Anda di halaman 1dari 20

LiNGUA Vol. 9, No. 1, Juni 2014 – ISSN 1693-4725 LiNGUA Vol. 9, No.

1, Juni 2014 – ISSN 1693-4725

QASAM DALAM AL-QUR’AN


(SUATU TINJAUAN USLUB NAHWIYYAH)

Amir

Email: ilmiati71@yahoo.co.id
Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Jurusan Tarbiyah STAIN Watampone
Alamat Koresponden: Jl. Hoscokroaminoto STAIN Watampone

Abstract: Qasam is one of Arab’s habitation to communicate and for making sure
with the others. Because that, al-Qur’an Comes to Arab’s surrounding and also in
Arabic language, so that Allah swt. Use the Qasam to celebrate and socialization His
Kalam or al-Qur’an. In this research consists of two problems, the first how the
substance of the Qasam in the al-Qur’an, the second how the style of Qasam inArabic
or Nahwu In order to solve these problems, the researcher collected data from
many sources needed.This research the writer use qualitative research, and also
include the data through the library research.

Keywords: Qasam, al-Qur’an, Uslub Nahwiyyah

PENDAHULUAN satu gaya bahasa untuk menegaskan,


Al-Qur’an dalam membawa pesan meyakinkan yang disertai bukti-bukti yang
pesan ajaranNya , menggunanakan berbagai kuat da secara telak membuat orang yang tak
uslub, gaya bahasa yang tidak hanya dapat percaya untuk mengaku kebenaran yang
dipahami oleh mereka yang hidup pada saat diinkarinya itu (HM. Rusydi Khalid,
ia diturunkan , tapi lebih jauh dari itu agar 2011:172)
dapat mempengaruhi sikap dan prilaku Di dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat
mereka, dengan harapan bahwa mereka itu yang memberi penegasan akan sebuah
dapat mempengaruhi generasi berikutnya penyataan. Penegasan itu berbentuk
berdasar pada ajaran pokok yang pernyataan Qasam (sumpah) yang langsung
dikandungnya. difirmankan oleh Allah SWT. Sumpah dalam
Gaya bahasa yang dipergunakan al- konotasi bahasa al-Qur’an disebut qasam.
Qur’an disesuaikan dengan individu-individu Qasam (sumpah) dalam pembicaraan
atau masyarakat yang menjadi objeknya. termasuk salah satu uslub pengukuhan kalimat
Kepada mereka yang berfikiran jernih, yang diselingi dengan bukti yang konkrit dan
sanggup berpikir logis, memiliki sikap yang dapat menyeret lawan untuk mengakui apa
cenderung kepada kebenaran, maka al-Qur’an yang diingkarinya.
menggunakan kalimat biasa, informasi tanpa Selain itu, al-Qur’an diturunkan dengan
diperlukan kata-kata penegas, cukup dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan
isyarat dan sentilan-sentilan biasa. Namun integrasi cultural di tengah-tengah
kepada mereka yang masih diliputi kejahilan, masayarakat, yaitu masyarakat Arab. Salah
senang kepada hal-hal yang negative dan satu tradisi masyarakat Arab adalah
destruktif, maka al-Qur’an menggunakan mempertegas pernyataan sesuatu dengan
gaya bahasa yang bernada teguran, ancaman, cara “ sumpah”.Ternyata, ayat-ayat tertentu
kata-kata yang mengandung penegasan dan banyak yang dimulai atau disertai dengan
juga dengan Qasam ( sumpah ). Sumpah yang “sumpah”. Inilah yang akan menjadi
dalam bahasa Arab “alqasam” adalah salah pembahasan pada topik aqsam al-Qur’an ini,
LiNGUA Vol. 9, No. 1, Juni 2014 – ISSN 1693-4725 LiNGUA Vol. 9, No. 1, Juni 2014 – ISSN 1693-4725

yang meliputi : Pengertian Qasam, unsur- Mereka bersumpah dengan nama


unsur qasam, bentuk-bentuk dan jenis qasam, Allah dengan sumpahnya yang
Faedah mengetahui qasam sungguh-sungguh: Allah tidak akan
Sumpah atau qasam merupakan suatu akan membangkitkan orang yang
hal atau kebiasaan bangsa Arab dalam mati”. (tidak demikian), bahkan (pasti
berkomunikasi untuk menyakinkan lawan Allah akan membangkitnya), sebagai
bicaranya. Kebiasaan-kebiasaan yang suatu janji yang benar dari Allah, akan
dilakukan oleh bangsa Arab merupakan suatu tetapi kebanyakan manusia tiada
hal yang oleh al-Qur’an direkonstruksi mengetahui” (Departemen Agama,
bahkan ada yang didekonstruksi nilai dan 1971:403)
maknanya. Oleh karena itu, al-Qur’an
diturunkan di lingkungan bangsa Arab dan Unsur pertama, fa aqsamu. Kedua,
juga dalam bahasa Arab, maka Allah juga billah. Dan ketiga, la yab’atsu Allahu man
menggunakan sumpah dalam yamut.
mengkomunikasikan Kalam-Nya. Unsur pertama adakalanya tidak
Bahkan kebiasaan dalam hal disebutkan ,yakni fi’l qasam” dihilangkan dan
bersumpah tersebut sudah ada sejak nilai tinggal huruf “ ba” nya yang termaktub. Dan
doktrin Islam belum eksis tatanan bangsa ada juga huruf “ ba “ diganti dengan “ Waw “
Arab. Meskipun bangsa Arab dikenal dengan pada isim-isim yang zhahir atau dengan “ ta “
menyembah berhala (paganism) mereka bila disebutkan nama Allah misalnya pada
tetap rnenggunakan kata Allah dalam Surah al-Layl ayat 1.
sumpahnya, seperti disinyalir oleh al-Qur’an Namun, konsep sumpah tersebut
dalam surat Al-Fathiir /22 : 42 berbeda dengan kebiasan bangsa Indonesia,
sumpah lebih mengacu kepada sebuah
kesaksian atau menguatkan kebenaran
sesuatu dalam forum resmi, seperti kesaksian
saksi dalam pengadilan dan sumpah jabatan,
dengan tekad menjalankan tugas dengan
baik.
Kata sumpah berasal dari bahasa Arab
ٌٌ‫( س‬al-qasamu) yang bermakna ٌٌٌ‫ي‬ (al-
Terjemahnya:
ٌٌ‫قاى‬ ٌٌ‫يى‬

yamiin) yaitu menguatkan sesuatu dengan


Dan mereka bersumpah dengan nama
menyebutkan sesuatu yang diagungkan
Allah dengan sekuat-kuat sumpah;
dengan menggunakan huruf-huruf (sebagai
Sesungguhnya jika datang kepada
perangkat sumpah) seperti ‫و‬, ‫ب‬dan huruf
mereka seorang pemberi peringatan,
lainnya.
niscaya mereka akan lebih mendapat
Berhubung sumpah itu banyak
petunjuk dari salah satu umat-umat
digunakan orang untuk menguatkan sesuatu,
(yang lain). tatkala datang kepada
maka kata kerja sumpah dihilangkan
mereka pemberi peringatan, Maka
sehingga yang dipakai hanya huruf ‫ب‬-nya
kedatangannya itu tidak menambah
saja. Kemudian huruf ‫ب‬diganti dengan huruf
kepada mereka, kecuali jauhnya mereka
‫و‬, seperti firman Allah dalam surat Al-Lail
dari (kebenaran)”. (Departemen Agama
ayat/ 30: 1
RI, 1971:703)

Atau dalam surat An-Nahl ayat/14: 38 yang


berbunyi: Terjemahnya:

”Demi malam apabila menutupi (cahaya


siang).(Departemen Agama RI, 1971:1067)
Kadang-kadang sumpah juga

21 | Qasam dalam Al-Qur’an Amir | 21


LiNGUA Vol. 9, No. 1, Juni 2014 – ISSN 1693-4725 LiNGUA Vol. 9, No. 1, Juni 2014 – ISSN 1693-4725

menggunakan huruf ‫ت‬, seperti firman Allah


dalam surat Al-Anbiya’/17: 57

Terjemahnya:

22 | Qasam dalam Al-Qur’an Amir | 22


LiNGUA Vol. 9, No. 1, Juni 2014 – ISSN 1693-4725 LiNGUA Vol. 9, No. 1, Juni 2014 – ISSN 1693-4725

Terjemahnya : 2. Allah adalah pencipta hujan, lebih


Demi Allah, Sesungguhnya Aku akan umum lagi Dia-lah yang menciptakan
melakukan tipu daya terhadap berhala- kehidupan di permukaan bumi;
berhalamu sesudah kamu pergi 3. Allah satu-satunya yang berhak disebut
meninggalkannya”. (Departemen dalam sumpah;
Agama RI, 1971 : 4. Allah adalah obyek monoteisme
Akan tetapi, bangsa Arab pra-Islam “sementara”;
yang dikenal sebagai masyarakat yang 5. Allah adalah Tuhannya Kabah (Lord of
menyembah berhala (paganism). Mereka Ka’bah) (T.Izutsu 1987: 101)
menyebutkan atau mengatakan sumpah Dengan begitu, tidak semua doktrin
dengan atas nama tuhannya dengan sebutan dan pemahaman agama (tafsir) berlaku
Allah, seperti dalam yang tersurat dalam Q.S sepanjang zaman dan tempat, mengigat
Al-Ankabuut ayat / 21 :61 yang berbunyi: antara lain gagasan universal Islam tidak
semuanya tertampung dalam bahasa Arab
yang bersifat lokal-kultural, serta terungkap
dalam tradisi kenabian. Itulah sebabnya
setiap zaman muncul berbagai ulama yang
Terjemahnya: menafsirkan ajaran agama dari al-Qur’ an

Dan Sesungguhnya jika kamu tanyakan yang tidak ada batas akhimya. Jika logika ini
kepada mereka: “Siapakah yang diteruskan maka akan timbul pertanyaan
menjadikan langit dan bumi dan yang menggelisahkan, bisakah manusia
menundukkan matahari dan bulan?” memahami dan menggali gagasan-gagasan
tentu mereka akan menjawab: “Allah”, Tuhan yang universal namun terwadahi
Maka betapakah mereka (dapat) dalam bahasa lokal (bahasa Arab, ini pun
dipalingkan (dari jalan yang benar)”. sudah tereduksi Arab versi Quraisy, bukan
(Departemen Agama RI,1971:502) sebagai bahasa Arab lingua franca). Hanya saja,
Dan selanjutnya, juga dalam Q.S Al- dalam psikologi linguistis dikatakan, sebuah
Ankabut ayat/ 21: 63 ungkapan dalam bentuk omongan atau
tulisan kadangkala kebenarannya serta
maksudnya berada jauh ke depan. bukan
berhenti apa yang diucapkan ketika itu.
Artinya kebenaran itu bersifat intensional
dan teleologis (Anonim, 1996: 26)
Ada pertanyaan yang menarik yang
dilontarkan oleh az-Zarkasyi dan asSayuthi.
Terjemahnya: Apa gunanya sumpah dalam al-Qur’an bagi
Dan Sesungguhnya jika kamu orang beriman, yang pasti percaya firman
menanyakan kepada mereka: “Siapakah Tuhan. Atau sebaliknya, percuma saja kalimat
yang menurunkan air dari langit lalu sumpah dalam alQur’an yang ditujukan
menghidupkan dengan air itu bumi kepada orang kafir. Bagaimanapun juga
sesudah matinya?” tentu mereka akan mereka tidak percaya kebenaran al-Qur’an.
menjawab: “Allah”, Katakanlah: “Segala As-Sayuthi berargumentasi bahwa alQur’ an
puji bagi Allah”, tetapi kebanyakan diturunkan dalam bahasa Arab, sedangkan
mereka tidak memahami(nya)”. kebiasaan bangsa Arab (ketika itu)
(Departemen Agama RI, 1971:637) menggunakan qasam ketika menguatkan atau
menyakinkan suatu persoalan Jalaluddin
Dhamir (kata ganti) ‫مه‬dalam surat Al- Abdurrahman , t.th: 259)
Ankabut ayat 63 tersebut, seperti dikutip Sedangkan Abu al-Qasim al-Qusyairi
Toshihiko Izutsu berarti “the pagan Arabs” . berpendapat qasam dalam al-Qur’an untuk
Izutsu berpendapat ada lima konsep Allah menyempumakan dan menguatkan
menurut bangsa Arab pra-Islam seperti yang argumentasi (hujjah). Dia beralasan untuk
disebut oleh al-Qur’an yaitu: memperkuat argumentasi itu bisa dengan
1. Allah adalah pencipta dunia;

23 | Qasam dalam Al-Qur’an Amir | 23


LiNGUA Vol. 9, No. 1, Juni 2014 – ISSN 1693-4725 LiNGUA Vol. 9, No. 1, Juni 2014 – ISSN 1693-4725

kesaksian (syahadah) dan sumpah (al-


qasam). Sehingga tidak ada lagi yang bisa

24 | Qasam dalam Al-Qur’an Amir | 24


LiNGUA Vol. 9, No. 1, Juni 2014 – ISSN 1693-4725 LiNGUA Vol. 9, No. 1, Juni 2014 – ISSN 1693-4725

membantah argumentasi tersebut, seperti Rumusan Masalah


QS.3:18 dan QS.1O:53. Berdasarkan dari latar belakang yang
Alasan yang dipakai as-Sayuthi terjadi telah diketengahkan terdahulu, maka dapat
persoalan serius kalau memakai teori sastra dirumuskan seperti berikut :
kontemporer aliran strukturalisme dengan 1. Bagaimana unsur-unsur qasam
konsep penulis, teks dan pembaca. Dalam dalam al-Qur’an melalui Tinjauan
teori resepsi strukturalis pembaca penulis Uslub Nahwiyyah?
dianggap”’mati’, yang menentukan makna 2. Bagaimana Uslub qasam melalui
(meaning) adalah pembaca. Secara tidak Tinjauan Uslub Nahwiyah?
disadari as-Sayuthi menganggap Tuhan yang
menciptakan penanda (signifier) dalam METODOLOGI
menghasilkan tanda (sign) mengikuti alur a. Jenis Penelitian
dan kebiasaan dari pembaca petanda Sesuai dengan judul penelitian,
(reader/signified) signified padahal dalam penelitian ini cenderung kepada penelitian
konsep teologi Sunni, kalam Tuhan sebagai kualitatif, yaitu penelitian eksploratif untuk
penanda dan ‘menentukan’ petanda. Berbeda mendapatkan pengetahuan. Sebagai
dengan alasan al-Qusyairi fungsi sumpah penelitian kualitatif data-data dan bahan-
dalam al-qur’ an hanya penegasan bahan keperluan untuk penelitian ini
argumentasi untuk pembaca (reader) ayat dilakukan dan diperoleh melalui penelitian
suci sebagai pembawa ‘tawaran’ wacana kepustakaan (library research) dilakukan dan
(discourse), yang mempengaruhi kepada diperoleh melalui wawancara menyangkut
pembaca. bagian tertentu dari penelitian ini yang
Namun sebagai kitab suci seperti yang dipandang perlu untuk melengkapi data dan
digagas (Mohammed Arkoun,1994:195), al- bahan yang diperoleh dari penelitian
Qur’an adalah sebuah teks yang terbuka dan kepustakaan (Suharsini Hariknato, 1999: 11)
teks yang menelaah berbagai situasi batas Berdasarkan data yang hendak
kondisi manusia: keberadaan, cinta kasih, dikumpulkan, maka jenis penelitian ini
hidup dan mati. Pemyataan Arkoun ini merupakan kajian pustaka atau disebut dengan
mengisyaratkan adanya dialektika aan penelitian kualitatif yang sifatnya non
psikologis manusia yang ‘diajak bicara’. interaktif. Salah satu bentuk dari penelitian
Dalam tulisan ini penulis menggunakan kualitatif non interktif adalah analisis konsep
pendekatan uslub Nahwiyyah, karena istilah (Nana Syaodah Sukmadinata, 2007: 65-66)
Qasam termasuk juga salah satu bahagian Penelitian non interaktif juga dikenal dengan
dari beberapa uslub yang ada dalam bahasa penelitian analitis, yakni penelitian yang
Arab atau ilmu Nahwu. Sehingga yang mengadakan pengkajian berdasarkan analisis
menjadi inti pembahasan dalam kajian ini dokumen. Jenis penelitian ini, peneliti
adalah berkisar masa’alah Qasam yang sangat menghimoun, mengidentifikasi dan
relevan dengan istilah yang ada dalam ilmu
mengadakan sintesis data, kemudian
Nahwu.
memberikan interfretasi terhadap konsep
Para pakar nahwu tradisional sendiri
kebijakan dan peristiwa, secara langsung atau
telah membangun penjelasan (apologi) yang
tidak langsung dapat dicermati. Telaah
mencukupi, yakni bahwa yang dikatakan
pustaka yang dimaksud disini dapat berupa
uslub sesungguhnya sama dengan kalimat
pada umumnya, yakni terdiri dari S+P atau buku, majallah, paper, jurnal dan lain-lain
yang memiliki signifikansi dengan tema yang
mubtada’+khobar dan fi’il fa’il ( Jamaluddin
diteliti.
Abdullah Bin Hisyam al-Anshari,2004,155)
Dalam penelitian ini data-data yang
Pembahasan uslub mencakup empat dikemukakan melalui tinjauan ilmu Ma’ani
hal, yakni kalimat sumpah; uslub ketakjuban; karena pada bab empat dipaparkan tentang
uslub pujian dan celaan; uslub anjuran dan Qasam dalam al-Qur'an.
larangan. Akan tetapi, dalam kajian ini hanya Dalam penelitian kualitatif, data yang
berkisar pada persoalan kalimat sumpah ( diperoleh merupakan sumber teori. Konsep-
Qasam), karena istilah tersebut adalah konsep dapat dikembangkan di lapangan. Di
sebagai substansi dalam pembahasan ini.

25 | Qasam dalam Al-Qur’an Amir | 25


LiNGUA Vol. 9, No. 1, Juni 2014 – ISSN 1693-4725 LiNGUA Vol. 9, No. 1, Juni 2014 – ISSN 1693-4725

samping itu, teori juga dapat lahir dan


dikembangkan di lapangan. Data yang

26 | Qasam dalam Al-Qur’an Amir | 26


LiNGUA Vol. 9, No. 1, Juni 2014 – ISSN 1693-4725 LiNGUA Vol. 9, No. 1, Juni 2014 – ISSN 1693-4725

diperoleh di lapangan dimanfaatkan untuk Dari skema di atas, tampak jelas bahwa
verifikasi, dan teori yang muncul di lapangan Qasam dalam al-Qur’an sangat urgen untuk
dapat disempurnakan selama penelitian diteliti, karena dari beberapa bentuk dan
berlangsung. jenis Qasam dalam al-Qur’an ternyata
terdapat perbedaan pendapat diantara para
b. Teknik pengumpulan Data. pakar Tafsir dan pakar Bahasa Arab. Baik
Untuk pengumpulan data dalam perbedaan dalam memaknai maupun
penelitian ini, dilakukan dengan cara perbedaan dalam fungsinya.
menelaah beberapa kitab tafsir, ulumul
qur’an dan kamus bahasa Arab atau Mu’jam PEMBAHASAN
yang sesuai dengan kebutuhan data a. Pengertian Qasam dan Uslub Nahwiyyah
penelitian. Kata aqsam, berarti bersumpah-
Mengingat pula bahwa penelitian ini sumpah, adalah bentuk jamak (plural),
merupakan penelitian kajian pustaka mufradnya (singularnya) adalah qasam; kata
(Library research) atau disebut dengan yang juga bermakna sumpah ,selain qasam
kualitatif non interaktif yang merujuk kepada adalah al-half dan al-yamin (HM.Rusydi
bentuk analisis konsep . Khalid,2011:171)
Secara terminology, qasam (sumpah)
c. Instrumen Penelitian adalah mengikatkan diri untuk menghindari
Dalam penelitian ini, penulis sesuatu atau untuk melakukan sesuatu pada
menggunakan instrumen dengan makna yang diagungkan oleh yang
mengetengahkan Qasam dalam al-Qur’an bersumpah secara kenyataan atau keyakinan
melalui tinjauan uslub Nahwiyyah . (Musa Ibrahim al-Ibrahim, 1996: 197).
Namun dengan pemakaiannya para ahli ada
d. Tekhnik Analisis Data yang hanya yang menggunakan istilah al-
Data yang didapatkan dapat dianalisis Qasam saja seperti dalam kitab al-Burhan fi
dengan berpedoman pada tinjauan uslub Ulumil Qur’an karangan imam Badruddin
Nahwiyyah. . Muhammad bin Abdullah az-Zarkasyi. Ada
juga yang mengidofatkanny dengan al-Qur’an,
KERANGKA TEORI sehingga menjadi Aqsamul Qur’an seperti
Adapun kerangka teori yang digunakan yang dipakai dalam kitab al-Itqan fi Ulumil
dalam penelitian ini dalam mendiskripsikan Qur’an karangan Imam Jalaluddin as-Suyuthi.
Qasam dalam al-Qur’an melalui pendekatan Dalam “Kamus Besar Bahasa
uslub Nahwiyyah, maka dapat digambarkan Indonesia”, sumpah diartikan sebagai:
langkah-langkah seperti di bawah ini : 1. Pernyataan yang diucapkan secara
1. Formulasi Qasam dalam al-Qur’an resmi dengan saksi kepada Tuhan
2. Memahami unsur-unsur Qasam dalam atau kepada sesuatu yang dianggap
al-Qur’an suci (untuk menguatkan kebenaran
3. Mengetahui macam-macam al-qasam dan kesungguhannya dan
4. Memahami Faedah Qasam dalam al- sebagainya).
Qur’an 2. Pernyataan yang disertai tekat
Untuk lebih jelasnya kerangka teori melakukan sesuatu untuk
yang dimaksud tersebut, maka digambarkan menguatkan kebenaran atau berani
pada skema seperti berikut ini: menderita sesuatu kalau pernyataan
Konsep Qasam itu tidak benar.
3. Janji atau ikrar yang teguh (Tim
Penyusun , 2002:973)
Unsur-Unsur Unsur Qasam Uslub Qasam
Dalam konteks bangsa arab, sumpah
Qasam dalam
al-Qur’an
dalam al-Qur’an dalam Ilmu yang diucapkan oleh orang Arab itu biasanya
Nahwu
menggunakan nama Allah atau selain-Nya.
Pada intinya sumpah itu menggunakan sesuatu
yang diagungkan seperti nama Tuhan atau
Suatu Tinjauan Uslub sesuatu yang disucikan. (Louis Ma’luf,

27 | Qasam dalam Al-Qur’an Amir | 27


LiNGUA Vol. 9, No. 1, Juni 2014 – ISSN 1693-4725 LiNGUA Vol. 9, No. 1, Juni 2014 – ISSN 1693-4725

1
9
5
6
:
6
6
4
)

28 | Qasam dalam Al-Qur’an Amir | 28


LiNGUA Vol. 9, No. 1, Juni 2014 – ISSN 1693-4725 LiNGUA Vol. 9, No. 1, Juni 2014 – ISSN 1693-4725

Ketiga kata itu bermakna sama, yaitu salah seorang menepukkan tangan kanannya
mengikatkan diri pada sesuatu yang ke tangan kanan rekannya.
dinyatakan dalam sumpah ini. Pada mulanya Akan tetapi dilihat dari segi
adalah kata-kata sumpah yang diucapkan penggunaannya dalam al-Qur’an ketiganya
para wali /ahli waris dari seseorang yang mempunyai konotasi yang berbeda. Kata
mati terbunuh ketika akan menuntuk balas Qasam yang digunakan al-Qur’an dalam
kepada orang-orang yang dituduh melakukan bentuk fii’l udhari, yanqasimu dan dalam
pembunuhan. Sedangkan kata alhalifu adalah bentuk fiil Madhi aqsamuu dan aqsamtum,
bentuk mashdar dari halafa . Kata half tidak dipergunakan al-Qur’an kecuali untuk
diartikan sumpah karena seseorang yang sumpah yang oleh pengucapnya diyakini
bersumpah harus tetap menjalankannya kebenarannya, berbeda dengan sumpah palsu
(Ibnu Faris bin Zakariya, 1994: 887) Ketiga yang boleh jadi dibatalkan oleh pengucapnya.
kata itu bermakna sama, yaitu mengikatkan Sedangkan kata halafa-yahlifu , dipergunakan
diri pada sesuatu yang dinyatakan dalam al-Qur’an untuk menggambarkan sumahnya
sumpah ini. orang munafik, yakni sumpah palsu seperti
Pada mulanya adalah kata-kata ucapan orang munafik dalam QS at-Taubah/
sumpah yang diucapkan para wali /ahli waris 9 :56
dari seseorang yang mati terbunuh ketika

akan menuntuk balas kepada orang-orang


yang dituduh melakukan pembunuhan.
Sedangkan kata alhalifu adalah bentuk
mashdar dari halafa . Kata half diartikan
sumpah karena seseorang yang bersumpah
Terjemahnya:
harus tetap menjalankannya. Dan mereka (orang-orang munafik)
Sedangkan makna Uslub Nahwiyyah bersumpah dengan (nama Allah,
idapat dimaknai cara atau gaya bahasa yang bahwa Sesungguhnya mereka
dipakai oleh seseorang untuk menuangkan termasuk golonganmu; padahal
pokok-pokok pikiran dan perasaannya mereka bukanlah dari golonganmu, n
melalui untaian kata dan ditujukan kepada tetapi mereka adalah orang-orang
para pembaca dan pendengar secara yang sangat takut (kepadamu).
sistematis. (Departemen Agama, 1971: 288)
Ranah pembahasan uslub sebenarnya Sedangkan kata Yamin dengan
termasuk dalam pembahasan tentang jamaknya Ayman hanya disebut dalam bentuk
gramatika . Dalam kasus bahasa Arab, kajian
Isim saja dan jamak (plural)nya , tidak ada
uslub ada dalam nahwu (sintaksis). Sebab,
bentuk kata kerjanya, seperti pada QS. Al-
subtansi pembahasan uslub berkisar kepada
Maidah/ 6: 89
pembahasan kalimat, juga merupakan

wilayah nahwu, pembahasan uslub tidak


dimasukkan dalam pembahasan struktur

kalimat secara umum , namun diletakkan


pada bab tersendiri. Misalnya bab al-Asalib

al-nahwiyah.
Berdasarkan kenyataan itu, uslub

untuk sementara bisa didefinisikan sebagai


kalimat Arab yang memiliki orientasi
gramatika yang berbeda dari kalimat

29 | Qasam dalam Al-Qur’an Amir | 29


LiNGUA Vol. 9, No. 1, Juni 2014 – ISSN 1693-4725 LiNGUA Vol. 9, No. 1, Juni 2014 – ISSN 1693-4725

gramatika Arab pada umumnya. Pengertian


uslub yang berbasis nahwu inilah yang
hendak digunakan dalam pembahsan kali ini.
Sedangkan kata al-Yamin dengan Terjemahnya:
bentuk jamaknya al-Aiman , pada mulanya Allah tidak menghukum kamu
berarti tangan kanan, dan kemudian disebabkan sumpah-sumpahmu yang
dipergunakan dengan makna sumpah, karena tidak dimaksud (untuk bersumpah),
dua orang yang mengikat sumpah biasanya

30 | Qasam dalam Al-Qur’an Amir | 30


LiNGUA Vol. 9, No. 1, Juni 2014 – ISSN 1693-4725 LiNGUA Vol. 9, No. 1, Juni 2014 – ISSN 1693-4725

ttetapi dia menghukum kamu ayat 38, al-Maarij ayat 40, al-Qiyamah ayat 1
disebabkan sumpah-sumpah yang kamu dan 2, al-Takwir ayat 15 dan al-Insyiqaq ayat
sengaja, Maka kaffarat (melanggar) 16, dan al-Balad ayat 1.
sumpah itu, ialah memberi makan Berdasarkan pada jenis-jenis ayat di
sepuluh orang miskin, yaitu dari atas, (Bintu Syathi,1968: 179) mengambil
makanan yang biasa kamu berikan kesimpulan induktif, bahwa setiap Tuhan
kepada keluargamu, atau memberi menyatakan sumpah (baik dengan dirinya atau
Pakaian kepada mereka atau makhluqNya) dan menggunakan kata
ٌ‫ سقأ‬, senantiasa diawali dengan ‫ ال‬nafyi. Ini
memerdekakan seorang budak. barang
bearti bahwa Tuhan sebenarnya tidak perlu
siapa tidak sanggup melakukan yang
pada sumpah itu, karena pernyataan Dia bagi
demikian, Maka kaffaratnya puasa
orang beriman sudah merupakan suatu
selama tiga hari. yang demikian itu
kebenaran mutlak yang akan mereka
adalah kaffarat sumpah-sumpahmu bila
kamu bersumpah (dan kamu langgar). percayai tanpa dibarengi penegasan tersebut,
dan bagi orang kafir tidak ada gunanya itu,
dan jagalah sumpahmu. demikianlah
Allah menerangkan kepadamu hukum- karena bagaimanapun adanya, mereka tetap
menolak. Namun, menurut Bintu Syathi ,
hukum-Nya agar kamu bersyukur
(kepada-Nya). (Depatemen Agama pernyataan ketidakperluan Tuhan pada
sumpah itu justru merupakan “Sumpah
RI,1971: 176)
Bentuk tunggalnya ditemukan dalam tersendiri” yang mempertegas pernyataaNya.
Hadits misalnya : Sehingga ‫ “ال‬Nafyi yang berada dfi depan
‫ تٌيبىا‬: ٌ‫ هاق هٌسر للها ىيص للها ييعٌ يس‬: ‫عٌ بإٌ سابع هاق‬ kata-kata ٌ‫سقأ‬pada ayat-ayat di atas tidak
(‫ىعذىا ىيع ييىاٌ ىيع ٌ رنٌأ ( يٌاربطىا يقٌيبىا ٓار‬ berarti haqiqi. Pendapat ini agaknya disetujui
Terjemahnya: oleh M.Quraish Shihab (M.Quraish Shihab,
Dari Ibnu Abbas ia berkata : Rasulullah 1997: 786) Ia mengemukakan berdasarkan
SAW. Bersabda : Bukti yang jelas wajib perbedaan pendapat tentang “ La“ pada ayat
dikemukakan oleh penuduh, dan tersebut, ada tiga kemungkinan terjemahan
sumpah harus diucapkan oleh orang yakni:
yang mengingkari tuduhan.( Sayyid 1. Tidak…..Aku bersumpah dengan negeri
Sabiq, t.th.: 432) (kota ) ini
2. Aku tidak bersumpah dengan negeri
(kota) ini
Imam al-Sutuyi mengemukakan bahwa 3. Aku benar-benar bersumpah dengan
sumpah dimaksudkan untuk membuktikan negeri (kota) ini.
dan mempertegas berita yang disampaikan Perbedaan terjemahan tersebut adalah
(Arqahdan, 140 H: 179) Al-Qasam yang akibat perbedaan pendapat tentang
adakalanya dinyatakan dengan kata ٌ‫ سقأ‬atau kedudukan kata “La“ pada awal ayat tersebut.
adat-adat qasam lainnya, kebanyakan Kalau kata “La“ diartikan sebagai menafikan
digunakan untuk sumpah-sumpah yang sesuatu yang disebut sebelumnya atau
benar dan untuk mempertegas kebenarannya tersirat dalam benak pengucapnya, maka
itu dilakukan dengan sumpah (aqsam). terjemahan pertamalah yang dipilih. Disini
Seperti firman Allah dalam QS.Al-Balad /30 : seakan-akan ayat tersebut menyatakan:
1

“Tidak, bukan seperti apa yang kalian duga


Terjemahnya: bahwa hari kiyamat tak akan datang, tidak!
Aku bersumpah dengan menyebut kota ini
Aku benar-benar bersumpah dengan dalam delapan tempat pada al-Qur’an yaitu
kota ini (Mekah). (Departemen Agama RI, pada surah al-Waqi’ah ayat 75, al-Haqqah
1971:1060)

Jenis Qasam yang disandarkan pada


Tuhan dengan kalimat la uqsimu terdapat

31 | Qasam dalam Al-Qur’an Amir | 31


LiNGUA Vol. 9, No. 1, Juni 2014 – ISSN 1693-4725 LiNGUA Vol. 9, No. 1, Juni 2014 – ISSN 1693-4725

(Mekah).
Kalau “La“ difahami sebagai
menafikan kalimat sesudahnya, maka
terjemahnya adalah seperti kedua diatas.
Tetapi kalau kata “La” dipahami sebagai kata
yang diletakkan untuk menguatkan
kandungan pembicaaan, atau dalam istilah
pakar-pakar bahasa Arab “La zaidah”, ia tidak
perlu diterjemahkan, cukup menggambarkan

32 | Qasam dalam Al-Qur’an Amir | 32


LiNGUA Vol. 9, No. 1, Juni 2014 – ISSN 1693-4725 LiNGUA Vol. 9, No. 1, Juni 2014 – ISSN 1693-4725

penekanan makna dalam terjemahnya. itu merupan potensi yang selalu menolak
Misalnya dengan menyispkan kata “benar- berbagai informasi kebenaran keagamaan.
benar” seperti yang terlihat dalam Dalam menjawab persoalan yang
terjemahan ketiga di atas. Agaknya pendapat dikembangkannya, al-Suyuthi
ketiga yang lebih tepat untuk dipilih karena mengemukakan bahwa orang-orang Arab
secara tegas ditemukan ayat lain dalam al- mempunyai tradisi untuk meyakinkan dan
menegaskan sesuatu kepada orang lain lewat
Qur’an dimana Allah bersumpah dengan
pendekatan sumpah.
negeri itu, yakni dalam QS.at-Tin / 30:3
Oleh sebab itu, Tuhan juga melakukan
hal yang sama dalam berkomunikasi dengan
Terjemahnya : mereka agar dapat menangkap isyarat-

Dan demi kota (Mekah) ini yang aman. isyarat yang terkandung dalam pernyataaNya
(Departemen Agama RI,1971:1076) itu. Lebih lanjut Tuhan pun melakukan
penyesuaian dalam tradisi kebahasaan,
Dengan demikian sekalipun halafa- sehingga dengan ini diharapkan tidak terjadi
yuhlifu, secara semantic adalah sinonim kesenjangan komunikatif antara Dia dengan
dengan kata-kata aqsama-yuqsimu secara orang-orang Arab waktu itu.
fungsional kata halafa-yuhlifu itu digunakan
dalam al-Qur’an untuk memaparkan sumpah- B. Qasam al-Qur’an
sumpah orang munafiq, yaitu mereka para 1. Unsur-unsur Qasam
pendusta. Seperti yang terdapat pada surah Setiap kalimat sumpah biasanya
al-Taubah ayat 56. terdapat tiga unsure di dalamnya, yaitu (1)
Dari penggunaan kata “ al-Yamin “ dan kata kerja dari “ aqsama “ dan “ ahlafa “ yang
jamaknya “al-ayman” kita agak kesulitan memakai huruf jar “ bi” ; (2) al-muqsam bih
untuk mengidentifikasi konotasi khusus dari (objek yang dijadikan sumpah) dan (3) al-
kata tersebut, selain bahwa ia bermakna muqsam alayh atau juga disebut “ Jawab al-
sumpah manusia, baik sumpah sebagai alat qasam”.
bukti di peradilan, maupun sumpah-sumpah Qasam yang ketiga unsure atau
lain yang terucap dalam hubungan sosiologis rukunnya disebutkan, contohnya firman Allah
pada lingkar kehidupan mereka. swr. Q.S.an-Nahl / 16 : 38
Kata-kata al-half dan al-yamin ini
lebih banyak dipergunakan untuk
menyatakan fenomena dan norma
persumpahan dalam budaya kehidupan

manusia, yang di dalamnya tercakup sumpah-


sumpah palsu, bohong, dan penipuan,
disamping sumpah-sumpah yang benar
beserta implikasi dan pengaruh- Terjemahnya:
pengaruhnya. Sementara Qasam yang lebih berbagai penegasan tersebut bukan suatu
banyak mengangkat sumpah Tuhan, tuntutan mutlak, karena sikap kekafirannya
senantiasa menyimbolkan sumpah-sumpah
yang benar, yang dilakukannya untuk
kepentingan-kepentingan tertentu.
Itulah perbedaan antara sumpah Tuhan
dengan sumpah manusia, dan untuk apa
sebenarnya Tuhan bersumpah. Sesungguhnya
pernyataan-pernyataan Tuhan bagi orang
yang beriman merupakan kebenaran mutlak
yang segera mereka taati begitu mereka
mendengarnya. Sedang bagi orang kafir

33 | Qasam dalam Al-Qur’an Amir | 33


LiNGUA Vol. 9, No. 1, Juni 2014 – ISSN 1693-4725 LiNGUA Vol. 9, No. 1, Juni 2014 – ISSN 1693-4725

Mereka bersumpah dengan nama


Allah dengan sumpahnya yang
sungguh-sungguh: "Allah tidak akan
akan membangkitkan orang yang
mati". (tidak demikian), bahkan (pasti
Allah akan membangkitnya), sebagai
suatu janji yang benar dari Allah, akan
tetapi kebanyakan manusia tiada
mengetahui. (Departemen Agama
RI,1971)
Unsur pertama, fa aqsamu. Kedua,
billah. Dan ketiga la yab’atsu Allahu man
yamutu.
Unsur pertama adakalanya tidak
disebutkan tidak disebutkan, yakni fi’l qasam

34 | Qasam dalam Al-Qur’an Amir | 34


LiNGUA Vol. 9, No. 1, Juni 2014 – ISSN 1693-4725 LiNGUA Vol. 9, No. 1, Juni 2014 – ISSN 1693-4725

dihilangkan dan tinggal huruf “ ba “ nya yang dan jiwa yang amat menyesali dirinya”,
termaktub. Dan ada juga huruf “ba” diganti bahwa kalian pasti akan dibangkitkan. Kedua,
dengan “ waw” pada isim-isi yang zhahir, atau bahwa “ la “ untuk menafikan sumpah
dengan “ ta “ bila disebutkan dengan nama seolah-olah Tuhan berfirman, Saya tidak
Allah. Misalnya dalam Q.S.al-Layl / 30:1 bersumpah untuk kamu demi hari kiamat dan
jiwa yang menyesali diri itu, tetapi saya
bertanya kepadamu tanpa bersumpah,
Terjemahnya: apakah engkau mengira bahwa kami tidak
Demi malam apabila menutupi akan mengumpulkan tulang-belulangmu bla
(cahaya siang). (Departemen Agama RI:1076) tercerai-berai karena kematian. Hal ini sudah
jelas tanpa perlu ada sumpah. Ketiga, “la“
2. Macam-macam Qasam dalam al-Qur’an adalah “Za idah“ , jawab al-Qasam (jawaban
Qasam (sumpah) dalam al-Qur’an sumpah) pada ayat tersebut dihilangkan
terbagi kepada kepada dua macam yakni (HM.Rusydi Khalid,2011: 177)
sumpah yang zhahir , jelas, tersurat dan yang b. Sumpah yang tersamar
mudhmar, yang tersirat. (Mudhmar). Qasam seperti ini adalah qasam
a.Sumpah yang jelas (zhahir) adalah yang tidak dinampakkan “fi’l qasamnya“ dan
kalimat sumpah yang dijelaskan dengan kata muqsam bih” nya. Qasam ini ditandai dengan
kerja “ aqsama “ dan derivasinya, dan masuknya “lam taukid“ , pada jawab al-
disebutkan “ muqsam bih “ objek qasam seperti dalam Q.S.Ali Imran / 4 :186
sumpahnya, atau juga tidak disebutkan kata

yang berarti sumpah tapi diganti dengan kata


depan “ al-ba “ , al-waw dan al-tau. Contohnya
dalam Q.S.al-Hijr / 14 : 92

Terjemahnya:
. Maka demi Tuhanmu, Kami pasti Terjemahnya:
akan menanyai mereka semua. ( Departemen Kamu sungguh-sungguh akan diuji
Agama RI,1971:399) terhadap hartamu dan dirimu. dan
Kadang-kadang pada fi’l “ qasama “ (juga) kamu sungguh-sungguhnya
dimasukkan “ la” untuk menafikan pada mendengar dari orang-orang yang
beberapa tempat dalam ayat-ayat al-Qur’an diberi kitab sebelum kamu dan dari
seperti pada Q.S al-Qiyamah / 30 : 1-2 orang-orang yang mempersekutukan
Allah, gangguan yang banyak yang
menyakitkan hati. jika kamu bersabar
dan bertakwa, Maka Sesungguhnya
yang demikian itu Termasuk urusan
Terjemahnya: yang patut diutamakan (Departemen
Aku bersumpah demi hari Agama RI, 1971:96)
kiamat, dan aku bersumpah
dengan jiwa yang Amat C. Qasam dalam Uslub Nahwiyyah
menyesali (dirinya sendiri) 1.Uslub Qasam adalah termasuk uslub
(Departemen Agama RI,1971) Taukid. Terdiri dari adat Qasam, Muqsam dan
jawabul Qasam ( Fuad Ni’mah ,t.th, 179).
Ada tiga pendapat tentang “ la “ di ayat yang tak disebutkan sesuai dengan
tersebut, pertama “ la” menafikan kalimat konteksnya yakni tidak benar apa yang kalian

35 | Qasam dalam Al-Qur’an Amir | 35


LiNGUA Vol. 9, No. 1, Juni 2014 – ISSN 1693-4725 LiNGUA Vol. 9, No. 1, Juni 2014 – ISSN 1693-4725

duga bahwa tidak ada hari perhitungan ( ‫ ٌ هللا ىٌ عيضي اٌقح‬: ٌ‫وث‬
hisab ) dan siksaan, setelah itu dilanjutkan Dari Contoh diatas, dapat dipahami
dengan, “ saya bersumpah demi hari kiamat bahwa Waw tersebut dinamai waw qasam (
Sumpah) , sedangkan lafaz Allah dinamai
muqsam bih yang dijar dengan kasrah, ‫ى ٌ عيضي‬
‫ اٌقح‬dinamai jawabul Qasam

36 | Qasam dalam Al-Qur’an Amir | 36


LiNGUA Vol. 9, No. 1, Juni 2014 – ISSN 1693-4725 LiNGUA Vol. 9, No. 1, Juni 2014 – ISSN 1693-4725

Pada bagian berikut ini akan dijelaskan Adapun apabila Jawabul Qasam
dari tiap-tiap rukun Uslub Qasam yang ketiga: Manfiyyan yang tidak terdiri dari jumlah
Ismiyyah atau jumlah Ismiyyah , maka
1.Adawat Qasam yang terdiri dari : ,‫ ءابىا‬, ٌ‫اٌىا ءاتىا‬ contohnya seperti :
. Tetapi huruf Ta tidak boleh masuk kecuali ‫لقح ال حاجٌ الا اب ةرباثٌى ( باج سقىاٌ تيٌج تيٌسا‬
pada lafzul jalal ( Allah). ) ٌٌ‫تيف‬

2. al-Muqsam Bih. Istilah ini hanya biasanya )‫(باٌج سقىاٌ تيٌج تيفٌٌ تييعف‬ ‫للها عيضي ا كدج‬
masuk pada lafzul jalalah ( Allah), atau hanya
sebagian lafaz yang biasa digunakan sebagai SIMPULAN

Muqsam bih seperti :...... ‫ لقح خىا‬, ‫لتايح‬ Dari pengakajian di atas, maka kami
3. Jawabul Qasam. Adapun jawabul Qasam dapat disimpulkan menjadi dua: (1) Qasam
yang terdiri dari ‫أ تيٌس ا تيٌجٌ تيٌج تييعف‬ dalam al-Qur’an dikemukakan dengan
Apabila jawabul Qasam itu diambil dari menggunakan kata kerja “aqsama“ dan
jumlah Ismiyyah , maka waji ta’kidnya ٌ ‫أ‬ derivasinya, dan kata “ halafa” disertai
‫أ ٌاليبٌٌ أبٌ اٌذح‬ dengan derivasinya yang bersambungan
Contohnya : ٌ‫للها اٌ وعاف ريخىا بٌبحى ( أٌ للها‬ dengan huruf jar “ bi” , serta kata “ayman”.
) ‫اٌ وعاف ريخىا بٌبح‬ Kemudian Qasam juga dikemukakan dengan
penggunaan huruf-huruf untuk Qasam
Tetapi apabila jawabul Qasam itu terdiri seperti : al-bau (bi), al-waw (wa) dan al-tau
dari jumlah Fi’liyyah dan fii’lnya adalah fii’l (ta) tanpa menyebutkan kata kerja “aqsama“
madhi, maka ta’kidnya adalah ‫ذق أٌ لاىاٌ اٌ ذق‬ atau “ahlafa”. (2) Uslub Qasam dalam ilmu
‫اٌذح‬ Nahwu yang terdiri dari adawatul qasam,
Contohnya : ‫ات للها ذقى تعطأ كرأ ( أٌ ات للها ذق‬ Muqsam bih dan Jawabul Qasam.
) ‫كرأ تعطأ‬ Pengkajian tentang qasam dalam al-
Qur’an sangat perlu untuk difahami
Bilamana jawabul Qasam itu terdiri dari maknanya, karena ternyata Allah swt.
Jumlah Fiiliyyah , dan fii’lnya adalah fii’l menggunakan Qasam (kata sumpah) dengan
Mudharie , maka ta’kidnya adalah ٌ ٌ‫لاب ذيمتىاٌ سقىا‬ berbagai macam huruf dan itu semuanya
ٌdan contohnya : ‫للها رصقىا ٌبساحأل‬ adalah rahasia Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad al-Hasyimi,Jawahir al -Balaghah,Dar al-Fikri, 1994

Aisyah ‘Abd ar-Rahman bintu as-Syathi,al-Tafsir al-Bayan lil Qur-an al-Karim, Dar al-Maarif, Kairo,
1968.

Al-Sakkaki Yusuf ibn Abi Bakar Ya’kub ibn Ali,Miftahul ‘Ulum, Bairut : Dar al-Kutub al-
Ilmiyyah,Cet.2, 1987.

al-Sayyid Sabiq,Fiqh al-Sunnah, jil.3, Maktabah al-Khidmat al-Haditsah, Jeddah

Anonim,Tradisi, Komodernan dan Metamodernisme, Yogyakarta: Lids, 1996.

Arqahdan,Mukhtshar al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an, cet. 2, Dar an-Nafais, Beirut, 140 H,

Departemen Agama RI,Al-Qur’an dan terjemahnya, Jakarta : 1971

37 | Qasam dalam Al-Qur’an Amir | 37


LiNGUA Vol. 9, No. 1, Juni 2014 – ISSN 1693-4725 LiNGUA Vol. 9, No. 1, Juni 2014 – ISSN 1693-4725

Fuad Ni’mah, Mulakhkhash Qawaid al-Lughah al-‘Arabiyyah,Dar al-Tsaqafah al-Islamiyyah, Bairut,


t,th.

H.M.Rusydi Khalid, Mengkaji Ilmu-Ilmu al-Qur’an, Cet.I Makassar, Alauddin University Press, 2011

38 | Qasam dalam Al-Qur’an Amir | 38


LiNGUA Vol. 9, No. 1, Juni 2014 – ISSN 1693-4725

Ibnu Faris bin Zakariya,Mu’jam al-Maqayis fi al-Lughah, tahqiq Syihabuddin Abu ‘Amru, Cet.1, Dar
al-Fikr,1994

Jalaluddin Abdurrahman ibn Abu Bakar as-Suyuthi, Al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an, Terj,Abd.Wahab,
Yogyakarta: Wacana Persada.

Louis Ma’luf,al-Munjid, Beirut : al-Maktabah al-Kathilikiyyah, 1956

Mohammed Arkoun, Nalar Islami dan Nalar Modern, Berbagai Tantangan dan Jalan Baru, Jakarta:
INIS,1994.

Musa Ibrahim al-Ibrahim, Buhuts Manhajiyah fi ‘Ulum al-Qur’an, Cet.2, Dar ‘Ammar, Amman, 1996.

Nana Syaodih Sukmadinata,Metode Penelitian Pendidikan Bandung : PT.Remaja, 2007 .

Shihab,M.Quraish,Tafsir al-Qur’an al-Karim, Tafsir atas Surah Pendek, Cet.1, Pustaka Hidayah,
Bandung, 1997.

Suharsini Hariknato, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Renika Cipta, 1999.

Tim Penyusun,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Pustaka Hidayah, 2002

Toshihoko Izutsu,God and Man In the Koran, IIinois: Ayer Company, h1987.

30 | Qasam dalam Al-Qur’an

Anda mungkin juga menyukai