Anda di halaman 1dari 4

Kamis, 17 September 2020 Tim Evaluasi Provinsi Kalimantan Barat melakukan pengamatan

pelayanan publik pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Sanggau.
Terdapat 6 komponen hasil pengamatan Tim Evaluasi Kalimantan Barat pada DPMPTSP Kabupaten
Sanggau, yaitu :
1. Kebijakan pelayanan publik
2. Profesionalisme SDM
3. Sarana dan prasarana
4. SIPP
5. Konsultasi dan pengaduan
6. Inovasi
Dari hasil pengamatan Tim Evaluasi Kalimantan Barat terdapat beberapa hasil pengamatan
lapangan seperti Publikasi maklumat pelayanan telah dilakukan pada ruang layanan, 79 jenis
layanan yang ditetapkan formatnya sesuai dengan PemenPANRB Nomor 15 Tahun 2014, Proses
penyusunan Standar Pelayanan telah melibatkan masyarakat dan pihak terkait, SPP telah
dipublikasikan melalui website, leaflet, katalog. Untuk Periode pelaksanaan SKM dilakukan setiap
semester, Pelaksanaan SKM juga sudah sesuai dengan PermenPANRB nomor 14 Tahun 2017
(memenuhi 9 unsur); nilai dan kategori SKM adalah 88.56 kategori Sangat Baik. Dengan
menggunakan metode langsung, melalui pengisian formulir kuesioner untuk pengguna layanan
yang telah diberikan produk layanan dan Publikasi hasil SKM pada ruang layanan, website, media
sosial.
Dalam Profesionalisme SDM, Budaya pelayanan yang berlaku. Menggunakan atribut pelaksana
layanan (seragam khusus, identitas nama/id card, PIN/ATRIBUT/Logo dan mempraktekan 5S),
Petugas responsive dalam memberika pelayanan. Sarana dan Prasarana seperti Kondisi umum
kantor cukup baik dan representative, Kondisi parkir unit penyelenggara layanan, terpisah antara
kendaraan roda dua dan roda empat, ada petugas parkir yang stanby, parkir gratis, tersedia
CCTV, Kondisi toilet bersih, terpisah antara toilet pria dan wanita dan juga Unit pelayanan telah
memiliki system informasi pelayanan publik.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Sanggau, Drs.
Alipius, M.Si mengakatan “kedepan diharapkan kebijakan pelayanan public akan terus ditingkatkan
sesuai dengan kebijakan pelayanan yang telah ditetapkan karena tuntutan masyarakat terhapad
pelayanan publik semakin tinggi. Untuk itu, memang perlu ada penambahan sarana prasarana
pelayanan yang lebih presentatif dan selalu melakukan peningkatan kualitas SDM bidang
pelayanan. Salah satu inovasi peningkatan pelayanan publik yang akan dilaksanakan kedepan
adalah dengan membangun Mall Pelayanan Publik ”. “memang kendala yang sering dihadapi
dalam pemberian pelayanan publik berkaitan dengan perizinan khususnya yaitu ketentuan
perundang undangan yang sering berubah ubah dan pemahaman masyarakat terhadap akan
pentingnya perizinan usaha masih relatif kurang sehingga perlu terus dilakukan sosialisasi,
publikasi dan penyadaran akan pentingnya kegiatan perizinan usaha” tambahnya.
DENPASAR (inibali.com)—Efektivitas pelayanan perizinan terpadu satu pintu atau PTSP di Kota
Denpasar masih memiliki banyak kelemahan yang perlu diperbaiki.

Hasil pemeriksaan kinerja yang dilakukan BPK Bali terhadap Kota Denpasar, menunjukkan ada tiga
kelemahan yang perlu diperbaiki oleh Pemkot Denpasar, yakni terkait hasil penyelenggaraan
perizinan terpadu satu pintu, regulasi dan tata kelola perizinan.

Kepala BPK Perwakilan Bali Yuliandra Tri Kusumo mengatakan jumlah perizinan terbit belum
mencapai target yang ditetapkan, peningkatan investasi tidak diiringi peningkatan jumlah usaha
baru, dan terdapat izin kadaluarsa yang belum diperpanjang selama tahun anggaran 2016 hingga
triwulan III/2017

Selain itu, dalam hal regulasi, ternyata Pemkot Denpasar belum mendelegasikan seluruh
pelayanan perizinan yang menjadi kewenangannya kepada kepala Dinas Penanaman modal dan
Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) serta menyelaraskan regulasi daerah dengan peraturan
di atasnya. Terkait tata kelola, kegiatan pelayanan perizinan di Denpasar belum sepenuhnya
dilaksanakan sesuai regulasi dan kebijakan yang berlaku.

Pemkot Denpasar mengharapkan Pemkot Denpasar segera menindaklanjuti rekomendasi BPK


selambat-lambatnya 60 hari sejak laporan hasil pemeriksaan diterima.

“Tidak ada sanksi terkait rekomendais administratif tapi biasanya sih selesai, jarang melampaui 60
hari. Tapi kalau misalnya ada hal- hal temuan signifikan ada kadang melampaui itu kadang kita
berikan toleransi. Kami akan lakukan pengkajian internal apa-apa saja yang dilanggar dari temuan
tersebut,” jelas Yuliandra usai menyerahkan laporan kepada Pemkot Denpasar, Senin
(18/12/2017).

Kepala Subauditorat Bali II BPK Bali I Gusti Ngurah Satria Perwira menjelaskan pemeriksaan
kinerja dilakukan terhadap Denpasar karena merupakan ibu kota Bali dan tingkat investasinya
tinggi. Pertimbangan lainnya, Denpasar meraih berbagai penghargaan positif seperti dari
Ombusdman, sertifikasi ISO hingga dijadikan role model penyelenggarakan layanan publik oleh
Kementerian PAN dan RB.

Satria menjelaskan meskipun Denpasar sudah memiliki tata kelola layanan perizinan, tetapi dari
hasil pemeriksaan kinerja masih perlu memperhatikan perihal waktu proses perizinan yang di
lapangan belum sesuai. Lebih detil dijelaskan bahwa saat ini masih ada sekitar 10-12 perizinan
yang kewenangannya belum di tangan Kepala DPMPTSP.

“Sesuai info yang kami peroleh dari Wali Kota, perizinan itu memang sulit didelegasikan karena
terbentur aturan pusat,” jelasnya.

BPK Bali juga mendapati bahwa meskipun proses perizinan di Denpasar sudah bisa melalui sistem
informasi elektronik, tetapi di lapangan belum semua perizinan tersinkronisasi dengan sistem
elektronik.

Wakil Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jayanegara menyatakan akan menindaklanjuti hasil
pemeriksaan tersebut.

“Tentu degan hasil audit ini dari BPK berikan kesempatan kepada kita untuk evaluasi selama 60
hari segera mungkin kita akan lakukan evaluasi karena apapun yang temuan BPK harus kita
tindaklanjuti apalagi ternyata ada izin kadaluarsa nanti kita akan tindaklanjuti,” jelasnya.

Dia mengaku akan berkoordinasi dengan instansi terkait agar informasi yang diperoleh benar.
(Bisnis/wan)
Dalam rangka mendekatkan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta
memperpendek proses pelayanan guna mewujudkan pelayanan yang cepat, mudah, murah,
transparan, pasti, dan terjangkau maka dilaksanakan suatu pelayanan terpadu satu pintu.  
Pelayanan terpadu satu pintu tersebut dilakukan untuk menyatukan proses pengelolaan pelayanan
baik yang bersifat pelayanan Perizinan dan Nonperizinan yang terintegrasi dalam satu kesatuan
proses dimulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap penyelesaian produk pelayanan
melalui satu pintu.
Penyelenggaraan PTSP pada Pemerintah Kota Madiun yang dilaksanakan oleh Dinas Penanaman
Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Koperasi, dan Usaha Mikro, berdasarkan pendelegasian
wewenang perizinan dan non perizinan yang menjadi urusan pemerintah kabupaten/kota dari
Walikota Madiun kepada Kepala DPMPTSPKUM.
Untuk melihat kesesuaian pelaksanaan pelayanan perizinan dan non perizinan yang
diselenggarakan oleh DPMPTSPKUM Kota Madiun dengan aturan yang berlaku, maka Inspektorat
Kota Madiun sejak tahun 2019 melakukan audit terhadap kepatuhan proses perizinan dan non
perizinan pada DPMPTSPKUM. Untuk tahun 2020, audit dilaksanakan pada tanggal 22 Juni s/d 30
Juni 2020, berdasarkan Surat Perintah Tugas Inspektur Kota Madiun Nomor:
700/885/401.050/2020 Tanggal 16 Juni 2020.
Tujuan Audit adalah:
1. Menilai eksistensi dan kesinambungan operasi pelayanan perizinan dan non perizinan.
2. Menilai kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan terkait perizinan dan non
perizinan.
Ruang Lingkup Audit:
1. Struktur Organisasi dan Tata Kerja
2. Standar Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan
3. Standar Operasional Prosedur Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan
Batasan Audit:
1. Audit dilakukan terhadap pelaksanaan kegiatan pelayanan perizinan dan non perizinan
Tahun 2020 sampai dengan Bulan Mei 2020.
2. Tanggung jawab pelaksanaan kegiatan termasuk kebenaran data dan laporan sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kepala Perangkat Daerah bersangkutan.Tanggung jawab
auditorterbatas pada hasil audit, pendapat dan/atau saran yang diberikan.
Audit dilakukan secara parsial atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan pelayanan
perizinan dan non perizinan melalui pengumpulan dan analisis data/reviu dokumen, wawancara
dan teknik lain yang dianggap perlu. Terhadap permasalahan yang ditemukan telah
dikomunikasikan kepada Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah/Unit Kerja/auditi.
Gambaran pelayanan perizinan dan non perizinan pada DPMPTSPKUM Kota Madiun:
Dalam rangka mendukung program pemerintah tentang kemudahan pelayanan perizinan dan non
perizinan, Pemerintah Kota Madiun telah menerbitkan Peraturan Walikota Madiun Nomor 20 Tahun
2020 tentang Pendelegasian Wewenang Perizinan dan Non Perizinan kepada Kepala Dinas
Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Koperasi dan Usaha Mikro Kota Madiun
yangmulai diberlakukan pada tanggal 5 Juni 2020 sebagai pembaharuan atas Peraturan Walikota
Madiun 36 Tahun 2017 tentang Pendelegasian Wewenang Perizinan dan Non Perizinan kepada
Kepala Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Koperasi dan Usaha Mikro Kota
Madiun.
Sebagai tindak lanjut atas Peraturan Walikota Madiun di atas, Dinas Penanaman Modal, Pelayanan
Terpadu Satu Pintu, Koperasi dan Usaha Mikro Kota Madiun menerbitkan Keputusan Kepala Dinas
Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Koperasi dan Usaha Mikro Kota Madiun Nomor:
065/05/401.106/2020tentang Penetapan Standar Pelayanan Pada Dinas Penanaman Modal
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Koperasi dan Usaha Mikro Kota Madiun.
Sesuai dengan perkembangan pelayanan perizinan dan non perizinan yang diinisiasi oleh
Pemerintah di mana pelayanan perizinan dan non perizinan harus berbasis web/jaringan teknologi
informasi dengan dimulainya sistem aplikasi pelayanan perizinan dan non perizinan Online Single
Submission (OSS), maka DPMPTSPKUM Kota Madiun mulai menerapkan aplikasi OSS, di mana
pelayanannya diintegrasikan dengan Sistem Informasi Manajemen Bangunan Gedung (SIMBG).
Sedangkan untuk jenis pelayanan perizinan dan non perizinan yang belum masuk/belum ada
dalam aplikasi OSS, Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Koperasi dan Usaha
Mikro Kota Madiun membentuk sistem aplikasi tersendiri dengan nama Madiun Kota Single
Submission  (MASS).
Keberhasilan pelaksanaan sistem aplikasi pelayanan perizinan dan non perizinan Online Single
Submission (OSS) dan pengintegrasiannya dengan Sistem Informasi Manajemen Bangunan
Gedung (SIMBG) serta adanya sistem aplikasi Madiun Kota Single Submission (MASS) di
DPMPTSPKUM Kota Madiun telah menjadikannya sebagai tempat rujukan studi banding bagi
Pemerintah Kota/Kabupaten di Indonesia. Keberhasilan tersebut sangat diapresiasi oleh
Pemerintah dan sangat di luar dugaan karena pada awalnya DPMPTSPKUM Kota Madiun bukanlah
Kabupaten/Kota yang terpilih sebagai pilot project uji coba penerapan sistem aplikasi pelayanan
perizinan dan non perizinan Online Single Submission  (OSS).
DPMPTSPKUM telah melakukan survei kepuasan masyarakat untuk mengetahui persepsi
masyarakat atas kinerja pelayanan publik yang dihasilkan dan hasilnya diperoleh nilai IKM 3,50
atau Nilai Konversi IKM 87,50 (kategori “Baik”

Anda mungkin juga menyukai