Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA

HALAMAN SAMPUL
DISUSUN OLEH
K
E
L
O
M
P
O
K
FISIKA

1. MUH. HALIM

2. ANUGRAH SEPTIANI

3. NUR AMELIA SANI

4. FATWA ABDULLAH
ii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah

memberikan taufiq, hidayah serta inayahnya kepada kita semua, tak lupa pula

kita kirimkan shalawat serta salam kepada Nabi kita tercinta, Nabi Muhammad

SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan ke alam yang terang

benderang.

Penulis bersyukur dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Alam

Pikiran Manusia dan Perkembangannya ini dengan tepat waktu meski dalam

pembuatannya terdapat beberapa kendala, namun dapat terselesaikan karena

adanya kesungguhan dan rahmat-Nya.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan dan

kekurangan dalam penulisan makalah ini, karena keterbatasan kemampuan

yang Penulis miliki. Saran dan kritik yang konstruktif sangat dibutuhkan untuk

menyempurnakan makalah ini.

Akhirnya, Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

kita semua. Aamiin Ya Robbal Aalamin.

Watampone, 7 Oktober 2021

ii
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I 3

PENDAHULUAN 3

A. Latar Belakang 3

B. Rumusan Masalah 3

C. Tujuan Penulisan 3

BAB II 3

KAJIAN PUSTAKA 3

A. Lahirnya Ilmu Pengetahuan 3

B. IPA Klasik dan IPA Modern 3

C. Metode Ilmiah 3

D. Matematka dalam Kehidupan 3

BAB III 3

PENUTUP 3

A. Simpulan 3

B. Saran 3

DAFTAR PUSTAKA 3

iii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bumi tempat manusia hidup berisi dua macam mahluk: benda yang

sifatnya anorganis dan mahluk yang sifatnya organis. Yang pertama sering

disebut sebagai benda matt dan yang kedua disebut mahluk hidup. Benda mati

tunduk pada hukum alam (deterministis), sedangkan mahluk hidup tunduk pada

hukum kehidupan (biologis). Masing-masing memiliki tingkat-tingkat dalam

perwujudannya.

Benda bersifat mati, tetap dan tunduk pada hukum alam, sehingga tidak

meriliki perilaku (attitude). Benda tidak bergerak atas kemauan atau kekuatan

sendiri, melainkan oleh kekuatan

Mahluk organis memiliki kehidupan sehingga mempunyai perilaku.

Twnbuhan sebagai mahluk terendah mernilild perikehidupan yang sedetbana.

Binatang yang lebih tinggi tingkatnya memiliki perilaku yang lebih baik.

Manusia sebagai mahluk tertinggi memiliki perilaku yang lebih sempuma.

Namun secara umum mahluk-mahluk tersebut memiliki beberapa prinsip yang

sama, antara lain, daya gerak, naluri untuk mempertahankan diri, serta untuk

mengembangkan keturunannya. Dibandingkan dengan mahluk lain, jasmani

manusia adalah lemah, tetapi rohani atau akal budi dan kemauannya sangat

kuat.

Dengan akal budi yang dimilikinya, pada manusia timbal rasa ingin tahu

yang selalu berkembang. Rasa ingin tahu itu tidak pemah dapat dipuaskan.

Dalam benaknya manusia selalu bertanya karena keingintahuannya: apa

sesungguhnya (know what), bagaimana sesuatu tetjadi (know how), dan


2

mengapa demikian (know why) tentang benda dan peristiwa yang terjadi di

sekitamya, tennasuk juga ingin tahu tentang dirinya sendiri. Rasa ingin tahu ini

mendorong manusia untuk memahami dan menjelaskan gejala-gejala alam,

baik alam besar (makrokosmos) maupun alam kecil (mikrokosmos), serta

berusaha memecahkan masalah yang dihadapi, sehingga akhimya manusia

dapat mengumpulkan pengetahuan.

Rasa ingin tahu yang terus berkembang dan seolah-olah tanpa batas itu

menimbullcan peibendaharaan pengetahuan pada manusia. Pengetahuan yang

dipemleh ini akhimya tidak terbatas pada obyek-obyek yang dapat diamati

dengan pancaindra saja atau meliputi pengetahuan tentang kebutuhan praktis

sehari-hari, tetapi juga masalah lain yang berhubungan dengan baik atau bunk,

indah atau tidak indah, dan sebagainya.

Dengan meningkatnya kemampuan mengingat dan berpikir, manusia

dapat mendayagunakan pengetahuan terdahulu dan kemudian menggabungkan

dengan pengetahuan yang barn sehingga menghasilkan pengetahuan yang lebih

barn lagi. Proses demikian terus berlangsung sehingga terjadi akumulasi

pengetahuan seperti yang kita rasakan dewasa ini.

Perkembangan pengetahuan lebih dipennudah atau diperlancar lagi

dengan adanya tukar-menukar informasi mengenai pengetahuan dan

pengalaman manusia yang satu dengan yang lain sehingga akumulasi

pengetahuan berlangsung lebih cepat, maka dari itu di dalam makalah ini

penulis akan membahas materi dengan judul “Alam Pikiran Manusia dan

Perkembangannya”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana napak tilas lahirnya ilmu pengetahuan?

2. Bagaimana perbandingan IPA klasik dan IPA modern


3

3. Bagaiamana metode ilmiah?

4. Bagaimana matematika dalam kehidupan ?

C. Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui semua isi rumusan masalah.


4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Lahirnya Ilmu Pengetahuan

Eksistensi ilmu pengetahuan tidak lepas dari sejarah perkembangannya

yang merupakan sebuah proses panjang tumbuh dan berkembangnya ilmu

pengetahuan itu sendiri. Pada setiap fase perkembangan ilmu pengetahuan

muncul sesuatu yang baru dan memilki karakteristik di setiap masanya.

Kalau pengetahuan lahir sejak manusia pertama diciptakan, maka

perkembangannya sejak jaman purba. Secara garis besar, Amsal Bakhtiar

membagi periodeisasi sejarah perkembangan ilmu pengetahuan menjadi empat

periode: pada zaman Yunani kuno, pada zaman Islam, pada zaman renaisans

dan modern, dan pada zaman kontemporer. 1

Sedangkan George J. Mouly membagi perkembangan ilmu menjadi tiga

(3) tahap yaitu animisme, ilmu empiris dan ilmu teoritis. George J. Mouly

dalam bukunya Jujun S Suriasumantri, menjelaskan bahwa permulaan ilmu

dapat ditelusuri sampai pada permulaan manusia. Tak diragukan lagi bahwa

manusia purba telah menemukan beberapa hubungan yang bersifat empiris

yang memungkinkan mereka untuk mengerti keadaan dunia. Usaha mula-mula

di bidang keilmuan yang tercatat dalam lembaran sejarah dilakukan oleh

bangsa Mesir dimana banjir Sungai Nil terjadi tiap tahun ikut menyebabkan

berkembangnya sistem almanak, geometri dan kegiatan survey.

George J. Mouly menjelaskan bahwa pada tahap animisme, manusia

menjelaskan gejala yang ditemuinya dalam kehidupan sebagai perbuatan dewa-

1
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013 edisi revisi), hlm. 21-
27.
5

dewi, hantu dan berbagai makhluk halus. Pada tahap inilah pola pikir

mitosentris masih sangat kental mewarnai pemikiran bangsa Yunani sebelum

berubah menjadi logosentris. Sebagai contoh, gempa bumi pada saat itu tidak

dianggap fenomena alam biasa, tetapi Dewa Bumi yang sedang

menggoyangkan kepalanya. Namun, ketika filsafat diperkenalkan, fenomena

alam tersebut tidak lagi dianggap sebagai aktivitas dewa, tetapi aktivitas alam

yang terjadi secara kualitas.

Dari hal tersebut diketahui bahwa proses berpikir manusia menuntut

mereka untuk menemukan sebuah metode belajar dari pengalaman dan

memunculkan keinginan untuk menyusun sesuatu hal secara empiris, serta

dapat diukur. Dalam sejarah mencatat bangsa Yunanilah yang pertama diakui

oleh dunia sebagai perintis terbentuknya ilmu karena telah berhasil

menyusunnya secara sistematis. Implikasi dari hal tersebut manusia akan

mencoba merumuskan semua hal termasuk asal-muasal mitos-mitos karena

mereka menyadari bahwa hal tersebut dapat dijelaskan asal-usulnya dan

kondisi sebenarnya. Sehingga sesuatu hal yang tidak jelas yang hanya berupa

tahu atau pengetahuan dapat dibuktikan kebenarannya dan dapat

dipertanggungjawabkan pada saat itu. Dari sinilah awal kemenangan ilmu

pengetahuan atas mitos-mitos, dan kepercayaan tradisional yang berlaku di

masyarakat.2

Sedangkan perkembangan sejarah ilmu pengetahuan menurut amsal

bakhtiar yang dibagi menjadi empat periode dijelaskan sebagai berikut:

1. Periode Yunani Kuno Yunani kuno adalah tempat bersejarah di mana

sebuah bangsa memilki peradaban. Oleh karenanya Yunani kuno sangat identik

dengan filsafat yang merupakan induk dari ilmu pengetahuan. Padahal filsafat

2
George J. Mouly, Perkembangan Ilmu, dalam Ilmu dalam Perspektif: Sebuah Kumpulan
Karangan Tentang Hakekat Ilmu, Jujun S. Suriasumantri, (Jakarta: Gramedia, 1991), hlm. 87.
6

dalam pengertian yang sederhana sudah berkembang jauh sebelum para filosof

klasik Yunani menekuni dan mengembangkannya. Filsafat di tangan mereka

menjadi sesuatu yang sangat berharga bagi perkembangan ilmu pengetahuan

pada generasi-generasi setelahnya. Ia ibarat pembuka pintu-pintu aneka ragam

disiplin ilmu yang pengaruhnya terasa hingga sekarang. Menurut Bertrand

Russel, diantara semua sejarah, tak ada yang begitu mencengangkan atau

begitu sulit diterangkan selain lahirnya peradaban di Yunani secara mendadak.

Memang banyak unsur peradaban yang telah ada ribuan tahun di Mesir dan

Mesopotamia. Namun unsur-unsur tertentu belum utuh sampai kemudian

bangsa Yunanilah yang menyempurnakannya.3

Seiring dengan berkembangannya waktu, filsafat dijadikan sebagai

landasan berfikir oleh bangsa Yunani untuk menggali ilmu pengetahuan,

sehingga berkembang pada generasi-generasi setelahnya. Itu ibarat pembuka

pintu-pintu aneka ragam disiplin ilmu yang pengaruhnya terasa hingga

sekarang. Karena itu, periode perkembangan filsafat Yunani merupakan entri

poin untuk memasuki peradaban baru umat manusia. 4 Zaman ini berlangsung

dari abad 6 SM sampai dengan sekitar abad 6 M. Zaman ini menggunakan

sikap an inquiring attitude (suatu sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara

kritis), dan tidak menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap receptive

attitude (sikap menerima segitu saja). Sehingga pada zaman ini filsafat tumbuh

dengan subur. Yunani mencapai puncak kejayaannya atau zaman

keemasannya.

3
Bertrand Russell, Sejarah Filsafat Barat dan Kaitannya dengan Kondisi Sosio-Politik dari
Zaman Kuno Hingga Sekarang (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), 3-4
4
Ibid, hlm. 22
7

B. IPA Klasik dan IPA Modern

Awal dari IPA dimulai pada saat manusia memperhatikan gejala-gejala

alam, mencatatnya kemudian mempelajarinya. Pengetahuan yang diperoleh

mula-mula terbatas pada hasil pengamatan terhadap gejala alam yang ada.

Kemudian makin bertambah dengan pengetahuan yang diperoleh dari hasil

pemikirannya. Selanjutnya dari peningkatan kemampuan daya pikirnya

manusia mampu melakukan eksperimen untuk membuktikan dan mencari

kebenaran dari suatu pengetahuan. Dari hasil eksperimen ini kemudian

diperoleh pengetahuan yang baru. Setelah manusia mempu memadukan

kemampuan penalaran dengan eksperimen ini lahirlah IPA (Ilmu Pengetahuan

Alam) sebagai suatu ilmu yang mantap.

1. Pengertian IPA Klasik

IPA klasik merupakan suatu proses IPA di mana teori dan

eksperimen memiliki peran saling melengkapi dan memperkuat. IPA

klasik memiliki kajian yang bersifat makroskopik, yakni mengacu pada

hal-hal yang berskala besar dan kaidah pengkajiannya menggunakan cara

tradisional. Di samping kajian yang bersifat makrokopis, ciri lain IPA

klasik adalah lebih mendahulukan eksperimen dari pada teori.

Ditinjau dad pengertian klasik sendiri, dapat diartikan bahwa yang

klasik umumnya bersifat tradisional, bettlasarkan pengalaman, kebiasaan,

atau naluri semata, meskipun ada kreasi namun hanya merupakan tiruan

dari keadaan alam sekitar. Pakar fisika membedakan antara fisika klasik

dan modem sebagai berikut : Fisika klasik terbatas mempelajari komponen

materi dan interaksi antara komponen dengan perkembangan pengamatan:

a. dinikmati langsung : gerakan benda dalam mekanika

b. penglihatan dengan teori cahaya


8

c. pendengaran dengan suara

d. indra rasa thennodinamika

e. listrik magnet.

Dan sini berkembang pengetahuan tentang penjtunlahan vektor yang

dipakai dalam computed tomografi (CT) atau penampang lintang tubuh

dengan sinar X. Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk deteksi tumor,

dan sebagainya. IPA Klasik secara umum, sebagai contoh dapat

digambarkan dalam pembuatan tempe dan ragi tape. Meskipun hanya

didasaikan pengalaman, tanpa disadari para pembuat tempe dan ragi tape

telah berkecimpung dalam mikrobiologi, mikrologi, dan ilmu fisika yang

mendasarinya. Pembuatan gula kelapa juga merupakan proses fisika dan

kimia yang telah tinggi tingkatnya

2. Pengertian IPA Modern

IPA modern adalah suatu proses IPA di mana penekanan terhadap

teori lebih banyak dari pada praktek. IPA modern memiliki telaahan yang

bersifat mikroskopik, yakni sesuatu yang bersifat detail dan berskala kecil.

Selain itu, IPA modern menerapkan teori eksperimen, di mana ia

menggunakan teori yang telah ada untuk eksperimen selanjutnya.

Berdasarkan pengertian IPA Klasik dan IPA Modern yang

dipaparkan di atas, dapat diketahui bahwa penggolongan IPA menjadi IPA

Klasik dan IPA Modern didasarkan pada konsepsi, yang meliputi cara

berfikir, cara memandang, dan cara menganalisis suatu gejala alam.Namun

pada IPA Klasik, suatu pengetahuan didapatkan dari awal, yakni

didasarkan dari hasil eksperimen yang dilakukan dan kajian pada IPA

Klasik lebih dangkal karena terbatas pada media atau alat bantu penelitian.

Sedangkn pada IPA Modern, suatu pengetahuan diperoleh melalui


9

eksperimen yang dilakukan dengan berkiblat pada teori yang telah ada dan

dengan bantuan teknologi yang lebih canggih dan maju, maka kajian dari

IPA Modern lebih mendetail. Sehingga diperoleh pengetahuan yang lebih

mendalam mengenai suatu fenomena alam. Dengan kata lain, dapat

disimpulkan bahwa IPA Modern merupakan pengembangan dari IPA

Klasik.

C. Metode Ilmiah

1. Syarat Ilmu Pengetahuan

Tidak semua pengetahuan disebut ilmu, sebab ilmu merupakan

pengetahuan yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat-syarat

tertentu. Syarat-syarat yang hams dipenuhi agar suatu pengetahuan dapat

disebut ilmu atau ilmiah, adalah:

a. Obyektif, artinya pengetahuan itu sesuai dengan obyeknya, atau

didukung metodik fakta empiris

b. Metodik, Misalnya pengetahuan ilmiah itu diperoleh dengan

menggunakan cara-cara tertentu yang teratur dan tericontml

c. Sistematik, artinya pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu

sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang lain saling berkaitan,

saling menjelaskan, sehingga selunihnya merupakan satu kesatuan

yang utuh.

d. Berlaku umum / universal, artinya pengetahuan itu tidak hanya

berlaku atau dapat diamati oleh seseorang atau beberapa orang saja,

tetapi semua orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan

memperoleh hasil yang sama atau konsisten.


10

2. Metode Ilmiah dan Langkah-langkah Operasionalnya

Metode Ilmiah adalah cara atau prosedur dalam memperoleh

pengetahuan secara ilmiah. Langkah-langkah dalam menetapkan metode

ini tidak selalu hams unit, yang penting pemecahan inasalah untuk

mendapatkan kesimpulan umum (GENERALISASI) hanya didasarkan

atas data dan diuji dengan data dan bukan oleh keinginan, prasangka,

kepercayaan atau pertimbangan lain. Metode Ilmiah merupakan bagian

yang paling penting dalam mempelajari ilmu alamiah. Pengetahuan yang

didapatkan lewat metode ilmiah diharapkan mempunyai karakteristik-

karakteristik tertentu, yakni sifat rasional dan teruji, sehingga pengetahuan

yang disusun dapat diandalkan. Dalam hal ini metode ilmiah

menggabunglcan cara berpikir induktif dan cara berpikir deduktif dalam

membangun tubuh pengetahuannya. Cara berpikir deduktif adalah cars

berpikir dimana ditarik kesimpulan yang bersifat khusus dari pemyataan

yang bersifat umum. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya

mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogismus. Silogismus

disusun dan dua buah pemyataan dan sebuah kesimpulan. Pemyataan yang

mendukung silogismus disebut premis. Premis dibedakan sebagai premis

mayor dan premis minor. Kesimpulan merupakan pengetahuan yang

didapat dan penalaran deduktif berdasarkan kedua premis tersebut. Cara

berpikir deduktif terkait dengan pengetahuan rasionalisme. Pengetahuan

ini memberikan sifat rasional kepada pengetahuan ilmiah dan bersifat

konsisten dengan pengetahuan yang telah dikumpulkan sebelumnya.

Rasionalisme adalah paham yang belpendapat bahwa rasio adalah sumber

kebenaran. Cara berpikir induktif adalah cara berpikir yang menarik suatu

kesimpulan yang bersifat umum dad pemyataan khusus. Penalaran secara


11

induktif ciimulai dengan mengemukakan pemyataan-pemyataan yang

mempunyai ruang lingkup terbatas dalam menyusun argumentasi, dan

diakhiri dengan pemyataan yang bersifat umum. Cara berpikir induktif

tedcait dengan empirisme, dimana dibutuhkan fakta-fakta yang

mendukung. Empirisme adalah paham yang berpendapat bahwa fakta yang

tertangkap lewat pengalaman manusia merupakan sumber kebenaran.

Dalam metode ilmiah, pendelcatan- rasional digabungkan dengan

pendekatan empiris. Secara sedezbana hal ini berarti bahwa semua teori

ilmiah harus memenuhi 2 syarat utama, yaitu

a. hams konsisten dengan teori-teori sebelumnya yang memungkinkan

tidak terjadinya kontradiksi dalam teori keilmuan secarakeselumhan

b. hams cocok dengan fakta-fakta empiris, sebab teori yang

bagaimanapun konsistennya, jika tidak didukung oleh pengujian

empiris, tidak dapat diterima kebenarannya secara ilmiah.

Langkah-langkah Metode Ilmiah :

a. Perumusan masalah yang dimaksudkan dengan masalah merupakan

pertanyaan apa, mengapa atau bagaimana tentang suatu obyek yang

diteliti. Masalah ini harus jelas batas-batasnya serta dikenal faktor-

faktor yang mempengaruhinya.

b. Penyusunan hipotesis merupakan jawaban sementara atau dugaan

jawaban pertanyaan yang diajukan, materinya merupakan kesimpulan

dari kerangka berpikir yang dikembangkan.

c. Pengujian hipotesis merupakan pengumpulan fakta-fakta yang relevan

dengan hipotesis yang telah diajukan untuk dapat mempedihatkan

apakah fakta-fakta tersebut mendukung hipotesis atau tidak


12

d. Penadkan kesimpulan penarikan kesimpulan didasadcan atas penilaian

melalui analisis dari fakta untuk melihat apakah hipotesis yang

diajukan diterima atau tidak. Hipotesis diterima bila fakta yang

terkumpul itu mendukung hipotesis tersebut. 5

Hipotesis yang telah teruji kebenaranya, dianggap sebagai

pengetahuan bate dan diterima sebagai bagian dari ilmu atau bagian dari

teori ilmiah. Secara luas teori ilmiah dapat diartikan sebagai suatu

penjelasan teoiritas mengenai suatu gejala alam tertentu. Pengetahuan ini

kemudian dapat digunakan untuk penelaahan masalah lain, yaitu dapat

dipakai sebagai premis dalam usaha kita menjelaskan berbagai gejala yang

lain. Dengan demikian maka proses kegiatan ilmiah mulai-berputar lagi.

D. Matematika dalam Kehidupan

"Matematika mempunyai peran yang sangat penting dalam memenuhi

kebutuhan praktis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari."

Bagi sebagian orang, matematika adalah mata pelajaran yang

menakutkan dan sebisa mungkin untuk menghindarinya. Pastinya ada sesuatu

yang salah dalam hal ini, Kesalahan bisa berasal dari mind set awal para

peserta didik yang sudah menganggap matematika itu sulit, memusingkan, dan

kurang bermanfaat.

Padahal matematika mempunyai peran yang sangat penting dalam

memenuhi kebutuhan praktis dan memecahkan masalah dalam kehidupan

sehari-hari. Matematika dapat digunakan dalam berdagang dan berbelanja serta

dapat dimanfaatkan untuk membaca data berupa tulisan/gambar/grafik dan

prosentase.

5
https://www.ruangguru.com/blog/konsep-metode-ilmiah-pengertian-dan-langkah-langkah
diakses pada tanggal 7 oktober 2021 pukul 14:20 WITA
13

Kemampuan matematika juga menjadi syarat untuk dapat mengikuti

bidang studi lain, seperti : fisika, kimia, arsitektur, farmasi, geografi, ekonomi,

dan sebagainya. Dengan menguasai kemampuan matematika diharapkan para

peserta didik memiliki kemampuan berpikir logis, kritis, dan praktis, serta

berjiwa positif, jujur, dan kreatif.

Seiring dengan kemajuan zaman, tentunya pengetahuan semakin

berkembang. Agar suatu negara dapat lebih maju, maka negara tersebut perlu

memiliki para ahli dalam bidang teknologi.

Untuk menjadi seorang yang ahli dalam bidang teknologi, maka mereka

harus terlebih dahulu belajar matematika sejak di sekolah dan berkelanjutan

sampai ke perguruan tinggi.

Kesalahan bisa juga berasal dari para pengampu mata pelajaran

matematika, yang kurang mampu mendesain pembelajaran yang

menyenangkan dan bermakna bagi para peserta didik.

Matematika hanya dianggap sebagai mata pelajaran yang terdiri dari

sederet angka-angka dan simbol-simbol yang harus diselesaikan dengan sederet

rumus-rumus yang memusingkan.

Seseorang yang ingin menjadi ilmuan dalam bidang matematika, maka ia

harus belajar dahulu matematika dari yang paling dasar agar memiliki bekal

pengetahuan yang cukup dan untuk pembentukan sikap serta pola pikirnya.

Menurut Kemendikbud, fungsi matematika adalah untuk

mengembangkan kemampuan berhitung, mengukur, menurunkan rumus dan

menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari

melalui pengukuran dan geometri, aljabar, peluang dan statistika, kalkulus dan

trigonometri. Matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuanm


14

mengomunikasikan gagasan melalui model matematika, diagram, grafik, atau

tabel.

Seorang anak atau peserta didik yang mempunyai kemampuan

matematika yang baik, maka ia akan memiliki kemampuan numerik dan cara

berpikir yang lebih logis dan rasional. Kemampuan matematika merupakan

salah satu aspek kompetensi/kemampuan minimal yang harus dimiliki seorang

peserta didik, selain kemampuan literasi dan memiliki karakter yang baik. 6

6
https://www.kompasiana.com/ropiyadi19360/5f20219d097f3648dd09ce72/peran-matematika-
dalam-kehidupan-sehari-hari?page=all diakses pada tanggal 7 oktober 2021 pukul 14:20 WITA
15

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Pengetahuan lahir sejak manusia pertama diciptakan, maka

perkembangannya sejak zaman purba. Secara garis besar, Amsal Bakhtiar

membagi periodesasi sejarah perkembangan ilmu pengetahuan menjadi empat

periode: pada zaman Yunani kuno, pada zaman Islam, pada zaman renaisans

dan modern, dan pada zaman kontemporer.

Awal dari IPA dimulai pada saat manusia memperhatikan gejala-gejala

alam, mencatatnya kemudian mempelajarinya. Pengetahuan yang diperoleh

mula-mula terbatas pada hasil pengamatan terhadap gejala alam yang ada.

Metode Ilmiah adalah cara atau prosedur dalam memperoleh

pengetahuan secara ilmiah. Langkah-langkah dalam menetapkan metode ini

tidak selalu hams unit, yang penting pemecahan inasalah untuk mendapatkan

kesimpulan umum (GENERALISASI) hanya didasarkan atas data dan diuji

dengan data dan bukan oleh keinginan, prasangka, kepercayaan atau

pertimbangan lain. Metode Ilmiah merupakan bagian yang paling penting

dalam mempelajari ilmu alamiah.

Matematika mempunyai peran yang sangat penting dalam memenuhi

kebutuhan praktis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Matematika dapat digunakan dalam berdagang dan berbelanja serta dapat

dimanfaatkan untuk membaca data berupa tulisan/gambar/grafik dan

prosentase.

B. Saran
16

DAFTAR PUSTAKA
Russell, Bertrand. 2004. Sejarah Filsafat Barat dan Kaitannya dengan Kondisi
Sosio-Politik dari Zaman Kuno Hingga Sekarang. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. 2004.
Bakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013.
George J. Mouly, Perkembangan Ilmu, dalam Ilmu dalam Perspektif: Sebuah
Kumpulan Karangan Tentang Hakekat Ilmu. Jakarta: Gramedia. 1991.
Abdul Karim. “Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan”. Fikrah. Vol. 2, No.
1. 2014.
https://www.kompasiana.com/ropiyadi19360/5f20219d097f3648dd09ce72/pera
n-matematika-dalam-kehidupan-sehari-hari?page=all
https://www.ruangguru.com/blog/konsep-metode-ilmiah-pengertian-dan-
langkah-langkah

Anda mungkin juga menyukai