Anda di halaman 1dari 12

ISSN: 2089-3787  1

APLIKASI PEMILIHAN KOPERASI SEHAT DI DINAS


KOPERASI DAN UMKM KOTA BANJARBARU
M.Hidayaturrahim, Hj. Rustati Rahmi, Muslihuddin
Program Studi Sistem Informasi, STMIK Banjarbaru
Jl. A. Yani KM 33,5 Loktabat Banjarbaru Telp (0511) 4782881
Dayatwrlk28@gmail.com, rustati.rahmi@gmail.com, muslihuddien@gmail.com

Abstrak
Dinas Koperasi dan UMKM Kota Banjarbaru adalah instansi pemerintahan yang
mengawasi kegiatan dan perizinan koperasi yang ada di Banjarbaru serta membantu mengelola
UMKM yang ada di Banjarbaru. Pada dinas ini tingkat kesehatan koperasi masih dilakukan
perhitungan secara manual sehingga cukup rumit dan lambat. Dengan adanya penilaian
terhadap tingkat kesehatan koperasi, tentu akan dapat mempermudah Dinas Koperasi dan
UMKM dalam menentukan dan memantau koperasi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat,
tidak sehat dan sangat tidak sehat yang ada di Banjarbaru.
Untuk membantu mempercepat dan mengurangi kesalahan dalam pemilihan koperasi
sehat maka dirancanglah sebuah “Aplikasi Pemilihan Koperasi Sehat Di Dinas Koperasi dan
UMKM Kota Banjarbaru ”, yang nantinya diharapkan dapat mempermudah dalam menetapkan
dan memantau koperasi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat dan tidak sehat yang ada di
Banjarbaru.
Berdasarkan hasil dalam penelitian yang telah dilakukan di Dinas Koperasi dan UMKM
Kota Banjarbaru menghasilkan aplikasi Pemilihan Koperasi Sehat, maka dapat disimpulkan
bahwa aplikasi ini dapat membantu mempercepat pemilihan koperasi sehat dari satu minggu
pengerjaan menjadi dua sampai tiga hari pengerjaan saja.

Kata kunci : Aplikasi Pemilihan Koperasi Sehat, Dinas koperasi, UMKM

Abstrack
Department of Cooperatives and BMSS Banjarbaru City is a government agency that oversees
the activities and licensing of existing cooperatives in Banjarbaru and help manage BMSS in
Banjarbaru. In this service the level of cooperative health is still done calculations manually so it
is quite complicated and slow. With the assessment of the health level of the cooperative, will
certainly be able to facilitate the Office of Cooperatives and BMSS in determining and
monitoring a healthy cooperative, healthy enough, less healthy, unhealthy and very unhealthy in
Banjarbaru.
To help accelerate and reduce errors in the selection of a healthy cooperative then
designed a "Application of Healthy Cooperative Selection in the Department of Cooperatives
and BMSS Banjarbaru City", which will be expected to facilitate in establishing and monitoring a
healthy cooperative, healthy enough, less healthy and unhealthy In Banjarbaru.
Based on the results in the research that has been done in the Department of Cooperatives
and BMSS Banjarbaru City produces Healthy Cooperative Selection application, it can be
concluded that this application can help speed up the selection of healthy cooperatives from
one week of work into two to three working days only.

Keywords : election cooperative applications, Department of Cooperatives, BMSS

1. Pendahuluan
Sejarah singkat koperasi bermula pada abad ke-20 yang pada umum nya merupakan
hasil usaha yang tidak spontan dan tidak dilakukan oleh orang-orang ang tidak kaya, fungsi dan
peranan koperasi yaitu mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota dan
masyarakat, berupaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia, memperkokoh perekonomian
rakyat, mengembangkan kreativitas dan jiwa berorganisasi bagi pelajar bangsa. Koperasi
merupakan salah satu badan usaha yang berbadan hukum dengan usaha yang beranggotakan
orang-orang yang berorientasi menghasilkan nilai tambah yang dapat dimanfaatkan bagi
peningkatan kesejahteraan anggotanya. Selain itu, koperasi juga sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berorientasi untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam upaya

Aplikasi Pemilihan Koperasi Sehat di Dinas Koperasi dan UMKM Kota Banjarbaru
(M.Hidayaturrahim)
2  ISSN: 2089-3787

memperkokoh struktur perekonomian nasional dengan demokrasi ekonomi yang berdasarkan


atas asas kekeluargaan.

Dinas Koperasi & UMKM Kota Banjarbaru adalah instansi pemerintahan yang
mengawasi kegiatan dan perizinan koperasi yang ada di Banjarbaru serta membantu mengelola
UMKM yang ada di Banjarbaru. Pada dinas ini tingkat kesehatan koperasi masih dilakukan
perhitungan secara manual sehingga cukup rumit dan lambat. Dengan adanya penilaian
terhadap tingkat kesehatan koperasi, tentu akan dapat mempermudah Dinas Koperasi dan
UMKM dalam menentukan dan memantau koperasi yang sehat, cukup sehat, kurang sehat dan
tidak sehat yang ada di Banjarbaru.
Berdasarkan uraian di atas maka dibangunlah sebuah “Aplikasi Pemilihan Koperasi
Sehat Di Dinas Koperasi & UMKM Kota Banjarbaru ”, yang nantinya diharapkan dapat
mempermudah dalam menetapkan dan memantau koperasi yang sehat, cukup sehat, kurang
sehat dan tidak sehat yang ada di Banjarbaru.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Priswanto (2014) yang berjudul “Sistem
Pendukung Keputusan Dengan Metode Simple Additive Weighting Untuk Menentukan Dosen
Pembimbing Skripsi”, pada STMIK Budi Darma Medan. Pemilihan dilakukan dengan cara
menentukan kriteria-kriteria, selanjutnya menentukan nilai bobot setiap atribut, kemudian
dilanjutkan dengan proses perangkingan yang akan menyeleksi alternatif yang sudah diberikan
dengan menerapkan metode SAW. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan untuk setiap
kriteria dengan menggunakan metode SAW, menunjukkan bahwa hasil perhitungan dari sistem
telah sesuai dengan hasil perhitungan secara manual, sehingga dapat dinyatakan bahwa
aplikasi telah berhasil mengimplementasikan metode SAW dengan baik.Hasil dari penelitian ini
adalah sebuah sistem yang membantu dalam menentukan dosen pembimbing skripsi [1].
Pada Jurnal penelitian yang berjudul “Aplikasi perekrutan karyawan baru pada
PT.Prima Multi Artha Banjarbaru” ini sangat membantu dalam perkrutan karyawan karena
selama ini masih dilakukan dengan manual, membutuhkan waktu yang lama untuk mengecek
kembali berkas yang dimasukkan pelamar. Sulit dalam menentukan karyawan yang akan
diterima sebagai karyawan baru [2].

2. Metode Penelitian
2.1 Pengertian Aplikasi
Aplikasi adalah penerapan, menyimpan sesuatu hal, data, permasalahan pekerjaan ke
dalam suatu sarana atau media yang digunakan untuk menerapkan atau mengimplementasikan
hal atau permasalahan tersebut sehingga berubah menjadi suatu bentuk yang baru tanpa
menghilangkan nilai – nilai dasar dari hal, data, permasalahan atau pekerjaan.Jadi dalam hal ini
hanya bentuk dari tampilan data yang berubah, sedangkan isi yang memuat dalam data
tersebut tidak mengalami perubahan. [3]
Aplikasi dapat digolongkan menjadi beberapa kelas, antara lain :
1. Perangkat lunak perusahaan (enterprise)
2. Perangkat lunak infrastruktur perusahaan
3. Perangkat lunak informasi kerja
4. Perangkat lunak media dan hiburan
5. Perangkat lunak pendidikan
6. Perangkat lunak pengembangan media
7. Perangkat lunak rekayasa produk

2.2 Pengertian Koperasi


Koperasi merupakan badan usaha yang memiliki anggota dan setiap orang nya
memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing yang memiliki prinsip koperasi dan berdasar
pada ekonomi rakyat sesuai dengan asas kekeluargaan yang tercantum pada undang-undang
Nomor 25 tahun 1992 [4]
Koperasi adalah badan usaha yang memiliki anggota orang atau badan hukum
yang didirikan dengan berlandaskan asas kekeluargaan serta demokrasi ekonomi. Koperasi
merupakan produk ekonomi yang kegiatannya menjadi gerakan ekonomi kerakyatan, dan
berjalan dengan prinsip gotong royong. (UU No. 25 / 1992)
Prinsip koperasi menurut UU no. 25 tahun 1992 adalah:

JUTISI Vol. 1, No. 1, Mei 2017 : 1 –


JUTISI ISSN: 2089-3787  3

a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka


b. Pengelolaan dilakukan secara demokrasi
c. Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan jasa usaha masing-masing anggota.
d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
e. Kemandirian
f. Pendidikan perkoperasian
g. Kerjasama antar koperasi
Prinsip Koperasi berdasarkan UU No. 17 Th. 2012, yaitu modal terdiri dari simpanan
pokok dan Surat Modal Koperasi (SMK).

2.3 Koperasi Sehat


Koperasi merupakan salah satu badan usaha yang berbadan hukum dengan usaha
yang beranggotakan orang-orang yang berorientasi menghasilkan nilai tambah yang dapat
dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan anggotanya.
Menurut peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia No. 20/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi
Simpan pinjam dan unit simpan pinjam Koperasi.Penilaian kesehatan merupakan hasil
penilaian kuantitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi suatu koperasi.
Melalui penilaian aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi,
kemandirian dan pertumbuhan, likuiditas dan jatidiri koperasi. Dari aspek-aspek tersebut diatas
diberikan bobot penilaian sesuai dengan besarnya pengaruh terhadap kesehatan koperasi.[5]
Untuk penetapan kesehatan usaha simpan pinjam dilakukan, setelah perhitungan
penilaian terhadap lima komponen sebagaimana dimaksud pada 1 sampai dengan 5 di atas,
sehingga diperoleh skor secara keseluruhan. Skor dimaksud dipergunakan untuk menetapkan
predikat tingkat kesehatan Koperasi Simpan Pinjam /USP yang dibagi dalam empat golongan
yaitu sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat.
Faktor-faktor yang dinilai dalam penilaian kesehatan koperasi menurut KepMen No.
20/Per/M.KUKM/XI/2008 adalah.
1. Permodalan
Modal adalah perbandingan antara modal sendiri terhadap total asset. Modal sendiri atau
modal yang menanggung risiko atau yang disebut modal ekuiti terdiri dari :
- Simpanan pokok, adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayarkan oleh
anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadianggota. Simpanan pokok tidak dapat
diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.
- Simpanan wajib, adalah jumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang wajib
dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan
wajib tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.
- Dana cadangan, adalah sejumlah uang yang diperoleh dan penyisihan sisa hasil usaha
yang digunakan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasim bila
diperlukan.
- Hibah, adalah sejumlah uang yang diberikan dari suatu badan atau orang perorangan
kepada Koperasi Simpan Pinjam /USP.
2. Kualitas Aktiva Produktif
Aktiva produktif sering juga disebut earning asset atau aktiva yang menghasilkan, karena
penempatan dana tersebut untuk mencapai tingkat penghasilan yang diharapkan. Aktiva
produktif adalah kekayaan koperasi yang mendatangkan penghasilan bagi koperasi yang
bersangkutan.
Aktiva produktif yang diklasifikasikan adalah jumlah aktiva produktif yang kolekbilitasnya
tidak lancar. Oleh karena itu penanaman dana dan kesigapan USP dalam menanggung
kemungkinan timbulnya resiko kerugian penanaman dana tersebut, mempunyai peranan
penting dalam menunjang usaha operasional USP.
Kualitas produktif dinilai atas dasar pengolongan kolektibilitas yang terdiri atas lancar,
kurang lancar, diragukan dan macet. Kemudian untuk menutup kemungkinan resiko kerugian
maka USP wajib membentuk penyisihan penghapusan aktiva produktif. Besarnya penyisihan
penghapusan aktiva produktif yang harus dibentuk USP sekurang-kurangnya:
- 0,5% dari aktiva produktif yang digolongkan lancar.
- 10% dari aktiva produktif yang digolongkan kurang lancar setelah dikurangi 75% dari nilai
agunan yang dikuasai USP.

Aplikasi Pemilihan Koperasi Sehat di Dinas Koperasi dan UMKM Kota Banjarbaru
(M.Hidayaturrahim)
4  ISSN: 2089-3787

- 50% dari aktiva produktif yang digolongkan diragukan setelah dikurangi 75% dari nilai
agunan yang dikuasai USP.
- 100 % dari aktiva produktif yang digolongkan macet setelah dikurangi 75% dari nilai agunan
yang dikuasai USP.
3. Manajemen
Pada dasarnya manajemen koperasi tidak jauh berbeda dengan manajemen perusahaan
industri manufaktur, perdagangan, dan perusahaan non bank yang lain. Fungsi manajemen
perusahaan berikut juga diterapkan dalam manajemen koperasi, termasuk untuk unit simpan
pinjamnya :
- Menyusun rencana kerja jangka pendek dan panjang termasuk menentukan sasaran
usaha yang ingin dicapai pada masa yang akan datang.
- Menyusun struktur organisasi yang efektif dan efisien.
- Mengawasi pelaksanaan kegiatan bisnis
Secara ringkas ketiga fungsi manajemen diatas disebut kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, dan pengawasan (Planning, Organizing, and controlling)
Pada manajemen Unit simpan pinjam, pengelolaan Unit Simpan Pinjam harus dilakukan
secara professional dengan prinsip pengelolaan yang sehat dan prinsip kehati-
hatian.Pengelolaan kegiatan USP dapat dilakukan oleh pengurus atau pengelola, Pengelola
diangkat oleh pengurus dan bertanggung jawab kepada pengurus.Pengelola dapat perorangan
atau badan usaha, termasuk yang berbentuk badan usaha, termasuk badan hukum dengan
sistem kerja keterkaitan dalam kontrak kerja.
4. Efisiensi
Rasio ini menggambarkan sampai seberapa besar KSP/USP koperasi mampu
memberikan pelayanan yang efisien kepada anggotanya dari penggunaan asset yang
dimilikinya. Penilaian efisiensi KSP/USP koperasi didasarkan pada 3 (tiga) rasio, yaitu:
a. Rasio biaya operasional terhadap partisipasi bruto
b. Rasio aktiva tetap terhadap total asset
c. Rasio efisiensi pelayanan
5. Likuiditas
Masalah likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan
untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Dalam hal ini adalah
kemampuan koperasi untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Jumlah alat-alat pembayaran
(alat-alat likuid) yang dimiliki suatu perusahaan pada suatu saat tertentu merupakan kekuatan
membayar dari perusahaan yang bersangkutan.
Suatu perusahaan yang mempunyai “kekuatan membayar” belum tentu dapat memenuhi
segala kewajiban finansiilnya yang segera harus dipenuhi, atau dengan kata lain perusahaan
tersebut belum tentu mempunyai “kemampuan membayar” (zahlungsfahigkeit). Suatu
perusahaan dikatakan likuid apabila perusahaan tersebut mempunyai “kekuatan membayar”
sedemikian besarnya sehingga mampu memenuhi segala kewajiban finansiilnya yang segera
harus dipenuhi, sebaliknya perusahaan yang tidak mempunyai “kemampuan membayar”
dikatakan mengalami likuid.
6. Kemandirian dan Pertumbuhan
Aspek ini didasarkan pada rentabilitas aset, rentabilitas ekuitas dan kemandirian
operasional. Dalam hal penilaian tingkat kesehatan Unit Simpan Pinjam yang digunakan untuk
menghitung kemandirian dan pertumbuhan adalah:
a. Rasio rentabilitas aset
Rasio rentabilitas aset yaitu SHU sebelum pajak dibandingkan dengan total aset.
b. Rasio rentabilitas modal sendiri
Rasio rentabilitas ekuitas yaitu SHU bagian anggota dibandingkan total ekuitas
c. Rasio kemandirian operasional pelayanan
Rasio kemandirian operasional yaitu SHU dibandingkan dengan biaya beban.usaha
ditambah dengan beban perkoperasian.
7. Jatidiri Koperasi
Jatidiri koperasi adalah penilaian untuk mengukur keberhasilan koperasi dalam mencapai
tujuannya yaitu mempromosikan ekonomi anggota. Dalam hal penilaian tingkat kesehatan Unit
Simpan Pinjam yang digunakan untuk menghitung rentabilitas adalah :
a. Rasio partisipasi bruto

JUTISI Vol. 1, No. 1, Mei 2017 : 1 –


JUTISI ISSN: 2089-3787  5

Rasio partisipasi bruto adalah tingkat kemampuan koperasi dalam melayani anggota,
semakin tinggi/besar persentasenya semakin baik.Partisipasi bruto adalah kontribusi anggota
kepada koperasi sebagai imbalan penyerahan jasa pada anggota yang mencakup beban pokok
dan partisipasi bruto.
b. Rasio promosi ekonomi anggota
Rasio ini mengukur kemampuan koperasi memberikan manfaat efisiensi partisipasi dan
manfaat efisiensi biaya koperasi dengan simpanan pokok dan simpanan wajib, semakin tinggi
persentasenya semakin baik.

2.4. Mekanisme Perhitungan


Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia No. 20/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi
Simpan pinjam dan unit Simpan pinjam Koperasi.Berikut petunjuk pelaksanaan penilaian
kesehatan koperasi simpan pinjam dan unit simpan pinjam :

a. Bobot Penilaian Aspek Dan Komponen


1. Dalam melakukan penilaian kesehatan KSP dan USP Koperasi, maka terhadap aspek
yang dinilai diberikan bobot penilaian sesuai dengan besarnya pengaruh terhadap
kesehatan koperasi tersebut.
2. Penilaian aspek dilakukan dengan menggunakan nilai yang dinyatakan dalam angka 0
sampai dengan 100.
Bobot penilaian terhadap aspek dan komponen tersebut ditetapkan sebagai berikut:

Tabel 2.1 Bobot Penilaian terhadap aspek dan Komponen


Aspek
Komponen
No yang Bobot Penilaian
dinilai
1 Permodalan 15
a. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Asset

× 100%
6
b. Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman diberikan
yang berisiko

× 100% 6

c. Rasio Kecukupan Modal Sendiri

× 100%
3

2 Kualitas Aktiva Produktif 25


a. Rasio Volume Pinjaman pada anggota terhadap 10
volume pinjaman diberikan

× 100%

b. Rasio Risiko Pinjaman Bermasalah Terhadap 5


Volume Pinjaman

Aplikasi Pemilihan Koperasi Sehat di Dinas Koperasi dan UMKM Kota Banjarbaru
(M.Hidayaturrahim)
6  ISSN: 2089-3787


× 100%

c. Rasio Cadangan Risiko Terhadap Pinjaman 5


Bermasalah

× 100%

d. BMPP terhadap calon anggota, koperasi lain dan 5


anggotanya terhadap volume pinjaman

× 100%

3 Manajemen 15
a. Manajemen Umum 3

b. Kelembagaan, 3

c. Manajemen permodalan 3

d. Manajemen Aktiva 3

e. Manajemen Likuiditas. 3
4 Efisiensi 10
a. Rasio biaya operasional pelayanan terhadap
partisipasi bruto
4
× 100%

b. Rasio aktiva tetap terhadap total aset

4
× 100%

c. Rasio efisiensi pelayanan

2
× 100%

5 Likuiditas 15
a. Rasio Kas

+
× 100% 10

b. Rasio volume pinjaman terhadap dana yang


diterima
5
× 100%

6 Kemandirian dan Pertumbuhan 10

JUTISI Vol. 1, No. 1, Mei 2017 : 1 –


JUTISI ISSN: 2089-3787  7

3. Hasil Dan Pembahasan


3.1. Hasil

Gambar 3. 1 Form Data Koperasi

Form Ini berfungsi untuk memasukkan data-data koperasi yang ingin dinilai.

Gambar 3. 2 Form Data Bobot Kriteria

Form Ini berfungsi untuk mengubah bobot kriteria. Terdapat 3 tombol yaitu Ubah, Simpan dan
Keluar.

Aplikasi Pemilihan Koperasi Sehat di Dinas Koperasi dan UMKM Kota Banjarbaru
(M.Hidayaturrahim)
8  ISSN: 2089-3787

Gambar 3.3 Form Proses Perangkingan Koperasi


Proses perangkingan koperasi sesuai dengan nilai yang di dapat saat perhitungan
dimana koperasi yang menempati urutan teratas adalah koperasi yang nilai nya paling tinggi.

3.2. Pengujian Sistem


User Acceptance merupakan pengujian yang dilakukan secara objektif. Program
aplikasi diuji secara langsung oleh staf pegawai pada Dinas Koperasi dan UMKM Banjarbaru
dengan menjawab kuesioner (user acceptance) seputar program aplikasi pemilihan koperasi
sehat. Pengujian user acceptance ini dilakukan untuk mengetahui apakah program aplikasi
pemilihan koperasi sehat ini layak untuk digunakan dan dapat membantu dan mempercepat
dalam pemilihan koperasi sehat maupun pembuatan laporan serta dapat memberikan suatu
informasi yang diinginkan.

3.2.1. Kuesioner Penelitian

Tabel 3.1 Daftar Kousioner


No Pertanyaan Pilihan Jawaban
1 a. Sangat Setuju
Apakah anda setuju aplikasi yang sudah dibuat dapat b. Setuju
mempercepat perhitungan pemilihan koperasi sehat? c. Kurang Setuju
d. Tidak Setuju
2 a. Sangat Setuju
Apakah anda setuju tampilan pada aplikasi pemilihan b. Setuju
koperasi sehat ini sudah sangat menarik? c. Kurang Setuju
d. Tidak Setuju
3 a. Sangat Setuju
Apakah anda setuju aplikasi yang dibuat sangat b. Setuju
membantu kinerja? c. Kurang Setuju
d. Tidak Setuju
4 a. Sangat Setuju
Apakah anda setuju aplikasi ini sudah cukup mudah b. Setuju
untuk digunakan? c. Kurang Setuju
d. Setuju
5 a. Sangat Setuju
Apakah anda setuju aplikasi ini secara keseluruhan b. Setuju
sudah cukup baik? c. Kurang Setuju
d. Tidak Setuju

Jawaban pertanyaan diukur dengan skala likert. Pengujian user acceptance ini
menggunakan kuesioner yang diberikan pada 10 responden dengan jawaban tertutup
berdasarkan model skala likert (empat pilihan jawaban)yaitu :
Skor 1 = Tidak Setuju
Skor 2 = Kurang Setuju
2.50 – 3.24 = Setuju
3.25 – 4.00 = Sangat Setuju

Kuesioner ini dibagikan kepada 10 orang responden pegawai Dinas Koperasi dan
UMKM Banjarbaru. Kuesioner ini disebarkan untuk mendapatkan hasil sejauh mana evaluasi
tentang aplikasi pemilihan koperasi sehat .Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan kepada 10 orang responden beserta jawaban dan hasil yang telah dirangkum dalam
bentuk tabel dan diagram.

1. Apakah anda setuju aplikasi yang sudah dibuat dapat mempercepat perhitungan pemilihan
koperasi sehat?

JUTISI Vol. 1, No. 1, Mei 2017 : 1 –


JUTISI ISSN: 2089-3787  9

Tabel 3.2 Hasil Jawaban Kuesioner Pertanyaan Pertama


Tanggapan Jumlah Bobot Skor Persentase(%)
Sangat Setuju 2 4 8 20%
Setuju 8 3 24 80%
Kurang Setuju 0 2 0 0%
Tidak Setuju 0 1 0 0%
Total 10 - 32 100%

2. Apakah anda setuju tampilan pada aplikasi pemilihan koperasi sehat ini sudah sangat
menarik?
Tabel 3.3 Hasil Jawaban Kuesioner Pertanyaan Kedua
Tanggapan Jumlah Bobot Skor Persentase(%)
Sangat Setuju 3 4 12 30%
Setuju 7 3 21 70%
Kurang Setuju 0 2 0 0%
Tidak Setuju 0 1 0 0%
Total 10 - 33 100%

3. Apakah anda setuju aplikasi yang sudah dibuat sangat membantu kinerja?
Tabel 3.4 Hasil Jawaban Kuesioner Pertanyaan Ketiga
Tanggapan Jumlah Bobot Skor Persentase(%)
Sangat Setuju 5 4 20 50%
Setuju 5 3 15 50%
Kurang Setuju 0 2 0 0%
Tidak Setuju 0 1 0 0%
Total 10 - 35 100%

4. Apakah anda setuju aplikasi ini sudah cukup mudah untuk digunakan?
Tabel 3.5 Hasil Jawaban Kuesioner Pertanyaan Keempat
Tanggapan Jumlah Bobot Skor Persentase(%)
Sangat Setuju 5 4 20 50%
Setuju 5 3 15 50%
Kurang Setuju 0 2 0 0%
Tidak Setuju 0 1 0 0%
Total 10 - 35 100%

5. Apakah anda setuju bahwa aplikasi ini secara keseluruhan sudah sangat baik?

Aplikasi Pemilihan Koperasi Sehat di Dinas Koperasi dan UMKM Kota Banjarbaru
(M.Hidayaturrahim)
10  ISSN: 2089-3787

Tabel 3.6 Hasil Jawaban Kuesioner Pertanyaan Kelima


Tanggapan Jumlah Bobot Skor Persentase(%)
Sangat Setuju 7 4 28 70%
Setuju 3 3 9 30%
Kurang Setuju 0 2 0 0%
Tidak Setuju 0 1 0 0%
Total 10 - 37 100%

3.2.2. Hasil Uji Validitas Kuesioner


Hasil kuesioner dari 10 responden akan dikumpulkan dan di data kembali guna
dilakukan pengujian validasi selanjutnya, setelah didapat hasil kuesioner-nya maka selanjutnya
adalah di validasi dengan korelasi pearson. Rumusnya adalah sebagai berikut :
∑ (∑ )(∑ )
= .........................................................................(4.2)
∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan :
: Koefisiensi korelasi
N : Jumlah responden
x : Skor setiap pertanyaan
y : Skor seluruh pertanyaan hasil kuesioner
Kemudian untuk menguji signifikan hasil korelasi, digunakan uji-t. Adapun kriteria untuk
menentukan signifikan dengan membandingkan nilai t-hitung dengan t-tabel. Jika t-hitung > t-
tabel maka dapat disimpulkan bahwa pertanyaan tersebut valid. Rumus mencari t-hitung yang
digunakan adalah :
( )
= ........................................................................................................(4.3)

Perbandinganya sebagai berikut :


Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas
Responden Pertanyaan Ke- Jumlah
1 2 3 4 5
1 4 3 4 3 4 18
2 3 3 3 3 3 15
3 3 3 3 3 3 15
4 4 4 4 4 4 20
5 3 4 4 3 4 18
6 3 3 3 4 4 17
7 3 3 4 4 4 18
8 4 4 3 4 4 19
9 3 3 4 4 4 18
10 3 3 3 3 3 15
0.664 0.664 0.656 0.656 0.898
2.511 0.888 0.870 0.870 2.044
1.860
Jeterangan Valid Valid Valid Valid Valid
Jumlah Valid 5

3.2.3. Hasil Uji Reabilitas Kuesioner


Hasil yang didapat dari perbandingan tersebut adalah bahwa semua pertanyaan
bernilai valid, selanjutnya akan di uji reabilitas dalam melakukan uji reabilitas ada beberapa
langkah yang harus dilakukan, yaitu sebagai berikut :
1. Mencari varians total dengan rumus :

JUTISI Vol. 1, No. 1, Mei 2017 : 1 –


JUTISI ISSN: 2089-3787  11

(∑ )

= ...................................................................................................(4.4)
2. Menentukan besar varians dengan rumus :
(∑ )

= ...................................................................................................(4.5)
3. Menghitung koefisien realibitas dengan rumus alpha :

11 = .........................................................................................(4.6)
Maka perhitunganya sebagai berikut :

Tabel 4.8 Hasil Uji Releabilitas


Responden Pertanyaan Ke- Jumlah
1 2 3 4 5
1 4 3 4 3 4 18
2 3 3 3 3 3 15
3 3 3 3 3 3 15
4 4 4 4 4 4 20
5 3 4 4 3 4 18
6 3 3 3 4 4 17
7 3 3 4 4 4 18
8 4 4 3 4 4 19
9 3 3 4 4 4 18
10 3 3 3 3 3 15
Var item 0.21 0.21 0.25 0.25 0.21
Svar item 0.254
Svar total 2.81
Reliabilitas 0.681

Didapat nilai alpha croundback adalah 0.681 dengan jumlah pertanyaan 5 buah alpha
croundback = 0.681 terletak antara 0.60 hingga 0.80 sehingga tingkat realibilitas reliable. Untuk
lebih jelasnya tingkat realibilitas berdasarkan nilai alpha dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.9 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha


Alpha Tingkat Realibilitas
0.00 s/d 0.20 Kurang Reliable
>0.20 s/d 0.40 Agak Reliable
>0.40 s/d 0.60 Cukup Reliable
>0.60 s/d 0.80 Reliable
>0.80 s/d 1.00 Sangat Reliable

Dari hasil semua pengujian validitas maupun reliabilitas menunjukan bahwa pengujian
user acceptance ini telah menghasilkan data yang valid dan dengan tingkat reliabilitas-nya
termasuk reliable.

4. Kesimpulan
Setelah melewati proses analisa, desain dan implementasi program dalam pembuatan
Aplikasi Pemilihan Koperasi Sehat di Dinas Koperasi dan UMKM Kota Banjarbaru, Maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari hasil semua pengujian validitas maupun realibilitas menunjukan bahwa pengujian user
acceptance telah menghasilkan data yang valid dan didapat nilai alpha croundback adalah
0.681 dengan jumlah pertanyaan 5 buah alpha croundback = 0.681 terletak antara 0.60
hingga 0.80 sehingga tingkat reliabilitas-nya reliable.
2. Berdasarkan hasil dalam penelitian yang telah dilakukan di Dinas Koperasi dan UMKM Kota
Banjarbaru menghasilkan aplikasi Pemilihan Koperasi Sehat, maka dapat disimpulkan
bahwa aplikasi ini dapat membantu mempercepat pemilihan koperasi sehat dari satu minggu
pengerjaan menjadi dua sampai tiga hari pengerjaan saja.

Aplikasi Pemilihan Koperasi Sehat di Dinas Koperasi dan UMKM Kota Banjarbaru
(M.Hidayaturrahim)
12  ISSN: 2089-3787

DAFTAR PUSTAKA
[1] Pristiwanto. (2014). Sistem Pendukung keputusan Dengan Metode Simple Additive
Weighting Untuk Menentukan Dosen Pembimbing Skripsi. Informasi dan Teknologi
Ilmiah, 11-15.
[2] Albertus. (2012). Aplikasi Perekrutan Karyawan Baru Pada PT.Prima Multi Artha
Banjarbaru. 212.
[3] Jogiyanto. (2010). Aplikasi Komputer. Jogyakarta: Graha Ilmu.
[4] Muhammad Yamin. (2012). Pengertian Koperasi.
[5] Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam
Koperasi. (2008).

JUTISI Vol. 1, No. 1, Mei 2017 : 1 –

Anda mungkin juga menyukai