Anda di halaman 1dari 11

SIRAH NABAWIYAH

“Kelahiran Nabi Muhammad SAW hingga menjadi Rasul”

DISUSUN OLEH:
1. Ahmmad Rohiman (2011420035)
2. Siti Nurhasanatul ‘Aini ( 2011420022)

DOSEN PENGAMPU:
Dra. Rindom Harahap, M. Ag

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SOEKARNO
BENGKULU
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh,

Puji syukur kehadirat Allah swt. yang mana telah memberikan rahmat dan hidayah
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kelahiran Nabi
sampai kepada masa diangkatnya menjadi Rasul” ini dengan tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Sirah Nabawiyah. Selain itu , makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi
para pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra.
Rindom Harahap, M. Ag, yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga makalah dapat terselesaikan. Kami menyadari, makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamu’alaikum Warahmtullaahi wabarakaatuh

Bengkulu, 23 Maret 2022

Penulis

2 |Makalah Sirah Nabawiyah


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI…………...…………………………………………………...…………………ii
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar Belakang...................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan................................................................................................................4

BAB II
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
A. Kelahiran Nabi SAW.........................................................................................................5
B. Masa Remaja Rasulullah saw............................................................................................6
C. Masa Dewasa Rasulullah saw............................................................................................7
D. Nabi Menjadi Rosul...........................................................................................................8

BAB III
PENUTUP................................................................................................................................10
A. Kesimpulan......................................................................................................................10
B. Saran................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11

ii

3 |Makalah Sirah Nabawiyah


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Rasulullah saw. merupakan pemimpin tertinggi umat islam di dunia ini.


Rasulullah saw memegang panji-panji kebenaran, beliau pemegang obor-obor
kemenangan, putra daripada Abdullah dan Siti Aminah. Beliau merupakan kekasih
Allah swt yang bertitlekan Habibullah serta berpangkatkan Rasulullah saw. Dimana
kedamaian dalam dunia ini bisa kita rasakan berkat hadirnya beliau ditengah-tengah
umat.
Tentu ada perjalanan panjang hingga beliau diangkat menjadi Rasul Allah,
adapun sesuai tema yang sudah dituliskan diatas, penulis akan berfokus pada masa
kelahiran nabi hingga diangkat menjadi rasul. Mulai dari kelahirannya, masa kecilnya,
masa remaja, dewasa, masa menyendiri hingga masa diturunkannya wahyu untuk
pertama kalinya kepada beliau saw. dan semua itu akan kami jabarkan dalam makalah
ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana masa kelahiran,remaja dan dewasa Rasulullah?
2. Bagaimana proses Rasulullah saw diangkat menjadi Rasul?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui masa kelahiran,remaja dan dewasa Rasulullah.
2. Untuk mengetahui proses pengangkatan Rasulullah sebagai Rasul.

4 |Makalah Sirah Nabawiyah


BAB II
PEMBAHASAN
A. Kelahiran Nabi SAW
Nasabnya adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin
Hisyam bin Abdi Manaf bin Qushayyi bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay
bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhar bin Kinanah bin Khuzaimah bin
Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nazar bin Mu’iddu bin Adnan. 1 Rasulullah
saw merupakan keturunan dari bani Hasyim di Makkah pada hari senin malam,
tanggal 12 rabi’ul awal, permulaan tahun dari peristiwa tahun gajah , dan empat
puluh tahun setelah kekuasaan Kisra Anusyirwan, atau bertepatan dengan tanggal
20 atau 22 April 571 M. Ini berdasarkan penelitian dari ulama terkenal yaitu
Muhammad Sulaiman Al Manshurfuri dan peneliti astronomi Mahmud Basya.2

Beliau dilahirkan dalam keadaan yatim, bapaknya Abdullah, meninggal


ketika nabi baru berusia dua bulan dalam kandungan. Diriwayatkan bahwa ada
bukti yang mendukung kerasulan beliau bersamaan dengan kelahiran beliau, yaitu
runtuhnya sepuluh balkon istana Kisra dan padamnya api yang biasa disembah
orang-orang Majusi, serta runtuhnya beberapa gereja di sekitar Buhairah setelah
gereja-gereja itu amblas ke tanah. Dan ini adalah riwayat dari Baihaqi.

Setelah melahirkan Aminah mengutus orang untuk memberikan kabar


gembira ini pada Abdul Muthalib kakek dari Rasul. Abdul Muthalib pun suka cita
menyambut kelahiran Rasul saw.dan Abdul Muthalib memberikan nama
Muhammad kepada cucu nya itu, dimana masa itu nama Muhammad adalah satu-
satunya di kalangan Bangsa Arab karena tidak pernah ada sebelumnya nama itu.
Rasulullah juga dikhitan pada usia beliau yang ke tujuh hari.

Dalam tradisi bangsa Arab ada kebiasaan memberikan anaknya kepada ibu
susuan yang lain dengan tujuan agar bayi tumbuh menjadi sosok yang memiliki
otot-otot yang kekardan agar keluarga yang menyusui bisa melatih bahasa Arab
dengan fasih. Maka pada awalnya, wanita pertama yang menyusui Rasulullah
setelah ibundanya adalah Tsuwaibah yaitu merupakan hamba sahaya dari Abu
Lahab, yang saat itu kebetulan juga sedang menyusui anaknya.

1
Sirah Nabawiyah, Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthy, Hal. 31
2
Muhadharat Tarikhil-Umam Al-Islamiyyah, Al-Khadri, 1/62; Rahmah lil-‘alamin, 1/38-39.

5 |Makalah Sirah Nabawiyah


Lalu kemudian, Abdul Muthalib mencarikan ibu susuan untuk Rasulullah
bayi dari kalangan Bani Sa’d, dan wanita itu bernama Halimah binti Abu Dzu’aib
yang didampingi suaminya yaitu Al Harits bin Abdul Uzza yang berjuluk Abu
Kasybah dari kabilah yang sama. Bukan hanya nabi tapi saudara-saudara nabi
bahkan paman beliau Hmazah juga merupakan anak susuan dari Halimah.

Pada saat Rasulullah saw menjadi anak susuan dari Halimah Bani Sa’d
yang awalnya sedang panceklik mulai kembali membaik, ternak yang mulai
kembali gemuk, tanaman-tanaman yang kembali menghijau, selama keberadaan
Nabi saw di pedalaman bani Sa’d jugalah terjadi “pembelahan dada”,
sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim.3

Setelah peristiwa itu, Halimah mengembalikan Rasul saw kepada


ibundanya Aminah hingga berusia enam tahun. Ketika usia enam tahun ibundanya
mengajak Rasul saw berziarah ke makam ayahnya Abdullah, lalu ketika itu
diperjalanan ibunya jatuh sakit dan akhirnya meninggal di perjalanan. Lalu
kemudian beliau kembali ke Mekkah dan diasuh oleh kakeknya.

B. Masa Remaja Rasulullah saw


Rasulullah berada dalam asuhan kakeknya hanya selama dua tahun, pada usia
delapan tahun kakeknya Abdul Muthalib meninggal dunia. Setelahnya Rasulullah
saw diasuh oleh pamannya Abu Thalib, bersama pamannya rasulullah seringkali
diajak berdagang dan beternak. Kala itu, saat usia Rasulullah saw berusia 12 tahun
dan ikut pamannya berdagang ke Syam, saat kafilah berada di Bashra mereka
melewati seorang pendeta bernama Bahira. Dari yang penulis ketahui, Bahira
adalah seorang pendeta yang memang banyak mengetahui tentang Injil secara
mendalam serta memahami tentang kenasranian.
Ketika beliau melihat Nabi remaja, beliau langsung mengatakan kepada
paman Nabi untuk kembali ke Mekkah, karena jika mereka meneruskan
perjalanan takutnya akan dihadang oleh orang-orang jahat yang juga menyadari
kehadiran Nabi. Bahira mengetahui bahwa akan datang seorang waliyullah,
karena beliau memperhatikan langit yang awannya mengikuti seseorang dan
selalu memayungi orang tersebut dari sinar terik matahari. Dan ketika itu beliau
meyakini bahwa itu adalah Rasul utusan Allah yang disebutkan dalam Injil.

3
Sirah Ibnu Hisyam, Ibnu Hisyam,1/164; Shahih Muslim, 101, 102

6 |Makalah Sirah Nabawiyah


Memasuki masa remaja ini, rasul mulai mencari rezeki sendiri dengan
menggembalakan ternak kambing milik suku-suku di Mekkah. Rasulullah pernah
berkata “Aku dulu menggembalakan kambing penduduk Mekkah dengan upah
beberapa qirath”4. Sejak kecil rasul memang sudah Allah jaga dari perbuatan
menyimpang. Bukan karena Rasul tidak bisa bermaksiat tapi Allah memberikan
Rasul kekuatan menahan diri dari maksiat.

C. Masa Dewasa Rasulullah saw


Rasul telah memasuki masa dewasa, kala itu beliau sudah berusia dua puluh
lima tahun. Saat usia dewasa ini rasul pergi berdagang menjualkan milik dari Siti
Khadijah, yang kala itu adalah seorang saudagar kaya raya di Mekkah dengan
sistem bagi hasil. Kejujuran yang sudah tertanam dalam kepribadian beliau
membuat dagangan beliau laku keras dan mendapatkan banyak sekali keuntungan,
dan tentu itu membuat Khadijah terpesona kepada Nabi. Saat itu status Khadijah
adalah seorang Janda.
Khadijah meminta kepada temannya Nafisah binti Munyah untuk mencarikan
jalan agar Khadijah menikah dengan Rasul, dan rupanya Rasul pun menerima
tawaran menikah itu. Disaat usia dua puluh lima tahun rasul saw mempersunting
Khadijah, dengan mahar dua puluh ekor unta muda. Disaat bersamaan pula usia
Khadijah empat puluh tahun, seorang wanita terpandang, cantik, kaya, dan wanita
pertama sekaligus yang tidak pernah dimadu oleh Nabi selama perjalanan
berumah tangga.
Adapun anak dari pernikahan Rasul saw bersama Khadijah yaitu Al-Qasim,
Zainab, Ruqayyah, Ummu Kaltsum, Fathimah Az-Zahrah dan Abdullah. putra-
putra beliau meninggal semua, dan putri-putri beliau sempat menjumpai islam,
hanya saja yang cukup lama hidup yaitu Fatimah az-Zahrah. Fatimah pun
meninggal setelah enam bulan Rasul saw wafat.5
Ketika Rasul berusia tiga puluh lima tahun, beliau merupakan orang yang
mendamaikan suku yang hampir bertikai. Ka’bah pernah mengalami beberapa kali
serangan banjir yang menenggelamkan Makkah sehingga sebelum Ka’bah hancur
maka orang-orang Quraisy merenovasi kembali Ka’bah. Renovasi ini dimulai oleh

4
Sirah Nabawiyah, Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthy, Hal. 38
5
Sirah Nabawiyah, Ibnu Hisyam,1/190-191; Fiqhus-Sirah, Muhammad Al-Ghazali, hal.60; Fathul Bari,
7/507

7 |Makalah Sirah Nabawiyah


Al-Walid bin Al-Mughirah Al-Makhzumi dan diikuti oleh yang lain termasuk
rasul saw sebelum beliau diangkat menjadi rasul.
Imam Bukhari pernah meriwayatkan didalam Shahih-nya dari hadits Jabir bin
Abdullah ra, ia berkata , “Ketika Ka’bah dibangun, Nabi saw dan Abbas pergi
mengusung batu. Abbas berkata kepada Nabi saw ‘singkirkan kainmu di atas
lutut’, Nabi saw lalu mengikatnya”. Nabi saw memiliki pengaruh besar dalam
menyelesaikan kemelut yang timbul akibat perselisihan antar kabilah tentang
siapa yang berhak mendapatkan kehormatan meletakkan hajar aswad di
tempatnya. Semua pihak tunduk kepada usulan yang diajukan Nabi saw karena
mengenalnya sebagai al-amin dan mencintainya.6

D. Nabi Menjadi Rosul


Mendekati usia empat puluh tahun, Rasul saw lebih banyak berdiam diri di
dalam gua Hira, karena adanya ketidaksesuaian pola pikir antara beliau dan kaum
beliau. Beliau sering pergi dengan modal roti dan air minum. Jarak antara Gua
Hira di Jabal Nur dengan Mekkah adalah dua mil, panjang 4 hasta dan lebarnya ¾
hingga 1 hasta. Ia menyendiri dan beribadah di gua tersebut selama beberapa
malam hingga kadang sepuluh malam dan kadang lebih dari itu, sampai satu
bulan. Setelah itu, beliau kembali kerumah sejenak hanya untuk mengambil bekal
baru dan melanjutkan kembali Ikhtila’ beliau di Gua Hira. Demikian lah nabi saw
hingga turun wahyu yang pertama ketika beliau sedang uzzlah.7
Beliau sering bermimpi kala sedang berada di Gua Hira, mimpi itupun hanya
sebuah mimpi fajar yang menyongsong, dimana merupakan tanda kenabian. Lalu
turunlah malaikat Jibril as kepada Rasulullah dengan membawa ayat-ayat Al-
Qur’an tepat pada senin, malam tanggal 21 dari bulan ramadhan atau bertepatan
dengan 10 Agustus 610 . diusia genap 40 tahun.8
Malaikat Jibril as berkata “Bacalah!”
Rasul menjawab “Aku tidak bisa membaca”
Lalu Malaikat Jibril as merangkul dan membimbing rasul saw hingga tiga kali
dan berkata yang mana diabadikan dalam QS Al-Alaq ayat 1 sampai dengan 5.
Yang merupakan ayat pertama sekaligus wahyu pertama yang turun kepada Rasul
saw. Maa Syaa Allah.9
6
Sirah Nabawiyah, Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthy, Hal. 48-49
7
Sirah Nabawiyah, Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthy, Hal. 55
8

9
Sirah Nabawiyah, Syaikh Shafiyyurahman Al-Mubarakfuri, hal.63

8 |Makalah Sirah Nabawiyah


BAB III
PENUTUP

9 |Makalah Sirah Nabawiyah


A. Kesimpulan
Untuk mencapai risalah Rasul memiliki proses perjalanan yang sangat
panjang, empat puluh tahun lamanya. Merupakan perjalanan yang juga tidak mulus,
dan masa dakwah yang tergolong sangat singkat yaitu 23 tahun. Kelahiran beliau
menjadi roda peradaban yang sangat mempengaruhi peradaban dunia hingga saat ini,
oleh krena nya amat sangat diharapkan bisa mencontoh dan menjunjung tinggi
perjuangan luar biasa beliau. Ditambah lagi, menurut penulis sejak lahir rasul saw
sudah ditempa dan dipersiapkan untuk memimpin umat khususnya dan memperbaiki
tatanan kehidupan serta peradaban pada umumnya.

B. Saran
Dengan mengetahui sejarah beliau sejak dilahirkan hingga diangkat menjadi
rasul, diharapkan semoga kita semua mampu menjaga semangat yang dimiliki Rasul
saw dalam menjalankan roda kehidupan dan dakwah untuk peradaban. Demikianlah
makalah ini dibuat untuk bisa dipelajari dan diambil hikmahnya.

DAFTAR PUSTAKA

10 |Makalah Sirah Nabawiyah


Shafiyyurahman Al-Mubarakfuri, Syaikh, 1997. Sirah Nabawiyah, Jakarta:Pustaka al-
Kautsar.
Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthy, Sirah Nabawiyah
Dr. Badri Yatim, M.A Sejarah Peradban Islam, 2018

11 |Makalah Sirah Nabawiyah

Anda mungkin juga menyukai