Anda di halaman 1dari 54

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI NILAI DASAR ASN (BerAKHLAK)


PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS KABUPATEN MAJALENGKA
ANGKATAN II TAHUN 2022

“PENINGKATAN MUTU PELAYANAN UPTD PUSKESMAS CIKIJING


MELALUI TERLAKSANANYA ASUHAN GIZI PASIEN RAWAT INAP”

Disusun oleh :

Nama : Nindi Suci Nurlaeli, S.Gz


NIP : 199110242022032009
NDH : 18
Jabatan : Ahli Pertama Nutrisionis
Instansi : UPTD Puskesmas Cikijing

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI JAWA BARAT
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI NILAI DASAR ASN (BerAKHLAK)
PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS KABUPATEN MAJALENGKA
ANGKATAN II TAHUN 2022

“PENINGKATAN MUTU PELAYANAN UPTD PUSKESMAS CIKIJING


MELALUI TERLAKSANANYA ASUHAN GIZI PASIEN RAWAT INAP”

Nama : Nindi Suci Nurlaeli, S.Gz


NDH :18
NIP :199110242022032009
Jabatan : Ahli Pertama-Nutrisionis
Instansi : UPTD Puskesmas Cikijing

Majalengka, Juni 2022

Mengetahui, Menyetujui,
Coach Mentor

dr.Hj.Iis Kusmawati,M.Kes
Dr. Ir. H. Adang Kurniadi, MM NIP. 197207012002122002
NIP.196010311981011002
LEMBAR PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI NILAI DASAR ASN (BerAKHLAK)
PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS KABUPATEN MAJALENGKA
ANGKATAN II TAHUN 2022

“PENINGKATAN MUTU PELAYANAN UPTD PUSKESMAS CIKIJING


MELALUI TERLAKSANANYA ASUHAN GIZI PASIEN RAWAT INAP”

Nama : Nindi Suci Nurlaeli, S.Gz


NDH :18
NIP :199110242022032009
Jabatan : Ahli Pertama-Nutrisionis
Instansi : UPTD Puskesmas Cikijing

Majalengka, Juni 2022

Mengetahui, Menyetujui,
Coach Mentor

Dr. Ir. H. Adang Kurniadi, MM dr.Hj.Iis Kusmawati,M.Kes


NIP.196010311981011002 NIP. 197207012002122002

Penguji,

Drs.Suryana, M.Kes
NIP.196212291985031010
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat, hidayat serta
karunia-Nya sehingga Laporan kegiatan aktualisasi dengan judul
“PENINGKATAN MUTU PELAYANAN UPTD PUSKESMAS CIKIJING
MELALUI TERLAKSANANYA ASUHAN GIZI PASIEN RAWAT INAP”
dapat diselesaikan dengan lancar dan baik. Tujuan dari pembuatan Laporan
Aktualisasi ini adalah sebagai bagian dari tugas dalam pelaksanaan Pelatihan
Dasar CPNS Pemerintah Kabupaten Majalengka Golongan III angkatan II Tahun
2022.
Dalam melaksanakan aktualisasi ini diharapkan dapat meningkatkan
kualitas Aparatur Sipil Negara dengan sikap perilaku ASN dan nilai dasar ASN
yang terdiri dari: Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (BerAKHLAK).
Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan Aktualisasi ini dapat
selesai karena adanya bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak, oleh karena itu
pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan
yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr.H.Karna Sobahi,M.M.Pd selaku Bupati Kabupaten Majalengka
yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada kami untuk
mengikuti pelatihan dasar CPNS tahun anggaran 2022.
2. Bapak Dr. Hery Antasari, S.T., M.Dev.Plg selaku Kepala BPSDM Prov.
Jawa Barat beserta jajarannya selaku penyelenggara Latihan Dasar CPNS.
3. Bapak H. Maman Fathurocman,SH, M.Si Kepala BKPSDM Kabupaten
Majalengka.
4. Bapak Dr. Ir. H. Adang Kurniadi, MM, selaku coach atas semua inspirasi,
dorongan, masukan dan bimbingannya selama penyelesaian laporan
aktualisasi.
5. Drs.Bapak Suryana,M.Kes selaku penguji atas semua arahan, motivasi,
dukungan, masukan dan bimbingan selama penyelesaian Laporan
Aktualisasi.
6. Ibu dr.Hj.Iis Kusmawati,M.Kes selaku mentor dan Kepala Puskesmas
Cikijing yang telah memberikan izin dan bimbingan kepada penulis untuk
menyusun dan menyelesaikan laporan aktualisasi
7. Keluarga besar UPTD Pusekesmas Cikijing atas dukungan dan
kerjasamanya.
8. Widiyaiswara, Seluruh Panitia penyelenggara, dan Pendamping Kelas yang
telah membantu dan memfasilitasi kegiatan latsar.
9. Seluruh keluarga besar saya, orang tua, suami, Saudara (i) yang selalu
mendukung dan mendoakan sepenuh hati demi terciptanya Laporan
aktualisasi ini.
10. Rekan-rekan peserta latsar CPNS kelompok 1 Majalengka II yang selalu
membuat semangat dan saling support dalam menyelesaikan Laporan
Rancangan Aktualisasi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada laporan
aktualisasi ini, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk penyempurnaan laporan aktualisasi ini. Penulis berharap
semoga laporan aktualisasi ini dapat memberikan manfaat bagi UPTD
Puskesmas Cikijing.
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................ii

KATA PENGANTAR.............................................................................................. iii

DAFTAR ISI.............................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR................................................................................................vii

DAFTAR TABEL.....................................................................................................viii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................1

1.2 Tujuan dan Manfaat.........................................................................3

1.3 Ruang Lingkup.................................................................................4

BAB II PROFIL INSTANSI DAN PESERTA...............................................6

2.1 Profil Instansi...................................................................................6

2.2 Profil Peserta.................................................................................... 10

2.3 Nilai-Nilai DasarASNBerAKHLAK...............................................15

BABIII RANCANGAN AKTUALISASI.........................................................24

3.1 Deskripsi Isu....................................................................................24

3.1.1 Isu Ke-1................................................................................. 24

3.1.2 Isu Ke-2................................................................................. 25

3.1.3 Isu Ke-3................................................................................. 25

3.2 Penetapan Core Isu..........................................................................26

3.3 Penentuan Penyebab Core Isu.........................................................28

3.4 Gagasan Kreatif Penyelesaian Core Isu.......................................... 29


3.5 Matrik Rancangan Aktualisasi........................................................30

3.7 Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi (BerAKHLAK)..............41

3.8 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi.....................................42

BAB IV PENUTUP......................................................................................45

DAFTAR
PUSTAKA.........................................................................................................46
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gizi merupakan faktor penting karena secara langsung


berpengaruh terhadap kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), oleh karena
itu perlu pelayanan gizi yang berkualitas pada individu dan masyarakat.
Pelayanan gizi merupakan salah satu sub-sistem dalam pelayanan kesehatan
paripurna, yang berfokus kepada keamanan pasien. Dengan demikian
pelayanan gizi wajib mengacu kepada standar yang berlaku. Mengingat
masih dijumpai kejadian malnutrisi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya, maka perlu upaya pendekatan yang lebih strategis
(PAGT, 2014).
Hasil studi kohort tahun 2011 yang dikenal dengan penelitian
SARMILA di 3 (tiga) rumah sakit (RS Dr. Sardjito Yogyakarta, RS M.
Djamil Padang dan RS Sanglah Denpasar), diketahui pasien dengan asupan
energi tidak cukup selama di rumah sakit mempunyai risiko lebih besar
untuk malnutrisi dan terdapat perbedaan yang signifikan lama hari rawat
inap pada pasien dengan asuhan gizi dan pelayanan gizi konvensional.
Peran ASN di bidang kesehatan adalah mewujudkan pelayanan
kesehatan yang berkualitas prima di pusat-pusat pelayanan kesehatan seperti
pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas). Berdasarkan Permenkes Nomor
43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif diwilayah kerjanya.
Puskesmas mempunyai tugas yaitu melaksanakan kebijakan kesehatan
untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Puskesmas menyelenggarakan
fungsi sebagai penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan
penyelenggaraan upaya kesehatan perseorangan (UKP) tingkat pertama.
Salah satu upaya kesehatan perseorangan yang perlu
diselenggarakan Puskesmas Cikijing adalah pelayanan gizi pasien rawat
inap. Namun pelayanan gizi pasien rawat inap di Puskesmas Cikijing belum
terlaksana hal tersebut salah satunya disebabkan kurangnya SDM tenaga
gizi, sehingga pemberian makan pada pasien rawat inap di puskesmas
Cikijing diberikan dengan jenis diet dan porsi yang sama tanpa
memperhatikan usia dan penyakit yang diderita pasien. Sebagai gambaran
pada tahun 2021 penyakit tyfoid merupakan penyakit pertama terbanyak
diunit rawat inap yaitu sebanyak 295 kasus, ke dua ISPA sebanyak 283
kasus dan GEA sebanyak 266 kasus. Tentunya tiga besar penyakit tersebut
memerlukan terapi gizi yang berbeda.
Berdasarkan Permenkes no 46 tahun 2015 Bab VII tentang
Layanan Klinis yang Beriorientasi Pasien (LKBP) standar 7.9 makanan dan
terapi nutrisi ahli gizi melakukan kajian untuk mengidentifikasi adanya
risiko nutrisi untuk disusun rencana asuhan gizi. Tingkat kemajuan pasien
dimonitor dan dicatat dalam rekam medis.
Terapi gizi atau terapi diet adalah bagian dari perawatan penyakit
atau kondisi klinis yang harus diperhatikan agar pemberiannya tidak
melebihi kemampuan organ tubuh untuk melaksanakan fungsi metabolisme,
Terapi gizi harus selalu disesuaikan dengan perubahan fungsi organ.
Pemberian diet pasien harus dievaluasi dan diperbaiki sesuai dengan
perubahan keadaan klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium. Selain itu
dengan pemberian diet atau asuhan gizi yang tepat dapat memulihkan
keadaan pasien lebih cepat terutama pasien dengan kebutuhan gizi khusus.
Sehubungan dengan hal tersebut penulis akan mambuat rancangan
kegiatan agar asuhan gizi pasien rawat inap di puskesmas Cikijing dapat
terlaksana dan dapat meningkatkan mutu pelayanan di puskesmas Cikijing
khususnya di unit rawat inap.
1.2 Tujuan dan Manfaat

1.2.1 Tujuan Aktualisasi

Tujuan dari aktualisasi ini untuk mengimplementasikan nilai- nilai dasar


ASN dalam melaksanakan setiap pekerjaan/kegiatan yang dilakukan dengan
Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyalitas,
Adaptif, dan Kolaboratif, dan meningkatkan kompetensi sebagai nutrisionis
dalam memberikan pelayanan.

1.2.2 Tujuan Umum

a. Mampu menerapkan nilai-nilai berorientasi pelayanan sehingga


memberikan pelayanan prima.

b. Mampu menerapkan nilai-nilai akuntabel sehingga memiliki tanggung


jawab dan integritas terhadap pekerjaan yang dikerjakan.

c. Mampu menerapkan nilai-nilai kompeten sehingga memiliki kompetensi


diri

d. Mampu menerapkan nilai-nilai harmonis sehingga dapat menolong orang


lain dan membangun lingkungan kerja yang kondusif

e. Mampu menerapkan nilai-nilai loyal sehingga dapat berdedikasi dan


mementingkan kepentingan masyarakat

f. Mampu menerapkan nilai-nilai adaptif sehingga dapat terus berinovasi dan


berkreatif dalam menghadapi perubahan

g. Mampu menerapkan nilai-nilai kolaboratif sehingga dapat menjalin


kerjasama

1.2.3 Tujuan Khusus

a. Mengoptimalkan mutu pelayanan UPTD pusekesmas Cikijing


b. Terlaksananya asuhan gizi pasien rawat inap di UPTD Puskesmas Cikijing

1.2.4 Manfaat
a. Manfaat untuk Penulis

Mampu menerapkan nilai-nilai dasar BerAKHLAK dalam melakukan


tugas pokok dan fungsi sebagai nutrisionis berdasarkan Keputusan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
23/KEP/M.PAN/4/2001.

b. Manfaat untuk Organisasi


Memperbaiki dan meningkatnya kualitas pelayanan puskesmas di unit
rawat inap khususnya dengan terlaksananya asuhan gizi.

c. Manfaat untuk Masyarakat


Masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal di bidang asuhan
gizi, sehingga kebutuhan gizi terpenuhi dan membantu mempercepat
proses penyembuhan.

1.3 RuangLingkup

1.3.1 Ruang lingkup kegiatan meliputi :

a. Kegiatan rancangan aktualisasi dan habituasi ini akan dilaksanakan di


UPTD Puskesmas Cikijing.

b. Target sasaran kegiatan aktualisasi ini adalah pasien rawat inap di UPTD
Puskesmas Cikijing.

c. Kegiatan aktualisasi dilaksanakan pada saat off kampus selama 30 hari


kerja, mulai 1 Juli 2021 sampai dengan 6 Agustus 2022.
BAB II
PROFIL INSTANSI DAN PESERTA

2.1 Profil Instansi

2.1.1 Gambaran Umum

Gambar 2.1 UPTD Puskesmas Cikijing

Puskesmas Cikijing merupakan satu-satunya Puskesmas induk di


kecamatan Cikijing, berlokasi di Desa Kasturi . Puskesmas Cikijing
awalnya dibangun dengan standar puskesmas non rawat inap satu lantai
pada tahun 1984 yang kemudian mengalami renovasi menjadi dua lantai
dan ditambahkan rawat inap serta PONED pada tahun 2007.
Puskesmas Cikijing ditetapkan menjadi puskesmas rawat inap yang
berdasarkan Surat Keputusan Bupati Majalengka Nomor 312 Tahun 2012
tentang penetapan status penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada
puskesmas di Kabupaten Majalengka dengan ijin operasional Puskesmas
nomor 449/007.SIOP/DPMPTSP/X/2018. Berdasarkan peta wilayah,
tampak bahwa wilayah kerja UPT Puskesmas Cikijing memiliki batas
wilayah sebagai berikut :
Utara : Kecamatan Banjaran
Selatan : Kecamatan Cingambul
Timur : Kecamatan Darma Kab. Kuningan
Barat : Kecamatan Talaga

2.1.2 Visi

Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten


Majalengka Tahun 2019-2023 visi dan misi Pemerintah Kabupaten
Majalengka yaitu: adalah “Mewujudkan Tata Kehidupan
dan Penghidupan Masyarakat Majalengka yang
RELIGIUS, ADIL, HARMONIS dan SEJAHTERA pada
tahun 2023”.

2.1.3 Misi
Misi Kabupaten Majalengka adalah langkah-langkah yang akan
diambil untuk mewujudkan visi Kabupaten Majalengka. Upaya untuk
mewujudkan visi dijabarkan melalui misi:

1. Mewujudkan perilaku kehidupan masyarakat beragama sebagai


tradisi budaya.

2. Mewujudkan keadilan fungsional , keadilan teritorial dan


pemerataan hasil-hasil pembangunan berdasarkan pada
potensinya masing-masing.

3. Meneguhkan empat pilar kebangsaan sebagai etika dan norma


bermasyarakat berbangsa dan bernegara dalam kehidupan
keluarga.

4. Tercapainya kondisimasyarakat Majalengka yang berkecukupan,


berbahagia secara lahir dan bathin.
2.1.4 Nilai-nilai

Tata nilai yang digunakan dalam mendukung pelaksanaan misi untuk


mewujudkan visi adalah “SOMEAH” yaitu:

S : Senyum

O : Sopan

M : Menarik

E : Edukatif

A : Aktif

H : Ramah
2.1.5 Struktur Organisasi
Gambar 2.2 Struktur Organisasi
2.1.6 Tugas Pokok
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya.
Tugas pokok dan fungsi Puskesmas diatur oleh Peraturan Mentri
Kesehatan Republik Indonesia No 43 tahu 2019.

2.1.7 Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1),
Puskesmas memiliki fungsi:
a. Penyelenggara UKM (Usaha Kesehatan Masyarakat) tingkat pertama
diwilayah kerjanya
b. Penyelenggara UKP (Usaha Kesehatan Perorangan) tingkat pertama di
wilayah kerjanya.
Selain menyelenggarakan fungsi sebagai penyelenggara UKM dan UKP
Puskesmas dapat berfungsi sebagai wahana pendidikan bidang kesehatan,
wahana program internsip, dan/atau sebagai jejaring rumah sakit
pendidikan.
2.2 Profil Peserta

Gambar 2.3 Foto Peserta

Nindi Suci Nurlaeli,S.Gz adalah peserta Pelatihan Dasar CPNS Angkatan II


Kelompok 1 Tahun 2022, asal instansi Pemerintah Daerah Kabupaten
Majalengka. Saat ini saya ditempatkan di UPTD Puskesmas Cikijing dengan
jabatan Ahli Pertama Nutrisionis. Berikut beberapa hal mengenai data diri
saya:

1. Nama : Nindi Suci Nurlaeli,S.Gz


2. NIP : 19911024202203009
3. Tempat/Tgl Lahir : Majalengka, 24 Oktober 1991
4. Agama : Islam
5. Riwayat Pendidikan:

1)Politeknik Kesehatan Tasikmalaya (D-III Gizi)

2)Universitas Respati Yogyakarta (S1 Ilmu Gizi)

2.2.1 Tugas Pokok Nutritionis

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara


Nomor 23/KEP/M.PAN/4/2001 Pasal 4 mengenai tugas pokok
nutrisionis. Tugas pokok nutrisionis adalah melaksanakan pelayanan
dibidang gizi, makanan, dan dietetik yang meliputi pengamatan,
penyusunan program, pelaksanaan, penilaian gizi bagi perorangan,
kelompok dimasyarakat dan dirumah sakit.

2.2.2 Uraian Kegiatan Sesuai Jenjang Jabatan


Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Indonesia Nomor 23 Tahun 2001 pasal 7 mengenai uraian kegiatan
tugas jabatan fungsional nutrisional ahli pertama adalah berikut:
1) Menganalisis data gizi, makanan dan dietetik dan
penunjangnya secara deskriptif dalam rangka menyusun
rencana lima tahun
2) Menganalisis data gizi, makanan dan dietetik dan
penunjangnya secara deskriptif dalam rangka menyusun
rencana tahunan
3) Menganalisis data gizi, makanan dan dietetik dan
penunjangnya secara deskriptif dalam rangka menyusun
rencana triwulan
4) Menganalisis data gizi, makanan dan dietetik dan
penunjangnya secara deskriptif dalam rangka menyusun
rencana bulanan
5) Menganalisis data dalam rangka menyusun juklak/juknis
dibidang gizi, makanan dan dietetik
6) Menganalisis data secara deskriptif dalam rangka menyusun
pedoman gizi, makanan dan dietetik
7) Menganalisis data secar standar umum dalam rangka
menyusun standar gizi, makanan dan dietetik individu
8) Menyusun rancangan standar gizi, makanan dan dietetik pada
penyakit tanpa komplikasi
9) Menganalalsis data dalam rangka menyusn kebutuhan gizi,
makanan dan dietetik individu
10) Menganalsis uji coba studi kelayakan rancangan
juklak/juknis/standar/kebutuhan gizi, makanan dan dietetik
11) Melaksanakan studi kelayakan rancangan
juklak/juknis/pedoman/standar kebutuhan gizi,makanan dan
dietetik
12) Menyusun laporan pelaksanaan study kelayakan rancangan
juklak/juknis/pedoman/standar/kebutuhan gizi, makanan dan
dietetik
13) Menysusn proposal untuk enyusun instrument pengamatan
keadaan gizi, makanan dan dietetik
14) Melakukan uji coba instrument pengamatan keadaan gizi,
makanan dan dietetic
15) Menganalisis data pengamatan keadaan gizi, makanan dan
dietetik secara deskriptif
16) Mengumpulkan data tentang sumber daya untuk
penanggulangan masalah dibidang gizi, makanan dan dietetik
17) Mengumpulkan data gizi makanan dan dietetik serta
penunjangnya untuk melaksanakan koordinasi kegiatan gizi,
pemantauan dan penilaian kegiatan gizi, pembinaan kegiatan
perbaikan gizi, makanan dan dietetik pada kegiatan kelompok
sasaran tertentu, pencatatan dan pelaporan
18) Melakukan pelatihan bagi pengelola institusi pelayanan
dibidang gizi, makanan dan dietetik
19) Melakukan inventarisasi fisik bahan, materi pangan, peralatan
dan sasaran pelayanan gizi setiap triwulan
20) Melakukan pengukuran palpasi di unit atau wilayah kerja
tahunan
21) Mengumpulkan data deteksi dini kekurangan vitamin A di unit
wilayah kerja tahunan.
22) Mengumpulkan data prevalensi anemi gizi besi (AGB) di unit
atau wilayah kerja tahunan
23) Melakukan penilaian hasil pengumpulan data prevalensi anemi
gizi besi
24) Melakukan penilaian pemeriksaan penunjang meliputi
laboratorium, klinik dll
25) Melakukan konsultasi diet khusus dengan satu komplikasi
26) Melakukan konsultasi diet KEP berat tanpa komplikasi
27) Melakukan penyuluhan gizi/diet kelompok
28) Melakukan pemeriksaan pada penyediaan makanan biasa
29) Melakukan pemeriksaan pada penyediaan makanan khusus
30) Melakukan pengawasan harian mutu makanan dan PMT
meliputi standar porsi, standar bumbu, standar resep, standar
menu, keamanan dan cita rasa
31) Menyusun perencanaan diet sesuai penyakit dan preskripsi diet
dengan 2 (dua) komplikasi
32) Melakukan penilaian diet klien dalam tim kerja pada
kunjungan keliling
33) Mengolah data penelitian terapan dalam bidang gizi dan
dietetik
34) Melakukan rujukan tenaga dalam pelayanan gizi, makanan dan
dietetik terhadap penyakit tanpa komplikasi
35) Melakukan rujukan tenaga dalam pelayanan gizi, makanan dan
dietetik
36) Memantau kegiatan pengukuran LILA, IMT, palpasi, deteksi
vitamin A meliputi sasaran, perawatan gizi, standar gizi
ditingkat desa dan kecamatan secara tahunan
37) Memantau penggunaan dana kegiatan pelayanan gizi, makanan
dan dietetik di RS atau institusi lain secara bulanan
38) Memantau konsultasi diet khusus, standar khusus, meliputi
sasaran, macam dan jumlah diet
39) Memantau penyuluhan gizi khusus, individu, kelompok
meliputi sasaran, macam dan jumlah diet
40) Mengevaluasi hasil kegiatan pelayanan gizi terhadap
pengukuran TB, BB, umur pada akhir kegiatan secara analitik
41) Mengevaluasi hasil kegiatan PMT di desa kecamatan dan
ditengah dan diakhir kegiatan pada PMT anak sekolah
42) Mengevaluasi hasil distribusi pelayanan gizi meliputi kapsul
yodium, kapsul vit.A, pil besi, obat gizi di desa, kecamatan
ditengah dan diakhir kegiatan
43) Mengevaluasi hasil penyuluhan gizi umum dan khusus
meliputi sasaran, macam dan jumlah diakhir kegiatan
44) Melakukan evaluasi penggunaan dana kegiatan pelayanan gizi,
makanan dan dietetik dikecamatan diakhir kegiatan

2.3 Nilai-nilai Dasar BerAKHLAK

Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri PANRB Nomor 20


Tahun 2021 tanggal 26 Agustus 2021 tentang Implementasi Core Values dan
Employer Branding Aparatur Sipil Negara, disebutkan bahwa dalam rangka
penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi pengelolaan
ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class Government),
Pemerintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai Dasar) ASN
BerAKHLAK dan Employer Branding (Bangga MelayaniBangsa).
Pada tanggal 27 Juli 2021, Presiden Joko Widodo meluncurkan Core
Values dan Employer Branding ASN tersebut, yang bertepatan dengan Hari
Jadi Kementerian PANRB ke-62. Core Values ASN yang diluncurkan yaitu
ASN BerAKHLAK yang merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Core Values
tersebut seharusnya dapat dipahami dan dimaknai sepenuhnya oleh seluruh
ASN serta dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan tugas dan kehidupan
sehari-hari.

A. Berorientasi Pelayanan
Secara lebih operasional, Berorientasi Pelayanan dapat dijabarkan
dengan beberapa kriteria, yakni:
1. ASN harus memiliki kode etik (code of ethics) untuk menjabarkan
pedoman perilaku sesuai dengan tujuan yang terkandung dari masing-
masing nilai.
2. Untuk mendetailkan kode etik tersebut, dapat dibentuk sebuah kode
perilaku (code of conducts) yang berisi contoh perilaku spesifik yang
wajib dan tidak boleh dilakukan oleh pegawai ASN sebagai
interpretasi dari kode etik tersebut.
3. Pegawai ASN harus menerapkan budaya pelayanan, dan menjadikan
prinsip melayani sebagai suatu kebanggaan.

Sebagaimana kita ketahui, ASN sebagai suatu profesi


berlandaskan pada prinsip sebagai berikut:
a. nilai dasar;
b. kode etik dan kode perilaku;
c. komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan
publik;
d. kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;
e. kualifikasi akademik;
f. jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas;dan
g. profesionalitas jabatan.

Dari berbagai sumber, definisi nilai dasar sendiri adalah kondisi


ideal atau kewajiban moral tertentu yang diharapkan dari ASN untuk
mewujudkan pelaksanaan tugas instansi atau unit kerjanya. Sedangkan
kode etik adalah pedoman mengenai kewajiban moral ASN yang
ditunjukkan dalam sikap atau perilaku terhadap apa yang
dianggap/dinilai baik atau tidak baik, pantas atau tidak pantas baik
dalam melaksanakan tugas maupun dalam pergaulan hidup sehari-hari.
Penjabaran berikut ini akan mengulas mengenai panduan perilaku/kode
etik dari nilai Berorientasi Pelayanan sebagai pedoman bagi para ASN
dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, yaitu:
1) Memahami dan Memenuhi Kebutuhan Masyarakat
Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan
panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang pertama
inidiantaranya:
a) mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
b) menjalankan tugas secara profesional dan tidakberpihak;
c) membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;dan
d) menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.

2) Ramah, Cekatan, Solutif, dan DapatDiandalkan


Adapun beberapa Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan
dengan panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang kedua ini
diantaranya:
a) memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yangluhur;
b) memiliki kemampuan dalam melaksanakan
kebijakan dan program pemerintah;dan
c) memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
Djamaludin Ancok dkk (2014) memberi ilustrasi bahwa perilaku
yang semestinya ditampilkan untuk memberikan layanan prima
adalah:
a) Menyapa dan member salam;
b) Ramah dan senyum manis;
c) Cepat dan tepat waktu;
d) Mendengar dengan sabar dan aktif;
e) Penampilan yang rapi dan bangga akan penampilan;
f) Terangkan apa yang Saudara lakukan;
g) Jangan lupa mengucapkan terimakasih;
h) Perlakukan teman sekerja seperti pelanggan; dan
i) Mengingat nama pelanggan
18

Untuk menghasilkan mutu dalam pelayanan publik yang


bersifat jasa, sangat membutuhkan kerja sama dan partisipasi
masyarakat. Oleh sebab itu, ASN harus mampu memelihara
komunikasi dan interaksi yang baik dengan masyarakat, bersifat
kreatif, proaktif dan inovatif dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat yang berbeda beda.
3) Melakukan Perbaikan Tiada Henti
Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan
perilaku Berorientasi Pelayanan yang ketiga ini diantaranya:
a) mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik; dan
b) mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
Karakteristik dalam memberikan pelayanan prima
ditunjukkan dengan upaya perbaikan secara berkelanjutan
melalui berbagai cara, antara lain: pendidikan, pelatihan,
pengembangan ide kreatif, kolaborasi, dan benchmark. Setiap
individu aparatur turut memikirkan bagaimana langkah
perbaikan yang dapat dilakukan dari posisinya masing-masing.
Di lain pihak, pimpinan melakukan pemberdayaan aparatnya
secara optimal, dan memberikan arah menuju terciptanya
layanan prima yang dapat memuaskan stakeholders dengan
memberikan superior customer value.
Hal ini berarti bahwa memberikan layanan yang bermutu
tidak boleh berhenti ketika kebutuhan masyarakat sudah dapat
terpenuhi, melainkan harus terus ditingkatkan dan diperbaiki
agar mutu layanan yang diberikan dapat melebihi harapan
pengguna layanan. Layanan hari ini harus lebih baik dari hari
kemarin, dan layanan hari esok akan menjadi lebih baik dari hari
ini (doing something better andbetter).
Dalam perkembangannya budaya pelayanan harus
19

dipandang sebagai sebuah proses belajar yang menghasilkan


bentuk baru serta pengetahuan dan kepandaian yang baru.
Sebagai sebuah proses belajar budaya pelayanan harus dapat
melakukan perubahan kebiasaan, perubahan nilai, dan perubahan
pola pikir atau paradigma pelayanan.

B. Akuntabel
Akuntabel adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan
segala tindak dan tanduk ASN sebagai pelayan publik kepada atasan,
lembaga pembina, dan kepada publik. Akuntabilitas merujuk pada
kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi
tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Dengan demikian kepercayaan masyarakat (public trust) kepada
birokrasi akan semakin menguat karena aparaturnya mampu berperan
sebagai kontrol demokrasi, mencegah korupsi dan penyalahgunaan
kekuasaan serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas. Akuntabel
diwujudkan dengan perilaku:
1) Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung
jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi
2) Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara
secara bertanggung jawab, efektif, danefisien
3) Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan
berintegritas tinggi.
Sedangkan, indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus
diperhatikan, yaitu :
1. Kepemimpinan : Pimpinan memainkan peranan yang
penting dalam menciptakan lingkungannya.
2. Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan
yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi
3. Integritas : konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan
keyakinan.
4. Tanggung Jawab : kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya dalam kesadaran akan kewajiban.
5. Keadilan : kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
6. Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan
akuntabilitas.
7. Keseimbangan : Keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
8. Kejelasan : Kejelasan tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil
yang diharapkan.
9. Konsistensi : Usaha untuk terus dan terus melakukan
sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.

C. Kompeten
Kompeten artinya deskripsi pengetahuan, keterampilan dan
perilaku yang diperlukan dalam melaksanakan tugas jabatan. Wujud
perilaku kompeten diantaranya:
1) Meningkatkan kompetensi diri untuk mengjawab tantangan yang
selalu berubah
a) Setiap ASN sebagai profesional sesuai dengan kualifikasi,
kompetensi dan kinerja.
b) Selain ciri tersebut ASN terikat dengan etika profesi sebagai
pelayan publik
c) Perilaku etika profesional secara operasional tunduk pada
perilaku BerAkhlak.
2) Membantu orang lain belajar
a) Sumber pembelajaran lain bagi ASN dapat memanfaatkan
sumber keahlian para fakar/konsultan, yang mungkin dimiliki
unit kerja atau instansi tempat ASN bekerja atau tempat lain.
b) Pengetahuan juga dihasilkan oleh jejaring informal
(networks), yang mengatur diri sendiri dalam interaksi dengan
pegawai dalam organisasi dan atau luar organisasi.
3) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
a) Pengetahuan menjadi karya, sejalan dengan kecenderungan
setiap organisasi, baik instansi pemerintah maupun swasta,
bersifat dinamis, hidup dan berkembang melalui berbagai
perubahan lingkungan karya manusia
b) Pentingnya berkarya terbaik dalam pekerjaan sekayaknya
tidak dilepaskan dengan apa yang menjadi terpenting dalam
hidup seseorang.
D. Harmonis
Harmonis adalah sikap peduli dan menghargai perbedaan yang
ada pada diri setiap manusia.Harmonis harus diterapkan dalam
lingkungan kerja, sebab salah satu kunci sukses kinerja suatu
organisasi berawal dari suasana tempat kerja. Energi positif yang ada
di tempat kerja bisa memberikan dampak positif bagi karyawan yang
akhirnya memberikan efek domino bagi produktivitas, hubungan
internal, dan kinerja secara keseluruhan. Memperhatikan aspek
filosofis dari kata pengertian harmonis diatas, maka jika diibaratkan
suatu aliran dalam seni musik yang membicarakan tentang hubungan
antara nada satu dengan nada yang lain. Adapun pengertian Harmonis
ialah Kerjasama antar berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga
faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur.
Begitu juga saat kita bekerja dan menjalankan tugas sebagai ASN
kita mengharapkan suasana harmonis selalu tercipta di lingkungan
kerja kita. Harmonis diwujudkan dalam perilaku :
1) Menghargai setiap orang apappun latar belakangnya

2) Suka mendorong orang lain

3) Membangun lingkungan kerja yang kondusif

E. Loyal
Loyal dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Dalam rangka
penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi
pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class
Government), pemerintah telah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai
dasar) ASN BerAKHLAK dan Employer Branding (Bangga Melayani
Bangsa). Nilai “Loyal” dianggap penting dan dimasukkan menjadi
salah satu core values yang harus dimiliki dan diimplementasikan
dengan baik oleh setiap ASN dikarenakan oleh faktor penyebab
internal dan eksternal. Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat
digunakan oleh organisasi untuk mengukur loyalitas pegawainya,
diantaranya:
1) Taat pada Peraturan.
2) Bekerja dengan Integritas.
3) Tanggung Jawab pada Organisasi.
4) Kemauan untuk Bekerja Sama.
5) Rasa Memiliki yangTinggi.

Panduan perilaku Loyal sebagai seorang ASN adalah sebagai


berikut:
1) Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia serta pemerintahan yang sah;
2) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi, dan negara;
3) Menjaga rahasia jabatan dan negara.
F. Adaptif
Adaptif merupakan kemampuan untuk beradaptasi dalam
menghadapi berbagai perubahan-perubahan yang terjadi, baik di
lingkungan sekitarnya maupun di lingkungan global.Salah satu
tantangan membangun atau mewujudkan individu dan organisasi
adaptif tersebut adalah situasi VUCA (Volatility, Uncertainty,
Complexity, dan Ambiguity). Hadapi Volatility dengan Vision, hadapi
uncertainty dengan understanding, hadapi complexity dengan clarity,
dan hadapi ambiguity dengan agility. Organisasi adaptif yaitu
organisasi yang memiliki kemampuan untuk merespon perubahan
lingkungan dan mengikuti harapan stakeholder dengan cepat dan
fleksibel. Budaya organisasi merupakan faktor yang sangat penting di
dalam organisasi sehingga efektivitas organisasi dapat ditingkatkan
dengan menciptakan budaya yang tepat dan dapat mendukung
tercapainya tujuan organisasi. Bila budaya organisasi telah disepakati
sebagai sebuah strategi perusahaan maka budaya organisasi dapat
dijadikan alat untuk meningkatkan kinerja. Dengan adanya
pemberdayaan budaya organisasi akan menghasilkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Adapun, perilaku adaptif diwujudkan
dalam sikap:
1) Cepat menyesuaikan diri menghadapiperubahan
2) Terus berinovasi dan mengembangakkankreativitas
3) Bertindak proaktif

G. Kolaboratif
Kolaboratif adalah sikap dalam membangun kerjasama yang
sinergis, oleh beberapa pihak untuk dapat mencapai tujuan bersama.
Kolaborasi juga sering dikatakan meliputi segala aspek pengambilan
keputusan, implementasi sampai evaluasi. Berbeda dengan bentuk
kolaborasi lainnya atau interaksi stakeholders bahwa organisasi lain
dan individu berperan sebagai bagian strategi kebijakan,
collaborative governance menekankan semua aspek yang memiliki
kepentingan dalam kebijakan membuat persetujuan bersama dengan
“berbagi kekuatan”. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam
kolaborasi antar lembaga pemerintah adalah kepercayaan, pembagian
kekuasaan, gaya kepemimpinan, strategi manajemen dan formalisasi
pada pencapaian kolaborasi yang efisien dan efektif antara entitas
publik. Wujud perilaku kolaboratif ditunjukkan oleh perilaku:

1. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untukberkontribusi

2. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkanersama nilai


tambah
3. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan
bersama
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Deskripsi Isu

Isu merupakan hal yang penting untuk di identifikasi sebelum


membuat rancangan aktualisasi. Hal ini disebabkan karena isu menjadi
acuan dalam menentukan solusi terkait permasalahan yang timbul di
instansi. Berdasarkan hasil pengamatan selama bekerja sebagai nutrisionis
di Puskesmas Cikijing, ditemukan 3 (tiga) isu yang berkaitan dengan tugas
dan fungsi nuntrisionis, yaitu :

3.1.1 Isu Ke-1

Belum terlaksananya asuhan gizi pasien rawat inap


a. Kondisi isu saat ini: Berdasarkan wawancara dengan kepala
puskesmas dan koordinator gizi UKM (Upaya Kesehatan
Masyarakat), asuhan gizi pasien rawat inap di Puskesmas Cikijing
belum terlaksana hal tersebut disebabkan karena kurangnya SDM
ahli gizi pada tahun 2021.
b. Dampak yang terjadi: Pemberian makan pasien tidak sesuai dengan
diagnosis dokter dan tidak terpenuhinya kebutuhan gizi pasien rawat
inap yang akan menyebabkan terjadinya resiko malnutrisi.
c. Sumber Isu (SMARTASN):
- Profesionalisme: Nilai profesionalitas melakukan pekerjaan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi nutrisionis salah satunya dengan
melaksanakan asuhan gizi pasien rawat inap di UPTD Puskesmas
Cikijing.
- Hospitality: prinsip memberikan pelayanan yang ramah
lebih ditingkatkan, agar pasien puas dengan pelayanan
yang kita berikan.
3.1.2 Isu Ke-2

Belum optimalnya penyelenggaraan makanan pasien rawat inap.


a. Kondisi isu saat ini: berdasarkan hasil wawancara dengan tenaga
pengolah makanan penyelenggaraan makanan pasien rawat inap
belum optimal ditandai dengan belum adanya daftar permintaan
diet, porsi menu pada pasien anak dan dewasa sama.
b. Dampak yang terjadi: terjadinya kesalahan diet, kebutuhan gizi
pasien tidak terpenuhi.
c. Sumber Isu (SMART ASN):
- Profesionalisme: Nilai profesionalitas melakukan pekerjaan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi nutrisionis salah dengan
membuat siklus menu, standar menu dan porsi serta memberikan
pelatihan kepada petugas pengolah.
- Hospitality: Penyelenggaraan makanan pasien harus di tingkatkan
lagi dengan siklus menu, standar diet dan standar porsi serta menu
yang menarik, agar nafsu makan pasien meningkat dan intake
asupan pasien baik sehingga kebutuhan gizi pasien terpenuhi.

3.1.3 Isu Ke-3

Masih kurangnya kesadaran orang tua balita untuk membawa


balita ke posyandu.

a. Kondisi isu saat ini : Berdasarkan wawancara dengan koordinator


program gizi UKM masih rendahnya cakupan D/S (balita yang
datang ke posyandu untuk ditimbang dibandingkan dengan jumlah
sasaran balita) pada tahun 2021 yaitu 80,7%.

b. Dampak yang terjadi : cakupan D/S tidak sesuai dengan target yang
harus dicapai yaitu 87,50%. jika menurunnya kunjungan D/S maka
hal tersebut dapat berdampak pada kurangnya kontrol pertumbuhan
dan perkembangan bayi/balita secara maksimal.
c. Sumber Isu (SMART ASN):

- Profesionalisme: Nilai profesionalitas harus ditingkatkan dan di


evaluasi lagi dengan memberikan edukasi untuk meningkatkan
pengetahuan kepada masyarakat terkait pentingnya membawa
anak ke posyandu.

Networking: Memiliki hubungan yang baik dengan kader


dan tokoh masyarakat agar mengajak dan membantu
edukasi pada ibu balita untuk rutin membawa anaknya ke
posyandu

No Isu Penilaian Kriteria Total Peringkat


Nilai
U S G

1. Belum terlaksananya 5 5 5 15 I
asuhan gizi pasien rawat
inap

2. Penyelenggaraan 4 4 3 11 II
makanan pasien rawat
inap belum optimal

3. Masih kurangnya 3 3 4 10 III


kesadaran orang tua
balita untuk membawa
balita ke posyandu

3.2 Penetapan Core Isu


Tabel 3.1 Penetapan Core Isu dengan Analisa USG
Berdasarkan permasalahan di atas , untuk menetapkan prioritas isu
yang akan menjadi fokus penyelesaian masalah, penulis menggunakan
metode USG. U (Urgency) yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau
tidak masalah tersebut diselesaikan, artinya apabila masalah tidak segera
ditanggulangi akan semakin gawat. S (Seriousness) yaitu dengan melihat dampak
masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan,
membahayakan sistem atau tidak, apabila masalah tidak diselesaikan dengan
cepat akan berakibat serius pada masalah lainnya. G (Growth) yaitu apakah
masalah tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah,
artinya apabila masalah tersebut tidak segera diatasi pertumbuhannya akan
berjalan terus. Analisis USG mempertimbangkan tingkat kepentingan,
keseriusan, dan perkembangan setiap variabel dengan rentang nilai atau skala
likert 1-5 dengan keterangan sebagai berikut :

Urgency (U) Seriousness (S) Growth (G)


Sangat Mendesak =5 SangatSerius =5 Sangat Cepat Memburuk = 5
Mendesak =4 Serius =4 Cepat Memburuk =4
Cukup Mendesak =3 Cukup Serius =3 Cukup Cepat Memburuk = 3
Kurang Mendesak =2 Kurang Serius =2 Kurang Cepat Memburuk = 2
TidakMendesak =1 TidakSerius =1 Tidak Cepat Memburuk = 1

Berdasarkan hasil USG tersebut dapat disimpulkan Belum


terlaksananya asuhan gizi pasien rawat inap di Puskesmas Cikijing dengan
perolehan skor Urgency, Seriousness, serta Growth tertinggi yaitu 15.

3.2 Penentuan Penyebab Core Isu


Dalam menganilisis faktor penyebab core isu, penulis
menggunakan teknik analisis fish bone. Fishbone merupakan salah satu
metode yang digunakan untuk identifikasi penyebab suatu masalah.
Fishbone lebih menekankan pada hubungan sebab akibat sehingga sering
disebut dengan cause and effect diagram. Untuk mengetahui penyebab
belum terlaksananya asuhan gizi pasien rawat inap di Puskesmas Cikijing,
adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1 Diagram Fish Bone

Manusia Sarana

Kurangnya SDM ahli gizi Belum tersedia formulir asuhan gizi


Leaflet konseling gizi Belum
terlaksanan
ya asuhan
gizi pasien
rawat inap
Kurangnya koordinasi terkait Belum tersedia SOP
pelayanan asuhan gizi rawat inap asuhan gizi rawat inap

Metode
Lingkungan

Di bawah ini merupakan penjelasan terkait analisis fish bone:


a. Manusia
Penyebab terjadinya belum terlaksananya asuhan gizi pasien rawat inap
yaitu dari kurangnya SDM ahli gizi. Ahli gizi yang ada di Puskesmas
Cikijing pada tahun 2021 adalah satu orang dan lebih fokus pada
program gizi UKM.
b. Sarana
Belum tersedianya formulir asuhan gizi pada rekam medik pasien dan
leaflet konseling gizi mengenai pengaturan diet pasien.
c. Metode
Belum tersedianya SOP asuhan gizi pasien rawat inap sebagai acuan dalam
pelaksanaan asuhan gizi pasien rawat inap.
d. Lingkungan
Belum adanya koordinasi antara nutrisionis dan unit rawat inap
mengenai pentingnya asuhan gizi pasien rawat inap.
3.3 Gagasan Kreatif Penyelesaian Core Isu
Mengatasi isu tersebut, penulis berusaha untuk memberikan
gagasan untuk pemecahan masalah “belum terlaksananya asuhan gizi
pasien rawat inap” melalui koordinasi dan sosialisasi dengan dokter dan
perawat di unit rawat inap, membuat SOP asuhan gizi pasien rawat inap,
formulir asuhan gizi dan leaflet konseling gizi
Gagasan tersebut terkait dengan SMART ASN, yaitu memanfaatkan
digital dengan aplikasi atau website desain yang ada di internet.
Pembuatan leaflet konseling gizi yang menarik agar pasien lebih mudah
memahami pengaturan diet yang harus diterapkan.
3.4 Matrik Rancangan Aktualis

Unit Kerja : Ahli Pertama Nutrisionis pada UPTD Puskesmas Cikijing

Identifikasi Isu : 1. Belum terlaksananya asuhan gizi pasien rawat inap di Puskesmas Cikijing

2. Penyelenggaraan makanan pasien rawat inap belum optimal


3. Kurangnya kesadaran orang tua balita untuk membawa balita ke posyandu
Isu yang Diangkat : Belum terlaksananya asuhan gizi pasien rawat inap di Puskesmas Cikijing

Gagasan : Terlaksananya asuhan gizi pasien rawat inap di Puskesmas Cikijing melalui koordinasi dan sosialisasi
Pemecahan dengan dokter dan perawat di unit rawat inap, membuat SOP asuhan gizi pasien rawat inap, formulir
Isu asuhan gizi dan leaflet konseling gizi
Tabel 3.2 Tahapan Kegiatan
No Kegiatan Output / Keterkaitan Substansi/Mata Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
Tahapan Kegiatan Hasil Pelatihan Visi/Misi Organisasi Organisasi

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
1. Membuat SOP, Mengumpulkan Konsep SOP, formulir 1. Berorientasi Pelayanan : Kegiatan yang akan Dengan kegiatan ini
formulir gizi dan bahan dan literatur gizi dan leaflet Ramah, cekatan, solutif, dapat dilaksanakan sejalan dapat memperkuat
leaflet konseling gizi untuk membuat konseling gizi diandalkan, dan melakukan dengan Visi/Misi nilai-nilai UPTD
SOP, formulir perbaikan tiada henti Kabupaten Majalengka Puskesmas Cikijing:
asuhan gizi dan 2. Akuntabel : melaksanakan yaitu: Visi: 1. Senyum
2. Sopan
leaflet konseling tugas dengan jujur, tanggung Mewujudkan tata 3. Menarik
gizi. jawab, cermat, disiplin, dan kehidupan dan 4. Edukatif
5. Aktif
berintegritastinggi penghidupan masyarakat 6. Ramah
3. Kompeten: meningkatkan Majalengka yang
kompetensi diri untuk Religius, Adil, Harmonis
menjawab tantangan yang dan Sejahtera pada tahun
selalu berubah 2023
4. Adaptif: terus berinovasi dan
mengembangkan kreativitas
Misi:
Mewujudkan pemenuhan
kebutuhan hidup masyarakat
majalengka yang bahagia lahir
dan batin

Melakukan konsultasi Foto konsultasi, 1. Berorientasi pelayanan:


dengan mentor terkait masukan dan saran melakukan perbaikan tiada
pembuatan SOP mentor henti
asuhan gizi, formulir 2. Akuntabel: melaksanakan
tugas dengan jujur, tanggung
jawab, cermat, disiplin, dan
berintegritastinggi
3. Harmonis: membangun
lingkungan kerjayang
kondusif
4. Kolaboratif: terbuka dalam
bekerja sama untuk
menghasilkan nilai tambah
Membuat SOP, SOP, formulir asuhan 1. Berorientasi Pelayanan :
formulir asuhan gizi, gizi dan leaflet Ramah, cekatan, solutif, dapat
dan leaflet konseling diandalkan, dan melakukan
gizi perbaikan tiada henti
2. Akuntabel : melaksanakan
tugas dengan jujur, tanggung
jawab, cermat, disiplin, dan
berintegritastinggi
3. Kompeten: meningkatkan
kompetensi diri untuk
menjawab tantangan yang
selalu berubah
4. Adaptif: terus berinovasi dan
mengembangkan kreativitas
2. Melaksanakan Melakukan konsultasi Foto konsultasi dan 1. Berorientasi pelayanan:
sosialisasi, dengan mentor dan waktu pelaksanaan melakukan perbaikan tiada
SOP, formulir penentuan jadwal sosialisai henti
asuhan gizi dan sosialisasi 2. Akuntabel: melaksanakan
leaflet asuhan tugas dengan jujur, tanggung
gizi jawab, cermat, disiplin, dan
berintegritastinggi
3. Kompeten: meningkatkan
kompetensi diri untuk
menjawab tantangan yang
selaluberubah
4. Harmonis: membangun
lingkungan kerjayang
kondusif

Melaksanakan Foto kegiatan 1. Berorientasi pelayanan:


sosilialisasi sosialisasi dan daftar melakukan perbaikan tiada
hadir henti
2. Akuntabel: melaksanakan
tugas dengan jujur, tanggung
jawab, cermat, disiplin, dan
berintegritastinggi
3. Harmonis: membangun
lingkungan kerja yang
kondusif
4. Kolaboratif: terbuka dalam
bekerja sama untuk
menghasilkan nilai tambah
3. Melaksanakan Melaksanakan Foto kegiatan visit 1. Berorientasi Pelayanan:
asuhan gizi kegiatan : ramah, cekatan, solutif, dan
pasien rawat Visite ke pasien dapat diandalkan
inap dengan DPJP 2. Akuntabel: melaksanakan
tugas dengan jujur, tanggung
jawab, cermat, disiplin, dan
berintegritas tinggi\
3. Harmonis: suka menolong
orang lain, menghargai setiap
orang apapun latar
belakangnya
4. Loyal : menjaga nama baik
sesama ASN, pimpinan,
instansi dan Negara
5. Kolaboratif: terbuka dalam
bekerja sama untuk
menghasilkan nilai tambah
Melaksanakan asuhan Foto kegiatan asuhan 1. Berorientasi Pelayanan:
gizi pasien rawat inap gizi, dan lampiran ramah, cekatan, solutif, dan
gizi terdiri dari: formulir asuhan gizi dapat diandalkan
pengkajian pada rekam medik 2. Akuntabel: melaksanakan
gizi,diagnosa gizi, pasien tugas dengan jujur, tanggung
intervensi gizi, dan jawab, cermat, disiplin, dan
monitoring evaluasi berintegritas tinggi
pada pasien 3. Kompeten : meningkatkan
kompetensi diri untuk
menjawab tantangan yang
selalu berubah
Konseling Gizi Foto Kegiatan 1. Berorientasi Pelayanan:
konseling gizi
ramah, cekatan, solutif, dan
dapat diandalkan
2. Akuntabel: melaksanakan
tugas dengan jujur, tanggung
jawab, cermat, disiplin, dan
berintegritastinggi
3. Kompeten : meningkatkan
kompetensi diri untuk
menjawab tantangan yang
selalu berubah
4. Melakukan evaluasi Melakukan recall Persent (%) asupan 1. Berorientasi Pelayanan :
kegiatan asuhan gizi 1x24 jam makan pasien Ramah, cekatan, solutif, dapat
rawat inap Untuk mengetahui diandalkan, dan melakukan
intake makanan pasien perbaikan tiada henti
2. Akuntabel : melaksanakan
tugas dengan jujur, tanggung
jawab, cermat, disiplin, dan
berintegritastinggi
3. Kompeten: meningkatkan
kompetensi diri untuk
menjawab tantangan yang
selalu berubah
Melakukan Foto kegiatan 1. Berorientasi Pelayanan :
pengukuran pengukuran Ramah, cekatan, solutif, dapat
antropometri seblum antropometri diandalkan, dan melakukan
pasien pulang perbaikan tiada henti
2. Akuntabel : melaksanakan
tugas dengan jujur, tanggung
jawab, cermat, disiplin, dan
berintegritas tinggi
3. Kompeten: meningkatkan
kompetensi diri untuk
menjawab tantangan yang
selalu berubah
3.5 Analisis Dampak
Jika semua kegiatan dilaksanakan tidak didasari oleh nilai BerAKHLAK
maka dampaknya yaitu dapat mengakibatkan mentor, dan rekan kerja tidak
akan memberikan dukungan secara penuh terhadap pelaksaanaan kegiatan
aktualisasi maka penyelesaian Isu “belum terlaksananya asuhan gizi pasien
rawat inap” tidak akan optimal dan akan terjadi ke tidak sesuaian antara
asupan dan kebutuhan pasien. Asupan zat gizi yang tidak sesuai kebutuhan
sangat berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit maupun
komplikasinya.

3.6 Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value ASN (BerAKHLAK)


Tabel 3.3 Tabel Matrik Rekapitulasi Core Value ASN
Kegiatan Jumlah
No Mata Pelatihan Aktualisa
si perMP
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4

1. Berorientasi Pelayanan 3 2 3 2 10
2. Akuntabel 3 2 3 2 10
3. Kompeten 2 0 2 1 5
4. Harmonis 1 2 1 1 5
5. Loyal 0 0 1 0 1
6. Adaptif 2 0 1 0 3
7. Kolaboratif 1 2 1 1 5
Jumlah Aktualisasi per
12 8 12 7 39
Kegiatan
3.7 Rencana Jadwal KegiatanAktualisasi
Tabel 3.4 Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi

JULI AGUSTUS
No Kegiatan
I II III IV I
1. Membuat SOP asuhan gizi,
formulir asuhan gizi, leaflet
konseling gizi
2. Melaksanakan sosilaisai SOP
asuhan gizi, formulir asuhan gizi,
leaflet konseling gizi
3. Melaksanakan Asuhan gizi pasien
rawat inap
4. Melakukan evaluasi kegiatan
asuhan gizi
BAB IV
PENUTUP

Rancangan Aktualisasi yang dilaksanakan di UPTD Puskesmas Cikijing,


merupakan rancangan dengan menerapkan dan mengaktualisaikan nilai- nilai
BerAKHLAK dalam menyelesaikan isu “Belum terlaksananya asuhan gizi
pasien rawat inap di UPTD Puskesmas CIkijing .” melalui gagasan pemecahan
Isu yaitu “Terlaksananya asuhan gizi pasien rawat inap Di UPTD Puskesmas
Cikijing melalui pembuatan SOP, formulir gizi dan leaflet konseling gizi” dalam
kegiatan berikut :

1. Membuat SOP asuhan gizi, formulir screening gizi, formulir asuhan


gizi, leaflet konseling gizi
2. Melakukan sosilaisai pengisian SOP dan formulir screening gizi

3. Melaksanakan asuhan gizi pasien rawat inap

4. Melakukan evaluasi kegiatan asuhan gizi


Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan
profesionalisme penulis dalam melaksanakan tugas sebagai ahli pertama
nutrisionis serta terlaksananya asuhan gizi pasien rawat inap di Cikijing.
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT). Jakarta: Kementerian


Kesehatan RI 2014

Menteri Kesehatan Republik Indonesia.Peraturan Menteri Kesehatan republik


Indonesia. Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Akreditasi

Menteri Kesehatan Republik Indonesia.Peraturan Menteri Kesehatan republik


Indonesia. Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Puskesmas

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik


Indonesia. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2001 Tentang Jabatan Fungsional
Nutrisionis

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 44 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Promosi Kesehatan
Rumah Sakit

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Adaptif Modul Pelatihan Dasar Calon


Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Akuntabel Modul Pelatihan Dasar Calon


Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Berorientasi Pelayanan Modul Pelatihan


Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Harmonis Modul Pelatihan Dasar Calon


Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Kolaboratif Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Kompeten Modul Pelatihan Dasar Calon


Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Loyal Modul Pelatihan Dasar Calon


Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Manajemen ASN Modul Pelatihan Dasar


Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2021. SMART ASN Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Anda mungkin juga menyukai