Anda di halaman 1dari 76

LAPORAN AKHIR

PERKARA PENGESAHAN PERKAWINAN/ ITSBAT NIKAH

Nomor 980/Pdt.G/2019/PA.Pdg

MAGANG ADVOKAT

MAHASISWA PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA (SIYASAH)

TAHUN AKADEMIK 2022/2023

Disusun Oleh :

NAMA : HARIS SABRI WANDRA

NIM : 2030203030

LABORATORIUM SYARIAH FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAHMUD YUNUS BATUSANGKAR

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehingga penulis bisa menyelsaikan laporan Magang,
Sholawat dan Salam penulis doakan kepada Allah agar selalu disampaikan kepada
baginda mustofa Muhammad SAW, yang telah berjuang menyebarkan panji-panji
ke Islaman dan penyebarkan panji-panji ke Islaman dan menyebar luas keilmuan.
Dengan selesainya kegiatan Magang yang telah dilaksanakan dari tanggal
09 Januari s/d 17 Februari tahun 2023 bertempat di Kantor Hukum An-Najda ,
maka penulis bisa menyusun laporan Magang, sebagaimana yang telah ditetapkan
oleh pihak Labor Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negri (UIN) Mahmud
Yunus Batusangkar.

Kelancaran kegiatan Magang ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
dari semua pihak, untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih
kepada:
1. Kedua orang tua, yang telah memberikan dukungan sepenuhnya baik
secara materi maupun non materi kepada penulis utuk menyelesaikan
Magang Advokat ini
2. Bapak Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Mahmud Yunus
Batusangkar sebagai pimpinan Universitas Islam Negri (UIN) Mahmud
Yunus Batusangkar.
3. Kepala serta jajaran Labor Syari’ah Universitas Islam Negri (UIN)
Mahmud Yunus Batusangkar.
4. Dekan Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negri (UIN) Mahmud Yunus
Batusangkar.
5. Ketua Program Studi Hukum Tata Negara (Siyasah) Universitas Islam
Negri (UIN) Mahmud Yunus Batusangkar.
6. Bapak Dodon Alfiander, M.A. Sebagai Dosen Pembimbing Lapangan dari
pihak Universitas Islam Negri (UIN) Mahmud Yunus Batusangkar, yang
telah memberikan arahan dan masukan kepada penulis.

i
7. Bapak Arlis, S.HI.,M.H.,M.Ag yang telah bersedia menerima penulis
sebagai mahasiswa Magang dan memberikan pengalaman ilmu serta
bantuannya selama penulis melaksanakan kegiatan Magang.
8. Kepada Ibu Nelvi Sudirianti, S.HI.,M.H. selaku mentor dan advokat
pembimbing lapangan.
9. Para staf dan Konsultan Kantor Hukum An-Najda yang telah menerima
penulis dan mengarahkan serta membantu penulis dalam melaksanakan
Magang.
Karena tanpa dukungan, motivasi dan bantuan dari pihak tersebut penulis
belum tentu berhasil melaksanakan kegiatan Magang Advokat ini. Untuk itu,
hanya kepada Allah SWT penulis berserah diri, semoga dukungan, motivasi dan
bantuan yang telah diberikan dibalas dengan balasan yang dilipat gandakan oleh
Allah SWT. Namun penulis juga menyadari bahwa laporan Magang ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan, penulis harap kepada semua pihak yang membaca
laporan Magang ini, untuk memberikan masukan-masukan untuk diperbaiki di
masa yang akan datang. Akhirnya, semoga laporan ini bermanfaat bagi semua
pihak baik penulis, masyarakat dan Kantor Hukum An-Najda serta memberikan
sedikit ilmu bagi yang membacanya.

Padang 17 Februari 2023


Penulis

Haris Sabri Wandra


NIM. 2030203030

ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Magang 2
C. Target Magang 3
D. Sistematika Magang 3
BAB II GAMBARAN UMUM 4
A. Sejarah Berdiri 4
B. Visi dan Misi 4
C. Program 5
D. Struktur 5
E. Kegiatan Yang Dilakukan 6
BAB III PENYELESAIAN KASUS 7
A. Latar Belakang Kasus 7
B. Penerimaan Kasus 10
C. Upaya Penyelesaian 12
D. Hasil Yang Dicapai 18
E. Analisis Kasus 19
BAB IV PENUTUP 22
A. Kesimpulan 22
B. Saran 23
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Magang

Berlakunya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat dan


UndangUndang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum telah
memberikan harapan bagi umat Islam umumnya dan lulusan Fakultas Syariah
khususnya. Undang-undang ini secara formal telah membuka peluang bagi lulusan
Fakultas Syariah untuk berkiprah dalam profesi advokat dan pemberi hukum.

Seiring dengan telah disahkannya undang-undang tersebut, dirasakan


berbagai kekurangan yang dimiliki oleh mahasiswa dan alumni Fakultas Syariah.
Hal ini disebabkan bukan saja karena terbatasnya akses untuk memasuki dunia
tersebut selama ini, tetapi juga minimnya orientasi dan sosialisasi profesi advokat
kepada mahasiswa Fakultas Syariah dan belum memadainya kurikulum yang
menunjang profesi tersebut.

Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 perubahan Undang-undang


Nomor 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama dan Undang-Undang Nomor 50
Tahun 2009 yang menegaskan bahwa setiap pengadilan agama dibentuk pos
bantuan hukum, pemberi bantuan hukumnya bisa mahasiswa fakultas hukum dan
syariah seperti yang termuat dalam Undang-Undang Nomor. 16 Tahun 2011
tentang bantuan hukum. Untuk itu mahasiswa dan alumni Fakultas Syariah
memiliki peluang yang sangat luas untuk menjadi seorang pemberi bantuan
hukum sebagaimana yang dilakukan oleh seorang yang berprofesi sebagai
advokat.

Sadar akan demikian pentingnya profesi advokat sebagai bagian yang


bergerak dalam bidang penegakan hukum, profesi ini menuntut tingkat
kepercayaan yang sangat tinggi dari masyarakat. Sesuai dengan posisinya yang
menempati kedudukan yang sangat strategis dan mulia (officium nobile), seorang
calon Sarjana Hukum dituntut harus memiliki dan memenuhi standar profesi yang
memadai, yang pada gilirannya menjadi tolok ukur untuk memperoleh

1
kepercayaan masyarakat sehingga dapat melakukan advokasi dan
memperjuangkan hak-hak mereka.

Dalam rangka mengisi kesempatan untuk berprofesi sebagai advokat dan


menumbuh kembangkan minat dan bakat mahasiswa Fakultas Syariah dalam
dunia penegakan hukum (law enforcement) serta menjawab kebutuhan ril
masyarakat pencari keadilan baik di lingkungan Peradilan Agama maupun di
lingkungan peradilan lainnya, diperlukan adanya kegiatankegiatan dan inovasi-
inovasi yang dapat menambah pengetahuan, minat, dan kecintaan mahasiswa
dalam menekuni profesi advokat.

Untuk mencapai maksud tersebut, serangkaian usaha telah dilakukan oleh


UIN Batusangkar yang mempunyai Program Studi Hukum Tata Negara (Siyasah).
Usaha-usaha tersebut antara lain adalah dengan melakukan peninjauan dan
penyesuaian kurikulum, mengirim mahasiswa dan alumni untuk mengikuti
kegiatan workshop dan pelatihan advokat, kuliah umum dengan materi
keadvokatan, mendatangkan tenaga dosen luar biasa dari advokat dan
mengadakan workshop advokat. Namun, usaha-usaha tersebut belumlah mencapai
hasil yang diharapkan. Hal ini masih kurang lulusan Program Studi Hukum Tata
Negara (Siyasah) yang menjadi advokat atau setidak-tidaknya yang menekuni
dunia keadvokatan.

B. Tujuan Magang

Tujuan Magang Advokat dimaksudkan agar mahasiswa dan lulusan


Program Studi Hukum Tata Negara (Siyasah) mampu memperoleh dan
mengaplikasikan ilmu tentang pemberian bantuan hukum baik melalui jalur
litigasi maupun non litigasi. Tujuan dimaksud dapat dituangkan sebagai berikut:

1. Memberikan pengalaman kepada peserta magang tentang dunia bantuan


hukum baik litigasi maupun nonlitigasi;
2. Memberikan pengalaman kepada peserta magang tentang teknik
mengelola kasus/perkara;
3. Memberikan pengalaman kepada peserta magang tentang manajemen
kelembagaan bantuan hukum.

2
C. Target Magang

Target yang ingin dicapai dari kegiatan Magang Advokat ini antara lain:

1. Meningkatnya minat dan motivasi peserta untuk menekuni profesi advokat


yang ditunjukkan dengan timbulnya rasa kepercayaan diri yang dalam dari
peserta untuk menggeluti profesi advokat terutama sekali dalam mengikuti
pendidikan advokat dan ujian advokat;
2. Timbulnya “jiwa bantuan hukum” dalam bentuk sikap peduli terhadap
permasalahanpermasaahan hukum yang ada di lingkungan sekitar dan
sikap keperpihakan terhadap golongan yang tertindas/lemah;
3. Dapat memberikan bantuan hukum (non litigasi) baik secara pribadi
maupun secara terorganisir (LSM dan LKBH Kampus).

D. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan laporan ini penulis membagi menjadi 4 (empat) bab,


dengan sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan yang membahas tentang Latar Belakang, Tujuan dan
Manfaat Magang, Waktu dan Tempat Magang, Target Magang dan
Sistematika Pelaporan.
BAB II Gambaran Umum Lokasi Magang yang menjelaskan sejarah
singkat, Struktur Organisasi, Visi dan Misi, Program, Struktur dan Kegiatan
yang dilakukan.
BAB III Pengelolaan Kasus yang terdiri dari Latar Belakang Kasus,
Peneriaman Kasus, Upaya Penyelesaian, Hasil yang Dicapai dan Analisis
Kasus.
BAB IV Penutup berisikan tentang kesimpulan dan saran-saran untuk
kemajuan bersama, baik untuk penulis sendiri maupun intansi atau lembaga
yang terkait.

3
BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI MAGANG

A. Sejarah Berdiri
An-Najda Consultant merupakan Kantor Advokat dan Kantor Konsultan
Hukum yang berkedudukan di Kota Padang Provinsi Sumatera Barat, berdiri
pada tanggal 01 Januari 2011 yang dilatar belakangi karena keluarnya surat
perintah dari Mahkamah Agung bahwa tidak diperbolehkan membuat surat di
dalam lingkungan Pengadilan. Pendirian Law Office ini dilandasi oleh adanya
keinginan dan cita-cita luhur untuk membangun sebuah Kantor hukum yang dapat
memberikan pelayanan hukum yang dibutuhkan masyarakat.
Pada mulanya, Kantor Hukum An-Najda Consultant ini bernama Pusat
Konsultasi Hukum An-Najda (PKH An-Najda) yang telah mempunyai izin
berdasarkan Surat Keputusan No.KEP.2354/PERADI/DPN/2014. Namun, seiring
waktu nama tersebut diganti menjadi Kantor Hukum An-Najda Consultant yang
beralamat di Jl. Durian Tarung No.06 RT.003 RW.006 Kampung Lalang
Kelurahan Pasar Ambacang Kecamatan Kuranji Kota Padang Provinsi Sumatera
Barat.
Kantor Hukum ini didirikan oleh Nelvi Sudirianti, S.HI.,M.H kelahiran
Padang Sumatera Barat yang menyelesaikan pendidikan sarjana hukum islam di
UIN Imam Bonjol Padang, kemudian melanjutkan Magister Hukum di Universitas
Andalas Padang.

B. Visi dan Misi


Visi : Memberikan Jasa Hukum yang terbaik bagi klien dengan mengenali dan
memahami persoalan, mendengar dengan seksama, mengadopsi
pengetahuan hukum dan pengalaman kami dan menyesuaikan jasa yang
kami berikan dengan hal tersebut sehingga persoalan hukum yang
dihadapinya dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
Norma Hukum yang berlaku serta dapat memberikan solusi hukum
yang diinginkan oleh klien (dalam bidang perdata, pidana, tata Negara
dll).

4
Misi : 1. Mengemban tugas dan pekerjaan yang diamanatkan dengan baik dan
bertanggung jawab sebagai bentuk profesionalisme dalam
menjalankan profesi dalam ridho Allah.
2. Mengembangkan diri menjadi salah satu Kantor Hukum yang
mampu memberikan pelayanan hukum yang terbaik dan terpercaya
bagi masyarakat dan menambah pengetahuan masyarakat tentang
hukum dan Agama.

C. Program
Program yang ada di An-Najda Consultant adalah sebagai berikut:
1. Dalam bidang Hukum Perdata meliputi : Pengesahan perkawinan,
perceraian, penetapan pengadilan, asal usul anak, gugatan harta bersama,
gugatan harta waris, perwalian, replik, duplik, adopsi Anak, Ekonomi
Syari’ah dll, mendampingi klien beracara dalam persidangan serta
memberikan konsultasi secara Cuma-Cuma.
2. Menjadi partner konsultan hukum dalam jangka waktu tertentu.
3. Pendampingan atau menjadi kuasa hukum terhadap kasus demi kasus
dalam masing-masing tingkatan peradilan atau penyelesaian secara non
peradilan yang akan dibicarakan secara tersendiri secara professional serta
menjadi prioritas dalam kasus yang dihadapi.

D. Struktur

PENASEHAT
• Arlis, S.HI., M.H., M.Ag

PENDIRI
• Nelvi Sudirianti, S.HI., M.H.

STAFF

• Kharisma Aliya, S.H (Konsultan)


• Hariri Ocviani Arma, S.H (Konsultan)
• Zikra Hanum Nafri,S.H (Konsultan)

5
E. Kegiatan yang dilakukan
An-najda Consultant mempunyai kegiatan:
1. Melakukan konsultasi terhadap klien.
2. Melakukan mediasi untuk mendamaikan kedua belah pihak
3. Membantu klien membuat surat permohon/gugatan dalam hal:
- Permohonan cerai talak
- Permohonan cerai gugat
- Pengesahan perkawinan
- Penetapan ahli waris
- Dispensasi nikah
- Asal usul anak
- Hadhanah
- Gugatan harta bersama
- Gugatan harta warisan
- Perwalian
- Replik
- Duplik
- Memori banding
- Ekonomi Syari’ah Dll.
4. Mendampingi klien dalam persidangan.

6
BAB III

PENGELOLAAN KASUS

A. Latar Belakang Kasus

Bahwa Masri Bin Moeis Rajo Lenggang, sebagai Pemohon dan


berdasarkan Surat Kuasa Insidentil yang telah terdaftar di Kepaniteraan
Pengadilan Agama Padang dengan Nomor: 130/K.Inst/2019/PA.Pdg pada tanggal
22 Juli 2019, bertindak untuk diri sendiri dan untuk atas nama pemberi kuasa
adalah Kuasa dari saudara dari Pemohon yaitu:

1. Ramlan Bin Moeis Rajo Lenggang, sebagai Pemohon II;

2. Anusirwan Bin Moeis Rajo Lenggang, sebagai Pemohon III;

3. Fatma Binti Moeis Rajo Lenggang, sebagai Pemohon IV:

4. Yandri Bin Moeis Rajo Lenggang, sebagai Pemohon V.

Melawan Suhatni Binti Syahbuddin Habib, sebagai Termohon adalah saudara


sepupu dari Ibu Kandung Pemohon.

Bahwa pada tanggal 26 Maret 1953, Ayah Kandung Pemohon I, II, III, IV
dan V (Moeis Rajo Lenggang bin Maani) dengan Ibu Kandung Kandung
Pemohon I, II, III, IV dan V (Zubaidah binti H. Muhammad Toyib) telah
melangsungkan pernikahan di rumah orang tua dari Ibu Kandung Pemohon I, II,
III, IV dan V di Pasar Baru, Kecamatan Pauh Lima, Kota Padang Provinsi
Sumatera Barat, saat pernikahan tersebut yang bertindak sebagai wali nikah
a. Kasim, umur 40 tahun (Ketika Ayah Kandung dengan Ibu
Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V menikah), pekerjaan
Pedagang, bertempat tinggal di Pasar Baru, Kota Padang Provinsi
Sumatera Barat;
b. Syukur, umur 36 tahun (Ketika Ayah Kandung dengan Ibu
Kandung AGAMA Pemohon I, II, III, IV dan V menikah),
pekerjaan Pedagang. bertempat tinggal di Pasar Baru, Kota Padang

7
Provinsi Sumatera Barat, dengan mahar seperangkat alat shalat dan
saat pernikahan tersebut tidak ada perjanjian perkawinan;
Pada saat pernikahan tersebut Ayah Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V
berumur 27 tahun berstatus Perjaka;
Orang tua dari Ayah Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V: Ayah:
Maani dan Ibu: Biai, sedangkan Ibu Kandung Pemohon I, II, III, IV
dan V berumur 21 tahun berstatus Gadis;
Orang tua dari Ibu Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V: Ayah: H.
Toyib dan Ibu: Siti Arafah.

Antara Ayah Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V dengan Ibu Kandung
Pemohon I, II, III, IV dan V tidak ada hubungan darah dan tidak sesusuan serta
memenuhi syarat dan tidak ada larangan untuk melangsungkan pernikahan, baik
menurut ketentuan hukum Islam maupun peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Setelah pernikahan tersebut Ayah Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V


dengan Ibu Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V bertempat tinggal di rumah
orang tua dari Ibu Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V di Pasar Baru,
Kecamatan Pauh Lima, Kota Padang Provinsi Sumatera Barat tapi yang tidak
Pemohon I, II, III, IV dan V ketahui berapa lama Ayah Kandung Pemohon I, II,
III, IV dan V dengan Ibu Kandung Pemohon I, II, III, IV tinggal disana. Lalu
Ayah Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V dengan Ibu Kandung Pemohon
Pemohon I, II, III, IV dan V pindah ke Andalas, Kecamatan Padang Timur, Kota
Padang Provinsi Sumatera Barat selama lebih kurang selama lebih kurang 8
(delapan) tahun. Kemudian Ayah Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V dengan
Ibu Kandung Pemohon 1.1. III, IV dan V pindah lagi ke rumah orang tua dari Ibu
Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V di Pasar Baru, Kecamatan Pauh Lima, Kota
Padang Provinsi Sumatera Barat.
Selama menikah, Ayah Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V Adengan
Ibu Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V telah bergaul sebagai suami isteri dan
telah dikaruniai 5 (lima) orang anak yang masing-masing bernama:
a. Ramlan bin Moeis Rajo Lenggang, lahir di Padang pada tanggal 26 1956;

8
b. Masri bin Moeis Rajo Lenggang, lahir di Padang pada tanggal 28 Maret
1960;
c. Anusirwan bin Moeis Rajo Lenggang, lahir di Padang pada tanggal 26
September 1966;
d. Fatma binti Moels Rajo Lenggang, lahir di Padang pada tanggal 26 1969;
e. Yandri bin Moeis Rajo Lenggang, lahir di Padang pada tanggal 25 1972;
Selama pernikahan tersebut tidak ada pihak ketiga yang mengganggu
gugat pernikahan Ayah Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V dengan Ibu
Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V dan belum pernah bercerai serta selama
pernikahan Ayah Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V dengan Ibu Kandung
Pemohon I, II, III, IV dan V tetap beragama Islam.
Bahwa bukti pernikahan Ayah Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V
dengan Ibu Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V tidak ada karena Ayah Kandung
Pemohon I, II, III, IV dan V dengan Ibu Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V
tidak mengurusnya ke Kantor Urusan Agama Kecamatan Pauh Lima, Kota
Padang Provinsi Sumatera Barat.
Bahwa pada tanggal 31 Agustus 1998, Ayah Kandung Pemohon I, II, III,
IV dan V (Moeis Rajo Lenggang bin Maani) telah meninggal dunia sesuai AC
dengan Surat Keterangan Kematian No. 472.38/BKD-2016 yang dikeluarkan oleh
Lurah Binuang Kampung Dalam, Kecamatan Pauh, Kota Padang, Provinsi
Sumatera Barat, tanggal 10 Oktober 2016 dan pada tanggal 28 September 2006,
Ibu Kandung Pemohon I, II, III, V dan V (Zubaidah binti H. Muhammad Toyib)
telah meninggal dunia sesuai dengan Surat Keterangan Kematian No. 472.39/
BKD-2016 yang dikeluarkan oleh Lurah Binuang Dalam, Kecamatan Pauh, Kota
Padang, Provinsi Sumatera Barat, tanggal 10 Oktober 2016.
Bahwa Pemohon ingin mengajukan permohonan Pengesahan
Perkawinan/istbat Nikah, Ayah Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V (Moeis
Rajo Lenggang bin Maani) dengan Ibu Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V
(Zubaidah binti H.Muhammad Toyib) disebabkan perkawinan antara ayah para
pemohon dengan ibu para pemohon tidak dapat dibuktikan dengan Akta Nikah
karena orang tua mereka ini para pemohon melangsungkan pernikahan pada
tanggal 26 Maret 1953 sebelum keluarnya Undang-Undang Perkawinan dan

9
Kompilasi Hukum Islam di rumah orang tua dari Ibu Kandung para Pemohon
berlamat di Pasar Baru, Kecamatan Pauh Lima, Kota Padang Provonsi Sematera
Barat, dan juga penetapan isbat nikah ini digunakan sebagai bukti otentik untuk
mengurus Penetapan Ahli Waris Pemohon I, II, III, IV dan V dan surat-surat
penting lainnya.

B. Penerimaan Kasus

Proses penerimaan klien yang bernama Masri sebagai klien di Kantor


Hukum An-Najda melalui beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:

1. Pihak Masri datang ke Kantor Hukum An-Najda;

2. Pihak Masri menemui bagian Administrasi (Konsultant) Kantor Hukum


An-Najda untuk menyampaikan kepentingannya dengan mengisi
identitas/formulir yang telah disediakan ;

3. Setelah pihak Masri menyampaikan kepentingannya, maka pihak Kantor


Hukum An-Najda akan memberikan pandangannya bahwa masalah ini
dapat diselesaikan langsung ke pengadilan;

4. Setelah pihak Kantor Hukum An-Najda memberikan pandangannya juga


melihat apakah klien ini mampu atau tidak yang dilampirkan dengan
SKTM;

5. Bagian Administrasi Kantor Hukum An-Najda memberikan


identitas/formulir tersebut kepada Pimpinan dan Rekan Kantor Hukum
An-Najda untuk tahapan konsultasi;

6. Pada tahapan Konsultasi ini, Pihak Masri menyampaikan kepentingan


menjadi klien;

7. Jika terjadi kesepakatan antara Pimpinan Kantor Hukum An-Najda


dengan Pihak Masri, maka dibuatlah Surat Perjanjian /Kontrak. Dalam
konrak tersebut dijelaskan secara rinci tentang Hak dan Kewajiban dari
masing-masing pihak, diantaranya adanya kunjungan klien tetap satu kali
dalam dua bulan, atau jika terjadi permasalahan atau sengketa antara

10
Yulianto, maka pihak Kantor Hukum An-Najda bersedia untuk
memberikan konsultasi dan pandangan hukum terhadap permasalahan atau
sengketa tersebut.

Masri sebagai klien diKantor Hukum An-Najda, jika terjadi suatu


permasalahan akan melakukan konsultasi dengan pihakKantor Hukum An-Najda
adapun tahapan yang dilakukan untu menangani kasus tersebut adalah sebagai
berikut:

1. Pihak di Kantor Hukum An-Najda menemui Masri untuk


melakukan konsultasi dan tanggapan terhadap kasus tersebut.
Dalam tahap konsultasi ini klien menyampaikan kronologis
permasalahanyang sedang dihadapi sekaligus meminta untuk
menangani perkara yang dialaminya. Dari hasil konsultasi tersebut,
Kantor Kantor Hukum An-Najda meminta bukti-buktiyang
berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi kepada Masri;
2. Pihak diseluruh Kantor Hukum An-Najda berdiskusi terkait
permasalahan/kasus yang dismpaikan oleh klien untuk dianalisa.
Kemudian pihak yang ada di Kantor Hukum An-Najda akan
menganalisa kasus tersebut apakah kasus tersebut bisa ditangani
atau tidak;
3. Terhadap kasus yang disampaikan Masri, maka pihak Kantor
Hukum An-Najda akan menyampaikan analisa kasus tersebut
terlebih dahulu;
4. Apabila Pihak Kantor Hukum An-Najda bersedia untuk menangani
kasus tersebut, maka dibuatlah surat perjanjian/kontrak. Dalam
kontrak tersebut harus dijelaskan secara rinci tentang hak dan
kewajiban masing-masing pihak;
5. Setelah surat perjanjian/kontrak dibuat, maka Pihak Kantor Hukum
An-Najda akan membuat Surat Kuasa antara Masri sebagai Pemberi
Kuasa dan Pihak Kantor Hukum An-Najda sebagai Penerima
Kuasa untuk melakukan Penyelesaian perkara. Dalam kasus ini

11
Kantor Hukum An-Najda menunjuk beberapa orang Advokat
sebagai kuasa hukum untuk menangani perkara Masri.

C. Upaya Penyelesaian
Bahwa Pemohon dalam surat pemohonannya tanggal 17 Juli 2019 telah
mengajukan permohonan Pengesahan Perkawinan/Istbat Nikah, yang telah
terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Padang, dengan Nomor
980/Pdt.G/2019/PA.Pdg, tanggal 17 Jull 2019, dengan dalil-dalil pada pokoknya
sebagai berikut:
1. Bahwa pada tanggal 26 Maret 1953, Ayah Kandung Pemohon I, II,
III, IV dan V (Moeis Rajo Lenggang bin Maani) dengan Ibu Kandung
Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V (Zubaidah binti H. Muhammad
Toyib) telah melangsungkan pernikahan di rumah orang tua dari Ibu
Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V di Pasar Baru, Kecamatan Pauh
Lima, Kota Padang Provinsi Sumatera Barat,
2. Bahwa saat pernikahan tersebut yang bertindak sebagai wali nikah
c. Kasim, umur 40 tahun (Ketika Ayah Kandung dengan Ibu
Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V menikah), pekerjaan
Pedagang, bertempat tinggal di Pasar Baru, Kota Padang Provinsi
Sumatera Barat;
d. Syukur, umur 36 tahun (Ketika Ayah Kandung dengan Ibu
Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V menikah), pekerjaan
Pedagang. bertempat tinggal di Pasar Baru, Kota Padang Provinsi
Sumatera Barat, dengan mahar seperangkat alat shalat dan saat
pernikahan tersebut tidak ada perjanjian perkawinan;
3. Bahwa pada saat pernikahan tersebut Ayah Kandung Pemohon I, II,
III, IV dan V berumur 27 tahun berstatus Perjaka;
Orang tua dari Ayah Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V: Ayah:
Maani dan Ibu: Biai, sedangkan Ibu Kandung Pemohon I, II, III, IV
dan V berumur 21 tahun berstatus Gadis;
Orang tua dari Ibu Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V: Ayah: H.
Toyib dan Ibu: Siti Arafah;

12
4. Bahwa antara Ayah Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V dengan Ibu
Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V tidak ada hubungan darah dan
tidak sesusuan serta memenuhi syarat dan tidak ada larangan untuk
melangsungkan pernikahan, baik menurut ketentuan hukum Islam
maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku;
5. Bahwa setelah pernikahan tersebut Ayah Kandung Pemohon I, II, III,
IV dan V dengan Ibu Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V bertempat
tinggal di rumah orang tua dari Ibu Kandung Pemohon I, II, III, IV dan
V di Pasar Baru, Kecamatan Pauh Lima, Kota Padang Provinsi
Sumatera Barat tapi yang tidak Pemohon I, II, III, IV dan V ketahui
berapa lama Ayah Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V dengan Ibu
Kandung Pemohon I, II, III, IV tinggal disana. Lalu Ayah Kandung
Pemohon I, II, III, IV dan V dengan Ibu Kandung Pemohon Pemohon
I, II, III, IV dan V pindah ke Andalas, Kecamatan Padang Timur, Kota
Padang Provinsi Sumatera Barat selama lebih kurang selama lebih
kurang 8 (delapan) tahun. Kemudian Ayah Kandung Pemohon I, II, III,
IV dan V dengan Ibu Kandung Pemohon 1.1. III, IV dan V pindah lagi
ke rumah orang tua dari Ibu Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V di
Pasar Baru, Kecamatan Pauh Lima, Kota Padang Provinsi Sumatera
Barat;
6. Bahwa selama menikah, Ayah Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V
Adengan Ibu Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V telah bergaul
sebagai suami isteri dan telah dikaruniai 5 (lima) orang anak yang
masing-masing bernama:
a. Ramlan bin Moeis Rajo Lenggang, lahir di Padang pada tanggal 26
1956;
b. Masri bin Moeis Rajo Lenggang, lahir di Padang pada tanggal 28
Maret 1960;
c. Anusirwan bin Moeis Rajo Lenggang, lahir di Padang pada tanggal 26
September 1966;
d. Fatma binti Moels Rajo Lenggang, lahir di Padang pada tanggal 26
1969;

13
e. Yandri bin Moeis Rajo Lenggang, lahir di Padang pada tanggal 25
1972;
7. Bahwa selama pernikahan tersebut tidak ada pihak ketiga yang
mengganggu gugat pernikahan Ayah Kandung Pemohon I, II, III, IV
dan V dengan Ibu Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V dan belum
pernah bercerai;
8. Bahwa selama pernikahan Ayah Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V
dengan Ibu Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V tetap beragama
Islam;
9. Bahwa bukti pernikahan Ayah Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V
dengan Ibu Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V tidak ada karena
Ayah Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V dengan Ibu Kandung
Pemohon I, II, III, IV dan V tidak mengurusnya ke Kantor Urusan
Agama Kecamatan Pauh Lima, Kota Padang Provinsi Sumatera Barat;
10. Bahwa saat ini Pemohon Pemohon I, II, III, IV dan V sangat
membutuhkan Penetapan Pengesahan Nikah Ayah Kandung Pemohon
I, II, III, IV dan V dengan Ibu Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V
dari Pengadilan Agama Padang Kelas I A, guna dijadikan sebagai
bukti otentik untuk mengurus Penetapan Ahli Waris Pemohon I, II, III,
IV dan V dan surat-surat pentingnlainnya;
11. Bahwa pada tanggal 31 Agustus 1998, Ayah Kandung Pemohon I, II,
III, IV dan V (Moeis Rajo Lenggang bin Maani) telah meninggal dunia
sesuai AC dengan Surat Keterangan Kematian No. 472.38/BKD-2016
yang dikeluarkan oleh Lurah Binuang Kampung Dalam, Kecamatan
Pauh, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, tanggal 10 Oktober
2016;
12. Bahwa pada tanggal 28 September 2006, Ibu Kandung Pemohon I, II,
III, V dan V (Zubaidah binti H. Muhammad Toyib) telah meninggal
dunia sesuai dengan Surat Keterangan Kematian No. 472.39/ BKD-
2016 yang dikeluarkan oleh Lurah Binuang Dalam, Kecamatan Pauh,
Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, tanggal 10 Oktober 2016;

14
13. Termohon (Suhatni binti Syahbuddin Habib) adalah Saudara Sepupu
dari Ibu Kandung Pemohon I, II, III, IV dan V;
14. Bahwa Pemohon I, II, III, IV dan V sanggup membayar biaya perkara
sesuai peraturan yang berlaku;
Bahwa berdasarkan alasan-alasan/dalil-dalil di atas, Pemohon I, II, III, IV dan V
mohon kepada Ketua Pengadilan Agama Padang Cq. Majelis Hakim untuk
memeriksa perkara ini, selanjutnya menjatuhkan penetapan yang amarnya
berbunyi sebagai berikut:

1. Mengabulkan permohonan Pemohon Pemohon I, II, III, IV dan V;


2. Menyatakan sah pernikahan antara Ayah Kandung Pemohon I, II, III, IV
dan V (Moeis Rajo Lenggang bin Maani) dengan Ibu Kandung Kandung
Pemohon I, II, III, IV dan V (Zubaidah binti H. Muhammad Toyib) yang
dilaksanakan pada tanggal 26 Maret 1953 di Wilayah Kantor Urusan
Agama Kecamatan Pauh Lima, Kota Padang Provinsi Sumatera Barat,
3. Membebankan biaya perkara pada Pemohon I, II,III, IV dan V sesuai
dengan peraturan yang berlaku Bahwa atas perintah Ketua Majelis yang
menyidangkan perkara ini, Jurusita Pengganti Pengadilan Agama Padang
telah mengumumkan permohonan Pengesahan Nikah tersebut pada
tanggal 18 Juli 2019 di papan pengumuman Pengadilan Agama Padang
selama 14 hari, namun selama tenggang waktu tersebut tidak ada pihak
lain yang mengajukan keberatan ke Pengadilan Agama Padang;
Bahwa pada hari-hari persidangan yang telah ditetapkan, Pemohon I
selaku inperson kuasa Pemohon II, III, IV, dan Pemohon V, dan Termohon telah
hadir ke persidangan, dan Majelis Hakim telah memberi arahan Pemohon I
seperlunya;

Bahwa kemudian dibacakan surat permohonan para Pemohon yang isinya


tetap dipertahankan oleh para Pemohon; Bahwa atas permohonan para Pemohon,
Termohon telah memberikan Jawaban yang pada pokoknya tidak keberatan
dengan permohonan para Pemohon;

Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil permohonannya, para Pemohon telah


mengajukan alat bukti surat dan saksi sebagai berikut:

15
a. Alat Bukti Surat

1. Foto copy Kartu Keluarga An. Jasni (Pemohon), Nomor:


1371090311160044, yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kota Padang, Propinsi Sumatera Barat, tanggal 28
Agustus 2017, yang telah bermeterai cukup dan dinazagelen, lalu Ketua
Majelis mencocokan dengan aslinya ternyata cocok, lalu diberi tanda P.1;
2. Foto copy Surat Keterangan Kematian No. 472.38/BKD-2016 yang
dikeluarkan oleh Lurah Binuang Kampung Dalam, Kecamatan Pauh, Kota
Padang, Provinsi Sumatera Barat, tanggal 10 Oktober 2016, yang
menerangkan ayah (Moeis Rajo Lenggang bin Maani) para Pemohon telah
meninggal dunia pada tanggal 31 Agustus 1998, yang telah bermeteral
cukup dan dinazagelen, lalu Ketua Majelis mencocokan dengan aslinya
ternyata cocok, lalu diberi tanda P.2 dan diparaf,
3. Foto copy Surat Keterangan Kematian No. 472.38/BKD-2016 yang
dikeluarkan oleh Lurah Binuang Kampung Dalam, Kecamatan Pauh, Kota
Padang, Provinsi Sumatera Barat, tanggal 10 Oktober 2016, yang
menerangkan ibu para Pemohon (Zubaidah binti H. Muhammad Toyib)
telah meninggal dunia pada tanggal 31 Agustus 1998, yang telah
bermeterai cukup dan dinazagelen, lalu Ketua Majelis mencocokan dengan
aslinya ternyata cocok, lalu diberi tanda P.3 dan diparaf,
b. Alat Bukti Saksi
1. H. Syafril bin Mahmud umur 73 tahun, agama Islam, pekerjaan Petani,
tempat kediaman di Jl. Dr. M. Hatta RT.01 RW.004, Kelurahan Binuang,
Kecamatan Pauh, Kota Padang; di bawah sumpahnya memberikan AGA
keterangan sebagai berikut:

- Bahwa saksi kenal dengan para Pemohon dan Termohon, para Pemohon
anak dari Zubaidah binti H. Muhammad Toyib, dan Termohon adalah
saudara sepupu dari Zubaidah binti H. Muhammad Toyib;

- Bahwa saksi tahu para Pemohon mengajukan permohonan Pengesahan


nikah kedua orang tuanya, ayah bernama Moeis Rajo Lenggang bin
Maani, dan ibu mereka bernama Zubaidah binti H. Muhammad Toyib,

16
yang kedua orang tuanya telah meninggal dunia, sedangkan pernikahan
kedua orang tua mereka tidak mempunyai bukti berupa Akta Nikah;

- Bahwa saksi tidak mengetahui prosesi akad nikah orang tua para
Pemohon, karena saksi belum lahir waktu orang tua para Pemohon
menikah, saksi hanya tahu bahwa antara ayah para Pemohon dan ibu para
Pemohon tidak mempunyai halangan pernikahan baik secara agama,
maupun secara adat istiadat yang berlaku;

- Bahwa kedua orang tua para Pemohon telah dikaruniai anak 5 orang,
yaitu para Pemohon;

- Bahwa sejak ayah para Pemohon menikah dengan ibu para Pemohon,
tidak ada masyarakat yang mempermasalahkan pernikahannya; menggugat
pernikahan dan;

- Bahwa sejak menikah sampai meninggal dunia, kedua orang tua para
Pemohon belum pernah berceral;

- Bahwa tujuan Pemohon mengajukan Pengesahan Nikah ini, selain untuk


bukti autentik pernikahan kedua orang tua para Pemohon, sebagai
persyaratan untuk mengurus Penetapan Ahli Waris dari kedua orang tua
mereka di Pengadilan Agama;

2. Dajsni bin Anjas umur 64 tahun, agama Islam, pekerjaan Pensiunan PNS,
tempat kediaman di Jl. Dr. M. Hatta Ketaping RT. 002 RW.003,
Kelurahan Pasar Ambacang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang di bawah
sumpahnya memberikan keterangan sebagai berikut:

- Bahwa saksi kenal dengan para Pemohon dan Termohon, para Pemohon
anak dari Zubaidah binti H. Muhammad Toyib, dan Termohon adalah
saudara sepupu dari Zubaidah binti H. Muhammad Toyib;

- Bahwa saksi tahu para Pemohon mengajukan permohonan Pengesahan


nikah kedua orang tuanya, ayah bernama Moeis Rajo Lenggang bin
Maani, dan ibu mereka bernama Zubaidah binti H. Muhammad Toyib,

17
yang kedua orang tuanya telah meninggal dunia, sedangkan pernikahan
kedua orang tua mereka tidak mempunyai bukti berupa Akta Nikah;

- Bahwa saksi tidak mengetahui prosesi akad nikah orang tua para
Pemohon, karena saksi belum lahir waktu orang tua para Pemohon
menikah, saksi hanya tahu bahwa antara ayah para Pemohon dan ibu para
Pemohon tidak mempunyai halangan pernikahan baik secara agama,
maupun secara adat istiadat yang berlaku;

- Bahwa kedua orang tua para Pemohon telah dikaruniai anak 5 orang, yaitu
para Pemohon;

- Bahwa sejak ayah para Pemohon menikah dengan ibu para Pemohon, dan
tidak ada menggugat pernikahan masyarakat yang mempermasalahkan
pernikahannya;

- Bahwa sejak menikah sampai meninggal dunia, kedua orang tua para
Pemohon belum pernah bercerai;

- Bahwa tujuan Pemohon mengajukan Pengesahan Nikah ini, selain untuk


bukti autentik pernikahan kedua orang tua para Pemohon, sebagai
persyaratan untuk mengurus Penetapan Ahli Waris dari kedua orang tua
mereka di Pengadilan Agama;

Bahwa Pemohon I menyatakan menyatakan tidak ada lagi bukti yang akan
diajukan dan selanjutnya Pemohon 1 menyatakan tetap dengan permohonannnya.
Dan Termohon memberikan kesimpulan yang menyatakan idak keberatan dengan
permohonan para Pemohon, dan mohon putusan;

D. Hasil yang Dicapai


1. Mengabulkan permohonan para Pemohon
2. Menyatakan sah pernikahan antara Ayah Kandung para Pemohon
(Moeis Rajo Lenggang bin Maani) dengan ibu kandung para Pemohon
(Zubaidah binti H. Muhammad Toyib) yang dilaksanakan pada 1953 di
Wilayah Kantor Urusan Agama Kecamatan Pauh, Kota Padang
Provinsi Sumatera Barat

18
3. Membebankan kepada para Pemohon untuk membayar biaya perkara
ini sejumlah Rp. 266.000,- (dua ratus enam puluh enam ribu rupiah).

E. Analisi Kasus

Bahwa yang mengajukan permohonan Itsbat Nikah secara Kontensius


pada perkara ini para Pemohon yang mengaku sebagai anak dari kedua orang tua
mereka bernama Moeis Rajo Lenggang bin Maani dan Zubaidah binti H.
Muhammad Toyib dan mendudukkan saudara sepupu ibu para Pemohon bernama
Suhatni binti Syahbuddin Habib sebagai asebagai pihak Termohon, berdasarkan
alasan tersebut maka ketentuan yang terdapat pada Pasal 7 angka (2) dan angka
(4) Kompilasi Hukum Islam telah terpenuhi, dan oleh karenanya, Pengadilan
Agama berwenang memeriksa dan menetapkan perkara ini.

Untuk menguatkan dalil-dalil permohonannya Pemohon I telah


mengajukan alat bukti di persidangan yaitu alat bukti surat memuat keterangan
yang menguatkan dan relevan dengan permohonan para Pemohon, sehingga telah
memenuhi persyaratan materil dan dua orang saksi yang masing-masing telah
memberikan keterangan di bawah sumpahnya sebagaimana telah diuraikan diatas
dan dinilai oleh Majelis Hakim. Bahwa kedua orang saksi tersebut telah
memenuhi persyaratan formal karena masing-masing tall hadir secara pribadi (in
person) di depan persidangan, telah memberikan keterangan di bawah sumpahnya,
tidak terhalang secara hukum untuk didengar kesaksiannya, dan diperiksa satu per
satu.

Adapun secara materil, saksi pertama dan saksi kedua tidak menyaksikan
dan mengalami pernikahan orang tua Pemohon secara langsung, karena
pernikahan orang tua Pemohon terjadi pada tahun 1953 pelaksanaan perkawinan
sudah sangat lama menyebabkan saksi perkawinan yang asli sudah tidak ada lagi
(meninggal dunia). Maka dalam hal ini digunakan keterangan saksi İstifadhah
sebagai salah satu alat bukti dalam perkara ini (saksi Istifadhah merupakan saksi
yang kesaksiannya tidak bersumber dari pendengaran, pengelihatan, dan
pengalaman sendiri).

19
Berdasarkan ketentuan tentang saksi istifadhah tersebut, keterangan yang
diberikan oleh kedua saksi termasuk istifadhah dan saling bersesuaian, serta
relevan dengan permohonan para Pemohon sehingga dapat menguatkan dalil
permohonan para Pemohon, sehingga kesaksian tersebut dapat diterima sebagai
alat bukti.

Adapun suatu perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum


masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu, sebagaimana yang disebutkan
dalam Pasal 2 angka (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan.

Untuk sahnya suatu perkawinan dalam agama Islam harus terpenuhi rukun
(unsur) perkawinan. Adapun rukun perkawinan tersebut adalah sebagaimana yang
dimaksud dalam hadis Nabi SAW dan pendapat Ahli Fikih ,bahwa berdasarkan
hadis-hadis dan nash syara' lain yang terkait, maka sesuai dengan pendapat Ahli
Fikih dari kalangan mazhab al-Syafi'iy dan mengambilalihnya menjadi pendapat
Majelis Hakim, menetapkan bahwa rukun (unsur) perkawinan itu ada lima, yaitu:
Calon suami, calon istri wali nikah, dua orang saksi, dan ijab kabul, sebagaimana
dikemukakan oleh 'Abd al-Rahman al-Jaziriy di dalam Kitaab al-Fiqh 'alaa al-
Madzaahib al-Arba'ah.

Di samping keharusan terpenuhinya rukun (unsur) nikah, untuk keabsahan


suatu perkawinan juga harus terpenuhi syarat-syarat perkawinan. Adapun syarat-
syarat perkawinan adalah tidak terdapatnya mahram al-nikah antara calon suami
dengan calon istri, baik untuk sementara atau selama-lamanya, sebagaimana
disebutkan dalam Pasal 8, 9, dan 10 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
Tentang Perkawina, bahwa dalam Pasal 7 angka (3) Kompilasi Hukum Islam
dinyatakan bahwa Itsbat Nikah yang dapat diajukan ke Pengadilan Agama
terbatas mengenai hal-hal yang berkenaan dengan, di antaranya pada huruf (a)
Perkawinan yang terjadi sebelum tahun 1974.

Secara tinjauaan analisis yuridis yang telah diuraikan diatas, dalam


putusan nomor 980/Pdt.G/2019/PA.Pdg, terhadap Penetapan Isbat Nikah, menurut
beberapa pertimbangan-pertimbangan hakim atas dikabulkannya permohonan

20
isbat nikah diantaranya adalah dengan ketentuan pasal 2 ayat (1) UU No. 1 Tahun
1974 Jo Pasal 4 Kompilasi hukum Islam tentang perkawinan. Dasar hukumnya
yang digunakan oleh Majelis Hakim atau Hakim menerima dalam mengabulkan
isbat nikah bagi nikah tersebut yaitu menggunakan Kompilasi Hukum Islam
(KHI) Pasal 7 ayat 3 selama fakta-fakta di persidangan, maka petitum para
pemohon telah terbukti dan dapat dikabulkan. Majelis hakim dalam mengabulkan
perkara tersebut adalah sudah benar berdasarkan pertimbangan khusus seperti
penggunaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,
Kompilasi Hukum Islam, Hadis Nabi dan pendapat Ahli Fikih.

21
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam rangka mengisi kesempatan untuk berprofesi sebagai Advokat dan


menumbuhkan kembangkan minat dan bakat mahasiswa Jurusan Hukum Tata
Negara dalam dunia penegakan hukum serta menjawab kebutuhan ril masyarakat
pencari keadilan baik di lingkungan Peradilan Agama maupun di lingkungan
Peradilan lainnya, diperlukan adanya kegiatan-kegiatan dan inovasi-inovasi yang
dapat menambah pengetahuan, minat dan kecintaan mahasiswa dalam menekuni
profesi Advokat. Seorang calon Sarjana Syari’ah dituntut untuk memiliki dan
memenuhi standar profesi yang memadai yang pada gilirannya menjadi tolak ukur
untuk memperoleh kepercayaan masyarakat sehingga dapat melakukan advokasi
dan memperjuangkan hak-hak mereka.
Dari uraian mengenai pembahasan tentang permohonan isbat nikah yang
terjadi sebelum berlakunya Undang-Undang No. 1 Tahun 1974, maka dapat
disimpulkan bahwa pertimbangan dan dasar hukum Hakim mengabulkan
permohonan isbat nikah tersebut berdasarkan Pasal 2 ayat (1) UU No. 1 tahun
1974 tentang perkawinan, Pasal 8,9 dan 10, dan terpenuhinya syarat rukun suatu
perkawinan sebagai mana di atur Pasal 7angka (3) Kompilasi Hukum Islam
dinyatakan bahwa itsbat Nikah yang dapat diajukan ke Pengadilan Agama terbatas
mengenai hal-hal yang berkenaan dengan, di antaranya pada huruf (a) Perkawinan
yang terjadi sebelum tahun 1974. Bahwa bukti pernikahan Orangtua Pemohon
tidak ada karena orangtua Pemohon menikah sebalum tahun 1974.

Bahwa oleh karena alasan Pemohon telah sesuai dengan Kompilasi


Hukum Islam (KHI) Pasal 7 ayat (3) huruf c yang berbunyi: adanya keraguan
tentang sah atau tidaknya salah satu syarat perkawinan dan huruf e yang berbunyi:
perkawinan yang dilakukan oleh mereka yang tidak mempunyai halangan
perkawinan menurut Undang-Undang No.1 Tahun 1974. Oleh karena saat ini
Pemohon sangat membutuhkan Penetapan Pengesahan Perkawinan Orangtua
Pemohon dari Pengadilan Agama Padang Kelas A, digunakan untuk mengurus

22
surat permohonan Penetapan Ahli Waris dan surat-surat penting lainnya sehingga
Pemohon mohon pada Ketua Pengadilan Agama Padang Cq. Majelis Hakim
menyatakan sah perkawinan orangtua Pemohon di wilayah Hukum Kantor Urusan
Agama dimana orangtua Pemohon menikah yang dilaksanakan pada 1953 di
Wilayah Kantor Urusan Agama Kecamatan Pauh, Kota Padang Provinsi Sumatera
Barat.

B. Saran

Dalam penulisan Laporan ini penulis tidak dapat menuliskan dengan


sempurna untuk segala substansi yang seharusnya dituliskan pada laporan ini agar
dapat lebih detail untuk memahami judul dari laporan ini. Maka penulis
menyarankan agar pembaca menambah bahan bacaan. Karena untuk pemahaman
lebih detail, dan penulis juga menyadari akan banyaknya kekurangan pada laporan
ini hanya agar pembaca tidak hanya berpatokan pada laporan ini.

23
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Putusan Nomor 980/Pdt.G/2019/PA.Pdg

Kepala Labor Syariah, Buku Pedoman/Panduan Magang Advokat Jurusan Hukum


Tata Negara (Siyasah), Fakultas Syariah UIN Mahmud Yunus Batusangkar,
Batusangkar, 2023
Lampiran

Dokumentasi yang Berkenaan Dengan Pelaksanaan Magang


No Kegiatan Foto
1 Mencoba melakukan
pendaftaran gugtan perdata
kepada pengadilan agama
Padang.

2 Melihat dan memperhatikan


advokat dalam menerima klien
baru yang sedang mengalami
permasalahan hukum.

3 Mengikuti dan memperhatikan


setiap detail proses konsultasi
yang dilakukan oleh advokat
kepada kliennya.

4 Mengikuti dan memperahatikan


advokat yang sedang bersidang
di Pengadilan Agama Padang.
5 Mengikuti persidang setiap hari
Rabu di Pengadilan Agama
Padang.

6 Membantu Advokat
menjemput berkas yang ada di
Pengadilan Agama Padang.

7 Membantu klien mendaftarakan


perkara kepada Pengadilan
Agama Padang.

8 Mahasiswa magang dilibatkan


langsung dalam menyusun
setiap berkas kasus perkara
yang ditangani oleh advokat.

Anda mungkin juga menyukai