaan akademik, dan kita
sudah menjalin kerjasama yang baik dengan
beberapa perguruan tinggi terkemuka di Indonesia,
seperti UI, Unibraw, UGM, dan ITB. Mereka siap
menerima para juara tanpa tes.
Selain itu, bagi para peraih medali emas,

perak, dan perunggu, mereka akan kita bina


secara nasional untuk mengikuti olimpiade tingkat
internasional, seperti International Mathematical
Olympiad, IMO), International Physics Olympiad,
International Chemistry Olympiad, dan International
Biology Olympiad.
Dalam pembinaan itu, selain diberikan soal-soal
yang lebih sulit (standar olimpiade internasional),
mereka juga diberi wawasan yang lebih seperti
bagaimana cara belajar, cara mengerjakan soal,
dan strategi menghadapi soal. Ada beberapa
lokasi yang dijadikan pusat pembinaan, seperti
matematika di Malang (Unibraw), kimia di Bandung
(ITB) atau di UI, dan komputer di Yogyakarta.
Pada pembinaan tersebut juga ditanamkan
pendidikan budi pekerti, agar kecerdasan yang
mereka miliki seimbang, baik dari sisi intelektual,
emosional, maupun spiritualnya. Ini sudah dimulai
sejak tahun 2003 ketika kita mulai menyadari

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

Dr. Sungkowo
Mudjiamano,
Direktur
Pembinaan
SMA.

Senyum
mengembang
di wajah para
pemenang OSN
2009.

109

Bab V

Di r ek tor at P e m bi n a a n S M A

Tak
hanya medali
yang mereka
dapatkan, tapi
juga beasiswa
akademik.

adanya fenomena beberapa anak pintar yang


memiliki perilaku seperti robot.
Apa yang diharapkan perguruan tinggi dari
para juara OSN?
Pertama, mereka ingin merekrut yang the
best, dan akan menempatkannya pada fakultas
yang sesuai dengan keahlian anak tersebut.
Harapannya, mereka bisa melahirkan ilmuwan
yang luar biasa, dan siapa tahu akan mendapatkan
nobel. Kedua, keberadaan ilmuwan yang hebathebat itu akan menjadi kontribusi yang signifikan
bagi kemajuan Indonesia. Dengan adanya orangorang pintar yang memiliki wawasan kebangsaan
yang tinggi, kita bisa jadi negara hebat. Ketiga,
untuk mengharumkan almamater mereka. Artinya
melalui anak-anak hebat ini, mereka bisa go
international.
Di antara mereka banyak yang diincar
perguruan tinggi luar negeri?

110

O l i m p i a d e

S a i n s

Ya, anak-anak kita yang menjadi juara dalam


OSN atau yang sudah masuk tim nasional, sudah
menjadi incaran lembaga-lembaga pendidikan luar
negeri. Mereka ditawari beasiswa dan sekolah di
negara tersebut.
Tapi kita juga memberikan beasiswa kepada
mereka. Apalagi bagi peraih medali di tingkat
internasional seperti IMO, IPhO, IChO, dan IBO,
kita memberikan beasiswa kepada mereka untuk
meneruskan studi, di dalam dan luar negeri.
Perlukah wadah berbetuk lembaga riset,
misalnya, bagi para juara olimpiade tingkat
nasional maupun internasional?
Ya. Ke depan, kita mesti ada wadah yang bisa
menjadikan mereka senang di Indonesia seperti
lembaga riset. Semoga ke depan Indonesia makin
kuat anggaran pendidikannya dan juga strategi
pemberdayaan anak-anak bangsa, untuk kemajuan
bangsa dan negara Indonesia. n

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

111

Bab V

112

O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Di r ek tor at P e m bi n a a n S M A

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

113

Bab V

114

O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Di r ek tor at P e m bi n a a n S M A

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

115

Bab V

116

O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Di r ek tor at P e m bi n a a n S M A

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

117

Bab V

Di r ek tor at P e m bi n a a n S M A

DAFTAR
PEROLEHAN
MEDALI
DAFTAR
PERAIH MEDALI
OLIMPIADE
SAINS
NASIONAL
TINGKAT
SMA/MA
TAHUN
2009
OLIMPIADE SAINS NASIONAL TINGKAT
SMA TAHUN
2009
BIDANG:
FISIKA
BIDANG:
No

118

O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Nama

Sekolah

Provinsi

Nilai

Ket.

Raditya Weda Bomantara

SMAN 1

D.I. Yogyakarta

84.27

Emas

Ahmad Ataka Awwalur R

D.I. Yogyakarta

80.10

Emas

Theo Arianto

Banten

77.65

Emas

Kevin Soedyatmiko

SMAN 3
SMAK Penabur Gading
Serpong
SMAN 12

DKI Jakarta

77.57

Emas

Kamal Habibi Bagar

SMAN 5

Jawa Timur

75.83

Emas

Gama Wibawa Lieputra

SMAK 3 BPK Penabur

DKI Jakarta

74.97

Perak

Tika Vandasari P.P

SMAN 2

D.I. Yogyakarta

74.90

Perak

Wiharsa Pragitatama

SMAN 1

D.I. Yogyakarta

72.57

Perak

I Wayan Gede Tanjung K

SMAN 4 Denpasar

Bali

69.75

Perak

10

Christian George Emor

SMA Lokon ST. Nikolaus

Sulawesi Utara

67.28

Perak

11

Tito Adibaskoro

SMAN 8

DKI Jakarta

64.92

Perak

12

Ryan Sentosa

SMAK 1 BPK Penabur

DKI Jakarta

63.95

Perak

13

Bryan Pandu Permana

Jawa Tengah

62.12

Perak

14

Erwin Wibowo

Banten

61.17

Perak

15

C Wahyunus Pangestu

DKI Jakarta

61.10

Perak

16

Ulin Nuha Abdul Qohar

Jawa Timur

60.87

Perunggu

17

Evan Laksono

SMAN Sragen BB School


SMAK Penabur Gading
Serpong
SMAK 1 BPK Penabur
SMA Darul Ulum 2
Peterongan
SMA IPEKA Tomang

DKI Jakarta

59.50

Perunggu

18

Abdul Majid

SMAN 1 Way Jepara

Lampung

58.63

Perunggu

19

I Gede Arjana

Bali

58.33

Perunggu

20

Kevin Ardian Fauzie

Riau

58.03

Perunggu

21

Farhan Nur Kholid

SMAN 1 Seririt
SMA Santa Maria
Pekanbaru
SMAN Sragen BB School

Jawa Tengah

56.70

Perunggu

22

Patricia Adriana Suriana

SMAK 3 BPK Penabur

DKI Jakarta

56.68

Perunggu

23

Saiful Arifin. W.W

SMA Taruna Nusantara

Jawa Tengah

56.55

Perunggu

24

Eric Gibson S. Rumainum

SMAN 3 Jayapura

Papua

56.03

Perunggu

25

Allan Aditya

SMA Muhammadiyah 2

D.I. Yogyakarta

55.18

Perunggu

26

Anas Maulidi Utama

SMAN 5 Surabaya

Jawa Timur

54.92

Perunggu

27

Muhammad Al Atiqi

SMAN 8

DKI Jakarta

54.55

Perunggu

28

Rendra Laksmana

SMAN 1 Way Jepara

Lampung

51.25

Perunggu

29

Imam Agung Raharja

SMA Pribadi Depok

Jawa Barat

50.75

Perunggu

30

Ganang Kusuma Ahimsa

SMAN 1 Sooko Mojokerto

Jawa Timur

50.35

Perunggu

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

119

No

120

Bab V

Di r ek tor at P e m bi n a a n S M A

DAFTAR
PEROLEHAN
MEDALI
DAFTAR
PERAIH MEDALI
OLIMPIADE
SAINS
NASIONAL
TINGKAT
SMA/MA
TAHUN2009
2009
OLIMPIADE SAINS NASIONAL TINGKAT
SMA TAHUN
BIDANG:
MATEMATIKA
BIDANG: MATEMATIKA

DAFTAR
PEROLEHAN
MEDALI
DAFTAR
PERAIH MEDALI
OLIMPIADE
SAINS
NASIONAL
TINGKAT
SMA/MA
TAHUN2009
2009
OLIMPIADE SAINS NASIONAL TINGKAT
SMA TAHUN
BIDANG:
BIOLOGI
BIDANG: BIOLOGI

Nama

Sekolah

Provinsi

Nilai

Ket.

Johan Gunardi

SMAK 5 BPK Penabur

DKI Jakarta

56.00

Emas

Raymond Tanadi

SMAK 1 BPK Penabur

DKI Jakarta

41.00

Emas

Sucitro Dwijayana S

SMAK 5 BPK Penabur

DKI Jakarta

39.00

Emas

Jennifer Santoso

SMAK Penabur Gading Serpong

Banten

38.00

No

Nama

Sekolah

Provinsi

Nilai

Ket.

Danang Crysnanto

SMAN 1 Wonogiri

Jawa Tengah

163.23

Emas

Irfan Haris

SMAN 1 Pringsewu

Lampung

154.04

Emas

Emas

Harun Reza Sugito

SMAK 1 BPK Penabur

DKI Jakarta

124.77

Emas

Rhama Patria Bharata

SMAN 1

D.I. Yogyakarta

122.75

Emas

Rahmad AZ Haris

SMAN Plus

Riau

38.00

Emas

Ahmad Zaky

SMAN 8

DKI Jakarta

35.00

Perak

Nurvirta Monarizqa

SMAN 1

D.I. Yogyakarta

34.00

Perak

Theo Ariandi

SMAK Penabur Gading Serpong

Banten

33.00

Perak

Archie Pusaka

SMA Ora Et Labora

Banten

31.00

10

Dhani Pannacasey

SMA Kolese Kanisius

DKI Jakarta

11

Jeremiah Riker Gunawan

SMAK Penabur Gading Serpong

Banten

12

Hendika Fatkhi Nurhuda

SMAN 3 Surakarta

13

Muhammad Furqan Habibi

14

Annisa Dewi Utami R

SMAN 78

DKI Jakarta

122.34

Emas

Iqbal Imanuddin

SMAN 3 Bandung

Jawa Barat

120.17

Perak

Perak

Marsha Christanvia

SMAK 1 BPK Penabur

DKI Jakarta

119.40

Perak

31.00

Perak

Sabrina Gita A

SMAN 3 Semarang

Jawa Tengah

118.79

Perak

30.00

Perak

Thoriq Salafi

MAN Insan Cendekia Serpong

Banten

113.35

Perak

Jawa Tengah

27.00

Perak

SMA Pribadi Depok

Jawa Barat

26.00

Perak

10

Michelle

SMAK IPEKA International

DKI Jakarta

112.39

Perak

Taufiq Akbari Utomo

SMA Pribadi Bandung

Jawa Barat

26.00

Perak

11

Yun Istatik

SMAN 28

DKI Jakarta

110.71

Perak

15

Stefanus

SMAK 1 BPK Penabur

DKI Jakarta

25.00

Perak

12

Imaddudin A Burhan

SMAN 3 Bogor

Jawa Barat

109.13

Perak

16

Toni

SMA Semesta Semarang

Jawa Tengah

23.00

Perunggu

13

Regina Ciputra

SMAK St. Louis 1 Surabaya

Jawa Timur

109.11

Perak

17

Gabriela Kasih Mawarni

SMAN 1

D.I. Yogyakarta

23.00

Perunggu

18

Damian M.M

SMA Islam Al Azhar 1

DKI Jakarta

23.00

Perunggu

14

Damar P Susilaradeya

SMAK Penabur Gading Serpong

Banten

108.15

Perak

15

Hengki

SMAN 3

Jambi

107.69

Perak

16

I Gusti Ari Keresna


Narayana

SMAN 4 Denpasar

Bali

105.982

Perunggu

19

Ahmad Farid 'Azmy

MAN Negara

Bali

22.00

Perunggu

20

Dian Sito Rukmi

SMA Semesta Semarang

Jawa Tengah

21.00

Perunggu

21

Muhammad Agil Salean

MAN Insan Cendikia Serpong

Banten

21.00

Perunggu

22

Grandy Paramananda P

SMAN 8

DKI Jakarta

21.00

Perunggu

17

Matin Nuhamunanda

SMAN 1

D.I. Yogyakarta

105.583

Perunggu

23

Solikin

SMAN 1 Sampang

Jawa Timur

20.00

Perunggu

18

Affina Musliha

MAN Insan Cendekia Serpong

Banten

103.863

Perunggu

24

Clarissa Cyrilla Prawoto

SMA Regina Pacis

Jawa Tengah

19.00

Perunggu

19

Ahmad Sukron

SMAN 1 Batang

Jawa Tengah

103.690

Perunggu

25

Hiroto

SMA Sutomo 1 Medan

Sumatera Utara

19.00

Perunggu

26

Muhammad Royyan

SMAN Sragen BB School

Jawa Tengah

19.00

Perunggu

20

Ridho Assidicky

SMAN Sragen BB School

Jawa Tengah

103.290

Perunggu

27

Ilyas Al Faruq

SMA Semesta Semarang

Jawa Tengah

19.00

Perunggu

21

Abdullah Syafiq Edyanto

SMAN 1

D.I. Yogyakarta

101.912

Perunggu

28

Tomi Kurniawan

SMAN 2 Purwokerto

Jawa Tengah

18.00

Perunggu

22

Guntur Marganing Adi. N

SMAN 1 Surakarta

Jawa Tengah

101.893

Perunggu

Ni Luh Putu Nurindah

SMAN 4 Denpasar

Bali

101.393

Perunggu

29

Oki Novendra

SMAN 1 Bogor

Jawa Barat

18.00

Perunggu

23

30

Michael

SMA Sutomo 1 Medan

Sumatera Utara

18.00

Perunggu

24

Taufik Hidayat Abdullah

SMAN 28

DKI Jakarta

101.049

Perunggu

25

Rudi Nirwantono

SMAN 1 Purwokerto

Jawa Tengah

100.758

Perunggu

O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

121

Bab V

No

Nama

Sekolah

Hasna Fadlilatul Bidayah

SMAN

Riedha Melinda

SMAN

Mihael Austin Pradipta

Di r ek tor at P e m bi n a a n S M A

Provinsi

Semarang

SMAK St

Louis

Surabaya

Nilai

Ket

No

Nama

Jawa Tengah

Perunggu

18

Lukman Hakim

SMAN 1 Depok

DKI Jakarta

Perunggu

19

Agung Hartoko

SMA Taruna Nusantara

Jawa Timur

Perunggu

20

Febri Irianto K. Rumere

Provinsi

Nilai

Ket.

Jawa Barat

69.85

Perunggu

Jawa Tengah

69.76

Perunggu

SMAN 1 Biak Kota

Papua

69.53

Perunggu

Kabul Dasa Riyatmaja

SMA Semesta Semarang

Jawa Tengah

Perunggu

21

Fidel Chandra

SMA Sutomo 1 Medan

Sumatera Utara

69.50

Perunggu

Husni Muarif

SMA Taruna Nusantara

Jawa Tengah

Perunggu

22

Theresia Rini Krisniati

SMAN 8

D.I. Yogyakarta

69.17

Perunggu

23

Bijak Riyandi Ahadito

SMAN 2 Sekayu

Sumatera Selatan

68.30

Perunggu

24

Zulkarnaen P

MAN Insan Cendekia Gorontalo

Gorontalo

67.41

Perunggu

25

Kiki Mulyadi

SMAN 1 Tarogong Kidul

Jawa Barat

67.24

Perunggu

26

Putu Wisnu A. Wardana

SMAN 4 Denpasar

Bali

65.78

Perunggu

27

Rahganda

SMA Pribadi Depok

Jawa Barat

65.30

Perunggu

28

Rendy

SMAK 4 BPK Penabur

DKI Jakarta

64.85

Perunggu

29

Martha Gamal

SMA Xaverius 1

Jambi

64.33

Perunggu

30

Daniel Wijaya

SMA Methodist 2 Medan

Sumatera Utara

63.50

Perunggu

31

Bagus Dwi Putra P.

SMAN 1 Pekanbaru

Riau

63.38

Perunggu

DAFTAR
PEROLEHAN
MEDALI
DAFTAR
PERAIH MEDALI
OLIMPIADE
SAINS
NASIONAL
TINGKAT
SMA/MA
TAHUN 2009
OLIMPIADE SAINS NASIONAL TINGKAT
SMA TAHUN
BIDANG:
KIMIA
BIDANG
No

Nama

Sekolah

Manoel Y Manuputty

SMAK Penabur Gading Serpong

Provinsi
Banten

Nilai

Ket
Emas

Kevin Timothy Idianto

SMAK

BPK Penabur

DKI Jakarta

Emas

Stephen Haniel Yuwono

SMAN

Purwokerto

Jawa Tengah

Emas

Jefri

SMA Methodist

Sumatera Utara

Emas

Ansori Muchtar

SMAN

Metro

Lampung

Emas

Alimantun Nashira

SMAN

D I

Emas

Chandra Gunawan

SMAK Petra

Kelvin Timotius

Medan

Jogyakarta
Sidoarjo

Yogyakarta

DAFTAR
PEROLEHAN
MEDALI
DAFTAR
PERAIH MEDALI
OLIMPIADE
SAINS
NASIONAL
TINGKAT
SMA/MA
TAHUN2009
2009
OLIMPIADE SAINS NASIONAL TINGKAT
SMA TAHUN
BIDANG:
ASTRONOMI
BIDANG: ASTRONOMI

Jawa Timur

Perak

SMAK Penabur Gading Serpong

Banten

Perak

Andhika Tangguh
Pradana

SMA Kharisma Bangsa

Banten

Perak

Adicitra Sima

SMAK 1 BPK Penabur

DKI Jakarta

96.10

Emas

Prasetya Utama

SMAN

Pati

Jawa Tengah

Perak

Veena Salim

SMA Methodist 3 Medan

Sumatera Utara

82.60

Emas

Kelvin Horia

SMAK

BPK Penabur

DKI Jakarta

Perak

Hans Triar Sutanto

SMA Kristen Petra 2 Surabaya

Jawa Timur

82.16

Emas

Welsen Destifen

SMA Xaverius

Jambi

Perak

Sardenianto

SMAN

Jawa Tengah

Perak

Septian Gilang Permana P

SMAN 1

D.I. Yogyakarta

82.02

Emas

Sultan Sulaiman Said

SMAN

DKI Jakarta

Perak

Hendry Pramudipta S

SMA Taruna Nusantara

Jawa Tengah

78.30

Emas

Matheus Randy
Prabowo

SMA Gonzaga

DKI Jakarta

Perak

Widya Ageng Setyo Tutuko

SMA Taruna Nusantara

Jawa Tengah

77.900

Perak

Aaron Lisandrio

SMAN 1 Salatiga

Jawa Tengah

77.175

Perak

Muhammad Wildan Gifari

SMA Semesta Semarang

Jawa Tengah

76.000

Perak

Novi Andriyanto

SMAN 1 Surakarta

Jawa Tengah

75.131

Perak

Purwokerto

Perak
Stanley

122

Sekolah

O l i m p i a d e

SMA Methodist

S a i n s

Medan

Sumatera Utara

Perunggu

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

No

Nama

Sekolah

Provinsi

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

Nilai

Ket.

N a s i o n a l

123

Bab V

No

Nama

Sekolah

Provinsi

Nilai

DAFTAR
PERAIH MEDALI
DAFTAR
PEROLEHAN
MEDALI
OLIMPIADE
SAINS
NASIONAL
TINGKAT
SMA/MA
TAHUN2009
2009
OLIMPIADE
SAINS
NASIONAL
TINGKAT
SMA TAHUN
BIDANG: KOMPUTER

Ket

M Diba Azmi Syarif

MAN Insan Cendekia Serpong

Banten

Perak

Ridlo Abelian

SMAN

Jawa Tengah

Perak

Sarah A Kusumastuti

SMAN Plus

Riau

Perak

No

Mukhamad Romdoni

SMAN

Jawa Tengah

Perak

Daniel Rolandi

SMAK 1 BPK Penabur

DKI Jakarta

760.00

Emas

M Maulidhi Hashfi

SMAN

DKI Jakarta

Perak

Edrick Rudy Putra

SMAK IPEKA Tomang

DKI Jakarta

737.50

Emas

Meyranda Yusuf

MAN Insan Cendekia Gorontalo

Gorontalo

Perak

Yozef Giovanni Tjandra

SMA Regina Pacis Surakarta

Jawa Tengah

722.50

Emas

Romy Sukma Bangsa

SMAN

DKI Jakarta

Perunggu

Ko Matias Adrian Kosasih

SMAN

Jawa Barat

Perunggu

Lusia Kristiana

SMAK Penabur Gading Serpong

Banten

705.00

Emas

Wan Barmawi

SMA Sutomo

Sumatera Utara

Perunggu

Agustinus Benyamin

Pati

Slawi

Bekasi
Medan

SMAN

Jepara

Jawa Tengah

Perunggu

Rama Dwiyana Putera

SMAN

Depok

Jawa Barat

Perunggu

Irfan Aditya Dharma

SMAN

Perunggu

Melinda Didi Yudhanti

SMA Semesta Semarang

Jawa Tengah

Perunggu

Mirna Jatiningrum

SMAN

Perunggu

Mardhatilla Amalia

SMAN

Vincent

SMA Methodist

Hendrawan Wijoyo

SMAN

Made Harumi Padmaswari

SMAN

Faisal Muda
Ahmad Raditya Cahya

Mirza M Hanif

124

Di r ek tor at P e m bi n a a n S M A

O l i m p i a d e

S a i n s

Fajar Harapan

Yogyakarta

Yogyakarta

NAD

Perunggu

Sumatera Utara

Perunggu

DKI Jakarta

Perunggu

Bali

SMAN

Medan

Nama

Sekolah

Provinsi

Nilai

Ket.

Abdurrosyid B Handoyo

SMAN 3 Semarang

Jawa Tengah

692.50

Emas

Edric Sanjaya

SMA Xaverius 1

Jambi

672.50

Perak

Alfito H

SMA Dian Harapan

Sulawesi Selatan

660.00

Perak

Ahmad Fahmi Shidqi

SMA Semesta Semarang

Jawa Tengah

652.50

Perak

Teddy Budiono Hermawan

SMA Sutomo 1 Medan

Sumatera Utara

635.00

Perak

10

Mirza Widihananta

SMAN 3

D.I. Yogyakarta

635.00

Perak

11

Geraldi Karim

SMAK 1 BPK Penabur

DKI Jakarta

607.50

Perak

12

Fakhri

SMAN Plus

Riau

585.00

Perak

13

Ederikus Hudi

SMAN 4 Denpasar

Bali

562.50

Perak

14

Aaron Maslim

SMA Sutomo 1 Medan

Sumatera Utara

557.50

Perak

Perunggu

15

Dinara Enggar Prabakti

SMAN 1

D.I. Yogyakarta

552.50

Perak

DKI Jakarta

Perunggu

16

Wiliam Gozali

SMA Tarakanita 2

DKI Jakarta

552.50

Perak

SMAN

Perunggu

17

Muhammad Yafi

SMAN 1

D.I. Yogyakarta

550.00

Perunggu

MAN Insan Cendekia Serpong

Banten

18

Tito D Kesumo Siregar

SMAN Plus

Riau

540.00

Perunggu

19

Adrian Christopher

SMAK Ateran Surabaya

Jawa Timur

535.00

Perunggu

20

Tracy Filbert Ridwan

SMA Kristen 1 Cirebon

Jawa Barat

525.00

Perunggu

Singaraja

Yogyakarta

Perunggu

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

21

Pramana Pananja Putra

SMA Taruna Nusantara

Jawa Tengah

522.50

Perunggu

22

Abdurrahman S Adianto

MA Husnul Khotimah

Jawa Barat

517.50

Perunggu

23

Paskasius

SMAN 1

D.I. Yogyakarta

510.00

Perunggu

24

Ericko Yaputro

SMAK IPEKA Sunter

DKI Jakarta

510.00

Perunggu

25

M Febrian Ramadhana

SMA Presiden

Jawa Barat

502.50

Perunggu

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

125

Bab V

No

Nama
Daniel Agusta

Di r ek tor at P e m bi n a a n S M A

Sekolah

Provinsi

SMA Xaverius

Nilai

Jambi

Ket

No

Sekolah

Provinsi

Nilai

Ket.

Perunggu

19

Fathimah Sulistyowati

SMAN 1 Depok

Jawa Barat

65.05

Perunggu

SMAN 1 Pemalang

Jawa Tengah

65.03

Perunggu

SMAK IPEKA International

DKI Jakarta

Perunggu

20

Ganesha Yanuar Arief


Wijaya

Berty Chrismartin L T

SMAN

Banten

Perunggu

21

Dani Mardiati

SMAN 1 Banjarnegara

Jawa Tengah

64.35

Perunggu

Kevin Cong

SMA Methodist

Sumatera Utara

Perunggu

22

Ferralda Talitha Amir

SMA Muhammadiyah 2

D.I. Yogyakarta

64.14

Perunggu

Martha Monica

SMA Xaverius

Jambi

Perunggu

23

Ghuan Zulqisthi

SMA Muhammadiyah 2

D.I. Yogyakarta

64.09

Perunggu

24

Solihatun

SMAN 1 Kebumen

Jawa Tengah

63.48

Perunggu

Vilberto Austin

Tangerang
Medan

DAFTAR
PEROLEHAN
MEDALI
DAFTAR
PERAIH MEDALI
OLIMPIADE
SAINS
NASIONAL
TINGKAT
SMA/MA
TAHUN 2009
OLIMPIADE
SAINS
NASIONAL
TINGKAT
SMA TAHUN
BIDANG:
BIDANG KEBUMIAN
KEBUMIAN
No

126

Nama

Nama

Sekolah

Provinsi

Nilai

Ket

25

Anindita Alisia Amanda

SMA Semesta Semarang

Jawa Tengah

62.93

Perunggu

26

Yan Restu Eski

SMAN 1

D.I. Yogyakarta

62.75

Perunggu

27

Fadiah Pratiwi

SMAN 5

D.I. Yogyakarta

62.13

Perunggu

28

Asri Oktavioni Indraswari

SMAN 8

DKI Jakarta

62.08

Perunggu

Sarah Sausan

SMAN

Malang

Jawa Timur

Emas

29

Anwar Zul Khoiri

SMAN Plus

Riau

61.90

Perunggu

Fajar Febiani Amanda

SMAN

Banjarnegara

Jawa Tengah

Emas

30

Faridha Aprilia

SMAN 1 Tumpang

Jawa Timur

60.73

Perunggu

Darmadi

SMAN

Emas

Fraga Luzmi Fahmi

SMAN Model Terpadu Madani

Sulawesi Tengah

Emas

Ardy Ramadhan

SMAN

DKI Jakarta

Emas

Reza Bayu Perdana

SMAN

Boyolali

Jawa Tengah

Perak

Mohammad Achori M

SMAN

Kajen

Jawa Tengah

Perak

Ega Gita Prasastia

SMAN

Purwokerto

Jawa Tengah

Perak

Devina Anindita

SMAN 68

DKI Jakarta

86.99

Emas

Mikey

SMAN

Pekanbaru

Riau

Perak

Rahmatdi

SMAN 1

D.I. Yogyakarta

86.51

Emas

Rendy

SMAN

DKI Jakarta

Perak

Agnie Oktavianto

SMAN 39

DKI Jakarta

86.33

Emas

Reza Widhi Saputra

SMAN

Jawa Tengah

Perak

Irfani Ulfah Tri Phalita

SMAN 3 Semarang

Jawa Tengah

84.15

Emas

Dimas Yusuf

SMA Islam Al Azhar 1

DKI Jakarta

83.36

Emas

Rembang

Yogyakarta

DAFTAR
PEROLEHAN
MEDALI
DAFTAR
PERAIH MEDALI
OLIMPIADE
SAINS
NASIONAL
TINGKAT
SMA/MA
TAHUN2009
2009
OLIMPIADE
SAINS
NASIONAL
TINGKAT
SMA TAHUN
BIDANG:
BIDANG: EKONOMI
EKONOMI
No

Nama

Sekolah

Provinsi

Nilai

Ket.

Galuh Pratiwi

SMAN

Surakarta

Jawa Tengah

Perak

Astin Nurdiana

SMAN

Kebumen

Jawa Tengah

Perak

Herlisah

SMAN 39

DKI Jakarta

83.228

Perak

Ari Nova Firnanda

SMAN

DKI Jakarta

Perak

Yan Christianto Setiawan

SMA Kristen Petra 3 Surabaya

Jawa Timur

82.597

Perak

Muhammad Hasbi

MAN Insan Cendekia Serpong

Banten

Perak

Hendry Kurniawan

SMAN 1 Depok

Jawa Barat

82.565

Perak

Kamil Ismail

MAN Insan Cendekia Serpong

Banten

Perunggu

Arief Syahbudi N

SMA Taruna Nusantara

Jawa Tengah

82.517

Perak

Ahmad Egi Pratama Hanif

SMAN

Purwokerto

Jawa Tengah

Perunggu

10

M. Arditya R

MAN Insan Cendikia Serpong

Banten

82.283

Perak

Syera Afita Ratna

SMAN

Banjarnegara

Jawa Tengah

Perunggu

11

Benedict Johannes Yappy

SMAK IPEKA Tomang

DKI Jakarta

81.940

Perak

O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

127

Bab V

No

Nama

Sekolah

Provinsi

Nilai

Ket

Dalinsa Anantha

SMA Islam Al Azhar

DKI Jakarta

Perak

Bayu Tegar Perkasa

SMAN

Lampung

Perak

Muhammad Andira Barmana

MAN Insan Cendikia Serpong

Banten

Perak

Dwi Uli Rahmawati

SMAN

DKI Jakarta

Perak

Aditya Kristanto

SMA Kolese Kanisius Jakarta

DKI Jakarta

Perunggu

Diaz Erlangga

SMAN

Depok

Jawa Barat

Perunggu

Haries Sukita

SMAN

Denpasar

Bali

Perunggu

Shinta Noveradilla

SMAN

DKI Jakarta

Perunggu

Delonix Regia

SMAN

Pekanbaru

Riau

Perunggu

SMAN

Pekanbaru

Riau

Perunggu

Andhika Parsaoran

128

Di r ek tor at P e m bi n a a n S M A

Metro

Traheka Erdyas B

SMA Taruna Nusantara

Jawa Tengah

Perunggu

Deliana

SMA Pusaka Abadi

DKI Jakarta

Perunggu

Binar Sari Suryandari

SMAN

DKI Jakarta

Perunggu

Josephine

SMAK

DKI Jakarta

Perunggu

Lisa Alviani

SMAN

Perunggu

Wibisono Cahyadi P

SMAN

Erna Susanty

BPK Penabur

Yogyakarta

Sumatera Barat

Perunggu

SMA Santu Petrus Pontianak

Kalimantan Barat

Perunggu

Kevin Tjandra

SMA Katolik Rajawali

Sulawesi Selatan

Perunggu

Eka Pujiastuti

SMAN

DKI Jakarta

Perunggu

O l i m p i a d e

S a i n s

Padang

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

129

Bab VI

Setelah
memeras otak
sepanjang
OSN mereka
bergembira di
TMII.

Kembali Segar Lewat Wisata di TMII


Jamuan makan malam dan pergelaran seni mampu menyegarkan pikiran.

gar kembali menyegarkan tubuh dan


pikiran setelah dua hari berjibaku memeras
otak, diperlukan acara hiburan yang mampu
melenturkan saraf-saraf otak. Itulah tujuan yang
hendak dicapai acara Jamuan Makan Malam dan
Pergelaran Seni di Taman Bunga, Taman Mini

130

O l i m p i a d e

S a i n s

Indonesia Indah, yang digelar pada Kamis sore, 7


Agustus 2009.
Sejak pukul 17.00 Taman Bunga dipenuhi
peserta Olimpiade Sains Nasional (OSN) dari
jenjang Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah,
Sekolah
Menengah
Pertama/Madrasah

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Penutup

Tsanawiyah, Sekolah Menengah


Atas/Madrasah Aliyah, hingga
Sekolah Luar Biasa. Suasana
yang sejuk dan nyaman
membuat hangat kebersamaan
seluruh peserta dari 33 provinsi.
Seolah tak ada sekat di antara
mereka. Semua membaur
santai, bercanda melepas
penat sembari menikmati alunan lagu-lagu emas
milik grup musik asal SMK Negeri 10 Bandung.
Menurut Drs. Hartoyo Wibowo, MPA., Kepala
Bagian Perencanaan Sekretariat Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah Departemen Pendidikan Nasional,
acara demikian telah menjadi prosedur standar
operasional OSN. Pasti kita adakan rekreasi
edukasi dan makan malam rileks dengan hiburan
seperti ini untuk mengurangi ketegangan selama
dua hari kemarin, katanya.
Sebelum acara, peserta per direktorat mengunjungi sejumlah tempat dalam kawasan TMII seperti
Teater IMAX Keong Mas dan museum. Tempattempat itu dinilai selain menghibur juga memiliki
fungsi edukasi. Seperti OSN yang sudah-sudah,
kita ajak mereka ke tempat yang mempunyai
makna pendidikan, ujar Hartoyo Wibowo.
Kegunaan lain acara santai seperti jamuan
makan bersama di area taman yang sejuk
dan nyaman sore itu yaitu untuk menyambut
acara penutupan keesokan harinya. Dalam
acara penutupan diumumkan para juara tiap
bidang lomba per jenjang sekolah. Saat mereka
mendengarkan pengumuman, suasana hati telah
santai dan segar. Sehingga tak ada kekecewaan
bagi yang kalah dan tinggi hati bagi yang menang.
Siapa menang siapa kalah itu, kan, hal biasa.
Kalah itu sukses yang tertunda, tegas Hartoyo
Wibowo. n
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

Drs. Hartoyo
Wibowo, MPA.,
Kepala Bagian
Perencanaan
Sekretariat
Ditjen
Mandikdasmen.

Mereka
bernyanyi
dan berjoget
melepaskan
kepenatan.

S a i n s

N a s i o n a l

131

Bab VI

132

O l i m p i a d e

S a i n s

Kekompakan Pese rta Mewarnai Penutupan OSN 2009


Kekompakan pe serta OSN tunjukkan kebersamaan di tengah keberagaman
kualitas pembelajaran sains terhadap anak-anak
didiknya, harap Suyanto.
Usai memberikan sambutan, Suyanto menutup
OSN dengan mengucap syukur. Dengan
mengucap syukur alhamdulillah, maka kegiatan
OSN ini saya nyatakan ditutup, ujar Suyanto.
Penutupan OSN ke-8 itu dihadiri Sekretaris

Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar


dan Menengah (Sesditjen Mandikdasmen) Dr.
Bambang Indriyanto, Direktur Pembinaan SLB
drg. Ekodjatmiko Sukarso, MM., M.Kom, Direktur
Pembinaan TK dan SD Drs. Mudjito AK, M.Si.,
Direktur Pembinaan SMP Didik Suhardi, SH.,
M.Si., Direktur Pembinaan SMA Dr. Sungkowo

Mudjiamano, para pejabat eselon III dan IV di


lingkungan Ditjen Mandikdasmen, Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi Sumatera Barat, Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, para pendamping
provinsi, guru pembina, dan 1.447 peserta OSN,
serta undangan. n

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Doc. Dir. P. TK-SD

Dirjen
Mandikdasmen
memberikan
semangat
kepada peserta
OSN.

Penutup

Doc. Dir. P. TK-SD

ada acara penutupan Olimpiade Sains Nasional


(OSN) ke-8 yang berlangsung di Hall C2 Pekan
Raya Jakarta, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu
pagi 8 Agustus 2009, tampak kekompakan
antarsiswa yang berjumlah 1.447 peserta. Dengan
semangat besar, para siswa yang teridiri dari
siswa-siswi tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan
SDLB/SD Inklusi (tunanetra/tunarungu/tunadaksa
ringan), bersama-sama mengucapkan kata Jaya
saat Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah (Dirjen Mandikdasmen)
Prof. Suyanto, Ph. D., mengucapkan kata OSN. Ini
menunjukkan OSN bisa menjadi media pemersatu
siswa yang berasal dari 33 provinsi di Indonesia.
Saya ingin melihat seberapa kompak kalian.
Saya akan berujar OSN dan kalian menjawabnya
dengan kata Jaya, kata Suyanto.
OSN!
Jayaaa...! teriak 198 siswa tingkat SD.
Apakah yang SMP lebih kompak? OSN!
Jayaaaaa...! teriak 297 siswa tingkat SMP.
Bagaimana dengan yang SMA? OSN!
Jayaaaaaaa...! teriak 886 siswa tingkat SMA.
Semuanya! OSN!
Jayaaaaa...! sambut semua hadirin dalam
acara penutupan dan OSN ke-8 di DKI Jakarta.
Setelah puas melihat kekompakan para siswa
dan hadirin terhadap OSN, Suyanto mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan terhadap pelaksanaan
kegiatan OSN, khususnya kepada panitia, para
pendamping provinsi, guru pembina, dan peserta
OSN yang telah mengikuti semua acara dengan
kerja keras dan penuh semangat, sehingga
kegiatan OSN ke-8 ini dapat berjalan lancar dan
sukses.
Harapan saya, OSN ini bisa menjadi pemicu
semangat bagi tiap kepala sekolah dan para guru
di daerahnya masing-masing untuk meningkatkan

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

133

Bab VI

DKI Jakarta Juara Umum OSN 2009

Penutup

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta,


Gubernur Fauzi Bowo, dan masyarakat
Jakarta.

Perhatian DKI Jakarta pada kualitas pendidikan hasilkan emas berlimpah.

Dirjen
Mandikdasmen
memberikan
ucapan selamat
kepada
Kepala Dinas
Pendidikan DKI
Jakarta sebagai
juara umum
OSN 2009.

Lima Besar Perolehan Medali OSN 2009


rovinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta meraih
predikat sebagai Juara Umum Olimpiade Sains
Medali
Provinsi
Nasional 2009. Mereka berhasil mengumpulkan 23 Peringkat
Emas
Perak
Perunggu
medali emas, 37 perak, dan 26 perunggu. Kemudian
I
DKI Jakarta
23
37
26
II
Jawa Tengah
12
24
37
menyusul Jawa Tengah, Daerah Istimewa
III
D.I. Yogyakarta
8
6
16
Yogyakarta, Banten, dan Jawa Timur. Demikian
IV
Banten
7
13
8
pengumuman juara yang disampaikan Sekretaris
V
Jawa Timur
5
13
19
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
Pengumuman pemenang disampaikan di
dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional penghujung acara penutupan OSN yang digelar di
Dr. Bambang Indriyanto.
Hall C2 Pekan Raya Jakarta, Kemayoran, Jakarta

134

O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Pusat, 8 Agustus 2009. Gegap gempita dan tepuk


tangan dari kontingen DKI Jakarta membahana
menyambut pengumuman tersebut. Piala Juara
Umum diserahkan oleh Dirjen Mandikdasmen
Prof. Suyanto, Ph.D. dan diterima oleh Taufik Yudi
Mulyanto, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI
Jakarta.
Taufik Yudi Mulyanto merasa bangga dengan
kemenangan tersebut. Ia senang dengan prestasi
gemilang yang ditorehkan anak-anak didiknya.
Ini juga merupakan gambaran sebuah upaya
yang tidak mengenal menyerah dari pelajar-pelajar
DKI yang selama ini mengedepankan kualitas
pendidikan dan diri, katanya.
Ia juga berterima kasih kepada guru, kepala
sekolah, pendamping, pembina, dan orangtua
yang turut andil dalam unjuk prestasi itu.
Pembinaan terhadap delegasi DKI Jakarta,
ujar Taufik Yudi Mulyanto, dilakukan secara
komprehensif dan menyeluruh. Tak hanya
akademik, siswa juga disiapkan dengan pendekatan
spiritual dan agama. Kemenangan ini, tambahnya,
berkat kekuatan dari Allah SWT.
Dan itulah kerjasama bahu-membahu
oleh semua pihak. Hasilnya ini, tegasnya. Ia
mempersembahkan piala tersebut kepada

Merata
Kegembiraan juga dirasakan Direktur
Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Ditjen Mandikdasmen Dr. Sungkowo
Mudjiamano. Ia melihat perolehan medali
merata diraih para kontingen peserta.
Dari 33 provinsi, yang belum dapat hanya
tujuh provinsi saja, ucapnya. Kualitasnya
meningkat dari tahun kemarin.
Kepada peraih medali emas, perak,
dan perunggu, Sungkowo Mudjiamano akan
menindaklanjutinya dengan mengumpulkan dan
melatih mereka. Kemudian mereka diseleksi
secara ketat untuk mewakili Indonesia di berbagai
ajang kompetisi internasional. Apalagi tahun
depan, 2010, Indonesia akan menjadi tuan rumah
penyelenggaraan Olimpiade Kebumian tingkat
dunia.
Untuk menyambut kegiatan tersebut,
Sungkowo Mudjiamano berharap delegasi
Indonesia mempersiapkan diri dengan kemampuan
terbaik. Yang penting akademiknya kita gembleng
agar prestasinya bagus, tuturnya.
Tentang juara umum, ia menilai DKI Jakarta
lebih siap menghadapi OSN. Tapi belum merata
di antara sekolah-sekolah yang lain, katanya.
Ia juga melihat Provinsi Jawa Timur mengalami
penurunan prestasi karena hanya menempati
posisi kelima.
Penyelenggaraan OSN IX 2010 bertempat di
Medan, Sumatera Utara. Sungkowo Mudjiamano
berharap kualitas akademik tiap peserta
lebih ditingkatkan. Biar antarprovinsi saling
berkompetisi karena secara alami mereka akan
meningkatkan kualitas, ucapnya. n

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

Sesditjen
Mandikdasmen
Dr. Bambang
Indriyanto
mengumumkan
lima besar juara
OSN 2009.

135

Bab VI

Para Jawara FLS2N Meriahkan


Penutupan OSN 2009
Para jawara FLS2N tampil mempesona dalam penutupan OSN 2009.

Suara
indah Denna,
vokalis Jazzy,
menjadi oase di
tengah padang
pasir bagi
para peserta
OSN yang
sedang dilanda
kegelisahan
menanti
pengumuman
pemenang.

enutupan Olimpiade Sains Nasional (OSN) ke-8


yang berlangsung di Hall C2 Pekan Raya Jakarta
(PRJ), Kemayoran, Jakarta Pusat, pada 8 Agustus
2009, berwarna ceria dan gegap gempita, seiring
penampilan para jawara Festival dan Lomba Seni
Siswa nasional (FLS2N) 2009.
Acara penutupan OSN dihadiri Direktur
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah (Dirjen Mandikdasmen) Prof. Suyanto
Ph. D., Sekretaris Ditjen Mandikdasmen Dr.
Bambang Indriyanto, Direktur Pembinaan SLB
drg. Ekodjatmiko Sukarso, MM., M.Kom, Direktur

136

O l i m p i a d e

S a i n s

Penutup

yang tampil ceria dan menarik. Band yang dibentuk


pada tahun 2008 dan beranggotakan lima
orang ini, berhasil menyedot perhatian peserta
penutupan OSN lewat tiga buah lagu, yaitu Jali-jali,
Sinaran, dan Bis Kota. Suara indah Denna, vokalis
Jazzy, yang berpadu harmonis dengan irama
musik yang dimainkan keempat kawannya, seolah
menjadi oase di tengah padang pasir bagi para
peserta OSN, yang sedang dilanda kegelisahan
menanti pengumuman pemenang OSN. Terlebih
saat lagu Bis Kota milik band legendaris God Bless
melengking manis dari suara Denna, tampak para
peserta OSN tingkat SMA tak tahan untuk berdiri
dan ikut bernyanyi sambil menari. Sementara
siswa-siswi tingkat SMP, SLB, dan SD, mengikutinya
sambil mengangguk-anggukkan kepala, meski
mulut mereka banyak yang tak bersuara.
Keceriaan dan kemeriahan penutupan OSN itu
berlanjut dengan penampilan Tari Berpasangan
Break Pong, yang dimainkan dua siswa SMA
dari Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) Kuala
Lumpur. Tari

Break Pong merupakan tarian hasil perpaduan dua


unsur, yaitu modern dan tradisional. Sisi modern
dapat dilihat dari rangkaian gerakan penari putra
seperti salto dan kaki serta tubuh yang diangkat
ke atas sambil berputar-putar. Sementara unsur
tradisional dapat diperhatikan dari gerakangerakan yang lemah gemulai dan ekspresi anggun
wajah penari putri.
Perpaduan dua unsur modern dan tradisional
dalam tarian tersebut ternyata mendapat
sambutan hangat dari seluruh peserta penutupan
OSN. Tak letih-letihnya tiap pasang mata
memandang takjub tiap gerakan dua penari yang
berekspresi cantik di atas pentas. Bahkan ada satudua siswa tingkat SD yang membuka mulutnya
lantaran benar-benar takjub pada tarian yang sarat
pesan tentang cara menyikapi sebuah perbedaan
(modern dan tradisional).
Penampilan ekspresif juara FLS2N 2009 berakhir
dengan gemuruh tepuk tangan hadirin. n

Pembinaan TK dan SD Drs. Mudjito AK, M.Si.,


Direktur Pembinaan SMP Didik Suhardi, SH.,
M.Si., Direktur Pembinaan SMA Dr. Sungkowo
Mudjiamano, para pejabat eselon III dan IV di
lingkungan Ditjen Mandikdasmen, Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi Sumatera Barat, Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, para pendamping
provinsi dan guru pembina peserta OSN, serta
undangan.
Kemeriahan dan warna ceria pada penutupan
OSN itu tergambar sejak awal acara dengan
penampilan Band Jazzy dari SMAN 48 Jakarta,

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Tarian Break
Pong menjadi
hiburan
menarik bagi
para peserta
OSN 2009.

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

137

Bab VI

Penutup

Ada OSN di Punggung Budi

Sumatera Utara Tuan Rumah


OSN IX
Sayonara Jakarta. Selamat datang peserta OSN IX di Medan, Sumatera
Utara!

Kepala
Dinas
Pendidikan
Provinsi
Sumatera
Utara Drs.
Bahrumsyah,
MM,
mengibarkan
bendera OSN
sebagai simbol
kesedian
menjadi tuan
rumah OSN
2010.

138

limpiade Sains Nasional (OSN)


IX pada tahun 2010 akan
diselenggarakan di Kota Medan,
Provinsi Sumatera Utara. Demikian
salah satu butir sambutan Sekretaris
Direktorat
Jenderal
Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah
(Sesditjen Mandikdasmen) Dr. Bambang
Indriyanto pada acara penutupan OSN di
Hall C2 Jakarta Pekan Raya, Kemayoran,
Jakarta Pusat.
Bambang Indriyanto menyampaikan
hal tersebut sebelum mengumumkan
juara umum OSN ke-8.
Sementara itu, Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi Sumatera Utara
Drs. Bahrumsyah MM., yang datang
mewakili Gubernur Provinsi Sumatera
Utara, mengatakan bahwa segenap
stake holder pendidikan dan Pemerintah
Daerah Provinsi Sumatera Utara telah
siap menyelenggarakan dan menyambut
peserta OSN IX di Kota Medan.
Sayonara Jakarta. Selamat datang
peserta Olimpiade Sains Nasional tahun
depan di Medan, Sumatera Utara,
kata Bahrumsyah dalam sambutannya,
setelah menerima Panji OSN dari
Direktur Jenderal Mandikdasmen Prof.
Suyanto, Ph. D. n
O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Mereguk untung di tengah pesta akbar Olimpiade Sains Nasional.

ambil menarik lengan ayahnya, seorang anak


berlari kecil menuju pedagang kaos yang
berada di dalam Hotel Bidakara, Jalan Jenderal
Gatot Subroto, Pancoran, Jakarta. Dengan susah
payah sang Ayah mengikuti putra kesayangannya
itu. Setibanya di depan penjual kaos, si anak
menunjuk salah satu kaos yang terpajang di
hadapannya.
Pak, beliin kaos OSN, dong! rajuk si anak.
Sambil tersenyum sang ayah mengambil salah
satu kaos bewarna jingga, berlogo OSN, dan
menempelkannya di punggung buah hatinya.
Bagus ya. Cocok untuk Budi, nih, kata si Ayah.
Iya. Saya suka, jawab si anak cepat.
Itu harganya 35 ribu, Pak, kata Hendra
Mulyadi, penjual kaos berlogo OSN.
Tanpa berpikir panjang, tiga lembar uang
sepuluh ribu dan satu lembar lima ribu rupiah
disodorkan kepada Hendra Mulyadi.
Hati Hendra Mulyadi riang. Dengan menjual
kaos berlogo OSN, lembar demi lembar rupiah
mengalir deras ke kantongnya.
Alhamdulillah sudah banyak yang terjual,
kata Hendra Mulyadi saat ditanya jumlah kaos
OSN yang telah laku.
Hendra Mulyadi adalah penjual pakaian
dan kaos yang biasanya mangkal di Hotel
Bidakara. Ia merupakan tipe pedagang yang
pandai memanfaatkan momentum. Setiap ada
momentum yang diikuti banyak orang, hampir
dipastikan ia akan menjual kaos yang berhubungan
erat dengan acara tersebut.
Menurut lelaki asal Provinsi Sumatra Barat
ini, beberapa minggu sebelumnya ia sudah

Budi, peserta
OSN tingkat SD,
merasa senang
dibelikan kaos
OSN oleh
ayahnya.

mendengar akan digelar kegiatan akbar oleh


Departemen Pendidikan Nasional bernama OSN.
Sebagai pedagang yang sudah berpengalaman, ia
langsung mencetak kaos berlogo OSN.
Saya langsung cetak kaos berlogo OSN
dengan bahan katun yang baik, cerita Hendra
Mulyadi.
Tak lupa, ia juga membuat ukuran kaos yang
variatif, mulai ukuran S untuk anak-anak, M untuk
remaja, L dan XL untuk orang dewasa. Kaos yang
paling kecil ia banderol Rp 35.000 sementara yang
paling besar Rp 50.000.
Dengan harga yang relatif murah itu, kaos-kaos
Hendra Mulyadi banyak diminati para peserta OSN
yang terdiri dari siswa-siswi tingkat SD, SMP, SMA
dan SLB dari 33 provinsi, dan para guru pembina
serta pendamping provinsi peserta OSN.
Yang paling banyak saat pembukaan
kemarin, kata Hendra Mulyadi, menunjuk pada
malam pembukaan OSN, di mana semua siswa
berkumpul di Gedung Birawa Assembly Hall, Hotel
Bidakara, mengikuti pembukaan OSN 2009. n

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

139

Bab VI

Perhatian Pada OSN, Wujud


Kepedulian Terhadap Dunia
Pendidikan
Prestasi siswa dalam OSN tak bisa luput dari perhatian Pemerintah Daerah.

Dirjen
Mandikdasmen
memberikan
ucapan selamat
kepada peraih
medali OSN.

140

erhatian Pemerintah Daerah terhadap dunia


pendidikan dapat dilihat, salah satunya, dari
pembinaan kepada peserta Olimpiade Sains
Nasional (OSN). Masing-masing Pemda, baik di
tingkat Kabupaten/Kota maupun Provinsi, memiliki
kebijakan berbeda dalam upaya menyokong
delegasinya berjuang di pentas nasional.
Pemda Sulawesi Tenggara menyediakan pusat
pelatihan khusus bagi kontingen OSN-nya. Untuk
delegasi tingkat Sekolah Dasar, enam peserta
yang merupakan pemenang tingkat Provinsi dibina
selama tiga minggu. Mereka adalah juara 1, 2, dan 3
bidang Ilmu Pengetahuan Alam dan Matematika.
Kami mengacu pada kisi-kisi materi olimpiade
yang sudah pernah diberikan. Kami bekali mereka
baik kisi materi konsep maupun pembekalan
dari eksperimen IPA. Kemudian dari matematika
ada teori, konsep, ditambah dengan eksplorasi.
Seperti halnya materi standar di OSN, kata La
Maronta Galib, Pendamping SD bidang IPA dari
Sulawesi Tenggara.
Selain
membina
pemahaman konsep,
kedisiplinan, dan mental bertanding, pembinaan
juga dilakukan di luar ruangan, yaitu dengan model
rekreasi. Misalnya peserta diajak untuk ke pusat
perbelanjaan atau pantai. Di tempat tersebut
mereka diajarkan tentang suatu konsep.
Pembinanya didatangkan dari Universitas
Haluleo. Ada enam dosen yang bertugas melakukan
pembinaan. Ada yang spesialis membina teori

O l i m p i a d e

S a i n s

dan eksplorasi di bidang Matematika. Di bidang


IPA, ada spesialis yang membina fisika, biologi, dan
eksperimen-eksperimen, ujar La Maronta Galib.
Hal serupa dilakukan Pemda Provinsi DKI
Jakarta. Selama sepuluh hari kontingen DKI

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Penutup

Jakarta ditempa di sebuah hotel di Jakarta.


Beberapa dosen dari perguruan tinggi menjadi
pembinanya. Bagi materi yang membutuhkan
eksplorasi lapangan, peserta diajak untuk survey
lapangan. Persiapan dari Provinsi sendiri sudah
cukup bagus, ucap Pudyastuti, pendamping dari
sekolah tingkat SMA bidang kebumian Provinsi
DKI Jakarta.
Materi yang diberikan sesuai silabus. Kadang
observasi dilakukan ke Institut Teknologi Bandung
dan Planetarium. Selaku guru pendamping,
Pudyastuti juga membekali siswanya dengan
materi-materi yang didapatnya dari internet dan
buku-buku karangan pakar geologi.
Berbeda halnya dengan Provinsi Jawa Timur.

Menurut
Dwi
Wijayanti,
pendamping dari sekolah tingkat
SMA bidang kebumian Provinsi
Jawa Timur, Pemda provinsi
tidak melakukan pembinaan.
Semua persiapan diserahkan
pada sekolah masing-masing,
ujarnya. Selama ini anak kami
tidak ada yang membina dari
luar, dosen atau apa. Jadi belajar
sendiri.
Saat
pemberangkatan,
siswa
dan
pendamping
dikumpulkan
dalam
satu
hotel,
diberi
pengarahan,
kemudian
diberangkatkan
keesokan harinya. Bahkan
sesama kontingen tidak saling
mengenal, tutur Dwi Wijayanti.
Kedatangannya ke Jakarta
selaku pendamping siswa juga
atas biaya dari sekolah. Surat
tugas dari dinas kabupaten atau
provinsi tidak ada, ungkapnya.
Kendati demikian, Dwi
Wijayanti tidak patah arang.
Ia tetap memberi perhatian
penuh pada anak didiknya. Ia memberikan materimateri yang berkaitan tentang kebumian kepada
siswanya kendati sulit didapat. Mudah-mudahan,
harapnya, dalam olimpiade berikutnya, diberikan
materi-materi yang berkaitan dengan Kebumian
sehingga siswa tidak kesulitan mencari referensi.
Kepedulian Pemda terhadap kontingen
OSN-nya tercermin dari perolehan medali
yang didapatnya. Makin peduli, makin banyak
medali yang diraih. Namun, yang terpenting,
kepeduliannya terhadap dunia pendidikan dapat
langsung dinilai oleh masyarakat. n

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

La Maronta
Galib,
Pendamping
SD bidang IPA
dari Sulawesi
Tenggara.

Pudyastuti,
pendamping
dari sekolah
tingkat
SMA bidang
kebumian
Provinsi DKI
Jakarta.

Dwi Wijayanti,
pendamping
dari sekolah
tingkat
SMA bidang
kebumian
Provinsi Jawa
Timur.

141

Bab VI

Lemahnya
Perhatian
Daerah, Jadikan
Siswa Kurang
Menguasai Soalsoal OSN

Penutup

Baik-tidaknya prestasi siswa dalam


Olimpiade Sains Nasional (OSN) erat
kaitannya dengan tingkat perhatian
Daerah (Pemerintah Provinsi).

ajah Abidah Rahmah sontak berubah kecewa


saat ditanya prediksinya tentang hasil
ujian praktik kimia yang ia jalani dalam OSN ke-8.
Menurutnya, hanya 50 persen soal yang berhasil
ia temukan jawabannya. Sementara sisanya blank
alias kosong.
Wah, soal-soalnya seperti identifikasi senyawa
itu benar-benar nguras otak, kata Abidah sambil
tersenyum malu.
Abidah Rahmah adalah siswi kelas X SMA
Kharisma Bangsa, sebuah sekolah favorit yang
terletak di Kecamatan Pondok Cabe, Kabupaten
Tangerang, Banten. Berbeda dengan siswasiswi lainnya yang menjadi wakil provinsi setelah
menjalani tahapan panjang mulai tingkat sekolah,
Kabupaten dan Provinsi, tahun ini Abidah
memperoleh keistimewaan. Ia diperbolehkan
langsung mengikuti Olimpiade Sains tingkat
Provinsi tanpa harus mengikuti seleksi pada
tingkat sebelumnya. Keistimewaan ini lantaran

142

O l i m p i a d e

S a i n s

ia merupakan alumni International Junior Science


Olympiad (IJSO) saat masih duduk di bangku
Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Setelah lolos seleksi tingkat provinsi dengan
prestasi peringkat ke-4 untuk bidang kimia, ia
dikirim mengikuti OSN di Jakarta.
Selama mengikuti OSN dan bertemu dengan
kawan-kawannya yang berasal dari Sabang sampai
Merauke, ada rasa minder atau tidak percaya diri
dalam diri Abidah. Terutama ketika ia bertemu
dengan peserta dari beberapa provinsi besar
seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah,
dan Jawa Timur. Ia merasa kemampuannya dalam
bidang kimia kalah jauh dibandingkan mereka.
Rasa minder yang dialami Abidah seharusnya
tidak terjadi mengingat ia adalah alumni IJSO.

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Namun ia berkata jujur bahwa kemampuannya


di bidang kimia memang kalah dibandingkan
dengan kawan-kawannya dari provinsi tersebut.
Pengakuannya ini berangkat dari beberapa hal.
Pertama, saat mengikuti IJSO ia tidak hanya
konsentrasi dalam bidang kimia, namun juga fisika
dan biologi. Sehingga konsentrasinya terbagi pada
tiga bidang tersebut. Kedua, ia baru masuk SMA
dan belum banyak berkenalan dengan tingkat
kesulitan materi yang ada di SMA. Ketiga, ia tidak
memperoleh pembinaan khusus dari Pemerintah
Provinsi Banten sebagaimana kawan-kawannya
dari provinsi lain.
Pemprov Banten itu kurang perhatian
terhadap anak-anak yang ikut OSN. Sering banget
anak-anak mengeluh, kata Abidah, kecewa.

Meski demikian, Abidah


dan
kawan-kawannya
memperoleh uang saku dari
Pemprov selama berjuang
mengharumkan nama Banten.
Kami hanya dapat uang
saku yang disesuaikan dengan
peringkat saat seleksi tingkat
provinsi. Sementara pelatihan
yang kami peroleh hanya dari
sekolah, Provinsi tidak, lanjut gadis yang kini
memimpikan terbentuknya komunitas sains di
Indonesia.
Persoalan yang dihadapi Abidah Rahmah
ternyata juga dialami siswa-siswi dari provinsi lain.
Salah satunya adalah Elmail, siswa SMA 1 Sanana,
Maluku Utara. Lelaki asal Indonesia bagian timur
ini merasa, selama persiapan menjelang OSN,
ia tidak mendapat pelatihan khusus di tingkat
Provinsi, kecuali belajar sendiri.
Keluhan serupa juga disampaikan Dwi
Wijayanti, pendamping siswa peserta OSN asal
sekolah SMAN 1 Tumpang, Malang, Jawa Timur.
Selama ini anak didik kami belajar sendiri dan
di sekolah. Tidak ada pembinaan dari Pemprov
Jatim. Bahkan antar kontingen dari Jatim itu
banyak yang belum kenal. Jadi nanti berangkat,
maka hari kemarin itu kita kenalan. Kasus ini sudah
dua kali, pertama di Makassar dan yang kedua di
Jakarta ini, kata Dwi Wijayanti.
Minimnya perhatian Pemprov terhadap para
siswa peserta OSN seharusnya tidak terjadi.
Selain karena alasan legal formal bahwa Pemda/
Pemprov juga ikut serta memikul tanggung jawab
kualitas pendidikan, Pemprov juga seharusnya
sadar bahwa nama mereka berada di pundak para
peserta OSN. Mereka datang bukan atas nama
bapak-ibu mereka, namun sebagai wakil dari
provinsi tempat mereka tinggal. n

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

Abidah Rahmah
adalah siswi
kelas X SMA
Kharisma
Bangsa,
Banten.

143

Bab VI

144

O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Penutup

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

145

Bab VI

146

O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Penutup

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

147

Bab VI

148

O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Penutup

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

149

Bab VIII

Kolom

OSN Cermin Pembinaan Sains di Indonesia

aman teknologi informasi sekarang ini


ditandai dengan pesatnya perkembangan
teknologi baik secara makro maupun mikro.
Lokomotif perkembangan ini tentu saja ilmu
pengetahuan. Para ilmuwan di laboratoriumlaboratorium canggih memasok ilmu setiap waktu
guna mendukung penelitian yang dipakai bagi
kemudahan gerak umat manusia.
Bahkan kini negara-negara maju menjadikan
sains dan teknologi sebagai alat untuk
mempercepat kemajuan dan menaikkan previlise.
Mereka berlomba-lomba membuat produk
berbasis teknologi dan menumpukannya pada
penelitian-penelitian ilmiah.
Sains sebagai mata pelajaran di sekolah
telah menjadi bagian terpenting dalam sistem
pendidikan di negara-negara maju. Siswa-siswi
sejak usia dini dikenalkan dengan teknologi, mulai
dari hal sederhana seperti pengenalan komponen
listrik hingga susunan rumit semisal robot.
Di Jepang sendiri teknologi robot telah menjadi
bagian keseharian para akademisi. Artinya, robot
yang berada pada posisi tertinggi dalam bidang
teknologi sudah familiar dan tidak aneh di mata
masyarakat, berbeda dengan kondisi di negara
berkembang seperti Indonesia.
Kendati demikian, sebagai bagian dari
masyarakat dunia, kita tidak bisa berdiam diri
saja melihat pelbagai perkembangan tersebut.
Indonesia sebenarnya tidak kalah jauh dari
mereka. Buktinya, dalam sejumlah ajang kompetisi
internasional, Indonesia selalu meraih medali dan

150

O l i m p i a d e

S a i n s

tak jarang menjadi juara umum. Ini merupakan


indikasi bahwa sumber daya manusia kita sudah
siap mengembangkan teknologi tinggi.
Salah satu bidang yang dikompetisikan secara
internasional adalah sains. Indonesia tahun ini
mengirimkan delegasi ke semua cabang olimpiade
sains. Cabang-cabang tersebut yaitu International
Mathematical Olympiad (Olimpiade Matematika
Internasional) di Durban, Afrika Selatan, pada 510 Juli 2009; International Biology International
(Olimpiade Biologi Internasional) di Tsukuba,
Jepang, pada 12-18 Juli 2009; International Physics
Olympiad di Merida Yucatan, Meksiko, pada 12-18
Juli 2009; dan International Chemistry Olympiad
(Olimpiade Kimia Internasional) di London, Inggris,
pada 18-27 Juli 2009. Prestasi yang ditoreh anggota
delegasi pun cukup menggembirakan.
Kecemerlangan prestasi delegasi Indonesia
tentu saja telah melalui proses yang panjang dan
berliku. Departemen Pendidikan Nasional, dalam

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

hal ini Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan


Dasar dan Menengah, berupaya sekuat tenaga
melahirkan jenius-jenius baru yang andal dalam
mengharumkan nama baik negeri ini.
Mereka sudah melalui proses seleksi yang
ketat dan panjang. Itu dimulai dari tingkat
sekolah, kabupaten, provinsi, hingga nasional.
Model penyaringan dan sistem pembinaan tiap
daerah bisa saja berbeda. Namun, dari berbagai
model tersebut, akan lahir siswa-siswi jenius yang
kemudian dibina untuk dipersiapkan lebih matang
guna menghadapi kompetisi yang lebih berat.
Perhatian terhadap pembinaan mereka
tidak boleh main-main. Olimpiade internasional
mempertaruhkan nama baik bangsa maka
pembinaan memiliki peran utama. Siswa sejak di
sekolah dipersiapkan sematang mungkin, baik
secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Tak cukup, mereka juga digembleng dengan
pendekatan
spiritual.
Pembinaan
secara

Dr. Bambang Indriyanto


Sekretaris Ditjen Mandikdasmen
komprehensif, mau tidak mau, menjadi prioritas.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, maka
kerjasama semua pemangku kepentingan harus
selaras. Pemerintah daerah wajib memberi ruang
seluas-luasnya bagi siswa untuk meningkatkan
kemampuan, seperti penyediaan fasilitas
laboratorium, ruang praktik, dan bahan praktik.
Perguruan tinggi juga harus turun tangan
langsung membina siswa. Dosen-dosen dilibatkan
dan laboratorium yang lengkap milik kampus dapat
dipakai untuk sarana praktik. Dengan pembinaan
komprehensif, niscaya orang-orang jenius lahir.
Ditjen Mandikdasmen tak mau luput ihwal
pembinaan. Salah satunya dengan menggelar
Olimpiade Sains Nasional (OSN). Inilah ajang
akbar bagi para juara untuk unjuk kemampuan.
Mereka datang dari 33 provinsi, bertemu dalam
satu ruang lomba, berkompetisi secara sehat, dan
membuktikan keunggulan masing-masing.
Dengan demikian, diharapkan akan lahir bibitbibit unggul yang kemudian dibina dan disaring
secara lebih ketat untuk mewakili Indonesia di
ajang dunia. Sistem pembinaan yang terbangun
dan terus diperbaiki menjadi cermin pembinaan
sains di tanah air. Semoga penyelenggaraan OSN
berikutnya di Medan, Sumatera Utara, pada 2010,
turut memacu daerah-daerah untuk meningkatkan
kualitas pembinaan bagi peserta didiknya. Lambat
laun, jika ini berjalan terus menerus, pendidikan
sains di tanah air akan mengalami kemajuan. Dan
Indonesia siap menyongsong era baru sebagai
negara maju. n

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

151

Bab VI

Manfaat OSN

Ir. Indra
Djati Sidi,
M.Sc., Ph.D.

etidaknya ada tiga manfaat


Olimpiade Sains Nasional
(OSN). Pertama, memotivasi
siswa-siswi
yang
melihat
teman-teman dan kakak-kakak
kelasnya berhasil dalam OSN.
Kedua, OSN sebagai benchmark antardaerah.
Sehingga kita bisa melihat sejauh mana
perkembangan
masing-masing
daerah
dalam meningkatkan mutu dan kualitas
pembelajarannya.
Ketiga, bila ditemukan ketidakseimbangan
peraih juara antardaerah, mestinya itu akan
menjadi bahan bagi kita untuk melakukan upaya
peningkatan mutu di daerah yang minim juara
OSN.
Keempat, OSN juga bagian daripada sharing
antarguru. Ketika mereka datang dan ikut

Penutup

mendampingi siswa-siswinya, di situ mereka bisa


melihat dan introspeksi: sejauh mana kualitas
pembinaan yang sudah diberikan kepada anak
didiknya. Sehingga secara singkat OSN itu adalah
bagian dari strategi peningkatan mutu dan juga
bagian untuk mengatakan bahwa bangsa ini adalah
Bangsa Indonesia. Jadi, ini bukan kegiatan hurahura. ini kegiatan dengan begitu banyak strategi
yang bisa didapat untuk meningkatkan mutu kita.
Siswa-siswi yang berprestasi dan ingin belajar
ke luar negeri itu positif. Mereka
harus
kita
dorong. Keinginan ke luar negeri bukan berarti
mereka tidak cinta bangsa ini. Justru dengan
keberadaannya di luar negeri, mereka akan
menambah ilmu untuk kemudian kita ajak mereka
kembali ke Indonesia, mengembangkan negara
tercinta ini. n

Pentingnya Komunitas Sains

Dr. Hendra
Kwee, Juri OSN
bidang fisika.

152

i antara langkah memajukan sains di


Indonesia, perlu ada science community atau
komunitas sains yang memiliki jaringan luas hingga
mancanegara. Melalui komunitas ini akan terjalin
komunikasi sains yang intens antaranggota.
Misalkan bila ada penemuan baru di Amerika,
maka informasi itu akan segera dikomunikasikan
ke Indonesia. Begitu pun sebaliknya.
Ada beberapa tahapan agar kita mempunyai
komunitas sains. Di antaranya kita harus banyak
mengirim anak-anak pandai Indonesia ke luar
O l i m p i a d e

S a i n s

negeri. Mungkin ada sebagian


yang memutuskan untuk
berkarya di luar negeri. Namun
kalau kita punya jumlah besar
pasti mereka akan balik ke
Indonesia. Keberadaan anak-anak Indonesia di
luar negeri ini bisa dijadikan sebagai pencari dan
perajut jaringan dengan para ilmuwan di sana,
yang pada tahap selanjutnya bisa ditindaklanjuti
antara kampus Indonesia dengan kampus luar
negeri. n

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

153

Bab VI

154

O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Penutup

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . O l i m p i a d e

S a i n s

N a s i o n a l

155

Anda mungkin juga menyukai