Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI UNIT DESA TANI JAYA BANJAREJO

DENGAN MENGGUNAKAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN


USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR :
14/Per/K.KUKM/XII/2009
Sri Wahyuni
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi, Universitas Dian Niswantoro
Jalan Nakula 1 No. 5-11 Semarang
*Email: Wahyunis441@gmail.com
Telp: (024) 3517261, Fax: (024) 356968

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kesehatan koperasi KUD Tani Jaya
Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora berdasarkan pedoman PERMEN No.
14/Per/M.KUKM/XII/2009 (permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi,
likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, jatidiri koperasi) pada Koperasi Unit Desa Tani Jaya
Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora periode 2013-2014. Usaha yang dijalankan yaitu USP,
perdagangan, jasa pelayanan (pembayaran rekening, lantai jemur dan layanan internet). Metode
pengumpulan data yang digunakan wawancara dan kuesioner. Metode analisis data yang
digunakan adalah metode kuantitatif dan kualitatif dengan alat analisis yaitu permodalan,
kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan pertumbuhan, serta
jatidiri koperasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Koperasi Unit Desa Tani Jaya Banjarejo periode
2013-2014 mendapat predikat Cukup Sehat dengan skor 65.60 berdasarkan pedoman
PERMEN No.14/Per/M.KUKM/XII/2009.
Kata Kunci: KUD Tani Jaya; Kesehatan KUD; PERMEN No.14/Per/M.KUKM/XII/2009.

ABSTRACT
This research is to measure the level of health of cooperative KUD Tani Jaya subdistrict
Banjarejo Blora based guidelines PERMEN No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 (capital, asset
quality, management, efficiency, liquidity, independence and growth, the identity of cooperatives)
in KUD Tani Jaya subdistrict Banjarejo Blora regency period 2013-2014. USP business carried,
trade, services (bill payment, drying floors and internet services). Data collection methods used
interview and questionnaires. Data analysis method used is a method of quantitative and
qualitative analysis tool that is capital, asset quality, management, efficiency, liquidity,
independence and growth, as well as the identity of cooperatives.
The results showed that KUD Tani Jaya Banjarejo period 2013-2014 received the title
Simply Health with a score of 65.60 based on the guidelines PERMEN
No.14/Per/M.KUKM/XII/2009.
Keywords: KUD Tani Jaya Banjarejo: Healthy KUD: PERMEN No.14/Per/M.KUKM/XII/2009.
PENDAHULUAN
Koperasi merupakan salah satu pelaku ekonomi yang disusun dan dijalankan sebagai
usaha bersama anggota dan untuk kesejahteraan seluruh anggota berdasarkan pasal 33 ayat 1
Undang-Undang Dasar 1945. Untuk mengembangkan usaha agribisnis skala kecil perlu dibentuk
koperasi. Dengan adanya koperasi masyarakat pedesaan dapat belajar berbagai hal, tidak hanya
belajar bertani, beternak, dan berkebun tetapi juga dapat belajar pemasaran, manajemen, dan
administrasi keuangan.
Pedoman penilaian kesehatan koperasi bertujuan untuk memberikan pedoman kepada
pejabat penilai, gerakan koperasi, dan masyarakat. KSP dan USP koperasi dapat melakukan
kegiatan usaha simpan pinjam, berdasarkan prinsip koperasi secara professional, sesuai dengan
prinsip kehati- hatian dan kesehatan. Sehingga koperasi dapat meningkatkan kepercayaan dan
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada anggota dan masyarakat di sekitarnya
berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 20/Per/K.KUKM/XI/2008 pasal (2).
Penelitian Kholid dkk (2014), hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesehatan
Koperasi Adi Wiyata Mandiri Kabupaten Blitar pada tahun 2011-2013 masing-masing
mendapatkan skor 54, 58, dan 56 hal ini menunjukkan tingkat kesehatan koperasi kurang sehat .
Hasil penelitian Setiawan (2013), menunjukkan bahwa tingkat kesehatan Koperasi Pegawai
Reublik Indonesia Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saeful Anwar Malang melalui kinerja
keuangannya terus mengalami perubahan dari tahun 2010 sampai tahun 2012 menunjukkan hasil
terbaik pada tahun 2011 dengan skor 68,70 dengan kategori Cukup Sehat. Walaupun masih
berada dalam keadaan cukup sehat namun koperasi memiliki potensi untuk mewujudkannya
dengan terus meningkatkan kinerja dan memperbaiki semua kekurangannya. Penelitian Adzin
(2012), hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja KPRI Sejahtera Ngadiluwih pada tahun
2010 dan 2011 memiliki predikat Cukup Sehat dengan skor 75,86 dan 73,30. Dari ketujuh
aspek yang dinilai, aspek kualitasaktiva produktif dan aspek efisiensi merupakan aspek yng
paling baik kinerjanya dibandingkan dengan aspek-aspek lainnya karena memperoleh skor
maksimal pada setiap rasionya. Sedangkan aspek likuiditas merupakan aspek yang paling buruk.
Hal ini terlihat dari skor yang didapat dari setiap rasionya yang buruk.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu terdapat perbedaan tingkat kesehatan koperasi
sesuai dengan Peraturan Menteri Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009. Hasil perhitungan yang
dilakukan koperasi menjadi rujukan pada keempat penelitian dengan memberikan informasi
bahwa analisis tingkat kesehatan koperasi berdasarkan Peraturan Menteri Nomor
14/Per/M.KUKM/XII/2009 menggunakan tujuh aspek yang harus diterapkan di dalam Koperasi.
Oleh karena itu, dapat dilihat adanya kemungkinan koperasi mengalami penurunan tingkat
kesehatan koperasi, sehingga koperasi mendapat predikat yang buruk.
Penilaian tingkat kesehatan pada koperasi sangat bermanfaat untuk memberikan
gambaran mengenai kondisi koperasi dan pengelola yang ditinjau dari kinerja keuangan dan
manajemen. Selain kinerja dapat dilihat dari informasi laba yang didapat, laba dapat digunakan
untuk menilai kinerja dan untuk menaksirkan risiko yang dilakukan. Selain itu penilaian koperasi
juga digunakan untuk mengetahui tingkat kesehatan koperasi berdasarkan peraturan pemerintah
agar koperasi lebih maju dan berkembang serta tujuan koperasi dapat tercapai.
Salah satu Koperasi yang ada didaerah Blora adalah Koperasi Unit Desa Tani Jaya yang
berlokasi di Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora. Usaha yang dijalankan koperasi ini yaitu
USP (unit simpan pinjam), perdagangan atau agrobisnis, dan jasa pelayanan. Dalam setiap unit
usaha memberi kontribusi dalam perolehan pendapatan koperasi. Perolehan pendapatan koperasi
mempengaruhi perkembangan koperasi, jika pendapatan koperasi meningkatkan maka KUD
mengalami yang cukup pesat dan begitu pula selanjutnya.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Koperasi Unit
Desa Tani Jaya Banjarejo karena dari periode ke periode belum dilakukan penilaian terhadap
kinerja dan kesehatan koperasi berdasarkan Peraturan Menteri Nomor
14/Per/M.KUKM/XII/2009. Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan penelitian di KUD Tani
Jaya dengan judul ANALISIS TINGKAT KESEHATAN KOPERASI UNIT DESA TANI JAYA
BANJAREJO DENGAN MENGGUNAKAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI
DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR :
14/Per/K.KUKM/XII/2009.

TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Koperasi
Koperasi dapat menghimpun dapat menghimpun dana melalui kegiatan usaha simpan pinjam
dari dan untuk anggota dan calon anggota koperasi yang bersangkutan, koperasi lain dan atau
anggota lain. Ketentuan tersebut menjadi dasar dan kekuatan hukum bagi koperasi untuk
melaksanakan kegiatan usaha simpan pinjam baik sebagai salah satu atau satu- satunya kegiatan
usaha koperasi berdasarkan pasal 44 Undang- undang dasar nomor 25 tahun 1992.

Pengertian Koperasi Simpan Pinjam


Menurut Undang-Undang No. 17 Tahun 2012 Pasal 1, usaha simpan pinjam adalah salah satu
unit usahakopersi non-koperasi simpan pinjam yang dilaksanakan secara konvensional atau
syariah. Sedangkan menurut Undang-Undang No. 17 Tahun 2012 Pasal 84, koperasi simpan
pinjam menjalankan usaha simpan pinjam sebagai satu-satunya usaha melayani anggota.
Tujuan KSP dan USP
Menurut Anoraga dan Widiryanti (1993:23) tujuan koperasi dibagi menjadi 4 yaitu :
1. Membantu keperluan kredit para anggota, yang sangat membutuhkan dengan syarat-syarat
yang ringan.
2. Mendidik kepada para anggota, supaya giat menyimpan secara teratur sehingga
membentuk modal sendiri.
3. Mendidik anggota hidup berhemat, dengan menyisihkan sebagian dari pendapatan mereka.
4. Menambah pengetahuan tentang pengkoperasian.

Penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi


Penilaian tingkat kesehatan koperasi menurut Peraturan Pemerintah Nomor
14/Per/M.KUKM/XII/2009 adalah kondisi atau keadaan koperasi yang dinyatakan sehat, cukup
sehat, kurang sehat dan tidak sehat. Penilaian tingkat kesehatan koperasi dapat diukur dengan
tujuh aspek yang sesuai dengan peraturan menteri koperasi dan usaha kecil dan menengah yaitu
permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, likuiditas, kemandirian dan
pertumbuhan, dan jatidiri koperasi.
Penetapan Kesehatan Koperasi
Penetapan predikat kesehatan menurut Peraturan menteri Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009
dibagi menjadi 5 golongan berdasarkan skor yaitu :
1. Skor penilaian sama dengan 80 sampai 100, termasuk dalam predikat Sehat.
2. Skor penilaian sama dengan 60 sampai lebih kecil dari 80, termasuk dalam predikat
Cukup Sehat.
3. Skor penilaian sama dengan 40 sampai lebih kecil dari 60, termasuk dalam predikat
Kurang Sehat.
4. Skor penilaian sama dengan 20 sampai lebih kecil dari 40, termasuk dalam predikat
Tidak Sehat.
5. Skor penilaian lebih kecil dari 20, termasuk dalam predikat Sangat Tidak Sehat.
Kerangka Konseptual
Variabel yang digunakan dalam mengukur kesehatan koperasi pada penelitian ini yaitu
permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, efisiensi, kemandirian dan pertumbuhan,
serta jatidiri koperasi.

Koperasi Tani Jaya Banjarejo,


Blora

Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan


Menengah Republik Indonesia Nomor
14/Per/M.KUKM/XII/2009

Permodal Kualitas Manajemen Efisiens Likuidita Kemandiri Jatidiri


an aktiva i s an Kopera
produktif &Pertumbu

Hasil Penelitian

Rekomendasi /Saran

Gambar 1 Kerangka Konseptual

METODE PENELITIAN
Permodalan

Aspek permodalan diukur dengan :


a. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aset

x 100%
b. Rasio Modal Sendiri terhadap Pinjaman diberikan yang bersiko
x 100%
c. Rasio Kecukupan Modal Sendiri

Kualitas Aktiva Produksi


Kualitas aktiva produksi diukur dengan :
a. Rasio volume pinjaman pada anggota terhadap total volume pinjaman diberikan

x 100%
b. Rasio Resiko Pinjaman Bermasalah Terhadap Pinjaman Diberikan

c. Rasio Cadangan Resiko Terhadap Pinjaman Bermasalah

d. Rasio Pinjaman yang Berisiko terhadap Pinjaman yang Diberikan

Manajemen
Manajemen dapat diukur dengan lima komponen :
a. Manajemen Umum 12 pertanyaan (bobot 3 atau 0,25 nilai untuk setiap jawaban pertanyaan
YA). Maksudnya adalah jika dari 12 pertanyaan jumlah jawaban YA berjumlah 12 maka
bobotnya 3 atau untuk setiap pertanyaan yang jawabannya YA mempunyai nilai 0,25.
b. Manajemen Kelembagaan 6 pertanyaan (bobot 3 atau 0,5 nilai untuk setiap jawaban YA).
Maksudnya adalah jika dari 6 pertanyaan jumlah jawaban YA berjumlah 6 maka bobotnya 3
atau untuk setiap pertanyaan yang jawabannya YA mempunyai nilai 0,5.
c. Manajemen Permodalan 5 pertanyaan (bobot 3 atau 0,6 nilai setiap jawaban YA).
Maksudnya adalah jika dari 5 pertanyaan jumlah jawaban YA berjumlah 5 maka bobotnya 3
atau untuk setiap pertanyaan yang jawabannya YA mempunyai nilai 0,6.
d. Manajemen aktiva 10 pertanyaan (bobot 3 atau 0,3 nilai setiap jawaban YA). Maksudnya
adalah jika dari 10 pertanyaan jumlah jawaban YA berjumlah 10 maka bobotnya 3 atau
untuk setiap pertanyaan yang jawabannya YA mempunyai nilai 0,3.
e. Manajemen Likuiditas 5 pertanyaan (bobot 3 atau 0,6 nilai untuk setiap jawaban YA).
Maksudnya adalah jika dari 5 pertanyaan jumlah jawaban YA berjumlah 5 maka bobotnya 3
atau untuk setiap pertanyaan yang jawabannya YA mempunyai nilai 0,6.
Efisiensi
Efisiensi apat diukur dengan :
a. Rasio Beban Operasi Anggota terhadap Partisipasi Bruto

b. Rasio Beban Usaha terhadap SHU kotor

c. Rasio Efisiensi Pelayanan

Likuiditas x 100%
Likuiditas dapat diukur dengan :
a. Rasio Kas dan Bank terhadap Kewajiban Lancar

b. Rasio Pinjaman yang diberikan terhadap Dana yang diterima

Kemandirian dan Pertumbuhan


Aspek kemandirian dan pertumbuhan diukur dengan :
a. Rasio Rentabilitas Aset

x 100%
b. Rasio Rentabilitas Modal Sendiri

x 100%
c. Rasio Kemandirian Operasional Pelayanan

Jatidiri Koperasi
Aspek jatidiri koperasi dapat diukur dengan :
a. Rasio Partisipasi Bruto

x 100%
b. Rasio Ekonomi Anggota
Metode Analisis Data
metode yang digunakan untuk menganalisis data pada penelitian ini adalah data
kuantitatif dan kualitatif dengan tahapan sebagai berikut: survey data koperasi dan penyebaran
kuesioner, kemudian menganalisis neraca dan laporan laba rugi Koperasi Unit Desa Tani Jaya
Banjarejo periode 2013-2014 berdasarkan PERMEN No.14/Per/M.KUKM/XII/2009.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Objek Penelitian
Koperasi Unit Desa Tani Jaya Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora memiliki usaha
sebagai berikut: Unit simpan pinjam, agrobisnis atau perdagangan dan jasa pelayanan. Dalam
masing-masing unit usaha berperan dalam perolehan pendapatan koperasi.
Pembahasan

Tabel 4.1
Kertas Kerja Penilaian Kesehatan KUD Tani Jaya Banjarejo Tahun 2013
Komponen Penilaian Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor
Permodalan 30.18 50 6% 3.00
706.46 100 6% 3.00
34.40 100 3% 3.00

Kualitas Aktiva 100 100 10 % 10.00


Produktif 5.17 80 5% 4.00
0 0 5% 0
5.17 100 5% 5.00

Manajemen 13.85
Efisiensi 3.05 100 4% 4.00
2666.66 75 4% 1.00
6.73 75 2% 1.50
Likuiditas 101.35 25 10% 2.50
96.02 100 5% 5.00
Kemandirian dan 0.71 25 3% 0.75
Pertumbuhan 0.83 25 3% 0.75
87.51 0 4% 0
Jatidiri Koperasi 72.59 100 7% 5.25
29.88 100 3% 3.00
Total Nilai 65.60
Skor Cukup Sehat

Dari hasil kertas kerja penilaian tingkat kesehatan KUD Tani Jaya Banjarejo tahun 2013
dapat dilihat bahwa sebagian dari setiap aspek ada yang belum memenuhi standar. Tetapi secara
total skor keseluruhan penilaian tingkat kesehatan koperasi unit desa Tani Jaya Banjarejo tahun
2013 tergolong pada Peraturan Menteri No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 sebesar 60 sampai 80
dengan perolehan total skor 65.60 dan memiliki predikat Cukup Sehat.
Tabel 2
Kertas Kerja Penilaian Kesehatan KUD Tani Jaya Banjarejo Tahun 2014
Komponen Penilaian Rasio (%) Nilai Bobot (%) Skor
Permodalan 32.44 50 6% 3.00
726.91 100 6% 3.00
23.02 100 3% 3.00

Kualitas Aktiva 100 100 10 % 10.00


Produktif 5.47 80 5% 4.00
0 0 5% 0
4.47 100 5% 5.00
Manajemen 13.85
Efisiensi 3.70 100 4% 4.00
2653.91 25 4% 1.00
6.38 75 2% 1.50

Likuiditas 124.21 25 10% 2.50


94.60 100 5% 5.00
Kemandirian dan 0.66 25 3% 0.75
Pertumbuhan 0.81 25 3% 0.75
84.75 0 4% 0
Jatidiri Koperasi 70.50 75 7% 5.25
32.61 100 3% 3.00
Total Nilai 65.60
Skor Cukup Sehat

Dari hasil kertas kerja penilaian tingkat kesehatan KUD Tani Jaya Banjarejo tahun 2014
dapat dilihat bahwa sebagian dari setiap aspek ada yang belum memenuhi standar. Tetapi secara
total skor keseluruhan penilaian tingkat kesehatan koperasi unit desa Tani Jaya Banjarejo tahun
2014 tergolong pada Peraturan Menteri No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 sebesar 60 sampai 80
dengan perolehan total skor 65.60 dan memiliki predikat Cukup Sehat.

Aspek Permodalan
Aspek permodalan KUD Tani Jaya terdapat tiga perhitungan rasio yaitu rasio modal
sendiri terhadap total aset tahun 2013-2014 memperoleh skor sama 3,00 dari perolehan dapat
dikatakan belum memenuhi standar, karena standar yang ditetapkan sebesar 6,00. Perhitungan
rasio modal sendiri terhadap total aset diperoleh dari komponen simpanan pokok dari tahun
2013 ke 2014 stabil yaitu sebesar Rp 43.600.000 , simpanan wajib dari tahun 2013 ke 2014
mengalami kenaikan yaitu semula Rp463.656.143 menjadi Rp507.646.231, simpanan sukarela
dari tahun 2013 ke 2014 mengalami penurunan yaitu semula Rp 134.535.650 menjadi
Rp127.159.350, simpanan pengelola dari tahun 2013 ke 2014 mengalami kenaikan yaitu semula
Rp82.028.457 menjadi Rp90.290.040, simpanan pendidikan tahun 2013 ke 2014 mengalami
kenaikan yang semula Rp73.260.411 menjadi Rp 159.210.803, cadangan koperasi tahun 2013
ke 2014 mengalami kenaikan yang semula Rp120.281.990 menjadi Rp130.388.240, cadangan
modal tahun 2013 ke 2014 mengalami kenaikan Rp603.396.428, donasi dari tahun 2013 ke
2014 mengalami kenaikan yang semula Rp77.750.000 menjadi Rp197.340.00, sisa hasil usaha
dari tahun 2013 ke 2014 mengalami kenaikan yang semula Rp33.687.500 menjadi Rp39.500.00,
maka yang perlu ditingkatkan adalah simpanan pokok dan simpanan sukarela untuk menambah
modal sendiri. Kedua, rasio modal sendiri terhadap pinjaman beresiko tahun 2013-2014
diperoleh skor sama sebesar 3.00, maka dapat dikatakan belum memenuhi standar karena
standar yang ditetapkan sebesar 6.00 disebabkan karena pinjaman berisiko dari tahun 2013 ke
2014 mengalami kenaikan yang semula Rp231.037.884 menjadi Rp266.852.313, semakin tinggi
pinjaman berisiko akan mengakibatkan semakin kecil persentase rasio modal sendiri terhadap
pinjaman beresiko. Ketiga, Rasio kecukupan modal sendiri tahun 2013-2014 memperoleh skor
sebesar 3.00 dapat dikatakan sudah memenuhi standar yang ditetapkan. Sebaiknya periode
mendatang simpanan pokok dan simpanan sukarela pada Koperasi Unit Desa Tani Jaya
Banjarejo ditingkatkan untuk menambah perolehan modal sendiri dan mempertahankan
perolehan modal tertimbangnya.

Aspek Kualitas Aktiva Produktif


Aspek ini terdapat 4 perhitungan yaitu rasio volume pinjaman pada anggota terhadap total
volume pinjaman yang diberikan terdapat beberapa komponen yaitu volume pinjaman pada
anggota dari tahun 2013 ke 2014 mengalami kenaikan yang semula Rp4.471.925.757 menjadi
Rp4.876.210.451, maka diperoleh skor sama sebesar 10.00 dapat dikataka sudah memenuhi
standar yang ditetapkan. Rasio resiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman yang diberikan
tahun 2013-2014 terdapat beberapa komponen yaitu pinjaman bermasalah dari tahun 2013 ke
2014 mengalami kenaikan yang semula Rp231.037.884 menjadi Rp266.852.313 sehingga dari
perhitungan diperoleh skor yang sama sebesar 4.00, maka dapat dikatakan cukup baik karena
standar yang ditetapkan adalah 5,00. Rasio cadangan resiko terhadap pinjaman bermasalah
tahun 2013-2014, tidak terdapat cadangan resiko dari tahun 2013 ke 2014, pinjaman bermasalah
dari tahun 2013 ke 2014 mengalami kenaikan yang semula Rp231.037.884 menjadi
Rp266.852.313, sehingga diperoleh skor yang sama sebesar 0, maka dapat dikatakan belum
memenuhi standar karena standar yang ditetapkan adalah 5,00. Rasio pinjaman yang beresiko
terhadap pinjaman yang diberikan tahun 2013-2014 dapat diperoleh skor yang sama sebesar
5.00, maka sudah memenuhi standar karena standar yang ditetapkan adalah 5,00. Sebaiknya
diperiode mendatang Koperasi Unit Desa Tani Jaya Banjarejo meminimalisir risiko pinjaman
bermasalah sehingga dapat memperkuat posisi aktiva yang ada di koperasi. Cara meminimalisir
risiko pinjaman bermasalah dengan menggunakan prinsip kehati-hatian dalam pemberian
pinjaman, terutama pinjaman yang diberikan kepada karyawan tidak tetap (KTT).

Aspek Manajemen
Aspek ini terdapat 5 perhitungan yaitu manajemen umum dari 12 pertanyaan jawaban Ya
berjumlah 11 dan jawaban Tidak berjumlah 1, manajemen kelembagaan dari 6 pertanyaan
jawaban Ya berjumlah 6 dan jawaban Tidak berjumlah 0, manajemen permodalan dari 5
pertanyaan jawaban Ya berjumlah 5 dan Jawaban Tidak berjumlah 0 , manajemen aktiva dari
10 pertanyaan jawaban Ya berjumlah 7 dan jawaban Tidak berjumlah 3, dan manajemen
likuiditas dari 5 pertanyaan yang jawaban Ya berjumlah 5 dan jawaban Tidak berjumlah 0.
Dari perhitungan aspek manajemen pada tahun 2013-2014 dapat skor yang sama sebesar
13.85, maka dapat dikatakan belum memenuhi standar karena standar yang telah ditetapkan
adalah sebesar 15,00.

Aspek Efisiensi
Aspek ini terdapat 3 perhitungan yaitu Rasio beban operasi anggota terhadap partisipasi
bruto yang terdiri dari beban operasi anggota dari tahun 2013 ke 2014 mengalami kenaikan
yang semula Rp33.063.400 menjadi Rp41.072.901, partisipasi bruto dari tahun 2013 ke 2014
mengalami penurunan yang semula Rp2.874.831.899 menjadi Rp2.649.697.629 sehingga dari
perhitungan rasio ini diperoleh skor yang sama sebesar 4.00, maka dapat dikatakan sudah
memenuhi standar yang ditetapkan. Rasio beban usaha terhadap SHU kotor terdiri dari beban
usaha dari tahun 2013 ke 2014 mengalami kenaikan yang semula Rp1.026.662.456 menjadi
Rp1.048.296.339, SHU kotor dari tahun 2013 ke 2014 mengalami kenaikan yang semula
Rp38.500.000 menjadi Rp39.500.000 dari perhitungan rasio ini diperoleh skor yang sama
sebesar 1.00, maka dapat dikatakan belum memenuhi standar karena standar yang ditetapkan
adalah 4,00. Perhitungan rasio efisiensi pelayanan terdiri biaya karyawan dari tahun 2013-
2014 mengalami kenaikan yang semula Rp300.877.625 menjadi Rp310.883.500, volume
pinjaman dari tahun 2013 ke 2014 mengalami kenaikan yang semula Rp4.471.925.757
menjadi Rp4.876.210.451 sehingga dari perhitungan rasio ini diperoleh skor yang sama
sebesar 1.50 dapat dikatakan belum memenuhi standar yang ditetapkan sebesar 2,00.

Aspek Likuiditas
Aspek ini terdapat 2 perhitungan yaitu Rasio kas dan Bank terhadap kewajiban lancar
terdiri dari kas tahun 2013-2014 mengalami penurunan yang semula Rp44.490.156 menjadi
Rp12.963.881, bank dari tahun 2013 ke 2014 mengalami kenaikan yang semula Rp411.312.601
menjadi Rp516.525.775, dan kewajiban lancar dari tahun 2013 ke 2014 yang semula
Rp449.725.453 menjadi Rp426.280.403 sehingga dari perhitungan ini diperoleh skor sama
sebesar 2,50 maka belum memenuhi standar, karena standar yang ditetapkan adalah 10,00.
Perhitungan rasio pinjaman yang diberikan terhadap dana yang diterima terdiri dari pinjaman
yang diberikan dari tahun 2013 ke 2014 mengalami kenaikan dari Rp4.471.925.757 menjadi
Rp4.876.210.451, dan dana yang diterima dari tahun 2013 ke 2014 mengalami kenaikan dari
Rp4.657.508.124 menjadi Rp5.154.357.756 sehingga dari perhitungan rasio ini diperoleh skor
yang sama sebesar 5.00 dapat dikatakan sudah memenuhi standar yang ditetapkan. pada periode
2013-2014 kewajiban lancar pada Koperasi Unit Desa Tani Jaya menurun sebaiknya periode
mendatang keajiban lancar ditingkatkan dengan cara meningkatkan simpanan sukarela atau
tabungan.

Aspek Kemandirian dan Pertumbuhan


Dalam aspek ini terdapat 3 perhitungan yaitu rentabilitas aset terdiri dari SHU sebelum
pajak dari tahun 2013 ke 2014 mengalami kenaikan dari Rp38.500.000 menjadi Rp 39.500.000,
total aset dari tahun 2013 ke 2014 mengalami kenaikan dari Rp5.407.670.465 menjadi
Rp5.908.280.822. Rasio rentabilitas modal sendiri terdiri dari SHU bagian anggota dari tahun
2013 ke 2014 mengalami kenaikan dari Rp12.747.000 menjadi Rp15.800.000, modal sendiri dari
tahun 2013 ke 2014 mengalami kenaikan dari Rp1.632.196.579 menjadi Rp1.939.781.092. Rasio
kemandirian operasional pelayanan terdiri dari Partisipasi netto dari tahun 2013 ke 2014
mengalami penurunan dari Rp916.051.168 menjadi Rp906.288.650, beban usaha dan beban
perkoperasian dari tahun 2013-2014 mengalami kenaikan dari Rp1.046.833.192 menjadi
Rp1.069.352.368 dapat diperoleh skor yang sama sebesar 0.75, 0.75, dan 0, maka dapat
dikatakan semua aspek ini belum memenuhi standar yng telah ditetapkan.

Aspek Jatidiri Koperasi


Dalam aspek ini terdapat 2 perhitungan yaitu rasio partisipasi bruto dan promosi ekonomi
anggota KUD Tani Jaya tahun 2013-2014. Rasio partisipasi bruto terdiri dari partisipasi bruto
dari tahun 2013 ke 2014 mengalami penurunan dari Rp2.874.831.899 menjadi Rp2.649.697.692,
pendapatan dari tahun 2013 ke 2014 mengalami kenaikan.
Tingkat kesehatan Koperasi Unit Desa Tani Jaya Banjarejo dalam perkembangannya selama
2 tahun berada dalam kriteria Cukup Sehat. Hal ini disebabkan oleh aspek permodalan, aspek
kualitas aktiva produktif dan aspek likuiditas yang belum maksimal. Untuk mencapai kriteria
Sehat, maka pihak pengelola diharapkan dapat menyeimbangkan antara modal sendiri dengan
total modal sebesar 40-60%. Selanjutnya kualitas aktiva produktif, sebaiknya koperasi dapat
mengalokasikan dana cadangan risiko agar dapat menutup adanyan kerugian pinjaman atau
pinjaman yang bermasalah.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan menengah Republik
Indonesia Nomor 14/Per/M.KUKM/XII/2009 sebagai pedoman menilai tingkat kesehatan
koperasi unit desa Tani Jaya Banjarejo dapat ditarik kesimpulan bahwa Koperasi Unit Desa
Banjarejo periode 2013-2014 yang dinilai dari masing-masing aspek memiliki predikat Cukup
Sehat. Total skor tahun 2013-2014 yang dihitung dari tujuh aspek yaitu permodalan, kualitas
aktiva produktif, aspek manajemen, aspek efisiensi, aspek likuiditas, aspek kemandirian dan
pertumbuhan, serta aspek jatidiri koperasi diperoleh hasil yang sama sebesar 65.60, maka dapat
dikatakan kondisi Koperasi Unit Desa stabil, tidak mengalami peningkatan maupun penurunan
skor.

Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, maka penulis
memberikan saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi Koperasi Unit Desa Tani Jaya
Banjarejo yaitu untuk periode selanjutnya koperasi sebaiknya mempertimbangkan pengukuran
tingkat kesehatan koperasi yang meliputi tujuh aspek berdasarkan Peraturan Menteri Nomor
14/Per/M.KUKM/XII/2009 untuk meningkatkan predikat koperasi cukup sehat menjadi sehat.

DAFTAR PUSTAKA
Adzim, Moch.Syamsul. 2014. Penilaian Kinerja Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI)
Sejahtera Ngadiluwih Berdasarkan Permen No.20/Per/M.KUKM/2008. Jurnal Ekonomi
dan Bisnis Vol. 14 No. 1. Universitas Brawijaya.

Anoraga, Drs. Panji & Widiyanti, Dra. Ninik. 1993.Dinamika Koperasi. Jakarta : PT Rineka
Cipta.

Asdhiwitanto, Rizal dkk. 2015. Penilaian Kinerja Kesehatan Koperasi Berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Nomor
35.3/Per/M.KUKM/X/2007 (studi kasus pada koperasi Primer Tursina, Surabaya). Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 28 No. 2 November 2015. Universitas Brawijaya.

http://koperasiukm-sulsel.info/regulasi-peraturan-menteri-13.55-15desember 2015. PERMEN


NO 14/Per/M.KUKM/XII/2009
http://smecda.com/wp-content/uploads/2015/10/04.-PEDOMAN-PENGAWASAN-KOPERASI-
SIMPAN-PINJAM-DAN-UNIT-SIMPAN-PINJAM-KOPERASI.pdf PERMEN NO
20/Per/M.KUKM/XI/2008.

Kholid, Idham dkk, 2014. Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Berdasarkan Peraturan
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor
14/Per/M.KUKM/XII/2009 (studi pada Koperasi Simpan Pinjam Adi Wiyata Mandiri
Kab. Blitar).Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 6 No. 1. 2014. Universitas Brawijaya.

Peraturan Menteri No.20/Per/K.KUKM/XI/2008 Pasal 2. Tentang pedoman penilaian kesehatan


KSP dan USPK.

Peraturan Menteri No.20/Per/K.KUKM/XI/2008 Pasal 6. Tentang pedoman penilaian kesehatan


KSP dan USPK

Setiawan, Deny. 2013. Penilaian Tingkat Kesehatan Koperasi Pegawai Republik Indonesia
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saeful Anwar Malang Berdasarkan Peraturan Menteri
Koperasi No.14/Per/M.KUKM/XII/2009 (Tahun 2010-2012). Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Vol.17 No. 1 2013. Universitas Brawijaya.

Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumarsono, Sony. 2004. Manajemen Koperasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Undang-Undang dasar Republik Indonesia Pasal 31 ayat 1 Tahun 1945. Indonesia: Pemerintah
Indonesia.

Undang-Undang Republik Indonesia no.12 tahun 1967.Indonesia : Dep Kop dan UMKM.

Undang-Undang Republik Indonesia no.25 Tahun 1992. Indonesia : Dep Kop PPKM.
Undang-Undang Republik Indonesia no.17 Tahun 2012. Indonesia : Dep Kop dan UMKM.

Anda mungkin juga menyukai