Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH SOCIAL SKILLS

TRAINING (SST) TERHADAP


KETERAMPILAN KOMUNIKASI
PADA ANAK RETARDASI
MENTAL RINGAN DI SDLB SINAR
HARAPAN KOTA PROBOLINGGO

1
Hayunda
8/16/2018 14201.06.14017
Latar Belakang

8/16/2018
2
TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Retardasi Mental Ringan


• Retardasi mental ringan memiliki intelegence Quotient (IQ) antara

8/16/2018
52-68, yang mana mengalami keterbatasan intelektual yang
masih ringan atau dalam taraf mampu didik dan kurang dalam
pembendaharaan kata.

Pengertian Keterampilan Komunikasi


• Keterampilan berkomunikasi merupakan salah satu hal yang memiliki peranan
penting bagi kehidupan anak. Melalui komunikasi yang baik anak dapat
menyampaikan segala pemikirannya kepada orang lain, baik secara lisan ataupun
tulisan. Keterampilan komunikasi yang baik, yaitu di mana bahasa lisan dan tulisan
anak dapat dengan mudah dipahami oleh orang lain.

Definsi Social Skills Training


• Social skills training (SST) merupakan perilaku yang dapat 3
membantu seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain yang
akan ditemuinya baik disekolah maupun di lingkungan sekitar
(Hosseinkhanzadeh, 2014).
Teknik Pelaksanaan SST
• Menurut John (2012), pelaksanaan social skills training
dilaksanakan melalui 4 (empat) tahap, yaitu;

8/16/2018
• Modelling, yaitu tahap penyajian model dalam melakukan
suatu keterampilan yang dilakukan oleh terapis.
• Role play, yaitu tahap bermain peran dimana klien mendapat
kesempatan untuk memerankan kemampuan yang telah
dilakukan oleh terapis sebelumnya.
• Performance feedback, yaitu tahap pemberian umpan balik.
Umpan balik harus diberikan segera setelah klien mencoba
memerankan seberapa baik menjalankan latihan.
• Transfer training, yakni tahap pemindahan keterampilan yang
diperoleh klien kedalam praktek sehari-hari. 4
Prosedur social skills training
Menurut Pinilih (2012), menjelaskan prosedur pelaksanaan SST
sebagai berikut:
1. Sesi 1 (satu) untuk melatih kemampuan klien berkomunikasi

8/16/2018
2. Sesi 2 (kedua) akan melatih kemampuan klien untuk
menjalin persahabatan
3. Sesi 3 (ketiga) untuk melatih kemampuan seseorang yang
terlibat dalam aktifitas bersama dengan teman lain saat
diruangan.
4. Sesi 4 (keempat) melatih kemampuan klien menghadapi
situasi sulit
5. Sesi 5 (lima) evaluasi social skills training.

5
BAB 3
KERANGKA KONSEP & HIPOTESIS PENELITIAN

8/16/2018
6
Kerangka Kerja Penelitian

8/16/2018
7
Definisi Operasional

8/16/2018
8
Con’t

8/16/2018
9
DATA UMUM

No Usia Frekuensi (F) Prosentase


1 6-12 tahun 25 67,6 %

8/16/2018
2 13-18 tahun 12 32,4 %
Jumlah 37 100 %

No Jenis kelamin Frekuensi (F) Prosentase (%)

1 Laki – laki 21 56,8%


2 Perempuan 16 43,2%
Jumlah 37 100 %
10
DATA KHUSUS
Keterampilan N Mean Std. Minimum Maksimum
komunikasi Deviation
sebelum

8/16/2018
terapi social 37 3,46 1,15 1 5
skills training

Keterampilan N Mean Std. Minimum Maksimum


komunikasi Deviation
sesudah
terapi social 37 6,46 1,17 4 8
skills training

Shapiro-Wilk
Statistic df Sig.
Pre_Test .905 37 .004
Post_Test .893 37 .002 11
Hasil Uji Normalitas Data Setelah Ditransform Sebelum dan Sesudah dilakukan Social
Skills Training terhadap Keterampilan Komunikasi pada Anak Retardasi Mental Ringan
di SDLB Sinar Harapan Kota Probolinggo pada Bulan April 2018.

Shapiro-Wilk

Statistic df Sig.

Log_Pre Test .839 37 .000

8/16/2018
Log_Post Test .891 37 .002

Median Nilai p
(Minimum - Maksimum)

Keterampilan komunikasi 3,00 (1-5) 0,000


sebelum (n=23)

Keterampilan komunikasi 6,00 (4-8)


sesudah (n=37)
12
Pembahasan

Analisis

8/16/2018
Keterampilan Keterampilan pengaruh
komunikasi komunikasi Social Skills
pada anak pada anak Training
retardasi retardasi terhadap
mental ringan mental ringan keterampilan
di SDLB Sinar di SDLB Sinar komunikasi
Harapan Kota Harapan Kota pada anak
Probolinggo Probolinggo retardasi
sebelum di sesudah di mental ringan
berikan Social berikan Social di SDLB Sinar
Skills Training Skills Training Harapan Kota
Probolinggo
13
Keterampilan komunikasi pada anak retardasi mental
ringan sebelum di berikan Social Skills Training

• Berdasarkan tabel 5.3 didapatkan rata-rata keterampilan


komunikasi sebelum terapi social skills training sebesar 3,46.

8/16/2018
Fokus permasalahan pada penelitian ini adalah keterampilan
komunikasi pada anak retardasi mental ringan di SDLB Sinar
Harapan Kota Probolinggo sebelum dilakukan terapi social
skills training, diketahui bahwa keterampilan komunikasi
siswa terendah 1 dalam artian anak retardasi mental ringan
masih belum bisa untuk melakukan diskusi dan penyampaian
pendapat, untuk nilai tertinggi yaitu 5 dalam artian anak
retardasi mental ringan sudah bisa menjawab pertanyaan,
mampu berjabat tangan serta dapat menolak dengan gerakan
tangan dan kepala.
14
Keterampilan komunikasi pada anak retardasi mental
ringan sesudah di berikan Social Skills Training

• Berdasarkan tabel 5.4 didapatkan rata-rata keterampilan


komunikasi sesudah terapi social skills training sebesar 6,46. Dan

8/16/2018
keterampilan komunikasi terendah sebesar 4 seperti anak
retardasi mental ringan sudah mampu berbicara dengan jelas
serta mampu melihat lawan bicara saat berkomunikasi seperti
mempertahankan kontak mata, sudah mampu dalam berjabat
tangan. Sedangkan keterampilan komunikasi tertinggi sebesar 8
dalam artian anak retardasi mental ringan mampu dalam
melakukan diskusi seperti tanya jawab dan mampu dalam
penyampaian pendapat seperti halnya anak dapat mengacungkan
tangan saat ingin mengemukakan pendapatnya serta anak
mampu untuk mendengar secara aktif dengan penuh perhatian
saat berkomunikasi. 15
Analisis pengaruh Social Skills Training terhadap
keterampilan komunikasi pada anak retardasi mental
ringan di SDLB Sinar Harapan Kota Probolinggo

• Berdasarkan tabel 5.7 didapatkan hasil p value 0,000 jadi


dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh terapi social

8/16/2018
skills training terhadap keterampilan komunikasi pada
anak retardasi mental ringan di SDLB Sinar Harapan
Kota Probolinggo.

16
Batasan Penelitian
Adapun keterbatasan atau hambatan peneliti dalam penyusunan

8/16/2018
skripsi diantaranya yaitu peneliti hanya fokus pada pemberian intervensi

kepada anak retardasi mental ringan. Akan tetapi ternyata adanya orang

tua juga dapat meningkatkan kemampuan anak dalam belajar keterampilan

komunikasi, karena anak retardasi mental ringan sangat akrab dengan

orang terdekatnya yaitu kedua orang tuanya sehingga anak menuruti

perintah orang tuanya, dan anak mampu dalam menyerap informasi dari

proses social skills training ini.


17
Kesimpulan
• Keterampilan Komunikasi pada anak retardasi mental
ringan sebelum dilakukan social skills training

8/16/2018
didapatkan keterampilan komunikasi rendah dengan nilai
rata-rata 3,46.
• Keterampilan Komunikasi pada anak retardasi mental
ringan setelah dilakukan social skills training didapatkan
keterampilan komunikasi tinggi dengan nilai rata-rata
6,46.
• Ada pengaruh social skills training terhadap keterampilan
komunikasi pada anak retardasi mental ringan di SDLB
Sinar Harapan Kota Probolinggo dengan hasil (p = 0,000
18
< α ≤ = 0,05).
8/16/2018
19

Anda mungkin juga menyukai