Anda di halaman 1dari 5

TUGAS ANALISIS VIDEO TENTANG PELAYAN PUBLIK

Kelompok 3, Angkatan VI :
a. Jondesi. S.Si. (Ketua Kelompok)
b. Abdul Kodir, S.Si.
c. Wahyu Agusti Putra, S.Sos.
d. Taofiq Martha Rusyana, S.P.
e. Siska Anjasari, S.P.
f. Nurul Amira Arief, S.P.
g. Nada Rifki Sahputri, S.Si.
h. Muhamad Alan Febrian, S.A.N.
i. Antonius Wahyu Handoko, S.A.N.
j. Widji Ramadani, S.A.N.

Tugas:
Masing-masing peserta melakukan searching di Youtube Video tentang contoh pelayanan
publik di Indonesia. Sepakati dalam kelompok video yang akan dianalisis. Tonton dan
pelajari isi video tersebut. Kemudian masing-masing peserta melakukan analisis terhadap
video tersebut berdasarkan Panduan perilaku/Etika Nilai Berorientasi Pelayanan apakah telah
diterapkan oleh ASN di dalam organisasi tersebut. Batas waktu penyampaian Rabu, 3 Mei
2023 pukul 23.59 WIB. Lalu lakukan juga analisis dampak, apa yang akan terjadi terhadap
proses pelayanan publik tersebut apabila Nilai Berorientasi Pelayanan tidak diterapkan oleh
ASN di Organisasi. Diskusikan hasil analisis masing-masing peserta dalam kelompok lalu
tuangkan hasil diskusi kelompok dalam sebuah tulisan paling sedikit 2 halaman dengan
format pdf. (Cantumkan dalam tulisan tersebut link video dan judul video yang dianalisis).
Selamat bekerja.

Jawab:
Link Video yang Dianalisis : https://youtu.be/s3jN5xCHVk4
Judul Video yang Dianalisis : Viral Video Dugaan Pungli Senilai Rp250 Ribu oleh Oknum
Kelurahan di Ciledug, Polisi Telusuri Kasus
1. Analisis terhadap video tersebut berdasarkan Panduan perilaku/Etika Nilai
Berorientasi Pelayanan apakah telah diterapkan oleh ASN di dalam organisasi tersebut.

Dari video yang sudah disimak bersama kawan-kawan terkait pungli yang dilakukan oleh
oknum lurah sebesar Rp.250.000,00 di tanggerang tersebut merupakan sebuah potret
bagaimana sebagian kecil dari bentuk pelayanan publik yang ada dinegara kita masih
berorientasi kepada cuan alias keuntungan semata oleh sang oknum lurah. Hal ini terjadi
akibat oknum yang tidak patuh pada peraturan, tidak berintegritas dan tidak amanah.
Ditengah masa pandemi yang mulai berakhir ekonomi yang sedikit demi sedikit mulai
bergerak tetapi masih tersaji oknum-oknum mata duitan seperti ini tentunya sangatlah miris.
Demi mencapai pelayanan publik yang baik sudah seharusnya para pegawai atau birokrat
memiliki prinsip-prinsip, yaitu: berkeadilan, transparan, akuntabel, tidak diskriminatif,
mudah dan murah, partispatif, responsif, efektif dan efisien, dan aksesible. Mahalnya biaya
yang harus dikeluarkan masyarakat dalam pengurusan pelayanan publik, proses pelayanan
yang berbelit-belit, hingga muncul jargon “KALAU BISA DIPERSULIT KENAPA
DIPERMUDAH”.

Adanya pungli yang dilakukan oleh pihak kelurahan terhadap warganya yang sedang
mengurus surat ahli waris, dengan meminta uang sebesar Rp250.000 yang seharusnya dalam
SOP nya tidak berbayar alias Gratis. Tentu hal ini, sangat miris, tapi tidak dapat dipungkiri,
praktek-praktek semacam ini, masih menjamur dan membudaya di Indonesia. Hal-hal
semacam ini yang membuat selama ini permasalahan penyelenggaraan pelayanan publik di
Indonesia sangat berkaitan erat dengan proses pelayanan publik yang diberikan oleh
penyelenggara, baik dari sisi prosedur, persyaratan, waktu, biaya dan fasilitas pelayanan,
yang dirasakan masih belum memadai dan jauh dari harapan masyarakat. Peningkatan
kualitas pelayanan public adalah suatu proses yang secara terus menerus guna mewujudkan
konsep Good Governance yang menjadi dambaan masyarakat sebagai pemegang hak utama
atas pelayanan publik Dan dalam hal ini tidak mencerminkan Nilai-nilai Berorientasi
Pelayanan maupun Akuntabel. Lurah yang seharusnya mengayomi masyarakatnya, malah
memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan orang lain, yang bias kita lihat, warganya
sedang dalam tertimpa musibah, namun bukannya dibantu malah dipersulit. Padahal dalam
website sippn.menpan.go.id telah disebutkan ketentuan-ketentuan pengurusan surat
keterangan ahli waris sebagai berikut:

Persyaratan pengurusan surat keterangan ahli waris berupa:


-surat keterangan waris

-Fotocopy KTP para ahli waris

-Fotocopy KK para ahli waris

-Surat Keterangan Kematian dari RT/RW atau rumah sakit

-Sistem, Mekanisme, dan Prosedur

-Pemohon mendatangi kantor desa/kelurahan setempat dengan membawa berkas -


persyaratan.

-Kepala desa/kelurahan membuatkan surat keterangan pernyataan ahli waris yang diketahui
oleh RT dan RW setempat.

-Para ahli waris menandatangani surat pernyataan waris tersebut diatas materai

-Petugas desa/pemohon membawa dokumen tersebut setelah di tandatangani oleh kepala


desa/kelurahan untuk di proses di kantor kecamatan.

-Waktu Penyelesaian

Petugas membutuhkan waktu 20 menit untuk melakukan verifikasi berkas.

-Biaya Tarif

Gratis

Dapat kita lihat bahwa organisasi penyelenggara pelayanan publik tersebut tidak menerapkan
kode etik/kode perilaku berorientasi pelayanan. Tindakan pelayan publik dalam instansi
tersebut tidak sesuai dengan kode perilaku berorientasi pelayanan, yaitu memahami dan
memenuhi kebutuhan masyarakat. Pertama, pelayan publik tersebut tidak memenuhi
kebutuhan masyarakat yang sedang kesusahan, dan bahkan membuat penerima layanan
mengeluarkan biaya yang tidak seharusnya. Kedua, pelayan publik dalam instansi tersebut
tidak memberikan layanan kepada penerima layanan secara jujur, tanggap, dan cepat.
Penerima layanan (masyarakat) harus tawar menawar atas jasa yang ingin diperolehnya, yang
pada peraturan seharusnya tidak diperlukan biaya. Ketiga, pelayan publik dalam instansi
tersebut tidak mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya terhadap penerima
layanan. Tidak ada penjelasan yang transparan mengapa dibebankan biaya yang sangat besar
tersebut kepada penerima layanan.

Kasus tersebut sebenernya telah melanggar beberapa asas penyelenggaraan pelayanan publik
seperti yang tercantum dalam Pasal 4 UU Pelayanan Publik, yaitu transparan, responsive,
mudah dan murah, efektif dan efisien, serta akuntabel. Dimana Oknum Kelurahan sudah telah
melanggar mekanisme pembuatan surat ahli waris, mencari keuntungan dari pelayanan
publik, menerapkan biaya yang mahal dan mempersulit masyarakat yang sedang terkena
musibah.
Berorientasi Pelayanan merupakan salah satu core values ASN BerAKHLAK yang memiliki
Panduan Perilaku/Etika Nilai sebagai berikut :
a. memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat,
b. ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan,
c. melakukan perbaikan tiada henti.
Dalam video tersebut, masyarakat datang ke salah satu Kelurahan di Kecamatan Ciledug,
Kabupaten Tanggerang tetapi justru mendapat perlakuan menyenangkan berupa pungutan liar
dari Oknum Kelurahan. Hal tersebut tidak sesuai dengan Panduan Perilaku dari Berorientasi
Pelayanan, yaitu memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat, serta ramah, cekatan,
solutif dan dapat diandalkan.

2. Analisis dampak apa yang akan terjadi terhadap proses pelayanan publik tersebut
apabila Nilai Berorientasi Pelayanan tidak diterapkan oleh ASN di Organisasi.

Dampak yang ditimbulkan tidaklah baik khususnya pada kelurahan tanggerang tersebut,
mengabaikan prinsip-prinsip pelayanan publik lambat laun akan muncul kembali masalah-
masalah yang seharusnya tidak terjadi, dari kejadian yang viral ini tentu akan membuat
stigma masyarakat terhadap kelurahan dalam pengurusan hal-hal terkait adminisitrasi itu
menjadi negatif, masyarakat akan terus menjustifikasi kalau kelurahan itu mengurus sesuatu
harus memberi uang serta prosesnya yang sangat lama tidak tahu kapan selesai. Ini
merupakan masalah besar yang harus segera diselesaikan untuk mengembalikan citra baik
kelurahan. Tentu camat selaku atasan dan polisi bagian saber pungli tidak tinggal diam,
upaya memberikan pelayanan yang baik sesuai prinsip-prinsip harus segera dilakukan agar
kembalinya kepercayaan publik nantinya dalam melakukan urusan-urusan di kelurahan.
selanjutnya yang terjadi terhadap kasus tersebut akan mengikis kepercayaan publik terhadap
aparatur pemerintah melemahnya kualitas SDM pelayanan publik, hasil survey kepuasan
masyarakat menjadi buruk sehingga menyebabkan tidak tercapainya indikator kinerja utama
instansi tersebut sebagai instansi penyelenggara pelayanan publik. Hal tersebut harus segera
ditindak lanjuti dengan perbaikan standar pelayanan publik, seiring dengan perubahan
teknologi yang semakin pesat dan semakin kritisnya publik dalam mengawasi
penyelenggaraan pelayanan publik. Revolusi Mental layak untuk dikedepankan dan
dilaksanakan dalam Ruang Pelayanan Publik di Indonesia demi terwujudnya Pelayanan
Publik yang Prima, Akuntabel, dan berintegritas.

Anda mungkin juga menyukai