Anda di halaman 1dari 16

“Hubungan Islam, Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni”

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Islam


Dosen Pengampu Ika Ariana Wulandari, M.Pd.I

Disusun Oleh :
1. Agung Dwi Saputra (20141221012)
2. Bintang Maha Putra W. (20141221003)
3. Dimas Satria Pratama P. (20141221011)

TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN SAINS

UNIVERSITAS PGRI WIRANEGARA

PASURUAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah tugas agama ini dapat terselesaikan sebagaimana
mestinya. Salam serta shalawat senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas akhir untuk bidang studi agama
Adapun judul makalah ini adalah “Hubungan Islam, Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni”.
Kami menyadari di dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan,
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan penulisan
makalah selanjutnya.

Pasuruan, 7 Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................. ……..2

DAFTAR ISI...................................................................................................................................... 3

BAB 1 : PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG .......................................................................................................... 4


B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................................... 5
C. TUJUAN................................................................................................................................ 5

BAB 2 : PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN IPTEK DAN SENI.................................................................................... 6


B. KEUTAMAAN ORANG YANG BERIMAN DAN BERAMAL SHALIH .................... 9
C. INTEGRASI IPTEK DAN SENI......................................................................................... 10
D. KEMAJUAN IPTEK SEBAGAI TANTANGAN BAGI UMAT ISLAM ....................... 12

BAB 3 : PENUTUP

KESIMPULAN.................................................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................ 16
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Di era masa kini yang semakin maju ini ilmu pengetahuan sangat dibutuhkan dalam
kemajuan suatu bangsa, serta ilmu tersebut akan berpengaruh terhadap taraf ekonomi,sosial dan
intelektual seseorang. Tidak dapat dipungkiri, keberadaan IPTEK dan seni tidak pernah lepas
dengan keberadaan manusia. Manusia sebagai subjek dari berkembangnya ilmu pengetahuan itu
sendiri. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, maka berkembanglah pula teknologi dan
seni. Islam sangat memperhatikan pentingnya ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam
kehidupan dalam umat manusia. Martabat manusia disamping ditentukan oleh peribadahannya
kepada Allah, juga ditentukan oleh kemampuan mengembangkan ilmu pengetahuan,teknologi
dan seni.
Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada 2 (dua). Pertama, menjadikan
Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma inilah yang seharusnya dimiliki
umat Islam, bukan paradigma sekuler seperti yang ada sekarang. Paradigma Islam ini
menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan landasan pemikiran (qa’idah fikriyah) bagi
seluruh ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti menjadi Aqidah Islam sebagai sumber segala macam
ilmu pengetahuan, melainkan menjadi standar bagi segala ilmu pengetahuan. Maka ilmu
pengetahuan yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima dan diamalkan, sedang yang
bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan. Kedua, menjadikan Syariah
Islam (yang lahir dari Aqidah Islam) sebagai standar bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan
sehari-hari. Standar atau kriteria inilah yang seharusnya yang digunakan umat Islam, bukan
standar manfaat (pragmatisme/utilitarianisme) seperti yang ada sekarang. Standar syariah ini
mengatur, bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek, didasarkan pada ketentuan halalharam
(hukum-hukum syariah Islam). Umat Islam boleh memanfaatkan iptek jika telah dihalalkan oleh
Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu aspek iptek dan telah diharamkan oleh Syariah, maka tidak
boleh umat Islam memanfaatkannya, walaupun ia menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi
kebutuhan manusia.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh perdaban barat
satu abad terakhir ini, mencengangkan banyak orang di berbagai penjuru dunia. Kesejahteraan
dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan iptek modern membuat
orang lalu mengagumi dan meniru- niru gaya hidup peradaban barat tanpa dibarengi sikap kritis
tehadap segala dampak negatif yang diakibatkanya. IPTEK dan seni dalam praktik mampu
mengangkat harkat dan martabat manusia karena melalui IPTEK dan seni manusia mampu
melakukan eksplorasi kekayaan alam yang disediakan oleh Allah. Oleh karena itu dalam
pengembangan ilmu IPTEK dan seni, nilai-nilai islam tidak boleh diabaikan agar hasil yang
diperoleh memberikan kemanfaatan sesuai dengan fitrah hidup manusia.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian IPTEK dan seni dalam pandangan Islam?

2. Bagaimanakah keutamaan orang yang beriman dan beramal?

3. Bagaimana integrasi IPTEK dan seni?

4. Kemajuan IPTEK sebagai tantangan bagi umat islam ?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian IPTEK dan seni dalam pandangan islam.

2. Untuk mengetahui bagaimana keutamaan orang yang beriman dan beramal.

3. Untuk memahami integrasi IPTEK dan seni.

4. Untuk mengetahui kemajuan IPTEK sebagai tantangan bagi umat islam.


BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian IPTEK dan Seni

1. Pengertian IPTEK

Dalam sudut pandang filsafat ilmu, pengetahuan dengan ilmu sangat berbeda maknanya.
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan panca indra,
intuisi dan firasat sedangkan, ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasi, diorganisasi,
disistematisasi dan diinterpretasi sehingga menghasilkan kebenaran obyektif, sudah diuji
kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Dalam Al-Qur’an, ilmu digunakan dalam
artiproses pencapaian pengetahuan dan obyek pengetahuan sehingga memperoleh kejelasan.
Dalam kajian filsafat, setiap ilmu membatasi diri pada salah satu bidang kajian.
Pandangan Al-Qur’an tentang ilmu dan teknologi dapat diketahui prinsip prinsipnya dari
analisis wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW. Bacalah dengan (menyebut)
nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah,
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran
kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (Q.S. Al-A’laq;1-5).
Meskipun pada dasarnya teknologi juga memiliki karakteristik obyektif dan netral.
Dalam situasi tertentu teknologi tidak netral lagi karena memiliki potensi untuk merusak dan
potensi kekuasaan. Disinilah letak perbedaan ilmu pengetahuan dengan teknologi. Dalam KBBI
(Kamus Besar Bahasa Indonesia), teknologi diartikan sebagai “kemampuan teknik yang
berlandaskan pengetahuan ilmu eksakta dan berdasarkan proses teknis”. Teknologi adalah
suatu penemuan melalui proses metode ilmiah, untuk mencapai suatu tujuan yang maksimal atau
dapat diartikan sebagai sarana bagi manusia untuk menyediakan berbagai kebutuhan atau dapat
mempermudah aktifitas.
Teknologi juga dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dan kesejahteraan bagi
manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negatif berupa ketimpangan-ketimpangan
dalam kehidupan manusia dan lingkungannya yang berakibat kehancuran alam semesta. Dalam
pemikiran islam, ada dua sumber ilmu yaitu akal dan wahyu. Keduanya tidak boleh
dipertentangkan. Manusia diberi kebebasan dalam mengembangkan akal budinya berdasarkan
tuntunan Al-Qur’an dan sunah rasul. Atas dasar itu ilmu dalam pemikiran islam ada yang bersifat
abadi (mutlak) karena bersumber dari allah. Ada pula ilmu yang bersifat perolehan (nisbi) karena
bersumber dari akal pikiran manusia.

2. Pengertian Seni
Pengertian Seni dalam bahasa Sanskerta, kata seni disebut cilpa. Sebagai kata sifat, cilpa
berarti berwarna, dan kata jadiannya su-cilpa berarti dilengkapi dengan bentuk-bentuk yang
indak atau dihiasi dengan indah. Sebagai kata benda ia berarti pewarnaan, yang kemudian
berkembang menjadi segala macam kekriaan yang artistik. Cilpacastra adalah buku atau
pedoman bagi para cilpin, yaitu tukang, termasuk di dalamnya apa yang sekarang disebut
seniman. Memang dahulu belum ada perbedaan antara seniman dan tukang. Pemahamanseni
adalah yang merupakan ekspresi pribadi belum ada dan seni adalahekspresi keindahan
masyarakat yang bersifat kolektif. Yang demikian ini ternyata tidak hanya terdapat di India dan
Indonesia. Juga terdapat di Barat pada masa lampau. Dalam bahasa Latin pada abad pertengahan,
ada terdapat istilah-istilah ArS, Artes,dan Artista. Ars Adalah teknik atau Craftsmanship yaitu
ketangkasan dan kemahiran dalam mengerjakan sesuatu; adapun artes berarti kelompok orang-
orang yang memiliki ketangkasan atau kemahiran. Artista adalah anggota yangada didalam
kelompok-kelompok itu. Ars inilah yang kemudian berkembang menjadi I’arte (italia), I’art
(Perancis), Elarte (Spanyol), dan Art (Inggris),dan bersamaan dengan itu isinya pun berkembang
sedikit demi sedikit kearah pengertiaannya yang sekarang.

Arti seni menurut :

1. Kottak

Seni sebagai hasil ekspresi, kualitas, atau alam keindahan atau segala hal yang dapat
melebihi keasliannya dan klasifikasi objek-subjek terhadap kriteria estetis.

2. Kuntjaraningrat

Kesenian ialah kompleks dari berbagai ide-ide, norma-norma, gagasan, nilai-nilai, serta
peraturan dimana kompleks aktivitas dan tindakan tersebut berpola dari manusia itu sendiri dan
pada umumnya berwujud berbagai benda-benda hasil ciptaan manusia.
3. William A. Haviland

Kesenian merupakan keseluruhan sistem yang dapat melibatkan proses penggunaan dari
imajinasi manusia secara kreatif pada kelompok masyarakat dengan suatu kebudayaan tertentu.

4. J.J Hogman

Kesenian merupakan sesuatu yang memiliki beberapa unsur diantaranya unsur ideas,
activities, serta artifacts.

Pandangan Islam tentang seni. Seni merupakan ekspresi keindahan. Dan keindahan
menjadi salah satu sifat yang dilekatkan Allah pada penciptaan jagat raya ini. Allah melalui
kalamnya di Al-Qur’an mengajak manusia memandang seluruh jagat raya dengan segala
keserasian dan keindahannya. Allah berfirman: “Maka apakah mereka tidak melihat ke langit
yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya, dan tiada
baginya sedikit pun retak-retak?” (QS 50: 6).

Salah satu mukjizat Al-Qur’an adalah bahasanya yang sangat indah, sehingga para
sastrawan arab dan bangsa arab pada umumnya merasa kalah berhadapan dengan keindahan
sastranya, keunggulan pola redaksinya, spesifikasi irama, serta alur bahasanya, hingga sebagian
mereka menyebutnya sebagai sihir. Dalam membacanya, kita dituntut untuk menggabungkan
keindahan suara dan akurasi bacaannya dengan irama tilawahnya sekaligus maka manusia
menyukai kesenian sebagai representasi dari fitrahnya mencintai keindahan. Dan tak bisa
dipisahkan lagi antara kesenian dengan kehidupan manusia. Namun bagaimana dengan
fenomena sekarang yang ternyata dalam kehidupan sehari-hari nyanyian-nyanyian cinta ataupun
gambar-gambar yang diklaim sebagai seni oleh sebagian orang semakin marak menjadi
konsumsi orang-orang bahkan anak anak. Bahwa dalam Al-Qur’an disebutkan :
‫ﷲِ ﺑَِﻐْﯿِﺮ ِﻋْﻠٍۖﻢ ﱠوﯾَﺘﱠِﺨَﺬَھﺎ ُھُﺰ ًوۗا اُوٰۤﻟ َِٕﻚ ﻟَُﮭْﻢ َﻋَﺬاٌب ﱡﻣِﮭْﯿٌﻦ‬
ّ ٰ ‫ﺳﺒِْﯿِﻞ‬
َ ‫ﻀﱠﻞ َﻋْﻦ‬
ِ ُ‫ﺚ ﻟِﯿ‬
ِ ‫ي ﻟَْﮭَﻮ اْﻟَﺤِﺪْﯾ‬
ْ ‫ﺸﺘَِﺮ‬
ْ ‫س َﻣْﻦ ﯾ ﱠ‬
ِ ‫َوِﻣَﻦ اﻟﻨ ﱠﺎ‬

“Dan diantara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk
menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu
sebagai olok-olokan. Mereka itu memperoleh azab yang menghinakan.” (QS. Luqman:6)

Jikalau kata-kata dalam nyanyian itu merupakan perkataan-perkataan yang tidak berguna
bahkan menyesatkan manusia dari jalan Allah, maka haram nyanyian tersebut.Nyanyian-
nyanyian yang membuat manusia terlena, mengkhayalkan hal-hal yang tidakpatut maka kesenian
tersebut haram hukumnya.
Menurut Seyyed Hossein Nasr, seni Islam merupakan hasil dari pengejawantahan
Keesaan pada bidang keanekaragaman. Artinya seni Islam sangat terkait dengan karakteristik-
karakteristik tertentu dari tempat penerimaan wahyu al-Qur’an yang dalam hal ini adalah
masyarakat arab. Jika demikian, bisa jadi seni Islam adalah seni yang terungkap melalui ekspresi
budaya lokal yang senada dengan tujuan Islam. Sementara itu, bila kita merujuk pada akar
makna Islam yang berarti menyelamatkan ataupun menyerahkan diri, maka bisa jadi yang
namanya seni Islam adalah ungkapan ekspresi jiwa setiap manusia yang termanifestasikan dalam
segala macam bentuknya, baik seni ruang maupun seni suara yang dapat membimbing manusia
kejalan atau pada nilai-nilai ajaran Islam.

Di sisi lain, dalam Ensiklopedi Indonesia disebutkan bahwa seni adalah penjelmaan rasa
indah yang terkandung dalam jiwa manusia, dilahirkan dengan perantaraan alat komunikasi
kedalam bentuk yang dapat ditangkapoleh indra pendengaran (seni suara), penglihatan (seni lukis
dan ruang), atau dilahirkan dengan perantaraan gerak (seni tari dan drama).

Dari definisi yang kedua ini bisa jadi seni Islam adalah ekspresi jiwa kaum muslim yang
terungkap melalui bantuan alat instrumental baik berupa suaramaupun ruang. Hal ini juga bisa
kita lihat dalam catatan sejarah bahwa dalam perkembangannya baik seni suara maupun ruang
termanifestasikan. Dengan definisi demikian, maka setiap perkembangan seni baik pada
masalampau maupun masa kini bisa dikatakan seni Islam asalkan memenuhi kerangka dasar dari
difinisi-difinisi di atas. Dengan kata lain, seni bisa seni Islam bukan terletak pada dimana dan
kapan seni tersebut termanifestasikan, melainkan pada esensi dari ajaran-ajaran Islam yang
terlahir dalam karya seni tersebut.

B. Keutamaan Orang Yang Beriman dan Beramal Shalih

Perbuatan baik seseorang tidak akan bernilai amal shalih apabila perbuatan tersebut tidak
dibangun di atas nilai-nilai iman dan ilmu yang benar. Sama halnya pengembangan iptek yang
lepas dari keimanan dan ketaqwaan tidak akan bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan
kemaslahatan bagi umat manusia dan alam lingkungannya, bahkan akan menjadi malapetaka
bagi kehidupannya sendiri. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna.
Kesempurnaannya karena dibekali seperangkat potensi. Potensi yang paling utama adalah akal.
Akal berfungsi untuk berfikir, hasil pemikirannya adalah ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Ilmu-ilmu yang dikembangkan atas dasar keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, akan
memberikan jaminan kemaslahatan bagi kehidupan umat manusia termasuk bagi lingkungannya.
Allah berjanji dalam QS. 58 (Al-Mujadalah): 11.

‫ﺷُزْوا َﯾْرَﻓِﻊ‬
ُ ‫ﺷُزْوا َﻓﺎ ْﻧ‬
ُ ‫ﷲُ ﻟَُﻛْۚم َوِاَذا ِﻗْﯾل َ ا ْﻧ‬
ّ ٰ ‫ﺳِﺢ‬ َ ‫ﺳُﺣْوا َﯾْﻔ‬ َ ‫س َﻓﺎْﻓ‬ ِ ِ‫ﺳُﺣْوا ِﻓﻰ اْﻟَﻣٰﺟﻠ‬ ‫ٰٓﯾﺎَﱡﯾَﮭﺎ اﻟﱠِذْﯾَن ٰاَﻣُﻧْٓوا ِاَذا ﻗِ ْﯾل َ ﻟَُﻛْم َﺗَﻔ ﱠ‬
‫ﷲُ ﺑَِﻣﺎ َﺗْﻌَﻣﻠُْوَن َﺧِﺑْﯾٌر‬ّ ٰ ‫ت َو‬ٍ ۗ ‫ﷲُ اﻟﱠِذ ْﯾَن ٰاَﻣُﻧْوا ِﻣْﻧُﻛْۙم َواﻟﱠِذْﯾَن اُْوُﺗوا اْﻟِﻌْﻠَم َدَرٰﺟ‬ ّٰ
“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di
dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu.
Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat
(derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa
derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan”.
Menurut Al Ghazali, bahwa makhluk yang paling mulia adalah manusia, sedangkan
sesuatu yang paling mulia pada diri manusia adalah hatinya. Tugas utama pendidik adalah
menyempurnakan, membersihkan dan menggiring peserta didik agar hatinya selalu dekat kepada
Allah SWT melalui pengembangan ilmu pengetahuan. Kegiatan pembelajaran merupakan
kegiatan yang amat mulia yang dapat menentukan masa depan seseorang. Karena itu para
pendidik akan selalu dikenang dalam hati anak didiknya. Al Ghazali memberikan argumentasi
yang kuat, baik berdasarkan Al Qur’an, Al-Sunnah maupun argumentasi secara rasional.

C. Integrasi IPTEK dan Seni

Integrasi IPTEK dan Seni Diakui bahwa iptek, disatu sisi telah memberikan “berkah” dan
anugerah yang luar biasa bagi kehidupan umat manusia. Namun disisi lain, iptek telah
mendatangkan “petaka” yang pada gilirannya mengancam nilai-nilai kemanusiaan. Kemajuan
dalam bidang iptek telah menimbulkan perubahan sangat cepat dalam kehidupan umat manusia.
Perubahan ini, selain sangat cepat memiliki daya jangkau yang amat luas. Hampir tidak ada segi-
segi kehidupan yang tidak tersentuh oleh perubahan. Perubahan ini pada kenyataannya telah
menimbulkan pergeseran nilai nilai dalam kehidupanumat manusia, termasuk di dalamnya nilai-
nilai agama, moral, dan kemanusiaan.
Dalam pandangan islam, antara agama islam, ilmu pengetahuan, teknologi dan sains
terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi kedalam suatu sistem yang
disebut Dinul Islam . Didalamnya terdapat tiga unsur pokok, yaitu aqidah, syari’ah, dan akhlak
dengan kata lain iman, ilmu dan amal saleh. Didalam Al-Qur’an surat Ibrahim, Allah SWT telah
memberikan ilustrasi indah tentang integrasi antara iman, ilmu dan amal :

‫ﺴَﻤﺎِٓۙء‬
‫ﺖ ﱠوﻓَۡﺮُﻋﮭَﺎ ﻓِﻰ اﻟ ﱠ‬
ٌ ِ‫ﺻﻠُﮭَﺎ ﺛَﺎﺑ‬
ۡ َ‫ﷲُ َﻣﺜًَﻼ َﻛﻠَِﻤﺔً طَﯿﱢﺒَﺔً َﻛَﺸَﺠَﺮٍة طَﯿﱢﺒٍَﺔ ا‬
ّٰ ‫ب‬
َ ‫ﺿَﺮ‬ َ ‫اَﻟَ ۡﻢ ﺗََﺮ َﻛۡﯿ‬
َ ‫ﻒ‬
“Tidaklah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik
(Dinul Islam) seperti sebatang pohon yang baik, akarnya kokoh menghujam ke bumi dan
cabangnya menjulang kelangit. (QS.Ibrahim; 24).

‫س ﻟََﻌﻠﱠﮭُْﻢ ﯾَﺘََﺬﱠﻛُﺮْوَن‬
ِ ‫ﷲُ اْﻻَْﻣﺜَﺎَل ﻟِﻠﻨﱠﺎ‬
ّٰ ‫ب‬
ُ ‫ﻀِﺮ‬
ْ َ‫ﺗُْﺆﺗِْٓﻲ اُُﻛﻠَﮭَﺎ ُﻛﱠﻞ ِﺣْﯿٍﻦ ۢﺑِﺎِْذِن َرﺑﱢﮭَۗﺎ َوﯾ‬
Pohon itu mengeluarkan buahnya setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allahmembuat
perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selaluingat.” (QS.Ibrahim; 25).

Secara lebih spesifik, integrasi Imtaq dan iptek ini diperlukan karena empat alasan.
Pertama, sebagaimana telah dikemukakan, iptek akan memberikan berkah dan manfaat yang
sangat besar bagi kesejahteraan hidupumat manusia bila iptek disertai oleh asas iman dan takwa
kepada Allah SWT. Sebaliknya, tanpa asas Imtaq, iptek bisa disalahgunakan pada tujuan-tujuan
yang bersifat destruktif. Iptek dapat mengancam nilai-nilai kemanusiaan. Jika demikian, iptek
hanya absah secara metodologis, tetapi batil dan miskin secara maknawi.

Kedua, pada kenyataannya, iptek yang menjadi dasar modernisme, telah menimbulkan
pola dan gaya hidup baru yang bersifat sekularistik,materialistik, dan hedonistik, yang sangat
berlawanan dengan nilai-nilai budaya dan agama yang dianut oleh bangsa kita.

Ketiga, dalam hidupnya, manusia tidak hanya memerlukan sepotong roti (kebutuhan
jasmani), tetapi juga membutuhkan Imtaq dan nilai-nilai surgawi (kebutuhan spiritual). Oleh
karena itu, penekanan pada salah satunya, hanya akan menyebabkan kehidupan menjadi pincang
dan berat sebelah, dan menyalahi hikmat kebijaksanaan tuhan yang telah menciptakan
manusiadalam kesatuan jiwa raga, lahir dan batin, dunia dan akhirat.
Keempat, Imtaq menjadi landasan dan dasar paling kuat yang akan mengantar manusia
menggapai kebahagiaan hidup. Tanpa dasar Imtaq, segala atribut duniawi, seperti harta, pangkat,
iptek, dan keturunan, tidak akan mampu alias gagal mengantar manusia meraih kebahagiaan.
Kemajuan dalam semua itu, tanpa iman dan upaya mencari ridha tuhan, hanya akan
menghasilkan fatamorgana yang tidak menjanjikan apa-apa selain bayangan palsu.

Integrasi Imtaq dan iptek, berarti, kita harus membongkar filsafat ilmusekuler yang
selama ini dianut. Kita harus membangun epistemologi islamiyang bersifat integralistik yang
menegaskan kesatuan ilmu dan kesatuan Imtaq dan iptek dilihat dari sumbernya, yaitu Allah
SWT seperti banyak digagas oleh tokoh-tokoh pendidikan Islam kontemporer. Selain pada pada
aspek filsafat, orientasi, tujuan, dan epistemologi pendidikan seperti telah diuraikan di atas,
integrasi Imtaq dan iptek itu perlu dilakukan dengan metode pembelajaran yang tepat.
Pendidikan Imtaq pada akhirnya harus berbicara tentang pendidikan agama (Islam) di berbagai
sekolah maupun perguruan tinggi. Untuk mendukung integrasi pendidikan Imtaq dan iptek dalam
sistem pendidikan nasional kita, maka pendidikan agama Islam disemua jenjang pendidikan
tersebut harus dilakukan dengan pendekatan yang bersifat holistik, integralistik dan fungsional.

Dengan pendekatan holistik, Islam harus dipahami secara utuh, tidak parsial dan
partikularistik. Pendidikan islam dapat mengikuti pola iman, Islam dan Ihsan, atau pola iman,
ibadah dan akhlakul karimah, tanpa terpisah satu dengan yang lain, sehingga pendidikan Islam
dan kajian Islam tidak hanya melahirkan dan memperkaya pemikiran dan wacana keislaman,
tetapi sekaligus melahirkan kualitas moral (akhlaq al karimah) yang menjadi tujuan dari agama
itu sendiri. Pendidikan Islam dengan pendekatan ini harusmelahirkan budaya “berilmu amaliah
dan beramal ilmiah”. Integrasi ilmu dan amal, Imtaq dan iptek haruslah menjadi ciri dan
sekaligus nilai tambah dari pendidikan islam.

Secara pendekatan integralistik, pendidikan agama tidak boleh terpisah dan dipisahkan
dari pendidikan sains dan teknologi. Pendidikan iptek tidak harus dikeluarkan dari pusat
kesadaran keagamaan dan keislaman kita. Ini berarti, belajar sains tidak berkurang dan lebih
rendah nilainya dari belajar agama. Belajar sains merupakan perintah Tuhan (Al -Quran), sama
dan tidak berbeda dengan belajar agama itu sendiri. Penghormatan Islam yang selama ini hanya
diberikan kepada ulama (pemuka agama) harus pula diberikan kepada kaum ilmuan (Saintis) dan
intelektual.
Secara fungsional, pendidikan agama harus berguna bagi kemaslahatan umat dan mampu
menjawab tantangan dan pekembangan zaman demi kemuliaan Islam dan kaum muslim. Dalam
perspektif Islam ilmu memang tidak untuk ilmu dan pendidikan tidak untuk pendidikan semata.
Pendidikan dan pengembangan ilmu dilakukan untuk kemaslahatan umat manusia yang seluas-
luasnya dalam kerangka ibadah kepada Allah SWT.

D. Kemajuan Iptek Sebagai Tantangan Bagi Umat Islam

Adanya tuntutan modernisasi pendidikan yang menjadi ciri zaman sekarang memiliki
dimensi dan kekuatan yang amat kuat dan dahsyat. Terjadinya evolusi semacam ini memang
dilatarbelakangi berbagai alasan, dari perkembangan ekonomi, kemajuan teknologi, kebudayaan,
sistem politik, dan teknologi komunikasi. Dampak sosial dari kemajuan teknologi komunikasi
tentu memiliki dampak yang positif yang biasa digunakan atau dimanfaatkan untuk tujuan
pendidikan. Menurut Marwah Daud Ibrahim memandang potensi perubahan sosial yang
mendasar yang terjadi dalam masyarakat sebagai akibat dari kemajuan teknologi dan
komunikasi.

Pertama, dengan kemajuan teknologi komunikasi kemungkinan orang bisa terbuka dan
menerima perubahan yang baik. Kedua, dengan kemajuan teknologi komunikasi diharapkan
menumbuhkan semangat ukuwah Islamiyah dan solidaritas sosial semakin meningkat. Ketiga,
dengan kemajuan teknologi komunikasi diharapkan setiap individu memiliki SDM yang
berkualitas.

mengantisipasi perkembangan teknologi komunikasi dengan jalan :

1. Memotivasi kreativitas anak didik dengan nilai – nilai Islam sebagai acuan
2. Mendidik keterampilan, memanfaatkan produk teknologi komunikasi bagi kesejahteraan
hidup umat manusia.
3. Menciptakan jariangan yang kuat antara ajaran agama dan teknologi komunikasi.
4. Menanamkan wawasan yang luas terhadap kehidupan masa depan umat manusia melalui
kemampuan menginterprestasikan ajaran agama dari sumber-sumber ajaran yang murni
dan kontekstual dengan masa depan kehidupan manusia.

Dampak globalisasi sebagai akibat dari kemajuan bidang informasi sebagaimana tersebut
diatas terhadap dunia pendidikan. Berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti
perkembangan teknologi komunikasi dan unsur budaya lainnya aka mudah dipengaruhi oleh
masyarakat. Ketika berhadapan dengan ide-ide modernisasi dan polarisasi ideologi dunia,
terutama didorong oleh kemajuan teknologi modern, pendidikan Islam tidak terlepas dari
tantangan

Secara garis besar tantangan–tantangan tesebut meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Terdapatnya kecendrungan perubahan sistem nilai untuk meninggalkan sistem nilai yang
telah ada (agama). Standar kehidupan dilaksanakan oleh kekuatan yang berpijak pada
materialisme dan sekulerisme.
2. Adanya dimensi besar dari kehidupan masyarakat modern yang berupa pemusatan
pengetahuan teoritis.
BAB 3

KESIMPULAN

Di era masa kini yang semakin maju ini ilmu pengetahuan sangat dibutuhkan dalam
kemajuan suatu bangsa, serta ilmu tersebut akan berpengaruh terhadap taraf ekonomi,sosial dan
intelektual seseorang. Tidak dapat dipungkiri, keberadaan IPTEK dan seni tidak pernah lepas
dengan keberadaan manusia. Manusia sebagai subjek dari berkembangnya ilmu pengetahuan itu
sendiri. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, maka berkembanglah pula teknologi dan
seni. Islam sangat memperhatikan pentingnya ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam
kehidupan dalam umat manusia.

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan panca
indra, intuisi dan firasat sedangkan, ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasi,
diorganisasi, disistematisasi dan diinterpretasi sehingga menghasilkan kebenaran obyektif, sudah
diuji kebenarannya dan dapat diuji ulang secara ilmiah, teknologi diartikan sebagai kemampuan
teknik yang berlandaskan pengetahuan ilmu eksakta dan berdasarkan proses teknis. Teknologi
adalah suatu penemuan melalui proses metode ilmiah, untuk mencapai suatu tujuan yang
maksimal atau dapat diartikan sebagai sarana bagi manusia untuk menyediakan berbagai
kebutuhan atau dapat mempermudah aktifitas.
DAFTAR PUSTAKA

https://annisawally0208.blogspot.com/2016/06/contoh-makalah-ilmu-pengetahuan.html?m=1
https://id.scribd.com/doc/307595982/Makalah-Ilmu-Pengetahuan-Teknologi-Dan-Seni-Dalam-Islam
https://123dok.com/document/y95rlndz-makalah-iptek-dan-seni-dalam-islam.html
https://www.academia.edu/30502286/IPTEK_DAN_SENI_DALAM_KONSEP_ISLAM

Anda mungkin juga menyukai