Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Islam sebagai agama mempunyai dua dimensi yaitu aqidah atau keyakinan dan sesuatu yang di amalkan yaitu amaliyah. Amal perbuatan tersebut merupakan perpanjangan dan implementasi dari aqidah. Islam agama samawi yang bersumber dari Allah SWT yang di wahyukan kepada Nabi Muhammad SAW yang berintikan keimanan dan perbuatan. Keimanan dalam islam merupakan dasar pondasi atas syariat-syariat islam selanjutnya dari pokok-pokok tersebut muncullah cabang-cabang antara keimanan antara keimanan dan perbuatanatau aqidah dan syariat yang keduannya saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan atara yang satu dengan yang lain. Dengan demikian maka aspek pokoknya adalah sebuah keyakinan atau keimanan seseorang tentang adanya Tuhan beserta seluruk kekuasaannya. Alam yang gaib dan kehidupan sesudah mati. Hal ini karena iman merupakan pondasi dari amalan-amalan perbuatan yang berupa peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Kuasa. 2. TUJUAN A. Mengetahui pengertian iman dan kufur B. Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi iman dan kufur

BAB II ISI 1. Pengertian iman -Q ) ini 7 ) walaupun kami orang-orang yang o an. Adapun makna iman dari segi istilah ialah pembenaran atau pengakuan hati dengan penuh yakin tanpa raguragu akan segala apa yang di bawa oleh Nabi Muhammad SAW yang diketahui dengan jelas sebagai ajaran agama yang berasal dari wahyu Allah[1]. Iman adalah : Dalam sebuah hais di definisikan tentang iman : iman adalah meyakini dengan hati, menetapkan dengan lidah dan melaksanakan dengan anggota. (H.R Al-Buqari) 2. pengertian Kufur K o Firman Allah dalam surat an-Nisa / 4 : 136 : :

O hatinya dari hidayah Allah.

136)

Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasulrasul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. Adapun pengertian kufur yang diambil dari Ensiklopedi Islam, yaitu : Al-Kufr (tertutup) j c ketidakpercayaan kepada Tuhan. Kata kafir mengisyaratkan usaha keras untuk menolak buktibukti kebenaran Tuhan, yakni sebuah kehendak untuk mengingkari Tuhan, sengaja tidak mensyukuri kehidupan dan mengingkari wahyu.[2] kufur menurut bahasa adalah menutup. Bila orang yang menyangkal dan musyrik disebut kafir karena orang itu menutupi dirinya dari nikmat allah dan menutup jalan untuk mengenal Allah. Orang yang berdosa besar adalah kafir karena dia selalu menutupi dirinya dengan dosa.[3] Para Mutakallimin secara umum merumuskan unsur-unsur iman terdiri dari al-tasdiq bi al-qalb; al-iqrar bi al-lisan; dan al-amal bi al-jawarih. Ada yang berpendapat unsur ketiga dengan istilah yang lain: al-amal bi al-arkan yang membawa maksud melaksanakan rukunrukun Islam.4

Perbezaan dan persamaan pendapat para mutakallimin dalam konsep iman nampaknya berkisar di sekitar unsur tersebut. Bagi Khawarij antaranya mengatakan pengertian iman itu ialah, beriktikad dalam hati dan berikrar dengan lidah serta menjauhkan diri dari segala dosa.5 P o K w j M z unsur yang pertama dan yang kedua, tetapi berbeza pada unsur yang ketiga di dalam hal menjauhkan diri dari segala o K w j o c S M z menjauhkan diri dari dosa besar sahaja.6 Bagi Murjiah pula, menurut al-Bazdawi majoriti mereka berpendapat bahawa iman itu hanyalah marifah kepada Allah semata-mata.7 Sedangkan bagi ialah membenarkan dengan hati, dan itulah iktikad. Di sini terdapat persaman antara konsep Murjiah pengakuan. Cuma Murjiah menggunakan perkataan marifah menggunakan al-tasdiq. S j o M c o dari ahli al-sunnah wa al-jamaah, cuma sedikit perbezaan, iaitu bagi Maturidiyyah tasdiq dengan hati mesti satu kesatuan beriqrar dengan lidah. Sedangkan bagi dengan pengakuan hati untuk membuktikan keimanan, taqrir dengan lisan tidak diperlukan, kerana taqrir dengan lisan dan mengerjakan rukun-rukun Islam adalah merupakan cabang dari iman.8 Pendapat Ahli al-Sunnah wa al-Jamaah o o lengkap tentang iman seperti yang diberikan oleh al-Baghdadi yang dikutip oleh HarunNasution, ia menerangkan bahawa ada tiga bahagian. a. Iman yang membuat orang keluar dari golongan kafir dan tidak kekal dalam neraka, iaitu: Mengakui Tuhan, kitab, para Rasul, qadar baik dan jahat, sifat-sifat Tuhan dan segala b. Iman yang mewajibkan adanya keadilan dan melenyapkan nama fasiq dari seseorang serta yang melepaskan dari neraka, iaitu mengerjakan segala yangwajib dan menjauhi segala dosa besar. c. Iman yang menjadikan seseorang itu memperolehi prioriti untuk langsung masuk ke syurga tanpa perhitungan, iaitu mengerjakan segala yang wajib serta yang sunat dan menjauhi segala dosa.9 Dari uraian di atas, dapat dibuat kesimpulan bahawa konsep iman dari aliran yang lima ini, secara umum dapat dibahagi kepada dua: Pertama: Konsep yang menerima unsur-unsur iman itu secara mantap ketiga-tiganya, iaitu,al-tasdiq bi al-qalb; al-iqrar bi al-lisan, al-amal bi al-jawarih atau al-amal bi al-arkan. Kedua: Konsep yang menekankan kepada unsur pertama sahaja dari ketiga-tiga unsur tersebut. Unsur-unsur kedua dan ketiga bagi golongan ini hanya merupakan cabang-cabang sahaja dari iman. Pendapat yang kedua ini terdapat pada golongan yang berpendapat erti iman sebagai marifah dan tasdiq. Golongan ini termasuk M j M Untuk menguatkan iman, ada dua jalan yang harus ditempuh secara simultan. Pertama adalah mengenal faktoro S o Aku kenali kejahatan bukan untuk mengerjakannya. Akan tetapi untuk memelihara diri. Karena orang yang tidak dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk, dikhawatirkan jatuh ke M o -faktor yang melemahkan iman, merupakan bagian dari ikhtiar untuk menjaga iman. Kedua, mengenal faktor-faktor yang dapat menguatkan iman.

FAKTOR YANG MELEMAHKAN IMAN Secara umum hal-hal yang melemahkan iman ada dua, yaitu faktor internal yang bersumber dari dalam manusianya sendiri dan faktor eksternal. Faktor-faktor internal yang dapat mengurangi iman adalah : 1.Jahil lawan dari berilmu.

(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktuwaktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orangorang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran. (QS: Az Zumar (39) : 9). Jawabannya jelas tidak sama. Orang jahil (tidak berilmu) tidak mempunyai referensi atau dasar dalam mengambil keputusan atas sikap perbuatannya. Ia hanya mengandalkan insting dan kebiasaan dalam menjalani kehidupan. Orang-orang yang demikian itu akan mudah terjatuh dalam sikap, perkataan dan perbuatan yang dapat mengurangi iman. 2. Kelalaian, berpaling dari kebenaran, dan kelengahan. Lalai dari mengingat Alloh dan negeri akhirat dapat menyebabkan berkurangnya iman. Hati dan pikirannya hanya sibuk dengan hal-hal yang bersifat jasmaniyah saja. Sementara kehidupan ruhaniyah dan negeri akhirat terabaikan. Kehidupan mereka ini seperti Alloh sampaikan dalam firman-Nya,

M j (kehidupan) akhirat adalah lalai (QS: Ar Ruum (30) : 7). Yang demikian itu bisa terjadi karena faktor ini :

M -ayat Alloh) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayatayat Alloh). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang QS: 7 : 79 3. Perbuatan maksiat dan dosa. S M S o U ngnya iman ada beberapa penyebabnya. Diantaranya adalah meninggalkan ketaatan. Iman akan berkurang, jika meninggalkan ketaatan. Besar kecilnya berkurangnya iman, bergantung kepada nilai ketaatan yang ditinggalkan. Semakin tinggi nilai ketaatan yang ditinggalkan, makin besar berkurangnya iman. Bahkan dapat menghilangkan iman secara keseluruhan. Seperti meninggalkan sholat lima w 4. Memperturutkan hawa nafsu. Sifat nafsu merupakan antagonis iman. Iman mengajak kepada ketatan kepada Alloh. Sedang nafsu sebaliknya, justru mengajak kepada kejahatan, maksiat dan kemungkaran. Karena itu jika nafsu dituruti dengan sendirinya iman akan berkurang. Tentang sifat nafsu kita bisa membaca Q

Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang (QS: Yusuf (12) : 53).

Sedangkan 1. Syaitan.

faktor-faktor

eksternal

yang

dapat

mengurangi

iman

adalah

Alloh memberitahu sekaligus mengingatkan manusia tentang siapa setan. Iblis bersumpah dihadapan Alloh untuk menyesatkan manusia,

j w : K E -benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur QS: R 7 6-17). Karena itu manusia diingatkan oleh Alloh untuk memusuhi setan,

S sesungguhnya syetan-syetan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala (QS : Fathir (35) : 6). Sedang di ayat yang lain Alloh berfirman

H o -orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah- langkah syetan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syetan, maka sesungguhnya syetan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. (QS: An Nuur (24) : 21). 2. Dunia dan godaannya. Jika tidak berhati-hati, pesona dunia bisa menjadi jalan bagi berkurangnya iman. Alloh mengingatkan agar tidak mencintai harta berlebihan,

c harta benda dengan kecintaan yang berlebihan. (QS: Al Fajr (89) : 20). Alloh memberitahu hakekat kehidupan dunia yang bersifat sementara dan kesenangannya bisa menipu siapa saja,

K w suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Alloh serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu (QS Al hadid (57) : 20). 3. Teman yang buruk Rasulullah SAW mengingatkan ummatnya agar berhati-hati dalam memilih teman karena teman o B S o bergantung kepada teman karibnya. Oleh karena itu ia hendaknya meneliti, siapakah yang menjadi teman karibnya (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ahmad, Al Hakim). JALAN MENGUATKAN IMAN Untuk menguatkan iman, ada beberapa jalan yang bisa ditempuh. (1) Mempelajari ilmu, (2) Mentafakkuri ayat-ayat kauniyah, (3) Memperbanyak amal sholih.

1. Mempelajari ilmu. Ilmu-ilmu yang bisa menguatkan iman adalah : M S o j Q B Q Q -ayatnya dan pintu bagi turunnya

c c keimanannya, menambah dan menyuburkannya rahmat Allah,

-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan w QS : 6 : 55

Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al Quran) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-o QS: R 7 :5 b. Mengenal Asma Allah.

Abdul Razaq bin Abdul Muhsin Al Abad Al Badr berkata, j R -nya. Semakin bertambah kadar S J n paling pintas untuk menyampaikannya pada hal itu adalah menghayati sifa-sifat-Nya dan Asma-Asma-N S faedah dari mengenal Asma-Nya adalah akan mendorong manusia untuk mencintai-Nya, takut kepada-Nya, berharap kepada-Nya dan mengikhlaskan amal untuk-Nya. c. Mendalami siroh (sejarah hidup) Nabi SAW. Rasulullah SAW adalah uswatun khasanah, contoh teladan terbaik. Allah berfirman, -benar berbudi pekerti yang agung. (QS : Al Qolam (68) : 4). intu untuk bisa mencontoh Rasulullah SAW adalah dengan mempelajari sejarah hidup beliau. Barang siapa mempelajari sejarah hidup Rasulullah SAW dan memperhatikan sifat-sifat dan karakter beliau yang disebutQ S -buku sejarah, maka ia akan banyak mengoleksi kebaikan buat dirinya. Akan bertambah kecintaannya kepada Nabi SAW. Kecintaan yang akan melahirkan ketaatan kepada beliau dalam ucapan dan perbuatan. Dan perkataan yang berujung meningkatnya keimanan. d. Membaca sejarah orang-orang sholih terdahulu. Jika kita membaca sejarah ummat-ummat terdahulu, sahabat dan tabiin, kita akan menemui lautan mutiara yang tidak ternilai. Bagaimana semangat mereka dalam memelihara ketaatan, semangat dan kekuatan beribadah mereka, kehati-hatian dalam memelihara diri, semangat menuntut ilmu dan ketinggian akhlak mereka. Semua itu akan menjadi sumber motivasi dan inspirasi bagi kita untuk memperbaiki diri sehingga bisa meningkatkan keimanan. 2. Mentafakkuri ayat-ayat kauniyah. Mentafakkuri ciptaan Allah di muka bumi dan penciptaan diri sendiri, bisa menjadi pintu bagi bertambahnya iman.

K QS: F 3. Memperbanyak amal sholih.

-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah 4 : 53

Seorang ulama berkata H o -sungguh mengerjakan amal sholih dengan ikhlas semata-mata mencari ridho Alloh SWT, memperbanyak dan merutinkannya. Karena setiap amalan yang dilakukan orang muslim yang disyariatkan oleh Alloh dengan niat yang ikhlas, akan menambah keimanannya. Iman akan bertambah dengan bertambahnya ketaatan dan banyaknya c U K H K S

j B j w berdzikir mengingat Alloh, memuji-Nya, bertasbih kepada-Nya, maka itulah tanda naiknya iman. Dan apabila kita lalai, terlena, dan z W o ow

B. PENDAPAT BEBERAPA ALIRAN TEOLOGI TENTANG IMAN DAN KUFUR Agenda persoalan yang pertama timbul dalam teologi Islam masalah iman dan kufur. Persoalan itu dimunculkan pertamakali oleh kaum Khawarij yang mengecap kafir sejumlah tokoh sahabat Nabi SAW. Yang dipandang telah melakukan dosa besar, yaitu Ali bin Abi Thalib, M w Abu Musa Al-Ash, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, dan Aisyah istri Rasulullah SAW.[4] 1. Aliran Khawarij Kaum Khawarij adalah kaum pengikut Ali bin Abi Thalib yang keluar dari barisan Ali, karena tidak setuju dengan kebijaksanaan Ali bin Abi Thalib yang menerima tahkim / arbitrase judge between parties to a dispute. Dari persoalan politik, kemudian kaum khawarij memasuki juga persoalan teologi Islam. Menurut golongan Khawarij al-M M w - dan Abu Musa al- Iman menurut kaum Khawarij bukan merupakan pengakuan dalam hati dan ucapan dengan lisan saja, akan tetapi amal ibadah menjadi rukun iman saja. Dan menurut kaum Khawarij, orang yang tidak melakukan shalat, puasa, zakat, dan lain sebagainya yang diwajibkan oleh Islam, maka termasuk kafir. Jadi apabila sekarang mukmin melakukan dosa besar mapun kecil, maka orang itu termasuk kafir dan wajib diperangi serta boleh di bunuh. Harta bendanya boleh dirampas menjadi harta ghonimah.

2.

Aliran Murjiah M j q qo tiadak selamanya menggambarkan apa yang ada dalam qolbu. c

M j an bahwa keimanan terletak di dalam kalbu. Oleh karena itu, segala ucapan dan perbuatan seseorang yangmenyimpang dari kaidah agama tidak berarti menggeser atau merusak keimanannya, bahkan keimanannya masih sempurnadalam pandangan Tuhan.Sementara yang dimak j moderat adalah mereka yang berpendapat bahwa pelaku dosa besar tidaklah menjadi kafir. Meskipun disiksa di neraka, ia tidak kekal didalamnya bergantung pada dosa yang dilakukannya. Dalam menetapkan kafir dan dosa besar, kalau paham Khawarij mengatakan bahwa orang o j bersikap positif. Artinya, sesuai dengan sebutan nama mereka arjaa, mereka lebih cenderung menyerahkan saja kepada Tuhan soal pelaku dosa besar. 3. Mutazilah M z q dibuktikan dengan perbuatan konsep ini mengaitkan perbuatan manusia dengan iman, karena itu, keimanan seseorang ditentukan pula oleh amal perbuatannya. Konsep ini dianut pula olah Khawarij. Menurut mereka iman adalah pelaksanaan kewajiban-kewajiban kepada Tuhan. Jadi, orang yang membenarkan (tashdiq) tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad rasul-Nya, tetapi tidak melaksanakan kewajiban-kewajiban itu tidak dikatakan mukmin. Tegasnya iman adalah amal. Iman tidak berarti pasif, menerima apa yang dikatakan orang lain, iman mesti aktif karena akal mampu mengetahui kewajiban-kewajiban kepada Tuhan. K M z j w o j o dan mati sebelum tobat, tidak lagi mukmin dan tidak pula kafir, tetapi dihukumi sebagai orang fasiq. 4. Asyariyah Menurut aliran ini, dijelaskan oleh syahrastani, iman secara esensial adalah tasdiq bil al janan (membenarkan dengan kalbu). Sedangkan qaul dengan lisan dan melakukan berbagai w j c -cabang) iman. Oleh sebab itu, siapa pun yang membenarkan ke-Esaan Allah dengan kalbunya dan juga membenarkan utusanutusan nya beserta apa yang mereka bawa dari-Nya, iman secara ini merupakan sahih. Dan keimanan seseorang tidak akan hilang kecuali ia mengingkari salah satudari hal-hal tersebut. K c M z memaksakan paham khalq al-Quran banyak membicarakan persoalan iman dan kufur. w M w M kewajiban hanya melalui wahyu bahwa ia berkewajiban mengetahui Tuhan dan manusia harus menerimanya sebagai suatu kebenaran. Oleh karena itu, iman bagi mereka adalah tashdiq.P K w j M j kaum Jabariyah. Tasdiq rupakan pengakuan dalam hati yang 5. Maturidiyah Dalam aliran Maturidiyah terdiri atas dua kelompok, yaitu kelompok Samarkhand, dan kelompok Bukhara

1.

Maturidiyah golongan Samarkand Dalam masalah iman, aliranMatur idiyah Samarkand berpendapat bahwa iman adalah tashdiq bi al-qalb, bukan semata-mata iqrar bi al-lisan.Apa yang diucapkan oleh lidah dalam bentuk pernyataan iman, menjadi batal bila hati tidak mengakui ucapan lidah. Al-Maturidi tidak berhenti sampai di situ. Menurutnya,tas hdiq, seperti yang dipahami di atas, harus diperoleh darimarifah. Tashdiq hasil darim ar ifah ini didapatkan melalui penalaran akal, bukan sekedar berdasarkan wahyu. Lebih lanjut, Al-Maturidi mendasari pandangannya pada dalil naqli surat Al-Baqarah ayat 260. Pada surat Al-Baqarah tersebut dijelaskan bahwa Nabi Ibrahim meminta kepada Tuhan untuk memperlihatkan bukti dengan Nabi Ibrahim meminta kepada Tuhan untuk memperlihatkan bukti dengan [5]menghidupkan orang yang sudah mati. Permintaan Ibrahim tersebut, lanjut Al-maturidi, tidaklah berarti bahwa Ibrahim belum beriman. Akan tetapi, Ibrahim mengharapkan agar iman yang telah dimilikinya dapat meningkat menjadi iman hasil marifah.Jadi, menurut Al-Maturidi, iman adalah tas hdiq yang berdasarkan mar ifah. Meskipun demikian,mar ifah menurutnya sama sekali bukan esensi iman, melainkan faktor penyebab kehadiran iman.

2.

Maturidiyah golongan Bukhara Adapun pengertian iman menurut Maturidiyah Bukhara, seperti yang dijelaskan oleh AlBazdawi, adalah tashdiq bi al qalb dan tashdiq bi al-lisan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa tashdiq bi al-qalb adalah meyakini dan membenarkan dalam hati tentang keesaan Allah dan rasul-rasul yang diutus-Nya beserta risalah yang dibawanya. Adapun yang dimaksud demgan tashdiq allisan adalah mengakui kebenaran seluruh pokok ajaran Islam secara verbal. Pendapat ini tampaknya tidak banyak berbeda dengan As yar iyah, yaitu sama-sama menempatkan tashdiq sebagai unsur esensial dari keimanan walaupun dengan pengungkapan yang berbeda[6]

PENUTUP A. Kesimpulan Dari beberpa pemaparan diatas, serta segala penjelasan-penjelasan, yang kami dapat mengambil kesimpulan, yaitu iman merupakan suatu bentuk urusan hati yang mendorong seseorang untuk melakukan amaliah-amaliah serta iman merupakan dasar atau pondasi seseorang untuk dapat dekat dengan Allah. Dan sebaliknya kufur adalah merupakan sesuatu yang sangat dimurkai oleh Allah. Kufur juga merupakan ketidak percayaan terhadap Allah SWT beserta segala Kekuasaan-Nya. Sehingga kufur merupakan suatu bentuk urusan hati yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang tercela. Berdasarkan perbandingan yang telah dikemukakan, nampak jelas bagaimana konsep iman dan kufur menurut perspektif aliran dalam teologi. Pada mulanya konsep ilmu kalam dalam pembahasan iman dan kufur agak sederhana, seperti yang terdapat di kalangan Khawarij dan Murjiah, tetapi kemudian pembahasannya lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA Harun Nasution, Teologi Islam, Jakarta : UI Press, I \ 1986. Ibn.Rusyd, Afrizal M. Perdebatan Ulama Dalam Teologi Islam. Gelora Aksara Pratama. I \ 2006 Rozak abdul dan Rosihon Anwar. Ilmu Kalam. Bandung. I \2000 Drs. Alkhendra, M.Ag. Pemikiran kalam. Bandung. I \ 2000 Harun,Nasution.Teologi Islam. Jakarta : Yayasan Penerbit Universitas Indonesia. 1972 Ahmad Amin. 1969. Zuhr al-Islam. Juz 1V, Lebanon: Dar al-Kitab al-Arabi. Al-Ghazali. 1958. Tarikh al-Firq al-Islamiyyah wa Nasyah Ilm al-Kalam inda al-Muslimin. Al-Azhar: Maktabah Subhi. Al-Baghdadi, t.t. Al-Farq Bain al-Firaq. Beirut: Dar al-Afaq al-Jadidah. Al-Bazdawi. Kitab Usuluddin K : H P L E H Harun Nasution. 1983. Akal dan Wahyu dalam Islam. Jakarta: UI-Press. 986 Teologi Islam: Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan. Jakarta: UIPress. 978 Islam Ditinjau dari Berbagai aspeknya. Jilid 11, Jakarta: UI-Press. Muhammad Ibn Abd al-Karim al-Syahrastani. t.t. al-Milal wa al-Nihal. Beirut: Dar al-Fikr. Jalal Abd. Hamid Musa. 1975. Nasyah al-Asyariyyah wa tatawwaruha. Lebanon: Dar alKitab. Subhi. 1982. Fi ilm al-Kalam. Iskandariyyah: Tsaqafah al-J

Anda mungkin juga menyukai