Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN

CEREBRO VASCULER ACCIDENT DI RUANG ICU

RSUD BANGIL -PASURUAN

DI SUSUN OLEH :

1. HAYUNDA
2. SITI RODIAH
3. VENDY RESTU

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES HAFSAWATY ZAINUL HASAN-PROBOLINGGO

2019
LEMBAR PENGESAHAN

SAP “CVA”

Telah disetujui dan disahkan pada :

Hari :

Tangaal :

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

( ) ( )

Mengetahui ;

Kepala Ruangan

( )
PAKET PENYULUHAN
INFEKSI NOSOKOMIAL

Pokok Bahasan : CVA


Sasaran : Keluarga pasien
Tempat : Ruang ICU RSUD BANGIL-PASURUAN
Hari/Tanggal : Sabtu 17 agustus 2019
Waktu : 30 menit
Penyuluh : Mahasiswa profesi ners stikes hafsawaty

Latar Belakang
Stroke adalah masalah neurologik primer di Amerika
Serikat dan di dunia. Berdasarkan penelitian epidemiologi dan
survei di beberapa negara menunjukkan bahwa insidens stroke
berada pada kisaran 59 – 449 per 100.000 penduduk. Di
Amerika Serikat tercatat 700.000 penderita stroke, 500 orang
diantaranya merupakan penderita stroke baru dan 300 orang
mengalami serangan kedua. Sedangkan di Thailand
menunjukkan angka 460 per 100.000 penduduk. Di Indonesia
sekitar 800 – 1000 kasus stroke baru tiap tahun. Diperkirakan
mulai tahun 1983 – 2023 angka kejadian stroke meningkat 30%
setiap tahun.

Meskipun upaya pencegahan telah menimbulkan penurunan


pada insiden dalam beberapa waktu terakhir ini, stroke tetap
menjadi penyebab kematian ketiga, dengan laju mortalitas 18-
37% untuk stroke pertama dan sebesar 62% untuk stroke
selanjutnya. Terdapat kira-kira 2 juta orang bertahan hidup
dengan stroke dan memiliki beberapa kecacatan dari angka ini,
40% memerlukan bantuan dalam aktivitas kehidupan sehari-
hari. Di Indonesia, meskipun angka kejadian stroke belum
diketahui secara pasti, namun stroke perlu mendapat perhatian
khusus karena merupakan penyebab kematian tertinggi setelah
jantung dan kanker.

A. Tujuan intruksional
2.1 Tujuan umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang stroke
selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga pasien mengerti
tentang stroke.

2.2 Tujuan khusus


1. Keluarga mampu memahami pengertian CVA
2. Keluarga mampu memahami macam-macam CVA
3. Keluarga mampu memahami penyebab CVA
4. Keluarga mampu memahami tanda gejala dari CVA
5. Keluarga mampu memahami penatalaksanaan dari CVA
B. Sasaran
Sasaran penyuluhuan adalah keluarga pasien.
C. Metode
Metode penyuluhan yang digunakan adalah ceramah dan
tanya jawab.
D. Media
Media yang digunakan saat penyuluhan adalah leaflet

E. Kegiatan Belajar Mengajar


Wakt Kegiatan Kegiatan
Tahap Metode Media
u Penyuluhan peserta
Pembuka 5 Mengucapkan salam •Mendengarka Ceramah -
an menit Memperkenalkan n
diri •Memperhatik
Menjelaskan tujuan an
pendidikan
kesehatan
Menggali
•Menjawab
pengetahuan yang
apa yang
dimiliki pasien dan
diketahui
keluarga tentang
pencegahan infeksi
nosokomial

Penyajia 15 • Menjelaskan • Mendengarka Ceramah, Leaflet


n menit tentang: n dan Tanya
1. Menjelaskan menyimak jawab
materi •Memberikan
penyuluhan tanggapan
2. Pasien dan
dan
keluarga
pertanyaan
memperhatikan
mengenai hal
penjelasan
yang kurang
tentang stroke
dimengerti
3. Penyaji
memutarkan
video mengenai
stroke
4. Pasien dan
keluarga
menanyakan
tentang hal-hal
yang belum
jelas
•Memberi
kesempatan untuk
bertanya/diskusi
tentang materi
penyuluhan
Penutup 10 • Mengevaluasi •Menjawab Ceramah, Leaflet
menit pengetahuan pertanyaan Tanya
peserta setelah jawab
dilakukan •Mendengarka
penyuluhan n
•Menyimpulkan
hasil kegiatan •Menjawab
penyuluhan salam
•Menutup dengan
salam

F. Evaluasi
a. Proses :
- Jumlah peserta penyuluhan minimal 5 peserta
- Media yang digunakan adalah leaflet
- Waktu penyuluhan adalah 30 menit
- Persiapan penyuluhan dilakukan beberapa hari sebelum
kegiatan penyuluhan
- Pembicara diharapkan menguasai materi dengan baik
- Tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan saat
kegiatan penyuluhan
berlangsung
- Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan
penyuluhan
b. Hasil :
- Setelah di berikan penyuluhan, diharapkan peserta
penyuluhan dapat mengerti tentang stroke
- Diharapkan setelah dilakukan penyuluhan terdapat
peningkatan pengetahuan dan perubahan pandangan
mengenai stroke
MATERI PENYULUHAN
CEREBRO VASKULER ACCIDENT (CVA)

1. Definisi
Stroke atau cedera serebrovaskular (CVA), adalah sindrom
klinis yang awal timbulnya mendadak, progresi cepat,
berupa defisit neurologi fokal dan/global, yang berlangsung
dalam 24 jam atau lebih atau langsung menimbulkan
kematian, dan semata-mata disebabkan oleh gangguan
peredaran darah otak non traumatik. Bila gangguan
peredaran darah otak ini berlangsung sementara, beberapa
detik hingga beberapa jam (kebanyakan 10-20 menit), tapi
kurang dari 24 jam, disebut sebagai serangan iskemia otak
sepintas (Transient Ischaemia Attack = TIA) (Mansjoer,
2007)

Stroke adalah kehilangan fungsi otak secara mendadak


yang diakibatkan oleh gangguan supalai darah ke bagian
otak. (Brunner & Sudarth, 2002)
Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan
oleh berhentinya supalai darah kebagian otak. (Brunner &
Sudarth, 2010)
Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi
aliran darah otak. (Elizabeth J. Corwin, 2002)
2. Klasifikasi CVA

 CVA hemorage
Terjadi karena adanya perdarahan pada
otakbiasanya terjadi saat melakukan
aktivitas,kesadaran pasien umumnya
menurun
 CVA non hemorage (iskemik)
Terjadi karena emboli (sumbatan) biasanaya
terjadi saat setelah istirahat(baru bangun
tidur ataupun pagi hari) tidak terjadi iskemia
namun menimbulkan hipoksia dan kesdaran
umumnya baik.

3. Etiologi
Terkontrol (factor yang dapat di kendalikan)

• Obesity
• Hipertensi
• DM
• Colestrol tinggi
• Penyakit jantung
• Merokok
• Usia tua
• Kurang aktivitas
4. Tanda Gejala
 Kelumpuhan anggota badan
 Penurunan kesadaran
 Kesulita dalam bicara
 Gangguan penglihatan
 Berkurangnya gerakan otot
 Nyeri kepala
 Mual dan muntah
5. Pemeriksaan
 Scan Tomographi (CT Scan)
Bermanfaat dalam membandingkan lesi serebrovaskular
dan lesi non vaskular.

 MRI
Dapat membantu dalam membandingkan diagnosa stroke.
MRI lebih sensitif dari CT Scan dalam mendeteksi infark
serebri dini dan infark batang otak.

 Pemeriksaan Ultrasonografi atau Doppler


Merupakan prosedur noninvasif untuk membantu
mendiagnosa sumbatan arteri

 Pemeriksaan EKG
Dapat menentukan apakah terjadi disritmia yang dapat
menyebabkan stroke. Perubahan EKG lainnya yang dapat
ditemukan adalah inversi gelombang T, depresi ST,
kenaikan dan perpanjangan QT

 Neurosonografi
Mendeteksi adanya stenosis pembuluh darah ekstrakranial
dan intrakranial didalam membantu evaluasi diagnostik,
etiologi, terapi dan prognosis

6. Pengobatan
Terapi yang perlu diberikan untuk pasien dengan stroke
meliputi terapi farmakologis, nonfarmakologis dan
tindakan pembedahan bila diperlukan.
a. Terapi Farmakologis
 Hipertensi: anti hipertensi seperti penyekat alpha
beta (labetalol), penghambat ACE (kaptopril) dan
antagonis kalsium (nifetidin)
 Penyakit jantung : anti platelet, anti koagulan dan
anti aritmia
 Diabetes : OAD (Obat Anti Diabetes)
 Hiperlipidemia : Statin

b. Terapi Nonfarmakologis
 Diet yang tepat untuk pasien stroke:
 Energi cukup 25-45 kkal/kg BB, pada fase akut
energi diberikan 1100-1500 kkal/hari
 Protein cukup 0,8-1 gr/kg BB, apabila pasien
disertai komplikasi gagal ginjal kronik (GGK),
protein diberikan rendah (0,6gr/kg BB)
 Lemak cukup 20-30% dari kebutuhan energi
total
 Karbohidrat cukup yaitu 60-70% dari energi
total
 Kolesterol dibatasi kurang dari 300 mg
 Vitamin, cairan, serat dan mineral yang cukup
 Aktifitas fisik dan olahraga setiap hari secara teratur
 Stop merokok, minum alkohol dan kopi
c. Tindakan pembedahan
 Asymtomatic Carotid Stenosis : End
arterectomy Carotid Stent Angioplasty
 AVM : Micro surgery, Gamma knife Radio
Surgery
 Aneurisme : Endovaskuler Surgery
Selain ketiga terapi diatas, perlu juga dilakukan upaya
pemulihan yang meliputi:
1. Rehabilitasi awal : meliputi pengaturan posisi,
perawatan kulit, fisioterapi dada, fungsi menelan,
fungsi berkemih, dan gerakan pasif pada semua
ekstremitas.
2. Mobilisasi aktif sedini mungkin secara bertahap sesuai
toleransi setelah kondisi neurologis dan hemodinamik
stabil.
3. Terapi wicara harus dilakukan sedini mungkin pada
pasien afasia dengan stimulasi sedini mungkin, terapi
komunikasi, terapi intonasi, dll.
Depresi harus diobati sedini mungkin dengan obat
antidepresi yang tidak mengganggu fungsi kognitif.
d. Terapi Pasca Stroke
 Definisi ROM
Range of Motion (ROM) adalah suatu teknik dasar yang
digunakan untuk menilai gerakan dan untuk gerakan
awal ke dalam suatu program intervensi terapeutik.
Gerakan dapat dilihat sebagai tulang yang digerakkan
oleh otot ataupun gaya eksternal lain dalam ruang
gerakannya melalui persendian. Bila terjadi gerakan,
maka seluruh struktur yang terdapat pada persendian
tersebut akan terpengaruh, yaitu: otot, permukaan
sendi, kapsul sendi, fasia, pembuluh darah dan saraf.
Gerakan yang dapat dilakukan sepenuhnya
dinamakan range of motion (ROM). Untuk
mempertahankan ROM normal, setiap ruas harus
digerakkan pada ruang gerak yang dimilikinya secara
periodik. Faktor-faktor yang dapat menurunkan ROM,
yaitu penyakit-penyakit sistemik, sendi, nerologis
ataupun otot; akibat pengaruh cedera atau
pembedahan; inaktivitas atau imobilitas. Dari sudut
terapi, aktivitas ROM diberikan untuk mempertahankan
mobilitas persendian dan jaringan lunak untuk
meminimalkan kehilangan kelentukan jaringan dan
pembentukan kontraktur. Teknik ROM tidak termasuk
peregangan yang ditujukan untuk memperluas ruang
gerak sendi.
 Jenis-Jenis Latihan ROM
Jenis-jenis latihan ROM, terdiri dari :
1. Passive ROM (PROM).
2. Active ROM (AROM).
3. Active-Assistive ROM (A-AROM), adalah jenis AROM
yang mana bantuan diberikan melalui gaya dari luar
apakah secara manual atau mekanik, karena otot
penggerak primer memerlukan bantuan untuk
menyelesaikan gerakan.
 Gerak gerakan ROM
1. Leher, spina, serfikal
 Fleksi : Menggerakan dagu menempel ke dada, rentang 45°
 Ekstensi : Mengembalikan kepala ke posisi tegak, rentang
45°
 Hiperektensi : Menekuk kepala ke belakang sejauh
mungkin, rentang 40-45°
 Fleksi lateral : Memiringkan kepala sejauh mungkin sejauh
mungkin kearahsetiap bahu, rentang 40-45°
 Rotasi : Memutar kepala sejauh mungkin dalam gerakan
sirkuler,rentang 180° Ulangi gerakan berturut-turut
sebanyak 4 kali.
2. Bahu
 Fleksi : Menaikan lengan dari posisi di samping tubuh ke
depan keposisi di atas kepala, rentang 180°
 Ekstensi : Mengembalikan lengan ke posisi di samping
tubuh, rentang180°
 Hiperektensi : Mengerkan lengan kebelakang tubuh, siku
tetap lurus, rentang45-60°
 Abduksi : Menaikan lengan ke posisi samping di atas kepala
dengantelapak tangan jauh dari kepala, rentang 180°
 Adduksi: Menurunkan lengan ke samping dan menyilang
tubuhsejauh mungkin, rentang 320°
 Rotasi dalam : Dengan siku pleksi, memutar bahu dengan
menggerakan lengan sampai ibu jari menghadap ke dalam
dan ke belakang, rentang 90°
 Rotasi luar : Dengan siku fleksi, menggerakan lengan
sampai ibu jari ke atas dan samping kepala, rentang 90°
 Sirkumduksi : Menggerakan lengan dengan lingkaran
penuh, rentang 360° Ulang gerakan berturut-turut
sebanyak 4 kali.
3. Siku
 Fleksi : Menggerakkan siku sehingga lengan bahu bergerak
ke depan sendi bahu dan tangan sejajar bahu, rentang 150°
 Ektensi : Meluruskan siku dengan menurunkan tangan,
rentang 150°
4. Lengan bawah
 Supinasi : Memutar lengan bawah dan tangan sehingga
telapak tangan menghadap ke atas, rentang 70-90°
 Pronasi : Memutar lengan bawah sehingga telapak tangan
menghadap kebawah, rentang 70-90° Ulang gerakan
berturut-turut sebanyak 4 kali.
5. Pergelangan tangan
 Fleksi : Menggerakan telapak tangan ke sisi bagian dalam
lenganbawah, rentang 80-90°
 Ekstensi : Mengerakan jari-jari tangan sehingga jari-jari,
tangan, lenganbawah berada dalam arah yang sama,
rentang 80-90°
 Hiperekstensi : Membawa permukaan tangan dorsal ke
belakang sejauhmungkin, rentang 89-90°
 Abduksi : Menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari,
rentang30°
 Adduksi : Menekuk pergelangan tangan miring ke arah lima
jari, rentang30-50°Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4
kali.
6. Jari- jari tangan
 Fleksi : Membuat genggaman, rentang 90°
 Ekstensi : Meluruskan jari-jari tangan, rentang 90°
 Hiperekstensi : Menggerakan jari-jari tangan ke belakang
sejauh mungkin,rentang 30-60°
 Abduksi : Mereggangkan jari-jari tangan yang satu dengan
yang lain,rentang 30°
 Adduksi : Merapatkan kembali jari-jari tangan, rentang
30°Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
7. Ibu jari
 Fleksi : Mengerakan ibu jari menyilang permukaan telapak
tangan,rentang 90°
 Ekstensi : menggerakan ibu jari lurus menjauh dari tangan,
rentang 90°
 Abduksi : Menjauhkan ibu jari ke samping, rentang
30°Adduksi : Mengerakan ibu jari ke depan tangan, rentang
30°
 Oposisi : Menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan
pada tanganyang samaUlang gerakan berturut-turut
sebanyak 4 kali.
8. Pinggul
 Fleksi : Mengerakan tungkai ke depan dan atas, rentang 90-
120°
 Ekstensi : Menggerakan kembali ke samping tungkai yang
lain, rentang90-120°
 Hiperekstensi : Mengerakan tungkai ke belakang tubuh,
rentang30-50°
 Abduksi: Menggerakan tungkai ke samping menjauhi tubuh,
rentang30-50°
 Adduksi: Mengerakan tungkai kembali ke posisi media dan
melebihijika mungkin, rentang 30-50°
 Rotasi dalam :Memutar kaki dan tungkai ke arah tungkai
lain, rentang 90°
 Rotasi luar : Memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai
lain, rentang 90°
 Sirkumduksi : Menggerakan tungkai melingkarUlang
gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
9. Lutut
 Fleksi: Mengerakan tumit ke arah belakang paha, rentang
120-130°
 Ekstensi: Mengembalikan tungkai kelantai, rentang 120-
130°Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
10.Mata kaki
 Dorsi fleksi: Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki
menekuk ke atas,rentang 20-30°
 Flantarfleksi : Menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki
menekuk kebawah, rentang 45-50°Ulang gerakan berturut-
turut sebanyak 4 kali.
11.Kaki
 Inversit: Memutar telapak kaki ke samping dalam, rentang
10°
 Eversi: Memutar telapak kaki ke samping luar, rentang
10°Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali.
12.Jari-Jari Kaki
 Fleksi: Menekukkan jari-jari kaki ke bawah, rentang 30-60°
 Ekstensi: Meluruskan jari-jari kaki, rentang 30-60°

 Abduksi: Menggerakan jari-jari kaki satu dengan yang lain,


rentang15°
 Adduksi: Merapatkan kembali bersama-sama, rentang
15°Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali
Daftar Pustaka
Committee on Identifying Priority Areas for Quality
Improvement, Karen Adams, Janet M. Corrigan (2003).
Priority Areas for National Action: Transforming Health
Care Quality. National Academies Press.

Steven Jonas, Raymond L. Goldsteen, Karen Goldsteen (2007).


Introduction to the US health care system. Springer
Publishing Company.

Riana. Infeksi Nosokomial RumahSakit. Dimuat dalam


http://riana-a-h-fkm10.web.unair.ac.id/artikel_detail-
41324-ADMINISTRASI%20RUMAH%20SAKIT%20DAN
%20PUSKESMAS-Infeksi%20Nosokomial
%20RumahSakit.html
DAFTAR HADIR :
HARI/TANGGAL :
JUDUL PENYULUHAN :
TEMPAT :
PENCERAMAH :
NO. NAMA ALAMAT TANDA TANGAN
Bangil …………………

PEMBIMBING LAHAN

(………………………………….)

Anda mungkin juga menyukai